HUBUNGAN ANTARA PARENTING STYLE ORANGTUA DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA. Dyah Anjar S. Satiningsih

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PARENTING STYLE ORANGTUA DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA. Dyah Anjar S. Satiningsih"

Transkripsi

1 Hubungan Antara Parenting Style Orangtua Dengan Perilaku Asertif HUBUNGAN ANTARA PARENTING STYLE ORANGTUA DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA Dyah Anjar S Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya anjar_dyah@ymail.com Satiningsih Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Saty_nov@yahoo.com Abstract This study is purposed to investigate the relationship between parenting style and assertiveness behavior in adolescent. This study is based on parenting style theory from Hersey & Blanchard who assumed that parenting style is a form of leadership. There are four type of parenting style: telling, selling, participating, and delegating. Assertive theory used in this study is based on assertive theory from Alberti & Emmons. Data was collected through scales of parenting style and scales of assertiveness. The samples of this study were 90 students in second class of science and social and still have both complete parents. This study was done in senior high school unggala Sidoarjo. The subjects were selected using simple random sampling method. Data obtained in this study is processed by Chi Square and Coefficient Contingency C (Cramer s v). The result of this study indicate that are significant relationship between parenting style of parent and assertiveness behavior (p-value=0,000), with a strong level relationship (p-value = 0,652). Subjects with participating style are more assertive than another type of parenting style. Keywords: Parenting Style, Telling, Selling, Participating, Delegating, Assertiveness Behavior in Adolescent. Abstrak Penelitian ini ditujukan mengetahui hubungan antara parenting style orangtua pada remaja. Penelitian ini didasarkan pada teori parenting style dari Hersey & Blanchard mengasumsikan bahwa parenting style merupakan suatu bentuk kepemimpinan. Terdapat 4 tipe parenting style, telling, selling, participating, dan delegating. Teori digunakan didasarkan pada teori Alberti & Emmons. Data dikumpulkan menggunakan skala parenting style orangtua dan skala. Subyek penelitian ini adalah 90 kelas 2 baik berada dalam program studi IPA maupun IPS dan masih memiliki kedua orangtua lengkap. Penelitian ini di Sekolah Menengah Atas unggala Sidoarjo. Subyek dipillih menggunakan metode simple random sampling. Data penelitian diolah menggunakan uji Khi Kuadrat (Chi Square) dan dilanjutkan Uji Koefisien Kontingensi C (Cramer s V). penelitian ini bahwa ada hubungan signifikan antara parenting style orangtua pada remaja (p-value=0,000) hubungan kuat (pvalue=0,652). Subyek orangtua cenderung menerapkan parenting style tipe participating memiliki itas lebih tinggi dari pada subyek orangtua menerapkan parenting style tipe lainnya. Kata Kunci: Parenting Style Orangtua, Telling, Selling, Participating, Delegating, Perilaku Asertif Remaja. PENDAHULUAN Remaja, sesuai tugas-tugas perkembangannya, akan mulai mencoba hal-hal baru menemukan dan jati diri mereka. Kebanyakan remaja jati diri mereka membentuk kelompok-kelompok tertentu dan menamai kelompok mereka. Remaja lebih merasa bahwa mereka telah diterima dan diakui membentuk dan menjadi bagian atau anggota dari kelompok-kelompok, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka. Pada banyak remaja, bagaimana mereka dipandang oleh teman sebaya merupakan aspek terpenting dalam kehidupan mereka. Kebanyakan remaja berada di dalam kelompokkelompok tersebut menyamakan identitas diri mereka identitas kelompok mereka melakukan hal serupa oleh anggota lain, mereka memiliki dan membeli barang-barang sama pula dimiliki oleh anggota kelomppok lain, selalu bersama-sama kemanapun mereka berada hingga ber dan menggunakan cara berbicara serta bahasa sama, jika kelompok mereka baik, remaja akan berkembang baik pula, namun jika kelompok atau geng tersebut buruk, remja justru akan semakin kehilangan jati diri mereka dan cenderung melakukan hal-hal menyimpang, terlibat tawuran, narkoba, maniman keras serta seks bebas. Menurut Mann, Harmoni & Power (Santrock, 03), remaja lebih membutuhkan banyak kesempatan melatih dan membahas pengambilan keputusan lebih relistis, karena kebanyakan remaja mengambil keputusan dalam situasi stress mengandung banyak faktor keterbatasan waktu dan pelibatan emosi, sehingga tidak sedikit dari mereka tidak pernah bisa menolak 1

