TERMOREGULASI 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TERMOREGULASI 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 1"

Transkripsi

1 TERMOREGULASI DIVISI FISIOLOGI DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 1

2 Pengaturan keseimbangan total energi tubuh Energi yang dihasilkan selama reaksi kimia muncul sebagai panas tubuh atau kerja (by product dari proses metabolisme) Total Penggunaan Energi = Produksi panas tubuh + Kerja luar + Energi yang disimpan Heat Productian Food types Per gram of food Per liter of O 2 consumed Per liter of CO 2 produced Carbohydrates Fat Proteins (to urea) /12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 2

3 KESEIMBANGAN ENERGI TUBUH Energi dari makanan = produksi panas + kerja luar + energi yang disimpan KEADAAN Energi masuk = (produksi panas + kerja luar) Energi masuk > (produksi panas + kerja luar) Energi masuk < (produksi panas + kerja luar) HASIL Energi tubuh akan tetap (lemak tubuh tetap) Energi tubuh meningkat (lemak tubuh meningkat) Energi tubuh menurun (lemak tubuh menurun) 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 3

4 ENERGI MASUK = ENERGI KELUAR Karbohidrat Lemak Protein Kerja Mekanis : Kotraksi otot ; pergerakan sel Reaksi sintesis : Penyimpanan ; membangun jaringan ; fungsi molekul Transport membran : Mineral ; organik ; asam amino Pembangkit dan perambatan signal : Listrik ; kimiawi ; mekanis Produksi panas : Pengaturan suhu ; Inefisiensi reaksi kimia Detoksikasi/Degradasi : Pembentukan urea ; konjugasi ; oksidasi, reduksi 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 4

5 Pengaturan Suhu Suhu Tubuh faktor utama untuk berfungsinya jaringan < 34 o C kehilangan kemampuan termoregulasi o C fibrilasi jantung dan kematian > 45 o C kerusakan otak Homeothermal Poikilothermal Pengaturan suhu tubuh berbeda Suhu tubuh : tergantung dari keseimbangan panas yang masuk dan panas yang keluar 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 5

6 Suhu Tubuh Suhu inti Suhu kulit hampir selalu konstant sesuai suhu lingkungan kecuali demam fungsi kulit sebagai tempat melepaskan panas Faktor-faktor LMB Akt. otot Metab. tamb. Metab. tamb. Metab. tamb. Kerja keras, emosi, dll Rentang normal Dini hari, dll Oral ( C-37 0 C) { { { F 0 C 40 } } } } Kerja keras Emosi, Kerja fisik sedang, dewasa normal, anak-anak aktif Rentang normal biasa Dini hari, cuaca dingin, dll Rektal (0.6 0 C) tiroksin, GH, testostosteron epinef, norepifrin, aktivitas simpatis Aktivitas kimiawi sel-sel

7 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 7

8 Sumber-sumber Panas : Metabolisme }Energi makanan Kerja luar Sumber-sumber luar (lingkungan) Panas 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 8

9 Jenis hewan berdasarkan suhu tubuh: 1. Homeotermi = berdarah panas Menggunakan metabolisme tubuh untuk mengatur suhu dapat bertahan pada rentang suhu yang luas Memiliki insulasi yang baik 2. Poikilotermi = berdarah dingin Suhu tubuh bergantung pada suhu lingkungan Insulasi buruk mencari lingkungan yang cocok dan adaptasi tingkah laku suhu tubuh optimal 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 9

10 BMR homeotherm > poikilotherm Laju metabolisme per kg BB individu kecil > individu besar Rasio luas permukaan/volume hewan kecil > hewan besar Luas permukaan >> kehilangan panas >> Laju metabolisme produksi panas panas dikeluarkan 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 10

11 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 11

12 Lizard Behavioral Thermoregulation 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 12

13 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 13

14 Produksi panas Produk tambahan metabolisme yg utama Sebagian besar dihasilkan di hati, otak, jantung, otot rangka selama kerja Faktor-faktor: LMB dari semua sel tubuh Laju cadangan metabolisme oleh aktivitas otot LCM oleh pengaruh tiroksin, GH, testosteron Metabolisme tambahan oleh efek epinefrin Metabolisme tambahan oleh aktivitas kimia di dalam sel sendiri karena temperature 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 14

15 Kehilangan panas 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 15

16 Panas tubuh dikeluarkan melalui : Radiasi gel. panas infrared (elektromagnetik 5-20 μm) Konveksi Konduksi Evaporasi (keringat, respirasi) Urinasi, defekasi 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 16

17 Radiasi Konduksi Evaporasi} Hilang panas dari kulit ke lingkungan Radiasi: - 60 % dari kehilangan panas total - Dalam bentuk gelombang panas infra merah Konduksi: - Ke benda lain 3% kehilangan panas - 15 % ke udara Konveksi : pemindahan panas dari tubuh melalui konveksi udara diawali konduksi 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 17

18 Sun = most important source of radiant heat: Photons from the sun excite molecules in the atmosphere, warming them by radiant heat. 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 18

19 Kehilangan panas : Panas dari organ dalam dialirkan ke kulit via sirkulasi Faktor-faktor : - Kecepatan konduksi panas ke kulit - Kecepatan penghantaran panas dari kulit ke sekitarnya Insulator : Kulit, jaringan subkutan, terutama lemak dari jaringan subkutan sehingga tidak efektif untuk distribusi panas konduktivitas thermal yg rendah 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 19

20 Efek pakaian - Kecepatan kehilangan panas via konduksi & konveksi tertekan - Pakaian dengan bahan biasa menurunkan kecepatan kehilangan panas ½ x dari tubuh telanjang - Pakaian kutub 1/6 X - Panas dari kulit ke pakaian radiasi - Efektivitas mempertahankan suhu tubuh hampir hilang bila pakaian basah 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 20

21 Internal Insulator External Insulator 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 21

22 Circulatory convection kemampuan system sirkulasi untuk mengambil dan mengalirkan panas mempertahankan suhu otak dan organ visceral 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 22

23 Respon terhadap Heat Stress: 1. Dilatasi arteriol kulit aliran darah kapiler 2. Pembukaan arteriovena anastomose di kaki, telinga, dan mulut aliran darah dan panas ke perifer suhu kulit meningkat (heat loss ) 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 23

24 Respon terhadap Cold Stress: 1. Konstriksi arteriol kulit aliran darah kapiler 2. Penutupan arteriovena anastomose di kaki, telinga, dan mulut Heat loss dari kulit 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 24

25 Control of Conductance by Regional Heterothermy Cold-climate homeotherms can allow their appendages to cool to reduce heat loss. Countercurrent heat exchange occurs between warm out-flowing blood in a central artery and cold inflowing blood in surrounding veins. 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 25

26 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 26

27 Efek pendinginan oleh angin Lapisan udara yang berbatasan dengan kulit segera diganti oleh udara yang baru Konveksi Konduksi & konveksi oleh air Air panas khusus beberapa ribu kali > udara Kecepatan kehilangan panas ke air > udara pada suhu sama air = udara Pada suhu yang sangat dingin Kecepatan kehilangan panas ke air = ke udara 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 27

28 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 28

29

30 Evaporasi Evaporasi 1 liter air menjadi uap air membutuhkan 580 kkal Bila suhu kulit > suhu lingkungan Panas hilang via radiasi & konduksi Bila suhu lingkungan > suhu kulit Tubuh dapat panas via radiasi & konduksi Panas tubuh keluar via evaporasi Kemampuan evaporasi berkurang seiring kelembaban 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 30

31 Pengaturan berkeringat oleh sistem saraf otonom Stimulus pada area preoptik di anterior hipotalamus impuls ke medula spinalis via jaras otonom ke kulit via jaras simpatis berkeringat Kelenjar Keringat Inervasi oleh saraf kolinergik (sekresi asetilkolin) 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 31

32 Sekresi awal bersifat isosmotis terhadap plasma (Na + 142mEq/L dan Cl meq/l) Stimulasi ringan reabsorbsi Na + dan Cl - 5 meq/l tek osmotic reabsorbsi air Stimulasi kuat reabsorbsi elektrolit Aklimatisasi peranan aldosterone untuk mencegah kehilangan elektrolit 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 32

33 Sensor temperatur Otak Meningkat/ menurun Kehilangan panas/produksi Neurons sensitif panas di area preoptic hypothalamus anterior memonitor suhu tubuh dan otak Neuron sensitif suhu di kulit aktif saat dingin (lebih aktif) dan panas perubahan suhu lingkungan dapat cepat terdeteksi sebelum merubah suhu tubuh shivering, berkeringat Reseptor suhu tubuh bgn dalam med. spinalis, organ dlm abdomen & sekitar vena-vena besar Informasi dari hipotalamus anterior dan reseptor perifer lalu diintegrasikan di hipotalamus posterior Produksi/ Konservasi Panas 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 33

34 Mekanisme Pengaturan Thermoregulasi Termoreseptor di kulit dan tubuh memberikan informasi ke hipotalamus (set point) konservasi/ produksi panas 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 34

35

36 Mekanisme Pengaturan Thermoregulasi Dalam rentang thermoneutral zone, suhu tubuh diatur melalui mekanisme vasomotor ( dan aliran darah) lalu konveksi dan radiasi 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 36

37 Hipotalamus Posterior Menerima sinyal sensoris temperatur pusat & perifer Menggigil - Pusat motorik primer terletak di hipotalamus posterior dihambat oleh sinyal dari pusat panas area preoptik dan dirangsang oleh sinyal dingin dari kulit dan medula spinalis Demam - suhu tubuh > normal - sebab : kelainan otak bahan-bahan toksik 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 37

38 Mekanisme Pengaturan Suhu Lingkungan dingin mengaktifasi : - menggigil - lapar kan - aktivitas sadar prod. panas - sekresi norepinefrin/epinefrin - sekresi tiroksin & katekolamin}me o Vasokonstriksi kutaneus } o Meringkuk Me kan pengeluaran panas o Horripilation Kontrol : Hipotalamus Posterior 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 38

39 Respon fisiologis thd dingin 1. turunkan heat loss (vasokonstriksi, meringkuk, piloereksi/bulu berdiri, pertumbuhan bulu, deposisi lemak) 2. tingkatkan heat production: - peningkatan intake pakan - kontraksi otot (shivering) - termogenesis non shivering, efek kalorigenik epinephrine/norepinephrine - brown fat reaksi uncouple hasilkan panas 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 39

40 Menggigil (Shivering) Pusat motorik primer terletak di hipotalamus posterior dihambat oleh sinyal dari pusat panas area preoptik dan dirangsang oleh sinyal dingin dari kulit dan medula spinalis Energi kimia yg digunakan untuk proses menggigil ditransfer ke tubuh dalam bentuk panas (dapat meningkatkan produksi panas 4 kali lipat) 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 40

41 Non Shivering Thermogenesis Kemampuan untuk menghasilkan panas metabolic saat terpapar suhu dingin dalam waktu lama Pengaruh sekresi hormon tiroid dan efek kalorigenik katekolamin terhadap lipid (Brown Fat) 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 41

42 Lingkungan panas mengaktifkan : - Vasodilatasi kutaneus - Berkeringat - Pe respirasi } Me kan pengeluaran panas (respon awal) o Anoreksia o Kelesuan } Me kan produksi panas Kontrol : Hipotalamus Anterior Hipotalamus Posterior : gabungan sinyal sensoris temperatur pusat dan perifer 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 42

43 Vasodilatasi sendiri tidak mampu mempertahankan suhu tubuh dibantu oleh evaporasi (berkeringat dan panting) Evaporasi mrpk satu-satunya pengeluaran panas saat suhu lingkungan > suhu tubuh dan dalam kelembaban rendah 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 43

44 Respon fisiologis thd panas 1. kurangi produksi panas (kurangi intake pakan) 2. tingkatkan pembuangan panas: - a. atur sirkulasi tingkatkan heat loss - b. tingkatkan evaporasi: - berkeringat (sapi antelop) - panting: polipnea + salivasi (anjing) - gular flutter (unggas) 3. Behaviour: mandi pasir, berteduh, duduk membelakangi arah sinar, dll 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 44

45 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 45

46 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 46

47 Panting 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 47

48

49 Demam Merupakan bentuk adaptasi/evolusi untuk melawan infeksi Pirogen merangsang demam masuk aliran darah ke hipotalamus merubah set point produksi dan konservasi panas sampai suhu tubuh mencapai set point baru 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 49

50 Mekanisme Demam

51 Frostbite 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 51

52

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C.

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit

Lebih terperinci

BAB IV THERMOREGULASI A. PENDAHULUAN

BAB IV THERMOREGULASI A. PENDAHULUAN BAB IV THERMOREGULASI A. PENDAHULUAN Thermoregulasi merupakan salah satu pokok bahasan yang diberikan selama 4 jam dalam 1 semester. Dalam pokok bahasan terdapat 3 hal yang penting untuk dikaji secara

Lebih terperinci

PENGATURAN PANAS TUBUH

PENGATURAN PANAS TUBUH PENGATURAN PANAS TUBUH DR. ZAIRUL ARIFIN, SpA, DAFK DEPARTEMEN FISIKA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN USU MEDAN HOMEOSTASIS HOMEOTERM - Pada manusia dan binatang berdarah panas - Panas tubuh dibawa oleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang dikembangkan pada tipe

Lebih terperinci

Pengeluaran Keringat sebagai Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh

Pengeluaran Keringat sebagai Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh Pengeluaran Keringat sebagai Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh Natasha Natalia Gunawan 102014198 Kelompok B5 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH KESEIMBANGAN SUHU TUBUH Niken Andalasari Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dari tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar.tubuh bagian dlm ex: cranium,

Lebih terperinci

Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dr tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar.

Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dr tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar. SUHU TUBUH Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dr tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar.tubuh bagian dlm ex: cranium, thorax, rongga perut, rongga pelvis

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Denyut Jantung Itik Cihateup Fase Grower

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Denyut Jantung Itik Cihateup Fase Grower 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Denyut Jantung Itik Cihateup Fase Grower Hasil pengamatan denyut jantung itik Cihateup fase grower yang diberi minyak buah

Lebih terperinci

Sohibul Himam ( ) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008

Sohibul Himam ( ) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 MAKALAH TENTANG THERMOREGULASI (PENGATURAN SUHU) PADA TESTIS Oleh Sohibul Himam (0710510087) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 1 Pendahuluan Testis merupakan organ kelamin primer bagi

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES DAN BIOKIMIA NUTRISI PADA TERNAK OLEH : NOVI MAYASARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAD PADJADJARAN

HUBUNGAN STRES DAN BIOKIMIA NUTRISI PADA TERNAK OLEH : NOVI MAYASARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAD PADJADJARAN HUBUNGAN STRES DAN BIOKIMIA NUTRISI PADA TERNAK OLEH : NOVI MAYASARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAD PADJADJARAN QUESTION???? STRES BIOKIMIA NUTRISI PENDAHULUAN STRES : perubahan keseimbangan biologis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Temperatur Tubuh Peningkatan temperatur tubuh dapat dijadikan indikator terjadinya peradangan di dalam tubuh atau demam. Menurut Kelly (1984), temperatur normal tubuh sapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jeanny Ivones (G2B ) Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Jeanny Ivones (G2B ) Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir semua reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh tergantung dari keseimbangan air dan elektrolit. Konsentrasi cairan di dalam sel (cairan intra sel) dan di luar

Lebih terperinci

BIOFISIKA 2 BIOENERGETIKA

BIOFISIKA 2 BIOENERGETIKA BIOFISIKA 2 BIOENERGETIKA 1. KONSEP ENERGI Energi sering menjadi pokok bahasan setiap hari, namun tak banyak orang yang memahami konsep dasar energi. Energi dapat ditinjau dari 3 sudut pandang, yaitu :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Termoregulasi Sapi Perah Termoregulasi adalah pengaturan suhu tubuh yang bergantung kepada produksi panas melalui metabolisme dan pelepasan panas tersebut ke lingkungan,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Indonesia selama ini banyak dilakukan dengan sistem semi intensif.

I PENDAHULUAN. Indonesia selama ini banyak dilakukan dengan sistem semi intensif. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik merupakan hewan yang terbiasa hidup di kolam air untuk minum dan berenang dalam upaya menurunkan suhu tubuh. Sistem pemeliharaan itik di Indonesia selama ini banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Iklim Kerja 1. Pengertian Iklim kerja Iklim kerja adalah keadaan udara di tempat kerja. 2 Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti; temperatur, kelembapan udara,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

METABOLISME ENERGI DAN TERMOREGULASI ABSTRAK

METABOLISME ENERGI DAN TERMOREGULASI ABSTRAK METABOLISME ENERGI DAN TERMOREGULASI Irma Rachmatiani (0661 12 057), Indra Suryadibrata (0661 12 066), Selvi Nurlita (0661 12 085), Ardila LIssawardi (0661 12 077). ABSTRAK Metabolisme energi merupakan

Lebih terperinci

KONTROL PERSYARAFAN TERHADAP SUHU TUBUH Dipublish oleh: Sunardi (Residensi Sp.KMB)

KONTROL PERSYARAFAN TERHADAP SUHU TUBUH Dipublish oleh: Sunardi (Residensi Sp.KMB) KONTROL PERSYARAFAN TERHADAP SUHU TUBUH Dipublish oleh: Sunardi (Residensi Sp.KMB) DESKRIPSI/ PENJELASAN TOPIK : Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena, 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena, menghasilkan produk peternakan seperti telur dan daging yang memiliki kandungan protein hewani

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Suhu dan Kelembaban

TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Suhu dan Kelembaban TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Domba garut memiliki sifat profilik atau memiliki anak lebih dari satu dengan jumlah anak perkelahiran ialah 1.97 ekor. Domba garut merupakan domba yang berasal dari persilangan

Lebih terperinci

ENERGI. Universitas Gadjah Mada

ENERGI. Universitas Gadjah Mada ENERGI Energi Bahan Pangan Energi adalah kapasitas untuk mengerjakan sesuatu untuk mengerjakan sesuatu kegiatan dan dalam hal ini energi mengalami transformasi menjadi jenis energi yang sesuai dengan jenis

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

IV-138 DAFTAR ISTILAH

IV-138 DAFTAR ISTILAH IV-138 DAFTAR ISTILAH Evaporasi; (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Faktor manajemen lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak. Suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kondisi fisiologis ternak akan membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecukupan air dan homeostasis elektrolit dalam tubuh sangat penting untuk kesehatan fungsi fisiologis. Hal ini juga tergantung dari keseimbangan air dan elektrolit.

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator tersebut melakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Coturnix-coturnix japonica Betina (kiri) dan Jantan (kanan)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Coturnix-coturnix japonica Betina (kiri) dan Jantan (kanan) TINJAUAN PUSTAKA Coturnix-coturnix japonica Coturnix-coturnix japonica termasuk ke dalam ordo Galliformes, famili Phasianidae, genus Coturnix-coturnix dan spesies japonica. Secara ilmiah dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Ciri-ciri ayam ras petelur produktif adalah jengger dan pial besar,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding

PENDAHULUAN. dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik merupakan hewan homoioterm yang suhu tubuhnya harus tetap dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding itik. Zona suhu kenyamanan (Comfort

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja Tatap muka ke : 13 POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA Tujuan Instruksional Umum : Memberikan pengetahuan tentang penggunaan energi mekanik yang dihasilkan dari proses metabolisme

Lebih terperinci

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Kemampuan suatu sel atau jaringan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dimungkinkan oleh adanya 2 (dua) sistem yang berfungsi untuk mengkoordinasi semua aktifitas sel

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagian hidupnya dilakukan ditempat berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur fisik

PENDAHULUAN. sebagian hidupnya dilakukan ditempat berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur fisik I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik merupakan ternak unggas penghasil daging dan telur yang cukup potensial disamping ayam. Ternak itik disebut juga sebagai unggas air, karena sebagian hidupnya dilakukan

Lebih terperinci

THERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY

THERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY THERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY Oleh : Suhardi, S.Pt.,MP Pembibitan Ternak Unggas AYAM KURANG TOLERAN TERHADAP PERUBAHAN SUHU LINGKUNGAN, SEHINGGA LEBIH SULIT MELAKUKAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN SUHU

Lebih terperinci

Luka dan Proses Penyembuhannya

Luka dan Proses Penyembuhannya Luka dan Proses Penyembuhannya Anatomi Kulit Epidermis Dermis Subkutan 1 Epidermis Merupakan lapisan kulit terluar, tidak terdapat serabut saraf maupun pembuluh darah Berupa sel-sel berlapis gepeng yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Definisi Kenyamanan Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Kenyamanan tidak dapat diwakili oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Bangsa sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Zebu dan Banteng. Tubuh dan tanduknya relatif kecil, warna bulu pada jantan dan betina sama seperti

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sebelum mempelajari tentang neuron secara tersendiri mari kita amati secara garis besar aliran informasi pada tubuh hewan. Di sini akan digunakan contoh pada gurita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompres adalah bantalan dari linen atau meteri lainnya yang dilipat-lipat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompres adalah bantalan dari linen atau meteri lainnya yang dilipat-lipat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kompres 2.1.1 Definisi Kompres adalah bantalan dari linen atau meteri lainnya yang dilipat-lipat, dikenakan dengan tekanan, kadang-kadang mengandung obat dan dapat basah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memiliki suhu inti tubuh normal sekitar 36-37 C. Suhu tubuh tersebut dapat berubah naik atau turun tergantung dari aktivitas pekerjaan yang dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk hasil peternakan yang berupa protein hewani juga semakin meningkat. Produk hasil

Lebih terperinci

Metabolisme Tubuh -Basic Science in Nursing II-

Metabolisme Tubuh -Basic Science in Nursing II- Metabolisme Tubuh -Basic Science in Nursing II- Irwan Ary Dharmawan 1, Hana Rizmadewi Agustina 2 dan Maria Komariah 2 1) Jurusan Fisika,, Universitas Padjadjaran 2) Fakultas Keperawatan,, Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

SILABUS OLIMPIADE KEDOKTERAN DASAR CARDION 2018 Science and Primary Medical Competition HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS

SILABUS OLIMPIADE KEDOKTERAN DASAR CARDION 2018 Science and Primary Medical Competition HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS SILABUS OLIMPIADE KEDOKTERAN DASAR CARDION 2018 Science and Primary Medical Competition HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UIN MAULANA MALIK IBRAHIM

Lebih terperinci

Kelompok 3. Nama : Meli irawati lumbantobing Mastika sinurat

Kelompok 3. Nama : Meli irawati lumbantobing Mastika sinurat Kelompok 3 Nama : Meli irawati lumbantobing Mastika sinurat Termoregulasi, osmoregulasi, sistem ekskresi, dan fungsi hati Batasan masalah Termoregulasi, osmoregulasi, sistem ekskresi, dan fungsi hati Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 Neuromuskulator Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 STRUKTUR SARAF 3/12/2015 2 SIFAT DASAR SARAF 1. Iritabilitas/eksisitaas : kemampuan memberikan respon bila mendapat rangsangan. Umumnya berkembang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan osmotik serta stres panas. Itik akan mengalami kesulitan

PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan osmotik serta stres panas. Itik akan mengalami kesulitan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik sangat rentan terhadap cuaca panas ditambah lagi dengan sistem pemeliharaan minim air menyebabkan konservasi air oleh ginjal lebih banyak dan meningkatnya tekanan

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lingkungan Mikro Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lingkungan Mikro Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Mikro Lokasi Penelitian Berdasarkan pengambilan data selama penelitian yang berlangsung mulai pukul 06.00 sampai pukul 16.00 WIB, data yang diperoleh menunjukkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Budidaya perikanan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk

PENDAHULUAN. Budidaya perikanan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk PENDAHULUAN Latar Belakang Budidaya perikanan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi perikanan pada masa kini dan mendatang. Sampai saat ini usaha budidaya perikanan sudah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar eritrosit, haemoglobin, hematokrit, dan MCV ayam peterlur yang diberi dan tanpa kitosan dalam pakan, berdasarkan hasil penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel.1 Kadar Eritrosit,

Lebih terperinci

Intro. - alifis.wordpress.com

Intro. - alifis.wordpress.com Intro. Manusia tidak bisa melihat, merasa, mencium atau menyadari keberadaan listrik dengan inderanya, baik untuk muatan maupun untuk medan listriknya. Baru pada akhir abad 18 hal-hal mengenai listrik

Lebih terperinci

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja Pengertian Iklim Kerja Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Manusia mempertahankan suhu tubuhnya antara 36-37 0 C dengan berbagai cara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Pengamatan tingkah laku pada ayam broiler di kandang tertutup dengan perlakuan suhu dan warna cahaya yang berbeda dilaksanakan dengan menggunakan metode scan sampling.

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan cekaman panas yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan cekaman panas yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan cekaman panas yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi dapat merupakan masalah serius pada pengembangan ayam broiler di daerah tropis. Suhu rata-rata

Lebih terperinci

TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG

TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG A. Pengertian Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk

PENDAHULUAN. dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda sudah dikenal manusia sejak lama, dahulu kuda hanya dimanfaatkan dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk ditunggangi sebagai sarana

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Bangsa Sapi Potong Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus), dan sapi Eropa (Bos taurus). Bangsa-bangsa

Lebih terperinci

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011 ERGONOMI - TEMPERATUR - Universitas Mercu Buana 2011 Tubuh Manusia dan Temperatur Kroemer & Kroemer,, 2001) Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga

Lebih terperinci

DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan

DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan Termoregulasi Pada Neonatus Guslihan Dasa Tjipta Emil Azlin Pertin Sianturi Bugis Mardina Lubis DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan 1 Pendahuluan MASALAH YANG

Lebih terperinci

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Kelelahan Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Kelelahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis

Lebih terperinci

Pengantar Farmakologi

Pengantar Farmakologi Pengantar Farmakologi Kuntarti, S.Kp, M.Biomed 1 PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com 4 Istilah Dasar Obat Farmakologi Farmakologi klinik Terapeutik farmakoterapeutik

Lebih terperinci

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN 1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat

Lebih terperinci

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Sapi Madura termasuk dalam sapi lokal Indonesia, yang berasal dari hasil persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura memiliki

Lebih terperinci

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K. ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K. (14019) 6.Ratna A. (14024) 7.Tetie (14026) ADAPTASI BAYI

Lebih terperinci

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009 Rangkuman P-I dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009 Untuk tumbuh dan berkembang perlu energi dan prekursor untuk proses biosintesis berubah-ubah pd berbagai keadaan Utk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Jumlah penduduk di Indonesia selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2010 mencapai 237,64 juta jiwa atau naik dibanding jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

Pakan. Air. Abu. Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen. Serat Kasar. Kasar. Kasar. Air. Air. Abu Abu. Protein. Protein. Bahan Kering. Lemak.

Pakan. Air. Abu. Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen. Serat Kasar. Kasar. Kasar. Air. Air. Abu Abu. Protein. Protein. Bahan Kering. Lemak. Air Air Abu Abu Protein Protein Lemak SK BetaN Bahan Kering Bahan Organik Bahan Organik Tanpa N Lemak Karbohidrat SK BetaN Pakan Air Bahan Kering Abu Bahan Organik Protein Kasar Lemak Kasar Serat Kasar

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Febris / demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Peranakan Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memiliki komposisi darah kambing

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VII

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VII SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VII A. 1. Pokok Bahasan : Sistem pernafasan dan peredaran darah A.2. Pertemuan minggu ke : 10 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan 1. Anatomi system pernafasan 2. Proses pernafasan

Lebih terperinci

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak 22 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Lingkungan Mikro Suhu dan kelembaban udara merupakan suatu unsur lingkungan mikro yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak homeothermic,

Lebih terperinci

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) KEPMENAKER NO.51 TAHUN 1999 TENTANG NAB FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA 1. Iklim kerja : hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan

Lebih terperinci

OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT

OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT Pendahuluan Obat adalah zat yang dapat memberikan perubahan dalam fungsi-fungsi biologis melalui aksi kimiawinya. Pada umumnya molekul-molekul obat berinteraksi dengan molekul

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan 2.1. Tekanan Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan, manusia menghabiskan sebagian besar waktu sadar mereka (kurang lebih 85-90%) untuk beraktivitas (Gibney et al., 2009). Menurut World Health

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktif dari hormon tiroksin memegang peranan penting dalam fungsi fisiologis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktif dari hormon tiroksin memegang peranan penting dalam fungsi fisiologis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hormon Triiodotironin (T3) dan Tetraiodotironin (T4) adalah bentuk aktif dari hormon tiroksin memegang peranan penting dalam fungsi fisiologis tubuh dan pengaturan metabolisme

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Kerja 2.1.1. Definisi Iklim Kerja Iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem sirkulasi, perubahan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering. Walaupun nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering memudahkan diagnosis, pasien

Lebih terperinci