PERMASALAHAN YANG DIALAMI PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BK (Studi Deskriptif Pada Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERMASALAHAN YANG DIALAMI PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BK (Studi Deskriptif Pada Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang)"

Transkripsi

1 PERMASALAHAN YANG DIALAMI PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BK (Studi Deskriptif Pada Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang) JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) MEZI APRILNAYENDI NPM : PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2 PERMASALAHAN YANG DIALAMI PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BK (Studi Deskriptif pada Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang) Oleh: Mezi Aprilnayendi* *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah peserta didik underachiever, yaitu tidak fokus saat belajar, tidak mengerjakan tugas, mengganggu teman saat belajar, tidak mampu menjalin hubungan sosial yang baik dengan teman, memiliki konsep diri yang negatif serta tidak mampu berfikir dengan baik. Peserta didik underachiever belum mendapat perhatian dari guru BK yang ada di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan yang dialami peserta didik underachiever dan implikasinya dalam pelayanan BK. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Jumlah subjek penelitian sebanyak 11 orang. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa angket. Sedangkan analisis data menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian ini adalah: 1. Masalah pribadi yang dialami peserta didik underachiever terkategori cukup banyak masalah. 2. Masalah sosial terkategori banyak masalah. 3. Masalah akademik terkategori banyak masalah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peserta didik underachiever membutuhkan pelayanan dari pihak sekolah terutama guru BK, agar dapat membantu peserta didik underachiever mengembangkan potensinya secara optimal dan mampu mengarahkan dan mewujudkan diri secara efektif dan produktif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kata kunci: Underachiever, Pelayanan BK Pendahuluan Pendidikan merupakan usaha untuk memandirikan individu dan untuk menjadikan individu berbudaya. Sekolah merupakan institusi pendidikan yang mempunyai peran untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan yang bersifat positif di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Hamalik (2011:27-28) berpendapat bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa dalam diri orang yang belajar terdapat perbedaan keadaan antara sebelum dan sesudah melakukan kegiatan belajar. Apabila perbedaan positif tersebut telah diperoleh maka dapat dikatakan proses belajar yang dilakukan tersebut berhasil. Keberhasilan dalam proses belajar biasa dikenal dengan istilah prestasi belajar. Menurut Saefullah (2012:165) Prestasi belajar merupakan keberhasilan yang diperoleh peserta didik dari aktivitas yang dikerjakan atau dilakukannya di bidang akademik pada jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk skor. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah tingkat intelegensi (IQ). Menurut Khodijah (2014: 101) IQ memiliki korelasi sangat signifikan dengan prestasi belajar. Artinya peserta didik yang lebih tinggi skor inteligensinya mendapatkan nilai akademis yang lebih tinggi, lebih menikmati sekolah, lebih mampu mengikuti pelajaran, dan dalam kehidupan selanjutnya cenderung mendapatkan keberhasilan. Oleh karena itu peserta didik ber IQ tinggi seharusnya mempunyai prestasi yang tinggi sesuai dengan potensinya. Pada kenyataannya tidak semua peserta didik yang memiliki IQ tinggi memperoleh prestasi yang tinggi pula. Hal ini biasa dikenal dengan istilah underachiever. Menurut Davis dan Rimm (Munandar, 2004: 1

3 239) underachiever terjadi jika ada ketidaksesuaian antara prestasi sekolah anak dan indeks potensi sebagaimana nyata dari tes intelegensi, kreativitas, atau dari data observasi, dimana tingkat prestasi sekolah lebih rendah daripada potensinya. Underachiever dapat diartikan bahwa peserta didik yang tidak memperoleh prestasi standar nilai yang seharusnya dapat diperoleh berdasarkan tingkat IQ tertentu. Underachiever banyak dialami oleh peserta didik berbakat intelektual yang memiliki tingkat IQ 120 dan atau di atas 120 (Hawadi, 2004: 54). Pengkategorian peserta didik underachiever dilakukan dengan cara membandingkan prestasi belajar dengan IQ. Jika prestasi berada di bawah batas minimal prestasi yang seharusnya diperoleh dengan tingkatan IQ tertentu, maka peserta didik tersebut digolongkan underachiever. Peneliti melihat pedoman pengkategorian underachiever dari Rimm (2000:218) dengan pengkategorian underachiever sebagai berikut: IQ (unggulan) maka nilai minimal yang harus diperoleh yaitu 80 (B+/A-) dan IQ diatas 130 (jenius) nilai minimal 90 (A). Keberadaan atau peranan pelayanan bimbingan dan konseling memiliki andil penting agar guru BK dapat membantu peserta didik dalam mengenal dan menerima diri sendiri maupun lingkungan secara positif dan dinamis serta mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mewujudkan diri secara efektif dan produktif sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan. (Prayitno dan Amti, 2013:19). Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah semua peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Salah satu prinsip BK adalah berkenaan dengan sasaran layanan, yang bermakna bahwa semua peserta didik berhak mendapatkan pelayanan BK. Guru BK harus memberikan pelayanan BK pada semua peserta didik termasuk peserta didik underachiever yang selama ini kurang mendapat perhatian dari guru BK. Idealnya adalah semua peserta didik dapat tersentuh oleh pelayanan BK di sekolah secara merata. Sehingga guru BK dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Hal ini bisa terwujud apabila ada kerjasama, perhatian dan pelayanan BK secara optimal. Serangkaian kegiatan tersebut senantiasa dapat mengungkap atau mengenali ciri-ciri peserta didik underachiever sehingga sangat membantu guru BK dalam penanganan masalahnya (Prayitno, 2013: 219). Berdasarkan pengalaman peneliti selama Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan Konseling Sekolah (PPLBKS) di SMA Adabiah 2 Padang dari 18 Agustus 2014 sampai dengan 01 Desember 2014 peneliti menemukan fenomena peserta didik underachiever. Informasi ini diperoleh melalui studi dokumentasi (hasil tes IQ dan raport siswa), pengamatan peneliti secara langsung dan wawancara dengan peserta didik. Berdasarkan hasil tes IQ peserta didik kelas X tahun ajaran 2014/2015 yang diperoleh dari guru BK, terlihat dari 240 peserta didik terdapat 14 orang peserta didik yang memiliki skor IQ di atas 120. Dari 14 orang peserta didik ber IQ di atas 120 ternyata 89% tergolong underachiever. Patokan ini mengacu pada pendapat Hawadi (2004:54) yang menyatakan bahwa underachiever dialami oleh peserta didik berbakat intelektual yang memiliki tingkat IQ di atas 120. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dari 240 peserta diidk ternyata 4,58% tergolong underachiever. Peneliti mengkategorikan peserta didik underachiever karena prestasi yang diperolehnya di bawah standar nilai yang semestinya dapat diperoleh berdasarkan IQ dengan tingkat tertentu, dalam artian terdapat kesenjangan antara potensi dan prestasinya. Sedangkan menurut pengamatan langsung peneliti pada tanggal 22 Oktober 2014 sampai dengan 29 Oktober 2014 pada beberapa kelas X yang terdapat peserta didik underachiever di SMA Adabiah 2 Padang, peneliti dapat melihat bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung peserta didik underachiever terlihat pasif, senang melamun saat belajar, aspirasi serta antusiasme dalam belajar rendah, suka mengganggu teman dan mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan pelajaran saat guru menerangkan serta peserta didik cenderung melanggar aturan seperti berpakaian yang tidak rapi. Pelanggaran yang dilakukan seolah menunjukkan sikap penghindaran terhadap hal yang sifatnya mengikat. Selain itu peserta didik underachiever tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan optimal sehingga sering mendapat teguran dari guru. Selain itu dari wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa orang peserta didik underachiever pada tanggal 01 November 2014 sekitar pukul WIB dapat diperoleh informasi bahwa mereka lebih senang bergurau dalam kelas daripada harus melakukan kegiatan belajar maupun tugas rumah karena mereka merasa sulit memahami 2

4 materi yang telah dipelajari. Mereka suka mengganggu teman dengan tujuan untuk menghibur teman namun sikap dan perilaku underachiever yang seperti itu kerapkali mendapat penolakan dan pengasingan dari teman sekolah khususnya teman dalam kelas karena dianggap mengganggu. Peserta didik underachiever juga tidak dapat memahami potensi diri dan menggali pengetahuan yang dalam tentang dirinya sendiri. Hal ini terlihat dari peserta didik yang tidak menjawab ketika ditanya mengenai minat dan bakat. Selain itu peserta didik underachiever memiliki konsep diri yang negatif karena mereka merasa ditolak oleh sekolah dan keluarga serta menganggap bahwa lingkungan tidak puas terhadap mereka sehingga mereka menganggap bahwa ia anak yang tidak bisa membahagiakan kedua orangtua. Selain itu peserta didik juga menyatakan bahwa mereka belum pernah dipanggil oleh guru BK terkait dengan permasalahan belajar yang dialaminya. Mereka hanya dipanggil ketika terlambat datang ke sekolah ataupun tidak masuk sekolah karena mendapatkan poin pelanggaran. Untuk lebih terarahnya penelitian ini maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut: 1. Masalah pribadi yang dialami peserta didik underachiever pada kelas x di SMA 2. Masalah sosial yang dialami peserta didik underachiever pada kelas x di SMA 3. Masalah akademik yang dialami peserta didik underachiever pada kelas x di SMA 4. Implikasi pelayanan BK terhadap peserta didik underachiever pada kelas x di SMA Berdasarkan batasan penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Masalah pribadi yang dialami oleh peserta didik underachiever kelas X di SMA 2. Masalah sosial yang dialami oleh peserta didik underachiever kelas X di SMA 3. Masalah akademik yang dialami oleh peserta didik underachiever kelas X di SMA 4. Implikasi pelayanan BK terhadap peserta didik underachiever di kelas X SMA Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Konselor atau Guru BK Memberikan masukan bagi konselor mengenai permasalahan yang dialami peserta didik underachiever dan implikasi pelayanan BK yang nantinya dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan bantuan efektif bagi peserta didik underachiever bersama-sama staf sekolah yang lain. 2. Kepala Sekolah Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah untuk lebih meningkatkan kinerja guru BK dan memantau keefektifan pelaksanaan program BK di sekolah. 3. Pengelola Program Studi Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya untuk membekali calon guru BK pemahaman mengenai permasalahan yang dialami oleh peserta didik underachiever dan implikasinya dalam pelayanan BK. 4. Peserta didik Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya pencegahan agar peserta didik tidak mengalami underachiever. Sedangkan peserta didik yang mengalami underachiever mendapat penanganan yang sesuai dengan jenis permasalahan yang dialaminya. 5. Orangtua Melalui hasil penelitian ini diharapkan orangtua dapat lebih memahami anaknya agar terhindar dari underachiever. Selain itu orangtua dapat dilibatkan dalam penanganan masalah underachiever bersama pihak sekolah. 6. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap (WPKNS) peneliti khususnya mengenai permasalahan yang dialami peserta didik underachiever serta implikasinya dalam pelayanan BK dan pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai pengembangan potensi peneliti untuk menjadi konselor yang profesional serta insyaallah menjadikan konselor sebagai profesi nantinya. 7. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 3

