BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan program Microsoft Visual Basic 6.0.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan program Microsoft Visual Basic 6.0."

Transkripsi

1 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Api merupakan moda transportasi darat berbasis jalan rel yang efisien dan efektif. Hal ini dibuktikan dengan daya angkutnya baik berupa manusia ataupun barang yang lebih besar dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. Begitu juga dengan konsumsi bahan bakar kereta api relatif lebih hemat dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, perkeretaapian di Indonesia seharusnya lebih dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif solusi dalam menyelesaikan permasalahan kemacetan. Di Indonesia, peran dari kereta api dirasakan masih kurang terasa. Salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan teknologi di dalam bidang perkeretaapian yang masih kurang dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. Salah satu contohnya adalah dalam hal penyusunan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) yang merupakan pedoman bagi setiap perjalanan rangkaian kereta api yang hingga saat ini masih disusun secara manual. Penyusunan dengan metode manual akan membutuhkan banyak waktu. Gapeka adalah suatu jadwal perjalanan kereta api yang berisikan jadwal pemberangkatan, jadwal pemberhentian di stasiun baik karena menaikkan atau menurunkan penumpang ataupun karena peristiwa persilangan atau penyusulan. Secara umum Gapeka merupakan grafik 2 dimensi yang terdiri dari sumbu X, sumbu Y, dan garis linier yang menunjukkan hubungan antara kedua sumbu. Sumbu X menunjukkan waktu, sedangkan sumbu Y menunjukkan letak stasiun/emplasement. Sedangkan garis linier pada Gapeka menunjukkan permodelan dari setiap perjalanan suatu rangkaian kereta api. Penyusunan Gapeka masih dikerjakan secara manual, antara lain dalam hal perhitungan waktu tempuh perjalanan kereta api, jam kedatangan suatu rangkaian kereta api di stasiun/emplasement, maupun dalam pembuatan grafiknya. Untuk mempercepat proses penyusunan Gapeka sekaligus mengembangkan pemakaian teknologi di bidang perkeretaapian maka perlu diciptakan suatu aplikasi program bantu dengan menggunakan komputer. Dengan adanya suatu program aplikasi komputer diharapkan penyusunan Gapeka dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dengan tingkat keakuratan yang sama. Program aplikasi ini didesain untuk menyusun Gapeka pada kondisi single track, double track, sekaligus kombinasi di antara keduanya. Hal ini dilakukan agar program bantu ini dapat digunakan di semua rute dan dapat mengikuti perkembangan yang akan terjadi pada perkeretaapian di Indonesia. Kombinasi antara single track dan double track merupakan kondisi yang banyak terjadi di dalam suatu lintas. Hal ini disebabkan tidak semua lintas yang ada di dalam suatu DAOP menggunakan kondisi double track. Kondisi double track seringkali hanya terdapat di antara beberapa ruas stasiun di dalam suatu lintas, sedangkan ruas lainnya masih menggunakan single track. Program komputer yang digunakan dalam pembuatan program aplikasi penyusun Gapeka ini adalah Microsoft Visual Basic 6.0 atau yang biasa disebut dengan VB. Salah satu keunggulan yang paling menonjol dari VB adalah VB tidak memerlukan pemrograman khusus untuk menampilkan jendela, dan cara penggunaannya juga berbasis visual seperti aplikasi Windows lainnya. Dalam pembuatan aplikasi penyusunan Gapeka ini diperlukan suatu objek studi kasus untuk membandingkan antara Gapeka yang dihasilkan dengan program aplikasi penyusun Gapeka dengan Gapeka yang disusun secara manual dan saat ini masih digunakan. Gapeka yang digunakan sebagai tolok ukur adalah Gapeka per tanggal 1 Juli Untuk lokasi studi kasusnya diambil lintas Mojokerto - Surabaya Kota. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang timbul adalah bagaimana menghasilkan suatu program aplikasi dalam menyusun Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) untuk single track, double track, dan kombinasi di antara keduanya dengan memanfaatkan program Microsoft Visual basic Tujuan Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat suatu program aplikasi sebagai alat bantu hitung dan pembuatan grafik dengan memanfaatkan program Microsoft Visual Basic 6.0 untuk menyusun Gapeka single track, double track, dan kombinasi di antara keduanya.

2 4 1.4 Batasan Masalah Dalam penulisan Tugas Akhir ini ditentukan batasan studi sebagai berikut : 1. Menggunakan program Microsoft Visual Basic Pembuatan Gapeka hanya menggunakan data stasiun dan perjalanan kereta api pada lintas Mojokerto - Surabaya Kota dengan data utama adalah Gapeka per 1 Juli Data perjalanan kereta api fakultatif dan kereta api penolong tidak diinputkan. 4. Kecepatan kereta api menggunakan kecepatan rata-rata (konstan) pada setiap ruasnya, karena tidak memperhitungkan pengurangan atau penambahan kecepatan akibat lereng penentu maupun jari-jari kelengkungan lintasan. 5. Kereta api hanya dapat berhenti atau singgah pada stasiun/emplasement yang terdiri dari beberapa jalur (lebih dari satu track). 1.5 Peta Lokasi Studi Lokasi yang digunakan sebagai objek studi kasus adalah jalan rel lintas Mojokerto - Surabaya Kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini. MOJOKERTO Bangsal TARIK KRIAN KEDINDING Kumendung SURABAYA GUBENG WONOKROMO BOHARAN Ngagel SEPANJANG Gambar 1.1 Peta Jalan Rel Mojokerto - Surabaya Kota Garis hijau yang menghubungkan Surabaya Kota - Wonokromo merupakan kondisi double track sedangkan garis merah yang menghubungkan Wonokromo - Mojokerto merupakan kondisi single track. Titik-titik biru menunjukkan stasiun/emplasement yang memungkinkan kereta api untuk berhenti, sedangkan titik-titik putih menunjukkan blokpos yang tidak dimungkinkan oleh suatu rangkaian kereta api untuk berhenti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kereta Api Menurut Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian, definisi dari kereta api adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di atas jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Kereta api sendiri terdiri dari lokomotif, kereta, dan gerbong. Lokomotif merupakan kendaraan rel yang dilengkapi dengan mesin penggerak dan pemindah tenaga kepada roda - roda dan khusus digunakan untuk menarik kereta penumpang dan atau gerbong barang. Kereta merupakan salah satu rangkaian dari kereta api yang berfungsi untuk mengangkut penumpang. Sedangkan rangkaian yang digunakan untuk mengangkut barang atau binatang disebut gerbong. Di dalam Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1998 meyebutkan bahwa moda transportasi kereta api memiliki karakteristik dan keunggulan khusus. Beberapa keunggulan dari kereta api adalah kemampuannya dalam mengangkut baik penumpang maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, memiliki faktor keamanan yang tinggi, tingkat pencemaran yang rendah, serta lebih efisien untuk angkutan jarak jauh Sifat Kereta Api Kereta api dapat dibedakan menurut sifatnya masing-masing, berikut ini adalah jenisjenis kereta api yang dibedakan dari sifatnya : 1. Kereta api biasa, adalah kereta api yang perjalanannya tertulis di dalam grafik perjalanan kereta api, tertulis dalam daftar waktu dan berjalan setiap hari atau pada hari yang ditentukan dalam grafik dan dalam daftar waktu. 2. Kereta api fakultatif, adalah kereta api yang perjalanannya tidak tertulis di dalam grafik perjalanan kereta api dan tertulis dalam daftar waktu tetapi hanya dijalankan apabila dibutuhkan. 3. Kereta api luar biasa, adalah kereta api yang perjalanannya tidak tertulis

3 5 di dalam grafik perjalanan kereta api dan tidak tertulis di dalam daftar waktu tetapi ditetapkan menurut keperluan Kedudukan kereta api di stasiun Di dalam suatu stasiun/emplasement kereta api dibedakan atas kedudukannya terhadap stasiun tersebut. Kedudukan tersebut adalah : 1. Kereta api langsung. Kereta api yang berhenti. 2.2 Jalan Kereta Api Jalan kereta api disebut sebagai jalan rel. Penggunaan jalan rel ini menjadikan kereta api sebagai moda transportasi khusus. Hal ini juga yang menjadikan kereta api tidak bersinggungan secara langsung dengan moda transportasi darat yang lainnya. Jalan rel yang digunakan pada sistem perkeretapian di Indonesia memiliki lebar spoor sebesar 1067 mm. Menurut reglemen 19 Bab I Pasal 1 ayat 2 jalan kereta api dibedakan atas puncak kecepatannya, di tabel bawah ini akan dijelaskan tentang kelas jalan kereta api : Tabel 2.1 Kelas Jalan Kereta Api Kelas Jalan Kecepatan (V) I V > 60 km/jam II II/1 45 < V < 60 II/2 30 < V < 45 II/3 20 < V < 30 Sumber : Reglemen 19 Untuk jalan kereta api Kelas I dan jalan kereta api Kelas II/1 disebut sebagai lintas raya. Sedangkan untuk jalan kereta api Kelas II/2 dan jalan kereta api Kelas II/3 disebut lintas cabang. Selain dibedakan oleh puncak kecepatannya, jalan kereta api juga dibedakan oleh jumlah track pada lintasannya : 1. Single Track Jalan kereta api yang terdiri dari satu track pada lintasannya. 2. Double Track Jalan kereta api yang terdiri dari dua track pada lintasannya. 3. Multi Track Jalan kereta api yang terdiri dari tiga atau lebih track pada lintasannya. 2.3 Stasiun Kereta Api/Emplasement Berdasarkan reglemen 19 Bab I Pasal 1 ayat 4a yang dimaksudkan dengan stasiun adalah tempat kereta api berhenti dan berangkat, bersilang, menyusul atau disusul. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Perhubungan 22 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 2, stasiun adalah tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani naik dan turun penumpang dan atau bongkar muat barang dan atau untuk keperluan operasi kereta api. Kumpulan dari jalan rel di suatu stasiun disebut sebagai emplasement. Berikut adalah jenis-jenis stasiun yang dijelaskan pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 Tahun 2003 yang dibedakan berdasarkan kedudukannya terhadap perjalanan suatu rangkaian kereta api : 1. Stasiun Awal Perjalanan Kereta Api Stasiun asal perjalanan kereta api dan juga sebagai tempat untuk menyiapkan rangkaian kereta api dan memberangkatkan kereta api. 2. Stasiun Antara Perjalanan Kereta Api Stasiun tujuan terdekat dalam setiap perjalanan kereta api yang berfungsi juga untuk menerima kedatangan dan memberangkatkan kembali kereta api atau dilewati oleh kereta api yang berjalan langsung. 3. Stasiun Akhir Perjalanan Kereta Api Stasiun tujuan akhir perjalanan kereta api yang menerima kedatangan kereta api. 4. Stasiun Pemeriksaan Perjalanan Kereta Api Stasiun awal perjalanan kereta api dan stasiun antara tertentu yang ditetapkan sebagai stasiun pemeriksa dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka). Di stasiun pemeriksa wajib dilakukan kegiatan pencatatan mengenai persilangan luar biasa dengan kereta api fakultatif atau kereta api luar biasa. 5. Stasiun Batas Stasiun sebagai pembatas perjalanan kereta api dikarenakan adanya stasiun yang ditutup. 2.4 Kecepatan Kereta Api Kecepatan merupakan faktor terpenting dalam operasional kereta api karena kecepatan mempengaruhi durasi waktu perjalanan dari suatu rangkaian kereta api. Kecepatan rangkaian kereta

4 6 api bergantung pada jenis lokomotif. Walaupun kecepatan ini sangat bergantung pada jenis lokomotif yang digunakan namun pembatasan terhadap puncak kecepatan juga perlu dilakukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna kereta api. Pembatasan-pembatasan puncak kecepatan yang dilakukan pada sistem operasional kereta api adalah : Puncak kecepatan pada jalan rel yang diijinkan ( maximum permissible track speed) Puncak kecepatan pada jalan rel di suatu petak jalan dipengaruhi oleh kondisi jalan, baik mengenai konstruksi jalan rel, kondisi alam, maupun karena kondisi dari pemeliharaan. Puncak kecepatan dari kendaraan yang diijinkan ( maximum permissible train speed) Puncak kecepatan dari kendaraan yang dipengaruhi oleh konstruksi kendaraan dan pemeliharaannya. Berikut adalah puncak kecepatan yang telah ditetapkan untuk kereta api (dalam km/jam) : a. Kereta api untuk berpergian = 75 b. Kereta api express dan Kereta cepat = 90 c. Kereta api campuran = 45 d. Kereta api penolong dan Lokomotif = Frekuensi Kereta Api Frekuensi keberangkatan rangkaian kereta bergantung pada tingkat kedatangan dari penumpang ataupun barang yang akan diangkut. Semakin tinggi tingkat kedatangan maka frekuensi keberangkatan juga akan semakin tinggi. Frekuensi perjalanan kereta api dapat dibagi menjadi : Frekuensi rendah ialah maksimum 2 kereta api tiap jam Frekuensi sedang ialah maksimum 3-5 kereta api tiap jam Frekuensi tinggi ialah maksimum 6 atau lebih kereta api tiap jam 2.6 Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) Dalam melakukan perjalanan kereta api diperlukan suatu pedoman untuk mengatur jadwal perjalanan kereta api tersebut. Pedoman ini mengatur tentang jam keberangkatan, jam kedatangan, lamanya berhenti di suatu stasiun/pemberhentian. Pedoman ini ditampilkan dalam bentuk grafik yang biasa disebut dengan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka). Bentuk Gapeka adalah berupa suatu grafik 2 dimensi yang terdiri dari waktu sebagai sumbu X dan tempat pemberhentian sebagai sumbu Y. Dalam Gapeka, perjalanan dari suatu rangkaian kereta api dimodelkan sebagai garis linier dengan kemiringan tertentu dan bentuk yang tertentu untuk setiap perjalanan kereta apinya. Kemiringan ini dipengaruhi oleh kecepatan dari suatu perjalanan kereta api, semakin besar sudut kemiringan yang dibentuk menunjukkan bahwa kecepatan kereta api semakin tinggi. Bentuk umum dari Gapeka dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1 Layout dari Grafik Perjalanan Kereta Api/Gapeka (Sumber : Tugas Akhir Dyota Wiradhian) 2.8 Operasional Perjalanan Kereta Api Peraturan-peraturan yang digunakan oleh PT. Kereta Api Indonesia sebagai pelaksana perjalanan kereta api untuk menjamin keamanan perjalanan kereta api adalah : a. Penentuan kereta api yang mempunyai hak utama. b. Pemberangkatan kereta api. c. Waktu tunggu minimum. d. Perhitungan jam berangkat kereta api yang menunggu. e. Penentuan waktu tempuh. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi jadwal waktu keberangkatan dan waktu kedatangan dari rangkaian kereta api di stasiun dan juga mempengaruhi waktu dan tempat persilangan atau pemberhentian kereta api.

5 Penentuan Kereta Api ng Mempunyai Hak Prioritas dari kereta api memegang peranan penting dalam penetuan hak utama dari suatu kereta api dalam kegiatan persilangan ataupun penyusulan. 1. Kereta api penumpang mempunyai prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kereta api barang. Demikian juga pada kereta api penumpang yang memiliki prioritas berbeda. Untuk kereta api penumpang jarak jauh memiliki prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kereta api penumpang lokal (jarak dekat). 2. Kereta api yang memiliki prioritas lebih tinggi selalu memiliki hak utama dalam peristiwa persilangan maupun penyusulan. 3. Untuk kereta api dengan prioritas yang sama, aturan untuk menentukan kereta api yang mempunyai hak utama didasarkan pada perbedaan waktu tunggu. Kereta api yang memiliki waktu tunggu lebih lama akan memiliki hak utama. Namun apabila waktu tunggu dari kedua kereta api sama, maka penentuan hak utama didasarkan pada jam keberangkatan dari kereta api. Kereta api yang memiliki jam keberangkatan lebih awal akan memiliki hak utama Pemberangkatan Kereta Api Selain mengatur mengenai penentuan hak utama, pemberangkatan dari kereta api pun diatur. Berikut ini adalah pengaturan mengenai pemberangkatan kereta api : 1. Kereta api tidak boleh berangkat dari suatu stasiun menuju stasiun di mukanya selama belum terdapat keyakinan bahwa kereta api yang berjalan di mukanya telah masuk di stasiun itu. 2. Pada petak jalan sepur tunggal, kereta api tidak boleh berangkat dari suatu stasiun menuju ke stasiun di mukanya sebelum terdapat keyakinan bahwa stasiun di mukanya tidak ada kereta api yang berjalan atau sedang berangkat menuju ke stasiun itu. 3. Kereta api tidak boleh berhenti kecuali pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Gapeka Waktu Tunggu Minimum Waktu tunggu minimum diatur sebagai berikut : 1. Pada peristiwa persilangan di suatu stasiun, waktu tunggu suatu kereta api di stasiun persilangan hingga kereta api tersebut diberangkatkan kembali minimum 4 menit. 2. Selisih waktu keberangkatan kereta api di suatu stasiun dengan keberangkatan kereta api lain dari arah berlawanan di stasiun persilangan minimum 1 menit. 3. Selisih antara waktu keberangkatan antara kereta api yang berhenti di suatu stasiun dan waktu kedatangan kereta api lain di stasiun di mukanya pada dua kereta api yang berjalan searah minimum 1 menit. 4. Pada dua kereta api yang berjalan searah, bila kedua kereta api berjalan langsung maka selisih antara waktu berangkat kereta api di stasiun dengan waktu kedatangan kereta api lain di stasiun di mukanya minimum 4 menit Perhitungan Jam Berangkat Kereta Api ng Menunggu Untuk Persilangan Jam berangkat kereta api yang berangkat terlebih dahulu ditambah respon dari sinyal (minimum 1 menit). Untuk Penyusulan Jam sampai kereta api yang menyusul pada stasiun berikutnya ditambah respon dari sinyal (minimum 1 menit) Penentuan Waktu Tempuh Waktu tempuh dari suatu rangkaian kereta api dapat diperoleh dari Pembagian antara Jarak antar stasiun dengan Kecepatan dari Kereta Api. Waktu untuk perlambatan dan percepatan tidak diperhitungkan dalam pembuatan Gapeka, karena kedua fungsi ini bukan merupakan fungsi linier sehingga apabila diperhitungkan maka Gapeka yang terbentuk tidak linier.

6 8 2.9 Visual Basic 6.0 Pemrograman secara tradisional selalu dengan menuliskan kode program, sedangkan cara baru dapat melakukan drag and drop objek untuk membuat interface dan baru dilanjutkan dengan penulisan kode program untuk mengendalikan objek dan memberi perintahperintah tertentu. Metode inilah yang diterapkan dalam program Microsoft Visual basic 6.0 atau yang biasa disebut dengan VB. Sebuah aplikasi yang dibentuk dengan VB sebenarnya merupakan kumpulan mini program yang dipicu dengan event-event yang diaktifkan oleh pemakai aplikasi. konsep yang sama juga diterapkan di semua aplikasi Windows. Berikut ini beberapa fitur yang tersedia di dalam VB yang paling umum dan banyak digunakan : 1. Native Code Compiler, membuat aplikasi yang super cepat. 2. Proses deployment - debugging aplikasi yang sederhana Lingkungan Kerja Visual Basic Sebelum kita menggunakan program Visual Basic, kita harus terlebih dahulu mengenal IDE ( Interactive Development Environment). IDE merupakan tampilan awal yang akan dijumpai ketika program VB dibuka untuk pertama kali. Pada gambar 2.1 di bawah ini akan ditampilkan interface IDE dari VB ToolBars Merupakan elemen yang menyediakan akses cepat (secara grafis) pada perintah-perintah yang popular. 3. Tool Box Merupakan elemen yang menyediakan ikon-ikon kontrol untuk membuat antar muka dengan cara drag and drop. 4. Form Designer Berfungsi sebagai jendela untuk mendesain antar muka ( interface) dari aplikasi yang akan dibuat. 5. Code Editor Berfungsi sebagai program pengolah kata untuk menuliskan baris-baris kode pemrograman pada aplikasi yang sedang dibuat. Suatu jendela Code Editor yang terpisah akan dihasilkan untuk setiap form atau module. 6. Jendela Properties Menampilkan daftar properti dan nilainya dari form atau kontrol yang sedang dipilih. 7. Jendela Project Explorer Untuk mengetahui dan mengelolah file-file di dalam suatu program digunakan jendela Project Explorer. 8. Jendela Form Layout Memperlihatkan posisi relatif form terhadap layar komputer Gambar 2.2 Tampilan IDE Visual Basic Dari gambar di atas jelas terlihat beberapa elemen penting dari Visual Basic. Berikut ini akan dijelaskan mengenai elemen - elemen di dalam tampilan IDE Visual Basic : 1. Menu Bar Merupakan elemen yang menampilkan menu perintah untuk pengembangan aplikasi.

7 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Pengertian Umum Adapun metodologi yang kami gunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini. Identifikasi Masalah Studi Literatur Pengumpulan Data : a. Data Stasiun lintas Mojokerto - Surabaya Kota b. Data kereta api yang menggunakan lintas Mojokerto - Surabaya Kota c. Data perjalanan kereta api lintas Mojokerto - Surabaya Kota d. Gapeka per 1 Juli 2008 khususnya pada DAOP VIII lintas Mojokerto - Surabaya Kota e. Peraturan dan syarat - syarat pembuatan Gapeka Reglemen 19 Perencanaan Perjalanan Kereta Api Penyusunan database program (data master) : a. Master DAOP - Dinas b. Master Stasiun di setiap dinas Penyusunan interface dan bahasa pemrograman untuk program penyusun Gapeka Penyusunan Gapeka untuk lintas Mojokerto - Surabaya Kota sesuai dengan Gapeka per 1 Juli 2008 menggunakan program yang telah dihasilkan (INGame) Perbandingan Hasil antara Gapeka yang disusun program dengan Gapeka per 1 Juli 2008 dengan waktu sebagai indikator dan tingkat keakuratan 100% Penyusunan Gapeka untuk lintas Mojokerto - Surabaya Kota (simulasi) dengan program yang telah dihasilkan (INGame) Gambar 3.1 Flowchart metodologi penyusunan Tugas Akhir Kesimpulan 3.2 Identifikasi Masalah Dalam tahap ini diperlukan pembelajaran yang mendalam akan sistem pengoperasian kereta api di Indonesia khusunya mengenai Grafik Perjalanan Kereta Api. Dari identifikasi ini kemudian didapatkan permasalahan-permasalahan pokok yang dihadapi dalam proses penyusunan Grafik Kereta Api. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan ini kemudian ditetapkan suatu tujuan yang jelas sebagai kondisi ideal sekaligus sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan yang terjadi. Selain itu diperlukan juga batasan masalah sebagai pembatas agar pembahasan dalam mencapai tujuan tersebut tidak berkembang ke bidang-bidang yang lain sehingga mengakibatkan tidak tercapainya tujuan utama. 3.3 Studi Literatur Tahapan ini diperlukan sebagai dasar penyusunan Tugas Akhir, karena dalam penyusunan Tugas Akhir harus berlandaskan pada teori-teori penunjang dan peraturanperaturan yang berlaku. Dalam tahap ini referensi-referensi yang berhubungan dengan pembuatan Gapeka dikumpulkan dan dipelajari. Adapun bentuk dari referensi yang digunakan untuk pembuatan Gapeka adalah reglemen 19 dari PT. Kereta Api Indonesia (PT.KAI) yang terkait dengan sistem operasional kereta api, Peraturan Pemerintah yang terkait dengan perkeretaapian, Undang - Undang Republik Indonesia, Keputusan Menteri, Pedoman penyusunan Gapeka, dan juga tentang pemrograman dengan menggunakan Visual Basic Pengumpulan Data Dalam penyusunan Tugas Akhir ini diperlukan data-data terkait dengan penyusunan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) lintas Mojokerto - Surabaya Kota. Data-data ini merupakan data sekunder yang didapatkan dari DAOP VIII yang menaungi lintas Mojokerto - Surabaya Kota. Adapun data-data yang digunakan dalam penyusunan suatu Gapeka adalah : 1. Data Stasiun pada suatu lintas, yang meliputi : Nama-nama stasiun/blokpos sepanjang lintas. Posisi kilometer (km) tiap stasiun/blokpos. Jenis tiap stasiun.

8 10 Detail emplasement (jumlah sepur). 2. Data kereta api yang menggunakan suatu lintas, yang meliputi : Nama kereta api. Jenis kereta api. Nomor kereta api. Kecepatan (rata -rata) tiap jenis kereta api. 3. Data perjalanan kereta api di suatu lintas, yang meliputi : Rute perjalanan kereta api. Jam berangkat dari stasiun awal. Lama waktu singgah di stasiun persinggahan. 4. Gapeka per 1 Juli 2008 khusunya pada DAOP VIII lintas Mojokerto - Surabaya Kota. Gapeka inilah yang nantinya akan dijadikan pedoman dan tolok ukur dalam menentukan tingkat keakuratan dari Gapeka yang dihasilkan dengan program bantu. 5. Peraturan operasional yang terdiri dari Reglemen 19 dan Perencanaan Perjalanan Kereta Api dan Pelaksanaannya. Peraturanperaturan ini mengatur segala sesuatu mengenai pelaksanaan perjalanan kereta api, antara lain mengenai : Penentuan kereta api yang memiliki hak utama. Pemberangkatan kereta api. Waktu tunggu minimum. Perhitungan jam berangkat kereta api yang menunggu. Penentuan waktu tempuh. 3.5 Penyusunan Database Program (Data Master) Penyusunan database program atau data master merupakan langkah atau proses awal dalam menyusun program INGame ini. Hal ini penting dilakukan agar semua inputan di dalam INGame bisa tersimpan di dalam database. Pembuatan database ini memanfaatkan Microsoft Access untuk membuat filenya. File yang telah dibentuk akan diberi nama Kereta.mdb. Di dalam file Kereta.mdb sendiri akan terdiri dari beberapa tabel-tabel sesuai dengan jenis inputan yang akan dimasukkan melalui program INGame (Indonesia Gapeka Maker). 3.6 Penyusunan Interface dan Bahasa Pemrogramannya Setelah menyiapkan sebuah file yang berfungsi sebagai wadah penyimpanan semua inputan yang akan dilakukan ketika menjalankan program, langkah berikutnya adalah membuat interface-interface yang akan digunakan di dalam program aplikasi. Program aplikasi yang nantinya disusun pada dasarnya merupakan suatu program kompleks yang terbentuk dari beberapa mini program. Setiap mini program pembentuk program aplikasi ini memiliki interface tersendiri yang berbeda dengan mini program lainnya. Setelah interface terbentuk, langkah berikutnya adalah menuliskan bahasa pemrograman agar interface ini dapat berfungsi dengan sebagaimana funginya masing-masing. 3.7 Penyusunan Gapeka per 1 Juli 2008 pada lintas Mojokerto - Surabaya Kota menggunakan Program yang telah Dihasilkan (INGame) Setelah beberapa mini program yang telah terbentuk disatukan, langkah berikutnya adalah menyusun Gapeka per 1 Juli 2008 lintas Mojokerto - Surabaya Kota. Sebelum dilakukan penyusunan Gapeka ini, maka terlebih dahulu menganalisa data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya terkait dengan perjalanan kereta api pada lintas Mojokerto - Surabaya Kota. 3.8 Perbandingan hasil Gapeka yang menggunakan INGame dengan Gapeka per 1 Juli 2008 Dari setiap Gapeka yang terbentuk dari program INGame kemudian diverifikasi dengan Gapeka per 1 Juli 2008 yang telah tersusun. Proses verifikasi ini didasarkan pada indikator waktu dengan tingkat keakuratan 100%, khusunya mengenai waktu kedatangan kereta api. Dari hasil verifikasi ini dapat diketahui tingkat keakuratan dari program aplikasi penyusun Gapeka. Apabila tingkat keakuratannya belum mencapai 100% dari Gapeka yang telah tersusun (Gapeka 1 Juli 2008), maka evaluasi perlu dilakukan terhadap program INGame yang dihasilkan. 3.9 Penyusunan Gapeka untuk lintas Mojokerto - Surabaya Kota (simulasi) dengan Program yang Dihasilkan (INGame) Pada Gapeka yang telah disusun berdasarkan data-data Gapeka per 1 Juli 2008, tidak terlihat adanya peristiwa persilangan

9 11 ataupun penyusulan kereta pada ruas single track dan double track. Oleh karena itu perlu dilakukan penyusunan Gapeka yang memungkinkan untuk terjadinya peristiwa persilangan maupun peristiwa penyusulan, atau disebut Gapeka simulasi. Data-data yang digunakan di dalam penyusunan Gapeka versi simulasi ini tidak menggunakan data-data dari badan resmi yang menaungi perkeretaapian Indonesia, namun menggunakan contoh soal sederhana yang memungkinkan terjadinya peristiwa persilangan maupun penyusulan. Ketika peristiwa persilangan dan penyusulan ini terlihat di dalam Gapeka maka dapat diketahui langkah-langkah yang harus diambil agar di dalam Gapeka tidak lagi terjadi peristiwa persilangan pada kondisi single track dan juga peristiwa penyusulan baik pada kondisi single track maupun pada kondisi double track Kesimpulan Akhir dari pengerjaan Tugas Akhir ini adalah didapatkannya suatu kesimpulan mengenai penyusunan Gapeka dengan metode manual seperti yang digunakan hingga saat ini dan penyusunan Gapeka dengan program aplikasi yang nantinya dihasilkan (INGame). Dari kesimpulan ini akan menghasilkan suatu solusi permasalahan terkait dengan penyusunan Gapeka baik untuk kondisi single track, double track, maupun kombinasi di antara keduanya. BAB IV DATA - DATA 4.1 Data yang digunakan pada penyusunan program bantu Data yang digunakan dalam penyusunan program bantu ini merupakan data sekunder yang didapatkan dari PT. KAI DAOP VIII khususnya pada lintas Mojokerto - Surabaya Kota. Data tersebut adalah : a. Data kereta api yang menggunakan jalur Mojokerto - Surabaya Kota : Data ini terdiri dari nomor kereta api, nama kereta api, jenis kereta api, dan kecepatan kereta api. Pada tabel di bawah ini akan dijelaskan puncak kecepatan dari kereta api Tabel 4.1 Puncak Kecepatan Kereta Api No. Kereta Api Kecepatan (km/jam) 1 Berpergian 75 2 Ekspress dan Cepat 95 3 Campuran (Barang dan Penumpang) 45 4 Pemeliharaan 45 5 Penolong 45 6 Lokomotif Sendiri 45 Sumber : Reglemen 19 PT.KAI Pada penggambaran Gapeka, setiap garis mewakili satu perjalanan rangkaian kereta api. Setiap garis memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan kelas kereta api yang diwakilinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Warna dan Ketebalan Garis pada Gapeka No. 1 Eksekutif 1 2 Eksekutif 2 3 Bisnis Kelas Kereta Api 4 Ekonomi Jarak Jauh 5 Ekonomi Jarak Dekat 6 Barang Jarang Jauh 7 Barang Jarang Dekat Sumber : PT.KAI DAOP VIII Surabaya b. Data stasiun sepanjang lintas Mojokerto - Surabaya Kota : Data stasiun pada sepanjang lintas Mojokerto - Surabaya Kota dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Data Stasiun Lintas Mojokerto - Surabaya Kota Sumber : PT.KAI DAOP VIII Surabaya Warna dan Ketebalan Garis Nama Singkatan Jenis Letak (km) Jumlah Sepur Mojokerto Mr Pemeriksa Bangsal Bal BlokPos Tarik Trk Singgah Kedinding Kdn Singgah Krian Krn Singgah Boharan Bh Singgah Kumendung Kmg BlokPos Sepanjang Spj Singgah Wonokromo Wo Pemeriksa / Ngagel Nga BlokPos Surabaya Gubeng Sgu Singgah Surabaya Kota Sb Pemeriksa 0.299/

10 12 c. Data perjalanan dan persinggahan kereta api yang melintas di lintas Mojokerto - Surabaya Kota. BAB V PENYUSUNAN TAMPILAN PROGRAM BANTU 5.1 Tampilan Program Bantu Pada program INGame mini program yang digunakan terdiri dari 28 mini program, setiap mini program ini memiliki interface dan tugas serta fungsi yang berbeda-beda. Mini program yang terdapat di dalam program INGame adalah : 1. frmlogin MDinas 4. MStasiun 5. frmprogram 6. Graph 7. Form Pilih Ruas 8. FormPilih Waktu 9. FormRuas, yang terdiri dari : a. FormRuas 1 b. FormRuas 2 c. FormRuas 3 d. FormRuas 4 e. FormRuas 5 f. FormRuas 6 g. FormRuas 7 h. FormRuas FormWaktu, yang terdiri dari : a. FormWaktu 1 b. FormWaktu 2 c. FormWaktu 3 d. FormWaktu 4 e. FormWaktu 5 f. FormWaktu 6 g. FormWaktu 7 h. FormWaktu 8 i. FormWaktu 9 j. FormWaktu 10 k. FormWaktu 11 l. FormWaktu 12 Setiap mini program dari INGame terhubung secara langsung dengan file Kereta.mdb yang merupakan file dari Microsoft Access. 5.2 Alur Umum Penggunaan INGame Dari interface-interface yang telah terbentuk di atas, dapat diketahui gambaran umum mengenai penggunaan program INGame dimulai dari Login hingga menampilkan suatu Gapeka. Untuk lebih jelasnya mengenai alur umum penggunaan program INGame dapat dilihat pada gambar 5.1 di bawah ini. Data Master Master Dinas MDinas Master Stasiun MStasiun Plot Seluruhnya Gapeka Seluruh Ruas Dari jam FrmLogin Proses FrmProgram Tabs 1 Tabs 2 Graph Plot Ruas Gapeka ruas dipilih dari yang Keluar dari Gapeka Tutup FrmProgram Keluar Keluar Plot Waktu Gapeka dari periode waktu yang dipilih (Interval 2 jam dimulai dari jam hingga ) Gambar 5.1 Flowchart penggunaan INGame secara umum BAB VI PENYUSUNAN GAPEKA DENGAN PROGRAM BANTU 6.1 Login Login merupakan tampilan awal ketika pertama kali menggunakan INGame. Login merupakan pengaman INGame yang memungkinkan untuk tetap menutup program apabila username dengan passwordnya tidak

11 13 sesuai. Untuk memahami cara kerja FrmLogin dapat dilihat pada gambar 6.1 di bawah ini. Ulangi password frmlogin Pilih UserName Ketik password Username dan Password cocok Keluar Gambar 6.1 Flowchart pengisian FrmLogin Dari gambar 6.1 di atas dapat diketahui langkah-langkah yang digunakan untuk mengisi FrmLogin, yaitu : 1. Pilih nama username pada ComboBox sesuai dengan username pemakai. 2. Masukkan password. 3. Tekan tombol OK. 4. Apabila password yang dimasukkan cocok dengan username yang dipilih maka pemakai akan terhubung dengan Halaman INGame. 5. Apabila password yang dimasukkan tidak cocok dengan username yang dipilih maka akan muncul peringatan. 6. Apabila peringatan muncul tekan tombol OK, maka pemakai akan dihadapkan dengan FrmLogin untuk kembali mengisi password. 7. Apabila pemakai ingin keluar dari FrmLogin ini, tekan tombol cancel. 6.2 Halaman Setelah proses login berhasil dilakukan, INGame akan menampilkan Halaman. Halaman ini terdiri dari 3 Toolbars yang terletak pada bagian atas, yaitu DATA MASTER, PROSES, dan KELUAR. DATA MASTER terdiri dari Sub Toolbars Master Dinas dan Master Stasiun, sedangkan PROSES terdiri dari Sub Toolbars Perjalanan KA, dan untuk Toolbars keluar tidak mempunyai Sub Toolbars lagi. Toolbars DATA MASTER digunakan apabila pemakai program ingin menambahkan, menghapus atau mengedit data-data terkait dengan nomor DAOP, dinas/lintas yang berada di dalam DAOP, dan juga mengenai detail stasiun yang berada didalam suatu dinas/lintas. Toolbars PROSES yang terdiri dari Sub Toolbars Perjalanan KA berfungsi untuk melakukan proses pemasukan data-data terkait dengan perjalanan suatu rangkaian kereta api yang melewati suatu dinas/lintas tertentu. Toolbars yang terakhir adalah Toolbars KELUAR yang berfungsi sebagai pintu keluar dari program INGame. 6.3 Master Dinas MDinas merupakan suatu program yang terhubung dari Halaman melalui Toolbars DATA MASTER Sub Toolbars Master Dinas. MDinas berfungsi untuk memasukkan data-data tentang nomor DAOP beserta dinas/lintas yang berada di dalamnya. Penggunaan MDinas ini dapat dilihat pada gambar 6.2 di bawah ini. Simpan Data Tekan SIMPAN Tambah/Hapus DAOP atau Dinas Pilih toolbars Data Master Pilih Sub toolbarsmaster Dinas Ketik No DAOP Ketik Nama Dinas Master Dinas (Tabel DINAS kereta.mdb) Hapus Data Tekan HAPUS Tekan KELUAR

12 14 Gambar 6.2 Flowchart tambah atau hapus data DAOP dan dinas Dari gambar di atas, dapat diketahui langkah-langkah untuk menambahkan atau menghapus data nomor DAOP dan dinas/lintas yang berada di dalamnya. Langkah-langkah tersebut adalah : 1. Memilih Sub Toolbars Master Dinas pada Toolbars DATA MASTER. 2. Setelah tampilan dari Master Dinas muncul, maka inputkan nomor DAOP kemudian tekan Enter, kursor akan secara otomatis berpindah ke dalam kotak isian Nama Dinas. 3. Setelah kursor berada di dalam kotak isian Nama Dinas, inputkan Nama Dinas yang akan ditambahkan dan kemudian tekan Enter maka secara otomatis CommandButton SIMPAN dan HAPUS akan aktif. 4. Apabila data inputan tersebut ingin dijadikan sebagai salah satu data master yang baru maka tekan tombol SIMPAN yang telah aktif. Namun apabila data inputan tersebut telah ada dan ingin dihapus maka tekan tombol HAPUS yang juga telah aktif. 5. Proses penambahan atau penghapusan ini akan berpengaruh terhadap file Kereta.mdb tabel DINAS. 6. Setelah proses penambahan atau penghapusan telah selesai dilakukan maka tekan tombol KELUAR. 6.4 Master Stasiun Setelah master DINAS terbentuk, langkah selanjutnya adalah membuat master STASIUN. Hanya ada beberapa data mengenai stasiun yang dapat digunakan sebagai data master stasiun. Untuk lebih jelasnya mengenai pembuatan master STASIUN dapat dilihat pada gambar 6.3 di bawah ini. Tambah data Stasiun Pilih Sub toolbars Master Stasiun Pilih ID Dinas Ketik Kode Stasiun Ketik Nama Stasiun Ketik Singkatan Stasiun Ketik Jenis Stasiun Ketik Elevasi Stasiun Ketik Jumlah Sepur Ketik Dinas Malam (Yes/No) Tekan SIMPAN Master Stasiun (Tabel STASIUN kereta.mdb) Tekan KELUAR Gambar 6.3 Flowchart tambah data stasiun Pada gambar di atas dapat diperhatikan mengenai langkah-langkah untuk melakukan penambahan data stasiun. Langkah-langkah tersebut adalah : 1. Memilih kotak isian yang pertama yaitu ID DINAS. ID DINAS ini menghubungkan antara database Pilih toolbars Data Master A

13 15 stasiun dengan database dinas yang telah dibuat sebelumnya melalui nomor ID yang tertera secara otomatis pada pengisian database dinas. 2. Melakukan inputan untuk kotak isian yang kedua, yaitu Kode Stasiun. Kode stasiun ini merupakan kotak isian yang diisi dengan format STXXX, kode ini juga merupakan identitas dari stasiun yang akan dijadikan database. 3. Mengetikkan data mengenai Nama Stasiun. 4. Kotak isian yang berikutnya adalah singkatan nama stasiun. 5. Lanjutkan dengan kotak isian jenis stasiun. 6. Mengisi kotak isian yang keenam, yaitu kotak isian Elevasi stasiun. 7. Berikutnya adalah mengisi kotak isian yang ketujuh yaitu kotak isian untuk Jumlah Sepur. 8. Mengisi kotak isian yang terakhir yaitu kotak isian Dinas Malam. 9. Setelah kedelapan kotak isian ini terisi dan dilanjutkan dengan menekan tombol ENTER, maka tombol simpan akan secara otomatis akan aktif dan proses penyimpanan database ini ke dalam Kereta.mdb dapat dilakukan. Master Stasiun juga berfungsi untuk mengedit atau menghapus isian yang telah diinputkan. Flowchart pengeditan dan penghapusan data stasiun ini dapat dilihat pada gambar 6.4 dan 6.5 di bawah ini. A Ketik Kode Stasiun Data yang lain keluar di kotak isian masing - masing Ketik Isian yang baru pada kotak isian yang ingin diubah Tekan SIMPAN Master Stasiun (Tabel STASIUN kereta.mdb) Tekan KELUAR Gambar 6.4 Flowchart edit data stasiun Proses pengeditan data-data mengenai stasiun ini sebenarnya hampir mirip dengan proses penambahan data-data stasiun, dalam proses pengeditan hanya perlu mengetikkan Kode Stasiun saja maka data-data yang terkait dengan stasiun tersebut akan muncul dan mengisi kotakkotak isian yang sesuai dengan jenis datanya. Begitu data-data mengenai stasiun muncul proses pengeditan dapat dilakukan dan kemudian disimpan. Edit data Stasiun Pilih toolbars Data Master Pilih Sub toolbars Master Stasiun A

14 16 Hapus data Stasiun Tambah / Edit / Hapus Data Master Pilih toolbars Database Pilih toolbars Data Master Pilih Sub toolbars Master Stasiun Pilih toolbars Proses Ketik Kode Stasiun Pilih Sub toolbars Perjalanan K.A Pilih Tabs 1 Data Dinas dan Kereta Api Tekan HAPUS Pilih No DAOP Master Stasiun (Tabel STASIUN kereta.mdb) Pilih Dinas / Lintas Ketik Nama Kereta Tekan KELUAR Ketik Nomor Kereta Gambar 6.5 Flowchart hapus data stasiun 6.5 Program Apabila tidak ada penambahan/ pengeditan/penghapusan pada Master Dinas atau Master Stasiun, maka dapat langsung mengisi data-data perjalanan kereta api yang berada di dalam FrmProgram. Dari Halaman pilih Toolbars PROSES dan kemudian pilih Sub Toolbars Perjalanan K.A, maka akan muncul interface FrmProgram dengan judul Indonesia Gapeka Maker yang terdiri dari 2 Tabs. Tabs yang pertama berfungsi untuk menginputkan data-data umum mengenai perjalanan kereta api sedangkan Tabs kedua berfungsi untuk menginputkan data-data detail mengenai perjalanan kereta api. Untuk lebih memahami tentang cara kerja tampilan Program ini dapat dilihat pada gambar 6.6 di bawah ini. Pilih Prioritas Tekan SIMPAN Tabel PROSESH kereta.mdb) Pilih Tabs 2 Data Perjalanan Kereta Api Gambar 6.6 Flowchart pengisian Data Dinas dan Kereta Api Untuk mempermudah menjelaskan langkah-langkah pengisian Tabs 1 maka berikut ini akan diberikan sebuah contoh kereta api. Misalkan kereta api yang akan diinputkan adalah kereta api ARGOWILIS, nomor kereta api 5 dan prioritasnya adalah EKSEKUTIF I. Maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Setelah dipilih Sub Toolbars Perjalanan K.A pada toolbars Proses pastikan Tabs 1 (Data Dinas dan Kereta Api) dalam kondisi terpilih. 2. Pilih No DAOP dan kemudian dilanjutkan dengan memilih Dinas/Lintas yang akan digunakan. Dalam kasus ini, Pilih No DAOP

15 17 VIII dengan Dinas/Lintas Mojokerto - Surabaya Kota. 3. Ketik ARGOWILIS pada kotak isian Nama Kereta Api. 4. Ketik 5 pada kotak isian Nomor Kereta Api. 5. Setelah itu pilih EKSEKUTIF I ComboBox Prioritas kereta api. 6. Setelah semua kotak isian terisi, tekan tombol SIMPAN. Setelah Tabs 1 terisi maka pengisian dapat dilanjutkan ke Tabs 2 yang berisi tentang Data Perjalanan Kereta Api. Proses pengisian tabs Data Perjalanan Kereta Api dapat dilihat pada gambar 6.7 di bawah ini. B Kereta singgah di stasiun tujuan Pilih CheckBox singgah Ketik Lama Singgah Tekan SIMPAN Tabel PROSESH kereta.mdb) Tabs 1 sudah terisi dengan data kereta yang akan dihitung perjalanannya Pilih Tabs 1 Data Dinas dan Kereta Api Masukkan ruas selanjutnya Kembali Ketik Ruas Ke (n, n+1, ) Pilih Tabs 2 Data Perjalanan Kereta Api Tekan tanda CLOSE Tekan GRAFIK Gapeka Ketik Ruas Ke (n, n+1, ) Pilih Stasiun Awal yang dilalui Pilih Stasiun Tujuan yang dilalui Pilih Jumlah Track (Single/Double) Tekan Kotak isian Jarak Jarak antara Stasiun Awal dan Stasiun Tujuan muncul di kotak isian Jarak Ketik Jam Berangkat Ketik Menit Berangkat Ketik Kecepatan Jam Tiba dan Menit tiba akan muncul pada kotak isian Jam Tiba B Gambar 6.7 Flowchart pengisian Data Perjalanan Kereta Api Contoh soal di Tabs pertama akan dilanjutkan. Misalnya kereta ARGOWILIS akan berangkat dari Stasiun Gubeng pada pukul menuju stasiun Mojokerto yng merupakan stasiun ujung dari lintas Mojokerto - Surabaya Kota. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Pastikan Tabs Data Perjalanan Kereta Api telah dipilih. 2. Ketikkan angka 1 (n) pada kotak isian ruas lalu tekan Enter. Angka 1 pada kotak isian ruas menunjukkan bahwa inputan ini adalah ruas pertama. 3. Pilih Stasiun Awal pada kotak pilihan yang telah disediakan. Begitu stasiun awal dipilih maka data-data tentang stasiun tersebut akan muncul pada kotak-kotak isian yang telah disediakan. 4. Setelah memilih stasiun awal, maka langkah berikutnya adalah memilih

16 18 A stasiun tujuan (dalam satu ruas). Setelah stasiun tujuan telah dipilih, kemudian memilih jumlah track dalam ruas tersebut (Surabaya Gubeng - Wonokromo). 5. Tekan pada kotak isian Jarak, secara otomatis jarak dari stasiun awal dengan stasiun tujuan akan muncul. 6. Masukkan jam pemberangkatan dan menit pemberangkatan. 7. Ketikkan kecepatan yang akan digunakan. 8. Jam kedatangan dan menit kedatangan kereta akan muncul di dalam kotak isian Jam Tiba. 9. Tentukan kereta akan singgah atau tidak di stasiun tujuan. 10. Tekan tombol SIMPAN. 11. Lanjutkan dengan mengisikan angka 2 ( ruas selanjutnya) lalu tekan tombol Enter. 12. Apabila pengisian Data Perjalanan Kereta Api telah mencapai pada ruas terakhir maka langkah berikutnya adalah menekan tombol Grafik untuk melihat Grafik Perjalanan Kereta Api dari data-data yang telah diinputkan sebelumnya. 6.6 Graph Apabila pengisian pada tabs Data Dinas dan Kereta Api dan pada tabs Data Perjalanan Kereta Api telah selesai dilakukan maka langkah berikutnya adalah melihat Grafik Perjalanan Kereta Api dari data-data yang telah diinputkan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.8 di bawah ini. PROSESD sudah terisi Isi Tabs 2 Tekan GRAFIK Pada Tabs 2 Pilih Toolbars Plot Grafik Pilih sub Toolbars Plot Seluruhnya Grafik Perjalanan Kereta Api dari pukul 00:00-24:00 sesuai dengan PROSESD Pilih Toolbars KELUAR Tabs 2 Tekan CLOSE Gambar 6.8 Flowchart menampilkan Gapeka Gapeka yang ditampilkan sesuai dengan data inputan yang berada di dalam tabel PROSESD pada Kereta.mdb. Gapeka ini akan ditampilkan melalui form Graph pada program INGame. Sebagai contoh pada gambar 6.9 di bawah ini akan ditampilkan Gapeka dari kereta ARGOWILIS yang berangkat dari Surabaya Gubeng pada pukul 07:30, dan data-data terkait dengan perjalanan kereta ini telah dilengkapi sebelumnya hingga mencapai ruas yang terakhir yaitu ruas Tarik - Mojokerto. PROSESH sudah terisi Isi Tabs 1 A Gambar 6.9 Gapeka kereta ARGOWILIS Dari gambar Gapeka pada gambar 6.9 terlihat grafik perjalanan kereta api ARGOWILIS dengan garis berwarna merah tebal (Eksekutif 1)

17 19 yang berangkat dari stasiun Surabaya Gubeng pada pukul 07:30 dan tiba di stasiun Wonokromo pada pukul 07:35. Pada ruas selanjutnya kereta berangkat dari stasiun Wonokromo pada pukul 07:35 dan tiba di stasiun Sepanjang pada pukul 07:42. Dari stasiun Sepanjang pukul 07:42 kereta bergerak menuju stasiun Boharan dengan melewati blokpos Kumendung, dan tiba di stasiun Boharan pada pukul 07:50. Dari Boharan pukul 07:50 kereta bergerak menuju stasiun Krian dan tiba pada pukul 07:54. Dari stasiun Krian kereta bergerak menuju stasiun Kedinding dan tiba pada pukul 07:58 dan kemudian dilanjutkan menuju stasiun Tarik dan tiba di stasiun Tarik pada pukul 08:02. Dari Tarik kereta menuju stasiun Mojokerto dan tiba di stasiun Mojokerto pada pukul 08:10. BAB VII KESIMPULAN 7.1 Kesimpulan Gapeka yang dihasilkan dengan program INGame (program yang dihasilkan dari Tugas Akhir) memiliki nilai keakuratan yang sama dengan Gapeka per 1 Juli 2008 yang masih disusun secara manual. Penggunaan program INGame pun relatif lebih mudah dan efektif jika dibandingkan dengan sistem manual. Penyusunan Gapeka dengan sistem manual jelas memakan waktu yang lama ditambah lagi dengan banyaknya inputan data dan jika kondisi persilangan atau penyusulan terjadi di dalam penyusunan Gapeka. Proses pengeditan yang harus dilakukan dengan sistem manual akan menambah waktu lagi. terhadap kondisi yang sesungguhnya di lapangan dimana kecepatan kereta api di setiap ruas pasti berbeda-beda. 4. Mampu menghasilkan Gapeka yang dilengkapi dengan jam berangkat maupun jam tiba di setiap stasiun. 5. Mampu menghasilkan Gapeka untuk setiap ruas dan Gapeka periode 2 jam sehingga Gapeka yang disusun dapat disajikan dengan lebih detail dan jelas. 6. Proses pengeditan perjalanan kereta api yang relatif mudah. 7. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan Gapeka relatif singkat. 7.3 Kelemahan INGame Selain memiki kelebihan - kelebihan, program INGame juga masih memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan dari program INGame adalah : 1. Tampilan Gapeka 24 jam akan terlihat sangat rumit apabila data kereta yang diinputkan sangat banyak (lebih dari 3 perjalanan kereta api di setiap jamnya). 2. Nomor kereta api tidak bisa ditampilkan pada Gapeka 24 jam. 3. Terbatasnya tampilan Gapeka sehingga data-data penunjang yang ada di dalam Gapeka tidak bisa ditampilkan. 7.2 Kelebihan INGame Dari hasil-hasil percobaan aplikasi penyusunan Gapeka menggunakan INGame dengan studi kasus lintas Mojokerto - Surabaya Kota, dapat diketahui kelebihan-kelebihan menyusun Gapeka dengan INGame. Kelebihankelebihan dari INGame adalah : 1. Dilengkapi dengan login yang memungkinkan program tidak dapat digunakan oleh setiap orang. 2. Terkoneksinya program secara langsung dengan file access (Kereta.mdb) yang memungkinkan setiap data yang diinputkan dapat disimpan dan dicetak. 3. Perhitungan perjalanan kereta api yang dilakukan setiap ruas sehingga memungkinkan untuk diaplikasikan

18 20 DAFTAR PUSTAKA Dewobroto, W Aplikasi Sain dan Teknik dengan Visual Basic 6.0, Jakarta: Elex Media Komputindo. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 Tahun 2003 tentang Pengoperasian Kereta Api, Menteri Perhubungan, Jakarta, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1998 tentang Prasarana dan Sarana Kereta Api, Presiden Republik Indonesia, Jakarta, Supriadi, U Perencanaan Perjalanan Kereta Api dan Pelaksanaannya, PT. Kereta Api (Persero), Bandung. Thabrani, S Mudah & Cepat Menguasai Visual Basic, Jakarta: mediakita. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Presiden Republik Indonesia, Jakarta, Wahyudi, H Teknik Jalan Rel I, Diktat Kuliah Program S1 Jurusan Teknik Sipil FTSP - ITS, Surabaya. Wiradhian, D Penyusunan Gapeka untuk Single Track dan rencana Double Track dengan program komputer Visual Basic 6.0 (Studi kasus lintas Bojonegoro - Surabaya Ps.Turi - Kalimas), Tugas Akhir Program S1 Jurusan Teknik Sipil FTSP - ITS, Surabaya.

DANNY SETIAWAN Dosen Pembimbing : WAHYU HERIJANTO, Ir., MT. HIMAWAN SANTOSO, Ir., Dipl.HE

DANNY SETIAWAN Dosen Pembimbing : WAHYU HERIJANTO, Ir., MT. HIMAWAN SANTOSO, Ir., Dipl.HE PENYUSUNAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API (GAPEKA) UNTUK SINGLE TRACK, DOUBLE TRACK DAN KOMBINASINYA DENGAN PROGRAM BANTU KOMPUTER (STUDI KASUS LINTAS MOJOKERTO SURABAYA KOTA) DANNY SETIAWAN 3105.100.078

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Kajian Pola Operasi 1. Jenis dan Kegiatan Stasiun Stasiun kereta api sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas, dan Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. angkutan kereta api batubara meliputi sistem muat (loading system) di lokasi

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. angkutan kereta api batubara meliputi sistem muat (loading system) di lokasi BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian berupa rencana sistem angkutan kereta api khusus batubara yang menghubungkan antara lokasi tambang di Tanjung Enim Sumatra

Lebih terperinci

KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA Dewi Rosyani Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jalan Suria Sumantri 65 Bandung, Indonesia, 40164 Fax: +62-22-2017622 Phone:

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan 1. Analisis kapasitas lintas Dari hasil analisis Grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2015 didapatkan kesimpulan mengenai persentase jenis kereta api pada jalur Rewulu-Wojo.

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PENJADWALAN KERETA: STUDI KASUS DAOP VIII JAWA TIMUR

SIMULASI SISTEM PENJADWALAN KERETA: STUDI KASUS DAOP VIII JAWA TIMUR Simulasi Sistem Penjadwalan Kereta: Studi Kasus Daop Viii Jawa Timur [Aditya Umbu Tana Amah, et al.] SIMULASI SISTEM PENJADWALAN KERETA: STUDI KASUS DAOP VIII JAWA TIMUR Aditya Umbu Tana Amah, Felix Pasila,

Lebih terperinci

1. MENGENAL VISUAL BASIC

1. MENGENAL VISUAL BASIC 1. MENGENAL VISUAL BASIC 1.1 Mengenal Visual Basic 6.0 Bahasa Basic pada dasarnya adalah bahasa yang mudah dimengerti sehingga pemrograman di dalam bahasa Basic dapat dengan mudah dilakukan meskipun oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandara Adisucipto adalah bandar udara yang terletak di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Semula Bandara Adisucipto

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi modern saat ini yang paling sering digunakan sebagai alat transportasi utama di beberapa kota besar di Indonesia,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III Program Studi DIII Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III Program Studi DIII Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika SOFTWARE SISTEM MONITORING WAKTU PEMBERHENTIAN DAN KEBERANGKATAN KERETA API MENGGUNAKAN DELPHI 2010, MYSQL, DAN JARINGAN Wi-Fi DENGAN MEMANFAATKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) TUGAS AKHIR Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional Peran perkeretaapian dalam penggerak utama perekonomian nasional telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat 1. Kondisi Eksisting Stasiun Lahat Stasiun Lahat merupakan stasiun yang berada di Jl. Mayor Ruslan, Kelurahan Pasar Baru,

Lebih terperinci

Visual Basic (VB) Tatik yuniati. Abstrak.

Visual Basic (VB) Tatik yuniati. Abstrak. Visual Basic (VB) Tatik yuniati Tatikyuniati10@yahoo.co.id Abstrak Visual Basic adalah generasi ketiga -event bahasa pemrograman dan lingkungan pengembangan terpadu (IDE) dari Microsoft untuk perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. mendekati kapasitas lintas maksimum untuk nilai headway tertentu. Pada

BAB III METODOLOGI. mendekati kapasitas lintas maksimum untuk nilai headway tertentu. Pada BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pendekatan Analisis Optimasi pada tujuan penelitian dilakukan dengan pendekatan sistem dimana pola operasi adalah optimum bila frekwensi perjalanan kereta api mendekati

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 110 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 110 TAHUN 2017 TENTANG MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 110 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API, PERJALANAN KERETA API

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No 60 Tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api, persyaratan tata letak, tata

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Simulasi 2.1.1 Pengertian Simulasi Simulasi merupakan salah satu cara untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi di dunia nyata (real world). Banyak metode yang dibangun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, bilangan-bilangan, uraian karakter yang mempunyai

Lebih terperinci

maupun jauh adalah kualitas jasa pelayanannya. Menurut ( Schumer,1974 ),

maupun jauh adalah kualitas jasa pelayanannya. Menurut ( Schumer,1974 ), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Transportasi Antar Moda Titik berat operasi angkutan penumpang baik jarak dekat, sedang, maupun jauh adalah kualitas jasa pelayanannya. Menurut ( Schumer,1974 ), mutu

Lebih terperinci

Analisis Pola Operasi Mempawah-Sanggau Kalimantan Barat

Analisis Pola Operasi Mempawah-Sanggau Kalimantan Barat Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018 Analisis Pola Operasi Mempawah-Sanggau Kalimantan Barat MUHAMMAD FAISHAL, SOFYAN TRIANA Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan sosial politik, sehingga transportasi menjadi urat nadi

Lebih terperinci

REKAYASA JALAN REL. MODUL 11 : Stasiun dan operasional KA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

REKAYASA JALAN REL. MODUL 11 : Stasiun dan operasional KA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL REKAYASA JALAN REL MODUL 11 : Stasiun dan operasional KA OUTLINE : a) Terminal KA stasiun b) Sistem pengoperasian dan pengamanan perjalanan KA c) Pengenalana Rambu/Semboyan pada kereta api d) Grafik Perjalanan

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat No.57, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Lalu Lintas Kereta Api. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 Tahun 2017 TENTANG LALU LINTAS KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (014) 1-5 1 PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN Aria Dwipa Sukmana, Budi Rahardjo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API I. UMUM Perkeretaapian merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.855, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Biaya. Prasarana. Perkeretaapian. Milik Negara. Biaya. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 62 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang tinggi, terutama di Pulau Jawa karena ibukota negara terletak di pulau ini. Jumlah penduduk Pulau Jawa pada

Lebih terperinci

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya - Krian DISUSUN OLEH ARIA DWIPA SUKMANA 3109100012 DOSEN PEMBIMBING BUDI RAHARDJO, ST, MT. JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Kereta api merupakan salah satu dari moda transportasi nasional yang ada sejak masa kolonial sampai dengan sekarang dan masa

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kondisi Stasiun Eksisting Stasiun Cicalengka merupakan stasiun yang berada pada lintas layanan Cicalengka-Nagreg-Lebakjero, terletak

Lebih terperinci

DASAR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

DASAR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 DASAR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Apa itu Visual Basic? Kata Visual menunjukkan cara yang digunakan untuk membuat Graphical User Interface (GUI). Dengan cara ini Anda tidak lagi menuliskan instruksi pemrograman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2008, hal : 34) Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai kumpulan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2008, hal : 34) Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai kumpulan 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Jogiyanto (2008, hal : 34) Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai kumpulan komponen yang saling berhubungan yang membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Penjualan Pada saat perusahaan menjual barang dagangnya, maka diperoleh pendapatan. Jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Jenis dan Kegiatan Stasiun Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas dan Kegiatan di Stasiun Kereta Api dalam bab 2 Jenis dan Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Kajian Pola Operasi Jalur Kereta Api Ganda

BAB III LANDASAN TEORI. A. Kajian Pola Operasi Jalur Kereta Api Ganda BAB III LANDASAN TEORI A. Kajian Pola Operasi Jalur Kereta Api Ganda Kajian pola operasi jalur kereta api ganda merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan jalur kereta api. Berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analaisis Tata Letak Jalur pada Stasiun Muara Enim

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analaisis Tata Letak Jalur pada Stasiun Muara Enim BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analaisis Tata Letak Jalur pada Stasiun Muara Enim 1. Kondisi Eksisting Stasiun Muara Enim Stasiun Muara Enim merupakan stasiun yang berada di Kecamatan Muara Enim, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Analisis Objek penelitian berupa rencana sistem angkutan kereta api khusus penumpang yang menghubungkan antara stasiun Tanjungkarang dengan stasiun Kertapati. Dengan

Lebih terperinci

Modul Praktikum Ke-1

Modul Praktikum Ke-1 Bahasa Pemrograman Dasar Fathurrohman 1 Modul Praktikum Ke-1 (Tampilan VB, Event, Property, Objek Kontrol : form, text, label, command) Mengenal Visual Basic (VB) Visual Basic adalah salah satu perangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional Perkeretaapian di Indonesia terus berkembang baik dalam prasarana jalan rel maupun sarana kereta apinya (Utomo,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Tipikal Tata Letak Dan Panjang Jalur Di Stasiun

BAB III LANDASAN TEORI. A. Tipikal Tata Letak Dan Panjang Jalur Di Stasiun BAB III LANDASAN TEORI A. Tipikal Tata Letak Dan Panjang Jalur Di Stasiun 1. Tipikal Tata Letak Jalur Stasiun Tata letak stasiun atau emplasemen adalah konfigurasi jalur untuk suatu tujuan tertentu, yaitu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 22 TAHUN 2003 TENTANG PENGOPERASIAN KERETA API. MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 22 TAHUN 2003 TENTANG PENGOPERASIAN KERETA API. MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 22 TAHUN 2003 TENTANG PENGOPERASIAN KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 1998 tentang Lalu Lintas dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat lain dengan atau tanpa menggunakan alat bantu. Transportasi merupakan unsur penting untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

Prosedur instalasi aplikasi Tuntun adalah dengan mengunduh Tuntun.apk pada

Prosedur instalasi aplikasi Tuntun adalah dengan mengunduh Tuntun.apk pada Prosedur Instalasi Prosedur instalasi aplikasi Tuntun adalah dengan mengunduh Tuntun.apk pada website www.tuntun.web.id. Gambar 1 Website Tuntun Setelah selesai mengunduh file Tuntun.apk, akses file Tuntun.apk

Lebih terperinci

KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA Dewi Rosyani NRP: 0821049 Pembimbing: Dr. Budi Hartanto S., Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

2.5 Sekilas tentang Visual Basic Keistimewaan Visual Baic 6.0

2.5 Sekilas tentang Visual Basic Keistimewaan Visual Baic 6.0 15 2.5 Sekilas tentang Visual Basic 6.0 Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah perintah atau instruksi yang dimengerti oleh komputer untuk

Lebih terperinci

KAJIAN TARIF KERETA API KALIGUNG JURUSAN TEGAL SEMARANG BERDASARKAN BOK DAN BIAYA KETERLAMBATAN

KAJIAN TARIF KERETA API KALIGUNG JURUSAN TEGAL SEMARANG BERDASARKAN BOK DAN BIAYA KETERLAMBATAN ISBN 979 978 3948 65 2 KAJIAN TARIF KERETA API KALIGUNG JURUSAN TEGAL SEMARANG BERDASARKAN BOK DAN BIAYA KETERLAMBATAN Agus Muldiyanto, S.T., M.T., 1 Abstrak Dua faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan Rute

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan Rute BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan

Lebih terperinci

Panduan Booking Tiket Kereta

Panduan Booking Tiket Kereta Panduan Booking Tiket Kereta 1. Login ke sistem https://transaksi.klikmbc.co.id/ 2. Klik submenu Kereta yang terletak di Homepage 3. Silahkan isi data: kota asal, kota tujuan, tanggal pergi dan jumlah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi dan

Lebih terperinci

KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA

KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM 109+635 SAMPAI DENGAN KM 116+871 ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA DOUBLE TRACK GEOMETRIC INVESTIGATION FROM KM 109+635 UNTIL KM 116+870 BETWEEN CIGANEA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran Dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran Dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional Peran perkeretaapian dalam pembangunan telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 43 Tahun 2011 tentang

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Kereta api yang beroperasi pada track Klaten-Maguwo Jumlah kereta api yang beroperasi berdasarkan GAPEKA 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar 93 KA/hari,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengumpulan data Tugas Akhir di SMA N 5 Medan. disebut dengan informasi. (Bambang Wahyudi,2003)

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengumpulan data Tugas Akhir di SMA N 5 Medan. disebut dengan informasi. (Bambang Wahyudi,2003) BAB 2 LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan bagian yang membahas tentang uraian pemecahan masalah melalui pembahasan secara teoritis. Teori-teori yang akan dikemukakan merupakan dasar-dasar penulis untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi dapat diartikan sebagai program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi komputer adalah suatu pekerjaan

Lebih terperinci

Bab III Metode Perancangan Sistem

Bab III Metode Perancangan Sistem 23 Bab III Metode Perancangan Sistem Perancangan sistem yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah dengan menggunakan metode prototyping. Proses pada model prototyping yang digambarkan pada Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkeretaapian Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2007, perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Manajemen 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen sendiri merupakan sistem manusia/mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata komputer berasal dari bahasa Inggris, to compute yang berarti menghitung.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata komputer berasal dari bahasa Inggris, to compute yang berarti menghitung. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komputer Kata komputer berasal dari bahasa Inggris, to compute yang berarti menghitung. Beberapa pakar dan peneliti mengartikan komputer sebagai berikut : 1. Menurut Hamacher,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Teknologi komputer sesungguhnya telah banyak merubah sistem tata kerja yang digunakan oleh manusia yang bergerak di bidang informasi. Istilah komputer mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. yang dimaksud dengan data dan informasi? Data adalah fakta fakta yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. yang dimaksud dengan data dan informasi? Data adalah fakta fakta yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang mengandung arti kesatuan dari bagian yang berhubungan satu dengan yang lain. Menurut Jogiyanto system adalah

Lebih terperinci

PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik Sipil (S-1) Diajukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Tipikal Tata Letak dan Panjang Efektif Jalur Stasiun

BAB III LANDASAN TEORI. A. Tipikal Tata Letak dan Panjang Efektif Jalur Stasiun BAB III LANDASAN TEORI A. Tipikal Tata Letak dan Panjang Efektif Jalur Stasiun 1. Tipikal Tata Letak Jalur Stasiun Penentuan tata letak jalur kereta api harus selalu disesuaikan dengan jalur kereta api

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam Bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk melaksanakan dan menyelesaikan sesuatu hasil studi. Dalam hal ini dikemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Program Aplikasi Program adalah kombinasi yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Malang telah dinobatkan sebagai kota pendidikan dan juga merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Kurang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya.

BAB 2 LANDASAN TEORI. prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Terdapat dua kelompok dalam mendefenisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi Data Statistik Pembuatan KTP Pada Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Medan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Survai Pendahuluan (Observasi) Pengumpulan Data

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Survai Pendahuluan (Observasi) Pengumpulan Data BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Tahapan Penelitian yang dilakukan dijelaskan pada bagan alir berikut: Mulai Studi Pustaka Survai Pendahuluan (Observasi) Pengumpulan Data Data Primer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem ada dua pendekatan yaitu menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Untuk pendekatan yang menekankan pada prosedur,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

USER MANUAL MANIFES ELEKTRONIK (FESTRONIK) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (UNTUK PENERIMA) VERSI 1.1

USER MANUAL MANIFES ELEKTRONIK (FESTRONIK) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (UNTUK PENERIMA) VERSI 1.1 USER MANUAL MANIFES ELEKTRONIK (FESTRONIK) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (UNTUK PENERIMA) VERSI 1.1 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Copyright @ 2017 Daftar Isi Daftar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 70 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berasal dari kata Latin, yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Dengan demikian,

Lebih terperinci

Pemrograman Visual Modul I Perkenalan Lembar Kerja VB 6.0. S. Thya Safitri

Pemrograman Visual Modul I Perkenalan Lembar Kerja VB 6.0. S. Thya Safitri Pemrograman Visual Modul I Perkenalan Lembar Kerja VB 6.0 S. Thya Safitri Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto 2016 Visual Basic adalah salah suatu development tools

Lebih terperinci

USULAN PEMBANGUNAN JALUR Kereta Api LAYANG CEPAT JAKARTA SURABAYA

USULAN PEMBANGUNAN JALUR Kereta Api LAYANG CEPAT JAKARTA SURABAYA USULAN PEMBANGUNAN JALUR Kereta Api LAYANG CEPAT JAKARTA SURABAYA Semakin padatnya lalu-lintas di jalur Pantura(Pantai Utara Jawa) yang menghubungkan kota Jakarta dengan kota-kota sepanjang jalan menuju

Lebih terperinci

No Output Informasi. 1 Neraca Aktiva dan Pasiva. 2 Laporan Laba-Rugi Laba/Rugi Kotor, Total HPP, Total

No Output Informasi. 1 Neraca Aktiva dan Pasiva. 2 Laporan Laba-Rugi Laba/Rugi Kotor, Total HPP, Total 4.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung dengan Owner UD Sanjaya Utama untuk mengkaji permasalahan yang ada di UD Sanjaya Utama selama

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL JALUR GANDA KERETA API ANTARA BOJONEGORO SURABAYA PASARTURI

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL JALUR GANDA KERETA API ANTARA BOJONEGORO SURABAYA PASARTURI EVALUASI KINERJA OPERASIONAL JALUR GANDA KERETA API ANTARA BOJONEGORO SURABAYA PASARTURI Rusman Prihatanto 1, Achmad Wicaksono 2, Ludfi Djakfar 2 1 Mahasiswa / Program Magister/Teknik Sipil/ Fakultas Teknik/

Lebih terperinci

BAB I SEKILAS VISUAL STUDIO.NET 2008

BAB I SEKILAS VISUAL STUDIO.NET 2008 BAB I SEKILAS VISUAL STUDIO.NET 2008 Pembahasan Materi : Mengenal IDE Visual Studio.NET 2008. Pembuatan project pada Visual Studio.NET 2008. Pengenalan kontrol yang sering digunakan, menulis kode program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Aplikasi Program aplikasi merupakan suatu bentuk rancangan program yang dibuat sedemikian rupa dalam mencapai suatu tujuan tertentu dengan mengikuti prosedur serta memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris berasal dari kata computer yang artinya menghitung.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Visual Basic 6.0 Bahasa pemograman Visual Basic 6.0 dapat digunakan untuk menyusun dan membuat program aplikasi pada sistem operasi windows. Program aplikasi dapat berupa program

Lebih terperinci

A. Memulai dan Struktur Visual Basic

A. Memulai dan Struktur Visual Basic BAB II PEMOGRAMAN VISUAL BASIC A. Memulai dan Struktur Visual Basic Jika program visual basic terinstalasi pada sistem operasi Microsoft Windows XP, maka Microsoft Visual Basic dapat dimulai dengan langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. komputer. Bahasa komputer berasal dari bahasa asing yaitu To Compute, yang artinya

BAB II LANDASAN TEORI. komputer. Bahasa komputer berasal dari bahasa asing yaitu To Compute, yang artinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Dalam merancang sebuah sistem informasi, digunakan suatu alat pendukung yaitu komputer. Bahasa komputer berasal dari bahasa asing yaitu To Compute, yang artinya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

USER GUIDE APLIKASI E-LOGBOOK oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Samarinda

USER GUIDE APLIKASI E-LOGBOOK oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Samarinda USER GUIDE APLIKASI E-LOGBOOK oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Samarinda 1 PENDAHULUAN Dalam rangka mengukur kinerja PNS dan memberikan tunjangan yang berkeadilan, perlu dibuat modul yang dapat mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Banyak perangkatperangkat yang dibuat maupun dikembangkan sesuai bidangnya masing-masing. Perangkat tersebut digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) adalah perusahaan pengelola kereta api di Indonesia yang telah banyak mengoperasikan kereta api penumpangnya, baik kereta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta, selain sebagai pusat pemerintahan Indonesia, adalah pusat ekonomi dan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Perkembangan ekonomi Jakarta menarik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

USER MANUAL MANIFES ELEKTRONIK (FESTRONIK) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (UNTUK PENGIRIM) VERSI 1.1

USER MANUAL MANIFES ELEKTRONIK (FESTRONIK) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (UNTUK PENGIRIM) VERSI 1.1 USER MANUAL MANIFES ELEKTRONIK (FESTRONIK) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (UNTUK PENGIRIM) VERSI 1.1 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Copyright @ 2017 Daftar Isi Daftar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Microsoft Visual Basic 6.0 Microsoft Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas dan juga mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Peran kereta api dalam tataran transportasi nasional telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 43 Tahun 2011

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Kondisi Stasiun Eksisting Dalam sebuah perancangan pengembangan stasiun kereta api harus terlebih dahulu mengetahui kondisi-kondisi stasiun

Lebih terperinci