PERBEDAAN KUALITAS ONDE-ONDE CEPLIS TEPUNG KETAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING VARIETAS JAGO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN KUALITAS ONDE-ONDE CEPLIS TEPUNG KETAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING VARIETAS JAGO"

Transkripsi

1 PERBEDAAN KUALITAS ONDE-ONDE CEPLIS TEPUNG KETAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING VARIETAS JAGO Skripsi diajukan sebagai salah satu persyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PKK Konsentrasi Tata Boga Oleh Aprikaviana Giliestyaningrum NIM JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 i

2 PERSETUJUAN PEMBIMBING Nama : Aprikaviana Giliestyaningrum NIM : Program Studi : PKK Konsentrasi Tata Boga Judul Disertai : PERBEDAAN KUALITAS ONDE-ONDE CEPLIS TEPUNG KETAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING VARIETAS JAGO Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian Skripsi Program Studi PKK Konsentrasi Tata Boga FT. UNNES Semarang, 2015 Pembimbing, Octavianti Paramita, S.Pd.,M.Sc. NIP ii

3 PERNYATAAN KEASLIAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul Perbedaan Kualitas Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Varietas Jago disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis diperguruan tinggi manapun. Semarang, 2015 Aprikaviana Giliestyaningrum NIM iii

4 PENGESAHAN Skripsi dengan judul Perbedaan Kualitas Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik UNNES pada tanggal. Oleh Nama : Aprikaviana Giliestyaningrum NIM : Program Studi : PKK Konsentrasi Tata Boga Ketua Panitia: Sekertaris Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd. Muhammad Ansori, S.TP.,M.P. NIP NIP Penguji I Penguji II Penguji III Hj. Saptariana, S.Pd.,M.Pd. Meddiati Fajri Putri, S.Pd.,M.Sc. Octavianti Paramitha, S.Pd., M.Sc. NIP NIP NIP Mengetahui: Dekan Fakultas Teknik UNNES Dr. Nur Qudus, M.T NIP iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya (Abraham Lincoln) Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti membalikkan telapak tangan. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, keuletan, kegigihan dan kedisiplinan. (Chairul Tanjung) PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta atas doa, dukungan dan kasih sayang yang teramat besar. 2. Adik, kakak serta keluarga besar tersayang atas doa, dukungan dan kasih sayang. 3. Seseorang yang selalu memberikan dukungan dan doa selama ini. 4. Teman - teman seperjuangan Tata Boga angkatan Almamaterku UNNES v

6 ABSTRAK Aprikaviana Giliestyaningrum Perbedaan Kualitas Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Varietas Jago. Dosen Pembimbing Octavianti Paramita, S.Pd.,M.Sc. PKK Konsentrasi Tata Boga, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Onde-onde ceplis adalah jajanan pasar yang populer di kalangan masyarakat. Maka diperlukan inovasi dalam pengembangan onde-onde ceplis sebagai jajanan yang inovatif dan untuk menunjang kandungan gizinya ditambahkan tepung ubi jalar kuning untuk menambah kandungan gizi serat, betakaroten dan kalsium. Tujuan penelitian:1)mengetahui perbedaan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning prosentase 10%, 20% dan 30% ditinjau dari aspek rasa, aroma, tekstur dan warna, 2)mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30% ditinjau dari aspek rasa, aroma, tekstur dan warna, 3)mengetahui kandungan serat, betakaroten dan kalsium pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning prosentase 10%, 20% dan 30%. Objek penelitian adalah onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning varietas jago. Variabel bebas adalah penggunaan tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 90:10%, 80:20% dan 70:30% dalam pembuatan onde-onde ceplis. Variabel terikat adalah kualitas onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dilihat dari aspek rasa, aroma, tekstur dan warna, kandungan gizi yang meliputi serat, betakaroten dan kalsium dan tingkat kesukaan masyarakat. Variabel kontrolnya adalah komposisi bahan, proses pengolahan bahan, seleksi bahan, penimbangan bahan, pembentukan, penggorengan, alat yang digunakan. Teknik analisis data yang digunakan analisis varian klasifikasi tunggal dan analisis deskriptif persentase. Hasil penelitian:1)ada perbedaan kualitas inderawi dari ketiga onde-onde ceplis eksperimen, 2)uji kesukaan diperoleh onde-onde ceplis sampel A memiliki kriteria sangat disukai, sampel B memiliki kriteria disukai, sampel C memiliki kriteria disukai, 3)hasil uji kimiawi pada sampel onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning sampel A memiliki kandungan serat 6,05%, betakaroten 1005,39 Mikro,g/100g, kalsium 1,22%, onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning sampel B kandungan serat 6,28%, betakaroten 1322,49 Mikro.g/100g, kalsium 1,34%. Onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning Sampel C kandungan serat 6,38%, betakaroten 1549,62 Mikro.g/100g, kalsium 1,45%. Saran dari peneliti adalah perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pembuatan tepung ubi jalar kuning yang bisa menghasilkan tekstur getas dan gurih pada onde-onde ceplis. Kata kunci: onde-onde ceplis, eksperimen, tepung ubi jalar kuning vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rakhmat dan hidayah-nya dalam penyusunan skripsi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PERBEDAAN KUALITAS ONDE-ONDE CEPLIS TEPUNG KETAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING VARIETAS JAGO. Skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya kerjasama, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada yang terhormat: 1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi. 2. Ketua Jurusan PKK yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi. 3. Octavianti Paramita, S.Pd.,M.Sc. Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 4. Hj. Saptariana, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran, dan motivasinya hingga terselesainya skripsi ini. 5. Meddiati Fajri Putri, S.Pd.,M.Sc. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran, dan motivasinya hingga terselesainya skripsi ini. vii

8 6. Bapak dan Ibu tercinta yang tak pernah lelah mendoakan, memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Semua teman-teman PKK Konsentrasi Tata Boga angkatan 2011, yang telah memberikan bantuan selama penyelesaian skripsi ini. 8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini, terima kasih atas bantuan dan dorongannya. Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari Allah Yang Maha Pengasih. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan harapan penulis semoga penulisan skripsi dapat bermanfaat bagi kita semua. Semarang, 2015 Penulis viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penegasan Istilah Sistematika Skripsi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Tentang Ubi Jalar Kuning Tinjauan Umum Tentang Tepung Ubi Jalar Kuning ix

10 2.2.1 Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar Kuning Tinjauan Umum Tentang Onde-onde Ceplis Bahan Onde-onde Ceplis Resep Standar Onde-onde Ceplis Proses Pembuatan Onde-onde Ceplis Alat-alat dalam Pembuatan Onde-onde Ceplis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Onde-onde Ceplis Kerangka Berfikir Hipotesis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian Objek Penelitian Variabel Penelitian Metode Pendekatan Penelitian Desain Eksperimen Pelaksanaan Eksperimen Metode Pengumpulan Data Penilaian Subyektif Penilaian Obyektif Alat Pengumpulan Data Panelis Agak Terlatih Panelis Tidak Terlatih x

11 3.5 Metode Analisis Data Uji Prasyarat Uji Analisis Varian (ANAVA) Analisis Deskriptif Prosentase Metode Analisis Kandungan Gizi BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil Uji Inderawi Eksperimen Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Hasil Analisis Varian (ANAVA) Hasil Uji Kesukaan Eksperimen Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Hasil Uji Kimiawi Eksperimen Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan Hasil Uji Inderawi Pembahasan Hasil Uji Kesukaan Pembahasan Hasil Uji Kimiawi BAB 5 Penutup 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Kandungan Gizi Ubi Jalar Kuning Per 100g Bahan Kandungan Gizi Ubi Jalar Kuning Varietas Jago Kandungan Gizi Tepung Ubi Jalar Kuning Bahan Onde-onde Ceplis Kandungan Gizi Tepung Ketan Putih Per 100g SNI Tepung Ketan Putih Komposisi Kandungan Gizi Telur Ayam tiap 100g SNI Telur Ayam Komposisi Kandungan Gizi Gula Pasir Bahan Standar Pembuatan Onde-onde Ceplis Peralatan dalam Eksperimen Onde-onde ceplis Formula Pembuatan Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Hasil Uji Inderawi Aspek Rasa Hasil Uji Inderawi Aspek Aroma Hasil Uji Inderawi Aspek Tekstur Hasil Uji Inderawi Aspek Warna Kriteria Wawancara terhadap Panelis (Menjaring Panelis) Tabel Interval Inderawi Interval Persentase Uji Kesukaan xii

13 4.1 Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Homogenitas Hasil Analisis Varian (ANAVA) Hasil Tabulasi Warna Hasil Uji Tukey Warna Hasil Tabulasi Aroma Hasil Uji Tukey Aroma Hasil Tabulasi Rasa Hasil Uji Tukey Rasa Hasil Tabulasi Tekstur Hasil Uji Tukey Tekstur Hasil Kesukaan Keseluruhan Panelis Hasil Uji Kimiawi xiii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Ubi Jalar Kuning Varietas Jago Onde-onde Ceplis Skema Kerangka Berfikir Desain Eksperimen Skema Desain Eksperimen Pembuatan Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Skema Pembuatan Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Histogram Skor Kriteria Uji Inderawi Aspek Warna Histogram Skor Kriteria Uji Inderawi Aspek Aroma Histogram Skor Kriteria Uji Inderawi Aspek Rasa Histogram Skor Kriteria Uji Inderawi Aspek Tekstur Grafik Radar Uji Kesukaan xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Pedoman wawancara seleksi calon panelis Daftar nama calon panelis yang mengikuti seleksi wawancara Data Hasil Wawancara Calon Panelis Daftar nama calon panelis yang lolos seleksi wawancara Formulir penyaringan calon panelis Hasil penilaian data calon panelis pada tahap uji penyaringan Daftar nama calon panelis yang lolos tahap penyaringan Formulir pelatihan calon panelis Hasil tabulasi data calon panelis pada tahap uji pelatihan Hasil tabulasi data calon panelis pada tahap reliabilitas Daftar nama calon panelis yang lolos tahap pelatihan Formulir uji inderawi Hasil Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Daftar nama panelis tidak terlatih Formulir penilaian uji kesukaan Hasil keseluruhan uji kesukaan oleh panelis tidak terlatih Hasil uji kimiawi Foto proses pengambilan data uji inderawi xv

16 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi jalar (Impomea Batatas L) menurut para ahli botani dan pertanian berasal dari Benua Amerika (Selandia Baru, Polinesia dan Amerika Tengah).Mulai abad ke- 16 ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropis seperti Asia yaitu Filipina, Jepang, dan Indonesia (Sekar T, 2011:44). Meskipun Indonesia bukan merupakan daerah asal dari ubi jalar, namun ubi jalar dikenal hampir di seluruh Indonesia. Tiap tiap daerah memiliki nama sebutan yang berbeda-beda, misalnya di Sumatera Barat mengenal ubi jalar dengan nama ubi jawa, Batak mengenal ubi jalar dengan nama gadong jalur, Jawa mengenal ubi jalar dengan nama telo rambat, Dayak mengenal ubi dengan nama jalar katila, Sulawesi utara mengenal ubi jalar dengan nama watata, dan lain sebagainya (Sekar T,2011:44). Ubi jalar merupakan tanaman herba yang tumbuh menjalar di dalam tanah, dan menghasilkan umbi.tanaman ini dapat ditanam di daerah yang kurang subur, asalkan tanahnya diolahmenjadi gembur.ubi jalar ini dapat dipanen 3-4 bulan dengan ratarata produksi 30 ton/ha (Murtiningsih dan Suyanti, 2011 : 54). Ubi jalar tidak mengenal musim, sehingga sampai saat ini harga ubi jalar masih terjangkau, biasanya dipasaran dijual dengan harga Rp 3000,- per kilogram. Ubi jalar merupakan komoditi pangan lokal dan memiliki kandungan zat gizi yang berguna bagi kesehatan dan dapat

17 2 dikembangkan sebagai penghasil karbohidrat yang cukup potensial karena ubinya sebagian besar tersusun oleh pati.kandungan gizi dari ubi jalar adalah protein, lemak, karbohidrat, lemak, kalori, serat, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, betakaroten dan vitamin C. Ubi jalar memiliki sifat kimia manis, dingin, astringen (Hembing Wijayakusuma, 2010). Efek farmakologisnya berkhasiat sebagai tonik, menghentikan pendarahan (Sekar T, 2011 : 1). Berbagai varietas ubi jalar telah dibudidayakan di Indonesia dan masyarakat mengenalnya dengan berbagai jenis warna, seperti ubi jalar kuning, ubi jalar putih dan ubi jalar ungu.salah satu varian ubi jalar yang dikembangkan di Indonesia adalah ubi jalar kuning, memiliki ciri-ciri warna kuning yang cukup pekat pada bagian daging umbinya, batangnya menjalar dan bentuk daun seperti jantung dan agak bulat. Untuk pemilihan ubi jalar kuning dipilih dengan varietas jago dengan tipe tanaman semi kompak dengan warna kulit umbi putih dan warna daging kuning muda dan kandungan kimia pada kadar karbohidrat yaitu 93,45% (Murtiningsih dan Suyanti, 2011:59). Varietas jago memiliki rasa manis, agak tahan terhadap hama boleng, dan memiliki rendemen tepung dan kadar pati tinggi dan cocok digunakan untuk produksi tepung. Kelebihan ubi jalar kuning yaitu memiliki kandungan gizi serat 4,2 g dimana serat tersebut dapat menyerap lemak atau kolesterol dalam darah yang berlebih, sehingga lemak atau kolesterol dapat tetap stabil. Selain itu ubi jalar kuning memiliki kelebihan lain yaitu kalsium 30 g, natrium 3 g, vitamin C 21,0 mg dan kandungan

18 3 betakaroten yang tinggi yaitu 2900ug/100g dimana berfungsi sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas dalam tubuh (Latifah Nur, 20011). Kelemahan dari ubi jalar kuning yaitu tidak tahan lama selama masa penyimpanan, sehingga dapat terjadi cacat atau yang biasa disebut goleng.maka untuk mengolah ubi jalar kuning menjadi produk yang memiliki masa simpan yang lama dan dapat diolah menjadi beragam produk makanan, yaitu dengan mengolah ubi jalar kuning menjadi tepung ubi jalar kuning.tepung ubi jalar kuning merupakan olahan dari ubi jalar kuning yang dikupas terlebih dahulu, dicuci hingga bersih, lalu ubi diiris tipis-tipis dan dikeringkan, lalu digiling dan diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 80 mesh (Suprapti, 2003:17) Karakteristik tepung ubi kuning ini sama dengan normalnya tepung terigu, yaitu memiliki butiran atau serbuk yang halus, bau seperti ubi jalar kuning yang asli, rasanya manis, serta kehalusan yang lolos dengan ayakan 80 mesh. Tepung ubi jalar kuning ini dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan cake, mie, cemilan, dan sebagainya.cemilan juga sebagai salah satu produk yang bisa menggunakan tepung ubi jalar kuning sebagai bahan dasar maupun bahan bahan campuran dalam pembuatannya. Adapun beberapa kelebihan dari tepung ubi kuning per 100 g bdd (bahan dapat dimakan) yaitu memiliki kandungan gizi berupa serat 2,4 g, kalsium 152,0 mg, natrium 3 g (Arman Moenek, 2014) dan betakaroten kisaran 103,94-207,39 ug/g (Erawati dan Cristina Mumpuni, 2006). Selain itu tepung ubi jalar kuning tahan lama, dapat meningkatkan nilai jual dan praktis dalam penggunaannya. Dengan adanya

19 4 kelebihan kandungan gizi dalam ubi kuning, maka akan diolah cemilan bernama onde-onde. Produk cemilan ini banyak disukai masyarakat mulai dari anak-anak, dewasa, hingga orangtua. Onde-onde merupakan jajanan pasar yang popular di Indonesia,yang diolah dari bahan dasar tepung ketan yang berbentuk bulat dan dilumuri oleh wijen, dan biasanya dijual di pedagang kaki lima (Misty, Littlewood and Mark Littlewood, 2008). Ada berbagai jenis onde-onde yang dijual dipasaran, yaitu onde-onde kumbu (berisi kacang hijau), onde-onde ketawa yaitu onde-onde yang merekah seperti bunga, dan onde-onde ceplis atau yang biasa disebut keciput. Cemilan yang bernama onde-onde ceplis ini berawal dari adanya kue kering yang bentuknya seperti onde onde, yang berbentuk bulat dan pada bagian luarnya dilapisi oleh wijen. Namun untuk onde-onde yang satu ini bentuknya jauh lebih kecil kira-kira sebesar kelereng, yang bagian luarnya juga dilapisi wijen, tetapi jika dimakan bertekstur getas, mempunyai rasa gurih. Kelebihan dari onde-onde ceplis ini yaitu cara pembuatan yang mudah, selain itu perlu ditambahkan tepung lain untuk menambah kandungan gizi onde-onde ceplis yaitu tepung ubi jalar kuning. Dipilihnya onde-onde ceplis dikarenakan kandungan gizi yang terdapat di dalam tepung ketan hanya mengandung serat 0,4 g dan tidak memiliki kandungan gizi betakaroten. Oleh sebab itu demi menunjang kandungan gizi onde-onde ceplis maka akan ditambahkan tepung ubi jalar kuning dalam pembuatannya. Selain itu, onde-onde ceplis apabila ditambahkan tepung ubi jalar

20 5 kuning bisa menghasilkan onde-onde ceplis karena mengandung gluten (DKBM, 2008). Percobaan yang dilakukan dengan penggunaan tepung ubi jalar kuning yaitu 50%, 40%, 30%, 20%, dan 10%. Pada percobaan pertama peneliti melakukan proses perbandingan 50% pada tepung ketan dan tepung ubi kuning, hasil yang diperoleh yaitu warna coklat pekat, tekstur kenyal seperti adonan onde-onde biasa. Lalu dilakukan percobaan kedua yaitu 40% tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning hasil yang diperoleh yaitu warna tetap coklat pekat dan tektur masih kenyal walaupun tidak sekenyal yang 50% percobaan tadi.selanjutnya dengan percobaan 30%, hasil yang didapat yaitu onde-onde ceplis sudah mulai getas dan warna menjadi coklat. Perlakuan sama dilakukan dengan 20% tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning, dengan hasil tekstur yang cukup getas dan warna sudah coklat muda. Begitu pula dilakukan percobaan terakhir dengan prosentase 10% dengan hasil maksimal yaitu getas dan warna coklat kekuningan. Dengan dilakukannya percobaan 50%, 40%, 30%, 20% dan 10%, dapat disimpulkan bahwa onde-onde ceplis dengan prosentase 50% dan 40% tidak memenuhi kriteria onde-onde ceplis karena tekstur yang kenyal dan warna coklat pekat, sedangkan prosentase 30%, 20% dan 10% penggunaan tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dapat menghasilkan onde-onde ceplis yang dari segi warna, dan tekstur sesuai dengan kriteria onde-onde ceplis yaitu getas dan berwarna coklat kekuningan. Berdasarkan percobaan tersebut, dapat diketahui kandungan gizi dan tingkat kesukaan masyarakat terhadap penambahan tepung ubi jalar kuning pada

21 6 produk onde-onde ceplis, serta dapat dijadikan sebagai inovasi cemilan yang baik untuk kesehatan masyarakat. Untuk sebab itu peneliti mengangkat dalam bentuk skripsi dengan judul PERBEDAAN KUALITAS ONDE ONDE CEPLIS TEPUNG KETAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING VARIETAS JAGO. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang perlu dibahas dalam penelitian ini adalah : Adakah perbedaan kualitas onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30% ditinjau dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur? Bagaimanakah tingkat kesukaan masyarakat terhadap onde-onde ceplis tepung ketan substitusitepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30% ditinjau dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur? Bagaimanakah kandungan serat, betakaroten dan kalsium pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30%?

22 7 1.3 TUJUAN PENELITIAN Dari uraian diatas dapat dirumuskan tentang tujuan sebagai berikut: Untuk mengetahui adakah perbedaan kualitas onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30% ditinjau dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur Untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30% ditinjau dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur Untuk mengetahui kandungan serat, betakaroten dan kalsium pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30%. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Bagi Produsen Ubi Jalar (ubi jalar kuning) Dapat dijadikan informasi kepada petani ubi jalar kuning mengenai bagaimana menambah variasi olahan ubi kuning menjadi tepung ubi yang kaya akan manfaat bagi tubuh Bagi Produsen Onde-onde ceplis Dapat digunakan sebagai bahan informasi mengenai inovasi pembuatan ondeonde ceplis tepung ubi jalar kuning.

23 Bagi Mahasiwa Sebagai informasi tentang studi makanan kecil yang mengandung nilai gizi tinggi yang bisa ditindak lanjuti oleh mahasiswa lain untuk inovasi makanan pendamping atau cemilan yang sehat bagi tubuh. 1.5 PENEGASAN ISTILAH Penegasan istilah dimaksudkan supaya tidak terjadi pengertian yang menyimpang dari pemahaman tentang judul Perbedaan Kualitas Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Varietas Jago. Oleh karena itu peneliti membatasi ruang lingkup objek penelitian, penegasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Perbedaan Kualitas Perbedaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak sama) antara bahan yang satu dan bahan yang lainnya. Sedangkan kualitas yang dimaksud adalah kualitas yang mencakup penilaian dari onde-onde ceplis tersebut yang mencakup penilaian secara subyektif dan penilaian secara obyektif. Jadi yang dimaksud perbedaan kualitas dalam penelitian ini adalah perbedaan kualitas onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning Onde-onde Ceplis Onde-onde ceplis merupakan jajanan pasar yang diolah dari bahan dasar tepung ketan yang berbentuk bulat kecil kira-kira sebesar kelereng dan

24 9 dilumuri oleh wijen, bertekstur getas dan rasanya gurih (Misty, Littlewood and Mark Littlewood, 2008) Tepung Ketan Tepung ketan merupakan bahan pokok pembuatan kue-kue Indonesia yang banyak digunakan sebagaimana juga hal dengan tepung beras. Tepung ketan yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis adalah tepung ketan putih Substitusi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Substitusi merupakan pergantian sebagian. Substitusi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengganti sebagian bahan dasar dengan bahan lain dengan jumlah besarannya kurang dari 50% bahan dasar Tepung Ubi Jalar Kuning Tepung ubi jalar kuning merupakan merupakan olahan dari ubi jalar kuning dengan pemilihan ubi yang berwarna kuning, kemudian dikupas terlebih dahulu, dicuci hingga bersih, lalu ubi diiris tipis-tipis atau biasa disebut slace dan dikeringkan menggunakan panas matahari hingga benar-benar kering, lalu digiling atau diblender hingga lembut dan diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 80 mesh (Suprapti, 2003:17). Dalam penelitian ini menggunakan ubi jalar kuning varietas jago, yang memiliki bentuk bulat, tangkai ubi pendek, warna kulit putih dan memiliki daging ubi yang kuning.

25 10 Berdasarkan penegasan beberapa istilah tersebut, maka pengertian keseluruhan judul skripsi adalah suatu percobaan yang sistematis dan berencana tentang eksperimen pembuatan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning varietas jago. 1.6 SISTEMATIKA SKRIPSI Bagian Awal Bagian ini berisi halaman judul,abstrak, pengesahan, halaman motto, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, daftar gambar. Bagian pendahuluan ini berguna untuk memudahkan membaca dan memahami Skripsi Bagian Isi Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi Bab II Landasan Teori Bab ini berisi tentang teori-teori yang menjadi landasan dalam kegiatan penelitian mencakup teori tentang tinjauan tentang ubi jalar kuning, tinjauan proses tepung ubi jalar kuning,tinjauan umum onde-onde ceplis (penjelasan umum tentang onde-onde ceplis), bahan pembuatan onde-onde ceplis (bahan baku dan bahan tambahan pembuatan onde-onde ceplis), proses pembuatan onde-onde ceplis ( tahap persiapan alat, persiapan bahan pembuatan onde-onde ceplis, langkah-langkah pembuatan onde-onde ceplis) pertimbangan tepung ubi

26 11 jalar kuning digunakan sebagai bahan substitusi dalam pembuatan onde-onde ceplis, kerangka berfikir, dan hipotesis Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi metode penentuan obyek penelitian meliputi : populasi, sampel dan variabel, pendekatan penelitian meliputi: jenis penelitian, desain eksperimen, pelaksanaan eksperimen, metode dan alat pengumpul data, teknik analisis data. Metode ini berguna untuk menganalisis data dan menguji kebenaran hipotesis. Landasan teori digunakan sebagai landasan berfikir untuk melaksanakan penelitian dan digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan penelitian Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pada bab ini akan disajikan data hasil penelitian dan pembahasannya Bab V Kesimpulan Dan saran Bab ini berisi rangkuman hasil penelitian yang ditarik dari analisis data serta pembahasannya, saran tentang perbaikan-perbaikan atau masukan dari peneliti untuk perbaikan yang berkaitan dengan penelitian Bagian Akhir Skripsi Pada bagian akhir skripsi berisi tentang : Daftar pustaka berisi daftar buku dan literature lain yang berkaitan dengan penelitian.

27 Lampiran merupakan kelengkapan Skripsi yang berisi data penelitian secara lengkap, contoh-contoh perhitungan dan keterangan lain yang mendukung.

28 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Tentang Ubi Jalar Kuning Ubi jalar merupakan tanaman herba yang tumbuh menjalar di dalam tanah, dan menghasilkan umbi. Tanaman ini dapat ditanam di daerah yang kurang subur, asalkan tanahnya diolah menjadi gembur. Wilayah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tanah subur untuk membudidayakan tanaman umbi-umbian ini. Ubi jalar juga merupakan tanaman palawija yang potensial dikembangkan dan relatif tahan disimpan, semakin lama disimpan rasanya akan semakin manis (Arman Moenek : 2014). Ubi jalar ini dapat dipanen 3-4 bulan dengan rata-rata produksi 30 ton/ha (Murtiningsih dan Suyanti, 2011 : 54). Ubi jalar tidak mengenal musim, sehingga sampai saat ini harga ubi jalar masih terjangkau, biasanya dipasaran dijual dengan harga Rp 3000,- per kilogram. Ubi jalar merupakan komoditi pangan lokal dan memiliki kandungan zat gizi yang berguna bagi kesehatan dan dapat dikembangkan sebagai penghasil karbohidrat yang cukup potensial karena ubinya sebagian besar tersusun oleh pati. Ubi jalar dengan nama ilmiah Impomea Batatas L ini memiliki berbagai varietas ubi jalar telah dibudidayakan di Indonesia dan masyarakat mengenalnya dengan berbagai jenis warna, seperti ubi jalar kuning, ubi jalar putih dan ubi jalar ungu. Salah satu varian ubi jalar yang dikembangkan di Indonesia adalah ubi jalar

29 14 kuning, memiliki ciri-ciri warna kuning yang cukup pekat pada bagian daging umbinya, batangnya menjalar dan bentuk daun seperti jantung dan agak bulat. Kandungan gizi ubi jalar kuning per 100 gram berat bahan dari Daftar Analisis Bahan Makanan dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi Ubi Jalar Kuning per 100 gram No. Jenis Zat Gizi Ubi jalar kuning 1. Serat (g) 4,2 2. Kalsium (mg) Natrium (mg) 3 4. Betakaroten (ug) Protein (g) 0,5 6. Lemak (g) 0,4 7. Karbohidrat (mg) 25,1 8. Zat Besi (mg) 0,4 9. Vitamin C (mg) 21,0 Sumber : DKBM (2008) Ubi jalar merah 0, ,6 0,3 35,4 0,7 0 Ubi jalar putih 0, ,4 0,4 20,0 0,5 10,5 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ubi jalar kuning memiliki kandungan serat yang tinggi yaitu 4,2 g dibanding dengan ubi jalar merah maupun putih, karena serat memiliki peran yang penting dalam tubuh yaitu membantu proses pencernaan dan dapat meminimalisir risiko penyakit stroke. Kandungan kalsium di dalam ubi jalar kuning yaitu 30 mg lebih tinggi dari ubi lainnya, begitu pula kandungan natrium 3 mg, betakaroten 2900ug/100g yang merupakan salah satu karotenoid (provitamin A) yang banyak terdapat dalam makanan (Latifah Nur, 2012 :1) dan vitamin C 21,0 ug yang berfungsi melindungi tubuh dari radikal bebas dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu kandungan gizi ubi jalar kuning lebih besar

30 15 dibanding dengan kandungan gizi ubi jalar lainnya yang dapat dibuktikan pada Tabel 2.1 diatas. Ada beberapa varietas ubi jalar kuning, yaitu ubi jalar kuning varietas kidal, sukuh, sari, jago.namun untuk pemilihan ubi jalar kuning didalam penelitian ini dipilih ubi jalar kuning varietas jago dengan tipe tanaman semi kompak dengan warna kulit umbi putih dan warna daging kuning muda. Prodiktivitas ubi jalar kuning varietas jago yaitu ton/ha dengan umur panen 4,0-4,5 bulan. Varietas jago memiliki rasa manis, agak tahan terhadap hama boleng, dan memiliki rendemen tepung dan kadar pati tinggi dan cocok digunakan untuk produksi tepung (Arman Moenek, 2014). Tampilan ubi jalar kuning varietas jago dapat ditunjukkan pada Gambar 2.1 Gambar 2.1Ubi Jalar kuning varietas jago

31 16 Kandungan gizi ubi jalar kuning varietas jago terdapat pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 Kandungan gizi ubi jalar kuning varietas jago Jenis zat gizi Ubi jalar kidal Ubi jalar sukuh Protein (%) 5,32 3,71 Lemak (%) 0,77 2,01 Karbohidrat (%) 92,22 92,63 Sumber : (Murtiningsih dan Suryanti, 2011:55) Ubi jalar sari 4,83 1,42 92,52 Ubi jalar jago 4,24 0,81 93,45 Dari Tabel 2.2 dapat dilihat bahwa ubi jalar kuning varietas jago memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu 93,45% dibanding dengan ubi jalar kidal 92,22% ubi jalar sukuh 92,63% ubi jalar sari 92,52%. 2.2 Tinjauan Tentang Tepung Ubi Jalar Kuning Tepung ubi jalar kuning merupakan olahan dari ubi jalar kuning yang dilakukan dengan cara proses pemilihan ubi jalar kuning yang bagus terlebih dahulu, kemudian dikupas dan dicuci hingga bersih, lalu ubi diiris tipis-tipis dan dikeringkan, lalu digiling dan diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 80 mesh (Suprapti, 2003:17). Tepung ubi kuning merupakan tepung yang kaya akan kandungan gizinya. Kandungan gizi tepung ubi jalar kuning dapat dilihat pada Tabel 2.3 Tabel 2.3 Kandungan gizi tepung ubi jalar kuning. No. Jenis zat gizi Jumlah 1. Serat 2,4 g 2. kalsium 152,0 mg 3. Natrium 2 G Sumber : (Arman Moenek, 2014)

32 17 Selain itu, menurut Erawati dan Cristina Mumpuni (2011) tepung ubi jalar kuning juga mengandung betakaroten kisaran 103,94-207,39ug/g. Tepung ubi jalar kuning tahan lama dalam masa penyimpanannya, dapat meningkatkan nilai jual dan praktis dalam penggunaannya. Tepung ubi kuning juga bisa digunakan dalam pembuatan makanan yang beragam dengan cita rasa yang tinggi dan bervariasi.jadi memungkinkan tepung ubi jalar kuning dapat dijadikan sebagai salah satu bahan penambah kandungan gizi yang tidak terdapat di dalam tepung lainnya Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar Kuning Pembuatan tepung ubi jalar kuning dimulai dengan melakukan pemilihan bahan dasar yang berupa ubi jalar kuning.selanjutnya adalah membuat metode yang sesuai untuk menghasilkan tepung ubi jalar kuning yang mempunyai kandungan gizi yang paling baik. Berikut ini adalah proses dalam pembuatan tepung ubi jalar kuning, mulai dari awal pembuatan sampai akhir. Peralatan yang digunakan untuk membuat tepung ubi jalar kuning yaitu pisau, baskom, loyang, blender, ayakan tepung, dan pengering kabinet atau bisa juga panas alami (panas matahari). Untuk pengeringan dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengering panas alami (panas matahari). Untuk membuat tepung ubi jalar kuning adalah sortasi, pencucian, pengupasan, pemotongan, perendaman, pengeringan, dan penepungan.

33 Sortasi Sortasi adalah upaya pemisahan bahan yang jelek atau kurang baik dari bahan yang diinginkan (Sulistyawati, 2010:23).Dalam penelitian ini bahan dasar yang dipilih adalah ubi jalar kuning yang varietas jago, dengan ciri-ciri warna kulit luar umbi yaitu puti, daging umbi berwarna kuning, dan bentuk umbi bulat agak melonjong, dan tidak busuk atau cacat Washing (Pencucian) Washing (Pencucian) dilakukan untuk membersihkan atau menghilangkan kotoran yang masih menempel pada bahan, baik berupa debu, noda, mikroba, dan sebagainya (Sulistyawati, 2010:24). Ubi jalar kuning yang sudah disortasi kemudian dicuci dengan menggunakan air mengalir hingga bersih agar kotoran yang menempel benar-benar bersih. Proses pencucian ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi makanan akibat benda asing, serangga, dan debu Pengupasan Pada tahap ini di lakukan pemisahan atau pengupasan kulit luar dengan daging ubi jalar kuning untuk mempermudah tahap pengolahan selanjutnya. Pengupasan ubi jalar kuning menggunakan pisau Pemotongan Ubi jalar kuning yang telah dibersihkan, kemudian dipotong tipis-tipis atau slacedengan ukuran 1mm untuk mempercepat proses pengeringan daging ubi jalar kuning.

34 Perendaman Perendaman ubi jalar kuning yang telah dipotong atau di slaceyaitu menggunakan proses perendaman dengan air panas, dengan waktu perendaman selama 4 menit, cara ini biasa disebut dengan blancing. Guna perendaman ini yaitu untuk mengurangi atau menghilangkan getah serta mengurangi terjadinya proses browning atau pencoklatan Pengeringan Pengeringan dalam penelitian ini dengan menggunakan panas alami atau panas matahari kurang lebih 2 hari dengan panas matahari yang terik Penepungan Suatu cara untuk mengubah potongan ubi jalar kuning yang sudah kering menjadi tepung dengan menggunakan blender. Potongan ubi jalar kuning yang sudah kering dan dihaluskan kemudian diayak dengan menggunakan ayakan mesh ukuran 80 yang berguna untuk memisahkan bagian tepung yang masih kasar dan yang halus sehingga akan diperoleh tepung ubi jalar kuningyang halus (Suprapti, 2003:17). 2.3 Tinjauan Umum Tentang Onde-onde Ceplis Onde-onde merupakan jajanan pasar yang popular di Indonesia, yang diolah dari bahan dasar tepung ketan yang berbentuk bulat dengan diameter lingkar ±1cm dan dilumuri oleh wijen, dan biasanya dijual di pedagang kaki lima (Misty, Littlewood and Mark Littlewood, 2008). Ada berbagai jenis onde-onde yang dijual dipasaran, yaitu onde-onde kumbu (berisi kacang hijau), onde-onde

35 20 ketawa yaitu onde-onde yang merekah seperti bunga, dan onde-onde ceplis atau yang biasa disebut keciput. Cemilan yang bernama onde-onde ceplis ini berawal dari adanya kue kering yang bentuknya seperti onde onde, yang berbentuk bulat dan pada bagian luarnya dilapisi oleh wijen. Namun untuk onde onde yang satu ini bentuknya jauh lebih kecil kira-kira sebesar kelereng, yang bagian luarnya juga dilapisi wijen, tetapi jika dimakan bertekstur getas, mempunyai rasa gurih. Kandungan gizi onde-onde ceplis hanya mengandung karbohidrat 57,9 g, protein 4 g dan lemak 9,8 g (Mien K. Mahmud, 2008:5). Gambar 2.2 Onde-onde ceplis

36 Bahan Onde-onde ceplis Bahan yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis terdiri dari 2 bahan, dapat dilihat pada Tabel 2.4 Tabel 2.4 Bahan Onde-onde Ceplis No. Bahan Takaran 1. Bahan Dasar: - Tepung Ketan 200 g 2. Bahan Tambahan : - Kuning Telur 30 g - Baking powder 1g - Gula 20 g - Garam 1g - Minyak 300 g - Wijen 20 g - Air 80 g Sumber : (Carla Maharani, 2014:19) Adapun penjelasan dari masing-masing bahan, yaitu : Tepung ketan Tepung ketan merupakan bahan pokok pembuatan kue-kue Indonesia yang banyak digunakan sebagaimana juga hal dengan tepung beras. Tepung ketan yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis adalah tepung ketan putih. Komposisi Tepung KetanPutih :

37 22 Tabel 2.5 Komposisi Kandungan Gizi Tepung KetanPutih tiap 100g No. Komposisi Jumlah 1. Energi (g) 6,7 2. Karbohidrat (g) 79,4 3. Lemak (g) 0,7 4. Kalsium (mg) Fosfor (mg) Zat besi (mg) 1 Sumber : DKBM 2004 Selain itu di dalam Beras Ketan Putih juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,16 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Beras Ketan Putih, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %. Fungsi dari tepung ketan dalam pembuatan onde- onde ceplis yaitu sebagai bahan dasar dalam pembuatan onde-onde ceplis. Dipilihnya tepung beras ketan putih dibanding tepung beras ketan hitam yaitu tepung beras ketan putih memiliki fungsi sebagai pembuat tekstur renyah dan gurih pada kue tradisional pada umumnya. Menurut (Standar Nasional Indonesia) SNI, spesifikasi persyaratan mutu tepung ketan yang baik dapat dilihat pada Tabel 2.6 sebagai berikut :

38 23 Tabel 2.6 Spesifikasi Persyaratan Mutu Tepung Ketan Putih No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1. Keadaan: - Warna - Bau - Rasa Normal Normal, tidak apek Normal 2. Benda Asing - Tidak boleh ada 3. Serangga dalam semua bentuk stadia dan potongannya - Tidak boleh ada 4. Jenis pati lain - Tidak boleh ada selain pati ketan 5. Kehalusan : - Lolos ayakan 60 mesh (b/b) - Lolos ayakan 80 % % Min 99 Min 70 mesh (b/b) 6. Air (b/b) % Maks Abu (b/b) % Maks Silikat (b/b) % Maks Serat kasar (b/b) % Maks Amilosa(b/b) % Maks Derajat asam ml NaOH IN per 100 Maks. 4.0 g bahan 12. Bahan pengawet - Sesuai SNI Cemaran logam : - Timbal (Pb) mg/kg Maks Tembaga (Cu) mg/kg Maks Seng (Zn) mg/kg Maks Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0, Cemaran arsen mg/kg Maks Cemaran mikroba : - Angka lempeng Koloni/g Maks. 10 total - E. colli APM/g Maks kapang Koloni/g Maks. 10 Sumber : SNI Telur

39 24 Telur merupakan salah satu produk peternakan unggas, yang memiliki kandungan gizi lengkap dan mudah dicerna. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani di samping daging, ikan dan susu (Lies Suprapti, 2002 : 13). Adapun fungsi telur didalam onde-onde ceplis adalah sebagai pengikat adonan, penambah rasa, warna, dan gizi di dalam onde-onde ceplis.kandungan gizi dalam telur dapat dilihat pada Tabel 2.7 Tabel 2.7 Komposisi Kandungan Gizi Telur Ayam tiap 100g No. Komposisi Jumlah 1. Energi (kal) Protein (g) 12,4 3. Lemak (g) 10,8 4. Karbohidrat(g) 0,7 5. Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) 3,0 Sumber : DKBM 2004 Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), syarat dan mutu dari telur ayam baik secara fisik maupun mikrobiologis dapat dilihat pada Tabel 2.8 dibawah ini.

40 25 Tabel 2.8 Syarat Fisik dan Mikrobiologis Telur Ayam No. Faktor Mutu Tingkat Mutu Mutu I Mutu II Mutu III 1 Kondisi Kerabang a. Bentuk b. Kehalusan c. Ketebalan d. Keutuhan e. Kebersihan Normal Halus Tebal Utuh Bersih 2 Kondisi kantng udara (dilihat dengan peneropongan) a. Kedalaman <0,5 cm kantong udara b. Kebebasan Tetap ditempat bergerak 3 Kondisi putih telur a. Kebersihan b. Kekentalan c. Indeks Bebas bercak darah atau benda asing lainnya Kental 0,134-0,175 4 Kondisi kuning telur a. Bentuk Bulat b. Posisi Di tengah c.penampakan batas d. Kebersihan Tidak jelas Normal Halus Sedang Utuh Sedikit noda kotor (stain) 0,5 cm - 0,9 cm Bebas bergerak Bebas bercak darah atau benda asing lainnya Sedikit encer 0,092-0,133 Agak pipih Sedikit bergeser dari tengah Agak jelas Abnormal Sedikit kasar Tipis Utuh Banyak noda dan sedikit kotor >0,9 cm Bebas bergerak dan dapat terbentuk gelembung udara Ada sedikit bercak darah, tidak ada benda asing lainnya Encer, kuning telur belum tercampur dengan putih telur 0,050-0,091 Pipih Agak kepinggir Jelas

41 26 e. Indeks Bersih Bersih Bersih 0,458-0,521 0,394-0,457 0,330-0,393 5 Bau Khas Khas Khas Sumber: BSN 2008 Ditambahkannya kuning telur pada pembuatan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning yaitu untuk merekatkan adonan, memberikan warna yang kuning serta rasa gurih pada onde-onde ceplis. Putih telur tidak digunakan dalam pembuatan eksperimen ini karena akan membuat warna adonan menjadi pucat atau bisa dikatakan tidak memberikan warna kuning pada adonan onde-onde ceplis Baking powder Baking powder biasanya digunakan sebagai pengembang (leavening agent) cake, bolu panggang, bolu kukus, cup cake, pancake dan cemilan. Komposisi kimia dari baking powder adalah campuran sodium bicarbonat, sodium alumunium fosfat, dan monocalcium fosfat. Baking powder juga berisi inert seperti pati. Seperti halnya baking soda, cara kerja baking powder adalah akan mengeluarkan gas karbondioksida saat bertemu dengan cairan dan terkena panas. Karena baking powder dapat mengembangkan cake atau kue.di pasaran dijual single acting baking powder dan double acting baking powder. Double acting baking powder memiliki efek mengembangkan lebih kuat dibandingkan dengan single acting baking powder. Efek pengembangan double acting baking powder ini bekerja saat adonan dibuat dan saat dipanggang, dikukus atau digoreng. Bentuknya bubuk berwarna putih.merek dagang untuk baking powder double acting adalah Suparize, Hercules dan U-88.Gunakan1/2 sendok teh untuk 500 g tepung terigu. Dipasaran baking powder single acting dikenal

42 27 dengan merk dagang Royal, Hain, Davis, hercules, U-88, Suparize, Pesawat Angkasa, dan Koepoe-koepoe(Budi Sutomo, 2011). Dalam pembuatannya, produk onde-onde ceplis ini menggunakan double acting baking powderdengan merk Koepoe-koepoe Gula Gula merupakan salah satu bahan dalam pembuatan kue kering atau cemilan. Gula dalam adonan memberi fungsi sebagai pemberi rasa manis, memperpanjang umur simpan, menyerap air (Sangkan Paran, 2009:61). Dalam proses pembuatan onde-onde ceplis pemakaian gula biasanya dicampur pertama kali dengan telur, garam, baking powder, lalu masukkan tepung ketan dan campurkan dengan santan sedikit demi sedikit sampai menjadi menjadi kalis. Komposisi kandungan gizi gula pasir dapat dilihat pada Tabel 2.9 Tabel 2.9 Komposisi Kandungan GiziGula Pasir No. Kandungan Gizi Jumlah 1. Energi (kal) Protein (g) 0 3. Lemak (g) 0 4. Karbohidrat (g) 94,0 5. Kalsium (mg) 5 6. Fosfor (mg) 1 7. Besi (mg) 0,1 8. Air (g) 5,4 Sumber :DKBM 2008

43 Garam Garam merupakan senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Terdapat beberapa contoh garam, antara lain: NaCl, CaCl2, ZnSO4, NaNO2, dan lain-lain. Garam yang digunakan untuk pembuatan onde-onde ceplis adalah garam dapur, yaitu garam yang dipergunakan untuk keperluan memasak.garam dapur berasal dari air laut, yang diuapkan dan dikristalisasi, garam yang diperoleh kemudian diiodisasi (garam kalium, KI), sehingga diperoleh garam beriodium.fungsi garam dalam pembuatan onde-onde ceplis yaitu untuk memberikan rasa gurih onde-onde ceplis Minyak Minyak adalah lemak yang berasal dari pemurnian bagian tumbuhan, hewan atau dibuat secara sintetik yang dimurnikan dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan.minyak umumnya berbentuk cair dalam suhu kamar.minyak masakan kebanyakan diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, serelia, kacangkacangan, jagung, kedelai dan kanola. Minyak kelapa ini tinggi kalori dan memiliki jumlah sedikit kalium, natrium, protein dan zat besi Wijen Wijen (Sesamum indicum L. syn. Sesamum orientalis L.) adalah semak semusim yang termasuk dalam famili Pedaliaceae. Tanaman ini dibudidayakan sebagai sumber minyak nabati, yang dikenal sebagai minyak wijen, yang diperoleh dari ekstraksi bijinya. Afrika tropik diduga merupakan daerah asalnya, yang lalu tersebar ke timur hingga ke India dan Tiongkok. Di Afrika Barat ditemukan pula

44 29 kerabatnya, S. ratiatum Schumach dan S. alabum Thom, yang di sana dimanfaatkan daunnya sebagai lalap.s. ratiatum juga mengandung minyak, tetapi mengandung rasa pahit karena tercampur dengan saponin yang juga beracun. Wijen ini berguna untuk taburan adonan onde-onde ceplis yang digunakan setelah adonan dibentuk bulat kecil- kecil dan dicelup air lalu dilumuri wijen tersebut Resep Standar Onde-onde Ceplis Bahan standar dalam pembuatan onde-onde ceplis adalah: Tabel 2.10 Bahan Standar Pembuatan Onde-onde Ceplis No. Bahan Takaran 1. Bahan Dasar: - Tepung Ketan 200 g 2. Bahan Tambahan : - Kuning Telur 30 g - Baking powder 1g - Gula 20 g - Garam 1g - Minyak 300 g - Wijen 20 g - Air 80 g Sumber :Carla Maharani, 2014: Proses pembuatan onde-onde ceplis Proses pembuatan onde-onde ceplis dimulai dengan seleksi bahan yaitu pemilihan bahan, penimbangan bahan, pencampuran bahan, penggorengan. Uraian mengenai proses pembuatan onde-onde ceplis adalah sebagai berikut : Seleksi Bahan Seleksi bahan adalah suatu cara pemilihan bahan-bahan yang akan digunakanuntuk pembuatan onde-onde ceplis. Seleksi bahan dilakukan dengan cara

45 30 memilih bahan yang berkualitas baik untuk digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis. Seleksi bahan perlu di lakukan sehingga akan berkaitan dengan produk yang di hasilkan. Bahan yang memiliki kualitas baik digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis diantaranya yaitu: tepung ketan berwarna putih bersih, kering, tidak berbau apek, tidak menggumpal, dan tidak ditumbuhi jamur. Kuning telur yang dipilih untuk onde-onde ceplis yaitu dari telur ayam yang masih baru, bagian luarnya bersihdan tidak rusak. Gula yang digunakan untukmembuat onde-onde ceplis adalah gulayang berwarna putih cerah dan bersih. Garam yang digunakan harus bersih.minyak yang digunakan untuk membuat onde-onde ceplis adalah minyak yang berwarna cerah, tidak berbau, dan bebas dari jamur.baking powder yang digunakan yaitu yang berwarna putih, tidak kadaluarsa.wijen yang digunakan dalam onde-onde ceplis yaitu yang berwarna putih dan butiran-butiran wijen tidak menggumpal Penimbangan Bahan Penimbangan bahan adalah mengukur seberapa besar bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis dengan menggunakan timbangan. Penimbangan bahan dilakukan agar bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis dapat sesuai dengan takaran resep yang digunakan. Jenis timbangan yang digunakan menggunakan timbangan digital, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara elektronis dengan tenaga listrik. Umumnya timbangan ini menggunakan arus lemah dan indikatornya berupa angka digital pada layar bacaan dan menggunakan satuan gram (Wikipedia Indonesia:2012).

46 Pencampuran bahan Pencampuran bahan adalah suatu proses pencampuran semua bahan ondeonde ceplis menjadi satu adonan.pencampuran adonan pada pembuatan onde-onde ceplis yaitu telur, gula, garam, baking powder, diaduk semua dan ditambahkan tepung ketan lalu tuang air dan aduk hingga kalis Pembentukan Onde-onde ceplis Pembentukan onde-onde ceplis dilakukan dengan cara menggiling atau membentuk adonan menjadi bulatan kecil-kecil dengan diameter ±1cm, lalu dimasukkan kedalam air dan proses pelumuran wijen Penggorengan Penggorengan adalah suatu cara untuk mematangkan onde-onde ceplis menggunakan wajan yang diberi minyak dengan metode penggorengan pada suhu minyak dingin. Onde-onde ceplis digoreng hingga kuning kecoklatan ±2 menit Alat- alat yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis Agar mendapatkan onde-onde ceplis yang berkualitas baik harus memperhatikan alat-alat yang digunakan. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis antara lain: Timbangan Timbangan yang di gunakan harus baik, yaitu timbangan yang cermat dan tepat ukurannya. Timbangan yang tidak baik dapat mempengaruhi onde-onde ceplis yang dihasilkan, karena ukuran bahan yang di timbang harus tepat tidak boleh lebih

47 32 dan tidak boleh kurang. Timbangan yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis menggunakan timbangan digital atau timbangan manual.timbangan Digital yaitu jenis timbangan yang bekerja secara elektronis dengan tenaga listrik.umumnya timbangan ini menggunakan arus lemah dan indikatornya berupa angka digital pada layar bacaan (Wikipedia Indonesia:2012) Wajan Wajan adalah alat memasak yang terbuat dari besi atau logam lain yang diletakkan kedalam tungku atau kompor dan digunakan untuk wadah makanan yang akan diolah. Wajan disebut juga sebagai penggorengan apabila digunakan untuk menggoreng onde-onde ceplis (Wikipedia Indonesia : 2012) Baskom Baskom adalah alat yang digunakan untuk mencampur adonan onde-onde ceplis menjadi satu untuk menghasilkan adonan kalis. Baskom harus dalam kondisi kering dan bersih Kompor Kompor adalah alat pemanas yang digunakan untuk mematangkan onde-onde ceplis. Kompor yang baik adalah kompor yang nyala apinya berwarna biru, aman dan mudah diatur apinya. Dalam penelitian ini menggunakan kompor gas yang tergabung dengan wajan oleh karena itu api harus diperhatikan besar kecilnya. Bila api terlalu kecilonde-onde ceplis akan kurang kering. Api yang cocok untuk digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis yaitu apinya berukuran sedang.

48 Spatula Spatula digunakan untuk mencampur bahan agar menjadi adonan hingga kalis.spatula yang digunakan harus dalam kondisi bersih dan kering Sendok makan Sendok makan digunakan untuk menuangkan bahan pada saat mau di timbang.peralatan pembantu tersebut harus dalam keadaan bersih dan kering Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Onde-onde Ceplis Ada beberapa faktor yaitu faktor bahan, faktor alat, dan faktor pembuatan Faktor Bahan Jika kualitas bahan digunakan baik akan menghasilkan kualitas yang baik, tetapiapabila kualitas bahan yang digunakan kurang baik akan mempengaruhi kualitas dalam rasa onde-onde ceplis yang dihasilkan. Misalnya tepung ketan, bila tepung ketan yang digunakan tidak baik seperti aromanya (bau apek) sudah tidak bagus maka akan berpengaruh terhadap aroma onde-onde ceplis tersebut. Bahan lain yang mempengaruhi kualitas onde-onde ceplis adalah telur, gula, garam, baking powder. Takaran harus sesuai dengan resep standar, hal ini dikarenakan apabila penggunaan telur, gula, garam, baking powder dalam pembuatan onde-onde ceplis kurang maka akan mempengaruhi tekstur dari onde-onde tersebut Faktor Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis harus bersih dan kering karena akan menghasilkan onde-onde ceplis yang berkualitas baik, tetapi jika

49 34 alat tidak diperhatikan kebersihannya akan menghasilkan onde-onde ceplis yang kurang bagus. Kriteria alat yang bersih adalah alat tersebut tidak basah atau terkena kotoran lain seperti lemak atau debu, apabila alat tersebut terkena lemak maka harus di cuci terlebih dahulu menggunakan air panas agar lemak yang menempel di alat tersebut hilang Faktor Pembuatan Dalam proses pembuatan onde-onde ceplis sangat perlu diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap hasil akhir onde-onde ceplis tersebut. Dengan teknik yang baik dalam proses pembuatan, maka akan menghasilkan onde-onde ceplis yang baik juga, misalnya dalam proses penggorengan, suhu minyak harus sama yaitu menggunakan suhu minyak dingin, agar menghasilkan onde-onde ceplis yang bagus. 2.4 Kerangka Berfikir Ubi jalar kuning memiliki beberapa varietas, salah satunya yaitu varietas jago.ada kelebihan dan kekurangan dari ubi jalar kuning. Kelebihan didalam ubi jalar kuning yaitu memiliki kandungan gizi serat 4,2 g, betakaroten 2900 ug/100g dan kalsium 30 mg/100g berat bahan (Latifah Nur, 2011). Kekurangannya yaitu ubi jalar kuning tidak tahan lama selama masa penyimpanan, sehingga dapat terjadi cacat atau yang biasa disebut boleng.alternatif olahan yang sudah ada saat ini yaitu dijadikan tepung ubi jalar kuning. Menurut penelitian, tepung ubi jalar kuning mengandung serat 2,4 g/100 g berat bahan (DKBM, 2004), jadi tidak jauh berbeda dengan

50 35 kandungan serat pada ubi jalar kuning yang masih utuh. Oleh karena itu diyakini apabila tepung ubi jalar kuning dapat diaplikasikan kedalam produk onde-onde ceplis. Onde-onde ceplis merupakan jajanan pasar yang diolah dari bahan dasar tepung ketan yang diberi bahan tambahan telur, gula, garam, baking powder, kemudian adonan dibentuk bulat kecil seperti kelereng dengan diameter ±1cm dan dilumuri dengan wijen (Misty, Littlewood and Mark Littlewood, 2008). Mengingat bahan dasar onde-onde ceplis adalah tepung ketan yang hanya mengandung serat 0,4 g dan tidak memiliki kandungan gizi betakaroten, maka akan ditambahkan tepung ubi jalar kuning sebagai penambah kandungan gizi serat, betakaroten dan kalsium pada onde-onde ceplis (DKBM, 2004). Dalam penelitian ini, pembuatan onde-onde ceplis tepung ketan akan disubstitusi dengan tepung ubi jalar kuning varietas jago dengan prosentase 10%, 20%, dan 30%. Pembuatan onde-onde ceplis bahan dasar tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan komposisi prosentase yang berbeda, maka akan diketahui pula perbedaan dari ketiga prosentase tersebut. Untuk mengetahui perbedaan kualitas dan daya terima onde-onde ceplis yang dihasilkan, maka akan dilakukan penilaian subyektif dan obyektif. Penilaian subyektif terdiri dari uji inderawi dan uji kesukaan.uji inderawi dilakukan oleh panelis agak terlatih, sedangkan uji kesukaan dilakukan oleh panelis yang tidak terlatih.penilaian obyektif yang dilakukan adalah uji kimia kandungan serat, betakaroten dan kalsium.

51 36 Dari uraian diatas dapat diperjelas skema kerangka berfikir dalam perbedaan kualitasonde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning varietas jago sebagai berikut :

52 37 Tepung Ubi Jalar Kuning Perbedaan Kualitas Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Varietas Jago dengan Prosentase 10%, 20% dan 30% Penilaian Bahan dasar : - Tepung Ketan Penilaian Subyektif Penilaian Obyektif Bahan Tambahan: - Telur - Gula - Garam - Baking powder - Minyak -Wijen Proses Pengolahan: 1. Seleksi bahan 2. Penimbangan 3. Pencampuran bahan 4. Pembentukan onde-onde ceplis 5. Penggorengan 6. Alat yang digunakan Uji Inderawi: - Warna - Rasa - Aroma - Tekstur Uji Kesukaan Uji Kimia: - Kandungan serat - Kandungan betakaroten - Kandungan kalsium Gambar 2.3 Skema Kerangka Berfikir

53 HIPOTESIS Hipotesis adalah suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan sampai terbukti melalui data terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1996:67). Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut : Hipotesis Nol (Ho) : Tidak ada perbedaan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30% ditinjau dari aspek rasa, aroma, tekstur dan warna Hipotesis Kerja (Ha) : Ada perbedaan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30% ditinjau dari aspek rasa, aroma, tekstur dan warna.

54 39 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah cara atau strategi yang digunakan dalam kegiatan penelitian sehingga pelaksanaan penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hal-hal yang akan diuraikan dalam metode penelitian ini adalah metode penentuan obyek penelitian, m1etode pendekatan penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data. 3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian Beberapa hal yang akan diungkap dalam penentuan obyek penelitian meliputi obyek penelitian dan variabel penelitian yang meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning varietas jago Bahan : - Bahan yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis yaitu: tepung ketan putih, tepung ubi jalar kuning dengan varietas jago, kuning telur ayam dengan jenis ayam ras, baking powder, gula, garam, minyak, air dan wijen. - Bahan yang digunakan dalam uji laboratorium yaitu:

55 40 Untuk menguji kandungan serat menggunakan H2SO4, NaOH, etanol, K2SO4. Kemudian untuk menguji kandungan betakaroten menggunakan Petrolium Ether, Aceton,

56 40 Na2SO4 anhidrat, Al2O3.Sedangkan untuk menguji kandungan kalsium dengan menggunakan HNO3, Mr-BCG, NH4OH, Asam Oksalat, Ammonium Oksalat Jenuh, H2SO4, KmnO Alat - Alat yang digunakan dalam eksperimen pembuatan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning ini yaitu timbangan, wajan, baskom, kompor, spatula, sendok makan. - Alat yang digunakan dalam pengemasan yaitu menggunakan plastik atau tabung mika. - Alat yang digunakan dalam uji laboratorium yaitu: a. Dalam pengujian serat menggunakan metode Makro Kjehdal. Alat yang digunakan: erlenmayer, waterbath, kertas saring, kertas saring konstan, kertas lakmus. b. Dalam pengujian betakaroten menggunakan metode Spectrofotometry. Alat yang digunakan: erlenmayer, lumpang porcelain, corong pisah, spectrophotometer, kromatografi, petroleum ether. c. Dalam pengujian kalsium menggunakan metode Titrasi Permanganometri. Alat yang digunakan : porcelain, muufle furnice atau tanur, lumpang porcelain, kertas saring, kompor listrik.

57 Prosedur Kerja a. Uji Serat : 1.Haluskan bahan hingga bisa di ayak,bahan harus bebas dari lemak atau minyak 2. Timbang bahan 1gr,masukan dalam erlenmayer 250ml 3.Tambahkan 200ml H2SO4 1,25 %, panaskan dalam waterbath suhu 100 o C selama 30 menit sambil diaduk. 4.Kemudian saring dengan kertas saring kemudian cuci dengan air panas sampai netral (uji dengan kertas lakmus ). 5.Pindahkan residu secara kuantitatif ke dalam erlenmayer 250ml, kemudian sisanya di cuci dengan larutan NaOH 1,25% sebanyak 200ml. 6.Panaskan dalam waterbath suhu 100 o C selama 30 menit sambil di aduk. 7.Saring dengan menggunakan kertas saring konstan yang sudah di ketahui beratannya (a). 8.Cuci residu dengan menggunakan etanol 96 % sebanyak 15 ml, kemudian cuci dengan menggunakan larutan K2SO4 10% sebanyak 15 ml. 9.Cuci dengan menggunakan air panas sampai netral (uji dengan kertas lakmus). 10. Residu dalam kertas saring kemudian di oven pada suhu 100 o C sampai berat konstan. 11.Timbang residu dlm kertas saring yg sudah konstan ( b )% kadar serat kasar

58 42 b. Uji Betakaroten : 1. Timbang sampel 5 gr, masukan dalam erlenmayer 2. Haluskan sampel dengan lumpang porcelain dengan menambahkan Petrolium Ether 1 : 1 Acetone dan dibantu dengan pasir murni bebas caroten untuk memudahkan penghalusan. 3. Gerus dengan menambahkan Petrolium Ether 1 : 1 Acetone sampai ekstrak warna carotene ( kuning ), yang terkandung dalam sampel habis, tampung filtrate dalam erlenmayer. 4. Masukan filtrate ke dalam corong pisah, tambahkan aquadest 50 ml ke dalam corong pisah kemudian gojog, diamkan 5 menit maka akan terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah fraksi carotene dalam Petrolium ether, sedangkan lapisan bawah adalah fraksi sisa aceton yang tidak bereaksi yang terlarut dalam air. 5. Buang lapisan yang bawah, tampung lapisan yang atas ke dalam erlenmayer. 6. Tambahkan Na2SO4 anhidrat untuk menyerap sisa air/aquadest yang ikut terbawa. 7. Tambahkan Petrolium Ether sampai volume tertentu 8. kemudian baca absorbansinya menggunakan spectrophotometer pada panjang gelombang 450 nm. 9. Catat data yang diperoleh dan dapat di hitung sebagai Carotenoid/Total Caroten. 10. Untuk Betacaroten, Prosedur perlakuan sama ikuti prosedur No 1-5.

59 Masukan filtrate yang tertampung ke dalam kolom Kromatografi dengan spesifikasi ; diameter= 1cm ; panjang = 25 cm. 12. Kolom bagian bawah diisi dengan glass wool misal 1 cm, kemudian di atasnya diisi dengan Al2O3 18 cm,kemudian di atasnya diisi dengan Na2SO4 anhidrat Misal 2 cm, kemudian lapisan atasnya lagi diisi dengan kapas misal 1cm. 13. Kemudian kolom kromatografi diaktivasi pada suhu C selama 2 jam. 14. Kemudian filtrate dimasukan ke kolom tersebut, dan tetesannya yang keluar itu sebagai betacaroten di tampung dalam erlenmayer, kemudian kolom dicuci dengan Pertolium Ether 10 : 1 Acetone. 15. Kemudian filtrate tampungan di encerkan sampai volume tertentu dengan petroleum ether. 16. Baca absorbansinya pada panjang gelombang 450 nm. 17. Catat data yang di peroleh kemudian dihitung sebagai betakaroten. c. Uji Kalsium : 1. Timbang sampel yang sudah dihaluskan sebanyak 5 gram ke dalam krus porcelain. 2. Masukkan krus porcelain ke dalam muufle furnice atau tanur kemudian panaskan sampai menjadi abu. 3. Setelah menjdai abu kemudian dinginkan,masukkan abu ke dalam lumpang porcelain kemudian tambahkan 50 ml HNO31 : 3 kemudian gerus hingga larut.

60 44 4. Saring menggunakan kertas saring kemudian filtrate ditampung dalam erlenmayer 100 ml. 5. Ambil 10 ml filtrate jernih masukkan dalam erlenmayer 250 ml kemudian tambahkan 5 tetes indicator Mr-BCG 2 : 5 (waran menjadi merah). 6. Tambahkan tetes demi tetes NH4OH 1: 4 hingga warna berubah menjadi biru,kemudian tambahkan tetes demi tetes HNO31 : 3 sampai warana berubah menjadi merah. 7. Kemudian tmbahkan 15 ml Asam Oksalat 2.5 % lalu panaskan di atas kompor listrik hingga mendidih. 8. Setelah mendidih tambahkan 15 ml Ammonium Oksalat Jenuh panaskan lagi hingga mendidih dan terbentuk endapan putih. 9. Diamkan selama 6 jam agar endapan terbentuk sempurna. 10. Saring menggunakan kertas saring,kemudian residu di pindah menggunakan aquadest ke dalam erlenmayer 250 ml hingga semua endapan masuk ke dalam erlenmayer. 11. Tambahkan 15 ml H2SO41 : 4 kemudian panaskan di atas kompor listrik hingga mendidih. 12. Titrasi menggunakan larutan standar KMnO4 0.1 N hingga warana berubah menjadi ungu. 13. Catat volume titrasi yang diperoleh kemudian hitung kadar calcium menggunakan rumus. 1 ml KMnO4 0.1 N = gram Calcium

61 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2009:38) pengertian variabel penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yangmemiliki variasi tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini digunakan 3 variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, variabel kontrol Variabel bebas Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,2008:39).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 90:10%, 80:20% dan 70:30% dalam pembuatan onde-onde ceplis Variabel terikat Menurut Sugiyono (2008:39), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas inderawi onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dilihat dari aspek rasa, aroma, tekstur dan warna.kandungan gizi onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning yang meliputi serat, betakaroten dan kalsium, serta tingkat kesukaan masyarakat terhadap hasil eksperimen onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning.

62 Variabel kontrol Menurut Sugiyono (2008:41), variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.variabel kontrol pada penelitian ini adalah komposisi bahan yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis (tepung ubi jalar kuning, tepung ketan, telur, gula, garam, baking powder, minyak, wijen), proses pengolahan bahan, seleksi bahan, penimbangan bahan, pembentukan onde-onde ceplis, penggorengan onde-onde ceplis, alat yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis. 3.2 Metode Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009:72).Dalam penelitian ini eksperimen yang dilakukan adalah pembuatan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning varietas jago Desain Eksperimen Desain eksperimen merupakan langkah-langkah yang perlu diambil sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang sedang ditelitidapat dibahas dan dikumpulkan (Sudjana, 2005: 02).Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain

63 47 Acak Sempurna yaitu desain yang perlakuannya dikenakan sepenuhnya secara acak kepada unit-unit eksperimen atau sebaliknya (Sudjana, 2005:15).Pada penelitian ini, skema desain eksperimen yang digunakan mengacu pada Pottest-only Control Design (random terhadap subyek) yang tergolong True Experimental Design, yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan (Suharsimi Arikunto, 2010:125). Menurut Suharsimi A(2010), random terhadap subyek yaitu subyek kelompok eksperimen maupun subyek kelompok pembanding telah ditentukan secara random. Dimana kelompok pertama atau kelompok eksperimen diberi perlakuan (X). Perbedaan adanya perlakuan adalah O1 (Sugiyono 2010,112). Skema desain penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 E X O1 R Keterangan : Gambar 3.1 Desain Eksperimen E : Kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang dikenai perlakuan yaitu onde- onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning varietas jago. R X O1 : Random : Perlakuan : Observasi pada kelompok eksperimen (Suharsimi Arikunto, 2010:126).

64 48 Eksperimen didalam desain penelitian ini dimulai dari obyek penelitian yaitu sampel yang diambil dengan cara simple random sampling untuk mendapatkan bahan yang digunakan. Sampel yang telah didapatkan dari populasi digunakan untuk kelompok sampel yaitu sampel eksperimen (O1). Kelompok eksperimen adalah kelompok sampel onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning yang dikenai perlakuan (X) yaitu penggunaan tepung ubi jalar kuning dengan tiga kali pengulangan, yang artinya dalam eksperimen ini peneliti melakukan penelitian terhadap komposisi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30%. Hasil eksperimen akan diuji melalui penilaian subjektif yaitu uji inderawi yang akan dianalisa dengan menggunakan perhitungan Analisis Varian Klasifikasi Tunggal dan uji kesukaan untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat pada hasil eksperimen, serta dilakukan penilaian objektif yaitu uji kimiawi untuk mengetahui kandungan serat, betakaroten dan kalsium. Pada kelompok kontrol juga akan dilakukan penilaian subjektif dan penilaian objektif untuk mengetahui perbandingan kualitas dengan hasil eksperimen. Eksperimen dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan, artinya dalam pembuatan onde-onde ceplis tepung ketan akan disubstitusi dengan tepung ubi jalar kuning dengan prosentase yang berbeda, yaitu 10%, 20% dan 30%. Pengulangan ini dilakukan agar diperoleh hasil yang maksimal. Berikut adalah skema desain eksperimen dalam pembuatan onde-onde ceplis :

65 49 Obyek Penelitian Kelompok Eksperimen Dikenai perlakuan dengan prosentase substitusi yang berbeda A (10% : 90%) B (20% : 80%) C (30% : 70%) A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 Hasil Eksperimen Penilaian Data Tabulasi Data Analisis Hasil Kesimpulan Gambar 3.2 Skema Desain Eksperimen

66 Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan eksperimen merupakan langkah-langkah yang telah ditentukan dalam melaksanakan percobaan pembuatan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase yang berbeda yaitu 10%, 20% dan 30%.Adapun pelaksanaan eksperimen meliputi persiapan eksperimen, proses eksperimen, penyelesaian eksperimen Persiapan eksperimen Pada tahap persiapan eksperimen ini merupakan langkah awal yang dilakukan untuk memulai suatu eksperimen sehingga akan memperlancar dan mempermudah dalam pelaksanaan eksperimen. Tahap-tahap dalam persiapan eksperimen adalah sebagai berikut: Persiapan Bahan Persiapan bahan bertujuan pada saat eksperimen pembuatan onde-onde ceplisbahan yang dibutuhkan sudah tersedia dan siap untuk digunakan. Adapun bahan yang perlu dipersiapkan dalam eksperimen pembuatan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30% adalah tepung ubi jalar kuning varietas jago, tepung ketan, telur, garam, gula, baking powder, minyak, wijen Persiapan Alat Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan eksperimen menggunakan peralatan yang higienis dan kondisi yang baik. Peralatan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 3.1

67 51 Tabel 3.1 Peralatan dalam Eksperimen Pembuatan Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Varietas Jago No Nama Alat Jumlah Timbangan Wajan Baskom Kompor Spatula Sendok Formula Bahan Formula Bahan merupakan komposisi bahan yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplis. Formula bahan dapat dilihat pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Formula Pembuatan Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Varietas Jago No Nama Bahan Sampel A 10% 1. Tepung Ubi Jalar 20 g Kuning 2. Tepung Ketan 180 g 3. Kuning Telur 20 g 4. Gula 20 g 5. Garam 1g 6. Baking Powder 1g 7. Minyak 300 g 8. Wijen 20 g 9. Air 80 g Sampel B 20% 40 g 160 g 20 g 20 g 1g 1g 300 g 20 g 80 g Sampel C 30% 60 g 140 g 20 g 20 g 1g 1g 300 g 20 g 80 g

68 Proses eksperimen Eksperimen pembuatan onde-onde ceplis dimulai dengan seleksi bahan yaitu pemilihan bahan, penimbangan bahan, pencampuran bahan, penggorengan. Uraian mengenai proses pembuatan onde-onde ceplis adalah sebagai berikut : Seleksi Bahan Seleksi bahan adalah suatu cara pemilihan bahan-bahan yang akan digunakanuntuk pembuatan onde-onde ceplis. Bahan yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplisada dua bahan yaitu bahan dasar tepung ketanyang berwarna putih bersih, kering, tidak berbau apek, tidak menggumpal, dan tidak ditumbuhi jamur. Bahan tambahan yang terdiri daritepung ubi jalar kuning varietas jago, kuning telur, gula, garam, baking powder, minyak, wijen. Tepung ubi jalar kuning dengan varietas jago, yang memiliki tekstur lembut dan kering, tidak bau apek. Kuning telur yang dipilih untuk onde-onde ceplis yaitu dari telur ayam yang masih baru, bagian luarnya bersihdan tidak rusak. Gula yang digunakan untuk membuat onde-onde ceplis adalah gula yang berwarna putih cerah dan bersih. Garam yang digunakan harus bersih. Minyak yang digunakan untuk membuat onde-onde ceplis adalah minyak yang berwarna cerah, tidak berbau, dan bebas dari jamur. Baking powder yang digunakan yaitu yang berwarna putih, tidak kadaluarsa. Wijen yang digunakan dalam onde-onde ceplis yaitu yang berwarna putih dan butiran-butiran wijen tidak menggumpal.

69 Penimbangan Bahan Penimbangan bahan dilakukan agar bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan onde-onde ceplistepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dapat sesuai dengan takaran resep yang digunakan. Jenis timbangan yang digunakan adalah timbangan digital, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara elektronis dengan tenaga listrik. Indikatornya berupa angka digital pada layar bacaan dan menggunakan satuan gram Pencampuran bahan Pencampuran bahan adalah proses pencampuran semua bahan onde-onde ceplis menjadi satu adonan. Pencampuran adonan pada pembuatan onde-onde ceplis yaitu kuning telur, gula, garam, baking powder, diaduk semua dan ditambahkan tepung ketan dan tepung ubi jalar kuning, lalu tuang air dan aduk hingga kalis Pembentukan Onde-onde ceplis Pembentukan onde-onde ceplis dilakukan dengan cara menggiling atau membentuk adonan menjadi bulatan kecil-kecil dengan diameter lingkar ±1cm, lalu dimasukkan kedalam air dan proses pelumuran wijen Penggorengan Penggorengan adalah suatu cara untuk mematangkan onde-onde ceplis menggunakan wajan yang diberi minyak dengan suhu dingin selama ±2 menit.

70 Penyelesaian eksperimen Tahap penyelesaian adalah tahap akhir dari eksperimen pembuatan onde-onde ceplis.tahap penyelesaian dari onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning ini adalah tahap pengemasan. Setelah onde-onde ceplis didinginkan ±10menit pada suhu ruangan, selanjutnya yaitu pengemasan menggunakan plastik atau toples kecil yang memungkinkan produk onde-onde ceplis dapat bertahan lama dalam masa penyimpanannya. Berikut adalah skema pembuatan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning:

71 55 Persiapan alat dan bahan Pembuatan adonan : 1. Campur kuning telur, gula pasir, garam. 2. Masukkan tepung ketan, tepung ubi jalar kuning, baking powder dan air. Campur hingga kalis. Pelaksanaan Pembentukan adonan : Bentuk bulat kecil (diameter ±1cm) Penggorengan : suhu minyak ⁰C (±2 menit) Penyelesaian Pengemasan Onde-onde ceplis Gambar 3.3 Skema Pembuatan Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning

72 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi penilaian subyektif dan penilaian obyektif. Penilaian subyektif dilakukan dengan uji inderawi dan uji kesukaan, sedangkan penilaian obyektif dilakukan dengan uji laboratorium Penilaian Subyektif Penelitian subyektif merupakan cara penelitian terhadap mutu atau sifat-sifat suatu produk dengan menggunakan panelis sebagai instrumen atau alat. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kualitas dari onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dari hasil eksperimen dengan menggunakan uji inderawi yaitu dari segi rasa, aroma, tekstur dan warna, serta uji kesukaan masyarakat terhadap produk onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning Uji Inderawi Uji inderawi adalah suatu pengujian terhadap sifat karakteristik bahan pangan dengan menggunakan indera manusia termasuk indera penglihatan, penciuman, perasa, dan peraba (Bambang Kartika, 1998:3). Karakteritik pengujian inderawi meliputi : pengujian yang dipergunakan telah pasti, pada umumnya penguji telah melakukan seleksi dan latihan sebelum pengujian, subyektifitas penguji relatif kecil karena penguji bekerja seperti sebuah alat penganalisa dan pengujian dilakukan dalam bilik-bilik pengujian dengan hasil pengujian akan dianalisa dengan metode statistik (Bambang Kartika, 1998:3).

73 57 Uji inderawi digunakan dengan tujuan mengetahui pengaruh mutu masing-masing sampel onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning berdasar aspek warna, rasa, aroma, tekstur dengan menggunakan 4 klasifikasi mutu secara berjenjang dengan skor 4 sampai 1. Dengan logika bahwa perbandingan atau ratio keduannya minimum adalah 1 menunjukkan bahwa calon panelis mempunyai kemampuan minimal untuk dapat dilatih lebih lanjut menjadi panelis handal (valid dan reliabel) Uji Kesukaan Uji kesukaan atau uji organoleptik merupakan pengujian yang panelisnya melakukan penilainan berdasarkan kesukaan (Bambang Kartika, 1988:4). Pengujian kesukaan dilakukan dengan menggunakan metode hedonic yaitu pengujian yang panelisnya menggunakan responnya yang berupa senang atau tidaknya terhadap sifat produk hasil eksperimen yang diuji yaitu onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning. Pada pengujian ini digunakan panelis yang tidak terlatih (Bambang Kartika, 1988:56). Panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan tanpa membandingkan dengan sampel standar. Oleh karena itu pengujian dilakukan secara berurutan, tidak disajikan secara bersama-sama.

74 58 Kriteria penilaian dalam uji kesukaan ini menggunakan teknik skoring. Rentangan skor dalam penilaian adalah 4-1 yaitu sebagai berikut: Kriteria penilaian 1. Suka 2. Cukup suka 3. Kurang suka 4. Tidak suka Skor Penilaian obyektif Penelitian obyektif dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis kimia untuk mengetahui kandungan serat, betakaroten dan kalsium.penelitian obyektif ini dilakukan di Laboratorium Chemix, Yogyakarta. 3.4 Alat Pengumpulan Data Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada uji inderawi adalah instrumen yang dalam hal ini adalah panelis agak terlatih dan uji kesukaan (hedonik) menggunakan panelis tidak terlatih Panelis agak terlatih Panelis agak terlatih merupakan kelompok dimana anggotannya merupakan hasil seleksi kemudian menjalani latihan secara continue dan lolos pada evaluasi kemampuan (Bambang Kartika, 1988:17). Panelis agak terlatih yang digunakan untuk uji inderawi jumlahnya berkisar antara orang yang dipilih setelah calon panelis mengikuti seleksi panelis. Adapun syarat yang harus dimiliki oleh panelis agak terlatih adalah harus valid dan

75 59 reliabel. Panelis dapat dikatakan valid dan reliabel apabila panelis tersebut dapat menunjukkan kepekaan dan ketelitian serta memiliki keajekan di dalam menilai satu produk pada waktu yang berbeda. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh instrumen yang valid dan reliabel adalah dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil dari validitas dan reliabilitas yaitu memperoleh 18 orang panelis yang lolos dengan kriteria valid Validitas instrumen Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) validitas instrumen adalah ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevaliditan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang akan diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat dan dapat dipercaya. Tinggi rendahnya validitas instrumen ditujukan dari sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari variabel yang dimaksud, oleh karena itu instrumen dalam penelitian harus memenuhi validitas internal dan validitas isi Validitas internal Validitas internal adalah merupakan suatu proses untuk mencari calon panelis yang kondisi internalnya memenuhi persyaratan sehingga tingkat sensitivitasnya dapat ditingkatkan dengan latihan berkala. Kondisi internal calon panelis harus diketahui berupa faktor dari dalam diri panelis diantaranya kesehatan panelis, kemampuan panca indera dan kesediaan panelis tersebut dilakukan wawancara secara langsung atau dengan mengisi kuesioner (Bambang Kartika, 1988: 20). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dengan pengisian kuesioner dengan materi wawancara meliputi : nama, jenis kelamin, kondisi

76 60 kesehatan dari calon panelis dan pengetahuan tentang produk yang disajikan dan kegemaran merokok (Bambang Kartika, 1988:20). Ketentuan penilaian adalah apabila jawaban tidak memenuhi salah satu indikator maka panelis tidak berpotensi menjadi calon panelis. Calon yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa PKK Konsentrasi Tata Boga yang telah lulus mata kuliah analisis mutu pangan sebanyak 30 orang. Dari hasil wawancara akan diketahui siapa yang memenuhi persyaratan kesehatan, mengetahui tentang onde-onde ceplis dan bersedia menjadi panelis. Kriteria wawancara terhadap panelis (menjaring panelis) yaitu :

77 61 Tabel 3.7 Kriteria wawancara terhadap panelis Variabel Indikator Deskriptor Butir No. Soal Panelis 1. Kesediaan panelis 2. Kesehatan 3. Penglihatan 4. Pengecap 5. Pembau 6. Kebiasaan merokok 7. Pengetahuan Onde-onde Ceplis Kesediaan panelis mengikuti suatu penelitian Kesediaan panelis meluangkan waktu Keadaan kesehatan panelis Kesehatan pada mata Kesehatan pada mulut Kesehatan pada hidung Kebiasaan merokok panelis Pengetahuan Onde-onde Ceplis Kesukaan terhadap Onde- onde Ceplis Pengetahuan tekstur Ondeonde Ceplis Pengetahuan aroma Ondeonde Ceplis Pengetahuan rasa Onde-onde Ceplis Pengetahuan ,

78 62 warna Ondeonde Ceplis Pengetahuan panelis mengkonsumsi Onde-onde Ceplis selain dari tepung ketan Pengetahuan panelis mengkonsumsi Onde-onde Ceplis Tepung Ubi Jalar Kuning Dari hasil wawancara akan diperoleh validitas internal yaitu kesesuaian antara bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan yang berarti kevalidan instrumen yang dilihat dari kondisi internal panelis dari faktor-faktor dalam (Suharsimi Arikunto, 2010:214). Syarat panelis agak terlatih yang lolos tahap wawancara yaitu apabila calon panelis bersedia menjadi panelis, memenuhi syarat dalam kondisi kesehatan, tidak merokok, memiliki pengetahuan tentang produk (Bambang Kartika, 1988:20). Artinya, apabila calon panelis tidak bersedia menjadi panelis maka calon panelis tidak lolos tahap wawancara. Syarat lain lolosnya seorang panelis pada tahap wawancara yaitu apabila calon panelis dalam kondisi kesehatan (tidak memiliki gangguan pengelihatan, tidak memiliki gangguan pernafasan atau tidak sedang flu, tidak memiliki gangguan mulut atau tidak sedang sariawan) artinya apabila calon panelis tidak dalam keadaan sehat pada salah satu panca inderanya saja, maka dikatakan calon panelis

79 63 tidak lolos dalam tahap wawancara. Apabila calon panelis merokok, maka tidak lolos menjadi seorang panelis. Selain itu calon panelis memiliki pengetahuan tentang produk, artinya apabila tidak memiliki pengetahuan tentang produk yang diujikan, maka calon panelis tidak lolos. Dari tahap wawancara, akan mendapatkan kualifikasi calon yang berpotensi untuk pengujian, calon yang tidak berfungsi, dan calon yang siap untuk melakukan tahap seleksi berikutnya (Bambang Kartika, 1998:20). Pada tahap wawancara sebanyak 30 orang mengikuti seleksi wawancara, diperoleh calon panelis yang lolos atau memenuhi syarat sebagai calon panelis yaitu 24 orang dan 6 orang tidak lolos dalam tahap wawancara Validitas Isi Validitas isi merupakan upaya yang dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang mampu menilai onde-onde ceplis hasil eksperimen dari aspek inderawi dengan baik dan benar. Untuk mendapatkan validitas isi dari instrumen dilakukan seleksi panelis dengan latihan. Pada tahap latihan panelis dilakukan sebanyak 6 kali penilaian terhadap onde-onde ceplis hasil eksperimen dengan kualitas yang berbeda. Data hasil penelitian dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut: Jika Range dari jumlah 1, maka calon panelis diterima Jumlah dari range Jika Range dari jumlah 1, maka calon panelis ditolak Jumlah dari range

80 64 Dari hasil analisis tersebut akan diketahui hasil perhitungan range method diperoleh rasio jika 1, maka calon panelis memenuhi syarat. Jika rasio < 1, maka panelis tidak memenuhi syarat. Syarat calon panelis yang diterima pada tahap latihan yaitu calon panelis memiliki tingkat kepekaan yang memenuhi syarat atau validitas isinya memenuhi syarat untuk instrumen pengujian (Sugiyono, 2012:122). Pada tahap latihan panelis, hasil yang diperoleh yaitu 18 orang lolos tahap latihan dan 6 orang tidak lolos dalam tahap latihan karena tidak memenuhi syarat dalam instrumen pengujian. Data dapat dilihat pada lampiran halaman Reliabilitas instrumen Reliabilitas instrumen adalah derajat konsistensi atau keajegan data dalam interal waktu tertentu (Sugiyono, 2010 : 4). Reliabilitas tersebut sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, berarti panelis tersebut dapat menilai secara ajeg yaitu penelitian tetap sama dan mendekati sama, walaupun penilaian dilakukan beberapa kali dalam waktu yang berbeda. Untuk mendapatkan panelis yang reliabel calon panelis yang diterima pada tahap penyaringan selanjutnya dilakukan tahap latihan. Pada tahap latihan panelis melakukan penelitian pada onde-onde ceplis sebanyak 6 kali waktu yang berbeda. Untuk menentukan panelis yang memenuhi syarat sebagai instrumen yang valid dan reliabel maka diadakan evaluasi kemampuan dengan tujuan untuk menentukan panelis yang dapat digunakan untuk pengujian produk onde-onde ceplis. Data yang diperoleh dari hasil tersebut dianalisis dengan range method. Syarat internal panelis yang reliabel adalah ratio dari calon panelis memiliki nilai

81 65 lebih besar dari 60% dan untuk mengetahui stabilitas calon panelis, dapat dilihat nilai deviasi dari masing masing calon panelis. Semakin kecil nilai deviasinya, berarti penilaian yang diberikan semakin stabil. (Bambang Kartika, 1988:24). Hasil dari seleksi panelis yang reliabel yaitu 18 panelis lolos dalam tahap reliabilitas. Data dapat dilihat pada lampiran halaman Panelis tidak terlatih Panelis tidak terlatih dipakai untuk menguji kesukaan pada suatu produk ataupun menguji tingkat kemauan untuk mempergunakan suatu produk (Bambang, Kartika, 1988:18). Menyangkut tingkat kesukaan terhadap suatu produk makanan maka semakin besar jumlah anggota panelis, maka hasilnya akan semakin baik. Panelis yang digunakan untuk mengukur kesukaan terhadap onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning minimal 80 orang (Bambang, Kartika 1988:32). Panelis yang akan digunakan didalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada disekitar Universitas Negeri Semarang. 3.5 Metode Analisis Data Untuk menganalisis data pengujian dimulai dari uji prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji Analisis Varian Klasifikasi Tunggal (ANAVA) untuk mengetahui perbedaan kualitas onde-onde ceplistepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dan analisis deskriptif persentase digunakan untuk uji kesukaan.sedang untuk

82 66 mengetahui kandungan gizi yang berupa serat, betakaroten dan kalsium maka dilakukan uji laboratorium Uji Prasyarat Uji Normalitas Uji normalitas adalah suatu cara untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari penilaian itu normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan metode liliefors karena jumlah sampel kurang dari 30, dengan langkah-langkah yang diungkapkan oleh Sudjana (2002:466) yaitu sebagai berikut : 1) Mengurutkan data yang terkecil sampai terbesar 2) Mencari nilai mean rumusnya, X = 3) Mencari nilai simpanan baku rumusnya, S= ( ) 4) Menghitung angka baku, rumusnya Z= 5) Menghitung luas F(Z1), dengan mengkonsultasikan harga pada table dengan ketentuan jika < maka dikurangi > maka dikurang 6) Menghitung S ( )= 7) Menghitung Lo = F( ) S( ), dengan ketentuan Jika Lo > Ltabel, maka data yang diperoleh tidak normal. Jika Lo < Ltabel, maka data yang diperoleh normal.

83 :467) Keterangan : = Nilai mean F = Jumlah nilai frekuensi s = Nilai simpangan baku Xi = Nilai data ke-i = Nilai angka baku ke-i n = banyak panelis Kriteria pengujian adalah jika Lo < L1 (5% : n) maka data berdistribusi normal (Sudjana Uji Homogenitas Uji homogenitas adalah suatu cara untuk mengetahui apakah varians setiap sampel sudah homogen atau tidak, dimana pada penelitian ini menggunakan uji Bartlett. Pengujian dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut : 1) Menghitung varian gabungan dari semua sampel, rumusnya : = { ( 1) / ( )} 2) Mencari harga satuan B, rumusnya :B = (Log ) ( 1) 3) Menghitung Chi kuadrat, rumusnya : = (ln10) {B - Σ ( 1) log } Dengan 1n10 = 2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan Keterangan : = varian gabungan = varian masing-masing

84 68 = koefisien Bartlett = banyaknya anggota kelas Dengan taraf nyata α = 5% tolak Ho jika, dimana didapat dari tabel Chi kuadrat dengan peluang (1 - ) dan dk: (k-1) dengan k adalah kelompok sampel (Sudjana, 2002 : 263). Jika data dinyatakan normal dan homogen maka dilakukan Analisis Klasifikasi Tunggal Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Analisis Varian Klasifikasi Tunggal merupakan teknik statistik parametris inferensial parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata sampel secara serempak (Sugiyono, 2012: 166).Dalam penelitian ini komponen yang diuji mutu inderawinya yaitu rasa, aroma, tekstur, warna. Analisa ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan kualitas inderawi onde-onde ceplishasil eksperimen dengan rumus seperti yang tertera dibawah ini:

85 69 Sumber Varian (SV) Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Rerata (MK) Sampel (a) Panelis (b) Error/ kesalahan (c) Dba = a 1 Dbb = b 1 Dbc = dbaxdbb JKa JKb ( x)2 b ( xt)2 a JKc = JKt JKa JKb - FK - FK MKa JKa db a MKb JKb db b MKc JK c db c Total Dbt = db 2 JKt X - FK MKt JK t db t Sumber : Bambang Kartika (1988 : 82) Keterangan : a = banyaknya sampel b = jumlah panel X = nilai per sampel xt b x a Faktor koreksi Harga F hitung dapat diketahui dengan membagi rerata jumlah kuadrat sampel (MKa) dengan rerata jumlah kuadrat eror (MKC), dengan rumus sebagai berikut Sugiyono (2009) : F 0 MK a MKc

86 70 Ha diterima dan Ho ditolak apabila F hitung lebih besar dibanding F tabel. Sedangkan jika Ha ditolak dan Ho diterima apabila F hitung lebih kecil dibanding F tabel.apabila diperoleh harga dari F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf tingkat signifikan 1% dan 5 %, hal itu menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata dari sampel yang ada. Untuk mengetahui perbedaan antar sampel maka dilakukan uji lanjutan yang dapat dilakukan dengan uji Tukey, dengan rumus sebagai berikut : (Bambang Kartika, 1988 : 83) Standar error = Rata - rata jumlah kuadrat error Jumlah panelis Jika analisis varian klasifikasi tunggal menunjukkan tidak ada perbedaan, maka tidak perlu dilakukan uji lanjutan atau uji Tukey (Bambang Kartika, 1988 : 83) Analisis Deskriptif Presentase Analisis diskriptif kualitatif prosentase digunakan untuk mengetahui kesukaan panelis, artinya kuantitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis terlebih dahulu untuk dijadikan data kualitatif. Menurut Arikunto (1996:195) data yang bersifat kuantitatif berwujud angkaangka hasil perhitungan dan pengukuran dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, lalu ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif.

87 71 Rumus mencari Deskriptif Presentase : %= n N x 100% Keterangan : % = Skor presentase n = Jumlah Skor yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai (skor tertinggi x jumlah panelis) Untuk merubah data skor persentase menjadi nilai kesukaan, analisisnya disesuaikan dengan kriteria penilaian. Sedangkan cara perhitungannya adalah sebagai berikut : Nilai tertinggi = 4 (suka) Nilai terendah = 1 (tidak suka) Jumlah kriteria yang ditentukan = 4 kriteria Jumlah panelis = 80 orang (1) Skor maksimum = Jumlah Panelis x Nilai Tertinggi = 80 x 4 = 320 (2) Skor minimum = Jumlah Panelis x Nilai Terendah (3) Persentase Skor Maksimum = = 80 x 1 = 80 Skor maksimum Skor maksimum x 100% = x 100%

88 72 (4) Persentase Skor Minimum = = 100 % = Skor minimum Skor maksimum x 100% x 100% = 25 % (5) Rentangan =Presentase maksimum Presentase minimum = 100% - 25% = 75% (6) Interval klas persentase = Rentangan : Jumlah Kriteria = 75% : 4 = 18,75% Berdasarkan hasil perhitungan akan diperoleh tabel interval presentase dan kriteria kesukaan, dapat dilihat pada Tabel 3.5 Tabel 3.5 Interval Persentase Uji Kesukaan Interval Tingkat Kriteria 81,25< x 100 Sangat suka 62,5< x 81,25 Suka 43.75< x 62,5 Cukup Suka 25 x 43,75 Tidak Suka Jumlah skor tiap aspek penilaian berdasarkan tabulasi data dihitung persentasenya, kemudian hasilnya dianalisa pada tabel diatas sehingga diketahui kriteria kesukaan masyarakat.

89 Metode Analisis Kandungan Gizi Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Hasil Eksperimen Metode analisis kandungan gizi pada onde-onde ceplishasil eksperimen diujikan di Laboratorium Chemix Pratama, Bantul, Yogyakarta untuk mengetahui kandungan serat dengan menggunakan metode Makro Kjehdal, betakaroten menggunakan metode Spectrofotometry dan kalsium menggunakan metode Titrasi Permanganometri pada penelitian.

90 74 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan, meliputi hasil penelitian uji inderawi, hasil penilaian uji kesukaan dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menjawab tentang rumusan masalah yang terdapat pada bab 1 mengenai penilaian subyektif yaitu uji inderawi dan uji kesukaan pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuningdengan prosentase yang berbeda yaitu pada kode A untuk kode onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning 10%, B untuk kode onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning 20% dan C untuk kode onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning 30% Uji Prasyarat Uji prasyarat dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan data dari hasil uji inderawi. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas dapat dilihat sebagai berikut : Hasil Uji Normalitas Pengujian normalitas untuk mengetahui apakah aspek yang diteliti dari onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning hasil eksperimen normal atau tidak, maka akan dilakukan uji normalitas. Jika hasil uji koefisien signifikansi (p) lebih kecil dari

91 75 tingkat kepercayaan 5% atau 0,05 ( p<0,05), maka dapat dikatakan distribusi data normal. Hasil uji normalitas ditampilkan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning. No Indikator Lo L Keterangan Warna Aroma Rasa Tekstur 0,18 0,15 0,17 0,18 0,20 0,20 0, Normal Normal Normal Normal Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa uji normalitas data uji inderawi onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning pada aspek warna, aroma, rasa, tekstur secara keseluruhan pada tiap aspek berdistribusi normal Hasil Uji Homogenitas Pengujian homogenitas untuk mengetahui apakah aspek yang diteliti dari onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning hasil eksperimen homogen atau tidak, maka akan dilakukan uji homogenitas. Jika hasil uji menunjukkan tidak ada perbedaan antar kedua distribusi atau koefisien signifikansi (p) lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% atau 0,05 (p<0,05), maka dapat dikatakan data homogen. Hasil uji homogenitas ditampilkan pada Tabel 4.2

92 76 Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning. No Warna Aroma Rasa Tekstur Indikator 2 hitung 0,30 2,27 4,66 0,51 2 tabel 5,99 5,99 5,99 5,99 Keterangan Homogen Homogen Homogen Homogen Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil uji homogenitas data uji inderawi onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning pada aspek warna, aroma, rasa, dan tekstur secara keseluruhan adalah homogen Hasil ANAVA dari Hasil Uji Inderawi Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning pada aspek warna, rasa, aroma dan tekstur. Pada hasil uji inderawi dilihat dari analisis variansnya memiliki nilai yang berbedabeda. Data dapat dilihat pada Tabel 4.3

93 77 Tabel 4.3 Hasil Keseluruhan Analisis Varian Hasil Uji Inderawi Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning pada aspek warna, rasa, aroma dan tekstur. Indikator F hitung F tabel Keterangan Warna 17,75 3,28 Ada perbedaan Aroma 3,30 3,28 Ada perbedaan Rasa 38,21 3,28 Ada perbedaan Tekstur 27,86 3,28 Ada perbedaan Berdasarkan hasil uji inderawi aspek warna menunjukkan bahwa Fhitung17,75> Ftabel3,28 maka ada perbedaan yang nyata. Pada hipotesis kerja atau (ha) yang menyatakan ada perbedaan prosentasi tepung ubi jalar kuning terhadap kualitas onde-onde ceplis ditinjau dari aspek warna menyatakan diterima. Artinya bahwa penggunaan tepung ubi jalar kuning dengan prosentase yang berbeda-beda akan mempengaruhi warna khas onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning. Berdasarkan hasil uji inderawi aspek aroma menunjukkan bahwa Fhitung3,30> Ftabel3,28 maka ada perbedaan yang nyata. Pada hipotesis kerja atau (ha) yang menyatakan ada perbedaan prosentasi tepung ubi jalar kuning terhadap kualitas onde-onde ceplis ditinjau dari aspek aroma menyatakan diterima. Artinya bahwa penggunkaan tepung ubi jalar kuning dengan prosentase yang berbeda-beda akan mempengaruhi aroma khas ondeonde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning

94 78 Berdasarkan hasil uji inderawi aspek rasa menunjukkan bahwa Fhitung38,21> Ftabel3,28 maka ada perbedaan yang nyata. Pada hipotesis kerja atau (ha) yang menyatakan ada perbedaan prosentasi tepung ubi jalar kuning terhadap kualitas onde-onde ceplis ditinjau dari aspek rasa menyatakan diterima. Artinya bahwa penggunkaan tepung ubi jalar kuning dengan prosentase yang berbeda-beda akan mempengaruhi rasaonde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning. Berdasarkan hasil uji inderawi aspek tekstur menunjukkan bahwa Fhitung27,86> Ftabel3,28 maka ada perbedaan yang nyata. Pada hipotesis kerja atau (ha) yang menyatakan ada perbedaan prosentasi tepung ubi jalar kuning terhadap kualitas onde-onde ceplis ditinjau dari aspek tekstur menyatakan diterima. Artinya bahwa penggunkaan tepung ubi jalar kuning dengan prosentase yang berbeda-beda akan mempengaruhi teksturonde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning. Hasil penilaian hipotesis dibuktikan dengan menggunakan analisis varian atau ANAVA (Analysis of Variance) yaitu merupakan sebuah teknik inferensial yang digunakan untuk menguji perbedaan rerata nilai.tujuan penggunaan analisis varians (ANAVA) adalah untuk menentukan apakah rerata nilai dari ketiga sampel onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning berbeda secara nyata. Pada analisis varian jika Fo> Ft pada taraf signifikan 5%, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka diantara sampel terdapat perbedaan yang nyata. Sebaliknya jika Fo < Ft maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hipotesis Kerja (Ha) dalam penelitian ini adalah Ada

95 79 perbedaan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30% ditinjau dari aspek rasa, aroma, tekstur dan warna. Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini adalah Tidak Ada perbedaan onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning dengan prosentase 10%, 20% dan 30% ditinjau dari aspek rasa, aroma, tekstur dan warna Indikator Warna pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Data hasil uji inderawi pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning pada aspek warna dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4 Hasil Tabulasi Uji Inderawi Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Aspek Warna Pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa pada sampel A memiliki rata-rata3,61 dengan kriteria warna coklat kekuningan. Skor rata-rata sampel B adalah 3,00 dengan kriteria warna coklat muda. Skor rata-rata sampel C adalah 2,44 dengan kriteria warna coklat.

96 80 Guna mempermudah penjelasan pada aspek warna dapat dibuat histogram skor seperti pada Gambar 4.1 Gambar 4.1 Histogram Skor Kriteria Uji Inderawi pada Aspek Warna Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Keterangan : A = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 90% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 10%. B = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 80% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 20%. C = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 70% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 30% Pada aspek warna ada perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji tukey.jika hasil uji tukey pada aspek warna menunjukkan bahwa selisih rata-rata > dari nilai pembanding, maka dapat disimpulkan bahwa aspek warna ada perbedaan yang

97 81 signifikan antar masing- masing sampel. Ha diterima dan Ho ditolak.sebaliknya jika hasil uji tukey pada aspek warna menunjukkan bahwa selisih rata-rata < dari nilai pembanding, maka dapat disimpulkan bahwa aspek warna tidak ada perbedaan yang signifikan antar masing- masing sampel. Ha ditolakdan Ho diterima. Tabel 4.5 Hasil Uji Tukey Warna pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Pasangan A - B A - C B - C Selisih rata-rata dan nilai pembanding 0.61 > > > 0.47 Kriteria Berbeda Berbeda Berbeda Pada Tabel 4.5 dapat dilihatbahwasemua pasangan Sampel A Sampel B, Sampel A Sampel C, Sampel B Sampel C menyatakan ada pengaruh penggunaan tepung ubi jalar kuning dengan prosentase yang berbeda terhadap aspek warna, maka dapat diketahui bahwa hasil uji tukeydari data uji inderawi pada aspek aroma menunjukan selisih rata-rata > dari nilai pembanding, jadi Ha diterima dan Ho ditolak Indikator Aroma pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Data hasil uji inderawi pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning pada aspek aroma dapat dilihat pada Tabel 4.6 dibawah ini :

98 82 Tabel 4.6 Hasil Tabulasi Uji Inderawi Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Aspek Aroma Pada Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa pada sampel A memiliki rata-rata aroma3,33 dengan kriteria aroma nyata. Skor rata-rata sampel B adalah 2,67 dengan kriteria aroma kurang nyata. Skor rata-rata sampel C adalah 2,83 dengan kriteria aroma cukup nyata. Guna mempermudah penjelasan pada aspek aroma dapat dibuat histogram skor seperti pada Gambar 4.2 Gambar 4.2 Histogram Skor Kriteria Uji Inderawi pada Aspek Aroma pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Keterangan : A = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 90% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 10%.

99 83 B = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 80% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 20%. C = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 70% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 30% Pada aspek aroma ada perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji tukey. Jika hasil uji tukey pada aspek aroma menunjukkan bahwa selisih rata-rata > dari nilai pembanding, maka dapat disimpulkan bahwa aspek aroma ada perbedaan yang signifikan antar masing- masing sampel. Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika hasil uji tukey pada aspek aroma menunjukkan bahwa selisih rata-rata < dari nilai pembanding, maka dapat disimpulkan bahwa aspek aroma tidak ada perbedaan yang signifikan antar masingmasing sampel. Ha ditolak dan Ho diterima. Tabel 4.7 Hasil Uji Tukey Aroma pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Pasangan Selih rata-rata Kriteria A - B 0.67 > 0.66 Berbeda A - C 0.70 > 0.66 Berbeda B - C 0.87 > 0.66 Berbeda Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa semua pasangan Sampel A Sampel B, Sampel A Sampel C, Sampel B Sampel C menyatakan ada pengaruh penggunaan tepung ubi jalar

100 84 kuning dengan prosentase yang berbeda terhadap aspek aroma, maka dapat diketahui bahwa hasil uji tukey dari data uji inderawi pada aspek aroma menunjukan selisih rata-rata > dari nilai pembanding, jadi Ha diterima dan Ho ditolak Indikator Rasa pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Data hasil uji inderawi pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning pada aspek rasa dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah ini : Tabel 4.8 Hasil Tabulasi Uji Inderawi Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Aspek Rasa Pada Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa pada sampel A memiliki rata-rata3,44 dengan kriteria rasa gurih. Skor rata-rata sampel B adalah 2,89 dengan kriteria rasa cukup gurih. Skor rata-rata sampel C adalah 2,11 dengan kriteria rasa kurang gurih. Guna mempermudah penjelasan pada aspek rasa dapat dibuat histogram skor seperti pada Gambar 4.3

101 85 Gambar 4.3 Histogram Skor Kriteria Uji Inderawi pada Aspek Rasa pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Keterangan : A = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 90% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 10%. B = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 80% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 20%. C = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 70% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 30%. Pada aspek rasa ada perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji tukey. Jika hasil uji tukey pada aspek rasa menunjukkan bahwa selisih rata-rata > dari nilai pembanding, maka dapat disimpulkan bahwa aspek rasa ada perbedaan yang signifikan antar masing- masing sampel. Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika hasil uji tukey pada aspek rasa menunjukkan bahwa selisih rata-rata < dari nilai pembanding, maka dapat

102 86 disimpulkan bahwa aspek rasa tidak ada perbedaan yang signifikan antar masing- masing sampel. Ha ditolak dan Ho diterima. Tabel 4.9 Hasil Uji Tukey Rasa pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Pasangan Selih rata-rata Kriteria A - B 0.56 > 0.37 Berbeda A - C 1.33 > 0.37 Berbeda B - C 0.78 > 0.37 Berbeda Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa semua pasangan Sampel A Sampel B, Sampel A Sampel C, Sampel B Sampel C menyatakan ada pengaruh penggunaan tepung ubi jalar kuning dengan prosentase yang berbeda terhadap aspek rasa, maka dapat diketahui bahwa hasil uji tukey dari data uji inderawi pada aspek rasa menunjukan selisih rata-rata > dari nilai pembanding, jadi Ha diterima dan Ho ditolak Indikator Tekstur pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Data hasil uji inderawi pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning pada aspek tekstur dapat dilihat pada Tabel 4.10 dibawah ini :

103 87 Tabel 4.10 Hasil Tabulasi Uji Inderawi Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Aspek Tekstur Pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa tekstur pada skor rata-rata sampel Aadalah3,39 dengan kriteria tekstur getas. Skor rata-rata sampel B adalah 2,83 dengan kriteria tekstur cukup getas. Skor rata-rata sampel C adalah 2,06 dengan kriteria tekstur kurang getas. Guna mempermudah penjelasan pada aspek tekstur dapat dibuat histogram skor seperti pada Gambar 4.4 Gambar 4.4 Histogram Skor Kriteria Uji Inderawi pada Aspek Tekstur pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning

104 88 Keterangan : A = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 90% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 10%. B = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 80% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 20%. C = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 70% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 30%. Pada aspek rasa ada perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji tukey. Jika hasil uji tukey pada aspek tekstur menunjukkan bahwa selisih rata-rata > dari nilai pembanding, maka dapat disimpulkan bahwa aspek tekstur ada perbedaan yang signifikan antar masing- masing sampel. Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika hasil uji tukey pada aspek tekstur menunjukkan bahwa selisih rata-rata < dari nilai pembanding, maka dapat disimpulkan bahwa aspek tekstur tidak ada perbedaan yang signifikan antar masingmasing sampel. Ha ditolak dan Ho diterima. Tabel 4.11 Hasil Uji Tukey Tekstur pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Pasangan Selih rata-rata Kriteria A - B 0.56 > 0.44 Berbeda A - C 1.33 > 0.44 Berbeda B - C 0.78 > 0.44 Berbeda

105 89 Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa semua pasangan Sampel A Sampel B, Sampel A Sampel C, Sampel B Sampel C menyatakan ada pengaruh penggunaan tepung ubi jalar kuning dengan prosentase yang berbeda terhadap aspek tekstur, maka dapat diketahui bahwa hasil uji tukey dari data uji inderawi pada aspek tekstur menunjukan selisih rata-rata > dari nilai pembanding, jadi Ha diterima dan Ho ditolak Hasil Uji Kesukaan Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Uji kesukaan telah dilakukan oleh 80 orang panelis tidak terlatih yang dipilih tidak berdasarkan golongan usia, karena produk onde-onde ceplis dapat dikonsumsi segala golongan usia. Panelis tidak terlatih yang digunakan dalam penelitian adalah masyarakat yang berada di Jalan Hasanudin Gang Cemara, Kelurahan Purwosari, Semarang Utara.Panelis tidak terlatih melakukan penilaian terhadap 3 sampel onde-onde ceplis hasil eksperimen dengan aspek warna, aroma, rasa, dan tekstur. Ringkasan hasil uji kesukaan masyarakat terhadap onde-onde ceplis hasil eksperimen dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.12 Hasil Kesukaan Keseluruhan Panelis (80 panelis) pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Indikator Jumlah Sampel Warna Aroma Rasa Tekstur rata-rata Kriteria % Kriteria % Kriteria % Kriteria % Kriteria % A SS SS S S SS B S S SS SS S C S SS S SS S

106 90 Keterangan : A = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 90% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 10%. B = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 80% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 20%. C = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 70% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 30%. S = Suka SS = Sangat Suka Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa onde-onde ceplis sampel A dari aspek warna memiliki jumlah prosentase kesukaan 86.56% pada kriteria SS, pada aspek aroma memiliki prosentase 83.44% dengan kriteria SS, aspek rasa memiliki prosentase kesukaan 75.00% dengan kriteria S dan aspek tekstur memiliki prosentase 80.63% dengan kriteria S. Pada sampel B aspek warna memiliki jumlah prosentase 80.00% dengan kriteria S, pada aspek aroma memiliki prosentase kesukaan 66.88% dengan kriteria S, aspek rasa memiliki prosentase kesukaan 84.69% dengan kriteria SS dan pada aspek tekstur memiliki prosentase kesukaan 83.44% dengan kriteria SS. Pada sampel C aspek warna memiliki jumlah prosentase 74.69% dengan kriteria S, pada aspek aroma memiliki prosentase kesukaan

107 % dengan kriteria SS, aspek rasa memiliki prosentase kesukaan 74.69% dengan kriteria S dan pada aspek tekstur memiliki prosentase kesukaan 82.50% dengan kriteria SS. Dari keseluruhan hasil uji kesukaan pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning, sampel A dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur memiliki jumlah rata-rata 81,41% dengan kriteria SS. Kemudian sampel B onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning aspek warna, aroma, rasa dan tekstur memiliki jumlah rata-rata 78.75% dengan kriteria S. Untuk sampel C onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning memiliki prosentase kesukaan 78.67% dengan kriteria S. Data grafik radar uji kesukaan onde-onde ceplis tepung ketan subtitusi tepung ubi jalar kuning dapat dilihat pada Gambar 4.5 Grafik Radar Uji Kesukaan A Gambar 4.5 Grafik Radar Uji Kesukaan Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning.

108 92 Keterangan : A = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 90% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 10%. B = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 80% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 20%. C = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 70% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 30%. Berdasarkan luas wilayah pada gambar diatas dapat dilihat sampel A onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning memiliki daerah yang paling luas dari sampel C, artinya sampel A onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning sangat disukai oleh masyarakat. Sampel B memiliki luas wilayah yang lebih kecil daripada sampel A dan lebih besar dari sampel C, artinya sampel B cukup disukai oleh masyarakat. Pada sampel C onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning memiliki daerah yang lebih kecil dari sampel A dan sampel C, artinya onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning pada sampel C disukai oleh masyarakat.

109 Hasil Uji Kimiawi Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Berdasarkan uji kimiawi yang dilakukan di Laboratorium Chem-mix, Kretek, Jambidan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta dapat diketahui hasil kandungan serat, betakaroten dan kalsium pada ketiga sampel dapat dilihat pada Tabel 4.13 Tabel 4.13 Hasil Uji Kimiawi terhadap Kandungan Serat, Betakaroten dan Kalsium pada Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning per 100 gram. No Sampel Analisa Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Serat (%) 6,02 6,07 6,05 1 A Betakaroten (Mikro.g/100g) 1,20 1, ,39 Kalsium (%) 1000, ,60 1,22 Serat (%) 6,26 6,29 6,28 2 B Betakaroten (Mikro.g/100g) 1,38 1,36 1,34 Kalsium (%) 1320, , ,49 Serat (%) 6,39 6,37 6,38 3 C Betakaroten (Mikro.g/100g) 1,46 1, ,62 Kalsium (%) 1544, ,88 1,45

110 94 Keterangan : A = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 90% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 10%. B = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 80% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 20%. C = Onde-onde Ceplis dengan menggunakan tepung ketan 70% dan tepung ubi jalar kuning sebanyak 30%. Pada data hasil uji kimiawi yang didapat pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning, hasil yang didapat dari perhitungan ulangan 1 dan ulangan 2 memiliki rata-rata kandungan gizi sampel A memiliki kandungan serat 6,05%, betakaroten 1005,39 Mikro.g/100g dan kalsium 1,22%. Uji kimiawi sampel B kandungan serat 6,28%, betakaroten 1322,49 Mikro.g/100g dan kalsium 1,34%. Uji kimiawi pada sampel C memiliki kandungan gizi tertinggi yaitu kandungan serat 6,38%, betakaroten 1549,62 Mikro.g/100g dan kandungan kalsium 1,45%. 4.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada sub bab ini akan diuraikan tentang pembahasan hasil uji inderawi, hasil uji kesukaan dan hasil uji kimiawi. Hasil dari keseluruhan pengujian inderawi, didapatkan satu

111 95 sampel baik eksperimen onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning yaitu sampel A. Pada semua aspek yang dinilai, sampel ini memiliki kriteria yang baik mulai dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung ubi jalar kuning pada sampel A mengandung prosentase 10% yang memiliki kualitas inderawi yang sesuai dari segi warna, aroma, rasa dan tekstur onde-onde ceplis umumnya. Sedangkan tepung ubi jalar kuning sambel B memiliki kriteria cukup berkualitas secara inderawi karena mengandung prosentase 20% penggunaan tepung ubi jalar kuning dan sampel C memiliki kriteria kurang berkualitas secara inderawi karena penggunaan tepung ubi jalar 30%. Ternyata ada perbedaan mutu dari onde-onde ceplis hasil eksperimen berdasarkan bahan tambahan yang digunakan yaitu penggunaan tepung ubi jalar kuning pada onde-onde ceplis. Adanya perbedaan mutu dari masing-masing sampel onde-onde ceplis dengan penggunaan prosentase tepung ubi jalar kuning yang berbeda, maka hasil eksperimen menyebabkan perbedaan kualitas inderawi Pembahasan Perbedaan Kualitas Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning pada Aspek Warna, Aroma, Rasa dan Tekstur Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hasil uji inderawi menyatakan ada perbedaan kualitas onde-onde ceplis hasil eksperimen ditinjau dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur. Perbedaan tersebut disebabkan karena jumlah bahan dasar yaitu tepung ketan dan jumlah tepung ubi jalar kuning yang digunakan berbeda pada setiap sampel.

112 96 Hasil penilaian panelis agak terlatih pada uji inderawi diketahui bahwa onde-onde ceplis yang menggunakan bahan tambahan tepung ubi jalar kuning sampel A kualitasnya baik, onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning sampel B kualitasnya cukup baik, dan sampel C yang menggunakan bahan tambahan tepung ubi jalar kuning kualitasnya kurang baik Aspek Warna Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Subtitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Warna merupakan sifat pertama yang dapat diamati oleh konsumen, karena warna merupakan kenampakan yang langsung dapat dilihat oleh konsumen (Bambang Kartika, 1988:6). Warna makanan yang menarik dapat mempengaruhi selera konsumen dan membangkitkan selera makan. Berdasarkan perhitungan ANAVA pada Tabel 4.3 dan Uji Tukey pada Tabel 4.4 pada aspek warna menunjukkan bahwa masing-masing sampel eksperimen memiliki perbedaan yang signifikan. Karena dari masing-masing uji inderawi onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning ditinjau dari aspek warna menunjukkan warna sampel A memiliki skor rata-rata 3,61 dengan kriteria warna ondeonde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning coklat kekuningan. Sampel B memiliki skor rata-rata 3,00 dengan kriteria warna coklat muda, dan pada sampel C skor rata-rata 2,44 dengan kriteria warna onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning coklat. Pada aspek warna Fhitung17,75> Ftabel3,28 maka ada perbedaan yang signifikan.

113 97 Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, perbedaan warna pada onde-onde ceplis terletak pada warna tepung ketan putih dan warna kuning pada tepung ubi jalar kuning. Kedua bahan pembuatan tersebut apabila dicampurkan akan memberikan warna yang berbeda di setiap sampel onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning. Sampel A merupakan sampel terbaik dengan kriteria warna coklat kekuningan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan warna terjadi karena adanya pigmen yang terdapat pada warna kuning ubi yaitu adanya betakaroten (Ingabire Marie Rose, 2011,37). Selain itu, aspek warna disebabkan selama proses penggorengan berlangsung, minyak akan masuk ke bagian kerak dan mengisi ruang kosong yang pada mulanya berisi air (Pudyastuti, 2010:4). Warna kuning pada ubi jalar kuning disebabkan karena adanya pigmen karoten yang mana karoten tersebut merupakan provitamin A yang dapat menyebabkan perbedaan sifat sengsoris yang dapat menyebabkan warna pada produk olahannya (Tina Aprilianti, 2010:10). Oleh sebab itu penggunaan bahan tambahan tepung ubi jalar kuning pada eksperimen pembuatan onde-onde ceplis di masing-masing sampel juga mempengaruhi kriteria warna, karena semakin banyak penambahan tepung ubi jalar kuning maka akan menghasilkan tingkatan warna coklat pada onde-onde ceplis setelah proses penggorengan. Hasil keseluruhan dari uji inderawi dan uji kimiawi menunjukkan bahwa penggunaan tepung ubi jalar kuning dengan prosentase berbeda apabila semakin banyak pada proses penggunaannya maka akan semakin menghasilkan kriteria warna yang semakin coklat. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kualitas inderawi

114 98 pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning ditinjau dari aspek warna Aspek Aroma Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Subtitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Menurut Bambang Kartika (1988) aroma yaitu bau yang sukar diukur sehingga biasanya menimbulkan pendapat yang berlainan dalam menilai kualitas aromanya. Pengaruh pendapat disebabkan setiap orang memiliki pengaruh penciuman, meskipun mereka dapat membedakan aroma namun setiap orang mempunyai kesukaan yang berlainan. Berdasarkan hasil perhitungannya ANAVA pada Tabel 4.3 dan Uji Tukey pada Tabel 4.5 pada aspek aroma menunjukkan bahwa masing-masing sampel eksperimen memiliki perbedaan yang nyata diantara tiga sampel. Berdasarkan rerata jawaban penilaian yang dilakukan oleh panelis agak terlatih bahwa sampel onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning ditinjau dari aspek aroma menunjukkan aroma sampel A memiliki skor rata-rata 3,33 dengan kriteria aroma nyata onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning. Sampel B memiliki skor rata-rata 2,67 dengan kriteria aroma kurang nyata nyata, dan pada sampel C memiliki skor rata-rata 2,83 dengan kriteria aroma cukup nyata. Sampel A-Sampel B selisih rata-rata dan nilai pembanding adalah 0,67>0,66, Sampel A-Sampel C selisih rata-rata dan nilai pembanding adalah 0,70>0,66, dan Sampel B-Sampel C selisih rata-rata dan nilai pembanding adalah 0,87>0,66. Pada aspek warna Fhitung3,30> Ftabel3,28.

115 99 Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, aroma pada onde-onde ceplis memiliki tingkatan yang berbeda beda. Sampel A memiliki aroma yang nyata, hal ini dapat disebabkan karena adanya kandungan karbohidrat, glukosa dan vitamin C ubi jalar kuning yang lebih tinggi dibanding ubi jalar lainnya yang dapat menimbulkan aroma yang khas ubi jalar kuning (Ni Wayan Sukerti, 2013:5). Oleh karena itu aroma onde-onde ceplis dapat berbeda karena adanya kandungan karbohidrat, glukosa dan vitamin C pada penggunaan tepung ubi jalar kuning yang akan menimbulkan aroma khas yang berbeda. Hasil keseluruhan dari uji inderawi menunjukkan bahwa penggunaan prosentase tepung ubi jalar kuning yang semakin banyak akan menghasilkan tingkatan aroma pada onde-onde ceplis, sehingga mempengaruhi pada kualitas aroma khas onde-onde ceplis Aspek Rasa Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Subtitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Rasa merupakan elektrik yang sangat kompleks yang diteruskan dari sel perasa yang kemudian diterima oleh otak (Bambang Kartika, 1988:12). Rasa pada suatu makanan mempunyai peranan penting, karena dengan rasa konsumen dapat menilai makanan itu enak atau tidak, sehingga rasa dapat digunakan dalam menentukan diterima atau ditolaknya suatu produk pangan di masyarakat.berdasarkan hasil perhitungan ANAVA dari data skor rata-rata pada Tabel 4.3 dan Uji Tukey pada Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa masingmasing sampel eksperimen memiliki perbedaan yang signifikan. Dari masing-masing uji inderawi onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning ditinjau dari

116 100 aspek rasa menunjukkan rasa sampel A memiliki skor rata-rata 3,44 dengan kriteria rasa onde-onde ceplis gurih. Sampel B memiliki skor rata-rata 2,89 dengan kriteria rasa cukup gurih dan pada sampel C memiliki skor rata-rata 2,11 dengan kriteria rasa kurang gurih. Pada aspek rasa Fhitung38,21> Ftabel3,28 maka ada perbedaan yang signifikan. Pada sampel A memiliki rasa yang paling gurih. Hal ini disebabkan karena kandungan glukosa ubi jalar kuning yang lebih tinggi dibanding ubi jalar lainnya, maka akan menimbulkan rasa yang khas, terutama dengan ditambahkannya gula dan kuning telur akan menambah aspek rasa (Ni Wayan Sukerti, 2013:5). Penggunaan tepung ubi jalar yang semakin banyak maka akan menambah kandungan glukosa onde-onde ceplis, akibatnya semakin banyak kandungan glukosa maka akan semakin membuat adonan browning yang akan menutup rasa pada onde-onde ceplis. Perbedaan jumlah tepung ketan dan tepung ubi jalar kuning menyebabkan perbedaan kandungan karbohidrat pada masing-masing sampel. Didalam karbohidrat terdapat glukosa, sukrosa dan pati yang dapat meningkatkan citarasa pada makanan (Winarno, 1997:17). Hasil keseluruhan uji inderawi pada aspek rasa adalah penggunaan tepung ubi jalar kuning pada tingkat gurih dari masing-masing sampel akan menghasilkan tingkat gurih yang berbeda pada onde-onde ceplis. Semakin ditambahkan tepung ubi jalar kuning maka rasanya akan kurang gurih, karena glukosa akan tertutup sehingga mengurangi rasa manis sehingga dapat mempengaruhi rasa.

117 Aspek Tekstur Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Subtitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Tekstur merupakan kenampakan dari luar yang dapat secara langsung dilihat oleh konsumen sehingga akan mempengaruhi penilaian terhadap diterima atau tidaknya produk. Berdasarkan perhitungan analisa klasifikasi tunggal pada aspek tekstur menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara ketiga sampel. Berdasarkan dari, hasil uji tukey pada Tabel 4.7 dan analisis varians pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa masing-masing sampel eksperimen memiliki perbedaan yang signifikan pada aspek tekstur. Pada sampel A memiliki skor rata-rata 3,39 dengan kriteria tekstur onde-onde ceplis getas. Sampek B memiliki skor rata-rata 2,83 pada onde-onde ceplis dengan kriteria tekstur cukup getas dan sampel C memiliki rata-rata 2,06 pada kriteria tekstur kurang getas. Pada aspek tekstur Fhitung27,86> Ftabel3,28 maka ada perbedaan yang signifikan. Pada sampel A memiliki tekstur yang paling naik yaitu getas. Hal ini disebabkan semakin banyak adonan mengandung air, maka makanan akan semakin kurang renyah atau keras (Soemarmo, 2005). Kandungan air yang terdapat pada tepung ubi jalar kuning yaitu 68,50 g (Suprapti, 2003). Sehingga makin banyak ubi jalar kuning yang diberikan maka akan semakin tidak keras tekstur onde-onde ceplis hasil eksperimen. Kandungan air yang terdapat pada ubi jalar, juga dipengaruhi oleh kandungan pati yang terdapat di dalam tepung ubi jalar kuning. Pada aspek tekstur, karbohidrat merupakan peranan penting dalam pembentukan tekstur (Tina Aprilianti, 2010:30). Pada umumnya onde-onde ceplis menghasilkan adonan mengembang saat digoreng serta bertekstur getas dan ringan. Oleh

118 102 sebab semakin banyak penggunaan tepung ubi jalar kuning kedalam adonan onde-onde ceplis maka tekstur yang diperoleh akan semakin kurang getas. Hal tersebut yang menyebabkan adanya perbedaan kualitas pada aspek tekstur onde-onde ceplis per sampel Pembahasan Hasil Uji Kesukaan Berdasarkan hasil kesukaan dari 80 panelis tidak terlatih, panelis menunjukkan bahwa ada tingkat kesukaan dari tiga sampel onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning. Tingkat kesukaan masyarakat terhadap onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning pada aspek warna, aroma, rasa dan tekstur sangat menyukai onde-onde ceplis sampel A dengan prosentase 81,41% dengan kriteria sangat disukai (SS). Panelis sangat menyukai sampel A karena memiliki kriteria warna coklat kekuningan, aroma khas nyata, rasa gurih dan tekstur yang getas pada onde-onde ceplis. Tingkat kesukaan terhadap sampel B pada aspek warna, aroma, rasa, tekstur memiliki prosentase 78,75% dengan kriteria disukai (S) karena memiliki warna coklat muda, aroma cukup nyata, rasa cukup gurih dan tekstur cukup getas pada produk onde-onde ceplis. Tingkat kesukaan terhadap sampel C pada aspek warna, aroma, rasa, tekstur memiliki prosentase 78,67% dengan kriteria disukai (S) karena memiliki warna coklat, aroma kurang nyata, rasa kurang nyata dan tekstur kurang getas.

119 Pembahasan Uji Kimiawi Pada data hasil uji kimiawi yang didapat pada onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning pada kandungan gizi serat dari masing-masing sampel A memiliki kandungan serat 6,05%, sampel B 6,28% dan sampel C 6,38%. Dari kandungan gizi serat sampel A, B dan C memiliki kandungan gizi seratyang semakin meningkat jumlahnya, karena onde-onde ceplis hanya mengandung serat pada tepung ketan yaitu sebesar 0,4 g, sehingga apabila ditambah tepung ubi jalar kuning maka kandungan gizi serat akan bertambah. Kandungan gizi betakaroten pada masing-masing sampel A memiliki kandungan betakaroten 1005,39 Mikro.g/100g, sampel B 1322,49 Mikro.g/100g dan sampel C 1549,62 Mikro.g/100g. Kandungan gizi betakaroten sampel A, B dan C memiliki kandungan gizi betakaroten yang semakin meningkat jumlahnya. Hal ini disebabkan onde-onde ceplis tidak memiliki kandungan betakaroten, sehingga tepung ubi jalar kuning memiliki tujuan untuk menambah kandungan betakaroten pada onde-onde ceplis tersebut. Untuk kandungan gizi kalsium pada masing-masing sampel A memiliki kalsium 1,22%, sampel B memiliki kandungan kalsium 1,34% dan sampel C 1,45%. Pada kandungan gizi kalsium menunjukkan semakin bertambah jumlahnya apabila ditambahkan tepung ubi jalar kuning pada onde-onde ceplis. Selain itu tidak ada kandungan gizi kalsium pada onde-onde ceplis, maka ditambahkannya tepung ubi jalar kuning bisa menunjang kandungan gizi kalsium pada onde-onde ceplis.

120 104 Dari hasil kandungan gizi onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning yang telah diujikan, maka kandungan gizi serat, betakaroten dan kalsium pada sampel A, B dan C yang terdapat didalam onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning bisa menambah kandungan gizi serat, betakaroten dan kalsium karena adanya penambahan tepung ubi jalar kuning pada pembuatan onde-onde ceplis. Pada aspek warna sampel A, B dan C mengandung pigmen yang terdapat pada warna kuning ubi yaitu betakaroten, sehingga dapat menambah kandungan betakaroten yang ada di dalam onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning. Selain itu karena adanya pigmen karoten yang mana karoten tersebut merupakan provitamin A yang dapat menyebabkan perbedaan sifat sengsoris yang dapat menyebabkan warna produk olahannya. Dapat disimpulkan bahwa aspek warna terbaik yaitu pada sampel A dengan warna coklat kekuningan, sampel B coklat muda dan sampel C dengan warna coklat. Jadi semakin banyak penggunaan tepung ubi jalar kuning akan mempengaruhi warna pada onde-onde ceplis per sampelnya. Aspek aroma sampel A, B dan C dapat berbeda-beda karena adanya kandungan glukosa ubi jalar kuning yang dapat mempengaruhi aroma onde-onde ceplis per sampel. Di dalam penelitian ini aroma yang paling kuat yaitu sampel A dengan aroma khas nyata, kemudian sampel B dengan aroma cukup nyata dan sampel C dengan aroma kurang nyata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan tepung ubi jalar kuning akan memberikan aroma yang berbeda-beda per sampel.

121 105 Pada aspek rasa sampel A, B dan C dapat berbeda dengan adanya kandungan glukosa ubi jalar kuning yang dapat menimbulkan rasa yang khas terutama dengan ditambahkannya gula dan kuning telur. Dari hasil penelitian, rasa yang terbaik yaitu sampel A dengan rasa gurih, sampel B dengan rasa cukup gurih dan sampel C dengan rasa kurang gurih. Dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung ubi jalar kuning dapat mempengaruhi rasa onde-onde ceplis. Aspek tekstur pada sampel A, B dan C dapat berbeda-beda karena adanya kandungan air yang terdapat didalam ubi jalar kuning sehingga dapat mempengaruhi tekstur. Semakin banyak penambahan tepung ubi jalar kuning maka akan membuat adonan semakin tidak keras atau kurang renyah. Oleh sebab itu tekstur terbaik yaitu sampel A dengan kriteria tekstur getas, sampel B cukup getas dan sampel C kurang getas. Dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung ubi jalar kuning dapat berpengaruh pada ondeonde ceplis.

122 106 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan berikut : Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai Ada perbedaan kualitas onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuningdengan prosentase 10%, 20% dan 30% hasil eksperimen ditinjau dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur. Perbedaannya terletak pada sampel A yaitu ondeonde ceplis menggunakan tepung ketan 90% dan tepung ubi jalar kuning 10% memiliki kualitas baik dengan kriteria warna coklat kekuningan, aroma khas, rasa gurih dan tekstur getas. Sampel B yaitu onde-onde ceplis yang menggunakan tepung ketan 80% dan tepung ubi jalar kuning 20% memiliki kualitas cukup baik dengan kriteria warna coklat muda, aroma cukup khas, rasa cukup gurih dan tekstur cukup getas. Pada sampel C yaitu onde-onde ceplis menggunakan tepung ketan 70% dan tepung ubi jalar kuning 30% memiliki kualitas kurang baik dengan kriteria warna coklat, aroma kurang khas, rasa kurang gurih dan tekstur kurang getas Tingkat kesukaan masyarakat terhadap onde-onde ceplis sampel A 81,41% dengan kriteria sangat disukai, sampel B 78,75% kriteria disukai dan sampel C 78,67% disukai.

123 Hasil uji kimiawi onde-onde ceplis sampel A memiliki kandungan serat 6,05%, betakaroten 1005,39 Mikro,g/100g dan kalsium 1,22%. Sampel B memiliki kandungan serat 6,28%, betakaroten 1322,49 Mikro.g/100g dan kalsium 1,34%. Sampel C memiliki kandungan serat 6,38%, betakaroten 1549,62 Mikro.g/100g dan kalsium 1,45%. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut: Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pembuatan tepung ubi jalar kuning yang bisa menghasilkan tekstur getas dan gurih pada onde-onde ceplis.

124 109 DAFTAR PUSTAKA Murtiningsih dan Suyanti Membuat Tepung Umbi dan Variasi Olahannya. Jakarta : Agro Media Pustaka. Ir. Arman Moenek Penyuluhan Tanaman Umbi-umbian Panen dan Pasca Panen. Jakarta Sekar Manfaat Umbi dan Rimpang Bagi Tubuh Kita. Yogyakarta : Siklus. Latifah Nur Aisyah Kandungan Betakaroten, Protein, Kalsium dan Uji Kesukaan Crackers dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipoemea Batatas L). Jurnal Penelitian Universitas Diponegoro Semarang. Erawati dan Cristina Mumpuni Kendali Stabilitas Betakaroten Selama Proses Produksi Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipoemea Batatas L). Jurnal Institut Pertanian Bogor. Carla Maharani Aneka Kue Kering Pengisi Stoples. Jakarta M. Sholeh Teknologi Tepat Guna. Surakarta. Hembing Wijayakusuma mausehat.wordpress.com. diakses 25 Februari 2015 jam Bhatara Karya Aksara Daftar Komposisi Bahan Makana

125 110 ]n. Jakarta : Direktorat Gizi Dep. Kesehatan RI. Standar Nasional Indonesia Biskuit dan kue kering. Pusat Standarisasi Industri Departemen Perindustrian. Standarisasi Nasional Indonesia No : Tepung Ketan Putih. Badan Standarisasi Nasional Jakarta. Standarisasi Nasional Indonesia No : Telur Ayam. Badan Standarisasi Nasional Jakarta. Bambang Kartika Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta. Mujiyanto Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : UNNES. Sudjana Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Sudjana Desain dan Analisis Eksperimen Edisi IV. Bandung : Tarsito. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono Statiska untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sulistyawati, Analisis Mutu Pangan. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Semarang. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Ingabire Marie Rose, Comparison of the Nutrient composition of four sweet potato varieties cultivated in Rwanda. America Journal of Food and Nutritions.

126 111 Ni Wayan Sukerti, Kendali Stabilitas Betakaroten Selama Proses Produksi Tepung Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L). Jawa Barat : MT. Agriculture Technologi. Tina Apriliyanti, Kajian Sifat Fisiokimia dan Sensori Tepung Ubi Jalar dengan Variasi Proses Pengeringan. Surakarta : Jurnal UNS. S. Sulaksono Diakses Rabu, 13 Januari 2016 jam S. Sulaksono kesehatan-tubuh.html Diakses Rabu, 13 Januari 2016 jam 12.35

127 112 Lampiran 1 FORMULIR WAWANCARA SELEKSI CALON PANELIS Nama / NIM : Tanggal seleksi : No. Hp : Petunjuk : Dihadapan saudara disajikan lembar wawancara calon panelis, saudara diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan berdasarkan pengetahuan saudara dan keadaan yang sebenar-benarnya. Saudara diminta memberikan tanda silang ( ) pada alternatif jawaban yang sesuai. Atas kesediaan dan bantuannya saya ucapkan terima kasih. Pertanyaan : 1. Apakah saudara bersedia menjadi calon panelis? a. Ya, bersedia b. Tidak bersedia 2. Apakah saudara bersedia meluangkan waktu untuk menjadi calon panelis? a. Ya, bersedia b. Tidak bersedia 3. Apakah saudara saat ini dalam keadaan sehat? a. Ya b. Tidak 4. Apakah saudara saat ini menderita gangguan penglihatan? a. Tidak b. Ya

128 Apakah saudara menderita gangguan kesehatan mulut (seperti sariawan, sakit gigi, dsb) dalam satu bulan terakhir? a. Tidak b. Ya 6. Apakah saudara menderita gangguan pernafasan (flu, pilek) dalam satu bulan terakhir? a. Tidak b. Ya 7. Apakah saudara merokok? a. Tidak b. Ya ( 0-2 kali/hari; 3-5 kali/hari ; > 5 kali/hari) *Coret yang tidak perlu Peneliti, Aprikaviana Giliestyaningrum

129 114 Lampiran 2 DAFTAR NAMA CALON PANELIS YANG MENGIKUTI SELEKSI WAWANCARA No. Nama No. Nama 1. Erna Wulandari 16. Dessy 2. Labaika Rabbani 17. Agus Dwi Cahyo 3. Mu afifah Wilis 18. Laili Ana 4. Wahyu Budilistian 19. Ditta Anggita 5. Eti Priyani 20. Putra 6. Kurniasih Dewi 21. Stella Septianarta 7. Septiani 22. Ika Wijayanti 8. Wikan Wicaksono 23. Ragil Siwi 9. Diana Pratama 24. Mia 10. Nurida Oktavia 25. Aditya 11. Bekti Luhur 26. Ummi 12. Dina 27. Ilya Annisa 13. Dyah Intan R 28. Die Wahyu 14. Puji Lestari 29. Misriyani 15. Ulin 30. Fisty Orilia Sari

130 115 Lampiran 3 DAFTAR HASIL WAWANCARA SELEKSI CALON PANELIS Keterangan : yang diterima menjadi panelis 24 orang

131 116 Lampiran 4 DAFTAR NAMA CALON PANELIS No. Nama No. Nama 1. Erna Wulandari 16. Ditta Anggita 2. Labaika Rabbani 17. Putra 3. Mu afifah Wilis 18. Stella Septianarta 4. Eti Priyani 19. Ika Wijayanti 5. Kurniasih Dewi 20. Ragil Siwi 6. Septiani 21. Aditya 7. Wikan Wicaksono 22. Ummi 8. Diana Pratama 23. Ilya Annisa 9. Nurida Oktavia 24. Misriyani 10. Dina 11. Dyah Intan R 12. Puji Lestari 13. Ulin 14. Dessy 15. Laili Ana

132 117 Lampiran 5 FORMULIR PENYARINGAN CALON PANELIS Nama Calon Panelis : NIM : Tanggal Penilaian : Bahan : Onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning Petunjuk : Dimohon kesediaan saudara untuk dapat memusatkan perhatian dalam menilai 4 macam sampel onde-onde ceplis dengan 4 kode yang berbeda. Saudara diminta mengurutkan warna onde-onde ceplis dari warna muda sampai warna tua, tingkat kegetasan onde-onde ceplis, aroma onde-onde ceplis dan mengurutkan rasa gurih pada onde-onde ceplis. Caranya dengan memberi tanda check ( ) sesuai pada kolom lembar penilaian. Setelah mencicipi dan menilai satu sampel onde-onde ceplis, diharapkan saudara meminum air putih terlebih dahulu untuk kemudian mencoba sampel berikutnya sampai selesai. Kesediaan dan kejujuran saudara sangat berguna untuk menyelesaikan Skripsi sebagai syarat untuk kelulusan Prodi PKK S1 Konsentrasi Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Atas kerjasama saudara kami ucapkan terima kasih. Semarang, Peneliti Aprikaviana Giliestyaningrum NIM

133 118 LEMBAR PENILAIAN PENYARINGAN 1 No. Aspek Penilaian Kriteria 1. Rasa Gurih Cukup Gurih Kurang Gurih Tidak Gurih 2. Aroma Nyata Cukup Nyata Kurang Nyata Tidak Nyata 3. Tekstur Getas Cukup Getas Kurang Getas Keras 4. Warna Coklat kekuningan Coklat muda Coklat Coklat tua Sampel

134 119 LEMBAR PENILAIAN PENYARINGAN 2 No. Aspek Penilaian Kriteria 1. Rasa Gurih Cukup Gurih Kurang Gurih Tidak Gurih 2. Aroma Nyata Cukup Nyata Kurang Nyata Tidak Nyata 3. Tekstur Getas Cukup Getas Kurang Getas Keras 4. Warna Coklat kekuningan Coklat muda Coklat Coklat tua Sampel

135 120 LEMBAR PENILAIAN PENYARINGAN 3 No. Aspek Penilaian Kriteria 1. Rasa Gurih Cukup Gurih Kurang Gurih Tidak Gurih 2. Aroma Nyata Cukup Nyata Kurang Nyata Tidak Nyata 3. Tekstur Getas Cukup Getas Kurang Getas Keras 4. Warna Coklat kekuningan Coklat muda Coklat Coklat tua Sampel

136 121 LEMBAR PENILAIAN PENYARINGAN 4 No. Aspek Penilaian Kriteria 1. Rasa Gurih Cukup Gurih Kurang Gurih Tidak Gurih 2. Aroma Nyata Cukup Nyata Kurang Nyata Tidak Nyata 3. Tekstur Getas Cukup Getas Kurang Getas Keras 4. Warna Coklat kekuningan Coklat muda Coklat Coklat tua Sampel

137 122 LEMBAR PENILAIAN PENYARINGAN 5 No. Aspek Penilaian Kriteria 1. Rasa Gurih Cukup Gurih Kurang Gurih Tidak Gurih 2. Aroma Nyata Cukup Nyata Kurang Nyata Tidak Nyata 3. Tekstur Getas Cukup Getas Kurang Getas Keras 4. Warna Coklat kekuningan Coklat muda Coklat Coklat tua Sampel

138 123 LEMBAR PENILAIAN PENYARINGAN 6 No. Aspek Penilaian Kriteria 1. Rasa Gurih Cukup Gurih Kurang Gurih Tidak Gurih 2. Aroma Nyata Cukup Nyata Kurang Nyata Tidak Nyata 3. Tekstur Getas Cukup Getas Kurang Getas Keras 4. Warna Coklat kekuningan Coklat muda Coklat Coklat tua Sampel

139 124 Lampiran 6 HASIL PENILAIAN CALON PANELIS PADA TAHAP PENYARINGAN

140 125

141 126 Lampiran 7 DAFTAR NAMA CALON PANELIS YANG LOLOS TAHAP PENYARINGAN No. Nama No. Nama 1. Erna Wulandari 11. Ulin 2. Labaika Rabbani 12. Dessy 3. Mu afifah Wilis 13. Ditta Anggita 4. Septiani 14. Stella Septianarta 5. Wikan Wicaksono 15. Ika Wijayanti 6. Diana Pratama 16. Ragil Siwi 7. Nurida Oktavia 17. Ummi 8. Dina 18. Ilya Annisa 9. Dyah Intan R 10. Puji Lestari

142 127 Lampiran 8 FORMULIR PELATIHAN CALON PANELIS Nama/NIM : No.HP : Tanggal Penilaian : el Produk : Onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning Di hadapan saudara disajikan 4 sampel onde-onde ceplis dengan kode yang berbeda. Saudara diminta menilai berdasarkan kriteria aspek rasa, aroma, tekstur dan warna dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia. Setiap tanda cek ( ) akan memberikan penilaian terhadap setiap sampel. Sebelum dan sesudah mencicipi sample, saudara diminta untuk meminum air putih terlebih dahulu dan selanjutnya memberikan penilaian. Pernyataan yang sebenar-benarnya dari saudara pribadi akan sangat membantu peneliti. Atas kerja sama saudara, peneliti mengucapkan terima kasih. Peneliti Aprikaviana Giliestyaningrum NIM

143 128 Lembar Penilaian I No. Aspek Penilaian Kriteria Skor Sampel Rasa gurih onde-onde ceplis a. Gurih b. Cukup Gurih c. Kurang gurih d. Tidak gurih Aroma ubi jalar kuning 3 Tekstur Onde-onde ceplis 4 Warna Onde-onde ceplis a. Nyata b. Cukup nyata c. Kurang nyata d. Tidak nyata a. Getas b. Cukup getas c. Kurang getas d. Keras a. Coklat kekuningan b. Coklat muda c. Coklat d. Coklat tua

144 129 Lembar Penilaian 2 No. Aspek Penilaian Kriteria Skor Sampel Rasa gurih onde-onde ceplis a. Gurih b. Cukup Gurih c. Kurang gurih d. Tidak gurih Aroma ubi jalar kuning a. Nyata b. Cukup nyata c. Kurang nyata d. Tidak nyata Tekstur Onde-onde ceplis a. Getas b. Cukup getas c. Kurang getas d. Keras Warna Onde-onde ceplis a. Coklat kekuningan b. Coklat muda c. Coklat d. Coklat tua

145 130 Lembar Penilaian 3 No. Aspek Penilaian Kriteria Skor Sampel Rasa gurih onde-onde ceplis a. Gurih b. Cukup Gurih c. Kurang gurih d. Tidak gurih Aroma ubi jalar kuning 3 Tekstur Onde-onde ceplis 4 Warna Onde-onde ceplis a. Nyata b. Cukup nyata c. Kurang nyata d. Tidak nyata a. Getas b. Cukup getas c. Kurang getas d. Keras a. Coklat kekuningan b. Coklat muda c. Coklat d. Coklat tua

146 131 Lembar Penilaian 4 No. Aspek Penilaian Kriteria Skor Sampel Rasa gurih onde-onde ceplis a. Gurih b. Cukup Gurih c. Kurang gurih d. Tidak gurih Aroma ubi jalar kuning 3 Tekstur Onde-onde ceplis 4 Warna Onde-onde ceplis a. Nyata b. Cukup nyata c. Kurang nyata d. Tidak nyata a. Getas b. Cukup getas c. Kurang getas d. Keras a. Coklat kekuningan b. Coklat muda c. Coklat d. Coklat tua

147 132 Lembar Penilaian 5 No. Aspek Penilaian Kriteria Skor Sampel Rasa gurih onde-onde ceplis a. Gurih b. Cukup Gurih c. Kurang gurih d. Tidak gurih Aroma ubi jalar kuning 3 Tekstur Onde-onde ceplis 4 Warna Onde-onde ceplis a. Nyata b. Cukup nyata c. Kurang nyata d. Tidak nyata a. Getas b. Cukup getas c. Kurang getas d. Keras a. Coklat kekuningan b. Coklat muda c. Coklat d. Coklat tua

148 133 Lembar Penilaian 6 No. Aspek Penilaian Kriteria Skor Sampel Rasa gurih onde-onde ceplis a. Gurih b. Cukup Gurih c. Kurang gurih d. Tidak gurih Aroma ubi jalar kuning a. Nyata b. Cukup nyata c. Kurang nyata d. Tidak nyata Tekstur Onde-onde ceplis a. Getas b. Cukup getas c. Kurang getas d. Keras Warna Onde-onde ceplis a. Coklat kekuningan b. Coklat muda c. Coklat d. Coklat tua

149 134 Lampiran 9 HASIL TABULASI DATA CALON PANELIS TAHAP PELATIHAN

150 135

151 136

152 137 Lampiran 10 HASIL TABULASI DATA CALON PANELIS TAHAP RELIABILITAS

153 138

154 139

155 140

156 Lampiran

157 142 DAFTAR NAMA CALON PANELIS YANG LOLOS TAHAP PELATIHAN No. Nama No. Nama 1. Erna Wulandari 11. Ulin 2. Labaika Rabbani 12. Dessy 3. Mu afifah Wilis 13. Ditta Anggita 4. Septiani 14. Stella Septianarta 5. Wikan Wicaksono 15. Ika Wijayanti 6. Diana Pratama 16. Ragil Siwi 7. Nurida Oktavia 17. Ummi 8. Dina 18. Ilya Annisa 9. Dyah Intan R 10. Puji Lestari Lampiran 12

158 143 FORMULIR UJI INDERAWI Nama/No Hp : NIM : Tanggal Penilaian : el Produk : Onde-onde ceplis tepung ketan substitusi tepung ubi jalar kuning Di hadapan saudara disajikan 3 sampel onde-onde ceplis. Saudara diminta menilai berdasarkan kriteria aspek warna, aroma, tekstur getas, rasa gurih dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia. Setiap tanda cek ( ) akan memberikan penilaian terhadap setiap sampel. Sebelum dan sesudah mencicipi sample, saudara diminta untuk meminum air putih terlebih dahulu dan selanjutnya memberikan penilaian. Pernyataan yang sebenar-benarnya dari saudara pribadi akan sangat membantu peneliti. Atas kerja sama saudara, peneliti mengucapkan terima kasih. Peneliti Lembar Penilaian Uji Indrawi Aprikaviana Giliestyaningrum

159 144 No. Aspek Penilaian Kriteria Skor Sampel Rasa onde-onde ceplis a. Gurih b. Cukup Gurih c. Kurang gurih d. Tidak gurih Aroma ubi jalar kuning 3 Tekstur Onde-onde ceplis 4 Warna Onde-onde ceplis a. Nyata b. Cukup nyata c. Kurang nyata d. Tidak nyata a. Getas b. Cukup getas c. Kurang getas d. Keras a. Coklat kekuningan b. Coklat muda c. Coklat d. Coklat tua Lampiran 13

160 HASIL ANALISIS VARIAN TUNGGAL 145

161 146

162 147

163 148

164 149

165 150

166 151

167 152

168 153

169 154

170 155

171 156

172 157

173 158

174 159

175 160

176 161

177 162

178 163

179 164

180 165

181 166

182 167

183 168 Lampiran 14 DAFTAR NAMA PANELIS TIDAK TERLATIH

184 169 Lampiran 15 FORMULIR UJI KESUKAAN Nama : NIM / NIP : L/P : Usia : Tanggal : Sampel : Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Dihadapan saudara disajikan tiga (3) sampel Onde-onde Ceplis Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning. Saudara dimohon untuk memberikan penilaian terhadap ketiga sampel abon kulit pisang sesuai dengan tingkat kesukaan saudara. Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Nilai 4 : Kurang suka : Cukup suka : Suka : Sangat Suka Peneliti, Aprikaviana Giliestyaningrum

185 170 Lembar Penilaian No. Aspek yang dinilai No kode Nilai 1. Warna Aroma Rasa Tekstur

186 Lampiran

187 172

188 173

189 174 Lampiran 17 HASIL UJI KIMIAWI

190 175 Lampiran 18 FOTO PROSES PENGAMBILAN DATA UJI INDERAWI

PERBEDAAN KUALITAS ONDE-ONDE CEPLIS TEPUNG KETAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING VARIETAS JAGO

PERBEDAAN KUALITAS ONDE-ONDE CEPLIS TEPUNG KETAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING VARIETAS JAGO PERBEDAAN KUALITAS ONDE-ONDE CEPLIS TEPUNG KETAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING VARIETAS JAGO Skripsi diajukan sebagai salah satu persyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PKK

Lebih terperinci

PEMBUATAN NASTAR KOMPOSIT TEPUNG UBI JALAR KUNING (Ipomoea Batatas L) VARIETAS JAGO

PEMBUATAN NASTAR KOMPOSIT TEPUNG UBI JALAR KUNING (Ipomoea Batatas L) VARIETAS JAGO PEMBUATAN NASTAR KOMPOSIT TEPUNG UBI JALAR KUNING (Ipomoea Batatas L) VARIETAS JAGO SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kesejahteraan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERBEDAAN KUALITAS EGG ROLL TEPUNG BIJI KELUWIH DAN TEPUNG TAPIOKA DENGAN PERBANDINGAN BERBEDA SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

EKSPERIMEN PEMBUATAN WINGKO MENGGUNAKAN BAHAN DASAR CAMPURAN JAGUNG MANIS DENGAN TEPUNG KETAN

EKSPERIMEN PEMBUATAN WINGKO MENGGUNAKAN BAHAN DASAR CAMPURAN JAGUNG MANIS DENGAN TEPUNG KETAN EKSPERIMEN PEMBUATAN WINGKO MENGGUNAKAN BAHAN DASAR CAMPURAN JAGUNG MANIS DENGAN TEPUNG KETAN Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumping Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di Indonesia sumping dikenal dengan kue nagasari. Sumping umumnya dibuat dari tepung beras, santan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kue Bolu Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula, lemak, dan telur. Menurut Donald (2013), kue bolu merupakan produk yang di hasilkan dari tepung terigu

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

EKSPERIMEN PEMBUATAN DODOL BIJI NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPHYLLUS) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BERAS KETAN YANG BERBEDA

EKSPERIMEN PEMBUATAN DODOL BIJI NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPHYLLUS) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BERAS KETAN YANG BERBEDA EKSPERIMEN PEMBUATAN DODOL BIJI NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPHYLLUS) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BERAS KETAN YANG BERBEDA Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ampas Tahu Ampas tahu merupakan limbah dari pembuatan tahu. Bahan utama pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan protein sekitar 33-42% dan kadar

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG Qanytah Tepung jagung merupakan butiran-butiran halus yang berasal dari jagung kering yang dihancurkan. Pengolahan jagung menjadi bentuk tepung lebih dianjurkan dibanding produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR Oleh : Gusti Setiavani, STP. MP Ubi Jalar merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Provinsi Sumatera Utara. Ubi jalar merupakan salah satu jenis makanan yang mampu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program

Lebih terperinci

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA Agus Budiyanto, Abdullah bin Arif dan Nur Richana Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian n Disampaikan Pada Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional 2016

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi Gizi Beras Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan makanan pokok, beras dapat digantikan/disubsitusi oleh bahan makanan lainnya, namun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Durian (Durio zibethinus Murr.) adalah salah satu buah yang sangat popular

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Durian (Durio zibethinus Murr.) adalah salah satu buah yang sangat popular 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Durian Durian (Durio zibethinus Murr.) adalah salah satu buah yang sangat popular di Indonesia. Buah dengan julukan The King of Fruits ini termasuk dalam famili Bombaccaceae

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ubi jalar adalah tanaman yang tumbuh menjalar di dalam tanah dan menghasilkan umbi. Ubi jalar dapat di tanam pada lahan yang kurang subur, dengan catatan tanah tersebut

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Susy Lesmayati 1 dan Retno Endrasari 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan 2 Balai

Lebih terperinci

Sutomo, B

Sutomo, B Baking Soda dan Baking Powder, kedua bahan ini memiliki bentuk fisik berupa tepung berwarna putih dan memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai bahan pengembang. Cara kerjanya adalah ketika bahan ini bertemu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENGOLAHAN TEPUNG CASSAVA UNTUK WIRAUSAHA

PENGEMBANGAN PENGOLAHAN TEPUNG CASSAVA UNTUK WIRAUSAHA PENGEMBANGAN PENGOLAHAN TEPUNG CASSAVA UNTUK WIRAUSAHA Oleh: Rizqie Auliana Disampaikan dalam kegiatan pelatihan kewirausahaan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Masyarakat Yogyakarta, 10 September 2013

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS GULA TERHADAP KUALITAS KUE KEMBANG GOYANG TEPUNG KACANG HIJAU

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS GULA TERHADAP KUALITAS KUE KEMBANG GOYANG TEPUNG KACANG HIJAU PENGARUH PENGGUNAAN JENIS GULA TERHADAP KUALITAS KUE KEMBANG GOYANG TEPUNG KACANG HIJAU Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Gandum merupakan salah satu tanaman biji-bijian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis) Kluwih merupakan kerabat dari sukun yang dikenal pula dengan nama timbul atau kulur. Kluwih dianggap sama dengan buah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT UDANG (Penaeus sp) UNTUK PENGANEKARAGAMAN MAKANAN RINGAN BERBENTUK STICK Tri Rosandari dan Indah Novita Rachman Program Studi Teknoogi Industri Pertanian Institut Teknologi Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tapioka Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kandungan gizi utama pada ubi jalar adalah karbohidrat sebanyak 75-90% berat kering ubi merupakan gabungan dari pati, gula, dan serat seperti selulosa, hemiselulosa,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di Indonesia adalah kue talam. Kue ini merupakan kue yang berbahan dasar tepung beras dan tepung

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. terpenting, selain gandum dan padi. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. terpenting, selain gandum dan padi. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman TINJAUAN PUSTAKA Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim yang mempunya batang berbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen, metode ini ditempuh dalam pembuatan Chiffon cake dengan subtitusi tepung kulit singkong 0%, 5%, 10%,

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN TEPUNG KULIT TAUGE KACANG HIJAU SEBAGAI CAMPURAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS COOKIES SKRIPSI

STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN TEPUNG KULIT TAUGE KACANG HIJAU SEBAGAI CAMPURAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS COOKIES SKRIPSI STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN TEPUNG KULIT TAUGE KACANG HIJAU SEBAGAI CAMPURAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS COOKIES SKRIPSI Untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang tumbuk (mashed potato) adalah kentang yang dihaluskan dan diolah lebih lanjut untuk dihidangkan sebagai makanan pendamping. Di Italia mashed potato disajikan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis umbi-umbian yang belum

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis umbi-umbian yang belum I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat

Lebih terperinci

PEMBUATAN NASTAR KOMPOSIT TEPUNG UBI JALAR KUNING (Ipomoea Batatas L) VARIETAS JAGO

PEMBUATAN NASTAR KOMPOSIT TEPUNG UBI JALAR KUNING (Ipomoea Batatas L) VARIETAS JAGO PEMBUATAN NASTAR KOMPOSIT TEPUNG UBI JALAR KUNING (Ipomoea Batatas L) VARIETAS JAGO SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kesejahteraan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan 14 BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi Penelitian Penelitian substitusi tepung suweg terhadap mie kering ditinjau dari daya putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

Lebih terperinci

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Cookies Cookies (kue kering) adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung protein rendah. Proses pembuatan cookies dengan cara dipanggang hingga keras namun masih renyah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uji Post Hoc One Way Anova Rendemen Kelolosan Tepung Bengkuang "Lokal 1" dan "Lokal 2 dengan Berbagai Perlakuan Pretreatment

Lampiran 1. Uji Post Hoc One Way Anova Rendemen Kelolosan Tepung Bengkuang Lokal 1 dan Lokal 2 dengan Berbagai Perlakuan Pretreatment 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Uji Post Hoc One Way Anova Rendemen Kelolosan Tepung Bengkuang "Lokal 1" dan "Lokal 2 dengan Berbagai Perlakuan Pretreatment Rendemen_Kelolosan N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 6 91.03550

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Negara Indonesia ini mempunyai kekayaan alam yang melimpah terutama pada jenis tanaman pangan lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sukun (Arthocarpus altilis) merupakan tumbuhan yang terdapat di kawasan tropika dan banyak dibudidayakan di pulau jawa maupun luar jawa, buah sukun menghasilkan

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK 1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK Dyah Purwaningsih Staff Jurdik Kimia FMIPA UNY A. PENDAHULUAN Di tengah semakin melambungnya harga kedelai, kacang koro atau benguk diyakini mampu menjadi bahan

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP Bengkuang merupakan buah yang kaya akan zat gizi yang mempunyai peranan yang penting untuk kesehatan terutama vitamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman

Lebih terperinci

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Tuesday, 22 September 2009 21:05 Last Updated Tuesday, 22 September 2009 21:14 Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Berbagai macam hidangan disajikan di Hari Raya Lebaran, tidak ketinggalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biskuit Menurut SNI 2973-2011, biskuit merupakan salah satu produk makanan kering yang dibuat dengan cara memanggang adonan yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu atau

Lebih terperinci

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi

Lebih terperinci

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung memiliki nutrisi yang lebih komplek dibandingkan dengan beras. Jagung sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerupuk Kerupuk merupakan jenis makanan kering dengan bahan baku tepung tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa misalnya, kerupuk udang, kerupuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaannya termasuk kekayaan tentang makanan tradisional, banyak makanan tradisional yang tidak dijumpai di negara lain

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk HASIL DAN PEMBAHASAN Peubah yang diamati dalam penelitian ini, seperti kadar air, uji proksimat serka kadar kalsium dan fosfor diukur pada kerupuk mentah kering, kecuali rendemen. Rendemen diukur pada

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk mie yang dikeringkan hingga mencapai kadar air sekitar 8-10% (Mulyadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk mie yang dikeringkan hingga mencapai kadar air sekitar 8-10% (Mulyadi 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mie kering Mie adalah produk olahan makanan yang berbahan dasar tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan (Faridah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman labu kuning (waluh) merupakan suatu jenis buah yang termasuk kedalam familia Cucurbitaceae, termasuk tanaman semusim yang sekali berbuah langsung mati. Labu

Lebih terperinci

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT Oleh : ENDANG SUPRIYATI, SE KETUA KWT MURAKABI ALAMAT: Dusun Kenteng, Desa Puntukrejo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. APA YANG ADA dibenak dan PIKIRAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biskuit merupakan makanan kecil (snack) yang termasuk ke dalam kue kering dengan kadar air rendah, berukuran kecil, dan manis. Dalam pembuatan biskuit digunakan bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gembili Menurut Nur Richana (2012), gembili diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh- tumbuhan) Divisio : Magnoliophyta ( tumbuhan berbiji

Lebih terperinci

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Ainun Mardhiah 1* dan Marlina Fitrika 2 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) I PENDAHULUAN Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TEMPE MENDOAN BERBAGAI RASA DISUSUN OLEH : NAMA : REENATO GILANG NIM : 11.11.5583 KELAS : 11-S1 TI-14 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012/2013 ABSTRAK Pada saat ini,sedang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Untuk mengurangi ketergantungan terhadap terigu dan pengembangan pangan yang berbasis

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang I PENDAHULUAN Cookies merupakan salah satu produk yang banyak menggunakan tepung. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang dihasilkan. Tepung kacang koro dan tepung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman umbi umbian yang dikenal luas di masyarakat Indonesia. Pada tahun 2013 produksi singkong di Indonesia mencapai 23 juta ton

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur TINJAUAN PUSTAKA Tempe Tempe adalah bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai atau jenis kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Mempunyai

Lebih terperinci