5 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Adabiah 2 Padang pada tahun pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian berjumlah 11 orang. Subjek penelitian ditetapkan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugyono, 2009:124). Teknik pengumpulan data adalah menggunakan angket sedangkan untuk menganalisis data digunakan teknik analisa persentase menurut Sudijono (Musbinti, 2014:72) dengan rumus: P = F N 100 Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden 100 = Jumlah angka mutlak Setelah diperoleh presentase kemudian dilakukan klasifikasi jawaban yang dimodifikasi dari pendapat Riduwan (2010:89) dengan kriteria sebagai berikut: 81% - 100% : Sangat Sedikit 61% - 80% : Sedikit 41% - 60% : Cukup Banyak 21% - 40% : Banyak 0% - 20% : Sangat Banyak Hasil dan Pembahasan Penelitian mengenai permasalahan yang dialami peserta didik underachiever pada kelas X di SMA Adabiah 2 Padang dengan indikator masalah pribadi, masalah sosial dan masalah akademik serta implikasinya dalam pelayanan BK. Secara umum permasalahan yang dialami peserta didik underachiever pada kelas X di SMA Adabiah 2 Padang berada pada kategori banyak dengan persentase 72,72%. Hasil ini menunjukkan bahwa peserta didik underachiever di SMA Adabiah 2 Padang pada umumnya memiliki banyak masalah dilihat dari masalah pribadi, masalah sosial dan masalah akademik yang dialami. Berikut penjelasan lebih lanjutnya: 1. Masalah Pribadi yang Dialami Peserta Didik Underachiever Berdasarkan hasil pengolahan data tentang masalah pribadi yang dialami peserta didik underachiever yang terdiri dari masalah memiliki konsep diri negatif, merasa tidak diterima keluarga, tidak bertanggungjawab atas perilaku, merasa jadi korban, bersikap negatif terhadap sekolah, memiliki motivasi yang rendah, memiliki keterampilan yang rendah dalam menyelesaikan tugas sekolah, tidak mampu berfikir dengan baik, tidak memiliki hobi yang tepat untuk dikembangkan serta tidak mampu merencanakan masa depan dengan baik secara umum berada pada kategori banyak masalah dengan pesersentase 54,55%. Sedangkan dilihat dari masing-masing masalah pribadi yang dialami peserta didik underachiever di atas kategori banyak masalah adalah pada masalah pribadi yang berkaitan dengan merasa tidak dapat membahagiakan orangtua dengan persentase 38,18% dan merasa tidak nyaman ketika berada di sekolah dengan persentase 36,36%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah pribadi yang dialami peserta didik underachiever berada pada kategori banyak masalah sehingga membutuhkan pelayanan dan penanganan yang serius dari pihak sekolah terutama guru BK yang ada di sekolah agar guru BK dapat membantu peserta didik underachiever untuk dapat mengembangkan potensinya secara optimal serta mencapai kategori yang diinginkan yaitu sangat sedikit. Menurut Rimm dan Whitmore (Munandar, 2009:240) masalah pribadi yang dialami peserta didik underachiever sebagai berikut : (a) Menemukan secara berulang-ulang konsep diri yang negatif, (b) Merasa tidak diterima keluarga, (c) Tidak bertanggung jawab terhadap perilakunya dan tidak dapat keluar dari konflik, (d) Menantang pengaruh yang diberikan oleh oranglain, (e) Merasa jadi korban, (f) Tidak menyukai sekolah dan guru serta memiliki sikap negatif terhadap sekolah, (g) Memiliki motivasi dan keterampilan akademik yang lemah atau kurang, (h) Kurang dalam penyelesaian intelektual, (i) Berpegang teguh pada status kepemimpinan yang rendah, (j) Tidak memiliki hobi, minat dan kreativitas yang dapat digunakan dalam mengisi waktu luang dan (k) Tidak mampu berpikir dan merencanakan masa depan. Pendapat ahli di atas menjadi acuan bagi peneliti dalam membuat item pernyataan pada angket penelitian. Berdasarkan data hasil penelitian dapat terungkap bahwa masalah yang paling banyak dialami oleh peserta didik underachiever adalah perasaan rendah diri dan perasaan tidak nyaman dengan lingkungan sekolah. Peserta didik underachiever tidak percaya bahwa mereka mampu melakukan apa yang diharapkan orang tua dan tidak mampu 4

6 membahagiakan orangtua. Mereka dapat menutupi rendahnya rasa harga diri mereka dengan sikap berani dan menentang serta mengembangkan mekanisme pertahanan diri (self mechanism) seperti bertindak agresif ataupun bersikap negatif terhadap sekolah sehingga peserta didik underachiever sering merasakan ketidaknyamanan saat berada pada lingkungan sekolah. Gambaran masalah pribadi yang dialami peserta didik underachiever di atas sangat mengkhawatitrkan karena keadaan seperti itu sangat disayangkan untuk dialami oleh peserta didik yang memiliki tingkat inteligensi tinggi. Jika keadaan tersebut terus dibiarkan dan peserta didik underachiever tidak dengan segera diberikan pelayanan BK maka mereka akan semakin tumbuh menjadi anak yang tidak mampu tidak memiliki percaya diri serta tidak mampu berfikir dan menyikapi sesuatu dengan baik. Sebaiknya peserta didik yang memiliki inteligensi yang tinggi dapat meraih prestasi yang baik sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya sehingga tidak memunculkan masalah-masalah pribadi seperti di atas. Hal tersebut dapat terwujud jika ada perhatian dan kerjasama yang baik dari pihak sekolah terutama guru BK yang ada di sekolah dengan guru mata pelajaran dan orangtua peserta didik underachiever untuk segera membantu peserta didik underachiever dalam memahami dan mengenali dirinya sendiri serta mampu mengarahkan dirinya menjadi pribadi yang dapat diterima dan menerima lingkungan sosialnya serta mengembangkan potensinya secara maksimal. 2. Masalah Sosial yang Dialami Peserta Didik Underachiever Berdasarkan hasil pengolahan data tentang masalah sosial yang dialami peserta didik underachiever yang terdiri dari masalah menentang segala sesuatu yang tidak disukai, suka mencari perhatian oranglain, penolakan terhadap tugas yang diberikan, ketiadaan arahan diri dalam mengambil keputusan, pemisahan diri yang terus menerus dari teman sebaya, dikuasai oleh dunia fantasi, suka bekerja sendiri, tidak nyaman di dalam kelas serta menghindar dari teman sebaya secara umum berada pada kategori cukup banyak masalah dengan pesersentase 54,55%. Sedangkan dilihat dari masing-masing masalah sosial yang dialami peserta didik underachiever di atas kategori banyak masalah adalah pada masalah sosial yang berkaitan dengan langsung marah ketika diganggu teman dengan persentase 43,63%, benci dengan aturan sekolah yang ketat dengan persentase 36,36%, merasa kurang senang kalau guru menegur atas kesalahan yang dilakukan dengan persentase 38,18%, merasa tugas yang diberikan guru tidak dapat dipahami dengan persentase 27,27%, merasa pelajaran di sekolah tidak relevan dengan kemampuan peserta didik dengan persentase 36,36%, merasa puas jika dapat memukul teman yang mengganggu dengan persentase 58,18% serta merasa nyaman kalau duduk di dalam kelas sendiri dengan persentase 32,72%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah sosial yang dialami peserta didik underachiever berada pada kategori cukup banyak masalah sehingga membutuhkan pelayanan dan penanganan yang serius dari pihak sekolah terutama guru BK yang ada di sekolah agar guru BK dapat membantu peserta didik underachiever untuk dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan dapat mengenal ataupun menerima lingkungan secara dinamis dan positif serta mencapai kategori yang diinginkan yaitu sangat sedikit. Masalah sosial yang dialami peserta didik underachiever menurut Kaufman (Wahab, 2005:110) biasanya memperlihatkan perilaku menghindar. Hal ini dikarenakan rasa harga diri yang rendah sehingga menyebabkan timbulnya perilaku menghindari yang nonproduktif, baik di sekolah maupun di rumah. Mereka sering mengatakan bahwa pelajaran di sekolah tidak relevan atau tidak penting karena itu mereka biasanya lebih tertarik pada kegiatan selain kegiatan sekolah. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari responden terungkap masalah sosial yang dialami peserta didik underachiever sebagai berikut : Gambaran pola perilaku agresif, mencakup: (a) Penolakan yang terus menerus yang ditunjukkan dengan complain, (b) Mencari perhatian, (c) Mengganggu orang lain, (d) Penolakan yang terus menerus terhadap tugas yang ditetapkan, (e) Ketiadaan arahan diri dalam pembuatan keputusan dan (f) Pemisahan yang terus menerus dari teman sebaya. Gambaran pola perilaku menghindar, mencakup: (a) Kurangnya komunikasi, (b) Dikuasai oleh dunia fantasi, (c) Bekerja sendiri, (d) Sebentar dalam kelas ketika dalam penyelesaian pekerjaan, (e) Sedikit upaya dibuat untuk menjustifi perilaku dan 5

7 (f) Menghindar atau memisahkan diri dari teman sebayanya. Pendapat ahli di atas menjadi acuan bagi peneliti dalam membuat item pernyataan pada angket penelitian. Berdasarkan data hasil penelitian dapat terungkap bahwa masalah yang banyak dialami oleh peserta didik underachiever adalah penolakan yang terus menerus terhadap tugas yang diberikan guru dan pemisahan diri yang terus menerus dari teman sebaya. Peserta didik underachiever terus menerus menunjukkan penolakan terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Penolakan tersebut ditunjukkan dengan complain terhadap apa yang diberikan oleh guru. Mereka merasa bahwa tugas tidak relevan dengan kemampuan peserta didik ataupun tugas yang diberikan tidak dapat mereka pahami. Selain itu peserta didik underachiever merasa nyaman jika duduk di dalam kelas sendiri. Mereka menunjukkan perilaku yang menghindar atau memisahkan diri dari teman sebayanya. Gambaran masalah sosial yang dialami peserta didik underachiever di atas sangat mengkhawatirkan karena keadaan seperti itu sangat disayangkan untuk dialami oleh peserta didik yang memiliki tingkat inteligensi tinggi. Jika masalah tersebut terus dibiarkan dan peserta didik underachiever tidak dengan segera diberikan pelayanan BK maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak berpotensi dan anti sosial. Menurut Khodijah (2014: 101) peserta didik yang lebih tinggi skor inteligensinya sebaiknya lebih menikmati sekolah, lebih mampu mengikuti pelajaran, dan dalam kehidupan selanjutnya cenderung mendapatkan keberhasilan. Karena pada dasarnya mereka telah memiliki potensi yang besar. Hal tersebut dapat terwujud jika ada perhatian dan kerjasama yang baik dari pihak sekolah terutama guru BK yang ada di sekolah dengan orangtua peserta didik underachiever serta dengan guru mata pelajaran dan wali kelas. Seluruh pihak terkait perlu menjalin kerjasama yang baik secara bersama dapat membantu peserta didik underachiever dalam belajar, memahami dan mengenali dirinya sendiri serta mampu mengarahkan dirinya menjadi pribadi yang dapat diterima dan menerima lingkungan sosialnya secara positif dan dinamis. 3. Masalah Akademik yang Dialami Peserta Didik Underachiever Berdasarkan hasil pengolahan data tentang masalah akademik yang dialami peserta didik underachiever yang terdiri dari masalah motivasi belajar rendah, kebiasaan belajar yang buruk, memiliki kemampuan yang rendah dalam menyelesaikan tugas sekolah, tidak yakin dengan kemampuan yang dimiliki, serta tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan optimal secara umum berada pada kategori cukup banyak masalah dengan pesersentase 54,55%. Sedangkan dilihat dari masing-masing masalah akademik yang dialami peserta didik underachiever di atas kategori banyak masalah adalah pada masalah akademik yang berkaitan dengan motivasi belajar rendah dengan persentase 40,00%, tidak memperhatikan guru saat belajar dengan persentase 40,00%, kurang berambisi mendapatkan nilai yang bagus dengan persentase 34,54%, tidak mengulang pelajaran di rumah dengan persentase 34,54%, saat proses belajar mengajar suka keluar kelas dengan persentase 38,18% serta mengerjakan tugas di sekolah dengan persentase 30,90%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah akademik yang dialami peserta didik underachiever berada pada kategori cukup banyak masalah sehingga membutuhkan pelayanan dan penanganan yang serius dari pihak sekolah terutama guru BK yang ada di sekolah untuk bekerjasama dengan guru mata pelajaran agar dapat membantu peserta didik underachiever mengembangkan potensinya secara optimal dan meraih prestasi yang sesuai dengan potensinya. Menurut Rimm (2000:218) masalah akademik peserta didik underachiever berhubungan dengan perilaku peserta didik dalam belajar antara lain rendahnya kemampuan dalam tugas-tugas sekolah dan kebiasaan belajar yang buruk. Keahlian yang buruk dalam mengerjakan tugas sekolah dapat dilihat dari perolehan nilai setiap mengerjakan tugas yang diberikan. Peserta didik underachiever selalu mendapatkan nilai yang rendah, selain itu peserta dalam mengerjakan tugas yang diberikan peserta didik underachiever tidak percaya diri dan selalu bergantung kepada teman dalam penyelesaiannya. Selain keahlian yang buruk dalam mengerjakan tugas, peserta didik underachiever juga memiliki kebiasaan belajar yang buruk. Dalam proses belajar dikelas ia sangat sulit untuk fokus kepada pelajaran, acuh saat guru menerangkan dan selalu melakukan hal yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran yang sedang diajarkan. Peserta didik underachiever memiliki masalah penerimaan 6

8 oleh teman sebaya dalam belajar karena selalu mengganggu teman saat belajar, konsentrasi yang buruk dalam belajar, mudah bosan dalam belajar, meninggalkan kegiatan kelas, memiliki kemampuan berbahasa oral yang baik tapi buruk dalam menulis, mudah terdistraksi, cenderung memiliki aspirasi yang rendah dalam belajar, tidak memiliki pendapat yang jelas mengenai tujuan pekerjaan dan tidak sabaran sehingga kurang teliti. Pendapat ahli di atas menjadi acuan bagi peneliti dalam membuat item pernyataan pada angket penelitian. Berdasarkan data hasil penelitian dapat terungkap bahwa masalah yang paling banyak dialami oleh peserta didik underachiever adalah motivasi belajar yang rendah. Peserta didik underachiever memiliki motivasi belajar yang rendah sehingga mereka tidak berambisi untuk mendapatkan nilai yang bagus, tidak mengulang kembali pelajaran dirumah dan mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru di sekolah. Sehingga kebiasaan yang buruk tersebut berdampak pada perolehan nilai yang rendah. Gambaran masalah akademik yang dialami peserta didik underachiever di atas sangat mengkhawatirkan karena keadaan seperti itu sangat disayangkan untuk dialami oleh peserta didik yang memiliki tingkat inteligensi tinggi. Jika masalah tersebut terus dibiarkan dan peserta didik underachiever tidak dengan segera diberikan pelayanan BK maka mereka akan tumbuh menjadi peserta didik yang berpotensi rendah. Menurut Khodijah (2014: 101) inteligensi tinggi yang dimiliki sudah merupakan modal utama dalam belajar untuk mencapai hasil yang optimal karena prestasi belajar berkorelasi searah dengan tingkat inteligensi. Oleh karena itu peserta didik ber IQ tinggi seharusnya mempunyai prestasi yang tinggi sesuai dengan potensinya. Hal tersebut dapat terwujud jika ada perhatian dan kerjasama yang baik dari pihak sekolah terutama guru BK yang ada di sekolah dengan orangtua peserta didik underachiever dan dengan guru mata pelajaran serta wali kelas untuk segera membantu peserta didik underachiever dalam mengembangkan potensinya secara optimal dan mengarahkan serta mewujudkan dirinya secara efektif dan produktif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta peranan yang diinginkan di masa depan. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan temuan penelitian maka disimpulkan permasalahan yang dialami peserta didik underachiever pada kelas X di SMA Adabiah 2 Padang secara umum mengalami banyak masalah, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Masalah pribadi peserta didik underachiever Permasalahan yang dialami peserta didik underachiever pada kelas X di SMA Adabiah Padang dilihat dari masalah pribadi yang dialami peserta didik underachiever berada pada kategori banyak masalah. 2. Masalah sosial peserta didik underachiever Permasalahan yang dialami peserta didik underachiever pada kelas X di SMA Adabiah Padang dilihat dari masalah sosial yang dialami peserta didik underachiever berada pada kategori cukup banyak masalah. 3. Masalah akademik peserta didik underachiever Permasalahan yang dialami peserta didik underachiever pada kelas X di SMA Adabiah Padang dilihat dari masalah akademik yang dialami peserta didik underachiever berada pada kategori cukup banyak masalah. Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti mengajukan saran kepada: 1. Guru BK Hasil temuan penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi guru BK untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik melalui pelaksanaan berbagai layanan bimbingan dan konseling serta dapat menjalin kerjasama yang baik dengan guru mata pelajaran untuk mengentasan masalah yang sedang dialami peserta didik underachiever. 2. Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai pemecahan permasalahan peserta didik underachiever di sekolah. Agar semua guru secara bersama lebih memperhatikan dan mengawasi peserta didik agar peserta didik dapat menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki dengan optimal. 3. Peserta didik Diharapkan kepada peserta didik untuk lebih memahami dan menerima diri sendiri dan permasalahan yang sedang dialami serta lebih terbuka kepada guru dan orang tua maupun orang terdekat lainnya mengenai keadaan diri dan masalah yang sedang dihadapi 4. Orangtua 7

9 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi orangtua agar lebih memahami permasalahan yang dialami anak dan menjalin komunikasi yang efektif dengan anak agar terciptanya suatu keterbukaan anak atas keadan dirinya dan masalah yang dihadapinya kepada orangtua. Selain itu diharapkan kepada orangtua untuk dapat menjalin kerjasama yang baik dengan pihak sekolah untuk pengentasan permasalahan yang dialami oleh anak underachiever. 5. Pengelola program studi Bimbingan dan Konseling Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka mempersiapkan calon guru BK yang memiliki WPKNS (Wawasan, Pengetahuan, Keterampilan, Nilai dan Sikap) serta terampil dalam menangani berbagai permasalahan yang dialami peserta didik. 6. peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk melakukan penelitian yang relevan. KEPUSTAKAAN Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hawadi, Reni Akbar Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Gramedia. Khodijah, Nyayu Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Musbinti Persepsi Peserta Didik tentang Kepribadian Guru BK dalam Pelaksanaan Konseling Perorangan pada Kelas VII dan IX di SMPN 25 Padang. Skripsi: BK STKIP PGRI Sumatera Barat. Prayitno dan Erman Amti Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rimm, Sylvia B. 1995; A. Mangunharjana Why Bright Kids Poor Grades. Mengapa Anak Pintar Mendapat Nilai Buruk. New York: Crown Publishing Group; Jakarta: Grasindo. Saefullah Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia. Sugyono Metodologi Penelitian. Alfabeta: Bandung Wahab, Rochmat Anak Berbakat Berprestasi Kurang dan Strategi Penanganannya. Jurnal PLB FIP UNY. Hlm ( ngenal-anak-berbakatberprestasikurang. 4116=28, diakses 10 Desember 2014 pukul WIB). 8

NELLA OKTARIMA NPM:

NELLA OKTARIMA NPM: 0 IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BK DI KELAS XI JURUSAN DKV SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh: NELLA OKTARIMA NPM: 11060264 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Melalui pendidikan, individu memperoleh informasi dan pengetahuan yang dapat dipergunakan

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), tuntutan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kebutuhan setiap manusia. Apalagi ketika akulturasi, globalisasi, dan modernisasi sedang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan mengantar manusia menuju kesempurnaan. Menurut pendapat Muzayyin (2005) Tugas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan mengantar manusia menuju kesempurnaan. Menurut pendapat Muzayyin (2005) Tugas dan fungsi 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seeorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa dari segi biologis, psikologis, paedagogis, yang sesuai

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3 MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Volume 2, No. Hubungan 1, April 2016: Kecerdasan Page 29-35 Emosional Terhadap Prestasi Belajar Matematika ISSN: 2443-1435 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL

Lebih terperinci

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN (Studi terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 14 Padang) Oleh: RIKA YULIA FITRI NPM: 11060038 Program

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM. 10060168 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI

Lebih terperinci

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN Volume 1 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Halaman 62-70 Info Artikel: Diterima21/02/2013 Direvisi25/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 PEROLEHAN

Lebih terperinci

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU Baiq Nurhazanah 1 Muh.Mansyur Talib 2 Munifah 3 Program

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT PROFESI GURU TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2010

PENGARUH MINAT PROFESI GURU TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2010 PENGARUH MINAT PROFESI GURU TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2010 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: IRUWANTI NPM.12144200005 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. underachievement atau berprestasi di bawah kemampuan ialah jika ada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. underachievement atau berprestasi di bawah kemampuan ialah jika ada 23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Underachiever 1. Pengertian Underachiever Menurut pendapat Davis & Rimm (dalam Munandar, 2004) underachievement atau berprestasi di bawah kemampuan ialah jika ada ketidaksesuaian

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG ABSTRACT

KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG ABSTRACT 1 KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG Devi Oktarina 1, Fifi Yasmi 2, Joni Adison 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL SILVIA RINA NPM: 10060102 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL NUR HASNAH NPM: 11060131 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari keseluruhan proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan paling pokok, berhasil tidaknya tujuan pendidikan biasanya diukur melalui prestasi belajar. Prestasi

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

PERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Persepsi Terhadap Profesi Guru BK 78 PERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERLI NOVITA SARI & NURUL ATIEKA Program Studi

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Windra Kepala SDN 005 Banjar Guntung Kecamatan Kuantan Mudik windra157@gmail.com ABSTRAK Perbedaan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP Juftiar Mahendra Zainur Putera Dr. Tamsil Muis Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK RASIONAL EMOSI KEPERILAKUAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XII MIPA SMA N 2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Desi haryanti, Tri Hartini

Lebih terperinci

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI-MIA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Titis Fitri Putri Astuti (11500048) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat persaingan yang semakin ketat dalam bidang jasa, terutama jasa psikologi. Masyarakat psikologi dan

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR Nofianti Eka Permadi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa. Kualitas

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN CARA BELAJAR SISWA

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN CARA BELAJAR SISWA Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 04/02/2013 Direvisi 14/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 KERJASAMA GURU

Lebih terperinci

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Bk Se- Kota Medan

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Bk Se- Kota Medan 1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Bk Se- Kota Medan Hariaty Nababan Universitas Negeri Medan hariaty_n@yahoo.com Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd Universitas Negeri Medan Abstrak.Penelitian

Lebih terperinci

KORELASI TINGKAT INTELIGENSI SISWA DENGAN HASIL PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS I SD NEGERI JABUNGAN SEMARANG

KORELASI TINGKAT INTELIGENSI SISWA DENGAN HASIL PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS I SD NEGERI JABUNGAN SEMARANG KORELASI TINGKAT INTELIGENSI SISWA DENGAN HASIL PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS I SD NEGERI JABUNGAN SEMARANG Moh. Aniq Kh.B. Dosen PGSD Universitas PGRI Semarang khairulbasyar@ymail.com Anita

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD IQRA MUARA BULIAN. Oleh A N R I C O NIM. A1D109031

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD IQRA MUARA BULIAN. Oleh A N R I C O NIM. A1D109031 ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD IQRA MUARA BULIAN Oleh A N R I C O NIM. A1D109031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MATA KULIAH STATISTIK SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR STATISTIK MAHASISWA IKIP PGRI MADIUN

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MATA KULIAH STATISTIK SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR STATISTIK MAHASISWA IKIP PGRI MADIUN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MATA KULIAH STATISTIK SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR STATISTIK MAHASISWA IKIP PGRI MADIUN Sofia Nur Afifah 1), Ervan Johan Wicaksana 2) 1 Fakultas Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak peserta didik yang berkualitas dari segi jasmani maupun rohani, mandiri sesuai dengan tingkat

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL 0 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL LAURA SUKMAWATI NPM: 11060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

Rizki Lestari F

Rizki Lestari F HUBUNGAN ANTARA PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SMA NEGERI 7 PONTIANAK Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh :

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Mimi Suriatie

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Mimi Suriatie UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA Oleh : Mimi Suriatie ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai ujung tombak perubahan memiliki peranan penting dalam mengoptimalkan potensi peserta didik, sehingga peserta didik memiliki kompetensi dalam

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DISERTAI PEMBERIAN MODUL PADA PERKULIAHAN KALKULUS VEKTOR

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DISERTAI PEMBERIAN MODUL PADA PERKULIAHAN KALKULUS VEKTOR MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DISERTAI PEMBERIAN MODUL PADA PERKULIAHAN KALKULUS VEKTOR Anny Sovia Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat email:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka pada bab ini, akan dijelaskan beberapa teori tentang siswa underachiever, karakteristik, ciri-ciri, penyebab siswa menjadi underachiever, upaya pecegahan siswa

Lebih terperinci

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi* PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG Oleh : Ismi Auldra Efendi* Asmaiwaty Arief** Nofrita** * Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar sebagai perluasan pengetahuan yang diperoleh di Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dimaksudkan untuk membantu siswa tumbuh dan berkembang menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal, dalam berbagai aspek

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Rabiatun Nurhasanah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : rabiatunnurhasanah@gmail.com

Lebih terperinci

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 0 MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 10060099 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

JURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN

JURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN JURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN RAHMITA SONIA NPM: 11060201 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Rahima Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK. Kalkulus

Lebih terperinci

Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Kegiatan Belajar Peserta Didik

Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Kegiatan Belajar Peserta Didik Konselor Volume 3 Number 1 March 2014 ISSN: 1412-9760 Received January 15, 2014; Revised February 12, 2014; Accepted March 30, 2014 Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Kegiatan Belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harga diri adalah penilaian seseorang mengenai gambaran dirinya sendiri yang berkaitan dengan aspek fisik, psikologis, sosial dan perilakunya secara keseluruhan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan yang penting. Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pendidikan telah mengawali masuknya konseling untuk pertama kalinya ke Indonesia. Adaptasi konseling dengan ilmu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI. ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Ani SATUN FADILAH 1), GARDJITO 1), Jodion SIBURIAN 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT 0 PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG Yunesya Vidara 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah memperoleh prestasi akademik sesuai dengan target yang telah ditentukan. Berdasarkan konsep pembelajaran

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI Enita Evilia, Drs. Nelyahardi Gutji, M.Pd, Drs. Joni Afri, M.Pd Program Studi Bimbingan Konseling Jurusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan yaitu di SMA Negeri 1 Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Jenis penelitian ini ditinjau

Lebih terperinci

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Self Esteem Korban Bullying 115 SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Stefi Gresia 1 Dr. Gantina Komalasari, M. Psi 2 Karsih, M. Pd 3 Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar di kelas VIII MTs Negeri 1 Pangandaran, hasil belajar siswa

Lebih terperinci

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang PERBEDAAN MOTIVASI SISWA MEGIKUTI BELAJAR TAMBAHAN DI SEKOLAH ANTARA SISWA LAIK-LAKI DAN PEREMPUAN SERTA IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memahami Psikologi anak Usia SD, SMP, dan SMA, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 219.

BAB I PENDAHULUAN. dalam memahami Psikologi anak Usia SD, SMP, dan SMA, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 219. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA GURU BK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK TI PELITA NUSANTARA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH KINERJA GURU BK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK TI PELITA NUSANTARA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH KINERJA GURU BK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK TI PELITA NUSANTARA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : Taufik Yusuf * dan M. Fatchurahman ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi

Lebih terperinci

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46)

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46) SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh PEMILIHAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PEMILIHAN JURUSAN PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan bahwa anak lambat belajar dapat diatasi dengan. baik, kesadaran akan tanggungjawab sebagai pelajar, kesadaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan bahwa anak lambat belajar dapat diatasi dengan. baik, kesadaran akan tanggungjawab sebagai pelajar, kesadaran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa anak lambat belajar dapat diatasi dengan menggunakan bimbingan belajar, sehingga dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun-tahun terakhir terjadi perubahan yang semakin pesat dalam berbagai sektor kehidupan. Perubahan tersebut terjadi sebagai dampak dari kemajuan di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

ANAK BERBAKAT BERPRESTASI KURANG (THE UNDERACHIEVING GIFTED) DAN STRATEGI PENANGANANNYA. Oleh Rochmat Wahab

ANAK BERBAKAT BERPRESTASI KURANG (THE UNDERACHIEVING GIFTED) DAN STRATEGI PENANGANANNYA. Oleh Rochmat Wahab ANAK BERBAKAT BERPRESTASI KURANG (THE UNDERACHIEVING GIFTED) DAN STRATEGI PENANGANANNYA Oleh Rochmat Wahab PENGANTAR ANAK BERBAKAT BERPRESTASI KURANG (AB2K) MERUPAKAN ISTILAH YANG AMBIGIU SEBAGIAN BESAR

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN

Lebih terperinci

PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA JURUSAN BK FIP UNJ ANGKATAN 2011

PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA JURUSAN BK FIP UNJ ANGKATAN 2011 48 Profil Keterampilan Sosial Mahasiswa Jurusan BK FIP UNJ Angkatan 2011 PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA JURUSAN BK FIP UNJ ANGKATAN 2011 Oleh: Isnaini Hayati 1 Drs Fahmi Idris, MM 2 Karsih, M.Pd

Lebih terperinci

Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Membantu Siswa Meningkatkan Motivasi Belajar. Desti Fatayati 1 dan Eko Darminto 2

Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Membantu Siswa Meningkatkan Motivasi Belajar. Desti Fatayati 1 dan Eko Darminto 2 Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Membantu Siswa Meningkatkan Motivasi Belajar Desti Fatayati 1 dan Eko Darminto 2 Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan konseling kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS AKSELERASI DI SMP N 7 KOTA JAMBI

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS AKSELERASI DI SMP N 7 KOTA JAMBI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS AKSELERASI DI SMP N 7 KOTA JAMBI Dwi Wulan Sari, Drs. Suparjo Herlambang, M.Pd, Drs. Asradi, MM Program Studi Bimbingan Konseling

Lebih terperinci

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEBERADAAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL CICI FITRIA NPM: 10060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DAN UPAYA PEMECAHANNYA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 5 Kendari) Suhendri Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang berkualitas dan merupakan makhluk seutuhnya. Makhluk yang seutuhnya adalah mereka yang

Lebih terperinci

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi   ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI PENERAPAN TEKHNIK BRAINSTORMING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Melin Pratikasari

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN Oleh : SYUKRI MARZUKI NPM: 11060269 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengembangan inventori kesiapan kerja siswa SMK jurusan animasi dapat ditarik kesimpulan yaitu menghasilkan instrumen dalam bentuk

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA

PENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA PENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA Martunis, Khairul Bariah, M. Husen Universitas Syiah Kuala Email : martunis_yahya@yahoo.co.id ABSTRAK Dalam proses

Lebih terperinci

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data tujuan dan kegunaan.

BAB III METODE PENELITIAN. kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data tujuan dan kegunaan. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat kata kunci yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: WAHYU SURYO WIDIYANTORO NPM. 12500034 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian

Lebih terperinci

PILIHAN PENDIDIKAN LANJUTAN DAN PEKERJAAN SERTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PILIHAN PENDIDIKAN LANJUTAN DAN PEKERJAAN SERTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PILIHAN PENDIDIKAN LANJUTAN DAN PEKERJAAN SERTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Terhadap Peserta Didik Kelas XI dan XII di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman) ARTIKEL EVA GUSPA RINI NPM: 11060193

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang) Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima18/02/2013 Direvisi06/03/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

Lebih terperinci

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Volume 1 Nomor 1 Januari 2012 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling Halaman 1-5 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA

Lebih terperinci

STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR YANG RENDAH PADA SISWA UNDERACHIEVER

STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR YANG RENDAH PADA SISWA UNDERACHIEVER STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR YANG RENDAH PADA SISWA UNDERACHIEVER Novi Yulistian Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia Novi.Yulistian@gmail.com

Lebih terperinci

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM REM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM REM SISWA KELAS XII TEKNIK SEPEDA MOTOR DI SMK PANCASILA KUTOARJO Oleh Email : Faisal Dwi Hermawan, Widiyatmoko,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA Arni Murnita

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG. Oleh: Sefriani. Fitria Kasih Yusnetti ABSTRACT

MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG. Oleh: Sefriani. Fitria Kasih Yusnetti ABSTRACT MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG Oleh: Sefriani Fitria Kasih Yusnetti Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The problem in this study is

Lebih terperinci

Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling

Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kons Info Artikel: Diterima 12/08/2013 Direvisi 16/08/2013 Dipublikasikan 11/09/2013 hlm. 1-6 PERAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEGIATAN PERKULIAHAN MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEGIATAN PERKULIAHAN MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima01/01/2013 Direvisi 20/02/2013 Dipublikasikan 09/03/2013 hlm. 1-7 HUBUNGAN

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR

2016 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, bab II pasal 3, menyatakan pendidikan memiliki fungsi dan tujuan

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh: 1 UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh: Elvia Erviana * Yarmis Syukur** Rahma Wira Nita ** Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MENJAHIT PADA SISWA SMPN 2 MOJOGEDENG KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MENJAHIT PADA SISWA SMPN 2 MOJOGEDENG KABUPATEN KARANGANYAR PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MENJAHIT PADA SISWA SMPN 2 MOJOGEDENG KABUPATEN KARANGANYAR Siti Nur Qomariyah Guru SMPN 2 Mojogendeng Karang Anyar Abstrak Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci