BAHAN AJAR GEOMORFOLOGI DASAR (GEF 1103/2 SKS) Oleh: Eko Haryono

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN AJAR GEOMORFOLOGI DASAR (GEF 1103/2 SKS) Oleh: Eko Haryono"

Transkripsi

1 BAHAN AJAR GEOMORFOLOGI DASAR (GEF 1103/2 SKS) Oleh: Eko Haryono LABORATORIUM GEOMORFOLOGI DASAR FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2003

2 RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

3 RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH GEOMORFOLOGI DASAR A. Analisis Situasional (Situational Analysis) Selama ini metode pembelajaran iebih banyak diwarnai dengan gaya pembelajaran yang bersifat monolog, artinya materi Iebih banyak disampaikan oleh dosen. Meskipun diberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan menuangkan pendapat, tetapi masih ada keengganan mahasiswa untuk aktif dalam diskusi kelas. Di samping itu dalam upaya untuk memberikan pemahaman mengenai konsep dan teori contoh kasus sering diambil dari contoh-contoh luar negeri yang hanya diambil dari studi kasus dalam literature. Kondisi demikian menyebabkan mahasiswa menjadi kurang peka dalam memahami dan memecahakan kasus-kasus nyata baik yang ada di lingkungan sekitarnya (skala lokal) maupun dalam konteks yang lebih makro (skala regional dan nasional). Pemberian tugas (assignment) seperti menerjemahkan literatur dan membuat paper dipanldang sebagai suatu kewajiban yang memaksa mahasiswa tanpa ada motivasi untuk meningkatkan kemampuan melalui tugas tersebut. Hal ini disebabkar karena mahasiswa belum terlatih dan juga belum dilatih untuk mengembangkan diri (mengembangkan ketrampilan) melalui tugastugas yang diberikan. B. Formulasi Tujuan (Objective Formulation) Setelah megikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dasar tantang geomorfologi dasar, memahami proses geomorfologi dan bentuklahan hasil proses geomorfologi, serta mampu mengenali dan mendiskripsi bentuklahan di lapangan. C. Isi (Content) Isi dari mata kuliah Geomorfologi Dasar dapat dilihat melalui tabel 1. sebagai berikut : I. PENDAHULUAN 1.1. Pengertian dan lingkup kajian Geomorfologi 1.2. Konsep Dasar Geomorfologi 1.3. Gaya dan proses geomorfologi II. TEKTONISME DAN IKLIM SEBAGAI TENAGA GEOMORFIK 2.1. Pengertian lempeng tektonik 2.2. Pergerakan lempeng sebaga gaya endogen 2.3. Perubahan temperatur dan curah hujan 2.4. Perubahan muka air laut

4 III. DIASTROFISME DAN BENTUKLAHAN STRUKTURAL 3.1. Pembentukan daratan dan Pegununan di indonesia 3.2. Bentuklahan terkait dengan struktur horizontal 3.3. Bentuklahan terkait dengan struktur lipatan 3.4. Bentuklahan terkait dengan struktur sesar 3.5. Bentuklahan terkait dengan struktur lain IV. VOLKANISME DAN BENTUKLAHAN VOLKANIK 4.1. Volkanisme di Indonesia 4.2. Tipe erupsi dan material erupsi 4.3. Evolusi dan perkembangan tubuh gunungapi 4.4. Bentuklahan terkait dengan intrusi 4.5. Bentuklahan terkait dengan lava 4.6. Bentuklahan terkait dengan genetic kompleks V. DENUDASI DAN BENTUKLAHAN DENUDASIONAL 5.1. Pelapukan 5.2. Gerak masa batuan 5.3. Erosi 5.4. Bentuklahan bentukan denudasional VI. PROSES PELARUTAN DAN BENTUKLAHAN KARST 6.1. Karstifikasi 6.2. Kawasan karst di Indonesia 6.2. Klasifikasi karst 6.3. Doline VII. PROSES FLUVIAL DAN BENTUKLAHAN FLUVIAL 7.1. Proses fluvial 7.2. Lembah 7.3. Bentuklahan fluvial erosional 7.4. Bentukalah fluvial deposisional VIII. PROSES MARIN DAN BENTUKLAHAN BENTUKAN MARIN 8.1. Gelombang dan arus sepanjang pantai 8.2. Interaksi laut dan darat 8.3. Bentuklahan marin erosional 8.4. Bentuklahan marin deposisional

5 IX. PROSES AEOLIN DAN BENTUKLAHAN BENTUKAN AEOLIN 9.1. Proses aeolin 8.3. Bentuklahan aeolin erosional 8.4. Bentuklahan aeolin deposisional X. PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG DAN BENTUKLAHAN BENTUKAN ORGANIK Proses Organik Bentuklahan organik erosional Bentuklahan organik deposisional XI. Proses Glaciasi dan Bentuklahan Bentukan Glasial Proses Glacial Bentuklahan glasial erosional Bentuklahan glasial deposisional D. Pemilihan Motode dan Media Pembelajaran Metede pembelajaran meliputi klasikal (penjelasan di kelas), diskusi kelompok, dan studi lapangan dalam waktu yang pendek (short visit observation). Untuk mendukung metode tersebut maha dibagi menjadi kelompok-kelompok yang berjumlah orang. Secara lebih detil pada setiap bahasan akan dilakukan kegiatan sebagai berikut: A. Persiapan Mahasiswa diminta merangkum pokok bahasan yang akan bicarakan dari buku ajar dan materi lain yang dipersiapkan dosen. Materi dipilih dari pustak berbahasa ingris agar mahasiswa sekaligus dapai meningkatkan kemampuan bahasa ingris. Format rankuman disediakan dosen dengan disetai pertanyaan-pertanyaan kunci. B. Tatap Muka di Kelas, dibagi menjadi dua bagian: 100 menit I : Mahasiswa atas nama kelompok diminta untuk mendiskusikan hasil rangkuman dengan cara wakil dari satu diminta untuk menjelaskan dan kelompok lain diminta untuk memperkaya materi. 100 menit II : Dosen mengaris bawahi materi yang telah didiskusikan dan menambah penjelasan, serta memberi kesempatan uantuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui selama membuat rangkuman. C. Pendalaman Mahasiswa diminta untuk mengenali di sekitar tempat tinggal atau asal tempat tinggal perihal fenomena yang sesuai dengan pokok bahasan. Melalui metode ini diharapkan mahasiswa dapat secara aktif meningkatan ilmu pengetahuan (knowledge), Di samoing itu juga dapat meningkatkan soft skill melalui kemampuan terhadap Tehnologi Informasi (pencarian data /

6 artikel / informasi dan berkomunikasi internet), peningkatan bahasa lnggris (melaiui tugas penteriernahan artikel terpilih) dan peningkatan kerjasama dalam kelompok dan kepemimpinan (melaiui diskusi kelompok dan presentasi). Selanjutnya metode dan media pembelajaran yang akan diterapkan pada Mata Kuliah Gemorfologi Dasar dapat dilihat pada Tabel 1.

7 Tabel I. Metode dan Media Pembelajaran No Tujuan Instruksional Khusus Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Estimasi Waktu Metode Pembelajaran Media Pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian Pendahuluan 1. Pengertian dasar 200' 1. Pemahaman definisi Permainan kartu berisi Geomorfologi, konsep geomorfologi geomorfologi dan kon- definisi geomoforfologi dasar geomorfologi, 2. Konsep dasar geomor- sep dasar geomorfologi dari berbagai literatur gaya dan proses geo- fologi melalui diskusi kelom- morfologi 3. Gaya dan proses geo- pok dan presentasi morfologi 2. Penjelasan mengenai gaya dan proses geomorfologi 2. Menjelaskan tektonisme Tektonisme 1. Struktur bumi Hasil rangkuman ma- dan perubahan iklim se- dan peruba- 2. Lempeng tektonik di hasiswa bagai tenaga geomorfik han iklim Indonesia Transparan dan pera- 3. Perubahan temperatur 3. Penjelasan dosen ga berupa gambar- dan curah hujan gambar 4. Perubahan muka air laut 3 Memahami dan menje- Diastrofisme 1. Proses pengangkatan laskan proses diastro- dan bentukla- 2. Bentuklahan terkait fisme dan bentuklahan han dengan batuan hori- Transparan dan pera- struktural Strukrutal sontal ga berupa gambar- 3. Bentuklahan terkait gambar dengan batuan terlipat

8 4. Bentuklahan terkait dengan batuan tersesar 4 Memahami dan Volkanisme 1. Volanisme menjelaskan proses dan 2. Tipe-tipe letusan volkanisme dan Bentuklahan 3. Bentuklahan terkait Transparan dan pera- bentuklahan volkanik volkanik dengan batuan intrusi 3. Jelasan dosen ga 4. Bentukiahan terkait berupa gambar- dengan lairan lava gambar 5. Bentuklahan terkait dengan genktik kompleks 5. Memahami dan menje- Denudasi dan 1. Pelapukan laskan denudasi dan bentukiahan denudasional Bentuklahan Denudasional 2. Erosi 3. Gerakmasa batuan 4. Lereng perbukitan terdenudasi Transparan dan peraga berupa gambargambar 5. Pineplain, tor, dan isleberg 6. Memahami dan menje- Pelarutandan 1. Kastifikasi laskan proses pelarutan dan bentuklahan karst Bentukiahan Karst 2. Tipe-tipe karst 3. Ekokarst 4. Endokarst Transparan dan peraga berupa gambargambar

9 7 Memahami dan menje- Proses Fluvial 1. Lembah dan pola ali- laskan proses fluvial dan dan Bentu- ran bentukiahan fluvial kiahan Fluvial 2. Bentukiahan terkait dengan batuan hori- Transparan dan peraga berupa gambar-gambar sontal 3. Bentukiahan terkait dengan batuan terlipat 4. Bentukiahan terkait dengan batuan tersesar 8 Memahami dan menje- Marin dan 1. Gelombang dan arus laskan proses marin dan Bentuklahan sepanjang pantai bentuklahan marin Marin 2. Interaksi laut dan darat 3. Bentuklahan marin erosional Transparan dan peraga berupa gambar-gambar 4. Bentuklahan marin deposisional 9. Memahami dan menje- Proses aeo- 1. Proses aeolin - Hasil rankuman ma- laskan proses aeolin dan bentuklahan aeolin loin dan Bentuklahan aeolin 2. Bentuklahan aeolin erosional 3. Bentuklahan aeolin deposisional ha - Transparan dan peraga berupa gambargambar

10 10. Memahami dan menje- Prcses orga- 1. Proses organik laskan proses organik dan bentuklahan organil; nik dan Bentuklahan organik 2. Bentuklahan organik Transparan dan peraga berupa gambar-gambar 11. Memahami dan menje- Probes glacial 1. Proses aeolin laskan glacial aeolin dan oentuklahan glacial dan Bentuklahan glacial 2. Bentuklahan glacial erosional 4. Bentuklahan glacial de-. Transparan dan peraga berupa gambar-gambar posisional

