ARTIKEL. Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh. Maria Meilinda PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL. Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh. Maria Meilinda PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL MENGGUNAKAN SKALA GUTTMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 SISWA KELAS 4 SEMESTER 2 DI SALATIGA TAHUN 2015/2016 ARTIKEL Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Oleh Maria Meilinda PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2 2

3 3

4 4

5 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL MENGGUNAKAN SKALA GUTTMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 SISWA KELAS 4 SD DI SALATIGA SEMESTER 2 TAHUN 2015/2016 Maria Meilinda Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas kristen satya wacana ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan instrumen penilaian sikap spiritual yang berkualitas untuk mengukur sikap spiritual siswa berdasarkan kurikulum 2013 kelas 4 sd di salatiga dengan target pencapaian menghasilkan produk instrumen penilaian yang berkualitas dan visibilitas sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar untuk mengukur sikap spiritual siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development/r&d). Prosedur utama penelitian ini adalah melakukan analisis produk instrumen pneilaian sikap spiritual yang dikembangkan; mengembangkan produk awal, analisis butir pernyataan, uji coba lapangan dan revisis produk. Penelitian ini dilakukan di tiga SD Negeri di salatiga. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa instrumen penilaian sikap spiritual berkualitas dan layak digunakan dalam pembelajaran untuk menilaia sikap spiritual siswa SD kelas 4 di Salatiga dengan tema Tempat Tinggalku subtema Keunikan Daerah Tempat tinggalku dan menghasilkan 20 item pernyataan yang dikembangkan menggunakan skala Guttman yang sudah direvis, diujicobakan dan di analisis validitas dan reliabilitas sehingga menghasilkan instrumen penilaian sikap spiritual yang baik sebagia alat ukur sikap spiritual siswa. Kata Kunci : Instrumen Penilaian, Sikap Spiritual, Skala Guttman PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kurikulum 2013 penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam penilaian sikap, pendidik melakukan penilaian melalui observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Peniaian pengetahuan pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan penugasan. Dan pada penilaian keterampilan pendidik menilai kompetensi melalui penilaian kinerja. Penilaian sikap dalam kurikulim 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, 5

6 dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai wujud eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan. Didalam standar penilaian pendidikan nomor 66 tahun 2013, juga dijelaskan bahwa dalam prisip penilaian harus objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel dan edukatif. Sedangkan untuk melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian yang disebut rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Dari hasil observasi, guru membutuhkan instrumen yang lengkap, dapat menilai sikap dalam proses pembelajaran, praktis, mudah, lengkap, instrumen yang baik dan luas, instrumen yang dapat mengukur sikap baik spiritual, sosial dan kepribadian, serta dapat diimplemantasikan dalam sehari-hari, dan objektif serta dapat menilai sesuai kondisi. Untuk itu mengembangkan instrumen penilaian ranah sikap spiritual dengan menggunakan model skala Guttman, untuk memberikan sumbangan pemikiran berupa instrumen penilaian sikap untuk memudahkan guru dalam menilai sikap dan lebih objektif dalam menentukan penilaian sikap spiritual siswa. Tujuan Khusus Penelitian pengembangan instrumen penilaian sikap spiritual ini bertujuan untuk : 1. Mampu melakukan penilaian instrumen aspek sikap spiritual pada pembelajran tematik kelas 4 tema 8 subtema 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku berdasarkan kurikulum Instrumen aspek sikap spiritual terdiri dari 20 nutir pernyataan dengan 2 alternatif jawaban. 3. Instrumen aspek sikap spiritual disusun berdasarkan materi tema 8 subtema 2 Keunikan Daerah tempat tinggalku dalam kurikulum Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mnberi insformasi dan pengetahuan untuk mengembangkan dunia pendidikan khususnya dalam hal pengembangan instrumen penilaian sikap spiritual. Manfaat Praktis untuk : 6

7 1. Memberi kemudahan pada guru SD untuk melakukan penilaian aspek sikap spiritual padap embelajaran tematik kelas 4 semester 2 tema 8 subtema 2 berdasarkan kurikulum Memperoleh dan mengembangkan instrumen aspek sikap spiritual pada materi dan subtema yang lain. Kajian Pustaka Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran tematik untuk kelas 4 semester 2 terdiri 5 tema yaitu tema 5 Pahlawan ku Tema 6 Indahnya negeriku Tema 7 citacita ku Tema 8 Tempat tinggal ku Tema 9 Makanan ku Sehat dan Bergizi. Dari tema 8 Tempat Tinggal Ku terdiri dari subtema 1 Lingkungan Tempat Tinggalku Subtema 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku subtema 3 Aku Bangga Dengan Daerah Tempat Tinggalku. berikut adalah sajian tema dan penjabaran dari sub tema: Tabel 2.1 Pembelajaran Tematik Kelas 4 Semester II Tema Sub Tema 1 Perjuangan Para Pahlawan 5 Pahwlanku 2 Pahlawanku Kebanggaanku 3 Sikap Kepahlawanan 1 Keanekaragaman Hewan dan Tumbuhan 6 Indahnya Negeriku 2 Keindahan Alam Negeriku 3 Indahnya Peninggalan Sejarah 1 Aku dan Cita-citaku 7 Cita-citaku 2 Hebatnya Cita-citaku 3 Giat Berusaha Meraih Cita-cita 1 Lingkungan Tempat Tinggalku 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku 8 Tempat Tinggalku 3 Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku 1 Makananku Sehat dan Bergizi 9 Makananku Sehat dan 2 Manfaat Makanan Sehat dan Bergizi Bergizi 3 Kebiasaan Makanku Sumber : Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 4 Pada pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013 disekolah, guru harus menggunakan pendekatan ilmiah (scientific) dalam proses pembelajaran yang menyentuh tiga aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam Buku Guru IPS Kelas 7 SMP (2014, 8) mendefinisikan pendekatan scientifik sebagai pembelajaran yang dirancang 7

8 sedemikian rupa, sehingga peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan tahapan mengamati, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan inormasi, mengolah informasi dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan kesimpulan (5M). Daryanto (2014:51) mendefinisikan bahwa pendekatan pembelajaran scieintific adalah pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip. Sependapat dengan itu, Kurniasih, Imas, dkk (2014:29-30) mengartikan pendekatan pembelajaran scientific adalah pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan berperan secara aktif membangun konsep, hukum atau prinsip dengan melibatkan keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran. Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan menggunakan pendekatan keilmuan yang menuntun siswa bersikap objektif dan rasional. Dalam setiap pembelajaran, guru tidak hanya mentransfer materi kepada peserta didik, namun juga harus melakukan evaluasi belajar, sehingga hasil belajar dari setiap siswa dapat diketahui. Menurut Wardani Naniek Sulistya (2012:54 ) hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh melalui pengukuran pada saat proses belajar (non tes) dan pengukuran pada hasil belajar (tes). Menurut Abdurrahman dalam Jihad dan Haris (2013:14) hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik sebagai hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Hasil belajar harus diidentifikasi melalui informasi hasil pengukuran penguasaan bidang/materi dan aspek perilaku baik melalui teknik tes dan nontes. Penguasaan materi yang dimaksud adalah derajat pencapaian kompetensi hasil belajar seperti yang dikehendaki dalam standar proses dan dinyatakan dalam aspek perilaku yang terbagi dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor Wardani Naniek Sulistya, dkk: (2012:109) dalam Asesmen Pembelajaran SD Dalam kurikulum Penilaian sikap juga dibagi menjadi dua kompetensi sikap, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peseta didik yang beriman dan bertakwa, misalnya menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan. Pada jenjang SMP/MTs, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Sejalan dengan kebijakan nasional dalam pelatihan kurikulum 2013 terpadu sikap spiritual adalah sikap peserta didik yang 8

9 berkaitan dengan iman dan taqwa terhadap Tuhan yang maha Esa, yaitu menghargai ajaran agama yang dianutnya penjelasan lebih dalam dapat dilihat dalam tabel 2.2 dibawah ini : Kompetensi Inti Tabel 2.2 Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Tema 8 Tempat Tinggalku 1. Menerima,menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. dianutnya Sumber : Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 4 Tema 8 Tempat Tinggalku subtema 2 Keunikan Daerah Tempat tinggalku. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, ada tiga istilah yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, yakni pengukuran, asesmen dan evaluasi. Pengukuran dalam dalam Wardani dkk (2012 : 47) kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda. Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu Allen dan Yen dalam (Wardani dkk 2012 :48). Untuk menetapkan angka dalam pengukuran, perlu sebuah alat ukur yang disebut dengan instrumen. Ada instrumen yang standar dan tidak standar. Dalam dunia pendidikan isntrumen yang sering digunakan seperti tes, lembar observasi, panduan wawancara, skala sikap dan angket. Menurut Harjono (2002) dalam Wardani dkk (2012 : 140) istilah instrumen diartikan sebagai alat pengukur. Arikunto, S (2007) dalam Wardani dkk (2012 : 140) menyatakan bahwa instrumen adalah alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan sesuatu tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Instrumen sikap adalah alat ukur ranah afektif yang dipergunakan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek, misalnya terhadap kegiatan sekolah, mata pelajaran, pendidik, dan sebagainya. Hasil pengukuran sikap berguna untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Skala Guttman adalah skala komulatif. Jika seseorang menyisakan pertanyaan yang berbobot lebih berat, responden akan mengiyakan pertanyaan 9 Kompetensi Dasar PPKn IPA IPS 1.2 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar. 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang 1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya

10 yang kurang berbobot lainnya. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti yang sering disebut dengan universal. Pada skala Guttman terdapat beberapa pernyataan yang diurutkan secara hierarki untuk melihat sikap tertentu sesorang. Jika seseorang menyatakan tidak terhadap pernyataan sikap tertentu dari sederetan pernyataan itu, ia akan menyatakan lebih dari tidak terhadap pernyataan berikutnya. Jadi, skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Yaitu yang digunakan adalah pilihan Ya Tidak. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif yang berbeda). Contoh : 1. Apakah anda menyukai pelajaran matematika Ya atau tidak a. Ya b. Tidak Contoh skala diatas dibuat dalam bentuk pilihan ganda dan bisa juga dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi bernilai (1) dan skor terendah bernilai (0). Misalnya untuk jawaban benar (1) dan salah (0). Analisis dilakukan seperti pada skala Likert. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang didefinisikan (research and development/r&d) yang didefinisikan oleh Borg dan Gall. Menurutnya, siklus R & D mengacu pendapat Sukmadinata (2007:184) dapat disederhanakan menjadi tiga langkah utama, dimana masing-masing langkah mencakup beberapa langkah operasional. Tiga langkah utama tersebut adalah (1) tahap studi pendahuluan, (2) tahap desain dan pengembangan produk, (3) tahap pengujian produk. Langkah penelitian ini secara detil dapat dilihat pada gambar 3.1 dihalaman berikut 10

11 Penelitian Pendahuluan & pengumpulan RPP dan informasi Menyusun perencanaan prototipe Mengembang kan dan ahli media Uji ahli materi Uji lapangan utama Revisi produk permulaan Uji Lapangan Melakukan Revisi produk operasional Uji lapangan akhir Revisi produk Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Febuari 2016 sampai bulan Mei 2016, pada siswa kelas 4 SD di Salatiga yakni SD Negeri Kumpulrejo 03, SD Negeri Salatiga 05 dan SD Negeri Blotongan 01. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi, wawancara dan observasi. Data dokumentasi dipergunakan untuk merekam peristiwa proses pembelajaran yang berlangsung selama pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk mengetahui apakah guru sudah melakukan penilaian sikap spiritual dengan tepat menggunakan alat ukur yang sesuai. Observasi digunakan untuk mencari informasi apakah guru menggunakan alat untuk mengukur sikap spiritual siswa. Teknik Analisis Data Data hasil uji validasi dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif persentase dan kategoris untuk menggambarkan kelayakan produk instrumen kawasan afektif model Guttman. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini ada 11 langkah yakni penelitian pendahuluan, mengembangkan perencanaan pembelajaran, uji coba lapangan permulaan, revisi produk utama, uji lapang utama, revisi produk operasional, uji lapang operasional dan revisi produk akhir. 11

