BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subjek penelitian ini adalah enam orang siswa SMA kelas XI IPA yang sudah mendapatkan materi asam basa, larutan penyangga, hidrolisis dan titrasi asam basa. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menjelaskan fenomena dengan mendeskripsikan karakteristik individu, kelompok, situasi, atau peristiwa. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003, hlm. 54). Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek, komponen, atau variabel berjalan sebagaimana adanya (Sukmadinata, 2005, hlm ). Penelitian deskriptif dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, pengolahan data, analisis data, dan membuat kesimpulan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran terperinci tentang suatu subjek penelitian. Dalam penelitian ini, gambaran terperinci tersebut adalah profil model mental siswa. C. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Prosedur penelitian ini secara umum terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. 31

2 32 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan studi kepustakaan tentang karakteristik ilmu kimia dan model mental. Dari hasil kepustakaan mengenai karakteristik ilmu kimia kemudian menentukan topik kimia yang akan diteliti. Selanjutnya dilakukan analisis SK-KD pada standar isi kurikulum Hal ini dilakukan untuk menentukan kedalaman dan keluasan materi yang akan digunakan dalam penelitian. Analisis konsep-konsep inti juga dilakukan berdasarkan beberapa pustaka textbook kimia untuk menentukan ketepatan konsep. Berdasarkan hasil analisis standar isi dan konsep inti kemudian disusun indikator untuk instrumen penelitian. Berbekal pengetahuan mengenai karakteristik imu kimia, model mental, serta indikator butir soal yang telah disusun, selanjutnya dikembangkan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dengan TDM-IAE dan video mengenai percobaan titrasi asam basa. Instrumen tersebut kemudian divalidasi oleh lima orang dosen kimia. Jika instrumen tidak valid, maka instrumen tersebut dilakukan revisi. Jika instrumen tersebut sudah valid, maka dapat dilakukan uji coba instrumen kepada beberapa orang siswa. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara sehingga saat penelitian dilakukan peneliti memiliki gambaran dari kemungkinan-kemungkinan jawaban siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan dilakukan pengambilan data mengenai model mental siswa pada konsep titrasi asam basa dengan TDM-IAE. Pengambilan data dilakukan di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak enam orang yang terdiri dari tiga kelompok kemampuan berbeda, yaitu dua orang siswa kemampuan tinggi, dua orang siswa kemampuan sedang, dan dua orang siswa kemampuan rendah. Penentuan siswa kemampuan tinggi, rendah, dan sedang berdasarkan penilaian guru kelas XI selama satu semester di sekolah tersebut. Tahap wawancara dilakukan secara perorangan Siswa lain tidak

3 33 diperbolehkan berada dalam satu ruangan dengan siswa yang diwawancarai dan mendengarkan percakapan saat wawancara. Pada saat pengambilan data, sebelum wawancara dimulai, kondisi siswa dibuat senyaman mungkin sehingga diharapkan mampu menjawab pertanyaan dengan optimal. Proses wawancara dimulai dengan mengamati terlebih dahulu video mengenai titrasi asam basa. Selanjutnya siswa diberikan pertanyaan umum yang ada pada pedoman wawancara. Jika jawaban siswa belum optimal maka diajukan beberapa pertanyaan probing untuk menggali jawaban siswa. Setelah dilakukan pengambilan data, peneliti mentranskripsi jawaban siswa ke dalam bentuk tulisan untuk mempermudah analisis. 3. Tahap Akhir Pada tahap akhir, jawaban siswa yang diperoleh dari hasil wawancara yang telah ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan dan dilakukan interpretasi tanpa merubah makna jawaban siswa. Hasil interpretasi tersebut kemudian dibuat suatu pola jawaban siswa yang menunjukkan profil model mentalnya. Selanjutnya, profil model mental siswa dianalisis untuk menemukan miskonsepsi, troublesome knowledge, dan threshold concept yang dialami siswa pada materi titrasi asam lemah oleh basa kuat. Prosedur penelitian yang dilakukan tergambar pada alur penelitian yang disajikan pada Gambar 3.1.

4 34 Studi literatur tentang karakteristik ilmu kimia dan model mental Menentukan pokok bahasan, analisis konten serta analisis SK dan KD dalam standar isi Kurikulum 2006 Perumusan indikator soal Perumusan Instrumen TDM-IAE Validasi indikator soal & instrumen TDM-IAE Valid Tidak Revisi Tahap Persiapan Ya Uji coba Revisi Pengambilan data Kemampuan tinggi Kemampuan sedang Kemampuan rendah Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Tahap Pelaksanaan Tahap Akhir Transkripsi hasil wawancara Interpretasi jawaban siswa Profil model mental siswa pada materi titrasi asam lemah oleh basa kuat berdasarkan TDM-IAE Analisis profil model mental Miskonsepsi Troublesome knowledge Threshold concept Gambar 3.1 Alur Penelitian

5 35 D. Definisi Operasional 1. Profil model mental adalah ikhtisar yang memberikan fakta-fakta tentang representasi intrinsik mengenai kemampuan siswa dalam menggunakan dan mempertautkan ketiga level representasi kimia untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena kimia. 2. TDM-IAE adalah salah satu jenis tes diagnostik model mental yang digunakan untuk menggali kemampuan siswa dalam menggunakan dan mempertautkan ketiga level representasi kimia untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena kimia melalui wawancara dengan menyajikan masalah atau fenomena. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah serangkaian pedoman wawancara berdasarkan TDM-IAE yang berisi 8 pertanyaan umum. Setiap pertanyaan umum memiliki beberapa pertanyaan probing. Pertanyaan probing digunakan untuk menggali jawaban siswa jika siswa menjawab pertanyaan umum kurang optimal. Selain pertanyaan umum dan pertanyaan probing, jawaban yang mungkin dari setiap butir pertanyaan juga tersedia dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara untuk mengetahui profil model mental siswa pada materi titrasi asam lemah oleh basa kuat berdasarkan TDM- IAE secara lengkap dapat dilihat pada lampiran C. F. Proses Pengembangan Instrumen Pengembangan instrumen yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu analisis standar isi berdasarkan kurikulum 2006, analisis konsep titrasi asam lemah oleh basa kuat dari beberapa buku teks general chemistry, perumusan indikator butir soal, dan pengembangan instrumen wawancara berdasarkan TDM-IAE. TDM-IAE yang dikembangkan berfokus pada fenomena yang diamati dari video proses titrasi asam lemah oleh basa kuat. Instrumen pedoman wawancara berdasarkan TDM-IAE dan video proses titrasi asam lemah oleh basa kuat divalidasi oleh validator ahli, yaitu lima

6 36 orang dosen kimia. Instrumen yang telah divalidasi kemudian diuji cobakan terhadap beberapa orang siswa. Validasi instrumen terdiri dari beberapa tahap, yaitu validasi kesesuaian indikator butir soal terhadap Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan kurikulum 2006 materi titrasi asam basa, validasi kesesuaian butir soal terhadap indikator butir soal, dan validasi kesesuaian butir soal dengan jawaban. Adapun secara lebih rinci, hasil validasi instrumen adalah sebagai berikut. 1. Hasil Validasi Kesesuaian Indikator Butir Soal terhadap Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan Kurikulum 2006 Indikator butir soal ditentukan dari penurunan Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan kurikulum 2006 yang terkait dengan materi titrasi asam basa. Berdasarkan hasil analisis Kompetensi Dasar (KD) tersebut, dikembangkan 8 indikator butir soal. Dari hasil validasi, indikator butir soal 3, kalimat Menghitung ph larutan awal sebelum titrasi asam basa diganti menjadi Menjelaskan larutan titrat sebelum ditambahkan titran berdasarkan ph larutan. Pada indikator butir soal 4, kalimat Menghitung ph larutan sebelum titik ekivalen saat larutan penyangga diganti menjadi Menjelaskan terbentuknya larutan penyangga pada saat titrasi asam basa berdasarkan ph larutan. Pada indikator butir soal 5, kalimat Menghitung ph larutan pada titik ekivalen saat terjadi hidrolisis diganti menjadi Menjelaskan terjadinya proses hidrolisis pada saat titrasi asam basa berdasarkan ph larutan. Pada indikator butir soal 6, kalimat Menghitung ph larutan setelah titik ekivalen diganti menjadi Menjelaskan larutan titrat setelah tercapai titik ekivalen berdasarkan ph larutan. Pada indikator butir soal 7, kata menggambarkan dan menganalisis pada kalimat Menggambarkan dan menganalisis kurva titrasi asam lemah dan basa kuat untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis. dibagi menjadi 2 indikator butir soal yang berbeda, yaitu Menggambarkan kurva titrasi asam basa dan Menganalisis kurva titrasi asam lemah dan basa kuat untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis.

7 37 2. Hasil Validasi Kesesuaian Butir Soal terhadap Indikator Butir Soal Butir soal terdiri dari pertanyaan umum dan pertanyaan probing. Berdasarkan analisis hasil validasi butir soal, diputuskan bahwa pertanyaan probing dibagi menjadi dua tahap, yaitu pertanyaan probing umum dan pertanyaan probing khusus agar wawancara yang dilakukan lebih mendalam dan terarah. Dari hasil validasi butir soal, terdapat beberapa perbaikan. Pada pertanyaan probing untuk pertanyaan umum 2 tentang penentuan konsentrasi larutan CH 3 COOH dalam cuka yang dititrasi oleh larutan NaOH harus ditambah pertanyaan probing khusus, seperti jumlah mol NaOH dan CH 3 COOH dalam larutan berdasarkan persamaan reaksi. Pada pertanyaan probing untuk pertanyaan umum 3, 4, 5, dan 6 tentang perhitungan ph larutan harus ditambah pertanyaan probing khusus untuk menuntun siswa menurunkan rumus perhitungan ph larutan asam lemah, larutan penyangga, hidrolisis garam, dan basa kuat. Pada pertanyaan umum 7 harus ditambah pertanyaan probing umum tentang tabel, sumbu tegak dan sumbu datar pada kurva titrasi asam basa. 3. Hasil Validasi Kesesuaian Jawaban terhadap Pertanyaan dalam Pedoman Wawancara Secara umum, jawaban pertanyaan sudah sesuai dengan pertanyaan yang dikembangkan dalam pedoman wawancara. Namun, ada beberapa jawaban yang harus diperbaiki agar sesuai dengan tujuan dari pertanyaan yang dikembangkan dalam TDM-IAE pada materi titrasi asam lemah oleh basa kuat. Jawaban pertanyaan yang direvisi antara lain, jawaban pada pertanyaan menghitung ph larutan asam lemah, ph saat terbentuk larutan penyangga, dan ph saat terjadi proses hidrolisis harus diuraikan penurunan rumusnya, sehingga jawaban pertanyaan tidak menuntut siswa menghafal konsep kimia yang berkaitan dengan level simbolik, khususnya rumus perhitungan ph tanpa mengetahui makna setiap rumusan yang ada dan mengkaitkannya dengan level submikroskopik.

8 38 4. Hasil Uji Coba Instrumen Pedoman Wawancara Instrumen hasil validasi yang telah direvisi kemudian diuji cobakan terhadap beberapa orang siswa. Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah butir-butir soal pada pedoman wawancara mudah dipahami oleh siswa atau tidak. Berdasarkan hasil uji coba, ada beberapa perbaikan terhadap instrumen pedoman wawancara yang digunakan. Pada pedoman wawancara, dilakukan perbaikan pada pertanyaan umum 4 yang berbunyi Jelaskan apakah yang terjadi ketika larutan CH 3 COOH dititrasi oleh larutan NaOH sebelum titik ekivalen tercapai berdasarkan ph larutan? menjadi Jelaskan apakah yang terjadi ketika larutan CH 3 COOH dititrasi oleh 10 ml larutan NaOH berdasarkan ph larutannya?. Selain itu, pada pertanyaan umum 5 yang berbunyi Jelaskan apakah yang terjadi ketika larutan CH 3 COOH dititrasi oleh larutan NaOH mencapai titik ekivalen berdasarkan ph larutan? dilakukan perbaikan menjadi Jelaskan apakah yang terjadi ketika larutan CH 3 COOH dititrasi oleh 20 ml larutan NaOH berdasarkan ph larutannya?. Pada petanyaan umum 6 yang berbunyi Jelaskan apakah yang terjadi ketika larutan CH 3 COOH dititrasi oleh larutan NaOH melewati titik ekivalen berdasarkan ph larutan? dilakukan perbaikan menjadi Jelaskan apakah yang terjadi ketika larutan CH 3 COOH dititrasi oleh 30 ml larutan NaOH berdasarkan ph larutannya?. Perbaikan ini dilakukan karena pertanyaan tersebut tidak dipahami oleh siswa. G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dari hasil wawancara dilakukan terhadap enam orang siswa yang terdiri dari dua orang siswa dengan kemampuan tinggi, dua orang siswa dengan kemampuan sedang, dan dua orang siswa dengan kemampuan rendah. Pemilihan keenam siswa dengan kemampuan berbeda, yaitu tinggi, sedang, dan rendah agar dapat mewakili kemampuan siswa lainnya. Siswasiswa tersebut dipilih berdasarkan hasil diskusi dengan guru mata pelajaran kimia kelas XII IPA pada sekolah tersebut. Pengelompokkan kemampuan

9 39 siswa dilakukan berdasarkan prestasi yang diraih siswa pada mata pelajaran kimia. Sebelum dilakukan wawancara, peneliti melakukan pendekatan kepada siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan, seperti menanyakan kabar, pengalaman belajar kimia, dan pertanyaan lain agar siswa merasa nyaman dan tidak tegang. Jika dirasa siswa sudah merasa nyaman dan tidak tegang, siswa disajikan tayangan video proses titrasi asam lemah oleh basa kuat dan kemudian diberikan soal pada kertas yang telah dipersiapkan sebelumnya tentang penentuan konsentrasi CH 3 COOH dan kurva titrasi asam basa. Setelah itu, wawancara dimulai dengan memberikan pertanyaan umum yang terdapat dalam pedoman wawancara. Jika jawaban siswa kurang optimal maka diajukan pertanyaan probing umum dan probing khusus berdasarkan jawaban yang dikemukakan siswa. Setiap proses wawancara direkam dengan rekaman suara untuk memudahkan proses analisis data. Selain itu, untuk setiap siswa disediakan alat tulis berupa pensil, ballpoint dan kertas serta alat hitung untuk memudahkan siswa menjelaskan, menghitung, dan menuliskan jawabannya. H. Analisis Data Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari empat tahap. Pada tahap pertama, jawaban siswa mengenai penjelasan dari pertanyaan yang diajukan selama proses wawancara dalam bentuk rekaman suara dan tulisantulisan siswa ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan. Pada tahap kedua, transkripsi jawaban siswa kemudian diinterpretasikan dengan melakukan penghalusan kata dan menyederhanakannya tanpa mengurangi makna dari jawaban siswa. Pada tahap ketiga, hasil transkripsi jawaban siswa dituangkan ke dalam pola jawaban yang menggambarkan model mentalnya. Pada tahap terakhir, analisis profil model mental siswa dilakukan untuk menemukan miskonsepsi, troublesome knowledge, dan threshold concept yang dialami oleh siswa pada materi titrasi asam lemah oleh basa kuat. Pada pola jawaban siswa terdapat konsep dari setiap pertanyaan umum dan pertanyaan probing yang diajukan. Adapun konsep pada pola jawaban siswa adalah sebagai berikut.

10 40 1. Konsep prinsip titrasi asam basa berdasarkan reaksi netralisasi. Konsep ini menunjukkan penjelasan siswa pada level makroskopik dan submikroskopik melalui pengamatan dari video proses titrasi asam lemah oleh basa kuat dan submikroskopik. Konsep ini merupakan konsep dari pertanyaan umum 1. Jawaban benar untuk konsep ini adalah Prinsip titrasi asam basa adalah reaksi netralisasi. Reaksi netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa dimana ion H + dari asam akan bereaksi dengan ion OH - dari basa membentuk molekul H 2 O Persamaan reaksi netralisasi asam basa adalah sebagai berikut. H + (aq) + OH - (aq) H 2 O(l) Reaksi netralisasi ini dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu asam dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya (larutan standar) atau sebaliknya. Berdasarkan video yang telah ditayangkan, larutan yang akan ditentukan konsentrasinya adalah larutan CH 3 COOH, sedangkan larutan yang telah diketahui konsentrasinya adalah larutan NaOH. Larutan yang telah diketahui kadarnya ditambahkan setetes demi setetes ke dalam larutan yang akan ditentukan kadarnya sampai titik ekivalen tercapai yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Indikator digunakan untuk menunjukkan sifat asam/basa dari suatu larutan melalui perubahan warna yang khas. Titik ekivalen adalah titik ketika semua mol ion H + tepat bereaksi dengan jumlah ekivalen mol ion OH - yang ditambahkan. Titik akhir titrasi adalah titik ketika terjadinya perubahan warna indikator, untuk indikator fenolftalein perubahan dari larutan tidak berwarna menjadi larutan berwarna merah muda. Jika siswa belum menjawab secara optimal maka diberikan pertanyaan probing dengan konsep reaksi netralisasi asam basa, larutan titrat dan titran, indikator, titik ekivalen, dan titik akhir titrasi. 2. Konsep penentuan konsentrasi asam asetat dalam cuka berdasarkan proses titrasi asam basa Konsep ini menunjukkan penjelasan siswa pada level simbolik. Konsep ini merupakan konsep dari pertanyaan umum 2. Jawaban benar untuk konsep ini adalah sebagai berikut.

11 41 Persamaan reaksi CH 3 COOH(aq) + NaOH(aq) CH 3 COONa(aq) + H 2 O(l) Data yang diketahui : M NaOH = 0,1 M n NaOH = M NaOH V NaOH V NaOH saat titik akhir titrasi = 20 ml V CH 3 COOH = 20 ml = 0,1 M 20 ml = 2 mmol n CH 3 COOH = koefisien CH 3COOH koefisien NaOH = 1 1 M CH 3 COOH = n CH 3COOH V CH 3 COOH 2 mmol = 2 mmol = 2 mmol 20 ml = 0,1 M mol NaOH Jika siswa belum menjawab secara optimal maka diberikan pertanyaan probing dengan konsep data-data yang diketahui, persamaan reaksi, perhitungan kimia, dan konsentrasi asam asetat. 3. Konsep menjelaskan larutan titrat sebelum ditambah titran berdasarkan ph larutan Konsep ini menunjukkan penjelasan siswa pada level submikroskopik dan simbolik. Konsep ini merupakan konsep dari pertanyaan umum 3. Jawaban benar untuk konsep ini adalah sebagai berikut. Sebelum larutan NaOH ditambahkan, komponen dalam larutan hanya terdapat CH 3 COOH. Persamaan reaksi ionisasi CH 3 COOH : CH 3 COOH(aq) H + (aq) + CH 3 COO - (aq) Pada tahap awal titrasi sebelum NaOH ditambahkan, spesi utama dalam larutan adalah CH 3 COOH, CH 3 COO -, H + dan H 2 O. Asam lemah CH 3 COOH hanya terionisasi sebagian menjadi ion-ionnya di dalam larutan. Reaksi ionisasinya merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga untuk asam lemah CH 3 COOH, konsentrasi H + dalam larutan bergantung pada nilai tetapan kesetimbangan ionisasi asamnya (K a ).

12 42 Perhitungan ph larutan CH 3 COOH 0,1 M K a = [CH 3COO ][H + ] [CH 3 COOH] Karena [H + ] = [CH 3 COO - ], maka K a = [H + ] 2 [CH 3 COOH] [H + ] 2 = K a [CH 3 COOH] [H + ] = K a [CH 3 COOH] = 1, M = 1, = 1, ph = - log [H + ] = - log (1,34 x 10-3 ) = 3 log 1,34 = 2,87 Jika siswa belum menjawab secara optimal maka diberikan pertanyaan probing dengan konsep reaksi ionisasi asam lemah, spesi-spesi dalam larutan, konsentrasi H + /nilai ph. 4. Konsep menjelaskan terbentuknya larutan penyangga pada saat titrasi asam basa berdasarkan ph larutan Konsep ini menunjukkan penjelasan siswa pada level submikroskopik dan simbolik. Konsep ini merupakan konsep pada pertanyaan umum 4. Jawaban benar untuk konsep ini adalah sebagai berikut. Ketika larutan CH 3 COOH dititrasi oleh 10 ml larutan NaOH, belum terjadi perubahan warna larutan. Spesi dalam larutan CH 3 COOH adalah CH 3 COOH, CH 3 COO -, dan H +. Spesi dalam larutan NaOH adalah Na + dan OH -. Ketika larutan CH 3 COOH dan NaOH dicampurkan, akan terjadi interaksi antara ion H + dengan ion OH - menghasilkan molekul H 2 O. Sedangkan ion Na + dan ion CH 3 COO - tetap berada dalam ion-ionnya. Jumlah mol pereaksi dan produk pada saat awal, bereaksi, dan akhir setelah penambahan 10 ml larutan NaOH. M CH 3 COOH = 0,1 M V CH 3 COOH = 20 ml n CH 3 COOH = M CH 3 COOH V CH 3 COOH = 0,1 M 20 ml = 2 mmol

13 43 M NaOH = 0,1 M V NaOH = 10 ml n NaOH = M NaOH V NaOH = 0,1 M 10 ml = 1 mmol CH 3 COOH(aq) + NaOH(aq) CH 3 COONa(aq) + H 2 O(l) Awal 2 mmol 1 mmol Bereaksi 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol Akhir 1 mmol - 1 mmol 1 mmol Spesi utama yang terdapat dalam larutan setelah bereaksi adalah molekul CH 3 COOH, ion CH 3 COO -, ion Na +, dan molekul H 2 O. Adanya molekul CH 3 COOH dan ion CH 3 COO - dalam larutan akan menyebabkan larutan bersifat penyangga. M CH 3 COONa = n CH 3COONa V campuran = 1 mmol 30 ml dan M CH 3 COOH = n CH 3COOH V campuran = 1 mmol 30 ml = 0,03 M = 0,03 M Persamaan reaksi ionisasi CH 3 COONa dan CH 3 COOH CH 3 COONa(aq) Na + (aq) + CH 3 COO - (aq) 0,03 M 0,03 M 0,03 M CH 3 COOH(aq) H + (aq) + CH 3 COO - (aq) 0,03 M x M x M [CH 3 COO - ] berasal dari garam dan asam, tetapi karena yang berasal dari asam sangat kecil maka [CH 3 COO - ] dianggap seluruhnya berasal dari garam [CH 3 COONa]. K a = [CH 3COO ][H + ] [CH 3 COOH] [H + ] = K a [CH 3COOH] [CH 3 COO ] = 1,8 x 10-5 = 1,8 x 10-5 ph = - log [H + ] (0,03 M) (0,03 M) = - log (1,8 x 10-5 ) = 5 log 1,8 = 4,74

14 44 Jika siswa belum menjawab secara optimal maka diberikan pertanyaan probing dengan konsep spesi dalam larutan, interaksi antar spesi dan konsentrasi [H + ]/nilai ph. 5. Konsep menjelaskan terjadinya proses hidrolisis pada saat titrasi asam basa berdasarkan ph larutan Konsep ini menunjukkan penjelasan siswa pada level submikroskopik dan simbolik. Konsep ini merupakan konsep pada pertanyaan umum 5. Jawaban benar untuk konsep ini adalah sebagai berikut. Ketika larutan CH 3 COOH dititrasi oleh 20 ml larutan NaOH terjadi perubahan dari larutan tidak berwarna menjadi larutan berwarna merah muda, artinya telah tercapai titik ekivalen. Pada titik ekivalen, semua H + dari CH 3 COOH sudah bereaksi dengan OH - dari NaOH membentuk molekul air. Jumlah mol pereaksi dan produk pada saat awal, bereaksi, dan akhir setelah penambahan 20 ml larutan NaOH. M CH 3 COOH = 0,1 M V CH 3 COOH = 20 ml n CH 3 COOH = M CH 3 COOH V CH 3 COOH = 0,1 M 20 ml = 2 mmol M NaOH = 0,1 M V NaOH = 20 ml n NaOH = M NaOH V NaOH = 0,1 M 20 ml = 2 mmol CH 3 COOH(aq) + NaOH(aq) CH 3 COONa(aq) + H 2 O(l) Awal 2 mmol 2 mmol Bereaksi 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol Akhir mmol 2 mmol Spesi utama yang terdapat dalam larutan setelah bereaksi adalah ion Na +, ion CH 3 COO -, dan molekul H 2 O. Ion CH 3 COO - merupakan suatu basa konjugat dari CH 3 COOH dan memiliki afinitas kuat terhadap proton, sedangkan sumber utama proton dalam larutan adalah air, maka basa

15 45 konjugat akan bereaksi dengan air (terhidrolisis) menghasilkan CH 3 COOH dan OH - sehingga nilai ph pada titik ekivalen lebih besar dari 7. Persamaan reaksi ionisasi CH 3 COONa dan hidrolisis CH 3 COO - CH 3 COONa(aq) Na + (aq) + CH 3 COO - (aq) CH 3 COO - (aq)+h 2 O(l) CH 3 COOH(aq)+OH - (aq) K h = [CH 3COOH][OH ] [CH 3 COO ] K h = [OH ] 2 [CH 3 COO ] [OH - ] 2 = K h x[ch 3 COO ] [OH - ] = K h x [CH 3 COO ] Penentuan nilai tetapan hidrolisis (K h ) K h = [CH 3COOH][OH ] [CH 3 COO ] [H+ ] [H + ] = [CH 3 COOH] [CH 3 COO ][H + ] [OH- ][H + ] = 1 K a K w = K w K a = , Perhitungan ph larutan saat terjadi proses hidrolisis [CH 3 COO - ] = n CH 3COONa V campuran = 2 mmol 40 ml = M [OH - ] = K h x [CH 3 COO ] = 5, M = 27,5 x = 5,24 x 10-6 poh = -log [OH - ] ph = -log (5,24 x 10-6 ) = 6-log 5,24 = 5,28 = 14 poh = 14 5,28 = 8,72 K h = 5, Jika siswa belum menjawab secara optimal maka diberikan pertanyaan probing dengan konsep spesi dalam larutan, interaksi antar spesi dan konsentrasi [H + ]/nilai ph.

16 46 6. Konsep menjelaskan larutan titrat setelah tercapai titik ekivalen berdasarkan ph larutan Konsep ini menunjukkan penjelasan siswa pada level submikroskopik dan simbolik. Konsep ini merupakan konsep pada pertanyaan umum 6. Jawaban benar untuk konsep ini adalah sebagai berikut. Ketika larutan CH 3 COOH dititrasi oleh 30 ml larutan NaOH, terjadi perubahan dari larutan berwarna merah muda (pada saat titik akhir titrasi) menjadi larutan berwarna merah muda lebih pekat. Jumlah mol pereaksi dan produk pada saat awal, bereaksi, dan akhir setelah penambahan 30 ml larutan NaOH. M CH 3 COOH = 0,1 M V CH 3 COOH = 20 ml n CH 3 COOH = M CH 3 COOH V CH 3 COOH M NaOH = 0,1 M V NaOH = 30 ml = 0,1 M 20 ml = 2 mmol n NaOH = M NaOH V NaOH = 0,1 M 30 ml = 3 mmol CH 3 COOH(aq) + NaOH(aq) CH 3 COONa(aq) + H 2 O(l) Awal 2 mmol 3 mmol Bereaksi 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol Akhir - 1 mmol 2 mmol 2 mmol Spesi utama yang terdapat dalam larutan setelah bereaksi adalah ion CH 3 COO -, ion Na +, ion OH - dan molekul H 2 O. Perhitungan nilai ph ditentukan oleh konsentrasi OH - yang berasal dari kelebihan NaOH dalam larutan setelah bereaksi. [NaOH] = n NaOH setelah bereaksi V campuran = 1 mmol 50 ml = 0,02 M Persamaan reaksi ionisasi NaOH NaOH(aq) Na + (aq) + OH - (aq) 0,02 M 0,02 M 0,02 M

17 47 [OH - ] = 0,02 M = poh = - log [OH - ] ph = - log ( ) = 2 log 2 = 1,7 = 14 poh = 14 1,7 = 12,3 Jika siswa belum menjawab secara optimal maka diberikan pertanyaan probing dengan konsep spesi dalam larutan, interaksi antar spesi dan konsentrasi [H + ]/nilai ph. 7. Konsep menggambarkan kurva titrasi asam basa Konsep ini menunjukkan penjelasan siswa pada level simbolik. Konsep ini merupakan konsep pada pertanyaan umum 7. Jawaban benar untuk konsep ini adalah sebagai berikut. Kurva Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat ph Volume NaOH yang ditambahkan (ml) Jika siswa belum menjawab secara optimal maka diberikan pertanyaan probing dengan konsep tabel, sumbu datar dan sumbu tegak pada kurva titrasi asam basa. 8. Konsep menganalisis kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis Konsep ini menunjukkan penjelasan siswa pada level simbolik. Konsep ini merupakan konsep pada pertanyaan umum 8. Jawaban benar untuk konsep ini adalah sebagai berikut.

18 48 ph Kurva Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat Titik ekivalen 4, ,3 Daerah larutan penyangga 2.87 ph awal larutan Volume NaOH yang ditambahkan (ml) Pada tahap awal titrasi sebelum NaOH ditambahkan, spesi utama dalam larutan adalah CH 3 COOH, CH 3 COO -, H + dan H 2 O. Asam lemah CH 3 COOH hanya terionisasi sebagian menjadi ion-ionnya di dalam larutan. Reaksi ionisasinya merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga untuk asam lemah CH 3 COO, konsentrasi H + dalam larutan bergantung pada nilai tetapan kesetimbangan ionisasi asamnya (K a ). Sebelum titik ekivalen, ketika NaOH ditambahkan ke dalam larutan CH 3 COOH, reaksi yang terjadi akan menghasilkan CH 3 COO -. Spesi yang ada pada tahap ini adalah CH 3 COO -, CH 3 COOH, Na + dan H 2 O. Adanya CH 3 COO - dan CH 3 COOH dalam larutan akan menyebabkan larutan bersifat penyangga sehingga pada tahap ini perubahan nilai ph terjadi relatif sangat kecil. Pada titik ekivalen, semua CH 3 COOH telah habis bereaksi dengan NaOH. Spesi utama dalam larutan adalah Na +, CH 3 COO -, dan H 2 O. Spesi CH 3 COO - merupakan suatu basa konjugat dari CH 3 COOH dan memiliki afinitas kuat terhadap proton, sedangkan sumber utama proton dalam larutan adalah air, maka basa konjugat akan bereaksi dengan air (terhidrolisis) menghasilkan CH 3 COOH dan OH - sehingga nilai ph pada titik ekivalen lebih besar dari 7. Setelah titik ekivalen, penambahan NaOH lebih lanjut akan menyebabkan larutan menjadi semakin basa dan spesi utama dalam larutan adalah Na +, CH 3 COO -, OH - dan H 2 O. Perhitungan nilai ph ditentukan

19 49 oleh konsentrasi OH - yang berasal dari kelebihan NaOH dalam larutan setelah bereaksi. Jika siswa belum menjawab secara optimal maka diberikan pertanyaan probing dengan konsep ph larutan awal, daerah larutan penyangga, titik ekivalen saat terjadinya hidrolisis, ph larutan setelah titik ekivalen. Berdasarkan gambar 3.2 dapat terlihat bahwa setiap pertanyaan umum dan pertanyaan probing dibuat suatu pola jawaban siswa. Konsep untuk pertanyaan umum dibuat dalam suatu persegi. Sedangkan konsep untuk pertanyaan probing dibuat dalam bulatan elips. Setiap konsep dari pertanyaan umum dihubungkan oleh tanda panah hitam dengan cetakan tebal yang menunjukkan alur jawaban siswa. Setiap konsep untuk pertanyaan probing dihubungkan oleh tanda panah dengan cetakan tipis. Jawaban siswa yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian disesuaikan dengan pola profil model mental yang telah dibuat. Pada tahap pengolahan data, pertanyaan utama yang dijawab benar digambarkan dengan persegi tidak berwarna dengan garis putus-putus berwarna hijau, pertanyaan utama yang dijawab benar sebagian digambarkan dengan persegi tidak berwarna dengan garis putus-putus berwarna jingga, pertanyaan utama yang dijawab salah digambarkan dengan persegi tidak berwarna dengan garis putus-putus berwarna merah. Untuk pertanyaan umum yang dijawab benar digambarkan dengan persegi berwarna hijau, pertanyaan umum yang dijawab benar sebagian digambarkan dengan persegi berwarna jingga, pertanyaan umum yang dijawab salah digambarkan dengan persegi berwarna merah. Untuk pertanyaan probing umum yang dijawab benar tanpa pertanyaan probing khusus digambarkan dengan bulatan elips berwarna hijau, pertanyaan probing umum yang dijawab benar dengan pertanyaan probing khusus digambarkan dengan bulatan elips berwarna ungu, pertanyaan probing yang dijawab benar sebagian digambarkan dengan bulatan elips berwarna jingga, pertanyaan probing yang dijawab salah digambarkan dengan bulatan elips berwarna merah, pertanyaan probing yang tidak dilalui digambarkan dengan bulatan elips berwarna biru, dan pertanyaan probing yang tidak dijawab digambarkan dengan bulatan elips tidak berwarna.

20 Larutan titrat dan titran Reaksi netralisasi asam basa Titik ekivalen Mendeskripsikan prinsip titrasi asam basa Seorang siswa melakukan percobaan titrasi asam basa di laboratorium untuk menentukan kadar asam asetat (CH 3 COOH) dalam cuka. Percobaan yang dilakukan seperti pada video berikut. Berdasarkan video yang telah ditayangkan: a. Tentukanlah kadar asam asetat dalam cuka tersebut. b. Gambarkan kurva titrasi berdasarkan Menunjukkan ph larutan setelah titik ekivalen Menunjukkan titik ekivalen saat terjadinya hidrolisis Indikator Menganalisis kurva titrasi asam basa Menunjukkan ph larutan Menunjukkan daerah larutan Titik akhir titrasi Menggambar kurva titrasi asam basa Hubungan volume dengan ph larutan Persamaan reaksi V titrat, V titran dan M titran Perhitungan kimia Menentukan konsentrasi asam asetat dalam cuka Konsentrasi titrat PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI TITRASI ASAM LEMAH OLEH BASA KUAT BERDASARKAN STRATEGI EVALUASI MODEL Sumbu datar pada kuva titrasi asam basa Sumbu tegak pada kuva titrasi asam basa Menjelaskan larutan titrat setelah tercapai titik ekivalen berdasarkan ph larutan Konsentrasi H + /nilai ph Spesi dalam larutan Interaksi antar spesi Gambar 3.2. Profil Model Mental Siswa pada Materi Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat Reaksi ionisasi asam lemah 31 Spesi dalam larutan Menjelaskan larutan titrat sebelum ditambah titran berdasarkan ph larutan Menjelaskan terbentuk larutan penyangga pada saat titrasi asam basa berdasarkan ph larutan Menjelaskan terjadinya proses hidrolisis pada saat titrasi asam basa berdasarkan ph larutan Keterangan : Konsentrasi H + /nilai ph Spesi dalam larutan Spesi dalam larutan Interaksi antar spesi Konsentrasi H + /nilai ph Interaksi antar spesi Konsentrasi H + /nilai ph Jawaban benar untuk pertanyaan utama/umum/probing Jawaban benar sebagian untuk pertanyaan utama/umum/probing Jawaban salah untuk pertanyaan utama/umum/probing Jawaban benar tanpa pertanyaan probing umum/khusus Jawaban benar dengan pertanyaan probing khusus Pertanyaan tidak dijawab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan disalah satu SMA di kabupaten Kuningan. Subjek penelitian ini adalah delapan orang siswa SMA kelas XI IPA yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di kabupaten Garut. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang telah mempelajari materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan IPA di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subyek penelitian yang dipilih

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa dilakukan tiga tahap yaitu tahap pertama melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pembelajaran Belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator! Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini bersifat deskriptif, dimana dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang fenomena-fenomena yang berlangsung

Lebih terperinci

wanibesak.wordpress.com 1

wanibesak.wordpress.com 1 Ringkasan, contoh soal dan pembahasan mengenai asam, basa dan larutan penyangga atau larutan buffer Persamaan ionisasi air H 2O H + + OH Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menjelaskan fenomena dengan mendeskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16. LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober 2012 14.00 s/d 16.00 wib TUJUAN : 1. Agar mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak

Lebih terperinci

kimia TITRASI ASAM BASA

kimia TITRASI ASAM BASA Kurikulum 2006/2013 2013 kimia K e l a s XI TITRASI ASAM BASA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan macam-macam titrasi.

Lebih terperinci

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5 Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak mengalami hidrolisis adalah... A. NH 4 Cl C. K 2 SO 4 D. CH 3 COONa E. CH 3 COOK Yang tidak mengalami peristiwa hidrolisis adalah garam yang berasal

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga disebut juga larutan penahan atau larutan dapar atau buffer.

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

2015 PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA POKOK BAHASAN TITRASI ASAM LEMAH OLEH BASA KUAT BERDASARKAN TDM- IAE

2015 PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA POKOK BAHASAN TITRASI ASAM LEMAH OLEH BASA KUAT BERDASARKAN TDM- IAE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan sifatnya, perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan tersebut (Whitten, 2008, hlm. 3). Sebagian besar

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 LARUTAN PENYANGGA [Yea r] LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 MARI BELAJAR Indikator Produk Menjelaskan komponen pembentuk larutan penyangga dengan berpikir kritis. Menjelaskan

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

2015 PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB-MATERI ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK MODEL MENTAL PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (TDM-POE)

2015 PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB-MATERI ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK MODEL MENTAL PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (TDM-POE) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemahaman konsep merupakan suatu kemampuan mengkonstruksi makna atau pengertian suatu konsep berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki atau mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek

Lebih terperinci

Larutan Penyangga XI MIA

Larutan Penyangga XI MIA Larutan Penyangga XI MIA Komponen Larutan Penyangga Larutan Penyangga Asam Terdiri dari Asam lemah dan basa konjugasinya (Contoh : CH 3 COOH dan CH 3 COO -, HF dan F - ) Cara membuatnya : 1. Mencampurkan

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga Bab 7 Soal-Soal Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Larutan Penyangga 1. Berikut ini yang merupakan pasangan asam basa terkonjugasi (A) H 3 O + dan OH

Lebih terperinci

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP PENDAHULUAN Kalian pasti mendengar penyedap makanan. Penyedap makanan yang sering digunakan adalah vitsin. Penyedap ini mengandung monosodium glutamat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI) Disusun Oleh : 1. Ela Bintang Bahari (XI IPA 4 / 03) 2. Alfian

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan 4.1.1 Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga Penggunaan level mikroskopik dalam buku teks

Lebih terperinci

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan terapannya. Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah... DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iv vii ix x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 7 C. Definisi Operasional...

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang didapatkan dari penelitian ini yaitu hasil pretest dan posttest. Hasil pretest digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kemampuan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB 7. ASAM DAN BASA BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA 7. 2 TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM DAN BASA 7. 3 KONSENTRASI ION H + DAN ph 7. 4 INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR ph) 7. 5 CAMPURAN PENAHAN 7. 6 APLIKASI

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA Gedung D6. Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp. 8508035 LEMBAR SOAL Mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap penelitian mempunyai

Lebih terperinci

CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)

CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l) PENGEMBANGAN PROSEDUR PENENTUAN KADAR ASAM CUKA SECARA TITRASI ASAM BASA DENGAN BERBAGAI INDIKATOR ALAMI (SEBAGAI ALTERNATIF PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA DI SMA) Das Salirawati, M.Si dan Regina Tutik Padmaningrum,

Lebih terperinci

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi Netralisasi a. Netralisasi Neutralisasi dapat didefinisikan sebagai reaksi antara proton (atau ion hidronium) dan ion hidroksida membentuk air. Dalam bab ini kita hanya mendiskusikan netralisasi di larutan

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN vi DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP Θ Asam Basa 1. Jelaskan Pengertian Asam Basa menurut arrhenius! Asam Zat yang dalam air melepaskan ion H + Basa Senyawa yang

Lebih terperinci

Teori Asam-Basa Arrhenius

Teori Asam-Basa Arrhenius Standar Kompetensi emahami terapannya. sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan Kompetensi Dasar enjelaskan teori asam basa menurut Arrhenius mengklasifikasi berbagai larutan asam, netral, dan

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS 6 LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS A. LARUTAN PENYANGGA B. HIDROLISIS Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang reaksi asam-basa dan titrasi. Jika asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan

Lebih terperinci

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh: TUGAS KIMIA TITRASI ASAM BASA Disusun oleh: Nama : Kelas : SMA NEGERI 1 BAJAWA 2015 TITRASI ASAM BASA 1. Prinsip Dasar Titrasi netralisasi adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi antara suatu asam dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menjelaskan fenomena dengan mendeskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani GALAT TITRASI Ilma Nugrahani Galat Titrasi Adalah galat yang terjadi karena indikator berubah warna sebelum atau sesudah titik setara ditunjukkan dari kurva titrasi titik akhir titik ekivalen. Dapat disebabkan

Lebih terperinci

Titrasi asam kuat-basa kuat

Titrasi asam kuat-basa kuat TITRASI ASAM-BASA KURVA TITRASI plot atau kurva antara ph atau poh terhadap volume titran untuk menguji apakah suatu reaksi dapat digunakan untuk analisa titrimetri ataukah tidak memilih indikator Titrasi

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Neng Tresna Umi Culsum*, Ida Farida dan Imelda Helsy Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. evaluasi merupakan suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. evaluasi merupakan suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian evaluasi Mahrens dan Lehman (Purwanto: 2004: 13) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,

Lebih terperinci

Lampiran 2.2 (Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Lampiran 2.2 (Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Lampiran 2.2 (Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) I. Analisis Indikator 4. Memahami sifat-sifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan terapannya SMAN 1 Dasar SMAN 4 Bandung SMAN 1 Cimahi SMAN

Lebih terperinci

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Berdasarkan teori asam basa Arhenius, suatu larutan dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung pada konsentrasi ion H+ atau ion OH dalam larutan tersebut.

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DISERTAI HIERARKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Model mental merepresentasikan pikiran tiap individu yang digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena ketika belajar sains (Harrison & Treagust dalam

Lebih terperinci

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI I. TUJUAN a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri. b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi alkalimetri. II. DASAR

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~ Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~ -Menentukan konsentrasi NaOH dengan HCl 0,1 M- Latifa Dinna Prayudipta XI IPA 1 SMAN 3 TANGERANG SELATAN TAHUN AJARAN 2009/2010 Laporan praktikum kimia -titrasi

Lebih terperinci

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart a. AK + BK ph = 7 B. AK + BL ph < 7 C. AL + BK ph >

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keterampilan Berkomunikasi Sebagai Bagian Dari Keterampilan Proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keterampilan Berkomunikasi Sebagai Bagian Dari Keterampilan Proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Berkomunikasi Sebagai Bagian Dari Keterampilan Proses Sains. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains adalah ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Bahwa dalam penelitian ini diperoleh data sebagai berikut: 1. Lembar Observasi Keterampilan Generik Sains Berdasarkan penelitian diperoleh data obsevasi

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 )

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 ) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Asam dan Basa Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 ) Windy Saputra ( XI

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab17 Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Larutan buffer adalah larutan yg terdiri dari: 1. asam lemah/basa

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 11. Sat. Pendidikan

LEMBARAN SOAL 11. Sat. Pendidikan LEMBARAN SOAL 11 Mata Pelajaran Sat. Pendidikan Kelas / Program : KIMIA : SMA : XI IPA PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan A. Pengertian Asam Basa Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! KIMIA XI SMA 217 S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan a. proton d. ion H b. elektron e.

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll LOGO Bab 08 Asam Basa Apa yang terjadi? - Koma - Tulang keropos - Sesak napas - dll 1 Ikhtisar Teori Asam Basa Sifat Asam-Basa dari Air ph-suatu ukuran keasaman Kesetimbangan Asam-Basa Lemah dan Garam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik individual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian ini merupakan deskripsi tentang tahap-tahap proses pembuatan video pembelajaran

Lebih terperinci

Regina Tutik Padmaningrum, UNY

Regina Tutik Padmaningrum, UNY TITRASI ASAM LEMAH DENGAN BASA KUAT Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, M.Si Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta regina_tutikp@uny.ac.id Pada titrasi asam lemah dengan basa kuat,

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA ASPEK MAKROSKOPIK, SUBMIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MALANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan materi subyek yang menjelaskan mengenai struktur, komposisi, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Menurut Johnstone

Lebih terperinci

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: SOAL-SOAL BAB 5 LARUTAN ASAM BASA/ Kimia Erlangga 2B 1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: No Larutan yang diuji Warna lakmus Merah Biru 1 X Merah Biru 2 Y Merah Merah

Lebih terperinci

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Bab VII ph Larutan Asam-Basa Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Indikator universal dan kertas lakmus digunakan untuk mengindentifikasi ph larutan asam-basa. TUJUAN

Lebih terperinci

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta Lampiran 3 95 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T. SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 0/0 LEMBAR SOAL Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.P : 0/0 PETUNJUK :. Isikan identitas peserta pada tempat yang telah disediakan pada lembar

Lebih terperinci

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya: . Atom X memiliki elektron valensi dengan bilangan kuantum: n =, l =, m = 0, dan s =. Periode dan golongan yang mungkin untuk atom X adalah A. dan IIIB B. dan VA C. 4 dan III B D. 4 dan V B E. 5 dan III

Lebih terperinci

Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H + ) menyebabkan kesetimbangan. CH 3 COOH(aq) CH 3 COO - (aq) + H + (aq) (9.1) asam lemah

Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H + ) menyebabkan kesetimbangan. CH 3 COOH(aq) CH 3 COO - (aq) + H + (aq) (9.1) asam lemah Larutan bufer* merupakan sistem larutan yang dapat mempertahankan lingkungannya dari pengaruh seperti oleh penambahan sedikit asam/basa kuat, atau oleh pengenceran. Sistem bufer terdiri atas dua komponen,

Lebih terperinci

Larutan Asam-Basa. Sifat Larutan Asam dan Basa. Penentuan ph Larutan Asam Kuat dan Basa Kuat. Penentuan ph Larutan Asam Lemah dan Basa Lemah

Larutan Asam-Basa. Sifat Larutan Asam dan Basa. Penentuan ph Larutan Asam Kuat dan Basa Kuat. Penentuan ph Larutan Asam Lemah dan Basa Lemah Setelah mempelajari bab ini, peserta didik dapat: 1. menjelaskan konsep asam-basa serta sifat larutan asam dan basa; 2. menentukan ph larutan asam kuat, asam lemah, basa kuat, dan basa lemah; 3. terampil

Lebih terperinci

SOAL LARUTAN PENYANGGA MAN 2 KAB. BOGOR

SOAL LARUTAN PENYANGGA MAN 2 KAB. BOGOR SOAL LARUTAN PENYANGGA MAN 2 KAB. BOGOR NAMA : KHOERUL ANAM KELAS : XI MIA 2 21. Dicampurkan dua larutan yaitu 50 ml NaOH 0,1 M dan 50 ml CH3COOH 0,2 M. Tentukan apakah campuran tersebut membentuk larutan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subjek yang diteliti adalah siswa SMA kelas XI semester 2 (satu kelas) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Berpikir Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan berpikir seseorang dapat mengolah berbagai informasi yang diterimanya dan mengembangkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Praktikum Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak ditunjang dengan praktikum yang dilaksanakan dilaboratorium. Laboratorium disini dapat berarti

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data kualitas keterampilan memberikan penjelasan sederhana peserta didik. Sebagaimana dijabarkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 NAMA : NIP : INSTANSI : TANGGAL :

LAMPIRAN 1 NAMA : NIP : INSTANSI : TANGGAL : INSTRUMEN PENILAIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN MOBILE GAME BRAINCHEMIST SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA SMA/MA PADA MATERI ASAM BASA, LARUTAN PENYANGGA, DAN HIDROLISIS GARAM UNTUK GURU KIMIA SMA/MA (REVIEWER)

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014), telah dikembangkan instrumen tes diagnostik two tier multiple choice pada materi asam basa. Instrumen ini mencakup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian pengembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian pengembangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Tes Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian pengembangan adalah suatu proses untuk menjadikan suatu (pikiran, pengetahuan, dan sebagainya) agar menjadi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I NAMA KELOMPOK : MELVIA PERMATASARI (08121006013) MELANY AMDIRA (08121006027) ANIS ALAFIFAH (08121006029) PUTRI WULANDARI (08121006071) MUTIARA BELLA (08121006073) JURUSAN

Lebih terperinci

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2 SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA K I M I A 1). TEORI ARCHENIUS Asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion H +, dengan kata lain pembawa sifat asam adalah ion H +. jumlah ion H+ yang

Lebih terperinci

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN V. PEMBAHASAN Praktikum yang dilaksanakan tanggal 3 Oktober 2011 mengenai pembuatan larutan buffer dan pengujian kestabilannya. Larutan buffer adalah campuran asam/basa lemah dan basa/asam konjugasinya

Lebih terperinci

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : 10.15 11.45 WIB Petunjuk Pengerjaan Soal Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan! Isikan identitas Anda

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 Hal-0 Instruksi Pastikan bahwa nama dan kode peserta Anda sudah tertulis pada halaman pertama lembar soal dan lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Fitriyani, 2014 Profil model mental siswa pada materi termokimia dengan menggunakan TIM_POE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Fitriyani, 2014 Profil model mental siswa pada materi termokimia dengan menggunakan TIM_POE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan sifatnya, perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan tersebut (Whitten dkk., 2004). Johnstone (dalam

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/semester : Madrasah Darul Ihksan Samarinda : Kimia : Larutan Penyangga : XI /Genap Tahun Ajaran : 2012/2013 Alokasi waktu

Lebih terperinci

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA Asam merupakan zat yang yang mengion dalam air menghasilkan ion H + dan basa merupakan zat yang mengion dalam air menghasilkan ion OH -. ASAM Asam

Lebih terperinci

M 0,4 0,1 0,2 B 0,1 0,1 0,1 0,1 S 0,3-0,3 0,1 POH = -

M 0,4 0,1 0,2 B 0,1 0,1 0,1 0,1 S 0,3-0,3 0,1 POH = - 1. Campuran di bawah ini yang dapat membentuk larutan penyangga adalah.... A. Asam nitrat dengan natrium asetat B. Asam fosfat dengan natrium asetat C. Asam nitrat dengan kalium nitrat D.Asam asetat dengan

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari Kimia XI SMA 147 BAB 5 Larutan Asam dan Basa Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian asam-basa menurut Arrhenius. 2. Membandingkan kekuatan asam-basa.

Lebih terperinci