11 E. Evaluasi 1. Evaluasi terhadap pemahaman maha Pada tiap-tiap sesi perkuliahan yang berisi diskusi kelompok dan presentasi ada penilaian yang berkaitan dengan amatan kerja kelompok, keaktifan dalam kelompok, kepemimpinan dalam kelompok, kemampuan untuk mempresentasikan hasil dan mengemukakan argumen. Tiap-tiap penugasan ada penilaian mengenai tanggung jawab dalam penyelesain tugas, kerapian, ketelitian, dan hasil karya. Evaluasi diakhir kuliah untuk mengevaluasi apakah mahasiswa mampu memahami materi perkuliahan. Pemahaman diukur melalui nilai yang dicapai baik untuk ujian mid term maupun ujian akhir. Evaluasi hasil belajar, dinilai berhasil bila : pencapaian nilai A Iebih dari 50 %, pencapaian nilai gagal (D atau E) tidak ada. No 1 2 dst Tabel 2. Format penilaian Nama Maha Kelompok Bobot 25 % Nilai Kerja mandiri Bobot 25 % Ujian Bobot 50 % 2. Proses pembelajaran Evaluasi terhadap proses pembelajaran dapat dilihat melalui masukan yang diberikan oleh mahasiswa melalui kuesioner berikut ini : Tabel 3. Kuesioner Evaluasi Mahasiswa Terhadap Perencanaan Pembelajaran 1. Bagaimana pendapat anda penerapan metode diskusi kelompok dalam mata kuliah ini? c. Kurang d. Kurang a. Sangat baik b. Baik e. Tidak baik Baik Baik 2. Apakah melalui studi lapangan dipandang memudahkan pemahaman terhadap konsep dan teori? a. Sangat memudahkan b. Memudahkan c. Menyulitkan d. Menyulitkan e. Sangat menyulitkan 3. Apakah pemberian tugas penterjemahan artikel/buku pendukung dipandang cara efektif untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus skill? a. Sangat efektif b. Efektif c. Cukup efektif d. Tidak efektif e. Sangat tidak efektif 4. Apakah pemberian tugas pencarian artikel pendukung melalui internet dar komunikasi/bimbingan dengan dosen melalui internet dipandang cara efektif untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus skill? a. Sangat efektif b. Efektif c. Cukup efektif d. Tidak efektif e. Sangat tidak efektif

12 5. Apakah diskusi kelompok dan presentasi hasil merupakan cara yang efektif untuk membentuk kepemimpinan dan kerja sama dalam kelompok? a. Sangat efektif b. Efektif c. Cukup d. Tidak efektif e. Sangat tidak efektif efektif 6. Secara keseluruhan bagaimana pendapat anda terhadap perencanaan pembelajaran yang telah anda ikuti kaitannya dengan tingkat kemanfaatan untuk meningkatkan pengetahuan dan skill? a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Cukup Bermanfaat d. Tidak Bermanfaat e. Sangat Tidak Bermanfaat F. PUSTAKA ACUAN dan SUMBER INFORMASI Pustaka wajib Summerfield, M.A., Global geomorphology: An introduction to the study of landfotms, Longman Scientific & Technical, New York. Verstappen, H.Th, 1963, Geomorphological Observations on Indonesian Volcanos, E.J. Brill, Leiden. Pustaka anjuran Verstappen, H.Th, 1994, Climate change and geomorphology in south and southeast Asia, Coloquium climatic Change and Geomorphologyin Tropical environment, Royal academy of Oversies Sciences, Zuidam, R.A.Van, Guide to geomorphologial aerial photographic interpretation and wiping, ITC, Enscede. Internet :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geomorfologi Geomorfologi adalah studi yang mendiskripsikan bentuklahan, proses-proses yang bekerja padanya dan menyelidiki kaitan antara bentuklahan dan prosesproses tersebut

Lebih terperinci

Beberapa definisi tentang geomorfologi setelah

Beberapa definisi tentang geomorfologi setelah I. PENDAHULUAN Sejarah Perkembangan Geomorfologi Sebagai Suatu ilmu Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani kuno (geo = bumi, morfo = bentuk, logos = i l- mu). ang berarti ilmu yang mempelajari bentuk

Lebih terperinci

Ilmu yang menguraikan tentang bentuk bumi, dengan sasaran utama relief permukaan bumi. Geomorphology is the study which describes landforms and the

Ilmu yang menguraikan tentang bentuk bumi, dengan sasaran utama relief permukaan bumi. Geomorphology is the study which describes landforms and the Geo Morpho Logos Ilmu yang menguraikan tentang bentuk bumi, dengan sasaran utama relief permukaan bumi. Zuidam and Cancelado (1979, 1985) Geomorphology is the study which describes landforms and the processes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009). 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologi Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuklahan yang menyusun permukaan bumi, baik diatas maupun dibawah permukaan air laut dan menekankan pada asal mula

Lebih terperinci

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN Analisis Lansekap Terpadu 21/03/2011 Klasifikasi Bentuklahan KLASIFIKASI BENTUKLAHAN PENDAHULUAN Dalam membahas klasifikasi bentuklahan ada beberapa istilah yang kadang-kadang membingungkan: - Fisiografi

Lebih terperinci

4/8/2011 PEMETAAN GEOMORFOLOGI UNTUK GEOLOGI ATAU GEOFISIKA. Permasalahan atau. isu yang muncul : 1. Adanya berbagai persepsi. pemetaan geomorfologi?

4/8/2011 PEMETAAN GEOMORFOLOGI UNTUK GEOLOGI ATAU GEOFISIKA. Permasalahan atau. isu yang muncul : 1. Adanya berbagai persepsi. pemetaan geomorfologi? PEMETAAN GEOMORFOLOGI UNTUK GEOLOGI ATAU GEOFISIKA Suroso Sastroprawiro Bambang Kuncoro Hadi Purnomo Jurusan Teknik Geologi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta Contact person: 08122953788

Lebih terperinci

BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR

BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR BENTUK LAHAN MAYOR BENTUK LAHAN MINOR KETERANGAN STRUKTURAL Blok Sesar Gawir Sesar (Fault Scarp) Gawir Garis Sesar (Fault Line Scarp) Pegunungan Antiklinal Perbukitan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Darsiharjo, M.S.

Disusun Oleh : Dr. Darsiharjo, M.S. Disusun Oleh : Dr. Darsiharjo, M.S. PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 KATA PENGANTAR Silabus mata kuliah morfologi

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini GEOMORFOLOGI, oleh I Wayan Treman, M.Si., M.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

GEOMORFOLOGI INDONESIA

GEOMORFOLOGI INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA (RPS) GEOMORFOLOGI INDONESIA Nomor Dokumen : /DA-FKIP/RPS/2016 Mulai Berlaku : 01 MEI 2016 Revisi : 0 Nomor

Lebih terperinci

SILABUS MK. MORFOLOGI RESORT (MR 209) PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SILABUS MK. MORFOLOGI RESORT (MR 209) PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SILABUS MK. MORFOLOGI RESORT (MR 209) PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MR209 Morfologi Resort: S1, 2 sks, semester 2 1. Deskripsi Mata Kuliah Morfologi Resort

Lebih terperinci

SILABUS. Bentuk Tagihan Tertulis. Jenis Tagihan Unjuk kerja. Tugas individu. Tes lisan. Portofolio. Ringkasan. Unjuk kerja. Tugas individu.

SILABUS. Bentuk Tagihan Tertulis. Jenis Tagihan Unjuk kerja. Tugas individu. Tes lisan. Portofolio. Ringkasan. Unjuk kerja. Tugas individu. SILABUS Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Kelas : X (sepuluh) Semester : 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek Kompetensi Materi Pokok Indikator Kegiatan Dasar

Lebih terperinci

Nugroho Hari Purnomo Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial 1 Universitas Negeri Surabaya, 2015

Nugroho Hari Purnomo Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial 1 Universitas Negeri Surabaya, 2015 Nugroho Hari Purnomo Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya, 2015 1 Rencana materi UGROHO HARI PURNOMO Level Tingkat Kompetensi yang dihaharapkan tercapai dlm mk geomorfologi

Lebih terperinci

NILAI KARAKTER PADA MATERI GEOMORFOLOGI. Oleh. Dr. Deasy Arisanty, M.Sc

NILAI KARAKTER PADA MATERI GEOMORFOLOGI. Oleh. Dr. Deasy Arisanty, M.Sc 1 NILAI KARAKTER PADA MATERI GEOMORFOLOGI Oleh Dr. Deasy Arisanty, M.Sc Abstrak Geomorfologi merupakan salah satu disiplin ilmu dalam geografi dan menjadi matakuliah wajib untuk mahasiswa geografi. Geomorfologi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

SEARCH : Fisik dan Lingkungan Alam Geomorfologi Indonesia

SEARCH : Fisik dan Lingkungan Alam Geomorfologi Indonesia HOME ENGLISH KONTAK SITE MAP SEARCH : Fisik dan Lingkungan Alam Geomorfologi Indonesia Advanced Search Tema Fisik dan Lingkungan Potensi dan Sumberdaya Sejarah, Wilayah, Penduduk & Budaya Interaktif Peta

Lebih terperinci

01. Pendahuluan. Salahuddin Husein. TKG 123 Geomorfologi untuk Teknik Geologi. Planet Bumi

01. Pendahuluan. Salahuddin Husein. TKG 123 Geomorfologi untuk Teknik Geologi. Planet Bumi TKG 123 Geomorfologi untuk Teknik Geologi 01. Pendahuluan Salahuddin Husein Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2010 Planet Bumi Jari-jari katulistiwa: 6.371 km Jari-jari kutub:

Lebih terperinci

PROSES GEOMORFIK. Kelompok V : 1. Nur Asyriyanti Bagenda 2. Ikawati Basri 3. Jamriani 4. Ririen

PROSES GEOMORFIK. Kelompok V : 1. Nur Asyriyanti Bagenda 2. Ikawati Basri 3. Jamriani 4. Ririen PROSES GEOMORFIK Kelompok V : 1. Nur Asyriyanti Bagenda 2. Ikawati Basri 3. Jamriani 4. Ririen Pendahulua n Pengertian Geomorfologi Katastrofisme, Uniformitarianisme dan Evolusi Proses Proses Geomorfik

Lebih terperinci

Peta Geomorfologi Daerah Istimewa Yogyakarta

Peta Geomorfologi Daerah Istimewa Yogyakarta Peta Geomorfologi Daerah Istimewa Yogyakarta Salahuddin Husein Srijono Jurusan Teknik Geologi FT UGM Yogyakarta corresponding email: shddin@gmail.com I. Pendahuluan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGANTAR. geomorfologi. Arif Ashari, M.Sc. 2017

PENGANTAR. geomorfologi. Arif Ashari, M.Sc. 2017 PENGANTAR geomorfologi Arif Ashari, M.Sc. 2017 Referensi Bloom, A.L. 1991. Geomorphology, A Systematic of Late Cenozoic Landforms, Second Edition. New Jersey: Prentice Hall. Huggett, R.J. 2007. Fundamentals

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH DI UNIT GEOMORFOLOGI DAERAH ALIRAN (DA) CI MANDIRI, SUKABUMI TAHUN

PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH DI UNIT GEOMORFOLOGI DAERAH ALIRAN (DA) CI MANDIRI, SUKABUMI TAHUN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH DI UNIT GEOMORFOLOGI DAERAH ALIRAN (DA) CI MANDIRI, SUKABUMI TAHUN 1989 2014 Amalia Fathiningrum 1, Supriatna 2 dan Hari Kartono 3 123 Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus Universitas

Lebih terperinci

Contoh Penelitian Geografi : -Judul Penelitian : b. Perumusan tujuan penelitian. c. Penyusunan hipotesa penelitian:

Contoh Penelitian Geografi : -Judul Penelitian : b. Perumusan tujuan penelitian. c. Penyusunan hipotesa penelitian: Contoh Penelitian Geografi : Konsep yang di gunakan dalam Penelitian Geografi tersebut! a... b... c... Prinsip Geografi yang di gunakan dalam Penelitian Geografi tersebut! a.. b.... c... Pendekatan Geografi

Lebih terperinci

2.3.7 Analisis Data Penginderaan Jauh

2.3.7 Analisis Data Penginderaan Jauh 2.3.7 Analisis Data Penginderaan Jauh 2.3.7.1.Analisis Visual Analisis visual dilakukan untuk mendapatkan algoritma terbaik untuk menggabungkan data Landsat ETM+. Analisis visual dilakukan dengan menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMETAAN EKOREGION PROVINSI

BAB III METODE PEMETAAN EKOREGION PROVINSI BAB III METODE PEMETAAN EKOREGION PROVINSI 3.1 Konsep Dasar Penetapan Ekoregion Provinsi Konsep dasar dalam penetapan dan pemetaan ekoregion Provinsi Banten adalah mengacu pada Undang-Undang No.32/2009,

Lebih terperinci

Jilid 2. Penulis : Arief Harisa Muhammad. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.

