Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013"

Transkripsi

1 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Indikator Kinerja Penyusunan LAKIP Tahun 2013 ini pada hakekatnya merupakan pertanggungjawaban Kepala Biro Kependudukan dan Catatan Sipil atas tugas dimaksud yang diimplementasikan melalui pelaksanaan program dan kegiatan guna mewujudkan tujuan dan sasaran sesuai visi dan misi sebagaimana tertuang dalam dokumen Renstra tahun dan RPJMD Provinsi Kalbar Tahun Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis , telah menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah di breakdown ke dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). DPA ini pada hakekatnya merupakan dokumen yang berisi tentang kegiatan yang harus dilaksanakan dalam satu tahun beserta perincian penganggarannya dengan memperhatikan sasaran strategis yang telah ditetapkan. DPA dan perubahannya kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam kegiatan yang disertai dengan target-target yang harus dicapai untuk masingmasing kegiatan. Berdasarkan Renstra Tahun , Biro Kependudukan dan Catatan Sipil telah menetapkan 5 (lima) sasaran strategis yang ingin dicapai untuk pencapaian misi dari Biro Kependudukan dan Catatan Sipil. Pada tahun 2013, pencapaian sasaran strategis dan misi Biro Kependudukan dan Catatan Sipil dilakukan melalui 37 (tiga puluh tujuh) kegiatan yang termasuk di dalam APBD Murni sebanyak 35 (tiga puluh lima) kegiatan dan APBD Perubahan/Tambahan sebanyak 2 (dua) kegiatan dengan total alokasi dana sebesar Rp ,- BAB III 38

2 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Adapun pencapaian sasaran Renstra pada Biro Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2013, diuraikan sebagai berikut: Tabel 3.1 Perbandingan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Tahun 2012 dan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2012 Realisasi 2012 Target 2013 Realisasi 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Sasaran 1.1 Meningkatnya kegiatan fasilitasi, pembinaan, dan koordinasi kepada aparatur pengelola pendaftaran penduduk dan konsultasi ke pemerintah pusat. Jumlah aparat Dinas Dukcapil yang telah mengikuti Rapat Koordinasi Bidang Pendaftaran Penduduk. Perkembangan penyelenggaraan pendaftaran penduduk Dinas Dukcapil dan solusi permasalahannya. yang telah dilakukan bimbingan dan supervisi perpindahan penduduk antar negara. Persamaan persepsi terkait kebijakan pendaftaran pindah datang antar negara yang telah dilakukan bimbingan dan supervisi perpindahan penduduk dalam negara. Persamaan persepsi terkait kebijakan pendaftaran pindah datang WNI dalam wilayah NKRI. yang telah dilakukan koordinasi pengawasan penyelenggaraan pendaftaran penduduk. Kemampuan Aparat Dinas Dukcapil dalam penyelenggaraan pendaftaran penduduk. yang telah dilakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk Teridentifikasinya permasalahan pendaftaran penduduk Dinas Dukcapil dan solusi permasalahannya. yang telah dilakukan sosialisasi, supervisi, dan monitoring penerapan e-ktp Pemahaman akan pentingnya penerapan e-ktp dan kelancaran dalam penerapan e-ktp Jumlah aparat Dinas Dukcapil yang telah mengikuti Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Penerapan KTP Elektronik (e- KTP). Perkembangan penyelenggaraan KTP Elektronik (e-ktp) Dinas Dukcapil dan solusi permasalahannya yang telah dilakukan fasilitasi, supervisi dan konsultasi pembinaan penyelenggara pendaftaran penduduk Peningkatan pelayanan pencatatan dan penerbitan biodata, KK, KTP Elektronik dan pindah datang penduduk di seluruh se Kalbar Pelaksanaan Rapat Koordinasi Sinkronisasi Kebijakan Penyelenggara Administrasi Kependudukan Persamaan pandangan aparat pengelola penyelenggara pendaftaran penduduk Data manfaat e- KTP, kendala, dan solusinya Data manfaat e- KTP, kendala, dan solusinya BAB III 39

3 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2. Sasaran 1.2 Meningkatnya kapasitas, kualitas SDM aparatur pengelola pendaftaran penduduk Kabupaten/Kota 3. Sasaran 1.3 Meningkatnya penyelenggaraan pencatatan kelahiran, kematian, status anak dan perubahan nama di Pembekalan Teknis kepada aparat Dinas Dukcapil yang mengelola pendaftaran penduduk Optimalisasi pelayanan pendaftaran penduduk kepada masyarakat 1 (satu) Kali Pertemuan dan Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaporan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan 1 (satu) Kali Pertemuan dan Pelaksanaan Workshop Dalam Rangka Fasilitasi Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Kabupaten/Kota Khususnya Bidang Pelayanan Dokumen Kependudukan yang telah dilakukan bimbingan dan supervisi pencatatan kelahiran, kematian, status anak dan perubahan nama. Persamaan persepsi dalam menyelenggarakan kegiatan pencatatan kelahiran, kematian, status anak dan perubahan nama. yang telah dilakukan koordinasi pengawasan pencatatan sipil Buah dan Buah dan Tertib penyelenggaraan pencatatan sipil 5 Buah dan 5 Buah dan yang telah dilakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pencatatan sipil. Pengamanan dan pemeliharaan dokumen register akta pencatatan sipil. 4. Sasaran 1.4 Meningkatnya penyelenggaraan pencatatan perkawinan, perceraian, kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya Pencapaian tertib penyelenggaraan administrasi kependudukan Data percepatan penyelesaian penerbitan akta kelahiran bagi penduduk yang pelaporan kelahirannya melampaui batas waktu 1 (satu) tahun Jumlah aparat Dinas Dukcapil yang telah mengikuti Rakor bidang Pencatatan Sipil se Kalbar Perkembangan penyelenggaraan bidang pencatatan sipil se Kalbar dan solusi permasalahannya yang telah dibina dalam penyelenggaraan pencatatan perkawinan penduduk yang beragama Islam. yang telah melaporkan kegiatan penyelenggaraan pencatatan perkawinan penduduk yang beragama Islam. Jumlah aparat Dinas Dukcapil yang telah mengikuti Sosialisasi peraturan dan ketentuan Bidang Pencatatan Sipil Kemampuan teknis aparat Dinas Dukcapil memahami peraturan dan ketentuan Bidang Pencatatan Sipil yang telah dilakukan bimbingan dan supervisi pencatatan perkawinan, perceraian, perubahan kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya. Persamaan persepsi dalam penyelenggaraan pencatatan perkawinan, perceraian, perubahan kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya. Jumlah aparat Dinas Dukcapil yang telah dilakukan pembinaan pelaporan penyelenggaraan pencatatan sipil Kemampuan teknis aparat Dinas Dukcapil dalam BAB III 40

4 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) pelaporan hasil pencatatan sipil. 5. Sasaran 2.1 Meningkatnya kapasitas, kualitas SDM aparatur pengelola SIAK. 6. Sasaran 2.2 Meningkatnya pengembangan sarana/ prasarana Database SIAK. 7. Sasaran 3.1 Meningkatnya penyajian, penyebaran dan diseminasi informasi bidang yang telah dilakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan SIAK Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan melalui SIAK Jumlah aparat Dinas Dukcapil yang telah mengikuti kegiatan Rapat Teknis Pengelolaan SIAK Kabupaten/Kota. Kemampuan teknis aparat Dinas Dukcapil dalam pengelolaan SIAK Berfungsinya sarana dan prasarana SIAK Provinsi Kalbar dengan baik dan terpelihara setiap waktu. Meningkatnya kualitas laporan SIAK Provinsi Kalbar. yang telah dilakukan konsolidasi dan verifikasi Database SIAK. Database SIAK yang semakin valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. yang telah dilakukan kegiatan koordinasi pengawasan pelaksanaan e-ktp yang telah siap untuk menerapkan e- KTP yang telah dilakukan konsolidasi dan penyiapan data penduduk potensial pemilih Pilkada Gubernur Persamaan persepsi dalam pelaksanaan pemutakhiran dan konsolidasi data penduduk untuk mendukung pelaksanaan Pilkada. Termonitoring permasalahan teknis perangkat jaringan e-ktp dan SIAK dan Prov. Kalbar Terwujudnya kelancaran jaringan e-ktp dan SIAK Konsolidasi, tersedianya perangkat SIAK yang memadai dan terbentuknya forum ADB SIAK dan Prov. Kalbar Pengadaan sarana pendukung operasional dan penyiapan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) Legislatif dan DPD Tahun 20 Kelancaran operasional penyiapan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) Legislatif dan DPD Tahun 20 Fasilitasi upaya menyediakan penyediaan data penduduk potensial pemilih Pemilu Legislatif dan DPD Tahun 20 yang valid dan akurat melalui verifikasi dan konsolidasi data penduduk melalui program SIAK Koordinasi verifikasi dan konsolidasi daftar penduduk potensial pemilih Pemilu Legislatif dan DPD Tahun 20 pada se Kalbar Data daftar penduduk potensial pemilih Pemilu Legislatif dan DPD Tahun 20 yang valid dan akurat di setiap Kabupaten dan Kota se Kalimantan Barat yang telah menerima penyebaran leaflet, booklet dan poster dari Biro Dukcapil. yang telah menindaklanjuti penyebaran dan diseminasi informasi bidang kependudukan kepada masyarakat luas. Data seluruh data komponen SIAK 20 Buku 2 Buku Data seluruh data komponen SIAK 20 Buku 2 Buku BAB III 41

5 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kependudukan. 8. Sasaran 3.2 Kelancaran penyampaian laporan kependudukan yang berbasiskan registrasi Database SIAK. 9. Sasaran 3.3 Meningkatnya penataan arsip dan kelancaran pelayanan administrasi Biro Dukcapil Keasistenan I 10. Sasaran 4.1 Meningkatnya kapasitas, kualitas SDM aparatur pengelola perkembangan penduduk 11. Sasaran 4.2 Meningkatnya kegiatan fasilitasi, pembinaan dan koordinasi kepada aparatur pengelola perkembangan penduduk. yang telah mengikuti kompilasi peraturan dan ketentuan di bidang administrasi kependudukan. Tersedianya bahan dalam menentukan kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan sesuai perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. yang telah dillakukan bimbingan dan supervisi pemanfaatan dan pendayagunaan laporan kependudukan dan database SIAK Tersedianya bahan data kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan yang telah dilakukan bimbingan dan supervisi dalam rangka pengolahan dan penyajian data kependudukan yang akurat, valid dan akuntabel. yang telah menyampaikan laporan kependudukan secara tepat waktu, valid dan dapat dipertanggung-jawabkan. yang telah dilakukan fasilitasi dan pembinaan dalam rangka pengolahan dan penyajian data kependudukan yang akurat, valid dan akuntabel. Pelayanan administrasi kepada bagian di Lingkungan Fasilitasi kegiatan rutin dan kelancaran pelaksanaan Tupoksi Biro dan kebutuhan barangbarang dan perlengkapan kantor Biro Jumlah surat masuk dan surat keluar Biro di lingkungan Asisten Administrasi Pemerintahan yang telah diarsipkan dan ditata dengan baik Intensitas rapat staf pada 3 Biro di lingkungan asisten. asisten yang terfasilitasi dengan baik. Kinerja pejabat/ staf pada 3 Biro di lingkungan Asisten. yang telah dilakukan bimbingan dan supervisi perkembangan kependudukan. Sinkronisasi perkembangan kependudukan yang meliputi kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk yang telah dilakukan koordinasi pengawasan mobilitas penduduk. Persamaan persepsi dan pandangan dalam pengelolaan mobilitas penduduk antar. Terselenggaranya rapat koordinasi penanganan masalah tertib administrasi kependudukan Prov. Kalbar Terwujudnya pemahaman akan perlunya penanganan administrasi kependudukan Prov. Kalbar Buku pada Biro 3 Biro Data kehadiran para pejabat/staf 3 Biro pada rapat staf Daftar kegiatan dan kehadiran asisten I Data prestasi dan kinerja Biro 3 Biro Data kehadiran para pejabat/st af 3 Biro pada rapat staf Daftar kegiatan dan kehadiran asisten I Data prestasi dan kinerja Biro 3 Biro Data kehadira n para pejabat/s taf 3 Biro pada rapat staf Daftar kegiatan dan kehadira n asisten I Data prestasi dan kinerja Biro 20 Buku 3 3 pada Biro 3 Biro Data kehadira n para pejabat/st af 3 Biro pada rapat staf Daftar kegiatan dan kehadira n asisten I Data prestasi dan kinerja Biro 12. Sasaran 4.3 Penyusunan profil penduduk se Provinsi BAB III 42

6 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Meningkatnya persamaan persepsi bagi aparatur pengelola perkembangan penduduk. 13. Sasaran 5.2 Meningkatnya kualitas data proyeksi penduduk dan kemampuan aparatur dalam memanfaatkan data penduduk sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan berwawasan kependudukan. Sasaran Meningkatnya pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Biro Kependudukan dan Catatan Sipil (Sasaran dari program pendukung) 15. Sasaran Meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran dalam rangka menunjang tugas-tugas di Lingkungan Biro Kependudukan dan Catatan Sipil (Sasaran dari program pendukung) Kalbar Tersedianya bahan perumusan kebijakan pemerintah dan pembangunan yang berbasiskan data profil penduduk. yang telah dilakukan fasilitasi, supervisi dan pembinaan dalam rangka penyiapan bahan/penyusunan proyeksi penduduk. Tersedianya data proyeksi penduduk dan perkiraan permasalahan yang dihadapi di kemudian hari. keuangan semesteran dan tahunan Biro Dukcapil Informasi kondisi penyerapan dana dan sisa anggaran per semester dan tahunan Biro Dukcapil Buku 6 Buku 30 Buku 30 Buku Buku 3 Buku 3 Buku 3 Buku 3 LAKIP Biro Dukcapil 20 Buku 20 Buku Informasi kinerja Biro Dukcapil, perbandingan dengan tahun sebelumnya. Data 3 Data 3 Data 3 Data 3 Renstra Biro Dukcapil Informasi hal-hal yang akan dilaksanakan Biro Dukcapil - - Data 3 Data 3 Renja Biro Dukcapil 20 Buku 20 Buku Informasi hal-hal yang akan dilaksanakan Biro Dukcapil Data 3 Data 3 Data 3 Data 3 LPPD dan LKPJ Biro Buku 20 Buku Jumlah surat masuk dan surat keluar yang telah diarsipkan dan ditata dengan baik. Diketahuinya kinerja Biro Dukcapil Data 3 Data 3 Data 3 Data 3 Kelancaran pencarian surat masuk dan surat keluar yang diperlukan oleh Biro. Data 3 Data 3 Data 3 Data 3 RKA/DPA Biro Dukcapil. 30 Buku 30 Buku 50 Buku 50 Buku Informasi jumlah dana yang dikelola oleh Biro Dukcapil Data 3 Data 3 Data 3 Data 3 Kelancaran pelayanan kesekretariatan dan - - pelayanan administratif Biro Kependudukan dan Catatan Sipil B. EVALUASI DAN ANALISIS PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA Perolehan capaian IKU terhadap 15 (lima belas) sasaran selama tahun 2013 cukup variatif. Berikut ini perolehan capaian IKU beserta penjelasan, evaluasi dan analisisnya : BAB III 43

7 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tabel 3.2 Perolehan Capaian Sasaran 1 IKU No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2013 Realisasi 2013 % (1) (2) (3) (6) (7) (6) 1. Sasaran 1.1 Meningkatnya kegiatan fasilitasi, pembinaan, dan koordinasi kepada aparatur pengelola pendaftaran penduduk dan konsultasi ke pemerintah pusat. Jumlah aparat Dinas Dukcapil yang telah mengikuti Rapat Koordinasi Bidang Pendaftaran Penduduk. Perkembangan penyelenggaraan pendaftaran penduduk Dinas Dukcapil dan solusi permasalahannya. yang telah dilakukan fasilitasi, supervisi dan konsultasi pembinaan penyelenggara pendaftaran penduduk Peningkatan pelayanan pencatatan dan penerbitan biodata, KK, KTP Elektronik dan pindah datang penduduk di seluruh se Kalbar Pelaksanaan Rapat Koordinasi Sinkronisasi Kebijakan Penyelenggara Administrasi Kependudukan Persamaan pandangan aparat pengelola penyelenggara pendaftaran penduduk 2. Sasaran 1.2 Meningkatnya kapasitas, kualitas SDM aparatur pengelola pendaftaran penduduk Kabupaten/Kota 3. Sasaran 1.3 Meningkatnya penyelenggaraan pencatatan kelahiran, kematian, status anak dan perubahan nama di. Pembekalan Teknis kepada aparat Dinas Dukcapil yang mengelola pendaftaran penduduk Optimalisasi pelayanan pendaftaran penduduk kepada masyarakat 1 (satu) Kali Pertemuan dan Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaporan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan 1 (satu) Kali Pertemuan dan Pelaksanaan Workshop Dalam Rangka Fasilitasi Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Kabupaten/Kota Khususnya Bidang Pelayanan Dokumen Kependudukan yang telah dilakukan bimbingan dan supervisi pencatatan kelahiran, kematian, status anak dan perubahan nama. Persamaan persepsi dalam menyelenggarakan kegiatan pencatatan kelahiran, kematian, status anak dan perubahan nama. yang telah dilakukan koordinasi pengawasan pencatatan sipil 5 Buah dan 5 Buah dan Tertib penyelenggaraan pencatatan sipil 5 Buah dan 5 Buah dan yang telah dilakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pencatatan sipil. Pengamanan dan pemeliharaan dokumen register akta pencatatan sipil. Pencapaian tertib penyelenggaraan administrasi kependudukan Data percepatan penyelesaian penerbitan akta kelahiran bagi penduduk yang pelaporan kelahirannya melampaui batas waktu 1 (satu) tahun Jumlah aparat Dinas Dukcapil yang telah mengikuti Rakor bidang Pencatatan Sipil se Kalbar BAB III 44

8 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 4. Sasaran 1.4 Meningkatnya penyelenggaraan pencatatan perkawinan, perceraian, kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya Perkembangan penyelenggaraan bidang pencatatan sipil se Kalbar dan solusi permasalahannya yang telah dibina dalam penyelenggaraan pencatatan perkawinan penduduk yang beragama Islam. yang telah melaporkan kegiatan penyelenggaraan pencatatan perkawinan penduduk yang beragama Islam. Jumlah aparat Dinas Dukcapil yang telah mengikuti Sosialisasi peraturan dan ketentuan Bidang Pencatatan Sipil Kemampuan teknis aparat Dinas Dukcapil memahami peraturan dan ketentuan Bidang Pencatatan Sipil yang telah dilakukan bimbingan dan supervisi pencatatan perkawinan, perceraian, perubahan kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya. Persamaan persepsi dalam penyelenggaraan pencatatan perkawinan, perceraian, perubahan kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya. Jumlah aparat Dinas Dukcapil yang telah dilakukan pembinaan pelaporan penyelenggaraan pencatatan sipil. Kemampuan teknis aparat Dinas Dukcapil dalam pelaporan hasil pencatatan sipil. Pencapaian sasaran 1.1 Meningkatnya kegiatan fasilitasi, pembinaan, dan koordinasi kepada aparatur pengelola pendaftaran penduduk dan konsultasi ke pemerintah pusat : 1. Tersedianya Rapat Koordinasi Pendaftaran Penduduk, yang dihadiri oleh aparat Dinas Dukcapil dari yang ditargetkan. 2. Perkembangan penyelenggaraan pendaftaran penduduk Dinas Dukcapil dan solusi permasalahannya. 3. Dilakukannya fasilitasi, supervisi dan konsultasi pembinaan penyelenggara pendaftaran penduduk kepada dari yang ditargetkan dan terangkum dalam. 4. Peningkatan pelayanan pencatatan dan penerbitan biodata, KK, KTP Elektronik dan pindah datang penduduk di seluruh se Kalbar. 5. Tersedianya Rapat Koordinasi Sinkronisasi Kebijakan Penyelenggara Administrasi Kependudukan, yang dihadiri oleh aparat Dinas Dukcapil dari yang ditargetkan. BAB III 45

9 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 6. Terwujudnya persamaan pandangan aparat pengelola penyelenggara pendaftaran penduduk. Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1. Belum sinerginya kebijakan antar instansi terkait pelayanan penduduk WNI/TKI mengakibatkan terjadinya benturan dalam pelaksanaannya pelayanan di Ketapang (salah satu contoh belum diakuinya/jadi persyaratan dalam perpanjangan Paspor, SKPLN sebagai pengganti KTP yang ditarik oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ). 2. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengganti KTP yang ditarik dengan mengeluarkan SKPLN begi penduduk WNI/TKI yang melaporkan rencana kepindahannya. 3. Kabupaten Kapuas Hulu hanya ada 5 (lima) Kecamatan pada wilayah Lini 1 yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia masih kurang 2 (dua) Kecamatan lagi yang belum masuk ke dalam kategori wilayah perbatasan yaitu Kecamatan Empanang dan Kecamatan Putussibau Selatan. 4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia (Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Kapuas Hulu) belum menempatkan petugas pendaftaran pada kantor/pos lintas batas. 5. Sebagai identitas warga maupun TKI yang berada di luar negeri akan menggunakan SKPLN yang diterbitkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil karena KTP maupun KK Indonesia juga tidak berlaku di luar negeri, mereka hanya butuh paspor dan SKPLN. Aturan ini bersifat nasional, namun secara operasional masih belum dilaksanakan seperti di Kantor Imigrasi, petugas masih belum memprasyarakatkan KTP dari para TKI yang hendak ke luar negeri, padahal yang bersangkutan telah membawa SKPLN. BAB III 46

10 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 8. Aplikasi sistem setiap saat berubah dan Kabupaten Sanggau baru selesai menginstal aplikasi tersebut di kecamatan-kecamatan, hal ini sebabkan karena perkembagan IT sangat cepat sehingga apabila ada permasalahan di lapangan, sistem aplikasinya harus diganti atau diubah karena ada beberapa permasalahan pelayanan yang elemen datanya diluar ketentuan hukum maka programnya berubah termasuk aplikasi itu sendiri. 9. Ada beberapa peralatan yang rusak dalam penyelesaian perekaman KTP Elektronik di Kecamatan Entikong. 10. Surat Edaran Menteri yang melarang KTP Elektronik untuk difotokopi, tindak lanjutnya KTP Elektronik difotokopi satu kali saja, kemudian hasil fotokopian tersebut difotokopi ulang. Setelah itu dilegalisir Instansi Pelaksana dan Petugas diwajibkan mengecek kembali di databasenya. 11. Menyangkut Tenaga Kerja Asing, Surat Keterangan Pelintas Batas tidak bisa diganti dengan Kartu Retribusi karena Kartu Retribusi mempunyai syarat bahwa TKA tersebut harus menyetor sebesar 100 Dolar setiap bulan sedangkan ITAS dan ITAP diterbitkan oleh Imigrasi. 12. Mengenai Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Akte Kelahiran yang tidak lagi melalui Pengadilan, ini tidak akan menimbulkan efek jera bagi masyarakat, sehingga timbullah persepsi masyarakat apabila dibutuhkan barulah dibuat, sebenarnya dengan adanya aturan sebelumnya memberikan dorongan kepada masyarakat untuk berlomba-lomba memiliki Akte Kelahiran tidak lebih dari 1 (satu) tahun. Namun dengan adanya proses peradilan kita sebenarnya bangga karena targetnya akan tercapai dan orang mendapatkan shockterapy tetapi begitu itu hilang maka semangat akan menurun dan capaian pun akan menurun. 13. Melegalisir Akte Kelahiran seorang anak yang lahir di luar tempat domisilinya pada prinsipnya yang bisa melegalisir adalah Instansi yang mengeluarkan dokumen tersebut. Disarankan Instansi Pelaksana tersebut membuat buku yang memuat informasi-informasi alamat, nomor telepon atau handphone, , dll sehingga mudah untuk dicari. BAB III 47

11 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). KTP Elektronik yang tidak ditandatangani pejabat berwenang tidak diterima oleh Lembaga Perbankan sedangkan Lembaga Perbankan tersebut harus meminta fotocopy sebagai syarat. Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam hal Kabupaten Kapuas Hulu yang hanya ada 5 (lima) Kecamatan pada wilayah Lini 1 yang berbatasan langsung dengan Sarawak Malaysia masih kurang 2 (dua) Kecamatan lagi yang belum masuk ke dalam kategori wilayah perbatasan disarankan perlu penambahan cakupan wilayah di kabupaten Kapuas Hulu agar camat pada wilayah tersebut dapat mengeluarkan Buku Pas lintas Batas bagi warganya. 2. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia (Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Kapuas Hulu) disarankan menempatkan petugas pendaftaran pada kantor/pos lintas batas yang diikuti dengan peningkatan sarana dan prasarana di Pos Lintas Batas antar negara untuk menunjang pelayanan pada bidang administrasi kependudukan baik yang masuk wilayah NKRI maupun yang keluar (TKI, mengikuti pendidikan di luar negeri dan lain-lain). 3. Dalam rangka mensukseskan pelaksanaan pendaftaran penduduk dan mengoptimalkan pendaftaran pindah datang penduduk antar Negara serta penduduk pelintas batas di perbatasan antar Negara di Provinsi Kalimantan Barat, kepada Pemerintah Pusat (Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementrian Dalam Negeri) agar dapat mengkoordinasikan dengan Kementrian maupun instansi terkait masalah pengurusan SKPLN. 4. Pemberlakuan KTP SIAK yang berakhir 31 Oktober 2013 apabila diperpanjang akan membuat masyarakat malas untuk membuat KTP Elektronik. BAB III 48

12 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 5. Kondisi di Kalimantan Barat ini tidak seperti di Pulau Jawa, salah satunya permasalahan instalasi listriknya. Untuk itu disarankan dispensasi perpanjangan waktu penyelesaian KTP Elektronik. 6. KTP dirubah fungsinya bukan sebagai kebutuhan masyarakat dibalik menjadi kebutuhan pemerintahan dan diberikan sanksi bagi yang tidak memiliki KTP Elektronik. 7. Terkait masalah tenaga kerja kontrak untuk mengantisipasi permasalahan Adminduk di daerah perbatasan Bengkayang berbatasan dengan negara lain, dan adanya jalan tikus yang memungkinkan mereka untuk masuk, untuk permasalahan ini disarankan ke Pemerintah Pusat untuk memfasilitasi dan mengakomodir tenaga/sumber daya manusia yang ditugaskan ke daerah perbatasan. 8. Kepala Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat menegaskan apa saja yang diinginkan oleh Kabupaten/Kota adalah memfasilitasi hal-hal sebagai berikut : a. Mesin Cetak KTP Elektronik. b. Pelatihan untuk yang mencetak KTP Elektronik tersebut. c. Jaringan dibesarkan tenaga listriknya (watt nya). d. Operator pembantu berjumlah 4 orang di setiap wilayahnya. e. Dibangun jaringan Rumah Sakit/Kebidanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil f. Dispensasi langkah-langkah karena Card Reader belum ada. g. Card Reader segera diberikan kepada pihak yang membutuhkan. Pencapaian Sasaran 1.2 Meningkatnya kapasitas, kualitas SDM aparatur pengelola pendaftaran penduduk Kabupaten/Kota : 1. Tersedianya kegiatan Pembekalan Teknis Pengelolaan Pendaftaran Penduduk dan perkembangan pada, dari Kab/ kota yang ditargetkan. 2. Tersedianya data kemampuan teknis aparat Dinas Dukcapil Kab/ kota dalam menguasai peraturan perundang-undangan bidang pendaftaran penduduk, dari Kab/ kota yang ditargetkan. BAB III 49

13 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 3. Tersedianya Sosialisasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaporan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan yang dihadiri oleh aparat Dinas Dukcapil dari Kab/ kota yang ditargetkan. 4. Tersedianya Workshop Dalam Rangka Fasilitasi Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Kabupaten/Kota Khususnya Bidang Pelayanan Dokumen Kependudukan yang dihadiri oleh aparat Dinas Dukcapil dari Kab/ kota yang ditargetkan. Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1. Terkait dengan Kebijakan Pemerintah Pusat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan e-ktp dirasa masih kurang, sampai saat ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sanggau belum mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah Pusat, selama ini hanya Pemerintah Provinsi yang mendapatkan dana dekonsentrasi. Untuk itu dimintakan perhatian Pemerintah Pusat untuk memberikan bantuan dana kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat 2. Mengenai Pelaporan LAMPID masihkah berlaku atau sudah diganti dengan laporan yang tercantum pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2012, diharapkan Pemerintah Provinsi melalui Biro Kependudukan dan Catatan Sipil dapat memfasilitasi untuk pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaporan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat. 3. Konsolidasi data tidak aman, di Kabupaten Sanggau ada warga yang pindah ke Surabaya tetapi tidak ditolak dan akibatnya kami tidak bisa melakukan pelayanan pindah datang kalau warga tersebut ditolak di daerah tujuannya. BAB III 50

14 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 4. Kasus di Kota Singkawang menyangkut perbedaan data seperti contoh salah satu kasus tanggal lahir dari seorang warga berbeda dengan NIK, dan dikonfirmasi ke daerah asal, daerah asal tidak mau memperbaiki NIK padahal hakikatnya NIK mencerminkan tanggal lahir. Daerah asalnya mengadopsi pasal yang menyebutkan bahwa NIK tidak boleh berubah. 5. Dalam membuat laporan sumber data mana yang harus dipegang dari data yang telah dibersihkan. 6. Untuk ijin tempat tinggal tetap (ITAP) untuk jangka 5 tahun keatas dikeluarkan dari Imigrasi bukan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 7. Terkait dengan data pelaporan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota kesulitan meminta data dengan instansi terkait (Kementerian Agama, Imigrasi Dinas Kesehatan dan lain-lain). 8. Khusus format pelaporan Pencatatan Sipil yang dicantumkan jumlah kelahiran dan data lainnya adalah jumlah komulatif yang terjadi atau data peristiwa yang hanya terjadi pada satu semester saja (misalnya: seluruh data kelahiran, kematian perkawinan, perceraian,dsb) dalam pelaporan administrasi Kependudukan. 9. Beberapa upaya yang dilakukan untuk percepatan penerapan SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri khususnya Bidang Pelayanan Dokumen Kependudukan: a. Penataan kebijakan terkait pelaksanaan SPM melalui pendekatan penataan kelembagaan, personil dan pembiayaan; b. Sosialisasi SPM baik dipusat maupun di daerah secara terus menerus yang dilaksanakan oleh pemangku kebijakan SPM (Ditjen Otda, Ditjen PUM, dan Ditjen Dukcapil); c. Melakukan bimtek dalam penyusunan rencana capaian, pengintegrasian SPM dalam perencanaan dan bimtek penyusunan laporan pencapaian SPM; d. Meningkatkan koordinasi secara terus menerus antara Komponen terkait dan pemda sehingga perlu adanya peranan yang jelas antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota antara lain: BAB III 51

15 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 1) Pemerintah Provinsi a) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota khususnya bidang pelayanan dokumen kependudukan. b) Melaporkan secara berkala kepada Kementerian Dalam Negeri cq. Ditjen Otda sebagai Koordinator Penerapan SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri secara umum dan Ditjen Dukcapil sebagai Pembina Teknis SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri khususnya bidang pelayanan dokumen kependudukan disampaikan laporan per semester maupun laporan per tahun. 2) Pemerintah Kabupaten/Kota a) Menyusun rencana capaian target indikator dan pembiayaan penerapan SPM bidang pemerintahan dalam negeri di daerah khususnya bidang pelayanan dokumen kependudukan dengan mengintegrasikan SPM ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran. b) Melaksanakan penerapan SPM untuk penerbitan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Kutipan Akta Kelahiran dan Kutipan Akta Kematian. c) Melaksanakan konsultasi dan koordinasi dengan Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dan Ditjen Dukcapil serta instansi terkait dalam pelaksanaan penerapan SPM bidang pemerintahan dalam negeri khususnya bidang pelayanan dokumen kependudukan. d) Melakukan pembinaan dan pengawasan pencapaian target indikator dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi aparat di kecamatan dan desa/kelurahan. e) Melaporkan realisasi capaian SPM kepada Gubernur baik secara umum maupun secara teknis per semester dan per tahun. BAB III 52

16 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: 1. Kepastian penandatanganan Surat Keterangan Pindah (SKP), yang menandatangani Kepala Dinas tetapi bisa juga Kepala Bidang, disarankan kepada Pemerintah Pusat membuat semacam kebijakan seperti menerbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri yang dapat mempertegas siapa sebenarnya yang seharusnya menandatangani Surat Keterangan Pindah tersebut. 2. Terkait dengan Pemegang Pas Lintas Batas masih sulit karena masih ada warga Kota yang memiliki Pas Lintas Batas yang seharusnya diperuntukkan untuk warga di wilayah perbatasan. Selain itu juga Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sulit mendapatkan data dari Imigrasi, pihak Imigrasi tidak berkoordinasi sehingga sulit untuk mendapatkan data pemegang Pas Lintas Batas, ITAP, dan ITAS. 3. Untuk penduduk pindah ke luar kota baik dari Jawa ataupun Kabupaten, sudah pindah ke daerah tujuan datanya dihapus jadi SKPnya tidak ada gunanya. Ini yang harus di buatkan suatu komitmen. 4. Permasalahan perbedaan penandatanganan Surat Keterangan Pindah ditemukan ada yang Kepala Dinas, Kepala Bidang, atau Kepala Seksi. Diharapkan kepada Pemerintah Pusat membuat petujuk teknis (Juknis) mengenai permasalahan ini. 5. Pedoman sistem dan standar harus disempurnakan artinya masih banyak kebijakan yang bertentangan salah satu contoh NIK yang bisa berubah atau tidak karena persepsi dilapangan berbeda-beda dan bertentangan atau tidak sinergis. 6. Terkait permasalahan Sistem Administrasi Kependudukan, aparat pelaksana sebaiknya diberikan perhatian khusus terutama aparat yang berada di bawah seperti petugas registrasi di tingkat Desa/Kelurahan sebaiknya diangkat menjadi PNS atau dimasukkan ke dalam formasi penerimaan PNS, karena Desa/Kelurahan membuat Buku Harian, Buku Mutasi, dan Buku Induk yang dapat mengurangi penyimpangan dan bisa dimonitor. BAB III 53

17 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 7. Masalah pencatatan perkawinan, perkawinan yang sah melalui 2 (dua) cara yaitu secara agama dan secara hukum. Apabila melalui agama pencatatan di dalam KK sudah kawin padahal belum punya Akte Perkawinan. 8. Permasalahan manipulasi data seperti di Kabupaten Sanggau pernah mengalami kehilangan blanko KK dan pelakunya ternyata orang dalam. Menurut saya, dalam mengatasi dokumen yang palsu dilakukan pembinaan/arahan diantisipasi dengan Aparat secara tegas datang dan menanyakan langsung kepada warga tersebut siapa oknum yang memalsukan dan menemui oknum tersebut dengan menjelaskan akibat yang harus ditanggung atas perbuatannya. 9. KTP SIAK masa berlakunya 5 (lima) tahun dan e-ktp katanya seumur hidup merupakan pemborosan biaya, dan hal ini belum ada titik terang. Kebijakan pusat harus maksimal tetapi tidak didukung oleh anggaran. Ketika mengajukan program mereka tidak satu persepsi oleh karena itu disarankan kepada Pemerintah Pusat untuk mengadakan Rapat Koordinasi untuk petinggi-petinggi Kabupaten/Kota agar satu persepsi yang sama terhadap anggaran Program e-ktp. 10. Kepala Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat permasalahan yang ada sebenarnya terkait dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling) menegaskan apa yang diinginkan Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut : a. Kondisi Kalimantan Barat cukup kondusif. b. Prosedur perekaman e-ktp sudah tercapai sekalipun masih ada masyrakat yang belum sadar. c. Perlu ditingkatkan sistem penanganan pelayanan operasional di perbatasan, hubungan antara Imigrasi dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. d. Sistem pembentuk UPT atau Provinsi. e. Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk penduduk perbatasan. f. Pelayanan pencatatan sipil terkait dengan visi yaitu tahun 2020 seluruh warga sudah memiliki Akte Kelahiran. BAB III 54

18 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) g. Diperkuat jaringan perekaman agar perekaman dari tingkat Kecamatan atau. h. Peralatan Mobile supaya dibuat lebih baik dibagikan ke Kecamatan dan dikoordinir oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. i. Secepatnya dididik dalam penerbitan e-ktp (Bimbingan Teknis/Pelatihan) supaya SOP benar-benar ke pelayanan masyarakat. Sebaiknya Rapat Kerja diadakan sesuai wilayahnya se Kalimantan. j. Aparatur petugas di Kecamatan menjadi petugas yang diangkat sebagai fungsional, penggabungan dengan BKKBN termasuk Pemerintahan Desa dan Pemberdayaan Perempuan. k. Diberikan bantuan dana untuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten/Kota. 11. Terkait dengan format laporan form 1 : kolom 1 mengenai Format Penyelenggaraan Adminduk tentang rumusan tersebut perlu dirubah yaitu : untuk masalah ijin tinggal orang Asing (ITAS); kolom nomor 23 dokumen kalau bisa ditulis langsung surat keterangan tempat tinggal (SKTT). 12. Disarankan untuk dilakukan perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota terkait perhitungan indikator penerbitan KK dan KTP. 13. Perhitungan Cakupan Penerbitan KK dan KTP pada tahun X pembaginya seharusnya Jumlah KK dan Jumlah Wajib KTP sampai dengan tahun X. Pencapaian sasaran 1.3 Meningkatnya penyelenggaraan pencatatan kelahiran, kematian, status anak dan perubahan nama di Kabupaten/Kota : BAB III 55

19 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 1. Dilakukannya bimbingan dan supervisi pencatatan kelahiran, kematian, status anak dan perubahan nama kepada dari yang ditargetkan dan terangkum di dalam. 2. Terwujudnya persamaan persepsi dalam menyelenggarakan kegiatan pencatatan kelahiran, kematian, status anak dan perubahan nama. 3. Tersedianya Rapat Koordinasi Bidang Pencatatan Sipil se Kalbar yang dihadiri oleh Aparat Dinas Dukcapil dari yang ditargetkan. 4. Terwujudnya perkembangan penyelenggaraan bidang pencatatan sipil dan solusi permasalahannya pada. 5. Dilakukannya koordinasi pengawasan pencatatan sipil kepada dari yang ditargetkan dan terangkum di dalam. 6. Terwujudnya tertib penyelenggaraan pencatatan sipil pada dari yang ditargetkan. 7. Dilakukannya monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pencatatan sipil kepada dari yang ditargetkan dan terangkum di dalam. 8. Terwujudnya pengamanan dan pemeliharaan dokumen register akta pencatatan sipil pada dari yang ditargetkan. 9. Tersedianya percepatan penyelesaian penerbitan akta kelahiran bagi penduduk yang pelaporan kelahirannya melampaui batas waktu 1 (satu) tahun, dari Kab/ kota yang ditargetkan. Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1. Masih terbatasnya sarana dan sarana khususnya gedung kantor yang belum dapat menyediakan ruangan ruangan secara khusus bagi masingmasing jenis pelayanan termasuk ruang penyimpanan arsip registerregister pelayanan pencatatan sipil. 2. Masih terbatasnya aparatur pelaksana pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten/Kota, sehingga pelaksana teknis/tenaga BAB III 56

20 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) operator pencatatan sipil selain melaksanakan tugas pokoknya juga mengerjakan tugas-tugas lain dalam bidang pencatatan sipil. 3. Masih terbatasnya pelaksana teknis/operator terlatih sehingga pengolahan data belum dapat dilakukan secara optimal dan apabila dalam waktu pelayanan terjadi kerusakan/masalah pada program ataupun hardware SIAK untuk perbaikannya masih sulit dilakukan karena harus menunggu tenaga teknis dari pusat atau pihak ketiga/konsultan. 4. Kurangnya sumber daya aparatur yang memiliki basic IT dan Komputer pada yang dapat mendukung secara langsung serta memfalisitasi pemecahan permasalahanpermasalahan yang bersifat teknis di daerah dalam pengelolaan sistem informasi kependudukan unumnya dan dalam hal Pencatatan Kelahiran, Kematian, Status Anak dan Perubahan Nama khususnya. 5. Dikarenakan Program SIAK masih mengalami perubahan versi, perubahan versi yang tidak diikuti dengan pendampingan teknis yang optimal mengakibatkan operator Kabupaten/Kota cukup kesulitan dan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dengan format-format aplikasi pada versi SIAK terbaru sebagai hasil penyempurnaan program SIAK yang lama. 6. Penerbitan Akte Kelahiran masih ada kendala terutama bagi penduduk yang sudah lama berdomisili di Kalimantan Barat namun peristiwa kelahirannya di luar Kalimantan Barat (seperti di Papua, NTB, NTT, Jawa, Sumatra dan sebagainya). 7. Mutasi Pejabat/Aparat pengelola pencatatan sipil di, memungkinkan pejabat yang baru belum memahami secara baik tentang sistem, norma dan standar yang perlu diperhatikan dalam pencatatan sipil. 8. Masih rendahnya kesadaran akan pentingnya pengamanan dan pelaporan blangko Akta Pencatatan Sipil, guna menghindari penyalahgunaan blangko. BAB III 57

21 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 9. Proses legalisasi foto kopi Kutipan Akta yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana di luar daerah masih sulit dilakukan, karena belum tersedia data nomor faximile dan telepon untuk memudahkan koordinasi. 10. Pengelolaan dan pengamanan dokumen Register Akta Pencatatan Sipil dan berkas pendukungnya di kab/kota belum mendapatkan perhatian yang serius. 11. Beberapa Dinas Dukcapil kab/kota masih belum menggunakan aplikasi SIAK untuk pelayanan pencatatan sipil. 12. Dalam pengurusan Akta Kelahiran yang melampaui batas waktu 1 Tahun dilaksanakan berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri. Hal ini dirasa cukup memberatkan karena biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, yang mana hal ini mengakibatkan menurunnya kesadaran penduduk untuk memiliki Akta Kelahiran. 13. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diatas, terbitlah Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : /2307/SJ tanggal 6 Mei 2013 perihal Tindak Lanjut Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 18/PUU/XI/2013 tanggal 30 April 2013 tentang pembatalan ayat 1 dan 2 pasal 32 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 bahwa Pencatatan Kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun tidak memerlukan penetapan Pengadilan Negeri, adapun untuk pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari dilaksanakan setelah adanya Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.. Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan irjen kemendagri Nomor: 700/04/LHP-Kalbar/W.II/VII/IJ tanggal 4 Juli 2013 kegiatan ini dinyatakan sudah tidak efektif lagi untuk dilaksanakan. Akan tetapi, setelah dikirimkannya Surat Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor : 893.3/218/Dukcapil-B Tanggal 16 Desember 2013 perihal Penjelasan Tindak Lanjut LHP Irjen Kemendagri Nomor : 700/04/LHP- Kalbar/W.II/VII/IJ tanggal 4 Juli 2013, yang menjelaskan tentang terjadinya peningkatan yang cukup signifikan dalam jumlah kepemilikan akta BAB III 58

22 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kelahiran bagi kelahiran terlambat di Provinsi Kalimantan Barat, kegiatan ini diperbolehkan untuk dilaksanakan kembali pada tahun 20. Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan intensitas koordinasi antar pemerintah Kabupaten/Kota dengan Pemerintah Provinsi dalam mendorong untuk peningkatan sarana dan sarana kerja pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kota se Kalimantan Barat. 2. Menyelenggarakan koordinasi dengan Intansi terkait tingkat tingkat Provinsi Kalimantan Barat yang berkaitan dengan pelaksana teknis pelayanan Pencatatan Kelahiran, Kematian, Status Anak dan Perubahan Nama. 3. Meningkatkan intensitas koordinasi antar pemerintah Kabupaten/Kota dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk mengkonsultasikan segala bentuk permasalahan teknis yang dihadapi daerah dalam rangka mengimplementasikan penyelenggaraan pelayanan Pencatatan Kelahiran, Kematian, Status Anak dan Perubahan Nama. 4. Mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota agar terus melakukan peningkatan kualitas SDM pelaksana teknis pelayanan Pencatatan Kelahiran, Kematian, Status Anak dan Perubahan Nama dengan mengikuti kegiatan pelatihan dan bimtek yang dilakukan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat cq. Ditjen Adminsitrasi Kependudukan Depdagri ataupun melalui kerjasama dengan pihak ketiga yang mempunyai keahlian di bidang IT. 5. Memfasilitasi kegiatan pendampingan teknis maupun yang bersifat pembinaan yang dilakukan oleh Pejabat/tenaga teknis pusat di daerah dan mengikutsertakan pula Pejabat/staf pada Biro Kependudukan dan Catatan Sipil di tingkat Provinsi untuk mengikuti kegiatan dimaksud. 6. Dalam menyikapi setiap permasalahan yang masih ditemukan di setiap penyelenggaraan pelayanan pencatatan sipil di daerah sebagaimana telah di inventarisir, diharapkan segera mendapat respon dari Kementrian BAB III 59

23 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dalam Negeri dengan mengambil langkah-langkah segera mengkaji ulang dan merevisi Undang-Undang Nomor 23 Tahun Pembinaan dan bimbingan kepada Pejabat/Aparat pencatatan sipil di kab/kota perlu terus diupayakan guna meningkatkan pemahamannya terhadap sistem, norma dan standar pencatatan sipil. 8. Peningkatan kesadaran Pejabat/Aparat kab/kota akan pentingnya pengamanan dan pelaporan blangko Akta Pencatatan Sipil. 9. Memberikan saran kepada Ditjen Dukcapil untuk menghimpun dan menyajikan data nomor faximile dan telepon Dinas Dukcapil seluruh Indonesia. 10. Pada setiap kesempatan, kepada Dinas Dukcapil kab/kota selalu diingatkan dan didorong untuk memberikan perhatian yang serius terhadap pengelolaan dan pengamanan dokumen hasil pelayanan pencatatan sipil dan agar mempedomani Permendagri Nomor 19 Tahun Kepada Dinas Dukcapil kab/kota yang belum menggunakan aplikasi SIAK untuk pelayanan pencatatan sipil, selalu diberikan dorongan dan fasilitasi untuk menggunakan aplikasi SIAK guna mendukung terintegrasinya data hasil pelayanan pencatatan sipil dalam database kependudukan. 6. Adanya berbagai solusi yang dimunculkan oleh masing-masing Dinas Dukcapil Kabupaten /Kota diantaranya dengan mengadakan sidang keliling dan sidang kolektif mampu mengurangi beban masyarakat akan tingginya biaya pengurusan akta kelahiran bagi kelahiran terlambat yang melampaui batas waktu 1 Tahun. 7. Dengan terbitnya SE Mendagri Nomor : /2307/SJ tanggal 6 Mei 2013 perihal Tindak Lanjut Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 18/PUU/XI/2013 tanggal 30 April 2013 tentang pembatalan ayat 1 dan 2 pasal 32 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 bahwa Pencatatan Kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun tidak memerlukan penetapan Pengadilan Negeri, adapun untuk pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari BAB III 60

24 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dilaksanakan setelah adanya Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 8. Menyelenggarakan koordinasi dengan Intansi terkait tingkat tingkat Provinsi Kalimantan Barat yang berkaitan dengan pelaksana teknis pelayanan Pencatatan Kelahiran, Kematian, Status Anak dan Perubahan Nama. 9. Meningkatkan intensitas koordinasi antar pemerintah Kabupaten/Kota dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk mengkonsultasikan segala bentuk permasalahan teknis yang dihadapi daerah dalam rangka mengimplementasikan penyelenggaraan pelayanan Pencatatan Kelahiran, Kematian, Status Anak dan Perubahan Nama. 10. Mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota agar terus melakukan peningkatan kualitas SDM pelaksana teknis pelayanan Pencatatan Kelahiran, Kematian, Status Anak dan Perubahan Nama dengan mengikuti kegiatan pelatihan dan bimtek yang dilakukan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat cq. Ditjen Adminsitrasi Kependudukan Depdagri ataupun melalui kerjasama dengan pihak ketiga yang mempunyai keahlian di bidang IT. 11. Memfasilitasi kegiatan pendampingan teknis maupun yang bersifat pembinaan yang dilakukan oleh Pejabat/tenaga teknis pusat di daerah dan mengikutsertakan pula Pejabat/staf pada Biro Kependudukan dan Catatan Sipil di tingkat Provinsi untuk mengikuti kegiatan dimaksud. Pencapaian Sasaran 1.4 Meningkatnya penyelenggaraan pencatatan perkawinan, perceraian, kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya di Kabupaten/Kota. : 1. Dilakukannya pembinaan pelaporan penyelenggaraan pencatatan sipil kepada Aparat Dinas Dukcapil dari yang ditargetkan dan terangkum di dalam. 2. Tersedianya data kemampuan teknis aparat Dinas Dukcapil dalam pelaporan penyelenggaraan pencatatan sipil. 3. Dilakukannya bimbingan dan supervisi pencatatan perkawinan, perceraian, perubahan kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya kepada dari yang ditargetkan dan terangkum di dalam. BAB III 61

25 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 4. Terwujudnya persamaan persepsi dalam penyelenggaraan pencatatan perkawinan, perceraian, perubahan kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya. 5. Dilakukannya pembinaan dalam penyelenggaraan pencatatan perkawinan penduduk yang beragama Islam kepada dari yang ditargetkan dan terangkum di dalam. 6. Tersedianya laporan penyelenggaraan pencatatan perkawinan penduduk yang beragama Islam pada. 7. Dilakukannya Sosialisasi Peraturan dan Ketentuan Bidang Pencatatan Sipil (Permendagri No. 68 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaporan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan) yang dihadiri oleh Aparat Dinas Dukcapil dari yang ditargetkan dan terangkum di dalam. 8. Tersedianya data kemampuan teknis aparat Dinas Dukcapil dalam memahami peraturan dan ketentuan Bidang Pencatatan Sipil (Permendagri No. 68 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaporan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan). Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1. Masih terdapat Dinas Dukcapil yang belum melaporkan hasil pelayanan pencatatan sipil secara berkala dan tepat waktu. 2. Aparatur Dinas Dukcapil masih ada diantaranya yang belum menyadari pentingnya pelaporan pencatatan sipil sebagai bahan evaluasi dan perumusan kebijakan. 3. Adanya perubahan tata cara pelaporan pencatatan sipil sesuai Permendagri No. 68 Tahun 2012 tentang tata Cara Pelaporan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. BAB III 62

26 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 4. Masih banyak penduduk yang mengaku telah kawin secara agama, namun belum tercatat perkawinannya dan belum memiliki Akta Perkawinan. 5. Masih ada Pemuka Agama yang belum memahami tentang pentingnya tertib penyelenggaraan pencatatan perkawinan dalam pembangunan sistem administrasi kependudukan. 6. Peristiwa pelepasan kewarganegaraan RI dan perolehan kewarganegaraan Hongkong yang diberitahukan oleh Konsulat Jenderal RI di Hongkong belum dapat ditindaklanjuti oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota. 7. Masih dijumpai kurang tertibnya pendokumentasian hasil pencatatan sipil, khususnya Pencatatan Perkawinan, Perceraian, Perubahan Kewarganegaraan dan Peristiwa Penting Lainnya. 8. Pedoman teknis pelaksanaan pelaporan sudah tidak sesuai dengan kondisi dan perubahan kelembagaan yang menangani pencatatan nikah, talak, cerai dan rujuk. 9. Data pencatatan perkawinan yang dilaporkan belum dapat disenergikan dengan database kependudukan yang tersimpan di dalam SIAK. 10. Pada lampiran Permendagri Nomor 68 Tahun 2012 tidak ada/tidak dilengkapi dengan petunjuk pengisian formulir IV. Format Pelaporan untuk Kabupaten/Kota, yaitu laporan semester/tahunan Peristiwa penting Dinas kependudukan dan Catatan Sipil, sehingga selain menimbulkan persepsi yang berbeda juga menimbulkan ketidak jelasan dalam pengisian/pelaksanaannya 11. Berdasarkan Pasal 8 ayat d, Pelaporan Pencatatan Sipil meliput juga jumlah data Perkawinan campuran dan anak berkewarganegaraan ganda terbatas, namun tidak tersedia dalam format IV lampiran Permendagri Nomor 68 Tahun BAB III 63

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) Sasaran 1.1

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) Sasaran 1.1 FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SKPD/Unit Kerja Mandiri : Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran : 2013 Sasaran

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. RPJMD / Perencanaan Strategis Periode 2009 2013 Dalam sebuah organisasi perencanaan merupakan faktor yang sangat

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Secara normatif penyusunan LAKIP Biro Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2013 dimaksudkan untuk memenuhi amanah Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 19 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 19 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 19 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 64 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012 PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013. 2. Peraturan Presiden RI Nomor

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberian

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN KABUPATEN BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN KABUPATEN BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN KABUPATEN BANDUNG Susunan Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 16

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR: 100-1077 DUKCAPIL TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PEJABAT PADA UNIT KERJA YANG MENANGANI URUSAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN A. TUGAS DAN FUNGSI BAB I PENDAHULUAN A. TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 64 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas pada Unsur Organisasi Terendah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, bahwa Dinas

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.232, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. Warga Negara. Administrasi. Kependudukan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

. PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

. PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN . PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 1 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 1 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat B U P A T I K A R A W A N G, : bahwa untuk

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 10. A. KEBIJAKAN PROGRAM Kerangka administrasi kependudukan pada prinsipnya mengatur tentang pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Pendaftaran penduduk mengatur mengenai pencatatan atas pelaporan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN PASER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN PASER Menimbang Mengingat : : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN PASER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015

KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015 KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK KEPALA DINAS

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA TANGERANG 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.. BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK Pasal 2 Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh : a. Dokumen Kependudukan; b. pelayanan yang

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 51 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 51 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI TENGAH,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN ASAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG SALINAN NOMOR 7/E, 2009 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 10. URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Perkembangan populasi penduduk sangat berperan penting dalam kemajuan suatu negara terutama dalam hal perekonomian, sehingga perkembangan populasi penduduk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL RENCANA KERJA 2017 Rancangan Akhir Rencana Kerja KATA PENGANTAR Bidang kependudukan merupakan salah satu hal pokok dan penting

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPAT

PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPAT PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DUKCAPIL 1.1. Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMANDAU, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH BHINNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAKALAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 12 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Re

7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Re WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH TAHUN 2014 0

Lebih terperinci

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN I. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK, Pasal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN I. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK, Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembangunan Nasional dibidang Kependudukan bertujuan untuk membangun kualitas database kependudukan guna menjamin legalitas dokumen kependudukan yang meliputi Kartu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN KABUPATEN ACEH TAMIANG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Disusun

Disusun Kajian Perbandingan dan Perbedaan Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dengan Undang-Undang No. 24 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 tahun 2006 Tentang

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.232, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. Warga Negara. Administrasi. Kependudukan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPANULI

Lebih terperinci

KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA

KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA OLEH : KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA APRIL 2015 UU NO. 23 TAHUN 2006 TTG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UU NO. 24 TAHUN 2013 TTG PERUBAHAN ATAS UU NO. 23 TAHUN 2006. PP NO.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2009 SERI C.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2009 SERI C.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2009 SERI C.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015 BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH DAERAH NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH DAERAH NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT,

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa administrasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2011 NOMOR 46 TAHUN 2011 SERI D NOMOR 16

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2011 NOMOR 46 TAHUN 2011 SERI D NOMOR 16 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2011 NOMOR 46 TAHUN 2011 SERI D NOMOR 16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Penduduk merupakan bagian integral dalam proses kegiatan pemerintahan dan pembangunan, oleh karenanya penduduk tidak dapat hanya dilihat sebagai obyek, tetapi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

Kependudukan yang Membahagiakan Rakyatnya melalui Pelayanan Pencatatan Sipil Yang Inovatif, Mudah, Cepat, Akurat dan Gratis

Kependudukan yang Membahagiakan Rakyatnya melalui Pelayanan Pencatatan Sipil Yang Inovatif, Mudah, Cepat, Akurat dan Gratis RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA NASIONAL PENCATATAN SIPIL TAHUN 2016 PEKANBARU, 24 26 AGUSTUS 2016 I. PENDAHULUAN Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pencatatan Sipil Tahun 2016 yang dilaksanakan pada tanggal 24

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten Bantul

Lebih terperinci