BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya"

Transkripsi

1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Dalam tugas akhir ini, tim produksi membuat sebuah program news magazine yang berjudul fashion update. Diberi nama magazine karena topik dan tema yang disajikan mirip dengan topik yang ada dalam suatu majalah (magazine). Magazine adalah sebuah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam dan lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi.dari konsep kamera, seorang camera person dalam program fashion update ini menggunakan tiga kamera yang berbeda, agar tayangan yang ditampilkannya nanti tidak monoton dan dibuat semenarik mungkin dengan angle yang berbeda. Dalam bagian ini, penulis akan membahas perbandingan tugas karya akhir yang dibuat dengan program sebelumnya yang sudah tayang di televisi swasta nasional yang di bedakan dari waktu tayang dan isi program.

2 Tabel 2.1 Perbandingan program Fashion Update dengan Program Lain No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan Program yang Dibuat 1. ilook Net TV Hari Sabtu - Minggu ilook merupakan sebuah program acara magazineyang lebih membahas berbagai berbagai pernak-pernik yang berhubungan dengan fashiom Program ini tayang setiap sabtu dan minggu yang berdurasi 30 menit. Acara inijuga memberikan tips-tips seputar make up, nail, rambut dan juga fashion atasan/bawahan pria dan wanita. Memiliki persamaan dari keduanya yang merupakan program magazine yaitu sebuah program acara yang lebih mengutamakan halhal menariknya. Ada beberapa perbedaan yang di buat Fashion Update dengan ilook, seperti keberadaan syuting, ilook hanya didalam studio sedangkan fashion update mempunya beberapa liputan di luar studio. Dari segi pembahasan, ilookmemberikan tips and trick tentangfashion, akan akan membahas fashion updatelebih luas mengenaitrend update top six fashion men/women.dan untuk komentar fesyen itu sendiri yang dipergunakan dalam program ilook hanya komentar host yang berperan sebagai model, sedangkan fashion updatememinta komentar

3 2. Food&Fashion TransTV Jumat Program yang berdurasikaan 30 menit ini, Farah Quinn sebagai host akan mengajak untuk jalanjalan dan mencari makanan khas baik tradisional maupun modern, dan melihat cara pembuatannya. Selain itu dalam program ini Farah Quinn juga akan memberikan informasi seputar fashion. dari beberapa sumber lainnya. Perbedaan yang di tujukan dalam program food&fashion trans tv ini akan membahas segmen fashion saja. Pembahasan mengenai fashion dalam program di trans tv ini, host mengunjungi sebuat butik ataupun tempat perbelanjaan untuk membeli dan langsung mengenakan baju yang diinginkan sesuai dengan tema atau topik yang saat itu sedang di bahas. Fashion update lebih membahas semua tentang gaya berpakaian yang sedang up to date dan juga mempunyai segmen komentar fashion dari beberapa orang yang berhubungan dengan fashion.

4 2.2 Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Pembuatan Tugas Akhir Proses Produksi Televisi Dalam sebuah proses produksi televisi, menurut Herbert Zettl dalam buku yang berjudul Television Production Handbook, Eleventh Edition, terlepas dari bagian nonteknis atau teknis, atau apakah bekerja dengan tim besar produksi atau sendiri, maka akan terlibat dalam tiga fase produksi yaitu: praproduksi, produksi, dan pascaproduksi Pra-Produksi Pra-produksi mencakup semua persiapan dan kegiatan sebelum benar-benar pindah ke studio atau di lapangan pada hari pertama produksi.ini biasanya terjadi dalam dua tahap.tahap 1 terdiri dari semua kegiatan yang diperlukan untuk mengubah ide dasar menjadi konsep yang bisa diterapkan atau script.pada tahap 2 semua rincian produksi yang diperlukan, seperti lokasi, kru, dan peralatan untuk kamera tunggal atau multicamera produksi, yang bekerja keluar Produksi Setelah membuka pintu studio untuk latihan atau melakukan sesi video rekaman, atau memuat camcorder ke dalam van untuk menembak lapangan, saat itulah sedang berada dalam proses produksi. Kecuali untuk latihan, produksi melibatkan peralatan dan biasanya sudah ada orang-orang yang mengoperasikan peralatan. Dan mengandung semua yang ada di dalam sebuah acara televisi atau video-recorded. Kegiatan ini disebut juga dengan shooting atau peliputan. Tahap produksi shooting ini dapat dilakukan di dalam studio maupun diluar studio. Berlangsungnya sebuah produksi acara sangat bergantung pada tim produksi itu sendiri. Selain itu, proses produksi program televisi juga bergantung pada

5 seseorang atau beberapa orang yang mejadi talent atau host untuk memandu jalannya acara.dan juga melibatkan beberapa narasumber yang memang berpengalaman di bidang fashion untuk mengomentari gaya berpakaian cuplikan sebuah film Pasca Produksi Kegiatan utama pasca produksi terdiri dari video dan audio editing. Hal ini juga dapat mencakup koreksi warna klip video (sehingga baju merah dari seorang aktor tampak sama dari satu tembakan ke depan), pemilihan musik kembali tanah yang sesuai, dan penciptaan efek audio khusus. Bila menggunakan kamera film-gaya tunggal, yang berarti bahwa adegan dibangun dengan merekam satu tembakan demi satu dengan hanya satu kamera, kegiatan pascaproduksi bisa memakan waktu lebih lama dari produksi aktual Angle Kamera Gambar 2.1. Sumber: Menurut Gerzon, dalam pemilihan sudut kamera dengan tepat akan mempertinggi visualisasi dramatic dari suatu cerita. Penentuan sudut pandang kamera menjadi faktor yang sangat penting dalam membangun cerita yang berkesinambungan. Menurut Panca

6 Javandalasta (Javandalasta, 2011) dalam buku yang berjudul 5 hari mahir bikin film, menjelaskan tipe angle kamera yang dibagi menjadi 2 jenis, antara lain: 1. Angle Kamera Objektif : Kamera dari sudut pandang penonton outsider, tidak dari sudut pandang pemain tertentu. Beberapa sudut obyektif yang dipakai pada saat pengambilan gambar, antara lain: - Bird EyeView Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain di bawah terlihat kecil. Pengambilan gambar biasannya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi. - High Angle Kamera ditempatkan dengan sudut lebih tinggi daripada subjek, untuk menampilkan kedudukan subjek yang lebih rendah dari pada penonton, dan mempunyai arti dramatic yaitu kecil dan kerdil. - Low Angle Pengambilan gambar diambil dari bawah objek, yaitu kamera ditempatkan dengan sudut lebih rendah daripada subjek, untuk menampilkan kedudukan subjek yang lebih tinggi dari pada penonton. - Eye level Angle Objek ditempatkan sejajar dengan mata objek. Pengambilan gambar dari sudut eye level hendak menunjukan bahwa kedudukan subjek dengan penonton sejajar. - Frog Eye View Sudut pengambilan gambar diambil sejajar permukaan tempat objek berdiri, seolah olah memperlihatkan objek menjadi besar.