12 Pada saat studi pendahuluan dilakukan observasi dan pengamatan terhadap kurikulum dan alat penilaian yang digunakan oleh guru Sekolah Dasar yang melibatkan tiga Sekolah sebagai subjek penelitian. Dari observasi ini didapatkan hasil bahwa kurikulum yang digunakan oleh SDN Blotongan 01 dan SDN Kumpulrejo 03 adalah kurikulum KTSP dan SDN Salatiga 05 menggunakan Kurikulum 2013 dilihat dari Silabus dan RPP yang digunakan oleh guru dari Ketiga Sekolah Dasar yang dijadikan subjek penelitian perangkat pembelajaran ini sudah mencantumkan nilai karakter yang harus dicapai untuk setiap materi pokok yang diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dari tiga guru di Sekolah Dasar didapatkan informasi bahwa penilaian afektif sikap spiritual tetap dilakukan yaitu dengan pengamatan dan tugas-tugas. Pengamatan dilakukan saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas, sedangkan tugas-tugas diberikan sebagai pekerjaan rumah yaitu dengan merangkum materi atau mencari materi tambahan serta mengerjakan soal latihan yang terdapat di dalam buku lembar kerja siswa. Penilaian sikap spiritual dilakukan setiap hari melalui pengamatan namun tidak secara keseluruhan dari semua peserta didik dinilaia dengan cermat. Untuk menentukan sikap spiritual siswa diberikan tugas-tugas dari buku siswa, jika siswa sudah mengerjakan semua tugas yang diberikan guru maka nilai sikap spiritual siswa baik (B). Dilihat dari daftar nilai siswa kelas 4 terdapat dua aspek yang harus dinilai oleh guru, yaitu pengetahuan dan sikap. Dimana penilaian pengetahuan siswa dapat dilakukan per KD yang meliputi penilaian nilai ulangan harian dan tugas, sedangkan penilaian sikap dilakukan tiga kali dalam waktu satu semester. Penilaian kognitif menggunakan angka bulat (10-100) sedangkan penilaian sikap menggunakan huruf (A-D Pada daftar nilai tersebut juga dapat dilihat bahwa 100% siswa mendapatkan nilai B pada penilaian sikap spiritual. Hal ini kurang mencerminkan sikap siswa yang sebenarnya, karena penilaian terhadap siswa hanya digeneralisasikan. Berdasarkan masalah disimpulkan bahwa penilaian sikap spiritual belum menggunakan instrumen penilaian sikap spiritual yang berkualitas, karena tidak adanya penilaian menggunakan instrumen yang tepat, tidak dibuat indikator penilaian sesuai KKO sikap spiritual dan tidak dapat berfungsi untuk mengukur seluruh karakteristik penilaian sikap spiritual. Oleh karena itu, dikembangkan instrumen penilaian sikap spiritual siswa dengan memperhatikan kaidah penulisan instrumen non tes dan akan di ujikan untuk mengetahui kualitas instrumen secara teoritik dan empris. Dalam pembuatan kisi-kisi, menggunakan tingkatan ranah afektif dara Kata Kerja Operasional (KKO) pada taksonomi Bloom yang meliputi menerima (A1), menanggapi (A2), menilaia (A3), mengelola (A4), menghayati (A5). Hasil uji ahli perlu dilakukan revisi terutama dalam penyesuaian pernyataan sesuai dengan indikator dan materi sesuai Kompetendi Dasar dalam tema 4 Tempat tinggalku 12

13 subtema 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku, perludatambahkan indikator yang menggambarkan masing-masing Kompetensi Dasar yang untuk membuat instrumen penilaian sikap spiritual. Instrumen penelitian yang berupa instrumen skala sikap menggunakan Skala Guttman dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut : 1) Tingkat kesukaran butir soal Pada uji coba kelompok setelah diananlisis tingkat kesukaran soal tergolong sedang dengan rata-rata proporsi peserta didik yang menjawab benar dari 20 butir pernyataan yang ujikan dengan 15 peserta didik sebagai subjek uji coba menunjukan hasil P = 0,333 dilihat dari hasil analisi bahwa nilai P > 0.26 dan P < 0.76 makan tingkat kesukaran butir pernyataan tergolong kategori sedang. 2) Analisis Validitas Pada uji coba kelompok kecil,hasil uji validitas terhadap instrumen penilaian domain afektif dengan skala guttman digunakan rtabel sebesar 0,300. Setelah dilaksanakan ujicoba terdapat 2 ( 10%) item pernyataan yang tidak valid dengan rhitung 0,254 < 0,300 nomor soal yang tidak valid adalah 3 dan 11, sedangkan 18 (90%) item pernyataan lainnya sudah valid dengan rata-rata rhitung 0,400 > 0,300. Indeks keandalan instrumen sudah baik, dilihat dari hasil analisis reliabilitas hasil r11 = 0,717 sedangkan rtabel =0,576. Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian reliabel. Berdasarkan hasil analisis daya beda, validitas dan reliabilitas instrumen tersebut daapt disimpulkan bahwa draf 1 instrumen penilaian domain afektif 16 (80%) item memiliki daya beda yang baik, 13 (65%) item pernyataan valid dan indeks keandalan tergolong baik. Dalam instrumen tersebut masih terdapat banyak pernyataan yang belum valid, hal ini disebabkan karena hanya berbekal pengalaman secar teoritik. Sehingga masih banyak terdapat item pernyataan kurang tepat dalam penyusunan klimatnya. Oleh karena itu untuk menghasilkan instrumen penilaian domain afektif yang lebih baik, dilakukan revisi terhadap draf I instrumen yaitu untuk item pernyataan tidak valid dan memiliki daya beda kecil. Revisi instrumen didasarkan pada hasi ujicoba kelompok kecil. Hasil analisis ujicoba kelompok kecil menunjukan masih ada 2 item pernyataan yang tidak valid,dengan rhitung 0,254 diantaranya pernyataan nomor 1 dan 11. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan untuk soal-soal yang memiliki daya beda kecil dan tidak valid. Dari hasil uji lapang untuk kelas kecil di hitung analisis validitas dan reliabilitas instrumen. 1) Tingkat kesukaran butir pernyataan 13

14 Berdasarkan uji lapangan yang dilakukandengan melibatkan tiga Sekolah Dasar yang ada di Salatiga didapat hasil analisis tingkat kesukaran butir pernyataan terdapat 7 butir pernyataan tergolong Sukar dengan jumlah P = 0.25, 5 butir pernyataan tergolong kategori mudah dengan P > 0.76 dan 8 soal tergolong kategori sedang dengan P < ) Analisis Validitas Hasil uji validitas terhadap instrumen domain afektif dengan rtabel sebesar 0,244, setelah dianalisis dengan program SPSS 16.0, item yang valid yaitu sebesar 17 (85%) dan 3 item tidak valid yaitu item nomor 14,15,16. Tabel.4.1 Hasil Analisis validitas Uji Lapangan No Kriteria Nomor Butir Jumlah Persentase (%) 1 Tidak Valid 2 Valid 1,2,3,4,5, 6,7,8,9,1 0,11,12,1 3,18,19,2 0 14,15, Berdasarkan hasil analisis dalam tabel 4.1 di atas di dapatkan hasil untuk setiap kriteria pengukuran dimana item pernyataan yang tidak valid. Pernyataan-pernyataan yang tidak valid di sebabkan karenan konstruksinya yang kurang bagus, sehingga mengarahkan siswa untuk menjawab pada kategori Tidak. 3) Analisis Reliabilitas Instrumen Hasil analisis reliabilitas menunjukan hasil r11 =0,721 karena r11 > rtabel sebesar 0,244 maka dapat disimpulkan bahwa intrumen penelitian reliabe. Karena instrumen penilaian domain afektfi ini > 0,700, maka dapat disimpulkan pula bahwa reliabilitas instrumen adalah baik. Berdasarkan hasil analisis uji lapangan, secara umum instrumen sudah berfungsi dengan baik. Namun, masih ada beberapa pernyataan yagn tidak valid, yaitu nomor 14,15,16. Karena tidak membuat penelitian lanjutan lagi, mak untuk pernyataan-pernyataan yang tidak valid tidak akan dimasukan dalam produk akhir instrumen penilaian domain afektif. Dengan dibuangnya pernyataan-pernytaan tidak valid tersebut juga tidak akan 14

15 mempengaruhi ketercapaian indikator penilaian yang ingin dicapai. Hasil penilaian domain afektif sikap spiritual siswa kelas 4 dianalisis berdasarkan skor tiap pernyataan ranah afektif sikap spiritual dan skor total atau gabungan dari seluruh karakteristik penilaian afektif sikap spiritual yang diperoleh dari hasil uji lapangan dengan menggunakan draf II instrumen penilaian domain afektif sikap spiritual. Fungsi dari tabulasi skor ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai afektif siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria penilaian dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Spiritual Siswa kelas 4 Subtema 2 Keunikan daerah Tempat tinggalku Frekuensi Persentase Rentang Skor Kriteria Nilai (%) Baik Sekali A Baik B Kurang Baik C Tidak Baik D Jumlah Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diketahui nilai afektif siswa kelas 4 untuk kategori sikap spiritual dari 35 siswa, 4 siswa (11%) siswa kriteria nilainya baik sekali, 31 (89%) siswa kriteria Baik. Skor tertinggi untuk penilaian sikap adalah 18 dan skor terendah 14 dengan rata-rata skor 15, sehingga daapt disimpulkan bahwa nilai siswa kelas 4 untuk kategori sikap spiritual adalah Baik. Berarti sebagian besar siswa dikelas 4 memperhatikan dapat menerima dengan baik penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Hasil analisis reliabilitas yang dilakukan pada ujicoba menghasilkan indeks reliabilitas hasil r11 = 0,717 sedangkan rtabel =0,576. Karena r11 > rtabel maka instrumen penilaian domain afektif tergolong baik. Dilihat dari hasil analisis reliabilitas instrumen dari ujicoba hingga uji lapangan reliabel sehingga tidak diragukan lagi keajegkannya dan mampu menggambarkan nilai afektif responden yang sebenarnya. Sesuai dengna rencana awal produk akhir dari intrumen penilaian sikap spiritual ini terdiri dari 20 item pernyataan, dimana setiap indikator tersebut terdiri dari A1 (16%), A2 (24%), A3 (26%), A4 (8%) dan A5 (26%). Produk akhir instrumen penilaian domain afektif lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 9. Sebelum menghasilkan produk akhir instrumen penilaian domain afektif, dalam penyusunan draf awal sampai draf akhir ada beberapa 15

16 kendala yang dihadapi peneliti yaitu sulitnya menyusun indikator penilaian domain afektif yang yang sesuai dengan aspek yang diukur. Oleh karena itu masukan dari ahli sangat bermanfaat untuk peneliti. Pada pelaksanaan uji lapangan juga menghadapi kendala yaitu mengajak siswa untuk benar-benar juju dalam mengerjakan instrumen. Namun, dengan pendekatan yang baik kepada siswa kendala dapat terselesaikan dengan demikian hasil uji lapangan ini benar-benar dapat dipercaya. PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengembangan draf awal instrumen, yaitu dengan validasi ahli, hasil validasi ahli menyatakan instrumen penilaian domain afketif layak dengan rata persentase 63 %. Pengembangan draf I instrumen melalui ujicoba pertama hasil analisis validitas instrumen penilaian domain afektif pada ujicoba hasilnya 7 ( 35%) item pernyataan yang tidak valid dengan rhitung < 0,300, sedangkan 13 (65%) item pernyataan lainnya sudah valid dengan rhitung > 0,300. Sedangkan analisis reliabilitas instrumen reliabel dengan r11 = 0,717. Pengembangan draf II instrumen, pelaksanaan uji lapangan hasil analisis item yang valid yaitu sebesar 17 (85%) dan 3 item tidak valid. Indeks reliabel menunjukan keajegkan hasil yaitu r11 =0,721 karena r11 > rtabel sebesar 0,244 berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan menunjukan indeks reliabel 0,700, dalam pengembangan instrumen penilaian sikap spiritual dengan indek reliabilitas > 0,700, instrumen penilaian sikap spiritual ini dikatakan baik. Saran untuk mengembangkan instrumen penilaian domain afektif Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu penulisan indikator sesuai dengan KKO ranah afektif, penggunaan bahasa yang tepat serta perbedaan penyusunan kalimat pada setiap kriteria pengukuran sikap spiritual. Kiranya adanya pelatihan guru untuk membuat instrumen penilaian domain afektif untuk menilaia domain afektif siswa dan kepada siswa harus lebih jujur ketika memberikan tanggapan saat mengisi instrumen penilaian domain afektif. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Kemendikbud. (2014). Permendikbud No. 57 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 16

17 Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan praktiknya/sukardi. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, nana syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Rosdakarya. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Undang-Undang, Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wardani, Naniek Sulistya, dkk Asesmen Pembelajaran SD.BBM. Salatiga : Widya Sari. Wardani, Naniek Sulistya, dan Slameto Evaluasi Proses dan Hasil Belajar SD. Salatiga : widya Sari. Wardani Naniek Sulistya.Slameto Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Salatiga. WidyaSari 17

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan 8 langkah yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan, yakni penelitian pendahuluan, mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D), penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF PEMBELAJARAN TEMA 8 TEMPAT TINGGALKU SUB TEMA 2 KEUNIKAN DAERAH TEMPAT TINGGALKUKELAS 4 SD SEMESTER 2

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF PEMBELAJARAN TEMA 8 TEMPAT TINGGALKU SUB TEMA 2 KEUNIKAN DAERAH TEMPAT TINGGALKUKELAS 4 SD SEMESTER 2 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF PEMBELAJARAN TEMA 8 TEMPAT TINGGALKU SUB TEMA 2 KEUNIKAN DAERAH TEMPAT TINGGALKUKELAS 4 SD SEMESTER 2 ARTIKEL Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa penelitian pengembangan Research and Development (R&D) yang

BAB III METODE PENELITIAN. berupa penelitian pengembangan Research and Development (R&D) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini mengembangkan buku ajar pendamping pada tema 5 (pahlawanku) kelas 4 sekolah dasar dengan menggunakan model penelitian berupa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD. Oleh Iska Novi Hardiani

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD. Oleh Iska Novi Hardiani Iska Novi Hardiani 615 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD Oleh Iska Novi Hardiani 292013194@student.uksw.edu Naniek Sulistya Wardani wardani.naniek@gmail.com Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tukang 02 Kabupaten Semarang pada mata pelajaran matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian 46 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian pengembangan (Research and Development) dari Borg dan Gall. Penelitian pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development atau penelitian pengembangan. Metode ini memadukan penelitian dan pengembangan secara

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bendar Kabupaten Pati. Letak desa Bendar berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL Agar tidak meluasnya beberapa pengertian dalam penelitian ini, maka dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen Portofolio

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN BAB III PENDEKATAN PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran IPA, pelaksanaan penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS SCIENTIFIC

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS SCIENTIFIC PENGEMBANGAN LKS BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PPKN KELAS VII SISWA SMP NEGERI 5 TANJUNG PANDAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 ARTIKEL SKRIPSI Oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) mengatakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian 36 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian pengembangan (research development). Penelitian pengembangan pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah yang terkait dalam permasalahan penelitian ini, di antaranya: 1. Pengembangan tes tertulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian siswa kelas IV SDN 1 Reco Kertek Wonosobo pada semester II tahun 2013/2014, pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Desain Eksperimen Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen semu (quasi eksperimental research). Desain eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian dilaksanakan selama dua kali yaitu yang pertama pada tanggal 22 April 2014 dan yang kedua pada tanggal 15 Mei 2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM A. Analisis Kurikulum 2013 Mata Pelajaran IPS SD/MI Pembicaraan kurikulum tidak bisa terlepas dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Langkah-langkah dalam membuat penelitian ini dilakukan dengan model pengembangan

Lebih terperinci

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Shobhi Al-Ghifari 1), Jufrida 2), dan Fibrika Rahmat Basuki 3) 1) Mahasiswa S1 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini, bertempat di Sekolah Menengah Pertama Daarut, Jalam Geger Kalong Girang Komplek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam merespon soal tes diagnosis serta latar belakang siswa yang mempengaruhi kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 19 Bandung dan sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 19

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA Putriyani S STKIP Muhammadiyah Enrekang, Jalan Jend. Sudirman No. 17 Enrekang, Kab.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Subjek Penelitian Latar dan subjek dari penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian dan subjek penelitian yang akan dibahas lebih lanjut sebagai

Lebih terperinci

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test 24 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara, alat, atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk suatu kepentingan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka diperlukan penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian melalui definisi operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar

Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-2017 143 Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Oktazella Ayu Puspitawati* & Mawardi Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Desain Eksperimen Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen semu (quasi eksperimental research). Desain eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif dalam penelitian ini adalah penguasaan siswa dalam ranah kognitif yang diukur berdasarkan indikator kemunculannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini memnungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru di kelas XI IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran 2013/2014,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Ngombak Desa Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. Waktu penelitian ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap bangsa. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap bangsa. Indonesia sebagai negara yang selalu berupaya memperbaiki kualitas pendidikan masyarakatnya,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) KELAS 4 SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) KELAS 4 SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) KELAS 4 SEKOLAH DASAR Oleh : Annisa Tiara Widya Saputri 1) Mawardi 2) PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan performance assessment berbasis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan performance assessment berbasis III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan performance assessment berbasis scientific approach. Pengembangan performance assessment ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Lembang yang berlokasi di Jalan Raya Lembang Nomor 357, Kecamatan Sumur Bandung, Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai 11 BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (D) manfaat penelitian, (E) definisi operasional. Berikut ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ledok 04 Desa Ringinanom Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Waktu penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu penelitian yang dilaksanakan peneliti yang bekerjasama

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT Nurul Septiana Prodi TBG Jurusan PMIPA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangkaraya

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS 4 SD NEGERI BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjenis deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat dari fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa. Sistem Pendidikan Nasional telah diatur pada UU No.20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 19 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini sebanyak tiga kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Ngringo. SD Negeri 04 Ngringo ini berlokasi di jalan Cempaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

Lebih terperinci

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Oleh : Dhiah Ristyandari, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Dasar Negeri 3 Ciamis yang beralamat di Jalan Jl. Jendral Sudirman No. 32, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi dan subjek/objek penelitian, model penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh produk berupa LKS praktikum berbasis inkuiri pada topik pembuatan dan pengujian sabun. Untuk dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa selama kegiatan praktikum uji makanan berlangsung yang dijaring melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Penelitian Pra Siklus Hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Kutowinangun 08 semester II tahun 2013/2014 tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kriteria Pengukuran Instrumen Sikap Sosial

Lampiran 1 Kriteria Pengukuran Instrumen Sikap Sosial LAMPIRAN 51 Lampiran 1 Kriteria Pengukuran Instrumen Sikap Sosial Kompetensi Inti KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS DAN LOKASI PENELITIAN 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA Degi Alrinda Agustina Prodi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG Nur Fadilah Sri Untari Siti Awaliyah Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian a. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Tegalrejo 05 Jalan Dhamar No. Magersari Tegalrejo Kecamatan Argomulyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Candirejo 02 Tuntang yang terletak di Jl.Mertokusuma 32, Kelurahan Candirejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan pendekatan yang menekankan analisisnya pada datadata

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan pendekatan yang menekankan analisisnya pada datadata 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menekankan analisisnya pada datadata

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP PADA MATERI AJAR BUNYI. Oleh:

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP PADA MATERI AJAR BUNYI. Oleh: 1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP PADA MATERI AJAR BUNYI (Suatu uji coba di SMP N 5 Gorontalo kelas VII C ) Oleh: Helmi suleman. 1 Dr. Masri Kudrat Umar, S.Pd, M.Pd. 2 Nova Elisya Ntobuo,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian dan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian dan pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini yang dikembangkan adalah pembuatan rubrik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek/Objek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada konstruksi alat ukur penilaian literasi sains/kimia pada konten sel Volta menggunakan konteks baterai Li-ion

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah-Langkah Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh produk berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada asam basa. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ujicoba Instrumen Uji coba instrumen dilaksanakan pada minggu ke-4 Juli 2015 sampai dengan minggu ke-1 Agustus 2015. Uji dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan 8 BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 33 Metode penelitian juga merupakan suatu proses pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen portofolio Asesmen portofolio adalah penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Modul pembelajaran fisika ini dikembangkan di Laboratorium Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Eksperimen Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini menekankan pada masalah pembelajaran IPS siswa kelas 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap istilah yang ada dalam penelitian ini. 1. Analisis kualitas soal, soal dianalisis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP UNTUK MATA PELAJARAN IPA FISIKA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP UNTUK MATA PELAJARAN IPA FISIKA PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP UNTUK MATA PELAJARAN IPA FISIKA Ayu Khairunnisa, Fakhruddin, Mitri Irianti adzkia.annisa@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini, akan dipaparkan beberapa subjudul yang meliputi jenis dan model penelitian, prosedur pengembangan, prosedur uji coba produk, dan jadwal penelitian. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III tentang metode penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai setting penelitian, karakteristik subjek penelitian, variabel dalam PTK, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER MAHASISWA BIOLOGI MATA KULIAH BIDANG PENDIDIKANSEMESTER GASAL PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci