,:*! f.uifr -baik antara prospek, dan yang bermanfaat untuk keputusan individual. 4. Kesimpulan. +konthr -*-D : x- fvlax&qk20) =* lvtaxftqr=40}

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ",:*! f.uifr -baik antara prospek, dan yang bermanfaat untuk keputusan individual. 4. Kesimpulan. +konthr -*-D : x- fvlax&qk20) =* lvtaxftqr=40}"

Transkripsi

1 I AnalisisPembentukan Fortofolio 79 Efficient Frontier : 300 t, 0( konthr *a*-a * -t1 -tr-c -*-D --x- fvlax&qk20) =* lvtaxftqr=40} 5:$ irbxeqc{r- o} --+-i,1ax&c{k80) --+-tlkxftqr=100) --+- lllaxeqqr=s) --*-* i{axftcir=10} Gambar 5 Efficient Frontier - Ekivalensi Kepastian Semua titik yang memaksimalkan ekivalensi ketidakpastian terletak pada efficient frontier Meskipun semua memiliki resiko, toleransi resiko yang sesuai dengan investasi minimum didaerah peralihan dari kurva. 4. Kesimpulan Hubungan antara teori preferensi dan efficient frontier untuk portofolio melalui CAPM Markowitz sangat berguna, mengarah pada keputusan investasiyang optimal. Pembuat keputusan melihat kemungkinan investasi efisien yang berbeda dan memilih yang optimal, dengan memaksimalkan ekivalensi kepastian. Makalah ini menjelaskan pentingnya dan potensi integrasi antata CAPM dan Teori Preferensi. Sebuah contoh kasus dieksplorasi, sebagai analogi untuk proyekproyek. Langkah berikutnya dalam manajemen resiko untuk proyek adalah pengembanga; dukungan keputusan terintegrasi memberikan_ investor perbandingan,:*! f.uifr -baik antara prospek, dan yang bermanfaat untuk keputusan individual (*utirg-rnusing prospek) atau untuk portofolio investasi' Efisien Frontier adalah profil return paling efisien untuk berbagai kombinasi Aset Beresiko. Maksud paling efisien itu berarti, retum sangat maksimum untuk kombinasi tertentu dari Aktiva Beresiko dan untuk Risiko yang diberikan, pada setiap titik pada Frontier Efisien. CAPM adalah hal yang sama, selain itu juga mencakup Aset bebas resiko bersama dengan kombinasi Aset Beresiko. Jumal &btemalika Vol.10 No.l Nopember 201 1

2 t:. ieffi.r._m4]!- 4iw; ;.r :....c&+ r:.a...::;:ji:,lw... a....t; I Volume 10 l,.i]]!i.:::#j :.... :. :. ;=::::jj:=..=h: 1.:. i.:.:4.:.f;-i.'w,.:r.:...::l;+ l::i.+:::i}-ff... ::.a.::::.t:!..:.tat:.. ISSN: ffilm. i,*.y.=,$!rength Dari 'Model Optimisasi Jonner Nainggolan Graf Buku (P,,K,") sytr Teorema Green Bentuk Yektor Gani Gunawan Pemodelan Kurva lmbal Hasil Obligasi Pemerintah Menggunakan Model Nerson-Siegel Muslim, Dedi Rosadi, Gunardi, Abdurakhman Kaj ian Te ntang Teorema-Burns ide dan Apli. kasinya Hamidah Suryani Lukman & lcih Sukarsih Model Antrian Muttichannel dan Muttiphase dengan Adanya Balking dan Renegrng Rahayu Nurfitri, Rini Cahyandari, Asep Solih Awalluddin Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Proyek Menggunakan Teori Preferensi dan Camp Efficient Frontier Elis Ratna Wulan Analisis Pengaruh Karakteristik Usaha Kecii Terhadap Efisiensi lndustri Sepatu Cibaduyut Eti Kurniati & lcih Sukarsih F**:;iies l

3 Volume 10 Nomor 1 Nopember ISSN: MATEMATIKA Daftar lsi Pengantar Daftar lsi Rismawati Ramdani TotalVeftex lnegutaity Strength dari Graf Buku (Pz x Kr,,) Jonner Nainggolan Model Optimisasi Vaksinasi Tipe SV/R 15 Gani Gunawan Teorema Green Bentuk Vektor Muslim, Dedi Rosadi, Gunardi, Abdurakhman Pemodelan Kurva lmbal Hasil Obligasi Pemerintah Menggunakan Model Nerson- Siegel Hamidah SuryaniLukman & lcih Sukarsih Kajian Tentang Teorema Burnside dan Aplikasinya Rahayu Nurfitri, RiniGahyandari, Asep Solih Awalluddin Modei Antri an M ulti ch an n el- M ulti phase deng an Adanya Balki n g dan Ren egi ng Elis Ratna Wulan Anatisis Pembentukan Portofolio Optimal Proyek Menggunakan Teori Preferensi dan Camp Efficient Frontier Eti Kumiati dan lcih Sukarsih Analisis Pengaruh Karafteristik Usaha Kecil Terhadap Efisiensi lndustri Sepatu Cibaduyut 81

4 72 Elis Ratna Wulan Menurut Jogiyanto (2009), CAPM dapat digunakan untuk r.::.: -* return suatu sekuritas. Asumsi-asumsi yang digunakan di model CAP\i ::: ' semua investor mempunyai cakrawala satu periode yang sama, (2.; sei---: - : melakukan pengamatan keputusan investasi berdasarkan pertimbangar::--'- - - return yang ekspektasi dan deviasi standar retunr dari portofoliony a. -i, * * investor memiliki harapan yang seragam terhadap faktor-faktor input ) a;:; : : untuk keputusan portofolio, (4) semua investor dapat meminjamka: :: -- r dananya atau meminjam sejumlah dana dengan jumlah yang tidak lerr:.-, i ' tingkat suku bunga bebas resiko, (5) penjualan pendek diijinkan, (6) s.. -, * dapat dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil dengan tidak ::.r::, semua aktiva dapat dipasarkan secara likuid sempurna, (8) tidak ada bia..'::,- * (9) tidak terjadi inflasi, (10) tidak ada pajak pendapatan pribadi, (11) inr 3s..: ---,- penerima harga, dan (12) pasar modal dalam kondisi ekuilibrium. Model CAPM dikembangkan oleh Harry Markowitz pada t :.. Berdasarkan keseimbangan alami antara resiko dan return dari setiap in.:..- diberikan, Markowitz membentuk teori untuk presifikasi aset. Ide ut:.r:.; - - ; adalah effi c ient portfol io frontier. q.) Tangency Portlolio <l) q) q) N r.-.-1 nsk free rate Best possible CAL Standard Deviation Gambar 1 Efficient Frontier Sebagaimana dijelaskan pada gambar 1, setiap kombinasi aset yang i:--- =' ' dapat diplot dalam ruang risiko-return, dan kumpulan semua portorc.:- --: mungkin didefinisikan di ruang ini. Garis sepanjang tepi atas dari daerah in. : ".-- sebagai perbatasan efisien (kadang-kadang "perbatasan Markowitz"). K.:: -' sepanjang garis ini mewakili portofolio (secara eksplisit tidak termasuk a.:=.-,- bebas risiko) yang terendah risikonya untuk suatu tingkat pengembalian. Seb.,-- * dengan jumlah resiko tertentu, portofolio terletak di perbatasan efisie:.. r = merupakan kombinasi penawaran keuntungan terbaik. Jumal Matematika Vol.10 No.l Nopemba 2011

5 74 Elis Ratna Wulan b. Hitung resiko maksimum yang berhubungan dengm c- Hitung return maksimal untuk tingkat resiko affin maksimum (yang dihitung berdasarkan sebelumnya); d. Menghubungkan titik-titik melalui smoothed currtdiplot. Misalkan, hanya dua proyek dalam portofolio, rumusnlr f; Et."5y5 : fi Pf1 x1 =.8ef3.":t1 f::,".j : io1r1); -,,6rr3i:.-?o1r3r1xror.. di mana, Retp6nl adalah retum portofolio oportr adalah resiko portfolio Ret1, Ret2 adalah return masing-masing proyek o1, o2 adalah resiko proyek-proyek p1,2 adalah indeks korelasi di antara proyek-proyek dan xr,xzadalah tingkat partisipasi pada setiap proyek Frontier tidak menonjolkan satu titik sebagai optimal, teapi rr1 resiko dan retum. Teori Preferensi memungkinkan untuk mencqbagi proyek. 2. Fungsi Utilitas, Ekivalensi Ketidakpastian dan CAPM Penggunaan fungsi utilitas pada proyek yang mengalokasih sama dengan modal adalah risk aversion, yaitu semakin besar resiko-: nilai tambah yang dirasakan oleh pembuat keputusan. Di sisi lair perusahaan teknologi baru cenderung risk prono. Salah satu cara mudah untuk mengukur hubungan ini adatah Fungsi utilitas cenderung mengikuti bentuk dasar yang ditunjukkan Jumal l,latenralika Vol.10 No.l Nopember 201 1

6 76 Elis Ratna Wulan Ketika beberapa proyek sedang dipertimbangkan penyederhanaan br_r_u dapat dilakukan: EoC{-Pori;ri : tr1" di mana, -i"=1 \ RI EV adalah yang diharapkan dari portofolio o2 adalahvarians dari portofolio R adalah toleransi resiko Menggunakan rumus di atas untuk nilai yang berbeda dari R. ber,.: ekivalensi ketidakpastian optimum dicapai. Setelah resiko toleransi ditenr: masalah seleksi portofolio ternyata menjadi masalah yang sederhana. 3. Contoh Kasus Misalkan investor memiliki empat pilihan berikut, proyek A, B, C dai: - sebagai pilihan investasi yang memiliki karakteristik (biaya pengembangan. re:-- dan risiko diberikan dalam miliar rupiah). r{ :ir5t-i![ ;r:-]ll q Project A B C D Projects Development Costs Return Risk I Id Gambar 3 Ringkasan Proyek Misalkan juga bahwa perusahaan ini dapat berinvestasi sampai 400 mii::: rupiah dan kelonggaran anggaran minimum untuk proyek ini adalah 20 miliar rupi::: Mengikuti langkah-langkah yang disebutkan sebelumnya, relasi resiko-retum dape dioptimalkan. Efficient frontier ditunjukkan pada grafik pada gambar 4, deng-: indikasi resiko dan return untuk empat proyek secara individual. Jumal lvhtematika Vol.'10 No.1 Nopemba2Cl'1

7 78 Elis Raha Wulan Seiring meningkatnya resiko, proyek D cenderung ditinggalkan dan prcltt B dan C cenderung meningkatkan partisipasi hingga i00%. Metode CAPM saryil berguna dalam seleksi portofolio. Untuk mencapai resiko dan return setiap prolel umumnya analisis resiko yang lebih luas harus dibuat sebelumnya..l' Efficient frontier diplot mempertimbangkan portofolio empat prolel Sekarang tujuan dari optimisasi adalah untuk memaksimalkan ekivalensi ketidakpastian dengan mengubah tingkat partisipasi dalam empat proyek. Tabel 2 menunjukkan, untuk toleransi resiko yarig berbeda, resiko dan reun dicapai, serta tingkat partisipasi pada empat proyek, dan alokasi modal dalil portofolio. Risk Return T abel 2 Toleransi Resiko -JIl o/oa. o/ob '/oc o/od [lg R:5 R: l0 R:20 R=d0 R=60 R=80 R=100 R:200 R=300 R= f Melampaui toleransi resiko 100 miliar rupiah, titik ambang dicapai. Tidak la$i dapat ditamuatrtcan resiko atau retum pada portofolio ini. Hanya toleransi resiho terkecil, 5 miliar rupiah, tidak menggunakan semua modal yang tersedia. Dalam grafik pada gambar j, efficient frontier, empat proyek dan seleksi portofolio untuli R bervariasi dari 5 sampai 100 miliar rupiah ditampilkan Jl i ,0 -'1 I i 1 q e6={,j.,q="-t-l {. EJ cd ;{ I r*i t EElq Fd 14-t ie sl 1,! -{g I hrdl -1 =4i md Jumal &htematika Vol.10 No.1 Nopember 201 I

8 80 Elis Raha Wulan Daftar Pustaka tl]' De Jong, T-J., dkk. optimization Models, cambridge University press. t21. Hartley, M.J. (199s). Marlawitz Models of portfurio selection: TI* Prablem. t3l. Michailidis, G., dkk. (2006). Testing The capital Asset pricrng (GAPM): The case of The Emerging Greek securities Ma*ey hten Research Journal of Finance and Economics 2AA6; 4; 7g l4l. Motta, R., dkk. (2001). Combining preferences Theory and CApM Frontier: Towards An optimum portfolio of upstream projects. san l5l. Sukarno, M. QA\T. Menggunakan Metode Analisis Pembentukan Portfulio Optimot Single Indelrs di Bursa Efek Jakarta, Diponegoro, Semarang. t6l. Tesarone, F., dkk. (2010). Portfulio serection problems in prm*s comparison Between Linear and Quadratic optimization Models, Roma_ Jumal lvhtemalika Vol.10 No.1 Nopember 201'l 1

9 Volume 10 Nomor 1 Nopember ISSN: MATEMATIKA PENANGGUNG JAWAB M. Yusuf Fajar, Drs., M.Si. (ex. officio Dekan Fakultas MIPA UNISBA) KETUA PENYUNTING Gani Gunawan, S.Si., M.Si. PENYUNTING PELAKSANA Yani Ramdhani, Dra., M.Pd. Eti Kumiati, Dra., M.Si. Onoy Rohaeni, Dra., M.Sc. Didi Suhaedi, S.Si., M.Kom. Yurika Permanasari, S.Si., M.Kom. Farid Hirji Badruzzaman, Drs. Erwin Harahap, S,Si., M.Sc. lcih Sukarsih, S.Si., M.Si. SEKRETARIAT Tinne Susiana Mastur, S.Pd.l. ALAMAT REDAKSI Program Studi Matematika FMIPA UNISBA Jl. Purnawarman No. 63 Bandung math-unisba@unisba.ac.id Telp. (022) Pes.1 36 fax. {a22144o678 PENGANTAR REDAKSI Bismillahirrahmanirrahim Assalamu'alaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT bahwa Jurnal Matematika volume 10 No.1 ini dapat terbit di hadapan pembaca. Seluruh artikel yang dimuat pada edisi kali ini merupakan hasil penelitian, analisis dan studi literatur di bidang matematika dan terapannya, yang sebagian besar ditulis oleh para dosen matematika di luar Unisba, Keseluruhan artikel yang disajikan pada edisi kali ini diharapkan dapat menambah wawasan pemikiran dan pengetahuan di bidang kajian matematika dan menambah wawasan penerapan matematika di bidang ilmu lainnya bagi para pembaca. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pa:'a penulis yang telah mengirimkan artikelnya yang dimuat dalam jurnal terbitan kali ini. Kami mengharapkan para peneliti di bidang matematika dapat megirimkan hasil penelitiannya untuk dimuai pada Jurnal Matematika edisi berikutnya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Redaksi

10 .hrnai Matematika Vol.' 0 No.1 ilovember 2011 [i1 :80] ANALISIS PEMBENTUKA}I PORTOFOI.IO OPTIMAL PROYEK MENGGTTNAKAI\ TEORI PREFERENSI DAN CAPM EFFICIf,NT FRONTIER I Elis Ratna Wulan Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung elisrwulan@yahoo.com Abstrak Makalah ini menyajikan hubungan antaraalat optimasi.numerik ypng diaplikasikan pada investasi dan teori preferensi, menggunakan fungsi risk avertion, dalam pembentukan portofolio optimum proyek. Proyek memiliki ketidakpastian yang tinggi dihubungkan dengan return atau keuntungan investasi. Oleh karena itu perlu dicari alat yang dapat mengidentifikasi dan mengurangi resiko. Lebih jauh makalah ini menyajikan CAPM (Capital Asset Pricing Model) dan teknik analisis resiko yang diaplikasikan pada proyek sehingga terlihat integrasi antara CAPN{ dan analisis resiko melalui teori preferensi menggunakan fungsi utilitas dan konsep ekivalensi kepastian. Kata kunci:" CAP M. P ortofolio optimal Abstract This paper presents the relationship between numerical optimization tool is applied to the invesftnent and the theory of preference, using a risk function avertion, in the formation of optimum portfolio of prpjects. The project has a high uncertainty associated with the return or return on investment. It is therefore necessary to find a tool that can identify and reduce risk. Furthermore, this paper presents the CAPM (Capital Asset Pricing Model) and risk analysis techniques are applied to the project so that it looks the integration between the CAPM and risk analysis through the theory of preferences using utility functions and the concept ofcertainty equivalonce. Keywords: CAPM. optimal Po*folio l- Pendahuluan Definisi dari Capital Asset Pricing Model (CAPM) menurut Keown et. al. (2005) adalah: "An equation stating that the expected rate of return on an investment is a furtion of the riskfree rote, the investment's systematic risk, and the expected risk pemiumfor the market portofolio of all risky securities". Konsep CAPM pada umumnya berguna untuk mengkuantifikasikan h6ungan antira resiko dan retum. CAPM berfungsi menjelaskan tingkah laku dari hga-harga sekuritas dan memberikan mekanigme bagi investor untuk memiliki pmgaruh suatu sekuritas terhadap resiko dan retum-

11 . Analisis Pernbentukan Fortoffio 73 Secara matematis Frontier Efisien adalah persimpangan Himpunan Portofolio dengan Varians Minimum dan Himpunan Portofolio dengan return maksimum. Perbatasan efisien digambarkan di gambar 1, dengan pp return pada sumbu y, dan op risiko pada sumbu-x. Perbatasan efisien akan cembung - ini karena karakteristik laba-risiko dari perubahan portofolio non-linear sebagai bobot komponen berubah. (Seperti dijelaskan di atas, risiko portofolio adalah fungsi korelasi dari komponen aset, dan dengan demikian perubahan non-linear sebagai bobot perubahan komponen aset.) Perbatasan efisien adalah sebuah parabola (hiperbola) ketika hasil yang diharapkan diplot terhadap varians (standar deviasi). Daerah di atas perbatasan tidak mungkin dapat dicapai dengan memegang aset berisiko saja. Tidak ada portofolio dapat dibangun sesuai dengan poin di daerah ini. Poin di bawah perbatasan adalah suboptimal. Seorang investor yang rasional akan memega,ng portofolio hanya di wilayah perbatasan. Dalam setiap proyek atau investasi di mana ketidakpastian terlibat, return 5rang diberikan oleh rata-rata bersih nilai saat ini atau tingkat pengembalian intemal yang dihitung melalui sejumlah iterasi yang cukup besar untuk pendekatan hasil ratarata dengan nilai yang diharapkan dari investasi atau proyek. Resiko dianggap sebagai dispersi hasil dari pengukuran return. Pada rryrumnya, deviasi standar digunakan dengan asumsi bahwa distribusi data adalah mungkin dipahami normal atau lognormal. Meningkatnya retum juga berarti resiko hbih besar, ini merupakan fakta alami. Model Markowitz menggambarkan hal trsebut dengan sangat baik, dengan efficient frontier dari portfolio. Bekerja dengan angka yang diberikan oleh proyek, dan menggunakan teberapa pembatasan, seperti modal yang tersedia untuk diterapkan dalam portofolio, dalah mungkin untuk membangun efficient frontier. Pengoptimalan linier atau non linier merupakan komponen penting untuk mlusi dari masalah ini. Dalam hal ini pengoptimasi bekerja melalui metode steep descent, yaitu memodifiksi parameter dalam arah berlawanan dari pertumbuhan fugsi kesalahan. Beberapa karakteristik dari proyek khususnya industri minyak terlibat dalam nasalah ini. Di sektor ini, perusahaan sering membuat joint venture untuk nenyelesaikan proyek. Misalkan resiko maksimum yang akan diambil sebuah pusahaam, fungsi tujuan adalah untuk memaksimalkan return yang diberikan 6ng* pembatasan modal maksimum untuk diinvestasikan. Opimisasi dibuaat dengan mengubah tingkat partisipasi dalam setiap proyek (dari 0oZ sampai 100%). Langkah-langkah berikut diperlukan untuk komposisi effi cient frontier: a. Tentukan resiko yang lebih kecil dari investasi minimum dan retumnya; Jumal Bhbmafta Vol.10 No.1 l'loperta20ll

12 Analisis Peiltentuka Fortofulb 75 Gambar 2 Fungsi Utilitas Dari gambar 2, U(X) berarti utilitas investasi dan EV(X) adalah nilai yang diharapkan dari investasi yang sama, asumsikan resiko (standar deviasi) adalah proposional. Ide ekivalensi kepastian berasal dari fungsi utilitas, di mana sejumlah pembuat keputusan akan membayar untuk investasi berresiko. Memaksimalkan ekivalensi kepastian ini berarti memaksimalkan nilai investasi untuk pernbuat keputusan. Investor risk averse diharapkan memiliki ekivalensi ketidakpastian yang kurang dari nilai harapan dari bisnis yang dievaluasi- Penggunaan fungsi utilitas eksponensial untuk ekivalensi ketidakpastian berdasarkan rumus berikut ini: / -l-t\ -':'i'1'\ EnCi.r)- -RInlpre t,s!+pre '.n;1 -\J V1 adalah nilai keuangan investasi 1 Vz adalah nilai keuangan investasi 2 p1 adalah probabilitas dari peristiwa 1 p2 adalah probabilitas dari peristiwa 2 R adalah toleransi resiko. Menggunakan nilai R ini, ekivalensi kepastian dapat dihitung untuk investasi. Toleransi."iit o yang lebih rendah berarti preferensi resiko bisnis yang lebih rendah- Jika toleransi resitco diketahui, maka mungkin untuk menghitung alokasi modal erbaik untuk portofolio. Jumal ilhterna$ra Vd.10 No.l Nopen$er20ll

13 j Analisis Pembeltukan FortofCio 77 Efficient Frontier L : 300 G' Risk Gambar 4 Efficient Frontier untuk Empat Proyek Meningkatkan tingkat - minimal' return juga meningkat' Frontier mencerminkan hubungan optimal?nyrur.rito oun t"tutl. Tabel 1 menyajikan hasil untuk optimisasi pada'jiiui titir. tingkatan partisipasi setiap pilihan' Tabel l OPtimisasi ) l l Portf. Cost 20 IM.I , t N O l Jumal llhtematla Vol'1 0 llo'1 Nopember 201 1

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PROYEK MENGGUNAKAN TEORI PREFERENSI DAN CAPM EFFICIENT FRONTIER

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PROYEK MENGGUNAKAN TEORI PREFERENSI DAN CAPM EFFICIENT FRONTIER ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PROYEK MENGGUNAKAN TEORI PREFERENSI DAN CAPM EFFICIENT FRONTIER Elis Ratna Wulan Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung e-mail: elisrwulan@yahoo.com

Lebih terperinci

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam memilih portofolio optimal. Ada tiga konsep dasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

Portofolio yang Efisien dan Optimal

Portofolio yang Efisien dan Optimal Teori Portofolio 1 Portofolio yang Efisien dan Optimal Portofolio efisien ialah portofolio yang memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau portofolio

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu: portofolio efisien dan portofolio optimal fungsi

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Menentukan Expected Return Optimal Berdasarkan Bobot Dana yang dialokasikan Kepada Aset yang Beresiko dari Suatu Portofolio Menggunakan Fungsi Utility Determine Expected

Lebih terperinci

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal. Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI Oleh : FIKI FARKHATI NIM. 24010210120050 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi

Lebih terperinci

Model-model Keseimbangan

Model-model Keseimbangan Materi 5 Model-model Keseimbangan Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MODEL-MODEL MODEL KESEIMBANGAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PORTOFOLIO PASAR GARIS PASAR MODAL (CAPITAL GARIS PASAR SEKURITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Investasi Menurut Kamaruddin (2004), investasi adalah menempatkan dana atau uang dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana

Lebih terperinci

Model-model keseimbangan

Model-model keseimbangan Model-model keseimbangan Model-model keseimbangan Capital aset pricing model (CAPM) Model Capital aset pricing model (CAPM) merupakan model keseimbangan yang menggambarkan hubungan risiko dan return secara

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 71 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif, karena tujuan penelitian

Lebih terperinci

Return Portofolio. Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD

Return Portofolio. Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD RISK PREMIUM DAN PORTFOLIO THEORY Pembahasan lebih lanjut tentang resiko banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep risiko portofolio dari Harry M. Markowitz pada tahun 1950-an

BAB I PENDAHULUAN. Konsep risiko portofolio dari Harry M. Markowitz pada tahun 1950-an BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep risiko portofolio dari Harry M. Markowitz pada tahun 1950-an menunjukkan bahwa secara umum risiko sekuritas dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu bagian penting dari sektor perekonomian suatu negara Apabila kondisi perekonomian suatu negara sedang membaik dan diikuti dengan perkembangan

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) Investor dalam membentuk portofolio diperlukan perhitungan return ekspektasi dari masing-masing aktiva untuk dimasukkan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio S-7 Fitri Amanah 1 1 Alumni Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam pasar modal saat ini kian menarik banyak investor untuk melakukan investasi. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia kian hari kian meningkat sehingga menuntut manusia untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Meningkatnya kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE TAHUN

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE TAHUN ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE TAHUN 2011 2013 Sofyarosa Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAK

Lebih terperinci

KEUNIKAN MODEL BLACK LITTERMAN DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO 1. Abstract

KEUNIKAN MODEL BLACK LITTERMAN DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO 1. Abstract KEUNIKAN MODEL BLACK LITTERMAN DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO 1 Retno Subekti 2 Abstract Teori pembentukan portofolio diawali oleh Markowitz dengan mean-variancenya di tahun 50an. Selanjutnya bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang atau long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM) mula-mula adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Markowitz (1952). Secara sederhana,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Portofolio adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai instrumen atau aset investasi yang disusun untuk mencapai tujuan investasi investor. Selain itu, kombinasi berbagai

Lebih terperinci

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PORTOFOLIO PASAR GARIS PASAR MODAL (CAPITAL MARKET LINE/CML) GARIS PASAR SEKURITAS (SECURITY MARKET LINE/SML) PENGUJIAN TERHADAP CAPM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM

Lebih terperinci

Portofolio Optimization

Portofolio Optimization Lampiran V.II Portofolio Optimization Optimisasi Portofolio Tim Bidang Investasi ADPI, November 016 Asset Allocation Alokasi Aset Tim Bidang Investasi ADPI, November 016 DAFTAR ISI 1. Pengantar. Toleransi

Lebih terperinci

Analisis Portofolio dalam Investasi Saham Pada Pasar Modal

Analisis Portofolio dalam Investasi Saham Pada Pasar Modal Analisis Portofolio dalam Investasi Saham Pada Pasar Modal 1 Amir Tjolleng, 2 Tohap Manurung 2 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Sam Ratulangi, kris_ton79@yahoo.com Abstract Investors who

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang tidak selalu stabil, membuat para pengusaha untuk mengantisipasi dalam mengolah dana perusahaannya. Tidak jarang para pengusaha memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Investasi merupakan kegiatan yang membawa konsekuensi untung dan rugi. Hal yang mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar Garis pasar modal Garis pasar sekuritas Estimasi Beta

Lebih terperinci

46 Jurnal Matematika Vol 6 No 4 tahun 2017

46 Jurnal Matematika Vol 6 No 4 tahun 2017 46 Jurnal Matematika Vol 6 No 4 tahun 2017 OPTIMASI PORTOFOLIO MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAST DISCRIMINANT DENGAN RETURN BLACK LITTERMAN PORTOFOLIO OPTIMIZATION USING LEAST DISCRIMINANT APPROACH WITH BLACK

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penempatan dana pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada financial

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya II. LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar modal

Lebih terperinci

COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN PORTOFOLIO Nama Mahasiswa : Putri Ciptaningrum NRP : Dosen Pembimbing : Drs.

COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN PORTOFOLIO Nama Mahasiswa : Putri Ciptaningrum NRP : Dosen Pembimbing : Drs. COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN PORTOFOLIO Nama Mahasiswa : Putri Ciptaningrum NRP : 1206 100 018 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, MT Abstrak merupakan gabungan atas sekumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.

Lebih terperinci

Dua model keseimbangan:

Dua model keseimbangan: Dua model keseimbangan: 3/40 Capital Asset Pricing Model (CAPM) Arbitrage Pricing Theory (APT) CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) CAPM adalah model hubungan antara tingkat return harapan dari suatu aset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

Kajian Simulasi terhadap Sensitivitas Portofolio Optimal Model Mean-Variance

Kajian Simulasi terhadap Sensitivitas Portofolio Optimal Model Mean-Variance SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Kajian Simulasi terhadap Sensitivitas Portofolio Optimal Model Mean-Variance S - 2 Epha Diana Supandi 1,2, Dedi Rosadi 2, Abdurakhman 2 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Salah satu cara adalah dengan melakukan investasi. Investasi pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan cukup signifikan. Hal itu ditunjukan dengan semakin banyak jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan kapitalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar ini, investasi memiliki risiko dan return yang berbeda. Risiko dan

BAB I PENDAHULUAN. pasar ini, investasi memiliki risiko dan return yang berbeda. Risiko dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan di beberapa jenis pasar keuangan, mulai dari pasar uang, pasar modal, hingga pasar derivatif. Dalam setiap jenis pasar ini, investasi memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Definisi Indeks LQ45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Andika Setiawan B100120254 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang tahu memanfaatkan peluang untuk memperoleh keuntungan maksimal dari harta yang dimilikinya. Investasi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN NILAI EKSPEKTASI RETURN DAN RISIKO DARI PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MEAN - VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO

PERHITUNGAN NILAI EKSPEKTASI RETURN DAN RISIKO DARI PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MEAN - VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No.1 (2014), hal 51-56. PERHITUNGAN NILAI EKSPEKTASI RETURN DAN RISIKO DARI PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MEAN - VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi sebagai alat ukur dalam menganalisa seberapa besar perkembangan perekonomian di suatu negara. Selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan pengeluaran modal saat ini, untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aktiva finansial yang paling populer saat ini adalah saham. Saham adalah salah satu jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal. Jika investor membeli

Lebih terperinci

Materi 4 Pemilihan Portfolio. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE.,M.Si.

Materi 4 Pemilihan Portfolio. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE.,M.Si. Materi 4 Pemilihan Portfolio Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE.,M.Si. PEMILIHAN PORTOFOLIO BEBERAPA KONSEP DASAR - Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal - Fungsi utilitas dan kurva indiferens - Aset berisiko

Lebih terperinci

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset M a n a j e m e n K e u a n g a n 59 Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai definisi, teknik perhitungan, jenis, dan hubungan antara risiko dan hasil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. Mereka berharap dengan melakukan investasi dapat memperoleh keuntungan di waktu mendatang. Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut CAPM. Model ini memberikan prediksi yang tepat tentang bagaimana hubungan antara risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian keuangan dan juga teori keuangan biasanya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga disebut teori pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kegiatan investasi saham menarik perhatian masyarakat dan diminati oleh usahawan dikarenakan adanya kebutuhan yang direncanakan untuk masa depan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah salah satu jalan untuk menempatkan dana atau uang dengan harapan kita akan mendapatkan keuntungan atau tambahan tertentu atas dana atau uang tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Systematic Risk & Beta Security Market Line & Capital Asset Pricing Model Sebagaimana

Lebih terperinci

Menentukan Return Portofolio yang Dikenakan Pajak terhadap Deviden dan Capital Gain Menggunakan Capital Asset Pricing Model

Menentukan Return Portofolio yang Dikenakan Pajak terhadap Deviden dan Capital Gain Menggunakan Capital Asset Pricing Model Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Menentukan Return Portofolio yang Dikenakan Pajak terhadap Deviden dan Capital Gain Menggunakan Capital Asset Pricing Model 1 Siti Jubaedah, 2 Eti Kurniati, 3 Onoy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian investasi secara umum adalah kegiatan penanaman sejumlah tertentu dana pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar atau keuntungan di masa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memainkan peran yang strategis dan sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, pasar modal yang berkembang sangat baik akan memberikan

Lebih terperinci

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL 3.1 Capital Asset Pricing Model Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner dan Mossin pada tahun 1964 hingga 1966. Capital assets pricing model merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengertian investasi secara umum adalah suatu kegiatan menempatkan dana dalam jumlah tertentu untuk suatu periode waktu dengan harapan investor dapat memperoleh penghasilan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan bentuk penanaman modal atau suatu kegiatan penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan keuntungan kelak. Investasi pada saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan di kehidupan nyata yang dapat diselesaikan dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan di kehidupan nyata yang dapat diselesaikan dengan pendekatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemodelan matematika terbentuk untuk menyelesaikan suatu permasalahan di kehidupan nyata yang dapat diselesaikan dengan pendekatan matematis. Salah satu konsep yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih memilih menabung di bank

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih memilih menabung di bank BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih memilih menabung di bank dengan adanya jaminan rasa aman. Namun secara perlahan tapi pasti, iklim investasi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan untuk menerima simpanan, memberikan kredit, dan menerima serta menerbitkan cek (Badan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia banyak menjadi sorotan dikarenakan situasi dan kondisi perekonomian yang tidak stabil.padahal perkembangan ekonomi itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, Compromise Programming,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Namun dalam dunia yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikiran Untuk melakukan penelitian dan analisa kinerja saham-saham yang masuk dalam kategori LQ45 terhadap teori CAPM, penulis menggunakan data-data historis

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL CAPITAL ASSET PRICING MODEL

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL CAPITAL ASSET PRICING MODEL ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN MODEL BLACK LITTERMAN (Studi Kasus: Saham-Saham yang Tergabung dalam Indeks BISNIS-27 Periode 2010-2014) SKRIPSI Disusun Oleh

Lebih terperinci

LCAPM yang dibentuk dari aset-aset berisiko adalah portofolio optimal yang meminimalkan nilai risiko.

LCAPM yang dibentuk dari aset-aset berisiko adalah portofolio optimal yang meminimalkan nilai risiko. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan sejumlah modal pada satu atau lebih aset dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti di negara negara berkembang lainnya, para investor di Pasar Modal Indonesia mengharapkan keuntungan yang lebih besar karena ada dua alasan (Mobius, 1996 ).

Lebih terperinci

OPTIMASI PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL (SIM)

OPTIMASI PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL (SIM) OPTIMASI PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL (SIM) SKRIPSI INDIRA SEPTIKA 080823019 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 OPTIMASI

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perusahaan tentu terdapat bagian manajemen keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perusahaan tentu terdapat bagian manajemen keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didalam perusahaan tentu terdapat bagian manajemen keuangan yang mengatur segala sesuatu tentang fungsi keuangan. Semua fungsi keuangan terdiri dari bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keinginan paling mendasar bagi manusia adalah keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Pemilik dana pada

Lebih terperinci

ESTIMASI KURVA YIELD OBLIGASI PEMERINTAH KODE FR (FIXED RATE) MENGGUNAKAN CUBIC B-SPLINE

ESTIMASI KURVA YIELD OBLIGASI PEMERINTAH KODE FR (FIXED RATE) MENGGUNAKAN CUBIC B-SPLINE ESTIMASI KURVA YIELD OBLIGASI PEMERINTAH KODE FR (FIXED RATE) MENGGUNAKAN CUBIC B-SPLINE SKRIPSI Oleh : DINA KUSUMA WARDANI NIM : J2E 007 006 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS

Lebih terperinci