7 2. Angle Kamera Subyektif :Kamera dari sudut pandang penonton yangdilibatkan, misalnya melihat ke penonton, atau dari sudut pandang pemain lainnya dalam suatu adegan. Angle kamera subyektif dilakukan denganbeberapa cara: - Kamera berlaku sebagai mata penonton untuk menempatkan mereka dalam adegan, sehingga dapat menimbulkan efek dramatic - Kamera berganti-ganti tempat dengan seseorang yang berada dalam gambar. Penonton bisa menyaksikan suatu hal atau kejadian melalui mata pemain tertentu. Penonton akan mengalami sensasi yang sama dengan pemain tertentu. - Kamera bertindak sebagai mata dari penonton yang tidak kelihatan Teknik Pengambilan Gambar Teknik Pengambilan Gambar Keseluruhan Teknik pengambilan gambar merupakan hal yang patut diperhatikan didalam melakukan sebuah perekaman gambar. Diki Umbara menyatakan teknik pengambilan merupakan teknik mengumpulkan materi (gambar) guna membangun suatu cerita. Pengambilan gambar dapat terlaksana dengan baik dan benar apabila dipahami untuk apa gambar diambil, berapa besar ukurannya, bagaimana spesifikasinya, momen mana yang bersesuaian, arah dan tujuan pergerakan, penentuan pesan dan kesan yang ada didalam sebuah gambar. Seorang camera person juga harus berperan sebagai director of photography. Peran DOP sendiri memiliki aspek didalamnya untuk mengatur komposisi dan semuateknis pengendalian kamera. Dalam produksi fashion update, camera person juga akan berperan sebagai DOP.Camera person juga akan sering melakukan diskusi dengan produser mengenai

8 angle kamera, warna, pencahayaan, blocking, dan pergerakan pada kamera. Seorang camera person juga harus memiliki rasa sensitifitas yang baik didalam membangun sebuah cerita. Visual story telling menjadi suatu konsep yang dapat dipergunakan oleh camera person pada saat pengambilan gambar. Point of view menjadi kata kunci didalam visual story telling. Camera person akan mendeskripsikan sebuah alur cerita melalui sebuah gambar. Dengan kata lain setiap gambar dapat bercerita walaupun tanpa adanya narasi pendukung (Blain Brown, 2012) Teknik Pengambilan Gambar Secara Terperinci Menurut buku dasar-dasar produksi televisi yang diciptakan oleh Andi Fachruddin, pengambilan gambar terbagi menjadi sembilan. Didalam pengambilan gambar, kita harus mengetahui dahulu seperti apa bentuk gambar yang ingin kita ambil. Pengambilan gambar akan membentuk gambaran subjek di pikiran masyarakat. Sembilan teknik pengambilan gambar yaitu: 1. Extreme long shot (ELS) : Gambar 2.2 Sumber gambar: Ukuran gambar ELS merupakan kekuatan yang ingin menetapkan suatu (peristiwa, pemandangan) yang sangat-sangat jauh dan panjang dan luas berdimensi

9 lebar. Biasa digunakan untuk komposisi gambar indah pada sebuah panorama. 2. Very Long Shot (VLS) : Gambar 2.3 Sumber gambar: Gambar-gambar opening scene atau bridging scene dimana pemirsa divisualkan adegan kolosal, kota metropolitan dan sebagainya. Posisi kamera diletakkan beragam seperti top angle dari helikopter, menggunakan crane atau jimmy jib. Tidak cocok dengan handheld atau dipanggul di bahu. 3. Long shot (LS) : Gambar 2.4 Sumber gambar: Keseluruhan gambaran dari pokok materi dilihat dari kepala ke kaki atau gambar manusia sepenuhnya. Dikenal dengan landscape format.

10 4. Medium Long Shot (MLS) : Gambar 2.5 Sumber gambar: Memotong pokok materi dari lutut sampai puncak kepala pokok materi. Dari Long Shot ditarik garis imajiner lalu di zoom in sehingga lebih padat dan menjadi MLS. Angle ini dipakai untuk memperkaya keindahan gambar. 5. Medium Shot (MS) : Gambar 2.6 Sumber gambar: Gambar dari pinggul pokok materi sampai pada kepala pokok materi. Komposisi gambar terbaik untuk

11 wawancara. Pemirsa dapat melihat dengan jelas ekspresi dan emosi. 6. Medium Close Up (MCU) : Gambar 2.7 Sumber gambar: Dari dada pokok materi sampai puncak kepala. Potret setengah badan dengan keleluasaan background yang masih bisa dinikmati. Memperdalam gambar dengan menunjukkan profil dari objek yang direkam. 7. Close Up (CU) : Gambar 2.8 Sumber gambar: Bagian ini meliput wajah yang keseluruhan dari pokok materi. Objek menjadi titik perhatian utama dalam pengambilan gambar dan latar belakang hanya terlihat sedikit. Fokus kepada wajah, digunakan sebagai

12 komposisi gambar yang paling baik untuk menggambarkan emosi atau reaksi seseorang. 8. Big Close Up (BCU) : Gambar 2.9 Sumber gambar: Lebih tajam dari Close Up, mampu mengungkapkan kedalaman pandangan mata, kebencian raut muka dan emosional wajah. Tanpa intonasi/narasi sudah biasa mewujudkan arti reaksi spontanitas atau refleks seseorang. 9. Extreme Close Up (ECU) : Gambar Sumber gambar : Kekuataannya ada pada kedekatan dan ketajaman yang hanya fokus pada satu objek. Sering digunakan untuk memperhebat emosi dari suatu pertunjukkan musik atau situasi yang dramatis. Kesulitannya adalah dalam menciptakan depth of field, karena jarak objek dan jangkauan lensa kamera terlalu dekat.

13 2.2.4 Pergerakan Kamera Pergerakan yang bervariatif sangat dibutuhkan pada setiap acara televisi hingga menghasilkan kualitas sebuah program yang memuaskan kreatornya. Seorang kameramen harus memahami tentang pergerakan kamera. Semakin banyak pergerakan kamera yang sesuai ketentuan maka akan menjadikan gambar lebih menarik dan mudah dimengerti penontonnya. Beberapa jenis pergerakan kamera menurut Andi Fachruddin adalah : 1. Crub/truck Gambar 2.11 Sumber gambar: Pergerakan seluruh badan kamera secara horizontal ke kiri dan kanan dengan sasaran menunjukkan keberadaan objek agar mempertahankan komposisi awal dan menunjukkan perubahan latar belakang. 2. Swing Gambar 2.12 Sumber gambar: Buku Dasar-dasar produksi televisi

14 Pergerakan seluruh badan kamera ke kiri dan kanan membentuk oval, tujuannya adalah untuk menunjukkan keberadaan objek dengan mempertahankan komposisi awal. 3. Zoom In dan Zoom Out Gambar 2.13 Sumber gambar: Zoom in adalah pengambilan gambar dengan pergerakan lensa yang menunjukkan gambar lebih luas menuju objek gambar yang lebih sempit. Zoom out yaitu saat pergerakan lensa kamera mundur agar gambar yang awalnya menunjukan objek lebih luas, terlihat lebih dekat atau lebih detail. 4. Pan left and right Panning adalah pergerakan kamera menyamping/horizontal. Pan left yaitu pergerakan saat kamera bergerak memutar ke kiri dan pan right adalah saat kamera bergerak memutar ke kanan. 5. Tilt up Pergerakan vertikal yang bergerak dari bawah ke atas. Tujuan pergerakan ini biasnya untuk menyajikan ketinggian suatu objek. 6. Tilt down Pergerakan kamera secara vertikal saat mengambil gambar yang bergerak dari atas ke bawah. Biasanya tujuan pengambilan gambar ini untuk menunjukkan keberadaan suatu objek yang berada dibawah.

15 Gambar 2.14 Sumber gambar: Komposisi Gambar Komposisi gambar adalah pengaturan/penataan dan penempatan unsur-unsur gambar ke dalam frame (bingkai gambar). Komposisi gambar harus memerhatikan faktor keseimbangan, keindahan, ruang dan warna dari unsur-unsur gambar serta daya tarik tersendiri (Fachruddin, 2012). Unsur-unsur gambar dalam komposisi : - Tokoh/manusia (obyek), termasuk perlengkapan kostum dan make up - Lokasi gedung, dekorasi dan properti - Warna, cahaya, dan lainnya. Sedangkan framing merupakan penempatan unsur-unsur gambar ke dalam frame yang bertujuan menempatkan objek pada komposisi yang baik, serta terpenuhinya unsur keseimbangan frame kiri dan kanan, atas dan bawah. 1. Trianggulasi Pusat perhatian ditempatkan pada puncak suatu segitiga. Bagian-bagian lainnya ditempatkan pada pangkal dasar suatu koomposisi. Keseimbangan sisi kiri dan kanan objek serta atas

16 dengan background yang mengesankan objek menjadi elegan dan enak dipandang. 2. The Rule of Thirds (The Golden Mean) Pedoman dalam penempatan unsur-unsur gambar dalam frame yang dibagi atas tiga bagian secara vertikal dan tiga bagian secara horizontal. Perpotongan garis vertikal dan horizontal merupakan titik perhatian pemirsa dalam menyaksikan suatu adegan. Interest point of object (pusat perhatian) sebaiknya ditempatkan pada titik-titik perpotongan tersebut. 3. Walking Room/lead room) Ruang yang menunjukkan arah jalan objek sampai tepi frame, ruang depan lebih luas dua kali dibanding ruang belakang (30-50%). Teknik pengambilan gambar dengan memberikan sisa jarak ketika seseorang bergerak ke arah tertentu. Tanpa memperhatikan walking room, objek gambar orang akan tampak terhalangi atau terhenti di layar televisi. 4. Looking Room/ Nose Room Jarak pandang objek ke depan dengan perbandingan dua bagian depan satu bagian belakang (30-50%). Ketika objek gambar melihat atau menunjuk ke suatu arah, harus tersedia ruang kosong pada arah yang dituju. Pengambilan gambar tanpa looking room akan terlihat janggal dan tidak seimbang. 5. Head Room Teknik pengambilan gambar ini, ruang dari atas kepala sampai tepi atas frame, ruang bagian ini seperempat dari kepala objek. Ruang kosong yang berada di atas kepala harus seimbang dengan tepi layar televisi. Namun kalau kebanyakan, maka gambar tampak tidak seimbang dan objek tampak tenggelam di layar televisi, gambar akan tidak nyaman dilihat.

17 6. Aerial Shot Pengambilan gambar daratan dari udara dengan meletakkan posisi kamera pada pesawat udara. Fungsi pengambilan gambar ini untuk melihat suasana di bawah daratan secara menyeluruh dan leluasa. 7. Over the Shoulder Shot Kamera berada di salah satu pelaku, di belakang objek yang membelakangi dan tampak di dalam frame. Sementara objek utama lebih difokuskan tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main. 8. Establishing Shot Pengambilan gambar yang menampilkan keseluruhan objek ditambah dengan ruang di sekitarnya sebagai pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi dimana peristiwa atau bagimana kondisi adegan itu terjadi. 9. Point of View Teknik pengambilan gambar yang menghasilkan arah pandang pelaku atau objek utama dalam frame. 10. Canted Shot Kamera dalam posisi miring ke kiri atau kanan dengan statis, sehingga menggambarkan frame menjadi diagonal dengan kesan atraktif objek yang dituju. Biasanya digunakan pada tayangan MTV, saat opening oleh presenter. 11. Crazy Shot Menggerakan kamera ke kiri dan kanan secara dinamis. Tidak lazim pada program formal dan normal. Jenis ini sering digunakan sebagai cara untuk menggairahkan gambar yang disesuaikan dengan ritmenya. Sering digunakan dalam proses pembuatan video klip.

18 12. Subjective Shot dan Objective Shot Teknik pengambilan gambar yang secara psikologis melibatkan penonton sebagai pelaku dalam scene tersebut. 13. Type of Shot Produksi program televisi yang akan disesuaikan dengan format program yang telah ditetapkan sbelumnya. Hal ini akan mempermudah proses penyampaian pesan, menghibur dan memberikan makna yang afektif pada pemirsa televisi, sehingga tipe pengambilan gambar menjadi dasar pembuatan program acara tv adalah sebagai berikut : - Simple shot : proses pengambilan gambar yang menggunakan pengambilan statis, tanpa pergerakan dengan cut to cut. Biasanya digunakan untuk merekam penyiar berita. - Complex shot : proses yang bervariasi dengan kombinasi antara statis dengan pergerakan lensa, sehingga menghasilkan komposisi gambar yang indah dan enak ditonton. Biasanya digunakan dalam program fashion show, kuis, dan lainnya. - Developing shot: proses dengan menggunakan seluruh pergerakan kamera dengan berbagai angle, sehingga terbentuk pengambilan gambar yang dramatis. 14. Object in Frame Pengambilan gambar orang oleh kamera dalam satu frame dengan mengabaikan shot size orang tersebut. Pengambilan gambar ini dibagi atas one shot, two shot, three shot, group shot. - One Shot, hanya terdapat satu orang dalam frame. - Two Shot, terdapat dua orang dalam satu frame. - Three Shot, ada tiga orang yang berada dalam satu frame.

19 - Group Shot, merupakan proses pengambilan gambar yang terdapat sekelompok orang yang berada dalam satu frame Lensa Bagian terpenting dalam sebuah kamera adalah lensa. Perubahan yang terjadi dalam sebuah lensa sangat berpengaruh dengan apa yang akan dilihat oleh audience. Setiap jenis lensa akan mempengaruhi sudut pandang kamera (angle of view) dan juga mempengaruhi focal lenght. Ada beberapa jenis lensa yang akan dijelaskan (Umbara, 2009), yaitu: 1. Lensa Normal Lensa normal atau yang sering disebut dengan lensa standar memilik focal length antara 35mm 70mm. Yang paling umum dari lensa standar adalah lensa yang memiliki focal length 50mm ( seperti lensa Fix canon 50mm f1.8). Karena lensa yang focal length nya 50mm, pandangannya sama dengan mata manusia. 2. Lensa Tele Lensa tele memiliki focal lenght yang panjang. Dengan menggunakan lensa ini, subjek terasa dekat sehingga kedalamannya menjadi kurang. Keuntungan lensa ini, kita bisa merekam gambar dari posisi yang cukup jauh namun dapat menghasilkan gambar seperti kita sedang merekam dalam jarak dekat. Lensa ini memiliki ukuran 70 mm ke atas. 3. Lensa Wide Seperti namanya, lensa kamera wide angle ini memiliki daya tangkap yang lebar. Fungsi dari lensa kamera wide angle adalah untuk mengambil gambar pemandangan, arsitektur, terkadang juga digunakan untuk mengambil gambar sekumpulan orang banyak. Kita tidak perlu mundur mengambil jarak karena dengan posisi dekat, bisa terlihat seluruh bagian. Lensa ini mempunyai ukuran sudut pandang sekitar 45 sampai 90 derajat (focal lenght 10mm sampai 5mm).

20 4. Lensa Zoom Lensa zoom ini adalah penggabungan dari lensa sudut pandang lenar hingga lensa tele. Ukuran lensa tidak bisa ditentukan, misalnya mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Lensa zoom banyak digunakan sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai yang dibutuhkannya Tata Cahaya Dalam satu objek harus mendapatkan pencahayaan dasar yaitu basic laighting/three point lighting. Tiga arah pencahayaan itu yaitu; dari arah belakang yang disebut dengan back lighting, dari arah depan serong kurang lebih 30º ke kiri atau kanan yang disebut key light dan dari arah depan serong kurang lebih 30º ke kanan atau kiri yang disebut fill light (Djamal, 2014). Gambar 2.15 Sumber gambar: Penjelasan mengenai pencahayaan dasar atau biasa disebut dengan three point light menurut Hidajanto Djamal dari buku yang berjudul Seluk Buluk Operasional Stasium Penyiaran & Produksi Kreatif, yaitu: 1. Back light Berfungsi untuk membuat objek menjadi muncul (tidak seolah menempel pada latar belakang) dan nampak berada dalam satu ruang. Jenis lampu yang digunakan adalah dari tipe fresnel spotlight dan mempunyai daya sebesar 5 10 kwatt.

21 2. Key light Berfungsi untuk membuat detail objek menjadi nampak, seperti mata, hidung dan mulut, kalau misalnya objek tersebut seorang host/presenter. Jenis lampu yang digunakan adalah dari tipe fresnel soptlight dengan daya 1 5 kwatt. 3. Fill light Berfungsi untuk mengurangi ketajaman bayangan akibat key light, sehingga detail objek menjadi lebih natural dilihat oleh kamera. Jenis lampu yang digunakan adalah tipe soft light yang mempunyai daya antara 1 5 kwatt Microphone Microphone merupakan alat untuk menangkap gelombang suara. Contoh serta penggunaan microphone, sebagai berikut (Fachruddin,2012 ): 1. Hand held mic, dipakai untuk aktivitas wawancara ENG (eelectronic news gathering) 2. Dynamic mic,. Kelebihan : tidak datar,murah,tidak perlu power sendiri. Kelemahan : kurang sensitif, besar dan berat, respons yang lambat,bukan pilihan yang baik untuk kualitas maksimal. 3. Condenser mic. Kelebihan: sensitif, kualitas audio yang baik,kecil. Kelemahan: self noice, ringkih, mahal, dipengaruhi kondisi cuaca. 4. Personal mica tau clip on, mic berukuran kecil ini dipakai oleh presenter TV, dijepit di busana sekitar dada ( 35 cm dari mulut). Saat memakai clip on, perhiasan metalik harus dijauhkan karena dapat menimbulkan noise. Selain itu pergerakan yang berlebihan harus diindari. 5. Headset mic. Mic ini biasa dipakai oleh komentator program TV sport. Pada headset-nya terdapat dua sumber suara yang berbeda, yaitu audio program dancue ( aba-aba) dari director.

