BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Separator minyak dan pipa-pipa pendukungnya memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu proses pengilangan minyak. Separator berfungsi memisahkan zat-zat termasuk minyak dan gas pada temperatur dan tekanan tertentu, sedangkan pipa pendukungnya berfungsi untuk mengalirkan fluida. Oleh karena itu separator harus dilindungi agar tidak terjadi kegagalan dan tentu saja kegagalan yang terjadi baik itu pada separator minyak maupun pada pipa pendukungnya dapat menyebabkan penghentian penyaluran bahan bakar. Hal ini akan memberikan kerugian yang sangat besar kepada perusahaan akibat berhentinya suatu produksi yang seharusnya berjalan secara terus menerus. Kerugian akan semakin berkembang apabila adanya kebocoran yang mengakibatkan kebakaran yang memakan korban jiwa, dimana kerugian tersebut harus ditanggung oleh perusahaan. Kegagalan peralatan terjadi akibat adanya mekanisme kerusakan yang bekerja. Mekanisme kerusakan yang mungkin terjadi pada perlatan diwadahkan pada RBI API 581 dalam bentuk subfaktor Modul Teknik berupa 1) penipisan (thinning), 2) retak akibat stress dan korosi (Stress Corosion Cracking, SCC), 3) Serangan Hidrogen Pada Temperature Tinggi (High Temperature Hydrogen Attack, HTHA), 4) kelelahan mekanik (mechanical fatigue), 5) patah getas (brittle failure), 6) kerusakan pelapis (equipment lining damage), 7) kerusakan luar (external damage) dan 8) Perayapan (Creep). Dalam menciritemukan mekanisme kerusakan serta mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi pada sebuah peralatan biasanya dilakukan inspeksi melalui metode non destructive examination (NDE) Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan inspeksi terhadap peralatan secara intensif. Berdasarkan hasil inspeksi diharapkan dapat mengetahui kondisi peralatan saat itu. Semakin sering dilakukan inspeksi dan analisis kondisi peralatan tersebut, maka diharapkan akan semakin mengurangi kemungkinan untuk terjadinya kerusakan yang diluar prediksi. Dimana frekuensi dan jenis inspeksi yang dilakukan pada peralatan tergantung dengan kondisi dari peralatan. -1-

2 Kegiatan inspeksi bukan lagi hanya masalah memeriksa dan mendiagnosa secara fisik kondisi suatu paralatan, tetapi inspeksi juga dapat memberikan masukan untuk pengendalian dan penanggulangan suatu kerusakan. Salah satu cara melakukan inspeksi adalah dengan menganalisis risiko suatu peralatan (risk assesment) dari setiap peralatan sehingga dapat dibedakan peralatan dengan risiko tinggi maupun rendah. Salah satu metode evaluasi risiko yang banyak dipakai saat ini evaluasi dengan menggunakan metode inspeksi berbasis risiko (Risk Based Inspection, RBI), RBI adalah metode yang menggunakan tingkat risiko sebagai dasar untuk memprioritaskan dan mengatur usaha-usaha dari sebuah program inspeksi serta pemeliharaan yang memadai. Dalam hal ini, RBI memberikan hubungan yang baik antara mekanisme kerusakan dengan program inspeksi yang digunakan untuk menurunkan risiko terkait. Metode ini ditujukan untuk peralatan-peralatan statis bertekanan seperti separator dan pipa-pipa penghubungnya, penerapan RBI dapat didekati secara kualitatif, semikuantitatif dan kuantitatif. Pemilihan pendekatan tersebut tergantung dari tujuan analisis, jumlah peralatan yang dianalisis, ketersediaan sumber daya waktu, kompleksitas sistem, dan ketersediaan data. Namun di setiap pendekatan menyediakan metode sistematik untuk menyaring risiko, mengidentifikasi area yang perlu mendapat perhatian lebih dan membangun daftar prioritas untuk analisis atau inspeksi yang lebih. 1.2 Tujuan Penelitian - Memahami ilmu dan dasar-dasar yang berkaitan dengan mekanisme kerusakan yang terjadi dalam separator dan pipa-pipa penghubungnya dalam penerapannya pada inspeksi berbasis risiko. - Mempelajari dan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat risiko suatu peralatan. - Mengevaluasi risiko Separator V-201 beserta pipa Kurau EMP Malacca Strait menurut standar API Menentukan umur pipa-pipa Kurau dan Separator V Memberikan saran untuk pengelolaan risiko berdasarkan hasil evaluasi dan umur yang telah dilakukan. -2-

3 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini menggunakan standar API 581 dengan metode perhitungan RBI semikuantitatif. Perhitungan semikuantitatif dipilih dalam upaya mengurangi usaha dan waktu dalam pengambilan data serta perhitungan risiko. Perhitungan semikuantitatif memiliki tingkat keakuratan yang lebih baik dibandingkan dengan perhitungan kualitatif, untuk lebih meningkatkan tingkat keakuratan maka data-data semikuantitatif dapat digunakan sebagai data masukan perhitungan kuantitatif. Separator yang dianalisis berjumlah satu yaitu Separator V-201 dan pipa yang dianalisis berjumlah 9 yaitu : pipa 12 dari sumur Tanjung Mayo BM, pipa 12 BM BK, pipa 12 BK BH, pipa 12 BH BG tie in, pipa 8 AC2 AC3, pipa 12 AC2 BG, pipa 16 BG BG Tie in, pipa 16 BG Tie in Separator V-201, dan Separator V-201. Pipa yang dianalisis adalah pipa API 5L X-42 schedule 40, sedangkan separator yang dianalisis berjenis ANSI 516 grade 70. Ketebalan dinding peralatan yang digunakan adalah hasil pengukuran dengan Portable Ultrasonic Testing. Karena keterbatasan data maka korosi yang terjadi pada masing-masing segmen diasumsikan adalah korosi merata, sehingga laju korosinya linier. 1.4 Metodologi Penelitian Separator V-201 dan pipa kurau adalah peralatan yang penting bagi proses produksi EMP Malacca Strait, maka pemeliharaan dengan analisis berbasis risiko adalah suatu hal yang sangat penting agar pelaksanaan inspeksi dapat terencana dengan sistematis, untuk lebih jelasnya tentang alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1. Sedangkan data ketebalan diambil dengan menggunakan portable ultrasonic testing. -3-

4 Permasalahan : Pipa Kurau dan separator V-201 yang telah beroperasi selama 20 tahun yang terakhir kali di inspeksi menggunakan UT pada 2005 dan inspeksi hanya dilakukan secara visual satu tahun sekali Data lapangan Perhitungan konsekuensi Perhitungan kemungkinan Risk = CoF x PoF identifikasi Risiko Perbandingan umur pipa dan separator dengan analisis penipisan dan analisis tegangan tidak Sesuai dengan keadaan Terpendek = umur pipa ya Kesimpulan dan saran Gambar 1.1. Diagram alir penelitian 1.5 Sistematika Penulisan - Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan secara umum tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan - Bab II Inspeksi Berbasis Risiko Menguraikan Risk Based Inspection sesuai dengan API 581, di dalamnya meliputi definisi, ruang lingkup, konsep dasar risiko, serta metode-metode -4-

5 yang diterapkan dalam API 581. Pada bab ini juga dijelaskan perhitungan umur pipa berdasarkan analisis penipisan dan analisis tegangan sesuai dengan ASME B31.4 pada fluida cair, penjelasan mengenai API 5L X42, separator beserta fungsinya dan yang terakhir membahas tentang mitigasi inspeksi. - Bab III Tinjauan Umum Lapangan Memberikan gambaran mengenai kondisi lapangan, data-data yang didapat dari lapangan, kondisi peralatan. Juga membahas mengenai analisis kegagalan - Bab IV Pembahasan Penjelasan mengenai besar risiko, penjelasan umur sisa, dan metode inspeksi yang disarankan untuk Separator V-201 serta pipa Kurau - Bab V Kesimpulan dan Saran Kesimpulan terhadap keseluruhan dari isi tugas akhir dan saran untuk pengembangan yang lebih lanjut. -5-