LAMPIRAN INSTRUMEN VALIDASI DESAIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN INSTRUMEN VALIDASI DESAIN"

Transkripsi

1 LAMPIRAN INSTRUMEN VALIDASI DESAIN VALIDASI DESAIN PANDUAN PELAKSANAAN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU BAGIAN I: IDENTITAS PAKAR 1. Nama : Jenis Kelamin : Umur : Jabatan : Pangkat/ Golongan : Unit Kerja : Masa Kerja :... BAGIAN II: PETUNJUK Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokaatuh 1. Bacalah panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru ini secara seksama. 2. Berikan validasi atau pendapat tentang desain panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru. Atas kesediaan Saudara untuk mengisi angket ini penulis sampaikan terima kasih Wassalamu'alaikum Peneliti 262

2 BAGIAN III: Draft tentang panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru. Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan cara berpikir kritis, kreatif, inovatif, cakap dalam menyelesaikan masalah dan bernaluri kewirausahaan. Panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi kepala sekolah sesuai yang telah diamanahkan dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah. Dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 menegaskan bahwa untuk menjadi kepala sekolah minimal memiliki lima dimensi kompetensi yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi,dan sosial. Strategi supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah adalah sebagai upaya untuk dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru. Dalam upaya pencapaian target yang direncanakan, kepala sekolah sebagai pimpinan perlu merencanakan pelaksanaan supervisi 263

3 kunjungan kelas dengan baik yang diikuti oleh teknik-teknik operasional agar pelaksanaannya bisa berlangsung dengan efektif dan efisien. Dalam topik ini, kepala sekolah akan diajak untuk menggali pemahaman tentang konsep dasar supervisi kunjungan kelas berupa landasan teoritis dan filosofis yang dibahas secara interaktif guna memperoleh pemahaman awal kepala sekolah sebelum membangun kerangka kerja pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. Tujuan Panduan Pelaksanaan Supervisi Kunjungan Kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru diantaranya panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru bertujuan agar kepala sekolah mampu melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1. Merencanakan sebuah program supervisi kunjungan kelas. Kepala Sekolah merencanakan jadwal pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. 2. Kepala sekolah selanjutnya melaksanakan supervisi kunjungan kelas sesuai dengan jadwal yang telah di programkan. 264

4 3. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi kunjungan kelas dengan menyampaikan hasil pelaksanaan supervisi kunjungan kelas kepada guru. Tahapan Panduan Pelaksanaan supervisi Kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru: Kegiatan 1 Konsep Dasar Supervisi Kunjungan Kelas 1. Kepala sekolah memahami tentang supervisi kunjungan kelas. 2. Kepala Sekolah menjelaskan kepada guru tujuan dan proses yang akan dilakukan dalam proses supervisi kunjungan kelas. 3. Kepala sekolah menjelaskan kepada guru yang akan di supervisi tentang target-target yang akan di capai dalam pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. 4. Kepala sekolah menyampaikan jadwal akan di laksanakannya supervisi kunjungan kelas. 5. Kepala sekolah menyampaikan apa saja yang akan dilaksanakan dalam proses supervisi kunjungan kelas. Dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas kepala sekolah juga perlu untuk melakukan kegiatan identifikasi dan analisis supervisi kunjungan kelas untuk 265

5 meningkatkan motivasi kerja guru. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah, hal ini dilakukan untuk menelusuri dan menemukan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan proses belajar mengajar dan permasalahan tentang motivasi kerja guru yang kadang kala di nilai belum optimal. Proses penelusuran penggalian informasi dan data yang akurat tentang cara meningkatkan motivasi kerja guru melalui supervisi kunjungan kelas akan membantu kepala sekolah dalam membuat rencana, menetapkan langkah-langkah atau tindakan dan evaluasi yang diperlukan. Melakukan identifikasi terhadap permasalahan dalam proses kegiatan belajar mengajar guru dan mengidentifikasi tentang penyebab motivasi kerja guru dianggap belum optimal sangatlah penting untuk dicarikan solusi pemecahannya. Oleh karena itu pemahaman dan pengetahuan tentang supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru harus dimiliki oleh kepala sekolah agar mampu melakukan identifikasi dan analisis tentang bagimanakah supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru secara tepat dan benar. Terdapat sejumlah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan fakta, data dan informasi berkaitan dengan pelaksanaan 266

6 supervisi kunjungan kelas. Alat identifikasi dan analisis ini telah dikembangkan dan digunakan yang dalam upaya kepala sekolah melaksanakan supervisi kunjungan kelas sehingga kepala sekolah lebih memahami tentang permasalahanpermasalahan yang dihadapi oleh guru. Dalam pokok bahasan ini, dibahas beberapa alternatif alat bantu praktis yang bermanfaat dalam menggali permasalahan yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam kondisi tertentu kepala sekolah bisa mengadakan kunjungan kelas tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu, namun kadang kala kepala sekolah melakukan supervisi kunjungan kelas dengan memberitahukan terlebih dahulu terhadap guru yang akan di supervisi. Kepala sekolah kadang kala tanpa di sadari oleh guru melakukan supervisi, di mana kepala sekolah memantau kegiatan proses kegiatan belajar mengajar di luar kelas sambil mendengarkan bagaimana cara guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Merumuskan strategi meningkatkan motivasi kerja guru merupakan bagian penting dari penentuan bentuk pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan mempertimbangkan hasil kajian atau pemetaan permasalahan yang dihadapi guru dalam proses kegiatan belajar 267

7 mengajar dan dalam proses meningkatkan motivasi kerja guru. Perumusan program strategi menjadi rencana aksi bersama sebagai bagian tidak terpisahkan pada saat menentukan jenis program dan aktivitas pendukung yang diperlukan agar secara efektif mencapai tujuan sekaligus membangun tata kehidupan yang lebih baik nyaman dan kondusif. Program yang baik diukur dari tingkat adaptasi dan kemampuan mengintegrasikan permasalahan-permasalahan, visi misi dalam sebuah kerangka program terukur dengan melibatkan sebanyak mungkin kelompok sasaran (pemerintah, siswa, orang tua) secara optimal. Topik supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru ini merupakan bagian penting dalam memformulasikan program kepal sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi kerja guru melalui supervisi kunjungan kelas. Kepala sekolah perlu kiranya memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisor dan motivator bagi guru. Hasil pelaksanaan supervisi kunjungan kelas perlu untuk di tindak lanjuti agar bisa memberikan suatu dampak nyata bagi peningkatan motivasi kerja guru, Dampak nyata 268

8 dari pelaksanaan supervisi kunjungan kelas ini diharapkan nantinya bisa di rasakan oleh warga sekolah maupun stakeholder di sekolah yang menyelenggarakan supervisi kunjungan kelas. Tindak lanjut yang dilakukan oleh kepala sekolah setelah di adakannya supervisi kunjungan kelas ini bisa berupa pemberian penguatan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun pemberian perhatian dan penghagaan kepada guru yang telah menyelesaikan proses pembelajaran dengan baik. Selain itu kepala sekolah juga bisa memberikan teguran yang mendidik bagi guru yang belum tuntas dalam melaksanakan proses pembelajaran dan guru diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan, workshop, seminar yang bisa mendukung proses pembelajaran agar guru bisa mempunyai motivasi kerja yang lebih baik, mengarah pada motivasi kerja berprestasi. Kepala sekolah dalam melakukan tindak lanjut pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan memberikan pembinaan kepada guru. Pembinaan kepala sekolah bisa melalui pembinaan langsung dan pembinaan tidak langsung. Pembinaan yang dilakukan kepala 269

9 sekolah dalam membina guru untuk meningkatkan motivasi kerja guru di dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya sebagai berikut: 1. Mengikut sertakan guru dalam kegiatan workshop, seminar, penataran dan pelatihan-pelatihan. 2. Memberi semangat kepada guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan poses pembelajaran. 3. Memberi contoh kepada guru, tentang teknik pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan bagi siswa. 4. Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah dimiliki guru dengan teknik pembelajaran menggunakan media IT. Sasaran dari tindak lanjut supervisi kunjungan kelas adalah sebagai berikut: 1. Kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan tindak lanjut supervisi kunjungan kelas ini sasaran utamanya adalah pada kegiatan belajar mengajar. 270

10 2. Hasil analisis, catatan kepala sekolah sebagai supervisor dapat dimanfaatkan untuk perkembangan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru. 3. Feedback atau umpan balik dari hasil supervisi kunjungan kelas ini bisa memberikan pertolongan bagi kepala sekolah sebagai supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut supervisi kunjungan kelas. 4. Umpan balik antara kepala sekolah sebagai supervisor dan guru sebagai yang di supervisi dapat menciptakan suasana komunikasi yang harmonis, suasana yang tidak menegangkan. Hal ini memberikan kesempatan kepada guru untuk memperbaiki penampilan dan kinerjanya sehari-hari. Cara kepala sekolah dalam melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi kunjungan kelas sebagai berikut: 1. Kepala sekolah mengkaji dari hasil penilaian yang diperoleh guru pada saat di supervisi. 271

11 2. Pada saat dilaksanakan supervisi kunjungan kelas, apabila tujuan utama dari pelaksanaan supervisi kujungan kelas ini belum tercapai maka perlu dilakukan penilaian ulang terhadap guru yang di supervisi. 3. Setelah dilakukan penilaian ulang terhadap guru dan ternyata dari hasil penilaian ulang tersebut masih belum tercapai tujuan dari pelaksanaan diadakannya supervisi kunjungan kelas, maka diperlukan rancangan kembali program supervisi kunjungan kelas bagi guu untuk periode berikutnya. Kepala sekolah dapat melakukan lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi kunjungan kelas yaitu: 1. menciptakan hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dan guru, maupun antara guru dan kepala sekolah, 2. analisis kebutuhan, 3. Mengembangkan strategi dan media pembelajaan. 272

