BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Pasal 27 yaitu : (1) SKPD menyusun Renja-SKPD. (2) Rancangan Renja-SKPD disusun dengan mengacu pada rancangan awal RKPD, Renstra-SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat. (3) Rancangan Renja-SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. (4) Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator kinerja, dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama RKPD, serta menunjukkan prakiraan maju. Paradigma penganggaran berbasis kinerja mengharuskan proses perencanaan dan proses penganggaran menjadi proses yang saling terkait dan harus seimbang. Penganggaran tidak bisa disusun tanpa proses perencanaan terlebih dahulu dan sebaliknya perencanaan perlu mempertimbangkan ketersediaan dana dan kelayakan ekonomi agar realistis. Perencanaan pada dasarnya adalah proses yang berjalan secara terus menerus dan merupakan daur pemecahan masalah yang berulang [problem solving cycle] dalam mewujudkan perubahan fenomena-fenomena tertentu yang semakin lama semakin baik sesuai dengan tujuan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan di tingkat provinsi. Secara umum perencanaan terdiri dari 4 (empat) proses atau tahapan standar, yaitu: 1

2 1. Mengkaji di mana atau pada posisi apa keberadaan kita pada saat sekarang ini 2. Menentukan ke mana kita menuju atau ingin menjadi seperti apa kita pada suatu saat nanti, 3. Menentukan bagaimana atau kegiatan apa yang perlu dilakukan agar kita dapat sampai pada kondisi seperti yang kita inginkan tersebut, dan 4. Menentukan Sumberdaya/Biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Empat tahapan standar perencanaan tersebut harus diikuti/dilaksanakan oleh para perencana kesehatan di daerah sebagai upaya untuk meningkatkan mutu perencanaan dan penganggaran kesehatan, antara lain agar perencanaan tersebut berbasis pada kenyataan (evidence based planning) serta penganggaran tersebut berorientasi pada pencapaian suatu kinerja tertentu (anggaran berbasis kinerja). Dalam kerangka perencanaan pembangunan kesehatan nasional, Rumah Sakit Ernaldi Bahar dalam penyusunan perencanaan kesehatan juga harus memperhatikan hirarki kebijakan yang lebih tinggi dalam administrasi Negara seperti RPJM Nasional, Renstra Kementrian Kesehatan, MDGs, Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan kebijakan Desentralisasi, termasuk beberapa peraturan perundang-undangan diantaranya No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), PP 8 tahun 2008 dan PP No. 58 tahun 2005, Permendagri No. 13 tahun 2006 dan perubahannya. Selain itu, perencanaan yang disusun juga harus sejalan dengan RPJMD Provinsi yang telah disusun. Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan berkewajiban untuk membuat Rencana Kerja (Renja) dalam rangka untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 5 (lima) tahunan dalam bentuk penjabaran program dan kegiatan tahunan. Renstra dan Renja Rumah Sakit Ernaldi Bahar harus mengacu kepada Prioritas dan Fokus Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Tahap Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2016 bertemakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur. Tahapan ini menitikberatkan pembangunan infrastruktur strategis, pemantapan hilirisasi industri pengolah hasil pertanian dan pertambangan serta pengembangan pariwisata berstandar internasional. Terkait dengan tahapan pembangunan pada tahun 2016 tersebut, Rumah Sakit Ernaldi Bahar diarahkan untuk mendukung tercapainya peningkatan mutu sumber daya manusia. Fokus 2

3 pembangunan pada tahun 2016 ini merupakan kelanjutan dari pembangunan tahun 2014 dan juga akan dilaksanakan dalam tahun Dengan tekad ingin mewujudkan visi dan misi daerah Sumatera Selatan dan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan semua lapisan masyarakat Sumatera Selatan, serta cerdas dalam sikap pikir menangkap dan mengolah peluang berlandaskan moral yang tinggi serta optimis untuk terlaksana dan terdepan dalam pembangunan sehingga menjadi acuan bagi daerah - daerah lain, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan melalui perluasan pusat pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan inilah saatnya memulai menuju masa depan gemilang, melalui perluasan pusat pelayanan dan fasilitas kesehatan yang melayani masyarakat Sumatera Selatan secara profesional, Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan menyadari bahwa pemberian kewenangan dari Pemerintah Daerah Provinsi kepada Dinas, Badan, termasuk RS. Ernaldi Bahar harus diterima dengan rasa penuh tanggung jawab, untuk keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah. Pengembangan RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang di embannya. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Perda Provinsi Sumatera Selatan Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai 3 (tiga) bagian dan 3 (tiga) bidang tugas pelayanan. Kegiatan pembangunan di RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah lebih diutamakan pada kegiatan-kegiatan pembangunan yang bersifat pada ke 3 bidang dan 3 bagian tersebut antara lain : pembinaan sumber daya Manusia, pelayanan medis, pelayanan keperawatan, dan pelayanan penunjang medik, fasilitasi sarana prasarana,dan pelayanan administrasi kesehatan maupun pelayanan administrasi keuangan. Pada pertengahan tahun 2014 Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara bertahap melalui Keputusan Gubernur Sumatera Selatan nomor 841/KPTS/BPKAD/2013 tentang penerapan status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Dengan penerapan PPK-BLUD ini diharapkan akan lebih memudahkan rumah sakit untuk dapat merencanakan pengembangan dan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas. Selanjutnya Rumah Sakit Ernaldi Bahar masih terus berupaya untuk dapat meningkatkan status PPK BLUD dari bertahap menjadi BLUD penuh. Dengan status BLUD bertahap tersebut, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar disamping menyusun rencana kerja (renja) juga diharuskan untuk menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang akan berisi uraian terhadap rencana pendapatan operasional dan belanja rumah sakit selaku BLUD. 3

4 1.2. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1814); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4817); 9. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 6 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 5 Seri E); 10. Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2008, Pasal 47, Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan Unsur Pelayanan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan di bidang kesehatan. 11. Keputusan Gubernur Sumatera Selatan nomor 841/KPTS/BPKAD/2013 tentang penerapan status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan 4

