ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN IKAN KOI DI KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI SHELLA RUBIAN FAJRI FITRIANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN IKAN KOI DI KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI SHELLA RUBIAN FAJRI FITRIANI"

Transkripsi

1 ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN IKAN KOI DI KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI SHELLA RUBIAN FAJRI FITRIANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran Ikan Koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2016 Shella Rubian Fajri Fitriani NIM H

3 ABSTRAK SHELLA RUBIAN FAJRI FITRIANI. Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran Ikan Koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Dibimbing oleh ACENG HIDAYAT dan ASTI ISTIQOMAH. Kecamatan Cisaat memiliki potensi alam cukup baik memproduksi ikan koi. Namun, belum dioptimalkan sehingga produksi grade unggul (A dan B) masih rendah. Perbedaan harga jual sesuai grade menimbulkan dugaan adanya gap antara pembudidaya dan konsumen akhir sehingga perolehan keuntungan dalam sistem pemasaran ikan koi tidak setara. Penelitian ini bertujuan: 1) Menganalisis lembaga, fungsi dan saluran pemasaran yang terjadi dalam sistem pemasaran ikan koi dan mengestimasi nilai marjin pemasaran, farmer s share dan net B/C, 2) Mengkaji efisiensi pemasaran. Analisis kualitatif untuk mengetahui fungsi dan sistem pemasaran ikan koi, kuantitatif untuk menghitung marjin pemasaran, farmer s share dan net B/C. Hasil menunjukkan, empat lembaga pemasaran terlibat, setiap lembaga melakukan ketiga fungsi pemasaran dengan aktivitas berbeda-beda serta terdapat enam saluran pemasaran. Marjin pemasaran terbesar grade A dan B pada saluran V, farmer s share terbesar diperoleh saluran VI, nilai net B/C terbesar pada saluran V. Saluran pemasaran paling efisien adalah saluran VI karena memenuhi seluruh indikator efisiensi pemasaran. Kata Kunci: farmer s share, ikan koi, Kecamatan Cisaat, marjin pemasaran, saluran pemasaran. ABSTRACT SHELLA RUBIAN FAJRI FITRIANI. Market Channel and Marketing Marjin Analysis of Koi Fish in Cisaat Region, Sukabumi District. Supervised by ACENG HIDAYAT and ASTI ISTIQOMAH. Cisaat Region has good potential to produce koi fish. But it doesn t optimized yet so high quality koi fish (A and B grade) production still low. Sale price differences based on quality appear hipothesys there s gap between farmer s and last consumer so that profits share in koi fish s market systems is inequal. Research aims to: 1) Analyze actors, functions and market chains that occur in koi s marketing systems, and estimate marketing margin s value, farmer's share and net B/C, 2) Examine marketing efficiency. Data were analyzed qualitatively to determine functions and marketing systems, quantitatively to calculate marketing margins, farmer's share, and net B/C. Results showed, four marketing agencies involved, every actors did three marketing functions with different activities and six market chains occured. The biggest marketing margin obtain to channel V, the biggest farmer's share is channel VI, highest value of net B/C is channel V. The most efficient channel is channel VI because it fulfill all marketing efficiency indicators. Keywords: benefit cost ratio, Cisaat Region, farmer s share, koi fish, marketing margin.

4 ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN IKAN KOI DI KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI SHELLA RUBIAN FAJRI FITRIANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

5 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi. Skripsi ini berjudul Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran Ikan Koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT dan Ibu Asti Istiqomah, SP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ir. Ujang Sehabudin, M.Si dan Osmaleli, SE, M.Si sebagai penguji utama dan penguji wakil komdik atas kritik serta saran yang diberikan demi perbaikan skripsi penulis. Penghargaan dan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Santi selaku Sekretaris UPTD Pasar Ikan Cibaraja, Ibu Endang Sohor Group Fishing sekeluarga beserta staff, Bapak Misbachuddin selaku Ketua Asosiasi Pecinta Ikan Koi Sugoi s dan Pokdakan Gosanke, Bapak Ipan selaku Ketua Asosiasi Pecinta Ikan Koi SBKC, Bapak Yadi, Bapak Ujang Saepullah, Bapak Ece Kosasih, Bapak Anay, Bapak Panpan, Bapak Enjen Zen Koi dan ketua-ketua POKDAKAN lainnya beserta seluruh anggota yang telah membantu memberikan informasi terkait penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada mama, papa, kakak, adik dan seluruh keluarga atas doa, kasih, sayang, dukungan, dan kepercayaan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman semua dari Pondok Raimanda, Wisma Padasuka, KMNU IPB, KMNU IPB angkatan 47, Pondok Al Ihya Dramaga, Kedai Kopi Inspirasi, Warnas Berkah Berlin, Sabisa Farm, dan ESL 47 yang senantiasa menemani dan memberikan dukungan tiada henti serta pelajaranpelajaran hidup yang berharga kepada penulis dalam kondisi apa pun. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat. Bogor, Agustus 2016 Shella Rubian Fajri Fitriani

6

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... vii vii viii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Hipotesis Tujuan Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA Ikan Koi Budidaya Ikan Koi Cara Grading atau Penyeleksian Ikan Koi Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Pemasaran dan Sistem Tataniaga Saluran dan Lembaga Tataniaga Konsep Fungsi Pemasaran Konsep Marjin Pemasaran Farmer s Share Rasio Keuntungan terhadap Biaya Analisis Efisiensi Pemasaran Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Penentuan Responden Metode Analisis Data Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Aspek Demografis Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Karakteristik Responden Pembudidaya Karakteristik Lembaga Pemasaran... 38

8 5.5 Asosiasi Pecinta Ikan Koi Sugoi S (Sukabumi Nishikigoi Breeders) Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Gambaran Umum Usahatani Ikan Koi di Kecamatan Cisaat VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Lembaga, Fungsi, dan Saluran Pemasaran Lembaga Pemasaran Fungsi Pemasaran Saluran Pemasaran Ikan Koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Analisis Marjin Pemasaran, Farmer s Share, dan Net B/C pada Pemasaran Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Marjin Pemasaran Farmer s Share Rasio Keuntungan terhadap Biaya Analisis Efisiensi Pemasaran VII. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP... 96

9 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Jumlah produksi ikan menurut tempat pemeliharaan dan Kecamatan di Kabupaten Sukabumi tahun Produksi ikan hias di Kecamatan Cisaat tahun Harga dan volume pemasaran ikan koi di UPTD Pasar Ikan Cibaraja tahun Matriks tujuan penelitian, kebutuhan, dan analisis data Jenis matapencaharian penduduk Kecamatan Cisaat Karakteristik responden pembudidaya berdasarkan usia di Kecamatan Cisaat tahun Karakeristik responden pembudidaya berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Cisaat tahun Karakteristik responden pembudidaya berdasarkan pekerjaan utama budidaya ikan Karakteristik lembaga pemasaran ikan koi Kecamatan Cisaat tahun Karakteristik responden lembaga pemasaran ikan koi Kecamatan Cisaat berdasarkan bentuk kelembagaannya Fungsi-fungsi yang dilakukan setiap lembaga pemasaran ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Produksi dan jumlah responden pembudidaya pada setiap saluran pemasaran ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Ringkasan tabel marjin pemasaran Sebaran total marjin dan total keuntungan per lembaga pemasaran pada setiap saluran pemasaran Farmer s Share seluruh grade dari setiap saluran pada pemasaran ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Rasio keuntungan terhadap biaya pada setiap lembaga pemasaran ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Jenis-jenis ikan koi Skema budidaya ikan koi Kerangka pemikiran operasional... 27

10 4. Struktur organisasi Asosiasi Pecinta Ikan Koi Sugoi s Alur pemasaran ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Alur Pemasaran ikan koi saluran I di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Alur Pemasaran ikan koi saluran II di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Alur Pemasaran ikan koi saluran III di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Alur Pemasaran ikan koi saluran IV di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Alur Pemasaran ikan koi saluran V di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Alur Pemasaran ikan koi saluran VI di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. 64 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuisioner Daya Saing Pemasaran Ikan Koi Kuisioner untuk Lembaga Pemasaran Data respoden pembudidaya penelitian analisis saluran dan marjin pemasaran ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi tahun Data responden lembaga pemasaran penelitian analisis saluran dan marjin pemasaran ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi tahun Rincian biaya pemasaran ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Marjin setiap saluran pemasaran ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi... 94