2 Character, Volume 01, Nomor 02, Tahun 13 ajakan dari teman sebaya, walaupun hal tersebut sangat merugikan diri mereka. hal tersebut, remaja memerlukan kemampuan dapat ber, agar dapat terhindar dari pengaruh teman sebaya serta tekanan kelompok negatif dan dapat merugikan diri mereka sendiri. Perilaku adalah interpersonal individu berupa pernyataan mengenai apa dirasakan oleh individu tersebut, bersifat jujur dan relatif langsung (Rimm & Master dalam Marini, 05). Perilaku juga meliputi berbagai aspek multidimensi dari ekspresi manusia, seperti aspek, aspek kognisi, dan aspek afeksi. Perilaku inilah memungkinkan manusia mengekspresikan emosi mereka, tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain sehingga mereka mampu mencapai apa menjadi tujuan mereka, serta membentuk hubungan baik orang lain (Herzberger, Chan & Katz, dalam Fung Lan Young, 10). Alberti & Emmons (Rakos, 1991) menyebutkan bahwa ini jugalah memungkinkan seseorang dapat ber sesuai apa mereka inginkan tanpa menyakiti perasaan orang lain, mempertahankan diri tanpa perlu merasa cemas dan takut, mengekspresikan perasaan jujur dan nyaman, serta menggunakan hak pribadi tanpa melanggar hak orang lain. Menurut Alberti & Emmons (Rakos, 1991) menerangkan bahwa individu memiliki sebagai individu memiliki hal-hal sebagai berikut : a. Expressive Mengutarakan apa diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan tanpa ada ditutup-tutupi atau ditakutkan, serta bkemampuan ber sesuai keadaan dan kondisi sedang terjadi. b. Persistent Mempertahankan diri ketika diserang oleh oranglain tanpa merasa takut maupun cemas, serta tidak mudah mengikuti pengaruh, ajakan maupun paksaan oranglain. c. Openhearted Mau terbuka dan berbagai pikiran dan pendapat oranglain tanpa perasaan takut. Orangtua juga memiliki peran dan fungsi sangat penting ketika banyak terjadi kasus-kasus kenakalan remaja. Keberadaan orangtua dibutuhkan ketika mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan-keputusan tepat. Remaja perlu lebih banyak peluang mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan keputusan realistis orangtua mereka. Gjerde, Block (Santrock, 03) menyatakan bahwa hubungan baik dan dekat orangtua juga penting dalam perkembangan remaja, karena hubungan antara orangtua dan anak ini berfungsi sebagai acuan akan dibawa oleh anak terus menerus dan dari waktu ke waktu sebagai hal mempengaruhi pembentukan hubungan baru orang lain dan anak-anak mereka dimasa akan datang. Piaget (Santrock, 03) berpendapat bahwa hubungan orangtua anak berbeda sekali hubungan antara anak teman sebaya mereka, dalam hubungan orangtua anak, orangtua cenderung memiliki kewenangan terhadap anak mereka, apa akan oleh anak harus persetujuan dari orangtua dan anak harus menuruti perintah dari orangtua, dan dalam hal ini orangtua memiliki pengetahuan dan kewenangan lebih besar, sehingga anak-anak mereka seringkali harus belajar bagaimana mematuhi perintah dan peraturan ditetapkan orangtua, sedangkan hubungan antara anak teman sebaya terdiri dari partisipan berhubungan satu sama lain kedudukan jauh lebih setara. Kesalahan dalam mendidik dan memberikan arahan kepada anak apa harus juga dapat berdampak pada sehari-hari anak. Sebagai contoh, anak akan menggunakan apa telah mereka terima dari orangtua, jika orangtua mereka selalu memaksakan keinginan mereka terhadap anak, maka anak tidak akan bisa mengembangkan diri mereka, sehingga mereka bisa hanyalan diam dan menuruti apa mau dari orangtuanya. Hal inilah berdampak pada hubungan anak teman atau lingkungan di luar rumah. Budiman (Marini, 05) mengatakan bahwa keluarga dilandasi oleh kasih sa, akan membuat anak dapat mengembangkan tingkah laku sosial baik merupakan landasan bagi hubungan sosial khususnya teman sebaya. Keprihatinan orangtua dalam terhadap anak-anak mereka seringkali memaksa mereka bertindak tepat. Orangtua berkeyakinan bahwa anak-anak tidak akan menjadi baik dan maju tanpa pengaruh dari orang dewasa, serta kecenderungan memaksa anak melakukan apa orangtua inginkan selalu menjadi awal pertentangan orangtua dan anak. Clemes (01) menyatakan bahwa terjadinya berbagai penyimpangan anak disebabkan oleh kurangnya rasa saling ketergantungan antara anak dan orangtua, selain itu anak menjadi masalah kemungkinan terjadi akibat tidak berfungsinya sistem sosial di lingkungan tempat tinggalnya, kata lain, anak merupakan reaksi atas perlakuan lingkungan terhadap dirinya. Terdapat sopan santun, pendidikan, membentuk latihanlatihan tanggung jawab dan sebagainya di dalam mengasuh anak. Hersey & Blanchard (1987) menerangkan bahwa terdapat berbagai parenting style dipergunakan orangtua dalam mempengaruhi anakanak mereka. Parenting style ialah usaha orangtua mempengaruhi hingga menimbulkan perubahan kuat pada anak mereka. Hersey & Blanchard (Garliah, 05) menyatakan bahwa pada dasarnya parenting style terdiri atas dua dimensi, yaitu directive behavior dimana orangtua merupakan pemegang kendali atas apa harus oleh anak mereka sehingga interaksi hanya terjadi satu arah, yaitu dari orangtua ke anak. Dimensi kedua yaitu supportive behavior dimana orangtua merupakan pendengar baik dan tempat anak berbagi hal