5 1.3. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Rencana Kerja (Renja) Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah menyusun rencana kerja pembangunan tahunan yang akan dibiayai oleh dana APBD Provinsi Sumatera Selatan. Oleh sebab itu mengingat kewenangan serta keterbatasan anggaran, maka rencana kerja tahun 2016 Rumah Sakit Ernaldi Bahar disusun secara antisipatif, realistis dan dengan segmen yang jelas sehingga dapat dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu untuk mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan yang pada akhirnya ikut menyukseskan pencapaian RPJMD Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan disusunnya Rencana Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai dokumen perencanaan satu tahun kedepan dan merupakan pedoman umum perencanaan bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Setiap kegiatan pembangunan yang telah direncanakan diharapkan dapat terselenggara secara sinergis, terkoordinasi dengan baik dan dapat dilaksanakan dengan kemampuan dana yang tersedia serta sesuai dengan kondisi dan situasi dilapangan. Diharapkan Rencana Kerja (Renja) Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan akan dapat memberikan kontribusi bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam menyusun RKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran Sistematika Penulisan BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V LAMPIRAN PENDAHULUAN PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN 2.1. Kondisi Umum SKPD 2.2. Evaluasi Pencapaian Program Tahun Lalu dan Perkiraan Tahun Berjalan 2.3. Identifikasi Masalah (masalah dan tantangan utama SKPD) SASARAN, INDIKATOR SASARAN DAN PROGRAM DALAM RENSTRA-SKPD 3.1. Sasaran dan Indikator Sasaran 3.2. Program KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENUTUP 5

6 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR TAHUN Kondisi Umum Rumah Sakit Ernaldi Bahar Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dalam upaya melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa di Provinsi Sumatera Selatan, Gubernur Sumatera Selatan telah membentuk RS. Ernaldi Bahar melalui Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2008 Tanggal 18 Juni 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan daerah dan lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Selatan, pasal 47 ayat (1) Rumah Sakit Ernaldi bahar merupakan unsur pelayanan pemerintah Provinsi di bidang kesehatan yang mempunyai wewenang menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dibidang kesehatan. Berdasarkan Peraturan Daerah No 9 Tahun 2008, Pasal 48, Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintah provinsi di Bidang kesehatan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan kegiatan tata usaha, urusan umum, perlengkapan, kepegawaian dan keuangan; 2. Perumusan kebijakan teknis pelayanan kesehatan; 3. Pembinaan kesehatan masyarakat Sumatera Selatan; 4. Penyelenggaraan kegiatan usaha pelayanan kesehatan jiwa, pencegahan, pemulihan, rehabilitasi, kemasyarakatan dan sistem rujukan; 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan Organisasi RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut : 1. Direktur, mempunyai tugas menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dan kesehatan umum sesuai dengan peraturan perundang-udangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktur mempunyai fungsi : 6

7 a. Pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa dan kesehatan umum dalam meningkatkan usaha promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pusat rujukan, pendidikan dan pelatihan. b. Penyusunan rencana teknis operasional pemerintah provinsi dalam bidang kesehatan jiwa dan kesehatan umum. c. Pelaksanaan pelayanan pendidikan di bidang kesehatan jiwa dan kesehatan umum. d. Penyediaan fasilitas pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan jiwa dan kesehatan umum. e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pelaksanaan administrasi umum, sumber daya manusia, keuangan dan pengembangan rumah sakit. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan Penyelenggaraan administrasi umum b. Pelaksanaan Pengelolaan sumber daya manusia c. Pelaksanaan pengelolaan keuangan d. Pelaksanaan pengelolaan pengembangan rumah sakit e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi : a) Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia b) Bagian Keuangan c) Bagian Pengembangan a) Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi umum, organisasi dan ketatalaksanaan terhadap seluruh kegiatan di lingkungan rumah sakit serta memberikan pelayanan administrasi kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia mempunyai fungsi : 1. Penyusunan Program dan laporan mengenai kegiatan bagian umum dan sumber daya manusia di lingkungan rumah sakit. 2. Pelaksanaan pengelolaan tata usaha, rumah tangga, perlengkapan dan kepegawaian. 3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia membawahi : (1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan 7

8 (2) Sub Bagian kepegawaian b) Bagian keuangan mempunyai tugas : 1. Membantu wakil direktur umum dan keuangan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan rumah sakit. 2. Melaksanakan perbendaharaan, tata usaha keuangan termasuk penyetoran ke kas daerah dan pertanggungjawaban keuangan yang diperoleh dari pelayanan rumah sakit. 3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakn tugas sebagaimana dimaksud bagian keuangan mempunyai fungsi : a. Pengelolaan penerimaan retribusi pelayanan rumah sakit b. Pengelolaan anggaran rumah sakit c. Pengelolaan pertanggungjawaban keuangan rumah sakit d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Keuangan membawahi : (1) Sub bagian Perbendaharaan (2) Sub bagian Tata usaha keuangan c) Bagian Pengembangan mempunyai tugas : 1. Membantu Wakil Direktur Umum dan Keuangan dalam pelaksanaan penyusunan program dan anggaran serta evaluasi semua unsur di lingkungan rumah sakit. 2. Mengkoordinasi penyelengaraan perencanaan pengembangan rumah sakit, penyusunan anggaran dan evaluasi laporan rumah sakit. 3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bagian pengembangan mempunyai fungsi : a. Penyusunan perencanaan pengembangan rumah sakit b. Penyusunan perencanaan anggaran rumah sakit c. Penyusunan evaluasi dan laporan rumah sakit d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Pengembangan membawahi : (1) Sub bagian Penyusunan Program dan Anggaran (2) Sub bagian Evaluasi dan Pelaporan 3. Wakil Direktur Medik dan Keperawatan, mempunyai tugas membantu Direktur dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pelayanan medik Penunjang medik dan keperawatan. 8

9 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Wakil Direktur Medik dan Keperawatan mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan medis rumah sakit. 2. Pelaksanaan penyelenggaraan penunjang medis rumah sakit 3. Pelaksanaan penyelenggaraan Keperawatan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Wakil Direktur Medik dan Keperawatan membawahi : a) Bidang pelayanan medik b) Bidang Penunjang Medik c) Bidang Keperawatan a) Bidang Pelayanan Medik mempunyai tugas : 1. Membantu Wakil Direktur Medik dan Keperawatan dalam pelayanan medik oleh unit pelaksana fungsional. 2. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan medik di rumah sakit. 3. Merencanakan kegiatan untuk meningkatkan cakupan pelayanan medik. 4. Membuat laporan hasil kegiatan bidang pelayanan medik kepada Direktur Rumah sakit. 5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang pelayanan medik mempunyai fungsi : a. Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan unit pelaksana fungsional yang secara langsung atau tidak langsung memperlancar kegiatan pelayanan medik. b. Menilai pelaksanaan tugas bawahannya. c. Membuat rencana kebutuhan bidang pelayanan medik. d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang pelayanan medik membawahi : (1) Seksi pelayanan medik umum dan khusus (2) Seksi pengembangan pelayanan medik b) Bidang penunjang medik mempunyai tugas Membantu Wakil Direktur Medik dan Keperawatan dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan bidang penunjang medik. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bidang penunjang medik mempunyai fungsi pengkoordinasian seluruh kegiatan dan kebutuhan instalasi yang secara langsung dan tidak langsung memperlancar kegiatan penunjang medik. Bidang penunjang medik membawahi : (1) Seksi laboratorium dan farmasi 9

