LATIHAN TERHADAP PERTUMBUHAN. Rusli

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LATIHAN TERHADAP PERTUMBUHAN. Rusli"

Transkripsi

1 Rusli, Latihan Terhadap Pertumbuhan 33 LATIHAN TERHADAP PERTUMBUHAN Rusli Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK UNM Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14 Abstract: Latihan Terhadap Pertumbuhan. Hormon merupakan sejenis protein yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan diangkut oleh darah ke dalam organ. Hormon pertumbuhan diperlukan bukan saja untuk pertumbuhan tetapi ia juga diperlukan untuk mengatur beberapa fungsi badan. Jumlah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adalah berbeda dari waktu ke waktu. Hormon pertumbuhan (growth hormone/gh) merupakan hormon utama yang merangsang aktifitas lempeng epifise selama masa pre pubertas. Growth hormone merangsang proliferasi serta hipertrofi kondrosit baik secara langsung, maupun secara tidak langsung melalui perantara IGF-I (insulin-like growth factor I). Latihan fisik dengan intensitas yang tepat merupakan perangsang fisiologi yang potensial terhadap sekresi GH. Intenitas latihan memegang perenan utama dalam mekanisme pengeluaran GH karena latihan. Terdapat hubungan linear antara kadar pengeluaran GH dengan kebutuhan oksigen atau intensitas latihan. Kata kunci: hormon, latihan, dan pertumbuhan. Kemampuan seseorang untuk tampil dengan berhasil dalam keterampilan olahrga yang kompleks ditentukan oleh suatu interaksi yang rumit antara pengaruh keturunan dan pengaruh lingkungan. Pertumbuhan fisik mencakup penambahan besarnya badan dan perubahan yang terkait yang berkenaan dengan berbagai sistem tubuh. Tingkat pertumbuhan bergantung pada dua faktor utama: 1. Penambahan jumlah keseluruhan sel. 2. pembesaran sel dengan penambahan bahan intraseluler. Sejak kehidupan awal dalam kandungan sampai usia tua organisme manusia berkembang dengan cara menjelajahi dan berinteraksi dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Perkembangan adalah suatu proses sebagai akibat perubahan anatomis yang berkaitan dengan kematangan. Biasanya dapat diterima, bahwa orang mewarisi banyak sifat genetic yang secara keseluruhan, menyediakan potensi untuk penampilan olahraga. Namun, disadari bahwa besarnya potensi ini sangat dipengaruhi oleh proses perkembangan. Pemain bola basket yang tinggi dan seorang pegulat dengan berat 98 pon keduanya mungkin berhasil dengan olaharaga masing-masing sebagai akibat dari bakat keturunan. Meskipun demikian, keberhasilan tiap olahragawan tergantung pada tingkat keterampilan yang telah dicapai melalui belajar. Bakat bawaan itu sendiri jarang menghasilkan keberhasilan olahraga. Pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia digunakan oleh para ahli dalam banyak bidang untuk menilai tingkat kematangan seseorang dan menjamin bahwa pengalaman belajar berkembang yang benar. Pelatih olahraga dari berbagai tingkat dapat menggunakan informasi tentang perkembangan untuk merancang latihan-latihan yang sesuai dengan kematangan pemain dan mengarah ke seleksi atas pengalaman bertanding yang tepat. Informasi yang didapat dari penelitian silang seksional dan longitudinal juga memberi pelatih informasi yang berharga tentang perolehan keterampilan yang berkaitan dengan olahraga. Kata latihan dalam lingkup pembinaan olahraga sering digunakan untuk menyebutkan secara praktis istilah exercise dan training yang sesungguhnya kedua istilah itu mempunyai makna yang berbeda. Kata respons dan adaptasi juga sering digunakan secara bergantian dalam buku teks fisiologi kerja sehubungan dengan perubahan yang terjadi didalam tubuh. Istilah-istilah exercise, training, respons dan adaptasi ini perlu diperjelas karena berkaitan dengan pengaruhnya terhadap tubuh serta ciri beban latihan dan prinsip latihan itu sendiri. Dalam Oxforf Dictionary of Sport Science and Medicine 33

2 34 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember 2010, hlm. 33 Rusli, 40 Latihan Terhadap Pertumbuhan 34 (Kent, 1994), kata exercise diartikan sebagai : 1) gerakan dan kegiatan fisik yang melibatkan penggunaan kelompok otot besar seperti dansa, kalistenik, permainan dan aktivitas yang lebih formal seperti jogging, berenang dan berlari, 2) susunan gerakan apa saja yang dirancang untuk melatih atau memperbaiki keterampilan, sedangkan training diartikan sebagai suatu program exercise yang dirancang untuk membantu pembelajaran keterampilan, memperbaiki kesegaran jasmani untuk menyiapkan atlet menghadapi kompetisi tertentu. PEMBAHASAN Hormon dan Pengaturan Hipotalamus Hormon merupakan sejenis protein yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan diangkut oleh darah ke dalam organ. Hormon pertumbuhan diperlukan bukan saja untuk pertumbuhan tetapi ia juga diperlukan untuk mengatur beberapa fungsi badan. Jumlah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adalah berbeda dari waktu ke waktu. Dari awal anda dilahirkan sehingga sekarang, hormon telah mengatur kadar pertumbuhan anda. Secara alaminya, hormon petumbuhan dibebankan sepanjang 24 jam oleh kelenjar pituitari anda. 50% dari jumlah hormon pertumbuhan anda dibebaskan ketika waktu tidur 4 jam pertama serta selebihnya dibebaskan bergantung kepada tidur yang mencukupi. Pastikan anda meluangkan waktu sebanyak 8 jam sehari di atas tempat tidur. Kurang Tidur dapat merendahkan penghasilan hormon pertumbuhan. Usahakan bagi balita mendapatkan waktu tidur yang cukup, sekitar 9 jam. Sedangkan bagi remaja dan dewasa ambillah tidur sekitar 7-8 jam sehari. Makan dengan bijak: Makan setiap hari (sarapan, makan siang, makan malam dan minum malam). Pastikan setiap hidangan yang diambil adalah seimbang. Makan Pra-Latihan: Ambil makanan yang mempunyai protein serta karbohirat sekurang-kurangnya 2 jam sebelum kita melakukan senam peninggi badan. Meskipun kita tidak merasa lapar sebelum bersenam, kita boleh mengambil snack untuk menghindari lapar ketika bersenam. Ahli makanan telah mendapati seseorang yang melakukan olahraga dengan perut kosong akan mengalami penurunan penghasilan hormon pertumbuhan sebanyak 54%. Lakukan secara maksimum ketika latihan: Apa yang kita lakukan ketika latihan memberi kesan terhadap kelenjar pituitari. Kekerapan kita melakukan latihan akan menambahkan penghasilan hormon pertumbuhan. Seseorang yang kerap melakukan senam peninggi badan akan menghasilkan lebih banyak hormon ini. Pastikan kita melakukan latihan sekurang-kurangnya 3 kali seminggu (20 menit setiap sesesi). Makanan tambahan: Pengambilan asam amino dalam pil multi-vitamin sebelum kita olahraga boleh membantu dalam penghasilan hormon pertumbuhan. Makanan Sebelum tidur: Nah yang satu ini perlu diperhatikan, jangan mengambil makanan dalam jumlah yang banyak sebelum kita tidur. Hal ini dilakukan agar tubuh tidak banyak menggalakan penghasilan hormon insulin. Badan kita akan menghasilkan hormon pertumbuhan dalam waktu 2 jam sesudah makan. Penghasilan tersebut yaitu hormon insulin akan menurunkan penghasilan hormon pertumbuhan. Hipotalamus adalah pemimpin umum sistem hormon ia memiliki tugas penting memastikan kemantapan dalam tubuh manusia. Setiap saat, hipotalamus mengkaji pesan-pesan yang datang dari otak dan dari dalam tubuh. Setelah itu, hipotalamus menjalankan beberapa fungsi, seperti menjaga kemantapan suhu tubuh, mengendalikan tekanan darah, memastikan keseimbangan cairan, dan bahkan pola tidur yang tepat. Hipotalamus terletak langsung di bawah otak dan ukurannya sebesar biji kenari. Sejumlah besar informasi sehubungan dengan keadaan tubuh dikirim ke hipotalamus. Informasi ini disampaikan dari setiap titik dalam tubuh, termasuk pusat indra dalam otak. Kemudian hipotalamus menguraikan informasi yang diterimanya, memutuskan tindakan yang mesti diambil dan perubahan yang harus dibuat dalam tubuh, serta membuat sel-sel tertentu menjalankan keputusannya.

3 Rusli, Latihan Terhadap Pertumbuhan 35 Hal mendasar yang harus diperhatikan di sini adalah: hipotalamus itu sebuah organ yang terdiri dari sel-sel tak sadar. Suatu sel tak mengetahui berapa lama manusia harus tidur; ia tak dapat menghitung berapa seharusnya suhu tubuh. Sel tak dapat mengambil keputusan terbaik berdasarkan informasi yang ada, dan tak dapat membuat sel lain yang berjauhan letaknya dalam tubuh menjalankan keputusan itu. Namun, sel-sel dalam hipotalamus bertindak dalam cara yang luar biasa sadar demi menjamin bahwa keseimbangan yang dibutuhkan dalam tubuh terjaga. Pada halaman-halaman selanjutnya, kita akan menelaah secara rinci kegiatan luar biasa yang diperlihatkan oleh sel-sel tak sadar ini. Salah satu fungsi paling terpenting dari hipotalamus adalah menjembatani sistem hormon dan sistem lain yang mengatur dan memelihara tubuh, yaitu sistem syaraf. Hipotalamus bukan saja mengatur sistem hormon, namun juga sistem syaraf dengan tingkat keahlian yang tinggi. Hipotalamus memiliki pembantu yang sangat penting dalam perannya mengatur tubuh, yaitu menyampaikan kepada bagian-bagian tubuh tertentu tentang keputusan yang telah diambil. Misalnya, ketika terjadi penurunan tiba-tiba tekanan darah, potongan-potongan informasi dikirimkan, dan mengabari hipotalamus tentang perubahan tekanan ini, kemudian hipotalamus memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk menaikkan, menyampaikan keputusannya kepada pembantu-pembantunya. Untuk menjalankan keputusan, pembantunya mengetahui sel-sel yang mana yang harus menerima perintah itu. Ia menulis pesanpesan dalam bahasa yang dimengerti sel-sel ini dan segera menyampaikan segenap pesan itu. Sel-sel tujuan mematuhi perintah yang diterima dan melakukan tindakan yang tepat untuk menaikkan tekanan darah. Pembantu hipotalamus adalah kelenjar pituitari, yang juga berpengaruh amat penting dalam sistem hormonal. Antara kelenjar hipotalamus dan pituitari terdapat sistem komunikasi yang mengagumkan. Kedua potong daging ini sebenarnya berkomunikasi bagai dua manusia yang sadar. Hipotalamus memiliki kendali menyeluruh atas kelenjar pituitari dan pelepasan penting beberapa hormon. Misalnya, hipotalamus seorang anak dalam masa perkembangan mengirim pesan ke kelenjar pituitari dengan perintah, lepaskan hormon pertumbuhan dan kelenjar pituitari lalu melepaskan hormon pertumbuhan tepat seperti yang dibutuhkan. Sesuatu yang mirip terjadi saat sel-sel tubuh harus bekerja lebih cepat; di sini terdapat dua tingkat komando. Hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari yang pada gilirannya meneruskan perintah itu ke kelenjar tiroid. Kelenjar pituitari melepaskan hormon tiroid dalam jumlah yang tepat dan sel-sel tubuh mulai bekerja lebih cepat. Definisi Hormon Pertumbuhan Hormon pertumbuhan merupakan pengatur utama pada pertumbuhan kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi hormon ini. GH mempunyai circadian variation dimana aktifitasnya meningkat pada malam hari pada waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik, perubahan kadar gula dan sebagainya. Pertumbuhan adalah suatu polipeptida yang terdiri dari 191 asam amino, dihasilkan oleh kelenjar pituitaria sebagai respon terhadap sekresi growth hormone-releasing hormone (GH-RH). Hormon ini disekresi selama masa anak-anak. Pada awal masa pubertas, produksi meningkat dan pola sekresinya berubah sedemikian rupa sehingga dipacu oleh tidur dan diproduksi secara pulsatil. Hormon pertumbuhan mempengaruhi pertumbuhan somatic dengan menstimulasi produksi somatomedin-c (insulin-like growth factor- 1=IGF-1) oleh hati. Efek ini dipengaruhi status gizi anak (misalnya pada anoreksia nervosa atau inflammatory bowel disease pubertas terlambat dan produksi somatomedin-c rendah) dan hormonhormon lain seperti tiroksin dan testosterone. Dengan berlanjutnya masa pubertas, kadar somatomedin-c meningkat. Pertumbuhan (GH=growth hormone), juga dinamakan somatotropic hormone (SH) atau somatotropin, merupakan molekul protein kecil cyang mengandung 191 asam amino dalam satu rantai dan mempunyai

4 36 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember 2010, hlm Rusli, Latihan Terhadap Pertumbuhan 36 berat molekul Ia menyebabkan pertumbuhan semua jaringan tubuh yang mampu tumbuh. Ia meningkatkan penambahan ukuran sel dan meningkatkan mitosis bersama peningkatan jumlah sel. Terdapat penelitian pada dua tikus yang sedang tumbuh, salah satu diantaranya setiap hari mendapat suntikan hormone pertumbuhan, dibandingkan dengan turunan yang sama yang tidak mendapat hormone pertumbuhan (Guyton, 2000). Sintesis, Struktur Hormon Pertumbuhan Pertumbuhan (growth hormone) dalam somatotrof, yakni sub-kelompok sel asidofilik hipofisis. Somatotrof merupakan sel yang paling berlimpah jumlahnya dalam kelenjar hipofisis. Konsentrasi hormon pertumbuhan dalam hipofisis adalah 5-15 mg/g, yang jauh lebih tinggi daripada jumlah mikrogram per gram hormon hipofisis lainnya. Hormon pertumbuhan merupakan polipeptida tunggal dengan massa molekul sekitar 22 kda pada semua spesies mamalia. Struktur umum molekul hormon pertumbuhan manusia dengan 191- asam amino. Walaupun diantara berbagai hormon pertumbuhan mamalia terdapat homologi rangkaian dengan derajat yang tinggi, hanya hormon pertumbuhan manusia atau primata tingkat tinggi lainnya yang bekerja aktif dalam tubuh manusia. Hormon pertumbuhan merupakan hormon yang esensial bagi pertumbuhan postnatal dan metabolisme karbohidrat, lipid, nitrogen serta mineral. Efek yang berhubungan dengan pertumbuhan ini terutama terjadi dengan perantara IGF-I, yakni anggota famili gen yang hampir sama dengan insulin. Gen ini pada mulanya dikenal sebagai faktor sulfasi, karena kemampuannya untuk mengadakan penyatuan sulfat ke dalam tulang rawan. Selanjutnya IGF-I dikenal pula sebagai somatomedin C yang serupa dengan proinsulin. Peptida lainnya yang berhubungan erat dan ditemukan dalam plasma manusia IGF-II yang mempunyai aktivasi serupa atau aktivasi yang identik dengan aktivasi yang ada didalam tikus dan sering disebut sebagai aktivasi perangsang multiplikasi (MSA). IGF-I maupun IGF-II keduanya terikat pada reseptor membran, namun kedua gen ini dapat dibedakan berdasarkan pemeriksaan radioimunoasai yang spesifik. IGF-I mempunyai 70 asam amino dan IGF-II memilik 67 asam amino. Kadar IGF-II dalam plasma dua kali lebih besar daripada kadar IGF-I yang berhubungan paling langsung dengan efek hormon pertumbuhan. Orang-orang yang kurang mempunyai IGF-I dalam jumlah memadai, tetapi memiliki IGF-II tidak dapat tumbuh dengan normal. Reseptor hormon pertumbuhan merupakan anggota superfamili reseptor sitokin-hematopoitin. Reseptor ini berupa protein dengan massa molekul sekitar 70 kda dan memiliki domain perentang membran yang tunggal. Hormon pertumbuhan akan menyebabkan dimerisasi dua buah reseptor hormon pertumbuhan. Hal ini mengakibatkan aktivasi enzim tirosin kinase JAK2 yang berkaitan dengan reseptor hormon pertumbuhan dan fosforilasi reseptor tersebut serta JKA2 pada residu tirosil. Hal ini menimbulkan aktivasi sejumlah lintasan pembentukan sinyal yang mencakup : Fosforilasi protein stat dan transkripsi gen, Aktivasi lintasan MAP dengan aktivasi dengan SHC, Fosforilasi IRS dengan aktivasi PI3 kinase, Aktivasi PLC dengan memproduksi diasilgliserol serta aktivasi protein kinase. Lintasan JAK kinase merupakan lintasan yang unik pada kelompok reseptor ini, karena lintasan lainnya diaktifkan pada sejumlah reseptor hormon yang berbeda. Dengan demikian terdapat kemungkinan adanya komunikasi silang hormon tingkat respon biologik tersebut. Sekresi hormon pertumbuhan diperantarai oleh 2 hormon hipotalamus: Growth hormone-releasing hormone (GRH), Somatostatin (growth hormoneinhibiting hormone). Pengaruh hipotalamus ini diatur melalui integrasi sistem saraf, metabolisme dan faktor hormonal, sebab baik itu somatostatin maupun GRH tidak dapat diperiksa secara langsung. Hasil dari setiap faktor terhadap sekresi hormon pertumbuhan merupakan jumlah efeknya pada hormon hipotalamus ini. Growth hormone-releasing hormone (GRH), kedua bentuk GRH 40- dan 44- asam amino dijumpai pada hipotalamus manusia. GRH

5 Rusli, Latihan Terhadap Pertumbuhan 37 merangsang produksi camp melalui somatotrof serta merangsang sintesis maupun sekresi hormon pertumbuhan. Efek GRH sebagian dihambat oleh somatostatin. Pemberian GRH pada manusia normal akan berakibat pelepasan hormon pertumbuhan secara cepat. Kadar puncak dicapai dalam waktu 30 menit dan bertahan untuk menit. Hormon peptida lainnya seperti ADH, ACTH, dan α-msh, bila terdapat dalam jumlah yang cukup dapat bertindak sebagai GH-releasing factor. Bahkan tirotropin dan gonadotropin releasing hormone (TRH dan GnRH) sering menyebabkan sekresi hormon pertumbuhan pada penderita akromegalia, tetapi masih belum jelas mengenai efek tersebut diperantarai oleh hipotalamus atau efek langsung terhadap somatotrof. Gambar: Hipotalamus Dan Hipofisis Anterior Dan Posterior. Somatostatin (growth hormoneinhibiting hormone), Somatostatin adalah suatu tetradekapeptida yang merupakan suatu inhibitor sekresi hormon pertumbuhan. Somatostatin menurunkan produksi camp dalam GH secreting cell dan menghambat sekresi hormon pertumbuhan serta yang dirangsang. Peningkatan kadar hormon pertumbuhan dan IGF-1 meningkatkan sekresi somatostatin. Pengaturan saraf terhadap sekresi hormon pertumbuhan. Pengaturan sistem saraf terhadap sekresi hormon pertumbuhan menimbulkan pengeluaran irregular dan intermitten yang berhubungan dengan tidur dan berbeda-beda menurut umur. Kadar sekresi hormon pertumbuhan tertinggi terjadi 1 4 jam setelah mulai tidur (selama 3 dan 4). Sekresi puncak pada malam hari, pada waktu tidur mencapai 70% dari sekresi hormon pertumbuhan sehari, jumlahnya lebih besar pada anakanak dan makin berkurang pada orang tua. Masukan glukosa tidak akan menghambat pengeluaran ini. Stres, emosi, fisik dan kimia, trauma, gerak badan, terapi dan pemberian zat pirogen dapat merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan.

6 38 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember 2010, hlm. 33 Rusli, 40 Latihan Terhadap Pertumbuhan 38 Pengaruh hormon lain. Respon terhadap rangsangan dihambat pada keadaan kortisol yang berlebihan dan selama hipotiroidisme dan hipertiroidisme walaupun estrogen meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan sebagai akibat rangsangan. Selama ini banyak orang meyakini bahwa hormon pertumbuhan disekresikan terutama masa pertumbuhan tetapi kemudian menghilang menginjak usia remaja. Ternyata keyakinan tersebut tidak benar, karena setelah usia remaja, sekresi hanya menurun sedikit sejalan dengan usia. Akhirnya pada saat usia sangat tua sekresi turun kira-kira 25% dari kadar pada usia remaja. Dalam waktu beberapa menit, kecepatan sekresi hormon pertumbuhan akan meningkat dan menurun. Penyebabnya kadangkala tidak mengerti, namun berkaitan dengan keadaan nutrisi penderita atau berkaitan dengan stres, misalnya: ketegangan, hipoglikemia (konsentrasi asam lemak yang rendah dalam darah), trauma, kelaparan, latihan. Konsentrasi normal hormon pertumbuhan pada orang dewasa kira-kira 1,6 dan 3 ng/ml sedangkan pada anak-anak atau remaja kira-kira 6 ng/ml. Akan tetapi nilai akan meningkat sampai 50 ng/ml setelah menurunnya simpanan protein atau karbohidrat dalam tubuh selama lapar yang lama. Pada keadaan akut, hipoglikemia merupakan faktor perangsang sekresi hormon pertumbuhan yang jauh lebih kuat daripada pengurangan protein dengan cepat. Sebaliknya pada keadaan yang kronis, banyaknya hormon pertumbuhan yang disekresikan lebih berhubungan dengan banyaknya protein sel yang pecah daripada dengan jumlah glukosa yang ada. Pada keadaan malnutrisi yang parah, pemberian kalori yang adekuat saja tidak cukup untuk memperbaiki produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan. Sebaliknya defisiensi protein harus segera diobati sebelum konsentrasi hormon pertumbuhan kembali ke nilai normal. Faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi hormon pertumbuhan adalah semua bahan pokok energi: protein, karbohidrat, lemak. Pemberian glukosa per oral atau intravena, merendahkan kadar hormon pertumbuhan pada orang normal dan ini merupakan tindakan sederhana yang berguna pada diagnosis akromegalia. Sebaliknya hipoglikemia merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan. Efek ini tergantung pada glikopenia intrasel, karena pada pemberian 2-deoksiglukosa juga meningkatkan hormon pertumbuhan. Respon hipoglikemia ini tergantung pada kecepatan perubahan glukosa dalam darah dan dicapainya nilai absolut. Protein makanan atau pemberian asam amino intravena menyebabkan pelepasan hormon pertumbuhan. Sebaliknya pada keadaan malnutrisi protein juga menyebabkan meningkatnya hormon pertumbuhan, karena kurangnya produksi somatomedin dan berkurangnya umpan balik negatif. Asam lemak menekan respon hormon pertumbuhan terhadap beberapa rangsangan, termasuk arginin dan hipoglikemia. Puasa dapat merangsang sekresi hormon pertumbuhan untuk mobilisasi sebagai sumber energi dan pencegahan hilangnya protein. Panhipotuitarisme atau penurunan sekresi hormon hipofisis anterior kemungkinan kongenital (timbul sejak lahir) atau mungkin juga dapat timbul secara mendadak pada kehidupan seseorang. Beberapa bentuk gangguan sekresi hormon pertumbuhan antara lain: Gigantisme merupakan penyakit yang terjadi oleh karena produksi hormon pertumbuhan yang berlebih pada waktu discus epiphysealis belum menutup. Gigantisme juga dapat disebabkan oleh adanya tumor sel hormon pertumbuhan sel asidofilik pada kelenjar hipofisis anterior. Akibatnya semua jaringan tubuh tumbuh dengan cepat. Penderita gigantisme dapat memiliki tinggi mencapai 8 sampai 9 kaki. Penderita gigantisme apabila tidak diobati akhirnya akan berubah menjadi hipopituitarisme. Hal ini disebabkan karena tumor kelenjar hipofisis tumbuh sampai sel kelenjar itu sendiri rusak dan bisa berdampak pada kematian pada permulaan masa dewasa. Sebagai tindakan penanganan apabila gigantisme sekali telah didiagnosis, maka dapat dihambat perkembangannya dengan bedah mikro atau radiasi kelenjar. Akromegalia merupakan suatu kelainan kronis yang membuat figur berubah lebih buruk dan menyebabkan

7 Rusli, Latihan Terhadap Pertumbuhan 39 suatu cacat, dengan morbiditas serta mortalitas yang meningkat bila tidak diterapi. Walaupun telah banyak dijumpai adanya remisi spontan, perjalanan penyakit ini berlangsung progresif lambat pada sebagian besar kasus pasien-pasien yang sudah diperkirakan tidak ada harapan lagi hampir selalu akan menunjukkan terjadinya penerusan manifestasi-manifestasi klinis dan hiperskresi. Pada akromegalia, sekresi hormon pertumbuhan meningkat dan kontrol dinamisnya abnormal. Sekresi masih berlangsung secara episodik, tetapi jumlah lama dan terjadi 24 jam terus menerus. Sekresi karakteristik pada malam hari tidak didapat lagi dan terdapat supresi dan stimulasi. Jadi daya supresi glukosa tidak didapat dan stimulasi hormon pertumbuhan dengan hipoglikemia biasanya tidak dijumpai. TRH dan GnRH dapat menyebabkan pelepasan hormon pertumbuhan, sedangkan zat-zat ini dalam keadaan normal tidak merangsang sekresi hormon pertumbuhan. Dopamin dan agonis dopamine, seperti bromokripin dan apomorfin, yang didalam keadaan normal merangsang sekresi hormon pertumbuhan, secara berlawanan mengadakan supresi hormon pertumbuhan pada kira-kira 70-80% penderita akromegalia. Sebagian besar kerusakan akibat hipersekresi hormon pertumbuhan yang kronis disebabkan oleh stimulasi IGF-1 yang berlebihan, kadar ini dalam plasma meningkat pada akromegalia. Resistensi terhadap insulin dan intoleransi karbohidrat yang terdapat pada akromegalia timbul sebagai pengaruh langsung dari hormon pertumbuhan dan bukan disebabkan oleh IGF-1 yang berlebihan. Dari ciri fisiologis dapat terlihat apabila tumor asidofilik muncul setelah epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang, maka orang itu tidak akan bisa tumbuh lebih tinggi lagi, namun jaringan ikat longgarnya masih terus tumbuh. Pembesaran akan terjadi pada tulang-tulang kecil tangan dan kaki dan tulang membranosa, termasuk tulang tengkorak, hidung, penonjolan tulang dahi, tepi supraorbital, bagian bawah rahang dan bagian tulang vertebra, sebab pada usia dewasa muda pertumbuhan tulang-tulang ini tidak berhenti. Menurut beberapa kasus dwarfisme, penyakit ini disebabkan oleh defisiensi seluruh sekresi kelenjar hipofisis anterior selama masa anak-anak. Pada umumnya, pertumbuhan bagian-bagian tubuh sesuai satu sama lainnya, namun kecepatan pertumbuhannya sangat menurun. Penderita dwarfisme tidak akan melalui masa pubertas sang penderita ini tidak pernah dapat mensekresi hormon gonadotropin yang berguna untuk pertumbuhan fungsi seksual dewasa, namun sepertiga jumlah penderita dwarfisme hanya mengalami defisiensi hormon pertumbuhan saja. Efek Latihan Terhadap Pertumbuhan Selama bertahun-tahun telah diakui bahwa hormone pertumbuhan terutama disekresi selama masa pertumbuhan tetapi kemudian menghilang dari darah pada waktu pubertas. Akan tetapi, telah terbukti bahwa hal ini jauh dari benar, karena setelah pubertas, sekresi terus berlangsung dengan kecepatan sebesar atau hamper sama besar seperti kecepatan waktu anak-anak. Selanjutnya, kecepatan sekresi hormone pertumbuhan meningkat dan menurun dalam beberapa menit dalam hubungannya dengan keadaan gizi atau stress seseorang, seperti selama kelaparan, hipoglikemia, gerak badan, kegelisahan, dan trauma (Guyton, 2000). Hormon pertumbuhan (growth hormone/gh) merupakan hormone utama yang merangsang aktifitas lempeng epifise selama masa pre pubertas (Marieb, 2001). Growth Hormone merangsang proliferasi serta hipertrofi kondrosit baik secara langsung, maupun secara tidak langsung melalui perantara IGF-I (insulinlike growth factor I) (Wang, 2004). Latihan fisik dengan intensitas yang tepat merupakan perangsang fisiologi yang potensial terhadap sekresi GH. Intenitas latihan memegang perenan utama dalam mekanisme pengeluaran GH karena latihan. Terdapat hubungan linear antara kadar pengeluaran GH dengan kebutuhan oksigen atau intensitas latihan (Garrett,2000). Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa respon GH berhubungan dengan intensitas tinggi (anaerobic) dimana terjadi peningkatan kadar asam laktat darah (Falsing, 1992; Warren, 2000). Peningkatan

8 40 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember 2010, hlm. 33 Rusli, 40 Latihan Terhadap Pertumbuhan 40 kadar GH plasma terjadi pada intensitas di atas Lactate threshold (LT) (Falsing,1992; Warren,2000), dimana pada manusia sehat lactate threshold terbentuk pada intensitas antara 40-60% dari VO 2 max (Falsing,1992). Latihan fisik dengan intensitas diatas LT juga meningkatkan kadar sirkulasi ketekolamin (Warren,2000), yang menyebabkan terhambatnya sekresi Somatostasin dan meningkatnya sekresi GHRH. Pada penelitian Danik Agustin, Paulus liben, Anwar Ma`ruf *latihan renang intensitas ringan dan berat dapat meningkatkan panjang tulang, tinggi dan jumlah sel kondrosit lempeng epifise tibia. *Latihan renang intensitas berat lebih meningkatkan panjang tulang, tinggi dan jumlah sel kondrosit dibanding latihan renang intensitas ringan. *mekanisme peningkatan panjang tulang pada latihan renang adalah melalui peningkatan tinggi dan jumlah sel kondrosit lempeng epifise tibia. (Majalah Ilmu Faal Indonesia Vol 5 Juni KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah dibahas dapat disimpulkan beberapa manfaat dari sebuah exercise yang dilakukan dapat meningkatkan temperatur tubuh sehingga kalori banyak hilang dan menimbulkan sekresi GH Exercise meningkatkan penggunaan glukosa, dari akibata menurunnya glukosa turun mengakibatkan sekresi GH sehingga mempunyai efek positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan. DAFTAR RUJUKAN Endokrinologi dasar dan klinik, 4 th edition. hlm 96, 134. Jkt: Greenspan F and D.Jhon. Alih bahasa: Caroline W Endocrine Journal. June volume 49. Number 3. Page 265 and 349. Falsing NF brasel JA Cooper DM. Effect of low and high intensity exercise on circulation Growth Hormone in men. J clinical endocrinol Metb Garret WE, kirkendall DT, Exercise and Sport Science. USA : Lippincott Willams & Wilkins Ganong WF. Review of Medical Physiology, 9 th edition Guyton AC. and Hall J.E. Text Book Of Medical Physiology, 9 th edition. Hlm. USA: W.B. Sunders Co Majalah ilmu faal Indonesia Volume 5 nomer 3 Danik Agustin P, Paulus Liben, Anwar Ma`ruf. pengaruh latihan renang intenitas ringan dan berat terhadap panjang tulang, timggi dan jumlah sel kondrosit lempeng epifise tibia tikus putih jantan usia pertumbuhan Marieb EN,. Human Anatomy and Physiology. 5 th ed. USA: Benjamin Cumming, 2001 Murray R, Granner D, Mayes R, and Rodwell V. Biokimia Harper, 24 th ed. Alih bahasa: Hartono A hlm. Jkt Wang J, Zhou J, Cheng Cm, Kopohick J.J, Bondy C.A, Evidence Supporting Dual, IGF-I independent and IGF-I Dependent, Roles for GH In promoting longitudinal Bone Growth Journal of Endocrinology Warren MP Constantini NW. Sport Endocrinology New Jersey Human. Pressing 2000.

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak

Lebih terperinci

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan endokrinologi memberikan penjelasan mengenai sistem pengaturan tubuh yang diatur oleh hormon. Dalam endokrinologi telah dibahas berbagai macam aspek tentang

Lebih terperinci

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA 1 Dilepas ke sirkulasi seluruh tubuh Mengatur fungsi jaringan tertentu Menjaga homeostasis Berada dalam plasma, jaringan interstitial

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1.5 Manfaat Penelitian 1. Di bidang akademik / ilmiah : meningkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi bahwa ada hubungan antara kadar serum ferritin terhadap gangguan pertumbuhan pada talasemia

Lebih terperinci

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis BAB XIV Kelenjar Hipofisis A. Struktur Kelenjar Hipofisis Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary adalah suatu struktur kecil sebesar kacang ercis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berada dalam

Lebih terperinci

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang PANKREAS Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm Pankreas terdiri dari: a. Kepala pankreas Merupakan bagian yang paling lebar, terletak disebelah kanan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang strategis, mengingat dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan mencerdaskan bangsa, sektor peternakan berperan penting melalui penyediaan

Lebih terperinci

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Kelompok 3 Aswar Anas 111810401036 Antin Siti Anisa 121810401006 Nenny Aulia Rochman 121810401036 Selvi Okta Yusidha 121810401037 Qurrotul Qomariyah

Lebih terperinci

Definisi: keadaan yang terjadi apabila perbandingan kuantitas jaringan lemak

Definisi: keadaan yang terjadi apabila perbandingan kuantitas jaringan lemak Definisi: keadaan yang terjadi apabila perbandingan kuantitas jaringan lemak tubuh dengan berat badan total lebih besar daripada normal, atau terjadi peningkatan energi akibat ambilan makanan yang berlebihan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Gurame ( Osphronemus goramy 2.2 Pertumbuhan Ikan Gurame

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Gurame ( Osphronemus goramy 2.2 Pertumbuhan Ikan Gurame 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Gurame (Osphronemus goramy) Ikan gurame merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk dalam keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dari bangsa Labyrinthici.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO HORMON OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Hormon Pembawa pesan kimiawi. Bersama saraf memadukan berbagai sistem organ (sistem koordinasi). Zat - zat dengan aktivitas hormonal (protein, asam amino, asam

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi.

Lebih terperinci

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Kemampuan suatu sel atau jaringan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dimungkinkan oleh adanya 2 (dua) sistem yang berfungsi untuk mengkoordinasi semua aktifitas sel

Lebih terperinci

Obat-obat Hormon Hipofisis anterior

Obat-obat Hormon Hipofisis anterior Obat-obat Hormon Hipofisis anterior Gonadotropin korionik (Chorex) Menstimulasi produksi testosteron dan progesteron untuk mengobati hipogonadisme pada pria. Menginduksi ovulasi pada wanita dengan ovarium

Lebih terperinci

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pertumbuhan Ikan Gurami

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pertumbuhan Ikan Gurami II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ikan Gurami Pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ukuran, dimana variabel yang mengalami perubahan dapat berupa panjang dan dimensi fisik lainnya, termasuk volume,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada

TINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada 7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cahaya Untuk Ayam Broiler Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan ayam, karena cahaya mengontrol banyak proses fisiologi dan tingkah laku ayam (Setianto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gondok Endemik merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir diseluruh negara di dunia, baik di negara berkembang termasuk di Indonesia maupun negara maju. Terlebih

Lebih terperinci

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral. Pengertian farmakologi sendiri adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid, sintesis dan sekresi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid, sintesis dan sekresi BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hormon tirod Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid ini diregulasi oleh hipotalamus dan hipofisis

Lebih terperinci

BAB 2 ANATOMI DAN FUNGSI KELENJAR TIROID. Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan

BAB 2 ANATOMI DAN FUNGSI KELENJAR TIROID. Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan BAB 2 ANATOMI DAN FUNGSI KELENJAR TIROID 2.1 Anatomi Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak pada leher bagian bawah

Lebih terperinci

4/11/2015. Nugroho Agung S.

4/11/2015. Nugroho Agung S. Protein Makronutrisi Karbohidrat Lemak Nugroho Agung S. Jenis Fungsi Karbohidrat (4 kcal/g) Sumber energi dan bahan energi untuk otot (dari gula dan glikogen) Pengontrol lemak dan kolesterol (dari serat)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes diturunkan dari bahasa Yunani yaitu diabetes yang berarti pipa air melengkung (syphon). Diabetes dinyatakan sebagai keadaan di mana terjadi produksi urin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akne vulgaris adalah suatu peradangan yang bersifat menahun pada unit pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan predileksi di

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jumlah Konsumsi Pakan Perbedaan pemberian dosis vitamin C mempengaruhi jumlah konsumsi pakan (P

Lebih terperinci

4. GLIKOGENOLISIS PROTEIN FOSFATASE-1 MENJADI ION FOSFORILASE TIDAK AKTIF

4. GLIKOGENOLISIS PROTEIN FOSFATASE-1 MENJADI ION FOSFORILASE TIDAK AKTIF 4. GLIKOGENOLISIS GLIKOGENOLISIS DI HEPAR DAPAT TIDAK TERGANTUNG camp Kerja utama glukagon memacu pembentukan camp dan aktivasi fosforilase di hepar, reseptor α 1 merupakan mediator utama untuk pacuan

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini terjadi masa pubertas yang merupakan keterkaitan antara proses-proses neurologis dan

Lebih terperinci

Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh

Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh kelenjar endokrin dan disekresikan ke dalam aliran darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fruktosa merupakan gula yang umumnya terdapat dalam sayur dan buah sehingga sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa fruktosa sepenuhnya aman untuk dikonsumsi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami perubahan, yaitu dari deposisi lemak subkutan menjadi lemak abdominal dan viseral yang menyebabkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Overweight dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan kemakmuran, akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebasea yang dapat dialami oleh semua usia dengan gambaran klinis yang bervariasi antara

BAB I PENDAHULUAN. sebasea yang dapat dialami oleh semua usia dengan gambaran klinis yang bervariasi antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akne vulgaris merupakan kelainan yang sering dijumpai pada struktur kelenjar sebasea yang dapat dialami oleh semua usia dengan gambaran klinis yang bervariasi antara

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID Glukosa Ada dalam makanan, sbg energi dalam sel tubuh. Dicerna dalam usus, diserap sel usus ke pembuluh darah, diedarkan ke sel tubuh. Untuk masuk ke sel dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB XII. Kelenjar Pankreas

BAB XII. Kelenjar Pankreas BAB XII Kelenjar Pankreas A. Struktur Kelenjar Pankreas Kelenjar pankreas adalah kelenjar lonjong berwarna keputihan terletak dalam simpul yang terbentuk dari duodenom dan permukaan bawah lambung. Panjangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan dengan cepat prevalensi komplikasi kronis pada lansia. Hal ini disebabkan kondisi hiperglikemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya sensitivitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan perhatian khusus dalam bidang kesehatan. Pihak pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antar nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri) Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga (Nurkadri) Abstrak Olahraga adalah aktiftas jasmani yang membutuhkan energy dalam melakukannya. Kadar energy yang dibutuhkan disesuaikan dengan berat atau ringan

Lebih terperinci

HORMON DAN ANTAGONIS HORMON

HORMON DAN ANTAGONIS HORMON HORMON DAN ANTAGONIS HORMON TIU Agar mahasiswa memahami berbagai golongan, kimia hormon, pelepasan, mekanisme kerja (interaksi dengan reseptor), efek farmakologi, efek samping, kegunaan dan penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan munculnya hiperglikemia karena sekresi insulin yang rusak, kerja insulin yang rusak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nutrisi Nutrisi adalah substansi-substansi yang harus disediakan melalui diet karena tubuh tidak dapat mensintesa substansi-substansi tersebut dalam jumlah yang adekuat. Manusia

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. cedera abrasi menyerupai dengan cedera peritoneum saat operasi abdomen..

BAB VI PEMBAHASAN. cedera abrasi menyerupai dengan cedera peritoneum saat operasi abdomen.. BAB VI PEMBAHASAN Pembentukan adhesi intraperitoneum secara eksperimental dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu model iskemia, model perlukaan peritoneum, model cedera termal, dengan benda asing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak sakit kritis Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan terhadap kegagalan fungsi organ vital yang dapat menyebabkan kematian, dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat, lemak, protein sebagai hasil dari ketidakfungsian insulin (resistensi insulin), menurunnya fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi

Lebih terperinci

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu) 14 (polidipsia), banyak kencing (poliuria). Atau di singkat 3P dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus naik, bertambah gemuk karena pada fase ini jumlah insulin masih mencukupi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus norvegicus, L) dengan perbesaran 4x10 menggunakan teknik pewarnaan Hematoxilin-eosin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati

Lebih terperinci

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS I. DEFINISI Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa (true glucose) adalah 60 mg %, dengan dasar tersebut maka penurunan kadar glukosa darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan, dan

Lebih terperinci

D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone

D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) IX A. 1. Pokok Bahasan : Sistem Regulasi Hormonal A.2. Pertemuan minggu ke : 12 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan: 1. Tempat produksi hormone 2. Kelenjar indokrin dan produksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini. merupakan kumpulan nada-nada dengan bermacam-macam intensitas yang

I. PENDAHULUAN. mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini. merupakan kumpulan nada-nada dengan bermacam-macam intensitas yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan Yodium?

Apa yang dimaksud dengan Yodium? UPAYA MENINGKATKAN KONSUMSI GARAM BERYODIUM DI PROVINSI BALI MELALUI KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN : SURAT EDARAN GUBERNUR BALI NOMOR : 440/2541/KESMAS.DISKES, TANGGAL 16 FEBRUARI 2015 TENTANG PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan BAB I KONSEP DASAR A. Konsep Medis Kurang Energi Protein (KEP) 1. Pengertian Malnutrisi sebenarnya adalah gizi salah, yang mencakup gizi kurang atua lebih. Di Indonesia dengan masih tinggi angka kejadian

Lebih terperinci

NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS

NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS Nutrisi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet pada saat bertanding. Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi

Lebih terperinci

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia (Sukandar et al., 2009). Diabetes menurut WHO (1999) adalah

Lebih terperinci

HORMON REPRODUKSI JANTAN

HORMON REPRODUKSI JANTAN HORMON REPRODUKSI JANTAN TIU : 1 Memahami hormon reproduksi ternak jantan TIK : 1 Mengenal beberapa hormon yang terlibat langsung dalam proses reproduksi, mekanisme umpan baliknya dan efek kerjanya dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Deskripsi Penderita Diabetes Melitus tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan dari kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan

Lebih terperinci

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf H O R M O N Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf Pada umumnya, sistem hormonal terutama berhubungan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sehat merupakan suatu tuntutan bagi manusia untuk selalu tetap aktif menjalani kehidupan normal sehari-hari. Setiap aktivitas memerlukan energi, yang tercukupi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap makhluk hidup pasti melakukan aktivitas fisik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh karena adanya kontraksi otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan untuk makanan maupun untuk pengobatan tradisional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak yang berkualitas merupakan tulang punggung keberhasilan suatu negara. Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa yang

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009 Rangkuman P-I dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009 Untuk tumbuh dan berkembang perlu energi dan prekursor untuk proses biosintesis berubah-ubah pd berbagai keadaan Utk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Glukosa darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber energi yang adekuat bagi sel-sel, jaringan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan osmotik serta stres panas. Itik akan mengalami kesulitan

PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan osmotik serta stres panas. Itik akan mengalami kesulitan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik sangat rentan terhadap cuaca panas ditambah lagi dengan sistem pemeliharaan minim air menyebabkan konservasi air oleh ginjal lebih banyak dan meningkatnya tekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Konsumsi Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di zaman modern sekarang ini banyak hal yang memang dibuat untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya, termasuk makanan instan yang siap saji. Kemudahan

Lebih terperinci

Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2

Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2 Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2 Dr. Syazili Mustofa, M. Biomed Lektor Mata Kuliah Ilmu Biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Kerja insulin terhadap

Lebih terperinci

TI T PS K ESEHATA T N 1

TI T PS K ESEHATA T N 1 TIPS KESEHATAN 1 KEAJAIBAN TUBUH MANUSIA Organ-organ penting tubuh a.l. 1. JANTUNG o o 2. GINJAL o Setiap 24 jam berdetak 103.680 kali nonstop Memompa darah sekitar 5-6 liter per menit, atau sekitar 7.200

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Adonis Fitness pada tanggal 2-9 Agustus 2016 dan dilakukan di Sanggar Senam Adinda pada tanggal 16-30 Agustus

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Glukosa Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari hasil hidrolisis karbohidrat. 1 Karbohidrat

Lebih terperinci

Wardaya College. Latihan Soal Olimpiade BIOLOGI SMA. Spring Camp Persiapan OSN Departemen Biologi - Wardaya College

Wardaya College. Latihan Soal Olimpiade BIOLOGI SMA. Spring Camp Persiapan OSN Departemen Biologi - Wardaya College Latihan Soal Olimpiade BIOLOGI SMA Spring Camp Persiapan OSN 2018-1. Perhatikan diagram ECG berikut ini! Gambar A Gambar B Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! (a) Berdasarkan gambar A, depolarisasi

Lebih terperinci