22 6. Wireless mic. Mic tanpa kabel ini dapat mengatasi permasalahan yang biasa dijumpai pada mic dengan kabel, yaitu : - Konektor harus terhindar dari air, jika terpaksa upayakan untuk menutupi area yang mungkin terkena air dengan plastic electrical tape. - Meletakkan posisi kabel sejalur dengan kabel listrik akan menimbulkan hum. Mic wireless dynamic atau condenser terhubung dengan miniature FM (frequency modulated) radio transmitter, sebagai alat converter sinyal audio kesinyal frekuensi audio dan memancarkan ke area yang sesuai dengan toleransinya. Ada dua tipe wireless mic : - Self contained ( all in one ). Unit mic, transmitter, baterai, dan antena menjadi satu kesatuan. - Two piece wireless. Transmitting unitnya biasa disangkutkan di pinggang. Problem wireless mic biasanya adalah gangguan sinyal. 7. Shootgun mic. Mic ini dipakai untuk mengatasi permasalahan acoustic ruang seperti refleksi dari tembok yang tidak punya peredam dan lantai yang tidak berkarpet. Mic ini menangkap suara directional (satu arah) sehingga harus diarahkan dengan benar Teknik Shooting Wawancara Faktor terpenting yang perlu diperhatikan juru kamera dan reporter ketika mengambil gambar untuk wawancara di luar studio yaitu mencakup: faktor latar belakang, komposisi gambar, sumber cahaya, gangguan suara, posisi dan gerakan kamera, mata narasumber, ukuran gambar, gambar penyela, establishing shot, trik dua kamera, dan durasi wawancara. Berikut dijelaskan faktor yang perlu diperhatikan saat wawancara (Morissan,2008) :

23 1. Latar belakang Dimanapun wawancara itu dilakukan gunakanlah latar belakang yang sesuai atau ada hubungannya dengan profesi narasumber atau topik wawancara. Hindari latar belakang yang datar karena gambar akan tampak membosankan dan narasumber akan tampak seperti pesakitan yang sedang difoto untuk dokumentasi kepolisian. 2. Sumber cahaya Hindari latar belakang yang terang atau cerah.jika latar belakang narasumber merupakan tempat keluarnya sumber cahaya, maka latar belakang semacam itu harus dihindari. Jangan memilih lokasi di mana matahari berada di depan atau berhadapan dengan lensa kamera karena efeknya akan membuat gambar narasumber menjadi gelap (backlight). 3. Gangguan suara Pilihlah lokasi yang tidak terlalu bising, namun jika hal itu tidak dapat dihindari letakkan mikrofon lebih dekat ke mulut narasumber. Ajaklah narasumber berbicara dengan mikrofon dalam keadaan hidup sebelum wawancara dimulai agar juru kamera dapat memeriksa level suara yang diterima oleh kamera. 4. Komposisi gambar Jika lokasi yang tepat sudah ditentukan, maka aturlah komposisi gambar yang baik yaitu menentukan letak menghasilkan pengambilan gambar yang baik, maka pertamatama komposisikan latar belakangnya di dalam frame kamera. Kunci bagi komposisi gambar yang baik dengan latar belakang yang berhubungan adalah menyesuaikan jarak antara kamera dan narasumber. 5. Ukuran gambar Ukuran pengambilan gambar standar untuk wawancara adalah medium close up (MCU). Ukuran gambar ini cukup

24 bagi penonton untuk melihat wajah narasumber di layar televisi, sementara pada saat yang sama member ruang bagi tulisan di bagian bawah layar yang menjelaskan nama dan gelar narasumber. 6. Faktor Mata Pada saat wawancara, mata narasumber adalah bagian wajah yang paling penting dari wajah seseorang, karena itu posisi mata pada layar televisi sangat menentukan.jangan pernah menempatkan mata pada bagian tengah layar. Juru kamera harus meletakkan posisi mata pada posisi sepertiga dari bagian atas frame pada garis golden mean. 7. Posisi dan Gerakan Kamera Kamera harus berada sedekat mungkin di samping bahu reporter sementara narasumber berada di depan reporter. Garis antara mata narasumber dan mata reporter disebut garis mata (eyeline). Garis mata terbaik diperoleh ketika reporter berada sedekat mungkin disamping lensa kamera. Semakin jauh posisi berdiri reporter dari lensa kamera, maka akan semakin jelek garis matanya. Juru kamera harus selalu menggunakan tripod ketika merekam wawancara. Tripod berguna untuk menegakkan kamera agar dapat merekam gambar secara stabil. Pengambilan gambar yang bergoyang atau narasumber yang terlihat miring akan sangat mengganggu penonton yang melihatnya. Pengambilan gambar yang bergoyang saat wawancara menunjukkan juru kamera yang tidak professional. Tripod boleh tidak digunakan pada saat wawancara door step atau mencoba untuk melakukan wawancara pada kondisi yang tidak tertib seperti kerusuhan atau unjuk rasa. 8. Establishing Shot Setelah wawancara dan gambar-gambar penyela selesei direkam, reporter dan juru kamera hendaknya tidak lupa mengambil sekuen gerak dari narasumber (Establishing Shot).

25 Juru kamera dapat mengambil sekuen gerak narasumber sebelum dan setelah wawancara misalnya gambar narasumber yang tengah melakukan aktivitas (petani sedang bekerja di sawah, akademis sedang membaca atau mengajar). 9. Trik Dua Kamera Supaya gambar tidak hanya terarah kepada wajah narasumber karena kamera yang tersedia hanya satu, maka diperlukan trik seolah-olah terdapat dua kamera yang juga mengarah ke arah wajah reporter. Trik ini disebut dengan reverse atau reaction shot. Untuk dapat melakukan trik ini, setelah wawancara selesei dan narasumber pergi, juru kamera akan meminta reporter untuk mengulangi pertanyaannya sekali lagi namun kali ini kamera mengambil wajah reporter dari arah atau posisi narasumber. 10. Gambar Penunjang Dalam suatu wawancara panjang sisipkan gambar-gambar penyela agar wawancara tidak membosankan. Gambar-gambar penyela yang dapat dipakai adalah segala gambar yang terkait dengan topik yang dibicarakan. 2.3 Teori atau Konsep yang menjadi kaitan antara Tugas Akhir dengan Penontonya Tugas dan Tanggung Jawab Camera Person Camera person sangat bertanggung jawab atas komposisi gambar serta pergerakan kamera yang diambil. Berikut adalah tugas dan tanggung jawab cameramen secara umum (Umbara, 2008): 1. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas mengenai rencana produksi 2. Mempelajari naskah/script 3. Menginterprestasikan bagaimana sebuah adegan/scene bisa diinterprestasi

26 4. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan gambar yang baik 5. Memilih peralatan kamera serta penunjangnya 6. Bekerjasama dengan sutradara 7. Melakukan pengambilan gambar atau shooting Semiotika Fashion Emitologi kata fashion berasal dari bahasa latin factio yang memiliki arti membuat atau melakukan (Bernard, 2007). Fashion merupakan sesuatu yang dilakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini, yang memaknai fashion sebagai sesuatu yang dikenakan orang. Dari arti kata fashion dalam kamus oxford, memiliki arti hampir sama dengan fashion, antara lain: Sinonim kata fashion Fashion :Style, Way, Maner, Forge, Mode Fashion merupakan gaya atau kebiasaan dalam berpakaian yang terbaru. Style adalah bentuk yang konsisten atas gaya berbusana tertentu. Way adalah bagaimana kita berpakaian. Maner merupakan cara bertindakatau berprilaku dalam berpakaian. Forge merupakan komponen-komponen dalam fashion. Sedangkan mode adalah bentuk yang terbaru dalam pakaian (trend baru), misalnya potongan rambut, aksesoris, tas, maupun baju. Mode merupakan suatu cara aksi yang dirangsang oleh perkembangan industrikonsumen. Selanjutnya, fashion adalah satu cara tindakan sosial, baik sirkular maupun tradisional (Chaney, 2009). Fashion juga dapat didefinisikan sebagai gaya atau kebiasaan yang paling lazim dalam berpakaian. Fashion adalah semacem kode berpakaian makro yang menetapkan standar gaya menurut usia, genre, kelas sosial, dan seterusnya (Danesi, 2010). Meskipun fashion

27 menampilkan gaya tertentu yang sangat beragam, namun tidak setiap gaya akan menjadi fashion Semiotika Pakaian Pakaian merupakan sesuatu yang kita kenakan ditubuh dan merupakan tanda dari diri, dan didefinisikan sebagai tanda yang memperluas makna dasar tubuh dalam konteks budaya (Danesi, 2010). Oleh karena itu, pakaian dan tubuh yang ditutupi olehnya disusupi oleh signifikansi moral, sosial, dan etis. Memahami fenomena fashion dalam kehidupan masyarakat, brown berpendapat dalam bukunya fashion and textiles, the essential carreers guide bahwafashion merupakan salah satu kebutuhan untuk membedakan seseorang dengan yang lainnya dan kebutuhan seseorang untuk bergabung dengan kelompoknya. Selain itu, kebutuhan untuk berkelompok tersebut juga mengungkapkan bahwa kelompok mereka berbeda dengan kelompok lain, karena mereka memiliki style fashion tersendiri yang menjadi ciri khas. Jika kita melihat perkembangan dunia fashion pada masa dahulu, fashion hanya berlaku pada masyarakat kelas atas karena fashion mengeluarkan biaya yang besar. Kelas masyarakat menengah kebawah dengan keterbatasan ekonominya, berusaha untuk mencontoh fashion kelas atas dengan biaya yang minim. Sehingga, masyarakat kelas bawah turut menciptakan trend fashion tersendiri dalam dunia fashion Teori Fashion Berbicara mengenai fashion, yang terpikir dalam pikiran kita adalah pasti tentang sebuah busana atau pakaian. Dan berbicara tentang pakaian adalah berbicara mengenai sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita. Seperti yang di kutip oleh Idi Subandi Ibrahim (peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku Malcolm Barnard,fashion dan komunikasi: 2007): Thomas Carlyle mengatakan, pakaian adalah perlambang jiwa.

28 Masih menurut Idi: pakaian tak bisa di pisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia. Dalam bahasan ini, fashion tidak akan berada jauh dari konsep konsumerisme. George Simmel menekankan tentang interaksi pertukaran dalam ekonomi. Menurutnya model baru dalam mengkonsumsi muncul berkat kemunculan uang dan masyarakat perkotaan.pertumbuhan kelas sosial urban dan model baru konsumsi tersebut terkait dengan modifikasi barang konsumsi. Pertumbuhan imajinasi mengenai barang konsumsi muncul dari penilaian pada barang tersebut. Puncak imajinasi itu berperan pada munculnya masyarakat urban yang berorientasi pada pemasaran mode (fashion), (Chaney, 2006).

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara : 1. Bird Eye View Teknik pengambilan

Lebih terperinci

Pengertian Videografy

Pengertian Videografy Videografy Pengertian Videografy Videografi adalah media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari baik sebagai sebuah

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR PRIAMBODOTOMMY.BLOGSPOT.COM Lisensi dokumen: Copyright @2012 by Priambodotommy.blogspot.com Seluruh dokumen yang ada di Priambodotommy.blogspot.com

Lebih terperinci

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4 Broadcast:1 Definisi Kamera Video Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk

Lebih terperinci

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala.

