BAB I PENDAHULUAN. pastry, dan cookies. Sementara pastry sendiri adalah bagian dari bakery

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakery adalah bagian dari patiseri yang terdiri dari roti, kue, pastry, dan cookies. Sementara pastry sendiri adalah bagian dari bakery yang secara umum terbagi dalam dua kelompok adonan, yaitu dough (adonan keras) dan batter (adonan lunak). Dough digunakan dalam pembuatan puff, danish, croissant, dan strudel, sedangkan batter digunakan dalam pembuatan crepe (Anni Faridah dkk. 2008). Sejak dahulu, produk bakery merupakan produk yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Namun, kebanyakan industri bakery masih menjual produknya dengan sistem yang sama, yaitu dengan menjual di outlet yang tidak memiliki tempat untuk menikmati produk bakery langsung di tempatnya. Produk yang disediakan oleh bakery dengan jenis seperti ini dimaksudkan untuk dibawa pulang dan dikonsumsi dirumah. Kemudian industri bakery kian lama kian berkembang dan mulai ada usaha bakery yang menyediakan tempat untuk menikmati produk bakery yang mereka produksi langsung ditempatnya. Tempat ini biasanya dibuat senyaman mungkin yang tidak hanya difungsikan sebagai tempat makan, tetapi sebagai tempat bersantai dan mengobrol sambil menikmati produk-produk bakery yang tersedia. Industri bakery di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan ketika mulai maraknya berbagai cake yang tidak hanya 1

2 2 menonjolkan rasa yang unik, tapi juga bentuk yang tidak biasa, seperti aneka cupcake, pop cake, aneka velvet cake, dan yang terakhir dan paling terkenal saat ini adalah rainbow cake. Di Yogyakarta, kehadiran berbagai jenis cake tersebut, terutama rainbow cake dan velvet cake, membawa dampak yang cukup besar bagi perkembangan industri bakery. Hal ini disebabkan karena hampir semua orang, terutama dari kalangan anak muda, merasa dirinya belum cukup gaul apabila belum mengkonsumsi kedua jenis cake tersebut. Fenomena ini kemudian dipergunakan oleh berbagai bakery yang memang sudah lama berdiri di Yogyakarta untuk meningkatkan penjualan dengan memproduksi kedua jenis cake tersebut. Tidak hanya bakery yang sudah lama berdiri, tetapi fenomena ini juga mengundang beberapa pemain baru dalam industri bakery di Yogyakarta dengan mengusung tema yang hampir sama, yaitu bakery dengan tempat makan yang nyaman sehingga konsumen dapat langsung menikmati produk bakery sambil bersantai. Selain tempat yang nyaman, beberapa dari usaha bakery ini bahkan menyediakan layanan wifi dan minuman untuk semakin memanjakan pelanggannya. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan ini kemudian menciptakan persaingan diantara perusahaan bakery. Masing-masing bakery berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi baru dan merancang berbagai strategi untuk mengungguli pesaingnya, karena itulah penulis kemudian memutuskan untuk menganalisis mengenai posisi bisnis salah

3 3 satu perusahaan bakery dalam industri bakery di Yogyakarta. Pengetahuan mengenai posisi bisnis ini kemudian dapat digunakan untuk mengetahui prospek perusahaan bakery ini di masa mendatang dan merumuskan strategi pengembangan yang dapat diimplementasikan untuk mencapai tujuan tersebut. Perusahaan bakery yang dijadikan obyek penelitian adalah Paris Bakery karena bakery ini relatif baru dan membutuhkan gambaran mengenai posisi dan prospek bisnis yang dijalankan dan rumusan strategi yang tepat untuk diterapkan untuk mencapai tujuannya menaikkan omset dan pangsa pasar. Alat analisis Boston Consulting Group (BCG), melakukan pertimbangan strategi sesuai dengan Product Life Cycle atau siklus hidup produk bakery dan tool General Electric (GE) Matrix. BCG digunakan untuk menentukan posisi awal Paris Bakery dalam industri bakery di Yogyakarta dengan memperhatikan dua faktor yaitu pertumbuhan pasar, dalam hal ini pertumbuhan industri bakery, dan pangsa pasar relatif. Sementara strategi sesuai siklus hidup dipertimbangkan untuk menambahkan faktor yang relevan dan penting dalam hal kekuatan bisnis yang dimiliki oleh Paris Bakery untuk kemudian dimasukkan dalam analisis dengan GE matrix. GE matrix dipilih karena alat analisis ini mengakomodasi berbagai faktor untuk menentukan daya tarik industri dan kekuatan bisnis perusahaan. Dengan memperhatikan berbagai faktor tersebut, maka strategi yang akan dikembangkan sudah mempertimbangkan berbagai faktor (Kotler, 2003).

4 4 B. Rumusan Masalah Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana posisi dan prospek bisnis Paris Bakery dalamindustri bakery secara umum di Yogyakarta serta bagaimana strategi pengembangan bisnis yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan alat analisis Boston Consulting Group (BCG) matrix dan General Electric Matrix serta konsep siklus hidup produk. C. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Penelitian dilakukan di Paris Bakery, Jl. A.M Sangaji no. 68A Yogyakarta. 2. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan para pemilik maupun pihak manajemen, mengakses data-data statistik, dan pembagian angket kepada konsumen. 3. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan alat analisis Boston Consulting Group (BCG) Matrix, Product Life Cycle, dan General Electric Matrix. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui posisi Paris Bakery dalam industri bakery di Yogyakarta. 2. Mengetahui prospek bisnis dari Paris Bakery. 3. Mengetahui strategi pengembangan bisnis yang dapat dilakukan di Paris Bakery.

5 5 E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan gambaran kepada pemilik bakery mengenai posisi dan prospek unit usaha yang dikelola. 2. Memberikan gambaran mengenai posisi dan prospek bisnis industri bakery di Kota Yogyakarta baik untuk pemilik perusahaan maupun siapa saja yang berminat masuk dalam industri ini. 3. Memberikan referensi kepada pemilik unit usaha mengenai strategi pengembangan yang tepat untuk mengembangkan usaha bakery yang dikelola.