BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008).
|
|
- Ida Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Siswi usia pubertas tidak hanya bertanggung jawab untuk berprestasi akademik, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk menjamin pemeliharaan fungsi alat reproduksi yang antara lain adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008). Wanita yang telah mencapai usia baligh, secara normal akan mendapatkan menstruasi setiap bulannya. Akan tetapi kondisinya belum tentu sama antara wanita satu dengan yang lainnya. Beberapa dari mereka mengalami kondisi yang normal. Namun, sebagian yang lain memiliki masalah-masalah seputar menstruasi yang cukup mengganggu aktivitasnya (Jones, 2005). Haid atau menstruasi yang tidak teratur merupakan proses tidak seimbangnya hormon pada sistem reproduksi wanita dimana antara hormon estrogen dan progesteron harus dalam komposisi yang sesuai. Siklus haid yang normal terjadi setiap hari sekali, dengan lama haid berkisar 3-7 hari. Jumlah darah haid normal berkisar ml. Menurut hitungan para ahli, perempuan akan mengalami 500 kali haid selama hidupnya (Ellya, 2010) Sebagian besar perempuan Indonesia berusia tahun mengalami haid yang teratur sebanyak 68% dan 13,7% mengalami haid yang tidak teratur dalam 1 tahun terakhir. Persentase tertinggi haid tidak teratur adalah Gorontalo sebanyak 23,3% dan
2 terendah di Sulawesi Tenggara sebanyak 8,7%. Lebih rinci lagi, sebanyak 11,7% remaja berusia tahun di Indonesia mengalami haid tidak teratur dan sebanyak 14,9% perempuan yang tinggal di daerah perkotaan di Indonesia mengalami haid tidak teratur (Riskesdas, 2010) Berdasarkan Riskesdas (2010) menyatakan persentase perempuan usia tahun di Sumatera Utara yang mengalami haid tidak teratur sebanyak 11,6%. Alasan haid tidak teratur pada perempuan usia tahun di Sumatera Utara adalah 0,4% karena sakit, 2,7% masalah KB, 3,7% menopause, 4,5% lain-lain, dan 7,2% tidak mengetahui alasannya. Aktivitas yang berlebih juga memengaruhi siklus menstruasi, perubahan rutinitas latihan, perjalanan, sakit, atau gangguan dalam rutinitas sehari hari wanita dapat berdampak pada siklus menstruasinya. Perubahan menstruasi paling umum dijumpai pada pelari jarak jauh, penari, dan pesenam dan sedikit pada pembalap sepeda dan perenang. American college of sport medicine (ACSM) melaporkan bahwa sekitar sepertiga pelari jarak jauh wanita (12-45 tahun) mengalami amenorrhoea atau oligomenorrhoea (Hartono, 2003). Berdasarkan Riskedas (2013) proporsi aktivitas fisik aktif penduduk Indonesia usia 10 tahun termasuk tinggi yaitu 73,9%, sementara proporsi aktivitas fisik kurang aktif (26,1%). Proporsi aktivitas sedentari ( < 3 jam (33,9%), aktivitas sedentari 3-5,9 jam (42,0%), dan aktivitas sedentari 6 jam (24,1%). Proporsi aktivitas fisik di Sumatera Utara adalah 76,5% dan proporsi aktivitas sedentari < 3 jam (42,9%), aktivitas sedentari 3-5,9 jam ( 41,3%), dan aktivitas sedentari 6 jam
3 (15,7%). Dimana proporsi aktivitas sedentari remaja usia tahun (25,5%) yang berarti aktivitas remaja Indonesia termasuk aktivitas fisik berat dan sedang. Umumya olahraga/ latihan dianggap sebagai salah satu penyebab amenorrhoea hipotalamus. Meningkatnya tingkat estrogen terkait dengan amenorrhoea sehingga meningkatkan resiko patah tulang ( fraktur), osteoporosis, dan kesuburan. Atlit dengan latihan intensif sebelum mengalami pubertas khususnya senam dan penari balet adalah kelompok risiko tinggi mengalami amenorrhoea primer atau atlit dengan stress cenderung lebih tinggi mengalami amenorrhoea (Fatmah, 2011) Jumlah wanita yang berpartisipasi dalam olahraga dan aktivitas fisik terus meningkat. Walaupun olahraga memiliki banyak keuntungan, tetapi dapat menyebabkan beberapa gangguan pada atlit wanita apabila dilakukan secara berlebihan. Latihan fisik yang berat dapat menimbulkan gangguan pada fisiologi siklus menstruasi. Gangguan yang terjadi dapat berupa tidak adanya menstruasi (amenorrhoea), penipisan tulang (osteoporosis), haid tidak teratur atau perdarahan intermenstrual, pertumbuhan abnormal dinding rahim, dan infertilitas. Sifat dan tingkat keparahan gejala tergantung pada beberapa hal seperti jenis latihan, intensitas dan lamanya latihan, dan laju perkembangan program pelatihan (Fatmah, 2011) Wanita yang berpartisipasi dalam olahraga kompetitif memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya atau berkembangnya gangguan makan, iregularitas siklus menstruasi dan osteoporosis, yang dikenal sebagai female athlete triad (Georgia, 2007). Sementara kaum remaja dan dewasa banyak yang menjalankan diet karena khawatir dengan penampilannya, sementara pada periode ini mereka membutuhkan
4 nutrisi yang sedikit lebih tinggi. Bila gizi tidak terpenuhi maka akan berisiko mengalami defisiensi. Pola makan mereka cenderung menghindari makanan yang mengandung energi tinggi (Ellya, 2010). Riskesdas (2010) menunjukkan bahwa rata-rata kecukupan konsumsi energi penduduk umur tahun (usia remaja) di Indonesia berkisar antara (69,5%)- (84,3%), dan sebanyak (54,5%) penduduk usia remaja mengonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal. Di Indonesia, rata-rata kecukupan konsumsi protein penduduk umur tahun berkisar antara (88,3%)-(129,6%). Persentase penduduk umur tahun yang mengonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal adalah (35,6%). Berdasarkan Riskesdas (2010) menyatakan bahwa di Provinsi Sumatera Utara, persentase penduduk yang mengonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal adalah sebanyak (43,4%) dan penduduk yang mengonsumsi protein di bawah minimal adalah sebanyak (21,4%). Sementara persentase remaja usia tahun yang mengonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal sebanyak (51,5%) dan konsumsi protein di bawah kebutuhan minimal sebanyak (21,2%). Meningkatnya aktivitas kehidupan sosial dan kesibukan pada remaja akan memengaruhi kebiasaan makan. Pola konsumsi makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang. Remaja dengan aktivitas sosial tinggi, memperlihatkan peran teman sebaya menjadi tampak jelas. Di kota besar sering kita lihat kelompok-kelompok remaja bersama-sama makan di rumah makan yang menyajikan makanan siap saji (fast food) yang berasal dari
5 negara-negara barat. Fast food tersebut pada umumnya mengandung kadar lemak maupun kalori tinggi, sehingga apabila dikonsumsi setiap hari dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan kegemukan dengan segala dampaknya (Sayogo, 2006). Pada sebagian besar atlit wanita, sering terjadi gangguan makan yang berakibat terjadinya ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi sehingga terjadi defisiensi energi kronik. Ketidakseimbangan energi berhubungan dengan menurunnya kadar estrogen, gangguan metabolisme, dan terjadinya amenorrhoea atau oligomenorrhoea. Disfungsi hipotalamus yang berhubungan dengan latihan fisik yang berat dan gangguan pada pulsasi GnRH, dapat menyebabkan menarche yang terlambat dan gangguan siklus menstruasi (Warren, 2001). Siklus haid wanita sangat mudah dipengaruhi oleh suasana kehidupannya. Hal ini misalnya karena kelelahan, pengaruh stres yang tinggi atau sedang dalam keadaan emosi. Faktanya, ketika sedang dalam perjalanan atau terjadi perubahan jadwal dalam aktivitas sehari-hari siklus haid akan telat misalnya pada mereka yang biasa berolahraga dan menghentikan kebiasaannya tiba-tiba. Pola makan pun bisa memengaruhi siklus haid. Misalnya seseorang yang biasa makan banyak dan mendadak diet. Ini akan membuat tubuh stres. Status gizi memengaruhi haid terutama melalui penyediaan bahan untuk membuat lapisan endometrium lagi dan pengaruhnya terhadap kadar hormon perempuan. Kecemasan dan kelelahan memengaruhi status hormonal dan keadaan umum tubuh. Bagi yang masih belum menikah atau remaja penyebabnya bisa karena terlalu lelah contohnya belajar terlalu keras bagi yang masih
6 sekolah atau kuliah serta rasa cemas yang datang saat menjelang ujian dengan mudah akan mengganggu siklus haid (Dewi, 2012). Pada penelitian Rima (2010) terdapat sebanyak 7 sampel (28%) dari 25 sampel atlit pernah mengalami ketidakteraturan sikus haid. Frekuensi OR perminggu pada atlit siklus haidnya tidak teratur adalah sering secara bermakna dibanding yang siklus haidnya teratur (p=0,002). Durasi melakukan kegiatan OR setiap kali latihan pada atlit yang siklus haidnya tidak teratur adalah lebih panjang secara bermakna dibanding yang siklus haidnya teratur (p<0,001). Perbedaan distribusi kejadian haid tidak teratur berdasarkan jenis OR adalah tidak bermakna (p=0,100). Dari hasil penelitian didapatkan hubungan antara frekuensi dan lama latihan dengan siklus haid atlit. Masalah menstruasi yang umum terjadi meliputi menorragi, amenorrhoe, oligomenorre, dismenore, perdarahan uterus disfungsional, perdarahan intermenstruasi, menstruasi tidak teratur. Dimana siklus haid yang tidak teratur dapat menyebabkan perempuan menderita anemia hingga kurang subur (infertil) (Steele, 2009). Terjadinya anemia dikarenakan kehilangan darah melalui menstruasi pada wanita memegang peranan penting dalam metabolisme besi. Rata-rata perdarahan menstruasi tiap bulan adalah 50 ml, atau sekitar 0.7 mg/ hari. Banyaknya darah menstruasi mungkin mencapai lima kali rata-rata tersebut. Oleh karena itu, pada saat menstruasi wanita harus menyerap 3-4 mg besi setiap hari (Tierney, 2003).
7 Siklus haid yang tidak teratur dapat menyulitkan ketika berusaha untuk hamil. Ovulasi yang tak teratur/ abnormal menyumbang 30% 40% dari semua kasus infertilitas. Bila siklus haid sangat panjang jedanya, berarti ovulasi tak terjadi, sebuah kondisi yang dikenal secara klinis sebagai anovulasi. Jika dalam keadaan sakit akan memperparah penyakitnya (Marmi, 2013). Berdasarkan survei awal Nuraini (2011) pada 30 orang mahasiswi 16 dari 30 mahasiswi (53,33%) mengalami siklus menstruasi normal (21-35 hari) dengan lama perdarahan lebih dari 6 hari, dan 9 dari 30 orang (30%) mengalami siklus panjang (>35 hari), dan 5 orang mahasiswi (16,67%) mengalami siklus pendek (<21 hari), dan 18 mahasiswi (60%) menyatakan adanya perubahan dalam siklus menstruasi jika sedang mengalami stress seperti menstruasi yang terlambat (dalam 2 bulan tidak ada mens), siklus menstruasi yang lebih cepat, darah menstruasi yang lebih banyak, serta perut kram atau dysmenore. Sedangkan hasil penelitiannya menunjukan adanya hubungan yang positif dengan korelasi yang sangat lemah antara tingkat stres dengan siklus menstruasi (r = 0,179, p = 0,017) Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan terdapat 3 jurusan yaitu PJKR (Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi), PKO (Pendidikan Kepelatihan Olahraga), dan IKOR ( Ilmu Keolahragaan) dimana pada fakultas ini sebagian besar kuliah berlangsung di luar ruangan atau di lapangan. Sesuai dengan kurikulum di FIK dari 150 sks terdapat 90 sks pada mata kuliah keilmuan dan keterampilan. Pada penelitian ini penulis akan melakukan penelitian kepada mahasiswi jurusan PJKR dan PKO dikarenakan setelah melakukan survei awal dan melihat jadwal mata kuliah,
8 aktivitas yang lebih berat terdapat pada kedua jurusan tersebut sedangkan jurusan IKOR memiliki mata kuliah yang sebagian besar hanya berupa teori. Aktivitas fisik pada mahasiswi jurusan olahraga tergolong kepada aktivitas jasmani yang berat dikarenakan selain mendapat mata kuliah secara teori mereka juga menjalani mata kuliah praktek. Mata kuliah sebagian besar berlangsung di lapangan atau di luar ruangan. Mata kuliah sebagai berikut : sepak bola, volly, basket, pencak silat, permainan kecil, renang, atletik, senam ( lantai dan aerobik), bulu tangkis dll. Setelah melakukan survei awal terdapat 3 dari 5 orang mahasiswi jurusan PJKR yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur yaitu polimenorrhea dan amenorrhea. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan pola menstruasi mahasiswi jurusan olahraga Universitas Negeri Medan tahun Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan pola menstruasi pada mahasiswi jurusan olahraga Universitas Negeri Medan tahun Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan pola menstruasi pada mahasiswi jurusan PJKR Universitas Negeri Medan tahun 2014.
9 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED, sebagai informasi dan bahan acuan untuk memperhatikan kesehatan mahasiswi agar tidak terjadi gangguan pada kesehatannya.
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN POLA MENSTRUASI PADA MAHASISWI JURUSAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN 2014
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN POLA MENSTRUASI PADA MAHASISWI JURUSAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN 2014 Devi Eni Pohan 1, Ernawati Nasution 2, Evawany Y Aritonang 3 1 Mahasiswi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.
A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga senam sudah sedemikian maju, khususnya senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota besar maupun di kota-kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang
Lebih terperinci2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menstruasi yang tidak teratur. Penelitian di Jepang menunjukkan 63%
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut penelitian yang dilakukan di sejumlah negara, termasuk negaranegara berkembang lainnya, dikatakan bahwa gangguan menstruasi merupakan masalah yang cukup banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan negara miskin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang besar dan persebaran penduduk yang belum merata. Berdasarkan data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar dan persebaran penduduk yang belum merata. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri sedang menginjak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadi peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa dimulai pada usia 8-14
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita normal pasti mengalami menstruasi, pada masa tersebut terjadi peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa dimulai pada usia 8-14 tahun dimana terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinci2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita pada umumnya menginjak usia pubertas pada usia 8 hingga 10 tahun. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Gizi adalah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Kebutuhan gizi yang tidak tercukupi, baik zat gizi makro dan zat gizi mikro dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja atau masa adolescence merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan dari beberapa masa yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat lebih dari 70 juta
Lebih terperinciHubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi
Lebih terperinciLATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT
LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT Tulang yang kuat benar-benar tidak terpisahkan dalam keberhasilan Anda sebagai seorang atlet. Struktur kerangka Anda memberikan kekuatan dan kekakuan yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan perhatian khusus dalam bidang kesehatan. Pihak pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)
anemia. (14) Remaja putri berisiko anemia lebih besar daripada remaja putra, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit dalam darah kurang dari yang dibutuhkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam siklus kehidupan setiap manusia terdapat suatu masa yang disebut dengan masa remaja. Setiap anak ketika memasuki masa remaja akan mengalami perubahan fisik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada wanita, menstruasi terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala. Menstruasi dipengaruhi oleh hormon reproduksi dan periode ini penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciMENSTRUASI DAN OSTEOPOROSIS (FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS JASMANI WANITA) Oleh: Soni Nopembri Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNY
MENSTRUASI DAN OSTEOPOROSIS (FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS JASMANI WANITA) Oleh: Soni Nopembri Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNY ABSTRAK Tulisan ini berawal dari kenyataan bahwa keterlibatan wanita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Wanita yang mulai memasuki usia pubertas normalnya dalam perjalanan hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah pengeluaran darah yang berasal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,
Lebih terperinciTANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -
Ada banyak pertanda yang menyertai kehamilan, berdasarkan pengalaman para wanita yang telah hamil, tanda dan gejala kehamilan biasanya muncul pada minggu-minggu awal kehamilan. Berikut ini 9 tanda-tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperbaiki potensi fisik, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Olahraga telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Olahraga bertujuan untuk memperbaiki
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)
KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Istiqomah Nugroho Putri, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyimpangan perilaku makan merupakan perilaku makan yang membatasi asupan makanan secara ketat supaya mempertahankan berat badannya yang akan berdampak negatif terhadap
Lebih terperinciUSIA REMAJA. Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal tahun dan berakhir usia 18 tahun
USIA REMAJA Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal 10 12 tahun dan berakhir usia 18 tahun Karateristik: Masa pertumbuhan yg cepat, Perkembangan seksual, perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore merupakan nyeri di bagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan istirahat saat mengalami dismenore
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada tulang, penyakit ini ditandai dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD dan SMP sedang menjalani pendidikan dasar yang merupakan titik awal anak mengenal sekolah yang sesungguhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada
BAB V PEMBAHASAN Data yang terkumpul dari penelitian telah dilakukan pengolahan yang diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan tahap dimana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia merupakan jumlah terbesar di Asia Tenggara yakni 65 juta di ikuti Vietnam (25,3 juta) dan Filipina (23
Lebih terperinciHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan antara masa anak anak dan dewasa. Orang menyebut masa remaja sebagai masa yang paling indah. Tetapi berlawanan dengan itu, orang menyebutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa. Selama masa
Lebih terperinciBAHAN AJAR 19 PERBEDAAN FISIK WANITA DAN PRIA
BAHAN AJAR 19 19 PERBEDAAN FISIK WANITA DAN PRIA Kapasitas Latihan Pada Wanita Perbedaan yang nyata antara wanita dan pria jelas nampak dalam aspek anatomi, tetapi dan sisi fisiologis perbedaannya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia, namun pada suatu saat pertumbuhan dan perkembangan tersebut berhenti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindroma Premenstruasi (SPM) secara luas diartikan sebagai gangguan siklik berulang berkaitan dengan variasi hormonal perempuan dalam siklus menstruasi, yang berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang remaja mengalami perubahan fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya klub-klub sepak bola yang ada dan penggemar yang tidak sedikit.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan pengolahan hasil data yang terkumpul diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan premenstrual syndrome dan emotion focused
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan telah muncul sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko untuk kanker, hipertensi, hiperkolesterolemia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan tahap di mana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanakkanak berakhir, ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode observasional. Penelitian dilaksanakan di Polres Kota Cimahi. Pengambilan data dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap anak dalam perkembangannya akan mengalami perubahan fisik, psikis, sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya era globalisasi memberikan pengaruh besar pada segala aspek kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007, kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi antara anak dan dewasa yang terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat
Lebih terperinciHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menghawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, penelitian di berbagai negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus kelebihan berat badan pada anak terus mengalami peningkatan dan semakin menghawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, penelitian di berbagai negara membuktikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan
Lebih terperinci2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa, pada masa remaja seseorang akan mengalami pubertas. Pubertas adalah masa ketika seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa yang lebih dewasa. Ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana
Lebih terperinciDaftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore
Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu pembangunan yang telah memperhitungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan lima belas studi utama yang diterbitkan antara tahun 2002 dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu masalah yang paling umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi pada anak sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat terlihat dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja diawali dari suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan satu dari empat masalah gizi yang ada di indonesia disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah gangguan akibat kurangnya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja sering disebut masa pubertas. Dimana masa pubertas adalah masa peralihan dari anak anak menjadi dewasa. Dimulai antara usia 7-13 tahun untuk perempuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet pada saat bertanding. Menurut Ilyas (2007), gizi dibutuhkan pada kerja biologik tubuh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu kejadian yang hanya dialami oleh wanita saja yaitu terlapasnya dinding rahim yang diikuti dengan perdarahan. Peristiwa ini terjadi satu kali
Lebih terperinciGangguan Hormon Pada wanita
Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,
Lebih terperinci