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala. JENIS- JENIS SHOT DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS SHOT CU (Close Up) Shot yang menampakan daripada bahu sampai atas kepala. MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas

Lebih terperinci

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) PAV Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu kita bisa menghasilkan suatu shot yang menarik,

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Simulasi Teknik Dasar Penggunaan Kamera AVI Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tugas Buatlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

Produksi AUDIO VISUAL

Produksi AUDIO VISUAL Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Storyboard Shooting board Dorector board Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pendahuluan: Storyboard

Lebih terperinci

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar Macam Macam Angle Pengambilan Gambar 1. Bird eye. Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut super tinggi dan jarak jauh. biasanya dipakai ketika ingin mendapatkan efek keramaian (keramaian

Lebih terperinci

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan

Lebih terperinci

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC PHOTOGRAFI Sebelum dikenalnya teknik Film, manusia lebih dulu mengenal teknik photografi, teknik ini lalu berkembang menjadi teknik film, pada dasarnya

Lebih terperinci

Storyboard For Animation

Storyboard For Animation Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat

Lebih terperinci

Teknik Pengambilan Foto

Teknik Pengambilan Foto Pertemuan 9 Fotografi Teknik Pengambilan Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Teknik Pengambilan Foto Camera Shot Dalam produksi video maupun film, jenis-jenis shot dalam pengambilan

Lebih terperinci

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Muhammad Faisal faisalmuhammad734@yahoo.com Abstrak Camera merupakan suatu Alat yang digunakan untuk Merekam suatu kejadian atau mengabadikan suatu kejadian.

Lebih terperinci

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR 4.1 Install Peralatan Agar produksi shooting INDO COMMUNITIES berjalan dengan lancar, dilakukan survey untuk tempat produksi utama yaitu di Lego Store, Cilandak Town Square.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA 3.1 Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat menggunakan kamera dengan pergerakan yang variatif. 3.2 Pergerakan Kamera Pergerakan kamera yang variatif sangat dibutuhkan pada setiap

Lebih terperinci

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Third of role Bayangkan 4 titik, pilih titik mana objek di tempatkan Hindari penumpukan object (merger) Penumpukan object akan sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya. Tabel 2.1 Perbandingan Indo Communities dengan Program Lain

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya. Tabel 2.1 Perbandingan Indo Communities dengan Program Lain 1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Tabel 2.1 Perbandingan Indo Communities dengan Program Lain No Judul Program Isi Program 1. Komunitas Unik Feature profile yang Trans

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST 3.1 Tujuan Komunikasi Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya film akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain film, macam-macam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Langkah langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam Kerja praktik ini adalah : 3.1 Metode Penelitian. Metodologi penelitian merupakan sekumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman)

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) DASAR VIDEO GRAFI KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) TAHAPAN PEMBUATAN KARYA VIDEO / STANDARD OPERATIONAL PROCEDUR: Pra Produksi,

Lebih terperinci

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting )

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting ) Pengambilan Gambar (Video Shooting ) Siswa dapat mendefenisikan Video Shooting Siswa dapat mendefenisikan df iik Kamera Video Siswa dapat mengklassifikasikan macam macam Kamera Video Siswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima.

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima. THE ART OF PHOTOGRAPHY M.S. GUMELAR 2012 ms.gumelar@gmail.com http://michaelgumelar.blogspot.com/ https://www.facebook.com/ultima.michael Know your camera Shutter Speed Focal Length Aperture ISO Shutter

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut:

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI 4.1 Profil Tayangan Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: Judul Tayangan : Dibalik Wanita Jenis Tayangan : Feature Durasi : 15 menit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Karya yang dibuat dalam tugas akhir ini adalah sebuah program feature human interest, dimana feature human interest adalah sebuah feature yang menyentuh kebiasaan

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV MELIPUT DAERAH KONFLIK Fakultas 12FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan MENULIS BERITA TELEVISI MENYIAPKAN KAMERA MENYIAPKAN

Lebih terperinci

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret LCC LP3I Balikpapan 20 Maret 2017 Fotografi berasal dari kata photos yang artinya cahaya dan Graphos yang artinya melukis. Jadi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Materi 5 STORYBOARD Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Storyboard Proses membuat storyboard, awalnya dikembangkan oleh studio Walt Disney pada awal 1930 Menurut John

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera

Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera 3D Graphic Architecture - 1 05 POKOK BAHASAN Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera ASPECT RATIO Definisi AspectRatio adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Guna mendukung pembuatan karya video yang berjudul Sampah Visual maka karya video akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka, antara lain: sejarah film, film pendek, mekanisme produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pertelevisian semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan makin bermunculannya stasiun-stasiun televisi baru, baik lokal maupun nasional, bahkan

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Modul ke: Produksi Media PR AVI Teknik Dasar Penggunaaan Kamera Audiovisual untuk proses produksi media PR non printed Fakultas Ilmu Komunikasi Novida Irawan, M.Si Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

12/25/2011. JENIS-Jenis Kamera Video. Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. 1. LENSA 2. FOKUS 3. F-STOP, DIAFRAGMA

12/25/2011. JENIS-Jenis Kamera Video. Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. 1. LENSA 2. FOKUS 3. F-STOP, DIAFRAGMA Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. Perekam Gambar Digital Gambar Tidak Bergerak - Gambar Bergerak / visual - Suara / audio Adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan Gambar

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Program Sebelumnya

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Program Sebelumnya BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Pada kesempatan kali ini penulis berkesempatan untuk membuat sebuah program features (human Interest)yang bertujuan untuk memberikan informasi serta mengupas

Lebih terperinci

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan

Lebih terperinci

PENGATUP/SHUTTER. Shutter speed scale

PENGATUP/SHUTTER. Shutter speed scale PENGATUP/SHUTTER Indeks kelajuan pengatup ditunjukkan dengan angka-angka B, 1, 2, 4, 6, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000 dan 2000 yang memberi maksud setiap tanda 1 menunjukkan kecepatan 1/1 saat kelajuan

Lebih terperinci

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 MATERI: 16 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 PRODUKSI BERITA TELEVISI Tele artinya Jauh, sementara Vision artinya Gambar, sehingga dapat

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kampanye Definisi kampanye memberi pengertian kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah

Lebih terperinci

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1 BAB 5 EVALUASI 5.1 Pasca Produksi Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma kritis yang berangkat dari cara melihat realitas dengan mengasumsikan bahwa selalu saja ada struktur

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV

Dasar- dasar Jurnalistik TV Modul ke: 11Fakultas FIKOM Dasar- dasar Jurnalistik TV TIM LIPUTAN BERITA Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan TIM LIPUTAN BERITA Kegiatan peliputan berita di lapangan,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING 3.1. STRATEGI KOMUNIKASI Media komunikasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING)

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) JENIS CAHAYA INDOOR OUTDOOR Hal.: 2 Arah cahaya Jenis Pencahayaan Cahaya Langsung (Direct Light) Cahaya yang langsung dari matahari yang paling mudah dikenali. Cahaya

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep Awal mula tim terbentuk, produser memiliki ide untuk membuat sebuah program kreativitas untuk menjalin hubungan erat antara ibu dan anak, dengan judul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau biasa disebut Celluloid, yaitu lembaran plastik yang dilapisi oleh lapisan

BAB II LANDASAN TEORI. atau biasa disebut Celluloid, yaitu lembaran plastik yang dilapisi oleh lapisan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film Istilah film awalnya dimaksudkan untuk menyebut media penyimpan gambar atau biasa disebut Celluloid, yaitu lembaran plastik yang dilapisi oleh lapisan kimiawi peka cahaya.

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari Dasar-Dasar Fotografi Multimedia SMKN 1 Bojongsari Pengenalan Fotografi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan ada fotografi. Seni fotografi pada dasarnya adalah melihat dan

Lebih terperinci

mari membuat video cara praktis membuat video dan foto

mari membuat video cara praktis membuat video dan foto mari membuat video cara praktis membuat video dan foto Edisi Pertama, versi Bahasa Indonesia 2010 Gede Sugiarta dan Yayasan IDEP Yayasan IDEP PO BOX 160 Ubud M e d i a U n i t @ i d e p f o u n d a t i

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Camera Angle ( Sudut Pengambilan Gambar )

BAB IV KONSEP DESAIN. Camera Angle ( Sudut Pengambilan Gambar ) BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Fotografi Camera Angle ( Sudut Pengambilan Gambar ) Dalam buku Basic Lighting for Beauty yang ditulis oleh Adimodel menjelaskan bahwa agar foto yang

Lebih terperinci

Komposisi dalam Foto Portrait

Komposisi dalam Foto Portrait Fotografi 2 b@yu widi@ntoro Komposisi dalam Foto Portrait komposisi adalah sebuah proses penggabungan beberapa elemen menjadi satu kesatuan yang utuh Komposisi dalam Fotografi merupakan sebuah proses dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap keberhasilan acara program televisi, seorang camera person sangat berperan penting dalam mengoperasikan kamerasecara fisikdan memelihara komposisi serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik mempunyai ritme, melodi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi acuan dibuatnya film drama yang berjudul Hidupku Impianku. Salah

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi acuan dibuatnya film drama yang berjudul Hidupku Impianku. Salah BAB II LANDASAN TEORI Pada Tugas Akhir ini dalam BAB II berisi mengenai teori-teori yang menjadi acuan dibuatnya film drama yang berjudul Hidupku Impianku. Salah satunya adalah tentang hal-hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Pendek Tentang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam pesan. Jika di lihat dari segi komunikasi, musik digunakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam pesan. Jika di lihat dari segi komunikasi, musik digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan media komunikasi yang efektif dalam menyampaikan berbagai macam pesan. Jika di lihat dari segi komunikasi, musik digunakan sebagai media untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERIKLANAN MULTIMEDIA DENGAN TEKNIK SINEMATOGRAFI UNTUK PROGRAM PUBLIKASI (Studi Kasus: Disporabudpar Kabupaten Banyumas) ABSTRAK

PERANCANGAN PERIKLANAN MULTIMEDIA DENGAN TEKNIK SINEMATOGRAFI UNTUK PROGRAM PUBLIKASI (Studi Kasus: Disporabudpar Kabupaten Banyumas) ABSTRAK PERANCANGAN PERIKLANAN MULTIMEDIA DENGAN TEKNIK SINEMATOGRAFI UNTUK PROGRAM PUBLIKASI (Studi Kasus: Disporabudpar Ely Purnawati, Prof. Dr. M. Suyanto, M.M Teknik Informatika, MTI STMIK AmikomYogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan

BAB I PENDAHULUAN. baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia hiburan saat ini berkembang sangat pesat. Industri musik merupakan salah satu elemen dunia hiburan yang sifatnya menghibur dan sangat diminati oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

Tahapan Editing & Teknik Dasar Editing

Tahapan Editing & Teknik Dasar Editing Tahapan Editing & Teknik Dasar Editing By Abednego Diyan Pramudya, S.Sos Perangkat editing yang banyak digunakan televisi di Indonesia adalah menggunakan perangkat edit linear yang bekerja dengan merekam

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KARYA. 4.1 Install Peralatan Survey

BAB 4 HASIL KARYA. 4.1 Install Peralatan Survey BAB 4 HASIL KARYA 4.1 Install Peralatan 4.1.1. Survey Proses produksi WISATA RELIGI pada umumnya berjalan dengan lancar. Seluruh crew yang bertugas bertanggung jawab terhadap setiap pekerjaan mereka masing-masing.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sudah menjadi alat komunikasi yang efektif didalam masyarakat Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya membuat televisi

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel).

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik Televisi merupakan perkembangan dari berbagai penemuan di dunia sebelumnya, yang mulai di awali dari penemuan teleskop, telegraf, telefon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi seperti yang dikatakan oleh Onong Uchyana Effendy adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : KI 2 : KI 3 : KI 4 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan gambar, kecuali... A. Teknik memegang kamera video B. Zoom C. keseimbangan putih, fokus, eksposure D. peraturan 5 detik E. editing Tujuan dari peraturan

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRODUKSI Proses produksi video tutorial ini diawali dengan persiapan produksi yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan yang meliputi alat, konten video

Lebih terperinci

PHOTOGRAPHY DEFINISI Photography adalah ilmu melukis dengan cahaya

PHOTOGRAPHY DEFINISI Photography adalah ilmu melukis dengan cahaya PHOTOGRAPHY DEFINISI Photography adalah ilmu melukis dengan cahaya BIDANG-BIDANG DALAM FOTOGRAFI JOURNALISTIC HUMAN INTEREST ARCHITECTURE INDUSTRIAL/COMMERCIAL FOOD WEDDING BIDANG-BIDANG FOTOGRAFI TERSEBUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci