dan bangsa dengan saing Kompetensi Abstract latar belakang globalisasi, tantangan saing bangsa. daya saing meningkatkan individu. Tatap Muka Kode MK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "dan bangsa dengan saing Kompetensi Abstract latar belakang globalisasi, tantangan saing bangsa. daya saing meningkatkan individu. Tatap Muka Kode MK"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN Globalisasi Modul ini membahas tentang pengertian dan latar belakang globalisasi, tantangan dan upaya memperkuat daya saing bangsa dengan n meningkatkan dayaa saing individu. Fakultas Fakultas Desain Seni Kreatif Program Studi Desain Produk Tatap Muka 14 Kode MK Disusun Oleh Aji Wicaksono, S.H., M.Hum. Abstract t Pada Modul ini kita akan mengkaji tentang pengertian dan latar belakang globalisasi, tantangan globalisasi, dan upaya memperkuat dayaa saing bangsa dengan individu. meningkatkan daya saing Kompetensi Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui pengertian dan latar belakang globalisasi, memahami tantangan dan ancaman globalisasi, memahami kondisi Indonesia dalam menghadapi globalisasi, menerapglobalisasi kan pemahaman tantangan dalam kehidupan untuk memperkuat daya saing bangsa.

2 A. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi Pengertian globalisasi adalah masuknya atau meluasnya pengaruh dari suatu wilayah/negara ke wilayah/negara lain dan atau proses masuknya suatu negara dalam pergaulan dunia. Proses globalisasi mengandung implikasi bahwa suatu aktifitas yang sebelumnya terbatas jangkauannya secara nasional, secara bertahap berkembang menjadi tidak terbatas padaa suatu negara (borderless). Globalisasi dalam budaya, misalnya melalui media TV dan Internet, budaya barat dalam bentuk cara berpakaian dan pergaulan telah diikuti trennya di Indonesia, globalisasi dalam bidang ekonomi juga sudah berkembang lama, modal asing sudah ada di Indonesia, seperti Freeport di Papua, Temasek di Telkom dan Indosat, Citibank, dan banyak usaha lainnya. Globalisasi dalam politik juga memberikan pengaruh kepada Indonesia dalam rangkaa demokrasi dan pelaksanaan good governance. Sayangnya, proses globalisasi berjalan sepihak. Kita tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa masyarakat di pedesaan Indonesia pun sebagian telah mengalami proses internasionalisasi. Oleh sebab itu, untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks dan berkembang dengan cepat serta tidak terbayangkan sebelumnya, diperlukan ide-ide segar yang dikembangkann dalam konteks kultural Indonesia. Tidak mungkin suatu negara hidup dan membangun kemajuan dalam posisi mengisolasi diri. Pengaruh antarnegara lewat teknologi informasi, teknologi industri, perdagangan uang, dan perdagangan komoditas antarbangsa merupakan kenyataan. Suka tidak suka kita harus hidup dengan kondisi seperti itu sekarang ini. Globalisasi juga menunjukkan bahwa bekerja keras, disiplin, dan mengembangkan teknologi yang berorientasi ke depan. akan membuat sebuah negara maju. Jusuf Kala memberikan contoh antaraa Korea Selatan dan Ghana, Pada tahun 1960-an, kedua negara tersebut mempunyai taraf ekonomi yang hampir sama. Mereka sama- perbedaan di antaranya ibarat langit dan bumi. Korea Selatan berubah menjadi sama masuk dalam kelompok negara berkembang. Namun, 40 tahun kemudian, negara ekonomi maju, sementara Ghanaa tetap terpaku sebagai sebuah negara dengan perekonomia an yang rnasih berkembang. Penyebabnyaa tidak lain adalah masalah budaya. Bangsa Korea mampu membangunn bangsanya menjadi bangsa yang disiplin, mau bekerja keras, dan tidak mau ketinggalann dari negara lain, Keterbatasan sumber daya alam tidak membuat mereka menyerah, tetapi berusaha 2

3 B. Tantangann dan Ancaman keras untuk maju. Kita sekarang tinggal memilih, mau mengikuti jejak bangsa Ko- rea atau Ghana? Globalisasi 1. Nasionalisme dan Internasionalisme Sejak pertengahan kedua abad ke-20 ini, tidak ada ideologi yang lebih populer di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dibandingka an dengan nasionalisme. Dengann modal nasionalisme ini, berbagai negaraa di kawasan tersebut merebut kembali kemerdeka- annya. Karena imperialisme disejajarkan dengan kapitalisme, maka sebagai antitesa negara-negara yang baru merdeka itu, padaa umumnya berusaha menerapkann sistem ekonomi yang sosialistis, meskipun disesuaikan dengan kondisi mereka masing- masing. Walau sistem ekonomi kapitalistis tidak diterapkan, namun sistem politiknya, yaitu sistem demokrasi (yang diilhami dari Barat) dipraktikkan n, meskipun tetap disesuaikan dengan kondisi negara masing-masing. Berlainan dengan fenomena yang terjadi pada sekitar pertengahan abad ke-20 di atas, dalam dekadee 1970-an negara-negara yang baru merdeka (termasuk Indonesia) semakin menggunakan sistem ekonomi yang berdasarkan mekanisme ekonomi pasar yang terkendali. Perubahan ke sistem ekonomi pasar ternyata telah membuahkan hasil berupa kebangkitan ekonomi. Dari sudut pandang ekonomi, saat ini kekuatan ekonomi Eropa Barat dan Amerika cenderung menurun dan semakin tertandingi oleh negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara, tetapi bidang militer dan sistem tata nilai supremasi tetap berada di tangan mereka, Sistem ata nilai Eropa Barat dan Amerika pada dasarnya berakar dari sumber yang sama, yang dikenal sebagai Western Civilization. Globalisasi mengubah wajah negara berkembang, Sistem perekonomian yang dulunya sosialis menjadi pasar terbuka. Perubahan sistem pasar ini disebabkan oleh adanya interaksi dengan negara-negara membuat semangat nasionalisme menurun, sebab setiap orang berusaha memaksimalkan kepuasannya dan dapat hidup di negara mana saja berdasarkan kompetensi dan komitmennya. 2. Budaya Barat dan Budaya Indonesia Nilai-nilai apakah yang dapat disebut sebagai khas Indonesia, Dari berbagai literatur dan pengalaman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sekurang-kurangnya ada tiga konsep yang mencerminkan khas Indonesia, yaitu musyawarah, mufakat, dan gotong royong. bagaimana kita menyublimasikan nilai- nilai khas Indonesia tersebut ke dalam tatanan nilai universal, sementara barat, Perubahan lain adalah nilai dan sikap nasionalisme. Globalisasi budaya 3

4 barat demokratis dan individualis. Perkembangan giobalisasi telah memengaruhi bu- daya Indonesia, di mana sikap individualis telah masuk, sehingga mengurangi semangat gotong royong. 3. Industri dan Pertanian Indonesia dikenal dengan budaya agraris, di mana hampir sebanyak 48 persen penduduknya hidup dari sektor pertanian. Produk utama Indonesia adalah produk pangan untuk kebutuhan dalam negeri, produk perkebunan dan hasil hutan, serta perikanan yang diekspor. Sedangkan negara barat berkembang dalam hal industri dan jasa, seperti industri elektronika, dan jasa keuangan. Globalisasi juga telah memengaruhi perekonomian Indonesia, negara-negara barat telah merelokasi industrinya ke negara berkembang seperti Indonesia untuk industri elektronika dan tekstil. globalisasi mengubah secara bertahap wajah Indonesia dari pertanian menjadi industri. C. Indonesia Menghadapi Globalisasii Globalisasi memunculk kan kekhawatiran bahwa kedaulatan negara akan digerogoti. Oleh sebab itu, pemerintah harus mengakui dan bekerja, di mana sebagian besar penyelesaiann masalah harus dirumuskan dengan memperhatikan dunia global. Agar mampu bersaing dalam era globalisasi, efisiensi dalam skala global harus menjadi acuan utama, Efisiensi yang dimaksudkan adalah baik secara nasional ( efisiensi alokatif), sektoral, maupun pada tingkat perusahaan (mikro). Efisiensi yang tinggi, baik nasional, sektoral, dan perusahaan, akan memperkuat daya saing, karena produk dan jasa Indonesia mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif. 1. Menghadapi Globalisasi Ekonomi Dalam bidang ekonomi, globalisasi berarti semua hambatan pada transaksi perdagangann barang maupun jasa, pergerakan manusia dan investasi antarnegara secara bertahap akan dikurangi, bahkan dalam jangka waktu tertentu akan dihapuskan. Globalisasi ekonomi adalah proses liberalisasi ekonomi dalam skala mondial sehingga menyebabkan barang dan jasa bebas masuk dan keluar an- tarnegara tanpa rintangan, baik yang bersifat tarif maupun nontarif. Dengan perkembangann seperti itu, maka pasar di setiap negara mengalami proses internasionalisasi, yang ditandai dengan kompetisi antar pesaing dari berbagai negara. Setiap negara berlomba agar produknya tetap laku (marketable), dan tidak adaa pilihan lain kecuali bersaing dalam harga, kualitas, dan syarat-syarat jual-beli lainnya. 4

5 Sejalan dengan arah perdagangan internasional yang lebih bebas, arus modal dan investasi antar negara pun bergerak lebih bebas. Modal dan investasi akan mengalir ke negara-negara yang dalam jangka panjang lebih aman dan memberikan keuntungan lebih besar. Karenanya, setiap negara berlomba menciptakan iklim yang semakin kondusif untuk investasi, baik bagi investasi dalam negeri, lebih-lebih untuk investasi dari luar negeri. Persetujuan dan kesepakatan liberalisasi perdagangan dalam bidang barang dan jasa termuat dalam persetujuan General Agreement on Trade and Tariffs (GATT) dan kesepakatan APEC. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan bangsa Indonesia dalam globalisasi ekonomi adalah: Menjaga kestabilan politik dalam jangka panjang, sehingga menjamin kepastian hukum untuk investasi. Menjaga kestabilan ekonomi makro (economic fundamentals), dengan menstabilkan nilai tukar rupiah dan suku bunga), mengoptimalkan fungsi Bank Indonesia, dan melakukan koordinasi dengan otoritas fiskal. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yaitu kompetensi dan komitmen melalui demokratisasi pendidikan. Penguasaan ilrnu pengetahuan dan teknologi, serta mengaplikasikannya pada kehidupan bemasyarakat. Memperbaiki prasarana ekonomi. Meningkatkan kemampuan kewirausahaan. Menyediakan lembaga-lembaga ekonomi yang modern (seperti perbankan, pasar modal, dan lain-lain). Membiasakan masyarakat terhadap terjadinya perubahan. Memastikan penegakan hukum (law enforcement) ). Mengeksploitasi sumber daya alam secara proporsional. 2. Menghadapi Globalisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tidak dapat disangkal bahwa iptek merupakan salah satu kunci kemajuan suatu bangsa. Hal tersebut secara langsung merupakan faktor penentu dalam pengembiasanya bangan kualitas SDM. Negara yang ekonomi dan industrinya maju, ditunjang keunggulan dalam bidang iptek. Demi mengejar ketinggalan di bidang ekonomi dan industri (termasuk meningkatkan dayaa saing), kita perlu mengem- faktor bangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan iptek, menurut Soemitro dan Habibie, tidak hanya ada pada teknologi, tetapi juga unsur manusia yang justru memegang peranan sangat penting karena manusia bukan benda mati tetapi makhluk hidup yang beragama 5