10 (2) Seksi gizi dan sarana prasarana c) Bidang keperawatan mempunyai tugas : 1. Membantu Wakil Direktur Medik dan Keperawatan dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan bidang keperawatan. 2. Mengatur serta mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di rumah sakit. 3. Memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan secara menyeluruh. 4. Melakukan penilaian terhadap kinerja tenaga keperawatan(sesuai dengan kebijakan rumah sakit ). 5. Mengkoordinasikan perencanaan,penggunaan dan pengawasan logistik keperawatan. 6. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan. 7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bidang Keperawatan mempunyai fungsi : a. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi : Menyusun falsafah dan tujuan yang diselaraskan dengan falsafah dan tujuan rumah sakit. b. Menyusun program bersama-sama dengan kepala seksi dan kepala ruangan yang meliputi : Rencana kebutuhan tenaga keperawatan Program pengembangan staf keperawatan Program orientasi c. Menyusun jadwal rapat koordinasi dengan kepala seksi dan kepala ruangan. d. Menyusun program mutasi tenaga keperawatan baik pelaksana maupun pengelola, koordinasi dengan kepala instalasi terkait, untuk diajukan ke wakil Direktur / Direktur. e. Menyusun rencana penempatan tenaga keperawatan sesuai kebutuhan. f. Menyusun rencana kebutuhan peralatan keperawatan sesuai kebutuhan pelayanan baik jumlah dan jenis alat, koordinasi dengan kepala seksi asuhan keperawatan / kepala instalasi terkait (alat tenun,alat rumah tangga dan alat keperawatan lainnya). g. Menyusun rencana pengembangan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan (askep) yang tepat sesuai kondisi rumah sakit. h. Menyusun rencana pengembangan pelayanan rumah sakit. i. Menyusun program pengedalian mutu pelayanan /asuhan keperawatan di rumah sakit dan berperan serta menyusun peraturan / tata tertib pelayanan rumah sakit. 10

11 j. Menyusun standar, prosedur tetap / standar operasional prosedur(sop) pelayan mutu, meliputi SOP ketenagaan, peralatan dan lain-lain, koordinasi dengan kepala seksi /kepala bagian / kepala instalasi terkait. Bidang Keperawatan membawahi : (1) Seksi Asuhan keperawatan (2) Seksi Logistik Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tugas : 1. Menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa sebagai unggulan dan kesehatan dasar lainnya, dibidang pelayanan kesehatan jiwa mempunyai tugas pokok : preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan melaksanakan peningkatan upaya rujukan. 2. Menyelenggarakan pendidikan / pelatihan kesehatan jiwa serta pelayanan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba dan konsultasi HIV / AIDS. 3. Melaksanakan kebijakan teknis operasional pelayanan kesehatan jiwa dan kesehatan dasar untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai pelayanan kesehatan sebagai berikut : 1. Melaksanakan pelayanan Gawat Darurat 2. Melaksanakan pelayanan Rawat Jalan 3. Melaksanakan pelayanan Rawat Inap 4. Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Dewasa dan Lanjut Usia 5. Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja 6. Melaksanakan pelayanan Gangguan Mental Organik dan NAPZA 7. Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi 8. Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Kemasyarakatan 9. Melaksanakan pelayanan Gigi dan Mulut 10. Melaksanakan pelayanan Psikologi 11. Melaksanakan pelayanan Radiologi 12. Melaksanakan pelayanan HIV / AIDS 13. Melaksanakan pelayanan Syaraf 14. Melaksanakan pelayanan Penyakit Dalam 15. Melaksanakan pelayanan Penyakit Kulit Kelamin 16. Melaksanakan pelayanan Obstetri dan Ginekologi (kebidanan 17. Melaksanakan pelayanan Penyakit Mata 18. Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Napza 19. Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi Medis 20. Melaksanakan pelayanan Konsultasi Gizi 21. Melaksanakan pelayanan Laboratorium 22. Melaksanakan pelayanan Farmasi 23. Melaksanakan pelayanan Gizi 11

12 Sumber Daya Rumah Sakit Ernaldi Bahar 1. Sumber Daya Manusia Sumberdaya manusia merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh instansi/badan usaha, karena kinerja para pegawai akan menentukan tingkat kinerja instansi/badan usaha tersebut. Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan pada saat ini memiliki pegawai sebanyak 390 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar sudah berstatus PNS dan sisanya merupkan tenaga honor dan TKS. Dilihat dari kebutuhan dan standar tenaga kesehatan di rumah sakit, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar masih mengalami kekurangan terutama untuk tenaga dokter spesialis dan paramedis. Adapun rincian ketenagaan pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai berikut: Kualifikasi Sumber Daya Manusia RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Jabatan Struktural dan Golongan No. U r a i a n Jumlah 1. Jabatan Struktural Esselon II 1 2 Pejabat yang sudah memenuhi persyaratan kepangkatan Esselon III 8 Esselon IV 12 Esselon II 1 Esselon III 8 Esselon IV 12 3 Pejabat Struktural yang telah Esselon II 1 memenuhi persyaratan Esselon III 6 Pendidikan Esselon IV 10 dan Pelatihan Jabatan Struktural 4 PNS Golongan IV 16 Golongan III 200 Golongan II 83 Golongan I 3 5 Honorer 49 6 TKS 39 12

13 Kondisi Sumber Daya Manusia RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Pendidikan NO JENIS PENDIDIKAN JUMLAH KET 1 Psikiater 2 2 Spesialis Penyakit Dalam 2 3 Spesialis Kandungan 1 4 Spesialis Mata 1 5 Spesialis Kulit dan Kelamin 1 6 Spesialis Saraf 1 7 Dokter Umum 29 8 Dokter Gigi 3 9 Magister Kesehatan Masyarakat 5 10 Magister Adm.Publik 3 11 Magister Kesejahteraan Sosial 1 12 Sarjana Administrasi 5 Honor 1 13 Sarjana Kesehatan Masyarakat 33 TKS 1, Honor 2 14 Sarjana Ekonomi 7 Honor 2, TKS 1 15 Sarjana Komputer/Sistem Informasi 6 Honor 2, TKS 1 16 Psikolog 5 17 Sarjana Pertanian 1 18 Sarjana Psikologi 3 Honor 1, TKS 1 19 Sarjana Ilmu Pemerintahan 1 TKS 1 20 Sarjana Pendidikan 1 21 Sarjana Farmasi/Apoteker 3 22 Sarjana Tehnik 1 23 Sarjana Hukum 1 24 Sarjana Keperawatan 54 TKS 7 25 Sarjana Gizi 2 Honor 1 26 Sarjana Radiografer 1 27 Akademi Keperawatan 55 Honor 9, TKS 6 28 Akademi Keperawatan Gigi 2 29 Akademi Bidan 8 TKS 1 30 Akademi Gizi 7 31 Akademi Farmasi 11 Honor 2 32 Akademi Rekam Medis 2 33 APRO 2 34 AMRO 2 TKS 1 35 AKFI 2 36 Akademi Okupasi Terapi 1 Honor 1 37 Akademi Terapi Wicara 1 Honor 1 38 AMAK 7 Honor 1 39 AKL 7 TKS 3 40 ATEM 1 13

14 41 Sarjana Muda Administrasi 2 42 Sarjana Komputer 5 Honor 1, TKS 1 43 DIV Pekerja Sosial 5 44 SPAG 1 45 SMF 7 Honor 1 46 SMAK / SMK / SMKK 2 47 SMPS 2 48 SPK / SPR A / SPR B 12 Honor 1 49 D1 Kebidanan 1 50 SPRG 3 51 SMA / SMKK 53 Honor 16, TKS STM 5 TKS 1 53 KPAA 4 54 SMP 6 Honor 2 55 SD 2 Honor 2 TOTAL Kapasitas Tempat Tidur Berdasarkan Surat Keputusan Direktur No : 445 / 0059 / RSEB / 2013 Tentang Penetapan Kapasitas Tempat Tidur Ruang Rawat Inap RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, total kapasitas tempat tidur rumah sakit sebanyak 250 TT, dengan rincian sebagai berikut : 1. Kelas VIP 10 TT 2. Kelas I 21 TT 3. Kelas II 19 TT 4. Kelas III 200 TT 3. Aset yang dikelola Aset yang dikelola dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan jiwa mencakup seluruh Aset yang dimiliki oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar, baik berupa gedung pelayanan dan gedung kantor serta alat-alat kesehatan rumah sakit, dengan rincian sebagai berikut : I. Bangunan Utama (1) Ruang Administrasi (2) Ruang Rawat Jalan : (a) Klinik tumbuh kembang anak dan remaja (b) Klinik jiwa dewasa (c) Klinik psikogeriatri (d) Klinik gangguan mental organik (e) Klinik psikologi (f) Klinik ketergantungan obat / NAPZA (g) Klinik spesialisasi lain 14

15 1. Poliklinik Gigi 2. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam 3. Poliklinik Spesialis Mata 4. Poliklinik Spesialis Syaraf 5. Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin (3) Ruang Rekam Medik (4) UGD (5) Ruang Rawat Inap 250 TT (6) Ruang Rehabilitasi Mental & Sosial (7) Ruang Radiologi (8) Ruang Farmasi (9) Ruang Laboratorium (10) Ruang Komite Medik dan Komite Keperawatan (11) Dapur / Gizi II. Bangunan Penunjang 1. Ruang Generator Set 2. IPAL 3. Tempat Pembuangan Sampah sementara 4. Gudang Farmasi 5. Gudang Barang 6. Laundry 7. IPSRS / Bengkel 8. Ruang Perpustakaan 9. Ruang Diklat 10. Ruang Pertemuan 11. Tempat ibadah/masjid III. Peralatan 1) Instalasi Gawat Darurat (a) Diagnostik Set (b) Alat fiksasi (c) Tabung Oxygen (d) Minor Surgery Set (e) Sterilisator (f) Vacuum Suction (g) Defribrilator (h) Resusitasi Set (i) Electrocardiography 2) Instalasi Rawat Jalan (a) ECG (b) ECT Kit (c) Perlengkapan diagnostik (d) Peralatan Fisioterapi (e) EEG Brain mapping 3) Alat Diagnostik (a) Psikometri 15

16 (b) Psikodiagnostik 4) Elektromedik (a) EKG (b) EEG (c) EEG Brain mapping 5) Instalasi Rawat Inap (a) Suction (b) Sterilizator (c) Electronic Convulsion Therapy (ECT) 6) Instalasi Radiologi X-Ray 7) Instalasi Laboratorium Peralatan Canggih : (a) Automatic Haematology Analyzer (b) Automatic Blood Chemistry Analyzer (c) ELISA automatic / semiautomatic Analyzer (d) Drug Monitor Peralatan Sedang : (a) Binocular Microscope (b) Sentrifuge (c) Autoclave Peralatan Sederhana : (a) Rak dan Tabung LED (b) Haemotology Cell Counter (c) Hb meter + Pipet eritrosit + pipet leukosit + bilik kantong (d) Glucose meter 8) Ruang Isolasi Jiwa APD untuk petugas kesehatan : Masker, Sepatu Boots, Gaun / Sarung tangan / Kaos kaki disposable, Kaca mata goggles, tutup wajah, apron). Peralatan untuk pasien : (a) Termometer (b) Stetoscope (c) Sphygmomanometer (d) Tourniquet (e) IV Set (f) Pole (g) Basin (h) Mobile Screen (i) Bedpan (j) Bed linen 9) Instalasi Rehabilitasi Medik (a) Exercises Treadmill 16

17 (b) Static Bicycle / Ergocycle (c) Shortwave Diathermy (d) Infrared (e) Nebulizer 10) Instalasi Rehabilitasi Mental (a) Alat Olah Raga (e) Alat Pertukangan (b) Alat Musik (f) Alat Melukis (c) Alat Tata Boga (g) Alat Pertamanan / Pertanian (d) Alat Tata Busana (h) Alat Perikanan 2.2. Evaluasi Pencapaian Program Tahun Lalu Seperti telah disampaikan terdahulu, bahwa untuk mengukur keberhasilan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah ditentukan indikator kinerja sebagai ukurannya. Setiap tahun juga sudah ditentukan target capaian untuk masing-masing indikator tersebut. Terkait dengan evaluasi pencapian program, maka indikator-indikator kinerja tersebut akan dilihat capaiannya masing-masing. Adapun capaian dari masing-maisng indikator kinerja tersebut sepanjang tahun 2014 dapat dilihat sebagai berikut : a. Kunjungan Pasien Rawat Jalan Kunjungan pasien rawat jalan pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar dari tahun ke tahun cenderung menglmi peningkatan. Kunjungan rawat jalan ini merupakan pasien yang memanfaatkan pelayanan pada poli rawat jalan yang ada di rumah sakit, termasuk untuk poli umum dan poli spesialis pada rumah sakit. Berdasarkan jenis pasien rawat jalan, pada tahun 2014 terjadi peningkatan kunjungan pasien baru sebanyak orang seiring dengan meningkatnya pemanfaatan pelayanan rumah sakit Ernaldi Bahar untuk pasien umum, tidak hanya pasien gangguan jiwa. Sementara untuk kunjungan pasien lama pada tahun 2014 mencapai orang, menglami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai orang. Rata-rata kunjungan rawat jalan perharinya mencapai 130 orang. Kunjungan pasien rawat jalan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini. 17