Jilid 2. Penulis : Arief Harisa Muhammad. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn. Jilid 2 Penulis : Arief Harisa Muhammad Copyright 2013 pelatihan-osn.com Cetakan I : Oktober 2012 Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com Kompleks Sawangan Permai Blok A5 No.12 A Sawangan, Depok, Jawa Barat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL FRM/FIS/46-01 9 September 2013 S I L A B U S Fakultas : Ilmu Sosial Jurusan/Program Studi : Pendidikan Geografi Mata Kuliah : GeologiDasar Kode : PGO 6201 SKS : Teori : 2 Praktik : - Semester : I (Satu)

Lebih terperinci

ALOKASI WAKTU DAN PERTEMUAN

ALOKASI WAKTU DAN PERTEMUAN ALOKASI WAKTU DAN PERTEMUAN MATA KULIAH : GEOMORFOLOGI (GG 311) SKS : 2 DOSEN : DRS. JUPRI, MT IR. YAKUB MALIK NANDI, S.PD Pertemuan 1 Dasar-dasar Geomorfologi Pertemuan 2 Satuan Geomorfologi DAS Pertemuan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Geografi : X (sepuluh)

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Geografi : X (sepuluh) SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Geografi Kelas : X (sepuluh) Semester : 2 (dua) Standar : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer. 3.1. Menganalisis dinamika kecenderung an perubahan litosfer

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi bentanglahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi bentanglahan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi bentanglahan Vink (1983) dalam Samadikun (2009) menyatakan studi bentanglahan merupakan sebuah studi yang mengaitkan hubungan erat antara ruang dan waktu diantara fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geomorfologi adalah salah satu hal yang menjadi dasar dalam ilmu geologi, karena geomorfologi dapat dijadikan panduan dalam pemetaan geologi, selain itu pengamatan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI GEOMORFOLOGI. didasarkan pada kelerengan dan beda tinggi menurut van Zuidam & Cancelado (1979) (Tabel

KLASIFIKASI GEOMORFOLOGI. didasarkan pada kelerengan dan beda tinggi menurut van Zuidam & Cancelado (1979) (Tabel KLASIFIKASI GEOMORFOLOGI Satuan geomorfologi morfometri yaitu pembagian kenampakan geomorfologi yang didasarkan pada kelerengan dan beda tinggi menurut van Zuidam & Cancelado (1979) (Tabel 3.1) dan dalam

Lebih terperinci

INTEGRASI DATA PENGINDERAAN JAUH CITRA LANDSAT 8 DAN SRTM UNTUK IDENTIFIKASI BENTUK LAHAN DOME KULONPROGO

INTEGRASI DATA PENGINDERAAN JAUH CITRA LANDSAT 8 DAN SRTM UNTUK IDENTIFIKASI BENTUK LAHAN DOME KULONPROGO INTEGRASI DATA PENGINDERAAN JAUH CITRA LANDSAT 8 DAN SRTM UNTUK IDENTIFIKASI BENTUK LAHAN DOME KULONPROGO 1 2 Ignatius Adi Prabowo, Dianto Isnawan Jurusan Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional

Lebih terperinci

(RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER 1

(RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER 1 (RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER 1 Mata Pelajaran : Geografi Beban Belajar : 2 SKS Pertemuan/Minggu ke- : 1 Kompetensi Dasar: 1.1. Menjelaskan konsep dasar geografi Indikator: Siswa dapat mendeskripsikan

Lebih terperinci

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta ABSTRAK Daerah penelitian terletak di daerah Gunung Bahagia, Damai, Sumber Rejo, Kota Balikpapan,

Lebih terperinci

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir)

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir) DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir) Adipandang Yudono 12 GEOLOGI LAUT Geologi (geology) adalah ilmu tentang (yang mempelajari mengenai) bumi termasuk aspekaspek geologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berada pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng pasifik. Pertemuan tiga

Lebih terperinci

TEKTONISME DAN PERUBAHAN IKLIM SEBAGAI TENAGA GEOMORPIK Tektonisme. Alfred Wegener (1915) seorang Jerman ada- Awal abad 20 dapat dianggap keme-

TEKTONISME DAN PERUBAHAN IKLIM SEBAGAI TENAGA GEOMORPIK Tektonisme. Alfred Wegener (1915) seorang Jerman ada- Awal abad 20 dapat dianggap keme- II. TEKTONISME DAN PERUBAHAN IKLIM SEBAGAI TENAGA GEOMORPIK 2.1 Tektonisme Alfred Wegener (1915) seorang Jerman ada- Awal abad 20 dapat dianggap keme- lah orang pertama yang mengemukakan ten- nangan atiran/pandangan

Lebih terperinci

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta, BAB II Geomorfologi II.1 Fisiografi Fisiografi Jawa Barat telah dilakukan penelitian oleh Van Bemmelen sehingga dapat dikelompokkan menjadi 6 zona yang berarah barat-timur (van Bemmelen, 1949 op.cit Martodjojo,

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Kondisi Geomorfologi Bentuk topografi dan morfologi daerah penelitian dipengaruhi oleh proses eksogen dan proses endogen. Proses endogen adalah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas /Semester : VII / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami Lingkungan Kehidupan Manusia

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. lainnya tidak selalu sama. Bentukan khas pada bentang alam ini disebabkan

1 BAB I PENDAHULUAN. lainnya tidak selalu sama. Bentukan khas pada bentang alam ini disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Bentang alam karst merupakan suatu bentang alam yang memiliki bentukan yang sangat unik dan khas. Bentang alam karst suatu daerah dengan daerah yang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksploitasi cadangan minyak bumi dan gas di bagian Barat Indonesia kini sudah melewati titik puncak kejayaannya, hampir seluruh lapangan minyak di bagian barat Indonesia

