|
|
- Harjanti Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma kritis yang berangkat dari cara melihat realitas dengan mengasumsikan bahwa selalu saja ada struktur sosial yang tidak adil. Adapun asumsi realitas yang dikemukakan oleh paradigma adalah asumsi realitas yang tidak netral namun dipengaruhi dan terikat oleh nilai serta kekuatan ekonomi, politik dan sosial. (Williamson, Teknik Decoding : Membedah Ideologi dan Makna). 3.2 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan deskriptif adalah suatu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menampilkan gambaran mengenai setiap detail situasi, setting sosial atau hubungan. Sehingga peneliti disini hanya sebagai pengamat, yang hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. 34 Tujuan deskriptif yakni : Untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci melukiskan gejala yang ada; 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku; 3. Membuat perbandingan 34 Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Hal Ibid 28
2 29 dan evaluasi; 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Penelitian kualitatif berusaha menggali dan memahami pemaknaan akan kebenaran yang berbeda-beda dari orang yang berbeda-beda. Bogdan dan Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis semiotika milik John Fiske. Penelitian semiotika merupakan salah satu bentuk metode analisis untuk mengkaji tanda yang bersifat kualitatif. John Fiske mengatakan bahwa terdapat 3 (tiga) area penting dalam studi semiotika yaitu : Level realitas. Kode kode sosial termasuk dalam level pertama ini yakni meliputi apperance (penampilan), dress (kostum), make up (riasan), environment (lingkungan), behavior (perilaku), speech (cara berbicara), gesture (gerakan), dan expression (ekspresi). 36 John Fiske. Television Culture. Routledge. London Hal. 3
3 30 2. Level Representasi. Kode kode yang termasuk dalam level kedua ini berkaitan dengan kode kode teknik. Seperti camera (kamera), ligthing (pencahayaan), editting (penyuntingan), music (musik), dan sound (suara) yang mentransmisikan kode kode representasi konvensional, yang membentuk: naratif, konflik, karakter, aksi, dialog, setting, dan casting. 3. Level Ideologi. Pada level ketiga ini mencakup dalam koherensi dan penerimaan pesan oleh kode kode ideologis seperti individualism (individualisme) dan capitalism (kapitalisme) dll. Untuk memperoleh kedalaman maknadan tanda dari beberapa sequence dalam film Milk yang berkaitan dengan politik identitas, peneliti menggunakan beberapa kode sosial dalam The Codes of Television, yaitu sebagai berikut : 1) Level Realitas Pada level ini terdapat kode-kode sosial berupa : 1. Appearence (Penampilan) Penampilan adalah sebuah keseluruhan tampilan fisik seseorang meliputi beberapa aspek dari gaya personal. Seperti mata, bentuk hidung, tinggi badan, berat badan, warna rambut, warna kulit, dan bentuk fisik lainnya. Setiap orang biasanya menggunakan modifikasi bagian tubuh mereka dengan mewarnai warna rambut, kosmetik dan modifikasi lainnya. Setiap orang pribadi manusia juga memiliki penampilan yang berbeda-beda disebabkan oleh genetika maupun dandanan
4 31 personal. Modifikasi seseorang dari hal yang medis seperti perawatan tubuh, kawat gigi, kaca mata. Dari sebuah penampilan timbulah sebuah makna yang disampaikan oleh setiap personal. Karakteristik orang tersebut akan memberikan macam-macam makna yang akan disampaikan. 2. Dress (Kostum) Kostum pada sebuah film memiliki keanekaragaman karakteristik beserta dengan aksesoris yang dipakainya. Ada pun beberapa fungsi busana dalam film adalah sebagai petunjuk kelas sosial, pribadi pelaku dan citra dari pelaku. 3. Make up (Tata Rias) Make Up yang biasa nya di gunakan sebagai medote pencahayaan panggung untuk menyorot wajah aktor sehingga ekspresi yang ingin di sampaikan dapat tersampaikan kepada penonton. Make up memiliki fungsi-fungsi tertentu sesuai dengan para actor yang mereka perankan bagi di gunakan memperindah wajah atau pun menggambarkan non wajah dari manusia. Make up kerap kali di gunakan untuk menyesuaikan karakteristik aktor dengan wajah asli yang ia perankan.tidak ada tatarias yang berlebihan dalam sebuah pembuatan film documenter, para aktor yang terkait di dalamnya biasanya hanya menggunakan make up seadanya atau tidak sama sekali.
5 32 4. Environment (Lingkungan) Lingkungan merupakan kondisi fisik yang mencakup ekologi kondisi alam yang ada. Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Biotik merupakan sebuah komponen yang tidak memeliki nyawa seperti tanah, air, dan udara. Sedangkan komponen abiotik adalah segala sesuatu komponen yang memiliki nyawa atau benda hidup seperti manusia, tumbuhan, dan hewan. 5. Behavior (Perilaku) Perilaku adalah aksi atau reaksi dari sebuah objek yang berhubungan dengan lingkungan. Perilaku dapat di ukur dengan norma norma dan kontrol sosial. Perilaku manusia dapat terpengaruhi oleh sebuah lingkungan dan perilaku seseorang. Dalam sebuah film biasanya telihat dari cerminan daerah dimana film tersebut di produksi. 6. Speech (Cara bicara) Cara berbicara memiliki sebuah intonasi pada pendekatan tujuan apa yang dibuat oleh filmmaker. Lingkungan penampilan dan perilaku memiliki kaitan oleh aktor yang di perankan. Dalam konteks berbicara juga aksen akan menunjukan karakteristik seorang aktor dan bahasa saat berbicara biasanya sesuai dengan bahasa induk produksi film tersebut.
6 33 7. Gesture (Gerak Tubuh) Gesture merupakan bahasa nonverbal yang dilakukan orang para aktor untuk mencerminkan sebuah peran dengan emosinya. Gerakan ini tidak bersifat universal, tergantung dari budaya mana orang yang sedang memerankan film tersebut. Hal ini menjadi penting saat mengekspresikan sebuah emosi pengkarakteran peran. 8. Expression (Ekspresi) Ekspresi wajah merupakan bentuk komunikasi non verbal dan bentuk penyampaian emosi raut wajah kepada penonton. Dalam sebuah film biasanya raut wajah sesuai dengan ekspresi apa yang sedang dia alami dan kejadiannya. 9. Sound (Suara) Suara dapat meliputi dialog, musik dan efek suara. Suara memiliki peran yang aktif untuk mendukung emosi para penonton. Suara yang dikeluarkan dalam sebuah film sesuai dengan reka adegan apa yang ingin disampaikan dan dengan tujuan apa yang disampaikan oleh filmmaker. Suara dalam sebuah film dapat mengatur alur jalannya sebuah film dan mengatur kontrol emosi para penontonnya. Kode-kode sosial tersebut, kemudian di olah secara elektronik oleh kode-kode teknik, yang terdapat pada :
7 34 2) Level Representasi 1. Camera (Kamera) Kamera dalm pembuatan sebuah film berperan sebagai alat perekam. Dalam sebuah perekaman dalam teknik pengambilan gambar ini sangat perlu di perhatikan. Diperlukannya sebuah teknik dalam pengambilan sebuah gambar. a. Extreme Long Shot (ELS) Extreme Long Shot digunakan bila ingin mengambil gambar yang sangat amat jauh, panjang, luas dan berdimensi lebar. Teknik ini biasanya digunakan untuk pembukaan film dan untuk memperkenalkan kepada penonton lokasi cerita. b. Long Shot (LS) Long Shot menangkap gambar dari ujung kepala hingga ujung kaki. Long Shot yang juga disebut dengan landscape format, biasanya digunakan untuk mengantar mata penonton kepada suatu kejelasan suasana dan objek. c. Medium Long Shot (MLS) Medium Long Shot menangkap gambar dari ujung kepala hingga setengah kaki. Shot ini biasanya digunakan sebagai variasi estetika gambar. Angle yang
8 35 digunakan dapat dikreasi sedemikian rupa agar menghasilkan tampilan yang menarik. d. Medium Shot (MS) Medium Shot ini menangkap gambar dari tangan hingga ke atas kepala. Teknik ini biasanya digunakan untuk menunjukan ekspresi dan emosi dari pemeran kepada penonton. e. Middle Close Up (MCU) Middle Close Up menangkap gambar dari ujung kepala hingga ujung perut. Penonton masih dapat melihat latar belakang tetapi penonton juga diarahkan untuk mengenal lebih detail profil, bahasa tubuh, dan emosi pemeran. f. Close Up (CU) Close Up menangkap gambar penuh dari leher hingga ujung kepala. Teknik ini adalah komposisi yang paling sering digunakan. Melalui shot ini emosi dan juga reaksi dan juga mimik wajah tergambar dengan jelas. g. Extreme Close Up (ECU) Extreme Close Up berfokus pada satu objek saja. Misalnya hidung, mata, atau alis saja. Shot ini jarang digunakan pada produksi film.
9 36 2. Lighting (Pencahayaan) Pengaturan cahaya dalam sebuah film membantu dalam pengambilan sebuah gambar. Menggunakan cahaya diatur untuk terang atau tidaknya suatu pengambilan gambar. Ada beberapa setting gambar yang sangat memerlukan cahaya tambahan untuk pengambilan gambar dalam sebuah film. 3. Editing (Penyuntingan) Editing adalah tahap penyambungan gambar-gambar yang telah di ambil. Tiap gambar dihubungkan sehingga menjadi sebuah kesatuan yang utuh memiliki sebuah alur cerita yang terstruktur. 4. Music (Musik) Musik merupakan hal yang mengatur sebuah alur emosi dalam sebuah film. Ada musik yang terambil langsung oleh kamera atau ada juga musik yang dibuat secara sengaja atau mengadopsi musik dari musisi. Musik yang dipilih tidak sembarang tetapi sesuai dengan tema film sehingga memiliki unsur kesetaraan antara musik dan tema film. 5. Narative (Naratif) Naratif merupakan rangkain dari sebuah peristiwa dalam sebuah film yang memliki suatu hubungan.
10 37 6. Conflict (Konflik) Konflik merupakan suatu proses sosial yang terjadi baik individu atau kelompok dimana salah satu dari pihak tersebut ingin menyingkirkan pihak lain untuk mendapakan sesuatu hal. Biasanya konflik yang terjadi sesuai dengan realitas apa yang terjadi dalam keadaan sebenarnya. 7. Character (Karakter) Proses penokohan akan mengarahkan seorang pemeran menyajikan penampilan yang tepat seperti cara bertingkah laku, ekspresi emosi dengan mimik dan gerak gerik, cara berdialog, untuk tokoh cerita yang ia bawakan. Ada lima jenis karakter yang banyak disajikan, diantaranya : a. Karakter Protagonis Karakter protagonis biasanya merupakan karakter utama. Karakter protagonist mewakili sisi kebaikan, dan mencerminkan sifat sifat kebenaran. b. Karakter Sidekick Karakter sidekick adalah pasangan karakter protagonis. Biasanya memiliki peran membantu atau mendukung karakter protagonis. c. Karekter Antagonis
11 38 Karekter antagonis merupakan karakter yang mewakili sifat sifat negatif. Karekter antagonis bertentangan dengan karakter protagonis. d. Karakter Kontagonis Karakter kontagonis adalah rekan dari karekter antagonis. e. Karakter Skepstis Karakter skepstis adalah karakter yang tidak peduli atau tidak segan terhadap tokoh protagonis. Karakter skepstis bukan berarti melawan seperti halnya antagonis, tetapi cenderung melihat rendah tokoh protagonis. 8. Action (Aksi) Aksi adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia baik berupa fisik maupun pikiran dan terjadi karena adanya kemauan dan gairah untuk melakukan sesuatu atau berlandaskan sesuatu. 9. Dialogue (Dialog) Dialog adalah bahasa komunikasi verbal yang digunakan semua karkater di dalam maupun di luar cerita film (narasi). Dialog sebuah film juga perlu meperhatikan bahasa bicara dan aksen.
12 Setting (Tempat) Dalam sebuah film, latar atau setting merupakan tempat dan waktu berlangsungnya sebuah cerita. Setting diharapkan dapat memberi informasi lengkap kepada penonton tentang peristiwa peristiwa yang sedang disaksikan. Setting berfungsi sebagai petunjuk ruang, waktu, dan status sosial. 3) Level Ideologi Merupakan hasil dari realitas dan representasi sehingga menghasilkan hubungan sosial kode-kode ideologi, seperti individualism, kapitalisme, liberalism, komunisme, dan lain-lainnya. Dengan menggunakan metode analisis semiotika milik John Fiske, diharapkan dapat mengungkapkan makna dibalik tanda atau sign dengan 3 level analisis, yaitu Level Realitas, Representasi, dan Ideologi yang dalam hal ini terdapat dalam film Milk. 3.4 Objek Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu peneliti ingin mengetahui bagaimana representasi politik identitas dalam film Milk. Maka yang menjadi objek penelitian adalah tanda atau teks dalam film Milk. Secara khusus yang dijadikan peneliti sebagai unit dari penelitian dalam film ini adalah potongan-potongan gambar dan adegan yang merujuk pada 3 level analisis yaitu Level Realitas, Representasi, dan Ideologi. Dalam penelitian ini,
13 40 peneliti akan menganalisis teks dan gambar yang berkaitan dengan politik identitas dalam film Milk. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Data Primer Data primer adalah data utama yang menjadi materi penelitian oleh peneliti. Dalam proses pengumpulan data, penulis melakukan observasi terhadap data primer yaitu transcript atas film Milk yang ditonton berulang kali dan mengambil beberapa adegan yang dianggap mewakili makna akan dipotong. Selanjutnya peneliti melakukan pengamatan, menganalisa dan mencatat tandatanda audio visual dengan menggunakan 3 level analisis milik John Fiske Data Sekunder Data sekunder guna menunjang pengumpulan data dalam penelitian ini, maka dibutuhkan data lain yang diperoleh dari studi kepustakaan (literature) yaitu membaca buku-buku serta bahan referensi lain dari berbagai sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti guna melengkapi data-data yang sudah ada. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu teori kode-kode televisi yang dikemukakan John Fiske. Menurut Fiske, kode-kode yang muncul atau yang digunakan dalam acara televisi saling berhubungan sehingga terbentuk sebuah makna. Sebuah realitas tidak muncul begitu saja melalui kode
14 41 kode yang timbul, namun juga diolah melalui pernginderaan sesuai referensi yang telah dimiliki oleh pemirsa televisi, sehingga sebuah kode akan dipersepsi secara berbeda oleh orang yang berbeda juga. Setelah memperoleh data penelitian, maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan sequence yang menjadi subjek penelitian dengan memotong bagian film dan memilih apa yang menjadi pokok pikiran di setiap sequence-nya. 2. Menganalisis sesuai apa yang menjadi tujuan penelitian dengan menganalisis beberapa bagian film yang sesuai dengan apa yang peneliti akan analisis dengan menggunakan teori semiotika John Fiske.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk megeidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian interpretatif dengan pendekatan kualitatif.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dalam teori teori interpretatif menyebabkan cara berpikir mazhab kritis terbawa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian analisis semiotika John Fiske. Secara metodelogis, kritisme yang terkandung dalam
Lebih terperinciPRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR
PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciProduksi Media PR AVI
Produksi Media PR AVI Modul ke: Simulasi Teknik Dasar Penggunaan Kamera AVI Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tugas Buatlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. semiotika John Fiske karena dirasakan cocok dengan apa yang akan peneliti teliti.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan analisis semiotika John Fiske karena dirasakan cocok dengan apa yang akan peneliti teliti. John
Lebih terperinciProduksi AUDIO VISUAL
Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Storyboard Shooting board Dorector board Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pendahuluan: Storyboard
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara alamiah untuk memperoleh data dengan keguaan dan tujuan tertentu. Setiap penelitian yang dilakukan itu memiliki kegunaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Film
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Film Film merupakan media unik yang berbeda dengan bentuk-bentuk kesenian lainnya seperti seni lukis, seni pahat, seni musik, seni patung, seni tari dan cabang seni lainnya. Ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas
Lebih terperinciGAMBARAN MASYARAKAT KELAS SOSIAL BAWAH PADA VIDEO KLIP GRUP BAND D BAGINDAS YANG BERJUDUL C.I.N.T.A, EMPAT MATA, DAN APA YANG TERJADI
GAMBARAN MASYARAKAT KELAS SOSIAL BAWAH PADA VIDEO KLIP GRUP BAND D BAGINDAS YANG BERJUDUL C.I.N.T.A, EMPAT MATA, DAN APA YANG TERJADI Oleh: Novi Seliyana (070915066) ABSTRAK Penelitian Gambaran Masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film merupakan sebuah media komunikasi massa yang berisi pesan-pesan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan sebuah media komunikasi massa yang berisi pesan-pesan, dan makna yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat diterima oleh khalayak dan tidak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mucul dalam tayangan acara Wisata Malam, yaitu kode Appearance
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan menganalisis melalui tahapan kajian pustaka dan analisis data mengenai adanya unsur sensualitas lewat para bintang tamu perempuan dalam tayangan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. ParadigmaKonstruktivis Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas. Konstruktivisme melihat bagaimana setiap orang pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang begitu kuat sehingga
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA
BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1. Penyajian Data Iklan Tim-Tam 4.1.1. Iklan 1 : Iklan Tim-Tam versi Kebahagiaan Kecil Berlapis Cokelat 4.1.1.1. Breakdown per Scene Kedua iklan ini akan dibreakdown berdasarkan
Lebih terperinciTeknik Pengambilan Foto
Pertemuan 9 Fotografi Teknik Pengambilan Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Teknik Pengambilan Foto Camera Shot Dalam produksi video maupun film, jenis-jenis shot dalam pengambilan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, terdapat suatu fenomena yang terjadi yaitu para pemilik modal berlomba-lomba menginvestasikan modal mereka guna mengincar keuntungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Menerut Basrowi Sadakin penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,
Lebih terperinciPelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan
Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Third of role Bayangkan 4 titik, pilih titik mana objek di tempatkan Hindari penumpukan object (merger) Penumpukan object akan sangat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
Lebih terperinciREPRESENTASI GAYA FASHION REMAJA METROPOLITAN DALAM SINETRON DIAM-DIAM SUKA. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1
REPRESENTASI GAYA FASHION REMAJA METROPOLITAN DALAM SINETRON DIAM-DIAM SUKA Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI Guna mendukung pembuatan karya video yang berjudul Sampah Visual maka karya video akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka, antara lain: sejarah film, film pendek, mekanisme produksi
Lebih terperinciTEKNIK EDITING II. Pertemuan 2. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting
Modul ke: TEKNIK EDITING II Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Pertemuan 2 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn LOGIKA EDITING DRAMA Dalam melakukan editing film
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan
Lebih terperinciREPRESENTASI KELOMPOK SOSIAL DALAM FILM FAST & FURIOUS 7. Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata-1
REPRESENTASI KELOMPOK SOSIAL DALAM FILM FAST & FURIOUS 7 Skripsi Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata-1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. verbal. Komunikasi yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari hari ialah. yang melibatkan banyak orang adalah komunikasi massa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari hari aktivitas yang paling sering kita lakukan adalah berkomunikasi. Komunikasi dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal. Komunikasi
Lebih terperinciDASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman)
DASAR VIDEO GRAFI KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) TAHAPAN PEMBUATAN KARYA VIDEO / STANDARD OPERATIONAL PROCEDUR: Pra Produksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing
Lebih terperinciBAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan
1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat Penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe ini hanya terbatas pada bahasan untuk menggambarkan suatu masalah,
Lebih terperinciHasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari
Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma adalah cara pandang atau kerangka berpikir berdasarkan fakta atau gejala hasil interpretasi. Kuhn mendefinisikan paradigma merujuk pada teori yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan
Lebih terperinciIII DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN 1. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh penulis secara langsung dan data yang diperoleh adalah
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya
BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya film akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain film, macam-macam
Lebih terperinciAspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera
3D Graphic Architecture - 1 05 POKOK BAHASAN Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera ASPECT RATIO Definisi AspectRatio adalah sebuah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain karena mengangkat konsep multikulturalisme di dalam film anak. Sebuah konsep yang jarang dikaji dalam penelitian di media
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. menjadi acuan dibuatnya film drama yang berjudul Hidupku Impianku. Salah
BAB II LANDASAN TEORI Pada Tugas Akhir ini dalam BAB II berisi mengenai teori-teori yang menjadi acuan dibuatnya film drama yang berjudul Hidupku Impianku. Salah satunya adalah tentang hal-hal yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kampanye Definisi kampanye memberi pengertian kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah
Lebih terperinciREPRESENTASI KETIDAKADILAN HUKUM DALAM IKLAN PROVIDER SELULAR SMART VERSI MALING AYAM DI TELEVISI
REPRESENTASI KETIDAKADILAN HUKUM DALAM IKLAN PROVIDER SELULAR SMART VERSI MALING AYAM DI TELEVISI (Studi Semiotik Terhadap Representasi Ketidakadilan Hukum Dalam Iklan Provider Selular Smart Versi Maling
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter Ludruk Irama Budaya. Dalam implementasi karya ini, terdapat tiga proses utama yang dilakukan, yaitu produksi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ 1.1 Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian yang
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XI Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami berbagai informasi dari sambutan/khotbah dan 1.1 Menemukan pokok-pokok isi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu ini mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan tolak ukur penelitian. Tinjauan pustaka tentang penelitian
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out Indonesia menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada
Lebih terperinciPotret Kekerasan terhadap Wartawan di Indonesia dalam Film Kubur Kabar Kabur
Prosiding Jurnalistik ISSN: 2460-6529 Potret Kekerasan terhadap Wartawan di Indonesia dalam Film Kubur Kabar Kabur 1,2 Prodi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah
Lebih terperinciUniversitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1
Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades Industri air mineral di Indonesia masih sangat prospek seiring dengan beralihnya kebiasaan masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Lebih terperinciPRODUKSI MEDIA PEMBELAJARAN
PRODUKSI MEDIA PEMBELAJARAN PUNAJI SETYOSARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti kegiatan, Anda diharapkan akan: 1. dapat menyusun rancangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe atau jenis penelitian ini adalah penelitian interpretif dengan pendekatan kualitatif. Paradigma merupakan sebuah konstruksi manusia yaitu gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk memberikan gambaran, menjelaskan dan menefsirkan hasil penelitian
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif yang memaparkan suatu situasi atau peristiwa. Tipe penelitian ini merupakan cara analisis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.
93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain
Lebih terperinciMata Kuliah - Advertising Project Management-
Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Paradigma Penelitian Peneliti memakai paradigma konstruktivis yakni menjabarkan secara terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan
25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat interpretatif yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung secara menyeluruh dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa
Lebih terperinciSOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89
SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Sebagai institusi sosial, media massa menjalankan fungsi mendidik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Sebagai institusi sosial, media massa menjalankan fungsi mendidik, menghibur, menginformasikan dan mempengaruhi (Effendy, 1992:193-194) serta dipandang sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tontonan dan lain lain. Kini terdapat jasa tour di beberapa kota yang mengajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kemiskinan merupakan suatu fenomena sosial yang sudah sangat melekat di Indonesia. Hal itu disebabkan Indonesia sebagai negara berkembang masih belum bisa mengatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Film juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif, paradigma yang penulis pilih ialah teori kritis. Penelitian kualitatif merupakan suatu strategy
Lebih terperinciUnsur-unsur dalam Karya Sastra. Kholid A.Harras
Unsur-unsur dalam Karya Sastra Kholid A.Harras Terbagi 2: Unsur Ekstrinsik Unsur Intrinsik Unsur Ekstrinsik Segala sesuatu yang menginspirasi penulisan karya sastra dan mempengaruhi karya sastra secara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah dilakukan penelitian, kajian pustaka dan analisis data film Cinta Subuh mengenai nilai-nilai Islami di dalam film tersebut, maka dapat dikatakan bahwa film ini banyak
Lebih terperinciPerjuangan Masyarakat Rembang dalam Film Samin vs Semen
Prosiding Jurnalistik ISSN: 2460-6529 Perjuangan Masyarakat Rembang dalam Film Samin vs Semen 1 Abdurrahman Mushaddiq, 2 Kiki Zakiah, 1,2 Prodi Ilmu Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Lebih terperinciDASAR-DASAR MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) by: Agus Setiawan
DASAR-DASAR MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) by: Agus Setiawan Konsep MULTIMEDIA Multimedia is the combination of the following elements: text, color, graphics, animations, audio, and video MULTIMEDIA V.S MULTIMEDIA
Lebih terperinciJENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR
JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR PRIAMBODOTOMMY.BLOGSPOT.COM Lisensi dokumen: Copyright @2012 by Priambodotommy.blogspot.com Seluruh dokumen yang ada di Priambodotommy.blogspot.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memaknai wacana atau suatu gagasan kita tidak hanya terpaku pada tuturan yang disampaikan, namun juga konteks yang mengikuti dan bagaimana pengaruhnya. Terkadang
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses
Lebih terperinciTEKNIK EDITING II. Pertemuan 3. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting
Modul ke: TEKNIK EDITING II Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Pertemuan 3 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn Struktur Editing Drama STRUKTUR FILM yang baik adalah
Lebih terperinciStoryboard For Animation
Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat
Lebih terperinci