PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE"

Transkripsi

1 1 PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE Oleh *Abusmar, **Cut Zahri Harun, ***Nasir Usman *Abusma, M.Pd, adalah Magister Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Syiah Kuala **Prof. Dr. H. Cut Zahri Harun adalah Guru Besar Dosen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ***Dr. Nasir Usman adalah Dosen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Abstrak: Supervisi akademik di sekolah merupakan upaya kepala sekolah dalam membekali guru untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya dalam mengelola perangkat pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: program supervisi, pelaksanaan supervisi, evaluasi pelaksanaan supervisi, faktor pendukung dan kendala pelaksanaan supervisi kepala sekolah pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Program supervisi akademik kepala sekolah mengacu pada hasil musyawarah bersama yang telah disepakati dan dirumuskan pada awal semester program-program tersebut berupa: pembekalan dan pembinaan guru melalui pelatihan, penataran, MGMP dan kunjungan kelas baik secara individu atau kelompok, 2) Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dilaksanakan secara terjadwal dan melalui tahapantahapan serta memperdayakan guru senior dalam membantu tugas kepala sekolah sebagai supervisor, 3) Evaluasi dilaksanakan berdasarkan instrumen yang telah disusun. Kemudian hasil evaluasi dianalisis dan ditindak lanjuti berupa dorongan, motivasi, sosialisasi dan solusi. 4) Faktor pendukung pelaksanaan supervisi akademik adalah keterlibatannya semua personil sekolah, keinginan kepala sekolah yang tinggi, dan sarana fisik yang memadai. Sedangkan faktor kendalanya dana kurang memadai, keinginan guru masih relatif kurang, terbatasnya waktu dan sarana prasarana guru juga berupa perangkat pembelajaran belum memadai. Kata Kunci: Supervisi Akademik dan Profesional Guru PENDAHULUAN Usaha kepala sekolah dalam meningkatkan profesional guru dapat dilaksanakan melalui tatanan manajemen berbasis sekolah yang memfokuskan pada kegiatan supervisi akademik sebagai usaha penataan, pembinaan dan pengaturan peningkatan professional guru dalam proses pembelajaran. Pembinaan guru oleh kepala sekolah merupakan upaya menumbuh kembangkan kompetensi guru di dalam proses pembelajaran. Pengembangan profesional guru dituntut untuk mampu menghasilkan out put pendidikan yang unggul, dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang unggul dan kondusif. Dalam tatanan otonomi daerah pemerintah telah mengatur berbagai peraturan dan kebijakan pendidikan yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah bahwa manajemen pendidikan harus disesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonomi menetapkan bahwa: pengaturan penyelenggaraan pendidikan di atur dalam

