Unit 3. Pengembangan Bahan Pembelajaran Sederhana Dan Grafis. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Unit 3. Pengembangan Bahan Pembelajaran Sederhana Dan Grafis. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan"

Transkripsi

1 Unit 3 Pengembangan Bahan Pembelajaran Sederhana Dan Grafis Isniatun Munawaroh Pendahuluan P ada unit sebelumnya telah dikemukakan tentang Pengertian dan Karakteristik bahan pembelajaran di SD dan berbagai macam bahan pembelajaran yang dapat dikembangkan di Sekolah Dasar. Dijelaskan pula beberapa bentuk bahan pembelajaran di Sekolah Dasar yang mencakup bahan pembelajaran sederhana dan grafis, bahan pembelajaran cetak, audio, audio-visual hingga bahan pembelajaran berbasis komputer (CAI). Dengan selesainya mempelajari unit tersebut tentunya anda sudah memahaminya dengan baik. Materi-materi yang telah disampaikan pada unit tersebut sangat erat kaitannya bahkan menjadi acuan yang dapat Anda gunakan dalam mencermati dan memahami unit 3 ini. Pada unit ini Anda akan kami ajak untuk memahami uraian tentang bagaimana pengembangan bahan pembelajaran sederhana dan grafis di SD, mulai dari berbagai macam bahan pembelajaran sederhana dan grafis sampai dengan cara pengembangan bahan pembelajaran sederhana dan grafis tersebut. Materi ini patut Anda pahami sebagai seorang guru SD karena bahan pembelajaran sederhana dan grafis merupakan bahan pembelajaran yang akan banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Mudah-mudahan Anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang akan diuraikan dalam unit ini. Setelah mempelajari unit ini secara tuntas, Anda diharapkan dapat : 1. mendeskripsikan berbagai macam bahan pembelajaran sederhana dan grafis 2. mengembangkan berbagai bahan pembelajaran sederhana dan grafis Untuk membantu Anda dalam mencapai kemampuan-kemampuan tersebut di atas, dalam unit ini disajikan dalam beberapa sub unit yang dilengkapi dengan pembahasan disertai latihan. Sub-sub unit dalam unit 3 ini terdiri dari : Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-1

2 Sub Unit 1 : Bahan pembelajaran sederhana Sub Unit 2 : Cara pengembangan bahan pembelajaran sederhana. Sub Unit 3 : Bahan pembelajaran grafis Sub Unit 4 : Cara pengembangan bahan pembelajaran grafis. Agar Anda dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari unit ini, ada beberapa petunjuk belajar yang dapat Anda ikuti : 1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan dalam unit ini sampai Anda memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari unit ini. 2. Kuasai konsep demi konsep yang disampaikan dalam unit ini melalui pemahaman sendiri dan bertukar pemahaman dengan mahasiswa lainnya atau dengan tutor Anda. 3. Jika pembahasan yang disajikan dalam unit ini dianggap masih kurang, upayakan Anda untuk dapat membaca atau mempelajari sumber-sumber lain yang relevan untuk menambah wawasan Anda. 4. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan yang telah disajikan di setiap sub unit dan melalui diskusi dalam kegiatan tutorial dengan mahasiswa lain atau teman sejawat. 5. Jangan lewatkan untuk menjawab soal-soal yang telah disajikan untuk mengetahui apakah Anda sudah memahami dengan benar materi dalam unit ini. Selamat belajar! 3-2 Unit 3

3 Subunit 1 Bahan Pembelajaran Sederhana Pengantar U ntuk memulai mencermati sub unit ini coba terlebih dahulu Anda bayangkan apa yang akan terjadi jika seorang guru berdiri di depan kelas untuk mengajar hanya menggunakan kata-kata dalam menjelaskan isi pelajaran, memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang diperlukan dalam proses pembelajarannya. Sudah dapat dipastikan situasi yang terjadi di kelas akan sangat membosankan bagi para siswa dan sangat melelahkan bagi para guru. Keadaan tersebut dengan mudah dapat mengganggu konsentrasi siswa, apalagi jika kata-kata yang digunakan banyak yang terasa asing atau diluar pengetahuan siswa. Cara penyajian tersebut di atas dikatakan sebagai penyajian materi secara verbal yang akan mengakibatkan siswa merasa jenuh dengan pelajaran yang disampaikan sehingga akan cenderung menghindar dari materi dan mengganggu teman di dekatnya atau lari ke dunia angan-angannya sendiri. Bila pembelajaran berakhir, sebagian besar materi yang telah disampaikan oleh guru akan luput dari perhatiannya dan segera dilupakan. Maka amatlah sia-sia pekerjaan yang telah dilakukan para guru selama mengajar di kelas tanpa berhasil mencapai kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya. Situasi tersebut dapat saja dicegah seandainya para guru mempelajari terlebih dulu keadaan para siswanya dan lebih mengkonkretkan materi yang disampaikan ke dalam bahan ajar yang lebih menarik bagi para siswa untuk belajar. Contohnya saja dengan menggunakan gambar, alat peraga, transparansi atau bahan pembelajaran sederhana lainnya yang dapat membantu menghilangkan verbalisme dalam proses belajar mengajar. A. Pengertian dan Karakteristik Bahan Pembelajaran Sederhana Banyak hal di sekitar sekolah atau di sekitar kita yang dapat digunakan sebagai bahan/media pembelajaran. Beberapa diantaranya seperti gambar, media tiga dimensi, benda-benda konkret dan sumber-sumber belajar yang ada pada masyarakat. Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-3

4 Beberapa diantaranya memiliki persamaan dengan bahan pembelajaran visual dan bahan pembelajaran audio visual. Namun karena begitu beranekaragamnya media ini, maka ada pula perbedaan karakteristiknya dan karena itu tidak bisa digolongkan dalam bahan pembelajaran visual ataupun audio-visual. Oleh karena itu bahan pembelajaran tersebut dikenal dengan bahan/media pembelajaran sederhana. Contohnya saja bahan/media pembelajaran realita atau benda sebenarnya, bahan tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda dengan bahan pembelajaran audio, visual dan audio-visual karena kekhususannya maka digolongkan ke dalam bahan pembelajaran sederhana. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut bahan pembelajaran/media sederhana, ada yang menyebutnya dengan bahan/media pembelajaran tepat guna dan ada pula yang menyebut dengan bahan/media pembelajaran serbaneka, ketiga istilah tersebut meskipun berbeda tetapi memiliki makna yang sama yakni sebagai bahan pembelajaran yang dikembangkan menggunakan teknologi yang sederhana/tidak kompleks. Seiring dengan kemajuan teknologi, berbagai bahan pembelajaran modern telah dikembangkan untuk mencapai sebuah proses pembelajaran yang berdayaguna serta mampu mencapai kompetensi yang diharapkan. Namun, di era teknologi canggih saat ini tidak lantas mengesampingkan begitu saja teknologi sederhana karena peranannya masih sangat dibutuhkan dan saling melengkapi. Bahan pembelajaran yang dikembangkan dengan berbasis pada teknologi canggih belum mampu diaplikasikan secara luas karena masih menghadapi berbagai kendala. Berdasarkan keterbatasan tersebut maka masih sangat dibutuhkan keberadaan bahan pembelajaran sederhana sebagai penopang guna mencapai pembelajaran yang berkualitas. Bahan pembelajaran sederhana tergolong murah dan tidak rumit, sehingga pengadaannya dapat dikembangkan sendiri oleh guru ataupun bagi mereka yang berkepentingan akan penggunaan bahan pembelajaran. Walaupun begitu bahan pembelajaran sederhana tidak berarti lebih rendah kualitasnya dibandingkan dengan bahan pembelajaran yang menggunakan teknologi canggih. Hal ini sangat bergantung pada bagaimana pemakaiannya dan juga pengembangannya. 3-4 Unit 3