12 4. Melakukan penilaian, dan 5. Merevisi hasil dari pelaksanaan supervisi kunjungan kelas 273

13 LAMPIRAN VALIDASI DESAIN 1. Validasi ahli dari Sutarno, S.Pd (Pengawas UPTD Pendidikan Kecamatan Gunungpati) Saya menyetujui penulis dalam penelitian ini yang membuat panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru, karena sering dijumpai adanya seorang kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik hanya datang ke sekolah dengan membawa instrumen pengukuran unjuk kerja. Kemudian masuk ke kelas melakukan pengukuran terhadap unjuk kerja guru yang sedang mengajar. Setelah itu, selesailah tugasnya, seakan-akan supervisi akademik sama dengan pengukuran guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Perilaku supervisi akademik sebagaimana digambarkan di atas menurut saya merupakan salah satu contoh perilaku supervisi akademik yang salah. Perilaku supervisi akademik yang demikian tidak akan memberikan banyak pengaruh terhadap peningkatan kualitas kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. Seandainya memberikan pengaruh, pengaruhnya sangat kecil artinya bagi peningkatan kualitas kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. 274

14 Supervisi akademik sama sekali bukan penilaian kerja guru. Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya dalam arti sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan akreditasi guru belaka. Menurut saya dengan adanya panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru akan memberi acuan kepada kepala sekolah sebagai supervisor dalam melaksanakan proses kegiatan supervisi yang sudah di programkan. Panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru akan memberi pedoman kepada kepala sekolah untuk melaksanakan supervisi dalam rangka membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru yang penulis buat sangat dibutuhkan oleh kepala sekolah karena panduan ini bisa dijadikan acuan monitoring kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan kualitas guru. Panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru ini juga akan memudahkan kepala 275

15 sekolah dalam melaksanakan monitoring pada guru. Panduan pelaksaanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru yang dibuat oleh penulis dalam penelitian ini juga harus mencakup tujuan supervisi seperti dibawah ini: Pengembangan Profesionalisme Penumbuhan Motivasi Tujuan Supervisi Akademik Pengawasan kualitas Gambar Tiga tujuan supervisi akademik (Depdiknas,2012:8) Seperti yang digambarkan tentang tiga tujuan supervisi akademik, saya sebagai pengawas berpendapat bahwa kepala sekolah hendaknya bisa memonitor kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah sebagai supervisor ke kelas pada saat guru sedang mengajar, melakukan percakapan langsung dengan guru. 276

16 Kepala sekolah bisa membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam memahami pengajaran. Kepala sekolah bisa mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan kemampuannya serta mendorong guru agar guru memiliki perhatian terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik. Panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru ini hendaknya diberi instrumen penilaian yang akan digunakan oleh kepala sekolah dalam menilai guru di kelas. 2. Validasi ahli dari Sudirman, S.Pd,M.Si (Dosen di IKIP Veteran Semarang) Berdasarkan penelitian pengembangan yang dilakukan oleh penulis, saya menyetujui akan desain produk yang akan dihasilkan peneliti bahwa panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru. Dengan panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru, kepala sekolah akan mempunyai acuan atau pedoman dalam melaksanakan supervisi. Dalam panduan pelaksanaan supervisi kunjugan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru akan terlihat jelas adanya peran kepala sekolah dalam 277

17 pencapaian tujuan pembelajaran dan peningkatan motivasi kerja guru. Kepala sekolah dalam melakukan tugas sebagai supervisor mempunyai tugas membantu guru, memberikan stimulus dan mendorong guru untuk bekerja secara optimal. Agar pelaksanaan tugas-tugas itu dapat dikerjakan dengan baik, maka kepala sekolah dituntut mempunyai berbagai cara dan teknik supervisi terutama yang berhubunganya dengan pelaksanaan tugas-tugas guru dan karyawan, dan pertumbuhan jabatan. Karena kepala sekolah sebagai pemimpin utama dan penggerak dalam pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran. Peran kepala sekolah dalam upaya peningkatan motivasi kerja guru adalah mengamati tindakan atau perkembangan para guru serta dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan guru, mengembangkan kemampuan guru serta meningkatkan kualitas guru, melalui pembinaan/supervisi tersebut. Pemahaman guru setelah memperoleh supervisi/pembinaan yang menjadi fokus adalah kemampuan dasar yang dimiliki, yang ternyata guru-guru sudah berkompeten dalam pelaksanaan tugas, hanya masih perlu pembinaan yang intensif terutama tentang menumbuh kembangkan kreativitas siswa, pembuatan dan penggunaan 278

18 perangkat pembelajaran, serta penanaman komitmen sebagai guru diberbagai kesempatan untuk mewujudkan tugasnya sebagai guru yang professional. Peningkatan motivasi kerja guru dimaksudkan sebagai serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru terutama bantuan berwujud bimbingan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan proses dan hasil belajar mengajar. Bimbingan profesional yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat meningkatkan motivasi kerja guru terutama dalam proses belajar mengajar. Disamping itu pembinaan guru juga dimaksudkan sebagai usaha terlaksananya sistem kenaikan pangkat dalam jabatan profesional guru. Selain itu dalam panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru harus berisi instrumen yang dapat dijadikan acuan kepala sekolah menilai guru saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Validasi ahli dari Sum Handayani, S.Pd (Kepala Sekolah SMP Kartika III-2 Semarang) Saya menyetujui upaya penulis dalam rangka membuat panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru. Panduan yang dibuat oleh penulis dalam penelitian ini bisa dijadikan 279

19 pedoman bagi kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor. Menurut saya pendidikan bukanlah kebutuhan pelengkap yang hanya bisa diperlukan sewaktu-waktu, melainkan kebutuhan utama yang menyentuh semua aspek kehidupan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Kenyataanya pada tingkat nasional, Provinsi, Kabupaten, bahkan sampai ke unit sekolah peningkatan mutu pendidikan dirasa masih kurang merata. Unsur pemerataan peningkatan mutu seharusnya memuat 8 standar yaitu, standar isi, standar proses, standar tenaga pendidik, tenaga kependidikn, standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana dan prasarana, standar lulusan dan standar evaluasi. Pencapaian dan peningkatan standarisasi sangat dipengaruhi oleh kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Berdasarkan hasil wawancara, lebih lanjut beliau mengatakan bahwa panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas akan membantu kepala sekolah agar mampu melakukan berbagai pengawasan dan 280

20 pengendalian untuk meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan. Hal ini bertujuan agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah di tetapkan. Ini juga merupakan kegiatan preventif untuk mencegah agar tidak tejadi penyimpangan. Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terutama kepada guru atau disebut supervise kunjungan kelas yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan professional guru dan kualitas pembelajaran yang efektif. Tugas kepala sekolah sebagai supervise di wujudkan dalam kemampuannya menyusun dan melaksanakan program supervise pembelajaran serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program pembelajaran contohnya penyusunan program supervise kelas, ekstra kurikuler, pengembangan perpustakaan laboratorium dan ujian. Kemampuan pelaksanaan supervise contohnya pelaksanaan program supervise kunjungan kelas. Kemampuan memanfaatkan hasil supervise pembelajaran contohnya meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk mengembangkan sekolah. Kepala sekolah sebagai supervisi kunjungan kelas perlu memerhatikan prinsip-prinsip: - Hubungan konsultatif 281

21 - Kolegial bukan hirarkis - Dilaksanakan secara demokratis - Berpusat kepada guru dan tenaga kependidikan - Dilakukan berdasarkan kebutuhan guru dan tenaga kependidikan - Serta merupakan bantuan professional Kepala sekolah sebagai motivator harus memiliki strategi untuk memotivasi bawahannya, yaitu guru dan staf. Dimana mereka dimotivasi untuk melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat dilakukan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan bagi guru atau staf yang berprestasi serta penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan sentra belajar. Dorongan dan penghargaan merupakan sumber motivasi yang efektif diterapkan oleh kepala sekolah. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh banyak faktor, dan motivasi merupakan faktor yang dominan untuk menuju keefektivan kerja individu bahkan motivasi sering digambarkan sebagai mesin pada sebuah mobil yang berfungsi sebagai penggerak dan pengarah. Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik berbeda-beda, sehingga memerlukan perhatian dan pelayanan khusus 282

22 dari pimpinannya (Kepala Sekolah) dalam mengembangkan profesionalitasnya. Untuk memotivasi pegawainya, ada beberapa prinsip yang bisa diterapkan oleh kepala sekolah, antara lain: 1. Tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukan menarik dan menyenangkan. 2. Tujuan pendidikan harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota, bahkan tenaga pendidikan dapat diikut sertakan dalam penyusunan tujuan tersebut. 3. Setiap individu harus diberi tahu tentang hasil pekerjaanya. 4. Pemberian hadiah lebih baik dari pada hukuman, meskipun terkadang hukuman itu di perlukan. 5. Usaha memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dapat dilakukan dengan jalan memerhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan atas pekerjaannya. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus berusaha memberikan penghargaan secara tepat, efektif dan efisien. 283

23 VALIDASI PAKAR TENTANG PANDUAN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU PENGAWAS DOSEN KEPALA SEKOLAH 1. Sering adanya 1.Sering kali di kepala sekolah jumpai adalah datang ke kepala sekolah sekolah dalam membawa instrumen melaksanakan supewrvisi penilaian kunjungan kelas kinerja guru hanya dalam menganggap melaksanakan bahwa supervisi supervisi adalah kegiatan kunjungan rutin yang harus kelas. Setelah dilaksanakan melaksanakan setiap tahun supervisi pelajaran. Kepala kepala sekolah sekolah kadang cenderung tidak kala lupa untuk melakukan tindak melakukan lanjut setelah tindak lanjut supervisi atau evaluasi. kunjungan kelas dilaksanakan. Lanjutan di hal Kepala sekolah cenderung menganggap pelaksanaan supervisi kunjungan kelas hanya merupakan tugas rutin yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah. 284

24 VALIDASI PAKAR TENTANG PANDUAN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU Lanjutan dari hal. 291 PENGAWAS DOSEN KEPALA SEKOLAH 2.Panduan yang dibuat oleh penulis akan memberikan acuan bagi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas. 3.Panduan yang dibuat harus mencakup bimbingan pengembangan profesionalisme guru dengan menikutsertakan guru dalam workshop, seminar dan pelatihan. Kepala sekolah harus bisa menumbuhkan motivasi kerja guru dengan cara memberikan bimbingan dan arahan. Kepala sekolah juga harus memberikan pengawasan kualitas kinerja guru agar lebih baik. 2.Panduan yang dibuat oleh penulis akan memberikan pedoman bagi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas. 3.Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas harus bisa memberikan bimbingan dan arahan bagi guru dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga guru bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. 2.Panduan yang dibuat oleh penulis dalam penelitian ini sangat bagus untuk memberikan bantuan kepada kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas. 3.Panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas ini akan membantu kepala sekolah dalam melakukan pengawasan dan pengendalian untuk peningkatan kinerja guru. Panduan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas ini hendaknya dilengkapi dengan instrumen penilaian yang akan digunakan kepala sekolah dalam mensupervisi guru. Lanjutan di hal

25 VALIDASI PAKAR TENTANG PANDUAN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU Lanjutan dari hal. 291 PENGAWAS DOSEN KEPALA SEKOLAH 4.Kepala sekolah harus memonitor proses kegiatan belajar mengajar guru di kelas. Dalam pelaksanaan monitoring ini supervisi kunjungan kelas di lengkapi dengan instrumen penilaian. 5.Kepala sekolah melakukan tindak lanjut setelah diadakannya supervisi kunjungan kelas 4.Kepala hendaknya sekolah dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas memonitoring proses pembelajaran guru di kelas, hal ini bertujuan agar kepala sekolah segera mengetahui apabila terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh guru. 5.Setelah supervisi kunjungan kelas, kepala sekolah melaksanakan evaluasi tindak lanjut dari pelaksanaan supervisikunjungan kelas yang telah dilaksanakan. 4. Kepala sekolah harus memiliki strategi dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas. 5. Tindak lanjut dari pelaksanaan supervisi kunjungan kelas ini harus dilaksanakan oleh kepala sekolah sehinggan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan berjalan lebih baik lagi. 286

26 FOCUS GROUP DISCUSSION SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD NEGERI SRONDOL KULON 01 UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG 287

27 FOCUS GROUP DISCUSSION SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD NEGERI SRONDOL KULON 01 UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG Penulis melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion tentang Supervisi Kunjungann Kelas Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Di SD Negeri Srondol Kulon 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan di Rm. Indah Sari kabupaten Semarang pada tanggal 22 Agustus Pertanyaan panduan dalam Focus Group Discussion adalah sebagai berikut: 1. Apakah supervisi kunjungan kelas mempunyai manfaat? Kalau Ya dalam hal apa? 2. Kesulitan apa yang di hadapi guru dalam hal melaksanakan saran-saran yang diberikan kepala sekolah kepada guru setelah di lakukan supervisi kunjungan kelas? 288

28 3. Apa yang harus guru lakukan kedepan untuk melakukan fungsi guru sebagai agen pembelajaran setelah diadakan supervisi kunjungan kelas? 1. Apa saran-saran guru untuk mengembangkan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru? Hasil Focus Group Discussion tentang Supervisi Kunjungann Kelas Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Di SD Negeri Srondol Kulon 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan di Rm. Indah Sari kabupaten Semarang pada tanggal 22 Agustus Jawaban pertanyaan tentang apakah supervisi kunjungan kelas mempunyai manfaat? Kalau ya dalam hal apa? a. Kepala Sekolah Kepala sekolah sebelum menjawab pertanyaan dari moderator, kepala sekolah menyakinkan kepada peserta Focus Group Discussion bahwapenulis benar-benar melaksanakan penelitian tentang supervisi kunjungan kelas untuk 289