2 Jurnal Serambi Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 16 Nomor 1 2 kewenangan daerah sesuai dengan keputusan pusat. Penyelenggaraan pembangunan pendidikan harus dapat meningkatkan dan menjaga mutu pendidikan agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Peningkatan mutu pendidikan banyak aspek yang harus dilakukan dan diperhatikan mulai dari sumber daya manusia, tenaga kependidikan sampai pada kesiswaan serta sarana dan prasarana, kurikulum, proses pembelajaran termasuk sistem manajemen dan evaluasi yang harus ada pengawasan secara menyeluruh. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menetapkan bahwa: (1) Kompetensi Kepribadian, (2) Kompetensi Manajerial, (3) Kompetensi Kewirausahaan, (4) Kompetensi Supervisi dan (5) Kompetensi Sosial. Sesuai dengan ketentuan tersebut di atas seorang kepala sekolah diharapkan dapat memahami tugas pokok dan fungsinya. Sebagai pemimpin, kepala sekolah di harapkan dapat menata dan memberdayakan berbagai komponen dalam lingkungan sekolah serta memahami fungsi supervisi pendidikan. Sistem pendidikan nasional yang telah mengalami perubahan dari bentuk sentralistik menuju desentralisasi pendidikan, telah memberikan nuansa baru terhadap pelayanan dan bantuan kepada guru secara bersinergi dalam menjalankan tugasnya. Sabri (Mulyasa, 2007:48) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari diri siswa dan faktor lingkungan. Berdasarkan pernyataan di atas upaya guru dalam proses pendidikan perlu pembinaan yang efektif baik yang dilakukan pengawas maupun kepala sekolah. Guru merupakan personil yang langsung berhadapan dengan para peserta didik. Tenaga pendidik dalam pelaksanaan tugasnya tidak hanya mengajar seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru dapat merubah sikap mental, keterampilan dan kemampuan memahami pokok materi pembelajaran. Tugas guru tidak hanya mengajar, mendidik dan mengasuh tetapi membimbing kepribadian siswa guna mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Dengan demikian mendidik menanamkan nilai-nilai yang terkandung pada berbagai pengetahuan yang dibarengi dengan contoh-contoh teladan dari sikap dan tingkalaku gurunya, diharapkan peserta didik dapat menghayati dan kemudian memilikinya, sehingga dapat menumbuhkan sikap mental. Paradigma baru ini diharapkan pengawas pendidik dan supervisor dapat menjalin kerjasama yang lebih harmonis dalam rangka mengembangkan tugas-tugas sebagai tenaga pendidik. Dengan harapan guru dapat menjalankan tugas secara profesional sesuai dengan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya. Sesuai latar belakang masalah di atas, maka peneliti berinisiatif mengkaji jurnal ini dengan judul: Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesional Guru pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode deskriptif yang dilaksanakan untuk menggambarkan situasi dan keadaan yang sedang berlaku, sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2008:65) sebagai berikut metode deskriptif adalah menunjukkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan dengan kegiatan, pandangan, sikap yang nampak atau tentang suatu proses yang sedang bekerja dan sebagainya. Lokasi penelitian pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. penulis inginkan yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan tujuan meningkatkan profesional guru dan kemampuan kinerja guru. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan beberapa orang guru. Subjek penelitian adalah orang atau individu yang bisa dijadikan sebagai sumber informasi yang dapat dibutuhkan dalam pengumpulan data dan informasi. Idrus (Sugiyino, 2008:121) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah, individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk meliput data dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian yang diperlukan adalah pedoman observasi, pedoman dokumentasi dan pedoman

3 Abusmar, Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman, Pelaksanaaan Supervisi Akademik 3 wawancara. Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan member check. Pengawasan terhadap guru bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kinerja guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran penguasaan kelas dan juga kemampuan mengevaluasi serta memotivasi siswa dalam proses pembelajaran yang lebih baik. Nawawi (Suhardan, 2010:39) menyatakan bahwa kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh seorang pejabat terhadap bawahannya untuk melakukan tugas-tugas dan kewajiban dengan baik sesuai dengan pertelaan tugas yang digariskan. Pernyataan di atas supervisi akademik hadir karena suatu alasan untuk memperbaiki proses belajar dan mengajar yang efektif dan efisien. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Supriadi (Mulyasa, 2007:25) menyatakan bahwa erat hubungan antar mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin, budaya sekolah dan menurunnya perilaku nakal peserta didik. Ini menyatakan bahwa kepala sekolah bertanggungjawab atas manajemen pendidikan secara mikro yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik salah satu upaya kepala sekolah membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya dalam meningkatkan mutu guru dan mutu pendidikan. Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya. Kepala sekolah adalah pemimpin yang mengatur, menggerakkan dan memperdayakan organisasi sekolah. Tugas kepala sekolah bukan hanya dalam bidang administrasi saja namun juga meliputi pemberdayaan sumber daya, baik manusia dan materi untuk meraih tujuan yang ditetapkan oleh kepala sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh Wahjosumijo (2008:203) menyatakan bahwa kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan pendidikan dengan kewajiban mengadakan pembinaan dalam arti berusaha agar pengelolaan, penilaian, bimbingan, pengawasan dan pengembangan pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik. Supervisi akademik merupakan suatu usaha memberikan pelayanan agar guru menjadi professional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik, sebagaimana Sutisna (Mulyasa, 2007:155) mengemukakan bahwa supervisi sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik, meskipun yang tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa namun diutamakan dalam supervisi adalah bantuan untuk guru. Tujuan Supervisi Akademik Supervisi akademik merupakan program tahunan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai bagian dari tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, dalam upaya meningkatkan profesional guru meliputi pengetahuan, keterampilan mengajar, komitmen dan motivasi. adapun tujuan supervisi akademik sebagaimana diungkapkan oleh Glikman (Muslim, 2010:43) menyatakan bahwa tujuan supervisi akademik adalah untuk membantu guru bagaimana belajar dalam meningkatkan kemampuan mereka sendiri guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bagi siswa-siswanya. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas menyiratkan bahwa peran dan tanggung jawab guru serta peran dan tanggung jawab supervisor mutlak untuk dilaksanakan, sebab keberhasilan guru dan pengikatan mutu tidak terlepas dari pengawasan dan pengontrolan baik dari supervisor maupun dari pengawas pendidikan. Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas guru dalam pembelajaran dapat menjadi lebih baik. Hal ini tentu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh guru. Supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah untuk peningkatan profesional guru berarti kepala sekolah membantu guru untuk tumbuh dan berkembang dalam mengajar dan mengelola kelas, memperbaiki keterampilan dasar mengajar, menggunakan media dan alat pembelajaran dan memperluas pengetahuan serta penggunaan administrasi pengajaran.

4 Jurnal Serambi Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 16 Nomor 1 4 Tujuan yang ingin dicapai dari supervisi akademik ini pada intinya adalah optimalisasi pembelajaran melalui kemampuan guru yang baik, guru mampu menciptakan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas anak, membentuk sikap dan kepribadian yang baik serta dapat membekali siswa dengan skill dan keahlian yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Suhardan (2010:36) menyatakan bahwa Supervisi akademik yang baik adalah supervisi akademik yang mampu berfungsi mencapai multi tujuan yang dapat dijalankan berdasarkan kaedah-kaedah keilmuan tentang bidang kerjanya. Ungkapan di atas menyatakan tidak ada keberhasilan bagi supervisi jika hanya memperhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya. Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan inilah supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan perilaku guru ke arah yang lebih berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar siswa yang lebih baik. Selanjutnya perilaku mengajar guru yang baik itu akan mempengaruhi perilaku belajar anak didik. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tujuan akhir supervisi akademik adalah terbinanya profesional guru dan hubungan kerja sama antara kepala sekolah dan guru serta gur dan peserta didik yang lebih baik. Supervisi kepala sekolah diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru yang direfleksikan dalam kompetensi guru Satori (Suhardan, 2010:41) menyatakan bahwa: 1) merencanakan kegiatan belajar mengajar, 2) melaksanakan kegiatan belajar mengajar, 3) menilai proses dan hasil pembelajaran, 4) menggunakan hasil penilaian untuk peningkatan mutu layanan belajar, 5) memberikan umpan balik secara tepat, teratur, dan terus menerus kepada siswa, 6) melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, 7) mengembangkan interaksi pembelajaran yang efektif dari segi strategi, metode, dan teknik, 8) menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, 9) memanfaatkan dan mengembangkan alat bantu dan media pembelajaran, 10) memanfaatkan sumbersumber belajar yang tersedia dan 11) melakukan penelitian praktis berupa penelitian tindakan kelas untuk perbaikan pembelajaran. Jadi ungkapan di atas menunjukkan bahwa dalam kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan, para guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif, melainkan para guru diperlakukan sebagai partner atau mitra kerja yang memiliki ide-ide, pendapat, dan pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan di dalam usahausaha perbaikan pendidikan dan pengajaran. Fungsi dan Teknik Supervisi Akademik Dalam pembinaan profesional guru tidak hanya cukup mendorong dan memerintahkan sesuai dengan kehendak supervisor melainkan memberikan dukungan dan motivasi sebagaimana Usman (2007:75) menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam diri individu ( intrinsik) dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya (ekstrinsik), kedua faktor tersebut menjadi sumber kekuatan yang dapat membuat seseorang berprestasi baik. Perwujudan tersebut bukan merupakan aktualisasi kemampuan guru tergantung pada berbagai komponen sistem pendidikan yang saling bekerja sama atau berkolaborasi. Peranan kepala sekolah sebagai supervisor di sekolah tempat tugasnya harus dimaksimalisasikan. Sebab pencapaian mutu kinerja guru yang profesional memiliki keterkaitan dengan berbagai komponen pendidikan yang sangat menentukan dalam implementasi mutu kinerja guru agar mampu mengelola pembelajaran yang efektif, selaras dengan paradigma pembelajaran. Tujuan supervisi akademik terhadap guru adalah membantu guru dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar dalam bidang masing-masing yang dilakukan oleh pihak kompetensi dalam bidang supervisi. Agar supervisi akademik dapat membantu meningkatkan profesional guru dalam mengajar dapat memberikan suatu perubahan dalam proses pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Program Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan kepala sekolah program supervisi akademik secara tertulis

5 Abusmar, Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman, Pelaksanaaan Supervisi Akademik 5 sebagaimana yang dikemukakan kepala sekolah SMP Negeri 1 Simeulue Timur bahwa: Program supervisi akademik kepala sekolah mengacu pada hasil musyawarah bersama yang telah disepakati dan dirumuskan pada awal semester program- program tersebut berupa pembekalan dan pembinaan guru melalui pelatihan, penataran, MGMP dan kunjungan kelas baik secara individu atau kelompok. Program pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan sebagai salah satu upaya peningkatan kemampuan guru dalam mengelola perangkat pembelajaran. Guru adalah merupakan sasaran dalam melaksanakan program supervisi ini tentunya tidak terlepas dari pengontrolan yang kontinyu dan perhatian secara berkesinambungan, pembekalan adalah dambaan semua guru dari seorang supervisor terhadap bawahannya sebagaimana ungkapan seorang guru menyatakan bahwa: Program supervisi akademik dalam meningkatkan profesional guru tidak lain hanya menjalankan program kepala sekolah melalui pembekalan guru baik dalam mengikuti pelatihan, penataran maupun kerja sama dengan musyawarah guru mata pelajaran dari sekolah lain dalam rangka berbagi ilmu dengan teman sejawat. Perumusan yang ideal dari program supervisi dilakukan melalui analisa kebutuhan dilapangan, sehingga menghasilkan perencanaan yang efektif. Perumusan program pada hakikatnya proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif mengenai sasaran dan cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Mulyasa ( 2007:15) yaitu: Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan administratif, tanpa adanya perencanaan yang matang, maka pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami suatu kesulitan dan bahkan gagal untuk mencapai tujuan. perencanaan supervisi harus mempertimbangkan kebutuhan sekolah dan guru-guru. Perencanaan yang tepat menghasilkan program supervisi yang efektif. Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah merujuk pada ketentuan dan hasil musyawarah personil sekolah dalam melaksanakan program supervisi akademik yaitu pembekalan guru melalui pembinaan, dorongan dan motivasi dalam mengelola perangkat pembelajaran. Sedangkan mekanismenya pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru, kepala sekolah dibantu oleh dewan guru yang sudah senior di lingkungan SMP Negeri Simeulue Timur, sehingga pada setiap tahunnya pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat berjalan sebagaimana diharapkan dan sesuai dengan program pelaksananya yang telah dirumuskan sebelumnya yaitu pada setiap guru dapat disupervisi dalam satu tahun pelajaran 2 Kali. Pelaksanaan supervisi akademik pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur berlangsung dalam tiga tahap yaitu: 1) tahap perencanaan awal ( menciptakan suasana yang intim dan terbuka, mengkaji rencana pembelajaran yang meliputi tujuan, metode, waktu,media dan evaluasi, menentukan fokus observasi, dan menentukan teknik pelaksanaan observasi), 2) tahap perencanaan observasi (harus luwes, tidak mengganggu proses pembelajaran, tidak bersifat menilai, mencatat dan merekam halhal yang terjadi dalam proses pembelajaran sesuai dengan kesepakatan bersama dan mencantumkan teknik observasi dan 3) tahap akhir/diskusi balikkan pada tahap ini perlu diperhatikan memberi penguatan, mengulas kembali dari tujuan pembelajaran, mengulas hal-hal yang telah disepakati, mengkaji hasil pengamatan, tidak bersifat menyalakan, penyimpulan, merumuskan kembali kesepakatan sebagai tindak lanjut proses perbaikan. Mulyasa (2007:111) menyatakan bahwa pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para guru tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru kepala sekolah menggunakan format penilaian supervisi dengan intensitas pertemuan sebagaimana disebutkan di atas. Sebagian guru disupervisi pada semester ganjil dan sebagian pada semester genap Sebagaimana

6 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 16 Nomor 1 6 pernyataan yang diungkapkan seorang guru bahwa: Peningkatan profesional guru bisa saja melalui kerja sama guru baik dalam kelompok maupun secara individu yang pada tujuannya untuk mendorong, membimbing guru dalam mengembangkan kemampuannya dan bisa dipertanggungjawabkan dalam mengelola proses kegiatan pembelajaran Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Evaluasi dilaksanakan berdasarkan instrument yang telah disusun, kemudian hasil evaluasi dianalisis dan ditindak lanjuti serta memberikan bimbingan, dorongan, motivasi, sosialisasi dan solusi kepada guru-guru dalam memperbaiki kelemahan dan kekurangan. Evaluasi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah SMPN 1 Simeulue Timur memprioritaskan terhadap penilaian kerja guru yaitu 1) penilaian terhadap penyusunan silabus sesuai standar isi, 2) penyusunan rencana program pembelajaran, penilaian terhadap hasil belajar siswa, 3) penilaian kemampuan guru dalam memotivasi siswa pada proses pembelajaran, 4) penilaian kedisiplinan guru dan 5) kesiapan dalam pengembangan diri. Menurut Arikunto ( 2006:3) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu kepala sekolah juga melakukan evaluasi berdasarkan catatan-catatan pada format dan instrument kepada guru pada setiap tahunnya, sebagai bahan analisis dan masukan dalam membuat program pembinaan guru pada tahun berikutnya. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Supervisi Akademik pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa: faktor pendukung pelaksanaan supervisi akademik ini adalah : adanya kerja sama dan keterlibatan personil sekolah dalam melaksanakan berbagai kegiatan, disampling sarana prasarana fisik yang memadai, keinginan kepala sekolah yang tinggi. Sangat penting adanya usaha-usaha bagi supervisi sumber daya guru yang mendukung proses pembelajaran secara efektif. Purwanto (2009:125) menyebutkan perlunya orientasi bagi guru di sekolah agar memperoleh kualitas belajar yang tinggi, yaitu: 1. Mengenalkan kepada guru-guru baru secepat mungkin agar mereka segera dapat mengenal sistem sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah. 2. Menyediakn bantuan secukupnya agar mereka segera dapat mengenal dan menyesuaikan diri dengan personil sekolah. 3. Memberikan bimbingan yang kontraktif dalam mengembangkan kecakapankecakapan mengajar dan sikap-sikap profesional mereka. 4. Menyediakan kesempatan kepada guru baru untuk berpartisipasi langsung dalam kegiatan sekolah pada umumnya. Sedangkan faktor kendala dalam pelaksanaan supervisi akademik adalah: dana kurang memadai, keinginan guru masih relatif kurang, terbatasnya waktu supervisi dan sarana prasarana guru dan media lainnya yang belum terpenuhi sesuai standar pendidikan KESIMPULAN 1. Program yang telah direncanakan yaitu program pelatihan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran, program pembinaan bagi guru yang tidak mematuhi aturan sekolah dan penguasaan pedagogik guru. Dari penunjang proses supervisi juga telah direncanakan program pembinaan MGMP di setiap bidang studi. 2. Pelaksanaan supervisi mengacu pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang pada tujuannya untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajar. Hasil evaluasi dianalisis dan menjadi masukan dalam membuat program pembinaan guru pada tahun berikutnya dan dapat meminimalisirkan kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran. 3. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan instrument yang telah disusun, kemudian hasil evaluasi dianalisis dan ditindak lanjuti serta memberikan bimbingan, dorongan, motivasi, sosialisasi dan solusi kepada guru-guru dalam

7 Abusmar, Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman, Pelaksanaaan Supervisi Akademik 7 memperbaiki kelemahan dan kekurangan. Mengevaluasi dan menindak lanjuti pelaksanaan supervisi akademik adalah upaya untuk menyamakan persepsi dan mengurangi kelemahan dan kekurangan guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 4. Keterbatasan kemampuan, kekurangan sarana prasarana dan pendanaan yang tidak selalunya cukup bukanlah menjadi suatu hambatan dalam pelaksanaan supervisi tetapi didukung oleh keinginan dan rasa ingin memiliki, sehingga pelaksanaan supervisi menjadi suatu kebutuhan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. ( 2006). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Renika. Mulyasa, E. (2007). Menjadi guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muslim, Banun, (2010). Supervisi Pendidikan MeningkatkanKualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 13 Tahun tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta. Depdiknas. Purwanto, M. Ngalim, (2009). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda karya. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Suhardan, Dadang, (2010). Supervisi Profesional Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Ea Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta. Usman, Nasir, (2007). Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Bandung: Mutiara Ilmu. Wahyosumidjo, (2008). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)

JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) ISSN 1693-4849 JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) VOLUME 14 NOMOR 1 MARET 2013 Pelaksanaan Supervisi Akedemik Oleh Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

Evektifitas Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar Lingkungan UPTD Suku I Disdikpora Kota Banda Aceh

Evektifitas Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar Lingkungan UPTD Suku I Disdikpora Kota Banda Aceh Evektifitas Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar Lingkungan UPTD Suku I Disdikpora Kota Banda Aceh 1* Maisyarah S, 2 Nasir Usman, 1 Niswanto 1 Prodi Magister

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut : 350 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan program supervisi akademik pengawas SMK di Kabupaten Bandung khususnya program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Definisi Pengawas Pengawas sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang bertugas untuk membantu kinerja guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh Media Bina Ilmiah41 MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG Oleh Made Dwianan Mustawan Dosen pada STAH Santika Darma Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana proses pendidikan dilakukan, mempunyai sistem yang dinamis dan kompleks. Kegiatan sekolah bukan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 11-20 Agustus 2016 PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH Ayu 1) Nurhaidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan

Lebih terperinci

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN:

Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN: Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN: 2460-6413 Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam dalam Rangka Peningkatan Mutu Belajar Mengajar Upaya Kepala Sekolah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SD Negeri Pesarean 01 Adiwerna Tegal Abstrak Penelitian tindakan kelas ini di latarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supervisi Pendidikan 2.1.1 Tujuan Supervisi Supervisi adalah kata serapan dari bahasa Inggris supervision, gabungan dari dua kata super dan vision, yang memiliki arti melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai tanggung jawab dalam penyelengaraan pendidikan di sekolahnya, untuk menghantarkan sekolah menjadi sekolah

Lebih terperinci

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI A. PENTINGNYA MASALAH Pendidikan dimasa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti bangunan sekolah, kurikulum, jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk I. PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan membahas beberapa hal mengenai: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk memahami kebermaknaan penelitian ini, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat berjalan secara maksimal. Demikian juga dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI 176 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI terhadap prestasi belajar siswa b) pengaruh kemampuan guru SKI dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pada hakekatnya adalah suatu proses yang menggambarkan pergerakan dari suatu kondisi yang lama ke kondisi yang baru. Pergerakan perubahan itu dilakukan dalam

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Pada Guru SMP Di Lingkungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten) NASKAH

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN) PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN) NASKAH PUBLIKASI RESTU NUGRAHENI A.220090147 PENDIDIKAN PANCASILA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates Wonotunggal Batang 1. Perencanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

: Kompetensi Manajerial, Kepala Sekolah, Kinerja guru

: Kompetensi Manajerial, Kepala Sekolah, Kinerja guru KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MTsN Tungkop Nurussalami Dosen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry Abstrak Kompetensi manajerial kepala sekolah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja dari semua unsur yang terlibat dalam proses pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan kajian teoritik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan kajian teoritik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian teoritik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat penulis simpulkan bahwa: 6.1.1 Kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus segera direspon secara positif oleh dunia pendidikan. Salah satu bentuk respon positif dunia pendidikan adalah

Lebih terperinci

PEMBINAAN GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

PEMBINAAN GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR PEMBINAAN GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Sri Nurhidah Abu Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Guru merupakan orang sangat berperan dalam pencapaian tujuan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 711 PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Oleh Lili Ng Chui Mi 1 Abstrak

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA Intan Hastiningrum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu e-mail : intan_hasti@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting dalam masyarakat, karena pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh

Lebih terperinci

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA C. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan pada waktu penelitian yang dirasakan oleh peneliti dalam

Lebih terperinci

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Sri Winarni Guru SDN 1 Pandean Email: sri.winarni@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa manajemen implementasi kurikulum 2013 di SMP Khadijah adalah. 1. Manajemen Kurikulum2013 di SMP Khadijah Surabaya

BAB V PENUTUP. bahwa manajemen implementasi kurikulum 2013 di SMP Khadijah adalah. 1. Manajemen Kurikulum2013 di SMP Khadijah Surabaya BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa manajemen implementasi kurikulum 2013 di SMP Khadijah adalah sebagai berikut: 1. Manajemen Kurikulum2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, pada bagian akhir ini penulis mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan berkualitas sangatlah diperlukan dalam usaha untuk kemajuan bangsa dan negara. Sebagaimana disebutkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Pedagogik Guru Sebelum membahas secara khusus tentang kompetensi pedagogik guru, ada baiknya terlebih dahulu dibahas tentang kompetensi secara umum. Kompetensi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah

Lebih terperinci

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Yanti Oktavia Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Kreativitas meliputi hasil yang baru, baik sama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Supervisi Akademik 1. Hakekat Supervisi Akademik Supervisi merupakan suatu bagian yang penting dalam pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA ABSTRAK OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA HARUN Kepala SD Negeri 49 Cakranegara Supervisi akademik adalah merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai dari kurikulum, tenaga kependidikan, kepemimpinan dan managemen sekolah, sarana dan prasarana,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE (IC) OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SMK KOSGORO 2 NGANTANG KABUPATEN MALANG Mochamad Mudjiono Cabang Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG. Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG. Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang ABSTRAK Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah sebagai administrator memegang kunci bagi perbaikan dai kemajuan sekolah. Ia harus mampu memimpin dan menjalankan peranannya agar segala kegiatan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudakan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Pada bab ini berisi (a) simpulan (b) implikasi penelitian dan (c) saran-saran

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Pada bab ini berisi (a) simpulan (b) implikasi penelitian dan (c) saran-saran BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini berisi (a) simpulan (b) implikasi penelitian dan (c) saran-saran 1.1 Kesimpulan Simpulan hasil penelitian di SMP Budaya disusun berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH. Sulaiman 1), Hasmiana 2), Asmaini 3)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH. Sulaiman 1), Hasmiana 2), Asmaini 3) IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH Sulaiman 1), Hasmiana 2), Asmaini 3) Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG Dr. Enjoni, SP, MP Dosen Akademi Pembangunan Pertanian (APPERTA) Sumbar Abstrak Berdasarkan pengamatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan: 1. Penelitian tindakan pada siklus 1 melalui supervisi akademik kunjungan kelas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar supervisi pembelajaran dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang konsep

BAB I PENDAHULUAN. dasar supervisi pembelajaran dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Supervisi pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan pengawasan pembelajaran memiliki konsep dasar yang saling berhubungan. Dalam konsep dasar supervisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengembangan dan peningkatan mutu sumber daya manusia nampaknya menjadi perhatian para ahli di berbagai bidang keilmuan, khususnya pendidikan, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DISIPLIN KERJA, SUPERVISI AKADEMIK DAN PARTISIPASI GURU (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENJASORKES SMKDI KABUPATEN PEKALONGAN

KONTRIBUSI DISIPLIN KERJA, SUPERVISI AKADEMIK DAN PARTISIPASI GURU (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENJASORKES SMKDI KABUPATEN PEKALONGAN KONTRIBUSI DISIPLIN KERJA, SUPERVISI AKADEMIK DAN PARTISIPASI GURU (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENJASORKES SMKDI KABUPATEN PEKALONGAN UPGRIS, Semarang, Indonesia Pandu_dosenupgris26@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGUATAN KOMPETENSI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR PERSEKOLAHAN YANG TERDIDIK Oleh: H. Syaiful Sagala

PENGUATAN KOMPETENSI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR PERSEKOLAHAN YANG TERDIDIK Oleh: H. Syaiful Sagala PENGUATAN KOMPETENSI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR PERSEKOLAHAN YANG TERDIDIK Oleh: H. Syaiful Sagala Abstrak Kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor persekolahan berfungsi membangkitkan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai agen pembelajaran, pendidik menempati posisi strategis dalam peningkatan mutu lulusan SD. Pendidik melakukan berbagai aktivitas sejak perencanaan, mengelola

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan suatu sistim yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang harus digerakkan untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan di Indonesia telah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Sri Giarti sgiarty@gmail.com Magister Manajemen Pendidikan FKIP UKSW Salatiga ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang, yang menuntut masyarakat Indonesia untuk

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia PPL BLOK WAKTU Oleh: 1. Pendahuluan a) Latar Belakang Program Pengalaman Lapangan Kependidikan bagi mahasiswa LPTK merupakan salah satu mata kuliah wajib dari kelompok MKPBM dengan bobot 4 SKS. Dalam pelaksanaannya,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi 2017 June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari Sunardi Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Galuh. Jl. R.E Martadinata

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal Arekson Tola, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Polimbong Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci