BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui
|
|
- Utami Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui Asean Free Trade Area (AFTA) menuntut peningkatan mutu calon pekerja di negara-negara Asean, seperti Indonesia. Peningkatan mutu tersebut dapat dicapai antara lain dengan perbaikan mutu pendidikan sehingga para lulusan kompeten di bidangnya. Di Inggris dan Australia, mutu perguruan tinggi dikaitkan dengan kebijakan dan sistem institusional, aktivitas, serta kinerja perguruan tinggi, bahkan pada tahun 2004 kebijakan publik di Inggris telah mendefinisikan tentang standar mutu perguruan tinggi (Westerheijden et al., 2007). Pada kompetisi pasar global, mutu merupakan faktor tunggal yang sangat menentukan kesuksesan. Juran dan Godfrey (1999) mengatakan bahwa abad 20 adalah abad produktivitas, sedangkan abad 21 adalah abad kualitas/mutu. Manajemen mutu menjadi isu kompetitif pada beberapa organisasi seperti di Amerika Serikat bahkan mutu menjadi bagian dari agenda nasional. Reformasi pendidikan vokasional di Romania dilakukan dalam mengembangkan kerangka penjaminan mutu di tingkat nasional (Hart dan Rogojinaru, 2007). Gvaramadze (2008) memprakarsai penjaminan mutu dengan melakukan analisis tentang peningkatan mutu dan implikasi budaya mutu perguruan tinggi di Eropa. Dieter (2009) mengembangkan suatu program reformasi dalam ilmu-ilmu dasar, penelitian klinis, dan pelayanan pasien untuk meningkatkan mutu output pada pendidikan kedokteran di Jerman.
2 2 Tuntutan reformasi pendidikan juga menyangkut pembaruan sistem di berbagai bidang pendidikan. Hal lain yang juga penting adalah upaya peningkatan mutu pendidikan perguruan tinggi sehingga mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan stakeholders, dan berdaya saing dalam kehidupan global. Paradigma baru manajemen pendidikan tinggi di Indonesia yaitu peningkatan mutu secara berkelanjutan, otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi perlu dicapai (Depdiknas, 2003). Penerapan sistem penjaminan mutu (quality assurance) di suatu lembaga pendidikan tinggi sangat diperlukan sehingga para lulusan mampu bersaing di pasar global dengan mutu yang baik (Hadi, 2005). Pemahaman beberapa pendapat di atas menegaskan bahwa tujuan utama paradigma baru manajemen perguruan tinggi saat ini adalah terwujudnya suatu sistem yang lebih dinamis dan efektif, sehingga menjamin terjadinya peningkatan mutu secara berkesinambungan agar menghasilkan produk yang selaras dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat pengguna. Perguruan tinggi perlu melaksanakan sistem penjaminan mutu untuk menjamin agar mutu pendidikan perguruan tinggi dapat dipertahankan dan ditingkatkan sesuai dengan yang direncanakan/dijanjikan. Mutu pembelajaran di perguruan tinggi merupakan sebuah isu strategis karena hal tersebut merupakan faktor determinan bagi tercapainya tujuan pembelajaran (Morley, 2003 cit. Hoecht, 2006). Namun demikian, banyak faktor masih menghambat pelaksanaan pencapaian mutu pembelajaran yang baik.
3 3 Salah satu dari faktor-faktor tersebut adalah belum optimalnya mutu dalam proses pembelajaran. Manajemen mutu pendidikan dapat dilakukan antara lain dengan mengevaluasi pengaruh mutu pendidikan terhadap prestasi mahasiswa setelah proses pembelajaran (Fry et al., 2009). Berdasarkan pengertian ini, perguruan tinggi memiliki peran dalam mempersiapkan lulusan yang bermutu untuk dapat dipertanggungjawabkan di dalam masyarakat. Pengelolaan pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) merupakan tantangan dalam rangka menghasilkan lulusan tenaga kesehatan yang profesional, mandiri dan berdaya saing secara efisien dan efektif (Depkes, 2009b). Pengelolaan penjaminan mutu institusi di lingkungan Diknakes dikembangkan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, secara kebijakan dibawah pimpinan institusi Diknakes, secara teknis fungsional dibina oleh pembantu pimpinan bidang akademik dan secara operasional dilaksanakan oleh unit penjaminan mutu (Kemenkes, 2010a). Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) merupakan sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan. Keputusan Menkes RI Nomor OT tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Laksana Poltekkes menyebutkan bahwa Poltekkes mempunyai tugas melaksanakan pendidikan yang bersifat vokasional dengan jenjang D I, II, III dan/atau D IV, sesuai keputusan UU yang berlaku (Depkes, 2009a). Jurusan yang ditawarkan dalam lingkup Poltekkes Kemenkes adalah jurusan Gizi, Analis Kesehatan, Kebidanan, Keperawatan, Kesehatan Lingkungan, serta Keperawatan Gigi. Penyelenggaraan Jurusan Keperawatan
4 4 Gigi (JKG) diatur dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1035/Menkes/SK/IX/1998. Kompetensi lulusan pendidikan keperawatan gigi dihasilkan melalui proses pendidikan di institusi Pendidikan Diploma Keperawatan Gigi yang diharapkan dapat berperan serta dalam upaya-upaya kesehatan gigi dan mulut untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes, 2009c). Kompetensi perawat gigi Indonesia terdiri dari domain, kompetensi utama, kompetensi penunjang, dan kemampuan dasar (Kemenkes, 2010b). Pendidikan keperawatan gigi dituntut untuk mempunyai suatu kurikulum yang membantu mahasiswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Proses pembelajaran di klinik adalah proses inti dalam pendidikan tenaga kesehatan, oleh karena itu keberadaan standar kompetensi lulusan menjadi sangat mutlak dan sifatnya strategis (Wellard et al., 2009). Pembelajaran klinik selaras dengan pendidikan keperawatan gigi yang mengutamakan pembelajaran praktik daripada teori. Schweek dan Gebbie, 1996 cit. Depkes, 2004 menyebutkan bahwa praktik klinik merupakan unsur utama dari perencanaan kurikulum (the heart of the total curriculum plan). Pembelajaran klinik menjadi faktor utama yang mendukung proses belajar mengajar pada pendidikan keperawatan gigi untuk menghasilkan mutu lulusan yang kompeten di bidangnya, hal ini sesuai pendapat Papp et al. (2003) bahwa pembelajaran klinik adalah salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi profesional mahasiswa keperawatan. Mahasiswa diharapkan mempunyai kompetensi yang menyeluruh berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan
5 5 pengalaman klinik yang sudah mereka dapatkan selama pendidikan. Tujuan pembelajaran klinik pendidikan keperawatan gigi adalah menciptakan ahli madya keperawatan gigi yang kompeten yaitu mampu mengelola pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut. Kemampuan dan keterampilan dasar yang diberikan dalam pendidikan difokuskan dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif terbatas (Depkes, 2004). Peningkatan mutu pembelajaran klinik pada pendidikan keperawatan gigi menjadi faktor utama yang mendukung proses pendidikan vokasi untuk meningkatkan kualitas lulusannya. Pengalaman pembelajaran praktik klinik penting untuk mempersiapkan mahasiswa ke arah penerapan pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional dengan memberi kesempatan mahasiswa melalui proses pembelajaran dalam situasi nyata. Pencapaian tujuan pembelajaran perlu didukung adanya sarana prasarana yang memadai serta waktu yang cukup untuk pembelajaran (Lake dan Ryan, 2006). Stark et al. (2003) menyatakan pentingnya pembimbing klinik sebagai role models, dan upaya peningkatan mutu pembelajaran klinik perlu dukungan dana serta pelatihan keterampilan mengajar. Proses pembelajaran yang efektif membutuhkan penyediaan sarana prasarana yang memadai termasuk media ajar yang sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan media ajar dalam pembelajaran praktik klinik untuk melengkapi dan membantu pembimbing dalam menyampaikan materi atau informasi, adanya media ajar yang tepat diharapkan terjadi interaksi antara
6 6 pembimbing dengan mahasiswa dan antar mahasiswa secara maksimal sehingga dapat mencapai hasil belajar sesuai tujuan pembelajaran. Studi pendahuluan tentang implementasi model penjaminan mutu PDCA (Plan, Do, Check, dan Act) pada pembelajaran klinik Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (lampiran 3) menunjukkan bahwa berdasarkan pemetaan posisi mutu menggunakan diagram Kartesius maka upaya tindak lanjut (follow up) yang menjadi prioritas utama program peningkatan mutu pembelajaran klinik adalah pada indikator mutu aspek evaluasi (check) yaitu penyediaan sarana prasarana yang memadai, khususnya kebutuhan media ajar sebagai alat simulasi pada pembelajaran praktik skaling. B. Rumusan Masalah Penguasaan keterampilan praktik merupakan faktor yang penting dalam menghasilkan tenaga perawat gigi yang berkualitas dan salah satu upaya yang diperlukan adalah penyediaan media ajar yang memadai. Penggunaan media ajar pada pembelajaran klinik penting karena keadaan mahasiswa sangat heterogen, media ajar sebagai simulator membantu pembimbing klinik dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran praktik kepada mahasiswa supaya lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan sehingga menambah motivasi dan lebih merangsang minat mahasiswa untuk belajar. Pembelajaran praktik skaling dilakukan dengan cara simulasi untuk mencapai tingkat kompetensi shows hows (Dent dan Harden, 2009), yaitu mahasiswa dapat melakukan atau mendemonstrasikan sebuah keterampilan pada
7 7 situasi yang terkendali. Simulasi pada praktik skaling merupakan usaha menciptakan pengalaman menggunakan media ajar sebelum mahasiswa menghadapi pasien sesungguhnya. Media ajar dalam bentuk model gigi yang saat ini digunakan belum mirip dengan keadaan nyata pada pasien, model tidak menampilkan tanda-tanda kelainan kalkulus, juga tidak dapat diatur posisinya sesuai kebutuhan operator sehingga sering menyulitkan mahasiswa maupun pembimbing praktik, hal ini menyebabkan pembelajaran praktik skaling menjadi tidak efektif dan target pencapaian kompetensi mahasiswa menjadi tidak tuntas. Media ajar praktik skaling yang realistik dibutuhkan supaya penyampaian informasi yang berkaitan dengan keterampilan skaling lebih mudah dipahami, menambah motivasi belajar mahasiswa, meningkatkan interaksi antar mahasiswa maupun pembimbing dengan mahasiswa, sehingga meningkatkan mutu proses dan produk pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan masalah: Apakah pengembangan media ajar pada proses pembelajaran praktik skaling berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum: Untuk mengembangkan media ajar yang memadai pada pembelajaran praktik skaling. 2. Tujuan Khusus: Untuk mengetahui pengaruh intervensi menggunakan media ajar yang dikembangkan pada praktik skaling terhadap prestasi mahasiswa dilihat dari nilai kognitif dan nilai keterampilan.
8 8 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat untuk Pembangunan Pendidikan: Pengembangan media ajar sebagai alat simulasi praktik mahasiswa menjadi salah satu strategi dalam upaya penjaminan mutu pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia, khususnya pada pendidikan keperawatan gigi. 2. Manfaat bagi Pengembangan Ilmu: Penelitian ini menambah penguatan mengenai prinsip-prinsip dan langkah-langkah pembelajaran klinik pada pendidikan keperawatan gigi sehingga menghasilkan tenaga perawat gigi yang kompeten di bidangnya. E. Keaslian Penelitian Fokus penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu peningkatan mutu pendidikan keperawatan gigi melalui pengembangan media ajar praktik skaling berbasis implementasi model penjaminan mutu PDCA pada pembelajaran klinik. Beberapa penelitian terdahulu mengenai peningkatan mutu pembelajaran klinik di perguruan tinggi adalah sebagai berikut: Penelitian Snell et al. (2000) yang mendiskusikan pentingnya evaluasi pembelajaran klinik bagi institusi perguruan tinggi (dosen dan program studi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model evaluasi dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara proses pembelajaran dengan peran pembimbing, selain itu dapat menjadi dasar untuk penelitian tentang hubungan antara mutu pembelajaran dengan hasil yang diharapkan, perbaikan sistem pembelajaran, serta nilai praktik klinik. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan
9 9 adalah mengevaluasi pembelajaran klinik, sedangkan perbedaannya adalah konteks penelitian yang akan dilakukan adalah tindak lanjut evaluasi mutu pembelajaran klinik keperawatan gigi. Papp et al. (2002) menggambarkan pendapat mahasiswa keperawatan mengenai pengalaman pembelajaran klinik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dari Colaizzi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran klinik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi profesional seorang perawat. Keseluruhan responden (16 mahasiswa) menyatakan terciptanya lingkungan pembelajaran klinik yang baik karena didukung adanya kerjasama antara institusi dengan staf klinik. Persamaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan pendapat mahasiswa tentang pengalaman pembelajaran klinik. Perbedaannya adalah penelitian yang akan dilakukan untuk mengetahui mutu pembelajaran klinik sekaligus mengkaji pengaruh upaya tindak lanjut peningkatan mutu pembelajaran klinik terhadap output proses pembelajaran. Stark (2003) meneliti tentang persepsi mahasiswa kedokteran dan pembimbing klinik tentang mutu proses pembelajaran klinik. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semistruktur. Hasil penelitian menunjukkan pentingnya pembimbing klinik sebagai role models, dan upaya peningkatan mutu pembelajaran klinik perlu dukungan dana serta pelatihan keterampilan mengajar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
10 10 adalah konteks pembelajaran klinik perawat gigi dan metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif. Penelitian Stokroos et al. (2003) untuk mengetahui efektivitas pembelajaran klinik sebuah fakultas kedokteran di Amsterdam. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kualitatif, responden terdiri dari 19 mahasiswa yang dibagi dalam 2 kelompok. Penelitian ini menyatakan bahwa supervisi pembimbing dan umpan balik (feedback) yang konstruktif merupakan kunci utama efektivitas pembelajaran klinik dan merekomendasi upaya peningkatan mutu pada komponen-komponen pembelajaran klinik meliputi mahasiswa, pembimbing, lingkungan, serta cara pembelajaran mandiri. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah melihat efektivitas pembelajaran klinik berdasarkan persepsi mahasiswa, sedangkan perbedaannya adalah rekomendasi-rekomendasi yang diberikan dalam rangka program peningkatan mutu pembelajaran klinik. Varma et al. (2005) membahas tentang pentingnya umpan balik mahasiswa terhadap perubahan kurikulum baru pada delapan rumah sakit pendidikan di Inggris. Metode penelitian yaitu penggunaan kuisioner DREEM untuk mengukur educational environment pada 206 mahasiswa setelah mengikuti modul pembelajaran. Kesimpulan penelitian ini adalah skor DREEM mahasiswa tidak ada perbedaan yang bermakna (p=0.811) walaupun mahasiswa berasal dari institusi pendidikan yang berbeda-beda. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini juga menggunakan inventory DREEM sebagai salah satu acuan pembuatan instrumen evaluasi mutu
11 11 pembelajaran klinik keperawatan gigi dan perbedaannya adalah pada bentuk intervensi yang dilakukan untuk meningkatakan mutu pembelajaran klinik. Walasek et al. (2011) menyajikan model penjaminan mutu PDCA dalam proyek E-learning pada fakultas Teknik Universitas Czestochowa untuk menjamin mutu implementasi pembelajaran secara on line. Hasil penelitian menunjukkan model PDCA dapat menjamin dan meningkatkan mutu proses pembelajaran secara on line. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penggunaan model penjaminan mutu PDCA sebagai indikator mutu pembelajaran klinik, sedangkan perbedaannya adalah bahwa aspek-aspek PDCA kontennya disesuaikan pendidikan keperawatan gigi dan pada metode penelitian yang digunakan.
Kata kunci: mutu pembelajaran klinik, skaling, media ajar, simulasi, model gigi xv
INTISARI Peningkatan mutu pembelajaran klinik pendidikan keperawatan gigi dilakukan antara lain dengan menyediakan media ajar yang memadai, media ajar sebagai alat simulasi dapat digunakan dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pemerintah adalah dengan pendekatan, pemeliharaan, peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, merata, terpadu dan bermutu. Upaya kesehatan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003, berarti Indonesia bebas dimasuki oleh investor asing termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional dalam tujuan mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap warga
Lebih terperinciRevisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.
Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa pengelolaan kesehatan diselenggarakan secara bersama dan berjenjang antara pemerintah pusat,
Lebih terperinciPERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Disampaikan dalam Pertemuan Koordinasi Nasional Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di negara-negara maju, negara-negara berkembang dan juga negara-negara miskin. Badan kesehatan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sektor kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, pembangunan kesehatan semakin ditingkatkan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sektor kesehatan dituntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara terus menerus melakukan berbagai upaya internasional untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah penting karena masalah tersebut merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Permasalahan kesehatan ibu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi khususnya pada bidang kesehatan, mendorong pelayanan kesehatan untuk terus berupaya meningkatnya
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)
ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan juga bagian dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan juga bagian dari hak asasi manusia. Menurut H.L. Blum, ada empat faktor yang dapat memengaruhi kesehatan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jika dikaitkan dengan produktivitas kerja (Kementerian Kesehatan, 2005). Gigi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
Lebih terperincidr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan
dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dasar Hukum Pengertian Akreditasi Maksud dan Tujuan Akreditasi Proses Akreditasi Undang-Undang Republik Indonesia
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SAM MEDIKO LEGAL Disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (RAKORPOP) 30 November 2015 PERATURAN PER UU DASAR PERTIMBANGAN ROADMAP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan
Lebih terperinciPANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS
PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR MANDIRI ALIH JENJANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016
` PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR MANDIRI ALIH JENJANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016 POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN 2015 PANDUAN SELEKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang kinerja setelah lepas dari institusi pendidikan (Barr, 2010)
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Masing-masing profesi kesehatan di pelayanan kesehatan memiliki peran yang berbeda. Namun pada praktiknya, profesional kesehatan tidak akan bekerja sendirian namun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR KELAS KARYAWAN TAHUN AKADEMIK 2015/2016
PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR KELAS KARYAWAN TAHUN AKADEMIK 2015/2016 POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN 2015 PANDUAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR UJIAN TULIS TAHUN AKADEMIK 2015/2016
` PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR UJIAN TULIS TAHUN AKADEMIK 2015/2016 POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN 2015 PANDUAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk menjamin keselamatan pasien (patient safety) dan meningkatkan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM
PENELITIAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM TINGKAT KEPUASAN LULUSAN DIPLOMA III KEBIDANAN TERHADAP KUALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM PRAKTIK Ika Fitria Elmeida* Kualitas implementasi kurikulum
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut perubahan dalam sistem supervisi yang bukan saja mengemban fungsi pengawasan tetapi juga fungsi pembinaan terhadap penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat melakukan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,
SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 23 TAHUN 2015 T E N T A N G AKREDITASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011
DINAMIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH HUBUNGANNYA DENGAN PENETAPAN KEBIJAKAN STRATEGIS Oleh: Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. Disampaikan Pada Focus Group Discussion Kantor Litbang I. Pendahuluan Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor ketersediaan jaminan mutu oleh penyelenggara pendidikan. Peran pendidikan dalam membangun terciptanya
Lebih terperinciIBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010
IBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010 BAB I PENDAHULUAN BAB II PENYELENGGARAAN PENDD.KEB. BAB III JALUR DAN JENJANG PENDIDIKAN BAB IV SNPK BAB V KETENTUAN PERALIHAN BAB VI PENUTUP Salah satu kunci utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan masyarakat melalui pelayanan yang efektif oleh
Lebih terperinciPeran Kemenkes dalam Pembinaan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan (Termasuk Academic Center)
Peran Kemenkes dalam Pembinaan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan (Termasuk Academic Center) Drg. Usman Sumantri, M. Sc Ka. Pusdiklatnakes Badan PSDM Kesehatan, Kemenkes RI Disampaikan pada : Lokakarya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Keunggulan human development capital menjadi kunci utama meraih peluang dalam menghadapi kompetisi ketat di era keterbukaan. Meningkatnya keinginan masyarakat untuk memiliki
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti
70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti PAL. 2. Mahasiswa yang mengikuti PAL mempunyai persepsi yang baik tentang PAL. 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi karakteristik dan keunikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan RS adalah suatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN
PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,
Lebih terperinciSTANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
STD-SPM.Pol//7/2017 STD-SPM.Pol//7/2017 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak ditetapkannya Standar Pendidikan Dokter Indonesia dan Standar Kompetensi Dokter Indonesia oleh Konsil kedokteran Indonesia sebagai amanah dari Undang Undang Republik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai salah satu jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha di Indonesia mengalami perubahan ketika memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas. Hal ini dikarenakan Indonesia terlibat dalam kawasan perdagangan
Lebih terperinciKEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA
KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH BESAR 2013 Universitas Abulyatama KEBIJAKAN SPMI UNIVERSITAS ABULYATAMA Nomor:../. /..
Lebih terperinciEVALUASI MUTU PEMBELAJARAN KLINIK PENDIDIKAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
1 EVALUASI MUTU PEMBELAJARAN KLINIK PENDIDIKAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN Wiworo Haryani, 1 Soewadi, 2 Kirbani Sri Brotopuspito, 3 Titi Savitri Prihatiningsih, 4 Suryono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan derajat kesehatan secara optimal menuntut profesi keperawatan mengembangkan mutu pelayanan yang profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat di era
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini telah merambah ke seluruh sektor salah satunya juga sektor jasa dan pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit. Berdirinya rumah sakit yang bertaraf
Lebih terperinciMANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PERUBAHAN PERGURUAN TINGGI
MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PERUBAHAN PERGURUAN TINGGI 1 Pendahuluan globalization free trade market, globalization in Berdirinya Perguruan tinggi Baru Masyarakat Semakin Cerdas Orientasi persaingan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN. Nomor : HK.02.03/I/3/2/03478/2013. Tentang
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : HK.02.03/I/3/2/03478/2013 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN (SIPENMARU POLTEKKES KEMENKES)
Lebih terperinciKebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Djoko Santoso, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Forum Sosialisasi Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan, 24
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya
Lebih terperinciManajemen Kurikulum Drs. Toto Ruhimat, M.Pd. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan
Manajemen Kurikulum Drs. Toto Ruhimat, M.Pd. Pendahuluan Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Di samping itu, kurikulum merupakan suatu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang cepat di segala bidang, menuju pada keadaaan yang lebih baik.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satunya dengan komunikasi yang baik dalam organisasi dimana komunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pelayanan kesehatan yang menunjukkan akuntabilitas lembaga pelayanan dalam kerangka tata pemerintahan yang baik
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan
Lebih terperinciKERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta
KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta Oleh: Satoto E. Nayono Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan - Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Colombo 1, Yogyakarta
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PENJAMINAN MUTU POLTEKKES KEMENKES
EVALUASI PELAKSANAAN PENJAMINAN MUTU POLTEKKES KEMENKES Oleh : Dra. Trini Nurwati, M.Kes Kepala Bidang Pengendalian Mutu Pusdiklat Nakes Jakarta, 2 4 Desember 2015 GARIS BESAR PENYAJIAN 1 Pendahuluan 2
Lebih terperinci1. Pengembangan Institusi a. Persiapan Akreditasi
RENCANA AKSI KEGIATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI TAHUN 2017 No Kegiatan Indikator Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember PJ Alokasi 1. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I
BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN
TIM POKJA BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN JENJANG PENDIDIKAN BAB VII STANDAR NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen SDM perguruan tinggi sebagai bagian dari pengelolaan segenap civitas akademika. Salah satu tantangan (challenge) bagi manajer pendidikan tinggi khususnya manajemen
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK PRATAMA, TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER, DAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Universitas Telkom berdiri pada tanggal 14 Agustus 2013 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nomor 309/E/0/2013.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keinginan dan harapan setiap orang yaitu memiliki kesehatan yang baik, tingkat kemakmuran seseorang sehingga dapat terus berkarya dan produktif juga dapat diukur dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma masyarakat terhadap pendidikan yang semakin kuat mengarah pada pendidikan sebagai investasi kini telah mengkondisikan semua sektor pendidikan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Surakarta, 19 Januari 2018 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP
KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LKJ) ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN
RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2017 2020 Strategi: 1. Peningkatan relevansi melalui peningkatan kemampuan pengetahuan, keahlian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wira Gauthama,2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pengaruh globalisasi transportasi udara dalam dekade terakhir ini berpengaruh langsung terhadap peningkatan kebutuhan dan kualifikasi tenaga
Lebih terperinciPADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.
VISI AKPER DIRGAHAYU PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. MISI AKPER DIRGAHAYU 1. MENYELENGGARAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI YANG BERKUALITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orangnya. Oleh karena itu, interpretasi terhadap suatu informasi yang sama akan berbeda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
Lebih terperincidengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan
RINGKASAN EKSEKUTIF Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri merupakan salah satu prioritas pembangunan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, dimana yang menjadi fokusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan suatu negara tidak dapat terlepas dari suatu sistem yang disebut dengan sistem kesehatan. Pada intinya, sistem kesehatan merupakan semua aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan kearah perbaikan kualitas dan profesionalisme di berbagai sektor. Sektor
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang akan kita hadapi pada tahun 2020 mendatang menuntut perubahan kearah perbaikan kualitas dan profesionalisme di berbagai sektor. Sektor kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan, sehingga jelas pelayanan keperawatan di Rumah sakit (RS) merupakan pelayanan yang terintegrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran;
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu institusi yang komplek, dinamis, kompetitif, padat modal dan padat karya yang multidisiplin serta dipengaruhi oleh lingkungan yang
Lebih terperinciDiklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor
Diklat Penjenjangann Auditor Utama Auditor Madya Auditor Muda Diklat Pembentukann Auditor Ahli Auditor Terampil KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan
Lebih terperinciSmart, Innovative, Professional
email : politeknik@polije.ac.id Smart, Innovative, Professional 8 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 7 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 6 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 5 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 4 >> 0 >> 1 >> 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan sarana tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan berbentuk pelayanan jasa dengan berbagai jumlah dan jenis pelayanan dan diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.
BAB I 1.1 Pengantar PENDAHULUAN Tuntutan mengenai pengelolaan suatu organisasi berdasarkan sistem tata kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi organisasi di sektor pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara. Pendidikan tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja layanan kesehatan yang diterima setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan.
Lebih terperinciKEBIJAKAN MUTU AKADEMIK
Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KM-AAYKPN Kebijakan Mutu 01-Tanpa 24 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Revisi KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun Oleh
Lebih terperinci