3 Hubungan Antara Parenting Style Orangtua Dengan Perilaku Asertif baru. Disini interaksi terjadi dalam dua arah, yaitu dari anak ke orangtua dan dari orang tua ke anak. Kombinasi dari kedua dimensi tersebut menghasilkan empat bentuk parenting style yaitu parenting style tipe telling, selling, participating, dan delegating. a. Telling Perilaku orangtua directive-nya tinggi dan supportive-nya rendah, sehingga orangtua banyak menggunakan komunikasi satu arah dalam kehidupan sehari-hari anak mereka. b. Selling Perilaku orangtua directive dan supportive-nya sama-sama tinggi, sehingga selain memberikan perintah kepada anak mereka, orangtua juga berusaha menggunakan komunikasi dua arah pada anak mereka memperbolehkan anak mengajukan pertanyaan serta memberikan dukungan dan dorongan. c. Participating Perilaku orangtua directinye-nya rendah dan supportive-nya tinggi. Disini Orangtua dan anak selalu berbagai dan membuat keputusan memecahkan masalah melalui komunikasi dua arah. d. Delegating Perilaku orangtua directive dan supportive-nya sama-sama rendah, dimana orangtua tetap akan menetapkan apa harus oleh anak mereka, namun anak tetap diperbolahkan menjalankan apa diinginkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Dyah Anjar.S: Hubungan Antara Parenting Style Orangtua (1-14) Sebelum analisis data menggunakan UjiHASIL Khi DAN Kuadrat (Chi Square Test) PEMBAHASAN Dyah Anjar.S: Hubungan Style Orangtua (1-14) kemudian dilanjutkan Antara Uji Parenting Koefisien Kontingensi C (Cramer s V), maka perlu pengkategorian. Siswa dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu remaja analisis data dan menggunakan Khi HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum memiliki tinggi remajauji Kuadrat (Chi Square Test) kemudian dilanjutkan Uji Koefisien memiliki rendah, Kontingensi C (Cramer s V), maka perlu pengkategorian. Siswa dikategorikan menjadi dua kategori, remaja mengetahui terlebih dahuluyaitu memiliki total (Mean). tinggi dan remaja memiliki rendah, mengetahui terlebih dahulu total (Mean). Pengkategorian Tinggi-nya Perilaku Sebelum1. analisis data menggunakan Uji Khi Square 1. Pengkategorian Tinggi-nya Perilaku Asertif Siswa Kuadrat (Chi Test) kemudian dilanjutkan Uji Koefisien Asertif Siswa Kontingensi C (Cramer s V), maka perlu pengkategorian. Siswa SAMPEL OUTPUT dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu remaja memiliki PENELITIAN MEAN BATAS-BATAS tinggi dan remaja memiliki rendah, mengetahui Siswa Sekolah X < terlebih dahulu total (Mean). Menengah Atas Tinggi < X unggala 1. Pengkategorian Tinggi-nya Perilaku Asertif Siswa Sidoarjo SAMPEL OUTPUT diatas tinggi diatas batasan-batasanbatasan-batasan tinggi-rendahnya PENELITIAN MEAN BATAS-BATAS berdasarkan total. rendahnya berdasarkan Siswa Sekolah X < total. Menengah Atas pengkategorian tersebut, didapatkan 48 Tinggi < Xrataasertivitas tinggi dan 42 pengkategorian rendah, unggala tersebut, rata total (Mean) sebesar Sidoarjo didapatkan 48 asertivitas tinggi dan Setelah diketahui tinggi-rendahtinggi-rendahnya, tahap diatas batasan-batasan 42 rendah, berikutnya adalah menentukan sebaran data berdasarkan tipe berdasarkan total. (Mean) sebesar parenting style total oleh orangtua. Setelah diketahui tersebut, tinggi-rendah pengkategorian didapatkan Sebaran Data Tingkat Asertif Tipe Parenting Style Orangtua asertivitas 42 menentukan rendah, rata, tinggi tahapdanberikutnya adalah sebaran data rata total sebesar Asertif Perilaku Asertif Jumlah Tipe(Mean) Parenting Perilaku Style style Orangtuaberdasarkan Tinggi tipe parenting Setelah Telling diketahui tinggi-rendah, tahap 0 oleh orangtua. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan berikutnya adalah menentukan sebaran data tipe berdasarkan 24 Selling uji nonparametrik mengungkap keterkaitan antara parenting style oleh19orangtua Participating 2. Sebaran Data Tingkat Asertif2 Delegating 18 Tipe parenting style orangtua dan pada remaja. 2. Sebaran Data Tingkat Asertif Tipe 48 Style 42 Parenting Style 90 Orangtua Jumlah Parenting Orangtua Sampel Tipe Parenting Perilakubahwa Asertif Perilaku Jumlah diatas Asertif orangtuanya cenderung Sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 orang dari 1 Style Orangtua Tinggi menerapkan parenting style tipe participating, memiliki asertivitas orang dan siswi kelas 2 SMA Unggala Sidoarjo 0 Telling tinggi masih memiliki orangtua lengkap yaitu ayah dan Selling Setelah diketahui sebaran 19 data berdasarkan tipe26 parenting 7 Participating ibu. Pemilihan sampel penelitian menggunakan teknik style oleh orangtua, kemudian analisis data Delegating 18 2 simple random sampling Jumlah Teknik Pengumpulan Data diatas bahwa bahwa orangtuanya diatas cenderung Data dikumpulkan menggunakan 2 skala, yaitu : menerapkan parenting style tipe participating, parenting memiliki asertivitas orangtuanya cenderung menerapkan style tipe 1) Skala Perilaku Asertif: skala ini berjumlah 47 tinggi. participating, memiliki asertivitas tinggi. aitem disusun berdasarkan aspek menurut Setelah diketahui sebaran data berdasarkan tipe parenting Menurut Alberti & Emmons (dalam Rakos, 1991) antara style oleh orangtua, kemudian analisis data Setelah diketahui sebaran data berdasarkan lain: Expressive, Persistent, dan Openhearted. Skala tipe parenting style Antara orangtua, Dyah Anjar.S: Hubungan Parentingoleh Style Orangtua (1-14) digunakan ialah skala likert 4 pilihan jawaban, kemudian analisis data yaitu: selalu, sering, jarang, dan tidak pernah. menggunakan Uji Khi Kuadrat (Chi Square Test) 2) Skala Parenting Style orangtua: skala ini kemudian dilanjutkan Uji Koefisien Kontingensi berjumlah 48 aitem terdiri dari 12 aitem pernyataanmenggunakan Uji Khi Kuadrat (Chi Square Test) kemudian dilanjutkan C Uji (Cramer s diperoleh hasil skor parenting dari parenting style tipe A (telling), 12 aitem pernyataan Koefisien V), Kontingensi C (Cramer s V), hubungan diperoleh hasil skor hubungan style orangtua sebagai berikut: dari parenting style tipe B (selling), 12 aitem pernyataanparenting style orangtua sebagai berikut: 3. Pengujian Khi Kuadrat (Chi Square Test) dari parenting style C (participating), dan 12 aitem 3. Pengujian Khi Kuadrat (Chi Square Test) pernyataan dari parenting style D (delegating), 2 Value Df Asymp. Sig. pilihan jawaban, yaitu sesuai dan tidak sesuai. (2-sided) Taknik Analisis Data Pearson Chi Square a 3 Teknik analisis data digunakan adalah Uji Khi Likelihood Ratio Kuadrat (Chi Square Test), menguji hubungan Linear-by-Linear Association antara parenting style orang tua N of Valid Cases 90 pada remaja, kemudian dilanjutkan Uji Koefisien Kontingensi C (Cramer s V), menguji di atas bahwa hasil uji khi kuadrat (chi hubungan berdasarkan koefisien kontingensi. square test (signifikansi) sebesar 0,000. Dari hasil uji khi kuadrat (chi square test 3 Pearson = probabilitas (signifikansi) sebesar 0,000. Pengambilan keputusan hipotesis berdasarkan perbandingan antara hipotes

4 Character, Volume 01, Nomor 02, Tahun 13 di atas bahwa hasil uji khi kuadrat (chi square test) diperoleh χ² Pearson = probabilitas (signifikansi) sebesar 0,000. Dari hasil uji khi kuadrat (chi square test) diperoleh χ² Pearson = probabilitas (signifikansi) sebesar 0,000. Pengambilan keputusan hipotesis berdasarkan perbandingan antara χ²hitung χ²tabel dan juga berdasarkan probabilitas. Pengujian hipotesis berdasarkan perbedaan antara χ²hitung χ²tabel, kriteria digunakan adalah H0 diterima apabila χ²hitung χ²tabel, taraf signifikansi sebesar α=0,05 (5%) dan db=3, dan H0 ditolak apabila χ²hitung > χ²tabel, taraf signifikansi sebesar α=0,05 (5%) dan db=3. Nilai χ²hitung telah diketahui dari hasil dalam table diatas yaitu sebesar , dan χ²tabel didapatkan dari tabel - chisquare, apabila db=3 dan taraf signifikansi sebesar α=0.05 (5%), maka akan angka hasil ini, maka dapat dilihat bahwa χ²hitung (38.276) lebih besar > χ²tabel (5.991), sehingga demikian H0 dinyatakan ditolak dan Ha Diterima, artinya bahwa terdapat hubungan antara parenting style orangtua pada remaja. Setelah dilakkukan pengujian hipotesis berdasarkan perbedaan antara χ²hitung χ²tabel, selanjutnya pengujian hipotesis berdasarkan harga probabilitas ( Asym.Sig). kriteria digunakan adalah H0 diterima apabila probabilitas > 0.005, dan H0 ditolak apabila probabilitas < pada tabel diatas diketahui probabilitas (Asym.Sig) sebesar 0,000. Nilai probabilitas (Asym.Sig) 0,000 ini lebih kecil dari α = 0,05 (p<0,05) sehingga hubungan dinyatakan signifikan. Ini berarti bahwa ada hubungan signifikan antara Parenting Style Orangtua Perilaku Asertif remaja. Dari kedua hasil analisis di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sama, yaitu H0 atau Hipotesis nol berbunyi : tidak ada hubungan antara Parenting Style Orangtua Perilaku Asertif Remaja ditolak dan Ha atau Hipotesis alternatif berbunyi : ada hubungan antara Parenting Style Orangtua Perilaku Asertif remaja diterima. Singkatnya, pada remaja berhubungan parenting style Dyah Anjar.S: Hubungan Antara Parenting Style Orangtua (1-14) diberikan oleh orangtua. Setelah pengujian hipotesis, maka selanjutnya akan uji koefisien kontingensi C (Cramer s V) Setelahmengetahui pengujian hipotesis, maka selanjutnya uji hubungan antaraakanvariabel koefisien kontingensi C (Cramer s V) mengetahui hubungan antara parenting style orang tua variabel. variabel parenting style orang tua variabel. 4. Koefisien Kontingensi Kontingensi C (Cramer s V) 4. Uji Uji Koefisien C (Cramer s V) Nominal by Nominal Phi Cramer's V Contingency Coefficient N of Valid Cases Value.652 Approx. Sig diatas bahwa koefisien kontingensi C (Cramer s V) sebesar Nilai koefisien kontingensi C (Cramer s) sebesar semakin mendekati 1 (di atas 0.5). Dari hasil uji koefisien kontingensi C (Cramer s V) diperoleh koefisien kontingensi C (Cramer s) sebesar semakin mendekati 1 (di atas 0.5), hubungan kuat antara parenting style diatas bahwa koefisien kontingensi C (Cramer s V) sebesar Nilai koefisien kontingensi C (Cramer s) sebesar semakin mendekati 1 (di atas 0.5). Dari hasil uji koefisien kontingensi C (Cramer s V) diperoleh koefisien kontingensi C (Cramer s) sebesar semakin mendekati 1 (di atas 0.5), hubungan kuat antara parenting style orangtua pada remaja. Pembahasan penelitian bahwa terdapat hubungan antara parenting style orangtua pada remaja. Subyek orangtua cenderung menerapkan parenting style tipe telling cenderung memiliki rendah, sedangkan subyek orangtua cenderung menerapkan parenting style tipe participating cenderung memiliki tinggi. Hal ini didukung oleh pendapat Hersey & Blanchard (1978) menyatakan bahwa remaja orangtua cenderung menerapkan parenting style tipe telling, akan membentuk anak mereka menjadi individu pasif, selalu tergantung orang lain dalam pengambilan keputusan, bahkan mereka tidak memiliki kemampuan mengarahkan hidup mereka sendiri. Hal ini berbanding terbalik orangtua cenderung menerapkan parenting style tipe participating, remaja orangtua cenderung menggunakan parenting style tipe ini akan tumbuh menjadi remaja baik memiliki perasaan positif mengenai dirinya dan orang lain, berani bahkan cenderung suka memberontak. Hersey & Blanchard (1978) juga menyatakan bahwa parenting style tipe participating mengembangkan kerja sama antara orangtua dan anak dalam menyelesaikan suatu masalah. Disini anak dapat mengatakan apa mereka ingin sampaikan kepada orangtua mereka, baik saran, pendapat maupun kritikan, selain itu anak juga tidak merasa terkekang ataupun merasa terlalu dibebaskan dalam berbagai hal. Sehingga anak-anak orangtua cenderung menerapkan parenting style tipe participating lebih memiliki kepercayaan diri dan mengungkapkan pendapatnya dan dapat menghargai setiap pendapat berbeda dirinya, serta mampu berpikir positif mengenai diri mereka dan orang lain. Orangtua menerapkan parenting style tipe telling, cenderung menerapkan disiplin dan kontrol sangat kaku dan keras, orangtua memaksa anak selalu menuruti apa mereka perintahkan, anak-anak tidak diperkenankan ikut berpartisipasi dalam membuat keputusan keluarga ataupun mengeluarkan pendapat dan kritik terhadap orangtua mereka. Hal ini membuat anak mengembangkan sifat pemalu, penakut, bahkan menarik diri dalam pergaulan. Mereka juga memiliki kepercayaan diri rendah sehingga selalu membutuhkan orang lain menunjukan apa harus mereka lakukan.

5 Hubungan Antara Parenting Style Orangtua Dengan Perilaku Asertif Hersey & Blanchard (1978) juga berpendapat bahwa parenting style tipe participating dapat digunakan membuka komunikasi baik antara anak orangtua mereka. Anak akan bisa membagi apapun bahkan ketakutan, pendapat mereka mengenai orangtua, dan bagaimana perasaan mereka terhadap orangtua mereka. Namun, dapat seperti itu, terlebih dahulu orangtua harus meyakinkan anak bahwa mereka tidak akan dihukum karena berbagi orangtua mengenai apa mereka rasakan dan pikirkan mengenai orangtua mereka. menerapkan parenting style tipe participating, memiliki tinggi. Saran 1. Bagi Para Orangtua Diharapkan para orangtua dapat membangun komunikasi lebih baik anak, sehingga terjalin keterbukaan antara orangtua anak, misalnya mendiskusikan dan bertukar pendapat mengenai masalah sedang dihadapi anak serta lebih peduli terhadap apa terjadi pada anak. 2. Bagi Para Remaja Mengingat bahwa rendah dapat memberikan pengaruh buruk bagi diri remaja itu sendiri maupun bagi orang lain serta lingkungan, maka disarankan bagi para remaja belajar mengembangkan kemampuan, cara tidak mengikat diri dalam kelompok atau geng dapat merugikkan diri sendiri, serta menankan keberanian dalam diri sehingga mampu menolak ajakan teman tidak sesuai apa diinginkan, dan juga lebih terbuka dan berusaha mengkomunikasikan permasalahan sedang dihadapi pada orangtua. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Subyek penelitian ini masih berupa lingkup kecil, yaitu terbatas bagi sampel tidak terlalu banyak. Bagi peneliti selanjutanya dapat menambah jumlah sampel, makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka akan semakin tergeneralisasikan hasil penelitiannya dan dapat dimanfaatkan dalam lingkup lebih luas. Menurut Budiman (Marini, 05), anak dari keluarga dilandasi kasih sa akan lebih berkembang dalam menjalin hubungan baik orang lain dan lingkungan social, khususnya teman sebaya. Hersey dan Blanchard (1978) juga menerangkan bahwa terdapat berbagai gaya pengasuhan dipergunakan orangtua dalam mempengaruhi anak-anak mereka. Orangtua-orangtua tersebut dapat memilih mana gaya pengasuhan paling baik dipergunakan kepada anak mereka, dan sekiranya dapat bekerja di banyak situasi kehidupan. Beberapa orangtua memilih opsi gaya pengasuhan restrictive atau bekerja banyak membatasi gerak anak-anak mereka, sebagian orangtua lainnya percaya bahwa permissive atau serba memperbolehkan keinginan anak-anak mereka sebagai jalan terbaik meraih anak-anak. Menurut Sert (Rostania, 08) beberapa orang tidak mampu mengembangkan. Ketidakmampuan tersebut sering kali berhubungan hubungan anak orangtua mereka. Anak berada dibawah pengasuhan sangat kaku oleh orangtua akan memiliki kesulitan dalam mengembangkan ketika berhubungan dunia luar. Mereka akan mengembangkan pengetahuan bahwa anak diam merupakan anak baik. DAFTAR PUSTAKA Clemes, Harris (01). Mengajarkan Disiplin Kepada Anak. Jakarta: Mitra Utama. Fung Lan Young. (10). A Study On The assertiveness and Academic Procrasination of English and Communication Students at A Private University. American Journal of Scientific Research, 6272(Issue 9). Garliah, Lili & Nasution, F. K. S. (05). Peran Pola Asuh OrangTua Dalam Motivasi Berprestasi. Psikologia, 1, Hardy (Mauhibah, 1993) mengatakan bahwa salah satu faktor dapat mempengaruhi timbulnya adalah kebebasan diberikan oleh orangtua dan juga lingkungan sosial dimana mereka tumbuh dalam mengembangkan mereka. Hersey, P., & Blanchard, K.H. (1978). The Family game: A Situational Approach to Effective Parenting. Sydney: Addison-Wesley Publishing Company. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan hasil pengolahan data telah diuraikan sebelumnya, maka dalam penelitian ini hipotesis alternative (Ha) diterima, sedangkan hipotesis nol (H0) ditolak, hubungan antara dua variabel kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara parenting style orangtua pada remaja. Marini, Liza & Andriani, Elvi (05). Perbedaan Asertivitas remaja Ditinjau Dari Pola Asuh OrangTua. Psikologia, 2, Mauhibah (1993). Studi Korelasi Antara Tingkat Self Esteem Kecenderungan Asertif terhadap Teman-Teman Sebaya pada Remaja Putera di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. (Skripsi). Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Remaja orangtua cenderung menerapkan parenting style tipe telling, memiliki rendah, sedangkan remaja orangtua Rakos, R.F. (1991). Assertive behavior : theory, research & training. New York: Routledge, Chapman & Hall Inc. 5

6 Character, Volume 01, Nomor 02, Tahun 13 Rostiana, Mira (08). Perbedaan Tingkat Asertif Ditinjau Dari Persepsi Remaja Terhadap Pola Asuh OrangTua. (Skripsi). Surabaya: Universitas Airlangga. Santrock (02). Live-Span Development (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga. (03). Adolescence (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pertama, akan terdapat pemaparan mengenai latar belakang permasalahan dan fenomena yang terkait. Berikutnya, rumusan masalah dalam bentuk petanyaan dan tujuan dilakukannya penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Dengan

Lebih terperinci

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG Yuke Hasnabuana 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI

ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL DyahNurul Adzania, Achmad Mujab Masykur Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dyadzania@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Case Processing Summary Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN Case Processing Summary Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN ANALISIS SPSS : 1. Analisis Crosstabs Tujuannya adalah untuk mencari koef. Contingency menggunakan chi-square test Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. serta kebutuhan memungkinkan terjadinya konflik dan tekanan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. serta kebutuhan memungkinkan terjadinya konflik dan tekanan yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Menghadapi lingkungan yang memiliki perbedaan pola pikir, kepribadian serta kebutuhan memungkinkan terjadinya konflik dan tekanan yang dapat menimbulkan berbagai

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA SISWA SEKOLAH DENGAN ANAK JALANAN PADA USIA REMAJA AWAL DI WILAYAH SURABAYA TIMUR

PERBEDAAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA SISWA SEKOLAH DENGAN ANAK JALANAN PADA USIA REMAJA AWAL DI WILAYAH SURABAYA TIMUR Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Dan Interaksi Sosial Antara Siswa Sekolah Dengan Anak Jalanan PERBEDAAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA SISWA SEKOLAH DENGAN ANAK JALANAN PADA USIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan dan keinginan, misalnya dalam bersosialisasi dengan lingkungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Pudyastuti Widhasari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA Dwini Aisha Royyana, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip

Lebih terperinci

KUESIONER POLA ASUH ORANGTUA

KUESIONER POLA ASUH ORANGTUA LAMPIRAN KUESIONER POLA ASUH ORANGTUA Berilah Tanda Silang ( X ) Pada Kolom Jawaban Sesuai Dengan Pendapat Anda! Keterangan: 1. (STS) : sangat tidak setuju 2. (TS) : tidak setuju 3. (S) : setuju 4. (SS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan manusia pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan yang sangat berarti dalam proses-proses biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007).

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tingkat kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,

ABSTRAK. Tingkat kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, ABSTRAK Tingkat kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah factor kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat meningkatkan kinerja karyawan. Tujuan yang ingin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara locus of control dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung.

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Eddi Artanti Puji Lestari L.A La.tanti@yahoo.co.id Abstract This study aims to determine whether parenting

Lebih terperinci

THE RELATIONSHIP BETWEEN ACADEMIC SELF EFFICACIES AND THE ASSERTIVITY ON THE 10 GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 15

THE RELATIONSHIP BETWEEN ACADEMIC SELF EFFICACIES AND THE ASSERTIVITY ON THE 10 GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 15 THE RELATIONSHIP BETWEEN ACADEMIC SELF EFFICACIES AND THE ASSERTIVITY ON THE 10 GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 15 Vrisca Amelia Suhardi, Sri Hartati*, Achmad Mujab M* Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengarahkan bawahannya. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengarahkan bawahannya. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu organisasi, kelompok atau masyarakat tentunya membutuhkan dan memiliki pemimpin. Masyarakat yang ingin berkembang membutuhkan tidak saja adanya pemimpin namun

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Uji Reliabilitas Dari hasil uji reliabilitas yang penulis lakukan terhadap 30 responden Duta Suara Gading Serpong yang pernah membeli Earphone dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Pengujian Korelasi untuk Data Nominal

Pengujian Korelasi untuk Data Nominal Pengujian Korelasi untuk Data Nominal Ciri- Ciri 1. Bersifat Non Parametrik 2. MIN SATU VARIABEL NYA MEMILIKI CIRI Skala Nominal 3. Menguji apakah terdapat hubungan antarvariabel atau Ldak ada hubungan

Lebih terperinci

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF-CONCEPT WITH ASSERTIVENESS IN CLASS X STUDENTS KESATRIAN 2 SENIOR HIGH SCHOOL SEMARANG

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF-CONCEPT WITH ASSERTIVENESS IN CLASS X STUDENTS KESATRIAN 2 SENIOR HIGH SCHOOL SEMARANG THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF-CONCEPT WITH ASSERTIVENESS IN CLASS X STUDENTS KESATRIAN 2 SENIOR HIGH SCHOOL SEMARANG Faculty of Psychology Diponegoro University Anindyta Pusparani, Achmad Mujab Masykur*

Lebih terperinci

BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2017, Volume 10 No 1, ISSN:

BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2017, Volume 10 No 1, ISSN: BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2017, Volume 10 No 1, 45-49 ISSN: 0853-2451 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG Rheza Yustar Afif Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soeadarto, SH, Kampus Undip Tembalang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

Supriyatin, Mieke Miarsyah, Melia Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

Supriyatin, Mieke Miarsyah, Melia Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA (Studi Korelasional di SMA Negeri 31 Jakarta) Correlation Between Student s Perception

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA SISWA KELAS XI SMA KESATRIAN 2 SEMARANG. Benyamin Obaja Ginting, Achmad Mujab Masykur* 1

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA SISWA KELAS XI SMA KESATRIAN 2 SEMARANG. Benyamin Obaja Ginting, Achmad Mujab Masykur* 1 HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA SISWA KELAS XI SMA KESATRIAN 2 SEMARANG Benyamin Obaja Ginting, Achmad Mujab Masykur* 1 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Gk.rePot.Si@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Dalam penelitian ini, responden yang digunakan adalah mahasiswa atau mahasiswi di Universitas X Jakarta yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa SMA berada pada usia remaja yaitu masa peralihan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (TU) FKIP. Pada Tanggal 27 Maret 2014, penulis membuat surat ijin penelitian di

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (TU) FKIP. Pada Tanggal 27 Maret 2014, penulis membuat surat ijin penelitian di BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Muhammadiyah yang beralamatkan di Jalan KH. Ahmad Dahlan Salatiga. Sebelum melaksanakan penelitian, langkah awal yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya barat, tepatnya di Jalan Manukan Wasono. SMK ini berjumlah dengan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Pola asuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal remaja. Penelitian ini menggunakan teori pola asuh dari Baumrind (2010) dan teori kecerdasan interpersonal dari

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN ASERTIF TERHADAP ASERTIFITAS SISWA BARU DAN KEBERANIAN SERTA KEPERCAYAAN DIRI SISWA UNTUK MEMUTUSKAN KEHENDAK BAIKNYA

PENGARUH PELATIHAN ASERTIF TERHADAP ASERTIFITAS SISWA BARU DAN KEBERANIAN SERTA KEPERCAYAAN DIRI SISWA UNTUK MEMUTUSKAN KEHENDAK BAIKNYA PENGARUH PELATIHAN ASERTIF TERHADAP ASERTIFITAS SISWA BARU DAN KEBERANIAN SERTA KEPERCAYAAN DIRI SISWA UNTUK MEMUTUSKAN KEHENDAK BAIKNYA Zun Azizul Hakim IAIN Tulungagung Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH EFIKASI DIRI, PERAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MINAT SISWA KELAS XI MEMILIH JURUSAN IPS PADA SMAN 3 LENGAYANGKABUPATEN PESISIR SELATAN Fitratul Husnah 1, Yolamalinda

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Dian Setyorini ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya antara usia 13 dan 20 tahun.

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN Dewi Sartika Panjaitan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. membantu untuk menjalin hubungan kerja sama dan kemampuan memahami individu

PENDAHULUAN. membantu untuk menjalin hubungan kerja sama dan kemampuan memahami individu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sosial, adanya kecenderungan perilaku asertif sangat membantu untuk menjalin hubungan kerja sama dan kemampuan memahami individu lain yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH 1 PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH Archi Pratiwi R (andrydwiichwanto@yahoo.com) Di bawah bimbingan Yusmansyah dan Diah Utaminingsih ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka proses

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA SISWA SMA MARDISISWA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA SISWA SMA MARDISISWA SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA SISWA SMA MARDISISWA SEMARANG Agustinus Yogy Dwicahyo Nugroho, Sri Hartati* Fakultas PsikologiUniversitas Diponegoro Email :yogyagustinus@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Learning Approach dan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa siswi kelas 10 SMA X Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT 207 PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT Lestariningsih 1, Baqiyatus Sholichah 2 1,2 STKIP PGRI Sidoarjo e-mail: 1) lestariningsih@stkippgri-sidoarjo.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analitik deskriptif untuk memperoleh gambaran empirik mengenai kemandirian serta asertif

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN TINGKAT ASERTIVITAS REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN TINGKAT ASERTIVITAS REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN TINGKAT ASERTIVITAS REMAJA SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK KESATRIAN PURWOKERTO TAHUN 2011/2012

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK KESATRIAN PURWOKERTO TAHUN 2011/2012 PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK KESATRIAN PURWOKERTO TAHUN 2011/2012 THE EFFECT OF PARENTING PARENTS OF STUDENTS DISCIPLINE IN CLASS XI SMK KESATRIAN PURWOKERTO

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : ANGGI WAHYU YULIANA NPM : 12500040

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dekripsi (karakteristik) data subjek dengan total subjek yang diteliti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dekripsi (karakteristik) data subjek dengan total subjek yang diteliti BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Subjek Dekripsi (karakteristik) data subjek dengan total subjek yang diteliti sebanyak 50 subjek yaitu lansia yang tinggal di dua panti wreda di Jakarta,

Lebih terperinci

Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Penyesuaian Diri pada Siswa Kelas X Asrama SMA MTA Surakarta

Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Penyesuaian Diri pada Siswa Kelas X Asrama SMA MTA Surakarta Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Penyesuaian Diri pada Siswa Kelas X Asrama SMA MTA Surakarta The Relationship Assertive Behavior with Adjustment in Class X s Student SMA MTA Surakarta Boarding

Lebih terperinci

ABSTRACT. Approved by First Advisor August (Drs. Tri Cahyo Utomo, M.A) NIP

ABSTRACT. Approved by First Advisor August (Drs. Tri Cahyo Utomo, M.A) NIP ABSTRACT Title Name NIM Department : THE INFLUENCE OF FAMILY, PEER GROUP AND MASS MEDIA TO THE FISIP UNDIP STUDENT POLITICAL ORIENTATION : Nurvania Dwi Arindi : D2B004118 : Science of Government This research

Lebih terperinci

Abstract

Abstract PERSEPSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PATAMUAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Vionirita Sewasa 1), Erman Har 2), dan Azrita 2)

Lebih terperinci

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY TRIADIK, VOLUME 15, No.2, OKTOBER 2016: 30-42 PROFIL KECENDRUNGAN PEMILIHAN MINAT KARIR BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN SISWA SMA SE-KOTA BENGKULU Ambar Dewi Wulandari, I Wayan Dharmayana, Anni Suprapti.

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANGTUA DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA

MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANGTUA DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA JURNAL PSIKOLOGI PERSEPTUAL http://jurnal.umk.ac.id/index.php/perseptual MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANGTUA DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA Ahmad Afiif, Al-Fatih Bau Makkulau

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN DILUAR NIKAH PADA REMAJA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL TAHUN 2013

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN DILUAR NIKAH PADA REMAJA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL TAHUN 2013 HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN DILUAR NIKAH PADA REMAJA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL TAHUN 2013 THE RELATIONSHIP OF PARENTING TO OUTSIDE MARRIAGE PREGNANCY AT ADOLESCENT IN THE RANDUDONGKAL

Lebih terperinci

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban Correlated between Education in Playgroup with Childern Emotional Growth in Hidayah Kindergarten

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE-GUGUS III SEYEGAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE-GUGUS III SEYEGAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE-GUGUS III SEYEGAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Ernani Yunita Sari Rosalia Susila Purwanti Universitas PGRI Yogyakarta Email:

Lebih terperinci

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi INTUISI 7 (1) (2015) INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/intuisi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE MENGAJAR GURU MATEMATIKA DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA SMKN 1 MARTAPURA

PENGARUH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA SMKN 1 MARTAPURA PENGARUH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA SMKN 1 MARTAPURA Ananda Rosiana SMK Negeri 1 Martapura suryana.ananda@yahoo.co.id Abstract The objectives

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan akademik (kognitif) saja namun juga harus diseimbangkan dengan kecerdasan emosional, sehingga

Lebih terperinci

Transformasi No. 32 Tahun 2017 Volume I Halaman 1-75

Transformasi No. 32 Tahun 2017 Volume I Halaman 1-75 KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi tentang Hubungan Komunikasi Interpersonal Guru-Siswa dan Orangtua-Siswa dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Kristen 1 Sragen) Oleh Prasetyo Hari Pamilih

Lebih terperinci

Perbandingan Kemampuan Bernalar Fisika Siswa Laki-laki dan Perempuan SMA melalui Pendekatan Learning By Questioning

Perbandingan Kemampuan Bernalar Fisika Siswa Laki-laki dan Perempuan SMA melalui Pendekatan Learning By Questioning Perbandingan Kemampuan Bernalar Fisika Siswa Laki-laki dan Perempuan SMA melalui Pendekatan Learning By Questioning Dyah Kusumawati, Woro Setyarsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Sebagai makhluk sosial, manusia diharapkan mampu mengatasi segala

Lebih terperinci

Tingkat Pemahaman Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang Terhadap Konsep Aset, Kewajiban Dan Ekuitas

Tingkat Pemahaman Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang Terhadap Konsep Aset, Kewajiban Dan Ekuitas Tingkat Pemahaman Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang Terhadap Konsep Aset, Kewajiban Dan Ekuitas Novita Maya Sari (novita.maya1991@gmail.com) Betri Sirajuddin (betri.sirajuddin@facebook.com)

Lebih terperinci

Bab 4. Hasil Penelitian Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. belajar dan self regulation yaitu siswa yang berjenis kelamin

Bab 4. Hasil Penelitian Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. belajar dan self regulation yaitu siswa yang berjenis kelamin Bab 4 Hasil Penelitian 4.1 Gambaran profil subjek 4.1.1 Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Subjek yang ikut mengisi kuesioner penelitian motivasi belajar dan self regulation yaitu siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 Gambaran Umum Subjek Pengambilan data lapangan berlangsung

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN. Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara dengan: Nama : Ardytia Lesmana Stambuk : 2008

LEMBAR PENJELASAN. Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara dengan: Nama : Ardytia Lesmana Stambuk : 2008 LAMPIRAN II LEMBAR PENJELASAN Dengan Hormat, Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara dengan: Nama : Ardytia Lesmana Stambuk : 2008 akan melaksanakan penelitian dengan judul Perbedaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tak akan terlepas dari kodratnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial, yang mana ia harus hidup berdampingan dengan manusia lainnya dan sepanjang hidupnya

Lebih terperinci

PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA AWAL MADE CHRISTINA NOVIANTI DR. AWALUDDIN TJALLA ABSTRAKSI

PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA AWAL MADE CHRISTINA NOVIANTI DR. AWALUDDIN TJALLA ABSTRAKSI PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA AWAL MADE CHRISTINA NOVIANTI DR. AWALUDDIN TJALLA ABSTRAKSI Masa awal remaja adalah masa dimana seorang anak memiliki keinginan untuk mengetahui berbagai macam hal serta ingin

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP TINGKAH LAKU SOSIAL REMAJA DI NAGARI SUNGAI JANIAH KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP TINGKAH LAKU SOSIAL REMAJA DI NAGARI SUNGAI JANIAH KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK. HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP TINGKAH LAKU SOSIAL REMAJA DI NAGARI SUNGAI JANIAH KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK Oleh: Idrawati* Fitria Kasih** Yusnetti** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG Mutiara Ayu Annisa, Achmad M. Masykur Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

Lampiran 1 BESAR SAMPEL. d2 (N-1) + Z 2 1-α/2. P (1-P) Keterangan: n : Jumlah sampel yang dibutuhkan

Lampiran 1 BESAR SAMPEL. d2 (N-1) + Z 2 1-α/2. P (1-P) Keterangan: n : Jumlah sampel yang dibutuhkan Lampiran 1 BESAR SAMPEL n = Z 2 1-α/2. P (1-P) N d2 (N-1) + Z 2 1-α/2. P (1-P) Keterangan: n : Jumlah sampel yang dibutuhkan Z 2 1-α/2 : Nilai baku normal error type I (α=0,05) yang ditentukan 1,96 2 P

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang. variabel bebasnya adalah pola asuh orang tua.

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang. variabel bebasnya adalah pola asuh orang tua. 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1) Variabel Widoyoko (2014) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel bebas (Independent

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, Metode kuantitatif menurut Sugiono (2008) adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

HARGA DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN DAN REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI KABUPATEN PURBALINGGA

HARGA DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN DAN REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI KABUPATEN PURBALINGGA HARGA DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN DAN REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI KABUPATEN PURBALINGGA Melia Fortunela, Prasetyo Budi Widodo* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III Reno, Sri Utami, Suhardi Marli Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Email : Renoelzio@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PERAN AYAH DENGAN BENTUK KENAKALAN REMAJA YANG MELAWAN STATUS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI X SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PERAN AYAH DENGAN BENTUK KENAKALAN REMAJA YANG MELAWAN STATUS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI X SEMARANG HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PERAN AYAH DENGAN BENTUK KENAKALAN REMAJA YANG MELAWAN STATUS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI X SEMARANG Deby Indah Trismayani, Achmad Mujab Masykur* Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU ASERTIF SISWA SMA NEGERI 1 SALEM KABUPATEN BREBES TAHUN 2016

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU ASERTIF SISWA SMA NEGERI 1 SALEM KABUPATEN BREBES TAHUN 2016 HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU ASERTIF SISWA SMA NEGERI 1 SALEM KABUPATEN BREBES TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh: HEBI

Lebih terperinci

KUESIONER KUESIONER RESPONDEN. Bapak / Ibu / Saudara / i yang saya hormati,

KUESIONER KUESIONER RESPONDEN. Bapak / Ibu / Saudara / i yang saya hormati, KUESIONER UNIVERSITAS ESA UNGGUL MANAJEMEN RUMAH SAKIT KUESIONER RESPONDEN Bapak / Ibu / Saudara / i yang saya hormati, Saya adalah mahasiswi semester akhir di Universitas Esa Unggul. Saat ini saya sedang

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN DAN YANG TINGGAL DENGAN KELUARGA SKRIPSI ZULFADILAH NASUTION

KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN DAN YANG TINGGAL DENGAN KELUARGA SKRIPSI ZULFADILAH NASUTION KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN DAN YANG TINGGAL DENGAN KELUARGA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh ZULFADILAH NASUTION 071301023 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas hasil yang didapat dari pengolahan

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas hasil yang didapat dari pengolahan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas hasil yang didapat dari pengolahan data yang telah dilakukan di bab sebelumnya. 4.1 Hasil Pengolahan Data Untuk pengolahan data kondisi bawahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku asertif sangat penting bagi setiap orang guna memenuhi segala kebutuhan dan keinginan, terutama pada mahasiswa, dimana harus menyelesaikan tugas perkembangan

Lebih terperinci

POLA ASUH KELUARGA DAN TIPE KEPRIBADIAN REMAJA DI SMPN 7 MEDAN

POLA ASUH KELUARGA DAN TIPE KEPRIBADIAN REMAJA DI SMPN 7 MEDAN POLA ASUH KELUARGA DAN TIPE KEPRIBADIAN REMAJA DI SMPN 7 MEDAN Susi Yanti*, Siti Zahara Nasution** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Persiapan 1. Dimulai dengan penentuan variabel penelitian 2. Menentukan perumusan masalah 3.

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian 39 BAB 3 Metode Penelitian Bab ini akan membahas metode penelitian yang terdiri atas perumusan masalah, hipotesis penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, alat ukur atau instrumen akan yang

Lebih terperinci

REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Wiwit Winarto

REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Wiwit Winarto REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Wiwit Winarto E-mail: wiwit.winarto90@gmail.com Subagyo ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Lebih terperinci

THE EFFECT OF LEARNING FACILITIES TOWARD STUDENTS S LEARNING OUTCOMES OF CLASS X AND XI SOCIAL ON ECONOMICS OF SMA 3 PEKANBARU ABSTRACT

THE EFFECT OF LEARNING FACILITIES TOWARD STUDENTS S LEARNING OUTCOMES OF CLASS X AND XI SOCIAL ON ECONOMICS OF SMA 3 PEKANBARU ABSTRACT THE EFFECT OF LEARNING FACILITIES TOWARD STUDENTS S LEARNING OUTCOMES OF CLASS X AND XI SOCIAL ON ECONOMICS OF SMA 3 PEKANBARU Yuli Fitriana 1, Sumarno 2, Gimin 3 An student of Riau University study program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Juni sampai dengan 6 Juli 2015. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas karyawan

Lebih terperinci

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN Perbedaan Keterampilan Sosial (Afrian Budiarto) 512 PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN DIFFERENCE SOCIAL SKILLS STUDENTS ACTIVE AND PASSSIVE

Lebih terperinci