BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus"

Transkripsi

1 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Bumi Defenisi Minyak Bumi Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan molekulnya masingmasing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas. Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum C n H 2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran tersebut. Alkana dari pentana (C 5 H 12 ) sampai oktana (C 8 H 18 ) akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C 9 H 20 ) sampai heksadekana (C 16 H 34 ) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon,

2 5 dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C 4 H 10 ), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C 3 H 8 ) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak. Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum C n H 2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi. Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum C n H n. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik. Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4- Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C 8 H 18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:

3 6 2 C 8 H 18(l) + 25 O 2(g) 16 CO 2(g) + 18 H 2 O (g) MJ/mol (oktana) Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak bumi dapat diteliti di Laboratory. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok. Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monooksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.(prayetno,e.2006) Pembentukan Minyak Bumi Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu: a. Teori Anorganik Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC 2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi. CaCO 3 + Alkali CaC2 + HO HC = CH Minyak bumi

4 7 b. Teori Organik Teori Organik dikemukakan oleh Engker yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori. (Winarno.1993) Komposisi Minyak Bumi Hampir semua senyawa dalam minyak bumi disusun dari hidrogen dan karbon. Bahan-bahan ini disebut Hidrokarbon, juga terdapat senyawa-senyawa lain yang mengandung sejumlah kecil belerang, oksigen, dan nitrogen. Dalam penghilangan, operasi fisik seperti penguapan, fraksionasi, dan pendinginan terutama ditentukan oleh sifat-sifat hidrokarbon dalam minyak mentah. Operasi treating dan penyaringan ditentukan oleh adanya senyawa belerang, oksigen, nitrogen, dan selebihnya sejumlah kecil hidrokarbon reaktif yang mungkin ada. Komposisi kimia dan sifat-sifat minyak mentah sangat bervariasi, tetapi komposisi elemental pada umumnya adalah tetap, yang ditampilkan pada tabel 2.1. Tabel 2.1Komposisi Elemental Minyak Bumi Komposisi Persen (%) Carbon (C) Hidrogen (H) Sulfur (S) 0-3 Nitrogen (N) 0-1 Oksigen (O) 0-2 Sumber : Branan, C.2002

5 8 Komposisi yang konstan ini terjadi karena suatu minyak disusun dari beberapa seri homolog hidrokarbon. Setiap seri mempunyai komposisi elemental yang relatif konstan. Dekomposisi tidak sempurna protein dapat menjelaskan kandungan nitrogen dan sulfur yang berada dalam minyak mentah, sedangkan oksigen dapat berasal dari asal sumber bahan, atau merupakan hasil oksidasi produk antara (intermediate). Dalam minyak mentah, konsentrasi sulfur, nitrogen, dan oksigen bertambah sesuai dengan kenaikan titik didih fraksi. Pada umumnya sulfur berada sebagai merkapan dan sulfide, meskipun terdapat juga H 2 S dan sedikit belerang bebas. Sebagaian besar senyawa belerang berada dalam bentuk besar, selebihnya terdapat dalam senyawa khusus.(branan, C.2002) Berikut ini adalah keterangan mengenai jenis-jenis senyawa yang terdapat dalam minyak bumi secara garis besar: Senyawa Hidrokarbon Berbagai seri hidrokarbon didapatkan dalam minyak bumi. Demikian juga seri lain dari hasil perengkahan dan hidrogenasi. Seri yang utama diketahui dalam minyak bumi adalah: 1. Seri Paraffin (C n H 2n+2 ) Paraffin dikarakterisasi oleh kestabilannya yang besar. Contoh paraffin adalah methana, ethana, heksana dan heksadekan. Pada temperatur kamar paraffin tidak bereaksi dengan asam kromat yang sangat oksidatif, kecuali yang mengandung atom karbon tertier. Paraffin bereaksi dengan gas klor perlahan-lahan pada sinar matahari dan dengan klor dan brom jika terdapat katalis. Semua minyak bumi

6 9 mengandung hidrokarbon paraffin ringan. Paraffin berat dijumpai pada semua minyak bumi, minyak bumi yang bebas lilin mungkin tidak mengandung hidrokarbon paraffin berat. Lilin dapat terdiri dari paraffin hidrokarbon rantai lurus dan rantai bercabang. 2. Seri Olefin atau Etilen (CnH 2n ) Olefin terdiri dari hidrokarbon rantai tak jenuh, yaitu hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap. Contoh olefin adalah Etana (Etilen), propena, dan butena. Hidrokarbon yang termasuk dalam seri ini dapat bereaksi langsung dengan klor, brom, asam klorida dan asam sulfat, tanpa menggantikan atom hidrogen. Senyawa tak jenuh bereaksi dan melarut dalam asam sulfat, sehingga dapat dihilangkan dari minyak mentah. Olefin dengan titik didih rendah kemungkinan tidak ditemukan dalam minyak mentah, tetapi berada dalam produk perengkehan. 3. Seri Naften (C n H 2n ) Naften mempunyai formula yang sama dengan Olefin, namun memiliki sifat yang jauh berbeda. Naften adalah senyawa hidrokarbon siklis yang merupakan senyawa jenuh. Sebelumnya naften disebut dengan Methilene, contohnya adalah tertramethilene, pentamethilene dan heksamethilene, sekarang senyawa tersebut disebut siklobutan, siklopentan, dan sikloheksan. Naften tidak memilki ikatan rangkap sehingga tidak dapat bereaksi secara langsung. Naften juga tidak larut dalam asam sulfat. Naften dijumpai pada hamper semua minyak mentah.

7 10 4. Seri Aromatik (C n H 2n-6 ) Seri aromatik disebut juga sebagai seri Benzene. Seri ini bersifat aktif karena adanya tiga ikatan rangkap. 5. Seri Diolefin (C n H 2n-2 ) Seri ini hampir sama dengan seri olefin, kecuali adanya dua atom hidrogen yang hilang atau adanya dua ikatan rangkap pada tiap molekul. Ikatan rangkap tersebut menyebabkan seri ini bersifat sangat aktif. Diolefin cenderung untuk mengalami Polimerisasi atau berkombinasi dengan molekul tidak jenuh lainnya membentuk padatan seperti gum dengan berat molekul yang tinggi. Diolefin dan bentuk gum nya dapat ditemukan pada cracked gasoline yang belum diolah lebih lanjut, namun tidak terdapat minyak mentah. Diolefin dapat dipolimerisasi dan hilangkan dengan menggunakan asam sulfat. 6. Seri Siklik (C n H 2n-4, C n H 2n-8, C n H 2n-8, dst) Literature mengindikasikan bahwa seri ini cukup mendominasi pada minyak dengan titik didih yang tinggi, seperti gas oil dan lubricating oil Senyawa Non Hidrokarbon Berbagai senyawa non hidrokarbon terdapat dalam minyak mentah dan dalam aliran sebagai hasil pengilangan. Yang terpenting adalah senyawa belerang, nitrogen, oksigen. Traces senyawa logam dapat menyebabkan permasalahan dalam proses katalitik. Untuk proses pengubahan katalitik (Catalytic reforming),

8 11 sangat penting untuk mengontrol kandungan belerang dan vanadium dalam umpan untuk mencegah keracunan katalis. 1. Senyawa Sulfur Konsentrasi senyawa sulfur bervariasi dari suatu minyak bumi dengan yang lain. Minyak mentah bersifat asam (Sour), mengandung hidrogen sulfide atau mengandung belerang tinggi sebagai minyak yang asam. Minyak mentah diklarifikasikan asam jika kandungan hidrogen sulfide terlarut sebesar cuft per seratus gallon minyak. Untuk minyak mentah dengan belerang tinggi, mengandung presentase senyawa belerang tinggi. Sebagai contoh suatu minyak mentah dengan kandungan 5% berat belerang, hampir setengah dari senyawa minyak mengandung belerang. Telah terbikti bahwa minyak bumi dengan densitas lebih tinggi mengandung belerang semakin tinggi. Senyawa belerang dalam minyak bumi adalah kompleks, dan biasanya tidak stabil oleh panas. Senyawa belerang menurunkan kemampuan susceptibilitas gasoline pada TEL. Senyawa belerang yang tidak bersifat tidak asam dapat dihilangkan dengan hydrotreating. Belerang biasanya terdapat dalam minyak mentah dan dalam aliran produk pengilangan dalam bentuk senyawa hidrogen sulfide, marcapatan alifik, sulfide alifik, siklik desulfida alifik, desulfida aromatic, polisulfida, thiopene dan homolognya. Persentase belerang dalam minyak mentah bervariasi dari mendekati 0 untuk minyak mentah dengan API grafity tinggi sampai 7,5 % dalam minyak mentah berat. Jika persentase belerang tinggi berarti sebagian besar senyawa dalam minyak mentah mengandung belerang.

9 12 2. Senyawa Nitrogen Kandungan nitrogen hampir dalam semua minyak mentah adalah rendah, biasanya kurang dari 0,1% berat. Kandungan nitrogen dalam fraksi dengan titik didih tinggi adalah tinggi. Senyawa nitrogen stabil terhadap panas, sehingga kandungan Nitrogen dalam fraksi ringan sangat rendah. Ada beberapa tipe utama untuk senyawa hidrokarbon-nitrogen dan mempunyai struktur lebih kompleks dibandingkan dengan senyawa hidrokarbonsulfur. Senyawa nitrogen dalam minyak bumi dapat diklasifikasikan menurut sifat basa atau tidak. Beberapa tipe senyawa nitrogen yang dapat diisolasi antara lain adalah Pyridines, quinolines, isoquinolines, acridines, pyrolines dan indoles. Proses hydrotreating digunakan untuk menurunkan kandungan nitrogen untuk umpan pada proses katalis, karena senyawa nitrogen merupakan racun bagi katalis. 3. Senyawa Oksigen Senyawa oksigen dalam minyak mentah pada umumnya lebih kompleks dari pada senyawa belerang. Biasanya adalah asam karboksilat, fenol dan kresol (cresilic acid), amida, keton, dan benzofuran. Aspal banyak mengandung senyawa oksigen tinggi. Karena sifat asam dari senyawa oksigen, maka senyawa tersebut akan mudah terpisah dari minyak mentah. Kandungan total; asam dalam minyak bumi bervariasi dari 0.003% (minyak bumi dari Irak dan Mesir) sampai 3% dalam minyak bumi Kalifornia. Asam naftenat yang memberikan keasaman dalam minyak mentah adalah senyawa penting untuk Petrokimia. Dalam fraksi gas oil, terdapat asam karboksilat dari rantai lurus alkyl-sikloparafin. Ekstraksi dengan kaustik menghasilkan Na-naftenat. Senyawa oksigen tadak menyebabkan masalah

10 13 serius seperti halnya senyawa belerang dan senyawa nitrogen pada proses-proses katalis. 4. Senyawa Logam Logam dalam minyak mentah berada dalam bentuk garam terlarut dalam air yang tersuspensi dalam minyak atau dalam bentuk senyawa organometalik dan sabun logam (metal soap). Sabun logam kalsium dam magnesium adalah zat aktif permukaan (surface active agent) dan bertindak sebagai penstabil emulsi (emulsi stabilizer). Elemen logam yang sering terdapat dalam minyak bumi antara lain : Fe, Al, Ca, Mg, Ni dan Vanadium tidak dikehendaki berada dalam umpan untuk proses katalik karena vanadium meracuni katalis. Adanya vanadium dapat dimonitor dengan teknik emission dan atomic absorption.(meyers, R.1999) Produk minyak bumi Ada beberapa macam cara penggolongan produk jadi yang dihasilkan oleh kilang minyak. Di antaranya produk jadi kilang minyak yang dapat dibagi menjadi: produk bahan bakar minyak (BBM) dan produk bukan bahan bakar minyak (BBBM). Termasuk dalam produk BBM adalah : 1. bensin penerbangan 2. bensin motor 3. bahan bakar jet 4. kerosin 5. solar

11 14 6. minyak diesel 7. dan minyak bakar. Sedangkan yang termasuk produk BBBM adalah : 1. elpiji (liquified petroleum gases-lpg) 2. pelarut 3. minyak pelumas 4. gemuk 5. aspal 6. malam paraffin 7. karbon hitam (carbon black) 8. dan kokas. (Hardjono.A.2010) 2.2.Aviatiaon Turbine (AVTUR) Defenisi Avtur Avtur (aviation turbine fuel) adalah bahan bakar penerbangan untuk jenis pesawat bermesin gas turbine dan pesawat jet yang banyak digunakan baik di bidang militer maupun komersial. Bahan bakar ini berasal dari proses pengolahan minyak bumi fraksi kerosine atau campuran kerosin/naptha yang mempunyai sifat pembakaran dan energi tinggi. Jenis kerosin telah dipilih sebagai bahan bakar untuk generasi pertama kali sebab mempunyai sifat pembakaran yang baik, rendah terhadap kebakaran, sehingga digunakan sebagai pengganti gasoline pada waktu perang dunia.

12 15 Sebagai bahan bakar jet militer, sangat luas digunakan oleh militer Inggris. Grade antara militer dan komersial mempunyai sifat- sifat dasar yang sama, dan berbeda pada jenis aditif yang digunakan. Kualitas bahan bakar tidak hanya ditentukan oleh disain dan unjuk kerja mesin, serta nilai ekonomi, akan tetapi juga keselamatan dalam penerbangan. Bahan bakar ini diperoleh berasal dari proses pengolahan minyak bumi dengan komposisi tertentu baik dari proses distilasi maupun proses perengkahan. Karena avtur dituntut harus mempunyai nilai pembakaran yang tinggi, kualitas pembakaran tinggi, freezing point rendah, kandungan panas/berat tinggi, serta kandungan panas/volume rendah. Avtur merupakan bahan bakar yang di peroleh darihasil pengolahan minyak bumi, yang mempunyai trayek didih antara C, terdiri dari molekul hydrocarbon (C11-C 15) dan titik beku (freezing point) dibatasi maksimum -47 C. (Haidir, A. 2001) Proses Pembuatan Avtur Untuk mendapatkan avtur diperlukan beberapa tahap proses pengolahan crude oil (minyak mentah). Prose pengolahan untuk mendapatkan avtur melalui beberapa tahapan yaitu : Distilasi Atmosfir Pada unit CDU (Crude Distillation Unit) Crude Oil yang diolah di unit ini merupakan campuran antara Sumatera Light Crude (SLC) dan Duri Crude Oil (DCO) yang bekerja pada temperature ± C dengan tekanan 1 Atmosfir dan

13 16 crude panas dipompakan kedalam kolom destilasi dan hidrokarbon teringan dalam crude oil, biasanya gas propane dan butane naik menuju puncak kolom dan keluar dari puncak kolom. Gasoline yang sedikit berat dibanding gas propane dan butane naik tetapi tidak sampai puncak kolom dan keluar menuju samping kolom. Beturut-turut kerosine dan minyak diesel merupakan produk yang lebih berat dari gasoline dan keluar melalui samping kolom pada titik lebih rendah. Produk yang diperoleh langsung dari destilasi crud oil disebut produk stright run. Komponen yang terlalu berat untuk menguap pada kondisi destilasi atmosfir keluar dari dasar kolom. Dari proses distilasi ini dihasilkan produk antara lain : 1 gas. 2 Naphta. 3 Light Gas Oil (LGO) 4 Heavy Gas Oil (HGO) 5 Long residue Distilasi Hampa (Vacuum Distilation) Long Residue yang dihasilkan CDU, digunakan sebagai umpan pada unit distilasi hampa dengan tekanan 40 mmhg dan temperature ±390 0 C. produk bottom kolom dapat difraksinasi lebih lanjut dengan destilasi berikutnya yang dilakukan pada tekanan rendah. Tekanan rendah dalam kolom destilasi akan mengakibatkan komponen-komponen dengan titik didih tinggi dapat menguap. Proses ini disebut dengan vacuum distillation, produk bagian atas disebut vacuum

14 17 gasoil (VGO) dan bottom produknya disebut dengan vacuum residu (VR) atau vakum resid. Dari unit distilasi hampa ini menghasilkan produk yaitu : 1 Light Vacuum Gas Oil (LVGO) 2 Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO) sebagai umpan hydrocracking 3 Short residue Delayed Coker Unit (DCU) Short residue yang dihasilkan Vacuum Unit, digunakan sebagai umpan pada Delayed Coker Unit (DCU) dengan temperature c.proses Coking merupakan proses yang menjadi semakin penting dengan semakin menurunnya kualitas minyak mentah dunia (semakin berat dan semakin banyak mengandung logam dan conradson carbon). Dengan semakin meningkatnya kandungan logam dan conradson carbon dari minyak mentah, delayed coking unit (sering disebut coker) menjadi pilihan utama untuk mengolah minyak mentah dengan kandungan logam dan conradson carbon yang tinggi. Dari unit DCU ini menghasilkan produk yaitu : 1 Naphtha 2 Light Coker Gas Oil (LCGO) 3 Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO) sebagai umpan hydrocracking 4 Green Coke

15 Proses Perengkahan (Hydroracking Process) Hydroracking adalah proses perengkahan senyawa-senyawa hidrokarbon dengan menggunakan katalis serta diberikan gas Hidrogen yang berfungsi untuk penjenuhan senyawa olefin yang terbentuk selama proses. Selama proses digunakan temperature dan tekanan tinggi untuk mendapatkan fraksi-fraksi dengan molekul yang lebih rendah. Hasil yang didapat dari Hydroracking Process lebih stabil dibandingkan dengan perengkahan yang menggunakan panas seperti biasa. Hydroracking Process dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar avtur atau bahan bakar lainnya yang semakin meningkat, juga bertujuan untuk meningkatkan daya guna residu dari hasil proses distilasi atmosfir. Dalam proses perengkahan dibutuhkan gas hydrogen yang cukup banyak, yakni kebutuhan gas hydrogen keseluruhan tergantung dari jenis bahan baku yang diolah dan jenis produk yang diinginkan. Katalis yang dipakai dalam proses perengkahan adalah : 1 inti asam katalis, yaitu alumina silikat (Al 2 O 3 -SiO 2 ) untuk mempercepat terjadinya reaksi perengkahan. 2 Inti metal Hydroracking, yaitu campuran metal dari Co, Ni, dengan Mo, untuk mempercepat reaksi hydrogenasi. Sebagai umpan Hydroracking adalah HVGO (Heavy Vacuum Gas Oil) dan HCGO (Heavy Coker Gas Oil) yang reaksi berlangsung pada suhu O C.

16 19 Produk-produk yang dihasilkan Hydroracker Unit adalah : 1 LPG (Liquefied Petroleum Gasses) 2 Light Naphtha 3 Heavy Naphtha 4 Light Kerosine 5 Heavy Kerosine 6 Automotive Diesel Oil (ADO) Blending Pengolahan minyak harus mencampur stream yang ada, untuk menghasilkan bahan bakar yang memenuhi persyaratan yang berlaku, ekonomis dan tersedia dalam jumlah yang memadai. Saat ini telah dikembangkan program yang dapat mengatur seluruh aspek operasi pengolahan (tidak hanya untuk memproduksi bahan bakar jet), termasuk sampai tahapan pencampuran atau blending. Namun demikian pengolahan minyak tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan komposisi detail bahan bakar jet yang dihasilkan. Biasanya hal ini ditentukandari komposisi crude oil yang dipilih berdasarkan ketersediaan dan harga. Reaksi kimia yang terjadi pada proses konversi masih kurang spesifik untuk merancang produk dengan komposisi kimia seperti yang dikehendaki.dan dengan spesifikasi tertentu Light Kerosine dan Heavy Kerosine dapat digunakan sebagai bahan baku avtur. Namun diluar diluar keterbatasan tersebut, Pengolahan minyak setiap hari menghasilkan produk dalam jumlah besar yang telah memenuhi persyaratan spesifikasi.

17 Upgrading Pada proses upgrading, dilakukan sweetening yang digunakan untuk menghilangkan senyawa sulfur yang disebut merchaptan dalam bahan bakar jet. Merchaptan tidak dikehendaki keberadaan nya karena bersifat korosif dan juga menjadi penyeabab bau. Beberapa proses telah dikembangkan untuk menghilangkan merchaptan dengan mengkonversi merchaptan menjadi sulfida. Disulfida tidak korosif dan baunya cukup lunak dibandingkan merchaptan. Sodium plumbite (doctor dan bennder treating) dan copper choride (linde treating) pernah digunakan sebagai katalis untuk mengkonversi merchaptan, saat ini yang digunakan adalah katalis cobalt dengan proses yang disebut dengan merox (merchaptan oxidation). Proses sweetening tidak mengurangi kadar sulfur dalam bahan bakar, tetapi mengkonversi senyawa sulfur menjadi senyawa sulfur lainnya. 2RSH + ½ O 2 Catalyst RSSR + H 2 O Merox conversion Hydroprocessing adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan proses yang menggunakan hydrogen dan katalis yang sesuai untuk menghilangkan komponen yang tidak diinginkan dalam produk pengolahan. Proses ini meliputi kondisi lunak untuk menghilangkan senyawa reaktif seperti olefin dan sulfur serta nitrogen, sampai dengan kondisi keras untuk menjenuhkan cincin aromatic dan menghilangkan hampir seluruh senyawa sulfur dan nitrogen. Hydroprocessing

18 21 memecah molekul yang mengandung sulfur dan mengkonversinya menjadi hydrogen sulfida yang selanjutnya dipisahkan dari bahan bakar. RSH H 2 Catalyst RH + H 2 S Hydroprocessing conversion (Buku Saku, 2010) Spesifikasi Dan Sifat Khusus Avtur Spesifikasi Avtur Spesifikasi adalah batasan-batasan yang harus dipenuhi oleh bahan bakar minyak, yang bertujuan agar bahan bakar tersebut aman, nyaman serta ekonomis dalam pemakaian. Spesifikasi tersebut biasanya berupa angka batasan minimum dan maksimum dengan menggunakan metode tertentu tergantung dari klasifikasi bahan bakar yang bersangkutan, khususnya yang mempunyai hubungan erat dengan keamanan dan keselamatan dalam penggunaannya. Karena avtur digunakan oleh pesawat terbang bermesin turbine (jet) yang mempunyai resiko keamanan tinggi bila dibandingkan dengan bahan bakar lainnya. Maka spesifikasi yang ditentukan terhadap avtur sangat ketat sesuai dengan standar internasional. Terhitung mulai tanggal 01 Desember 2000 Indonesia mengacu ke spesifikasi yang dikeluarkan oleh Def Stand (Defence of Standar), yaitu Def Stand

19 Issue 3 (DERD 2494) tanggal 12 November 1999, tentang : Perkembangan Spesifikasi Avtur International, tetapi Indonesia masih memakai issue 2, karena belum mempunyai alat untuk menguji Lubricity ASTM D-5001.(Irwansyah, K. 2003) Sifat Khusus Avtur a. Appearance Untuk meyakinkan bahwa bahan bakar bebas dari kotoran padat dan air yang tidak larut. Jika dilihat secara visual dengan mata akan tampak jernih, terang, bebas dari partikel-partikel padatan (seperti debu, pasir, gumpalan garam) dan tidak tampak adanya pemisahan air pada suhu kamar. Sifat kenampakan dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan : 1 Visual Appearance. 2 Colour Saybolt. 3 Particulate Contaminant 4 Particulate Contaminant b. Composition Komposisi senyawa kimia seperti jumlah keasaman (Total Acidity), jumlah senyawa aromatic, senyawa olefin, jumlah sulfur, merchaptan sulfur dibatasi keberadaannya dalam bahan bakar Avtur. Pembatasan ini erat hubungannya dengan mutu bakar, stabilitas pada penyimpanan dan pemakaian, serta sifat korosifitas Avtur tersebut.

20 23 Avtur ini mempunyai persyaratan komposisi hidrokarbon yang terdiri dari : 1 Parafin : 33-61% vol. 2 Olefin : 0,5-5% vol. 3 Naften : 10-45% vol. 4 Aromatic : 12-25% vol. Komposisi senyawa kimia dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan : 1. Total acidity 2. PONA 3. Total Sulphur 4. Merchaptan sulphur dan Doctor Test c. Volatility Sifat penguapan Avtur ditujukan oleh hasil pemeriksaan terhadap titik nyala (flash Point) dan distilasinya. Sedangkan distilasi pada 10 % volume dibatasi maksimum, dimaksudkan agar bahan bakar tersebut tidak terlalu lambat terbakar pada saat pesawat terbang melakukan Start Up. Sifat penguapan dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan : 5. Distilasi 6. Flash Point 7. Density d. Fluidity Mengingat Avtur digunakan sebagai bahan bakar pesawat terbang yang beroperasi dalam berbagai suhu, maka sifat pengalirannya per lu dibatasi

21 24 maksimum. Sebagai petunjuk untuk mengetahui sifat pengaliran dari Avtur dilakukan pemeriksaan terhadap titik beku (Freezing point) dan kekentalan (viscosity kinematiknya). Sifat pengalirannya dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan : 1 Freezing Point 2 Kinematic viscosity at -200C 3 Distillation 4 Flash Point 5 Density e. Combustion Dalam penggunaannya, bahan bakar Avtur harus mempunyai syarat pembakaran yang sempurna. Salah satu analisis yang dapat dijadikan sebagai petunjuk adalah Smoke Point nya. Apabila Smoke Point nya tinggi berarti Avtur memiliki sifat pembakaran yang sempurna (baik) dan sebaliknya jika Smoke Point nya rendah berarti Avtur mempunyai sifat pembakaran yang kurang sempurna (kurang baik). Untuk itu Avtur tidak boleh mengandung senyawa-senyawa yang sulit terbakar dalam jumlah besar, dalam hal ini senyawa hidrokarbon jenis aromatic berupa Naphtalene dibatasi keberadaannya maksimum 3 % volume. Sedang senyawa hidrokarbon jenis paraffin diharapkan cukup banyak terdapat dalam Avtur. Sifat pembakaran dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan :

22 25 1 Specific Energi 2 Smoke Point 3 Naphtalenes f. Corrosion Bahan bakar Avtur yang mempunyai sifat pengkaratan tinggi, apabila dipakai akan menimbulkan kerusakan-kerusakan pada sistem distribusi bahan bakar maupun pada bagian yang lain dari mesin pesawat. Sifat pengkaratan ini ditimbulkan adanya senyawa belerang reaktif. Sifat pengkaratan dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan : Copper Corrostion g. Thermal Stability merupakan sifat kestabilan Avtur selama penyimpanan maupun pemakaian. Syarat kestabilan yang dimiliki Avtur sangat diperlukan, sebab adanya perbedaan suhu yang cukup tinggi dalam pemakaian akan cenderung menimbulkan deposite. Deposite ini hasil dekomposisi hidrokarbon Avtur pada alat penukar panas, pada saringan bahan bakar, maupun pada pipa penyemprotan bahan bakar pada sistem pembakaran selama mesin beroperasi. Sifat kestabilan dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan : Thermal stability h. Contaminant Kontaminasi yang dimaksudkan adalah adanya senyawa-senyawa pengotor yang keberadaannya tidak diinginkan yang disebabkan adanya existent gum serta

23 26 kandungan air yang teremulasi dalam Avtur.Apabila pengotor-pengotor ini dibiarkan keberadaannya dalam jumlah besar (diatas batas yang ditentukan), maka hal ini dapat mengganggu kerja mesin pesawat dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan. Adanya kontaminasi dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan : 1 existent gum 2 water reaction 3 microseparometer (Annual Book ASTM Standard 2008) Teknik Sampling Pada Avtur a. Tata cara sampling Avtur diambil dari tangki Avtur dengan menggunakan gayung contoh. Pengambilan contoh ini dilakukan pada beberapa titik. Kemudian contoh ditempatkan pada tempat contoh diberi tutup dengan baik dan diberi label yang jelas sesuai dengan nomor tangki tempat pengambilan contoh. Spot-spot pengambilan contoh : 1 Bottom plate, contoh diambil pada bagian dasar tangki untuk mengetahui particulate contaminant dari produk tersebut cm dan 50 cm dari dasar tangki, untuk mengetahui tingkat kebersihan dari Avtur secara visual. 3 Upper, middle and lower (composite), untuk mendapatkan contoh Avtur yang di dalam tangki benar-benar representative. (Annual Book ASTM Standard 2005)

24 Parameter Analisis Pada Avtur Merchaptan Sulfur Merkaptan adalah komponen sulfur organik. Secara kimiawi dia berupa komponen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon yang mengikat gugus -SH. Berikut adalah gambaran struktur kimianya. Merchaptan sulfur dibatasi karena sifat korosinya terhadap tembaga dan cadmium serta bau yang tidak sedap. Pada umumnya kandungan merchaptan sulfur ini dibatasi sampai 0,003 % berat. Baik merchaptan sulfur maupun senyawa korosif yang kompleks lainnya juga dibatasi dengan copper strip corrosin test. Sebagai perlindungan lebih lanjut terhadap sifat korosi senyawa sulfida pada bagian-bagian perak yang terdapat di dalam pompa bahan bakar, test yang serupa juga dilakukan dengan menggunakan silver strip Naphthalenes Naftalena adalah hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan berwarna putih dengan rumus molekul C 10 H 8 dan berbentuk dua cincin benzena yang

25 28 bersatu. Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudah terbakar. Keberadaan naphthalene dalam Avtur akan memancarkan radiasi panas pada pembakaran sehingga menurunkan tenaga pada unjuk kerja mesin. Uji ini dilakukan untuk menentukan karakter pembakaran dari Avtur. Kandungan hidrokarbon naftalene dibatasi karena naftalene bila dibakar cenderung mempunyai kontribusi yang relatif lebih besar untuk menghasilkan nyala berjelaga, berasap dan radiasi panas dibanding aromatik cincin tunggal dan memiliki batasan maksimum 3,00 %v/v Freezing Point Bahan bakar jet tersusun atas lebih dari seribu jenis hidrokarbon yang masing-masing memiliki nilai freezing point, sehingga bahan bakar jet tidak membeku pada satu temperatur seperti yang terjadi pada air. Pada saat bahan bakar didinginkan, hidrokarbon yang memiliki freezing point tertinggi akan membeku pertama kali, membentuk kristal wax. Pendinginan selanjutnya akan membekukan hidrokarbon dengan freezing point lebih rendah. Dengan demikian bahan bakar merubah dari cairan yang homogen menjad cairan yang mengandung sedikit kristal hidrokarbon (wax), lebih banyak kristal hidrokarbon pada akhirnya akan membeku seluruhnya. Freezing point bahan bakar didefenisikan sebagai temperatur dimana kristal wax membeku. Sehingga freezing point bahan bakar berada di atas temperatur saat bahan bakar membeku seluruhnya. Freezing point juga dibatasi untuk menjamin agar bahan bakar masih dapat mengalir dengan lancar pada kondisi suhu yang sangat rendah dan memiliki batasan maksimum - 47 o C.

26 Flash Point Flash point adalah temperatur terendah dimana uap yang berada diatas cairan yang dapat menyala akan menyala bila dikenakan sumber api. Pada temperatur flash point, terdapat tepat cukup uap bahan bakar untuk menghasilkan campuran uap bahan bakar-udara diaas lower flammability limit. Flash point bahan bakar jet memiliki batasan minimum 38 o C. (Annual Book ASTM Standard 2008)

Pengolahan Minyak Bumi

Pengolahan Minyak Bumi Primary Process Oleh: Syaiful R. K.(2011430080) Achmad Affandi (2011430096) Allief Damar GE (2011430100) Ari Fitriyadi (2011430101) Arthur Setiawan F Pengolahan Minyak Bumi Minyak Bumi Minyak bumi adalah

Lebih terperinci

KOMPOSISI MINYAK BUMI

KOMPOSISI MINYAK BUMI KOMPOSISI MINYAK BUMI Komposisi Elementer Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dan senyawa-senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen yang paling banyak terkandung

Lebih terperinci

A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi

A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi Istilah minyak bumi diterjemahkan dari bahasa latin (petroleum), artinya petrol (batuan) dan oleum (minyak). Nama petroleum diberikan kepada fosil hewan dan tumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 83 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 DATA FISIK DAN KIMIA BBM PERTAMINA Data Fisik dan Kimia tiga jenis BBM Pertamina diperolah langsung dari PT. Pertamina (Persero), dengan hasil uji terakhir pada tahun

Lebih terperinci

RESIDU DAN FRAKSI-FRAKSI PETROLEUM CAIR

RESIDU DAN FRAKSI-FRAKSI PETROLEUM CAIR RESIDU DAN FRAKSI-FRAKSI PETROLEUM CAIR Fraksi-fraksi cair dari petroleum adalah nafta ringan, nafta berat, minyak-tanah, dan solar. Produk bawah dari unit distilasi adalah residu. Campuran-campuran ini

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pelajaran : SMA Kelas/Semester : X/2 Mata Pelajaran Materi Pokok Sub Materi Pokok Alokasi Waktu : Kimia : Hidrokarbon : Minyak Bumi : 2 x 45 menit Standar Kompetensi

Lebih terperinci

PROSES PEMISAHAN FISIK

PROSES PEMISAHAN FISIK PROSES PEMISAHAN FISIK Teknik pemisahan fisik akan memisahkan suatu campuran seperti minyak bumi tanpa merubah karakteristik kimia komponennya. Pemisahan ini didasarkan pada perbedaan sifat fisik tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Minyak bumi terutama terdiri dari campuran senyawa-senyawa hidrokarbon yang sangat kompleks, yaitu senyawa-senyawa organik yang mengandung unsurunsur karbon dan hidrogen. Di samping

Lebih terperinci

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan pembentukan minyak bumi. 2. Memahami fraksi-fraksi

Lebih terperinci

INDUSTRI MINYAK BUMI

INDUSTRI MINYAK BUMI INDUSTRI PENGILANGAN MINYAK BUMI A. Teori Pengertian Minyak Bumi Minyak bumi adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak

Lebih terperinci

MINYAK BUMI DAN GAS ALAM

MINYAK BUMI DAN GAS ALAM 2013 MINYAK BUMI DAN GAS ALAM Di susun Oleh : Nama : RUSMIYATI NPM : 0221 12 326 1i Akuntansi Universitas Pakuan 1.Latar Belakang Penulisan MAKALAH MENGENAI MINYAK BUMI DAN GAS ALAM BAB 1 PENDAHULUAN Sumber

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 6. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

LEMBARAN SOAL 6. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) LEMBARAN SOAL 6 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1 ALKANA Rumus umum alkana: C n H 2n + 2 R (alkil) = C n H 2n + 1 Alkana Adalah rantai karbon yang memiliki ikatan tunggal (jenuh) A. Alkana 1. Alkana disebut juga senyawa hidrokarbon jenuh (senyawa parafin).

Lebih terperinci

Teknologi Minyak dan Gas Bumi. Di susun oleh : Nama : Rostati Sumarto( ) Wulan Kelas : A Judul : Sour water stripper

Teknologi Minyak dan Gas Bumi. Di susun oleh : Nama : Rostati Sumarto( ) Wulan Kelas : A Judul : Sour water stripper Teknologi Minyak dan Gas Bumi Di susun oleh : Nama : Rostati Sumarto(1500020074) Wulan Kelas : A Judul : Sour water stripper Proses Sour Water Stripping di Pabrik Minyak di Indonesia Balongan Cilacap Kilang

Lebih terperinci

BAB 5 INDUSTRI MINYAK BUMI

BAB 5 INDUSTRI MINYAK BUMI BAB 5 INDUSTRI MINYAK BUMI Pengantar Minyak bumi dalam bahasa inggris petroleum, dari bahasa Latin petrus karang dan oleum minyak), atau disebut juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap,

Lebih terperinci

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON?

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON? APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON? Oleh: Didi S. Agustawijaya dan Feny Andriani Bapel BPLS I. Umum Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBAKARAN

BAB III PROSES PEMBAKARAN 37 BAB III PROSES PEMBAKARAN Dalam pengoperasian boiler, prestasi yang diharapkan adalah efesiensi boiler tersebut yang dinyatakan dengan perbandingan antara kalor yang diterima air / uap air terhadap

Lebih terperinci

1. Densitas, Berat Jenis. Gravitas API

1. Densitas, Berat Jenis. Gravitas API UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA 2 1. Densitas, Berat Jenis dan Gravitas API Densitas minyak adalah massa minyak persatuan volume pada suhu tertentu. Berat spesifik atau rapat relatif (relative density) minyak

Lebih terperinci

Senyawa Hidrokarbon. Linda Windia Sundarti

Senyawa Hidrokarbon. Linda Windia Sundarti Senyawa Hidrokarbon Senyawa Hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung hanya karbon dan hidrogen C + H Carbon sebagai unsur pokok memiliki keistimewaan sbb : 1. Dengan ev = 4 membentuk 4 ikatan kovalen

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan dilaksanakan. pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan oleh Presiden

LATAR BELAKANG. Kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan dilaksanakan. pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan oleh Presiden LATAR BELAKANG Kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan dilaksanakan pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 Mei 1995. Sumber bahan baku yang diolah di PT. PERTAMINA

Lebih terperinci

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener Jenis ikatan karbon edakan : Propena (tak jenuh) Propuna (tak jenuh) Propana (jenuh) Rantai Atom Karbon Bedakan : 2-metil butana siklobutana

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Dewasa ini permasalahan krisis energi cukup menjadi perhatian utama dunia, hal ini disebabkan menipisnya sumber daya persediaan energi tak terbarukan seperti minyak bumi

Lebih terperinci

ALKANA 04/03/2013. Sifat-sifat fisik alkana. Alkana : 1. Oksidasi dan pembakaran

ALKANA 04/03/2013. Sifat-sifat fisik alkana. Alkana : 1. Oksidasi dan pembakaran ALKANA Sifat-sifat fisik alkana Alkana : senyawa hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal), atom C : hibridisasi sp 3 rumus molekul : C n H 2n+2 struktur : alifatik (rantai lurus) dan siklik (sikloalkana) Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai gabungan antara senyawa hidrokarbon (unsur karbon dan hidrogen) dan nonhidrokarbon (unsur oksigen,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Gasal

Lebih terperinci

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA ALKANA Alkana rantai pendek (metana dan etana) terdapat dalam atmosfer beberapa planet seperti jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Bahkan di titan (satelit saturnus) terdapat danau metana/etana yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Gasal

Lebih terperinci

ANALISA MERCHAPTAN SULFUR, NAPHTHALENES, FREEZING POINT DAN FLASH POINT PADA AVTUR DI PT. PERTAMINA (Persero) RU II DUMAI TUGAS AKHIR

ANALISA MERCHAPTAN SULFUR, NAPHTHALENES, FREEZING POINT DAN FLASH POINT PADA AVTUR DI PT. PERTAMINA (Persero) RU II DUMAI TUGAS AKHIR ANALISA MERCHAPTAN SULFUR, NAPHTHALENES, FREEZING POINT DAN FLASH POINT PADA AVTUR DI PT. PERTAMINA (Persero) RU II DUMAI TUGAS AKHIR AZIS PRATAMA 112401033 PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,

Lebih terperinci

Bab 10 MINYAK BUMI. A. Komponen Minyak Bumi

Bab 10 MINYAK BUMI. A. Komponen Minyak Bumi Bab 10 MINYAK BUMI A. Komponen Minyak Bumi Minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang strategis, mulai kegiatan memasak, bahan kendaraan bermotor, tenaga listrik sampai pada bahan dasar

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas 11 A. Senyawa Karbon Hidrokarbon termasuk senyawa organik yang hanya terdiri atas unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Contohnya adalah metana (CH 4), etena (C 2H 4), dan asetilena (C 2H 2).

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Gasoline dari Metanol dengan Fixed Bed MTG Process dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Gasoline dari Metanol dengan Fixed Bed MTG Process dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia di samping sandang, pangan, dan papan. Keberlangsungan hidup manusia bergantung pada ketersediaan energi. Selama

Lebih terperinci

BAB IV UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA

BAB IV UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA BAB IV UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA 1. Densitas, berat jenis, dan Grafitas API Densitas minyak adalah massa minyak per satuan volume pada suhu tertentu. Berat jenis adalah perbandingan antara rapat minyak

Lebih terperinci

Jenis pengujian atau. Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. sifat-sifat yang diukur

Jenis pengujian atau. Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. sifat-sifat yang diukur AMANDEMEN LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-116-IDN Nama Laboratorium : Laboratorium Kilang PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan IV, Cilacap Masa berlaku: Penandatangan sertifikat/laporan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. teori tumbuh-tunbuhan (Hofer,1966), senyawa-senyawa organik penyusun minyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. teori tumbuh-tunbuhan (Hofer,1966), senyawa-senyawa organik penyusun minyak 16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Bumi 2.1.1 Teori Pembentukan Minyak Bumi Menururt teori pembentukan minyak bumi, khususnya teori binatang engler dan teori tumbuh-tunbuhan (Hofer,1966), senyawa-senyawa

Lebih terperinci

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 2 KIMIA KELAS X (SEPULUH) TP. 2008/2009

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 2 KIMIA KELAS X (SEPULUH) TP. 2008/2009 SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 2 KIMIA KELAS X (SEPULUH) TP. 2008/2009 1. Dari suatu percobaan daya hantar listrik suatu larutan diperoleh data sebagai berikut: Percobaan Larutan Lampu Gelembung gas 1 2 3 4

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS II. 1 Tinjauan Pustaka II.1.1 Biodiesel dan green diesel Biodiesel dan green diesel merupakan bahan bakar untuk mesin diesel yang diperoleh dari minyak nabati

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biodiesel Biodiesel merupakan bahan bakar rendah emisi pengganti diesel yang terbuat dari sumber daya terbarukan dan limbah minyak. Biodiesel terdiri dari ester monoalkil dari

Lebih terperinci

MINYAK BUMI DAN PETROKIMIA

MINYAK BUMI DAN PETROKIMIA MINYAK BUMI DAN PETROKIMIA Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam. 2. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun

Lebih terperinci

BAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA. Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil

BAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA. Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil xiv BAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA 2.1. Gas Alam Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana (CH 4 ). Komponen utama dalam

Lebih terperinci

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). HIDROKARBON Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. teori tumbuh-tunbuhan (Hofer,1966), senyawa-senyawa organik penyusun minyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. teori tumbuh-tunbuhan (Hofer,1966), senyawa-senyawa organik penyusun minyak BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Bumi 2.1.1 Teori Pembentukan Minyak Bumi Menururt teori pembentukan minyak bumi, khususnya teori binatang engler dan teori tumbuh-tunbuhan (Hofer,1966), senyawa-senyawa

Lebih terperinci

BAB III VACUUM DISTILLATION UNIT (VDU)

BAB III VACUUM DISTILLATION UNIT (VDU) BAB III VACUUM DISTILLATION UNIT (VDU) I. Pendahuluan Pada awalnya kilang hanya terdiri dari suatu Crude Distillation Unit (CDU) yang beroperasi dengan prinsip dasar pemisahan berdasarkan titik didih komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimetil Eter Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OCH 3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether. Jika DME dioksidasi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANASAN AWAL GELAS BEKER PADA ANALISIS EXISTENT GUM ASTM D 381

PENGARUH PEMANASAN AWAL GELAS BEKER PADA ANALISIS EXISTENT GUM ASTM D 381 PENGARUH PEMANASAN AWAL GELAS BEKER PADA ANALISIS EXISTENT GUM ASTM D 381 Oleh : Arluky Novandy * ) ABSTRAK Existent gum adalah metode analisis untuk mengetahui keberadaan gum (getah purwa) dari suatu

Lebih terperinci

HIDROKARBON DAN KEGUNAANNYA

HIDROKARBON DAN KEGUNAANNYA Modul 3. 10. IDROKARBON DAN KEGUNAANNYA Standar Kompetensi Mengkomunikasikan Senyawa idrokarbon dan Kegunaannya Kompetensi Dasar 1. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon yang membentuk senyawa hidrokarbon

Lebih terperinci

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2. SENYAWA ORGANIK A. Sifat khas atom karbon Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2. Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi,

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 176 KIMIA X SMA S AL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Suatu zat padat dilarutkan dalam air, ternyata larutannya dapat menghantarkan arus listrik. Pernyataan yang benar tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Energi merupakan salah satu kebutuhan wajib bagi seluruh masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Saat ini hidrogen diproyeksikan sebagai unsur penting untuk memenuhi kebutuhan clean energy di masa depan. Salah satunya adalah fuel cell. Sebagai bahan bakar, jika hidrogen

Lebih terperinci

Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu "penghuni" jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal.

Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu penghuni jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal. Pengertian Aspal Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu "penghuni" jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal. Pengertian Aspal adalah bahan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI A. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon o Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. o Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai

Lebih terperinci

KIMIA 2 KELAS X. D. molekul-molekul kovalen yang bereaksi dengan air E. molekul-molekul kovalen yang bergerak bebas di dalam air

KIMIA 2 KELAS X. D. molekul-molekul kovalen yang bereaksi dengan air E. molekul-molekul kovalen yang bergerak bebas di dalam air KIMIA 2 KELAS X PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar jawaban

Lebih terperinci

Kimia Organik Pertemuan 1

Kimia Organik Pertemuan 1 Kimia Organik Pertemuan 1 Hidrokarbon Isomer struktur Alkana Hidrokarbon Senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Contoh senyawa HC: minyak tanah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak Bumi Minyak bumi atau crude oil adalah senyawaan hidrokarbon yang terdapat di dalam bumi, terdiri dari gas, cair, dan padatan. Minyak bumi berwarna hitam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ

Lebih terperinci

Pengolahan Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses Pirolisis

Pengolahan Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses Pirolisis EBT 03 Pengolahan Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses Pirolisis Nasrun, Eddy Kurniawan, Inggit Sari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk untuk menciptakan situasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk untuk menciptakan situasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran merupakan suatu bentuk untuk menciptakan situasi belajar berdasarkan teori-teori dan cara mengorganisasikan pembelajaran yang

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun memiliki dampak yang sangat besar terhadap berbagai aspek dalam kehidupan. Salah satu dampak yang dapat dirasakan adalah

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA PEMISAHAN

MAKALAH KIMIA PEMISAHAN MAKALAH KIMIA PEMISAHAN Destilasi Bertingkat DISUSUN OLEH : Nama :1. Shinta Lestari ( A1F014011) 2. Liis Panggabean ( A1F014018) 3. Dapot Parulian M ( A1F014021) 4. Wemiy Putri Yuli ( A1F014022) 5. Epo

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena. dengan rahmat dan karunia-nya kami masih diberi kesempatan untuk

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena. dengan rahmat dan karunia-nya kami masih diberi kesempatan untuk KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI BBM DARI MINYAK BUMI DAN KILANG-KILANG BBM PERTAMINA. Refining Technology DIREKTORAT PENGOLAHAN PERTAMINA Januari 2015

PROSES PRODUKSI BBM DARI MINYAK BUMI DAN KILANG-KILANG BBM PERTAMINA. Refining Technology DIREKTORAT PENGOLAHAN PERTAMINA Januari 2015 PROSES PRODUKSI BBM DARI MINYAK BUMI DAN KILANG-KILANG BBM Refining Technology DIREKTORAT PENGOLAHAN Januari 2015 AGENDA PRESENTASI 1. Minyak Bumi yang diolah di Kilang 2. Proses-Proses di Kilang 3. Kualitas

Lebih terperinci

4 September 2006 Telp. (0765) 31244, Faks. (0765) 33740, 31532, s/d 3 September 2010 Lingkup Akreditasi

4 September 2006 Telp. (0765) 31244, Faks. (0765) 33740, 31532, s/d 3 September 2010 Lingkup Akreditasi LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-144-IDN Penandatangan sertifikat/laporan : Armen, A.Md., Nasri Rasyid; Aslan Djunaidi; Tri Hardani; Hasri; Hanurdi, A.Md.; Subono Fisika/kimia Liquifed

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK ASISTEN : VI (ENAM) : HERIKISWANTO LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH KANTONG PLASTIK JENIS KRESEK MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

PENGOLAHAN LIMBAH KANTONG PLASTIK JENIS KRESEK MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS PENGOLAHAN LIMBAH KANTONG PLASTIK JENIS KRESEK MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS Nasrun, Eddy Kurniawan, Inggit Sari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pada penelitian yang telah dilakukan, katalis yang digunakan dalam proses metanolisis minyak jarak pagar adalah abu tandan kosong sawit yang telah dipijarkan pada

Lebih terperinci

a. Ion c. Molekul senyawa e. Campuran b. Molekul unsur d. Unsur a. Air c. Kuningan e. Perunggu b. Gula d. Besi

a. Ion c. Molekul senyawa e. Campuran b. Molekul unsur d. Unsur a. Air c. Kuningan e. Perunggu b. Gula d. Besi A. PILIHAN GANDA 1. Molekul oksigen atau O2 merupakan lambang dari partikel a. Ion c. Molekul senyawa e. Campuran b. Molekul unsur d. Unsur 2. Di antara zat berikut yang merupakan unsur ialah... a. Air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semakin meningkatnya kebutuhan minyak sedangkan penyediaan minyak semakin terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri Indonesia harus mengimpor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Energi berperan penting dalam kehidupan manusia yang mana merupakan kunci utama dalam berbagai sektor ekonomi yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan manusia. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alkena Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua C=C. Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etena. Jumlah atom H pada gugus

Lebih terperinci

BAB II ISOLASI MINYAK

BAB II ISOLASI MINYAK BAB II ISOLASI MINYAK II.1. Umum Didalam transformator ada dua bagian yang secara aktif membangkitkan panas yaitu kumparan (tembaga) dan inti (besi). Jika panas itu tidak diberi pendingin akan menyebabkan

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA DAN FISIK SENYAWA HIDROKARBON

SIFAT KIMIA DAN FISIK SENYAWA HIDROKARBON SIFAT KIMIA DAN FISIK SENYAWA HIDROKARBON Muhammad Ja far Sodiq (0810920047) 1. ALKANA Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas. Pentena sampai heptadekana (C 17 H 36 ) berwujud

Lebih terperinci

1. Perhatikan struktur senyawa berikut!

1. Perhatikan struktur senyawa berikut! . Perhatikan struktur senyawa berikut! CH CH CH CH CH CH CH Jumlah atom C primer, atom C sekunder, dan atom C tersier dari senyawa di atas adalah...,, dan D.,, dan,, dan E.,, dan,, dan. Di bawah ini merupakan

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

1. Perbedaan Senyawa Organik Dan Senyawa Anorganik

1. Perbedaan Senyawa Organik Dan Senyawa Anorganik Salah satu sumber daya alam yang tidak asing lagi adalah minyak bumi. Bahan alam ini amat mempengaruhi kehidupan. Ummat manusia masih menggantungkan sebagian besar aktivitas kehidupannya pada bahan alam

Lebih terperinci

Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas

Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas ISBN 978-979-98300-2-9 EL-06 Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas Tri Hadi Jatmiko*, Qodri F. Errahman Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Medan, Medan,

Lebih terperinci

ALKOHOL H H H H H C C OH. H H H H ETANA ETANOL OH sebagai gugus pengganti (gugus fungsi)

ALKOHOL H H H H H C C OH. H H H H ETANA ETANOL OH sebagai gugus pengganti (gugus fungsi) Yunita Maimunah ALKHL H H H H H C C H H C C H H H H H ETANA ETANL H sebagai gugus pengganti (gugus fungsi) a Alkohol H RH R untuk rantai C, metanol CH 3 H, Etanol C 2 H 5 H Etanol adalah alkohol yang terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL Sadar Wahjudi 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) saat ini terus mengalami peningkatan, baik bensin (gasoline), minyak solar (diesel), maupun minyak mentah (kerosene). Peningkaan

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Biodiesel. Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Biodiesel. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Biodiesel ICS 75.160 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 2 4 Syarat mutu...

Lebih terperinci

PRE-TREATMENT MINYAK BUMI

PRE-TREATMENT MINYAK BUMI Makalah Teknologi Minyak Bumi dan Petrokimia PRE-TREATMENT MINYAK BUMI Disusun oleh: KELOMPOK 2 Hevi Wulandari 1204103010013 Des Al-Nizar 1204103010015 Faria Insyira 1204103010016 Linda Hayani 1204103010020

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Minyak Bumi Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.

Lebih terperinci

Gambar 4.1. Perbandingan Kuantitas Produk Bio-oil, Gas dan Arang

Gambar 4.1. Perbandingan Kuantitas Produk Bio-oil, Gas dan Arang Persentase hasil BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Persentase Plastik dan Cangkang Sawit Terhadap Kuantitas Produk Pirolisis Kuantitas bio-oil ini menunjukkan seberapa banyak massa arang, massa biooil, dan

Lebih terperinci

GAS ALAM. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Kimia Dalam Kehidupan Sehari_Hari Yang dibina oleh Bapak Muntholib S.Pd., M.Si.

GAS ALAM. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Kimia Dalam Kehidupan Sehari_Hari Yang dibina oleh Bapak Muntholib S.Pd., M.Si. GAS ALAM MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Kimia Dalam Kehidupan Sehari_Hari Yang dibina oleh Bapak Muntholib S.Pd., M.Si. Oleh: Kelompok 9 Umi Nadhirotul Laili(140331601873) Uswatun Hasanah (140331606108)

Lebih terperinci

BAB VIII SENYAWA ORGANIK

BAB VIII SENYAWA ORGANIK BAB VIII SENYAWA ORGANIK Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan mikromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesa serta kegunaannya. Sebagian besar zat yang ada di sekitar kita merupakan

Lebih terperinci

MENGENAL KILANG PENGOLAHAN MINYAK BUMI (REFINERY) DI INDONESIA

MENGENAL KILANG PENGOLAHAN MINYAK BUMI (REFINERY) DI INDONESIA MENGENAL KILANG PENGOLAHAN MINYAK BUMI (REFINERY) DI INDONESIA Risdiyanta, ST., MT *) Abstrak Pengolahan adalah kegiatan utama dalam kegiatan usaha industri hilir minyak dan gas bumi, pengolahan bertujuan

Lebih terperinci

EKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI

EKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI EKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI Adharatiwi Dida Siswadi dan Gita Permatasari Jurusan Teknik Kimia, Fak. Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tetradecene Senyawa tetradecene merupakan suatu cairan yang tidak berwarna yang diperoleh melalui proses cracking senyawa asam palmitat. Senyawa ini bereaksi dengan oksidan

Lebih terperinci

PLANT 2 - GAS DEHYDRATION AND MERCURY REMOVAL

PLANT 2 - GAS DEHYDRATION AND MERCURY REMOVAL PROSES PENGOLAHAN GAS ALAM CAIR (Liquifed Natural Gas) Gas alam cair atau LNG adalah gas alam (metana terutama, CH4) yang telah diubah sementara untuk bentuk cair untuk kemudahan penyimpanan atau transportasi.

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama yang dikembangkan di Indonesia. Dewasa ini, perkebunan kelapa sawit semakin meluas. Hal ini dikarenakan kelapa sawit dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan nasional dewasa ini dan semakin dirasakan pada masa mendatang adalah masalah energi. Perkembangan teknologi, industri dan transportasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak

Lebih terperinci