5 B. Macam Bahan Pembelajaran Sederhana 1. Bahan Pembelajaran Sederhana Dua Dimensi Papan Tulis (Boards) Papan tulis telah lama digunakan dan sulit dipastikan sejak kapan mulai digunakan. Fungsi papan tulis diantaranya adalah (1) menuliskan pokok-pokok pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru terutama digunakan secara klasikal, (2) menuliskan pesan pembelajaran dalam bentuk ilustrasi, bagan dan sejenisnya, (3) mengerjakan tugas atau soal latihan dalam pembelajaran klasikal. Ada 5 jenis Boards yang bias digunakan dalam proses pembelajaran antara lain (1) Chalkboard, (2) Buletin board, (3) Felt board, (4) Magnetic board dan (5) Electrik board. a. Chalkboard Walaupun chalkboard telah digunakan secara luas, namun penggunaannya sering kali kurang benar. Agar menjadi bahan pengajaran yang efektif maka perlu untuk direncanakan penggunaannya. Guru harus benar-benar mempertimbangkan bagian-bagian pembelajaran yang penting untuk dituliskan di chalkboard. Biasanya chalkboard merupakan bagian permanen dari suatu kelas, namun ada pula yang tidak permanen sifatnya. Awalnya chalkboard selalu berwarna hitam dan terbuat dari papan, karena itu disebut blackboard. Saat ini chalkboard memiliki bermacam-macam warna misalnya hijau atau biru. Saat ini sudah banyak papan tulis yang dibuat dari bahan seperti asbes semen, pressedwood, woodfiber, massy-surfaced glass, plastic atau vitreous-coated stell boards. b. Papan Buletin (Buletin board) Papan bulletin adalah alat yang digunakan untuk memamerkan gagasangagasan tertentu. Papan buletin ini banyak terbuat dari bahan gabus limolium, kain guni (burlap) atau bahan-bahan lain yang sejenis. Papan buletin ini banyak digunakan untuk (1) memberi rangsangan pada kondisi kelas sehingga menjadi menarik, (2) menciptakan kesiapan terutama untuk unit kerja yang baru, (3) memberi jalan keluar bagi siswa berbakat, (4) membangkitkan semangat kelas dan (5) mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab di antara sesama siswa. c. Papan Flannel (Flanned board) Papan flanel merupakan papan yang dilapisi dengan kain flanel ataupun jenis kain berbulu. Kegunaan papan ini adalah untuk menyajikan pesan yang dapat ditempelkan pada kain tersebut. Media ini dapat digunakan untuk Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-5

6 mengajarkan membedakan warna, mengembangkan perbendaharaan kata, dramatisasi, mengembangkan konsep tentang pokok-pokok cerita, membuat diagram, grafik dan sebagainya. d. Papan Magnetik (Magnetik board) Magnetik board pada dasarnya mirip dengan chalkboard tetapi permukaan bagian belakangnya dilapisi dengan lembaran baja sehingga kain mengikat bahan yang ditempelkan pada board. Bahan tersebut mudah didapat dan sudah banyak dijual. e. Papan Listrik (Electric board) Papan listrik ini umumnya dikembangkan sendiri oleh guru. Prinsip dari papan listrik ini adalah mencocokkan pertanyaan dengan jawaban yang ditandai dengan menyalanya bola lampu. Bila belajar dengan menggunakan papan ini siswa dapat menjelaskan pertanyaan dengan memilih jawaban yang telah disediakan. 2. Media Tiga Dimensi Bahan pembelajaran sederhana tiga dimensi dapat memberikan sesuatu perasaan yang sesungguhnya. Mengapa demikian? Karena bahan pembelajaran ini melibatkan lebih banyak perasaan dan pengertian siswa dibandingkan dengan media lainnya. Media ini memberikan pengertian yang mendalam dan pemahaman yang lebih lengkap akan benda-benda yang nyata. Unsur manipulasi merupakan unsur penting dalam penggunaan media tiga dimensi, dengan memainkannya diharapkan siswa dapat belajar. a. Specimen Kadangkala menjadikan benda sebenarnya dalam pembelajaran tidaklah selalu tepat untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Paling tidak karena kendala waktu, biaya dan tenaga menjadikan benda contoh (specimen) dipandang lebih menguntungkan. Berbagai jenis specimen yang biasa digunakan dalam pembelajaran antara lain adalah : 1) Akuarium, yakni tempat untuk memelihara makhluk air 2) Terrariun, yakni kotak tempat memelihara binatang melata 3) Kebun binatang 4) Kebun percontohan 5) Insektarium 6) Herbarium 3-6 Unit 3

7 7) Teksidermi, yakni kulit binatang kering yang dibentuk menyerupai binatang aslinya Berbagai aktivitas dapat dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan bahan pembelajaran specimen ini. Aktivitas peserta didik yang dapat dilakukan antara lain; menganalisis, menggunakan, mendiskusikan dan melakukan percobaan. b. Model (tiruan) Model atau bahan pembelajaran tiruan merupakan tiruan dari suatu objek yang berbentuk tiga dimensi, diciptakan sedemikian rupa sehingga bentuknya serupa walaupun dalam segi-segi yang lain tidak serupa. Pertimbangan yang seringkali dikedepankan dalam penggunaan model sebagai bahan pembelajaran adalah; ukuran, waktu, letak, kerumitan dan pemahaman tentang proses. Objek yang terlalu besar atau juga terlalu kecil sering menjadi kendala pemanfaatan benda asli dalam pembelajaran. Oleh karena itu perlu menciptakan tiruan yang dalam ukuran yang lebih kecil agar peserta didik dapat memahami suatu objek yang terlalu besar. Sebaliknya juga demikian untuk objek yang terlalu kecil sehingga sulit atau tidak memungkinkan untuk dilihat dengan mata biasa maka diperlukan model dengan ukuran yang lebih besar. Berbagai kejadian masa lampau, dapat berupa benda atau makhluk hidup yang telah punah. Sebagai contoh adalah model binatang purba Dinosaurus akan dapat memberi pemahaman yang lebih konkrit terhadap pesan yang terkait dengan masa lampau. Demikian juga bangunan yang sudah punah juga dapat dibuat model tiruannya. Pesan belajar seringkali terkait dengan objek yang letaknya sangat jauh dari peserta didik, misalnya saja tentang planet dan antariksa. Maka sangatlah penting dibuat benda tiruanya sehingga pembelajaran akan lebih efisien. Begitu juga dengan objek yang berstruktur rumit akan menimbulkan kendala tersendiri dalam pembelajarannya. Oleh karena itu benda tiruan yang lebih sederhana diharapkan akan menjadi media pembelajaran yang efektif. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa model akan bermacam-macam jenisnya. Adapun macam-macam model yang biasa digunakan sebagai media pembelajaran di SD antara lain ; model perbandingan, model yang disederhanakan, model irisan, model lapangan untuk menerangkan wilayah tertentu, model susunan, model utuh, peta timbul, topeng dan boneka. Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-7

8 c. Mock-Ups Mock-ups didefinisikan sebagai alat tiruan yang mempresentasikan gerak atau fungsi dari bagian tertentu suatu benda. Oleh karena itu biasanya Mock-ups hanya dibuat untuk bagian-bagian benda yang dipandang penting saja. Agar lebih menyederhanakan penampilan, bagian-bagian yang tidak terlalu penting tidak ditampakkan sehingga pemahaman akan lebih mudah terbentuk dalam diri siswa. Sebagai contoh adalah mock-up tentang konversi energi pada ketel uap. Bahan pembelajaran sederhana ini memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran karena fungsi dan proses kerja dapat dipresentasikan disamping bentuknya juga menyerupai model. Namun demikian media jenis ini juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan sehingga kendala yang mungkin terjadi dapat diantisipasi pemecahannya. Seringkali pengoperasian suatu mock-up memerlukan keterampilan khusus yang perlu dipelajari terlebih dahulu dan kualitas rancang bangunnya berdampak pada keakuratan pesan yang akan disampaikan. d. Diorama Diorama adalah pemandangan tiga dimensi mini dari suatu objek, kejadian atau proses yang disusun atas berbagai simbol dan bahan-bahan nyata yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan yang sebenarnya. Diorama yang dibuat secara professional memang terbilang mahal, namun untuk kepentingan pengajaran diorama ini dapat dibuat oleh para siswa. Misalnya dengan memanfaatkan kotak kardus, peti kayu atau kotak sepatu. Diorama sebagai media pengajaran terutama berguna untuk mata pelajaran IPS tetapi tidak menutup kemungkinan dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lainnya. 3. Realita Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya tanpa perubahan. Dengan memanfaatkan realita dalam proses pembelajaran siswa akan lebih aktif dalam mengamati, menangani, memanipulasi, mendiskusikan dan akhirnya dapat menjadi alat untuk meningkatkan kemauan siswa untuk menggunakan sumber-sumber belajar serupa. Dalam mata pelajaran IPA 3-8 Unit 3

9 misalnya, kegiatan terhadap bagian-bagian tumbuhan di halaman sekolah diharapkan dapat menyebabkan timbulnya minat siswa terhadap tumbuhan secara langsung. Contoh lain pemanfaatan realita, misalnya guru membawa ikan atau binatang lainnya ke dalam kelas. Penggunaan realita dalam pembelajaran sangat baik dilakukan karena dapat menampilkan ukuran, suara dan gerakan yang sesungguhnya. Para siswa akan lebih banyak belajar misalnya tantang tanaman yang dibawa ke kelas untuk dipelajari, dibandingkan dari sekedar melihat gambar. Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru sebelum mempergunakan realita sebagai bahan pembelajaran, yaitu : (1) perlu dipertimbangkan secara masak benda-benda apa yang dapat dimanfaatkan/dihadirkan ke dalam proses pembelajaran, (2) bagaimana cara agar benda-benda yang digunakan sesuai dengan pola pembelajaran di kelas, (3) dari mana kita dapat memperoleh benda-benda tersebut. Jika ketiga hal tersebut sudah dipertimbangkan dengan baik, maka pemanfaatan realita sebagai bahan pembelajaran dan sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran akan semakin efektif. 4. Ritatoon Ritatoon merupakan gambar berseri yang dibingkai sedemikian rupa, tahapantahapan yang ditunjukkan pada gambar-gambar tersebut dapat dipresentasikan sebagai suatu proses kejadian. Dengan demikian, pada kenyataannya pesan belajar dikemas dalam media dua dimensi yang didukung oleh piranti tiga dimensi. Tempat gambar seri tersebut merupakan papan yang diberi rel untuk menempatkan gambar-gambar berbingkai. 5. Rotatoon Sesuai dengan namanya bahan pembelajaran ini merupakan alat pertunjukan yang bisa diputar. Rota artinya berputar, Toon artinya pertunjukan. Bahan pembelajaran ini tergolong ke dalam tiga dimensi bukan karena sifatnya, tetapi karena ukurannya. Prinsip kerjanya hampir sama dengan Ritatoon, yakni menampilkan pesan pembelajaran yang dikemas dalam gambar (dua dimensi) berseri. Namun demikian dilihat dari segi fisiknya, kedua media pembelajaran tersebut tampak berbeda. Rotatoon menggunakan gambar seri yang bersambungan dan digulung pada tempat gulungan yang diletakkan pada bagian tepi kotak. Presentasi gambar ditempatkan pada lobang yang menyerupai layar monitor pada pesawat televisi. Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-9

10 Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut ini. 1. Coba Anda jelaskan mengapa penggunaan bahan ajar sederhana dapat mengurangi verbalitas dalam proses pembelajaran di kelas? 2. Jelaskan mengapa di era teknologi yang serba canggih sekarang ini keberadaan bahan pembelajaran sederhana masih sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan? Rambu rambu Pengerjaan Latihan Untuk mempermudah Anda dalam mengerjakan latihan di atas, cermatilah rambu-rambu pengerjaan latihan berikut ini! 1. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam latihan di atas, Anda harus memahami dengan cermat peran dari bahan pembelajaran sederhana dalam proses pembelajaran. 2. Dalam menjawab pertanyaan ini Anda harus mengkaji secara keseluruhan tentang keterkaitan teknologi dalam pengembangan bahan pembelajaran Unit 3

11 Rangkuman Bahan pembelajaran/media sederhana merupakan bahan pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi yang sederhana/tidak kompleks.bahan pembelajaran sederhana tergolong murah dan tidak rumit, sehingga pengadaannya dapat dikembangkan sendiri oleh guru ataupun bagi mereka yang berkepentingan akan penggunaan bahan pembelajaran. Walaupun begitu bahan pembelajaran sederhana tidak berarti lebih rendah kualitasnya dibandingkan dengan bahan pembelajaran yang menggunakan teknologi canggih. Hal ini sangat bergantung pada bagaimana pemakaiannya dan juga pengembangannya. Ada banyak sekali jenis bahan pembelajaran sederhana, beberapa diantaranya akan kita bahas berikut ini : 1. Bahan pembelajaran sederhana dua dimensi a. Papan Tulis (Boards) 1). Chalkboard 2). Papan Buletin (Buletin board) 3). Papan Flannel (Flanned board) 4). Papan Magnetik (Magnetik board) 5). Papan Listrik (Electric board) 2. Media Tiga Dimensi a. Specimen 1. Akuarium, yakni tempat untuk memelihara makhluk air 2. Terrariun, yakni kotak tempat memelihara binatang melata 3. Kebun binatang 4. Kebun percontohan 5. Insektarium 6. Herbarium 7. Teksidermi, yakni kulit binatang kering yang dibentuk menyerupai binatang aslinya b. Model (tiruan) c. Mock-Ups d. Diorama 3.Realita 4.Ritatoon 5.Rotatoon Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-11

12 Tes Formatif 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1. Pengertian bahan pembelajaran sederhana adalah.. A. Bahan pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan berbagai hal yang apa adanya B. Bahan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teknologi mutakhir C. Bahan pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi yang sederhana/tidak kompleks D. Bahan pembelajaran yang pengembangannya hanya berdasarkan apa yang dimiliki oleh guru 2. Berikut ini adalah berbagai fungsi dari papan tulis dalam proses pembelajaran, kecuali... A. Untuk menuliskan semua pesan yang disampaikan dalam mengajar secara lengkap B. Menuliskan pokok-pokok pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru terutama digunakan secara klasikal C. Menuliskan pesan pembelajaran dalam bentuk ilustrasi, bagan dan sejenisnya D. Untuk mengerjakan tugas atau soal latihan dalam pembelajaran klasikal 3. Yang termasuk kedalam bahan pembelajaran sederhana tiga dimensi adalah... A. Chalkboard B. Gambar C. Mock-ups D. Papan flanel 4. Specimen (benda contoh) yang terbuat dari kulit binatang kering yang dibentuk menyerupai binatang aslinya disebut dengan.. A. Herbarium B. Insektarium C. Akuarium D. Teksidermi 3-12 Unit 3

13 5. Pengertian dari Diorama adalah.. A. Pemandangan tiga dimensi mini dari suatu objek, kejadian atau proses yang disusun atas berbagai simbol dan bahan-bahan nyata yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan yang sebenarnya. B. Alat tiruan yang mempresentasikan gerak atau fungsi dari bagian tertentu suatu benda. C. Bahan pembelajaran sederhana yang termasuk kedalam dua dimensi D. Bahan pembelajaran tiruan dari suatu objek yang berbentuk tiga dimensi, diciptakan sedemikian rupa sehingga bentuknya serupa walaupun dalam segisegi yang lain tidak serupa. 6. Berikut ini adalah bahan pembelajaran sederhana yang bukan termasuk kedalam tiga dimensi adalah A. Mock-ups B. Diorama C. Papan flanel D. Specimen 7. Benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya tanpa adanya suatu perubahan merupakan bahan pembelajaran sederhana yang disebut dengan A. Mock-ups B. Realita C. Diorama D. Specimen 8. Bahan pembelajaran sederhana tiga dimensi yang mempresentasikan gerak atau fungsi dari bagian tertentu suatu benda disebut dengan... A. Mock-ups B. Realita C. Diorama D. Specimen 9. Gambar berseri yang dibingkai sedemikian rupa dan tahapan-tahapan yang ditunjukkan pada gambar-gambar tersebut dapat dipresentasikan sebagai suatu proses kejadian merupakan pengertian dari.. A. Mock-ups B. Realita Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-13

14 C. Rotatoon D. Ritatoon 10. Bahan pembelajaran yang merupakan alat pertunjukan dan bisa diputar merupakan pengertian dari... A. Mock-ups B. Realita C. Rotatoon D. Ritatoon Umpan balik dan Tindak Lanjut Cocokkan jawaban yang telah Anda pilih dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat pada bagian akhir unit ini. Coba Anda hitung jawaban yang benar, kemudian pergunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub unit 1. Rumus: Jumlah jawaban benar Tingkat penguasaan= x 100% 10 Apabila tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub unit 1 telah mencapai 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke materi berikutnya. Berarti Anda telah menguasai materi tersebut. Bagus! Tetapi bila tingkat pemahaman Anda masih di bawah 80%, Anda perlu mengulangi pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai atau pelajari kembali seluruh sub unit di atas Unit 3

15 Subunit 2 Cara Pengembangan Bahan Pembelajaran Sederhana Pengantar P ada sub unit sebelumnya Anda telah mempelajari tentang konsep Bahan pembelajaran sederhana dan berbagai macam bahan pembelajaran sederhana yang dapat digunakan di tingkat SD. Selanjutnya pada sub unit ini Anda akan kami ajak untuk mempelajari bagaimana cara pengembangan beberapa bahan pembelajaran sederhana untuk SD. Kuasai dengan baik dan kerjakan latihan yang telah disediakan. A Tahapan Pengembangan Bahan Pembelajaran Sederhana Sebagaimana yang telah diungkapkan pada sub unit sebelumnya bahwa bahan pembelajaran sederhana merupakan bahan pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi yang tidak kompleks (sederhana). Dalam kenyataannya di sekolah para guru seringkali merasa enggan untuk mengembangkan bahan pembelajaran tersebut. Keengganan tersebut muncul bukan karena ketidakmampuan guru dalam mengembangkan tetapi mungkin disebabkan karena kebingungan para guru tentang bagaimana tahapan pengembangan bahan pembelajaran sederhana yang tepat sehingga bahan pembelajaran yang dihasilkan tidak hanya bagus secara fisik tetapi juga dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Seperti halnya dengan mengembangkan bahan pembelajaran yang lain, pengembangan bahan pembelajaran sederhana harus melalui tahapan-tahapan pengembangan bahan pembelajaran yang efektif dan efisien. Bahan ajar tersebut harus memudahkan siswa memahami pesan yang akan disampaikan. Tahapantahapan yang harus dilalui dalam mengembangkan bahan pembelajaran sederhana adalah sebagai berikut : 1. Penentuan Kebutuhan Belajar Siswa Kebutuhan belajar siswa adalah kesenjangan antara kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa saat ini dengan kemampuan dan keterampilan Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-15

16 yang kita harapkan akan dimiliki siswa. Kebutuhan apa yang harus dikuasai siswa biasanya sudah terdapat di dalam kurikulum, yang biasanya dijabarkan ke dalam rancangan-rancangan program pembelajaran. Pada setiap akhir semester, biasanya siswa dituntut untuk menguasai suatu hasil belajar tertentu. Sedangkan pada awal semester, umumnya siswa belum dapat menguasai apa yang dituntutkan kepadanya. Kesenjangan kemampuan inilah yang dinamakan dengan kebutuhan belajar. Kebutuhan belajar ini harus dijadikan patokan bagi guru dalam menyusun bahan pembelajaran baik berupa materi maupun media yang akan dikembangkan untuk membantu proses pembelajaran. Jadi jika ingin mengembangkan bahan ajar, termasuk juga bahan ajar sederhana maka seorang guru harus memahami dengan jelas siapa siswanya, bagaimana karakteristiknya dan apa kebutuhan belajarnya karena ini merupakan hal penting untuk tahap selanjutnya. 2. Perumusan Tujuan/Kompetensi Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan hal penting yang harus dipahami oleh para guru sebelum mengembangkan bahan pembelajaran termasuk media sederhana, karena tujuan pembelajaran merupakan tolok ukur berhasil tidaknya proses pembelajaran. Jika tujuan pembelajaran telah berhasil dikuasai oleh siswa maka siswa telah memiliki kemampuan, keterampilan atau pengetahuan yang berkaitan dengan topik-topik bahasan yang telah dipelajari. Dapat diartikan pula bahwa siswa telah terpenuhi kebutuhan belajarnya. Tujuan pembelajaran atau yang sekarang dikenal dengan kompetensi perlu dirumuskan dengan beberapa ketentuan sebagai berikut. a. Tujuan dinyatakan dalam kalimat pernyataan yang menyatakan kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. b. Tujuan harus memiliki kejelasan subjek atau pokok kalimatnya, yang menjadi subjek atau pokok kalimat adalah siswa yang menjadi sasaran dalam proses pembelajaran. Subjek sebaiknya jelas dan spesifik. c. Tujuan harus mengandung kata kerja yang mencerminkan perilaku yang diharapkan dapat dilakukan siswa. d. Tujuan yang lengkap biasanya menyebutkan tingkat keberhasilan yang harus dicapai siswa. e. Tujuan yang lengkap menyebutkan juga kondisi yang harus dipenuhi saat hasil belajarnya dievaluasi Unit 3

17 1. Pengembangan Materi Langkah berikutnya setelah merumuskan tujuan pembelajaran adalah memikirkan bagaimanakah agar tujuan tersebut dapat dicapai atau bagaimanakah caranya supaya siswa memiliki kemampuan atau dapat melakukan keterampilan yang diharapkan. Hal selanjutnya adalah mengembangkan materi yang akan diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Telah kita ketahui bersama bahwa penyampaian materi hanya secara verbal sangat tidak efektif untuk itu guru perlu memilih materi materi tertentu yang perlu dimediakan. Tentu saja materi yang dipilih ialah materi ialah materi yang dapat disajikan dengan lebih baik melalui media daripada hanya melalui penjelasan lisan dari guru. 2. Visualisasi Pesan pembelajaran Visualisasi pada dasarnya adalah upaya untuk menyampaikan pesan pembelajaran melalui pengalaman melihat, hal ini didasarkan atas prinsip psikologis bahwa seseorang akan memperoleh kesan/pengertian yang mendalam dari sesuatu yang dilihatnya daripada sesuatu yang hanya didengar. Namun perlu disadari bahwa tidak semua pesan pembelajaran yang akan dikembangkan dalam bahan pembelajaran sederhana dapat divisualkan secara nyata. Hal ini disebabkan adanya tingkat realisme isi pesan yang akan disampaikan. Memang pembelajaran akan lebih efektif jika dapat digambarkan serealitas mungkin, namun bukan berarti dalam mengembangkan bahan pembelajaran sederhana objek harus digambarkan persis seperti keadaan sebenarnya. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memvisualisasikan pesan, yaitu; tingkat perkembangan dan latar belakang budaya siswa. Untuk siswa SD visualisasi pesan sebaiknya disampaikan secara keseluruhan tidak bagian demi bagian karena hal tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SD. Penerimaan siswa terhadap pesan visual juga berpengaruh pada latar belakang budayanya. Siswa yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda akan menyimak pesan-pesan visual secara berbeda pula, karena itu pesan yang disajikan unuk siswa SD di kota besar jangan disamakan dengan pesan visual untuk siswa SD di pedesaan. Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-17

18 3. Produksi Tahap yang terakhir dalam mengembangkan bahan pembelajaran sederhana adalah produksi. Dalam tahap produksi seorang guru sudah harus menentukan jenis bahan pembelajaran sederhana apa yang akan diproduksi, menggunakan dua dimensi atau tiga dimensi. Berikut ini akan disajikan caracara pembuatan beberapa bahan pembelajaran sederhana baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru. a. Pembuatan papan Flanel Bahan yang diperlukan : - Tripleks - Laken, flanel - Paku - Gunting/pemotong - Alat penyerut - Kertas gosok Cara pembuatan : - Potonglah tripleks, laken atau flanel sesuai dengan ukuran yang dikehendaki, tetapi ukuran laken/flanel lebih besar dari ukuran tripleks yang dikehendaki agar dapat dilipatkan ke bagian belakang tripleks untuk dilekatkan. - Kemudian lapisi tripleks tersebut dengan kain flanel, harus diperhatikan bahwa kain flanel harus direntangkan tegang dan tidak boleh ada kerutankerutannya. - Berilah bingkai pada bagian tepi tripleks agar terlihat lebih rapi dan kuat dan agar mudah dalam penggunaannya jangan lupa buatlah dudukan atau gantungan papan. Cara pemakaian : - bahan pembelajaran ini sangat cocok untuk menyampaikan materi pertumbuhan, perkembangan atau perbandingan sesuatu. - Penempatan papan flanel hendaknya setinggi garis pandangan siswa dan tulisan dan gambar yang digunakan hendaknya cukup besar untuk dapat dilihat dengan mudah oleh siswa yang duduk di belakang sekalipun. - Jangan melekatkan gambar dan tulisan terlalu banyak karena akan mengganggu perhatian siswa, gunakan gambar menurut pokok pembicaraan saja - Perlu diperhatikan kekontrasan warna antara warna kain flanel dan warna gambar yang akan dipasang di atasnya, jika warna kain flanel soft maka 3-18 Unit 3

19 warna gambar haruslah terang atau sebaliknya sehingga tidak membingungkan siswa. - b. Pembuatan Papan Magnetik Bahan yang diperlukan : - Tripleks, pilih warna sesuai dengan yang dikehendaki - Pelat besi - Mesin Bor - Alat penyerut - Kertas gosok - Paku - Palu - Obeng - Alat pemotong - Cat - Kikir - Potongan-potongan magnet - Pelat alumunium siku (profil) Cara pembuatan : - Memotong pelat besi dan tripleks sesuai dengan ukuran yang dikehendaki (ukuran standar papan tulis) - Meratakan permukaan tripleks dan pelat besi dengan menggunakan alat penyerut, kikir dan kertas gosok - Lubangilah bagian-bagian tertentu dari pelat besi (tempat paku) dengan menggunakan mesin bor, kemudian lapisi tripleks dan pelat besi menjadi satu kesatuan dengan menggunakan paku dan sekrup - Pasang bingkai aluminium pada semua sisi papan magnet dan terakhir catlah permukaan besi agar terlihat lebih rapi c. Pembuatan Diorama Bahan yang diperlukan : - Karet - Karet busa - Gunting - Kawat - Kertas layang-layang - Karbon - Lumut-lumutan - Cat - Lilin - Tanah liat - Kain bekas - Sisir - Kanji Cara pembuatan : - Membuat sketsa yang dibuat dan gambar perspektif rencana diorama disesuaikan dengan pesan pembelajaran yang akan dibuat Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-19

20 - Siapkan tempat penyimpanan diorama, dapat menggunakan kotak kayu, karton, meja, lantai dan sebagainya sesuai dengan ukuran diorama yang dikehendaki - Mulailah mengerjakan bagian-bagian diorama secara rinci sesuai dengan rencana dalam gambar sketsa, misalnya membuat hutan dan semak-semak dengan menggunakan busa berwarna hijau, membuat rumah dari kotak dan seterusnya - Jangan lupa untuk mewarnai dorama supaya lebih menarik dan lebih hidup d. Pembuatan Peta Timbul Bahan yang diperlukan : - Kertas bekas - Tanah liat - Perekat kanji - Cat berwarna - Tripleks - Kertas layang-layang Cara Pembuatan : - Buatlah bentuk peta yang menggambarkan gunung dan lembah beserta kelengkapannya dengan menggunakan tanah liat dan barang bekas di atas papan atau tripleks lalu keringkan - Setelah kering, semua bentuk permukaan bentuk tanah liat dibasahi dengan menggunakan air sabun - tempelkan kertas yang telah dirobek-robek ukuran 2 x 10 cm dengan perekat kanji untuk menutupi semua permukaan tanah liat kurang lebih 10 lapisan agar lapisan menjadi tebal - Kemudian tempelkan kertas layang-layang di atas sobekan-sobekan kertas yang telah ditempelkan pada tanah liat lalu keringkan. - Setelah kering, lapisan kertas dilepas dari acuan tanah liat dan kakinya direkatkan pada alas tripleks yang telah disiapkan - Lalu, lapisan kertas yang sudah berbentuk dan tertempel pada alas tripleks itu kemudian diberi warna yang sesuai 3-20 Unit 3

21 Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut ini. Coba Anda buat rancangan pengembangan bahan pembelajaran sederhana sesuai dengan tahapan-tahapan pengembangannya! Rambu - rambu Pengerjaan Latihan Untuk mempermudah Anda dalam mengerjakan latihan di atas, cermatilah rambu-rambu pengerjaan latihan berikut ini! 1. Tentukan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan kurikulum yang digunakan di tingkat SD 2. Pilihlah materi dari mata pelajaran tertentu yang ada di Sekolah Dasar yang akan dikembangkan menjadi bahan pembelajaran sederhana Rangkuman Seperti halnya dengan mengembangkan bahan pembelajaran yang lain, pengembangan bahan pembelajaran sederhana harus melalui tahapan-tahapan pengembangan bahan pembelajaran yang efektif dan efisien. Mengingat bahan ajar tersebut harus memudahkan bagi siswa untuk memahami pesan yang akan disampaikan. Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam mengembangkan bahan pembelajaran sederhana adalah sebagai berikut : Kebutuhan Belajar Siswa Kebutuhan belajar siswa adalah kesenjangan antara kemampuan dan keterampilan yang dimiliki sisiwa saat ini dengan kemampuan dan keterampilan yang kita harapkan akan dimiliki siswa. Kebutuhan belajar ini harus dijadikan patokan bagi guru dalam menyusun bahan pembelajaran baik berupa materi maupun media yang akan dikembangkan untuk membantu proses pembelajaran. Perumusan Tujuan/Kompetensi Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan hal penting yang harus dipahami oleh para guru sebelum mengembangkan bahan pembelajaran termasuk media sederhana, karena tujuan pembelajaran merupakan tolak ukur berhasil tidaknya proses pembelajaran. Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-21

22 Pengembangan Materi Telah kita ketahui bersama bahwa penyampaian materi hanya secara verbal sangat tidak efektif untuk itu guru perlu memilih materi materi tertentu yang perlu dimediakan. Tentu saja materi yang dipilih ialah materi ialah materi yang dapat disajikan dengan lebih baik melalui media daripada hanya melalui penjelasan lisan dari guru. Visualisasi Pesan pembelajaran Visualisasi adalah upaya untuk menyampaikan pesan pembelajaran melalui pengalaman melihat, hal ini didasarkan atas prinsip psikologis bahwa seseorang akan memperoleh kesan/pengertian yang mendalam dari sesuatu yang dilihatnya daripada sesuatu yang hanya didengar. Namun perlu disadari bahwa tidak semua pesan pembelajaran yang akan dikembangkan dalam bahan pembelajaran sederhana dapat divisualkan secara nyata. Hal ini disebabkan adanya tingkat realisme isi pesan yang akan disampaikan Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memvisualisasikan pesan,yaitu; tingkat perkembangan dan latar belakang budaya siswa. Produksi Tahap yang terakhir dalam mengembangkan bahan pembelajaran sederhana adalah produksi. Dalam tahap produksi seorang guru sudah harus menentukan jenis bahan pembelajaran sederhana apa yang akan diproduksi baik dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi Unit 3

23 Tes Formatif 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternative jawaban yang disediakan! 1. Berikut ini merupakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam mengembangkan bahan pembelajaran sederhana kecuali.. A. Pengembangan materi B. Menentukan kebutuhan belajar C. Menentukan metode penyampaian D. Menentukan tujuan belajar 2. Kesenjangan antara kemampuan dan keterampilan yang dimiliki sisiwa saat ini dengan kemampuan dan keterampilan yang kita harapkan akan dimiliki siswa adalah pengertian dari... A. Kebutuhan belajar B. Tujuan belajar C. Kompetensi belajar D. Masalah belajar 3. Yang menjadi tolak ukur dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran adalah... A. Kebutuhan belajar B. Tujuan belajar C. Materi belajar D. Masalah belajar 4. Upaya untuk menyampaikan pesan pembelajaran melalui pengalaman melihat merupakan tahap dalam pengembangan bahan pembelajaran sederhana yang biasa disebut dengan tahap.... A. Kebutuhan belajar B. Tujuan belajar C. Tahap pengimajinasian D. Visualisasi gambar Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-23

24 5. Hal-hal apakah yang harus diperhatikan dalam memvisualisasi gambar.. A. Tingkat perkembangan dan latar belakang budaya siswa B. Tujuan belajar dan imajinasi siswa C. Kompetensi belajar dan materi yang akan dibelajarkan untuk siswa D. Masalah belajar dan kemampuan guru 6. Upaya untuk memilih materi yang akan dikembangkan untuk dikemas dalam bahan pembelajaran sederhana merupakan tahap A. Kebutuhan belajar B. Pengembangan materi C. Tahap pengimajinasian D. Visualisasi gambar 7. Memproduksi peta timbul merupakan upaya pengembangan media pembelajaran sederhana A. Tiga dimensi B. Dua dimensi C. Satu dimensi D. Tidak berdimensi 8. Mengapa tidak semua pesan pembelajaran yang akan dikembangkan dalam bahan pembelajaran sederhana dapat divisualkan secara nyata A. Karena keterbatasan manusia khususnya guru yang mengembangkan B. Disebabkan adanya tingkat realisme isi pesan C. Disebabkan adanya kesulitan dalam tahap produksi D. Karena disesuaikan dengan tingkat usia anak 9. Panduan guru untuk mengembangkan tujuan pembelajaran dalam pengembangan bahan pembelajaran sederhana adalah.. A. Kurikulum yang digunakan di sekolah B. Buku panduan pengembangan bahan ajar sederhana C. Kepala sekolah sebagai pimpinan D. Buku teks siswa 3-24 Unit 3

25 10. Penggunaan bahan pembelajaran sederhana merupakan upaya guru untuk... A. Lebih kreatif dan inovatif B. Meringankan tugas guru dalam mengajar C. Menambah pekerjaan rutin guru D. Meminimalkan pembelajaran secara verbal Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkan jawaban yang telah Anda pilih dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir unit ini. Coba Anda hitung jawaban yang benar, kemudian pergunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub unit 2. Rumus: Jumlah jawaban benar Tingkat penguasaan= x 100% 10 Apabila tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub unit 2 telah mencapai 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke materi berikutnya. Berarti Anda telah menguasai materi tersebut. Bagus! Tetapi bila tingkat pemahaman Anda masih di bawah 80%, Anda perlu mengulangi pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai atau pelajari kembali seluruh sub unit di atas. Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-25

26 Subunit 3 Bahan Pembelajaran Grafis Pengantar Bahan pembelajaran grafis merupakan bahan pembelajaran yang paling mudah ditemui dan paling banyak digunakan para guru dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Seperti halnya dengan bahan pembelajaran yang lain, bahan pembelajaran grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan (siswa). Dalam bahan pembelajaran grafis pesan yang disampaikan dinyatakan dalam simbol kata-kata, gambar dan menggunakan ciri utama grafis yaitu garis. Setelah mempelajari subunit 3 ini diharapkan Anda dapat mendeskripsikan pengertian dan berbagai macam bahan pembelajaran grafis. A. Pengertian Bahan Pembelajaran Grafis Dunia pendidikan telah lama menyadari akan pentingnya bahan pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk media untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Salah satu tokoh pendidikan yang sangat menonjol dalam pemikiran tentang hal ini adalah John Amos Comedius dengan bukunya yang sangat terkenal Didaktika Magna. Bahan pembelajaran grafis termasuk ke dalam bahan pembelajaran visual yang menyangkut dengan indera penglihatan karena pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan pembelajaran grafis adalah bahan pembelajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Grafis merupakan media pengajaran yang paling mudah ditemui dan banyak digunakan. Sebagaimana halnya media lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang disampaikan dinyatakan dalam simbol kata-kata, gambar dan menggunakan ciri grafis yaitu garis. Selain fungsi tersebut, grafis juga memiliki fungsi khusus untuk menyederhanakan informasi dan memperjelas sajian agar mudah dipahami dan diingat. Dalam dunia pendidikan, umumnya media grafis dikombinasikan dengan media lainnya. Media grafis terdiri dari berbagai jenis yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di SD yaitu grafik, bagan, diagram, sketsa, poster, gambar kartun, peta dan globe Unit 3

27 B. Macam-macam Bahan Pembelajaran Grafis 1. Grafik Grafik pada dasarnya merupakan gambar untuk memvisualisasikan pesan. Grafik menunjukkan hubungan proporsional dan numerik yang memungkinkan siswa dapat memahami dengan tepat dan cepat pesan yang disajikan. Grafik memiliki beberapa fungsi yaitu; (1) menggambarkan data secara teliti, (2) menggambarkan perkembangan suatu objek, (3) membandingkan atau menghubungkan dua peristiwa dengan singkat dan jelas. Grafik dibuat dengan spesifik untuk kepentingan informasi, analisis, interpretasi atau komparasi. Ada 5 macam grafik yang umum digunakan yaitu; (1) grafik garis, (2) grafik batang, (3) grafik lingkaran, (4) grafik piktorial 2. Bagan (Chart) Bagan berfungsi untuk memvisualisasikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan saja. Bagan menurut kinder (1965) dapat siklasifikasikan menurut jenis, rancangan media dan materialnya. Menurut rancangannya bagan dibedakan menjadi tiga yaitu bagan balik, bagan tertutup dan poster 3. Diagram dan Sketsa Diagram merupakan salah satu penyajian secara visual dengan menggunakan garis atau menggunakan gambar geometris tertentu. Diagram bersifat abstrak sehingga diperlukan latar belakang pengetahuan tertentu tentang pesan yang didiagramkan supaya dapat dipahami secara jelas. Tujuan penggunaan diagram dalam pembelajaran adalah : a. Menjelaskan struktur suatu alat, benda ataupun abjek lain secara global b. Menunjukkan bagian-bagian penting secara skematis dan sederhana c. Menyederhanakan suatu struktur yang kompleks Sketsa adalah suatu gambar yang sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokoknya saja (tidak rinci). Selain menarik perhatian, penggunaan sketsa menghindari terjadinya verbalisme dan dapat memperjelas pesan yang akan disampaikan. Bahan ajar ini umumnya dikembangkan sendiri oleh para guru Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-27

28 misalnya tentang perkembangan kupu-kupu, perkembangan janin dalam rahim dan sebagainya. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh para guru dalam mengembangkan sketsa, yaitu : a. bentuk, seperti coretan garis lurus, lengkung dan patah b. ukuran relatif yang dapat menimbulkan kesan perbandingan berbagai benda yang tampak c. karakteristik objek harus tampak dominan Berbeda dengan penggunaan diagram yang telah dipersiapkan sebelumnya maka tidak demikian dengan dengan penggunaan sketsa. Sketsa tidak harus dipersiapkan sebelumnya tetapi dapat langsung dibuat di papan tulis karena tidak memerlukan waktu yang banyak dan hanya menonjolkan dari karakteristik dari objek yang dimaksud. 4. Poster Poster merupakan suatu gambar yang cukup besar yang ditekankan pada penyampaian suatu ide pokok. Poster umumnya bersifat simbolik, dirancang untuk memberi pesan dengan cepat dan ringkas. Poster yang baik biasanya memiliki ciri-ciri berwarna, menyajikan ide tunggal, tulisan yang digunakan jelas, kaya dengan variasi, lugas dan seringkali mengandung pernyataan yang berlebihan (hiperbola). Guru menggunakan bahan pembelajaran ini terutama untuk memulai, mengembangkan dan menyimpulkan suatu unit bahasan tertentu. Adapun fungsi poster sebgai media pendidikan adalah untuk mengembangkan ide yang akan dibahas dalam suatu diskusi dan untuk membangkitkan motivasi siswa. 5. Gambar kartun Gambar kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbolsimbol dan kadang-kadang agak berlebihan untuk menyampaikan pesan atau sikap terhadap sesuatu, seseorang, situasi atau kejadian tertentu. Kartun memiliki nilai pendidikan yang cukup besar terutama untuk menarik perhatian dan dapat mempengaruhi sikap serta perilaku. Gambar kartun biasanya hanya memuat esensi pesan yang harus disampaikan dan dituangkan dalam gambar sederhana dan tidak rinci dengan menggunakan simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat Unit 3

29 6. Peta dan Globe Peta dan Globe merupakan bahan pembelajaran berbentuk grafis yang disajikan dengan simbol-simbol, kata-kata, gambar dan garis yang dirancang untuk menunjukkan hubungan dan menyatakan data suatu lokasi. Peta dan gambar dalam proses pembelajaran digunakan untuk saling melengkapi karena pada umumnya peta dan globe memberikan informasi tentang (a) keadaan permukaan bumi, (b) tempat, arah atau jarak antara satu tempat dengan tempat lain, (c) data budaya dan kemasyarakatan, ekonomi dan ilmiah. Adapun tujuan penggunaan peta dan globe dalam proses pembelajaran adalah untuk (1) memberi pengetahuan relatif dan tetap tentang posisi unit politik, daratan dan perairan suatu tempat, (2) melengkapi pengetahuan dan informasi tentang jarak, arah, bentuk dan waktu suatu wilayah, (3) menambah arti dari suatu bahan deskriptif, (4) merangsang minat dalam bidang studi tentang kependudukan, geografi dan sebagainya. C. Cara Pengembangan Bahan Pembelajaran Grafis Tahapan dalam pengembangan bahan pembelajaran grafis sama halnya dengan tahapan dalam pengembangan bahan pembelajaran sederhana yang telah dijelaskan pada subunit sebelumnya dalam unit ini. Sama halnya dengan bahan pembelajaran sederhana, bahan pembelajaran grafis menyampaikan pesan pembelajaran melalui pengalaman melihat Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam mengembangkan bahan pembelajaran grafis adalah sebagai berikut : 1. Penentuan Kebutuhan Belajar Siswa 2. Perumusan Tujuan/Kompetensi Pembelajaran 3. Pengembangan Materi 4. Visualisasi Pesan pembelajaran 5. Produksi Setelah melalui tahan pengembangan media grafis tersebut, seorang guru sudah harus menentukan jenis bahan pembelajaran grafis apa yang akan diproduksi. Berikut ini akan disajikan cara-cara pembuatan beberapa bahan pembelajaran grafis. 1. Grafik Pemakaian grafik sudah sangat meluas mulai dari sekolah, instansi pemerintah, perusahaan bahkan rumah sakit sehingga pembuatannyapun sudah tidak asing Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-29

30 lagi bagi para guru. Untuk kegiatan pembelajaran grafik dapat langsung dibuat oleh para guru di papan tulis sehingga bahan pembelajaran ini mudah dan murah karena tidak memerlukan biaya. Namun jika grafik yang dibuat akan dituangkan dalam media lain selain papan tulis maka harus mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, yaitu : - kertas karton/manila yang berukuran sesuai dengan yang dikehendaki, - spidol aneka warna, - penggaris dan jangka (untuk grafik lingkaran) Cara membuatnya : - Langkah awal adalah menentukan materi yang akan dibuatkan grafiknya. - Kemudian tentukan jenis grafik yang akan dibuat bisa grafik garis, batang, lingkaran atau gambar. Biasanya untuk SD kelas rendah grafik gambar sangat efektif dibanding jenis grafik yang lain. - Mulailah menggambarkan grafik ke atas kertas karton/manila, perlu diperhatikan bahwa perhitungkan ukuran huruf atau gambar yang dituangkan agar dapat dilihat dengan jelas oleh siswa yang duduk dibagian belakang. - Berilah warna agar lebih menarik Khusus untuk pembuatan jenis grafik gambar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu; hendaknya berbentuk sederhana, perbandingan atau perhubungannya jelas, pemakaian warna dan gunakan lambang-lambang yang umum dikenal. 2. Bagan Sama halnya dengan grafik, bahan pembelajaran grafis dalam bentuk bagan sudah sangat umum digunakan oleh para guru, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan bahan pembelajaran grafis dalam bentuk bagan. - Buatlah bagan dengan teliti, hendaknya ukuran lambang atau gambar-gambar dibuat dengan teliti dan tepat. - Lambang-lambang atau gambar yang digunakan hendaknya sederhana. - Jangan lupa berilah pewarnaan pada bagan agar tampilannya lebih menarik. - Hendaknya bagan yang dibuat jelas untuk dibaca dan dipelajari - Hindari bagan yang sangat penuh dengan tulisan atau gambar sehingga terkesan berjejal dan sulit untuk dipahami Unit 3

31 3. Diagram Bahan yang diperlukan : - kertas manila - pensil - penggaris - jangka (jika diperlukan) - spidol - simbol-simbol dan informasi sesuai dengan materi yang akan dikembangkan dalam bentuk diagram - gunting Cara membuatnya : - siapkan materi/informasi yang akan dituangkan dalam bahan pembelajaran grafis berbentuk diagram, - gunting kertas manila sesuai dengan ukuran yang dikehendaki, - buatlah sketsa terlebih dahulu dengan menggunakan pensil pada kertas manila yang telah tersedia, - perhatikan apakah penggunaan simbol sudah tepat/sesuai dengan materi yang akan disampaikan, - jika sketsa sudah baik, maka tebalkan garis dengan menggunakan spidol, - agar lebih menarik berilah warna, dan diagram siap untuk digunakan. 4. Gambar Bahan yang diperlukan : - materi yang akan dikembangkan dalam bentuk gambar - kertas manila - pensil - spidol - penggaris - jangka - penghapus Cara pembuatan : - gunting kertas manila sesuai dengan ukuran yang dikehendaki, - buatlah sketsa terlebih dahulu dengan menggunakan pensil, sehingga jika mengalami kesalahan akan mudah dihapus, - setelah sketsa sesuai dengan gambar yang diharapkan, kemudian tebalkan dengan menggunakan spidol, - jangan lupa berilah warna agar lebih menarik. Pengembangan Bahan Pembelajaran 3-31

INISIASI 1. Pengembangan Bahan Pembelajaran Sederhana dan Grafis. Bahan Pembelajaran Sederhana

INISIASI 1. Pengembangan Bahan Pembelajaran Sederhana dan Grafis. Bahan Pembelajaran Sederhana INISIASI 1 Pengembangan Bahan Pembelajaran Sederhana dan Grafis S audara mahasiswa, selamat berjumpa dalam kegiatan tutorial online ini untuk mata kuliah pengembangan bahan pembelajaran SD. Dalam tutorial

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN MEDIA 2 DIMENSI Disusun oleh: SAIFUL AMIEN sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar 1. Media Grafis 2. Media bentuk papan 3. Media

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

OLEH : Yayan heryana

OLEH : Yayan heryana OLEH : Yayan heryana Media tiga dimensi adalah media yang berupa model, boneka atau benda sesungguhnya. Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh,

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI

MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik UNY Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Kompetensi yang ingin dicapai Menyebutkan macam-macam

Lebih terperinci

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN MEDIA PEMBELAJARAN APA ITU MEDIA? APA ITU MEDIA PEMBELAJARAN? ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU 2. 3. GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, bahwa materi yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini akan dijelaskan berbagai uraian tentang pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2. Analisis data berdasrkan pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

1. Bahan Cetakan (Media Visual Diam) Media cetakan dan grafis didalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling sering digunakan.

1. Bahan Cetakan (Media Visual Diam) Media cetakan dan grafis didalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling sering digunakan. MEDIA VISUAL TIDAK DI PROYEKSIKAN 1. Bahan Cetakan (Media Visual Diam) Media cetakan dan grafis didalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 2.1.1.1 Pengertian IPA Sains berasal dari kata "science" yang berarti ilmu. sains adalah ilmu yang mempelajari lingkungan alam

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

Dari Batasan-Batasan Itu Media Dapat Disimpulkan

Dari Batasan-Batasan Itu Media Dapat Disimpulkan Media Pembelajaran PENGERTIAN MEDIA Gange (1978) mengartikan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Heinich dan Russel (1989) mengartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini telah membawa perubahan yang signifikan bagi perkembangan dunia pendidikan. Seorang pendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA 35 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA Dalam proses pembuatan karya seni, konsep adalah hal terpenting yang menjadi acuan dalam berkarya, yang menjadi dasar sebuah pemikiran. Konsep dari karya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai suatu produksi

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih

Lebih terperinci

BONEKA JARI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR

BONEKA JARI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR BONEKA JARI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR Winda 1 ABSTRAK Media dalam pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting terutama bagi peserta didik dalam hal ini adalah siswa kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan suatu bangsa. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas adalah berawal dari generasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn Mukhamad Murdiono, M. Pd. Jurusan PKn dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Yang saya dengar, saya lupa Yang saya lihat, saya ingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Arsyad (2011:2-3) mengatakan bahwa media adalah bagian yang tidak

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3)

BAB II KAJIAN TEORI. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3) BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3)

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN Seiring dengan kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) peranan media dalam pembelajaran tengah mendapat perhatian yang serius. Belajar dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara sistematis dan logis, sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Sekolah Menengah Pertama oleh Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 1 MEDIA DAN SUMBER

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin ABSTRAK Media dalam pengertian umum merupakan sarana komunikasi. Sedangkan dalam pendidikan media dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus Menurut Sujiono, dkk (2009: 1.14) motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang unsur unsur tata letak yang akan menjiwai rancangan desain komunikasi visual, agar hasil rancangan dapat berkualitas dan secara visual sedap dipandang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pemahaman Konsep Sudut a. Pengertian Pemahaman Dalam uraian ini penulis akan mengulas pengertian pemahaman dalam kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat bersosialisasi, bahasa juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Apabila

Lebih terperinci

Oleh FMIPA Institut Teknologi Bandung

Oleh FMIPA Institut Teknologi Bandung Teknik Presentasi Oleh FMIPA Institut Teknologi Bandung Suryadi Siregar 1 P r e s e n t a s i Alat yang ampuh untuk menyampaikan gagasangagasan, perkembangan baru ataupun kemajuan suatu proyek Dapat digunakan

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Oka Dwi Nugroho ( ) Modul Siswa

Disusun Oleh : Oka Dwi Nugroho ( ) Modul Siswa Disusun Oleh : Oka Dwi Nugroho (111134005) Modul Siswa Standar Kompetensi 5. Menerapkan konsep energi gerak Kompetensi Dasar 5.1 Membuat kincir angin untuk menunjukkan bentuk Indikator Membuat salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru diharapkan dapat

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd HP:

Disampaikan oleh: Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd HP: Disampaikan oleh: Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd HP: 08157915225 Email: nuryadin_er@uny.ac.id Papan Flanel Papan flanel tidak digunakan untuk tulis menulis, melainkan untuk memaparkan benda-benda dua dimensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Berbagai macam masalah yang ada di dalam dunia pendidikan menimbulkan beberapa alasan pada penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN Berbagai macam masalah yang ada di dalam dunia pendidikan menimbulkan beberapa alasan pada penelitian ini. BAB I PENDAHULUAN Berbagai macam masalah yang ada di dalam dunia pendidikan menimbulkan beberapa alasan pada penelitian ini. Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah yang mendasari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR

PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR Enita Istriwati Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Pos-el: info@balaibahasajateng.web.id Pos-el penulis:nicole_helan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MAKALAH LUBANG DAN GUNDUKAN TANAH OLEH : MARIA GABRIELA B. RENA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

MAKALAH LUBANG DAN GUNDUKAN TANAH OLEH : MARIA GABRIELA B. RENA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA MAKALAH LUBANG DAN GUNDUKAN TANAH OLEH NAMA : MARIA GABRIELA B. RENA NIM : 1101032003 SEMESTER : IV PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Ringkasan Cepat Slide Presentasi Bisnis Efektif dan Powerful

Ringkasan Cepat Slide Presentasi Bisnis Efektif dan Powerful Ringkasan Cepat Slide Presentasi Bisnis Efektif dan Powerful Berikut adalah rangkuman yang berfungsi sebagai ringkasan slide bisnis buat Anda. Setiap kali Anda membuat slide bisnis, Anda bisa melihat kembali

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2 Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD 2 yang dibimbing oleh Roby Zulkarnain Noer, M.Pd dan Mety Toding

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll. SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kimia merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan Alam yang berpotensi meningkatkan kejenuhan bagi siswa dalam mempelajarinya, jika guru hanya menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV VISUALISASI KARYA. A. Visualisasi Rancangan Buku Pop-Up

BAB IV VISUALISASI KARYA. A. Visualisasi Rancangan Buku Pop-Up digilib.uns.ac.id BAB IV VISUALISASI KARYA A. Visualisasi Rancangan Buku Pop-Up 1. Thumbnail Thumbnail adalah cara me-layout gambar yang sudah disketsa kasar secara manual dengan menggunakan pensil kayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan bersosial. Manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain melalui bahasa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar merupakan proses perubahan dalam

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DALAM PROSES PEMBELAJARAN

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DALAM PROSES PEMBELAJARAN 116 LENTERA LENTERA PENDIDIKAN, PENDIDIKAN, EDISI EDISI X, X, NO. NO. 1, JUNI 1, JUNI 2007 2007 (116 123) PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh: Safei ABSTRACT: The existence of teacher

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Keterampilan Menulis Menulis adalah sebuah kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang, apapun bentuknya. Mendengar kata menulis tidak banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai disekolah. Menurut hasil penelitian seorang ahli pada surat kabar Kompas dikatakan bahwa 46 % anak-anak

Lebih terperinci

MAKALAH Media Visual Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen pengampu : Hermawan Wahyu Setiadi, M.

MAKALAH Media Visual Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen pengampu : Hermawan Wahyu Setiadi, M. MAKALAH Media Visual Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen pengampu : Hermawan Wahyu Setiadi, M. Pd Disusun Oleh: Madinatul Munawaroh (14144600187) Puput Wulandari

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan penguasaan bahasa yang dimiliki oleh anak. Ada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan penguasaan bahasa yang dimiliki oleh anak. Ada beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Demikian pula pengajaran bahasa adalah inti dan dasar bagi mata pelajaran lainnya, lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menyiapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menyiapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang berperan penting dalam menyiapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. IPA berisi konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

SUB UNIT 8.2 KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN. Pendahuluan. Isu 1

SUB UNIT 8.2 KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN. Pendahuluan. Isu 1 1 SUB UNIT 8.2 KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN Pendahuluan a. Coba anda cermati isu-isu berikut, kemudian anda diskusikanlah dalam kelompok PPL anda! b. Tuliskan hasil diskusi anda pada buku catatan anda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) menuju kearah yang lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan 1 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga menuntut orang-orang di dalamnya untuk bekerja sama dan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada peserta didik agar dapat belajar sendiri. Akan tetapi, proses pembelajaran tersebut nyatanya sulit

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008 JENIS BAHAN AJAR 4 CETAK 4 NON - CETAK CETAK Buku Teks Bahan Ajar Mandiri = Modul = BAJJ Panduan = Petunjuk = Pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah keterpisahannya antara individu yang belajar

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Meja tracing atau trace box sudah tidak asing lagi dikalangan pembuat komik dan animasi, pada umumnya meja tracing atau trace box digunakan untuk mempermudah seorang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Sadiman, dkk. (2008: 17-18) mengatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA SD

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA SD SUPLEMEN UNIT 4 CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA SD Suryanti Wahono Widodo Mintohari PENDAHULUAN Selamat berjumpa kembali Saudara Mahasiswa. Melalui berbagai aktivitas dalam Unit 4, Anda seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian B. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian B. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian Penggunaan Gambar Ilustrasi sebagai Media untuk Melatih Sosialisasi Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas 1 Sekolah Dasar (Penelitian Dilakukan di SD 1 Purwosari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Semua orang di dunia ini pasti akan membutuhkan teman atau seseorang yang dapat diajak untuk berbagi. Berbagi semua pengalaman yang baik maupun yang buruk.

Lebih terperinci