ANALISIS KAUSALITAS ANTARA TABUNGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK PADA 26 PROPINSI DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KAUSALITAS ANTARA TABUNGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK PADA 26 PROPINSI DI INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS KAUSALITAS ANTARA TABUNGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK PADA 26 PROPINSI DI INDONESIA OLEH RIANI WIDIARTI H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN RIANI WIDIARTI. Analisis Kausalitas Antara Tabungan dan Pertumbuhan Ekonomi dalam Jangka Panjang dan Jangka Pendek pada 26 Propinsi di Indonesia (dibimbing oleh SYAMSUL H. PASARIBU). Indonesia merupakan salah satu negara yang tergolong sebagai Negara Dunia Ketiga atau sering disebut sebagai negara berkembang. Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia memiliki beberapa permasalahan yang sama seperti kebanyakan negara berkembang lainnya. Salah satu masalah yang masih harus dipecahkan oleh pemerintah negara ini adalah kesenjangan dalam kebutuhan investasi dan kemampuan mengakumulasikan modal yang berasal dari dalam negeri. Selain itu Indonesia merupakan negara yang berbentuk kepulauan, daerah-daerah di Indonesia memiliki perbedaan pendapatan satu dengan yang lainnya, hal tersebut tentu berpengaruh pada perbedaan kemampuan suatu daerah dalam mengakumulasi modal. Efektifitas dari tabungan yang dihimpun terhadap investasi di tiap-tiap propinsi juga tidak sama pada tiap propinsi apalagi jika melihat guncangan yang terjadi akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun Dari dua puluh enam propinsi di Indonesia ternyata kebanyakan propinsi di Indonesia memiliki kesenjangan antara kebutuhan investasi dengan kemampuan mengakumulasi modal dari dalam negeri (tabungan domestik), sehingga hal itu bisa menghambat pertumbuhan ekonomi tiap propinsi. Kesenjangan antara kebutuhan investasi dengan kemampuan mengakumulasi modal terbukti dari kebanyakan propinsi tersebut memiliki rata-rata pertumbuhan tabungan yang lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan investasinya (BPS, 2006). Tujuan dari penelitian ini adalah melihat adanya hubungan kausalitas antara tabungan dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang maupun jangka pendek pada 26 propinsi di Indonesia, serta melihat perbandingan hubungan yang ada dalam jangka panjang dan dalam jangka pendek. Metode yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kausalitas antara tabungan dan pertumbuhan ekonomi pada penelitian ini adalah metode Vector Autoregression (VAR) jika data yang digunakan stasioner dan tidak terkointegrasi, atau menggunakan analisis Vector Error Correction Model (VECM), jika data yang digunakan tidak stasioner, namun terkointegrasi. Metode VAR dan VECM tersedia dalam software E-views 4.1. Sementara itu data yang digunakan adalah data PDRB riil, konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah 26 propinsi di Indonesia dari tahun Selain itu dalam penelitian ini digunakan juga asumsi tambahan untuk mendapatkan model yang lebih baik. Pengujian asumsi tambahan ini disebut dengan uji Wall Test atau LR Test. Asumsi tambahan yang digunakan yaitu B(1,1)=1, B(1,2)=-1, dimana koefisien dari tabungan sebesar satu dan koefisien dari PDRB minus satu (H0:Sav t =1, PDRB t =-1). Dengan demikian tolak H0 atau signifikan apabila probabilitas yang didapatkan dari asumsi tersebut lebih kecil dari probabilitas yang digunakan yaitu sebesar 10 persen. Hasil yang didapat dari penelitian ini diantaranya yaitu dari uji lag optimum dan kestabilan, ternyata ada tiga propinsi yaitu NAD, Riau dan Papua yang datanya tidak

3 stabil pada lag optimum atau lag berapapun. Oleh karena itu proses estimasi ketiga propinsi tersebut tidak dapat dilanjutkan sampai ke estimasi VAR/VECM. Data tidak stabil berarti data yang digunakan untuk pendugaan model di VAR kurang baik dan tidak robust atau tidak sempurna. Selain itu pada propinsi Jambi, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tengah ternyata secara statistik tidak ada hubungan jangka pendek dari tabungan dengan pertumbuhan ekonomi yang dapat diteliti pada periode waktu penelitian. Hal ini akibat dari transformasi model dari VAR I(1) ke VEC I(0), karena adanya differencing. Dari hasil Wall Test terdapat lima propinsi yaitu Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara yang probabilitasnya di atas 10 persen (tidak signifikan), yaitu asumsi SAV t dan PDRB t 1 dan -1 diterima. Artinya bila PDRB naik satu persen, maka tabungan juga akan naik sebesar satu persen. Sementara itu pada propinsi yang lain dimana asumsi 1 dan -1 ditolak berarti model yang digunakan adalah model awal dari propinsi tersebut. Hampir semua propinsi yang dapat diteliti pada jangka panjang memiliki hubungan yang positif, berarti jika PDRB naik tabungan juga akan meningkat. Dari pengujian kausalitas jangka panjang ternyata ada tiga propinsi yang memiliki hubungan kausalitas mutual atau dua arah, dan ada sepuluh propinsi yang memiliki hubungan kausalitas yang searah. Hasil analisis kausalitas jangka pendek menunjukkan di Sumatera terdapat dua propinsi yang memiliki hubungan kausalitas searah dari tabungan ke PDRB. Di pulau Jawa juga ada dua propinsi yang memiliki hubungan kausalitas searah dari PDRB ke tabungan, yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Propinsi Kalimantan Timur dalam jangka pendek sudah menunjukkan hubungan kausalitas yang mutual, sedangkan Kalimantan Timur memiliki hubungan kausalitas searah dari tabungan ke PDRB. Di Sulawesi ada tiga propinsi yang sudah memiliki hubungan kausalitas, sedangkan di NTT ada hubungan kausalitas searah dari tabungan ke PDRB. Terakhir di Maluku dalam jangka pendek juga terdapat hubungan kausalitas dari PDRB ke tabungan. Hubungan kausalitas yang terjadi di tiap propinsi berbeda satu dengan yang lainnya dalam jangka panjang maupun jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang semua propinsi memiliki hubungan kausalitas baik searah maupun dua arah. Untuk itu pemerintah daerah seharusnya dapat menaikkan tingkat pendapatan daerahnya dengan cara mengoptimalkan pengolahan sumber daya yang ada. Penurunan tingkat suku bunga pinjaman juga diperlukan agar permintaan dana untuk kegiatan investasi meningkat, sehingga tabungan bisa digunakan secara optimal. Selain itu diperlukan juga perbaikan sarana pendukung di daerah-daerah agar menarik minat masyarakat untuk melakukan investasi di sektor riil yang akan membantu menggerakan perekonomian sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

4 ANALISIS KAUSALITAS ANTARA TABUNGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK PADA 26 PROPINSI DI INDONESIA Oleh RIANI WIDIARTI H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

5 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripisi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Riani Widiarti NIP : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Analisis Kausalitas antara Tabungan dan Pertumbuhan Ekonomi dalam Jangka Panjang dan Jangka Pendek pada 26 Propinsi di Indonesia dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Menyetujui, Agustus 2008 Dosen Pembimbing Syamsul H. Pasaribu, M.Si NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Rina Oktaviani, Ph.D NIP Tanggal Kelulusan :

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Agustus 2008 Riani Widiarti H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 5 April 1986 dari pasangan Kamil Sugandi dan Ratih Sunarti. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 2 Bogor pada tahun 1992 sampai dengan tahun 1998, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 5 Bogor pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2001 dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bogor pada tahun 2001 sampai dengan tahun Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan di Departemen Ilmu Ekonomi yaitu Hipotesa, menjadi asisten mata kuliah Ekonomi Umum, menjadi panitia di beberapa kegiatan kampus, dan peserta di beberapa seminar serta pelatihan.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan rahmatnya-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah Analisis Kausalitas antara Tabungan dan Pertumbuhan Ekonomi dalam Jangka Panjang dan Jangka Pendek pada 26 Propinsi di Indonesia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepada Bapak Syamsul H. Pasaribu, M.Si sebagai Pembimbing Skripsi yang telah mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis. Bapak Nunung Nuryartono, Ph.D dan Ibu Henny Reinhard, M.Si sebagai dosen penguji dan Komisi Pendidikan atas kritik dan sarannya yang sangat bermanfaat. Serta seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Ilmu Ekonomi, FEM IPB. Selanjutnya penulis juga berterima kasih kepada kedua orang tua dan adik penulis Indah Kemala yang dengan ikhlas telah memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup dan doa yang tulus. Kepada ABCDEF (Agita, Ratih, Dewi, Indri, Fitsol), Fajri, Ucup, Pansus, Andra, Lulu, atas semangat, bantuan, dan dorongannya. Kak Irfan atas ilmu yang sangat berguna. A Ubit atas doa, dukungan dan pelajaran hidup yang penulis dapatkan. Keluarga D-red, miror gang, teman KKP, teman sebimbingan (Akbar, Kak Diah, Wenda). Teman-teman IE 40, 41, 42 yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu. Terakhir kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Tidak ada satupun yang sempurna, begitu juga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan dan saran yang membangun diperlukan untuk evaluasi dan perbaikan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang telah penulis kerjakan ini dapat memberikan kontribusi kepada berbagai pihak dan menjadi landasan yang baik menuju tahap berikutnya. Bogor, Agustus 2008 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Teori Tabungan Peran Tabungan Kesenjangan Investasi-Tabungan Teknik Perhitungan Tabungan Teori Pertumbuhan Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Vector Autoregression (VAR) Uji Stasioneritas Penetapan Lag Optimal Uji Kointegrasi Vector Error Correction Model (VECM) Model Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Unit Root Test (Pengujian Akar-Akat Unit) Analisis Kointegrasi... 30

10 vi 4.3. Analisis Hubungan Jangka Panjang Analisis Hubungan Kausalitas Jangka Panjang Estimasi VAR/VECM Sumatera Jawa Bali Kalimantan Sulawesi Nusa Tenggara Maluku Perbandingan Hubungan Kausalitas V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 58

11 vii DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Rata-rata Pertumbuhan PDRB, Tabungan, dan Investasi Deskripsi data dalam Model Penelitian Hasil Pengujian Akar Unit Level Hasil Pengujian Akar Unit First Difference Analisis Kointegrasi Hasil Estimasi Hubungan jangka Panjang Estimasi α-vektor dan Tes Kausalitas Jangka Panjang Estimasi dari regresi VAR/VECM Pulau Sumatera Estimasi dari regresi VAR/VECM Pulau Jawa Estimasi dari regresi VAR/VECM Pulau Bali Estimasi dari regresi VAR/VECM Pulau Kalimantan Estimasi dari regresi VAR/VECM Pulau Sulawesi Estimasi dari regresi VAR/VECM Kepulauan Nusa Tenggara Estimasi dari regresi VAR/VECM Propinsi Maluku... 51

12 viii DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 2.1. Kesenjangan Investasi dan Tabungan Kerangka Pemikiran... 17

13 ix DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Hasil Estimasi NAD Hasil Estimasi Sumatra Utara Hasil Estimasi Sumatra Barat Hasil Estimasi Riau Hasil Estimasi Jambi Hasil Estimasi Sumatra Selatan Hasil Estimasi Bengkulu Hasil Estimasi Lampung Hasil Estimasi DKI Jakarta Hasil Estimasi Jawa Barat Hasil Estimasi Jawa Tengah Hasil Estimasi DIY Hasil Estimasi Jawa Timur Hasil Estimasi Bali Hasil Estimasi Kalimantan Barat Hasil Estimasi Kalimantan Tengah Hasil Estimasi Kalimantan Selatan Hasil Estimasi Kalimantan Timur Hasil Estimasi Sulawesi Utara Hasil Estimasi Sulawesi Tengah Hasil Estimasi Sulawesi Selatan Hasil Estimasi Sulawesi Tenggara Hasil Estimasi NTB Hasil Estimasi NTT Hasil Estimasi Maluku Hasil Estimasi Papua

14 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang tergolong sebagai Negara Dunia Ketiga atau sering disebut sebagai negara berkembang. Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia memiliki beberapa permasalahan yang sama seperti kebanyakan negara berkembang lainnya. Salah satu masalah yang masih harus dipecahkan oleh pemerintah negara ini adalah kesenjangan dalam kebutuhan investasi dan kemampuan mengakumulasikan modal yang berasal dari dalam negeri. Cara untuk memenuhi kebutuhan modal yang ada di suatu negara dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pembiayaan dari dalam negeri salah satunya adalah melalui tabungan dalam negeri, sedangkan apabila dana yang ada di dalam negeri atau pendapatan nasional tidak mencukupi maka tambahan tersebut bisa didapat dari luar negeri. Bantuan atau modal yang berasal dari luar negeri biasanya berbentuk hutang, tapi ketergantungan terhadap hutang pada akhirnya merugikan negara. Dapat merugikan negara karena pembayarannya kebanyakan memberatkan akibat beban yang harus diangsur semakin lama akan semakin meningkat yang disebabkan oleh adanya tekanan nilai tukar mata uang maupun oleh adanya tambahan hutang-hutang baru. Jadi pemerintah harus mengoptimalkan dana yang berasal dari dalam negeri. Indonesia memiliki kelebihan yang apabila tidak bisa dimanfaatkan dengan baik kelebihan tersebut justru bisa menjadi salah satu kendala bagi negara ini. Kelebihan yang sekaligus bisa menjadi kendala yang dimiliki Indonesia adalah negara ini merupakan negara yang berbentuk kepulauan. Besarnya pulaupulau tersebut tentu tidak sama dan jarak antar pulau yang ada di Indonesia juga

15 2 tidak semuanya berdekatan, hal itu menyebabkan karakteristik propinsi di pulau tersebut berbeda satu dengan yang lainnya, baik dari segi kebudayaan, adat istiadat, jumlah dan prilaku penduduk, serta sumberdaya yang ada di daerah tersebut yang bisa diolah dan memberikan pandapatan bagi daerahnya. Perbedaan pendapatan antara satu daerah dengan yang lainnya tentu berpengaruh pada perbedaan kemampuan daerah tersebut dalam mengakumulasi modal. Efektifitas dari tabungan yang dihimpun terhadap investasi di tiap-tiap propinsi juga tidak sama pada tiap propinsi apalagi jika melihat guncangan yang terjadi akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun Tiap daerah atau tiap propinsi tentunya memiliki kerugian yang tidak sama besarnya, pastinya hal tersebut berpengaruh terhadap pemulihan yang harus diusahakan oleh propinsi-propinsi tersebut. Tabel 1.1. Rata-rata Pertumbuhan PDRB, Tabungan, dan Investasi No Propinsi Rata-rata Pertumbuhan PDRB Tabungan Investasi NAD Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau Jambi Sumatera Selatan 7 Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIY

16 3 Lanjutan No Propinsi Rata-rata Pertumbuhan PDRB Tabungan Investasi Jawa Timur Bali Kalimantan Barat 16 Kalimantan Tengah 17 Kalimantan Selatan 18 Kalimantan Timur 19 Sulawesi Utara 20 Sulawesi Tengah 21 Sulawesi Selatan 22 Sulawesi Tenggara NTB NTT Maluku Papua Sumber: BPS diolah Setiap propinsi yang ada hampir semuanya belum bisa mengoptimalkan pembangunan mereka setelah krisis ekonomi yang melanda Indonesia, terbukti dari rata-rata pertumbuhan PDRB di sebagian besar propinsi yang bernilai lebih kecil setelah krisis. Dalam suatu wilayah seharusnya tabungan = investasi, tapi di Indonesia kebanyakan propinsi memiliki rata-rata pertumbuhan tabungan yang lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan investasi dari periode Hal tersebut secara tidak langsung membuktikan bahwa ada kesenjangan antara dana yang ada dengan kebutuhan investasi.

17 Perumusan Masalah Adanya fakta bahwa rata-rata pertumbuhan tabungan di sebagian besar propinsi di Indonesia yang menurun pada periode setelah krisis, sedangkan besarnya rata-rata pertumbuhan tabungan pada sebagian besar propinsi lebih kecil dari rata-rata pertumbuhan investasinya. Hal itu mengindikasikan bahwa belum optimalnya tingkat tabungan yang ada di tiap propinsi, serta belum optimalnya pemanfaatan tabungan tersebut untuk membiayai investasi di tiap-tiap propinsi di Indonesia. Apakah langkah yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan pembiayaan domestik dengan meningkatkan tabungan pada daerah yang tingkat tabungannya masih rendah merupakan cara yang sudah tepat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Selanjutnya apakah bagi daerah yang rata-rata pertumbuhan tabungannya sudah tinggi, apakah tabungan tersebut memang efektif untuk membiayai pembangunan daerahnya. Pertanyaan itulah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini, dimana dalam penelitian ini dibuktikan secara statistik tentang adanya hubungan hubungan timbal balik antara tabungan antar daerah dengan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut, serta apakah hubungan tersebut terjadi pada jangka pendek maupun pada jangka panjang. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah hubungan kausalitas antara tabungan dengan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang pada 26 propinsi di Indonesia. 2. Adakah hubungan kausalitas antara tabungan dengan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek pada 26 propinsi di Indonesia.

18 5 3. Bagaimanakah perbandingan hubungan kausalitas antara tabungan dan pertumbuhan ekonomi pada 26 propinsi di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis hubungan kausalitas antara tabungan dengan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang pada 26 propinsi di Indonesia. 2. Menganalisis hubungan kausalitas antara tabungan dengan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek pada 26 propinsi di Indonesia. 3. Menganalisis perbandingan hubungan kausalitas antara tabungan dan pertumbuhan ekonomi pada 26 propinsi di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri juga bagi pihak-pihak lain. 1. Bagi penulis yaitu meningkatkan pengetahuan dan memberikan pemahaman yang semakin mendalam tentang konsep tabungan dan pertumbuhan ekonomi, selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan serta mengetahui apakah menabung merupakan cara terbaik mengakumulasikan modal untuk menciptakan pembiayaan domestik.

19 6 2. Bagi pemerintah, diharapkan dapat mengetahui apakah kebijakan terbaik yang harus dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonominya dan sebagai masukan dalam melaksanakan kebijakan makro ekonomi. 3. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat membuka cakrawala pembaca dan memberikan pengertian tentang arti penting dari menabung. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan, bahan pertimbangan dan sebagai sumber informasi untuk penelitian selanjutnya.

20 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk melihat lebih jelas bagaimana keterkaitan antara tabungan dengan pertumbuhan ekonomi antar daerah yang akan dibuktikan secara statistik. Oleh sebab itu terlebih dahulu perlu diketahui mengenai teori-teori yang dapat menjelaskan hubungan antara variabel-variabel tersebut. 2.1 Teori Tabungan Dalam Mankiw (2003), pandangan klasik mengatakan bahwa tingkat suku bunga merupakan pembayaran atas imbalan menunda pengeluaran yang digunakan untuk berkonsumsi atau hadiah karena ketersediaan meletakkan uang yang digunakan sebagai investasi. Semakin tinggi suku bunga yang ditawarkan semakin besar keinginan untuk menabung. Menurut pandangan klasik, dalam perekonomian tingkat suku bunga selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan itu akan menyebabkan seluruh tabungan yang diciptakan sektor rumah tangga akan selalu sama besarnya dengan jumlah investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Hal ini terjadi karena tingkat suku bunga menentukan besarnya tabungan atau investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Berdasarkan teori tingkat suku bunga menurut pandangan ekonomi klasik, suku bunga merupakan bayaran atas bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi, balasan untuk waktu menunggu atau imbalan atas penggunaan dana. Selain pandangan klasik, Keynes dalam Mankiw (2003) mengatakan bahwa besar kecilnya tergantung dari pendapatan atau penghasilan yang

