PERAN NAWI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN Sabardi 1 Kaksim, M.Pd 2 Meldawati, M.Pd 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN NAWI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN Sabardi 1 Kaksim, M.Pd 2 Meldawati, M.Pd 3"

Transkripsi

1 PERAN NAWI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN Sabardi 1 Kaksim, M.Pd 2 Meldawati, M.Pd 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini secara umum bertujuan adalah untuk mengetahui Peran Nawi Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui latar belakang Nawi bergabung dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia., mendeskripsikan peran Nawi dalam pertempuran Padang luar kota tahun 1945, mendeskripsikan peran Nawi dalam pertempuran di Solok tahun 1947, mendeskripsikan peran Nawi dalam pertempuran di Padang Pariaman tahun Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari 4 langkah. Pertama, mengumpulkan data (Heuristik), kedua, kritik sumber, ketiga interpretasi dan keempat historiografi atau penulisan sejarah, realisasi keempat metode yang dipakai, maka pinulisis dapat melakukan penelitian ini dengan mudah untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa, Nawi adalah seorang putera yang berasal dari kampung Lalang, Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang Sumatera Barat. Peran Nawi dalam mempertahankan kemerdekaan dapat ditelusuri dari tiga wilayah pertempuran. Pertama di Padang Luar Kota, diwilayah ini ia berperan sebagai komadan regu yang membawahi 9 orang anggota regu. Strategi dan penugasan sesuai dengan intruksi koman pleton yaitu sebagai regu pengintai di perbatasan. Kedua, perannya sebagai komandan regu berlanjut pada wilyah pertempuaran lain yaitu di Solok, dengan tugas wajib regu tetap seperti sebelumnya. Namun, insting dan inisiatif memecahkan masalah kelompok terlihat di pertempuran ini. Nawi segera menjadi relawan dapur umum disaat tenaga relawan yang dibutuhkna sangat minim. Ketiga, di Padang Pariaman adalah wilayah pertempuran terakhir sebelum ia memilih mundur dari ketenteraan. Perannya disini, tetap sama yaitu pimpinan regu satu Hizbullah, yang bertugas sebagai regu pengi Kata Kunci: Peran Nawi, Perjuangan, Kemerdekaan Indonesia Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Pembimbing I 3 Pembimbing II

2 PENDAHULUAN Sejarah pada hakekatnya adalah sejarah manusia dengan segala pengalaman yang dialami, sejarah itu juga biasa disebut Historiografi atau historiologi, maka dapat dikatakan penyajian sejarah punya cara berbeda-beda, salah satu caranya adalah biografi. Penulisan biografi sama halnya dengan penulisan sejarah. Sama seperti penulisan sejarah kota, negara atau bangsa. Pada titik tersendiri malah muncul pendapat bahwa sejarah adalah penjumlahan dari biografi. Hasil karya berbentuk biografi dapat menambah pengetahuan dan pandangan baru mengenai keberagaman pengalaman hidup yang dialami oleh tiap individu. 4 Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh perjuangan Nawi, yaitu bagaimana perjalanan hidup dan perjuangan dalam menentang penjajahan yang di lakukan Belanda di Padang. Maka dari itu Padang. Maka, penulis mengangkat sebuah karya ilmiah dengan judul: Peran Nawi Dalam Mempertahan Kemerdekaan Indonesia ( ). Agar penelitian ini mengarah kepada inti permasalahan yang akan di teliti, maka diperlukan batasan-batasan penelitian, yaitu batasan spatial (batasan tempat) dan batasan temporal (batasan waktu), batasan spatial penelitian ini adalah kota padang, karena Nawi ini aktif dalam kelompok pejuang angkatan 45, yang berada di Padang. Maka peneliti hanya membatasi penelitian ini di kota Padang Sumatera 4 Sebagai bagian dari pengenalan jangkauan garapan ilmu sejarah, Kuntowijoyo telah memasukkan Biografi dalam bagian tersendiri diluar dari bidang yang umum, semisal Sejarah Sosial, Sejarah Kota, Sejarah Agama, Sejarah Ekonomi, dsb. Meski ia hanya memberi empat belas halaman saja untuk uraian tentang biografi. Ini menunjukkan arti penting penulisan biografi oleh Sejarawan.Lihat Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Edisi Ketiga), (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), hal : Barat. Sedangkan batasan temporalnya peneliti pokus pada tahun karena pada masa itu Nawi ini aktif dalam anggota pejuang angkatan 45 sumatera barat pada masa itu. Dimana tahun 1945 adalah awal dari Nawi ikut berjuang dalam anggota angkatan 45. Sedangkan diambil batas akhirnya tahun 1949 karena pada tahun itulah Nawi mengakhiri peranannya sebagai pejuang angkatan 45. Rumusan masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah yang ingin dikajikan oleh peneliti yaitu: 1. Bagaimana latar belakang Nawi bergabung dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia? 2. Bagaimana peran Nawi dalam pertempuran padang luar kota tahun 1945? 3. Bagaimana peran Nawi dalam pertempuran di Solok tahun 1947? Bagaimana peran Nawi dalam pertempuran di Padang Pariaman tahun 1948? Studi tentang penelitian mengenai biografi dan perjuangan sebelumnya telah ditulis, penulisan yang dilakukan dalam bentuk skripsi diantaranya skripsi yang ditulis oleh Budi Hartono yang mengurai tentang ketokohan Teunku Boureueh.Skripsi ini juga menceritakan tentang keterlibatan Beureueh dalam peristiwa besar yang terjadi di Indonesia baik sebelum maupun sesudah indonesia merdeka. 5 METODE PENELITIAN Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah metode sejarah, studi tokoh memungkinkan peneliti memandang seseorang (tokoh) dalam hubungannya dengan sejarah zamannya dan menyelidiki bagaimana kehidupannya. Penelitian ini digunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari 4 langkah. Pertama, mengumpulkan data (Heuristik). Kemudian langkah kedua, kritik sumber, langkah ketiga interpretasi dan 5 Budi Hartono Biografi Teunku Boureueh, skripsi (Padang: STKIP PGRI Sumbar, 2002)

3 langkah keempat historiografi atau penulisan sejarah. 6 Tahap pertama heuristik (dari kata Yunani huriskein = menemukan), yang dalam hal ini termasuk mencari dan menemukan sumber-sumber atau data sejarah. Tahap yang kedua adalah kritik sumber yaitu melakukan pengujian data yang ditemukan dengan melakukan kritik internal dan eksternal yaitu melakukan pengujian otentitas atau keaslian dokumen yang diperoleh. Tahapan yang ketiga berupa interpretasi data. Interpretasi maksudnya memilah-milahkan atau membeda sumber sejarah sehingga ditemukan butir-butir informasi yang sebenarnya atau sudah diuji lewat saringan kritik sumber. Tahap keempat adalah historiografi penyajian hasil penelitian yang di tulis menjadi karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan mensyaratkan keaslian serta bukti yang lengkap dalam bentuk uraian yang indah dan artistik, maka dengan demikian terlihat gambaran untuk kepribadian seseorang yang menjadi objek kajian. HASIL DAN PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diketaui tempattempat perjuangan yang dilakukan oleh Nawi dalam mepertahankan kemerdekaan Indonesia pada tahun yaitu: 1. Peran Nawi dalam Pertempuran Padang Luar Kota Nawi melakoni pertempuran di beberapa tempat, tidak hanya di daerah Pisang, tempat asalnya. Nawi mengikuti pertempuran sesuai dengan instruksi komandan yang menjabat pada masa itu. Pertempuran di daerah Pisang terjadi pada tangal 12 November 1945 antara tentara pasukan Hizbullah yang beranggota Nawi dan teman-teman pejuang lain melawan Belanda. Pertempuran di front Pisang ini bukan hanya sebatas daerah ini saja, tetapi sampai juga ke daerah perkampungan lain yang berada disekitarnya 6 Mestika Zed, Metodologi Sejarah ( Padang : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang 1999 ), hlm 18. seperti: Kampung Galugu, Kampung Lubuk Ipuh, Kubu, dan Parak Kaluat Pertempuran di Solok Solok dalam perang kemerdekaan memiliki posisi yang stategis dan unik. Kestrategisan Solok antara lain terlihat dari keadaan geografisnya secara militer dikatakan sebagai daerah bumper bagi central operatie basis. Solok menjadi salah satu daerah bumper bagi kota padang yang bagi republik (pada awal revolusi) atau Belanda (setelah Agresi militernya yang kedua) adalah pusat pengaturan stratregi dan operasi militer. pada tanggal 1 Januari 1947, terjadinya pertempuran di Solok ini setelah Nawi mundur dari Indarung karena di serang oleh Belanda, pada akhir tahun 1946, Sehingga Nawi dan teman-teman dari tentara Hizbullah sampai ke Solok. Peperangan terus terjadi, selama lebih kurang dari tujuh bulan lamanya. 3. Pertempuran Nawi di Padang Pariaman Sebagai wilayah yang dipilih berdasarkan instruksi oleh komandannya Hizbullah yaitu Mayor Suib Ibrahim dan kapten Maksum Padang Pariaman tercatat menjadi wilayah terakhir perjuangan Nawi. Di Daerah ini Nawi Masih sebagai komandan regu. Penjelasan perihal perjuangan laskar Hizbullah di daerah selain Petak seperti Sikapak, Kataping, Sikabu hanya sepintas-sepintas saja. Regu yang dipimpin Nawi diketiga tempat ini lebih sering difokuskan untuk membantu ke dapur umum. 8 Lama perjuangan yang di tempuh Nawi dan pasukannya disini kurang lebih setahun dari 1 Januari 1948 sampai 31 Desember Uraian data tentang perjuangan Nawi juga diperoleh melalui wawancara dengan Anas JRB ( 71 tahun). Wawancara di Padang, 25 Desember Wawancara dengan Nawi di Padang tanggal 2 Maret 2014

4 KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Nawi adalah seorang putera yang berasal dari kampung Lalang, Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang Sumatera Barat. Nawi adalah bersal dari keluarga yang sederhana. Nawi merupakan salah satu pemuda yang rela melibatkan dirinya ikut dalam anggota angkatan 45. Sifat dan watak dari keluarga dan pendidikan yang pernah Nawi jalani menjadi modal utama perjuangannya demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tahun , di kota Padang, perjuangan yang dilakukan oleh Nawi di latarbelakangi oleh kondisi Negara Indonesia khususnya Kota Padang yang hidup dibawah tekanan kekuasan penjajahan Belanda. b. Saran Perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang, terutama perjuangan yang dilakukan Nawi dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sudah selayaknya dihargai dan dikenang dalam peristiwa sejarah perjuangan bangsa. Agar lengkapnya tulisan ini, penulis juga mencntumkan beberapa saran yang nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penulis maupun pembaca. Adapun saran saran itu adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya disadari bahwa, kedudukan biografi sebagai salah satu bentuk karya ilmiah masih dianggap perlu dan penting, terlebih lagi biografi tentang tokoh pejuang bangsa, walaupun perannya hanya sebagai pejuanag biasa. 2. Hendaknya skripsi ini dapat menjadi acuan bagi penulisan karya ilmiah berikutnya. 3. Dengan adanya skripsi ini hendaknya dapat menambah wawasan penulis ataupun pembaca mengenai biograf DAFTAR PUSTAKA A. ARSIP Formasi Batalyon Hizbullah Benuang / Korps Kompi III Benuang Padang Sumatera Barat Piagam Penghargaan Sebagai Pelaku Pejuang Kemerdekaan Angkatan 45 Yang Berumur 80 Tahun ke atas Pada tahun Nomor 144 / PP / GSB / 2009 Surat Keputusan tentang Pengakuan, Pengesahan dan Penganugrahan Gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan R.I. Nomor :Skep / 956 / VIII / 1981 Surat Riwayat Peritiwa Perjuangan. Dewan Harian Cabang Badan penggerak Pembudayaan Jiwa Semangat dan Nilai-Nilai Kejuangan 45 Padang. B. Buku : Audrey Kahin, Dari Pemberontakan ke Intergrasi, (Jakarta: YOI, 2008) Audrey Kahin, Perjuangan Kemerdekaan : Sumatera Barat Dalam Revolusi Nasional Indonesia, ( Padang: Kerjasama MSI Sumbar- CTP-Pelajar Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia) Azyumardi Azra, Suaru: Pendidikan Islam Tradisional Dalam Transisi dan Modernisasi (Jakarta, Logos Wacana, 2003) Fatimah Enar et al, Sumatera Barat (Padang:Pemda Sumbar, 1978) Gusti Asnan dkk, Sejarah Perjuangan Rakyat Kabupaten Solok : (Padang-Solok: DHD 45 Sumatera Barat dan Pemd Kabupaten Solok, 2003) Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah,Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003) Louis Gottschalk.Mengerti Sejarah. Jakarta: UI, 1975 Mestika Zed, Metodologi Sejarah: Teori dan Aplikasi, (FIS-UNP)

5 Mestika Zed, Sejarah Pejuangan Kemerdekaan di Kota Padang dan Sekitarnya. Mestika Zed Metodologi Sejarah. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang Mestika Zed dan Hasril Chaniago, Perlawanan Seorang Pejuang : Biografi Kolonel Ahmad Husein (Jakarta;Sinar Harapan,2001) Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1992) Sutrisno Kutoyo, Suatu Pendekatan Tentang Penulisan Pahlawan, (Jakarta: PISDN, 1985) T.B. Simatupang. Dari Revolusi ke Pembangunan, (Jakarta: BPK GunungMulia, 1987) C. Skripsi: Amriman, Kuranji Pada Masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia ( ), Skripsi ( Padang: UNP, 1994) Itra Gusnita, Warman Datuak Rajo Bujang Pejuang Dari Nagari Limau Lunggo Kabupaten Solok Tahun Skripsi (Padang: STKIP PGRI, 2011) Kamidin, Tengku Abdulillah Syafie Dan Gerakan Aceh Merdeka tahun ,Skripsi, (STKIP PGRI Sumatera Barat, 2006) Maigus Nasir, Djamaluddin Wak Ketok Biografi Pejuang dari Kuranji, Skripsi (Padang: STKIP PGRI, 2002) Mega Puspita, Biografi Kapten Purnawirawan Muradi tahun , Skripsi (Padang: STKIP PGRI, 2011) Reno Hendriko Biografi Kapten (Purn) Mensoersami, Dari Giyugun Hingga TNI tahun , Skripsi (Padang: STKIP PGRI, 2011) Budi Hartono Biografi Teunku Boureueh, skripsi (Padang: STKIP PGRI Sumbar, 2002)

Kota Padang Sejarah Sebuah Kota di Indonesia Abad ke-20 dan Pengunaan Ruang Kota Yogyakarta: Ombak. Hal Ibid, Hal, 83

Kota Padang Sejarah Sebuah Kota di Indonesia Abad ke-20 dan Pengunaan Ruang Kota Yogyakarta: Ombak. Hal Ibid, Hal, 83 1 PENDAHULUAN Pasukan Belanda mengambil alih kekuasaan dari tentara Inggris pada tanggal 29 November 1946. Pada bulan yang sama juga ditandatangani Perjanjian Linggarjati, yang memberikan pengakuan secara

Lebih terperinci

Zainuddin Of Freedoom Fighters At Lubuk Minturun Adhella Wahyuni Nandira 1 Kharles 2 Zulfa 3

Zainuddin Of Freedoom Fighters At Lubuk Minturun Adhella Wahyuni Nandira 1 Kharles 2 Zulfa 3 Zainuddin Of Freedoom Fighters At Lubuk Minturun 1945-1950 Adhella Wahyuni Nandira 1 Kharles 2 Zulfa 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The written is stuch as study

Lebih terperinci

Batasan dan Rumusan Masalah

Batasan dan Rumusan Masalah 1 PENDAHULUAN Nasir adalah salah satu pejuang yang ada di kota Padang, beliau lahir dan dibesarkan di pada tanggal 2 Mei 1925 dari pasangan Bapak Apen dan Ibu Temban. Sebelum Nasir ikut berperang dengan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT AREA PERTEMPURAN BANGKO PADA MASA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-1949 Oleh : Jepmi Nopfrilian, 1 Kaksim, M.Pd, 2 Drs. Kharles, M.Hum, 3 Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah

Lebih terperinci

BIOGRAFI DJUNIR SEORANG PEJUANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DARI KAMBANG PESISIR SELATAN. Silvi Seplin Dasman 1 Jarudin 2 Kaksim 3

BIOGRAFI DJUNIR SEORANG PEJUANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DARI KAMBANG PESISIR SELATAN. Silvi Seplin Dasman 1 Jarudin 2 Kaksim 3 BIOGRAFI DJUNIR 1945-1950 SEORANG PEJUANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DARI KAMBANG PESISIR SELATAN Silvi Seplin Dasman 1 Jarudin 2 Kaksim 3 Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This

Lebih terperinci

(Padang : PPIM, 2003), Hal Wawancara dengan Chaidir berumur 88 tahun.

(Padang : PPIM, 2003), Hal Wawancara dengan Chaidir berumur 88 tahun. 1 PENDAHULUAN Pada awalnya Chaidir mulai bergabung dengan kesatuan Batalyon Pagaruyung kabupaten Padang Pariaman, tepatnya di Pasar Usang atau dari SPO (Singa Pasar Oesang ). Didalam kesatuan tersebut

Lebih terperinci

BIOGRAFI DARMAWI PEJUANG DI KOTA PADANG PADA TAHUN Oleh

BIOGRAFI DARMAWI PEJUANG DI KOTA PADANG PADA TAHUN Oleh BIOGRAFI DARMAWI PEJUANG DI KOTA PADANG PADA TAHUN 1945-1949 Oleh Ardiansyah putra 1 Drs.Ahmad Nurhuda,M.Pd 2 Livia Ersi, SS 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT ARDIANSYAH.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

KEIKUTSERTAAN PEMUDA PELAJAR DAN MAHASISWA DALAM PRRI ( )

KEIKUTSERTAAN PEMUDA PELAJAR DAN MAHASISWA DALAM PRRI ( ) KEIKUTSERTAAN PEMUDA PELAJAR DAN MAHASISWA DALAM PRRI (1956-1961) SKRIPSI Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember 2 PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia pernah mengalami goncangan yang berat di bidang perekonomian dan juga politik yang terjadi pada tahun 1950-an yang disebabkan karena tidak puas terhadap keputusan

Lebih terperinci

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda. 2 Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 17 Januari 1948 perjanjian Renville akhirnya di tandatangani disusul dengan instruksi penghentian tembak menembak

Lebih terperinci

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI 1947-1949 Skripsi Disusunoleh : Andry Anggiat M.H I1A113004 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSISTAS JAMBI 2017 Abstrak Andry Anggiat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema BAB III METODOLOGI A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 1986: 32). Metode yang digunakan

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah.

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah. BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan

BAB V KESIMPULAN. Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan BAB V KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Upaya Pasukan Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan Jembatan Bantar Sentolo 1948-1949, peneliti dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

TUANKU ABU BAKAR: TOKOH ULAMA DAN PEJUANG DARI PADANG PARIAMAN TAHUN Oleh. Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

TUANKU ABU BAKAR: TOKOH ULAMA DAN PEJUANG DARI PADANG PARIAMAN TAHUN Oleh. Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 1 TUANKU ABU BAKAR: TOKOH ULAMA DAN PEJUANG DARI PADANG PARIAMAN TAHUN 1942-1949 Oleh Deswita Vatmayenti 1, Kaksim 2, Refni Yulia 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau, persepektif sejarah selalu menampilkan ruang dan waktu, setiap peristiwa selalu menampilkan tiga unsur yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Surabaya ). (Jakarta: PT Gramedia), hlm. 252.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Surabaya ). (Jakarta: PT Gramedia), hlm. 252. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun rakyat Indonesia merayakan hari pahlawan atau hari-hari nasional seperti hari kemerdekaan, hari atau perayaan kemerdekaan yang di rayakan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan yang gigih dan tidak mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 usaha-usaha perjuangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode historis. Menurut Kuntowijoyo, (1994: xii), metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selama periode perang kemerdekaan ( ) banyak peraturan-peraturan

I. PENDAHULUAN. Selama periode perang kemerdekaan ( ) banyak peraturan-peraturan 1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pada awalnya kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 lampung masih merupakan sebuah karesidenan dari Provinsi Sumatera tahun 1 Kementerian Dalam Negeri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan, yang lautnya mencapai 70 persen dari total wilayah. Kondisi laut yang demikian luas dan sumber daya alam yang begitu besar pada kenyataannya belum

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( ) 58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo

Lebih terperinci

RIWAYAT SINGKAT PERJUANGAN SULTAN ISKANDAR MUDA

RIWAYAT SINGKAT PERJUANGAN SULTAN ISKANDAR MUDA 1996 A 89 RIWAYAT SINGKAT PERJUANGAN SULTAN ISKANDAR MUDA PAHLAWAN NASIONAL SULTAN ISKANDAR MUDA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 077/TK/TAHUN 1993 PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PADA MASA REVOLUSI HINGGA LAHIRNYA SEKOLAH PERTANIAN MENENGAH ATAS (SPMA)

PENDIDIKAN PADA MASA REVOLUSI HINGGA LAHIRNYA SEKOLAH PERTANIAN MENENGAH ATAS (SPMA) PENDAHULUAN Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan. Jadi yang dimaksud dengan lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda. BAB V KESIMPULAN Kalau sudah membaca tulisan di atas maka kita dapat menarik kesimpulan dengan jelas bahwa perjuangan Rakyat Karo bersama dengan Tentara Indonesia Tidak bisa di pandang sebelah mata. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasca Indonesia merdeka, Belanda masih berupaya untuk kembali menguasai Indonesia. Begitu pula pimpinan sekutu, Laksamana Mountbatten secara resmi memerintahkan

Lebih terperinci

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai sejarah bangsa Indonesia, terdapat suatu masa yang penting dalam perjalanan sejarah Indonesia hingga Indonesia menjadi seperti sekarang

Lebih terperinci

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini nama-nama pejuang pergerakan nasional yang turut berperang di kancah peperangan dan bernegosiasi di meja diplomasi pada umumnya banyak yang telah dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Lhoknga merupakan wilayah di Aceh yang berada paling barat dari pulau Sumatera, memiliki gugusan pantai yang indah. Membuat Lhoknga menjadi salah satu daerah pariwisata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung- 1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pringsewu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya

Lebih terperinci

REVOLUSI FISIK DI SUMATERA PADA AWAL KEMERDEKAAN : STUDI KASUS DI SUMATERA BARAT DAN BENGKULU

REVOLUSI FISIK DI SUMATERA PADA AWAL KEMERDEKAAN : STUDI KASUS DI SUMATERA BARAT DAN BENGKULU LAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA REVOLUSI FISIK DI SUMATERA PADA AWAL KEMERDEKAAN : STUDI KASUS DI SUMATERA BARAT DAN BENGKULU Oleh: Danar Widiyanta, M. Hum. Miftahuddin, M. Hum. Dina Dwikurniarini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dengan judul skripsi Peranan Polisi Pengawas Aliran Masyarakat Ditengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan Aceh Merdeka atau sering kita dengar dalam penyebutan GAM ataupun AGAM adalah organisasi yang dianggap separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh lepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penulisan sejarah (historiografi) merupakan fase atau langkah yang penting dari beberapa fase yang biasanya dilakukan oleh peneliti sejarah. Penulisan sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada akhir abad XIX kaum pelajar Indonesia jumlahnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada akhir abad XIX kaum pelajar Indonesia jumlahnya sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia pada akhir abad XIX kaum pelajar Indonesia jumlahnya sangat sedikit. Disamping itu kaum pelajar sebagian besar masih banyak berfikir feodal. Karena politik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak

I PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, banyak sudah yang telah dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak sekali peristiwa yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2013), p Nina H.Lubis, Banten Dalam Pergumulan Sejarah; Sultan, Ulama, Jawara.

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2013), p Nina H.Lubis, Banten Dalam Pergumulan Sejarah; Sultan, Ulama, Jawara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Naskah Proklamasi yang selesai disusun menjelang subuh tanggal 17 Agustus 1945, kemudian pukul 10.00 waktu Indonesia bagian barat teks proklamasi kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. atau Bukan (Yogyakarta : Media Presindo, 2008), hal 34 2 Zusneli Zubir, peran anak nagari

PENDAHULUAN. atau Bukan (Yogyakarta : Media Presindo, 2008), hal 34 2 Zusneli Zubir, peran anak nagari 0 PENDAHULUAN Berbagai masalah kehidupan di Indonesia pascarevolusi tampak muncul kepermukaan diawal tahun 1950- an. 1 Perjuangan panjang mempertahankan kemerdekaan RI yang diproklamasikan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG I. UMUM VETERAN REPUBLIK INDONESIA Undang-Undang Nomor 15 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan makmur. 1 Sejarah kemerdekaan suatu negara merupakan sejarah bagi bangsa dalam mendapatkan hak atas negaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman ( ) 1. Oleh: Devra Lismanto 2

Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman ( ) 1. Oleh: Devra Lismanto 2 Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman (1984-2004) 1 Oleh: Devra Lismanto 2 Abstrak Tulisan ini berjudul Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota tidak terlepas dari mobilitas barang dan orang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota tidak terlepas dari mobilitas barang dan orang. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan kota tidak terlepas dari mobilitas barang dan orang. Pergerakan ini bertujuan untuk memenuhi segala kebutuhan manusia. Untuk menunjang segala aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang menyatakan menyerah pada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Pada tanggal 17 Agustus Indonesia menyatakan kemerdekaan.kerena sulitnya informasi kabar bahagia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk perkara munkar (keji/kejahatan) sebagai kebalikan dari ma ruf (kebijakan/

BAB I PENDAHULUAN. termasuk perkara munkar (keji/kejahatan) sebagai kebalikan dari ma ruf (kebijakan/ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penjajahan, bagaimanapun bentuk dan dimanapun tempatnya selalu saja membawa penderitaan, baik lahir terutama batin. Dalam perspektif ajaran agama Islam, penjajahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuh puluh tahun yang lalu revolusi Indonesia meletus. Revolusi itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuh puluh tahun yang lalu revolusi Indonesia meletus. Revolusi itu terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuh puluh tahun yang lalu revolusi Indonesia meletus. Revolusi itu terjadi dalam satu kekosongan kekuasaan. Jepang yang menduduki Indonesia sejak tahun 1942

Lebih terperinci

seperti selalu didengungkan oleh pejuang kemerdekaan Sukarno. Perjuangan rakyat

seperti selalu didengungkan oleh pejuang kemerdekaan Sukarno. Perjuangan rakyat Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno - Hatta, tidaklah berarti bahwa kita sudah mencapai tujuan kemerdekaan rakyat Indonesia, tetapi baru merupakan

Lebih terperinci

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII A. Organisasi Militer TII Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan menyempurnakan angkatan perang TII. Sejak waktu itu susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bila kita amati wilayah Negara Republik Indonesia ternyata telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Bila kita amati wilayah Negara Republik Indonesia ternyata telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Bila kita amati wilayah Negara Republik Indonesia ternyata telah banyak mengalami dan menyimpan berbagai peristiwa sejarah. Peristiwa yang terjadi dalam ruang lingkup

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Revolusi Revolusi dipahami sebagai proses yang sangat luar biasa, sangat kasar, dan merupakan sebuah gerakan yang paling terpadu dari seluruh gerakan-gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Bangsa Gayo menurut daerah kediaman dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut Tawar, Gayo Linge yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012.

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. 79 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. Data UPTD Pasar Bandar Buat. Padang : UPTD, 2014. Dinas Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Ibukota Kabupaten Langkat sekarang adalah Stabat. Jarak rata-rata dari Kota

Lebih terperinci

pemuda-pemuda seperti: ex Gyugun Ahmad Husein sebagai Mayor ditetapkan menjadi

pemuda-pemuda seperti: ex Gyugun Ahmad Husein sebagai Mayor ditetapkan menjadi 1 Pendahuluan Mansyur adalah seorang pejuang kelahiran Kampung Sikumbang Lubuk Lintah Padang, Mansyur lahir pada tanggal 17 Februari 1926. Mansyur merupakan anak pertama pasangan Subuh (ayah) dan Tando

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara selain memiliki wilayah dan Penduduk, sebuah negara juga harus memiliki sebuah Angkatan Bersejanta untuk mengamankan wilayah kedaulatan negaranya.

Lebih terperinci

Peranan balai penerangan pemuda dalam perjuangan kemerdekaan perjuangan kemerdekaan di padang(agustus-november 1945)

Peranan balai penerangan pemuda dalam perjuangan kemerdekaan perjuangan kemerdekaan di padang(agustus-november 1945) Peranan balai penerangan pemuda dalam perjuangan kemerdekaan perjuangan kemerdekaan di padang(agustus-november 1945) Oleh : Rahma yunis 1 Meri erawati,s.s,m.hum 2 Refni yulia,s.s,m.hum 3 1 Program Studi

Lebih terperinci

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 18, yaitu pada tahun 1750 berpusat di kota dalam. Setelah Raja Kahar wafat

BAB I PENDAHULUAN. 18, yaitu pada tahun 1750 berpusat di kota dalam. Setelah Raja Kahar wafat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajaan Langkat didirikan oleh Raja Kahar pada pertengahan abad ke- 18, yaitu pada tahun 1750 berpusat di kota dalam. Setelah Raja Kahar wafat kepemimpinan diteruskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Reorganisasi dan Rasionalisasi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) 1948-1950: Dari Pembentukan

Lebih terperinci