18 Tabel 2. Kunjungan Pasien Rawat Jalan RS. Ernaldi Bahar Tahun No Kunjungan Pasien Rawat Jalan Tahun Pasien Baru Pasien Lama Jumlah Kunjungan Rata-rata Kunjungan Poli Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014 Berdasarkan cara pembayaran pasien yang datang ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada poli Rawat Jalan sebagian besar merupakan pasien yang ditanggung melalui program Jamkesmas (BPJS) dan program Jamsoskes Sumsel Semesta. Pada tahun 2014, jumlah pasien yang ditanggung oleh kedua program tersebut mencapai 48,57% dari total pasien rawat jalan. Rincian gambaran pasien rawat jalan menurut cara pembayaran dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Distribusi Pasien Rawat Jalan RS. Ernaldi Bahar Menurut Cara Pembayaran Tahun No Cara Pembayaran Bayar Langsung (Umum) Askes Kesehatan ( BPJS ) Jamkesmas Jamsoskes Sumsel Semesta Jamkesmas (PGOT) Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014 Tahun Sementara pada Unit Gawat Daruarat (UGD) total pasien yang dilayani sepanjang tahun 2014 mencapai orang dengan rincian sebanyak 867 merupakan pasien baru dan merupakan pasien lama. Pasien lama merupakan pasien gangguan jiwa yang datang berobat kembali ke rumah sakit. Jumlah pasien yang dilayani melalui UGD dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini : 18

19 Tabel 4. Kunjungan Unit Gawat Darurat (UGD) RS. Ernaldi Bahar Tahun No Kunjungan Pasien Unit Gawat Darurat (UGD) Tahun Pasien Baru UGD Pasien Lama UGD Jumlah Kunjungan UGD Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014 b. Capaian Kinerja Rawat Inap Terkait dengan peningkatan capaian kinerja rumah sakit, maka selama tahun 2014 program yang dilaksanakan meliputi program peningkatan kualitas pelayanan kesehatan BLUD, program pengadaan sarana dan prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata, Program Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur,Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru- Paru/Rumah Sakit Mata. Untuk hasil pelayanan kesehatan rawat inap rumah sakit dapat dilihat dari beberapa capaian kinerja rumah sakit, seperti rata-rata penggunaan tempat tidur rumah sakit (Bed Occupancy rate/ BOR), rata-rata lama pasien dirawat inap (Length of Stay/LOS), Nett Death Rate (NDR), Bed Turn Over (BTO) dan lain sebagainya. Berikut adalah kinerja rawat inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar berdasarkan beberapa indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh rumah sakit : Tabel 3.1 Capaian Kinerja Rawat Inap RS. Ernaldi Bahar Tahun 2014 Indikator Kinerja 1 Persentase BOR (Bed Occupancy Rate) 2 Jumlah BTO (Bed Turn Over) 3 Jumlah TOI(Turn Over Interval) 4 Tingkat jumlah NDR (Nett Death Rate) diatas 48 jam 5 Tingkat LOS (Length Of Stay) 6 Jumlah Pemeriksaan Psikologi Tahun 2014 Satuan Target Realisasi Capaian (%) % 85 72,79 85,85 Kali/tahun 11 13,76 125,09 Hari 1-8,42 Orang/ ,01 pasien Hari ,65 Orang/tahun ,25 19

20 7 Jumlah Kunjungan Rehabilitasi Orang/tahun ,74 Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. BOR (Bed Ocupancy Rate) atau persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Realisasi BOR pada tahun 2014 sebesar 72,79. Nilai ini didapatkan dengan perhitungan jumlah hari perawatan dengan membandingkan jumlah tempat tidur yang ada dalam jangka waktu satu tahun. Hasil yang dicapai pada Tahun 2014 ini belum dapat melampui target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun yang sama yaitu sebesar 85%. Berdasarkan grafik 3.1 dapat diketahui perbandingan persentase pencapaian indikator pada tahun 2013 dan tahun Persentase pencapaian indikator ini pada tahun 2014 baru sebesar 85,85%. Jika dibandingkan dengan hasil capaian yang diperoleh pada tahun 2013, terjadi peningkatan yang cukup signifikan, dimana capaian yang diperoleh tahun 2013 hanya sebesar 72,29% dan juga masih jauh berada di bawah dari target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2013 Jumlah tempat tidur di ruang rawat inap RS. Ernaldi Bahar sebanyak 388 tempat tidur dan tahun 2014 terjadi pengurangan jumlah tempat tidur sehingga menjadi 250 tempat tidur. Menurunnya jumlah tempat tidur menyebabkan kenaikan BOR di rumah sakit. Tapi walaupun demikian BOR di rumah sakit masih belum mencapai target yang telah ditetapkan. Diharapkan sampai dengan akhir tahun pelaksanaan jangka menengah, realisasi BOR RS dapat mencapai target yang diharapkan. Ketidak capaian dari target yang diharapkan ini bukan merupakan penurunan mutu pelayanan Rumah Sakit melainkan disebabkan terjadi penumpukan pasien di kelas III khususnya pengguna program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dan Jamsoskes Sumsel Semesta. Usaha rumah sakit dalam mencapai target jangka menengah dengan menambah tempat tidur yang ada yang akan digunakan khusus bagi pasien kelas III dengan pelayanan BPJS (Badan Pelaksana Jaminan Sosial ) Kesehatan dan Jamsoskes serta dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam memamfaatkan pelayanan di RS Ernaldi Bahar. Melaksanakan promosi dan 20

21 pemberian informasi kepada pengguna pelayanan rawat inap tentang fasilitas yang ada di RS Ernaldi Bahar terutama tentang keunggulan pelayanan yang ada di kelas VIP, I dan II sehingga pasien yang dirawat inap akan terdistribusi secara merata. Pada tahun 2014, RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah melaksanakan Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan Medis dan Non Medis, dengan melaksanakan pembelian Tempat Tidur pasien guna mengganti tempat tidur yang lama. Ini diharapkan distribusi penempatan pasien di RS Ernaldi Bahar lebih baik, sehingga pasien bisa memilih ruangan perawatan tidak hanya di kelas III saja. Grafik 3.1 Perbandingan Capaian BOR Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun BTO (Bed Turn Over) Bed turn oveer atau rata-rata pemakaian tempat tidur yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Tahun 2014 BTO terealisasi sebesar 13,76 melampaui target yaitu 11 kali pertahun dengean persentase pencapaiannya sebesar 125,09%. Nilai ini didapatkan dengan perhitungan jumlah pasien yang keluar baik hidup atau mati dibandingkan dengan jumlah tempat tidur yang tersedia. Pencapaian realisasi ini hampir mendekati angka ideal BTO yaitu sebesar kali pertahun. Pada grafik 3.2 dapat diketahui perbandingan antara realisasi BTO tahun 2013 dan Tahun Target BTO tahun

22 sebesar 10 kali per tahun terealisasi sebesar 13,11 sehingga persentase capaian sebesar 131,1 %. BTO mengalami penurunan persentase capaian pada Tahun 2014 yaitu sebesar 125,09%. Pencapaian BTO RS. Ernaldi Bahar pada Tahun terjadi penurunan yang relatif tidak banyak perubahan. Belum tercapainya angka ideal BTO rumah sakit bukan merupakan penurunan kinerja dari rumah sakit melainkan dikarenakan dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 250 tempat tidur, selalu penuh bahkan melebihi kapasitas yang ada. Pada akhir RPJM diharapkan tingkat BTO di RS Ernaldi Bahar dapat mendekati nilai ideal sebesar 11 kali / tahun. Upaya RS Ernaldi Bahar dalam mencapai nilai ideal ini dengan terus mengupayakan penyebaran pasien di ruang-ruang perawatan, sehingga bukan hanya kelas III saja yang dipilih, tetapi kelas yang lain seperti VIP, Kelas I dan II dapat menjadi pilihan pasien dalam menjalani perawatan. Namun demikian pencapaian BTO dalam kurun waktu masih tergolong ideal. Grafik 3.2 Perbandingan Capaian BTO Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun TOI (Turn Over Interval) Turn Over Interval atau rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran

23 hari. Nilai TOI RS Ernaldi Bahar pada tahun 2014 didapatkan nilai 8,42 dari target 1 hari. Pada Tahun 2013 dari target TOI yang ditetapkan sebesar 2 hari, didapatkan realisasi sebesar - 19,28. Terjadi kenaikan TOI yang cukup signifikan pada tahun 2014 yang semakin mendekati angka ideal yaitu 1-3 hari. Perbandingan TOI tahun dapat dilihat pada tabel 3.2. Nilai minus ini dikarenakan tidak meratanya penyebaran pasien di kelas-kelas perawatan inap. Hal ini terjadi karena tingginya pasien yang menggunakan program BPJS dan Jamsoskes Sumsel Semesta sehingga pasien lebih memilih perawatan kelas III. Agar TOI menjadi ideal dapat dilakukan upaya menambah kapasitas tempat tidur dikelas III. 4. NDR (Net Death Rate) Net Death Rate yaitu angka kematian pasien > 48 jam perawatan di rumah sakit untuk tiap-tiap penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu layanan rumah sakit. NDR tahun 2013 terealisasi sebesar 0,02 dengan target sebesar 0 orang per tahun. NDR tahun 2014 terealisasi sebesar 0,01 dengan target yang ditetapkan sama seperti tahun sebelumnya yaitu sebesar 0 orang per tahun. Terjadi penurunan jumlah pasien mati yang semakin mendekati target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan kualitas pelayanan rumah sakit yang semakin bagus sehingga angka kematian pasien yang dirawat di RS. Ernaldi Bahar > 48 jam dapat diturunkan. Kematian pasien yang dirawat > 48 jam ini disebabkan bukan karena gangguan kejiwaannya, tetapi pasien telah mengalami gangguan kesehatan fisik saat pasien menjalani perawatan kejiwaannya. Terjadinya penurunan untuk angka NDR disebabkan kareana diagnosa medik dan keperawatan pasien tidak hanya untuk gangguan jiwa saja, tetapi didiagnosa juga keadaan fisik pasien, sehingga therapy yang diberikan tidak hanya untuk kesembuhan gangguan jiwanya saja tetapi pemulihan gangguan fisik juga. Dan diupayakan semua pasien yang dirawat dapat kelaur dari rumah sakit tanpa ada kejadian kematian pada pasien. Pada tahun mendatang untuk mencapai target NDR, pemeriksaan terhadap pasien yang akan dirawat akan lebih selektif guna menghindari kematian pasien saat dirawat. 5. LOS (Length Of Stay) Length Of Stay yaitu lamanya seorang pasien dirawat dengan standar hari, artinya lamanya perawatan seorang pasien yang dirawat inap selama hari yang dikatakan baik. 23

24 Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Dari data yang diperoleh pada tahun 2013 didapatkan LOS 31 hari dari target yang ditetapkan pada awal tahun sebesar 31 hari, dengan persentase tingkat capaian sebesar 103,33% sedangkan pada tahun 2014 didapatkan LOS 25 hari dari target yang ditetapkan sebesar 31 hari dengan tingkat capaian 80,65%. Terjadi penurunan LOS dari tahun 2013 ke tahun Meskipun terjadi penurunan LOS RS. Ernaldi Bahar pada tahun 2014 akan tetapi masih tergolong ideal, dari nilai ideal yaitu hari. Untuk mencapai target LOS RS. Ernaldi Bahar akan terus memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada pasien dengan terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan pelayanan medik dan keperawatan yang lebih baik sehingga pasien dapat pulang dan kembali beraktivitas seperti biasa. Perbandingan LOS RS. Ernaldi Bahar Tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 3.3 Perbandingan Capaian BTO Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun Kunjungan Psikologi Kunjungan Psikologi di Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada tahun 2014 terealisasi sebanyak 690 orang/tahun dengan target yang telah ditetapkan sebesar orang/tahun, persentasi capaian sebesar 67,25%. Angka capaian ini masih rendah dari target 24

25 yang diharapkan. Terjadi penurunan yang sangat signifikan dibandingkan Kunjungan psikologi tahun 2013 yaitu sebesar 1.267orang/tahun. Tingginya angka kunjungan psikologi pada tahun 2013 ini dikarenakan pada tahun 2013 ada pemilihan anggota calon legislatif yang salah satu syaratnya adalah harus mengikuti test psikologi, sehingga terjadi kenaikan yang sangat tajam di poli psikologi, selain itu salah satu penyebab rendahnya capaian tahun 2014 karena kurangnya sosialisasi keberadaan poli psikologi kepada masyarakat diana poli psikologi dapat digunakan sebagai sarana pengukuran untuk mengetahui minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki seseorang. Untuk mencapai target yang telah ditetapkan maka RS. Ernaldi Bahar akan menggiatkan penyebarluasan informasi tentang pelayanan psikologi yang ada di RS. Ernaldi bahar dan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta untuk melakukan pemeriksaan psikologi terhadap karyawannya dan menetapkan pemeriksaan psikologi sebagai salah satu syarat untuk penerimaan karyawan baru. Perbandingan kunjungan psikologi tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 3.4 Perbandingan Kunjungan Psikologi Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun Kunjungan Rehabilitasi Kunjungan rehabilitasi pada tahun 2014 realisasinya sebesar orang per tahun, melampui target yang telah ditetapkan pada awal tahun yaitu sebesar orang per tahun dengan persentase capaian sebesar 108,74%. Mengalami peningkatan 25

26 dibandingkan tahun 2013 yaitu realisasi sebesar Pada pelayanan ini diberikan pengetahuan dan keterampilan bagi pasien yang dirawat agar pasien tersebut setelah pulang mampu beraktivitas layaknya orang normal. Untuk meningkatkan realisasi kunjungan rehabilitasi RS. Ernaldi Bahar akan terus melengkapi sarana dan prasrana yang ada di unit rehabilitasi dan pasien akan lebih banyak dikirim ke unit rehabilitasi guna mendapatkan kegiatan rehabilitasi antara lain terapi gerak/olahraga, terapi kerja, terapi kelompok/permainan, terapi musi dan terapi religius. Grafik 3.5 Perbandingan Kunjungan Rehabilitasi Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018 Secara rinci perbandingan capaian sasaran strategis tahun serta target yang ditetapkan pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.2 Capaian Tujuan 1 Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018 Indikator Kinerja Satuan Realisasi Target 2018 % Capaian Persentase BOR (Bed Occupancy % 95% 72,79 72,79 76,62 Ratio) 2 Jumlah BTO (Bed Turn Over) Kali/tahun 11 13,76 13,76 125,09 3 Jumlah TOI (Turn Over Interval) Hari 3-8,42-8,42 4 Tingkat jumlah NDR (Nett Death Orang/ 0 0,01 0,01 Rate) diatas 48 jam 1000 pasien 5 Tingkat LOS (Length Of Stay) Hari ,33 6 Jumlah Pemeriksaan Psikologi Orang/ ,39 tahun 7 Jumlah Kunjungan Rehabilitasi Orang/ tahun ,07 26

27 Dari tabel perbandingan antara capaian kinerja sampai dengan tahun 2014 terhadap target kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra RS. Ernaldi Bahar pada tahun 2018, hanya terdapat 1 (satu) indikator yang sudah mencapai target renstra tahun 2018, yaitu kunjungan rehabilitasi. Sementara indikator lainnya optimis dapat mencapai target kinerja pada tahun Ini merupakan tantangan bagi RS. Ernaldi Bahar untuk selalu berupaya dalam meningkatkan kualitas pelayanannya. Damun demikian dapat dikatakan secara kurun waktu secara umum pengelolaan rumah sakit masih terindikasi efisien. Hal ini terlihat bahwa capaian kinerja dari indikator-indikator yang digunakan tersebut masih tergolong capaiannya dalam kategori ideal. Faktor penyebab meningkat maupun menurunnya capaian dari target yang telah ditetapkan karena di RS. Ernaldi Bahar berlaku sistem rujukan berjenjang yang menyebabkan birokrasi semakin panjang. Strategi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan pencapaian target diatas adalah dengan cara : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas melalui pendidikan dan pelatihan baik petugas medis maupun paramedis 2. Meningkatkan kuantitas tenaga, khususnya tenaga keperawatan 3. Melengkapi alat-alat kedokteran yang canggih yang dapat menjadi pelayanan ungulan bagi rumah sakit. 4. Aktif memasarkan rumah sakit baik dari segi pelayanan maupun dari jenis pelayanan yang dimiliki rumah sakit c. Pelayanan Rehabilitasi NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) Dengan semakin meningkatnya penggunaan NAPZA, terutama pada kelompk usia remaja dan usia produktif, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan mempunyai fungsi untuk dapat memberikan pelayanan rehabilitasi bagi para pengguna NAPZA tersebut sehingga ketergantungan mereka terhadap penggunaan NAPZA dapat dihilangkan. Untuk hal tersebut, Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah memiliki Klinik Methadone khusus untuk pengguna NAPZA yang terintegrasi dengan klinik VCT. Capaian, target dan persentase capaian indikator kinerja sasaran pada tujuan ketiga dapat dijelaskan sebagai berikut : 27

28 Tabel 3.5 Capaian Kinerja Pelayanan NAPZA RS. Ernaldi Bahar Tahun 2014 Indikator Kinerja 1 Jumlah kunjungan pengguna Narkoba yang memanfaatkan klinik Methadone 2 Jumlah Pengguna Narkoba yang dirawat inap Tahun 2014 Satuan Target Realisasi % kunjungan ,00 org/thn ,91 Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Jumlah kunjungan pengguna Narkoba yang memanfaatkan klinik Methadone pada tahun 2014 realisasi mencapai 432 kunjungan melebihi dari target yang telah ditetapkan pada awal tahun yaitu sebanyak 225 kunjungan, dengan persentase capaian kinerja sebesar 192%. Terjadi peningkatan dibandingkan angka kunjungan pada tahun Realisasi kunjungan pada tahun 2013 sebanyak 366 kunjungan dari target yang telah ditetapkan sebesar 310 kunjungan dengan persentase capaian sebesar 118,06%. Perbandingan antara kunjungan tahun 2013 dengan angka kunjungan tahun 2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Peningkatan ini diharapkan karena semakin banyaknya pengguna narkoba yang berusaha melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Narkoba. Rumah Sakit Ernaldi Bahar akan lebih banyak menginformasikan kepada masyarakat tentang klinik metadhone sebagai klinik pengobatan pecandu NAPZA. Selain itu RS. Ernaldi Bahar akan terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan tersebut. 28

29 Grafik 3.6 Perbandingan Kunjungan Pengguna Narkoba Tahun 2013, 2014 Dan Target Tahun Untuk jumlah penderita Narkoba yang dirawat inap pada tahun 2014 telah melampaui target yang ingin dicapai yaitu sebanyak 356 orang per tahun dari target yang ditetapkan pada awal tahun yaitu sebanyak 285 orang per tahun, dengan persentase capaian sebesar 124,91%. Peningkatan ini merupakan nilai yang baik dikarenakan telah semakin berkembangan ilmu pengetahuan dalam upaya pengurangan dampak dan ketergantungan dari Narkoba, dan semakin dikenalnya upaya detoksifikasi terhadap para pecandu narkoba. Bila dibandingkan dengan target RPJM 2018 diharapkan turun menjadi 245 orang per tahun. Target yang terus turun ini seiring dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan klinik methadone. Penurunan ini diharapkan para pengguna narkoba hanya dengan rawat jalan tanpa harus di rawat inap, sehingga para pengguna narkoba masih bisa beraktifitas seperti biasa. Seiring dengan ditunjuknya RS Ernaldi Bahar sebagai pusat rujukan penderita narkoba, RS Ernaldi Bahar akan lebih memfokuskan dalam melengkapi sarana dan prasarana di ruang rawat inap rehabilitasi narkoba, seperti melengkapi alat alat latihan musik, alat latihan olah raga dan lain lain. Untuk meningkatkan pengetahuan paramedis yang berkecimpung di rehabilitasi narkoba, RS Ernaldi Bahar akan lebih banyak mengirimkan tenaga kesehatannya untuk memperdalam ilmu di bidang rehabilitasi terhadap pengguna narkoba di Rumah Sakit yang lebih dulu dalam hal rehabilitasi 29

BAB II GAMBARAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR PROVINSI SUMATERA SELATAN BAB II GAMBARAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR PROVINSI SUMATERA SELATAN 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Dalam upaya melaksanakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menghadapi situasi nasional dan global yang cepat mengalami perubahan serta dalam semangat otonomi daerah diperlukan kesiapan yang mantap di semua sektor pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a. Visi Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a. Visi Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 Jl. Tembus Terminal Km. 12 No. 02 Rt. 20 Rw. 04 Kel/Kec. Alang Alang Palembang Telp.

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Maksud

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO BENCANA DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO BENCANA DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA ANALISIS MANAJEMEN RISIKO BENCANA DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA Dyo Nur Aditya Denta Magister Manajemen Rumah Sakit, Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar belakang Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhonya. Laporan Kinerja (LKj)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) perencanaan pembangunan tahunan daerah dilaksanakan melalui Musyawarah

Lebih terperinci

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2014 yang penyusunannya berdasarkan pada program

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI MISI TUJUAN SASARAN Meningkatan Pengembangan Pelayanan Medis Spesialis Pengembangan Pelayanan Rumah Sakit Memenuhi Kebutuhan Sarana

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN Dari penetapan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan dan memperhatikan analisis lingkungan internal dan eksternal maka Rumah

Lebih terperinci

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BA'A Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Berkualitas Bertumpu Pada Semangat Melayani Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Secara Optimal 1. Mewujudkan

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Jl. Diponegoro No. 125,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka merupakan bagian pertanggung jawaban Rumah Sakit sebagai SKPD dalam menyampaikan laporan hasil program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 VISI : Menjadi Rumah Sakit yang Bermutu Internasional dalam Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian MISI : Menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2015 yang penyusunannya masih berpedoman pada

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan dan akuntable serta berorientasi pada hasil, kami yang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima paripurna serta pelayanan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSTANSI : RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR TUJUAN TUGAS FUNGSI : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat : Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Paripurna.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : Misi 1 : Menjadi rumah profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30. p TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini didasarkan pada dasar hukum yang telah ditetapkan sebagai berikut 1. Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Kabupaten Buleleng disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah secara periodik dalam mencapai

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut Wolfer dan Pena, rumah sakit merupakan tempat orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan klinik

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) LAPORAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016 Disusun : TAHUN 2016 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI. ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR BAGAN v IKHTISAR EKSEKUTIF vi BAB

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari kegiatan pelayanan tersebut

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) perencanaan pembangunan tahunan daerah dilaksanakan melalui Musyawarah

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN RENCANA,, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK PENAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN 2008- TUJUAN INDIKATOR KINERJA KERANGKA PENAAN (OUTCOME) PADA TAHUN AWAL PADA AKHIR PERIODE KERJA RENSTRA SKPD

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 );

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 ); PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima dan paripurna serta pelayanan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahun 2015 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja Tahun 2015 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya Peningkatan Pelayanan di RS Jiwa Menur yang cepat, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA RS JIWA SAMBANG LIHUM 2015

LAPORAN KINERJA RS JIWA SAMBANG LIHUM 2015 2015 LAPORAN KINERJA RS JIWA SAMBANG LIHUM 2015 RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PADA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2016 RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG JL. DARMO SUGONDO NO. 83 REJOAGUNG PLOSO TELP. (0321) 888615, FAX. (0321) 885311 KODE POS

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif, yang digunakan untuk menggambarkan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA ) RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA ) RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM TAHUN 2016 RENCANA KERJA (RENJA ) RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM Jl. Gubernur Syarkawi Km 3,9 Kec. Gambut Kab. Banjar, Kalimantan Selatan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG JL. DARMO SUGONDO NO. 83 REJOAGUNG PLOSO TELP. (0321) 888615, FAX. (0321)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang semakin modern dalam berbagai aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan lambat laun seiring dengan perkembangan zaman menuntut masyarakat juga untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RSUD DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Lawang dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Rumah Sakit Rujukan Tingkat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan Penyusunan Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) RSUD dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) RSUD dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2016 RENCANA KERJA (RENJA) RSUD dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2016 RSUD DR. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR batulicin KATA PENGANTAR P uji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas rahmat

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT PRATAMA

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Proses penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah adalah proses yang sangat penting dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan Pemerintah Daerah, Undang-Undang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI PADA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.315, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. ORTA RS Kelas B dr. Suyoto. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KELAS

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi) 1

Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya Peningkatan Pelayanan di RS Jiwa Menur yang cepat, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 1996 Seri D ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTAMADYA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 A TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN LAKIP RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-nya, sehingga penyusunan dokumen laporan akuntabilitas kinerja pemerintah Rumah

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB II RENCANA STRATEGIS BAB II RENCANA STRATEGIS 2.1. INDIKATOR KINERJA UTAMA Dalam lampiran Keputusan Bupati Siak Nomor 378/HK/KPTS/2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Rumah Sakit Umum Daerah Siak disebutkan bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN, SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR ORGANISASI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT GUSTI HASAN AMAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RSUD AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci