BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Efisiensi Biaya Pada prinsipnya adalah sebuah upaya untuk menekan berbagai biaya untuk meningkatkan baik profit dan kinerja dari kelangsungan usaha (Business Survival) Definisi dari Program Efisiensi Biaya Menurut Kohlers dalam kamus untuk Akuntan dijelaskan, program efisiensi biaya adalah salah satu perlengkapan manajemen dalam berbagai kegiatan operasi penting yang menghasilkan biaya yang lebih rendah dari sebelumnya atau mencapai biaya standar. Bentuk dari perlengkapan tersebut adalah penyelidikan terhadap bahan material yang mahal, peningkatan meyode dan kendali produksi, meningkatnya standar kendali mutu dan tepat waktu, WW Cooper, et, al, 1994, hal 139. [2] Menurut definisi diatas, dapat diyakini bahwa program efisiensi biaya tidak terbatas pada pengurangan biaya saja, tetapi juga meningkatkan pendapatan, berarti biaya rata-rata yang menurun. Kadang-kadang program efisiensi biaya disebut juga program pengendalian biaya (Cost Control Program), tetapi ada perbedaan mendasar dari kedua program tersebut. Program efisiensi biaya adalah bagian manajemen biaya

2 8 (cost management), yang dimana manajemen biaya merupakan suatu upaya untuk membantu konsumen dengan harga yang murah, melalui pengendalian biaya secara terus menerus, Charles T. Horngreen, 1993, hal Perbedaan Antara Program Efisiensi Biaya dan Pengendalian Biaya 1. Program Efisiensi Biaya (Cost Efficiency Program) Pengeluaran/biaya selalu ditekan dan dikontrol Mengarah pada perkiraan yang standar Berkonsentrasi pada kondisi saat ini dan hasil yang akan datang Program yang dapat diaplikasikan ke semua unit pada suatu organisasi Kondisi pada sebuah perusahaan selalu berubah-ubah Program ini akan selesai, pada suatu kondisi tertentu, bila pengeluaran didalam organisasi dapat ditekan pada tingkat yang minimum. 2. Program Pengendalian Biaya (Cost Control Program ) Biaya selalu dikendalikan dan diamati pada tingkat yang diproyeksikan. Menetapkan biaya standar yang diproyeksi, untuk dicapai. Program yang memfokuskan pada masa dan hasil yang lalu. Tidak dapat diaplikasikan ke setiap unit, terbatas pada unit-unit tertentu saja.

3 9 Program tidak akan berakhir, pengendalian biaya terus dilakukan selama perusahaan beroperasi. 2.2 Konsep Key Performance Indicator (KPI) Key Performance Indicator adalah ukuran performa secara kuantitatif dari segi finansial dan non-finansial yang digunakan untuk membantu suatu perusahaan atau organisasi untuk mengukur seberapa jauh kemajuan yang sudah dilakukan terhadap tujuan perusahaan. KPI juga digunakan dalam Business Intelligence untuk melihat kondisi bisnis yang ada pada saat ini dalam perusahaan dan untuk menentukan langkah pengambilan keputusan perusahaan. Jenis KPI sangat beragam tegantung dari sudut pandang, tujuan dan strategi perusahaan. KPI membantu organisasi atau perusahaan dalam mengukur kemajuan terhadap tujuan organisasi/perusahaan itu sendiri. KPI umumnya digunaan untuk menghitung dan mengukur hal-hal yang sulit untuk diukur seperti tingkat kepuasan, perkembangan kepemimpinan, keunggulan dari leadership development. (F. John Reh, 2008, hal 1) Beberapa Perspektif Dalam Konsep KPI Setiap perusahaan harus menentukan strategi bisnis dan operational goalnya, kemudian memilih KPI yang mana yang mencerminkan tujuan operasional mereka.

4 10 Menurut konsep balance scorecard, KPI dibagi kedalam beberapa perspektif: 1. Financial Perspective Financial perspective berguna untuk melihat apakah implementasi dan eksekusi strategi perusahaan yang telah dilakukan memberikan kontribusi dasar bagi pengembangan perusahaan, yang melambangkan tujuan strategi jangka panjang perusahaan dan mengkonversikan hasilnya kedalam bentuk finance. Pengukuran tingkat pertumbuhan keuangan dari growth stage atau tingkat pertumbuhan suatu organisasi akan terlihat dari perkembangan dan pertumbuhan organisasi tersebut yang dimana akan menunjukkan peningkatan volume penjualan, akusisi pelanggan baru, pertumbuhan pendapatan dan lainlain. Pada sustain stage, atau tingkat mempertahankan akan di warnai dengan pengukuran yang mengevaluasi efektifitas organisasi, cara pengaturan biaya dan operasional, yang dilakukan dengan menghitung return on investment, return on capital employed dan lainnya. Kemudian pada tingkat panen atau harvest stage, akan didasari oleh perhitungan cash flow analysis yang mengukur periode piutang dan volume revenue. Beberapa penghitungan lainnya yang juga berhubungan dengan financial perspective adalah EVA, revenue growth, costs, profit margins, cash flow, net operating income dan lain-lain. 2. Customer Perspective Definisi dari customer perspective adalah nilai proposional yang digunakan oleh perusahaan untuk memuaskan pelanggan dan juga menaikkan angka

5 11 penjualan kepada segmen yang paling diminati atau paling menguntungkan perusahaan. Pengukuran yang digunakan dalam perspektif konsumen harus mengukur nilai yang di berikan kepada konsumen (value position) dimana melibatkan waktu, kualitas, performa, servis, biaya dan jumlah nilai yang di hasilkan dari perhitungan tersebut, seperti tingkat kepuasan pelanggan dan market share. 3. Process Perspective Perspektif ini mengacu kepada internal business processes. Pengukuran berdasarkan perspektif ini digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan juga seberapa baik produk dan servis mereka terhadap permintaan pelanggan. Perhitungan ini harus dirancang sebaik mungkin oleh individu yang mengerti lebih mendalam tentang proses tersebut. Sehubungan dengan strategic management process, ada dua macam business processes yang teridentifikasi; mission oriented processes dan support processes. 4. Human Resource and Innovation Perspective. Perspektif ini mencakup program training karyawan dan corporate cultural attitudes, yang berhubungan dengan indivdu dan perbaikan diri perusahaan. Dalam ilmu pengetahuan tentang worker-organization, manusia adalah sumber daya utama perusahaan. Dalam iklim perubahan teknologi yang pesat seperti pada saat ini, sangat diperlukan sumberdaya manusia yang mampu terus menerus dapat mengikuti perubahan teknologi. Pengukuran dibidang ini

6 12 dapat digunakan oleh para manajemen untuk mengalokasikan dana pelatihan SDM yang optimal di segi yang paling dibutuhkan. Dalam hal ini, pelatihan dan perkembangan SDM secara terus-menerus sangat penting bagi pondasi kesuksesan organisasi yang bergantung pada kemampuan pengetahuan SDMnya. Florian Stapf, 2008, hal Human Resource Return On Investment Pembiayaan untuk keperluan Human Resource Development seharusnya tidak di anggap sebagai biaya atau cost, tetapi sebagai biaya investasi. Untuk membuat investasi tersebut menjadi akuntabel dan dengan mengaturnya dengan baik akan meningkatkan keefektifan dari program Human Resource Development itu sendiri. Konsep dari HR ROI (Human Resource Return On Investment) definisikan dengan perumusan standar perhitungan berikut ini. Keunggulan utama dari penggunaan HR ROI adalah kemampuan untuk mentraining dan mengembangkan karyawan menjadi high performance employee's.

7 13 Agar tetap kompetitif dalam jangka panjang, sangatlah penting untuk menyediakan kesempatan berbisnis yang lebih menarik kepada para karyawan dengan menjadikan mereka market value yang tinggi sehingga mereka akan secara sukarela berkomitmen dengan perusahaannya dalam jangka waktu yang panjang. Masuki A. & Kazuki O, Electronic Toll Collection System Sistem Electronic Toll Collection digunakan untuk menciptakan sistem penarikan tarif jalan tol yang lebih cepat dan efisien dari sistem manual pada gerbang-gerbang tol. Hal ini dimungkinkan karena kendaraan yang melewati gerbang tol tidak perlu melambat ataupun berhenti untuk membayar tarif tol pada gerbang tol tersebut, tarif tol akan otomatis terbayarkan yang di debet langsung ke rekening si pengguna kendaraan. Pada lajur tol yang menggunakan sistem elektronik, telah di siapkan antena khusus yang terus menerus mengirim sinyal. Sinyal ini digunakan untuk mengidentifikasi kendaraan yang melewatinya secara otomatis. Untuk menggunakan fasilitas jalan tol secara elektronik, pengguna jalan harus membuat rekening dan memasang alat transpoder atau pemancar di kendaraannya. Pemancar ini biasanya di letakkan pada kaca depan kendaraan. Pemancar ini memuat seluruh data si pengguna kendaraan. Antena pada jalan tol mengirimkan sinyal radio secara terus

8 14 menerus, yang hanya akan memeberikan respon apabila diterima oleh sebuah pemacar yang di pasang pada kendaraan. Sinyal tersebut kemudian di pancarkan balik oleh pemancar yang ada di kendaraan ke antena jaan tol, sinya ini membawa no seri pemacar yang berada di kendaraan tersebut, yang berisi tentang identitas, rekening, dan sisa kredit yang dimiliki oleh pemilik kendaraan. Data-data lain seperti tanggal, jam, dan banyaknya frekuensi kendaraan tersebut melewati gerbang bisa tercatat tergantung dari kebutuhan data si pengelola jalan tol. Setelah menerima gelombang mikro ini, alat transpoder kemudian menggunakan kabel fiber-optic, selular modems atau pemancar wireless untuk mengirim balik gelombang mikro ke tempat pusat pemancar, dimana komputer akan menggunakan sejumlah kode yang unik untuk mengidentifikasi rekening dari pelanggan yang dimana ongkos bea tol di debetkan. Sistem ETC ini menggunakan bermacam-macam teknologi yang berbeda untuk melakukan cara kerja. GAMBAR 1. ETC SYSTEM OPERATION

9 15 Gambar 2 menunjukkan bekerjanya sistem koleksi tarif tol beserta komponennya. komponen ini dapat bertukar-tukar tergantung dari teknologi yang digunakan. Ketika kendaraan masuk jalur tol, sensor ( 1) mendeteksi kendaraan itu. Kemudian alat dua-antenna ( 2) membaca transponder ( 3) yang terdapat pada kaca depan mobil Ketika kendaraan itu melewati garis keluar sensor ( 4) secara elektronis digolongkan oleh sensor darat ( 5) yang didasarkan pada banyaknya poros sumbu roda, dan biaya tol dibebankan sejumlah yang sesuai dengan jenisnya. Kemudian feedback disajikan kepada pengarah pada pengemudi kendaraan dengan suatu layar elektronik ( 6). Jika kendaraan tidak mempunyai transponder, maka sistem akan menggolongkannya sebagai pelanggar, yang kemudian sebuah kamera akan ( 7) mengambil foto kendaraan tersebut beserta pelat nomornya untuk diproses Komponen dari Electronic Toll Collection System Sistem ETC mengirimkan berbagai sinyal komunikasi dan teknologi elektronik untuk mendukung pungutani pembayaran tarif tol yang diotomatisasikan pada gerbang tol. Secara bersamaan, aplikasi ini adalah suatu teknologi dalam meningkatkan sistem pembayaran tol, meningkatkan layanan pelanggan jalan tol, meningkatkan keselamatan, dan mengurangi dampak lingkungan. Komponen dari teknologi ETC adalah sebagai berikut: 1. Automatic Vehicle Identification ( AVI)

10 16 Sistem ini adalah sebuah teknologi untuk menidentifikasi identitas si pemilik kendaraan, yang dimana biaya tarif tol akan ditagihkan. 2. Automatic Vehicle Classification Dari jenis kendaraan dan tipe kelasnya, memiliki tarif tol yang berbedabeda, kelas kendaraan dapat ditentukan dari bentuk fisik kendaraan tersebut, berapa jumlah penumpangnya,dan jumlah as roda yang dimiliki kendaraan tersebut 3. Video Enforcement System Ketika menggunakan lajur ETC, sistem video enforcement menangkap gambar nomor polisi bagi kendaran yang melewati jalur ETC tanpa transpoder Keunggulan dari Electronik Toll Collection system Ada suatu jumlah pekerjaan yang telah dilaksanakan dan pantas dipertimbangkan dalam mengevaluasikan manfaat dari sistem ETC. Hasil penemuan Al-Deek (1997) menunjukkan bahwa ada manfaat yang dipersembahkan oleh ETC, yaitu waktu layanan berkurang lima detik/kendaraan dan maksimum kemacetan telah berkurang menjadi 2.5 sampai 3 menit/kendaraan. Ini menandai bahwa manfaat dari ETC sangat besar tetapi tergantung kepada waktu yang diperlukan untuk mengkonversi penerapan dari manual ke elektronik.

11 17 Levinson (2003) mengembangkan sebuah model untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial dengan pengefisienan gerbang tarif toll. Dia mengembangkan suatu pilihan model pembayaran biaya mengunakan ETC sebagai fungsi peringanan keterlambatan, harga, dan biaya dalam memperoleh alat transponder. Kemacetan akan bergantung pada gerbang elektronik dan gerbang manual. Jika jumlah angka gerbang elektronik maka delay pada gerbang manual akan ditingkatkan menjadi 22 satuan waktu. Harga bergantung kepada para pemakai ETC. Biaya untuk memperoleh transponder tidak dilihat hanya dari status keuangan tetapi suatu usaha juga dilibatkan dalam penerapan program ETC. Levisson mengasumsikan bahwa kesejahteraan bergantung kepada ETC, yang meliputi konsumsi bahan bakar, tarif toll, dan biaya sosial seperti polusi udara. Penelitiannya telah menguji kombinasi yang terbaik dari ETC dan diskon tarif toll untuk memaksimalkan kesejahteraan. Pengembangan model ini diberlakukan pada jembatan California Carquinez untuk mempelajari efeknya. Keuntungan yang diperoleh dari penerapan sistem ETC adalah: 1. Penurunan kemacetan di pintu tol 2. Peningkatan kapasitas pintu tol. 3. Penghematan bensin bagi pengendara. 4. Pengurangan biaya operasional. 5. Hemat waktu. 6. Pengurangan emisi gas buang kendaraan. 7. Mempermudah pengaturan cash. 8. Sistem pembayaran yang fleksibel.

12 18 9. Pengambilan Data primer lebih mudah. 10. Mengurangi kecelakaan (Gillen, 1999). Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, maka jelas bahwa ada beberapa kemungkinan untuk dilakukan penelitian sehubungan dengan dampak keunggulan implementasi jalur ETC pada jalan tol. 2.5 Electronic Toll Collection di Indonesia Electronic Toll Collection di Indonesia sebenarnya sudah diterapkan, tetapi masih belum sepenuhnya otomatis (Semi Otomatis) yang dinamakan GTO ( Gerbang Tanpa Orang). Kenapa masih di bilang semi otomatis karena hanya pengambilan kartu tol yang sudah otomatis, tetapi untuk pembayarannya masih manual. Generasi pertama ETC yang dinamakan GTO diimplematasikan sejak July 2005 dan Generasi kedua beroprasi pada Maret 2007, tetapi untuk saat ini masih terbatas pada kendaraan Golongan 1. Pengguna masih harus menekan tombol di mesin kartu untuk mendapatkan kartu TOL. Gerbang ini sudah memungkinkan untuk digunakannya teknologi Tuch n Go tetapi untuk saat ini masih terbatas untuk internal pegawai Jasamarga. Gerbang ini hanya ada di daerah Bandung, karena lalu lintas di daerah bandung tidak sepadat lalu lintas di Jakarta dan hal ini tidak akan menyebakan resiko yang tinggi. Berikut ini gambar dari GTO generasi pertama.

13 19 Sistem TnG untuk orang dalam Pengambilan Kartu Tombol untuk mengeluarkan kartu GAMBAR 2. Gerbang Tanpa orang (GTO) generasi i Cara kerja GTO (Gerbang Tanpa Orang) Berikut ini kami akan menjelaskan cara kerja dari GTO: 1. Dalam keadaan Automatic Line Barrier (ALB) tertutup, loop detector akan mendeteksi kendaraan masuk dan kartu akan keluar. 2. Pengguna mengambil kartu, ALB terbuka.

14 20 3. Pengguna melewati sensor Infra Merah yang terletak diantara mesin GTO dan ALB. 4. ALB akan tertutup. Cara kerja GTO (untuk internal Jasamarga): 1. Dalam keadaan Automatic Line Barrier (ALB) tertutup, loop detector akan mendeteksi kendaraan masuk dan kartu akan keluar. 2. Pengguna cukup menyentuhkan kartu dinas di bagian tulisan Kartu Dinas, kartu TOL akan masuk kembali dan ALB akan terbuka. 3. Pengguna melewati sensor Infra Merah yang terletak diantara mesin GTO dan ALB. 4. ALB akan tertutup. Berikut ini gambar dari GTO generasi kedua Mesin GTO

15 21 Sensor Infra Merah Loop Detector GAMBAR 3. Gerbang Tanpa orang (GTO) generasi II Mesin Pendisplay harga Sistem GTO ini sudah dipakai pada gerbang Baros 1, Padalarang Timur, Cileunyi. Di lokasi ini biasanya dilalui 500 kendaraan perjamnya. Sistem GTO ini diakui relatif lebih cepat melayani pengguna jalan TOL dan memungkinkan setiap ALB transaksi lebih terpantau. Sistem yang bertujuan utnuk jangka panjang ini bila ditinjau dari sisi investasi sekarang ini memang terlihat mahal, akan tetapi manfaat dari penerapan sistem ini sudah dapat dari sekarang dengan contoh : 1. Antrian telah berkurang. 2. Biaya operasional sedikit demi sedikit berkurang. 3. Produktivitas volume lalulintas bertambah. Dengan meningkatkan efektifitas secara operasional, selain menerapkan sistem GTO, Jasamarga sudah menerapkan kebijaksanaan untuk tidak menambah pekerja operasional TOL lagi, apabila memang dirasakan perlu, pekerja aka di outsource ke perusahaan lain. Electronic Toll Collection yang ada sekarang masih menggunakan sistem semi otomatis atau yang lebih dikenal yaitu GTO (Gerbang Tanpa Orang) dan juga hanya kendaraan Golongan I yang dapat menggunakan GTO. GTO sendiri sekarang

16 22 ini masih digunakan hanya pada pintu masuk Tol. Pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan GTO yang tidak hanya pada gerbang masuk saja, tetapi juga untuk gerbang keluar atau pada pembayaran Tol. Sistem GTO ini pengguna jalan tidak hanya mendapat pelayanan otomatis dari gerbang masuk, tetapi juga pada gerbang pembayarannya. Sistem kerja dari GTO yang akan kami jelaskan tidak berbeda dengan yang ada sekarang, hanya kami menambahkan pada sistem pembayarannya. Pertama-tama pengguna jalan tetap akan mengambil tiket tol dari mesin GTO. Selama ini pengguna setibanya di gerbang keluar masih harus membayar dengan uang. Dengan GTO yang kami jelaskan akan dibagi menjadi tiga alternatif pembayaran yaitu: 1. Dengan menggunakan kartu langganan. 2. Dengan menggunakan kartu debit dari bank atau kartu kredit. 3. Tetap dengan pembayaran tunai / cash. Dengan adanya tiga alternatif pembayaran akan membuat pengurangan dari antrian pada gerbang tol dan akan membuat keuntungan-keuntungan yang akan kami jelaskan pada halaman-halaman berikutnya. 2.6 Sumber Daya Manusia Sebagaimana diketahui, berdasarkan laporan The World Economic Forum, daya saing Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan, yakni berada

17 23 di urutan 31 diantara 41 negara pada tahun 1994, urutan 33 dari 482 negara pada tahun 1995, serta urutan 41 dari 46 negara pada tahun Penilaian terhadap tingkat daya saing ini didasarkan pada delapan indikator, yaitu kekuatan ekonomi domestik, kemampuan menembus pasar internasional, kondisi pemerintah, keuangan, infrastruktur, penguasaan iptek, dan kemampuan sumber daya manusia. Akan tetapi dilihat dari besarnya korupsi, Indonesia justru menjadi negara peringkat teratas. Berdasarkan kondisi tersebut, maka ketiga faktor determinan diatas (SDM, kebijakan/ketatalaksanaan dan kelembagaan) harus selalu diberdayakan. Pembinaan / pemberdayaan SDM, perlu diarahkan kepada terwujudnya sosok aparatur yang terampil, menguasai bidang tugasnya, berwawasan luas, profesional, serta menerapkan nilai-nilai imtak dan iptek dalam mendukung kelancaran tugasnya. Pemberdayaan ketatalaksanaan diarahkan pada tersedianya perangkat aturan / hukum yang menciptakan iklim kondusif bagi tumbuhnya kreativitas dan daya cipta (inovasi), penyederhanaan prosedur perijinan dan pelayanan umum, serta konsistensi kebijakan yang menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Sedangkan pemberdayaan kelembagaan diarahkan kepada terbentuknya struktur dan kewenangan organisasi yang bersifat luwes dan fleksibel, akordion, kejelasan dalam pembaganan dan pembagian tugas, ramping, serta memperbanyak tenaga-tenaga ahli fungsional Pelatihan dan Pengembangan SDM

18 24 Data komposisi SDM mengindikasikan bahwa Jasa Marga merupakan perusahaan besar dengan karyawan orang yang masih mengandalkan kompetensi tenaga kerja terampil dengan 70,96% karyawan bekerja sebagai staf operasional yang mengoperasikan jalan tol. Berdasarkan lokasi kerja, 88,30% karyawan berada di kantor cabang dan 3,14% berada di kantor proyek. Sedangkan berdasarkan usia, terlihat pergeseran kearah menengah dengan 99,18% berada pada usia 26 hingga 50 tahun. Upaya perubahan terus dilakukan menghadapi era persaingan industri jalan tol, oleh karenanya Jasamarga menyelenggarakan program pelatihan dan

19 25 pengembangan SDM yang merupakan subyek perubahan, yang dilakukan secara seimbang terhadap perkembangan manajemen, keahlian dan sikap. Secara keseluruhan, program ini menjangkau karyawan dengan komposisi peserta tingkat manajer, staf ahli, pelaksana kantor dan pelaksana lapangan masing-masing sebanyak 20%, 10%, 30% dan 40%. Jasa Marga senantiasa memotivasi karyawannya dengan memberikan Penghargaan Cabang Terbaik, Karyawan Operasional Terbaik (yang terdiri dari Kepala Gerbang Tol Terbaik, Kepala Shift Terbaik, Petugas Pengumpul Tol Terbaik, Kepala Shift Petugas Layanan Jalan Tol Terbaik, Petugas Layanan Jalan Tol Terbaik, Petugas Paramedis Terbaik dan Petugas Informasi dan Komunikasi Terbaik) maupun Karyawan Berjasa. Mereka berkesempatan untuk meninjau jalan tol di luar negeri. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada pemakai jalan, Jasa Marga melakukan pembinaan Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Sumbang Saran dan Perbaikan (SSP) melalui penyelenggaraan Konvensi Mutu yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Januari hingga Maret. Dalam kesempatan ini diberikan penghargaan kepada peringkat I, II dan III berupa Dana Pembinaan Gugus. Mereka juga berkesempatan untuk mewakili Jasa Marga mengikuti Konvensi Mutu Nasional dan Konvensi Mutu Internasional (QCC). Hasil-hasil GKM dan SSP dibakukan untuk digunakan oleh seluruh jajaran Perusahaan sebagai upaya peningkatan produktifitas.

20 TUJUAN UTAMA SDM DALAM MENYIKAPI PERUBAHAN Karyawan harus meningkatkan profesionalisme dalam mengelola perusahaan agar dapat menjadi lembaga kontrol yang baik dalam memberi masukan kepada manajemen, sehingga arah dan kebijakan perusahaan yang akan dibuat juga didasari dari pemikiran-pemikiran karyawan yang di formulasikan lewat sistem organisasi Perusahaan yang solid dan terpadu. Langkah yang paling penting adalah mengambil langkah proaktif untuk mengetahui apa yang diinginkan para karyawan dari perusahaan, mendengarkan dan menindaklanjuti keluhan dan keinginan mereka. Tindakan tersebut dapat dipastikan akan memotivasi para karyawan untuk lebih produktif. Untuk menangani situasi ini dengan lebih baik dalam hal Sumber Daya Manusia, PT Jasamarga harus membangun budaya unggulan dengan moto Research Makes The Difference, Manajemen perusahaan harus mengadakan survey terhadap sikap karyawan atas berbagai hal kebijakan perusahaan dengan mendirikan semacam lembaga Center for Values Research. Tujuan dari membangun budaya unggulan adalah meningkatkan Reputasi dan Building Self Confidence terhadap arus perubahan yang nyata. PT Jasamarga harus memulai budaya baru, seperti melalui dengar pendapat tentang Reenginering The Company, para karyawan harus dijadikan subyek bukan hanya obyek dari sistem pengembangan SDM. Sistem ini sebaiknya mempersilakan

21 27 para karyawan untuk mengambil inisiatif serta memperlihatkan kualitas proaktifnya untuk meninjau organisasi perusahaan STRATEGI PEMBERDAYAAN SDM Karyawan-karyawan penunjang operasional yang berada di kantor-kantor cabang dan di kantor Pusat untuk melihat efesiensi antara beban pekerjaan administratif terhadap jumlah karyawan yang tersedia. Hal tersebut secara kasat mata dapat dilihat bahwa jumlah SDM indoor dirasakan over capacity, maka harus dilakukan rasionalisasi dalam empowering manajemen perusahaan, dan juga distribusi beban kerja yang merata harus mendapat perhatian sepenuhnya. PT Jasamarga harus menangani tugas ini dengan tegas, karena Jasamarga masih bekerja dalam lingkungan yang relatif masih ragu-ragu, di mana para karyawan masih bersikap reaktif, untuk mempertanyakan apakah kebijakan perusahaan atau kebijakan Pemerintah yang mempengaruhi masa depan? Dalam hal ini PT Jasamarga harus melakukan perubahan-perubahan tersebut dengan sangat hati-hati selangkah demi selangkah, dan secara bertahap membangun keyakinan organisasi terhadap komitmen-komitmen serta memperlihatkan ketangguhan mental yang berdisiplin. Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pemberdayaan, secara teoretis berikut dikemukakan beberapa definisi pemberdayaan dari para pakar sebagai berikut :

22 28 1. Alat/teknik manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi melalui penyebaran pembuatan keputusan dan tanggung jawab, sehingga akan mendorong keterlibatan (sekaligus rasa memiliki) dari seluruh anggota organisasi, serta membawa rasa kedekatan antara organisasi dengan masyarakat atau pelanggannya (Cook and Macaulay, 1996 : 1) 2. Upaya untuk membangun potensi (sumber daya) organisasi dengan cara mendorong, memberikan motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya, serta berupaya untuk mengembangkannya (Kartasasmita, dalam Prijono dan Pranarka, 1996 : 140). 3. Upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional maupun dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain (Pranarka dan Moeljarto, dalam Prijono dan Pranarka, 1996 : 56).

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi informasi merupakan hal yang sangat menarik untuk dibicarakan. Salah satu penerapan di bidang teknologi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Jalan tol merupakan salah satu prasarana untuk memperlancar arus transportasi. Keterbatasan sumber daya pemerintah dalam membangun prasarana ini diatasi dengan membangun jalan tol sebagai suatu

Lebih terperinci

Proses Kerja Automatic Lane Barrier (ALB) Di PT. Jasa Marga (PERSERO) Tbk.

Proses Kerja Automatic Lane Barrier (ALB) Di PT. Jasa Marga (PERSERO) Tbk. Proses Kerja Automatic Lane Barrier (ALB) Di PT. Jasa Marga (PERSERO) Tbk. Nama : Rendy Malik Dwi Pambudi NPM : 26412120 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Irwansyah, ST.,MT Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia dengan jumlah penduduk yang relatif padat. Jakarta juga dikenal sebagai kota dengan perlalulintasan tinggi karena banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Munculnya era globalisasi pada abad ke-21 ini menyebabkan dampak yang signifikan dalam kehidupan manusia. Terutama dalam hal perkembangan teknik komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada kondisi dimana perusahaan harus melakukan kegiatan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada kondisi dimana perusahaan harus melakukan kegiatan usahanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya AFTA secara global, semua perusahaan dihadapkan pada kondisi dimana perusahaan harus melakukan kegiatan usahanya tanpa melihat batas territorial

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini tingkat mobilitas masyarakat Indonesia semakin meningkat. Masyarakat berusaha untuk berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia dan negara lainnya mengharuskan peningkatan prasarana pendukung bagi kendaraan tersebut. Jalan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menetapkan visi dan misinya yaitu Menjadi Bank terpercaya di Indonesia, bagian dari jaringan universal banking terkemuka

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan infrastruktur transportasi jalan tol di Indonesia saat ini menjadi lebih berkembang, setelah diijinkannya perusahaan swasta atau badan usaha jalan tol untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

13. MENYESUAIKAN STRUKTUR DAN KONTROL DENGAN STRATEGI (Matching Structure and Control to Strategy)

13. MENYESUAIKAN STRUKTUR DAN KONTROL DENGAN STRATEGI (Matching Structure and Control to Strategy) 1 13. MENYESUAIKAN STRUKTUR DAN KONTROL DENGAN STRATEGI (Matching Structure and Control to Strategy) Struktur and Kontrol pada Functional Level Manufacturing * Strategi fungsional umumnya memfokus pada

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

Jalan raya yang pandai

Jalan raya yang pandai Jalan raya yang pandai Jl. Thamrin, Gatot Soebroto, Kuningan, Sudirman, dan masih banyak lagi nama jalan besar di Jakarta yang semuanya terkenal karena satu persamaannya: MACET!!! Bahkan jalan tol yang

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman diikuti juga dengan semakin banyaknya perusahaan yang tumbuh dan bersaing dengan perusahaan yang telah lebih dulu ada. Setiap pemilik perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK Widhy Wahyuni Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ( ITATS ) Jl. Arief Rahman Hakim 100, Surabaya

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban membayar untuk melewati jalan yang dilalui dan merupakan jalan alternatif lintas

Lebih terperinci

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM)

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Oleh: Antonius Alijoyo July 2011 Latar Belakang Dalam berbagai kesempatan, penulis dihadapkan pada pertanyaan sejauh apa diperlukan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

EVALUASI KECEPATAN TRANSAKSI DI GERBANG TOL PASTEUR BANDUNG

EVALUASI KECEPATAN TRANSAKSI DI GERBANG TOL PASTEUR BANDUNG EVALUASI KECEPATAN TRANSAKSI DI GERBANG TOL PASTEUR BANDUNG Lisa Ramayanti Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94 Bandung, Indonesia, 40141 Telp.

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trasportasi merupakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dan manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi mengalami perkembangan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan jalan bebas hambatan dan menjadi bagian dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak liberalisasi perbankan tahun 1988, persyaratan pembukaan bank dipermudah, bahkan setoran modal untuk mendirikan bank relatif dalam jumlah yang kecil. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA TUGAS TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI IMPLEMENTASI MODUL FINANSIAL SISTEM ERP PADA PT. IEV PABUARAN KSO NAMA : RESTU TRIANGGA NIM : 41813110107 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 8 Tujuan Penelitian... 9 Manfaat Penelitian... 9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut organisasi maupun perusahaan untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan. Setiap perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perspektif. Banyak perusahaan lokal, nasional dan domestik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perspektif. Banyak perusahaan lokal, nasional dan domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha akhir-akhir ini semakin bertambah kompleks, baik yang berhubungan dengan persaingan, kelangsungan hidup maupun alokasi sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan bertambah meningkatnya perkembangan ekonomi maka semakin bertambah pula perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Dalam perusahaan yang kegiatannya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan,

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, ABSTRAK Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa mendatang. Model pengukuran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia di dalam organisasi perusahaan merupakan kunci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia di dalam organisasi perusahaan merupakan kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia di dalam organisasi perusahaan merupakan kunci keberhasilan perusahaan, Karena pada dasarnya Sumber Daya Manusia yang merancang, memasang,

Lebih terperinci

PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA

PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA PUSKOPSYAH DIY Rudy Suryanto BAIC PPA UMY RUDY SURYANTO, SE., M.Acc.,., AK., CA PROFESI Senior Consultant & Trainer SYNCORE Consulting Dosen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan normal perusahaan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. dalam dunia nyata, perlu disiapkan timeline penerapan kegiatan dan ukuran kinerja. tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

BAB V RENCANA AKSI. dalam dunia nyata, perlu disiapkan timeline penerapan kegiatan dan ukuran kinerja. tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. BAB V RENCANA AKSI Setelah menganalisa semua aspek yang perlu dipertimbangkan untuk pengembangan bisnis KAP Chandra, satu hal yang tersisa adalah penerapannya dalam dunia nyata. Untuk dapat menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas.

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan global, ada beberapa strategi sebagai upaya memenangkan persaingan tersebut, dibutuhkan banyak strategi inovasi atau perbaikan yang

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Balanced Scorecard (BSC) BSC dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. BSC merupakan sebuah Performance Management System yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah mengalami krisis ekonomi beberapa tahun lalu, kondisi perekonomian Indonesia hingga saat ini belum menunjukkan kemajuan pesat, maka sebagai konsekuensinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia bisnis semakin mengalami kemajuan yang pesat. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir di semua sektor kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan inovasi produk dan jasa perbankan dalam satu dekade terakhir ini memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sebagai alat perantara dalam melakukan tukar-menukar atau

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sebagai alat perantara dalam melakukan tukar-menukar atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan segala sesuatu (benda) yang diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara dalam melakukan tukar-menukar atau perdagangan. Namun, seiring dengan perkembangannya

Lebih terperinci

PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Visi, misi, dan strategi yang ditetapkan

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 14 tahun 2006,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 14 tahun 2006, 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Lalu Lintas Menurut Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 14 tahun 2006, Manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. PT. Telekomunikasi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut dari suatu tempat ke tempat lain. Sementara menurut Papacostas

TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut dari suatu tempat ke tempat lain. Sementara menurut Papacostas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Pengertian transportasi menurut Morlok (1981) adalah memindahkan atau mengangkut dari suatu tempat ke tempat lain. Sementara menurut Papacostas (1987), transportasi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilaksanakan pada Bab 5, maka diperoleh kesimpulan : 1. Pada pengolahan data awal, diperoleh total nilai untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran yang strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional, mengingat fungsinya sebagai lembaga intermediasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai ibu kota negara Indonesia, Jakarta sering dijadikan pilihan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai ibu kota negara Indonesia, Jakarta sering dijadikan pilihan bagi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai ibu kota negara Indonesia, Jakarta sering dijadikan pilihan bagi sebagian besar masyarakat untuk dijadikan tempat mencari nafkah. Hal tersebut dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan yang ketat. Oleh karena

Lebih terperinci

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce Pengantar Sekilas E-Bisnis E-bisnis menghubungkan semua karyawan, pelanggan, pemasok, dan stakeholders lainnya tanpa pandang wilayah geografis. E-bisnis pakai standar data elektronik umum dan otomatisasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. Pada saat pesawat dalam keadaan terbang, asisten juniornya menanyakan mengapa hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya era globalisasi, perkembangan perekonomian menjadi semakin berkembang, sehingga adanya partisipasi atau keikutsertaan dari masyarakat sangat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berikut kesimpulan dari Analisa Kinerja Perusahaan PT Lippo General Insurance Tbk menggunakan metode Balanced Scorecard. 1. Perspektif Finansial PT Lippo General

Lebih terperinci

NARA SUMBER : aan/

NARA SUMBER :  aan/ NARA SUMBER : http://jodie.ngeblogs.com/2010/04/13/peranan-it-dalam-organisasi-perusah aan/ Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, kesuksesan suatu perusahaan ditentukan oleh keberhasilan dalam memanfaatkan skala ekonomis

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak

Bab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam meningkatkan kualitas secara sistematis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era pasar bebas dan globalisasi sekarang ini. Tingkat persaingan di dalam dunia usaha semakin tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Antrian adalah suatu proses kegiatan manusia yang memerlukan waktu, tempat dan tujuan yang bersamaan, dimana kegiatan tersebut tidak adanya keseimbangan antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin kompetitif, perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya, salah satunya

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, sehingga

Lebih terperinci