6 berbudaya, berfalsafah, dan bertradisi. Segi-segi kehidupan ini harus dipelajari, dipahami, dilestarikan, dan dikembangkann sebagai landasan bagi pengembangan aspek-aspek kehidupan yang telah disebutkan sebelumnya. Untuk menghadapi globalisasi IPTEK, maka pokokk pikiran program teknologi dalam Matriks Nasional Riset dan Teknologi meliputi lima bidang, yaitu: a. Kebutuhan Dasar Manusia; sebagai unsur mempertahankan dan mem- daya pertinggi nilai manusia sebagai potensi pembangunan nasional. b. Sumber Daya Alam dan Energi; karena manusiaa membutuhkan sumber ini sebagai bahan dan sarana produksi. c. Industrialisasi; karena manusia membutuhkan industri untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa, di samping kebutuhan dasarnya, guna meningkatkan kualitas hidupnya d. Pertahanan/Keamanan; karena manusia perlu mempertahankan dirinya, sesamanya, dan miliknya terhadap ancaman-ancaman dan mengingat bahwa berbagai hasil teknologi pertahanan/ keamanan dapat digunakan juga untuk segi-segi selain pertahanan/keamanan. e. Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Falsafah; sebagai segi-seg kehidupan yang mendasari dan mendukung keempat bidang sebelumnya, manusiaa dalarn memenuhi kebutuhan dasarnya, memanfaatkan sumber daya alam dan energi ; menjalankan industrialisasi, dan pertahanan keamanan akan selalu diarahkan oleh pengetahuan ekonomi, analisis sosial, budaya, dan falsafahnya, 3. Menghadapi Globalisasi dalam Etika dan Efisiensii Manusia tidak berdiri sendiri, tetapi bersosialisasi dengan manusia lain dan terjadi proses saling memengaruhi melalui berbagai media dan lingkungan. Proses dan interaksi yang saling memengaruhi ini tidak berjalan antaraa manusia dengan manusia saja, tetapi juga dipengaruhi oleh barang-barang atau keadaan yang diciptakannya. Sistem dan pertimbangan nilai merupakan kompetensi etika dan jika diterapkan dalam ruang lingkup masyarakat, memperoleh predikat etika sosial atau public morality, Etika sosial merupakan rules of conduct. Suatu ketentuan atau sistem yang canggih, akan tetap mengandungg kelemahan untuk dieksploitasi dalam konotasi yang negatif. Di sini, relevansi etika sosial atau akhlak kembali tampil sebagai kekuatan dari dalam diri sendiri yang akan membatasi perilaku manusia, Disadari bahwa etika sosial saja tidak cukup, karena itu tetap harus diikuti dengan aturan permainan yang transparan serta sanksi-sanksi bagi mereka yang melanggar, Etika sosial memegang peranan yang semakin penting jika seseorang atau sekelompok orang memegang peranan yang menentukan n nasib orang lain, 6

7 D. atau bahkan masyarakat yang lebih luas. Apabila masyarakat mengalami dekadensi moral namun etika sosial bagi para pemimpin tetap dipegang teguh dan hal ini antara lain berkat adanyaa pengawasan masyarakat yang memadai. Singkatnya gambaran relevansi etika sosial dan efisiensi adalah jika seorang pemimpin menyalahgunakan kewenangan yang dimilikinya, pasti akan terdapat korban. Karena kewenangan yang dimiliki bersifat publik, maka publiklah yang dirugikan, yang pada gilirannyaa akan meningkatkan biaya ekonomi nasional (tidak efisien). Bagi Indonesia, penegakan dan pengamalan akhlak secaraa taat asass dalam pemerintahan dan dunia usahaa merupakan salah satu prasyarat dalam upaya kita untuk mengentaskan kemiskinan serta mengurangi kesenjangan di berbagai bidang, Terkait dengan upaya peningkatan etika, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Menyusun kode etik profesi yang sesuai dengan karakter dan budaya bangsa. b. Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Tuhan YME sebagai landasan dalam berpikir dan bertindak. c. Mengembangkann kepribadian bangsa, yaitu jujur, ramah, sopan, dan terbuka.. Memperkuat Daya Tahan & Dayaa Saing Globalisasi tidak dapat dihindari. Globalisasi pada akhirnya memengaruhi seluruh perikehidupan manusia Indonesia di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Adanya borderlesss atau dunia tanpa batas ini niscaya akan dihadapkan dengan Indonesia sebagai suatu bangsa. Indonesia sebagai negara telah berdiri sejak 17 Agustus 1945, dengan perjuangan pahlawan, mengorbankan ribuan, bahkan jutaan nyawaa manusia. Oleh sebab itu, harus adaa upaya mempertahankan Indonesia dalam tataran global. Globalisasi tidak boleh menghilangkan jiwa, semangat, arakter, dan budayaa Indonesia. Globalisasi tidak perlu ditakutkan, namun yang penting adalah bagaimana kita berperan aktif dan mendapatkan manfaat dari globalisasi. Untuk dapat berperan dan mengambil manfaat dari globaiisasi, maka bangsa Indonesia harus mempunyai daya tahan dan daya saing. Daya tahan merupakan upaya untuk mempertahankan seluruh identitas dan karakter bangsa, sedangkan daya saing merupakan budaya unggul, yaitu semangat memperbaiki diri sehingga menjadi bangsa yang kompetitif secara nasional, dan secara pribadi mempunyai daya saing melalui kompetensi dan komitmen. 7

8 Berikut ini adalah upaya meningkatkan daya tahan dan daya saing, baik secara individual sebagai manusia Indonesia maupun secara nasional sebagai suatu bangsa. 1. Meningkatkan Daya Saing Individu Manusia Indonesia dalam Globalisasi Karenaa manusia merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara aspek jasmani dan rohani, maka perkembangan berbagai aspek diri individu agar menjadi kompeten/berkepribadian tangguh meliputi aspek-aspek; a. Aspek Intelektual Dalam sifat manajemen dewasa ini yang oleh Savage disebut era "Manajemen Generasi Kelima," kemampuan berpikir (brainpower) merupakan keunggulan kompetitif suatu organisasi bisnis. llmu pengetahuan (knowledge) digambarkan sebagai sumber kekayaan, menggantikan tanah (dalam era pertaniann tingkat lanjut), tenaga kerja (dalam era industri awal), dan modal (daiam era industri tingkatt lanjut). Perkembangan organisasi bisnis juga ikut berubah mengikuti perubahan tadi, mulai dari ata feodal, hingga jaringan pengetahuan (knowledge networking). Bagi kita sudah sangat jelas bahwa kita sudah memasuki era perkembangan ilmu pengetahuan. Kita tidak bisa mengandalkan tanah, yang dulu memang luas, tetapi sekarang sempit, juga tidak bisa lagi mengandalkan tenagaa kerja banyak, karena dunia industri yang semakin maju tidak lagi menuntut tenaga kerja yang semakin banyak. Kita juga tidak bisa lagi mengan- juga bukan lagi menjadi andalan utama. Yang menjadi andalan utama sekarang adalah ilmu pengetahuan (dalam arti luas). Bagi yang memilikinya, merekalah yang memiliki kekayaan karena pengetahuan merupakan kekuatan untuk dalkan modal, karena selain kita tidak memiliki dalam jumlah besar, sekarang memiliki kekayaan. Ini sejalan dengann pendapat filsuf Inggris, Francis Bacon, yang menyatakann bahwa "knowledge is the power," b. Aspek Kreativitas Kreativitas adalah ciri-ciri khas individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sebuah karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungan untuk menghadapi perrnasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya. Sumber daya yang kreatif dan inovatif harus senantiasa berupaya membuka diri, terus-menerus mengubah, dan dapat mengikuti perubahan yang terjadi sesuai dengan tuntutan kebutuhan mutakhir. Pengembangan kreativitas dan inovasi mulai dari tingkat individu, kelompok, atau organisasi yang selalu berupaya untuk mendapat dan mendayagunakan pengetahuan informasi serta wawasan baru guna mengubah prilaku sehingga 8

9 dapat memanfaatkan berbagai peluang dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan, khususnya di era globalisasi. c. Aspek Moral dan Sikap Moral pada dasarnya merupakan rangkaian niiai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi (Shafer,1979). Moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur prilaku individu dalam hubungannyaa dengan kelompok sosial dan masyarakat. Moral merupakan standar baik-buruk yang ditentukan bagi individu oleh nilai-nilai sosial budaya, di mana individu sebagai anggota sosial (Rogers,1985). Prilaku moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai, penuh keteraturan, ketertiban, dan keharmonisan. Manusia akan saling memengaruhi melalui berbagai media dan lingkungan lain. Sebagai ilustrasi, industri diciptakan oieh manusia, namun proses industrialisasi itu sendiri memengaruhi nilai-nilai dan tingkah laku manusia. Gambaran ini menunjukkan bahwa tingkah laku seorang atau sekelompok orang mempenga- inheren ruhi keadaan suatu Iingkungan. Lingkungan ekonomi bersifat efisiensi (berhubungan erat) didalamnya juga dipengaruhi oleh tingkah laku manusia. Guna memenangkan persaingan global yang semakin ketat, maka jalan satusatunya adalah meningkatkan daya saing ekonomi seoptimal mungkin. Dalam kaitan ini, transformasi nilai ke arah apa yang dikenal dengan "hard culture" mutlak diperlukan. Ketaatan pada sistem dan aturan permainan yang ada, disiplin, dan etos kerja harus benar-benar diwujudkan dalam kehidupan sehari- itu, hari. Demikian pula orientasi ke arah kinerja (performance oriented). Selain perlu juga dilakukan orientasi dari inward looking ke arah outward looking. Prasyarat yang demikian tadi mutlak dipenuhi jika kita tidak mau ketinggalan dari bangsa-bangsa lain. d. Aspek Bahasa Perdagangan bebas memberi arti bahwa semua bangsa dan negara di dunia harus terbuka dalam menerima tenaga kerja, akibatnya kompetisi antaraa tenaga kerja domestik dan tenaga kerja dari negara lain. Masalah akan timbul apabila tenagaa kerja domestik tidak mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menguasai bahasaa internasional. Setiap lulusan, sesuai jenjangnya, hendaknya memiliki kompetensi ini yang dapat diberdayakan secara maksimal pada saat memasuki dunia kerja. Penguasaan bahasa asing secara aktif, khususnya bahasa Inggris, harus ditingkatkan, selain untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasii dengan bangsa lain, juga Untuk mempercepat prosess penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. 9

10 e. Motivasi Motivasi adalah suatu proses, di mana kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan tertentu. Kinerja (performance) adalah hasil dari interaksi antara motivasi kerja dan kemampuan (abilities). Motivasi ditunjukkan pula oleh kematangan pribadi. Apabilaa kematangan pribadi rendah, maka motivasi rendah, dan pada gilirannya akan mengakibatkan kinerja yang rendah. ' Kematangan pribadi berkaitan erat dengan sikap mental yang kuat dan positif, yang harus dimiliki oleh setiap individu. Menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi, seseorang tidak cukup hanya mempunyai kemampuan teknik yang tinggi, melainkan juga mental, yang memberinya dukungan sangat besar dalam meningkatkan kinerjanya. Ada banyak kemampuan mental yang penting ditingkatkan, antara lain: I. Sikap mental kemauan bekerja lebih dari yang diminta. Bagi yang ingin maju, setiap kesempatan digunakann untuk mempelajari hal-hal yang baru. II. Disiplin diri diharapkan jadi sesuatu yang sangat dijunjung tinggi oleh masing-masing individu. Disiplin diri menyangkut beberapa hal, seperti pengunaan waktu secaraa baik, penentuan prioritas, patuh terhadap rencana dan target yang sudah ditetapkan, termasuk dalam mematuhi berbagai peraturan yang ada. III. Memiliki target yang jelas, Untuk meningkatkan produktivitas kerja, perlu bahwa setiap individu memiliki kejelasan tentang hal yang akan dikerjakan dan target yang akan dicapai. 2. Meningkatkan Daya Saing Nasional Indonesia dalam Globalisasi Peluang dan tantangan bangsa Indonesia dalam era globalisasi dapat dijumpai dalam beberapa bidang yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, hankam serta hukum, Peluang dan tantangan yang di-maksudd adalah sebagai berikut: a. Daya Tahan dan Daya Saing dalam Bidang Politik Peluang dan tantangan dalam bidang politik (negara) yang memberi nilai tambah bagi kemajuan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia adalah: I. Demokrasi Nilai demokrasi barat yang memberi keuntungan bagi penyelenggaraann negara Indonesia adalah nilai demokrasi liberal yang mengubah sistem politik Indonesia yang menganut demokrasi sosialis yang berintikan *sentralisasi kekuasaan" menjadi sistem politik demokrasi liberal yang berintikan kebebasan individu, 10

11 Pemilu Presiden secara Langsung (PILPRES), Otonomi Daerah, sistem multipartai, kebebasan pers, dan hak asasi manusia. Sedangkan ancamannya adalah bila bangsa Indonesia tidak sungguh-sungguh dan konsistenn dalam melaksanakan semua nilai demokrasi tersebut, maka bisa terjadi perpecahan (disintegrasi). II. Politik Luar Negeri Peluang politik luar negeri Indonesia adaiah dapat membuka kembali kerja sama militer, perdagangan, pendidikan, pertukaran budaya, tenaga kerja, dan lain-lain dengan negara barat, Contoh, pembukaan kembali kerja sama militer dengan Amerika Serikat, sedangkan tantangannya adalah Indonesia memiliki komoditas ekspor barang yang kualitasnya rendah yang menyebabka an kalah bersaing dengan produksi dari negara lain III. Good Governance Peluangnya adalah Indonesia dapat mengikuti sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang diterapkan di negara barat dengan prinsip-prinsip partisipasi, transparansi, rule of law, responsif, equity, efektif dan efisien, serta accountability dan vision strategic. Peluang lain adalah dapat mernperoleh dukungan ekonomi dari negara donor, seperti IMF, b. Daya Saing dalam Bidang Sosiai Budaya I. Teknologi Informasi dan Komunikasi Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberi peluang bagi bangsa Indonesia untuk menguasai informasi dan teknologi dari negara barat, namun tantangannya adalah Indonesia akan menjadi negara sasaran (objek) dari produk teknologi informasi dan komunikasi negaraa barat. II. Masuknya Lembaga Pendidikan Asing Meningkatnya kuantitas pendidikan asing yang masuk ke Indonesia dapat memberi peluang bagi bangsa untuk mernperoleh pendidikan yang berkualitas, namunn dapat juga menjadi ancamann bagi lembaga pendidikan Indonesia, khususnya lembaga pendidikan baru dan sedang berkembang g. III. Budaya Hedonisme Globalisasi memberi peluang bagi masyarakat untuk menikmati dan mengikuti kecenderungan ( tren) budaya asing berupa informasi hiburan, fesyen, dan lain- ketika lain yang bersifat menyenangkan. Namun dapat menjadi ancamann bangsa Indonesia tidak mampu mengendalikan diri untuk menyaring informasi dan gaya hidup asing yang bertentangan dengan nilai budayaa bangsa. 11

12 IV. Peluang dan Ancaman Bidang Hankam dalam Era Globalisasi Keberadaan Indonesia pada posisi silang (antara dua benua dan dua samudera) memberi keuntungan untuk kerja sama militer dalam bentuk latihan gabungan dengan negara tetangga, namun juga dapat mengancam pertahanan dan keamanan wilayah yurisdiksi nasional Indonesia berupa pencaplokan wilayah perbatasan, atau pencurian potensi laut oleh pihak asing. V. Peluang dan Ancaman Bidang Hukum Keberadaan globalisasi membuka peluang Indonesia untuk mengikuti kemajuan sistem penegakan hukum (rule of law) negara barat yang maju di samping dapat membuka kerja sama dalam bidang hukum, khususnya mengenai ekstradisi bagi para pelanggar hukum. c. Meningkatkan Daya Saing Dalam Bidang Ekonomi I. Globalisasi dalam ekonomi telah berkembang pesat dengan berdirinya organisasi perdagangan dunia. Organisasi ini seperti: AFTA (Asean Free Trade Area) ), yaitu organisasi ekonomi tingkat Asean dengan anggota Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei, Filipina, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Myanmar. Organisasi AFTA menyepakati adanya perdagangan bebas, baik barang maupun jasa antar sesama negara yang berlaku. Apabila AFTA berjalan, maka tenaga kerja bebas berpindah antar-negara, serta arus barang dan jasa tidak mengalami hambatan seperti tarif dan non-tarif, APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) organisasi ini merupakan kerja sama ekonomi Asia Pasifik, negara-negara Asia selain ASEAN, yaitu China, jepang dan Korea, sedangkan Pasifik terdiri atas Amerika Serikat dan Negara Amerika Latin, WTO (World Trade Organization) yaitu organisasi perdagangan seluruh dunia, Organisasi ini bersama anggotanya menetapkan rencana perdagangan bebas, seperti penurunan dan penghapusan tarif untuk perdagangan barang dan jasa, peningkatan kualitas barang dan jasa, serta penyediaan sarana transporiasi, komunikasi, dan administrasi perdagangan barang dan jasa. II. Data perdagangan Indonesia dilihat dari neraca perdagangan, yaitu jumlah ekspor dan dikurangi impor, selamaa ini menunjukkan angka yang positif. Ini berarti bahwaa nilai ekspor Indonesia lebih besar dari nilai impor, dan ini suatu keuntungan bagi Indonesia, Indonesia mengekspor produk pertanian, tekstil, dan hasii hutan, sedangkan Indonesia mengimpor mesin, teknologi, dan barang jadi, 12

13 III. Data perdagangan bersih Indonesia apabila diiihat dari neraca keuangan yang meliputi transaksi ekspor dan impor serta jasa termasuk di dalamnya, arus modal masuk dan biaya utang ternyata negatif. Ini menunjukkann bahwa Indonesia banyak mengeluarkan uangdari sektor jasa, dan nilai ini iebih besar dari surplus perdagangan, impor jasaa seperti Industri pelayaran, komunikasi, hiburan, dan bunga pinjaman atas utang Indonesia. IV. Upaya meningkatkan kinerja ekonomi dari kondisi di atas adalah: Dalam bidang perdagangan, Indonesia harus memperbaiki kinerjanya dengan mengekspor barang jadi, tidak hanya barang mentah, Ekspor barang jadi ini akan menimbulkan kesempatan kerja baru, masuknya investasi, dan nilai tambah proses barang. Untuk mengubah ekspor dari barang rnentah menjadi barang jadi, maka diperlukan teknologi baik menyangkut peranti keras seperti mesin maupun SDM yang menjalankan mesin. Oleh sebab itu, pendidikan yang menghasilkan penelitiann dan kompetensi SDM di Indonesia sangatlah penting; Dalam bidang neraca pembayaran, Indonesia harus menekann defisit dari impor jasa dan keuangan. Hasil dari ekspor perdagangan ternyata habis untuk membiayai impor jasa dan keuangan. Termasuk dalam impor jasa ini adalah impor industri keuangan, asuransi, tranportasi, komunikasi, pendidikan dan hiburan, serta bunga dan pokok pinjaman. Untuk meningkatkan peran industri jasa, maka pemerintah harus memberikan peluang industri jasa dalam negeri, serta mendorong dunia pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja dalam bidang jasa yang kompeten sehingga mengurangi tenaga asing dalam industri ini. Daftar Pustaka Gea, A.A. dan A. P. Y. Wulandari, 2005, Relasi dengan Dunia Kerja (Alam, Iptek, Kerja), Elex Media Komputindo, Jakarta. Luhulima, 2005, Globalisasi dan Manajemen Politik Luar Negeri. Muhammad. Mar'ie, 2005, Indonesia Menghadap i Abad XXI. Makalah pada Forum llmiah ITB. Pengabean, Hana Sensitivitas Antarbudaya, perlukah kita? Himpsi. Jakarta. Sastradipoera, K Antara Kompetensi dan Loyalltas. UPI. Bandung. 13

14 Sedarmayanti Good Governance Membangun Sistem Manajemen Kinerja Daerah. Mandar Maju. Bandung Srijanti, et al, 2009, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa cetakan pertama, Graha Ilmu, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta 14

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Globalisasi Modul ini membahas tentang pengertian dan latar belakang globalisasi, tantangan dan upaya memperkuat daya saing bangsa dengan meningkatkan daya saing individu. Fakultas DESAIN SENI

Lebih terperinci

1. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi.

1. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi. GLOBALISASI Modul ke: 15 Fakultas Udjiani Ekonomi dan Bisnis 1. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi. 2. Tantangan dan Ancaman Globalisasi. 3. Indonesia Menghadapi Globalisasi. 4. Memperkuat Daya

Lebih terperinci

Modul ke: GLOBALISASI. 15Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

Modul ke: GLOBALISASI. 15Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Modul ke: GLOBALISASI Fakultas 15Teknik Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU A. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi Globalisasi adalah masuknya atau meluasnya pengaruh dari suatu wilayah/negara

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) Sebagai suatu negara yang aktif dalam pergaulan dunia, Indonesia senantiasa dituntut untuk cepat tanggap

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

Mengetahui persiapan bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi RINA KURNIAWATI, SHI, MH

Mengetahui persiapan bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi RINA KURNIAWATI, SHI, MH Modul ke: GLOBALISASI Mengetahui persiapan bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi Fakultas FAKULTAS www.mercubuana.ac.id RINA KURNIAWATI, SHI, MH Program Studi Globalisasi Globalisasi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika. KEWARGANEGARAAN Modul ke: GLOBALISASI DAN NASIONALISME Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan pengertian globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

perdagangan, industri, pertania

perdagangan, industri, pertania 6. Organisasi Perdagangan Internasional Untuk mempelajari materi mengenai organisasi perdagangan internasional bisa dilihat pada link video berikut: https://bit.ly/2i9gt35. a. ASEAN (Association of South

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN MEMBANGUN GENERASI PEMBELAJAR UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) NURUL CHALIM STKIP PGRI Jombang nurulchalim.ppkn2013@gmail.com ABSTRAK Tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B. ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B. Outline Sejarah dan Latar Belakang Pembentukan AFTA Tujuan Strategis AFTA Anggota & Administrasi AFTA Peranan & Manfaat ASEAN-AFTA The

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara

Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara Modul ke: 01 MH. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara Ikhwan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai terbentuk ditandai dengan berbagai peristiwa

Lebih terperinci

MEMBANGUN TIM EFEKTIF

MEMBANGUN TIM EFEKTIF MATERI PELENGKAP MODUL (MPM) MATA DIKLAT MEMBANGUN TIM EFEKTIF EFEKTIVITAS TIM DAERAH DALAM MEMASUKI ERA ASEAN COMMUNITY 2016 Oleh: Dr. Ir. Sutarwi, MSc. Widyaiswara Ahli Utama BPSDMD PROVINSI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, kebijakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing

Lebih terperinci

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG Bangsa Indonesia yang merupakan negara kepulauan, memiliki beraneka ragam suku bangsa dan budaya. Masing-masing budaya memiliki adat-istiadat, kebiasaan, nilai-nilai

Lebih terperinci

Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri

Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA --------- POINTERS Dengan Tema : Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri OLEH : WAKIL KETUA MPR RI HIDAYAT NUR

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pada Modul ini kita akan mempelajari tentang arti penting serta manfaat pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seperti kita ketahui, perdagangan bebas telah menjadi topik kebijakan publik yang paling hangat diperdebatkan menjelang penerapan perdagangan bebas dunia. Salah satu

Lebih terperinci

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance Modul ke: Fakultas 01FEB Template Standar Business Ethics and Good Governance Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan dengan mengacu pada hipotesa yang peneliti tentukan sebelumnya, yaitu sebagai berikut: pertama, Kausalitas

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA Oleh: Mauled Moelyono 2

Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA Oleh: Mauled Moelyono 2 Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA 2015 1 Oleh: Mauled Moelyono 2 Pengantar Isu tentang penguatan sektor UMKM dan pasar domestik akhir-akhir ini kembali marak diperbincangkan setelah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Tujuan pembangunan jangka panjang Kabupaten Semarang Tahun 2005-2025 adalah mewujudkan Kabupaten Semarang yang Adil, Mandiri dan

Lebih terperinci

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

jawab untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap tantangan dan peluang kehidupan global. Kehidupan global akan melahirkan kebudayaan global dalam

jawab untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap tantangan dan peluang kehidupan global. Kehidupan global akan melahirkan kebudayaan global dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi

BAB I P E N D A H U L U A N. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mencapai tujuan Negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis multi dimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya etika untuk dilaksanakan. Etika menjadi kebutuhan penting bagi semua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia Oleh : Indah Astutik Abstrak Globalisasi ekonomi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistim ekonomi global yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN CLUSTER EKONOMI DI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI PERSIAPAN PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

PENGEMBANGAN CLUSTER EKONOMI DI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI PERSIAPAN PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PENGEMBANGAN CLUSTER EKONOMI DI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI PERSIAPAN PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Palangka Raya, 18 Agustus 2015

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap

Lebih terperinci

Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara

Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara Modul ke: 01Fakultas FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN Program Studi Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi merupakan era perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya pada globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya

Lebih terperinci

PEMASARAN INTERNASIONAL

PEMASARAN INTERNASIONAL PENGANTAR PEMASARAN PEMASARAN INTERNASIONAL Suwandi PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG PEMASARAN INTERNASIONAL 1. Globalisasi perdagangan dunia 2. Faktor-faktor

Lebih terperinci

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia Tahun 2001, pada pertemuan antara China dan ASEAN di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam, Cina menawarkan sebuah proposal ASEAN-China

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian ASEAN Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu pilar berdirinya

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH 3.1. Visi Berdasarkan kondisi masyarakat dan modal dasar Kabupaten Solok saat ini, serta tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang, maka

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam Pendahuluan Sejalan dengan semakin meningkatnya dana yang ditransfer ke Daerah, maka kebijakan terkait dengan anggaran dan penggunaannya akan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri jasa konstruksi memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan nasional mengingat industri jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB III VISI, MISI DAN NILAI BAB III VISI, MISI DAN NILAI VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SIAK Dalam suatu institusi pemerintahan modern, perumusan visi dalam pelaksanaan pembangunan mempunyai arti yang sangat penting mengingat semakin

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL I. PENDAHULUAN

ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL I. PENDAHULUAN ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian nasional dan dunia saat ini ditandai dengan berbagai perubahan yang berlangsung secara

Lebih terperinci

NEGARA DAN SISTIM PEMERINTAHAN

NEGARA DAN SISTIM PEMERINTAHAN Modul ke: 02Fakultas FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN Program Studi NEGARA DAN SISTIM PEMERINTAHAN HARTRI PUTRANTO,SE.MM HP : 08161193748 EMAIL : hr33p@yahoo.com PRODI MANAJEMEN Modul ke: 02Fakultas FAKULTAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah

PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah tumbuh dengan pesat dan memainkan peranan penting dan strategis dalam perekonomian global. Meningkatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2013-2018, adalah rencana pelaksanaan tahap ketiga (2013-2018) dari Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Bab 1. Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan Pembangunan pendidikan tinggi sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945 merupakan bagian tugas dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Perguruan tinggi

Lebih terperinci

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI A. Definisi Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar

Lebih terperinci

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. * ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. * Era perdagangan bebas di negaranegara ASEAN tinggal menghitung waktu. Tidak kurang dari 2 tahun pelaksanaan

Lebih terperinci

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1 Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1 Pengertian Globalisasi Globalisasi: Perekonomian dunia yang menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan yang lainnya Beberapa kekuatan yang digabungkan menyulut

Lebih terperinci

KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP

KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP 2016/2017 No Butir Kisi Kisi No Soal 1 Siswa dapat menjelaskan Pengertian Globalisasi 1-3, 41 2 Siswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling

Lebih terperinci

1 ( atau

1  (  atau VISI - MISI JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN SUMEDANG (Perda No. 2 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025) 1.1. VISI DAERAH Berdasarkan kondisi sampai dengan

Lebih terperinci

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3 KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Bab 3 1. Pengertian Kerjasama Ekonomi Internasional Hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan

Lebih terperinci

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi MANAJEMENT MODUL 1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA,

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI PANCASILA:

SISTEM EKONOMI PANCASILA: BAB II SISTEM EKONOMI PANCASILA: RELEVANSI PLATFORM EKONOMI PANCASILA MENUJU PENGUATAN PERAN EKONOMI RAKYAT Oleh: Dewi Triwahyuni A. Landasan Sistem Ekonomi Indonesia Pancasila sebagai ideologi nasional

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III SISTEM EKONOMI INDONESIA Ilmu Hubungan Internasional Semester III Suatu sistem ekonomi mencakup nilai-nilai, kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma-norma, peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut

Lebih terperinci

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO Beberapa Definisi Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya: kebiasaan atau watak Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores), artinya: cara hidup atau kebiasaan /adat.

Lebih terperinci

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 Dr. Sahat M. Pasaribu Pendahuluan 1. Semua Negara anggota ASEAN semakin menginginkan terwujudnya kelompok masyarakat politik-keamanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perdagangan internasional penting dalam ekonomi terutama sebagai sumber devisa negara. Keberhasilan suatu negara dalam perdagangan internasional salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan. Integrasi dilakukan oleh setiap negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENPAHULUAN. Salah satu faktor penting dalam pelaksananaan pembangunan. untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat adalah Sumber Daya

BAB 1 PENPAHULUAN. Salah satu faktor penting dalam pelaksananaan pembangunan. untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat adalah Sumber Daya 1 BAB 1 PENPAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penting dalam pelaksananaan pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, dan

Lebih terperinci

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5 Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5 1 PENGERTIAN GLOBALISASI Globalisasi: Perekonomian dunia yang menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan yang lainnya Beberapa kekuatan yang digabungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat bebas (GATT, WTO, AFTA, dan APEC).

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat bebas (GATT, WTO, AFTA, dan APEC). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin mengglobalnya arus informasi dan transportasi yang disertai makin meningkatnya pula perdagangan di berbagai belahan dunia, yaitu dengan dibentuknya berbagai

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa

Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Dari pembahasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP MANAJEMEN PEMASARAN Oleh : Adisty Bramantyo Sahertian Dosen : Nanang Suryadi NIM :

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP MANAJEMEN PEMASARAN Oleh : Adisty Bramantyo Sahertian Dosen : Nanang Suryadi NIM : PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP MANAJEMEN PEMASARAN Oleh : Adisty Bramantyo Sahertian Dosen : Nanang Suryadi NIM : 125020306111001 MACAM-MACAM LINGKUNGAN ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUSAHAAN Lingkungan

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: 14 Dosen Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Good Governance : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Hubungan Masyarakat http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi mencakup seluruh kehidupan manusia di dunia, terutama dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya. Budaya bangsa asing perlahan-lahan menghilangkan budaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya wacana otonomi daerah di Indonesia berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi stimulan berbagai daerah untuk mengembangkan daerah

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak

Lebih terperinci