11 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya berupa perairan sehingga berdampak pada keanekaragaman jenis ikan hias yang indah dan unik. Keunikan dan keanekaragaman jenis ikan hias di Indonesia belum dapat ditandingi oleh negara eksportir ikan hias lainnya, bahkan dalam dunia ikan hias Indonesia dijuluki sebagai Home for Hundred of Exotic Ornamental Fish Species (Kementerian Kelautan dan Perikanan 2013). Keanekaragaman hayati Indonesia dalam bisnis ikan hias telah banyak dikenal dunia. Produk ikan hias air tawar maupun air laut dari Indonesia memiliki banyak spesies. Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013) menyebutkan bahwa dari spesies ikan hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari Indonesia. Secara biologis, ikan menghuni semua bentuk ekosistem perairan baik perairan laut, tawar maupun perairan air payau. Beberapa spesies ikan yang telah terdeskripsikan secara ilmiah, sekitar 41% menghuni perairan air tawar yang luasnya hanya 1% dari luas permukaan bumi dan sisanya sebanyak 58% menghuni laut yang luasnya 70% dari permukaan bumi. Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013) memperkirakan jumlah spesies ikan air tawar di Indonesia sekitar spesies dan sebagian besar ikan-ikan tersebut merupakan ikan hias. Jumlah ini merupakan jumlah tertinggi di Benua Asia dan merupakan urutan kedua di dunia setelah Brazil yang mencapai spesies. Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013) mencatat ada sekitar 340 jenis ikan introduksi yang sudah masuk ke Indonesia dan kebanyakan ikan-ikan tersebut telah banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan Koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu ikan introduksi dari Jepang yang sukses dibudidayakan di Indonesia dan telah menjadi ikon beberapa wilayah, salah satunya Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Kabupaten Sukabumi mempunyai potensi budidaya ikan air tawar yang tinggi dan menjadi salah satu pemasok utama ikan air tawar, baik ikan hias maupun ikan konsumsi di wilayah Jabodetabek. Hal itu tidak terlepas dari peran Kecamatan Cisaat yang menduduki urutan pertama penghasil ikan air tawar di Kabupaten Sukabumi. Tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang memproduksi ikan air tawar dengan jumlah terbesar, yaitu Kecamatan Cisaat, Kebonpedes, dan Caringin (UPTD Pasar Ikan Cibaraja 2013). Jumlah produksi ikan menurut tempat pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah produksi ikan menurut tempat pemeliharaan dan kecamatan di Kabupaten Sukabumi tahun 2013 Kecamatan Pembesaran (ton) Kolam Pembenihan (ribu ekor) Ikan Hias (ribu ekor) Sumber: UPTD Pasar Ikan Cibaraja di Kabupaten Sukabumi 2013 Sawah Pembesaran (ton) Tambak Cisaat Kebonpedes Caringin Laut

12 2 Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa baik dari segi pembesaran dan pembenihan ikan konsumsi, maupun ikan hias Kecamatan Cisaat menduduki urutan pertama. Dua kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Kebonpedes dan Caringin secara bergantian menduduki peringkat kedua, Kecamatan Kebonpedes menduduki peringkat kedua pada pembesaran ikan, dan menduduki peringkat ketiga pada pembenihan. Kecamatan Caringin menduduki peringkat kedua pada pembenihan tetapi menduduki peringkat ketiga pada pembesaran. Terdapat ketidakkonsistenan pada dua kecamatan tersebut, hanya Kecamatan Cisaat yang konsisten menduduki peringkat pertama dan merupakan satu-satunya kecamatan yang memiliki sawah pembesaran di antara dua kecamatan lainnya. Kekonsistenan Kecamatan Cisaat menduduki urutan pertama pada pembesaran dan pembenihan menunjukkan bahwa Kecamatan Cisaat memang memiliki potensi yang cukup tinggi untuk kegiatan perikanan air tawar, baik ikan konsumsi maupun ikan hias. Ikan koi adalah salah satu komoditas ikan hias yang menjadi favorit para penghobi ikan koi (hobiis) karena memiliki pola dan warna tertentu yang unik. Keunikan tersebut membuat ikan koi mempunyai berbagai macam jenis dan nama. Kecintaan hobiis terhadap ikan koi memunculkan asosiasi-asosiasi pecinta ikan koi di Kabupaten Sukabumi, yang pertama berdiri adalah Sukabumi Nishikigoi Breeders (Sugoi S) yang bermitra dengan Koi Owners of Indonesia Society (KOI S). Kedua, adalah Sukabumi Bersatu Koi Club (SBKC) yang berada di bawah naungan Asosiasi Pecinta Koi Indonesia (APKI). Para pembudidaya ikan di Kecamatan Cisaat saat ini telah bergabung dalam kelompok yang disebut Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN). Tujuan dibentuknya POKDAKAN ialah memberi wadah diskusi bagi para pembudidaya ikan agar dapat mencari solusi atas permasalahan-permasalahan yang terkait dengan budidaya perikanan dalam satu kelompok. Kehadiran POKDAKAN dalam masyarakat Kecamatan Cisaat diharapkan dapat memberikan dampak positif dan meningkatkan kerja sama antar pembudidaya anggotanya untuk meningkatkan produksi ikan dalam satu anggota kelompok. Selain itu, dengan dibentuknya POKDAKAN dapat mencegah penurunan produktivitas ikan serta mengurangi dampak kerugian yang terjadi akibat resiko dan kendala-kendala yang harus ditanggung oleh pembudidaya-pembudidaya ikan. Resiko dan kendala tersebut misalnya gagal panen, harga pakan tinggi, kekurangan bibit atau benih ikan, kematian, kesulitan memasarkan hasil panen, dan adanya virus atau wabah. Terbentuknya POKDAKAN dan asosiasi pecinta ikan koi diduga dapat menjadi solusi permasalahan budidaya ikan koi yang dialami pembudidayapembudidaya, khususnya pembudidaya ikan hias. Adanya POKDAKAN dan asosiasi pecinta ikan koi dapat mempengaruhi produksi ikan koi karena terdapat pengawasan kualitas indukan maupun anakan ikan koi, baik dari segi kesehatan maupun cara merawat ikan koi. Pengawasan kesehatan dan perawatan ikan koi tersebut meningkatkan taraf hidup dan grade ikan koi sehingga keberhasilan dalam memijahkan dan menghasilkan ikan koi dengan kualitas yang baik meningkat. Hal ini dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah produksi ikan hias pada tahun yang ditunjukkan oleh Tabel 2.

13 3 Tabel 2 Produksi ikan hias di Kecamatan Cisaat tahun Jenis Komoditi Ikan Hias Tahun 2009 Tahun 2010 Produksi (ekor per tahun) Tahun 2011 Tahun 2012 Rata-rata laju produksi Rata-rata laju produksi per tahun (%) 1. Koi Pembenihan Pembesaran Koki Pembenihan Pembesaran Komet Pembenihan Pembesaran Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 2012 (diolah) Tabel 2 menunjukkan jumlah produksi ikan koi dalam ukuran besar lebih sedikit dibandingkan dengan ukuran pembenihan meskipun setiap tahun jumlahnya bertambah. Hal ini membuktikan bahwa masih sedikit pembudidaya yang melakukan pembesaran ikan koi sehingga pasokan ikan koi dalam ukuran besar lebih sedikit dibandingkan ikan koi dalam ukuran benih. Ikan koi yang menduduki urutan kedua dalam produksi ikan hias terbesar di Kecamatan Cisaat baik pembenihan maupun pembesaran, mengindikasikan bahwa ikan koi memiliki potensi pangsa pasar yang besar sehingga menjadi alasan yang logis bagi pembudidaya ikan untuk menanam ikan koi. Ikan koi dibudidayakan sebagai jenis ikan yang ditumpangsarikan dengan ikan jenis lainnya, baik sebagai komoditas utama maupun sebagai komoditas sampingan. Fenomena tersebut mengakibatkan meningkatnya jumlah pembudidaya ikan yang menanam ikan koi di Kecamatan Cisaat yang berimplikasi pada meningkatnya produksi ikan koi dari tahun ke tahun. Hal ini menandakan bahwa produksi ikan hias khususnya ikan koi di Kecamatan Cisaat memang cukup besar. Ketersediaan air bersih yang melimpah merupakan salah satu karakteristik Kecamatan Cisaat karena terletak di bagian utara Kabupaten Sukabumi yang cukup dekat dengan kaki Gunung Gede. Karakteristik tersebut berimplikasi pada berkembangnya sektor perikanan air tawar karena kualitas air yang bagus dan melimpah. Hal tersebut dapat terlihat dari jumlah ikan hias yang dibudidayakan di Kecamatan Cisaat adalah yang terbanyak dibandingkan kecamatan lainnya. Komoditas ikan hias tersebut antara lain Blaster, Koi, Sodager, Guppy, Diskus, Manvis, Barbir, Coridoras, Moli, Plati, Cupang, Mas Koki, dan Komet (UPTD Pasar Ikan Cibaraja 2013). Ikan koi merupakan komoditas yang paling cocok dibudidayakan di wilayah Kecamatan Cisaat dibandingkan dengan komoditas ikan hias air tawar lainnya. Hal ini karena wilayah Kecamatan Cisaat merupakan kawasan mata air sehingga saat musim kemarau pun air masih dapat keluar dari dalam tanah. Selain itu, suhu air di wilayah ini termasuk dingin, yakni C yang membuat kualitas ikan koi dari Kabupaten Sukabumi tidak kalah bersaing dengan ikan koi dari daerah lainnya dan membuat para pembudidaya ikan koi di Kabupaten Sukabumi saat ini menjadi barometer pecinta ikan koi nasional. Ikan koi memiliki tren yang cukup konstan meskipun memiliki banyak peminat di setiap tahunnya.

14 4 Hal tersebut membuktikan bahwa ikan koi memiliki pangsa pasar yang cukup besar, khususnya bagi ikan koi dari Kabupaten Sukabumi. Berikut adalah data harga dan volume pemasaran ikan koi di UPTD Pasar Ikan Cibaraja tahun yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Harga dan volume pemasaran ikan koi di UPTD Pasar Ikan Cibaraja tahun Jenis Ikan Koi (5 10) cm Satuan Harga (Rp) Tahun 2012 Tahun 2013 Volume (ekor) Nilai (Rp) Harga (Rp) Volume (ekor) Nilai (Rp) Ekor Koi 15 cm Ekor Sumber: UPTD Pasar Ikan Cibaraja, Kabupaten Sukabumi 2013 Data pada Tabel 3, terjadi fluktuasi harga ikan koi yang masuk Pasar Ikan Cibaraja. Tahun 2012 ikan koi dengan ukuran 5 10 cm memiliki harga sebesar Rp per ekor dan mengalami penurunan harga pada tahun 2013 menjadi Rp per ekor, akan tetapi volume ikan yang diperjualbelikan di Pasar Ikan Cibaraja konstan, yaitu sebesar ekor. Kemudian, ikan koi dengan ukuran 15 cm tahun 2012 memiliki harga Rp per ekor dan mengalami penurunan harga pada tahun 2013 menjadi Rp per ekor, akan tetapi volume ikan yang diperjualbelikan di Pasar Ikan Cibaraja konstan sebesar ekor. Data tersebut mengungkapkan bahwa harga ikan koi fluktuatif, ditunjukkan dengan perubahan harga setiap tahun dan perbedaan harga berdasarkan ukuran ikan. Menurut UPTD Pasar Ikan Cibaraja (2013) harga ikan dengan ukuran yang lebih besar lebih tinggi dibandingkan harga ikan yang ukurannya lebih kecil, namun terjadi ketidaksesuaian pada harga ikan di tahun 2012, yaitu harga ikan ukuran 5 10 cm (Rp per ekor) lebih tinggi dibandingkan dengan harga ikan ukuran 15 cm (Rp per ekor). Ketidaksesuaian tersebut diduga karena permintaan (demand) ikan koi ukuran 5 10 cm tinggi sehingga harga jualnya meningkat melebihi harga jual ikan koi ukuran 15 cm dan di tahun berikutnya demand ikan koi kembali seperti biasa sehingga harga ikan koi ukuran 15 cm lebih tinggi. Fluktuasi harga ikan koi dapat disebabkan juga oleh tren yang sedang musim saat itu sehingga ikan koi yang dijual di pasaran cenderung sama dan terjadi penurunan harga. Jenis ikan koi yang sama dan banyak dijual di pasaran menyebabkan turunnya harga ikan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Sektor perikanan merupakan salah satu subsektor yang memiliki peranan penting untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan taraf hidup masyarakat di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Ikan koi adalah salah satu jenis ikan hias air tawar yang dibudidayakan di Kecamatan Cisaat dan memiliki pangsa pasar yang cukup tinggi. Jenis ikan koi yang beragam menjadi salah satu pemicu daya tarik konsumen, terlebih para hobiis ikan koi. Jenis, warna dan pola ikan koi yang beragam membuat harga ikan koi menjadi beragam. Ikan koi dengan pola, warna dan postur tubuh yang bagus akan meningkatkan keunggulan dan harga ikan

15 tersebut, terlebih jika dibudidayakan dalam ukuran yang besar maka harga jualnya akan semakin tinggi. Menurut Taufik (2012) rendahnya produktivitas disebabkan oleh akumulasi berbagai permasalahan seperti rendahnya kesuburan tanah dan terbatasnya sumber air, rendahnya keterampilan petani dan penerapan teknologi, lemahnya kelembagaan petani, permodalan dan pemasaran, serangan hama penyakit, dan kurangnya dukungan sarana dan prasarana. Produksi ikan koi yang besar ternyata tidak menjamin besarnya keuntungan yang didapatkan oleh para pembudidaya ikan yang membudidayakan ikan koi. Hal ini disebabkan sebagian besar pembudidaya ikan koi di Kecamatan Cisaat tidak melakukan pembesaran terhadap ikan koi yang mereka budidayakan. Pembudidaya ikan di Kecamatan Cisaat sebagian besar tidak melakukan pembesaran ikan koi karena adanya beberapa kendala yang dialami sehingga menjadi disinsentif bagi pembudidaya dalam melakukan pembesaran ikan koi. Kendala-kendala tersebut antara lain tingginya harga bibit unggul ikan koi dan harga pakan, virus dan penyakit, serta rendahnya keterampilan atau skill pembudidaya ikan dalam mengklasifikasikan kualitas (grade) ikan koi. Selain itu, masih ada kebutuhan perawatan lainnya seperti obat dan pakan khusus yang harganya relatif mahal, padahal dengan membesarkan ikan koi maka resiko yang dihadapi akan semakin tinggi. Keterbatasan modal, rendahnya pengetahuan dan skill pembudidaya dalam mengklasifikasikan jenis serta grade ikan koi menimbulkan keterikatan antara pembudidaya dengan pedagang pengumpul yang kemudian dimanfaatkan agar dapat membeli ikan koi berkualitas unggul dengan harga yang murah. Hal tersebut tentu saja akan menurunkan harga jual ikan koi sehingga merugikan pembudidaya. Menurut Muslim dan Nurasa (2011) sistem penentuan harga antara petani dengan pedagang pengumpul dan pemasok adalah berdasarkan kesepakatan secara tawarmenawar akan tetapi pengaruh pedagang sangat menonjol dan menentukan. Hal tersebut relevan dengan kondisi pembudidaya di Kecamatan Cisaat. Fenomena tersebut menimbulkan dugaan bahwa pembudidaya mendapatkan keuntungan atau profit share terkecil di antara lembaga pemasaran lain yang mengakibatkan menurunnya pendapatan pembudidaya. Jaringan ke hobiis yang terbatas, keterbatasan modal, rendahnya pengetahuan dan keterampilan pembudidaya dalam mengklasifikasikan ikan koi membuat pembudidaya menggantungkan penjualan ikan koi hanya kepada pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul sebagai pihak yang memiliki banyak informasi padahal dengan menjual langsung ke hobiis pembudidaya akan mendapatkan harga jual yang lebih tinggi. Selain ketergantungan karena kurangnya koneksi ke hobiis, peminjaman modal budidaya dan peminjaman uang untuk kebutuhan lain menjadi penyebab lain rendahnya bargaining position pembudidaya terhadap pedagang pengumpul. Pembudidaya yang menjual ikan koi kepada pedagang pengumpul dengan atau tanpa terikat perjanjian cenderung mendapatkan harga jual yang jauh lebih rendah dibandingkan menjual langsung kepada hobiis sehingga berimplikasi pada kesejahteraan pembudidaya itu sendiri. Terdapat perbedaan harga yang sangat menonjol antara ikan koi berkualitas rendah (grade C) dengan kualitas unggul (grade A dan B), ikan koi dengan ukuran kurang dari 25 cm secara umum adalah ikan koi dengan kualitas grade C. Perbedaan keuntungan dan harga ikan koi grade C tidak begitu terlihat di setiap lembaga pemasaran (normal profit). Oleh karena itu, ikan koi yang digunakan sebagai objek 5

