BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta mencakup kepemimpinan dalam mengelola sumber daya manusia berupa guru dan siswa. Pengelolaan sumber daya manusia pendidikan diawali dengan perencanaan. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut. Pengelolaan sumber daya manusia berbasis prestasi di sekolah kami diawali dari perencanaan, baik SDM berupa siswa maupun guru. Untuk SDM berupa guru, perencanaan yang kami lakukan meliputi penyusunan anggaran tenaga kerja, yaitu kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tujuannya untuk mendapat gambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi formasi yang meliputi program pengadaan tenaga kerja, promosi jabatan, pelatihan dan pengembangan pegawai, pengembangan karier, program pemeliharan pegawai, dan program pemberhentian pegawai. (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 8 Desember 2012). Menurut penjelasan Bapak Mufti Addin, disebutkan bahwa perencanaan sumber daya manusia berupa guru yang dilakukan di SMP Al 62

2 63 Islam 1 meliputi penyusunan anggaran tenaga kerja (man power budgeting) yaitu kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tujuannya untuk mendapat gambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja (man power programming), yaitu kegiatan untuk mengisi formasi yang meliputi program pengadaan tenaga kerja, promosi jabatan, pelatihan dan pengembangan pegawai, pengembangan karier, program pemeliharan pegawai, dan program pemberhentian pegawai. Hal yang sama dikemukakan oleh Bapak M. Syafi i (52 tahun) Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan bahwa perencanaan SDM berupa guru diawali dari perencanaan. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan tersebut meliputi penarikan atau rekrutmen tenaga pengajar yang dilakukan melalui empat tahapan. Hal ini dijelaskan oleh Bapak M Syafi i sebagai berikut. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan meliputi pengadaan tenaga pendidik yang dilakukan dalam tahapan antara lain meliputi: 1) pencarian personel, baik secara kualitas maupun kuantitas; 2) pencarian personel untuk memenuhi kebutuhan sekolah; 3) memutuskan personel yang memenuhi persyaratan kebutuhan sekolah; dan 4) kegiatan memilih posisi personil. Tahapan-tahap di atas dilakukan dengan melibatkan beberapa orang. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik yang dibutuhkan dan sesuai juga dengan kualifikasi yang dimiliki calon tenaga pendidik, sehingga calon yang diterima mampu menunjang cita-cita SMP Al-Islam 1 Surakarta seperti yang tercantum didalam visi, misi dan tujuan sekolah (Wawancara dengan Bapak M Syafi i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012).

3 64 Hasil wawancara tersebut di atas menunjukkan bahwa proses rekrutmen tenaga pendidik di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan dengan melibatkan beberapa orang. Tahapan yang dilakukan meliputi: 1) pencarian personel, baik secara kualitas maupun kuantitas; 2) pencarian personel untuk memenuhi kebutuhan sekolah; 3) memutuskan personel yang memenuhi persyaratan kebutuhan sekolah; dan 4) kegiatan memilih posisi personil. Proses yang dilakukan tersebut bertujuan agar memenuhi kebutuhan tenaga pendidik yang dibutuhkan dan sesuai juga dengan kualifikasi yang dimiliki calon tenaga pendidik, sehingga calon yang diterima mampu menunjang cita-cita SMP Al-Islam 1 Surakarta seperti yang tercantum didalam visi, misi dan tujuan sekolah. Guna menunjang pengadaan guru yang berkualitas, SMP Al Islam 1 Surakarta melakukan proses seleksi yang berjenjang dan dilakukan melalui beberapa tahapan. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut: Seleksi merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk memutuskan pelamar/calon tenaga pendidik mana yang akan diterima atau ditolak. Proses seleksi penerimaan tenaga pendidik di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: 1) wawancara pendahuluan; 2) pengisian formulir/blangko lamaran; 3) pemeriksaan berkas lamaran; 4) test psikologi; 5) wawancara; 6) persetujuan atasan langsung; 7) pemeriksaan kesehatan; 8) induksi atau orientasi. Tujuan rekrutmen adalah memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek berarti memenuhi kebutuhan akan personil sesuai dengan tuntutan saat ini, sedang tujuan jangka panjang adalah untuk memenuhi penyediaan personil terus menerus baik personil

4 65 pelayanan maupun personil profesional. Untuk masalah pengadaan guru baru, kami diberi kewenangan oleh Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta untuk mengadakan seleksi. Proses seleksi diawali dari kebutuhan sekolah yang mengajukan akan kebutuhan guru kepada Yayasan. Lalu yayasan menyerahkan proses rekrutmen kepada sekolah setelah menyetujui permohonan yang kami ajukan. (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 8 Desember 2012). Menurut penjelasan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta, dijelaskan bahwa rekrutmen guru yang dilakukan oleh sekolah mempunyai tujuan jangka pendek (short-term) dan jangka panjang (long-term). Tujuan jangka pendek berarti memenuhi kebutuhan akan personil sesuai dengan tuntutan saat ini (current situation), sedang tujuan jangka panjang adalah untuk memenuhi penyediaan personil terus menerus baik personil pelayanan maupun personil profesional. Proses seleksi guru yang dilakukan di SMP Al Islam 1 Surakarta meliputi: 1) wawancara pendahuluan; 2) pengisian formulir/blangko lamaran; 3) pemeriksaan berkas lamaran; 4) test psikologi; 5) wawancara; 6) persetujuan atasan langsung; 7) pemeriksaan kesehatan; 8) induksi atau orientasi. Hal yang sama dijelaskan pula oleh Bapak Sumardi (51 tahun) Pengurus Bidang Pendidikan di Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta yang menjelaskan bahwa proses seleksi dilakukan sepenuhnya oleh sekolah. Yayasan menyerahkan sepenuhnya proses pemilihan guru baru setelah menerima permohonan kebutuhan guru baru dari sekolah. Hal ini

5 66 dilakukan mengingat sekolah merupakan entitas yang paling mengetahui akan kebutuhannya. Kalau masalah seleksi guru baru, pihak Yayasan memang menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah. Jadi sekolah menyusun perencanaan SDM, baik guru maupun kesiswaan yang kemudian diajukan kepada yayasan. Setelah permohonan disetujui, maka semua proses dilakukan sepenuhnya oleh sekolah. Kami hanya memantau dan mendampingi dalam setiap tahapan proses seleksi. Ini dimaksudkan karena memang sekolah lah yang paling mengetahui akan kebutuhan tenaga pendidiknya. Kami hanya menetapkan kriteria calon guru yang dapat diterima di Yayasan kami. Dengan kriteria tersebut, sekolah berhak menentukan siapa-siapa yang dapat diterima sebagai tenaga pengajar di sekolah tersebut. (Wawancara dengan Bapak Sumardi (51 tahun) Pengurus Bidang Pendidikan di Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Pengorganisasian SDM tenaga pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan oleh kepala sekolah dengan memperhatikan aspirasi dari bawah atau bottom up. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan bahwa pengorganisasian tenaga pendidikan berupa penempatan jabatan staf kepala sekolah dilakukan berdasarkan aspirasi dari bawah. Langkah ini dilakukan oleh kepala sekolah dengan membentuk tim yang terdiri dari lima orang yang bertindak selaku komisi pemilihan untuk menetapkan formatur calon staf kepala sekolah. Setelah formatur ditetapkan, maka diadakan pemungutan suara untuk memilih calon staf kepala sekolah. Kami mempunyai tradisi yang cukup unik dalam pemilihan staf manajemen sekolah, baik untuk kelas reguler maupun

6 67 RSBI. Staf sekolah dipilih secara demokratis melalui pemungutan suara. Saya selaku kepala sekolah membentuk tim lima, karena tim ini memang terdiri dari 5 orang. Tim ini bertugas menetapkan formatur dan menyelenggarakan pemungutan suara atau semacam KPU lah. Tim Lima berperan sebagai Komisi Pemilihan Umum yang dibentuk atas dasar usulan para guru dan karyawan saat pengajian bersama. Setelah calon ditetapkan selanjutnya dilakukan pemungutan suara. Hasil pemilihan tersebut selanjutnya harus diberikan kepada yayasan untuk "diolah" sebelum akhirnya benar-benar diresmikan. Tentu diharapkan mereka yang terpilih adalah yang benar-benar bisa bekerja sama dengan Kepala Sekolah. Nah, jadi pemilihan ini sebenarnya baru tahap awal yang masih harus disempurnakan dengan tahapan berikutnya. Tetapi setidaknya melalui Pemilihan ini akan didapatkan gambaran aspirasi arus bawah yang sesungguhnya, dengan asumsi bahwa pemilihan yang ditangani oleh Tim Lima tersebut benar-benar berlangsung jujur dan adil (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Hal yang sama dikemukakan oleh Bapak Sutadi (51 tahun) salah seorang anggota Tim Lima dalam pemilihan Staf Manajemen Sekolah di SMP Al Islam 1 Surakarta. Menurut penjelasan Bapak Sutadi dikatakan bahwa pemilihan staf manajemen sekolah yang didasarkan pada aspirasi bottom up dapat meningkatkan moral kerja sekolah. Pemilihan staf manajemen sekolah melalui pemungutan suara secara langsung mencerminkan gambaran aspirasi arus bawah yang sesungguhnya. Dengan cara ini saya yakin bahwa moral kerja sekolah akan semakin meningkat karena mereka yang terpilih adalah mereka yang benar-benar dianggap mampu mengisi jabatan tersebut. (Wawancara dengan Bapak Sutadi (51 tahun) salah seorang anggota Tim Lima dalam pemilihan Staf Manajemen Sekolah di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012).

7 68 Hasil pengamatan di lapangan pada saat pemilihan staf manajemen menunjukkan bahwa suasana cukup meriah dan panas. Hasil pengamatan dapat dipaparkan sebagai berikut. Dari seluruh undangan yang berjumlah sekitar 90 orang, yang membubuhkan tanda tangan sebagai pemilih adalah 79 orang. Sedangkan saat penghitungan, jumlah kartu suara yang masuk ke dalam kotak suara sejumlah 76 kartu suara. Adapun posisi yang diperebutkan untuk kelas reguler adalah Waka (Wakil Kepala) Pelaksana Harian, Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Humas, dan Waka Sarana dan Prasarana (Sarpras) Adapun untuk kelas RSBI hanya memperebutkan 4 posisi, sebab posisi Humas dan Sarpras dijadikan satu. Adapun para pemegang suara terbanyak di kelas RSBI adalah Drs. Syafi'i untuk posisi Pelaksana Harian, Ratnawati Kiding, S.Pd untuk posisi Kurikulum, Aminudin Furqon, SKom untuk posisi Kesiswaan dan Drs. Saeful Qomar untuk posisi Humas dan Sarpras. Sedangkan pada kelas reguler suara terbanyak dipegang oleh Drs. Muslih, Irianto, BA, Thoha Sholihin, SPd, dan Drs. Saeful Qomar. Sementara itu sumber di KPU menjelaskan bahwa yang akan diajukan kepada yayasan untuk masingmasing posisi adalah sebanyak 5 nama yang mendapatkan suara terbanyak. Pengendalian SDM guru di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan dengan lima cara. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan bahwa pengendalian SDM berupa guru di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan melalui lima cara. Kelima cara tersebut antara lain meliputi: a) Menentukan standar-standar untuk melakukan control terhadap: 1) Pengembangan standar kompetensi: 2) Pengembangan standar proses 3) Standar penilaian; dan 4) Standar pendidik; b) Membandingkan pelaksanaan performance dengan standar; c) Pengembangan standar proses; d) Standar penilaian; dan e) Standar pendidik.

8 69 Berbicara masalah pengendalian SDM, sekolah kami menerapkan lima cara untuk mengendalikan SDM guru. Kelima cara tersebut antara lain meliputi: a) Menentukan standar-standar untuk melakukan kontrol terhadap: 1) Pengembangan standar kompetensi: 2) Pengembangan standar proses 3) Standar penilaian; dan 4) Standar pendidik; b) Membandingkan pelaksanaan performance dengan standar; c) Pengembangan standar proses; d) Standar penilaian; dan e) Standar pendidik. (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 8 Desember 2012). Hal yang sama dijelaskan pula oleh Bapak M Syafi i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta. Menurut penjelasan Bapak M Syafi i (52 tahun), dikatakan bahwa standar pengembangan kompetensi guru di SMP Al Islam 1 Surakarta mengacu pada UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sedangkan untuk membandingkan pelaksanaan kinerja dengan standar dilakukan supervisi terprogram dengan model Cooperative Professional Development (CPD). Hal ini dijelaskan oleh Bapak M Syafi i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta sebagai berikut. Memang benar kalau pengendalian SDM, khususnya guru, di sekolah kami dilakukan dengan lima cara sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Sekolah. Untuk pengembangan standar kompetensi, standar proses, standar penilaian; dan standar pendidik kami menggunakan acuan berupa UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sedangkan untuk membandingkan pelaksanaan kinerja dengan standar, kami melakukannya melalui supervisi yang dilakukan secara terprogram. Kepala sekolah tidak melakukan supervisi secara langsung, kami sudah menerapkan supervisi model CPD atau Cooperative Professional Development. Melalui model ini, Kepala Sekolah, yang diwakilkan kepada saya, menyerahkan sepenuhnya supervisi kepada setiap MGMP di sekolah kami.

9 70 Jadi semua MGMP membentuk kelompok untuk saling mensupervisi guru. Mereka hanya mengadakan pertemuan dengan kami sekali dalam satu semester untuk memberikan laporan. Kemudian laporan tersebut saya serahkan kepada Kepala Sekolah sebagai penanggungjawab untuk diserahkan kepada Yayasan. (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 8 Desember 2012). Penerapan supervisi model CPD yang dilakukan sekolah memberi kemudahan kepada guru. Hal ini dikatakan oleh Ibu Sri Nur Wahyuni (47 tahun), guru matematika di SMP Al Islam 1 Surakarta, yang menjelaskan bahwa supervisi model CPD yang diterapkan di SMP Al Islam 1 Surakarta sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. Menurut saya, model supervisi yang diterapkan di sekolah ini sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan guru. Saya tidak lagi merasa tertekan ketika disupervisi, karena yang mensupervisi adalah rekan guru sesama guru matematika. Dalam model ini, kami bisa saling mengadakan observasi kelas, saling memberikan umpan balik, dan menguasai tentang masalah-masalah kesupervisian. Kami secara informal dapat membicarakan persoalan-persoalan yang mereka hadapi, saling menukar gagasan, saling membantu dalam mempersiapkan pembelajaran, petukaran berbagai petunjuk dan saling memberi dukungan. Dari hasil tersebut kemudian penanggungjawab atau ketua MGMP akan memberikan laporan kepada Wakil Kepala Sekolah. (Wawancara dengan Ibu Sri Nur Wahyuni (47 tahun), guru matematika di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Pengembangan SDM di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan dilakukan dalam beberapa pola. Salah satu pola yang dilakukan adalah berupa scanning untuk melihat kemampuan tenaga pendidik baik dalam

10 71 ketrampilan mengajar maupun ketrampilan dasar lainnya, dan pelatihan. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut. Pengembangan SDM di sekolah kami dilakukan melalui pola scanning dan pelatihan. Scanning dilakukan untuk melihat kemampuan tenaga pendidik baik dalam ketrampilan mengajar maupun ketrampilan dasar lainnya. Adapun pelatihan yang dilakukan sangat beragam, dari mulai pelatihan smart teaching yang dilakukan bekerjasama dengan UMS dan UNS, pelatihan TI, pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme guru, maupun melalui seminar pendalaman pemahaman keagamaan. Masalah biaya sepenuhnya ditanggung oleh Yayasan. Sebagai contoh misalnya, untuk meningkatkan kualitas guru di lingkungan SMP Al Islam 1 Surakarta yang pada gilirannya guru diharapkan mampu menanamkan karakter sesuai yang diharapkan kepada para siswa, kami melaksanakan seminar dengan tajuk Membangun Karakter Guru Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Melalui seminar ini, diharapkan guru selalu melakukan refleksi dan melakukan tindakan perbaikan dari setiap kekurangan selama proses pembelajaran. Selain itu diharapkan juga terbangun komunikasi yang baik antara guru dengan siswa di lingkungan SMP Al Islam 1 Surakarta dalam konteks pengembangan pendidikan sesuai visi dan misi. (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 8 Desember 2012). Hal senada dikemukakan oleh Bapak M Syafi i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan bahwa pengembangan profesionalisme guru juga dilakukan melalui MGMP yang dilakukan secara berkala dengan bekerjasama dengan PSB (Pusat Sumber Belajar) yang dibiayai oleh Yayasan. Selain itu, pengembangan juga dilakukan dengan cara melakukan pertemuan antar Guru dan kepala Sekolah setiap bulan, mengadakan PKG, penataran, bekerja sama dengan UNS dan UMS,

11 72 mengirimkan utusan untuk mengikuti kursus, studi komparatif, workshop, dan seminar dll. Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi profesional guru. Memang benar bahwa Yayasan sangat concern dterhadap pengembangan SDM di sekolah ini. Pengembangan profesionalisme guru dilakukan melalui MGMP yang dilakukan secara berkala dengan bekerjasama dengan PSB (Pusat Sumber Belajar) yang dibiayai oleh Yayasan. Selain itu, pengembangan juga dilakukan dengan cara melakukan pertemuan antar Guru dan kepala Sekolah setiap bulan, mengadakan PKG, penataran, bekerja sama dengan UNS dan UMS, mengirimkan utusan untuk mengikuti kursus, studi komparatif, workshop, dan seminar dll. (Wawancara dengan Bapak M Syafi i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Pengelolaan SDM selain guru adalah pengelolaan tenaga kependidikan dan siswa. Dalam hal pengelolaan tenaga kependidikan, kepala sekolah mampu menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan seluruh staf. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Taslim (53 tahun) Kepala Tata Usaha SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut. Menurut hemat saya, Bapak Kepala Sekolah sangat mampu dalam menjalin kerjasama dan komunikasi dengan seluruh staf di sekolah ini. Beliau tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Semua dihormati oleh beliau, jadi semua staf merasa hormat dan segan. Beliau selalu motivasi semua tenaga kependidikannya dengan berpedoman pada Visi, Misi dan tujuan sekolah yang setiap tahun dianalisa kembali dengan semboyan: ing ngarso sun tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. (Wawancara dengan Bapak Taslim (53 tahun) Kepala Tata Usaha SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012).

12 73 Hal yang sama dijelaskan pula oleh Bapak M Syafi i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta, yang mengatakan bahwa Kepala Sekolah mampu menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan seluruh stafnya. Menurut penjelasan Bapak M Syafi i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta, dikatakan bahwa adanya team work yang baik antara Kepala Sekolah dengan para wakil Kepala Sekolah, serta guruguru dan staf tata usaha, dengan pendekatan religi kultural untuk menghimpun dukungan masyarakat terhadap kebutuhan sekolah memungkinkan terlaksananya kepemimpinan tim (team leadership) yang mampu mendinamisasi keadaan di sekolah. Hal ini berdampak pada munculnya ide-ide segar dan kreatifitas untuk pengembangan sekolah melalui peningkatan SDM tenaga pendidiknya, yang berdampak positif terhadap pencapaian prestasi siswa. Memang benar, Kepala Sekolah sangat mampu dalam menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan seluruh stafnya, yaitu para wakil Kepala Sekolah, serta guru-guru dan staf tata usaha, dengan pendekatan religi kultural untuk menghimpun dukungan masyarakat terhadap kebutuhan sekolah memungkinkan terlaksananya kepemimpinan tim (team leadership) yang mampu mendinamisasi keadaan di sekolah. Hal ini berdampak pada munculnya ide-ide segar dan kreatifitas untuk pengembangan sekolah melalui peningkatan SDM tenaga pendidiknya, yang berdampak positif terhadap pencapaian prestasi siswa. (Wawancara dengan Bapak M Syafi i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Hal yang menonjol dari kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola SDM adalah bahwa kepala sekolah mampu memberdayakan

13 74 seluruh guru maupun staf yang ada. Hal ini dikatakan oleh Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di SMP Al Islam 1 Surakarta yang mengatakan bahwa kepala sekolah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kerja berikutnya saat guru dan staf menunjukkan hasil kerja atau karya yang baik dan meraih sukses/prestasi. Kalau menurut saya, salah satu hal yang menonjol dari Kepala Sekolah dalam pengelolaan SDM adalah bahwa kepala sekolah menerapkan kepemimpinan yang memberdayakan. Kepala sekolah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kerja berikutnya saat guru dan staf menunjukkan hasil kerja atau karya yang baik dan meraih sukses/prestasi. (Wawancara dengan Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Dalam hal pengelolaan SDM berupa siswa, pengelolaan diawali dari perencanaan, seleksi penerimaan siswa baru, dan pembinaan kesiswaan. Perencanaan diawali dengan penetapan kuota penerimaan siswa baru, yang diikuti dengan pembentukan panitia penerimaan siswa baru. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan yang menjelaskan sebagai berikut. Dalam pengelolaan kesiswaan, perencanaan diawali dari penetapan kuota calon siswa baru. Setelah kuota ditetapkan, kepala sekolah kemudian membentuk panitia penerimaan siswa baru. Kebetulan ketua panitia didelegasikan kepada saya selaku Waka Kesiswaan. Sebagai ketua panitia, saya diberi kewenangan penuh untuk melakukan seleksi penerimaan siswa baru. Untuk seleksi siswa baru kami menerapkan tes tertulis berupa mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, ICT dan Pengetahuan Umum, sedangkan wawancara dilakukan dalam hal Agama dan Kepribadian. (Wawancara dengan Bapak Irianto (49

14 75 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Hal yang sama dijelaskan oleh Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan bahwa panitia seleksi penerimaan siswa baru diberi kewenangan penuh untuk melakukan seleksi terhadap siswa baru. Mereka hanya diberi pedoman dan kriteria calon siswa yang memenuhi persyaratan baik melalui tes tertulis maupun wawancara. Menurut Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta, dijelaskan sebagai berikut. Setelah kami menetapkan kuota calon siswa baru, kami membentuk panitia yang diketuai oleh Waka Kesiswaan. Semua proses seleksi sepenuhnya saya percayakan kepada beliau. Saya hanya bertindak sebagai penanggungjawab dalam hal ini. Jadi segala proses seleksi sudah menjadi tanggungjawab Waka Kesiswaan. Adapun kriteria calon siswa yang dapat diterima sudah diatur secara transparan sehingga kami benar-benar dapat mempertanggungjawabkan akuntabilitasnya. (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Pembinaan kesiswaan dilakukan melalui kegiatan ekstra-kurikuler. Hal ini dikemukakan oleh Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 Surakarta, yang menjelaskan bahwa SMP Al Islam 1 Surakarta mempunyai dua program rutin yang dikenal dengan nama Life Management Training dan Spiritual Building Training (SBT). Untuk pembinaan siswa, kami menyelenggarakan program Life Management Training dan Spiritual Building Training

15 76 (SBT). Program Life Management Training diselenggarakan bagi siswa kelas IX. Training ini diselenggarakan agar siswa kelas IX lebih bersemangat dan mantap menghadapi Ujian Nasional. Sedangkan program Spiritual Building Training (SBT) adalah program untuk mempersiapkan siswa secara fisik, material akademis, mental maupun spiritual. Program ini dilakukan bekerjasama dengan lembaga profesional dalam bidangnya untuk memberikan presentasi yang mampu membangkitkan motivasi sehingga melahirkan semangat dan kesiapan mental spiritual dalam menghadapi Ujian Nasional. Dengan diadakannnya program ini diharapkan murid kelas IX SMP Al Islam mampu meraih kesuksesan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional. (Wawancara dengan Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Pembinaan siswa dalam bidang non akademik dilakukan dengan berbagai kegiatan yang meliputi 12 macam kegiatan. Kegiatan tersebut berupa kegiatan olah raga, kesenian, ketrampilan, dan ilmiah. Kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan di SMP Al Islam 1 Surakarta meliputi kegiatan pramuka, sepak bola, bulu tangkis, bola basket, tata boga, tata busana, PMR, English Club, Arabic Club, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Robotika, dan Karawitan. Hal tersebut dikemukakan oleh Bapak Joko Lulut Amboro (39 tahun), Staf Kesiswaan di SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut. Guna mengembangkan potensi dan bakat siswa, sekolah menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler baik dalam bidang olah raga, kesenian, maupun ilmu pengetahuan. Kalau tidak salah sekolah kami mempunyai 12 macam kegiatan ekstra kurikuler sebagai sarana pengembangan bakat dan potensi siswa. Kegiatan tersebut antara lain meliputi kegiatan pramuka, sepak bola, bulu tangkis, bola basket, tata boga, tata

16 77 busana, PMR, English Club, Arabic Club, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Robotika, dan Karawitan. (Wawancara dengan Bapak Joko Lulut Amboro (39 tahun), Staf Kesiswaan di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Pengembangan kesiswaan bentuk lain sebagai manifestasi kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan SDM adalah membangun jaringan dengan alumni. Langkah ini dilakukan melalui pendataan alumni sekolah dan menjalin komunikasi dengan ikatan alumni. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 yang menyatakan sebagai berikut. Kami memang membina siswa tidak hanya mereka yang masih bersekolah di sini. Mereka yang sudah lulus pun atau alumni masih kami bina. Kami membuka pendaftaran secara on line dalam situs kami khusus untuk laman alumni. Di situ kami sediakan kolom data berupa nama, alamat yang bisa dihubungi dan pekerjaan yang sekarang mereka geluti. Dari pendaftaran on line tersebut kami bisa membangun data base almuni sekolah kami untuk mengembangkan jaringan. Alhamdulillah kami sudah memperoleh manfaat dari langkah yang kami lakukan, yaitu alumni sekolah yang sudah berhasil mau mendukung program sekolah dengan ikhlas baik berupa materil maupun non materil. (Wawancara dengan Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di SMP Al Islam 1 Surakarta, dapat diketahui bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang dilakukan sekolah. Setiap kegiatan diikuti oleh sekitar 30 an siswa. Berdasarkan data dokumen di atas, menunjukkan bahwa pengelolaan SDM di SMP Al Islam 1 Surakarta cukup berhasil. Hal ini

17 78 ditunjukkan dengan berbagai prestasi yang diraih siswa maupun guru di sekolah tersebut. Data perolehan prestasi siswa dalam berbagai bidang dapat disajikan ke dalam tabel berikut. Tabel IV. 1 Perolehan Prestasi Siswa SMP Al Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 No. Nama Lomba Juara Tingkat Kota Provinsi Nasional 1 Pencak Silat Putri O2SN I 2. Oliampiade Regional RSBI di SMA Taruna Magelang bid studi Biologi, Matematika, Bhs Inggris 3 Lomba Tilawah MAPSI Surakarta 4 Cerdas Cermat MAPSI Surakarta masing2 mapel mendapatkan perunggu Futsal Assalam Cup 3 6 Lomba Mading FKIP UNS 3 7 Lomba MTQ/Qori BEM IAIN Surakarta 1 8 Lomba MTQ/Qori BEM IAIN 2 Surakarta 9 Lomba Cerdas Cermat 2 Penggalang Putra LK2PP IAIN Surakarta 10 Lomba Desain Logo 3 Penggalang Putra LK2PP IAIN Surakarta 11 Lomba Desain Logo Penggalang Putri LK2PP IAIN Surakarta 3 Sumber: Dokumen SMP Al Islam 1 Surakarta Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan SDM di SMP Al Islam 1 Surakarta mencakup pengelolaan SDM tenaga pendidikan dan kependidikan, serta pengelolaan

18 79 kesiswaan. Pengelolaan mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengembangan SDM, dan pengendalian SDM. 2. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta ditunjukkan dengan pendelegasian wewenang pengelolaan sarana prasarana sekolah kepada Waka Sarpras. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut. Kalau berbicara mengenai Sarana Prasarana, semuanya sudah menjadi tugas dari Bapak Saeful Qomar yang bertugas sebagai Waka Sarpras. Beliau lah yang mengurusi sarana prasarana sekolah dari mulai perencanaan hingga evaluasinya. Saya hanya melakukan koordinasi dengan beliau. Jadi beliau lah yang lebih mengetahui pengelolaan sarpras di sekolah ini. (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Hasil wawancara dengan Bapak Saeful Qomar (47 tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta menunjukkan bahwa perencanaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan bersamaan dengan penyusunan RKAS yang dilakukan setiap awal tahun pelajaran baru. Dalam penyusunan RKAS tersebut semua kebutuhan baik sarana barang habis pakai maupun prasarana penunjang lainnya dianggarkan sesuai kebutuhan sekolah. Hal ini dijelaskan oleh Bapak

19 80 Saeful Qomar (47 tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta sebagai berikut. Perencanaan sarana prasarana sekolah kami lakukan setiap awal tahun dalam RKAS. Hal ini dikarenakan pengadaan sarana prasarana tersebut memerlukan anggaran harus dianggarkan dalam RKAS tersebut. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas kegiatan untuk dilaksanakan serta sesuai dengan dana dan tingkat kepentingan. Tujuan adanya perencanaan adalah demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya. Proses yang kami laksanakan dalam dalam membuat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan meliputi: a) Menyusun daftar perencanaan pengadaan berdasarkan analisis kebutuhan dari masing-masing satuan organisasi; b) Menyusun daftar perkiraan biaya atau harga barang-barang atau alat-alat yang diperlukan berdasarkan standar yang diperlukan; c) Menetapkan segala prioritas pengadaannya berdasarkan dana yang tersedia. (Wawancara dengan Bapak Saeful Qomar (47 tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, dapat diketahui bahwa perencanaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan bersamaan dengan penyusunan RKAS yang dilakukan setiap awal tahun pelajaran baru. Dalam penyusunan RKAS tersebut semua kebutuhan baik sarana barang habis pakai maupun prasarana penunjang lainnya dianggarkan sesuai kebutuhan sekolah. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas kegiatan untuk dilaksanakan serta sesuai dengan dana dan tingkat

20 81 kepentingan. Tujuan adanya perencanaan adalah demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya. Proses yang kami laksanakan dalam dalam membuat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan meliputi: a) Menyusun daftar perencanaan pengadaan berdasarkan analisis kebutuhan dari masingmasing satuan organisasi; b) Menyusun daftar perkiraan biaya atau harga barang-barang atau alat-alat yang diperlukan berdasarkan standar yang diperlukan; c) Menetapkan segala prioritas pengadaannya berdasarkan dana yang tersedia. Perencanaan dan pengadaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta sepenuhnya dilakukan secara swa-kelola. Hal ini sesuai dengan model pengelolaan sekolah yang sudah sepenuhnya menggunakan model Manajemen Berbasis Sekolah. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut. Sekolah kami sudah menerapkan MBS sejak dulu. Maklum sekolah kami kan sekolah swasta, jadi peran pemerintah dalam pengadaan sarana prasarana tidak terlalu besar. Kami bisa seperti ini berkat dukungan dari Komite Sekolah dan Peranserta Masyarakat, yang dalam hal ini adalah orang tua siswa. Alhamdulillah dukungan orang tua siswa terhadap sekolah kami sangat tinggi. Di sekolah kami sudah ada pengurus persatuan orang tua murid di setiap kelas. Merekalah yang berperan besar dalam pengadaan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan belajar putra-putri mereka di sekolah ini. Kami, dalam hal ini manajemen

21 82 sekolah, merundingkan apa yang kami butuhkan dengan Komite Sekolah. Kemudian Komite Sekolah akan membicarakan program kami dengan POM masing-masing kelas. Dari pembicaraan itulah mereka memberikan dukungan terhadap sekolah, baik berupa dana, barang maupun tenaga. (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Berdasarkan penjelasan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta, tersebut di atas, dapat diketahui bahwa dukungan orang tua siswa sangat besar dalam pengadaan sarana prasarana di sekolah. Dukungan orang tua siswa sangat tinggi dalam pengadaan sarana prasarana di SMP Al Islam 1 Surakarta. Hal yang sama dijelaskan pula oleh Bapak Bapak Saeful Qomar (47 tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta, yang menjelaskan bahwa dukungan Komite Sekolah dan orang tua siswa dalam pengadaan sarana prasarana sangat tinggi. Hal ini dicontohkan misalnya dengan saat sekolah membutuhkan sarana transportasi untuk kegiatan studi banding atau pun outbond bagi siswa, orang tua siswa memberikan dukungan berupa pengadaan transportasi untuk kegiatan tersebut. Memang benar kalau Komite Sekolah dan orang tua siswa memberikan dukungan yang tinggi bagi sekolah kami. Dukungan mereka tidak hanya dana, tetapi juga sarana atau pun tenaga. Sebagai contoh misalnya saat sekolah kami mengadakan kegiatan studi banding ke sekolah lain di Yogyakarta, ada orang tua siswa yang meminjamkan bus untuk transportasi kami bahkan lengkap dengan sopir dan bahan bakarnya. Ini sungguh hal yang sangat membanggakan bagi kami. (Wawancara dengan Bapak Saeful Qomar (47 tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012).

22 83 Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta sudah sepenuhnya dilakukan secara swakelola. Hal ini dijelaskan pula oleh Bapak Sumardi (51 tahun) Pengurus Bidang Pendidikan di Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta yang menjelaskan bahwa sekolah merencanakan pengadaan sarana prasarana pendidikan melalui RKAS yang diajukan ke Yayasan. Dari RKAS tersebut kemudian Yayasan memberikan dana untuk pembiayaan. Memang sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan Perguruan Al Islam sudah menerapkan MBS sepenuhnya. Jadi kalau sekolah mau mengadakan sarana prasarana, biasanya mereka menyusunnya dalam RKAS yang kemudian diajukan kepada yayasan. Nah dari RKAS itulah yayasan kemudian mengembalikan uang yang diperoleh dari orang tua siswa untuk membiayai pengadaan tersebut. (Wawancara dengan Bapak Sumardi (51 tahun) Pengurus Bidang Pendidikan di Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Berdasarkan hasil-hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan melalui pendelegasian tugas kepada Waka Sarpras. Perencanaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan bersama-sama dengan Komite Sekolah melalui RKAS yang disusun pada setiap awal tahun pelajaran baru. Sekolah sudah melaksanakan MBS secara penuh yang ditunjukkan dengan kemandirian sekolah dalam pengadaan sarana prasarana pendidikan di sekolah tersebut.

23 84 Tahapan berikutnya setelah tahap perencanaan adalah penyimpanan. Tahap ini mencakup pencatatan, penyimpanan, pengaturan, perawatan, dan penjagaan yang dilakukan secara tertib, rapi dan aman. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Saeful Qomar (47 tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut: Setelah perencanaan dan pengadaan, maka tahap berikutnya adalah penyimpanan. Penyimpanan barang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Barang-barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat, dan dijaga secara tertib, rapi dan aman; 2) Menyelenggarakan administrasi penyimpanan dan penggunaan atas semua barang yang ada dalam ruang atau gudang; 3) Secara berkala atau insidental diadakan pengontrolan dan perhitungan barang persediaan agar diketahui apakah memenuhi kebutuhan; dan 4) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Barang-barang yang sudah dianggarkan dalam pengadaan barang jika sudah terealisasi langsung disimpan ke bagian penyimpanan barang, selanjutnya diterima dan diinventarisasi dan dicatat ketika barang tersebut akan dikeluarkan agar terlihat tertib dan rapi (Wawancara dengan Bapak Saeful Qomar (47 tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Hasil wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta, menunjukkan bahwa setelah sarana-prasarana diinventarisasi ke dalam buku catatan administrasi sekolah, maka sarana dan prasarana pendidikan sudah bisa dipergunakan. Penggunaan disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun pemeliharaan, penghapusan sarpras dari inventarisasi menjadi tanggungjawab Waka Sarpras. Laporan tentang sarana prasarana dilakukan setiap tahun kepada pihak Yayasan.

24 85 Hal ini dijelaskan oleh Bapak Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta sebagai berikut: Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah kami baru bisa dipergunakan setelah sarana prasarana tersebut selesai diinventarisasi. Mengenai pengaturan penggunaan dan pemeliharaan sudah kami serahkan kepada Bapak Waka Sapras. Demikian pula mengenai penghapusan sarana prasarana dari inventarisasi sekolah menjadi tanggungjawab dan kewenangan Waka Sarpras. Untuk menghapus suatu barang pastinya ada syarat dan kondisi tertentu, seperti misalnya kegunaannya sudah tidak sesuai dengan biaya pemeliharaan, atau mungkin sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Nah kalau masalah pelaporan kami lakukan setiap akhir tahun pelajaran kepada pihak Yayasan. Nanti pihak yayasan lah yang akan memberi persetujuan tentang mana yang boleh dihapus dan mana yang belum boleh. Jadi sifatnya kami hanya mengusulkan. Keputusan akhir ada di pihak Yayasan. (Wawancara dengan Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). 3. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta merujuk pada kemampuan kepala sekolah dalam mengelola keuangan di sekolah tersebut. Pengelolaan keuangan sekolah mencakup aspek-aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta, menunjukkan bahwa perencanaan keuangan sekolah

25 86 dilakukan bersama-sama oleh Tim Penyusun yang terdiri dari delapan orang. Tim tersebut terdiri dari Kepala Sekolah, seluruh Waka, Kepala Tata Laksana (KTU), Bendahara Sekolah, dan Bendahara Penerimaan. Perencanaan pengelolaan keuangan sekolah diwujudkan dalam bentuk Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS). RKAS tersebut selanjutnya dibahas dengan orang tua siswa dalam rapat Komite Sekolah. Hasil pembahasan tersebut selanjutnya diserahkan kepada Yayasan. Berbicara masalah pengelolaan keuangan sekolah, kami sangat transparan dan terbuka. Tidak ada hal yang kami sembunyikan karena kami benar-benar ingin menjaga amanah yang diberikan baik oleh orang tua siswa maupun Yayasan. Perencanaan keuangan sekolah dibahas bersama oleh tim yang terdiri dari 8 orang, yaitu Kepala Sekolah, seluruh Waka, Kepala Tata Laksana (KTU), Bendahara Sekolah, dan Bendahara Penerimaan. Hasil perumusan kemudian dibahas dalam rapat komite dengan orang tua siswa pada setiap awal tahun pelajaran baru. Dari hasil pembahasan tersebut kami serahkan kepada Yayasan untuk disyahkan. (Wawancara dengan Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Perencanaan yang dilakukan mencakup perencanaan sumber pembiayaan dan pembelanjaan. Sumber pembiayaan pendidikan sebagian besar diperoleh dari orang tua siswa yang mencapai sekitar 81%, sedangkan bantuan pemerintah hanya sekitar 19% dari seluruh RKAS. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Marlina (51 tahun), Bendahara Umum di SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut. Dalam perencanaan biasanya dibahas sumber pembiayaan dan pembelanjaan sekolah. Kalau masalah sumber

26 87 pembiayaan, boleh dikatakan kami sudah mandiri. Artinya dari seluruh sumber dana yang kami gunakan dalam RKAS, hampir 81% berasal dari orang tua siswa yang diberikan melalui Yayasan. Bantuan pemerintah hanya sekitar 19%. Jadi boleh dikata bahwa sekolah kami sudah menerapkan MBS dengan konsisten. (Wawancara dengan Ibu Marlina (51 tahun), Bendahara Umum di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Proses pembiayaan pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan oleh Yayasan sesuai dengan RKAS yang disusun sekolah. Prosedur yang dilakukan adalah bahwa setelah uang dikumpulkan oleh bendahara sekolah dari beberapa sumber, baik bantuan pemerintah maupun dari orang tua siswa, selanjutnya disetorkan kepada bendahara Yayasan. Dari bendahara Yayasan, uang dikembalikan ke pihak sekolah sesuai dengan RKAS yang disetujui bersama. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut. Memang pembiayaan pendidikan di sekolah kami sebagian besar dibiayai oleh Yayasan. Jadi prosedurnya adalah bendahara sekolah menerima uang dari beberapa sumber, yaitu bantuan pemerintah maupun orang tua siswa. Setelah dana terkumpul, bendahara sekolah kemudian menyetorkan kepada bendahara Yayasan. Kemudian Yayasan mengembalikan uang kepada sekolah sesuai dengan RKAS yang kami susun bersama. (Wawancara dengan Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Pembiayaan pendidikan yang berasal dari sumber lain diperoleh dari ikatan alumni. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Marlina (51 tahun),

27 88 Bendahara Umum di SMP Al Islam 1 Surakarta yang mengatakan sebagai berikut. Selain sumber dari bantuan pemerintah dan Yayasan, sumber pembiayaan pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta juga diperoleh dari ikatan alumni. Dana yang berasal dari ikatan alumni biasanya digunakan untuk pengadaan sarana prasarana dan pembiayaan kegiatan ekstra kurikuler siswa. Ini memang permintaan dari mereka yang membantu pendanaan tersebut. Kami hanya melaksanakan amanah yang diberikan kepada kami, jadi apa yang menjadi keinginan alumni kami ikuti. (Wawancara dengan Ibu Marlina (51 tahun), Bendahara Umum di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Pengorganisasian keuangan sekolah diatur sesuai dengan pos-pos masing-masing anggaran sesuai RKAS. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan bahwa pengorganisasian keuangan sekolah diatur menurut pos-pos yang ditetapkan dalam RKAS. Masalah pengorganisasian anggaran, kami atur sesuai pospos yang telah ditentukan dalam RKAS. Secara umum, pos belanja yang kami anggarkan adalah belaja rutin, belanja operasional, belanja pemeliharaan, dan belanja modal. Belanja rutin yang merupakan gaji pegawai menempati proporsi terbesar kedua dalam RKAS kami, yaitu mencapai 37.83%. Belanja terbesar kami alokasikan untuk belanja operasional sekolah yang mencapai sekitar 55% dari seluruh RKAS. Kebijakan ini memang diatur Yayasan agar biaya pendidikan dioptimalkan untuk kegiatan pembelajaran sehingga sekolah terus berprestasi. (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Hasil analisis dokumen RKAS menunjukkan bahwa sumber dana terbesar dalam pembiayaan pendidikan berasal dari orang tua siswa.

28 89 Adapun pembelanjaan terbesar dalam RKAS SMP Al Islam 1 Surakarta dialokasikan untuk biaya operasional pendidikan. Data hasil analisis dokumen ringkasan RKAS SMP Al Islam 1 Surakarta untuk tahun anggaran 2012/2013 dapat dipaparkan sebagai berikut. Tabel IV. 2 Ringkasan Penerimaan RKAS SMP Al Islam 1 Surakarta No. Sumber Dana Jumlah % 1. Bantuan oprasional sekolah dari % yayasan 2. Bantuan Pemerintah % Jumlah % Sumber: Data Keuangan SMP Al Islam 1 Surakarta Tabel IV. 3 Ringkasan Pembelanjaan RKAS SMP Al Islam 1 Surakarta No. Jenis Pembelanjaan Jumlah % 1. Belanja Rutin 1,228,693, % 2. Belanja Operasional 1,791,767, % 3. Belanja Modal 227,045, % Jumlah % Sumber: Data Keuangan SMP Al Islam 1 Surakarta Evaluasi pengelolaan keuangan sekolah dilakukan oleh Yayasan. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Marlina (51 tahun), Bendahara Umum di SMP Al Islam 1 Surakarta. Menurut penjelasan Ibu Marlina dikatakan bahwa evaluasi keuangan sekolah dilakukan oleh Yayasan melalui setiap tiga bulan sekali kemudian pada akhir tahun dilakukan audit secara

29 90 menyeluruh. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemeriksaan dan memudahkan dalam hal perbaikan apabila terjadi ketidaksesuaian. Soal evaluasi anggaran ya mesti ada. Kalau di sekolah kami, evaluasi dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh Yayasan. Pada akhir tahun Yayasan melakukan audit secara menyeluruh terhadap pengelolaan keuangan sekolah. (Wawancara dengan Ibu Marlina (51 tahun), Bendahara Umum di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Berdasarkan hasil wawancara dan analisis dokumen dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan sekolah berbasis prestasi dilakukan melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan diwujudkan dalam RKAS yang disusun oleh tim yang terdiri dari 8 orang. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan pos-pos yang sudah dianggarkan dengan proporsi terbesar dialokasikan untuk pembelanjaan operasional pendidikan yang mencapai 55% dari RKAS. Evaluasi dilakukan setiap tiga bulan dan pada akhir tahun dilakukan audit secara keseluruhan. B. Pembahasan 1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta Perencanaan sumber daya manusia meliputi penyusunan anggaran tenaga kerja (man power budgeting) yaitu kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tujuannya untuk mendapat gambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja,

30 91 dan penyusunan program tenaga kerja (man power programming), yaitu kegiatan untuk mengisi formasi yang meliputi program pengadaan tenaga kerja, promosi jabatan, pelatihan dan pengembangan pegawai, pengembangan karier, program pemeliharan pegawai, dan program pemberhentian pegawai. Perencanaan SDM tenaga pendidik yang dilakukan oleh SMP Al Islam 1 Surakarta, sesuai dengan pendapat Sikula sebagaimana ditegaskan sebagai berikut: Human Resource of manpower planning has been defined as the process of determining manpower reqruitments and the means for meeting those requirements in order to carry out the integrated plans of the organization (Sikula, 2010: 241) (Perencanaan Sumberdaya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses rencana organisasi. mempertemukan kebutuhan tersebut agarpelaksanaannya terintegrasi dengan organisasi). Rekrutmen dilakukan dengan melibatkan beberapa orang, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik yang dibutuhkan dan sesuai juga dengan kualifikasi yang dimiliki calon tenaga pendidik, sehingga calon yang diterima mampu menunjang cita-cita SMP Al Islam 1 Surakarta seperti yang tercantum didalam visi, misi dan tujuan SMP Al Islam 1 Surakarta. Proses seleksi penerimaan tenaga pendidik di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) wawancara pendahuluan; 2) pengisian formulir/blangko lamaran; 3) pemeriksaan berkas lamaran; 4) test psikologi; 5) wawancara;

31 92 6) persetujuan atasan langsung; 7) pemeriksaan kesehatan; 8) induksi atau orientasi. Proses rekrutmen sesuai dengan tahapan tersebut di atas senada dengan pendapat Gibson and Hunt, bahwa kegiatan yang harus dilakukan dalam pengadaan tenaga pendidik antara lain adalah: 1) reqution (pencarian personel, kualitas maupun kuantitas); 2) recruitment (pencarian personel untuk memenuhi kebutuhan sekolah); 3) selection (memutuskan personel yang memenuhi persyaratan kebutuhan sekolah); 4) appointment (kegiatan memilih posisi personil). Proses rekrutmen yang dilakukan sekolah agar calon yang diterima mampu menunjang cita-cita SMP Al Islam 1 Surakarta seperti yang tercantum didalam visi, misi dan tujuan SMP Al Islam 1 Surakarta mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Webb, dkk., (2006). Hasil penelitian Webb, dkk., (2006) menunjukkan bahwa Peranan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru berbentuk penciptaan iklim sekolah yang mendukung proses pembelajaran. Menurut Webb, dkk., dikatakan bahwa The quality of the head teacher is a crucial factor in the success of the school. Good heads can transform a school; poor heads can block progress and achievement. It is essential that we have measures in place to strengthen the skills of all new and serving heads. (Webb, et al., 2006: 408). Pengendalian SDM berupa guru di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan melalui lima cara. Kelima cara tersebut antara lain meliputi:

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. BAB V P E N U T U P A. Simpulan 1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA 1. Responden : Kepala Sekolah/Guru 2. Hari/tgl/waktu :.. 3. Tempat : Pertanyaan: 1. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir SMP Negeri 9 memiliki prestasi yang membanggakan. Langkah

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang peran komite sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung ini dibagi menjadi lima bagian. Lima bagian tersebut antara lain gambaran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK 2.1 Sejarah SMAK St. Augustinus Nganjuk Nganjuk, 2 Januari 1975 berdiri secara resmi SMA Katolik dengan nama St. Augustinus sebagai filial SMA Katolik St.

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Lampiran 1 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN STATUS SEKOLAH POTENSIAL MENJADI SEKOLAH STANDAR NASIONAL PADA SMP

Lebih terperinci

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan Pengembangan Sumber Daya Sekolah Oleh: Ruswandi Hermawan Abstrak Sekolah memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuantujuan pendidikan. Sumber daya pendidikan di sekolah dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Bab ini adalah merupakan penutup dari penelitian yang dilakukan, terdiri dari tiga hal yaitu 1) Simpulan, 2) Implikasi, 3) Saran. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah proses dimana setiap manusia melalui proses dan jenjang untuk pembentukan diri dan penentu

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*)

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) NPma.2 untuk mahasiswa NAMA MAHASISWA : Nur Aktafiyani Gusriyana PUKUL : 09.00 s/d selesai NO. MAHASISWA : 13207241014 TEMPAT OBSERVASI

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Deskripsi variabel a. Kepemimpinan kepala sekolah dengan dimensi orientasi

Lebih terperinci

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi, menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek, termasuk dalam Sumberdaya Manusia (SDM). Sehubungan dengan itu, upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan mengalami banyak sekali perkembangan. Banyak sekolah yang mulai berdiri dan menyatakan

Lebih terperinci

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan pendidikan pengelolaan kurikulum 2013 1. Pengambilan Keputusan Dalam Perumusan Visi-Misi dan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah Lampiran a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah 1. Bagaimana cara anda selaku Kepala Sekolah dalam memberikan pelimpahan dan distribusi kewenangan terhadap rekan kerja anda? 2. Bagaimana

Lebih terperinci

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH Sekolah kami belum memiliki semua sarana dan alat-alat yang dibutuhkan untuk memenuhi ketetapan dalam standar STANDAR SARANA DAN PRASARANA TINGKATAN MASALAH

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

STANDAR 3 KEMAHASISWAAN DAN LULUSAN

STANDAR 3 KEMAHASISWAAN DAN LULUSAN 26 STANDAR 3 KEMAHASISWAAN DAN LULUSAN a.1. Calon Mahasiswa Mahasiswa/Praja IPDN bersumber dari lulusan Sekolah Menengah Umum atau sederajat yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Setiap provinsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO 1 BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO 2.1 Sejarah SMP Negeri 5 Sidoarjo Pada tahun 1955 di jantung kota Sidoarjo, berlokasi di sebelah barat pendopo Bupati Sidoarjo Jalan Sultan Agung (sekarang

Lebih terperinci

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya manusia pada perguruan tinggi yang dimaksud pada tulisan ini adalah dosen dan tenaga kependidikan (karyawan). Dosen bertugas melaksanakan kegiatan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI 90 JAKARTA Sejarah berdirinya SMA Negeri 90 Jakarta

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI 90 JAKARTA Sejarah berdirinya SMA Negeri 90 Jakarta BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI 90 JAKARTA 2.1. Sejarah berdirinya SMA Negeri 90 Jakarta SMA 90 Jakarta berdiri sejak 1986 dengan sebutan SMA Pesanggrahan. Sekolah ini berlokasi di Jl. Sabar Petukangan Selatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Sekolah Keberadaan SMP N 2 Ngaglik Sleman sejak tahun 1967 yang sebelumnya merupakan Filial SMP N 1 Ngaglik Sleman. SMP N 2 Ngaglik Sleman dikenal luas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan 2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Pandaan SMA Negeri 1 Pandaan berdiri pada tahun 1974 dengan nama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan).

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. L1 LAMPIRAN Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. Wawancara ini diikuti oleh kepala sekolah serta kelompok

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 SEJARAH SMA MUHAMMADIYAH 1 TAMAN SIDOARJO Berawal dari Banyaknya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya putra-putri warga Muhammadiyah Sepanjang yang ingin melanjutkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEKOLAH

MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEKOLAH MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEKOLAH PENGERTIAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK Manajemen Peserta Didik (pupil personnel administration): suatu layanan yang memusatkan perhatian kepada pengaturan, pengawasan,

Lebih terperinci

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN 5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN No. Jabatan 1. Kepala Dinas memimpin, mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi daerah di bidang pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) A. Tentang MPK 1. MPK berasal dari perwakilan resmi dari masing masing kelas yang dipilih berdasarkan musyawarah kelas dan disetujui oleh wali kelas 2. Anggota MPK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 25 orang yang diambil dari pengurus komite sekolah dari 3 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Musuk, Kabupaten

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) 1. Memiliki Landasan dan Wawasan Pendidikan a. Memahami landasan pendidikan: filosofi, disiplin ilmu (ekonomi, psikologi, sosiologi, budaya, politik), dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klakah ( SMAN 1 Klakah ), merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klakah ( SMAN 1 Klakah ), merupakan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah SMA Negeri 1 Klakah Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klakah ( SMAN 1 Klakah ), merupakan sekolah menengah tingkat atas, yang berdiri pada tahun 1986, SMAN 1 Klakah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI PERGURUAN ISLAM MATHOLI UL FALAH

BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI PERGURUAN ISLAM MATHOLI UL FALAH BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI PERGURUAN ISLAM MATHOLI UL FALAH Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pembiayaan dan implikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan bagi pembentukan karakter bangsa sangat strategis tujuannya. Pendidikan karakter saat ini merupakan topik yang banyak digerakkan dikalangan

Lebih terperinci

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH Bimbingan Teknis Program Penguatan Pendidikan Karakter bagi Kepala Sekolah & Pengawas Sekolah MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia KOSEP PPK Program

Lebih terperinci

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Penyusun: Tim Pengembang Madrasah Nama Madrasah Alamat : MTs Al Inayah : Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Program Prioritas MTs. Al Inayah STANDAR ISI 0 MENENTUKAN PROGRAM PRIORITAS

Lebih terperinci

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UB. Tugas Fakultas ORGANISASI FAKULTAS

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UB. Tugas Fakultas ORGANISASI FAKULTAS KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UB (1) Fakultas adalah Unsur Pelaksana Akademik yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Universitas; (2) Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diambil kesimpulan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (Guru) di. SMK Muhammadiyah Kartasura telah berjalan dengan baik walaupun belum

BAB V PENUTUP. diambil kesimpulan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (Guru) di. SMK Muhammadiyah Kartasura telah berjalan dengan baik walaupun belum BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (Guru) di SMK telah berjalan dengan baik walaupun belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka

BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka 20 BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG 2.1. Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka kota Tangerang berbenah terutama dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA Disadari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan

Lebih terperinci

BAB II SMA NEGERI 2 MEDAN

BAB II SMA NEGERI 2 MEDAN BAB II SMA NEGERI 2 MEDAN A. Sejarah Ringkas SMA Negeri 2 Medan SMA Negeri 2 Medan telah melalui banyak hal hingga menjadi salah satu sekolah yang membanggakan saat ini. Awalnya pada tahun 1950 berdirilah

Lebih terperinci

BAB IV MANAJEMEN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK SYAFI I AKROM PEKALONGAN

BAB IV MANAJEMEN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK SYAFI I AKROM PEKALONGAN BAB IV MANAJEMEN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK SYAFI I AKROM PEKALONGAN A. Deskripsi Data 1. Penganggaran Keuangan di SMK Syafi i Akrom Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan SMK

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1380 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan Dan Bukti Fisik Kerja Kepala Sekolah

Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan Dan Bukti Fisik Kerja Kepala Sekolah Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan Dan Bukti Fisik Kerja Kepala Sekolah Apa Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan, dan Bukti Fisiknya yang perlu dibuat oleh seorang kepala sekolah? Berikut ini contoh

Lebih terperinci

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sebelum tim KKN-PPL UNY 2014 diterjunkan ke lapangan dalam hal ini SMA N 2 Wates, Tim PPL terlebih dahulu melakukan observasi ke sekolah, hal ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BORANG PROGRAM STUDI

BORANG PROGRAM STUDI BORANG PROGRAM STUDI STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan dijabarkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Profil Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Karenanya, pendidikan tidak boleh dianggap sepele karena dengan pendidikan harkat dan martabat

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN No. 1. Kepala Dinas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil Negara dan non Aparatur Sipil Negara di lingkungan

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED

Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED.03-001 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 021/REK/KEP-UIB/VII/I2016 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN ORGANISASI MAHASISWA UNIVERSITAS INTERNASIONAL

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN ORGANISASI. sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nomor 0189/O/1979,sekolah

BAB III TINJAUAN ORGANISASI. sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nomor 0189/O/1979,sekolah BAB III TINJAUAN ORGANISASI 3.1 Sejarah SMP N 24 Bandung Sejarah Seklah Menengah Pertama Negeri 24 Bandung tidak terlepas dari sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nmr 0189/O/1979,seklah SMP

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

Hakikat Pendidikan. Pendidikan Mikro merupakan interaksi didik mendidik. TUJUAN PENDIDIK BAHAN DIDIKAN SARPRAS PENDIDIKAN

Hakikat Pendidikan. Pendidikan Mikro merupakan interaksi didik mendidik. TUJUAN PENDIDIK BAHAN DIDIKAN SARPRAS PENDIDIKAN Hakikat Pendidikan Pendidikan Mikro merupakan interaksi didik mendidik. TUJUAN PENDIDIKAN PENDIDIK BAHAN DIDIKAN PENDIDIK SARPRAS PENDIDIKAN Pendidikan Makro merupakan Pelaksanaan dan Penyelenggaraan Kegiatan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI MENGAJAR ANTARA GURU DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DAN MADRASAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI MENGAJAR ANTARA GURU DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DAN MADRASAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA. PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI MENGAJAR ANTARA GURU DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DAN MADRASAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa, pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA. Keterangan No. 0260/O/1994 di Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA. Keterangan No. 0260/O/1994 di Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. Sejarah Ringkas SMP Negeri 8 Binjai SMP Negeri 8 Binjai didirikan pada tahun 1993 berdasarkan Surat Keterangan No. 0260/O/1994 di Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat menunjang kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MUSI BANYUASIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN,

Lebih terperinci

NUSA 6 TAHUN MEMBANGUN SULAWESI TENGGARA

NUSA 6 TAHUN MEMBANGUN SULAWESI TENGGARA NUSA 6 TAHUN MEMBANGUN SULAWESI TENGGARA CAPAIAN PEMBANGUNAN SULAWESI TENGGARA TAHUN 2008-2013 2013 BELANJA DAERAH TAHUN 2008 RP. 1.077.454.288.526,- PERTUMBUHAN EKONOMI 7,27% PENDUDUK MISKIN 19,53% TINGKAT

Lebih terperinci

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung) STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung) INSTRUMEN PENELITIAN FUNDAMENTAL Tim Peneliti: Dr. Diding Nurdin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI 1

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10

Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10 Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Tujuan 3 Halaman BAB 2 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sekolah memiliki sifat yang kompleks dan unik, oleh karena itu sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Dan untuk mencapai keberhasilan, kepala

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT ILMU PEMERINTAHAN

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT ILMU PEMERINTAHAN KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT ILMU PEMERINTAHAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pendidikan Agama Islam hendaknya tujuan pengajaran PAI diarahkan: 1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesian

BAB V PENUTUP. Pendidikan Agama Islam hendaknya tujuan pengajaran PAI diarahkan: 1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari permasalah terkait dengan fokus penelitian diatas dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya: Dalam rangka untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1 Sejarah Organisasi Sejarah berdirinya SMP 161 Jakarta dimulai sejak tahun 1978 dengan bangunan yang sederhana dan hanya memiliki 1 (satu) lantai dengan 9 (sembilan) kelas

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci