BAB 4 HASIL KARYA. 4.1 Install Peralatan Survey

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL KARYA. 4.1 Install Peralatan Survey"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL KARYA 4.1 Install Peralatan Survey Proses produksi WISATA RELIGI pada umumnya berjalan dengan lancar. Seluruh crew yang bertugas bertanggung jawab terhadap setiap pekerjaan mereka masing-masing. Seorang produser bertanggung jawab terhadap kelancaran dan kelangsungan proses produksi secara keseluruhan, camera person bertanggung jawab terhadap proses pengambilan gambar yang baik, dan editor bertanggung jawab terhadap tahap finalisasi atau editing dari rangkaian shooting yang telah dilakukan. Sebelum proses shooting dilaksanakan, produser dan tim dari pihak WISATA RELIGI melakukan survey ke beberapa masjid yang akan dikunjungi. Survey tersebut juga dilakukan untuk melihat lokasi secara keseluruhan, menentukan sudut pengambilan gambar yang baik, serta perizinan lokasi shooting kepada masingmasing pengurus masjid. Melihat kondisi cuaca yang buruk serta jarak diantara beberapa masjid yang akan dikunjungi cukup jauh maka survey dilakukan selama 2 hari. Survey hari pertama dilakukan pada tanggal 15 maret Diawali dengan mendatangi masjid sunda kelapa, menteng, Jakarta Pusat. Masjid yang terkelola dengan baik ini memiliki berbagai divisi profesional demi menciptakan kelangsungan masjid, salah satunya adalah divisi dakwah. Di dalam divisi ini para karyawannya diharuskan untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas serta bertanggung jawab terhadap perihal perizinan kegiatan apapun yang menggunakan masjid. Perizinan pun dilakukan yang ditujukan kepada divisi dakwah dengan diwakilkan oleh Ustad. Mulyadi selaku wakil bidang dakwah dan keagamaan. Setelah survey di Masjid Sunda Kelapa, produser dan tim pun melanjutkan survey ke Masjid Al-Munnada Darussalam. Disana produser dan tim mengelilingi masjid untuk melihat detail gambar yang akan diambil sehingga dapat mengirakan alat apa saja yang dibutuhkan saat proses shooting berlangsung. Selain memastikan tempat untuk pengambilan gambar dan pemasangan alat, survey dilakukan untuk 51

2 52 perizinan lokasi shooting kepada pengurus masjid dan diteruskan kepada salah satu keluarga pendiri masjid yaitu Hj. Ambarwati Ma sub. Hari kedua survey dilakukan pada tanggal 16 Maret Survey pertama produser dan tim lakukan ke Masjid Hidayatullah, yang terletak di Jalan Karet Depan, Semanggi, Jakarta Selatan. Interior bangunan masjid tersebut memiliki detail gambar yang menarik untuk direkam saat proses shooting berlangsung. Perizinan lokasi shooting dilakukan kepada H. Nawani Hakam, selaku Ketua Pengurus Masjid Hidayatullah. Setelah perizinan lokasi masjid dinilai sudah cukup, maka survey dilanjutkan ke salah satu ustad sekaligus ahli bidang agama. Ustad tersebut nantinya akan menjadi narasumber di segment 2 dengan memberikan ceramah sesuai alquran dan hadis dan berdasarkan tema yang telah ditetapkan. Produser melakukan negosiasi kepada ustad yang bersangkutan serta menjelaskan konsep WISATA RELIGI Persiapan Peralatan Hari pertama shooting yaitu Minggu 6 April 2014 dimulai pukul 11:00 di Masjid AlMunnada Darussalam. Install peralatan tim produksi lakukan pada pukul 09:30. Tidak banyak detail gambar yang tim produksi ambil. Sehingga peralatan yang tim produksi gunakan lebih sederhana, yaitu: - Kamera DSLR Canon EOS 60D (1 unit) - Lensa Canon EF 50 mm f/1.8 II (1 unit) - Tripod (1 unit) - Memory Card 16 GB (1 unit) - Battery Sony LP-E6 (2 unit) Hari kedua shooting dilakukan pada Kamis, 10 April 2014 di Masjid Agung Sunda Kelapa. Di Lokasi ini tim produksi mengambil gambar host dan talkshow dengan narasumber. Install peralatan tim produksi lakukan pukul 10:00. Adapun peralatan yang tim produksi gunakan, yaitu: - Camera DSLR Canon 5D MARK III (2 unit) - Lensa l f2,8 mark ii (1 unit)

3 53 - Lensa L f2,8 (1unit) - Wireless Clip on Sennheiser EW 122 G3 (2 unit) - Slider Wonldan 0,8 m (1 unit) - Cobra Crane Backpacker (1 unit) Hari ketiga shooting dilakukan pada masjid Hidayatullah yang terletak di daerah Sudirman, Jakarta Selatan. Install alat dilakukan pukul 8 pagi. Dalam bagian ini host hanya menceritakan keunikan dan filosofi dari Masjid Hidayatullah. Adapun peralatan yang tim produksi gunakan, yaitu: - Camera DSLR Canon 5D MARK III+battery (2 unit) - Memory (2 unit) - Lensa l f2,8 mark ii (1 unit) - Lensa L f2,8 (1unit) - Lensa Macro L f2,8 IS (1 unit) - Wireless Clip on Sennheiser EW 122 G3 (1 unit) - Slider Wonldan 0,8 m (1 unit) - Tripod (1 unit) - Cobra Crane Backpacker (1 unit) Rencana awal shooting dilakukan selama 3 hari. Namun terdapat hambatan ketika proses shooting berlangsung. Salah satunya seperti di masjid Sunda Kelapa. Di Lokasi ini tim produksi mulai mengambil gambar pada pukul 4 sore dikarenakan hujan. Akibatnya stockshoot yang tim produksi dapati hanya sedikit. Akhirnya, tim produksi memutuskan untuk melakukan shooting ulang di masjid Agung Sunda Kelapa. Selain itu tim produksi juga mengambil lokasi tambahan yaitu masjid istiqlal. Install alat tim produksi lakukan pada pukul 7 pagi. Adapun peralatan yang tim produksi gunakan, yaitu:

4 54 - Camera DSLR Canon 5D MARK III+battery (2 unit) - Memory (2 unit) - Lensa l f2,8 mark ii (1 unit) - Lensa L f2,8 (1unit) - Lensa Macro L f2,8 IS (1 unit) - Wireless Clip on Sennheiser EW 122 G3 (1 unit) - Slider Wonldan 0,8 m (1 unit) - Tripod (1 unit) - Cobra Crane Backpacker (1 unit) 4.2 Shooting dan Evaluasi Shooting Shooting Untuk lebih detilnya tentang proses shooting (pengambilan gambar), penulis sebagai penata kamera akan mendeskripsikannya sebagai berikut : 1.Shooting Day1 (Minggu, 6 April 2014) Shooting di Masjid Al Munnada Darussalam, terletak di daerah Casablanca. Dimulai pukul Siang. Setelah perizinan beberapa hari sebelumnya penata kamera melakukanperizinanlangsung dengan pemilik Masjid. Terdapat beberapa kendala yang terjadi seperti kurangnya komunikasi antara pengurus masjid dengan pemilik. Dimana pemilik lebih menginginkan perizinan sesuai dengan prosedur. Setelah selesai perizinan, shootingpun dilakukan untuk mengambil beberapa stockshoot. Shootingberjalan lancar dan selesai pukul 4 sore. Tidak banyak detail gambar yang produser dan tim ambil. Sehingga peralatan yang penata kamera gunakan lebih sederhana, yaitu:

5 55 - Kamera DSLR Canon EOS 60D (1 unit) - Lensa Canon EF 50 mm f/1.8 II (1 unit) - Tripod (1 unit) - Memory Card 16 GB (1 unit) - Battery Sony LP-E6 (2 unit) Berikut Gambar Sequence yang berkaitan dengan komposisi gambar: Pada Sequence ini bercerita tentang, AlQuran besar yang terdapat di MasjidAlmunnada Darusalam.penata kamera mengambil Footage perjalanan untuk melihat keadaan sekitar dari mesjid perahu dan bangunan di sekitarnya.mengambil gambar bagian depan dari teras mesjid perahu secara wide-shot dan juga keadaan disekeliling dengan pan right, pan left serta tilt up dan tilt down untuk melihat tinggi dan besarnya bangunan. Setelah mengeksplore bagian luar dan teras mesjid, penata kamera memasuki ruangan yang biasa di pakai untuk melaksanakan sholat, dengan pergererakan kamera swing, penata kamera mengambil beberapa gambar untuk melihat kaligrafi bagian atas di dalam ruangan, mengambil kaligrafi extreme close up dengan stillphoto.extreme close up mempunyai maksud tertentu yaitu untuk melihat secara jelas gambar yang di ambil, dan menekanakan unsur dramatis.penata kamera menggunakan ISO 3200, dengan Shutter rendah untuk mendapatkan cahaya optimal, karena AlQuran tersebut terdapat di dalam ruangan.dengan menggunakan kamera EOS 60D, Lensa Canon EF 50 mm f/1.8 II.Kemudian penata kamera masuk kedalam sebuah ruangan yang di penuhi dengan batu-batu mulia di mana di tengah bebatuan tersebut terdapat alquran besar yang di lindungi. Penata kamera mengambil gambar AlQuran tersebut secara Track Left, mengambil Shot batu satu persatu dan juga gambar AlQuran dan gambar sekeliling secara Panning.

6 56 Move Cam : Track Left Shutter : 1/100 Iris : 4 Filter : - ISO : 160 Gambar 4.1 Alquran Besar Setelah mengambil banyak gambar di bagian dalam mesjid Perahu, penata kamera pada Sequence ini bercerita tentang bangunan Perahu yang berada di halaman luar Masjid Almunnada Darusalam.Penata kamera menggunakan ISO 160 dengan shutter rendah untuk mendapatkan cahaya yang optimal, penata kameramenggunakan kamera EOS 60D, Lensa Canon EF 50 mm f/1.8 II.Kamera diposisikan sejajar eye level. Move Cam : Pan Right Shutter : 1/100 Iris : 4 Filter : - ISO : 160 Focal length :EF 50 Gambar 4.2 Halaman Depan Masjid Perahu 2.Shooting Day2 (Kamis, 10 April 2014) Shooting di Masjid Agung Sunda Kelapa, Terletak di daerah Menteng, Jakarta Pusat. Dimulai pukul siang. Kendala shooting adalah hujan, sehingga waktu shooting diundur menjadi jam sore. Pengambilan gambar hari kedua hanya kegiatan dan fasilitas di Masjid sunda kelapa. Shootingberjalan dengan lancar. Alat yang digunakan yaitu :

7 57 - Camera DSLR Canon5D MARK III+battery (2unit) - Lensa l f2,8 mark ii (1unit) - Lensa L f2,8 (1unit) - Wireless Clip on Sennheiser EW 122 G3 (2unit) - Slider Wonldan0,8 m (1unit) - Cobra Crane Backpacker (1 unit) Berikut Gambar Sequence yang berkaitan dengan komposisi gambar: Pada gambar tersebut penata kamera menggunakan kamera 5D Mark iii dengan Lensa l f2,8 mark ii, menyorot bagian depan gapura Masjid Sunda Kelapa dengan Low Angle agar terkesan megah dan menambah unsur dramatis dari bangunan mesjid. Penata kamera menggunakan ISO 160. Move Cam : Still Shutter : 1/100 Iris : 2.8 Filter : - ISO : 160 Focal length : Gambar 4.3 Gapura Masjid Sunda Kelapa Pada gambar tersebut penata kamera menggunakan kamera 5D Mark iii dengan lensa L f2,8. Untuk mengambil gambar di tempat wudhu diluar Masjid Sunda Kelapa.Posisi kamera Still. Dengan ISO Auto.

8 58 Move Cam : Still Shutter : 1/100 Iris : 2.8 Filter : - ISO : Auto Focal Length :24-70 Gambar 4.4 Tempat Wudhu Bagian LuarMasjid 3.Shooting Day 3 (Minggu,13 April 2014) Shooting di Masjid Hidayatullah. Dimulai pukul pagi. Perizinan dengan pengurus berjalan lancar. Saat shooting terdapat 2 kendala yaitu faktor cuaca dan alat. Faktor cuaca yaitu hujan, faktor alat terdapat di portal dan slider yang tersendat sehingga pengambilan gambar terkesan patah-patah. Alat yang penata kamera gunakan, yaitu: - Camera DSLR Canon 5D MARK III+battery (2 unit) - Memory Card16gb (2 unit) - Lensa l f2,8 mark ii (1 unit) - Lensa L f2,8 (1unit) - Lensa Macro L f2,8 IS (1 unit) - Wireless Clip on Sennheiser EW 122 G3 (1 unit) - Slider Wonldan 0,8 m (1 unit) - Tripod (1 unit) - Cobra Crane Backpacker (1 unit) Berikut Gambar Sequence yang berkaitan dengan komposisi gambar:

9 59 Pada footage ini terlihat host sedang menyusuri jalanan kota Jakarta mencari mesjid unik dan bersejarah, over the shoulder dan juga swing kamera yang menggambarkan bangunan serta perkantoran megah dapat terlihat dari gambar yang diambil sebelum pada akhirnya sampai di sebuah mesjid Hidayatullah, gambar diambil Extreme Long Shot untuk melihat bangunan mesjid dari kejauhan. Pan left, untuk melihat keadaaan depan teras mesjid yang sedang direnovasi. Kamera Tilt up, untuk melihat bangunan menara daribawah ke atas juga mengambil banyak stock shot yang gunanya untuk menginsert gambar cut to cut perpindahan gambar satu ke gambar yang lainnya agar sesuai dengan alur. Pada gambar tersebut, penata kamera menggunakan move cam atau pergerakan kamera dari kiri ke kanan, dengan Lensa l f2,8 mark ii dan ISO rendah 100.Pan Left berguna untuk melihat keadaan dari sekitar bangunan teras mesjid. Move Cam : Pan Left Shutter : 1/50 Iris : 2.8 Filter : - ISO : 100 Focal length : l Gambar 4.5 Gapura Masjid Hidayatullah Move Cam : Tilt Down Shutter : 1/50 Iris : 1.8 Filter : - ISO : 640 Focal length : 24- Gambar 4.6 Interior Masjid Hidayatullah Pada gambar tersebut penata kameramengambil gambar bagian dalam dari mesjid Hidayatullah, dengan move camera secara tilt up untuk melihat bagian dalam dari atas ke bawah danlong shot untuk melihat keadaan dalam

10 60 mesjid secara keseluruhan. Penata kamera menggunakan lensa L f2,8, dengan ISO 640, cahaya yang di ambil hanya bersumber dari lampu Masjid saja, untuk menambah kesan sederhana namun klasik. Dengan soft light yang memiliki karakter pencahayaan dengan perbedaan bayangan yang tipis. 4.Shooting Day 4 (Minggu, 27 April 2014) (Revisi) Shooting di Masjid Sunda kelapa dan Istiqlal. Dimulai di Masjid Sunda Kelapa Dimulai pukul 9 pagi hingga pukul 2 siang. Aktivitas yang dilakukan yaitu melakukan pengambilan gambar perjalanan host sampai dengan pukul sore. Kendala yang dihadapi memory card saat digunakan tiba-tiba mengalami gangguan. Beralih ke Masjid lain yaitu ke masjid Istiqlal. Dimana shooting mulai dilakukan pada pukul sore hingga pukul malam. Shooting berjalan dengan lancar. Selain shooting yang sudah di jadwalkan, untuk mengefisiensikan waktu, penata kamera juga melakukan proses shooting secara sendiri untuk mengambil beberapa stock gambar yang dirasa di perlukan untuk gambar-gambar tambahan seperti untuk opening sebagai berikut yang diambil di kawasan Depok pada pagi hari secara established Shot. Gambar 4.7 Opening Established Shot Suasana Pagi Hari Evaluasi Shooting Setelah pengambilan gambar departemen produksi melakukan evaluasi, untuk mengetahui apa sudah tercapai target hari ini dan juga untuk membahas sedikit rencana esok hari dan wejangan dari pihak produser untuk semua crew.terjadi beberapa kesulitan pada saat proses pengambilan gambar, hal ini di akibatkan adanya

11 61 scene untuk mengikuti (follow) narasumber dan host ke tempat yang dituju karena penulis sebagai penata kamera masih belum banyak menguasai teknik pengambilan gambar dan sebaiknya di bantu oleh teman atau orang yang berpengalaman dalam pengambilan gambar. Terdapat beberapa hambatan dalam proses produksi diantaranya: 1) Adanya hujan disaat pengambilan gambar 2) Jarak yang jauh antara lokasi satu dengan yang lainnya 3) Kemacetan Selain itu juga sempat terlihat bocor kamera pada saat proses wawancara di Mesjid Agung Sunda Kelapa, namun hal tersebut editor akali saat proses editing. Perubahan cuaca dan perubahan pencahayaan padaa saat prosessyuting yang disebabkan matahari, membuat penata kamera harus sigap dalam penyettingan pencahayaan agar gambar yang diambil tetap stabil dan sesuai. 4.3 Dismantle Proses shooting WISATA RELIGI dilakukan selama 4 hari. Hari pertama penulis dan tim melakukan shooting di Masjid Al Munnada Darussalam atau yang biasa dikenal dengan masjid berperahu. Shootingdilakukan hingga pukul 4 sore. Tidak ada peralatan yang rusak ataupun hilang setelah shooting berlangsung. Shooting hari kedua dilakukan di masjid Agung Sunda Kelapa hingga pukul 6 sore. Seluruh peralatan yang telah disewa terpakai dan tidak ada yang hilang maupun rusak. Selanjutnya shooting hari ketiga dilakukan di masjid hidayutullah dan dilanjutkan dengan wawancara tokoh agama mengenai tema yang diangkat yaitu sederhana dalam ketaatan. Shooting di hidayatullah berlangsung hingga pukul 3 sore. Seluruh peralatan yang telah disewa digunakan dan tidak ada peralatan yang rusak. Sementara itu di segment tanya jawab tokoh agama menggunakan 2 camera dan 1 clip on. Hal tersebut dikarenakan alat hanya digunakan pada satu objek. Shooting hari ketiga selesai pukul 7 malam, tidak ada peralatan yang hilang maupun rusak. Shooting hari terakhir dilakukan di masjid sunda kelapa untuk melakukan revisi. Shooting di lokasi ini berlangsung hingga pukul 3 sore dan merapikan alat sesuai dengan tepat yang telah ditetapkan. Shooting berlanjut ke Masjid Istiqlal untuk

12 62 melakukan closing. Seluruh peralatan digunakan mulai pengambilan gambar wide hingga detail. Shooting berakhir pada pukul 7 malam. Tidak ada peralatan yang hilang ataupun rusak. Dalam paska produksi, dismantle atau pembongkaran alat merupakan tahapan yang sangat penting, hal ini dilakukan agar alat yang di gunakan dapat kembali dengan rapi seperti sedia kala sebelum digunakan. Pengecekan alat menggunakan daftar peralatan juga perlu dilakukan, seperti alat-alat apa saja yang di sewa dan digunakan pada saat shooting. Dalam produksi feature produser dan tim,hampir menggunakan semua peralatan yang disewa. Peralatan seperti kamera, tripod,slider, crane, lensa, baterai serta memori, produser dan tim simpan dengan baik sesuai dengan tempatnya masing-masing, terlebih lagi kamera, tripod, slider, crane, dan lensa yang produser dan tim sewa mempunyai tas khusus. Baterai dan memori yang produser dan tim beli juga terpakai dengan baik. Tidak ada kekurangan maupun kehilangan alat dalam dismantle ini, namun peralatan yang produser dan tim sewa harus dikembalikan tepat waktu Karya Setelah proses shooting selesai, gambar yang di ambil di urutkan menjadi sebuah alur yang bercerita, gambar di pilih dan dilihat kualitasnya dari segmen awal sampai dengan akhir oleh editor. Berikut gambar yang sudah di urutkan oleh editor. (Terlampir) Gambar terdapat dalam Soft Copy Gambar Opening

13 63 Gambar Segmen 2 Gambar Segmen 3 Gambar Closing

14 64

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR 4.1 Install Peralatan Agar produksi shooting INDO COMMUNITIES berjalan dengan lancar, dilakukan survey untuk tempat produksi utama yaitu di Lego Store, Cilandak Town Square.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KARYA 4.1 Install Peralatan

BAB 4 HASIL KARYA 4.1 Install Peralatan BAB 4 HASIL KARYA 4.1 Install Peralatan Agar produksi shooting INDO COMMUNITIES berjalan dengan lancar, dilakukan survei untuk tempat produksi utama yaitu di Lego Store, Cilandak Town Square. Survei dilakukan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA 3.1 Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat menggunakan kamera dengan pergerakan yang variatif. 3.2 Pergerakan Kamera Pergerakan kamera yang variatif sangat dibutuhkan pada setiap

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah selesai tahapan pra produksi dan tahapan produksi maka tahapan selanjutnya adalah pasca produksi. Dimana dalam tahapan pasca produksi ini adalah sebuah tahapan

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep Awal mula tim terbentuk, produser memiliki ide untuk membuat sebuah program kreativitas untuk menjalin hubungan erat antara ibu dan anak, dengan judul

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara : 1. Bird Eye View Teknik pengambilan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio BAB 5 EVALUASI 5.1 Evaluasi Camera Person 5.1.1 Evaluasi Audio Audio yang sudah diambil pada saat syuting hingga akhir, ada sebagian audio yang bocor dan noise. Oleh karena itu camera person melaporkan

Lebih terperinci

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC PHOTOGRAFI Sebelum dikenalnya teknik Film, manusia lebih dulu mengenal teknik photografi, teknik ini lalu berkembang menjadi teknik film, pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro 64 BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahap ini shooting dan stock shoot diseleksi dan di pisahkan sesuai

Lebih terperinci

Pengertian Videografy

Pengertian Videografy Videografy Pengertian Videografy Videografi adalah media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari baik sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini menjelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses produksi

Lebih terperinci

PERAN CAMERA PERSON DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TV WISATA RELIGI

PERAN CAMERA PERSON DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TV WISATA RELIGI PERAN CAMERA PERSON DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TV WISATA RELIGI Safira Idzni Universitas Bina Nusantara, Jln.Kebon Raya Jeruk No. 27, Jakarta Barat 11530, (021) 53696969, safiraadzfar@gmail.com Safira

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Program Sebelumnya

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Program Sebelumnya BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Pada kesempatan kali ini penulis berkesempatan untuk membuat sebuah program features (human Interest)yang bertujuan untuk memberikan informasi serta mengupas

Lebih terperinci

12/25/2011. JENIS-Jenis Kamera Video. Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. 1. LENSA 2. FOKUS 3. F-STOP, DIAFRAGMA

12/25/2011. JENIS-Jenis Kamera Video. Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. 1. LENSA 2. FOKUS 3. F-STOP, DIAFRAGMA Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. Perekam Gambar Digital Gambar Tidak Bergerak - Gambar Bergerak / visual - Suara / audio Adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan Gambar

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR PRIAMBODOTOMMY.BLOGSPOT.COM Lisensi dokumen: Copyright @2012 by Priambodotommy.blogspot.com Seluruh dokumen yang ada di Priambodotommy.blogspot.com

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV MELIPUT DAERAH KONFLIK Fakultas 12FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan MENULIS BERITA TELEVISI MENYIAPKAN KAMERA MENYIAPKAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES. Still Alive, yaitu tahap Pra Produksi, Produksi, dan Paska Produksi.

BAB IV ANALISIS PROSES. Still Alive, yaitu tahap Pra Produksi, Produksi, dan Paska Produksi. BAB IV ANALISIS PROSES 4.1 Tahapan Produksi Terdapat 3 tahapan utama dalam proses pembuatan iklan televisi Sugus Still Alive, yaitu tahap Pra Produksi, Produksi, dan Paska Produksi. 4.1.1 Pra Produksi

Lebih terperinci

PERSIAPAN DALAM MEMBUAT FILM

PERSIAPAN DALAM MEMBUAT FILM PERSIAPAN DALAM MEMBUAT FILM Film yang baik tentunya memiliki cara pembuatan yang baik dan sesuai dengan tujuan. Pembuatan film melibatkan bebarapa tahap, antara lain ide, naskah, shooting dan editing.

Lebih terperinci

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4 Broadcast:1 Definisi Kamera Video Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima.

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima. THE ART OF PHOTOGRAPHY M.S. GUMELAR 2012 ms.gumelar@gmail.com http://michaelgumelar.blogspot.com/ https://www.facebook.com/ultima.michael Know your camera Shutter Speed Focal Length Aperture ISO Shutter

Lebih terperinci

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Modul ke: 07 Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Menyusun Shooting List Setelah sequence dan scene tersusun semua, salinlah di

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Pendek Tentang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRODUKSI Proses produksi video tutorial ini diawali dengan persiapan produksi yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan yang meliputi alat, konten video

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi hingga proses pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan

Lebih terperinci

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) PAV Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu kita bisa menghasilkan suatu shot yang menarik,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab 4 ini akan dijelaskan mengenai implementasi karya sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya. Untuk lebih jelas maka akan diuraikan tentang proses produksi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PROSES

BAB 4 ANALISIS PROSES BAB 4 ANALISIS PROSES 4.1. Tahapan Produksi Film documenter MUGO melewati berbagai tahapan proses dari praproduksi, produksi dan pascaproduksi, semua proses yang di lakukan berdasarkan arahan sutradara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES

BAB IV ANALISIS PROSES 57 BAB IV ANALISIS PROSES 4.1 Tahapan Produksi Film dokumenter TONGGAK melewati berbagai tahapan proses dari pra produksi, produksi dan pasca produksi, semua proses yang dilakukan berdasarkan arahan sang

Lebih terperinci

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Third of role Bayangkan 4 titik, pilih titik mana objek di tempatkan Hindari penumpukan object (merger) Penumpukan object akan sangat

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB III TEKNIK PRODUKSI 32 BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1 Rencana Pra Produksi 3.1.1 Para Pihak Berkepentingan (sides) Para pihak yang berkepentingan dalam film dokumenter Dalang Wayang Kulit Betawi adalah: 1. Dalang Ki. Naman 2.

Lebih terperinci

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting )

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting ) Pengambilan Gambar (Video Shooting ) Siswa dapat mendefenisikan Video Shooting Siswa dapat mendefenisikan df iik Kamera Video Siswa dapat mengklassifikasikan macam macam Kamera Video Siswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Sexophone di TRANS TV. Berdasarkan penelitian yang

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu

Lebih terperinci

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar Macam Macam Angle Pengambilan Gambar 1. Bird eye. Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut super tinggi dan jarak jauh. biasanya dipakai ketika ingin mendapatkan efek keramaian (keramaian

Lebih terperinci

Storyboard For Animation

Storyboard For Animation Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di masa sekarang, berkembangnya teknologi khususnya pada bidang elektronika, memicu pula berkembangnya berbagai aspek bidang yang dipengaruhi olehnya. Salah satunya

Lebih terperinci

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret LCC LP3I Balikpapan 20 Maret 2017 Fotografi berasal dari kata photos yang artinya cahaya dan Graphos yang artinya melukis. Jadi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB III TEKNIK PRODUKSI BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1 Rencana Pra Produksi Dalam membuat tayangan dokumenter Terjajah Keadaan dibuat daftar keinginan (wish list) untuk mempermudah pembuatan tayangan film documenter. 3.1.1 Para

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep Program yang akan dibuat oleh produser, pertama kali berasal dari Kharis Gustriviandi karena kegemarannya terhadap alat musik dan terinspirasi dari tutorialtutorial

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN KOMPOSISI FOTO DIGITAL SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN KOMPOSISI FOTO DIGITAL SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN KOMPOSISI FOTO DIGITAL SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK Kelas : XI Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST 3.1 Tujuan Komunikasi Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat

Lebih terperinci

Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya

Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya Tidak kalah penting untuk dibahas adalah mengenal bagian-bagian utama pada kamera. Termasuk fungsi dari tombol-tombol yang tersebar di seluruh body

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

Sinematografi. Disampaikan Oleh : Ferry Suprianto

Sinematografi. Disampaikan Oleh : Ferry Suprianto Sinematografi Disampaikan Oleh : Ferry Suprianto Sinematografi (dari bahasa Yunani: kinema - κίνημα "gerakan" dan graphein - γράφειν "merekam") adalah pengaturan pencahayaan dan kamera ketika merekam gambar

Lebih terperinci

BAB 5 PASCA PRODUKSI

BAB 5 PASCA PRODUKSI BAB 5 PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Menurut Fred Wibowo, pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu

Lebih terperinci

SMK INFORMATIKA PUGER MODUL FOTOGRAFI

SMK INFORMATIKA PUGER MODUL FOTOGRAFI SMK INFORMATIKA PUGER MODUL FOTOGRAFI Mengenal Mode Pengaturan Pada Kamera Digital Fotografi Pemula - Mode Pemotretan apa yang sering Sobat gunakan? Menurut satu sumber yang telah melakukan survei terhadap

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melakukan tahap pra produksi dan produksi, selanjutnya dilakukan tahap pasca produksi. Pada tahap ini pembuat karya sekaligus sebagai editor membuat rough

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter ini menceritakan mengenai kehidupan masyarakat suku Baduy yang dimana terdapat problematika sosial budaya dalam konteks kepercayaan yang

Lebih terperinci

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan

Lebih terperinci

SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO

SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO BAB 5 Evaluasi 5.1 Editing Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan ditentukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter Ludruk Irama Budaya. Dalam implementasi karya ini, terdapat tiga proses utama yang dilakukan, yaitu produksi,

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR

BAB 3 PRA PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR BAB 3 PRA PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR 3.1. Ide dan Pengembangan Konsep Tim produksi melihat dan kemudian berdiskusi mengenai keadaan masyarakat pada jaman modern ini dimana banyak orang yang sangat sibuk

Lebih terperinci

Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera

Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera 3D Graphic Architecture - 1 05 POKOK BAHASAN Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera ASPECT RATIO Definisi AspectRatio adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES

BAB IV ANALISIS PROSES 72 BAB IV ANALISIS PROSES 4.1 Tahapan Proses Produksi Film pendek 5 Rumus Cinta merupakan film bergenre drama fiksi yang dikarang oleh Rizka Anwar Fauzia. Film ini melewati berbagai tahapan proses dari

Lebih terperinci

VIDEO TRAILER KAMPUNG SENI

VIDEO TRAILER KAMPUNG SENI VIDEO TRAILER KAMPUNG SENI LAPORAN Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Disusun oleh : Sartika Devi Putri Endra Ayu Astuti NIM. 14148115 Angga Setyo Apriyono NIM. 14148139 FAKULTAS

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean Gambar 2.2 Struktur Format Acara Televisi... 45

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean Gambar 2.2 Struktur Format Acara Televisi... 45 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean.. 43 Gambar 2.2 Struktur Format Acara Televisi....... 45 Gambar 2.3 Urutan Kerja Dalam Pra Produksi...... 52 Gambar 2.4 Urutan Kerja

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari Dasar-Dasar Fotografi Multimedia SMKN 1 Bojongsari Pengenalan Fotografi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan ada fotografi. Seni fotografi pada dasarnya adalah melihat dan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING)

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) JENIS CAHAYA INDOOR OUTDOOR Hal.: 2 Arah cahaya Jenis Pencahayaan Cahaya Langsung (Direct Light) Cahaya yang langsung dari matahari yang paling mudah dikenali. Cahaya

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Cuplikan Program Acara Televisi: Asli Enak Gambar 1.2 Cuplikan Program Acara Televisi: Benu Buloe..

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Cuplikan Program Acara Televisi: Asli Enak Gambar 1.2 Cuplikan Program Acara Televisi: Benu Buloe.. DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Cuplikan Program Acara Televisi: Asli Enak.. 17 Gambar 1.2 Cuplikan Program Acara Televisi: Benu Buloe.. 18 Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean.. 43 Gambar

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Editing & Mixing. 1) Penyusunan Gambar

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Editing & Mixing. 1) Penyusunan Gambar 1 BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing & Mixing 1) Penyusunan Gambar Gambar terbaik dikumpulkan, dan gambar yang dirasa kurang bagus untuk masuk kedalam proses editing akan dihapus. Proses editing menggunakan Adobe

Lebih terperinci

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala.

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala. JENIS- JENIS SHOT DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS SHOT CU (Close Up) Shot yang menampakan daripada bahu sampai atas kepala. MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Stop Motion Dalam pembuatan animasi ini maka akan ada penggabungan antara stop motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil dan

Lebih terperinci

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

PERAN CAMERAPERSON DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURES TELEVISI INDO COMMUNITIES

PERAN CAMERAPERSON DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURES TELEVISI INDO COMMUNITIES PERAN CAMERAPERSON DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURES TELEVISI INDO COMMUNITIES Klemensia Michelle Novely Horista Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 061-845 54 52, klemensiamichelle@gmail.com Rahmat Edi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu media penyiaran yang kian marak di Indonesia saat ini adalah stasiun TV lokal. Peran stasiun TV lokal di Indonesia sebagai media komunikasi massa berperan

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PODUKSI. dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang

BAB III TEKNIK PODUKSI. dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang 28 BAB III TEKNIK PODUKSI 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi daripada dokumenter televisi Luntur yang akan dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang kebudayaan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1 BAB 5 EVALUASI 5.1 Pasca Produksi Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan

Lebih terperinci

PENGATUP/SHUTTER. Shutter speed scale

PENGATUP/SHUTTER. Shutter speed scale PENGATUP/SHUTTER Indeks kelajuan pengatup ditunjukkan dengan angka-angka B, 1, 2, 4, 6, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000 dan 2000 yang memberi maksud setiap tanda 1 menunjukkan kecepatan 1/1 saat kelajuan

Lebih terperinci

Film Dokumentar. Muhammad Faisal. Abstrak. Kata Kunci: Film dokumentar

Film Dokumentar. Muhammad Faisal. Abstrak. Kata Kunci: Film dokumentar Film Dokumentar Muhammad Faisal faisalmuhammad734@yahoo.com Abstrak Film dokumentar adalah sebuah karya seni gambar dan visualisasi yang dituangkan dalam bentuk karya tulisan lalu di buat dalam bentuk

Lebih terperinci

jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom.

jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom. Apakah kamu sudah siap untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagian-bagian kamera? Pada saat diskusi 2-2 tentunya kamu telah mengetahui bagian-bagian kamera beserta fungsinya. Untuk melengkapi pemahaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Video Menurut Cheppy Riyana (2007) media video adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep,prinsip, prosedur, teori

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini penulis akan melakukan editing gambar hasil shooting

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi ini dilakukan tahap editing dan mixing. Hasil shooting yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari, disortir dan dibuat list yang setelah itu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES. kameraman memegang kamera tanpa bantuan tripod saat on record.

BAB IV ANALISIS PROSES. kameraman memegang kamera tanpa bantuan tripod saat on record. BAB IV ANALISIS PROSES 4.1. Implementasi Sinematografi Sebagai Direct Of Photography kita harus tau apa saja tekhnik-tekhnik yang akan diambil dan diterapkan didalam sebuah film dokumenter. Pada film dokumenter

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin 48 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin menunjukan mengaplikasikan teori yang sudah penulis pelajari sebelumnya. Melalui produksi

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Simulasi Teknik Dasar Penggunaan Kamera AVI Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tugas Buatlah

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Editing & Mixing

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Editing & Mixing BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing & Mixing Setelah semua proses shooting selesai, tahap selanjutnya adalah menyusun file hasil shoting kedalam folder sesuai dengan adegan karena ternyata penyusunan folder sesuai

Lebih terperinci

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN BAB IV KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan Dalam sebuah produksi perfilman harus memiliki struktur manajemen yang baik agar sebuah produksi tersebut dapat berjalan dengan lancar. Tim-tim yang terlibat didalamnya

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIK PERANCANGAN DAN MEDIA

BAB IV TEKNIK PERANCANGAN DAN MEDIA BAB IV TEKNIK PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Tahapan Produksi Film PHOBIA melewati berbagai tahapan proses dari pra produksi, produksi dan paska produksi. Proses pelaksanaan film phobia ini dilakukan selama

Lebih terperinci

Petunjuk Singkat Pemakaian Kamera Canon Powershot A 570

Petunjuk Singkat Pemakaian Kamera Canon Powershot A 570 Petunjuk Singkat Pemakaian Kamera Canon Powershot A 570 1. Mempersiapkan kamera A. Memasang Baterai Geser penutup baterai (1) dan buka penutup tersebut (2), Kemudian masukkan 2x baterai alkaline sesuai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

BAB V IMPLEMENTASI KARYA BAB V IMPLEMENTASI KARYA 5.1 Implementasi Karya Implementasi karya merupakan tahapan yang inti dalam Editing sebuah Video Company Profile terdiri dari Penyesuaian Naskah, Penyesuaian Storyline, Memilih

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : BC37012 / Fotografi Revisi ke : 2 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 7 Maret 2013 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci