Assalamu Alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Assalamu Alaikum Warahmatullahi wabarakatuh"

Transkripsi

1

2

3

4 Assalamu Alaikum Warahmatullahi wabarakatuh Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Prosiding yang memuat makalah-makalah yang telah dipresentasikan pada seminar ilmiah nasional sains dan teknologi tahun ini telah terbit. Adapun tema dari prosiding kali ini Peningkatan Sinergi University-Industry-Government (UIG) dalam Pengembangan Teknologi dan Rekayasa Nasional Lima Pembicara kunci dalam seminar ini adalah orang-orang yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang mumpuni dalam melaksanakan kerjasama kemitraan UIG untuk menunjang peningkatan teknologi dan rekayasa nasional. Mereka adalah Prof. Dr. Ir. Satryo S. Brojonegoro (JICA Expert), Drs. H. Ikhsan Iskandar, M.Si. (Bupati Jeneponto), Dr. Toto Widyanto (Capacity Building Expert, KPPIP), Dr. Geni Rina Sunaryo, M.Sc. (Ka PTKRN-BATAN), dan Prof. Mitsukage Yamada (Manager of Smart Community Group, Oriental Consultants Global Co., Ltd.). Para Partisipan lain yang telah menyajikan gagasan ilmiah yang informatif berasal dari kalangan akademisi, industri, pemerintah, praktisi profesi serta pemerhati kemajuan teknologi. Pihak fakultas memandang perlu untuk menerbitkan prosiding yang memuat hasil seminar yang berhubungan dengan kerjasama kemitraan UIG secara periodik pada setiap tahunnya. Kami menyadari prosiding kali ini masih mempunyai beberapa kelemahan dan kekurangan, namun dengan kerja keras, kerja sama dan semangat pengabdian yang tinggi tinggi dari pengelola, dosen dan karyawan Fakultas Teknik, penerbitan prosiding dapat berjalan sebagaimana visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada dalam edisi ini, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi terciptanya tujuan yang kita inginkan bersama. Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar Dr. Ing. Ir. Wahyu H. Piarah, MS.ME

5 Yang terhormat, Rekan-Rekan Pembaca dan Pemerhati Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Sains dan Teknologi Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Sains dan Teknologi ke-2 (Volume 2) Tahun 2016 dalam Rangka Dies Fakultas Teknik yang ke-56 dapat hadir sebagai bentuk partisipasi dan kepedulian bersama secara ilmiah. Hal ini dapat diwujudkan berkat kerjasama yang baik dari segenap pihak yang telah terlibat dalam memberikan konstribusi positif hingga terbitnya prosiding ini. Dalam prosiding ini, artikel yang dimuat dikelompokkan berdasarkan kesamaan bidang ilmu yang ada dalam lingkup Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Bidang ilmu yang dimaksud meliputi; Teknik Arsitektur dan Perencaan Wilayah Kota, Teknik Elektro dan Informatik, Teknik Geologi dan Pertambangan, Teknik Mesin dan Industri, Teknik Perkapalan, Sistem dan Kelautan, dan Teknik Sipil dan Lingkungan. Tujuan dari pengelompokan ini adalah untuk memudahkan para pembaca sekalian ketika hendak mencari artikel yang terkait atau menemukan artikel yang sesuai bidang keilmuan masing-masing. Total keseluruhan karya ilmiah yang berhasil dipublikasikan pada edisi kedua ini sebanyak 59 artikel. Jumlah sebanyak ini dapat dicapai berkat kerjasama yang baik dari segenap penulis, termasuk penulis yang berasal dari berbagai institusi/departemen di luar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankan kami mewakili tim editor menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas sumbangsih artikel yang telah diberikan. Kami menyadari bahwa meskipun telah melalui proses editing terhadap format penulisan, masih tetap saja akan ada kesalahan-kesalahan kecil didalamnya, untuk itu kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas kesalahan cetak yang terdapat dalam prosiding perdana ini. Harapan kami semoga prosiding ini dapat menjadi salah satu alternatif sumber referensi di bidang teknologi serta dapat menjadi inspirator bagi lahirnya riset-riset baru di masa yang akan datang. Ketua Tim Editor, Dr. Ir. Muhammad Ramli, MT

6

7

8

9

10 ANALISIS KEBUTUHAN MATERIAL PERAHU KECIL FIBERGLASS UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KABUPATEN JENEPONTO Farianto Fachruddin* 1, Syamsul Asri 1, Wahyuddin 1, Muhammad Akbar Asis 1 1 Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Raya Poros Malino km. 6 Bontomarannu - Gowa * fariantofachrudin@gmail.com Abstract The provincial government set Jeneponto district became one of the centers of the seaweed industry in the region of South Sulawesi. This is because the seaweed is a leading commodity from Jeneponto district. The small boat fishing as a means of production of seaweed farming in Jeneponto on the supply side are considered less effective and efficient way to improve productivity while increasing the amount of seaweed production. This study aims to determine the capacity of the boat suitable for fishing / seaweed farmers Jeneponto and fiberglass material needs (Fiberglass Reinforced Plastic) to produce the boat in question. The result of boat design found that dimension as follow: Length of deck sheer is about 7.5 meters; Length of waterline is about 6.88 meters; breadth sheer deck is about 1.26 meters; height is about 0.7 meters; load line (draft) is about 0.4 meters; hull block coefficient is about 0.47; and displacement weight is about 1.94 tons. Design of the capacity cargo hold from inner bottom until deck sheer is about 2.81 m 3 or equivalent with 1.02 tons seaweed cargoes. So the total weight of boat hull is about 543 kg (0.543 tons) and the composition material hull as follow: i) mat roving is 135 kg; ii) woven roving is about 55 kg; and resin is about 353 kg. Keywords: Fiberglass reinforced plastic (FRP), small boat, seaweed PENDAHULUAN Morfologi wilayah Kabupaten Jeneponto, khususnya wilayah pesisir selatan Kabupeten Jeneponto meliki potensi untuk kegiatan sektor perikanan tangkap maupun budidaya perikanan termasuk budidaya rumput laut. Panjang garis pantai mencapai 114 km dan potensi areal budidaya seluas Ha menjadikan Kabupaten Jeneponto sebagai salah satu wilayah pengembangan industrialisasi rumput laut di Sulawesi Selatan. Potensi rumput laut Kabupaten Jeneponto dapat dilihat dari periode produksi pada tahun Dimana produksi rumput laut tahun 2009 sebesar 105,949.8 ton basah, dan tahun 2013 sebesar 135, ton basah. Dari sebelas (11) kecamatan di Kabupaten Jeneponto terdapat tujuh (7) kecamatan yang merupakan wilayah penghasil rumput laut dikarenakan ketujuh kecamatan tersebut memiliki wilayah pantai sebagai media budidaya rumput laut. Kecamatan yang merupakan penghasil terbesar rumput laut secara berurutan adalah i) Kecamatan Tamalatea (39%); ii) Kecamatan Bangkala (18%); iii) Kecamatan Binamu (14%); iv) Kecamatan Arungkeke (10%); v) Kecamatan Tarowang (9%); vi) Kecamatan Bangkala Barat (7%) dan vi) Kecamatan Batang (1%). Keadaan ini ditunjukkan secara grafis pada Gambar 1. Permasalahan yang dihadapi para petani/nelayan rumput laut di Kabupaten Jeneponto adalah keterbatasan kapasitas perahu kecil yang mereka miliki. Sehingga diperlukan pengembangan desain perahu kecil yang digunakan sebagai sarana produksi. Pengembangannya mempertimbangkan kelayakan teknis yaitu kekuatan material lambung, stabilitas dan kebutuhan ruang muat optimal perahu. Hasil pengembangan desain ditindaklanjuti dengan pembuatan prototype perahu tersebut. Pembuatan menggunakan bahan fiberglass (FRP), sehingga akan menimbulkan pertanyaan untuk diketahui berapa jumlah kebutuhan material fiberglass untuk memproduksi perahu dimaksud. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kapasitas perahu yang cocok untuk petani/nelayan rumput laut di Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto dan menentukan kebutuhan material fiberglass (Fiberglass Reinforced Plastic) yang diperlukan untuk memproduksi perahu yang dimaksud. Selanjutnya keutamaan penelitian ini adalah tersedianya: (a) data/informasi mengenai geometri perahu yang selama ini digunakan untuk budidaya rumput laut di Kabupaten Jeneponto, khususnya di wilayah kecamatan Binamu; (b) data/ informasi mengenai geometri perahu rancangan yang sesuai dengan aspek teknis dan kearifan local; dan (c) data/informasi mengenai jumlah material fiberglass (FRP) perahu, jika hendak diproduksi.

11 Gambar 1. Prosentase produksi rumput laut di tujuh kecamatan sentra produksi di Kabupaten Jeneponto KONTRUKSI KAPAL Sistem Kerangka Lambung Kapal Ayres D.J (2001) menjelaskan bahwa sistem konstruksi kapal (framing system) dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu: i) sistem kerangka melintang (transverse framing system), dan ii) sistem membujur atau memanjang (longitudinal framing system). Selainkedua sistem tersebut, dikenal pula sistem kombinasi (combination/mixed framing system). Pemilihan jenis sistem untuk suatu kapal sangat ditentukan oleh ukuran kapal dan jenis/fungsi kapal juga menjadi dasar pertimbangan, menurut Djaya (2008) dijelaskan: Sistem Konstruksi Melintang; Pada sistem ini gading-gading (frame) dipasang vertikal (mengikuti bentuk body plan) dengan jarak antara (spacing) ke arah memanjang kapal, satu sama lain yang rapat (sekitar antara mm, tergantung panjang kapal). Pada geladak, termasuk geladak kekuatan dipasang balok-balok geladak (deck beam) dengan jarak antara yang sama seperti jarak antara frame. Ujung masing-masing balok geladak ditumpu oleh gading-gading yang terletak pada jarak yang sama. Pada alas dipasang wrang dengan jarak yang sama pula dengan jarak antara gading-gading sedemikian rupa sehingga masing-masing wrang, gading-gading dan balok geladak membentuk sebuah rangkaian yang saling berhubungan dan terletak pada satu bidang vertikal sesuai penampang melintang kapal. Sistem Konstruksi Memanjang: Pada sistem ini gading-gading utama tidak dipasang vertikal, tetapi dipasang membujur pada sisi kapal, dengan jarak antara diukur ke arah vertikal. Gading-gading ini dinamakan pembujur sisi (side longitudinal). Pada setiap jarak tertentu (5 frame spacing) dipasang gading-gading besar, sebagaimana gading-gading besar pada sistem melintang. Gading besar ini disebut juga pelintang sisi (side transverse). Pada alas dan alas dalam dipasang pembujur-pembujur seperti pembujur-pembujur sisi yang dinamakan pembujur alas (bottom longitudinal) dan pada alas dalam dinamakan pembujur alas dalam (inner bottom longitudinal). Pada alas juga dipasang wrang-wrang dan dihubungkan pada gading besar atau pelintang sisi (web frame or side transverse). Sistem Konstruksi Kulit Lambung Kapal: Dalam hal pembangunan kapal yang berbahan baku dari fiberglass (FRP), system konstruksi kulit lambung kapal didasarkan pada regulasi klas (classification rules) dibedakan menjadi dua sistem pelapisan yaitu: konstruksi single skin dan system konstruksi sandwich (BKI, 2006). Konstruksi single skin adalah konstruksi yang terdiri dari satu panel Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) yang terbentuk dari penguatan fiberglass dan resin. Sementara konstruksi sandwich adalah konstruksi yang memiliki lapisan FRP yang melekat di kedua sisi material inti.

12 MATERIAL FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC (FRP) Fibergelass Reinforced Plastic (FRP) umumnya terdiri dari dua komponen, yaitu: resin plastic polyester dan sebuah penguat serat gelas. Fiberglass adalah sebuah gabungan dari dua bahan yang mempunyai karakter fisik yang berbeda dan saling melengkapi (Fyson, 1985). Menurut Deere (1959) dalam Kelananingtyas (1994), FRP adalah kombinasi antara polyester dan serabut gelas yang berdiameter 5-20 mikrometer, kekuatan kombinasi ditentukan oleh serabut-serabut gelas yang membentuk kombinasi tersebut. Marten dan Paranoan dalam Widodo (1994) menjelaskan beberapa sifat yang menguntungkan dari kapal fiberglass jika dibandingkan dengan kapal jenis lainnya, yaitu: Dilihat dari berat konstruksi, kapal fiberglass merupakan kapal yang paling ringan jika dibandingkan dengan kapal dengan bahan material kayu, ferrocement dan terlebih lagi baja pada ukuran yang sama; Dilihat dari kekuatannya maka kapal fiberglass mempunyai kekuatan konstruksi yang cukup kuat; Dilihat dari ketahanan materialnya pada air laut maka kapal fiberglass memberikan hasil yang sangat baik (Tabel 1); Permukaan luar kapal fiberglass lebih licin dibandingkan dengan kapal jenis lain, yang berarti koefisien gesek dengan air akan lebih kecil. Sehingga pada model/bentuk kapal, ukuran dan daya mesin yang sama tentunya kapal fiberglass akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi; dan Dilihat dari bentuk akhir yang mewah, menawan dan warna yang menarik untuk jenis kapal yang sama, dan akan mengundang minat untuk memilikinya dibandingkan dengan kapal dari material lain. Tabel 1. Perbandingan ketahanan material lambung kapal terhadap jenis kerusakan kimiawi air laut Serat Fiberglass Jenis Material Jenis Kerusakan Kimiawi Air Laut Kayu Terjadi pelapukan serta termakan oleh binatang-binatang laut tertentu. Baja Terjadi korosi Ferro cement Kerusakan disebabkan oleh sulfat dan air laut membentuk Cement Bacillus. Fiberglass Terjadinya gelembung udara (blasen) yang ada di dalam ataupermukaan laminat dengan ukuran yang bermacammacam. Hal ini disebabkan masuknya air laut karena kerusakan laminat. Kerusakan lain berupa sifat gelas yang sebabkan karena pengaruh sinar ultraviolet. Alumunium Kerusakan yang disebabkan oleh garam-garam alkali dari air laut membentuk kalium aluminat atau natrium aluminat. Sumber: Marten dan Paranoan dalam Lilik Widodo, 1994 Komponen penguat adalah suatu filament gelas yang dibuat bundle atau helaian, yang kemudian terbentuk woven atau cloth atau mat dengan tingkatan bervariasi sesuai dengan kekuatan yang diinginkan. Penguatan ini dengan mengisikan sebuah resin secara kimiawi, yang ditentukan keras atau rapuh, bersifat kedap air dan alat pengeras untuk serabut gelas yang lemas dan dapat ditembus air (Fyson, 1985). Djaya (2008), menyatakan ada beberapa jenis serat penguat yaitu: Serat E-Glass (Electrical Glass) dengan data teknisi massa jenis: 2.55 gr/cm 3 dan k 2.4 gpa, Serat S2 glass (Strength Glass) dengan data teknis massa jenis: 1.50 gr/cm 3 60 gpa, High strength carbon dengan data teknis massa jenis: gr/cm 3 dan gpa, dan Aramid (Kevlar 49) dengan data teknis massa jenis: 1.45 gr/cm 3 dan kekuatan gpa. Dari keempat jenis serat penguat tersebut, serat yang sering digunakan untuk bangunan kapal adalah jenis E- Glass (Electrical Glass). Selanjutnya komponen penguat yang paling umum digunakan pada lapisan badan/lambung kapal adalah:

13 Chopped Strand Mat Dalam pemakaian di industri Chopped Strand Mat sering disebut Mat atau Matto Roving, berupa potongan-potongan serat fiberglass dengan panjang sekitar 50 mm yang disusun secara acak dan dibentuk menjadi satu lembaran. Jenis ini merupakan serat penguat dengan konfigurasi serat acak dan merupakan serat penguat tidak menerus. Bentuk dari serat Mat Roving ini ditunjukkan pada Gambar 2(a). Pada pemakaian seharihari dan umum digunakan untuk bangunan kapal, serat chopped strand mat (mat roving) terdiri dari: Mat Roving 300 gram/m 2 (MR-300) dengan data teknis yaitu berat spesifik (W/m 2 )f: 300 gram/m 2 dan k ; Mat Roving 450 gram/m 2 (mat 450) dengan data teknis yaitu berat spesifik (W/m 2 ) f: 450 gram/m 2 dan kek. Woven Roving Jenis serat penguat ini (Woven Roving-WR) merupakan serat penguat menerus berbentuk anyaman dengan arah yang saling tegak lurus dapat lihat pada Gambar 2(b). Pada proses laminasi woven roving (WR) ini digunakan sebagai laminasi utama yang memberikan kekuatan tarik maupun lengkung yang lebih tinggi dibandingkan lapisan mat roving (MR). Pada pemakaian sehari-hari dan umum digunakan untuk bangunan kapal, serat Woven Roving (WR) terdiri dari: Woven Roving 400 gram/m 2 (WR-400) dengan data teknis yaitu berat spesifik (W/m 2 ) f: 400 gram/m 2 dan kekuatan 512 MPa; Woven Roving 600 gram/m 2 (WR-600) dengan data teknis yaitu berat spesifik (W/m 2 ) f: 600 gram/m MPa; dan Woven Roving 800 gram/m 2 (WR-800) dengan data teknis yaitu berat spesifik (W/m 2 ) f: 800 gram/m 2 dan 512 MPa; METODE PENELITIAN Dalam pelaksanaan penelitian ini, digunakan metode survey yaitu pengukuran data langsung (primer) terhadap perahu-perahu nelayan rumput laut yang ada di kabupaten jeneponto, dimana lokasi pengukuran dilakukan di kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Adapun jumlah perahu yang dikumpulkan ukuran utamanya adalah dua lima (25) perahu. Dari keseluruhan data ukuran perahu yang diperoleh, menunjukkan bahwa hampir Sembilan puluh tiga (93)% ukuran perahu adalah mirip-mirip. Sehingga dari semua data tersebut digunakan dua unit perahu sebagai sampel perwakilan untuk dijadikan sebagai perahu pembanding dalam perencanaan perahu prototype. Detail ukuran dan gambar dari perahu pembanding ditujukkan pada Tabel 2 dan Gambar 3 serta Gambar 4. (a) Chopped Strand Mat (Mat Roving)-MR (b) Woven Roving (WR) Gambar 2. Serat Penguat Chopped Strand Mat dan Woven Roving Tabel 2. Data pembanding ukuran utama perahu nelayan rumput laut KOMPONEN DIMENSI PERAHU DIMENSI UNIT DIMENSI UNIT LOA (Length Deck Sheer) 6.62 meter 7.72 meter LWL (Length Water Line) 6.26 meter meter

14 B (Breadth) 0.6 meter 0.6 meter H (Height) max 0.78 meter 0.69 meter H (Height) midship 0.63 meter 0.62 meter Sarat (T) 0.34 meter 0.35 meter Volume m m 3 Displascement ton ton Sumber: Hasil Pengukuran, 2016 Gambar 3. Rencana garis dan bentuk lambung (Lines & Body Plan Gambar 4. Rencana garis dan bentuk lambung (lines & body plan) perahu HASIL PENELITIAN Ukuran Utama Perahu Prototype Dalam proses perencanaan perahu prototype yang sesuai dengan aspek teknis dan muatan local (local content), digunakan pend volume carrier memperhatikan permintaan dari pengguna (nelayan rumput laut). Dimana hal yang di kehendaki oleh para nelayan rumput laut adalah kapasitas ruang muat (angkut) perahu sebesar (se-optimal) mungkin. Hal ini disebabkan oleh fakta empiric menunjukkan bahwa frekuensi angkut saat panen maupun menebar bibit rumput laut tidak terlalu tinggi. Kondisi ini sangat diperngaruhi oleh kondisi cuaca dan alam perairan tempat berbudidaya

15 rumput laut. Waktu aman dalam proses memanen dan menanam adalah di waktu pagi sampai siang (pukul s.d 13.30), dimana umumnya kondisi perairan sudah tidak aman lagi jika sudah melewati waktu siang (angin sudah berhembus kencang dan perairan bergelombang). Berdasarkan penjelasan tersebut, hasil ukuran utama dan gambar 3D perahu yang diperoleh dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 5. Perahu Prototype LOA (Length Deck Sheer) 7.50 meter LWL (Length Water Line) 7.00 meter B (Breadth) 1.26 meter H (Height) max 0.70 meter Draft (d) 0.40 meter Volume 1.89 m 3 Displacements 1.94 ton Perencanaan Bentuk Lambung Perahu Gambar 5. Ukuran utama dan 3D modelling perahu prototype Dalam melakukan perencanaan bentuk lambung perahu prototype, piranti lunak (software) sebagai alat bantu perencanaan adalah Program Maxsurfe. Hasil yang diperoleh adalah bentuk lambung perahu yang sudah sesuai dengan criteria teknis perencanaan. Dari hasil ini, gambar bentuk lambung di pindahkan ke piranti lunak lain (Auto-CAD) untuk selanjutnya di buatkan gambar rencana garis dan bentuk lambung dengan penggunaan frame stations yang sebenarnya. Gambar perencanaan tersebut ditunjukkan pada Gambar 6. Perencanaan Konstruksi Lambung Perahu Konstrukri labung perahu direncanakan dengan mengacu pada aturan konstruksi lambung untuk kapal yang berbahan dasar fiberglass yaitu Peraturan Konstruksi Lambung FRP Tahun 2016 yang di keluarkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Adapun gambar perencanaan konstruksi dari perahu prototype ini meliputi gambar konstruksi profile dan konstruksi bukaan kulit (shell expansion) yang masing-masing ditunjukkan pada Gambar 7 dan Gambar 8 serta Gambar 9. Gambar 6. Rencana garis dan bentuk lambung (lines & body plan) perahu prototype

16 Gambar 7. Struktur konstruksi profile perahu prototype Shell Expansion Gambar 8. Bukaan kulit (shell expansion) perahu prototype

17 Material Lambung Perahu Prototype Gambar 9. Rencana umum (general arrangement) perahu prototype Perhitungan kebutuhan material lambung untuk perahu prototype ini didasarkan pada hasil perhitungan dimensi komponen konstruksi perahu dengan menggunakan aturan Biro Klasifikasi Indonesia 2016 khusus untuk kapal bermaterial fibreglass reinforced plastic (FRP). Adapun komponen kontruksi lambung yang dimaksudkan adalah: i/ kulit lambung (shell hull); ii/ gading-gading (frames station); iii/ geladak (deck); iv/ wrang (floor); iv/ dasar ganda (inner bottom); vi/ pembujur dasar ganda (longitudinal inner bottom); vii/ pembujur sisi (longitudinal senta); dan viii/ sekat (bulkhead). Dari seluruh komponen konstruksi tersebut, dibuat hitungan volume dari masing-masing komponen konstruksi melalui perhitungan luas permukaan komponen berdasarkan gambargambar perencanaan konstruksi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7 dan 8. Selain luasan komponen konstruksi dibuat juga perhitungan ketebalan dari masing-masing komponen konstruksi. Formula perhitungan ketebalan komponen konstruksi ditunjukkan pada persamaan-persamaan berikut: Lapisan Kulit Sisi Lambung sebagai berikut: Lapisan Kulit Dasar Lambung sebagai berikut: Lapisan Lunas (Keel) sebagai berikut: t k = 9 + 0,4 L (mm) (3) Lapisan gading-gading (frames) sebagai berikut: t = h. k (mm) dan W = 37,5. a. h. l 2 (4) Lapisan wrang (floor) sebagai berikut: t = 0.4 L (mm), t min = 4 (mm) (5) Lapisan inner bottom sebagai berikut: (1) (2) (6)

18 Lapisan bottom longitudinal sebagai berikut: W = 55,6. a. h. l 2 (7) Lapisan Galar (Senta Longitudinal) sebagai berikut: t = 0,3 L + 3,5 (mm) (8) Lapisan Sekat (bulkhead) sebagai berikut: Untuk selanjutnya diperoleh total volume komponen konstruksi lambung dari perahu prototype. Dalam hal penggunaan jenis komponen fibreglass yang terdiri dari Mat Roving (MR), Woven Roving (WR), dan Resin. Adapun spesifikasi material serat penguat yang digunakan adalah MR-450 dan MR-300 (mat roving) serta woven roving (WR-400). Hasil perhitungan volume komponen konstruksi tersebut dikonversikan ke dalam unitisasi berat (kg) sebagai unitisasi yang lasim digunakan dalam proses produksi kapal. Rangkuman hasil kebutuhan material untuk lambung perahu prototype ditunjukkan pada Tabel 3 dan 4. (9) No Tabel 3. Volume komponen konstruksi lambung perahu prototype Komponen Perahu Luas Volume Berat Persentase (m 2 ) (cm 3 ) (Kg) (%) 1 Shell Hull Frame Section Deck Wrang/Floor Inner Bottom Bottom Longitudinal Inner Bottom Longitudinal Longitudinal Senta Bulkhead Total Berat Tabel 4. Kebutuhan material laminasi FRP lambung perahu prototype KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disusun kesimpulan terkait dengan permasalahan mendasar yang perlu diupayakan penyelesaiannya. Beberapa butir kesimpulan sebagai berikut:

19 Dengan nilai displacement perahu rancangan yaitu 1.94 ton, kapasitas ruang muat optimal berdasarkan aspek teknis dan harapan para nelayan rumput laut diperoleh nilai muatan 1.02 ton (volume ruang muat 2.81 m 3 ) yang ekivalen dengan jumlah bentangan media tumbuh rumput laut yaitu 12 bentangan; Dengan ukuran utama perahu rancangan yang diperoleh, kebutuhan akan material fiberglass secara keseluruhan adalah 543 kg atau ton. Rincian berat komponen material fiberglass yaitu: MR-450 sebanyak 83 kg; MR-300 sebanyak 52 kg; WR-400 sebanyak 55 kg dan resin polyester sebanyak 353 kg. DAFTAR PUSTAKA [1] Ayuningsari, D., Tekno-ekonomi Pembangunan Kapal Kayu Galangan Kapal Rakyat di desa Gebang, Cirebon, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. [2] BKI, 2016, Rules and Regulations for the Classification and Construction Of Ships, FRP Ships, Biro Klasifikasi Indonesia, Jakarta. [3] BPS Jeneponto, 2014, Kabupaten Jeneponto Dalam Angka 2014, Badan Pusat Statistik Kabupaten Jeneponto, Jeneponto. [4] Bappeda Jeneponto, 2014, Potensi Strategis Daerah Kabupaten Jeneponto, di unduh tanggal 23 Maret 2016 di [5] Brown, K., Kapal-kapal Kayu Perikanan Laut. Terjemahan Sunjoto. Jawatan Perikanan Laut. Jakarta. [6] Darmawan, Studi tentang Rancang Bangun Kapal Ikan Jenis Catamaran [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. [7] Djaya, IK., Teknik Konstruksi Kapal Baja (1). Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. [8] FOS (Fundamentals Of Service), Fiber glass/ Plastic. Deeread Company, Monline Illinois IV. USA. [9] Fyson, J., Design OF Small Fishing Vessel. Fishing News Book Ltd. Farnham. Survey. England. [10]Gibbs & Cox, Inc, Marine Desion Manual For Fiberglass Reinforced Plastic, McGraw-Hill Bokk Company, INC, London. [11]Ned Coackley, et.all., Fishing Boat Construction: 2 Building a Fibreglass Fishing Boat, FAO Fisheries Technical Paper 321, Food And Agriculture Organization Of The United Nations, Rome. [12]S. Anil Kumar dan N.Suresh, Production and Operations Management Second Edition, New Age International (P) Ltd., Publishers, New Delhi. [13]Thomas Anmarkrud, Fishing boat construction: 4 Building an Undecked Fibreglass Reinforced Plastic Boat, FAO Fisheries and Aquaculture technical paper 507, Food And Agriculture Organization Of The United Nations, Rome.

PRESENTASI TUGAS AKHIR

PRESENTASI TUGAS AKHIR PRESENTASI TUGAS AKHIR TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 Presented by: M. FAUZIM 6107030017

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan Menurut Nomura dan Yamazaki (1977) kapal perikanan sebagai kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau pengumpulan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Kapal perikanan merupakan kapal yang digunakan untuk aktivitas penangkapan ikan di laut (Iskandar dan Pujiati, 1995). Kapal perikanan adalah kapal yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI

ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI Sarjito Jokosisworo*, Ari Wibawa Budi Santosa* * Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UNDIP ABSTRAK Mayoritas

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Kapal perikanan yang biasanya juga disebut kapal ikan adalah kapal yang dipergunakan untuk usaha penangkapan ikan atau mengumpulkan sumberdaya perairan, penggunaan

Lebih terperinci

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT Nurhasanah Teknik Perkapalan, Politeknik Negeri Bengkalis, Indonesia Email: nurhasanah@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

dua komponen pokok yaitu Glass reinforcement dan Polyester resin yang kemudian digabung, Formula FRP pada dasarnya terdiri dari :

dua komponen pokok yaitu Glass reinforcement dan Polyester resin yang kemudian digabung, Formula FRP pada dasarnya terdiri dari : I. TEORI KONSTRUKSI KAPAL FIBERGLASS I.1.1 Material Fiberglass Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) adalah suatu produk yang terdiri dari dua komponen pokok yaitu Glass reinforcement dan Polyester resin

Lebih terperinci

Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar

Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar Pekerjaan : Pengadaan Kapal Pengawas (Long Boat) 1. KONDISI UMUM Spesifikasi teknis ini bersama dengan gambar-gambar yang diampirkan dimaksudkan untuk menerangkan

Lebih terperinci

Diterima: 7 Januari 2009; Disetujui: 20 November 2009

Diterima: 7 Januari 2009; Disetujui: 20 November 2009 KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL IKAN DI PPI MUARA ANGKE JAKARTA UTARA DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA Dimension Appropriatness of Some Construction Parts of Woodden Fishing

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS KONVERSI KAPAL TANKER SINGLE HULL MENJADI DOUBLE HULL

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS KONVERSI KAPAL TANKER SINGLE HULL MENJADI DOUBLE HULL PRESENTASI TUGAS AKHIR ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS KONVERSI KAPAL TANKER SINGLE HULL MENJADI DOUBLE HULL Dipresentasikan Oleh : MUHAMMAD KHARIS - 4109 100 094 Dosen Pembimbing : Ir. Triwilaswandio W.P.,

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Terdapat beberapa definisi mengenai kapal perikanan, menurut Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Desain Perahu Katamaran General arrangement (GA)

5 PEMBAHASAN 5.1 Desain Perahu Katamaran General arrangement (GA) 5 PEMBAHASAN 5.1 Desain Perahu Katamaran 5.1.1 General arrangement (GA) Pembuatan desain perahu katamaran disesuaikan berdasarkan fungsi yang diinginkan yaitu digunakan sebagai perahu pancing untuk wisata

Lebih terperinci

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN 1829-8370 (p) 2301-9069 (e) http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Fabrikasi Kapal Fiberglass Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kapal Kayu Untuk

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN COREMAT UNTUK KONSTRUKSI FRP (FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC) SANDWICH PADA BADAN KAPAL

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN COREMAT UNTUK KONSTRUKSI FRP (FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC) SANDWICH PADA BADAN KAPAL ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN COREMAT UNTUK KONSTRUKSI FRP (FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC) SANDWICH PADA BADAN KAPAL Parlindungan Manik, Eko sasmito Hadi Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) 75 150 GT ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... I Prakata... II Pendahuluan... III 1 Ruang

Lebih terperinci

BAB V SHELL EXPANSION

BAB V SHELL EXPANSION BAB V SHELL EXPANSION A. PERHITUNGAN BEBAN A.1. Beban Geladak Cuaca (Load and Weather Deck) Yang dianggap sebagai geladak cuaca adalah semua geladak yang bebas kecuali geladak yang tidak efektif yang terletak

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION

PERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION BAB V PERHITUNGAN BUKAAN KULIT Perhitungan Shell Expansion ( bukaan kulit ) kapal MT. SADEWA diambil dari perhitungan Rencana Profil berdasarkan Peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Volume II, Rules for

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) 75 150 GT ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...II pendahuluan...iii 1 Ruang

Lebih terperinci

PRESENTASI SKRIPSI ANALISA PERBANDINGAN KEKUATAN KONSTRUKSI CORRUGATED WATERTIGHT BULKHEAD

PRESENTASI SKRIPSI ANALISA PERBANDINGAN KEKUATAN KONSTRUKSI CORRUGATED WATERTIGHT BULKHEAD PRESENTASI SKRIPSI ANALISA PERBANDINGAN KEKUATAN KONSTRUKSI CORRUGATED WATERTIGHT BULKHEAD DENGAN TRANSVERSE PLANE WATERTIGHT BULKHEAD PADA RUANG MUAT KAPAL TANKER Oleh: STEVAN MANUKY PUTRA NRP. 4212105021

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) G 25

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) G 25 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) G 25 Analisa Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Ukuran 10GT-20GT Konstruksi Fibreglass Reinforced Plastic (FRP) Sesuai Standar

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian.

3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian. 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 di galangan kapal PT Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara. Selanjutnya pembuatan

Lebih terperinci

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 87-92, Juni 2013 ISSN 2337-4306 Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP

SPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP SPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN SIKKA TAHUN ANGGARAN 2017 SPESIFIKASI TEKNIS 1 1. UMUM 1.01 PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal 219-228 TINGKAT PEMANFAATAN MATERIAL KAYU PADA PEMBUATAN GADING-GADING DI GALANGAN KAPAL RAKYAT UD. SEMANGAT UNTUNG, DESA TANAH BERU,

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 2.2 Komponen Biaya Produksi Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 2.2 Komponen Biaya Produksi Kapal Perikanan 3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Kapal adalah suatu bentuk konstruksi yang dapat terapung (floating) di air dan mempunyai sifat muat berupa penumpang atau barang, yang sifat geraknya dapat menggunakan

Lebih terperinci

TEKNO EKONOMI PEMBUATAN PERAHU FIBERGLASS DI DESA CIKAHURIPAN KECAMATAN CISOLOK, SUKABUMI MOH. NURCAHYADI

TEKNO EKONOMI PEMBUATAN PERAHU FIBERGLASS DI DESA CIKAHURIPAN KECAMATAN CISOLOK, SUKABUMI MOH. NURCAHYADI TEKNO EKONOMI PEMBUATAN PERAHU FIBERGLASS DI DESA CIKAHURIPAN KECAMATAN CISOLOK, SUKABUMI MOH. NURCAHYADI MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I A. UMUM Untuk merencanakan sebuah kapal bangunan baru, ada beberapa masalah yang penting dan pokok untuk dijadikan dasar perencanaan, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.beberapa

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN KAPAL FRP BERKAPASITAS 14 M BAGI NELAYAN DI KABUPATEN BENGKALIS

PROSES PEMBUATAN KAPAL FRP BERKAPASITAS 14 M BAGI NELAYAN DI KABUPATEN BENGKALIS 48, Inovtek, Volume 4, Nomor 1, April 2014, hlm. 48-57 PROSES PEMBUATAN KAPAL FRP BERKAPASITAS 14 M BAGI NELAYAN DI KABUPATEN BENGKALIS Doni Afrianto, Muharnis, Razali Prodi Teknik Perkapalan Politeknik

Lebih terperinci

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ARIEF MULLAH MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Analisis Biaya Perbaikan Konstruksi Kapal Ikan Berbahan Baku Fiber-Reinforced Plastic Berdasarkan Tingkat Kerusakan Akibat Tumbukan

Analisis Biaya Perbaikan Konstruksi Kapal Ikan Berbahan Baku Fiber-Reinforced Plastic Berdasarkan Tingkat Kerusakan Akibat Tumbukan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2,. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Biaya Perbaikan Konstruksi Kapal Ikan Berbahan Baku Fiber-Reinforced Plastic Berdasarkan Tingkat Kerusakan Akibat Tumbukan

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN ATURAN KLASIFIKASI PADA LAMINASI STRUKTUR KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL IKAN FIBERGLASS 3 GT

KAJIAN PENERAPAN ATURAN KLASIFIKASI PADA LAMINASI STRUKTUR KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL IKAN FIBERGLASS 3 GT Kajian Penerapan Aturan Klasifikasi pada Laminasi Struktur Konstruksi Lambung Kapal Ikan Fiberglass 3 GT (Ismail Marzuki, Achmad Zubaydi, Buana Ma ruf) KAJIAN PENERAPAN ATURAN KLASIFIKASI PADA LAMINASI

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)

STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) Oleh : Abdur Rachman 4108.100.111 Dosen Pembimbing : M. Nurul Misbah,

Lebih terperinci

KAJIAN KONSTRUKSI FIBERGLASS SEBAGAI LAMINASI PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR A

KAJIAN KONSTRUKSI FIBERGLASS SEBAGAI LAMINASI PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR A KAJIAN KONSTRUKSI FIBERGLASS SEBAGAI LAMINASI PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR A Study on Fiberglass Construction As Lamination For Boat According to Standard Rules Shahrin Febrian S.T, M.Si, Swandjiono

Lebih terperinci

Studi Perancangan Sistem Konstruksi Kapal Liquified Natural Gas (LNG) CBM

Studi Perancangan Sistem Konstruksi Kapal Liquified Natural Gas (LNG) CBM Studi Perancangan Sistem Konstruksi Kapal Liquified Natural Gas (LNG) 30.000 CBM Zamzamil Huda Abstrak Sering kali dalam perancangan dan pembuatan kapal baru mengalami kelebihan dan pengurangan berat konstruksi

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN . HASIL DAN PEMBAHASAN yang dijadikan sampel dan diukur pada penelitian ini berjumlah 22 unit yang mempunyai wilayah pengoperasian lokal, yaitu di daerah yang tidak jauh dari teluk Palabuhanratu. Konstruksi

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN BERDASAR PERATURAN KLASIFIKASI DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI 1996

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN BERDASAR PERATURAN KLASIFIKASI DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI 1996 PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN BERDASAR PERATURAN KLASIFIKASI DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI 1996 Untung Budiarto, Sarjito Jokosisworo Program Studi S1 Teknik Perkapalan Fakultas Teknik

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PENGESAHAN KETUA PROGRAM STUDI HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

LAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU

LAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU LAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU Oleh : Jozua CH. Huwae dan Heru Santoso Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung Jl. Tandurusa Kotak Pos. 12 BTG/Bitung

Lebih terperinci

PENGUJIAN AWAL KONSTRUKSI FIBERGLASS PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR

PENGUJIAN AWAL KONSTRUKSI FIBERGLASS PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR PENGUJIAN AWAL KONSTRUKSI FIBERGLASS PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR ABSTRAK Shahrin Febrian S.T, M.Si Program Studi Teknik Sistem Perkapalan - Fakultas Teknologi Kelautan shahrin.febrian@gmail.com

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TINJAUAN HASIL PERHITUNGAN BERAT HULL DESAIN KAPAL DENGAN BERAT HULL KAPAL YANG DIBANGUN ( STUDY KASUS PADA KAPAL TUG BOAT X )

TUGAS AKHIR TINJAUAN HASIL PERHITUNGAN BERAT HULL DESAIN KAPAL DENGAN BERAT HULL KAPAL YANG DIBANGUN ( STUDY KASUS PADA KAPAL TUG BOAT X ) TUGAS AKHIR TINJAUAN HASIL PERHITUNGAN BERAT HULL DESAIN KAPAL DENGAN BERAT HULL KAPAL YANG DIBANGUN ( STUDY KASUS PADA KAPAL TUG BOAT X ) Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Optimalisasi Desain Struktur Kekuatan

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR Prasetyo Adi Dosen Pembimbing : Ir. Amiadji

Lebih terperinci

Perancangan Rangka Perahu Tradisional Dengan Kayu Yang Dilapisi Fiberglass Reinforced Plastic

Perancangan Rangka Perahu Tradisional Dengan Kayu Yang Dilapisi Fiberglass Reinforced Plastic Perancangan Rangka Perahu Tradisional Dengan Kayu Yang Dilapisi Fiberglass Reinforced Plastic Oktafiandi 1, Duskiardi 1, Iman Satria 1 1 Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknologi Industri - Universitas

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Perhitungan dan Optimisasi Konstruksi Profil pada Midship Kapal Berdasar Rule Biro Klasifikasi Indonesia

Perancangan Aplikasi Perhitungan dan Optimisasi Konstruksi Profil pada Midship Kapal Berdasar Rule Biro Klasifikasi Indonesia JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 27-520 (201-928X Print) G 12 Perancangan Aplikasi Perhitungan dan Optimisasi Konstruksi Profil pada Midship Kapal Berdasar Rule Biro Klasifikasi Indonesia Aditya

Lebih terperinci

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Febry Firghani Oemry - 4108100079 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo,

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Soekarsono (1995) kapal adalah suatu bentuk konstruksi yang dapat terapung (floating) di air dan mempunyai sifat muat berupa penumpang atau barang, yang sifat geraknya

Lebih terperinci

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-13 Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar Prasetyo Adi dan

Lebih terperinci

STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU

STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU By Tos arianto 1) Syaifuddin 2) and Ronald M hutauruk 3) 1) Student

Lebih terperinci

TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA

TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

Analisa Kekuatan Konstruksi Corrugated Watertight Bulkhead Dengan Transverse Plane Watertight Bulkhead Pada Pemasangan Pipa di Ruang Muat Kapal Tanker

Analisa Kekuatan Konstruksi Corrugated Watertight Bulkhead Dengan Transverse Plane Watertight Bulkhead Pada Pemasangan Pipa di Ruang Muat Kapal Tanker 1 Analisa Kekuatan Konstruksi Corrugated Watertight Bulkhead Dengan Transverse Plane Watertight Bulkhead Pada Pemasangan Pipa di Ruang Muat Kapal Tanker Stevan Manuky Putra, Ir. Agoes Santoso, M.Sc., M.Phil.,

Lebih terperinci

6. PEMBAHASAN 6.1 Metode pembuatan perahu FRP

6. PEMBAHASAN 6.1 Metode pembuatan perahu FRP 6. PEMBAHASAN 6.1 Metode pembuatan perahu FRP Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) merupakan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan perahu cadik yang dilakukan di Cisolok Sukabumi. FRP digunakan

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi

Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi 1 Ahmad Purnomo, Heri Supomo Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Kapal Cumi-Cumi (Squid Jigging) Kapal penangkap cumi-cumi adalah kapal yang sasaran utama penangkapannya adalah cumi-cumi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Untuk merencanakan sebuah kapal bangunan baru, ada beberapa masalah yang penting dan pokok untuk dijadikan dasar perencanaan, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN Disusun oleh : Yohanes Edo Wicaksono (4108.100.048) Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc Sri Rejeki

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-183 Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga Ardianus, Septia Hardy Sujiatanti,

Lebih terperinci

MUHAMMAD ADAM FUDHOLI. Teknik Perencanaan dan Konstruksi Kapal Teknik Bangunan Kapal

MUHAMMAD ADAM FUDHOLI. Teknik Perencanaan dan Konstruksi Kapal Teknik Bangunan Kapal Perencanaan Workboat Sederhana Untuk Pengecekan Sarat Kapal MUHAMMAD ADAM FUDHOLI (6108030034) Teknik Perencanaan dan Konstruksi Kapal Teknik Bangunan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.283, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pengukuran Kapal. Tata cara. Metode. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGUKURAN KAPAL

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT

ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Nomor 2, Juli - Desember 2012 ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT Lukman Bochary & Farid Larengi Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS BIAYA PERBAIKAN KONSTRUKSI KAPAL IKAN BERBAHAN BAKU FIBER- REINFORCED PLASTIC BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN AKIBAT TUMBUKAN

LOGO ANALISIS BIAYA PERBAIKAN KONSTRUKSI KAPAL IKAN BERBAHAN BAKU FIBER- REINFORCED PLASTIC BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN AKIBAT TUMBUKAN LOGO Tugas Akhir (MN091387) ANALISIS BIAYA PERBAIKAN KONSTRUKSI KAPAL IKAN BERBAHAN BAKU FIBER- REINFORCED PLASTIC BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN AKIBAT TUMBUKAN Miftakhul Andi Firdiyansyah 4109100053 Ir.

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat

Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (218), 2337-352 (231-928X Print) G 94 Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah

Lebih terperinci

KONTRUKSI KAPAL PERIKANAN DAN UKURAN-UKURAN UTAMA DALAM PENENTUAN KONSTRUKSI KAPAL

KONTRUKSI KAPAL PERIKANAN DAN UKURAN-UKURAN UTAMA DALAM PENENTUAN KONSTRUKSI KAPAL KONTRUKSI KAPAL PERIKANAN DAN UKURAN-UKURAN UTAMA DALAM PENENTUAN KONSTRUKSI KAPAL RULLY INDRA TARUNA 230110060005 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2012 0 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Pengembangan g Metodologi Pembuatan Model 3D Konstruksi Kapal untuk Production Drawing Berbasis AutoCad

Pengembangan g Metodologi Pembuatan Model 3D Konstruksi Kapal untuk Production Drawing Berbasis AutoCad Pengembangan g Metodologi Pembuatan Model 3D Konstruksi Kapal untuk Production Drawing Berbasis AutoCad Oleh : Ferry Fadly ( 4106 100 069 ) Dosen Pembimbing : 1I 1. Ir. Wasis DwiAryawan, MS M.Sc. Ph.D

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN 3D KONSTRUKSI KAPAL BERBASIS AUTODESK INVENTOR UNTUK MENGANALISA BERAT KONSTRUKSI

RANCANG BANGUN 3D KONSTRUKSI KAPAL BERBASIS AUTODESK INVENTOR UNTUK MENGANALISA BERAT KONSTRUKSI RANCANG BANGUN 3D KONSTRUKSI KAPAL BERBASIS AUTODESK INVENTOR UNTUK MENGANALISA BERAT KONSTRUKSI Oleh : Saddam Jahidin (4109100085) Pembimbing : Prof. Ir. Djauhar Manfaat, M.Sc., Ph.D. JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kabupaten Buton diperkirakan memiliki luas sekitar 2.509,76 km 2, dimana 89% dari luas wilayah tersebut merupakan perairan laut. Secara geografis Kabupaten Buton terletak

Lebih terperinci

Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal

Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal 1. Titik Berat (Centre of Gravity) Setiap benda memiliki tittik berat. Titik berat inilah titik tangkap dari sebuah gaya berat. Dari sebuah segitiga, titik beratnya

Lebih terperinci

Pemodelan 3D konstruksi kapal berbasis Solidworks

Pemodelan 3D konstruksi kapal berbasis Solidworks Pemodelan 3D konstruksi kapal berbasis Solidworks studi kasus Grand block 09 M.T. Kamojang Teknik penggambaran dan pemodelan 3D konstruksi kapal semakin dibutuhkan dalam proses desain kapal. Metode X-ref

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR DESAIN INSPECTION BOAT UNTUK PENGAWASAN HUTAN MANGROVE DI KAWASAN LINGKAR MEDOKAN AYU - WONOREJO

PROPOSAL TUGAS AKHIR DESAIN INSPECTION BOAT UNTUK PENGAWASAN HUTAN MANGROVE DI KAWASAN LINGKAR MEDOKAN AYU - WONOREJO PROPOSAL TUGAS AKHIR DESAIN INSPECTION BOAT UNTUK PENGAWASAN HUTAN MANGROVE DI KAWASAN LINGKAR MEDOKAN AYU - WONOREJO Disusun oleh: 1. Aan Mustafa Nur Nrp : 6107030014 2. Adam Adimas Putra Nrp : 6107030031

Lebih terperinci

Studi tentang olengan bebas dan tahanan total kapal model uji di Laboratorium Kepelautan

Studi tentang olengan bebas dan tahanan total kapal model uji di Laboratorium Kepelautan Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(Edisi Khusus): 33-38, Januari 2015 ISSN 2337-4306 Studi tentang olengan bebas dan tahanan total kapal model uji di Laboratorium Kepelautan A study on free

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Kapal Perikanan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Kapal Perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Kapal Perikanan Kapal ikan merupakan kapal yang digunakan dalam usaha penangkapan ikan atau mengumpulkan sumber daya perairan, penggunaan dalam beberapa aktivitas riset,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance Oleh: Yopi Novita 1 *, Budhi H. Iskandar 1 Diterima: 14 Februari

Lebih terperinci

BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM )

BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM ) BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM ) PENGERTIAN DASAR BERGANDA Dasar Berganda ialah bagian dari konstruksi kapal yang dibatas, Bagian bawah - Oleh kulit kapal bagian bawah ( bottom shell planting ) Bagian

Lebih terperinci

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka belitung

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka belitung 3 R. Nopandri et al. / Maspari Journal 02 (2011) 3-9 Maspari Journal 01 (2011) 3-9 http://masparijournal.blogspot.com Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat

Lebih terperinci

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka Belitung

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka Belitung 3 R. Nopandri et al. / Maspari Journal 02 (2011) 3-9 Maspari Journal 01 (2011) 3-9 http://jurnalmaspari.blogspot.com Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian

3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Alokasi waktu penelitian mulai dari kegiatan survei, proses konversi, modifikasi dan rekondisi hingga pengujian di lapangan berlangsung selama tujuh

Lebih terperinci

Please refer as: Bondan T. Sofyan, 2004, Pembentukan Endapan Nano pada Paduan Al-Cu Berkekuatan Tinggi,Proceeding Eminex 2004, ISBN ,

Please refer as: Bondan T. Sofyan, 2004, Pembentukan Endapan Nano pada Paduan Al-Cu Berkekuatan Tinggi,Proceeding Eminex 2004, ISBN , Please refer as: Bondan T. Sofyan, 2004, Pembentukan Endapan Nano pada Paduan Al-Cu Berkekuatan Tinggi,Proceeding Eminex 2004, ISBN 979-96609-1-2, Bandung, 15 16 September 2004, p. 78 86. Scanned by CamScanner

Lebih terperinci

BAB V RENCANA BUKAAN KULIT (SHEEL EXPANSION) Beban sisi geladak dihitung menurut rumus BKI 2006 Vol II Sect.

BAB V RENCANA BUKAAN KULIT (SHEEL EXPANSION) Beban sisi geladak dihitung menurut rumus BKI 2006 Vol II Sect. BAB V RENCANA BUKAAN KULIT () A. Perhitungan Beban A.1 Beban Sisi Beban sisi geladak dihitung menurut rumus BKI 2006 Vol II Sect. 4.B.2.1 A.1.1. Dibawah Garis Air Muat Beban sisi geladak dibawah garis

Lebih terperinci

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah: 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gerenda potong 2. Spidol/pensil 3. Kuas 4. Sarung

Lebih terperinci

STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA

STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA III - 555 STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA Yopi Novita 1* dan Budhi Hascaryo Iskandar 1 * yopi1516@gmail.com / 0812 8182 6194 1 Departemen PSP FPIK IPB ABSTRAK Kapal merupakan bagian

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN KAPAL FRP BERKAPASITAS 14 M BAGI NELAYAN DI KABUPATEN BENGKALIS

PROSES PEMBUATAN KAPAL FRP BERKAPASITAS 14 M BAGI NELAYAN DI KABUPATEN BENGKALIS 43, Inovtek, Volume 4, Nomor 1, April 2014, hlm. 43-47 PROSES PEMBUATAN KAPAL FRP BERKAPASITAS 14 M BAGI NELAYAN DI KABUPATEN BENGKALIS Dian Ardiana, Razali, Muharnis Prodi Teknik Perkapalan Politeknik

Lebih terperinci

DESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT

DESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT DESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT Marcel Winfred Yonatan 1 Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Ricky Lukman Tawekal 2 Program Studi Sarjana Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

DISAIN KAPAL PENANGKAP IKAN 10 GT BERBAHAN FIBERGLASS UNTUK WILAYAH PERAIRAN KECAMATAN PANIMBANG KABUPATEN PANDEGLANG

DISAIN KAPAL PENANGKAP IKAN 10 GT BERBAHAN FIBERGLASS UNTUK WILAYAH PERAIRAN KECAMATAN PANIMBANG KABUPATEN PANDEGLANG DISAIN KAPAL PENANGKAP IKAN 10 GT BERBAHAN FIBERGLASS UNTUK WILAYAH PERAIRAN KECAMATAN PANIMBANG KABUPATEN PANDEGLANG Bambang Sudjasta (0325015802) dan Yuhani Djaya (0301055302) Fakultas Teknik, UPN Veteran

Lebih terperinci

BIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Analisis Teknis dan Ekonomis Produksi Kapal Ikan Dengan Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Sebagai Material Alternatif Pengganti Kayu Oleh : Sufian Imam Wahidi (4108100039) Pembimbing

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek Penelitian dalam penelitian ini adalah Kapal Penangkap Cumi- Cumi yang terdapat di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara. 3.2

Lebih terperinci

DESAIN DAN KONSTRUKSI PERAHU KATAMARAN FIBERGLASS UNTUK WISATA PANCING DWI PUTRA YUWANDANA

DESAIN DAN KONSTRUKSI PERAHU KATAMARAN FIBERGLASS UNTUK WISATA PANCING DWI PUTRA YUWANDANA DESAIN DAN KONSTRUKSI PERAHU KATAMARAN FIBERGLASS UNTUK WISATA PANCING DWI PUTRA YUWANDANA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

Perencanaan Keramba Apung dengan Sistem Ponton yang Dilengkapi Sistem Pemindahan Bibit

Perencanaan Keramba Apung dengan Sistem Ponton yang Dilengkapi Sistem Pemindahan Bibit Perencanaan Keramba Apung dengan Sistem Ponton yang Dilengkapi Sistem Pemindahan Bibit Oleh : Vazmico Ginataka NRP. 6107030041 Ajar Pratama Adhista NRP. 6107030050 PERENCANAAN DAN KONTRUKSI KAPAL POLITEKNIK

Lebih terperinci

Oleh: Agus Tri Wahyu Dosen Pembimbing: Aries Sulisetyono, ST.,MASc.,Ph.D Dosen Pembimbing: Totok Yulianto. ST.,MT.

Oleh: Agus Tri Wahyu Dosen Pembimbing: Aries Sulisetyono, ST.,MASc.,Ph.D Dosen Pembimbing: Totok Yulianto. ST.,MT. 2013 Oleh: Agus Tri Wahyu Dosen Pembimbing: Aries Sulisetyono, ST.,MASc.,Ph.D. 1971 0320 1995121002 Dosen Pembimbing: Totok Yulianto. ST.,MT. 1970 0731 1995121001 PANDUAN 1. Teori Mekanika Teknik 2.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KM. ZAISAN STAR AKIBAT PERUBAHAN MUATAN

KARAKTERISTIK KM. ZAISAN STAR AKIBAT PERUBAHAN MUATAN KARAKTERISTIK KM. ZAISAN STAR AKIBAT PERUBAHAN MUATAN Samuel 1, Eko Sasmito Hadi 1, Ario Restu Sratudaku 1, 1) Program Studi S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang pada saat ini banyak digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik diperlukan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan,

BAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang konstruksi dewasa ini mengakibatkan beton menjadi pilihan utama dalam suatu struktur. Beton mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

ALBACORE ISSN Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 September 2017 Hal Disetujui: 19 September 2017

ALBACORE ISSN Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 September 2017 Hal Disetujui: 19 September 2017 ALBACORE ISSN 2549-1326 Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 September 2017 Hal 265-276 Disetujui: 19 September 2017 BENTUK KASKO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS VOLUME RUANG MUAT DAN TAHANAN KASKO

Lebih terperinci

Desain dan parameter hidrostatis kasko kapal fiberglass tipe pukat cincin 30 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

Desain dan parameter hidrostatis kasko kapal fiberglass tipe pukat cincin 30 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 81-86, Juni 2013 ISSN 2337-4306 Desain dan parameter hidrostatis kasko kapal fiberglass tipe pukat cincin 30 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI SUSUNAN SERAT TERHADAP KEKUATAN MATERIAL FIBERGLASS PADA KAPAL PERIKANAN PRODUKSI GALANGAN KAPAL

PENGARUH VARIASI SUSUNAN SERAT TERHADAP KEKUATAN MATERIAL FIBERGLASS PADA KAPAL PERIKANAN PRODUKSI GALANGAN KAPAL 1 PENGARUH VARIASI SUSUNAN SERAT TERHADAP KEKUATAN MATERIAL FIBERGLASS PADA KAPAL PERIKANAN PRODUKSI GALANGAN KAPAL 1) KARYA SAKTI BENGKALIS Oleh: Wenny Ririantika 1, Syaifuddin 2), Ronald M. Hutahuruk

Lebih terperinci

ANALISA KOMPARATIF PENGARUH PERTAMBAHAN PANJANG DAN LEBAR KAPAL TERHADAP LIGHTWEIGHT

ANALISA KOMPARATIF PENGARUH PERTAMBAHAN PANJANG DAN LEBAR KAPAL TERHADAP LIGHTWEIGHT ANALISA KOMPARATIF PENGARUH PERTAMBAHAN PANJANG DAN LEBAR KAPAL TERHADAP LIGHTWEIGHT COMPARATIVE IMPACT ANALYSIS OF INCREASING SHIP S LENGTH AND BREADTH TOWARD LIGHTWEIGHT Soegeng Hardjono Pusat Teknologi

Lebih terperinci

APPLIED LAMINATION FIBERGLASS TO PROTECT AND MAINTENANCE WOOD FISHING VESSEL

APPLIED LAMINATION FIBERGLASS TO PROTECT AND MAINTENANCE WOOD FISHING VESSEL APPLIED LAMINATION FIBERGLASS TO PROTECT AND MAINTENANCE WOOD FISHING VESSEL PENERAPAN LAMINASI FIBERGLASS UNTUK MELINDUNGI DAN MEMPERBAIKI PERAHU KAYU DI KABUPATEN GRESIK 1 Sunardi, 2 Asus Maizar 1,2

Lebih terperinci

PERANCANGAN SOFTWARE UNTUK DESAIN LINES PLAN KAPAL PERIKANAN BERDASARKAN GROSS TONNAGE KAPAL PERIKANAN DI KABUPATEN BATANG

PERANCANGAN SOFTWARE UNTUK DESAIN LINES PLAN KAPAL PERIKANAN BERDASARKAN GROSS TONNAGE KAPAL PERIKANAN DI KABUPATEN BATANG PERANCANGAN SOFTWARE UNTUK DESAIN LINES PLAN KAPAL PERIKANAN BERDASARKAN GROSS TONNAGE KAPAL PERIKANAN DI KABUPATEN BATANG Andi Trimulyono, Untung Budiarto, Nico Dwiprasti Anando Program Studi S Teknik

Lebih terperinci