Metta Sari, Taufik Sumarsongko

Transkripsi

1

2

3 PENATALAKSANAAN LINGGIR DATAR PADA PEMBUATAN GIGI TIRUAN PENUH DENGAN TEKNIK PENCETAKAN MUKODINAMIK Metta Sari, Taufik Sumarsongko Bagian Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, ABSTRAK Proses penuaan tidak dapat dihindari seiring dengan meningkatnya usia seseorang,rsalah satu perubahan yang terjadi pada gigi dan mulut adalah kehilangan gigi yang menyebabkan resorbsi tulang sehingga sulit bagi praktisi untuk membuat gigi tiruan.pembuatan gigi tiruan pada pasien dengan linggir datar memerlukan teknik khusus dalam pencetakan sehingga bisa didapatkan retensi dan stabilisasi yang baik dari jaringan sekitarnya.pasien wanita berusia 57 tahun datang dengan keluhan kesulitan mengunyah dan telah kehilangan seluruh gigi rahang bawah.pemeriksaan intra oral terlihat linggir alveolar rahang bawah yang rendah.teknik pencetakan yang dapat digunakan pada kasus linggir datar adalah pencetakan mukodinamik, Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui cara mendapatkan dukungan gigitiruan yang didapat dengan teknik pencetakan mukodinamik. Kata kunci: resorbsi tulang, linggir datar, pencetakan mukodinamik ABSTRACT The aging process can not be avoided along with the increasing age of a person, One of the changes that occur is bone resorbtion causes of tooth loss and it can be difficult for the practitioner to make dentures. Making dentures in patients with flat ridge require special impression technique so that it can obtain good retention and stabilization of the surrounding tissue, 57 -year-old female patient came with complaints of difficulty chewing and have lost all the teeth of the lower jaw, In examination seen flat ridge of mandible. Mucodinamic impression techniques can be used in flat ridge cases, The purpose of this paper to find out how to get support dentures obtained by mucodinamic impression technique. Keywords: Bone resorbtion, flat ridge, mucodinamic impression technique Volume 1; No 1:2016

4 PENDAHULUAN Kehilangan gigi sering kali dialami pada pasien usia lanjut, sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi karena kesulitan dalam mengunyah makanan. Pembuatan gigi tiruan disarankan agar dapat membantu untuk memproses makanan,pada kenyataannya pembuatan gigi tiruan sangat sulit mencapai hasil yang maksimal terutama mengenai retensi dan stabilitas.. Resorbsitulang alveolarsetelah pencabutan gigiterjadidari arah bukolingual dan juga apikokoronal.resorbsi tulang alveolar terjadi karena tekanan pada tulang berkurang sehingga jumlah tulang yang dibutuhkan sedikit maka volume akan berkurang.lresorbsi alveolar didefinisikan sebagai pengurangan linggir alveolar dibawah periosteum. Proses ini terlokalisir pada struktur tulang alveolar dan menunjukan aktifitas osteoklas lebih besar dari pada osteoblas sehingga terjadi kehilangan tulang. Resorbsi tulang alveolar dipengaruhi multifaktorial dan biomekanik,2 Resorbsi pada rahang bawah besarnya 4 kali rahang atas. Menurut Atwood, kecepatan resorbsi tulang alveolar bervariasi antar individu, Resorbsi paling besar terjadi pada enam bulan pertama sesudah pencabutan gigi anterior atas dan bawah. Pada rahang atas, sesudah 3 tahun, resorbsi sangat kecil dibandingkan rahang bawah.3 Keberhasilan sebuah gigi tiruan tergantung dari beberapa faktori seperti retensi dan stabilitas gigi tiruan. Retensi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk tahan terhadap gaya gravitasi, sifat adhesi makanan, dan gaya-gaya yang berhubungan dengan pembukaan rahang, sehingga akan menghasilkan gigi tiruan tetap pada posisinya di dalam rongga mulut,stabilitas adalah kemampuan gigi tiruan untuk tetap stabil atau konstan pada posisinya saat digunakan. Stabilitas memberikan kenyamanan fisiologis pada pasien, sedangkan retensi memberikan kenyamanan psikologik. Kurangnya stabilitas sering membuat faktor retensi dan dukungan tidak efektif.a Teknik pencetakan merupakan tahap yang sangat penting dalam pembuatan gigi tiruan lengkap rahang bawah dengan lingir datar untuk mendapatkan hasil yang baik.prosedur pencetakan dilakukan dengan dua tahap, yaitu pencetakan awal (preliminary impression) dan pencetakan fungsional (secondary impression).3diantara seluruh teknik pencetakan fungsional, terdapat 2 jenis pencetakan yang sering digunakan yaitu mukostatik dan mukodinamik. Tujuan dari pencetakan mukostatik adalah mencetak bagian anatomi linggir dan jaringan sekitarnya untuk tempat protesa tanpa distorsi jaringan lunak.5,6pencetakan mukodinamik adalah suatu metode pencetakan yang dapat mencetak daerah mukosa otot yang bergerak untuk perluasan gigi tiruan tanpa menyebabkan pelepasan gigi tiruan tersebut.3 Bahan cetak yang digunakan pada kedua teknik ini berbeda, r.rntuk pencetakan mukostatik digunakan bahan cetak dengan viskositas rendah sedangkan pada pencetakan mukodinamik dipilih bahan dengan viskositas tinggi seperti alginate.s,6 Prosiding Bandung Dentistry Conventional VS Dioitalized Dentistrv

5 LAPORAN KASUS Seorang pasien wanita, Ny IH berusia 57 tahun, datang ke RSGM UNPAD dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan agar dapat memperbaiki penampilan dan membantu proses pengunyahan, Keadaan intra oral dan rongten panoramik menunjukan sisa linggir rahang bawah yang datar, Gambar 1: keadaan intra oral pasien dan foto panoramic pasien menunjukan sisa linggir alveolar rahang bawah yang telah resorbsi. Pada pasien ini direncanakan akan dibuat gigitiruan penuh, namun keadaan linggir yang datar tidak memungkinkan untuk dilakukan pencetakan mukostatik. Pada pencetakan mukodinamik diperlukan sendok cetak perseorangan yang dibuat dari bahan akrilik pada model kerja awal yang didapat dari pencetakan awal. Penutupan model dengan menggunakan lilin secukupnya pada daerah lingual dan mukobukal fold dimana aktivitas otot dirasa tidak akan mengganggu retensi dan stabilitas basis gigi tiruan, Pembuatan wax spacerdiatas linggir dan dilanjutkan pembuatan sendok cetak perseorangan dari bahan akrilik.setelah itu dilakukan uji coba didalam mulut, pasien diinstruksikan untuk melakukan beberapan aktivitas seperti menelan, menggerakan lidah kesamping dan menjulurkan lidah, serta menggerakan otot pipi, Gambar 2: uji coba sendok cetak perseorangan pada pasien. Volume 1; No 1 :2016

6 Setelah sendok cetak stabil diatas permukaan linggir;dilakukan pengukuran dimensi vertikal. Kemudian dengan menggunakan wax dibuat tanggul gigitan setinggi dimensi vertikal. Pada kasus ini tanggul gigitan dibuatdibawah sisa gigr rahang atas agar didapatkan stabilitas yang baik.gunakan bahan cetak dengan konsistensi cair seperti monophase atau bahan cetak atginate dengan w/p ratio 2:1. Instruksikan pasien untuk menggerakan lidah, melakukan gerakan menelan untuk membantu mendapatkan perluasan bukal dan labial dan juga menggerakan otot-otot pipi Gambar 3: instruksikan pasien untuk menggerakan lidah, melakukan aktifitas menghisap dan menggerakan otot pipi pada saat pencetakan. PEMBAHASAN Pembuatan gigi tiruan pada pasien dengan linggir yang datar akan sanga: sulit untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi terutama jika kita tidak tanr bagaimana mendapatkan dukungan dari jaringan sekitarnya. Pencetakan yan: tepat dan akurat merupakan salah satu cara mendapatkan retensi, stabilrtas dan dukungan gigi tiruan yang baik. Terdapat beberapa cara untuk melakukepencetakan di linggir datar, Pada linggir datar bagian posterior dapat dilakukapencetakan modifi kasi mukostatik. Kesulitan yang biasa ditemui pada saat melakukan pencetakan ada a- saat penyesuaian sendok cetak perorangan,pasien dengan kehilangan gigi ye-; lama biasanya terjadi atrofi pada otot daerah bukal, sehingga sulit didapat(adaerah mukobukal fold yang bebas dari aktifitas otot. Aktifitas seperti mer- *: dan menelan dapat memberikan gambaran batas daerah mukobukal fold,,2-= dapat mengkompensasi pergerakan otot. Penentuan d imensi verti ka I pada pasie n ed entu I ous dapat d i la ku kan der ; = - beberapa cara seperti metode sorenson yaitu mengukur jarak antara glabe:.= subnasi dengan jarak dari subnasi ke gnation, pengukuran r/3 wajah bagian a:=. tengah dan bawah, rnetode two dots dan lain sebagainya. Setelah itu pembua::- tanggul gigitan lilin dapat diganti dengan bahan akrilik atau pericompound, =z:,- Prosidlng Bandung Dentistry Conventional VS Digitalized Dentistry

7 :3s en ini dibuat dari bahan lilin agar pasien dapat menyesuaikan dengan sisa '/ang ); ada. Jika pasien tidak memiliki gigi sama sekali maka dapatdibuatdari ::.an akrilik atau pericompoundyang ditempelkan ke sendok cetak perorangan -ahang atas. Pencetakan mukodinamik memanfaatkan gerakan otot baik pipidan cah, dimana daerah mukosa bergerak namun masih dapat mengkompensasi pergerakan dapat ditutupi basis gigi tiruan.oleh karena itu pembuatan tanggul gigitan lilin diharap tidak mengganggu pergerakan otot lidah., Pemilihan bahan cetak menjadi kunci keberhasilan saat pencetakan. Bahan :etak alginate dengan konsistensi yang cair akan memudahkan pencatatan :erakan otot pipi dan lidah. Selain alginate dapat juga digunakan bahan cetak ^,onophase atau light body. Namun bahan cetak light body memiliki waktu setting yang lebih lama dibanding alginafe sehingga kemungkinan bercampur,jengan saliva pasien dan dapat mengganggu proses setting. Setelah didapatkan rasil cetakan yang baik dan akurat lakukan proses boxinguntuk mendapatkan Datas tepi yang baik. KESIMPULAN Pencetakan fungsional pada linggir alveolar dapat dilakukan dengan oerbagai macam cara, secara garis besar dibagi menjadi pencetakan mukostatik Can mukodinamik. Pada pasien dengan linggir datar pencetakan dinamik akan lebih membantu untuk mendapatkan retensi, stabilisasi dan dukungan dari ;aringan intra oral, DAFTAR PUSTAKA I 3 n Hanson S, Hallidan A, Alveolar ridge resobtion after tooth extraction: a consequence of a fundamental principle of bone physiologic. Journal of Dental Biomechanic. 2Ot2. p Novira. Teknik pencetakan dinamik pada linggir alveolus datar rahang bawah untuk meningkatkan retensi dan stabilitas gigi tiruan penuh fskripsi]. Medan: Universitas Sumatra Utara, Damayanti L. Perawatan pasien lansia dengan flat ridge/flabby tissue Imakalah]. Bandung: Universitas Padjajaran, George B. Textbook of complete denture prosthodontics. New Delhi: CBS Publishers & Distributors; 20Q6. p, 6B-84. Geering H, Kundert M, Kesley C. Color of atlas dental medicine: Complete denture and overdenture, New York: Thieme; 1993' p' 74-42' Devlin H. Complete denture: A clinical manual for general practioner. Berlin: Springer; p. 2O-25. Volume 1; No 1:2016