29 meningkatkan motivasi kerja guru di SD Negeri Srondol Kulon 01. Kepala sekolah mengatakan bahwa hasil yang ditulis penulis dalam tesis, benar-benar hasil wawancara antara penulis dengan kepala sekolah dan hasil wawancara penulis dengan guru di SD negeri Srondol Kulon 01. Jadi apapun yang ditulis dalam tesis penulis merupakan kondisi nyata pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di SD Negeri Srondol Kulon 01. Kepala Sekolah mengatakan bahwa supervisi kunjungan kelas mempunyai manfaat untuk meningkatkan motivasi kerja guru, sehingga profesionalisme kerja guru akan semakin meningkat. b. Sugimin, S.Pd,M.Si Supervisi kunjungan kelas mempunyai dua manfaat yaitu manfaat dalam aspek psikologis dan manfaat dalam aspek fisik. Aspek psikologis dari pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah akan memberikan semangat dan dorongan untuk guru. Guru akan merasa diperhatikan dan merasa diberi 290

30 semangat, motivasi dan dorongan untuk dapat melaksanakan kerja. c. Ida Ayu Adi Wirati, S.Pd Terjadinya hubungan antara dua arah antara supervisi dan yang di supervisi dalam hal ini hubungan antara kepala sekolah sebagai supervisor dengan guru sebagai pihak yang disupervisi, sehingga dengan hubungan dua arah ini diharapkan kinerja akan menjadi lebih baik. d. Amoempoeni, S.Pd Ya untuk meningkatkan motivasi kerja dan memberikan semangat guru dalam melaksanakan tugas. Pemberian motivasi kepada guru dalam meningkatkan kedisiplinan dan penguasaan materi pembelajaran. 2. Jawaban pertanyaan tentang kesulitan apa yang dihadapi guru dalam hal melaksanakan saran-saran yang diberikan kepala sekolah kepada guru setelah dilakukan supervisi kunjungan kelas? 291

31 a. Kepala Sekolah Supervisi kunjungan kelas yang bagus itu supervisi yang dilakukan atas permintaan dari guru. Selain melaksanakan supervisi kunjungan kelas yang sudah dijadwalkan dengan guru, saya selaku kepala sekolah sering melakukan supervisi kunjungan kelas secara spontanitas. Hal ini saya lakukan agar bisa mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru dikelas. Kesulitan yang dihadapi guru SD Negeri Srondol Kulon 01 adalah dalam hal penguasaan media pembelajaran berbasis komputer dan internet. Tidak semua guru di SD Negeri Srondol Kulon 01 bisa menggunakan komputer dan internet. Hanya guru-guru yang muda yang bisa menggunakan media pembelajaran komputer dan internet. Guru-guru senior cenderung untuk tidak mau belajar komputer dan internet karena merasa bahwa dirinya sudah tu dan menjelang masa pensiun. 292

32 b. Sugimin, S.Pd,M.Si Guru berkeinginan untuk meningkatkan motivasi dan kualitas kerjanya, namun ada kendala yang dihadap guru. Kendala yang dihadapi guru yaitu guru merasa kekurangan sarana dan prasarana penunjang program kegiatan belajar mengajar dikelas. c. Amoempoeni, S.Pd Dalam penerapan inovasi pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif kadang kala sulit untuk diterapkan guru karena penerapan inovasi pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif ini tergantung pada kemampuan SDM guru masingmasing. Selain itu dalam implementasi kurikulum 2013 sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri Srondol Kulon 01 sangat terbatas. Peralatan IT juga kurang memadai sehingga guru kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dana yang di miliki sekolah dalam 293

33 penyediaan sarana dan prasarana hanya terbatas dari dana BOS. 3. Jawaban pertanyaan tentang apa yang harus guru lakukan kedepan untuk melakukan fungsi guru sebagai agen pembelajaran setelah diadakan supervisi kunjungan kelas? a. Kepala Sekolah Guru diharapkan senantiasa melakukan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga guru akan lebih kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar di kelas. b. Ida Ayu Adi Wirati, S.Pd Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas akan memberikan semangat, dorongan dan motivasi kepada guru agar bisa menjadi lebih profesional dalam bekerja. Guru diharapkan juga tertib administratif, guru lebih berinovasi dalam membuat media pembelajaran. Guru mengajar sesuai dengan RPP yang telah ditulis. 294

34 c. Amoempoeni, S.Pd Seharusnya guru melakukan perubahan terutama dalam hal proses pembelajaran agar lebih menjadi aktif, kreatif dan inovatif. d. Sugimin, S.Pd,M.Si Guru melakukan pendekatan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif terutama dengan memanfaatkan limbahlimbah yang tidak terpakai di sekitar sekolah maupun di sekitar rumah. 4. Apa saran-saran guru untuk mengembangkan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru? a. Kepala Sekolah Supervisi kunjungan kelas bisa dilaksanakan secara berkelanjutan. Supervisi kunjungan kelas bisa dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang akan 295

35 di supervisi, supervisi yang dilakukan secara mendadak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, supervisi kunjungan kelas atas permintaan guru sendiri. b. Ida Ayu Adi Wirati, S.Pd Supervisi kunjungan kelas dilaksanakan secara berkesinambungan dan dilanjutkan dengan diadakan tindak lanjut atau evaluasi terhadap hasil pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. c. Amoempoeni, S.Pd Paling tidak kepala sekolah mengadakan supervisi kunjungan kelas secara rutin minimal satu minggu sekali, baik dilaksanakan melalui pemberitahuan terlebih dahulu atau pun tidak diberitahu terlebih dahulu. Untuk kedepannya kepala sekolah diharapkan untuk mengadakan workshop IT, dan menyediakan alat peraga yang dibutuhkan guru sesuai dengan mata pelajaran. Serta adanya pemberian perhatian dan penghargaan untuk guru 296

36 yang berprestasi dan guru yang telah melakukan perubahan pembelajaran yang aktif kreatif dan inovatif. d. Sugimin, S.Pd,M.Si Supervisi kunjungan kelas hendaknya rutin dilaksanakan oleh kepala sekolah sehingga guru akan merasa diperhatikan oleh kepala sekolah. Dan dilanjutkan dengan adanya evaluasi dan tindak lanjut akan hasil supervisi kunjungan kelas. 297

37 LAMPIRAN FOTO FOCUS GROUP DISCUSSION 298

38 299

39 300

40 LAMPIRAN FOTO SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU 301

41 302

42 Daftar Hadir Focus Group Discussion (FGD) Hari/Tanggal: Jumat, 22 Agustus 2014 Tempat: Rm Indah Sari Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang No Nama Jabatan Tanda Tangan 1 Dr. Bambang Ismanto, M.Si Kepala Program Studi Pascasarjana Manajemen Pendididikan UKSW Salatiga 2 Rowiyanto, S.Pd Kepala Sekolah SD Negeri Srondol Kulon 01 3 Sugimin, S.Pd,M.Si Guru 4 Ida Ayu Adi Wirati, S.Pd Guru 5 Amoempoeni, S.Pd Guru 303

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB lll METODE PENELITIAN BAB lll METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono. Menurut Sugiyono (2011:408) ada beberapa langkah-langkah pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 135 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang merujuk kepada hipotesis penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai tugas dalam pengembangan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai tugas dalam pengembangan peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepala Sekolah mempunyai tugas dalam pengembangan peningkatan kualitas pendidikan ditingkat sekolah. Dalam hal ini bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan berkualitas sangatlah diperlukan dalam usaha untuk kemajuan bangsa dan negara. Sebagaimana disebutkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan

BAB V PENUTUP Simpulan BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah diadakan P K B oleh Pengawas TK/SD/SDLB dalam peningkatan karir guru, para guru bisa meningkatkan kemampuan guru dalam menuangkan ide masalah pembelajaran dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi benar-benar bergantung pada kualitas sumber daya manusia, baik dalam kapasitas individu, keluarga,

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang menentukan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang menentukan proses belajar mengajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen yang menentukan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar adalah guru. Bagaimana pun peranan guru tidak bisa digantikan

Lebih terperinci

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang masalah, 2) identifikasi masalah, 3) pembatasan masalah, 4) rumusan masalah, 5) tujuan dan manfaat penelitian, dan 6) ruang lingkup penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan yang dimiliki guru harus senantiasa dikembangkan agar kinerjanya semakin meningkat. Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, bahwa kesadaran guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Evaluasi program supervisi akademik perlu dilakukan guna meningkatkan kinerja dalam pembelajaran. Dengan adanya evaluasi program supervisi akademik akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Supervisi Akademik Supervisi berasal dari kata super, artinya lebih atau di atas, dan vision artinya melihat atau meninjau (Iskandar & Mukhtar, 2009). Secara etimologis

Lebih terperinci

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi 94 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Lebih terperinci

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam bentuk investasi jangka panjang bagi bangsa Indonesia. Setiap anak bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan suatu sistim yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang harus digerakkan untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan di Indonesia telah

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah)

DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah) DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah) EDUKATOR : 1. Apa yang telah dilakukan kepala sekolah agar fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi (iptek) sistem pendidikan harus

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis PERSEPSI GURU TENTANG IKLIM ORGANISASI SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user) pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ada berbagai pendapat menyangkut pola, peran dan tanggung jawab Kepala Sekolah pada suatu lembaga pendidikan. Ketika ada atau tidak ada Kepala Sekolah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu fungsi operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kompetensi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap

Lebih terperinci

PANDUAN FOCUS GROUP DISCUSSION

PANDUAN FOCUS GROUP DISCUSSION Lampiran 3 PANDUAN FOCUS GROUP DISCUSSION Focus Group Discussion adalah sebuah teknik pengumpulan data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Dilakukan pada sekelompok orang untuk memberikan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu: 5.1.1 Kekuatan, kelemahan, Peluang dan Ancaman di SD Kanisius Gendongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Febrina Nurmalasari NIM : 2302409077 Program studi : Pendidikan Bahasa Jepang FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru merupakan komponen pembelajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh faktor guru. Guru menjadi

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone No.1627, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Kepala Madrasah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap profesional ingin menunjukkan bahwa kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan. Guru sebagai seorang profesional mempertaruhkan profesi pada kualitas kerjanya.

Lebih terperinci

Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn

Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn Probo Puji Graffita Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail: affitd@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Latar Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Hasanuddin Kecamatan Kedungjati yang merupakan terdiri dari 10 SD. Keberadaan Gugus Hasanuddin Kecamatan

Lebih terperinci

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya) SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP :. (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya) Petunjuk : Angket ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja kepala sekolah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah MTsN Model Brebes merupakan lembaga pendidikan madrasah berbasis pesantren (boarding scholl). Madrasah sebagai penyelenggara pendidikan mendapat kepercayaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 42 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 42 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 42 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR PENGELOLA KURSUS DAN PELATIHAN Pendahuluan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya kapasitas intelektual bagi generasi penerus. Oleh sebab itu, peningkatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 107 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA

Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA 1 Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA 1. Bentuk pengembangan pendidikan Islam sebagai budaya sekolah di SMP Al Hikmah Surabaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membangun masyarakat. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan dunia. Manusia Indonesia

Lebih terperinci

AS ADI NIM. Q

AS ADI NIM. Q KOTRIBUSI AKREDITASI SEKOLAH DAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KUALITAS SEKOLAH DI SMP SE KABUPATEN JAPARA TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE 1 PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE Oleh *Abusmar, **Cut Zahri Harun, ***Nasir Usman *Abusma, M.Pd,

Lebih terperinci

STANDAR SUASAN AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR SUASAN AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/8 1 Judul STANDAR SUASAN AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 10 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/8 2 Lembar Pengendalian

Lebih terperinci

Osnal 20. Kata Kunci: Supervisi Bersahabat, Kualitas Pembelajaran. Pengawas SD Kabupaten Situbondo

Osnal 20. Kata Kunci: Supervisi Bersahabat, Kualitas Pembelajaran. Pengawas SD Kabupaten Situbondo MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU KELAS 6 MELALUI SUPERVISI KELAS BERSAHABAT DI GUGUS I KECAMATAN SUMBERMALANG KABUPATEN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Osnal 20 Abstrak. Upaya meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan sebagai wadah untuk mendidik dan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Pertama atau disingkat SMP diharapkan mampu menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang berkualitas yang bisa diterima

Lebih terperinci

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SE-KABUPATEN SEMARANG) Oleh:

DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SE-KABUPATEN SEMARANG) Oleh: DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SE-KABUPATEN SEMARANG) Oleh: Siti Fitriana, Padmi Dhyah Yulianti, Suhendri (fitrifitriana26@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung) STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung) INSTRUMEN PENELITIAN FUNDAMENTAL Tim Peneliti: Dr. Diding Nurdin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG IMPLEMENTASI FUNGSI EMASLIM KEPALA SEKOLAH, IKLIM ORGANISASI, DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KOMPONEN KUALITAS SEKOLAH DI SMAN KABUPATEN TEMANGGUNG TESIS Diajukan Kepada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG Disusun oleh Nama : Rosadi NIM : 6102409017 Prodi : PGPJSD, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas pendidikan pada suatu bangsa mencerminkan rendahnya kinerja guru dan buruknya sistem pengelolaan pendidikan pada suatu bangsa. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keterampilan, dan keahlian, sehingga lulusannya dapat. mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keterampilan, dan keahlian, sehingga lulusannya dapat. mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan hak dari setiap warga Negara dalam mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 711 PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Oleh Lili Ng Chui Mi 1 Abstrak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis paparan data dan temuan penelitian dapat disimpulkan hasil penelitian Implementasi Profesionalisme guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan observasi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007 PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007 Materi : WAWASAN KEPENDIDIKAN Hari/Tanggal : - Waktu : Pukul : - Tingkat/Jenjang : KEPALA SMA/SMK/MA Petunjuk pengerjaan: - Berilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai level/jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan

I. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan pembelajaran, antara lain tentang kualitas, relevansi, pemerataan, dan menajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai tanggung jawab dalam penyelengaraan pendidikan di sekolahnya, untuk menghantarkan sekolah menjadi sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula dalam tugasnya sebagaimana diperjelas dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 1 SALATIGA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 1 SALATIGA LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 1 SALATIGA Disusun Oleh : Nama : Arief Mukti Hidayat NIM : 7101409212 Prodi : Pendidikan Koperasi S1 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global, untuk mewujudkan pemerintahan yang baik diperlukan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi jabatan

Lebih terperinci

Lampiran 1 TRANSKIP WAWANCARA

Lampiran 1 TRANSKIP WAWANCARA Lampiran 1 TRANSKIP WAWANCARA A. Tanskrip Wawancara dengan Kepala Sekolah Nama : Anisatun. N., Spd.I Jabatan : Kepala Sekolah 1. Perencanaan a. Apa yang menjadi dasar ibu dalam mengadakan peningkatan profesionalisme

Lebih terperinci