16 6 pada penelitian ini adalah ikan koi dengan grade A dan B. Modal yang dikeluarkan pembudidaya untuk membesarkan ikan koi berkualitas rendah tidak akan sebanding dengan harga jual karena harga jualnya akan tetap rendah meskipun ukurannya besar. Perbedaan harga jual ikan koi yang terjadi adalah sebagian ikan koi memiliki harga jual yang sangat tinggi sedangkan sebagian yang lain memiliki harga jual yang sangat rendah. Ikan koi merupakan ikan hias yang fungsinya hanya untuk dilihat sehingga pasarnya tersegmentasi karena yang berminat hanyalah kalangan-kalangan tertentu, yakni para hobiis ikan koi. Selain itu, ikan koi memiliki tren yang relatif fluktuatif akibat adanya preferensi hobiis. Kalangan hobiis memiliki preferensi tersendiri dan karakteristik tertentu dalam membeli ikan koi yang berpengaruh pada harga jual ikan koi itu sendiri. Ikan koi dengan warna, pola dan postur tubuh yang bagus akan meningkatkan harga jual secara drastis sehingga akan sangat merugikan apabila ikan koi berkualitas unggul (grade A dan B) terjual dengan harga murah di tingkat pedagang pengumpul. Fenomena tersebut mengindikasikan bahwa terdapat ketidaksetaraan atau inequality di dalam rantai pemasaran ikan koi, akibatnya keuntungan yang didapatkan antar lembaga pemasaran tidak merata dan cenderung jauh selisihnya dengan pembudidaya mendapatkan share keuntungan terkecil. Hal tersebut tentu akan merugikan pembudidaya yang mendapatkan share terkecil dibandingkan lembaga pemasaran lainnya meskipun harga ikan koi sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk menganalisis saluran dan marjin pemasaran ikan koi agar dapat mengetahui saluran pemasaran yang paling efisien dan menjadi rekomendasi untuk pengembangan ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana sistem pemasaran ikan koi pada lokasi penelitian dengan menganalisis lembaga pemasaran, fungsi pemasaran dan saluran pemasaran oleh lembaga pemasaran, serta berapakah marjin pemasaran, farmer s share, dan rasio keuntungan terhadap biaya atau net B/C dari sistem pemasaran ikan koi? 2. Mengkaji saluran mana yang paling efisien memasarkan ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi? 1.3 Hipotesis Sistem pemasaran ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi terdiri atas lembaga pemasaran pembudidaya, pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer, dan konsumen akhir atau hobiis. Hobiis memiliki karakteristik tertentu dalam membeli ikan koi. Hal tersebut berpengaruh pada harga jual ikan koi itu sendiri. Panjangnya rantai pemasaran menyebabkan harga jual di tingkat pembudidaya rendah sedangkan harga beli di tingkat konsumen akhir sangat tinggi. Hal ini menimbulkan terjadinya gap antara pembudidaya dengan lembaga pemasaran lain, dengan pembudidaya sebagai lembaga yang mendapatkan share terkecil dalam saluran pemasaran. Marjin pemasaran yang besar berimplikasi pada farmer s share yang kecil, dengan mengetahui besar nilai marjin pemasaran dan net B/C dapat menjadi suatu acuan untuk mengetahui saluran pemasaran yang paling

17 efisien. Hal tersebut diharapkan bisa menjadi rekomendasi untuk pengembangan ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi ke depannya. 1.4 Tujuan Tujuan penelitian ini mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah, antara lain : 1. Menganalisis sistem pemasaran ikan koi melalui penelusuran saluran pemasaran, lembaga pemasaran dan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran serta menghitung nilai marjin pemasaran, farmer s share dan rasio keuntungan terhadap biaya atau net B/C dari sistem pemasaran ikan koi. 2. Mengkaji efisiensi pemasaran ikan koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. 1.5 Manfaat Penelitian 7 lain: Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara 1. Pembudidaya dan lembaga yang terlibat, sebagai bahan informasi untuk melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dalam pemasaran ikan koi agar tercapai kepuasan konsumen. 2. Pengambil kebijakan, mengoptimalkan fungsi dan peran POKDAKAN serta asosiasi pecinta ikan koi bagi keberlangsungan usaha, daya saing, dan kesejahteraan pembudidaya. 3. Peneliti, digunakan sebagai penambah wawasan dan sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu: 1. Ikan koi yang diidentifikasikan adalah ikan yang berukuran 25 cm ke atas (grade A dan B). Ikan koi grade A dan B adalah ikan koi hasil sortiran lebih dari tiga kali dari awal penanaman, dengan kisaran harga di tingkat pengecer secara umum Rp Rp per ekor. 2. Harga ikan koi yang digunakan adalah harga saat melakukan pengumpulan data. 3. Responden pembudidaya yang diwawancara merupakan anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN). 4. Penghitungan biaya pemasaran disesuaikan dengan waktu panen setiap pembudidaya dalam jangka waktu satu kali panen dan satu kali pengiriman hasil panen ikan koi di tingkat lembaga pemasaran lainnya.

18 8

19 9 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Koi Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan hias air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar nasional maupun internasional dan masih satu ras (strain) dengan ikan mas. Ikan koi adalah ikan peliharaan yang sangat terkenal di Jepang sehingga Jepang merupakan kiblat tren ikan koi dunia. Ikan koi disebut dengan Nishikigoi di Jepang dan memiliki berbagai macam warna dan corak yang unik. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013)ikan koi memiliki beberapa sifat antara lain: 1) Badannya berbentuk torpedo; 2) Memiliki zat warna melanophore (hitam), xanthophore (kuning), erythrophore (merah), dan guanophore (putih); 3) Termasuk hewan omnivorus yang menyukai berbagai jenis makanan. Koi yang ada di Indonesia memiliki banyak variasi terutama pola warna yang dihasilkan. Pada dasarnya, ikan koi yang ada di Indonesia dikelompokkan menjadi 2, yaitu koi lokal dan koi impor. Koi lokal adalah hasil persilangan atau pembastaran antara koi Indonesia dan koi impor sedangkan koi impor adalah koi yang didatangkan dari Jepang. Koi lokal memiliki perbedaan yang jelas dengan koi impor. Koi lokal memiliki warna yang kurang cemerlang dibandingkan dengan koi impor. Koi impor memiliki warna yang lebih murni, warna putih tidak memudar kekuningan seperti koi lokal, bentuknya juga tidak pipih seperti koi lokal (Agoes dan Murhananto 2002). Varietas Nishikigoi mempunyai lebih dari 80 jenis varietas, secara garis besar ikan koi diklasifikasikan dalam 13 kategori, yaitu Kohaku, Sanke, Showa, Bekko, Utsurimono, Asagi, Shusui, Tancho, Hikari, Koromo, Ogon, Kinginrin, dan Kawarimono. Penggolongan pada saat kontes koi digolongkan dalam 16 kelompok warna (Anonim 2002). Jenis ke-1 adalah Kohaku, yakni koi putih dengan pola warna merah. Jenis ke-2, Taisho Sanshoku atau Sanke adalah koi putih dengan pola warna merah dan hitam. Jenis ke-3, Showa Sanshoku atau Showa adalah koi hitam dengan pola warna merah dan putih. Jenis ke-4, Utsurimono adalah koi hitam dengan pola warna putih (Shiro Utsuri), merah (Hi Utsuri), atau kuning (Ki Utsuri). Jenis ke-5 adalah Doitsu yaitu koi dengan sisik hanya di bagian punggung sisi saja. Jenis ke-6, Asagi adalah koi biru keabu-abuan dengan warna merah di sisi badannya, sisi kepala, dan sirip. Ke-7 yaitu jenis Shusui, yakni koi jenis Asagi dari kelompok Doitsu. Ke-8, Goshiki adalah jenis koi yang mempunyai pola warna merah. Jenis yang ke-9, Hikari Muji adalah koi metalik yang berwarna tunggal. Jenis ke-10, Kin Ginrin adalah koi dengan sisik keemasan atau keperakan; jenis ke- 11, Tancho adalah koi dengan bulatan merah di kepalanya. Jenis ke-12 Bekko, adalah Taisho Sanshoku yang tidak ada pola warna merah (Shiro Bekko), terdapat juga jenis Aka Bekko, yakni koi merah dengan pola warna hitam, dan Ki Bekko, koi kuning dengan pola warna hitam. Jenis ke-13, yaitu Koromo, adalah koi berpola warna merah yang sekelilingnya berwarna gelap. Ke- 14 Hikari Moyo adalah koi metalik dengan dua atau tiga warna. Jenis ke-15, yaitu jenis Utsuri yang berwarna metalik. Jenis ke-16 adalah Kawari Mono yaitu koi non metalik yang tidak termasuk dalam kelompok lainnya, seperti Chagoi (koi cokelat atau hijau kecokelatan atau kuning kecokelatan), Ochiba Shigure (koi biru abu-abu dengan pola warna coklat), Kumonryu, Beni Kumonryu, dan lain-lain. Jenis-jenis ikan koi dapat dilihat pada Gambar 1.

20 10 Kohaku Taisho Sanshoku Showa Sanshoku Utsuri Mono Bekko Asagi Shusui Koromo Goshiki Hikari Muji Hikari Moyo Hikari Utsuri Tancho Doitsu Kawari Mono Kin Ginrin Sumber : (Diakses 19 Maret 2014) Gambar 1 Jenis-jenis ikan koi 2.2 Budidaya Ikan Koi Memelihara ikan koi merupakan hal yang cukup mudah, namun perlu diketahui bahwa terdapat aspek-aspek penting yang harus diperhatikan pemelihara ikan koi agar ikan koi yang dipelihara selalu sehat dan tidak mudah mati. Menurut Alex (2013), aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan koi antara lain: 1. Pemilihan lokasi dan konstruksi wadah Ikan koi secara alami hidup di air deras sehingga membutuhkan air jernih dengan kadar oksigen tinggi. Pemeliharaan ikan koi terbaik adalah di kolam sehingga mudah mendapatkan makanan alami dan sinar matahari untuk merangsang pewarnaan tubuh. Kolam yang digunakan untuk pemeliharaan ikan koi sebaiknya dinaungi sebagian agar tidak terlalu banyak terpapar sinar matahari. Kolam yang terlalu banyak mendapat sinar matahari akan menyebabkan

21 meningkatnya suhu air kolam dan air kolam akan menjadi cepat keruh akibat blooming fitoplankton. Kolam yang terbuat dari semen biasanya masih menyisakan bau yang berbahaya bagi ikan koi sehingga harus dihilangkan terlebih dahulu dengan merendam dengan air selama beberapa hari, kemudian air tersebut diganti dengan air bersih yang baru sebelum memasukkan ikan koi ke dalam kolam. 2. Kualitas air Kualitas air kolam koi merupakan penentu keberhasilan dalam memelihara ikan koi. Ahli koi mengatakan bahwa memelihara koi adalah menjaga kualitas air kolam yang baik, kolam koi harus terbebas dari zat-zat kimia yang dapat membahayakan kesehatan ikan koi di dalamnya. Pemelihara ikan koi harus menjaga kualitas air kolam agar selalu stabil dalam kondisi bersih, jangan sampai ada perubahan suhu dan kondisi air yang sangat mencolok. Menjaga kualitas air kolam dilakukan dengan membuat sistem filter yang baik dan perlu penggantian air sebanyak 10% maksimal seminggu sekali atau lebih sering bila diperlukan. 3. Pakan Ikan koi adalah jenis ikan yang makan di dasar kolam atau bottom feeder dan termasuk omnivora atau pemakan segala. Pakan buatan untuk pembesaran ikan koi dapat berupa butiran (pellet) dengan sumber protein utama di dalamnya merupakan formulasi kombinasi antara bahan nabati dan bahan hewani serta mutivitamin dan mineral sebagai pelengkap pakan. Bahan nabati yang digunakan untuk pellet misalnya tepung kedelai, tepung jagung, tepung gandum, dan tepung daun, sedangkan bahan hewani misalnya tepung ikan, tepung kepala udang, tepung cumi, dan kerang-kerangan, serta multivitamin seperti Ca, Mg, Zn, Fe, dan Co. Frekuensi pemberian pakan adalah 2 sampai 3 kali sehari disesuaikan dengan kondisi ikan dan media air pemeliharaannya. Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan (bobot biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan 3 5% per hari, pakan diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan energi induk untuk pematangan gonad. 4. Pembenihan Indukan yang baik memiliki pola warna bervariasi yang cerah simetris, bentuk tubuh seperti torpedo dengan berat badan minimal 1 kg. Ikan koi umumnya mencapai ukuran induk pada umur dua atau tiga tahun. Syarat utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Induk jantan yang sudah matang kelamin bila perutnya diurut akan mengeluarkan cairan berwarna putih pekat (sperma), sedangkan induk betina dilihat dari ukuran perut yang membesar dan warna lubang genital kemerahan. Matang tubuh, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk produktif. Syarat lain fisiknya prima, sirip lengkap, sisik lengkap dan tidak cacat, gerakan anggun dan seimbang, serta tidak loyo. Betina lebih besar dibandingkan jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggung. Jantan sebaliknya, lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung. Koi dapat memijah secara alami dan buatan, pemijahan secara buatan yaitu dengan melakukan pengurutan telur dan sperma (stripping) yang dilakukan apabila ikan sulit melakukan pemijahan alami, sedangkan pemijahan alami dilakukan tanpa pengurutan. Perbandingan indukan jantan dan betina saat pemijahan adalah dua betina dan satu jantan atau satu betina dengan dua atau tiga ekor jantan, apabila induk jantan berukuran besar cukup satu banding satu. Perbandingan ini cukup 11

22 12 beresiko. Pemijahan satu banding satu beresiko karena jika induk jantan tidak mengeluarkan sperma maka pemijahan gagal dilakukan. Menghasilkan varietas anak tertentu harus mengetahui kombinasi yang tepat antara varietas jantan dan betinanya. Pembudidaya mengetahui kombinasi tersebut berdasarkan trial and error dan pengalaman dari pembudidaya lainnya. Disarankan untuk tidak menggunakan stok induk yang paling baik saat memijahkan karena keturunannya belum tentu sebaik induk. Sebaiknya yang dipijahkan adalah induk biasa, tetapi masih memiliki sifat-sifat unggul, misalnya warnanya pekat. Induk betina yang memiliki respon baik, saat pemijahan akan berenang ke arah substrat berupa hapa, kakaban, atau tanaman air sembari melepaskan telurnya, lalu diikuti induk jantan di belakangnya sembari mengeluarkan sperma. Telur yang keluar tadi akan menempel pada substrat. Apabila pemijahan telah selesai, induk harus segera diangkat dan dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk karena dikhawatirkan induk akan memakan telurnya sendiri. 5. Pendederan Telur yang sudah dibuahi akan menetas setelah jam atau 2 3 hari tergantung suhu lingkungan, bila suhu cenderung hangat maka telur akan cepat menetas namun jika suhu air terlalu tinggi dapat mengakibatkan resiko telur mati atau membusuk. Suhu yang dingin akan mengakibatkan telur lebih lama menetas sehingga suhu yang stabil sangat berpengaruh pada keberhasilan penetasan telur. Selama penetasan kepadatan telur adalah 1 kg per 5 liter air. Larva yang baru menetas belum memerlukan pakan sampai kuning telur habis, menjelang kuning telur habis baru diberikan pakan alami yang seukuran dengan larva misalnya Naupli artemia. Pakan buatan berupa pellet dapat diberikan secara bertahap. Menurut Anonim (2002) saat umur lima hari dilakukan penjarangan larva untuk mencegah kematian massal karena jumlah yang terlalu padat. Penjarangan dilakukan dengan membagi larva yang ada ke dalam dua kolam pemeliharaan larva. Pada umur 5 8 hari larva tersebut sudah dapat dikatakan sebagai benih. Larva dipelihara dalam bak pemijahan sampai umur lebih dari 25 hari hingga menjadi benih berukuran 1.5 cm yang siap didederkan dalam kolam pendederan. Alex (2013) menerangkan bahwa hama yang terdapat di lingkungan sekitar kolam dapat mengganggu pemeliharaan induk ikan koi antara lain ular, belut, ucrit (ulat dengan dua capit di kepala), kutu ikan, kepiting sawah, dan cacing jarum. Penyakit pada ikan koi bermacam-macam antara lain Koi Herpes Virus (KHV) yang disebabkan virus, kutu ikan yang disebabkan oleh parasit Argulus sp., Lernea (cacing jangkar), ulcer (borok), kerusakan insang dan organ lain, serta pembengkakan pada perut. Penyakit yang disebabkan KHV sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Penanggulangan ikan yang terkena KHV adalah dengan memisahkan ikan yang terserang KHV dari kolam pemeliharaan induk agar tidak menular pada ikan lainnya. Serangan hama berupa kutu ikan biasanya ditangani dengan perendaman dalam larutan abate dengan dosis 3 5 gr dalam 10 L air ( ppt) selama 24 jam atau dengan Diphterex berdosis ppm selama 24 jam. Kolam pemeliharaan induk dapat juga diberikan desinfeksi dengan cara mengeringkan kolam, kemudian dilakukan penebaran FASTAC dengan dosis 0.01 ppt sebanyak 10 L untuk luasan kolam 100 m 2. Secara ringkas, budidaya ikan koi dari pembenihan sampai panen dapat dilihat pada Gambar 2.

23 13 Pembersihan dan pengeringan kolam Penaburan garam ke seluruh bagian kolam Kolam dijemur selama 5 7 hari Penebaran substrat penempelan telur Kolam didiamkan satu hari Pengisian airkolam (ketinggian 30 cm) Penebaran indukan (1 3 ekor jantan dan 1 ekor betina) Induk betina melepas telur pada substrat, induk jantan mengeluarkan sperma Telur yang dibuahi dibiarkan dalam kolam pemijahan sampai menetas menjadi larva Pemijahan selesai, induk dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk Pemasangan aerasi, ketinggian air dinaikkan menjadi 60 cm Penambahan air dan pemberian aerasi Saat hari kelima dilakukan penjarangan (membagi larva ke dalam dua kolam) Telur menetas setelah 2 atau 3 hari, dibiarkan sampai menjadi benih 5 8 hari larva menjadi benih dan diberi pakan kuning telur bebek dua hari sekali atau pellet tepung sehari dua kali Pemberian pakan berupa cacing sutera dua hari sekali atau butiran pellet setiap sehari 2 3 kali hingga usia panen Gambar 2 Skema budidaya ikan koi

24 Cara Grading atau Penyeleksian Ikan Koi Ikan koi memiliki kualitas yang berbeda-beda dengan pengklasifikasian yang dilakukan dalam beberapa level yang menunjukkan perbedaan dalam hal keindahan dan juga harga. Alex S (2013) mengklasifikasikan ikan koi ke dalam tiga kategori antara lain: 1. Pond Quality Ikan koi dengan kategori ini merupakan hasil proses penyortiran dari breeder koi dan dapat dibeli di toko ikan hias atau peternak, dan sebagian besar ikan koi jenis ini dibesarkan secara lokal dengan garis darah campuran dan tidak ada catatan indukan sebelumnya. Seringkali tidak diketahui siapa yang melakukan penangkaran dan sebagian besar tidak digunakan untuk kompetisi, meskipun demikian kategori koi ini cukup murah dan menyenangkan sebagai hiasan di dalam kolam. 2. Ornamental Quality Ikan koi dalam kategori ini berasal dari indukan yang berkualitas baik dan memiliki garis keturunan yang dapat dipertanggung jawabkan, bentuk tubuh yang baik, dan warna yang indah. Hal yang membedakannya dari ikan koi Show Quality adalah pada pola warnanya yang tidak seimbang dengan banyak kesalahan atau kurang serasi, sedangkan ikan koi Show Quality memiliki pola warna yang serasi dan tanpa kesalahan. Ikan koi dengan kualitas Ornamental Quality memang tidak sebagus Show Quality namun koi ini sangat indah dan bisa dibeli dengan harga yang cukup murah serta dapat digunakan sebagai indukan koi yang cukup bagus. 3. Show Quality Terdapat banyak persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kualitas koi untuk show atau masuk dalam kategori Show Quality. Jenis ikan koi ini harus memiliki: a) bentuk tubuh yang baik, seperti bentuk torpedo dan memiliki warna yang cemerlang, b) memiliki kulit yang mengkilap, c) pola tepi warna yang tajam (kiwa), batas antar warna harus tajam dan tegas, d) kemerataan warna dalam pola, dan e) keseluruhan pola seimbang. Para ahli menganggap keturunan menjadi unsur yang sangat penting dan menentukan sebagian besar kualitas Koi Show. Memilih ikan koi dengan Show Quality harus memperhatikan asal-usul indukan dengan garis darah yang baik. Penilaian lomba atau kontes ikan koi biasanya meliputi 3 : 1. Figure atau bentuk tubuh; tulang belakang lurus dan lekuk tubuh seimbang, sirip indah, bentuk kepala bagus, keseluruhan tubuh proporsional. 2. Warna cemerlang. 3. Pattern atau pola, ikan koi harus memiliki pola well-balanced. 4. Kualitas, penilaian kualitas adalah berdasarkan pengalaman. 5. Elegan, ikan koi yang tidak proporsional atau terlalu buncit sangat tidak elegan. Bentuk dan besar dari pectoral fin sangat mempengaruhi keeleganan ikan koi dan cara berenangnya. 6. Imposing appearance, apabila terdapat dua ekor koi dengan nilai keindahan yang sama maka koi yang lebih besar akan memiliki nilai lebih.

25 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini sehingga dapat menjadi bahan bandingan bagi penulis dan juga sebagai pendukung penelitian ini. Perbedaan tersebut bukan berarti hal yang negatif melainkan dapat menjadi wawasan bagi penulis dan juga sebagai penambah referensi untuk penelitian yang sejenis. Selain itu, persamaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu tersebut dapat menjadi gambaran bagi penulis tentang saluran pemasaran yang terjadi dan dapat memperkirakan lembaga pemasaran apa saja yang akan terkait dengan pemasaran ikan koi. Melani (2002), meneliti tentang Analisis Saluran Pemasaran Ikan Koi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang bertujuan untuk: 1) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi panjang pendeknya saluran pemasaran ikan koi, 2) Mengetahui kesulitan-kesulitan dalam aplikasi fungsifungsi pemasaran oleh setiap lembaga pemasaran, 3) Mengetahui cara transaksi ikan koi antara pembudidaya dan pedagang perantara serta mengetahui peranan pedagang perantara kepada pembudidaya dapat mendukung budidaya ikan koi, 4) Mengetahui distribusi marjin pemasaran dan biaya pemasaran di antara pembudidaya dan pedagang yang terlibat, dan 5) Mengetahui kontribusi usaha budidaya ikan koi dan nila terhadap penerimaan pembudidaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 21 responden pembudidaya ikan terdapat empat saluran pemasaran yang berlaku di daerah penelitian. Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah dengan metode studi kasus (case study) dan analisis kuantitatif. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam kegiatan pemasaran ikan koi adalah pembudidaya ikan, tengkulak kampung, tengkulak pasar, pedagang pengecer, dan konsumen. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh tiap-tiap lembaga pemasaran adalah 1) Fungsi pemasaran pembudidaya ikan adalah sebagai fungsi pertukaran, dan fungsi pengadaan secara fisik; 2) fungsi pemasaran tengkulak kampung adalah sebagai fungsi pertukaran dan fungsi pengadaan secara fisik; 3) Fungsi pemasaran pedagang pasar adalah sebagai fungsi pertukaran dan fungsi pengadaan secara fisik; 4) fungsi pemasaran pedagang pengecer adalah sebagai fungsi pengadaan secara fisik dan fungsi pertukaran. Marjin pemasaran tertinggi terdapat pada pedagang eceran di saluran dua sebesar Rp per ekor untuk ikan koi ukuran cm sedangkan marjin pemasaran terendah terdapat pada tengkulak kampung di saluran dua dan empat sebesar Rp 6.34 per ekor untuk ikan koi ukuran 1 2 cm. Farmer s share terendah terdapat pada pedagang eceran di saluran dua untuk ikan koi ukuran cm sebesar 16.92% sedangkan farmer s share tertinggi terdapat pada tengkulak kampung di saluran dua dan empat untuk ikan koi ukuran 1 2 cm sebesar 81.67%. Pasaribu (2011) meneliti tentang Analisis Sistem Pemasaran Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Desa Situ Daun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menganalisis sistem pemasaran ikan mas (Cyprinus carpio) melalui penelusuran saluran pemasaran, lembaga pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, keragaan pasar, dan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran, baik untuk pembudidaya individu (Mandiri) dan pembudidaya yang tergabung dalam kelompok pembudidaya (POKDAKAN), dan 2) Menganalisis tingkat efisiensi pemasaran ikan mas berdasarkan marjin pemasaran, farmer s

26 16 share, dan rasio keuntungan biaya, baik untuk pembudidaya individu (mandiri) dan pembudidaya yang tergabung dalam kelompok pembudidaya (POKDAKAN). Penelitian ini membahas tentang perbedaan saluran pemasaran ikan mas antara pembudidaya yang tergabung dalam POKDAKAN dan pembudidaya ikan mandiri, hasilnya adalah pembudidaya mandiri dan pembudidaya yang tergabung dengan POKDAKAN memiliki tiga saluran pemasaran. Lembaga-lembaga yang terlibat antara lain pembudidaya, pedagang pengumpul dalam kecamatan maupun luar kecamatan, pedagang pengecer, pemilik kolam pemancingan, dan konsumen. Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah analisis secara kualitatif dan analisis secara kuantitatif lalu hasil analisis tersebut diinterpretasikan secara deskriptif. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa marjin pemasaran terkecil adalah pada saluran satu baik untuk pembudidaya mandiri maupun pembudidaya POKDAKAN, yaitu sebesar 18.75% atau sebesar Rp namun dari sisi farmer s share saluran satu merupakan saluran dengan farmer s share terbesar yakni sebesar 81.25%. Saluran tiga merupakan saluran dengan marjin pemasaran terbesar baik untuk pembudidaya POKDAKAN maupun pembudidaya mandiri yaitu sebesar 35% akan tetapi dari segi farmer s share saluran tiga merupakan saluran dengan nilai farmer s share terkecil dengan nilai 65% baik untuk pembudidaya POKDAKAN maupun pembudidaya mandiri. Santana (2011) meneliti tentang Analisis Preferensi Hobiis terhadap Atribut Ikan Arwana Super Red di Kota Bogor. Tujuan penelitian ini antara lain: 1) Mengidentifikasi dan mengkaji karakteristik dari hobiis yang memelihara ikan arwana super red, 2) Mengidentifikasi proses keputusan pembelian ikan arwana super red yang dilakukan oleh hobiis, dan 3) Menganalisis preferensi hobiis terhadap atribut-atribut ikan arwana super red. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan semua pengolahan data menggunakan Microsoft Excell untuk tabulasi deskriptif serta Analisis Konjoin menggunakan SPSS versi 11.5 for Windows. Penelitian tersebut menyatakan bahwa motivasi hobiis membeli ikan arwana super red antara lain adalah: 1) Memberikan citra yang positif, 2) Membawa keberuntungan, 3) Memiliki warna yang menarik, 4) Memiliki gaya renang yang anggun, 5) Merupakan ikan yang unik, dan 6) Mempunyai harga jual yang tinggi. Pertimbangan hobiis dalam membeli ikan arwana super red adalah berdasarkan keindahan warna, harga beli, citra yang dihasilkan, keunikan, kelangkaan, dan tingkah laku. Preferensi hobiis terhadap atribut ikan arwana super red adalah didasarkan pada atribut warna, mata (tidak drop eyes), bentuk ekor, harga anakan, citra penangkar, dan sertifikasi terhadap ikan arwana tersebut. Aziz (2013) meneliti tentang Analisis Efisiensi Tataniaga Komoditas Manggis: Studi Kasus di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Bogor. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menganalisis struktur pasar yang terbentuk pada sistem tataniaga manggis Desa Karacak, 2) Mengidentifikasi pola saluran tataniaga manggis yang terbentuk di Desa Karacak, 3) Mengidentifikasi fungsi tataniaga pada perilaku pasar setiap lembaga pemasaran yang terbentuk dalam sistem tataniaga manggis Desa Karacak, dan 4) Menganalisis sebaran marjin tataniaga, farmers share, dan rasio keuntungan dan biaya tiap saluran pada tataniaga manggis Desa Karacak. Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah metode SCP (Structure, Conduct, and Performance) dan analisis kuantitatif, pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan pemeliharaan ikan di kolam, di sungai, di danau, atau di laut, melainkan usaha yang mencakup berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian negara di sektor non migas. Ikan hias

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M : LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS NAMA KELAS : IMADUDIN ATHIF : S1-SI-02 N.I.M : 11.12.5452 KELOMPOK : G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Oleh : Rangga Ongky Wibowo (10.11.4041) S1Ti 2G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Kata Pengantar... Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Kolam Pemijahan Kolam pemijahan dibuat terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga mudah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) MENGENAL IKAN LOUHAN -Nama lain : flower horn, flower louhan dan sungokong. -Tidak mengenal musim kawin. -Memiliki sifat gembira, cerdas dan cepat akrab dengan pemiliknya.

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA IKAN KOI Cyprinus carpio DI KELOMPOK PETANI KOI SUMBER HARAPAN, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA IKAN KOI Cyprinus carpio DI KELOMPOK PETANI KOI SUMBER HARAPAN, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA IKAN KOI Cyprinus carpio DI KELOMPOK PETANI KOI SUMBER HARAPAN, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR BIDANG KEGIATAN: PKM AI Diusulkan oleh: Dwi Rian Antono C14051968 2005

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN Disusun Oleh : Nama : Galih Manunggal Putra NIM : 11.12.5794 Kelas : 11-S1SI-06 Kelompok : H ABSTRAK Bisnis budidaya ikan konsumsi memang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap

Lebih terperinci

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran ANALISIS PEMASARAN IKAN NEON TETRA (Paracheirodon innesi) STUDI KASUS DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN CURUG JAYA II (KECAMATAN BOJONGSARI, KOTA DEPOK JAWA BARAT) Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep

Lebih terperinci

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial 1. Mengidentifikasi potensi dan peran budidaya perairan 2. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis

Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ikan hias merupakan salah satu komoditi perikanan yang prospektif untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari meningkatnya minat terhadap komoditi ikan ini

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Desa Pabuaran Desa Pabuaran berada di wilayah Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor provinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah dataran tinggi dengan tingkat

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan Pendahuluan Pembenihan merupakan suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan kegiatan pemeliharaan selanjutnya dan bertujuan untuk menghasilkan benih. Benih yang dihasilkan dari proses pembenihan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) 1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),

Lebih terperinci

1.Abstrak. 2.Isi/jenis

1.Abstrak. 2.Isi/jenis 1.Abstrak Lele merupakan ikan marga clarias terkenal dari tubuhnya yang licin panjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor menjadikanya

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis NAMA : BUNGA DWI CAHYANI NIM : 10.11.3820 KELAS : S1 TI-2D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi sektor perikanan tangkap Indonesia diperkirakan mencapai 6,4

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar SNI : 01-6133 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan. 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar SNI : 01-6137 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PELUANG BISNIS YANG MENJANJIKAN

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PELUANG BISNIS YANG MENJANJIKAN BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PELUANG BISNIS YANG MENJANJIKAN TUGAS LINGKUNGAN BISNIS NAMA :MARIUS KORBIANO NERUM KELAS : SI.S1.2J NIM : 10.12.5055 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA II.PELUANG BISNIS TAMBAK IKAN LELE

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Cara Sukses Bisnis Budidaya Lele Disusun oleh: Nama : Siti Mustikaningsih Nim : 10.11.3913 Kelas : S1T1-2E Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika Komputer AMIKOM

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS KERAGAAN PASAR PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN IKAN GURAMI (Oshpronemus Gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN DUREN SERIBU DEPOK JAWA BARAT

ANALISIS KERAGAAN PASAR PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN IKAN GURAMI (Oshpronemus Gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN DUREN SERIBU DEPOK JAWA BARAT ANALISIS KERAGAAN PASAR PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN IKAN GURAMI (Oshpronemus Gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN DUREN SERIBU DEPOK JAWA BARAT Adida 1, Kukuh Nirmala 2, Sri Harijati 3 1 Alumni Program

Lebih terperinci

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T No.714, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Larangan. Pengeluaran. Ikan. Ke Luar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2014 TENTANG LARANGAN

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6130 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BUDIDAYA IKAN LELE Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh: Mada Mahatma 11.12.5828 Kelas 11.S1SI.07 Sistem Informasi Budidaya Ikan Lele Jenis Ikan Lele memang memiliki

Lebih terperinci

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT UNDERSTANDING POND AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT Soil Profile Soil Triangle Clear plastic liner tube & sediment removal tool Sediment Sampler Soil acidity tester Food web in Aquaculture

Lebih terperinci

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi 1 Udang Galah Genjot Produksi Udang Galah Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi gaya rumah susun. Setiap 1 m² dapat diberi 30 bibit berukuran 1 cm. Hebatnya kelulusan hidup meningkat

Lebih terperinci

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan keseragaman.induk yang baik untuk pemijahan memiliki umur untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Ikan Lele Sangkuriang Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL Siapa yang tak kenal ikan lele, ikan ini hidup di air tawar dan sudah lazim dijumpai di seluruh penjuru nusantara. Ikan ini banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak

Lebih terperinci

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22 Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4. LAMPIRAN Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Kolam Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN INDUK IKAN NILA. B. Sistematika Berikut adalah klasifikasi ikan nila dalam dunia taksonomi : Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata

PENGELOLAAN INDUK IKAN NILA. B. Sistematika Berikut adalah klasifikasi ikan nila dalam dunia taksonomi : Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata PENGELOLAAN INDUK IKAN NILA A. Pendahuluan Keluarga cichlidae terdiri dari 600 jenis, salah satunya adalah ikan nila (Oreochromis sp). Ikan ini merupakan salah satu komoditas perikanan yang sangat popouler

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Panduan Ikan Louhan. anekaikanhias.com. 2. Ikan Louhan Kamfa

Panduan Ikan Louhan. anekaikanhias.com. 2. Ikan Louhan Kamfa Panduan Ikan Louhan A. Jenis-jenis ikan louhan yang pernah populer di Indonesia. Mungkin, dari beberapa jenis ikan ini, ada jenis ikan louhan yang pernah kamu pelihara : 1. Ikan Louhan Cencu Ikan louhan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS KOI (Cyprinus carpio) LOKAL DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS DEPOK

PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS KOI (Cyprinus carpio) LOKAL DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS DEPOK Media Akuakultur Vol. 10 No. 2 Tahun 2015: 71-78 PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS KOI (Cyprinus carpio) LOKAL DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS DEPOK Eni Kusrini, Sawung Cindelaras,

Lebih terperinci

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer) PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer) 1. PENDAHULUAN Kakap Putih (Lates calcarifer) merupakan salah satu jenis ikan yang banyak disukai masyarakat dan mempunyai niali ekonomis yang tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan menjadi bagian yang sangat penting dalam pembangunan nasional mengingat potensi perairan Indonesia yang sangat besar, terutama dalam penyediaan bahan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were. II. METODOLOGI 2.1 Materi Uji Sumber genetik yang digunakan adalah ikan nilem hijau dan ikan nilem were. Induk ikan nilem hijau diperoleh dari wilayah Bogor (Jawa Barat) berjumlah 11 ekor dengan bobot

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai April 2017.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ikan hias selain dinikmati dari segi estetika juga memiliki nilai keuntungan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ikan hias selain dinikmati dari segi estetika juga memiliki nilai keuntungan yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan hias selain dinikmati dari segi estetika juga memiliki nilai keuntungan yang tinggi dari segi pengembangbiakannya. Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki

Lebih terperinci

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut Karya Ilmiah Di susun oleh : Nama : Didi Sapbandi NIM :10.11.3835 Kelas : S1-TI-2D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 Abstrak Belut merupakan

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF

BUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF BUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF BUDIDAYA IKAN NILA POTENSI : - daya adaptasi tinggi (tawar-payau-laut) - tahan terhadap perubahan lingkungan - bersifat omnivora - mampu mencerna pakan secara efisien

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA Oleh : RIKA PURNAMASARI A14302053 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6135 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2

Lebih terperinci

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13 PEMBENIHAN : SEGALA KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PEMATANGAN GONAD, PEMIJAHAN BUATAN DAN PEMBESARAN LARVA HASIL PENETASAN SEHINGGA MENGHASILAKAN BENIH YANG SIAP DITEBAR DI KOLAM, KERAMBA ATAU DI RESTOCKING

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Harga tiap varietas dan ukuran Ikan Maskoki berbeda-beda. Namun yang paling menentukan

Harga tiap varietas dan ukuran Ikan Maskoki berbeda-beda. Namun yang paling menentukan Persiapan untuk mengadopsi Ikan Maskoki Ikan Maskoki adalah hewan yang hidup di dalam air. Untuk memeliharanya, Anda tentu membutuhkan sebuah wadah untuk tempat pemeliharaan; serta air sebagai medium kehidupannya.

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Usaha Pembenihan Ikan Bawal Di susun oleh: Nama : Lisman Prihadi NIM : 10.11.4493 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 / 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan bawal merupakan salah satu

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) 1. PENDAHULUAN Kata Belut merupakan kata yang sudah akrab bagi masyarakat. Jenis ikan ini dengan mudah dapat ditemukan dikawasan pesawahan. Ikan ini ada kesamaan dengan

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS NAMA : SUKAMTO HADI NIM : 11.02.7945 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 PELUANG BISNIS 1. ABSTRAK Pengertian Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar SNI : 01-6132 - 1999 Standar Nasional Indonesia Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan... 2 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Deskripsi...

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN JILID 1

BUDIDAYA IKAN JILID 1 Gusrina BUDIDAYA IKAN JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai bulan Januari 2015 bertempat di Desa Toto Katon, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMIJAHAN, PENETASAN TELUR DAN PERAWATAN LARVA Pemijahan merupakan proses perkawinan antara induk jantan dengan induk betina. Pembuahan ikan dilakukan di luar tubuh. Masing-masing

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa penelitian yaitu Desa Cihideung Ilir Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Data profil Desa Tahun 2009 menyebutkan luas persawahan 80 ha/m 2, sedangkan

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar SNI : 02-6730.3-2002 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga PENDAHULUAN Latar Belakang Udang windu merupakan salah satu komoditas ekspor non migas dalam sektor perikanan. Kegiatan produksi calon induk udang windu merupakan rangkaian proses domestifikasi dan pemuliaan

Lebih terperinci

PEMBENIHAN IKAN KOI Cyprinus carpio DI KELOMPOK TANI SUMBER HARAPAN, KABUPATEN BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN AKUAKULTUR

PEMBENIHAN IKAN KOI Cyprinus carpio DI KELOMPOK TANI SUMBER HARAPAN, KABUPATEN BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN AKUAKULTUR i PEMBENIHAN IKAN KOI Cyprinus carpio DI KELOMPOK TANI SUMBER HARAPAN, KABUPATEN BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN AKUAKULTUR RAHMAT FIRDAUS PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Prakata... 1 Pendahuluan... 1 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar SNI : 01-6136 - 1999 Standar Nasional Indonesia Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Deskripsi...1

Lebih terperinci

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA BBPBAT Sukabumi 2007 Daftar Isi 1. Penduluan... 1 2. Persyaratan Teknis... 2 2.1. Sumber Air... 2 2.2. Lokasi...

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengertian sensus dalam penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 12 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret sampai dengan bulan November 2012 di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor. Analisis hormon testosteron

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Ayam Petelur Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk menghasilkan telur dan tidak boleh disilangkan kembali karena merupakan produk akhir ayam ras (Sudaryani

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK PEMBENIHAN IKAN MAS DI MN. FISH FARM CIJAMBE, SUBANG

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK PEMBENIHAN IKAN MAS DI MN. FISH FARM CIJAMBE, SUBANG LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK PEMBENIHAN IKAN MAS DI MN. FISH FARM CIJAMBE, SUBANG Disusun Oleh: 1. Faidz Dwi C. NIS. 10111307 2. Hidayat NIS. 10111310 3. Ismail NIS. 10111313 4. Nurohman NIS. 10111320 5. Sunanto

Lebih terperinci

: LATIF BERTY ISTIAJI NIP :

: LATIF BERTY ISTIAJI NIP : NAMA : LATIF BERTY ISTIAJI KELAS : S1_TI_2E NIP : 10.11.3864 ABSTRAK Gurami merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarna

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Clownfish Klasifikasi Clownfish menurut Burges (1990) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Perciformes

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010 V GAMBARAN UMUM USAHA 5.1. Gambaran Umum Wilayah 5.1.1. Letak dan Keadaan Alam Kecamatan Bekasi Utara merupakan salah satu kecamatan yang terletak di sebelah utara Kota Bekasi dengan luas wilayah sekitar

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN KERAPU KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG, BALI. Oleh: NI WAYAN NARITA SUGAMA A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN KERAPU KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG, BALI. Oleh: NI WAYAN NARITA SUGAMA A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN KERAPU KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG, BALI Oleh: NI WAYAN NARITA SUGAMA A14104079 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 29-36 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Dani Apriono 1),

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Maya Ekaningtyas dan Ardiansyah Abstrak: Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah salah satu jenis ikan yang banyak di konsumsi oleh masyarakat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN INDUK IKAN NILA JANTAN PANDU DAN INDUK IKAN NILA BETINA KUNTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT Oleh NORA MERYANI A 14105693 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) 1. PENDAHULUAN Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relatif meningkat setiap saat. Untuk DKI Jakarta, jenis ikan ini cocok

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE Disusun oleh: Felik Ferdiawan (10.11.3827) TEKHNIK INFORMATIKA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 ABSTRAK Ikan lele memang memiliki banyak penggemar, karena

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan pangan semakin meningkat pula. Pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat jenisnya beragam, salah satunya pemenuhan

Lebih terperinci

Hormon Jantanisasi Ikan Untuk Sex Reversal Ikan Jantan dan Pelet Stimulan Pakan Ikan (SPI) Untuk Pembesaran Ikan

Hormon Jantanisasi Ikan Untuk Sex Reversal Ikan Jantan dan Pelet Stimulan Pakan Ikan (SPI) Untuk Pembesaran Ikan ATOM Media Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir S Hormon Jantanisasi Ikan Untuk Sex Reversal Ikan Jantan dan Pelet Stimulan Pakan Ikan (SPI) Untuk Pembesaran Ikan Produk yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR Estu Nugroho Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl. Sempur No. 1, Bogor 16154 E-mail: engroho@yahoo.com

Lebih terperinci

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis) Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan Lele Sangkuriang (Lingkungan Bisnis) Nama : Yogi Renditya NIM : 11.02.7920 Kelas : 11-D3MI-01 Abstrak Budi daya ikan lele bisa dibilang gampang-gampang susah, dikatakan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Proses pengambilan data yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan dilakukan dengan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan pemberian file

Lebih terperinci