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pembelajaran Absensi 10% Tugas 20% Ujian Tengah Semester 30% Ujian Akhir Semester 40% Page 2 of 21

Evaluasi Hasil Pembelajaran Absensi 10% Tugas 20% Ujian Tengah Semester 30% Ujian Akhir Semester 40% Page 2 of 21 SILABUS MATA AJARAN Perencanaan Kawasan Pesisir 2 SKS Deskripsi dan Tujuan Mata Ajaran Memberikan materi pengetahuan dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai berbagai aspek dalam perencanaan kawasan

Lebih terperinci

EVOLUSI TIPOLOGI PESISIR KAWASAN KARST DI PANTAI WATUKODOK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

EVOLUSI TIPOLOGI PESISIR KAWASAN KARST DI PANTAI WATUKODOK KABUPATEN GUNUNGKIDUL EVOLUSI TIPOLOGI PESISIR KAWASAN KARST DI PANTAI WATUKODOK KABUPATEN GUNUNGKIDUL Henky Nugraha 1, Ahmad Cahyadi 2, Efrinda Ari Ayuningtyas 3, Muhammad Abdul Azis Ramdani 4 1,2,3,4 Karst Student Forum (KSF)

Lebih terperinci

ANALISA BENTANG ALAM

ANALISA BENTANG ALAM ANALISA BENTANG ALAM A. Definisi Bentang Alam Bentang alam merupakam karakteristik dan juga bentuk permukaan bumi yang disebabkan oleh proses perubahan kimia serta fisika. Beberapa contoh yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA

BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Analisis Kondisi Geomorfologi Analisis Kondisi Geomorfologi yang dilakukan adalah berupa analisis pada peta topografi maupun pengamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenuh air atau bidang luncur. (Paimin, dkk. 2009) Sutikno, dkk. (2002) dalam Rudiyanto (2010) mengatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenuh air atau bidang luncur. (Paimin, dkk. 2009) Sutikno, dkk. (2002) dalam Rudiyanto (2010) mengatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Longsorlahan Longsorlahan adalah salah satu bentuk dari gerak masa tanah, batuan dan runtuhan batu/tanah yang terjadi seketika bergerak menuju lereng bawah yang dikendalikan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN DELTA BARITO BERDASARKAN PETA BENTUKLAHAN. Oleh: Deasy Arisanty 1 ABSTRAK

ANALISIS PEMANFAATAN DELTA BARITO BERDASARKAN PETA BENTUKLAHAN. Oleh: Deasy Arisanty 1 ABSTRAK JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 3, No 6, Nopember 2016 Halaman 14-22 ANALISIS PEMANFAATAN DELTA BARITO BERDASARKAN PETA BENTUKLAHAN Oleh: Deasy Arisanty 1 1 Program Studi Pendidikan Geografi FKIP

Lebih terperinci

RPKPS METODOLOGI PENELITIAN

RPKPS METODOLOGI PENELITIAN RPKPS METODOLOGI PENELITIAN Oleh : Prof. Dr. Soegiyanto., Apt Dra. Tri Murti Andayani, Apt., SpFRS FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2008 I. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Nama Mata Kuliah : Metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan tugas akhir merupakan hal pokok bagi setiap mahasiswa dalam rangka merampungkan studi sarjana Strata Satu (S1) di Institut Teknologi Bandung. Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi Wilayah DAS Cileungsi meliputi wilayah tangkapan air hujan yang secara keseluruhan dialirkan melalui sungai Cileungsi. Batas DAS tersebut dapat diketahui dari

Lebih terperinci

II. VOLKANISME DAN BENTUKLAHAN BENTUKAN VOLKANIK

II. VOLKANISME DAN BENTUKLAHAN BENTUKAN VOLKANIK III. VOLKANISME DAN BENTUKLAHAN BENTUKAN VOLKANIK Volkanisme adalah proses keluamya magma ke permukaan bumi beserta gejalagejala yang menyertainya. Magma dalam perjalanan ke permukaan bumi akan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian geologi dilakukan untuk mengenal dan memahami kondisi geologi suatu daerah. Penelitian tersebut dapat meliputi penelitian pada permukaan dan bawah permukaan.

Lebih terperinci

By. Lili Somantri, S.Pd.M.Si

By. Lili Somantri, S.Pd.M.Si By. Lili Somantri, S.Pd.M.Si Panjang Gelombang 1 m = 0,001 mm 1 m = 0,000001 m 0,6 m = 0,6 X 10-6 = 6 x 10-7 PANTULAN SPEKTRAL OBJEK Terdapat tiga objek utama di permukaan bumi, yaitu vegetasi, tanah,

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI BENTUK-BENTUK MUKA BUMI Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI Disampaikan dalam Kegiatan Pendalaman Materi Geografi SMP Bandung, 7 September 2007 Peserta workshop: Guru Geografi SMP

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.5

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.5 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.5 1. Perombakan batuan menjadi bagian lebih kecil, tetapi tidak mengubah unsur kimia batuan tersebut dikenal dengan pelapukan....

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN. Landsat (citra sejenis)

5 PEMBAHASAN. Landsat (citra sejenis) 5 PEMBAHASAN 5.1 Teknik Pengolahan Data Pulau Kecil dan Ekosistemnya 5.1.1 Pulau Kecil Pulau kecil tipe tektonik ditandai terutama oleh bentuklahan tektonik atau struktural dan di daerah penelitian didominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai gelar kesarjanaan Strata Satu ( S-1) pada Program Studi Teknik Geologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung, maka setiap mahasiswa

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Tugas akhir merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum pendidikan tingkat sarjana (S1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut

Lebih terperinci

BAB 2 METODOLOGI DAN KAJIAN PUSTAKA...

BAB 2 METODOLOGI DAN KAJIAN PUSTAKA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv KATA PENGANTAR... v SARI... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR

Lebih terperinci

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi.

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi. BENTUK LAHAN ASAL VULKANIK 1.Dike Terbentuk oleh magma yang menerobos strata batuan sedimen dengan bentuk dinding-dinding magma yang membeku di bawah kulit bumi, kemudian muncul di permukaan bumi karena

Lebih terperinci

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki ibukota Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul sebesar

Lebih terperinci

Geomorfologi Terapan INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA

Geomorfologi Terapan INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA Geomorfologi Terapan INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA A. Pendahuluan Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk muka

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN. Proses Geologi

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN. Proses Geologi TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 02 Proses Geologi Proses Geologi dan Perubahan Bentangalam PROSES PROSES GEOLOGI PROSES ENDOGEN : AKTIVITAS TEKTONIK AKTIVITAS MAGMATIS AKTIVITAS VOLKANISME PROSES EXOGEN

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Guru Mata pelajaran(/guru Kelas (1) (2) (3) (4) (5) (6)

KISI- KISI SOAL KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Guru Mata pelajaran(/guru Kelas (1) (2) (3) (4) (5) (6) KISI- KISI SOAL KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : GEOGRAFI : SMA Kom- peten- si (1) (2) (3) (4) (5) (6) Profesional Menguasai materi,struktur, konsep, danpola pikir keilmuanyang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Tujuan Pembelajaran Umum (kompetensi) : Mahasiswa memahami gambaran umum perkuliahan dan silabus morfologi resort

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Tujuan Pembelajaran Umum (kompetensi) : Mahasiswa memahami gambaran umum perkuliahan dan silabus morfologi resort : Pendahuluan Tujuan Pembelajaran Umum (kompetensi) : Mahasiswa memahami gambaran umum perkuliahan dan silabus morfologi resort Pertemuan ke- Tujuan pembelajaran khusus 1 Mahasiswa dapat mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tugas akhir merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum pendidikan tingkat sarjana (S1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Airtanah merupakan sumber daya penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sebagai sumber pasokan air, airtanah memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan geologi Papua diawali sejak evolusi tektonik Kenozoikum

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan geologi Papua diawali sejak evolusi tektonik Kenozoikum BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan geologi Papua diawali sejak evolusi tektonik Kenozoikum New Guinea yakni adanya konvergensi oblique antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik (Hamilton,

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TABEL...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

PENGKAJIAN RELASIONAL RISIKO BANJIR DENGAN BENTUK LAHAN BERDASARKAN CITRA SATELIT PENGINDERAAN JAUH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO BAGIAN HILIR

PENGKAJIAN RELASIONAL RISIKO BANJIR DENGAN BENTUK LAHAN BERDASARKAN CITRA SATELIT PENGINDERAAN JAUH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO BAGIAN HILIR PENGKAJIAN RELASIONAL RISIKO BANJIR DENGAN BENTUK LAHAN BERDASARKAN CITRA SATELIT PENGINDERAAN JAUH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO BAGIAN HILIR Wiweka 1), Suwarsono 2) Pusat Pemanfaatan Penginderaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pulau Jawa merupakan busur gunungapi memanjang barat-timur yang dihasilkan dari pertemuan lempeng Eurasia dan Hindia-Australia. Kondisi geologi Pulau Jawa ditunjukkan

Lebih terperinci

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 13 Nomor 2 Desember 2015

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 13 Nomor 2 Desember 2015 JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 Volume 13 Nomor 2 Desember 215 RESPON BENTUKLAHAN BERUPA LONGSORLAHAN AKIBAT CURAH HUJAN Nugroho Hari Purnomo Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kejadian Bencana Alam di Asia Tahun (Anggraini, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kejadian Bencana Alam di Asia Tahun (Anggraini, 2007) BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pulau Jawa merupakan pulau yang mempunyai penduduk paling padat di Indoensia. Kepadatan penduduk ini dipengaruhi oleh kondisi pulau Jawa yang subur dan keindahan alamnya.

Lebih terperinci

Berikut kerangka konsep kegiatan pembelajaran geografi kelas VI SD semester II pada KD mengenal cara cara menghadapi bencana alam.

Berikut kerangka konsep kegiatan pembelajaran geografi kelas VI SD semester II pada KD mengenal cara cara menghadapi bencana alam. Materi Ajar Mitigasi Bencana Tsunami Di Kawasan Pesisir Parangtritis ( K.D Mengenal Cara Cara Menghadapi Bencana Alam Kelas VI SD ) Oleh : Bhian Rangga J.R Prodi Geografi FKIP UNS Berikut kerangka konsep

Lebih terperinci

Teori Pembentukan Permukaan Bumi Oleh Faktor Eksogen. Oleh : Upi Supriatna, S.Pd

Teori Pembentukan Permukaan Bumi Oleh Faktor Eksogen. Oleh : Upi Supriatna, S.Pd Teori Pembentukan Permukaan Bumi Oleh Faktor Eksogen Oleh : Upi Supriatna, S.Pd Tenaga Eksogen Tenaga eksogen adalah kebalikan dari tenaga endogen, yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umumtenaga

Lebih terperinci

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir adalah matakuliah wajib dalam kurikulum pendidikan sarjana strata satu di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Garis Besar Proses Geomorfik (Wiradisastra, Tjahjono, Gandasasmita, Barus, dan Munibah, 2002).

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Garis Besar Proses Geomorfik (Wiradisastra, Tjahjono, Gandasasmita, Barus, dan Munibah, 2002). 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Geomorfik Pengertian geomorfologi menurut beberapa ahli, yaitu : geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang evolusi bentuk lahan (landform) dan bentang lahan (landscape)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Geografi Kelas/ Semester : VII (tujuh)/ 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

Geomorfologi Daerah Majalangu dan Sekitarnya, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah

Geomorfologi Daerah Majalangu dan Sekitarnya, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah Geomorfologi Daerah Majalangu Sekitarnya, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah Geomorphology Majalangu and Surroundings Area, Watukumpul District, Pemalang City, Central Java Nugraha Ardiansyah,

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S.

Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S. Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S. SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN DAN PENYADARAN MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI TANGGAL 20 APRIL 2005 G e o g r a f i KAJIAN GEOGRAFI Fenomena

Lebih terperinci

BAB 2: GEOGRAFI LITHOSFER

BAB 2: GEOGRAFI LITHOSFER www.bimbinganalumniui.com 1. Sumber panas dalam proses pembentukan batuan metamorf berasal dari (1) Bagian dalam bumi (2) Energy mekanik hasil proses geologi (3) Magma yang membara dan meleleh (4) Efek

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat

METODE. Waktu dan Tempat Dengan demikian, walaupun kondisi tanah, batuan, serta penggunaan lahan di daerah tersebut bersifat rentan terhadap proses longsor, namun jika terdapat pada lereng yang tidak miring, maka proses longsor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses erosi dan sedimentasi merupakan proses yang memiliki peranan penting dalam dinamika permukaan Bumi. Verstappen dan van Zuidam (1968) mengklasifikasikan bentukan

Lebih terperinci

Prioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat

Prioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat Prioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat Dwi Noviar ADITYA 1, PREMONOWAT 1, Hari Wiki UTAMA 12 Teknik Geologi UPN Yogyakarta, Indonesia 1 Pascasarjana Teknik Geologi UGM, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Karakteristik morfometri DAS Bulano dan DAS Paleleh yang meliputi. sungai; kerapatan pengaliran; dan pola pengaliran.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Karakteristik morfometri DAS Bulano dan DAS Paleleh yang meliputi. sungai; kerapatan pengaliran; dan pola pengaliran. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam kegiatan penelitian ini, objek yang diteliti dan dikaji adalah sebagai berikut. 1. Karakteristik morfometri DAS Bulano dan DAS Paleleh yang meliputi

Lebih terperinci

PAKET D. 5. Perhatikan gambar piramida berikut!

PAKET D. 5. Perhatikan gambar piramida berikut! PAKET D 1. Contoh fenomena paling tepat dikaji menggunakan pendekatan topik adalah. a. Wabah penyakit demam berdarah disuatu wilayah b. Pemanfaatan dataran rendah untuk lahan pertanian c. Efek penggunaan

Lebih terperinci

ACARA IV POLA PENGALIRAN

ACARA IV POLA PENGALIRAN ACARA IV POLA PENGALIRAN 4.1 Maksud dan Tujuan Maksud acara pola pengaliran adalah: 1. Mengenalkan macam-macam jenis pola pengaliran dasar dan ubahannya. 2. Mengenalkan cara analisis pola pengaliran pada

Lebih terperinci

BAB II. METODELOGI PENELITIAN

BAB II. METODELOGI PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Sari... iii Kata Pengantar... iv Halaman Persembahan... vi Daftar Isi... vii Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xii Daftar Foto... xiii Daftar Lampiran...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir (coast) dan pantai (shore) merupakan bagian dari wilayah kepesisiran (Gunawan et al. 2005). Sedangkan menurut Kodoatie (2010) pesisir (coast) dan pantai (shore)

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian SILABUS Nama Sekolah : MA PPMI Assalaam Sukoharjo Mata Pelajaran : Geografi Kelas / Jurusan : X Semester : 1 ( satu ) Alokasi Waktu : 18 x 40 menit Standar Kompetensi : 1. Memahami konsep, pendekatan,

Lebih terperinci

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK Nama Kelompok : IN AM AZIZUR ROMADHON (1514031021) MUHAMAD FAISAL (1514031013) I NENGAH SUMANA (1514031017) I PUTU MARTHA UTAMA (1514031014) Jurusan

Lebih terperinci

Pedoman Perkuliahan Agronomi Lanjut. Roedhy Poerwanto Ade Wachyar Iskandar Lubis Harjadi

Pedoman Perkuliahan Agronomi Lanjut. Roedhy Poerwanto Ade Wachyar Iskandar Lubis Harjadi Pedoman Perkuliahan Agronomi Lanjut Roedhy Poerwanto Ade Wachyar Iskandar Lubis Harjadi Satuan Kredit Semester kegiatan tatap muka terjadwal dengan dosen selama 50 menit, kegiatan akademik terstruktur

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Bentuk dan Pola Umum Morfologi Daerah Penelitian Bentuk bentang alam daerah penelitian berdasarkan pengamatan awal tekstur berupa perbedaan tinggi dan relief yang

Lebih terperinci

7 2. Memahami sejarah 2.2.Mendeskripsikan tata surya dan jagad raya Hipotesis tentang terjadinya tata surya Menganalisis teori terjadinya tata surya d

7 2. Memahami sejarah 2.2.Mendeskripsikan tata surya dan jagad raya Hipotesis tentang terjadinya tata surya Menganalisis teori terjadinya tata surya d PEMETAAN SKL, KD, & SOAL UN SMA N 3 SAMARINDA DINAS PENDIDIKAN KOTA SAMARINDA Penyusun Mata Pelajaran Nama Sekolah : SMAN 3 SAMARNDA Kelas/ Semester : X, XI, XII No. Kelas, Smt. Kode No. SK Uraian KD Uraian

Lebih terperinci

Geomorfologi Daerah Maja dan Sekitarnya, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. *Corresponding Author:

Geomorfologi Daerah Maja dan Sekitarnya, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. *Corresponding Author: Geomorfologi Daerah Maja dan Sekitarnya, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat *Anggia Ebony Permata Mirza 1, Ismawan 1, Abdurrokhim 1 1 Universitas Padjadjaran *Corresponding Author:

Lebih terperinci

PENGANTAR. bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Sebenarnya istilah ini

PENGANTAR. bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Sebenarnya istilah ini PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Karst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Sebenarnya istilah ini berkaitan dengan batugamping

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Lokasi penelitian berada di daerah Kancah, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung yang terletak di bagian utara Kota Bandung. Secara

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.2

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.2 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.2 1. Naiknya Pulau Simeuleu bagian utara saat terjadi gempa di Aceh pada tahun 2004 merupakan contoh gerakan.... epirogenetik

Lebih terperinci