BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
|
|
- Verawati Fanny Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet merupakan kebutuhan dan bagian dari kehidupan sehari-hari saat ini, baik itu digunakan untuk media komunikasi, mencari berbagai informasi, melakukan bisnis, mencari hiburan dan lain sebagainya. Menurut data yang diperoleh secara real time dari Internet Live Stats (2016) jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai lebih dari 48,7 juta pada bulan Maret tahun 2016 dan jumlah ini terus bertambah tiap waktu. Sebuah penelitian yang membandingkan penggunaan internet antara tahun 2003 dan 2009 oleh Wahid, Ramdhani dan Wiradhany (2014) menemukan bahwa rata-rata internet diakses lebih lama dari sebelumnya, lebih mudah dan semakin banyak ragam aktivitas internet. Internet di satu sisi memberikan banyak manfaat dan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi di sisi lain dapat memunculkan dampak negatif. Salah satu dampak negatif teknologi internet adalah kecanduan internet. Kecanduan internet ditandai dengan pengguna yang mempunyai pola perilaku penggunaan internet yang berlebihan, yakni empat puluh jam hingga delapan puluh jam per minggu dengan sesi yang dapat berlangsung hingga dua puluh jam, kompulsif dan berbeda dengan pengguna normal hingga berdampak pada permasalahan psikologis, sosial, akademik dan lainnya (Young & Abreu, 2011). Kecanduan internet ditemukan berkorelasi dengan berbagai permasalahan psikologis. Çardak (2013) dalam penelitiannya terhadap 479 mahasiswa menemukan mereka yang mempunyai tingkat kecanduan internet yang tinggi lebih mungkin memiliki kesejahteraan psikologi yang rendah. Wang, Jing, Yu, Jie, Jing dan Wenbin (2013) menemukan bahwa pengguna internet yang adiktif berhubungan dengan rendahnya kesejahteraan, harga diri dan kepuasan hidup yang rendah, serta depresi yang cenderung tinggi. Akin (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa kebahagiaan subjektif yang ditandai dengan kesenangan dan kepuasan, secara negatif berhubungan dengan 1
2 2 kecanduan internet. Kebahagiaan subjektif merupakan sebuah keadaan dari pikiran dan perasaaan yang dikarakteristikkan dengan kesenangan dan kepuasan secara negatif berhubungan dengan kecanduan internet. Dampak negatif kecanduan internet dengan kebahagiaan subjektif tampak sangat wajar, mengingat kebahagiaan subjektif berhubungan dengan kepuasan hubungan, emosi yang positif, persepsi kesejahteraan diri, kepuasan hidup dan self-enhancing bias. Kecanduan internet di lain pihak berkaitan dengan sejumlah variabel maladaptif seperti kecemasan, depresi, neurotisme, kesepian, harga diri dan kepuasan hidup yang rendah serta kesehatan mental yang buruk. Penelitian oleh AydÕna dan SarÕb (2011) menemukan bahwa penggunaan internet yang dependen secara langsung berhubungan dengan kesejahteraan psikologis. Kecanduan internet berkaitan dengan tingkat kesepian yang lebih tinggi, adaptasi dan ketrampilan sosial yang buruk dan mereka yang dengan tingkat kecemasan interaksi sosial yang paling tinggi menghabiskan paling banyak waktu online. Kecanduan Internet dalam banyak penelitian terbukti berkorelasi positif dengan kecemasan. Azher, Khan, Salim, Bilal, Hussain dan Haseeb (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kecanduan internet dan kecemasan pada 300 mahasiswa dari kelas master di universitas Sargodha, dengam menggunakan skala kecanduan internet dan skala kecamasan dari Beck sebagai alat penilaian untuk pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara kecanduan internet dan kecemasan (γ = 0,308, p< 0,001). Penggunaan internet yang berlebihan membuat siswa kecanduan dan akibatnya menyebabkan kecemasan dan stress di kalangan penggunanya. Semakin tinggi tingkat kecanduan seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat orang tersebut tertekan secara psikologis. Akin dan İskender (2011) juga menemukan jika depresi, kecemasan dan stres dapat diprediksi positif oleh kecanduan internet. Orang-orang cemas menggunakan internet untuk mengatasi kecemasan mereka, untuk melarikan diri dari pikiran-pikiran gelisah yang menyebabkan kecemasan dan akhirnya mencoba untuk menggantikan pikiran yang bergolak dengan atraksi dan hiburan yang ada di internet. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengguna normal, yaitu orang
3 3 yang menggunakan internet moderat memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dan tidak mengalami efek merusak dari penggunaan internet yang berlebihan (Jalalinejad, Ghasempoor, Ajdari & Sadeghigooghari, 2012). Mami dan Hatam-Zad (2014) meneliti hubungan antara kecanduan internet dengan keterampilan sosial dan prestasi sekolah pada 320 orang siswa SMA. Hasil penelitian mereka menemukan bahwa kecanduan internet berkorelasi negatif dengan keterampilan sosial dan prestasi akademik. Kecanduan internet merupakan prediktor yang baik untuk ketrampilan sosial dan pretasi akademik siswa, atau dengan kata lain keterampilan sosial dapat diprediksi dengan penggunaan internet yang berlebihan. Ketika tingkat kecanduan internet meningkat, tingkat keterampilan sosial berkurang dan siswa menjadi terisolasi. Selain itu hasil penelitian juga menemukan bahwa meningkatnya kecanduan internet berkorelasi dengan prestasi dan kinerja akademik yang rendah, dapat dikatakan hal ini terkait dengan tingkat drop-out sekolah. Penelitian lebih baru yang dilakukan oleh Nugraini (2015) menemukan bahwa terdapat hubungan antara kecanduan internet dan kesejahteraan psikologis yang dimediasi oleh ketrampilan sosial. Kecanduan internet dapat menurunkan kesejahteraan psikologis apabila ketrampilan sosial remaja rendah. Semakin tinggi tingkat kecanduan internet pada remaja maka semakin rendah tingkat kesejahteraan psikologis dan begitu juga sebaliknya semakin rendah kecanduan internet, semakin rendah tingkat kesejahteraan psikologis. Semakin tinggi tingkat kecanduan internet remaja, maka semakin rendah tingkat ketrampilan sosial pada remaja, dan sebaliknya semakin rendah tingkat kecanduan internet, maka semakin tinggi tingkat ketrampilan sosial pada remaja. Penelitian lebih baru lainnya oleh Wanandhi (2016) menemukan bahwa literasi digital dan kontrol diri dapat secara bersamaan atau silmutan memprediksi secara signifikan terhadap kecanduan internet. Literasi digital memprediksi tingginya kecanduan internet, semakin baik literasi digital seseorang semakin tinggi kecenderungannya untuk mengalami kecanduan internet. Kontrol diri juga dapat memprediksi rendahnya kecanduan internet, yang berarti semakin tinggi kemampuan kontrol diri seseorang maka semakin rendah kecenderungannya untuk mengalami kecanduan internet.
4 4 Melihat banyaknya pengguna internet sekarang maupun proyeksi pada tahuntahun kedepan menjadi penting adanya studi mengenai psikologi internet guna memberikan pemahaman dan informasi mengenai dampak serta hubungan penggunaan internet dan psikologis. Greenfield (1999) melakukan survei kepada 17,251 pengguna internet dan 6% sesuai dengan profil kecanduan internet serta prevalensi lebih tinggi ditemukan pada populasi mahasiswa dari pada populasi umum. Penelitian oleh Kuss dkk. (2013) di Belanda pada remaja menunjukkan bahwa 3,7% sampel diklasifikasikan berpotensi mengalami kecanduan internet. Penelitian oleh Wang dkk. (2013) pada orang menemukan bahwa 7.5% atau (N=712) merupakan pecandu internet. Kecanduan internet pertama kali diteliti pada tahun 1996 oleh Young. Penelitian ini di dalamnya terdapat ulasan lebih dari 600 kasus pengguna berat internet. Sejak itu penelitian selanjutnya pada dekade terakhir telah meneliti berbagai aspek dari kecanduan internet (Young & Abreu, 2011). Penelitian mengenai kecanduan terdahulu telah menemukan faktor-faktor yang berhubungan dengan kacanduan internet antara lain sifat psikologi, harga diri dan sejumlah gangguan psikiatri (Gackenbach, 2007). Salah satu sifat psikologi yang banyak diteliti adalah terkait dengan gangguan ini adalah sensation seeking. Mei dan Liu (2012) menemukan bahwa sensation seeking berkorelasi signifikan dengan kecanduan internet. Hasil ini juga senada dengan penelitian oleh Mesgarani, Shafiee, Ahmad dan Fahimeh (2013). Sensation seeking adalah sebuah sifat yang didefinisikan oleh kebutuhan untuk sensasi dan pengalaman yang bervariasi, baru, kompleks dan keinginan untuk mengambil resiko fisik dan sosial demi mendapatkan pengalaman itu (Zuckerman, 1978). Tidak semua orang dengan tingkat sensation seeking yang tinggi mencari kesenangan dengan kegiatan ekstrim seperti mendaki gunung, balapan, menyelam dan sejenisnya, sebagian orang dengan tingkat sensation seeking yang tinggi lebih memilih kegiatan yang bervariasi dan tidak selalu berbahaya seperti menghadiri pertemuan kelompok-kelompok, pelatihan meditasi dan pengalaman-pengalaman baru lainnya (Schultz & Schultz, 2013). Sensation seeking yang tinggi memiliki kebutuhan pengalaman dan sensasi baru dan kompleks
5 5 dimana lingkungan internet memberi peluang dan kesempatan pemenuhan kebutuhan ini. Internet sering digunakan untuk mencari berbagai informasi baru, berkenalan dengan orang asing, mencari berbagai rangsangan dan sensasi memalui bermain peran memalui role playing game dan akses situs porno mengatasi bosan dengan konten didalamnya. Zuckerman(1978) medefinisikan prilaku ini sebagai sensation seeking. Penelitian oleh Bayens, Vandenbosch dan Eggermont (2015) menemukan kepribadian sensation seeking berkorelasi dengan mengakses situs pornografi pada remaja laki-laki. Remaja laki-laki dengan sensation seeking lebih sering mengunakan internet untuk mengakses situs porno. Weisskirch dan Murphy (2004) melakukan penelitian pada mahasiswa menemukan mereka dengan sensation seeking yang tinggi penggunaan internet untuk mengambil informasi terkait seks, mengunduh musik, bermain game, dan chatting/instant messaging. Hal ini menunjukkan bahwa internet dapat memberikan kegiatan sensation seeking yang intens. Sebagian aktivitas berinternet lebih terkait dengan perilaku internet yang adiktif dari pada yang lainnya. Penelitian Kormas dkk. (2011) menunjukkan mereka yang menggunakan internet untuk tujuan hiburan seperti penggunaan internet untuk keperluan mengakses situs porno, bermain game dan sosialisasi termasuk pengunaan chatroom lebih adiktif. Kuss, van Rooij, Shorter dan van de Mheen (2013) dalam penelitiannya menemukan penggunaan game online dan aplikasi sosial (jaringan sosial online dan twitter) meningkatkan resiko untuk kecanduan internet. Çiçekoğlu, Durualp dan Durualp (2014) yang menemukan bahwa mereka yang menggunakan internet untuk hiburan, game dan mengobrol memiliki tingkat kecanduan internet paling tinggi, sedangkan mereka yang menggunakan internet untuk pendidikan, pekerjaan dan memperoleh informasi memiliki tingkat kecanduan internet terendah. Aktivitas online adalah kegiatan atau layanan yang tersedia atau dilakukan dengan menggunakan internet atau jaringan komputer (Oxford University Press, 2016). Jenis aktivitas online dapat berupa membaca berita online, mencari informasi, browsing, blogging, e-shopping, internet banking, ticketing, mengunjungi situs porno, mendownload perangkat lunak atau, game online, menonton video, mengunggah
6 6 data, chatting, ing, sosial media, diskusi dalam forum dan lain sebagainya (Wahid dkk. 2014). Jenis aktivitas online dipertimbangkan terkait kecanduan internet karena sebagian aktivitas online tertentu lebih terkait dengan kecanduan internet dari pada aktivitas online lainya. Perubahan internet yang dinamis dan munculnya aktivitas-aktivitas baru di internet yang tidak dikenal sebelumnya perlu adanya penelitian kembali mengenai aktivitas apa saja yang terkait dengan kecanduan internet saat ini. Penelitian ini akan fokus pada kepribadian sensation seeking dan jenis aktivitas online yang dihubungkan dengan kecanduan internet. Alasan dipilihnya variabel kepribadian yang dalam hal ini sensation seeking, karena internet di dalamnya terdiri dari berbagai macam kegiatan seperti chatting, sosial media, game, browsing, akses situs porno dan lain-lain, konsumsi internet cenderung sangat bervariasi dan hal ini kemungkinan merupakan fungsi dari kepribadian (Orchard & Fullwood, 2009). Widyanto dan Griffiths (2006) mengatakan orang tidak adiksi pada media internet tapi pada apa yang mereka terlibat didalamnya, oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran jenis aktivitas online sebagai mediator hubungan antara sensation seeking dengan kecanduan internet. Mengetahui tentang kepribadian dari mereka yang menyukai kegiatan spesifik online yang mana, dapat memberikan wawasan yang lebih baik faktor motivasi di balik penggunaan internet (Orchard & Fullwood, 2009). B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran jenis aktivitas online sebagai mediator hubungan antara sensation seeking dengan kecanduan internet. C. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memperkaya penelitianpenelitian di bidang psikologi internet, serta memberikan informasi lebih banyak mengenai hubungan sensation seeking dengan kecanduan internet dan aktivitas berinternet pada mahasiswa. Hasil penelitian ini kemudian dapat menjadi bahan referensi maupun stimulus untuk penelitian psikologi internet selanjutnya.
7 7 Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tambahan kepada terapis yang menangani masalah klien dengan kecanduan internet sebagai dasar informasi penanganan masalah kecanduan internet.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan komunikasi atau sering disebut dengan Information and Communication
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat terutama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi atau sering disebut dengan Information and Communication Technology
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi memiliki peranan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi memiliki peranan penting dalam berkomunikasi. Internet menyuguhkan fasilitas dalam berkomunikasi dan hiburan. Penggunanya tidak hanya para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak awal abad ke-21, istilah internet sudah dikenal berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, terlepas dari usia, tingkat pendidikan, dan status sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan dalam menyajikan berbagai informasi secara aktual. Pesatnya perkembangan internet saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tugas utama seorang siswa. Seorang siswa dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar merupakan tugas utama seorang siswa. Seorang siswa dalam kesehariannya belajar diharapkan untuk dapat mencurahkan perhatiannya pada kegiatan akademik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan Internet memengaruhi cara orang-orang menghabiskan waktu luang. Internet merupakan salah satu cara mudah, relatif murah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Teknologi ibarat pedang bermata dua, dapat bermanfaat, dapat juga berarti sebaliknya. Sebuah studi yang diadakan di Swedia, tepatnya di Akademik Sahlgrenska
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjajikan di Asia (www.the-marketeers.com). Hal ini terkait dengan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu pasar teknologi yang paling menjajikan di Asia (www.the-marketeers.com). Hal ini terkait dengan pertumbuhan pengguna Internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat semakin memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seakan tidak pernah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seakan tidak pernah berhenti menghasilkan produk-produk teknologi yang tidak terhitung jumlahnya. Produk teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal/early adolescence usia tahun, remaja menengah/middle
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah aset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung penerus generasi bangsa di masa mendatang. Remaja merupakan mereka yang berusia 10-20 tahun dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah sedemikian pesatnya. Awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi lahir dari pemikiran manusia
Lebih terperinciHubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction. May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841)
Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841) Tujuan mini riset online ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-esteem dan self-control
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah, maupun masyarakat. Menurut Walgito (2001:71) dorongan atau motif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan individu sosial yang dalam kesehariannya tidak pernah lepas dari individu lain, dimana individu tersebut harus mampu berinteraksi dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan. Orang dewasa, remaja maupun anak-anak sekarang sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Peran internet menjadi kebutuhan sumber informasi utama pada berbagai kalangan. Orang dewasa, remaja maupun anak-anak sekarang sudah menggunakan internet untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini kemajuan teknologi dan informasi terus berkembang. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini kemajuan teknologi dan informasi terus berkembang. Dengan adanya teknologi dan informasi, dapat memudahkan siapa saja untuk memperoleh informasi yang
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang lebih dari jutaan manusia di seluruh Indonesia telah menggunakan internet. Terutama bagi remaja, internet menjadi suatu kegemaran tersendiri dalam
Lebih terperinci15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situs web, atau chatting. Dengan aneka fasilitas tersebut individu dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini sudah semakin maju, khususnya perkembangan teknologi internet. Melalui teknologi internet, individu dapat menggunakan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sebagian besar populasi penduduk dunia. 1 Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era teknologi saat ini, penggunaan internet telah menyebar di seluruh penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014), hampir
Lebih terperinciOF MISSING OUT) DENGAN KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION) PADA REMAJA DI SMAN 4 BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Internet merupakan salah satu bentuk evolusi perkembangan komunikasi dan teknologi yang berpengaruh pada umat manusia. Salah satu akibat adanya internet adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Semakin majunya perkembangan teknologi di Indonesia, semakin terbuka luas juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin majunya perkembangan teknologi di Indonesia, semakin terbuka luas juga peluang bagi seseorang untuk dapat menjangkau dan menggunakan teknologi tersebut. Beragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transformasi nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Salah satu produk teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi sangat pesat yang mempunyai dampak terhadap transformasi nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Salah satu produk teknologi yang terus berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu mengalami masa peralihan atau masa transisi. Yang dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001).
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kecanduan internet merupakan ketergantungan psikologis pada internet, apapun
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kecanduan Internet Kandell (dalam Panayides dan Walker, 2012) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan ketergantungan psikologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak ke masa dewasa, yang berlangsung antara usia tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja didefinisikan sebagai periode transisi perkembangan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang berlangsung antara usia 10-19 tahun (Santrock dalam Tarwoto dkk,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari permainan (game). Manusia
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari permainan (game). Manusia selalu bermain mulai dari kanak-kanak sampai dewasa bahkan hingga menjadi tua. Tujuan dasar
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi sudah semakin berkembang dan bertumbuh di berbagai Negara termasuk di Indonesia. Teknologi juga sangat bermanfaat untuk banyak orang, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan salah satu komponen pembelajaran terpenting. Motivasi merupakan penyebab utama siswa melibatkan diri atau tidak dalam aktifitas belajar (Melnic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. data untuk kepentingan tugas, untuk akses jual-beli yang saat ini disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perkembangan teknologi di era globalisasi menyebabkan munculnya beberapa teknologi baru yang mutakhir. Salah satunya adalah dengan kemunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama dekade terakhir internet telah menjelma menjadi salah satu kebutuhan penting bagi sebagian besar individu. Internet adalah sebuah teknologi baru yang berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet sebagai alat komunikasi telah berkembang menjadi sebuah media yang efektif dan bersifat global. Instant Messaging (pesan instan), Chatting, Facebook,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konseling Singkat Berfokus Solusi Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengendalikan Compulsive Internet USE (CIU) Siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet merupakan produk teknologi baru yang terus menerus mengalami perkembangan. Perkembangan aplikasi internet seakan tiada hentinya. Mulai dari aplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penyimpangan perilaku remaja merupakan bagian dari masalah sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi faktor
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Problematic Internet Use Problematic Internet use (PIU) didefinisikan sebagai cara penggunaan internet yang menyebabkan penggunanya memiliki gangguan atau masalah secara psikologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan sangat pesat.penggunaan internet pun digunakan dari berbagai kalangan mulai dari mulai dari anak-anak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 49% berusia tahun, 33,8% berusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mengungkapkan, pengguna internet di Indonesia tahun 2014 mencapai 88,1 juta orang dari total penduduk Indonesia. Dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi yang sangat pesat tentunya mempunyai. dampak negatif, termasuk perkembangan game online yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi yang sangat pesat tentunya mempunyai dampak negatif, termasuk perkembangan game online yang dapat menyebabkan kecanduan pada anak usia sekolah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, dimana terjadi perubahan biologis, psikologis, dan sosial (Notoatmodjo, 2007). Salah satu
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN INTERNET ADDICTION DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN INTERNET ADDICTION DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA Deni Fernando 11512828 4PA04 Pembimbing: Dr. Wahyu Rahardjo, SPsi., MSi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet saat ini merupakan fasilitas yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Banyaknya fitur yang ada di internet membuat penggunanya merasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang semakin maju ini dampak perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu dalam tahapan dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu dalam tahapan dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang salah satunya adalah untuk membentuk hubungan intim dengan orang lain (Santrock, 1992 : 113), maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Internet singkatan dari Interconected networking yang apabila di artikan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih, begitu juga dengan perkembangan internet. Hampir setiap orang sekarang terhubung dengan internet baik melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini muncul berbagai perkembangan teknologi yang telah mengubah cara masyarakat dalam mengakses dan menggunakan berbagai informasi untuk berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam kehidupan (Ozler & Polat, 2012). Kini telah banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan internet telah memberi berbagai keuntungan dan kemudahan dalam kehidupan (Ozler & Polat, 2012). Kini telah banyak perusahaan yang menyediakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan manusia, masa remaja merupakan salah satu tahapan perkembangan dimana seorang individu mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang modern ini handphone dapat di jadikan untuk hal-hal yang bersifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman sekarang telah banyak sekali alat-alat canggih. Salah satu diantaranya adalah handphone, namun dengan adanya perubahan zaman yang modern ini handphone dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah internet. Menurut data
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar
1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang di dalam hidupnya selalu memerlukan dan membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional dan muatan lokal. Dan dibuatlah Suplemen Kurikulum berbagai macam sumber ilmu, tidak hanya dari guru kelas saja.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1990-an hingga kini, kurikulum pendidikan menengah di Indonesia sudah berganti beberapa kali. Mulai dari Kurikulum 1994 yang menuai banyak kritik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju, dimana teknologi berkembang semakin canggih salah satunya teknologi komunikasi. Demikian pula dengan perkembangan telepon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah adolesens periode perkembangan dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 sampai 20 tahun (Potter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan salah satu media yang paling diminati banyak orang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet merupakan salah satu media yang paling diminati banyak orang. Awalnya, internet merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stres merupakan bagian yang tidak terhindar dari kehidupan. Stres mempengaruhi kehidupan setiap orang bahkan anak-anak. Kebanyakan stres diusia remaja berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I. 1.1 Latar Belakang. untuk berinteraksi dengan individu lain, dan hal ini telah dimulai semenjak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan individu lain, dan hal ini telah dimulai semenjak individu dilahirkan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para akademisi untuk memudahkan pertukaran data dan informasi.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan internet saat ini semakin pesat. Sejak pertama kali diperkenalkan sampai saat ini pengguna internet terus meningkat. Pada tahun 1997 pengguna internet diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pegawai negeri sipil merupakan salah satu organ penting bagi eksistensi suatu negara, keberadaan pegawai negeri sipil selain sebagai dari eksekutif juga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prestasi Belajar 2.1.1 Definisi Belajar Belajar merupakan sebuah usaha untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. 15 Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95
Lebih terperincimerugikan tidak hanya dirinya tapi juga orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi menuju kedewasaan, yang ditandai oleh perubahan besar di antaranya perubahan fisik, psikologis, serta pencarian identitas
Lebih terperincixvi BAB I PENDAHULUAN
xvi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bagi banyak orang konsep suatu adiksi biasanya berkaitan dengan obat obatan. Maka tidak mengherankan bahwa definisi adiksi banyak dikaitkan dengan obat obatan yaitu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Oleh : Widy Rentina Putri F 100 040 185 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebanyak ratusan juta orang di seluruh dunia bermain game. Permainan game
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bermain game merupakan salah satu bentuk hiburan yang paling terkenal dan menjadi sebuah aktivitas yang diminati oleh masyarakat. Belakangan ini, sebanyak ratusan
Lebih terperinciADIKSI ATAU KETERGANTUNGAN GADGET
ADIKSI ATAU KETERGANTUNGAN GADGET Kecanduan merupakan keterlibatan terus-menerus baik dengan zat atau aktivitas tertentu yang akan terus dilakukan oleh objek yang bersangkutan walaupun mengakibatkan konsekuensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang sehingga mendorong diperolehnya temuan-temuan baru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat ternyata membawa perubahan dalam segala lapisan masyarakat. Kreativitas manusia semakin berkembang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. tatap muka secara langsung menjadi komunikasi yang termediasi oleh teknologi.
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Terjadi perubahan dalam cara berkomunikasi dari bentuk komunikasi tatap muka secara langsung menjadi komunikasi yang termediasi oleh teknologi. Situs jejaring sosial online
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa dimana individu telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disetiap kalangan umumnya. Sekarang ini banyak kita jumpai warung internet
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seakan tidak pernah berhenti menghasilkan produk-produk teknologi yang tidak terhitung jumlahnya. Produk teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi yang pesat, terutama teknologi informasi dan komunikasi kian banyak digunakan orang untuk berbagai manfaat salah satunya internet. Internet (Interconnected
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi selalu berkembang, dan perkembangannya setiap hari semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang menginginkan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permainan melalui jaringan internet ini disebut game online. Game online
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permainan (games) tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Permainan banyak diminati oleh berbagai kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa. Seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Gencarnya promosi rokok banyak menarik perhatian masyarakat. Namun bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok masih
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
100 BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi menyangkut normalitas dan linieritas. Uji asumsi ini dilakukan untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN SITUS PORNO DAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH. (Studi Korelasional tentang Pengaruh Situs Porno di Internet pada Pelajar
KUESIONER PENELITIAN SITUS PORNO DAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH (Studi Korelasional tentang Pengaruh Situs Porno di Internet pada Pelajar SMA) Petunjuk Pengisian Kuesioner 1. Bacalah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi komputer pada bidang komunikasi adalah internet (Andini, 2006). Internet
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi komputer telah memberikan banyak kemudahan di dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Salah satu bentuk dari kecanggihan teknologi komputer
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sebagai sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, alasan) yang dilakukan oleh
BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Cybersex 1. Defenisi Perilaku Cybersex Chaplin (1997) mengemukakan bahwa perilaku secara psikologi diartikan sebagai sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, alasan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan manusia lainnya sehingga tidak bisa untuk hidup sendiri. Dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial pada dasarnya manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya sehingga tidak bisa untuk hidup sendiri. Dengan semakin pesatnya perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, sering ditemukan baik dalam tulisan ilmiah atau artikel
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Dewasa ini, sering ditemukan baik dalam tulisan ilmiah atau artikel populer yang menekankan perlunya perangsangan terhadap kreativitas sejak kecil. Kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan teknologi sekarang, banyak perusahan-perusahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan teknologi sekarang, banyak perusahan-perusahan menawarkan solusi dalam memberikan hiburan kepada masyarakat. Kita menggunakan banyak perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertumbuhan dan perkembangan industri di daerah perkotaan di Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di tengah kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Lieben und arbeiten, untuk mencinta dan untuk bekerja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lieben und arbeiten, untuk mencinta dan untuk bekerja. Pernyataan Freud ini menggambarkan dua ranah utama dari kehidupan orang dewasa, dimana pekerjaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Asosiasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, internet menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat manusia yang tidak pernah puas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dunia merupakan masyarakat dinamis yang selalu berkembang seiring dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat manusia yang tidak pernah puas diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi seorang anak dalam mempelajari berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar inilah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa. Salah satunya dengan kehadiran dan keberadaan game online akibatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh bagi siswa. Salah satunya dengan kehadiran dan keberadaan game online akibatnya terjadi pengaruh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Secara historis, kecanduan telah didefinisikan semata-mata untuk suatu hal
BAB II LANDASAN TEORI A. KECANDUAN BLACKBERRY SERVICE 1. Definisi Kecanduan Secara historis, kecanduan telah didefinisikan semata-mata untuk suatu hal yang berkenaan dengan zat adiktif (misalnya alkohol,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan internet merupakan perubahan paling signifikan yang membuka jalan bagi manusia untuk mendapatkan berbagai keuntungan dan kemudahan dalam kehidupan. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang pada umumnya ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial, tetapi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan hasil penelitian utama yang menjawab rumusan masalah adalah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian utama yang menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang berkepribadian introvert,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia sering pula di kaitkan pubertas atau
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Problematic Internet Use (PIU) 2.1.1 Definisi Problematic Internet Use Problematic Internet Use (PIU) didefinisikan sebagai penggunaan internet yang menyebabkan sejumlah gejala
Lebih terperinciSeputar Dunia Anak : Teknologi Tablet Bagi Anak Usia Sekolah Oleh : Laili Dimyati, S.E, M.Si(Dosen Aktif STIE Lembah Dempo Pagaralam)
Seputar Dunia Anak : Teknologi Tablet Bagi Anak Usia Sekolah Oleh : Laili Dimyati, S.E, M.Si(Dosen Aktif STIE Lembah Dempo Pagaralam) Pengantar Pernahkah anda mengalami situasi ketika anak, adik atau keponakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, akses internet menjadi semakin mudah dan murah. Hal tersebut memberikan kesempatan
Lebih terperinci