21 8 diperoleh. Jika tidak terjadi perubahan dalam pendapatan nasional ataupun distribusinya, maka total tabungan tidak akan mengalami perubahan yang berarti. Hal itu berarti bahwa tabungan merupakan hasil dari faktor pendapatan dikurangi faktor pengeluaran. Perubahan pola konsumsi tidak secepat perubahan pola pendapatan maka tabungan tidak meningkat sejalan dengan meningkatnya tingkat pendapatan. Menurut Keynes, seseorang akan meningkatkan konsumsinya bila pendapatannya meningkat. Namun besarnya peningkatan konsumsi ini tidak sebesar peningkatan pendapatan. Secara matematis fungsi konsumsi keynes dapat ditulis sebagai berikut: C = a + by (2.1) dimana a>0, 0<b 1 keterangan: C = Agregate consumption Y = Agregate income a = Autonomous consumption b = marginal propensity to consume Menurut Keynes, tabungan adalah pendapatan yang tidak dikonsumsikan maka fungsi tabungan seseorang dapat diturunkan sebagai berikut: S = Y C (2.2) S = Y (a + by) S = -a + (1-b)Y S = -a + sy (2.3) dimana: S = Aggregate saving -a = Autonomous saving s = 1-b = MPS = Marginal Propensity to Save

22 9 Menurut Schmidt-Hebbel (1992) dan Web-Corsety (1992), pada negara berkembang tabungan dipengaruhi oleh: a. Tingkat disposible income rumah tangga. Tingkat pendapatan dianggap mempunyai hubungan yang positif dengan tabungan karena semakin besar pendapatan seseorang, maka semakin besar jumlah uang yang bisa ditabung b. Tingkat pertumbuhan dari pendapatan disposibel rumah tangga dan tingkat suku bunga riil. Jika dianggap bahwa pendapatan di masa depan akan meningkat, maka konsumsi saat ini akan dinaikkan sehingga tabungan berkurang. Namun jika penambahan pendapatan yang cepat disertai dengan meningkatnya tingkat suku bunga riil tabungan, maka orang akan cenderung menyisihkan pendapatannya untuk ditabung. c. Tingkat inflasi berpengaruh positif apabila masyarakat beranggapan lebih baik menunda konsumsi saat ini dan menyisahkan sebagian pendapatannya untuk ditabung. Namun bila dianggap inflasi yang cukup tinggi akan ada kepastian dari hasil yang akan diperoleh daripada menabung maka lebih baik untuk mengambil tabungan. d. Faktor demografi diasumsikan berpengaruh negatif terhadap tingkat tabungan masyarakat. Semakin besar angka ketergantungan yang terdapat di setiap rumah tangga maka akan semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga tabungan akan diambil untuk memenuhi kebutuhan hidup. e. Money Quasy Money (MQM) digunakan sebagai ukuran kekayaan yang tersedia untuk konsumsi pada periode berikutnya. Asumsi MQM mempunyai hubungan yang negatif dengan tabungan masyarakat.

23 10 f. Tunjangan kepada rumah tangga merupakan pencerminan dari household transfer. Asumsi mempunyai hubungan yang negatif dengan tabungan masyarakat. Sedangkan tabungan menurut pandangan Way (1973) dipengaruhi tingkat kemauan, kemampuan, serta besarnya kesempatan yang ada. Dalam setiap faktorfaktor tersebut dapat diterangkan lebih lanjut lagi melalui variabel ekonomi dan non ekonomi. Tingkat kemampuan untuk menabung tergantung pada faktor pendapatan, struktur populasi, dan kekayaan. Kemauan untuk menabung dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan tingkat kultural. Sementara kesempatan untuk menabung ditentukan oleh lembaga intermediasi keuangan atau perbankan Peran Tabungan Model Harrod-Domar menunjukkan bahwa tabungan dalam negeri merupakan satu-satunya sumber pembiayaan kebutuhan investasi. Namun di negara-negara berkembang seperti telah dikatakan sebelumnya sumber pembiayaan kebutuhan investasi juga tergantung pada modal asing baik dalam bentuk pinjaman, bantuan, investasi langsung maupun portofolio. Pada sisi lain, sesuai yang dikemukakan dalam model pertumbuhan ekonomi Sollow, untuk mencapai tingkat modal yang dijamin serta mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil, tingkat tabungan (domestik) harus tinggi guna menyokong tingkat investasi sehingga proses produksi dapat berkesinambungan dan tingkat output dapat meningkat (Mankiw, 2003). Oleh karena itu kesenjangan antara investasi dan tabungan harus diatasi.

24 Kesenjangan Investasi - Tabungan Teori Two Gap Model menunjukkan adanya defisit terhadap sumber pembiayaan pembangunan karena tabungan lebih kecil daripada kebutuhan investasi (I-S = Resource GAP), dapat dilihat dari gambar 2.1. Saving (S) Investasi (I) Anggaran Pembangunan Investasi Swasta Tabungan Pemerintah Pinjaman Pemerintah Pinjaman Swasta Tabungan Masyarakat Kesenjangan I-S Pelunasan pokok pinjaman pemerintah dan swasta Dana luar negeri pemerintah dan swasta Sumber : Widodo, 1990 Gambar 2.1. Kesenjangan Investasi dan Tabungan 2.4. Teknik Perhitungan Tabungan Cara perhitungan tabungan adalah dengan mengurangi besarnya Tabungan Nasional Bruto (TNB) dengan pendapatan neto terhadap luar negeri dari faktor-

25 12 fakor produksi. Perhitungan tabungan selain didasarkan atas konsep National Account dapat didasarkan atas konsep dari world bank, yaitu: 1. World Bank Operation Manual TNB = Investasi Domestik Bruto + Transksi berjalan dari Neraca Pembayaran (current account Balance) 2. World Bank Table TNB = Investasi Domestik Bruto + Ekspor Neto dari Barang- barang dan jasa + Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri dari Faktor Payment + Transfer Neto 3. World Bank Country Program Paper System a. TNB = Produk Domestik Bruto Konsumsi Akhir + Transfer Neto + Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri dari Faktor-faktor Produksi b. TDB = Produk Domestik Bruto Konsumsi Akhir Keterangan : TDB = Tabungan Domestik Bruto TNB = Tabungan Nasional Bruto Dalam penelitian ini perhitungan yang digunakan untuk menentukan tingkat tabungan menurut World Bank Country Program Paper System. Hal ini untuk mempermudah dalam pencarian data Teori Pertumbuhan Kuznetz dalam Todaro (2000) memberikan pengertian pertumbuhan sebagai tumbuhnya kenaikan supply berbagai benda-benda ekonomi dalam yang

26 13 lama bagi penduduknya. Kuznetz berpendapat bahwa pertumbuhan itu dimungkinkan oleh adanya perkembangan teknologi, lembaga-lembaga perekonomian dan penyesuaian ideologi yang diminta. Pertumbuhan dinyatakan dengan peningkatan output dan pendapatan riil per kapita memang bukanlah satusatunya sasaran kebijakan ekonomi di negara berkembang. Akan tetapi, kebijakan ekonomi yang bertujuan meningkatkan output diperlukan karena: 1. Pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai suatu syarat yang sangat diperlukan untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat. 2. Pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai persyaratan untuk mencapai tujuantujuan lainnya seperti penyediaan, pendapatan, kekayaan, dan penyediaan sarana atau fasilitas lainnya. Irawan dan Suparmoko (1999) menyatakan bahwa pada umumnya istilah pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan sering digunakan secara bergantian, tetapi mempunyai maksud yang sama, terutama dalam pembicaraanpembicaraan mengenai masalah ekonomi. Apabila kedua istilah itu digunakan secara bersama-sama maka akan akan mempunyai pengertian masing-masing yang lebih khusus. Dikatakan terdapat pertumbuhan ekonomi apabila ada lebih banyak output, dan terjadinya perkembangan atau pembangunan ekonomi bila tidak hanya terdapat lebih banyak output, tetapi juga terjadi perubahan-perubahan dalam kelembagaan dan pengetahuan teknik dalam menghasilkan output yang lebih banyak. Pertumbuhan dapat meliputi penggunaan input lebih banyak dan lebih efisien, yaitu adanya kenaikan output per satuan input. Pembangunan atau perkembangan ekonomi menunjukkan perubahan-perubahan dalam struktur output dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian disamping kenaikan

27 14 output. Pada umumnya perkembangan atau pembangunan selalu disertai dengan pertumbuhan tetapi pertumbuhan pertumbuhan belum tentu disertai dengan pembangunan atau perkembangan. Tetapi pada tingkat-tingkat permulaan, mungkin pembangunan ekonomi selalu disertai oleh pertumbuhan dan sebaliknya Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan tabungan domestik, pertumbuhan ekonomi, dan tentang investasi pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Secara umum penelitian akan dijelaskan sebagai berikut Pertama, Andersson (2001) dalam studinya tentang hubungan kausalitas antara tabungan dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara tiga negara yaitu Swedia, UK, dan USA. Dalam penelitian ini juga digambarkan hubungan kausalitas beberapa negara tersebut dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hasil penelitian ini yaitu dalam jangka pendek di UK terdapat hubungan jangka panjang dua arah sedangkan dalam jangka pendek tidak tedapat hubungan kausalitas antara tabungan dengan pertumbuhan ekonomi. Di Swedia dalam jangka panjang terjadi hubungan yang kausalitas searah dari tabungan ke pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka pendek di USA terjadi tidak hubungan yang signifikan antara tabungan dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi dapat disimpulkan tiap negara memiliki prilaku yang berbeda-beda dengan negara lain tapi kebanyakan negara-negara tersebut masing-masing memiliki prilaku tabungan dan investasi yang serupa dalam jangka panjang dan dalam jangka pendek.

28 15 Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Loayza dan Sankar (2000) tentang prilaku dari Private saving di India, dalam penelitian ini digunakan metode error correction model untuk melihat bagaimana prilaku dari tabungan di India berhubungan dengan tingkat suku bunga riil, pendapatan per kapita, rasio ketergantungan, hutang, tingkat tabungan pemerintah, dan share dari pertanian dalam GDP. Adapun hasil yang didapat dari penelitian ini adalah tabungan di India relatif lebih besar dibanding kebanyakan negara dengan pendapatan perkapita yang sebanding. Selanjutnya tabungan tumbuh seiring tumbuhnya share pertanian dalam GDP, suku bunga riil dan pendapatan masing-masing berhubungan positif dengan tabungan, sementara itu rasio ketergantungan memiliki efek yang negatif terhadap Privat saving. Ketiga, Hardjes dan Ricci (2002) meneliti tentang faktor yang mengendalikan atau meningkatkan tabungan di Afrika, adapun yang diuji dalam penelitian ini adalah kebijakan fiskal, harga komoditas, inflasi, dan juga liberalisasi finansial. Metode yang digunakan dalam penenelitian ini yaitu The Fully Modified Least Squares (FMOLS). Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah kebijakan fiskal, harga komoditi, dan liberalisasi finansial merupakan determinan utama dari tabungan selama hampir 20 tahun belakangan. Perubahan harga komoditi juga menciptakan suatu dorongan pada tabungan dan investasi, serta liberalisasi finansial berdampak negatif pada peningkatan tabungan terutama juga pada rumah tangga yang memiliki akses yang besar terhadap kredit dari bank. Keempat, Darmawan (2006) meneliti tentang prilaku tabungan antar daerah di Indonesia dengan mengestimasi pengaruh Pendapatan Domestik

29 16 Regional Bruto, tingkat suku bunga dan angka beban tanggungan penduduk usia muda dan tua dan laju inflasi terhadap tabungan masyarakat antar daerah di Indonesia. Hasil penelitian dengan menggunakan metode GLS ini yaitu pendapat masyarakat yang dicerminkan oleh Produk Domestik Regional Bruto tetap merupakan determinan pokok dari tabungan masyarakat. Peranan suku bunga juga positif terhadap tabungan tetapi dengan nilai yang rendah. Beban tanggungan usia muda berdampak negatif dan signifikan di berbagai daerah di Indonesia, sementara itu beban tanggungan usia tua justru berdampak positif terhadap tabungan hanya di beberapa daerah saja. Inflasi sebagai cerminan dari ketidakpastian memiliki dampak positif di sebagian daerah dan berdampak negatif di sebagian daerah lainnya Kerangka Pemikiran Kesenjangan antara kebutuhan modal untuk berinvestasi pada sektor riil di daerah-daerah di Indonesia dengan ketersediaan modal di daerah tersebut apabila diatasi dengan meningkatkan tabungan domestik daerah tentu berdampak pada pendapatannya dan pendapatan daerah tersebut kembali berpengaruh pada tingkat tabungan antar daerah melalui hasil dari pelaksanaan investasi. Selanjutnya peningkatan pendapatan daerah berpengaruh pada pertumbuhan masing-masing daerah dan pertumbuhan antar daerah tersebut merupakan alat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional. Penulis meneliti adanya hubungan kausalitas tabungan dengan pertumbuhan di berbagai daerah dengan menggunakan metode VAR untuk mengetahui apakah kebijakan peningkatan

30 17 tabungan tersebut bisa efektif pada daerah-daerah di Indonesia. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2. Kesenjangan antara Kebutuhan Investasi dengan Kemampuan Mengakumulasi Modal (tabungan) Tujuan: jangka pendek Tabungan daerah jangka panjang Pertumbuhan Ekonomi Daerah per ban din gan Tabungan daerah Pertumbuhan Ekonomi Daerah Pengujian dengan Metode VAR Hasil dan kesimpulan Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran 2.8. Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini yaitu bahwa pada tiap-tiap daerah pertumbuhan ekonominya dapat meningkatkan akumulasi modal yang berupa

31 18 tabungan. Selanjutnya peningkatan pada tabungan di tiap-tiap daerah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut, karena akumulasi tabungan yang ada dapat digunakan untuk membiayai pembangunan daerah melalui kegiatan investasi. Jadi terdapat hubungan kausalitas pada tiap propinsi dalam jangka panjang. Terjadi perbedaan hubungan kausalitas dalam jangka panjang dengan jangka pendek pada masing-masing propinsi, karena hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik, pemerintahan, serta seberapa pesatnya pembangunan yang terjadi di tiap-tiap propinsi.

32 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data tahunan dari tahun Sumber data berasal dari, Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik. Data-data yang digunakan adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada 26 propinsi di Indonesia yang mewakili pertumbuhan ekonomi daerah, konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah daerah Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis Vector Autoregression (VAR) jika data yang digunakan stasioner dan tidak terkointegrasi, atau menggunakan analisis Vector Error Correction Model (VECM), jika data yang digunakan tidak stasioner, namun terkointegrasi Vector Autoregression ( VAR) VAR adalah suatu sistem persamaan yang memperlihatkan setiap peubah sebagai fungsi linier dari konstanta dan nilai lag (lampau) dari peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah lain yang ada dalam sistem. Peubah penjelas dalam VAR meliputi nilai lag seluruh peubah tak bebas dalam sistem. Pada metode VAR, variabel eksogen dan endogen tidak dapat dibedakan secara apriori. Menurut Sims (1972) hanya variabel endogen yang masuk analisis. Keunggulan metode VAR dibandingkan dengan metode ekonometri konvensional adalah (Laksani dalam Yusuf, 2005):

33 20 1. Mengembangkan model secara bersamaan di dalam suatu sistem yang kompleks (multivariate), sehingga dapat menangkap hubungan keseluruhan variabel di dalam persamaan tersebut. 2. Uji VAR yang multivariate bisa menghindari parameter yang bias akibat tidak dimasukannya variabel yang relevan. 3. VAR dapat mendeteksi hubungan antar variabel di dalam sistem persamaan, dengan menjadikan seluruh variabel sebagai endogenous. 4. Karena bekerja berdasarkan data, metode VAR terbebas dari berbagai batasan teori ekonomi yang sering muncul, termasuk gejala perbedaan palsu di dalam model ekonometri konvensional, terutama pada persamaan simultan, sehingga menghindari penafsiran yang salah. Selain memiliki kelebihan, metode VAR juga memiliki kelemahan, adapun beberapa kelemahan yang dimiliki model VAR antara lain: 1. Model VAR lebih bersifat ateoritik karena tidak memanfaatkan informasi atau teori terdahulu. Oleh karenanya, model tersebut sering disebut model yang tidak struktural. 2. Mengingat tujuan utama model VAR untuk peramalan, maka model VAR kurang cocok untuk menganalisis kebijakan. 3. Pemilihan banyaknya lag yang digunakan dalam persamaaan juga dapat menimbulkan permasalahan dalam proses estimasi. Hubungan kausalitas antar variabel di dalam sistem persamaan multivariat lebih rumit dibandingkan pada bivariat. Untuk persamaan bivariat misalkan model dengan dua variabel (Y dan Z) yang memiliki hubungan kausalitas sebagai berikut:

34 21 y t = b 10 b 12 z t + γ 11 y t-1 + γ 12 z t-1 + ε yt (3.1) z t = b 20 b 21 y t + γ 21 y t-1 + γ 22 z t-1 + ε zt (3.2) Sistem persamaan diatas dikenal juga dengan struktural VAR atau persamaan primitif. Kedua persamaan tersebut (X dan Z), secara individual dipengaruhi langsung oleh variabel yang lain, dan secara tidak langsung oleh selang nilai setiap variabel di dalam sistem. Atau dalam bentuk persamaan bivariate: y t = a 10 + a 11 y t-1 + a 12 z t-1 + ε 1t (3.3) z t = a 20 + a 21 y t-1 + a 22 z t-1 + ε 2t (3.4) Sistem inilah yang disebut VAR jenis standar atau reduced form. Sistem tersebut juga mempresentasikan word-moving average. Karena ε yt dan ε zt white noise, e t pun akan memiliki rata-rata 0, varians yang konstan serta non-outokorelasi serial Uji Stasioneritas Hal penting yang berkaitan dengan studi atau penelitian yang menggunakan data time series adalah stasioneritas. Data deret waktu dikatakan stasioner jika data menunjukkan pola yang konstan dari waktu ke waktu atau dengan kata lain tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan pada data, secara kasarnya data harus horizontal sepanjang sumbu waktu. Engel dan Granger (1987) menyatakan bahwa uji akar unit dipandang sebagai uji stasioneritas, karena pada intinya uji tersebut bertujuan untuk mengamati apakah koefisien tertentu dari model otoregresif yang ditaksir mempunyai nilai atau tidak. Dalam kasus dimana runtun waktu (time series) yang digunakan tidak stasioner, maka kesimpulan yang diperoleh akan menghasilkan pola hubungan regresi yang palsu (spurious regression). Ada beberapa cara untuk

35 22 melakukan uji akar unit root, namun yang paling banyak adalah dengan Augmented Dicky Fuller (ADF) test. ΔY t = β 1 + β 2 T + δy t-1 + α 1 m t 1 ΔY t-n + ε t (3.5) dimana ε t adalah white noise dan ΔY t = Y t + Y t-1. Pada ADF yang akan diuji adalah apakah δ = 0, dengan hipotesis alternatif δ < 0, jika t-hitung untuk δ lebih kecil dari nilai ADF, maka hipotesis nol yang mengatakan bahwa data tidak stasioner ditolak pada hipotesis alternatifnya Penetapan Lag Optimal Uji lag optimal dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah lag yang sesuai untuk model. Penetapan tingkat lag optimal dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi kriteria informasi sebagai berikut: (a) Kriteria uji likelihood Ratio (LR); (b) Final Prediction Criterion (FPE); (c) Schwarrz Information Criterion (SIC); dan (d) Hannan_Quinn Criterion. Penentuan lag optimal dalam analisis VAR sangat penting dilakukan karena variabel endogen dari variabel endogen dalam sistem persamaan akan digunakan sebagai variabel eksogen (Enders, 2004). Pengujian panjang lag optimal ini berguna untuk menghilangkan masalah autokorelasi dalam sistem VAR. Dalam penelitian ini digunakan Schwarrz Information Criterion (SIC) untuk menentukan lag optimal. Model VAR diestimasi dengan lag yang berbedabeda kemudian dibandinkan nilai SICnya. Nilai lag yang optimum adalah nilai SIC yang terkecil.

36 Uji Kointegrasi Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam VAR adalah semua peubah tak bebas bersifat stasioner. Apabila data tidak stasioner, maka perlu dilakukan uji kointegrasi, dimana jika data yang tidak stasioner terkointegrasi, maka kombinasi linier antar variabel-variabel dalam sistem akan bersifat stasioner, sehingga dapat diperoleh sistem persamaan jangka panjang yang stabil (Enders, 1995). Suatu deret waktu dikatakan terintegrasi pada lag ke-d atau I(d) jika data tesebut bersifat stasioner setelah pendiferensian sebanyak d kali. Peubah-peubah tidak stasioner yang terintegrasi pada tingkat yang sama dapat membentuk kombinasi linier yang bersifar stasioner. Komponen dari vektor y t dikatakan terkointegrasi jika ada vektor β = (β 1, β 2,..., β n ) sehingga kombinasi linier βy t bersifat stasioner, dengan syarat ada unsur matrikas β bernilai tidak sama dengan nol. Vektor β dinamakan vektor kointegrasi. Rank kointegrasi (r) dari vektor adalah banyaknya vektor kointegrasi yang saling bebas. Nilai (r) dapat diketahui melalui uji Johansen. Hipotesisnya adalah: H 0 = rank r H 1 = rank > r Apabila rank kointegrasi lebih besar dari nol, maka model yang digunakan adalah VECM dan apabila rank kointegrasi sama dengan nol, maka model yang digunakan adalah VAR dengan pendiferensian sampai lag ke d Vector Error Correction Model (VECM) VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi. Restriksi tambahan ini harus diberikan karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner namun

37 24 terkointegrasi. VECM kemudian memanfaatkan informasi restriksi kointegrasi tersebut ke dalam spesifikasinya. Karena itulah VECM sering disebut sebagai desain VAR bagi series non stasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Spesifikasi VECM merestriksi hubungan jangka panjang variabel-variabel endogen agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasinya, namun tetap membiarkan keadaan dinamisasi jangka pendek. Istilah Kointegrasi dikenal juga sebagai error, karena deviasi terhadap keseimbangan jangka panjang dikoreksi secara bertahap melalui series parsial penyesuaian jangka pendek. Model VECM disusun apabila rank kointegrasi (r) lebih besar dari nol. model VECM ordo p dan rank kointegrasi r dituliskan sebagai : p 1 i= 1 Δy t = A 0 + πy t-1 + φ *Δyt-1 + ε t (3.6) π = αβ β = vektor kointegrasi berukuran r x 1 α = vector adjustment berukuran r x 1 φ * = p 1 i= 1 φ Aj Pendugaan perameter dilakukan dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum. Model VECM dapat dituliskan dalam model VAR dengan menguraikan nilai diferensiasi : Δy t = y t - y t Model Penelitian Metode analisis yang digunakan untuk melihat hubungan kausalitas tabungan dengan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang

38 25 dapat dilakukan pengujian ekonometrika dengan menggunakan metode vektor auto regression (VAR). Metode ini dipandang sebagai generalisasi dari metode uji kausalitas granger yang sudah umum digunakan. Dalam penelitian ini digunakan variabel PDRB dan Tabungan. Dengan demikian model penelitian ini adalah : SAVt a = PDRBt b dimana : SAV t = Tabungan a a a a SAVt + ε1 t PDRBt ε 2t (3.7) PDRB t = Pertumbuhan Ekonomi Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDRB dan tabungan. Data dalam penelitian ini dideskripsikan dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1. Deskripsi data dalam Model Penelitian Variabel Deskripsi PDRB= pendapatan daerah Pendapatan daerah tahun dasar 2000 Tabungan Pendapatan daerah dikurangi konsumsi masyarakat tahun dasar 2000 Selain itu dalam penelitian ini digunakan juga asumsi lain untuk mendapatkan model yang lebih baik dari hubungan antara tabungan dan pertumbuhan ekonomi pada propinsi-propinsi di Indonesia Pengujian asumsi tambahan ini disebut dengan uji Wall Test atau LR test. Asumsi tambahan yang digunakan yaitu B(1,1)=1, B(1,2)=-1, dimana koefisien dari tabungan sebesar satu dan koefisien dari PDRB sebagai gambaran dari pertumbuhan ekonomi minus satu (H0: Sav t =1, PDRB t =-1). Dengan demikian tolak H0 (signifikan), apabila

39 26 probabilitas yang didapatkan dari asumsi tersebut lebih kecil dari probabilitas yang digunakan yaitu sebesar 10 persen. Untuk mengetahui hubungan tabungan dan pertumbuhan ekonomi pada 26 propinsi di Indonesia maka dalam penelitian ini analisis akan dilakukan secara bertahap dimana variabel tabungan dan PDRB setiap propinsi dianalisis dengan menggunakan VAR atau VECM. Selain itu perlu dilakukan beberapa pengujian untuk model yang digunakan. Beberapa uji tersebut, yaitu uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji ada tidaknya autokorelasi.

40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Unit Root Test (Pengujian Akar-Akat Unit) Pengujian akar-akar unit dilakukan untuk menganalisis apakah suatu variabel stasioner atau tidak stasioner. Pengujian akar-akar unit ini dilakukan terhadap semua variabel pada 26 propinsi yang dianalisis dalam VAR. Data dinyatakan stasioner jika nilai rata-rata dan varian dari data time series tersebut tidak mengalami perubahan secara sistematik sepanjang waktu, atau sebagian ahli menyatakan rata-rata dan variannya konstan (Nachrowi dan Usman, 2006). Uji kestasioneran data merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung diantara variabel, sehingga hubungan diantara variabel menjadi valid. Pengujian akar unit variabel dalam model penelitian didasarkan pada augmented Dickey Fuller (ADF) test pada tingkat level dan first different. Data stasioner apabila nilai ADF statistic lebih besar dari McKinnon Critical Value. Penelitian yang menggunakan data yang belum stasioner akan menghasilkan regresi lancung (spurious regression) yaitu regresi yang menggambarkan hubungan antar dua variabel atau lebih yang nampak signifikan secara statistik, tapi kenyataannya tidak atau tidak sebesar yang nampak dari regresi yang dihasilkan tersebut, sehingga dapat mengakibatkan misleading dalam penelitian terhadap suatu venomena ekonomi yang sedang terjadi. Oleh karena itu pengujian akar unit dilakukan pada level kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji akar unit pada tingkat first difference. Hasil pengujian aka unit pada tingkat level dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

41 28 Tabel 4.1. Hasil Pengujian Akar Unit Level N Propinsi ADF Statistic Keterangan O Ln_PDRB Ln_SAV Ln_PDRB Ln_SAV 1 NAD Tidak Stasioner Tidak Stasioner 2 Sumatera Utara Tidak Stasioner Tidak Stasioner 3 Sumatera Barat Tidak Stasioner Tidak Stasioner 4 Riau Tidak Stasioner Tidak Stasioner 5 Jambi Tidak Stasioner Tidak Stasioner 6 Sumatera Selatan Tidak Stasioner Stasioner 7 Bengkulu Tidak Stasioner Tidak Stasioner 8 Lampung Tidak Stasioner Tidak Stasioner 9 DKI Jakarta Tidak Stasioner Tidak Stasioner 10 Jawa Barat Tidak Stasioner Tidak Stasioner 11 Jawa Tengah Tidak Stasioner Tidak Stasioner 12 DIY Tidak Stasioner Tidak Stasioner 13 Jawa Timur Tidak Stasioner Tidak Stasioner 14 Bali Tidak Stasioner Stasioner 15 Kalimantan Barat Tidak Stasioner Tidak Stasioner 16 Kalimantan Tengah Tidak Stasioner Tidak Stasioner 17 Kalimantan Selatan Tidak Stasioner Tidak Stasioner 18 Kalimantan Timur Tidak Stasioner Stasioner 19 Sulawesi Utara Tidak Stasioner Tidak Stasioner 20 Sulawesi Tengah Tidak Stasioner Tidak Stasioner 21 Sulawesi Selatan Tidak Stasioner Tidak Stasioner 22 Sulawesi Tenggara Tidak Stasioner Tidak Stasioner 23 NTB Stasioner Tidak Stasioner 24 NTT Tidak Stasioner Tidak Stasioner 25 Maluku Tidak Stasioner Tidak Stasioner 26 Papua Tidak Stasioner Tidak Stasioner Selanjutnya pengujian akar unit pada tingkat first difference menunjukkan bahwa ada empat data yang belum stasioner. Hal itu bisa diatasi apabila memenuhi syarat yang selanjutnya yaitu data terkointegrasi, berarti kombinasi linier antara dua variabel data pada propinsi tersebut merupakan time series yang stasioner. Dapat dijelaskan bahwa seluruh variabel yang akan diestimasi dalam

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA TABUNGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK PADA 26 PROPINSI DI INDONESIA

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA TABUNGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK PADA 26 PROPINSI DI INDONESIA ANALISIS KAUSALITAS ANTARA TABUNGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK PADA 26 PROPINSI DI INDONESIA OLEH RIANI WIDIARTI H14104082 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah pengeluaran riil pemerintah (G t ), PBD riil (Y t ), konsumsi (CC t ), investasi (I t ), Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN KREDIT INVESTASI OLEH RATIH PRANITA H

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN KREDIT INVESTASI OLEH RATIH PRANITA H ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN KREDIT INVESTASI OLEH RATIH PRANITA H14104098 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN Ratih Pranita. H14104098.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H14084013 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu berupa data tahunan yang berbentuk angka dan dapat diukur/dihitung. Sumber

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012. Penelitian dilakukan di Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo). Penentuan tempat dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penilitian ini adalah pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data 41 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Analisis integrasi pasar dan transmisi harga merupakan bagian dari analisis data time series. Penelitian ini menggunakan data bulanan pada periode Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

DAN JANGKA PENDEK H DEPARTEMEN MEN. Oleh :

DAN JANGKA PENDEK H DEPARTEMEN MEN. Oleh : ANALISIS KAUSALIT TAS ANTARA INVESTASI PORTOFOLIO DAN PERKEMBANGAN INDEKS HARGAA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG DI INDONESIA Oleh : MOCHAMMAD AKBAR H14104054 DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT Nurhuda. N, Sri Ulfa Sentosa, Idris Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Padang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pengembangan bahan bakar alternatif untuk menjawab isu berkurangnya bahan bakar fosil akan meningkatkan permintaan terhadap bahan bakar alternatif, dimana salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN Analisis data dilakukan melalui serangkaian tahapan pengujian menggunakan analis Vector Auto Regression (VAR). Pada tahap pertama dilakukan pengujian terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun waktu (timeseries) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 1 ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh GILMAN PRADANA NUGRAHA H14103024 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC),

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), prosedur pembentukan model Vector Error Correction (VEC), dan aplikasi model Vector Error Correction (VEC) pada penutupan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H14104090 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan karena beberapa faktor yang berpengaruh, tidak dapat ditentukan pada saat keputusan diambil.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI 3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Pada bab sebelumnya telah disinggung mengenai error correction model (ECM) seringkali digunakan dalam menguji stabilitas permintaan uang. Penggunaannya karena ECM memiliki

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh CAR, NPF, FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. Sebagaimana telah dijelaskan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang tertulis. Dokumen atau arsip data yang diteliti berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Datadata yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2011. Penelitian dilakukan dengan mengunjungi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 23 BAB 3 DATA DAN METODOLOGI Model-model ekonometrika yang digunakan di dalam penelitian biasanya merupakan persamaan struktural, yaitu model yang dibangun berdasarkan hubungan antara variabel berdasarkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun dapat mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun dapat mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah serta kemakmuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut : BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Pengertian dari variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework 63 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework (BMTF) periode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), III. METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), SukuBunga Deposito, Inflasi, dan Obligasi PemerintahTerhadap Simpanan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Tabel 8. Deskripsi Data Input Nama Data Selang periode runtun waktu Satuan pengukuran Sumber Data Inflasi (CPI) Bulanan Tahun Dasar 2000 Indeks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan Penggunaan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan dilakukan dengan pembobotan antara masing-masing

Lebih terperinci

lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari

lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari 33 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari

Lebih terperinci