BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karbondioksida dalam air minuman biasa. Air minuman biasa itu tidak sama

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karbondioksida dalam air minuman biasa. Air minuman biasa itu tidak sama"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karbondioksida Pada tahun 1772, dua tahun sebelum dia menemukan oksigen, Joseph Priestley menemukan bahwa dapat menstimulasi air mineral tertentu oleh pemisahan karbondioksida dalam air minuman biasa. Air minuman biasa itu tidak sama bahwa dia telah memprediksikan keanehan jumlah dari minuman berkarbonasi yang harum, air yang mengandung karbondioksida dibawah tekanan dapat dengan aman dikonsumsi. Karbondioksida adalah sebuah gas yang tidak berwarna yang tidak beracun pada konsentrasi biasa atau sesuai.gas karbondioksida berada dalam atmosfir (sekitar 0,03 persen mol) dan dalam nafas kita, dimana gas karbondioksida dihasilkan dari oksidasi biologi dari substansi makanan. Karena dari densitas gas karbondioksida (sekitar 1,5 lebih besar dari pada yang berada di udara), gas karbondioksida cenderung berkumpul dalam wilayah rendah dan kurang akan udara dan dapat menyebabkan aspiksiasi (pengeluaran oksigen). Sifat dari pengeluaran oksigen ini berguna dalam pemadaman api. (Gammon, 1985) Karbondioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbondioksida di atmosfir, ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika seseorang

2 bersendawa setelah meminum air berkarbonat (misalnya: cocacola). Konsentrasi yang lebih besar dari ppm tidak baik untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi lebih dari ppm dapat membahayakan kehidupan hewan. Pada keadaan STP, rapatan karbondioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m 3, kira-kira 1,5 kali lebih berat dari udara. Molekul karbondioksida (O=C=O) mengandung dua ikatan rangkat yang berbentuk linier. Ia tidak bersifat dipol. Senyawa ini tidak begitu reaktif dan tidak mudah terbakar, namun bisa membantu pembakaran logam seperti magnesium. Pada suhu -78,51 0 C, karbondioksida langsung menyublim menjadi padat melalui proses deposisi. Bentuk padat karbondioksida biasa disebut sebagai es kering. Fenomena ini pertama kali dipantau oleh seorang kimiawan Perancis, Charles Thilorier, pada tahun Es kering biasanya digunakan sebagai pendingin yang relatif murah. Sifat sifat yang menyebabkannya sangat praktis adalah karbondioksida langsung menyublim menjadi gas dan tidak meninggalkan cairan. Penggunaan lain dari es kering adalah untuk pembersih sembur. Cairan karbondioksida terbentuk hanya pada tekanan diatas 5,1 atm, titik tripel karbondioksida kira-kira 518 kpa pada -56,6 0 C. Titik kritis karbondioksida adalah 7,38 MPa pada 31,1 0 C. Terdapat pula bentuk amorf karbondioksida yang seperti kaca ini, disebut sebagai karbonia, dihasilkan dari pelewat bekuan CO 2 yang terlebih dahulu dipanaskan

3 pada tekanan ekstrem (40-48 GPa atau kira-kira atm) di landasan intan. Penemuan ini mengkonfirmasikan teori yang menyatakan bahwa karbondioksida bisa berbentuk kaca seperti senyawa lainnya yang sekelompok dengan karbon, misalnya silicon dan germanium. Tidak seperti kaca silicon dan germanium, kaca karbonia tidak stabil pada tekanan normal dan akan kembali menjadi gas ketika tekanannya dilepas. ( 2.2 Karbondioksida dalam Air Meskipun presentase karbondioksida di atmosfir relative kecil, akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relatif banyak, karena karbondioksida memiliki sifat kelarutan yang tinggi. CO 2 yang terkandung dalam air berasal dari udara dan dari hasil dekomposisi zat organik. Permukaan air biasanya mengandung CO 2 bebas kurang dari 10 mg/l, sedangkan pada dasar air konsentrasinya dapat lebih dari 10 mg/l. Sifat kelarutan beberapa jenis gas dalam air murni ditunjukkan dalam table 2.1 Tabel 2.1 Kelarutan Beberapa Jenis Gas dalam Air Murni pada Suhu 10 o C dan Tekanan 1 Atm No Gas Kelarutan (ml/liter) 1 Nitrogen(N 2 ) 18,61 2 Oksigen (O 2 ) 37,78 3 Argon (Ar) 41,82 4 Karbondioksida (CO 2 ) ,00

4 Karbondioksida yang terdapat di perairan berasal dari berbagai sumber, yaitu sebaai berikut: 1. Difusi dari atmosfer. Karbondioksida yang terdapat di atmosfer mengalami difusi secara langsung ke dalam air. 2.Air hujan. Air hujan jatuh ke permukaan bumi seara teoritis memiliki kandungan karbondioksida sebesar 0,55-0,60 mg/l, berasal dari karbondioksida yang terdapat di atmosfir 3. Air yang melewati tanah organic. Tanah organic yang mengalami dekomposisi mengandung relative banyak karbondioksida sebagai hasil proses dekomposisi. Karbondioksida hasil dekomposisi ini akan larut ke dalam air. 4. Respirasi tumbuhan, hewan dan bakteri aerob maupun anaerob. Respirasi tumbuhan dan hewan mengeluarkan karbondioksida. Dekomposisi bahan organik pada kondisi aerob menghasilkan karbondioksida sebagai salah satu produk akhir. Demikian juga, dekomposisi anaerob karbohidrat pada bagian dasar perairan akan menghasilkan karbondioksida sebagai produk akhir. Karbondioksida dari udara selalu bertukar dengan yang di air jika air dan udara bersentuhan. Pada air yang tenang pertukaran ini sedikit, proses yang terjadi adalah difusi. Jika air bergelombang maka pertukaran berubah lebih cepat. Gelombang dapat terjadi jika air di permukaan berpusar menuju ke bagian dasar danau, sambil membawa gas yang terlarut. Karbondioksida juga terdapat dalam air hujan. Hal ini terbawa waktu tetes air terjun dari udara. Setiap tetes

5 mengandung 0,6 bpj CO 2 yang biasanya bereaksi dengan air, seperti ditunjukkan pada persamaan reaksi : CO 2 + H 2 O H 2 CO 3 (6,18) dan sebagian terurai menjadi ion-ion yang ditunjukkan pada persamaan reaksi : H 2 CO 3 H + + HCO 3 - (6,19) Hal ini dapat menyebabkan air hujan agak bersifat asam. Lebih lagi jika udara sudah tercemar dan mengandung asam lain yang lebih kuat dari pada asam karbonat. Menurut Tresna A. Sastrawijaya, kandungan CO 2 dan H 2 CO 3 dalam - larutan dinamakan karbondioksida bebas. Sedangkan kandungan CO 2 dan HCO 3 dalam larutan dinamakan karbondioksida gabungan. Jika air hujan jatuh di tanah kemudian dalam rongga tanah bertemu lagi dengan karbondioksida, maka air hujan ini lebih asam lagi. Jika kemudian bersentuhan dengan batu kapur CaCO 3 maka akan terjadi reaksi dan membentuk garam asam, menurut persamaan reaksi : CaCO 3 + H 2 CO 3 Ca( HCO 3 ) 2 (6,19) Hal ini akan bertahan lama terjadi jika banyak CO 2. Jika tidak ada lagi CO 2 maka garam asam itu akan terjadi CaCO 3 yang ditunjukkanan reaksi : Ca( HCO 3 ) 2 CaCO 3 + H 2 O + CO 2 (6,19) Air tanah biasanya mengandung karbondioksida bebas kurang dari 10 bpj, air dengan 25 bpj karbondioksida sudah dapat membahayakan mahluk hidup. Karbondioksida dapat juga berbentuk sebagai hasil metabolisme. Pada fotosintesis banyak digunakan CO 2 dan dikeluarkan O 2. Hal ini akan mempengaruhi konsentrasi CO 2 dalam air yang bergantung kepada kedalaman air itu.(sastrawijaya, 2000)

6 Kelarutan karbondioksida dalam perairan alami dan keterkaitan dengan suhu air ditunjukkan dalam table 2.2 Tabel 2.2 Kelarutan Karbondioksida di Perairan Alami pada Berbagai Suhu Suhu CO 2 Suhu CO 2 Suhu CO 2 ( 0 C) (mg/liter) ( 0 C) (mg/liter) ( 0 C) (mg/liter) 0 1, , ,54 1 1, , ,52 2 1, , ,51 3 0, , ,50 4 0, , ,48 5 0, , ,46 6 0, , ,45 7 0, , ,44 8 0, , ,43 9 0, , , ,76 20 Istilah karbondioksida bebas (free CO 2 ) digunakan untuk menjelaskan CO 2 yang terlarut dalam air, selain yang berada dalam bentuk terikat CO 2 bebas menggambarkan keberadaan gas CO 2 diperairan yang membentuk kesetimbangan dengan CO 2 di atmosfir.(effendi, 2003)

7 2.3 Minuman Berkarbonasi Minuman ringan berkarbonasi atau di Indonesia dikenal dengan nama soft drink dejak seabad yang lalu telah menjadi minuman ringan paling popular di Amerika Serikat mengungguli minuman lainnya seperti kopi, the dan jus. Demikian juga di Indonesia, popularitas minuman yang notabene made in America ini terus meningkat. Di setiap restoran, depot, warung bahkan pedagang kaki lima selalu menyediakan minuman berkarbonasi ini. Banyak merek telah kita kenal salah satunya karena promosinya yang gencar di media massa seperti Coca-cola, Fanta, Sprite, Pepsi, 7-up dan sebagainya. Di Amerika Serikat istilah soft drink digunakan untuk membedakan minuman tersebut dari liquor ( minuman beralkohol ), sehingga minuman yang tidak beralkohol disebut soft drink. Dengan demikian soft drink dapat diperjual belikan dengan bebas. Jika di wilayah utara Amerika Serikat yang beriklim subtropics dan dingin minuman beralkohol menjadi minuman favorit, maka Amerika Serikat bagian selatan yang tropis dan panas soft drink yang popular. Kita bisa mengindonesiakan soft drink sebagai minuman ringan, dengan asumsi bahwa benar minuman ini memang ringan status gizinya. Minuman ini, selain kadar gulanya yang tinggi, tidak memiliki zat gizi lain yang berarti. Kini, kita kenal berbagai jenis produk minuman ringan yang beredar di pasaran. Ada yang beraroma buah cola, ada yang berflavor buah jeruk, ada pula jenis flavor lain seperti rasa nenas, coffee cream, root beer sampai cream soda.

8 2.4 Mikrobiologi Pangan Dalam bidang pangan banyak bakteri yang mempunyai peranan. Baik peranan positif (memberikan keuntungan) atau peranan negative (menimbulkan kerugian). Beberapa khamir (yeast) yang berguna dalam bidang pangan adalah Endimycopsis, Saccharomyces, Hansenula, dan Candida yang berperan dalam pembuatan tape dan brem serta bir. Saccharomyces sering digunakan dalam produksi alcohol, anggur, brem, gliserol, dan enzim invertase. Dalam industri alcohol dan anggur digunakan khamir yang disebut khamir permukaan (top yeast) yaitu khamir yang bersifat fermentative kuat dan tumbuh dengan cepat pada suhu 20 0 C. Khamir permukaan tumbuh secara menggerombol dan melepaskan karbon dioksida dengan cepat, mengakibatkan sel terapung pada permukaan. Sebaliknya kelompok khamir lainnya yang disebut kamir dasar (bottom yeast) tidak hidup bergerombol, pertumbuhannya lebih lambat, dan mempunyai suhu optimum fermentasi pada suhu yang lebih rendah yaitu C. 2.5 Pengaruh Aktifitas Air pada Pertumbuhan Mikroorganisme Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dab tetap hidup merupakan salah satu factor yang perlu diperhatikan, agar diperoleh bahan pangan yang bergizi dan aman bagi kesehatan. Beberapa factor yang ikut berperan serta dalam pertumbuhan mikroorganisme meliputi suplai gizi, waktu, suhu, air, ph, tersedianya oksigen, dan aktifitas air. Di dalam kehidupannya semua mikroorganisme membutuhkan air. Hubungan antara air dan mikroorganisme telah dipelajari oleh beberapa pakar. Masing-

9 masing jenis mikroorganisme membutuhkan jumlah air yang berbeda untuk pertumbuhannya. Pda nilai A w tinggi (0,91) bakteri umumnya tumbuh dan berkembang biak, khamir (ragi) dapat tumbuh dan berkembang biak pada nilai A w 0,80 0, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba dalam Bahan Pangan Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam bahan pangan dapat bersifat fisik, kimia, biologis. Faktor-faktor tersebut meliputi : Faktor Intrinsik, merupakan sifat-sifat fisik, kimia, dan struktur yang dimiliki oleh bahan pangan itu sendiri, berupa : 1. Kandungan nutrisi Fungsi utama nutrisi adalah sebagai sumber energi, bahan pembentuk sel, dan aseptor electron di dalam aksi yang menghasilkan energi. Nutrisi yang diperlukan oleh mikroba meliputi air, sumber energi, sumber karbon, sumber nitrogen, sumber aseptor electron, sumber mineral, dan factor tumbuh. 2. Nilai ph Hampir semua mikroba tumbuh pada tingkat ph yang berbeda. Sebagian besar bakteri tumbuh pada ph dibawah 5,0 dan diatas 8,0 bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik. Sebaliknya, khamir menyukai ph 4,0-5,0 dan dapat tumbuh pada kisaran ph 2,5-8,5. Oleh karena itu khamir dapat tumbuh pada ph rendah dimana pertumbuhan bakteri terhambat. Untuk pertumbuhan kapang memerlukan

