SISTEM PENGISIAN BATTERAY LEAD ACID SECARA ADAPTIVE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENGISIAN BATTERAY LEAD ACID SECARA ADAPTIVE"

Transkripsi

1 SISTEM PENGISIAN BATTERAY LEAD ACID SECARA ADAPTIVE Aurino P Adityawan #1, Dedid Cahya H #2, Legowo Sulistijono #2, Madyono #2 1 Penulis, Mahasiswa 2 Dosen Pembimbing, Staf Pengajar # Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya 1 aurinoadityawan@gmail.com Baterai sebagai komponen elektronika perannya tidak bisa diremehkan. Sebagai komponen yang mampu menyimpan energy listrik selama waktu tertentu, peran baterai sangat penting. Apalagi di era perkembangan alat elektronika saat ini yang lebih mengutamakan device dengan kemampuan yang handal dan yang paling penting memiliki tingkat fleksibilitas dan mobilitas yang sangat tinggi. Karena alasan itulah saat ini teknologi tentang jenis-jenis baterai sangat berkembang. Selain peran baterai yang sangat penting, baterai juga memerlukan perlakuan khusus dalam perawatan. Hal itu dikarenakan cara kerja baterai yang mengutamakan reaksi kimia di dalamnya dan disertai dengan reaksi-reaksi samping yang membuat baterai berkurang life-timenya. Sehingga perlakuan baterai pada saat penggunaan, pengisian serta perawatan-perawatan yang lainnya sangat perlu diperhatikan. Hal ini dilakukan untuk membuat kondisi baterai tetap stabil dan dapat memperpanjang lifetime dari baterai itu sendiri. Pada proyek akhir ini dikerjakan modul tentang sistem pengisian baterai secara adaptive. Maksud dari adaptive di sini adalah menyesuaikan mode charging dengan kondisi baterai yang akan di charge. Pada modul tersebut tersedia 2 mode charger yaitu normal dan fast. Mode normal menggunakan arus charging ± 1/20 kapasitas, sedangkan mode fast ± 1/10 kapasitas. Sistem pengisian baterai tersebut ditujukan untuk menjaga kondisi baterai karena selalu di charge dalam kondisi yang aman sesuai dengan teori charging baterai. Kata kunci : lead-acid batteray, charging, adaptive, arus mode I. PENDAHULUAN Akhir-akhir ini kita mengetahui bahwa teknologi sedang berkembang sangat pesat. Begitu banyak penemuanpenemuan baru di bidang teknologi terutama di bidang elektronika dan teknologi informasi. Bermacam-macam alat baru diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang senantiasa ingin dimudahkan hidupnya. Jika kita lihat saat ini, manusia selalu menuntut teknologi canggih yang fleksibel dan dinamis sehingga dapat memenuhi mobilitas manusia itu sendiri dalam menggunakan teknologi tersebut. Hal ini tentu saja mempengaruhi bagaimana para ilmuwan menciptakan alat-alat elektronika. Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini, penciptaan alat-alat elektronik selalu memenuhi unsur-unsur fleksibel dan memiliki mobilitas tinggi atau portable. Seperti yang kita ketahui, baterai merupakan komponen penyimpan energi listrik yang bersifat portable dan dapat menahan energi listrik sedemikian rupa melalui proses kimia sehingga energy listrik dapat digunakan di waktu yang lain. Saat ini penggunaan baterai sangatlah penting dengan melihat perkembangan teknologi seperti yang telah disebutkan sebelumnya karena sifat baterai yang memiliki mobilitas yang

2 sangat tinggi sehingga sangat dibutuhkan oleh peralatan elektronika terbaru. Apalagi dengan berkembangan teknologi baterai yang melahirkan baterai yang dapat diisi kembali sehingga memungkinkan untuk menggunakannya berulang kali. Oleh karena itu, dapat juga dikatakan bahwa dengan adanya baterai maka perkembangan alat-alat elektronik dapat menghasilkan produk yang memiliki unsur-unsur yang disebutkan sebelumnya. Fleksibel dan memiliki mobilitas yang tinggi atau portable. Melihat bagaimana pentingnya penggunaan baterai seperti yang telah dijabarkan sebelumnya maka dapat kita lihat bahwa baterai sebagai komponen elektronik untuk saat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan teknologi itu sendiri. Mengingat pentingnya fungsi baterai sebagai bagian dari peralatan elektronika mutakhir saat ini, maka sangat dibutuhkan sebuah sistem manajemen untuk mengatur penggunaan baterai itu sendiri. Salah satunya adalah yang akan dibahas dalam proyek akhir ini yaitu pembuatan sistem charging pada batteray secara adaptive. Sistem tersebut dibutuhkan agar penggunaan batteray sebagai sumber utama energi listrik dapat berfungsi secara maksimal dan optimal sehingga dapat mendukung sistem lain pada alat-alat elektronika. Dengan adanya proyek akhir ini diharapkan : 1. Pengguna dapat memantau kondisi daya listrik pada batteray. 2. Dapat diciptakan teknologi pengisian daya baterai yang memperhatikan karakteristik daya pada baterai. 3. Dapat membuat system pengisian daya baterai yang benar dan aman secara teoritis. Adapun batasan masalah yang dibuat agar dalam pengerjaan proyek akhir ini dapat berjalan dengan baik adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan baterai elemen basah (lead-acid) atau biasa disebut dengan aki. 2. Kondisi baterai hanya dilihat dari tegangan baterai tersebut yang menunjukkan berapa kapasitas daya yang tersisa di dalamnya. 3. Sistem hanya dapat digunakan pada baterai leadacid dengan spesifikasi tegangan tertentu. (12 Volt 45 AH) 4. Efek setelah penggunaan system charging adaptive ini tidak dapat dibuktikan pada proyek akhir ini karena system hanya bekerja secara analisis dari teori charging. II. DASAR TEORI A. BATTERAY Baterai adalah suatu proses kimia listrik, dimana pada saat pengisian/cas/charge energi listrik diubah menjadi kimia dan saat pengeluaran/discharge energi kimia diubah menjadi energi listrik.baterai (dalam hal ini adalah aki; aki mobil/motor) terdiri dari sel-sel dimana tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V, artinya aki mobil dan aki motor yang memiliki tegangan 12 V terdiri dari 6 sel yang dipasang secara seri (12 V = 6 x 2 V) sedangkan aki yang memiliki tegangan 6 V memiliki 3 sel yang dipasang secara seri (6 V =3x2V). Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh dinding penyekat yang terdapat dalam bak baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan elektrolit pada tiap sel juga tidak berhubungan (dinding pemisah antar sel tidak boleh ada yang bocor/merembes). Gambar 1. cara kerja accumulator. Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif baterai dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus

3 listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V DC (baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari masing-maing tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus (ampere) yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang ini bisa ditemukan di bagian bawah). Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh). Pelat-pelat baterai harus selalu terendam cairan elektrolit, sebaiknya tinggi cairan elektrolit 4-10 mm diatas bagian tertinggi dari pelat. Bila sebagian pelat tidak terendam cairan elektrolit maka bagian pada pelat yang tidak terendam tersebut akan langsung berhubungan dengan udara akibatnya bagian tersebut akan rusak dan tak dapat dipergunakan dalam suatu reaksi kimia yang diharapkan, contoh, sulfat tidak bisa lagi menempel pada bagian dari pelat yang rusak, sebab itu bisa ditemukan konsentrasi sulfat yang sangat tinggi dari ruang sel yang sebagian pelatnya sudah rusak akibat sulfat yang sudah tidak bisa lagi bereaksi dengan bagian yang rusak dari pelat. Oleh karena itu kita harus memeriksa tinggi cairan elektrolit dalam baterai kendaraan bermotor setidaknya 1 bulan sekali (kalau perlu tiap 2 minggu sekali agar lebih aman) karena senyawa dari cairan elektrolit bisa menguap terutama akibat panas yang terjadi pada proses pengisian (charging), misalnya pengisian yang diberikan oleh alternator. Bagaimana jika cairan terlalu tinggi? Ini juga tidak baik karena cairan elektrolit bisa tumpah melalui lubanglubang sel (misalnya pada saat terjadi pengisian) dan dapat merusak benda-benda yang ada disekitar baterai akibat korosi, misalnya sepatu kabel, penyangga/dudukan baterai, dan bodi kendaraan akan terkorosi, selain itu proses pendinginan dari panasnya cairan elektrolit baterai oleh udara yang ada dalam sel tidak efisien akibat kurangnya udara yang terdapat di dalam sel, dan juga asam sulfat akan berkurang karena tumpah keluar; bila asam sulfat berkurang dari volume yang seharusnya maka kapasitas baterai tidak akan maksimal karena proses kimia yang terjadi tidak dalam keadaan optimal sehingga tenaga/kapasitas yang bisa diberikan akan berkurang, yang sebelumnya bisa menyuplai -katakanlah- 7 ampere dalam satu jam menjadi kurang dari 7 ampere dalam satu jam, yang sebelumnya bisa memberikan pasokan tenaga sampai -katakanlah- 1 jam kini kurang dari 1 jam isi/tenaga baterai sudah habis.[2] B. METODE CHARGING Terdapat bermacam-macam metode charging yang bisa digunakan untuk rangkaian charging. Metode tersebut berbeda dalam cara pemberian energi listrik dari catu daya ke accumulator atau batteray. Metode-metode tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: a. Constant voltage Pada dasarnya adalah berupa DC power supply biasa. Terdiri dari transformator step down dengan rangkaian penyearah untuk memberikan tegangan DC yang digunakan untuk mengisi batteray. Metode seperti ini sering digunakan pada pengisi daya pada aki mobil murah. Selain itu, batteray Lithium-Ion juga menggunakan metode constant voltage walaupun sering ditambahkan rangkaian yang kompleks untuk melindungi batteray dan penggunanya. b. Constant current

4 Metode constant current memvariasikan nilai tegangan sehingga didapatkan besarnya arus yang konstan. Metode ini biasanya digunakan untuk mengisi daya pada nikel-cadmiun dan nikel-metal hibrida atau biasa disebut baterai. c. Taper current Metode taper current mengisi daya batteray dari sumber tegangan konstan. Arus akan berkurang seiring dengan terbentuknya ggl (gaya gerak listrik) pada tegangan sel. Ada bahaya serius yaitu kerusakan sel jika pengisian dilakukan berlebihan. Untuk menghindari hal ini, laju pengisian dan durasi pengisian diberi batasan. Metode ini hanya cocok untuk baterai SLA. d. Pulsed charged Metode ini bekerja dengan mengirimkan arus listrik berbentuk pulsa pada baterai. Tingkat pengisian (berdasarkan rata-rata arus) dapat tepat dikendalikan dengan memvariasikan lebar pulsa, biasanya sekitar satu detik. Selama proses pengisian, terdapat jeda kosong kira-kira sebesar 20 sampai 30 milidetik. Jeda ini diberikan untuk memungkinkan terjadinya reaksi kimia pada baterai untuk menstabilkan elektroda. Waktu jeda tersebut juga dapat menghindarkan proses pengisian dari efekefek yang tidak diinginkan seperti timbulnya gelembung gas, timbulnya kristal dan passivasi. Gambar 3. Pulsa Arus Pada Metode Pulsed Charged dan Burp Charging e. Burp Charging Metode ini merupakan kebalikan dari metode pulsed charged. Pengisian terjadi dengan menggunakan pulsa negatif pada batterai. f. Trickle charge Metode ini dirancang untuk mengimbangi debit daripada baterai. Tingkat pengisian disesuaikan dengan frekuensi debit baterai yang akan diisi. Metode ini tidak cocok untuk beberapa jenis baterai yang rentan akan kerusakan akibat pengisian yang berlebihan, misalnya NiMh dan Lithium.[4] III. PERENCANAAN SISTEM A. BATTERAI Pada proyek akhir ini jenis batteray yang digunakan adalah batteray berjenis lead-acid yang dalam bahasa seharihari disebut aki. Aki yang digunakan dalam proyek akhir ini memiliki spesifikasi sebagai berikut: a. Memiliki tegangan sebesar 12 Volt b. Kapasitas 45 AH Pertimbangan penggunaan aki basah pada pembuatan proyek akhir ini adalah karena batteray dengan spesifikasi di atas banyak digunakan dalam masyarakat serta harganya yang terjangkau dibandingkan jenis-jenis batteray lain B. RANGKAIAN CHARGING Rangkaian charging yang digunakan pada proyek akhir ini adalah rangkaian power supply yang digunakan untuk memberikan tegangan listrik pada baterai. Metode charging yang digunakan untuk mengisi daya baterai adalah dengan memberikan tegangan dan arus yang tetap pada tiap mode. Metode seperti ini disebut dengan metode constant current and voltage seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Spesifikasi rangkaian power supply yang digunakan pada proyek akhir ini adalah memiliki tegangan output hingga 13,8 volt dan Arus output berkisar hingga 5 ampere. C. RANGKAIAN KONTROL Rangkaian control yang dimaksud dalam system charging ini sebenarnya merupakan rangkaian switch menggunakan relay 12 Volt sebagai penggerak kontaknya yang nantinya akan dikendalikan oleh mikrokontroller. Rangkaian control ini berfungsi sebagai selector mode pengisian baterai berdasarkan besar arus yang dibutuhkan oleh baterai sesuai dengan kondisi tegangannya.

5 Rangkaian ini bekerja dengan membagi output dari rangkaian charging dan men-spesifikasinya dengan komponen hambatan yang memiliki nilai tertentu sehingga menghasilkan saluran-saluran dengan besaran arus tertentu dengan nilai arus maksimal 5A seperti yang dihasilkan oleh rangkaian charging. Dengan begitu didapatkan selector output dengan nilai arus yang berbeda. IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS A. Pengujian Discharge Batterai Pada pengujian discharge baterai pada proyek akhir ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar daya tahan energy listrik mampu disimpan oleh baterai. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban pada baterai yaitu 2 buah lampu halogen yang dipasang secara parallel. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Tabel 4.1 : Data Pengujian Discharging Baterai Pada tabel di atas dapat kita lihat bagaimana kondisi tegangan baterai ketika digunakan atau pada saat kondisi discharge. Nilai tegangan yang terukur pada voltmeter digital terlihat menurun seiring dengan berjalannya waktu pemakaian. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas listrik di dalam baterai mulai berkurang karena nilai tegangan yang terukur merupakan representasi dari daya listrik yang tersisa pada baterai. B. Pengujian Charging Baterai Untuk pengujian ini yang dilakukan adalah pengujian charging (pengisian) baterai lead-acid dengan menggunakan rangkaian charging yang dapat di ubah-ubah arus chargingnya. Berikut ini ditunjukkan gambar rangkaian pada saat melakukan pengujian charging baterai lead-acid. Gambar 4.1 : Rangkaian Pengujian Discharge Baterai Setelah melakukan pengujian discharging baterai maka didapatkan data-data sebagai berikut: No. Waktu Pengukuran Besar Tegangan (V) 1. Awal (tanpa beban) 12,5 2. Awal (dengan beban) menit 11, menit 11, menit 11, menit 11,40 7. Akhir (tanpa beban) 12,12 Gambar 4.7 : Rangkaian Pengujian Charging Baterai Pada pengujian baterai kali ini, digunakan rangkaian power supply dengan spesifikasi tegangan 13,8 Volt dan Arus maksimum 5 Ampere dari transformator. Keadaan baterai yang diisi pada kondisi kapasitas 70%. Indicator yang diukur pada pengujian ini adalah hubungan antara arus charging dengan waktu pengisian energy listrik pada baterai. Berikut ini merupakan data hasil pengujian charging baterai. Arus Charging 1 Ampere (Slow Charging) Waktu yang dibutuhkan : 13,5 jam Arus Charging 2 Ampere (Fast Charging)

6 Waktu yang dibutuhkan : 6,75 jam Dari data pengujian di atas dapat kita lihat bagaimana perbedaan antara pengisian baterai dengan mode slow dan mode fast. seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perbedaan antara mode slow dan fast pada sistem charging adaptive ini terletak pada arus charging yang diberikan untuk mengisi daya listrik pada baterai. Dari hasil di atas dapat kita amati bahwa semakin besar kuat arus pada saat proses charging, maka semakin cepat pengisian baterai dilakukan. Hal ini dikarenakan energy listrik yang dialirkan dengan arus listrik yang besar lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan kuat arus yang kecil. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran Berikut ini beberapa saran yang dapat dilakukan untuk menyempurnakan sistem pengisian baterai secara adaptive yang telah diselesaikan pada proyek akhir ini. 1. Menambahkan kuat arus pada saat melakukan pengisian selama dalam batas aman sehingga dapat lebih mempercepat proses pengisian. 2. Mencoba untuk beberapa merk baterai sehingga hasil pengujian lebih akurat. 3. Dihindari menggunakan rangkaian pembagi arus dengan menggunakan hambatan sehingga sistem bisa lebih hemat dalam pemakaian daya listrik. VI. DAFTAR PUSTAKA Setelah melakukan pembuatan sistem pengisian baterai lead acid secara adaptive dan juga telah melakukan serangkaian pengujian-pengujian pada bab-bab sebelumnya, maka kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rangkaian charging dapat bekerja dengan arus yang masih berada dalam batas aman. 2. Kondisi baterai (dalam hal ini tegangan) mempengaruhi mode charging yang dilakukan terhadap baterai. 3. Semakin besar kuat arus yang diberikan saat melakukan pengisian, semakin cepat proses charging dilakukan. 4. Kondisi baterai dapat mengalami penurunan karena factor usia baterai. [1] kat-pencemaran-udara-di-indonesia/ [2] [3] [4] [5] atmega8535/mrdetail/12579

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Defenisi Umum Solar Cell Photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. Photovoltaic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISA PROSES CHARGING AKUMULATOR PADA PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL DI PANTAI PURUS PADANG

ANALISA PROSES CHARGING AKUMULATOR PADA PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL DI PANTAI PURUS PADANG ANALISA PROSES CHARGING AKUMULATOR PADA PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL DI PANTAI PURUS PADANG Melda Latif*, Refdinal Nazir*, Hamdi Reza** * Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Unand Padang **

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baterai adalah salah satu media penyimpan energi yang paling umum digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai diarahkan menjadi pengganti

Lebih terperinci

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Retno Kusumawati Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya

Lebih terperinci

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) 1. Syarat mengalirnya arus listrik adalah adanya selisih.... waktu B. Hambatan C. Tegangan D. kuat arus 2. Sekering (pengaman) dalam rangkaian listrik berfungsi

Lebih terperinci

10/22/2015 BATERAI BATERAI BATERAI

10/22/2015 BATERAI BATERAI BATERAI Baterai didefinisikan sebagai peralatan (device) yang mengubah energi kimia yang terkandung di dalamnya menjadi energi listrik secara langsung dan spontan. Prinsip kerja yang digunakan dalam reaksi baterai

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6 1. Polarisasi pada elemen volta terjadi akibat peristiwa... menempelnya gelembung H 2 pada lempeng Zn menempelnya

Lebih terperinci

BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI)

BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI) BAB 5 SUMBER ARUS (BATERAI) 5.1. Pendahuluan Baterai merupakan suatu komponen elektrokimia yang menghasilkan tegangan dan menyalurkannya ke rangkaian listrik. Dewasa ini baterai merupakan sumber utama

Lebih terperinci

BAB VI BATTERY. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan jenis dan bahan Battery Memahami fungsi dan cara perawatan Battery

BAB VI BATTERY. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan jenis dan bahan Battery Memahami fungsi dan cara perawatan Battery BAB VI BATTERY Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan jenis dan bahan Battery Memahami fungsi dan cara perawatan Battery Battery adalah Alat yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik melalui sel listrik.

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan. Bab 10 Sumber Arus Listrik Andi seorang pelajar kelas tiga SMP yang baru naik dari kelas dua. Pada suatu hari Andi bersama teman sekelasnya dibimbing oleh guru pengajar Fisika melakukan praktikum di laboratorium

Lebih terperinci

Pengisi Baterai 12 Volt dan 6 Volt Dengan Tampilan LCD. Bebasis Mikrokontroler ATmega8. Alfian Romadhan. Dosen pembimbing : Dr.

Pengisi Baterai 12 Volt dan 6 Volt Dengan Tampilan LCD. Bebasis Mikrokontroler ATmega8. Alfian Romadhan. Dosen pembimbing : Dr. Pengisi Baterai 12 Volt dan 6 Volt Dengan Tampilan LCD Bebasis Mikrokontroler ATmega8 Alfian Romadhan Dosen pembimbing : Dr. Edy Supriyadi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, UNY ABSTRAK

Lebih terperinci

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER Zainal Abidin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Dalam penelitian ini di buat rancang pengganti cadangan sumber

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

Perancangan and Pengembangan Sarana Pengangkut Bergerak Menggunakan Hub Motor dengan Pengendali Elektronika

Perancangan and Pengembangan Sarana Pengangkut Bergerak Menggunakan Hub Motor dengan Pengendali Elektronika Perancangan and Pengembangan Sarana Pengangkut Bergerak Menggunakan Hub Motor dengan Pengendali Elektronika Hari Satriyo Basuki Pusat Penelitian Informatika-LIPI Jl. Cisitu 21/154D, Telp. 022-2504711 Fax

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang Teknik Elektro merupakan bidang yang sangat luas dan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Bidang Teknik Elektro merupakan bidang yang sangat luas dan saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang Teknik Elektro merupakan bidang yang sangat luas dan saat ini sangat dirasakan pesat perkembangannya. Dari penyediaan sumber energi listrik, kontrol industri,

Lebih terperinci

C3: Teknologi Kompak untuk aki anda

C3: Teknologi Kompak untuk aki anda C3: Teknologi Kompak untuk aki anda Mudah dibawa, Praktis dan Ringan Mode Charging Setelah mengkoneksi Bosch aki charger C3 ke aki, perangkat akan secara otomatis tidak menyertakan mode aki yang tidak

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Rancang Bangun Sistem Monitoring Beban dan Indikator RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Donny Prasetyo Santoso 1*,Indhana Sudiharto.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING ARUS DAN TEGANGAN PADA BATERAI KENDARAAN BERMOTOR(ACCU) BERBASIS ARDUINO UNO. Zainul As adi

SISTEM MONITORING ARUS DAN TEGANGAN PADA BATERAI KENDARAAN BERMOTOR(ACCU) BERBASIS ARDUINO UNO. Zainul As adi SISTEM MONITORING ARUS DAN TEGANGAN PADA BATERAI KENDARAAN BERMOTOR(ACCU) BERBASIS ARDUINO UNO Zainul As adi Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Jember asadizainul45@gmail.com Alex Harijanto

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai Memelihara baterai Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai Batere berfungsi untuk penyimpan daya listrik sementara. Batere mengalirkan arus searah (DC) dan memiliki banyak tipe. Batere

Lebih terperinci

Monitoring Kinerja Baterai Berbasis Timbal untuk Sistem Photovoltaic

Monitoring Kinerja Baterai Berbasis Timbal untuk Sistem Photovoltaic JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Monitoring Kinerja Baterai Berbasis Timbal untuk Sistem Photovoltaic Alief Prisma Bayu Segara, Dedet Candra Riawan, dan Heri Suryoatmojo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Alat Pengukur Tegangan Pengisian dan Pengosongan untuk Baterai Isi Ulang

Alat Pengukur Tegangan Pengisian dan Pengosongan untuk Baterai Isi Ulang Alat Pengukur Tegangan Pengisian dan Pengosongan untuk Baterai si Ulang Wiwien Widyastuti, Martanto, Leonardus Utomo Pribadi,, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus, Paingan,

Lebih terperinci

LISTRIK ARUS SEARAH BAB V. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah

LISTRIK ARUS SEARAH BAB V. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah BAB V LISTRIK ARUS SEARAH Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah A. SUMBER LISTRIK ARUS SEARAH 1. Elemen Elektro Kimia Batang logam yang

Lebih terperinci

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PEMANFAATAN PANEL SURYA SEBAGAI CHARGER HANDPHONE DI TEMPAT UMUM

RANCANG BANGUN PEMANFAATAN PANEL SURYA SEBAGAI CHARGER HANDPHONE DI TEMPAT UMUM Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 02 Mei 2017 RANCANG BANGUN PEMANFAATAN PANEL SURYA SEBAGAI CHARGER HANDPHONE DI TEMPAT UMUM 1 Sugeng Haryadi, 2 Gusti Rusydi Furqon Syahrillah Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tegnologi dibidang industri otomotif sepeda motor.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tegnologi dibidang industri otomotif sepeda motor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan tegnologi menuntut manusia untuk mengikuti arah laju kemajuan zaman baik dari segi industri, komunikasi, dan ekonomi. Dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SYSTEM CHARGING UNTUK MENCEGAH DEGRADASI RAGAM BATTERY. Yusnita Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UMSB

PEMILIHAN SYSTEM CHARGING UNTUK MENCEGAH DEGRADASI RAGAM BATTERY. Yusnita Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UMSB PEMILIHAN SYSTEM CHARGING UNTUK MENCEGAH DEGRADASI RAGAM BATTERY Yusnita Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UMSB ABSTRAK Sumber listrik terdiri dari sumber arus bolak-balik atau AC (Alternating Current

Lebih terperinci

- - SUMBER ARUS LISTRIK

- - SUMBER ARUS LISTRIK - - SUMBER ARUS LISTRIK - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl3arus Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

AKUMULATOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

AKUMULATOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA AKUMULATOR ELK-DAS.22 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT KONTROL PENGISIAN AKI UNTUK MOBIL LISTRIK MENGGUNAKAN ENERGI SEL SURYA DENGAN METODE SEQUENSIAL

RANCANG BANGUN ALAT KONTROL PENGISIAN AKI UNTUK MOBIL LISTRIK MENGGUNAKAN ENERGI SEL SURYA DENGAN METODE SEQUENSIAL RANCANG BANGUN ALAT KONTROL PENGISIAN AKI UNTUK MOBIL LISTRIK MENGGUNAKAN ENERGI SEL SURYA DENGAN METODE SEQUENSIAL Sagita Rochman*) dan Budi Prijo Sembodo*) Abstrak Dalam proses pengisian aki (charging)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL

BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL Tujuan dari penyusuan tugas akhir ini merancang baterai untuk memenuhi kebutuhan yang dipakai pada mobil listrik

Lebih terperinci

A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan menguji/memeriksa baterai. 2. Siswa dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan visual baterai.

A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan menguji/memeriksa baterai. 2. Siswa dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan visual baterai. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : Memelihara Baterai : Menguji Baterai Indikator : Dapat menjelaskan prosedur pengujian baterai. A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan menguji/memeriksa

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR.

BAB II TEORI DASAR. BAB II TEORI DASAR 2.1 Defenisi Umum Sering kita mendengar istilah turbin angin, turbin air, turbin gas,dll yang penggeraknya menggunakan metode energi kinetik. Metode kinetik adalah sistem pengeraknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS Tindak lanjut dari perancangan pada bab sebelumnya adalah pengujian sistem. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA 1 BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Jika arus 4 ampere mengalir dalam kawat yang ujung-ujungnya berselisih potensial 12 volt maka besar muatan per menit yang mengalir melalui kawat yang sama..

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harga yang terjangkau merupakan faktor penting dalam rangka menggerakkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. harga yang terjangkau merupakan faktor penting dalam rangka menggerakkan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik merupakan kebutuhan vital untuk pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial. Ketersediaan tenaga listrik yang mencukupi, andal, aman dan dengan harga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA 3.1 Tujuan Perancangan Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel surya sebagai energy tenaga surya. Untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah peralatan pembangkit listrik yang mengubah cahaya matahari menjadi listrik. PLTS sering juga disebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baterai kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Baterai kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baterai kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, untuk kehidupan modern saat ini baterai sudah menjadi sebuah kebutuhan yang melekat pada setiap aktivitas

Lebih terperinci

Pengetahuan Produk Baterai

Pengetahuan Produk Baterai Pengetahuan Produk Baterai A. Ikhtisar Baterai sepeda motor dapat digolongkan ke dalam dua jenis. Yaitu baterai yang memerlukan penambahan air suling dan yang tidak memerlukannya. Pada umumnya, yang pertama

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan era globalisasi saat ini berdampak pada kebutuhan konsumsi energi listrik yang semakin meningkat. Selain itu kesadaran akan penyediaan energi listrik masih

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba BAB III PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Sebagai tahap akhir dalam perkuliahan yang mana setiap mahasiswa wajib memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang yudisium yaitu dengan pembuatan tugas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar sistem yang mendasari perancangan dan perealisasian alat manajemen pengisian daya aki otomatis dua kanal. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik, dan pemrograman. Maka terbentuklah sebuah propeller display berbasis

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Diploma III Oleh

Lebih terperinci

PERCOBAAN I KARAKTERISTIK SINYAL AC

PERCOBAAN I KARAKTERISTIK SINYAL AC PERCOBAAN I KARAKTERISTIK SINYAL AC Tujuan : Mengetahui bentuk sinyal sinusoida, persegi ataupun segitiga Memahami karakteristik sinyal sinusoida, persegi ataupun segitiga Mengetahui perbedaan tegangan

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronik yang sangat memerlukan sumber energi yang portable.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronik yang sangat memerlukan sumber energi yang portable. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal penemuannya baterai telah merevolusi cara manusia menyimpan energi. Inovasi yang berkaitan dengan baterai mulai dikembangkan terutama teknologi elektronik

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA 61 BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA Sebuah sel PV terhubung dengan sel lain membentuk sebuah modul PV dan beberapa modul PV digabungkan membentuk sebuah satu kesatuan (array) PV, seperti terlihat

Lebih terperinci

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER DASAR DASAR KELISTRIKAN Dasar dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, Molekul bila kita bagi lagi kita kan mendapatkan

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTARA KERJA ALAT LISTRIK (W) DENGAN MUATAN LISTRIK (Q) YANG DIPINDAHKAN

KETERKAITAN ANTARA KERJA ALAT LISTRIK (W) DENGAN MUATAN LISTRIK (Q) YANG DIPINDAHKAN Hukum Kirchoff KETERKAITAN ANTARA KERJA ALAT LISTRIK (W) DENGAN MUATAN LISTRIK (Q) YANG DIPINDAHKAN Jika kita perhatikan, kerja (usaha=work) yang dilakukan banyak peralatan dalam kehidupan seharihari memanfaatkan

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR ENERGI LISTRIK AKI DENGAN MEMVARIASIKAN JUMLAH AIR SULING (H 2 O) DAN ASAM SULFAT (H 2 SO 4 )

PENENTUAN BESAR ENERGI LISTRIK AKI DENGAN MEMVARIASIKAN JUMLAH AIR SULING (H 2 O) DAN ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) PENENTUAN BESAR ENERGI LISTRIK AKI DENGAN MEMVARIASIKAN JUMLAH AIR SULING (H 2 O) DAN ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) Romadona, Maksi Ginting, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

MENGUJI, MEMELIHARA/ SERVIS DAN MENGGANTI BATTERY OTO.KR

MENGUJI, MEMELIHARA/ SERVIS DAN MENGGANTI BATTERY OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MENGUJI, MEMELIHARA/ SERVIS DAN MENGGANTI BATTERY BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Andri Wicaksono 1, Ainur Rofiq Nansur, ST, MT. 2,Endro Wahjono, S.ST, MT. 3 Mahasiswa Elektro Industri,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

Peralatan Las Busur Nyala Listrik

Peralatan Las Busur Nyala Listrik Peralatan Las Busur Nyala Listrik Peralatan Las Busur Nyala Listrik 1. Mesin Las 2. Kabel Las 3. Pemegang Elektroda 4. Elektroda (Electrode) 5. Bahan Tambah (Fluks) Mesin Las Mesin las busur nyala listrik

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN Dari Asam Buah Menjadi Listrik Hasil teknologi ini merupakan pengembangan hasil penelitian dari Alexander Volta. Dari penelitian volta disebutkan bahwa jika suatu deretan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT)

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Disusun oleh: Jeffrey Pradipta Wijana Robby Sukma Dharmawan Dr. Isdiriayani Nurdin Hary Devianto, Ph.D Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ G.17 DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAICBATERAI MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ Soedibyo 1*, Dwiana Hendrawati 2 1 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN. A. Judul : Pengaruh Alternator Dan Accumulator Paralel. Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan Dari

ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN. A. Judul : Pengaruh Alternator Dan Accumulator Paralel. Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan Dari ABSTRAKSI A. Judul : Pengaruh Alternator Dan Accumulator Paralel Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan Dari Putaran Mesin Motor Matic Untuk Penerangan Rumah. B. Abstraksi : Kebutuhan akan energi listrik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP Novio Mahendra Purnomo (L2F008070) 1, DR. Ir. Joko Windarto,MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR ABSTRAKSI

PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR ABSTRAKSI Jurnal Emitor Vol.14 No.2 ISSN 1411-8890 PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR Umar, Agus Tain, Jatmiko Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAN PEMBUATAN ALAT PENYEDIAAN DAYA LISTRIK SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER 12V DC MENJADI 220V AC.

PEMANFAATAN DAN PEMBUATAN ALAT PENYEDIAAN DAYA LISTRIK SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER 12V DC MENJADI 220V AC. PEMANFAATAN DAN PEMBUATAN ALAT PENYEDIAAN DAYA LISTRIK SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER 12V DC MENJADI 220V AC Suharijanto 1 1) Dosen Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas Isalam Lamongan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Catu daya DC (power supply) merupakan suatu rangkaian elektronik yang. energi listrik untuk satu atau lebih beban listrik.

I. PENDAHULUAN. Catu daya DC (power supply) merupakan suatu rangkaian elektronik yang. energi listrik untuk satu atau lebih beban listrik. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Catu daya DC (power supply) merupakan suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Catu daya menjadi bagian yang penting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

Alat Uji Baterai 12V, 60AH Secara Elektronis

Alat Uji Baterai 12V, 60AH Secara Elektronis Alat Uji Baterai 12V, 60AH Secara Elektronis Hanny H Tumbelaka, Johannes Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra e-mail: tumbeh@petra.ac.id Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

AKUMULATOR, PEMAKAIAN DAN PERAWATANNYA

AKUMULATOR, PEMAKAIAN DAN PERAWATANNYA METANA, Vol. 11 No. 01, JULI 2015, Hal. 31-36 AKUMULATOR, PEMAKAIAN DAN PERAWATANNYA Iman Setiono PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Jalan Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang e-mail :imansetionoms@gmail.com.

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring Sel Surya dengan Raspberry Pi Berbasis Web Sebagai Sarana Pembelajaran di Akademi Teknik dan Penerbangan Surabaya Hartono Indah Masluchah Program Studi Diploma

Lebih terperinci

BAB II NO BREAK SYSTEM

BAB II NO BREAK SYSTEM BAB II NO BREAK SYSTEM 2.1 Definisi Umum Sistem Catu Daya Sistem catu daya adalah suatu kumpulan dari perangkat-perangkat catu daya yang bekerja bersama-sama dalam rangka penyelenggaraan suatu energi listrik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Oxyhydrogen (HHO) HHO atau yang juga dikenal dengan nama oxyhydrogen adalah teknologi yang sengaja dibuat open source tanpa paten. Strategi ini dibuat oleh sang penemu

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Dr. Isdiriayani Nurdin,

Lebih terperinci

Pengertian BATTERY / ACCU

Pengertian BATTERY / ACCU Pengertian BATTERY / ACCU Battery atau yang di sebut Aki adalah alat yang berfungsi untuk menyimpan Arus/Energi listrik yang dihasilkan suatu alat yang lain. Battery kegunaan di sistem PLTS sangat berguna

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR

PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR A. Yudi Eka Risano Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UNILA Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145 Telp. (0721)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 26 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 3.1. Pembuatan Alat Penelitian Dalam proses perancangan, dan pembuatan prototype konveyor sortir berbasis PLC ini diperlukan beberapa alat

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL V.1 Peralatan Pengujian Simulasi pengujian dilakukan terhadap test bed yang telah dibuat. Peralatan yang terdapat dalam test bed ini meliputi;

Lebih terperinci

I. Tujuan. Dasar Teori

I. Tujuan. Dasar Teori I. Tujuan 1. Merangkai rangkaian listrik yang digunakan dalam proses pewarnaan alumunium dalam proses anodizing dengan benar. 2. Dapat menghitung konsentrasi asam sulfat yang digunakan dalam proses pewarnaan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) 1300 VA

RANCANG BANGUN UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) 1300 VA RANCANG BANGUN UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) 1300 VA Oleh : Sulistyo Warjono dan Suryono Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH. Tembalang Semarang 50275

Lebih terperinci