10 ph optimum antara 5,0-7,0 tetapi seperti halnya khamir, kapang masih dapat hidup kisaran ph yang luas, yaitu antara ph 3,0-8,5. 3.Aktivitas Air (aw) Pertumbuhan dan metabolisme mikroba memerlukan air dalam bentuk yang tersedia. Air yang dimaksudkan adalah air bebas atau air yag tidak terikat dalam bentuk ikatan dengan komonen-komponen penyusun bahan pangan lain. Oleh karena itu, besarnya kadar air suatu bahan pangan bukan merupakan parameter yang tepat untuk menggambarkan aktivits mikroba pada bahan pangan. Aktiviitas kimia air atau sering diistilahkan aktivitas air ( water activity = aw ) merupakan parameter yang lebih tepat untuk mengukur aktivitas mikroba pada bahan pangan Faktor Ekstrinsik, factor-faktor ekstrinsik yang berpengaruh terhadap kehidupan mikroba, antara lain suhu, kelembaban, dan susunan gas di atmosfir. 1. Suhu Suhu merupakan factor fisika yang sangat peting pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan kegiatan mikroba. Suhu dapat mempengaruhi lamanya fase lag, kecepatan pertumbuhan, konsentrasi sel, kebutuhan nutrisi, kegiatan enzimatis, dan komposisi sel. Berdasarkan kisaran pertumbuhannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu thermofil, mesofil, psikhrofil, dan psikhotrof. Semua mikroba pathogen dan sebagian besar mikroba penyebab kerusakan pangan tergolong dalam kelompok mikroba mesofil. 2. Kelembaban Udara Relatif Kelembaban udara relative berhubungan dengan aktifitas air (aw). Pangan yang mempunyai nilai aw rendah apabila ditempatkan pada lingkungan yang

11 mempunyai kelembaban udara relative tinggi akan mudah menyerap air. Semakin banyak air yang diserap akan meningkatkan nilai aw sehingga pangan tersebut mudah dirusak oleh bakteri. 3.Susunan Gas di Atmosfir Berdasarkan kebutuhan oksigen sebagai aseptor electron, mikroba dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu mikroba aerob dan mikroba anaerob. Mikroba aerob adalah mikroba yang dapat menggunakan oksigen sebagai sumber aseptor electron terakhir dalam proses bioenerginya. Sebaliknya, mikroba anaerob adalah mikroba yang tidak dapat menggunakan oksigen sebagai sumber aseptor electron dalam proses bioenerginya Faktor Implisit, faktor-faktor implicit yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba adalah sinergisme dan antagonisme 1. Sinergisme Sinergisme adalah kemampuan dua atau lebih organisme untuk melakukan perubahan (biasanya peruubahan kimia), dimana tanpa adanya kerja sama diantaranya, masing-masing organisme itu tidak dapat melakukannya sendiri. Faktor-faktor yang berkaitan dengan sinergisme adalah nutrisi, perubahan nilai ph, perubahan potensial redoks, perubahan aktivitas air (aw), penghilang zat anti mikroba, dan kerusakan struktur biologis. 2. Antagonisme Kematian atau terhambatnya pertumbuhan suatu organisme yang disebabkan oleh organisme pertama disebut antagonisme. Faktor-faktor yang mempengaruhi

12 antagonisme antara lain, penggunaan nutrisi, perubahan nilai ph, perubahan potensial redoks, pembentukan zat zat anti mikroba dan bakteriofag Faktor Pengolahan Mikroba spesifik yang terdapat di dalam bahan bahan pangan dapat dikurangi jumlahnya oleh berbagai jenis metode pengolahan atau oengawetan pangan. Jenisjenis pengolahan/pengawetan pangan yang berpengaruh terhadap kehidupan mikroba antara lain suhu tinggi, suhu rendah, penambahan bahan pengawet, dan irradiasi.(nurwantoro, 1997) 2.7 Zat Kimia yang Berfungsi Sebagai Antagonis Mikroba Zat kimia yang berfungsi sebagai antagonis mikroba, yang berguna dalam pengawetan makanan ialah yang bersifat anorganik dan sifatnya organik Agensia Anorganik a. Belerang dioksida Belerang dioksida telah digunakan dalam pengawetan pangan selama berabadabad dan sekarang masih dipergunakan secara luas di seluruh dunia, terutama dalam perlakuan bahan pangan yang berasal dari tanaman. Oleh karena lebih efektif terhadap jamur daripada khamir, maka belerang dioksida banyak digunakan dalam industri fermentasi seperti halnya dalam pembuatan anggur. Belerang dioksida lebih toksik terhadap jamur dan bakteri daripada terhadap khamir.

13 b. Hidrogen Peroksida Bakteri pembusuk spora anaerob dapat dimatikan hydrogen peroksida. Sterilisasi permukaan berbagai komoditi dapat dilaksanakan dengan senyawa ini. Disamping itu hydrogen peroksida mempunyai kegunaan yang lebih luas dalam mengendalikan infeksi permukaan (kulit) pada manusia. c. Klor Klor adalah desinfektan kimia yang digunakan secara luas, terutama digunakan dalam klorinasi air untuk minum dan tujuan pengolahan. Paling efektif bekerja pada ph yang rendah. d. Karbondioksida Karbondioksida diketahui memiliki si fat-sifat mengawetkan pada tekanan tinggi daripada yang dijumpai dalam udara atmosfer. Selain digunakan dalam minuman yang berkarbondioksida, juga digunakan pada bahan pangan olahan sebagian, seperti misalnya pada biscuit yang tidak dipanggang. Sebagai zat pengawet utama adalah kenaikan gas karbondioksida yang berkembang dalam kemasan selama penyimpanan. Karbondioksida sekarang digunakan dalam pengendalian pemasakan dan kualitas penyimpanan buah-buahan segar Agensia Organik a. Asam Benzoat Asam benzoate dan derivat derivatnya adalah suatu kelompok zat pengawet kimia yang sudah digunakan secara luas. Walaupun garam natrium dan ammonium benzoate bisa digunakan, akan tetapi molekul molekul asam

14 benzoat itu sendiri yang mempunyai sifat yang mematikan. Molekul-molekul yang tidak mengalami disosiasi diduga merupakan komponen yang aktif. b. Asam asam Lemak Asam lemak yang mengandung 1 sampai 14 atom karbon adalah penghambat jamur yang efektif. Dengan adanya ikatan rangkap meningkatkan pengaruh mengawetkannya, dengan adanya rantai cabang menurunkan pengaruh mengawetkannya. c. Asam Sorbat Gooding telah menemukan bahwa golongan umum dari asam lemak rantai panjang yang tidak jenuh efektif sebagai agensia fingistatis (menghambat pertumbuhan jamur), terutama asam sorbet yang sangat bermanfaat dalam pengendalian pertumbuhan jamur. d. Asam Dehidroasetat Agensia mikroba yang telah memberi banyak harapan adalah asam dehidroasetat. Daya pengawetannya tidak banyak dipengaruhi oleh ph. Pengawet ini telah digunakan pada banyak bahan pangan yang mudah rusak, pada kadar yang rendah tidak menimbulkan cita rasa yang tidak dikehendaki dan juga efektif. (Desrosier, 2001) 2.8 Analisa Mikrobiologi Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indicator adanya folusi kotoran dan kondisi sanitasi tidak baik terhadap air. Adanya bakteri koliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya

15 mikroorganisme yang bersifat enterofatogenik dan toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua grup yaitu (1) koliform fekal, misalnya eschercia coli (e.coli) dan (2) koliform nonfekal misalnya enterobakteraerogenes. E.coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia, sedangkan enterobactera erogenes biasanya ditemukan pada kotoran hewan maupun tanam tanaman yang telah mati. Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam contoh biasanya digunakan metode MPN (Most Probeble Number) dengan cara fermentasi tabung ganda. Metode ini lebih baik bila dibandingkan dengan hitungan cawan karena lebih sensitive dan dapat mendeteksi koliform dan jumlah yang sangat rendah di dalam contoh. Metode lain yang dapat digunakan adalah metode Milipore Membran Filter, filter yang dapat mendeteksi dan menghitung koliform dalam jumlah kecil di dalam contoh Mikroba Metode Membran Filter Sebanyak ml contoh disaringmelalui membran filter steril dengan poripori 0,22-0,45 mikron dan diameter sekitar 5 cm. Kemudian membrane filter tersebut diletakkan di atas agar cawan, dan inkubasi pada suhu 35 0 C atau 37 0 C selama jam. Jumlah koliform tifikal baik fekal maupun non fekal dihitung dan dinyatakan dalam jumlah kuliform per 100 ml contoh. Endo agar dapat digunakan untuk

16 membedakan koloni bakteri yang memfermentasi laktosa dengan yang tidak mempermentasi laktosa karena medium ini mengandung 1 % laktosa sebagai satusatunya sumber karbohidrat. Koloni yang mempermentasi laktosa, termasuk kiloform, membentuk bagian merah pada bagian atas koloni dan sekelilingnya. Bakteri yang tidak mempermentasi laktosa, misalnya salmonella dan shigella, akan membentuk koloni yang tidak berwarna baik pada agar. Metode membran filter ini mempunyai kebaikan, antara lain : 1. Dapat digunakan untuk mengetahui jumlah mikroorganisme di dalam sample yang sedikit 2. Penyebaran bakteri dibatasi sesempit mngkin dan pada suatu waktu dapat digunakan untuk campuran bakteri sampai 500 jenis. 3. Setiap waktu dapat dilakukan pemisahan organisme dari bahan media 4. Memberikan perhitungan yang langsung dari penentuan jumlah 5. lebih cepat dan baik di dalam membrdakan jenis-jenis bakteri 6. Memberikan catatan hasil yang permanent di dalam cawan petri yang diawetkan. Kelemahan system ini antara lain ialah membran yang sudah dipakai tidak dapat digunakan untuk menyaring air yang mengandung lumpur atau sediment karena dapat menyumbat penyaring Metode Hitung Cawan Yang dimasksud dengan Total Count adalah perhitungan jumlah tidak berdasarkan jenis, tetapi secara kasar terhadap golongan atau kelompok besar

17 mikroorganisme umum seperti bakteri, fungi, mikro algae ataupun terhadap kelompok bakteri tertentu. Jumlah koliform di dalam contoh dapat dihitung dengan metode hitungan cawan menggunakan agar VRB (Violet Red Bile) atau agar DL (Dexoycholate Lactose). Inkubasi cawan yang mengandung agar VBR atau agar DL harus dilakukan pada suhu 35 0 C atau 37 0 C selama 24 jam. (Farsianz, 1993)

SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA (CO2) NAMA : YURIS FIRDAYANTI P. NURAINI AULIA AINUL ALIM RAHMAN

SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA (CO2) NAMA : YURIS FIRDAYANTI P. NURAINI AULIA AINUL ALIM RAHMAN LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA (CO2) NAMA : YURIS FIRDAYANTI P. NURAINI AULIA AINUL ALIM RAHMAN REGU/KELOMPOK : IV (EMPAT)/ IV (EMPAT) HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA/ 8 APRIL 2013 ASISTEN

Lebih terperinci

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama PENGAWETAN PANGAN I. PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

PENGARUH CO 2 (KARBONDIOKSIDA) MURNI TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME PADA PRODUK MINUMAN FANTA DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT MEDAN

PENGARUH CO 2 (KARBONDIOKSIDA) MURNI TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME PADA PRODUK MINUMAN FANTA DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT MEDAN PENGARUH CO 2 (KARBONDIOKSIDA) MURNI TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME PADA PRODUK MINUMAN FANTA DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT MEDAN KARYA ILMIAH BAHARUDDIN AFANDI 062401022 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI

MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI Ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk mikroskopik Mikroorganisme atau jasad renik MIKROBIOLOGI Ukuran sangat kecil, hanya dapat diamati dengan bantuan mikroskop Spoilage

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah digantikan oleh senyawa lain. Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan

Lebih terperinci

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan Jumlah dan jenis populasi mikroorganisme yang terdapat pada berbagai produk perikanan sangat spesifik. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan, temuan penelitian, dan pembahasannya. Hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ANALITIK

MAKALAH KIMIA ANALITIK MAKALAH KIMIA ANALITIK Aplikasi COD dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Disusun oleh : Ulinnahiyatul Wachidah ( 412014003 ) Ayundhai Elantra ( 412014017 ) Rut Christine ( 4120140 ) Universitas Kristen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Tepung Onggok Karakterisasi tepung onggok dapat dilakukan dengan menganalisa kandungan atau komponen tepung onggok melalui uji proximat. Analisis proximat adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrobiologi Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme. Mikroorganisme itu sangat kecil, biasanya bersel tunggal, secara individual tidak dapat dilihat dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

SIKLUS OKSIGEN. Pengertian, Tahap, dan Peranannya

SIKLUS OKSIGEN. Pengertian, Tahap, dan Peranannya SIKLUS OKSIGEN Pengertian, Tahap, dan Peranannya Apa yang terbesit dalam pikiran anda bila mendengar kata oksigen? Seperti yang kita tahu, oksigen bagian dari hidup kita yang sangat kita butuhkan keberadaannya.

Lebih terperinci

Pengawetan bahan pangan

Pengawetan bahan pangan Pengawetan bahan pangan SMA Negeri 5 Mataram Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd. Prinsip pengawetan pangan Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan Mencegah kerusakan yang

Lebih terperinci

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME MAKANAN DAN KEMASAN Bahan pangan mempunyai mikroflora spesifik yang

Lebih terperinci

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting

Lebih terperinci

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kimia Perairan 1 BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di perairan A. Definisi dan Komponen Penyusun Air Air merupakan senyawa kimia yang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persyaratan Biologis Untuk Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA

METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA 1. Metabolisme Aerobik dan Anaerobik Proses metabolisme: a. Katabolisme: reaksi eksergonik (Penguraian Senyawa Karbohidrat energi). Contoh: respirasi asam piruvat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium. Materi berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirup 2.1.1 Defenisi Sirup Sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambah gliserol, sorbitol atau polialkohol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air sebagai sumber daya alam, sangat penting dan mutlak diperlukan semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Air merupakan unsur utama dalam tumbuhan, tubuh

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parameter sensori sangat penting pada tahap penelitian dan pengembangan produk pangan baru. Produk baru yang dihasilkan harus memiliki penanganan yang tepat agar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME PERTUMBUHAN MIKROORGANISME 2 pertumbuhan Diartikan sebagai penambahan jumlah sel Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik

Lebih terperinci

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

MATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi

MATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi BAB I MATERI 1.1 Pengertian Materi Dalam Ilmu Kimia kita mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan yang dialami materi, baik dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan.

Lebih terperinci

BAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN

BAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN BAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN TIGA FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN: Faktor intrinsik Faktor ektrinsik Faktor implisit FAKTOR INTRINSIK: komposisi kimia, sifat fisik, dan struktiir biologi pangan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Organoleptik Bakso Ikan Nila Merah Uji organoleptik mutu sensorik yang dilakukan terhadap bakso ikan nila merah yang dikemas dalam komposisi gas yang berbeda selama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bioaktivator Menurut Wahyono (2010), bioaktivator adalah bahan aktif biologi yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator bukanlah pupuk, melainkan

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Bahan makanan umumny mudah rusak (perishable). Perhatikan saja, buah-buahan dan sayuran yang kita panen. Kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di tiap depot yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

Oleh : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. AIR

Oleh : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. AIR Oleh : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. AIR Air bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena mempengaruhi penampakan, tekstur serta cita rasa makanan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA

4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA 4.DAUR BIOGEOKIMIA 4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA Dalam lingkungan, unsur-unsur kimia termasuk juga unsur protoplasma yang penting akan beredar di biosfer mengikuti jalur tertentu yaitu dari lingkungan

Lebih terperinci

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol)

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol) Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol) I. TUJUAN Mengamati hasil dari peristiwa fermentasi alkohol II. LANDASAN TEORI Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Pada zaman dahulu beberapa orang senantiasa mencari tempat tinggal dekat dengan air, dikarenakan agar mudah mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang terjadi secara global sekarang disebabkan oleh ketimpangan antara konsumsi dan sumber energi yang tersedia. Sumber energi fosil yang semakin langka

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

PERTUMBUHAN JASAD RENIK PERTUMBUHAN JASAD RENIK DEFINISI PERTUMBUHAN Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiselular, yang disebut pertumbuhan

Lebih terperinci

ANTISEPTIC DAN DESINFEKTAN

ANTISEPTIC DAN DESINFEKTAN MAKALAH ANTISEPTIC DAN DESINFEKTAN Ditujukan untuk memenuhi tugas Kelompok Mata Kuliah : Mikrobiologi Dosen : Evi Roviati M. Si. S. Si. Di susun oleh : Khumaedullah Ajijul Edo Kuswanto Sri apriyanti TARBIYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saus Sambal Saus Sambal merupakan salah satu jenis pangan pelengkap yang sangat populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI 0129762006), saus sambal didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Siklus Biogeokimia 33 BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Kompetensi Dasar: Menjelaskan siklus karbon, nitrogen, oksigen, belerang dan fosfor A. Definisi Siklus Biogeokimia Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan, karena sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan biaya

Lebih terperinci

Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar

Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar Sampah plastik sangat banyak dijumpai di Indonesia. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sudah dijejali plastik, bahkan hingga ditimbun dalam tanah. Sampah plastik juga terbawa

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak

Lebih terperinci

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 9 BAB X AIR Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita.

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). Dan segala sesuatu kami ciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah kebutuhan esensi di dalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erosi merupakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang umumnya disebabkan oleh zat asam. Asam penyebab erosi berbeda dengan asam penyebab karies

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman. 1 I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Salah satu limbah peternakan ayam broiler yaitu litter bekas pakai pada masa pemeliharaan yang berupa bahan alas kandang yang sudah tercampur feses dan urine (litter broiler).

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014 LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : NAMA : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C1 14 155 KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO Rahardyan Dina Natalia(L2C307052) dan Sulvia Parjuningtyas(L2C307061) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH KARAKTERISTIK LIMBAH Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban dan konsistensinya

Lebih terperinci

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya. SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif

Lebih terperinci

Faktor Lingkungan Mikroba

Faktor Lingkungan Mikroba Faktor Lingkungan Mikroba Agroindustri Produk Fermentasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Faktor Lingkungan Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan, dan mempunyai laut serta potensi perikanan yang sangat besar. Oleh

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN Berbagai jenis makanan dan minuman yang dibuat melalui proses fermentasi telah lama dikenal. Dalam prosesnya, inokulum atau starter berperan penting dalam fermentasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 6. NUTRISI DAN MEDIA Kebutuhan dan syarat untuk pertumbuhan, ada 2 macam: fisik suhu, ph, dan tekanan osmosis. kimia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 media violet red bile agar (VRB). Sebanyak 1 ml contoh dipindahkan dari pengenceran 10 0 ke dalam larutan 9 ml BPW 0.1% untuk didapatkan pengenceran 10-1. Pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Praktikum kali ini membahas mengenai isolasi khamir pada cider nanas. Cider merupakan suatu produk pangan berupa minuman hasil fermentasi dengan kandungan alkohol antara 6,5% sampai sekitar

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Fermentasi Alkohol Fermentasi merupakan kegiatan mikroba pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikroba yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi yang banyak ditemui dalam produk bir, anggur dan sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi yang banyak ditemui dalam produk bir, anggur dan sebagainya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Alkohol Alkohol (C 2 5 O) merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses fermentasi yang banyak ditemui dalam produk bir, anggur dan sebagainya. Sebutan alkohol biasanya diartikan

Lebih terperinci

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan plastik semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia, karena memiliki banyak kegunaan dan praktis. Plastik merupakan produk polimer sintetis yang terbuat

Lebih terperinci

Macam macam mikroba pada biogas

Macam macam mikroba pada biogas Pembuatan Biogas F I T R I A M I L A N D A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 6 ) A N J U RORO N A I S Y A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 7 ) D I N D A F E N I D W I P U T R I F E R I ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 9 ) S A L S A B I L L A

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Madu

Proses Pembuatan Madu MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Daging broiler merupakan komoditas yang banyak diperdagangkan dan sangat diminati oleh konsumen karena merupakan sumber protein hewani yang memiliki kandungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecap Kedelai 1. Definisi Kecap Kedelai Kecap merupakan ekstrak dari hasil fermentasi kedelai yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu, dengan

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu dan ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya (30 0%) berupa daratan (dilihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). Untuk semua ini diperlukan

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Fermentasi Kombucha. Kombucha merupakan sebagai minuman hasil fermentasi seduhan teh bergula yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman sari buah atau nektar, produk roti, susu, permen, selai dan jeli

Lebih terperinci

BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA 11 BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Karbondioksida Pada tahun, dua tahun sebelum dia menemukan oksigen, Joseph Priesley menemukan bahwa dapat menstimulasi air mineral tertentu oleh pemisahan karbondioksida dalam

Lebih terperinci

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA Medium pertumbuhan (disingkat medium) adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian TINJAUAN PUSTAKA Ikan Patin Sektor perikanan memang unik beberapa karakter yang melekat di dalamnya tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian penanganan masalah

Lebih terperinci

Zat-zat hara yang ditambahkan kedalam media tumbuh suatu mikroba adalah :

Zat-zat hara yang ditambahkan kedalam media tumbuh suatu mikroba adalah : 1. DEFINISI MEDIA Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacammacam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan,

Lebih terperinci

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

Pengawetan dengan Suhu Tinggi Pengawetan dengan Suhu Tinggi Pengawetan dengan suhu tinggi adalah salah satu dari sekian banyak metode pengawetan makanan yang sering digunakan. Metode ini sebenarnya sudah sangat familier dalam aktivitas

Lebih terperinci

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4. LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Lebih terperinci