Verry, Yen Sun. Binus University, Jalan Kebon Jeruk Raya No.27,Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11530,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Verry, Yen Sun. Binus University, Jalan Kebon Jeruk Raya No.27,Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11530,"

Transkripsi

1 PENILAIAN PORTOFOLIO OPTIMAL DAN RESIKO PORTOFOLIO YANG TERDIRI DARI SAHAM INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA YANG TERDAFTAR DALAM INDEKS FTSE ASEAN40 PERIODE 2012 Verry, Yen Sun Binus University, Jalan Kebon Jeruk Raya No.27,Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11530, ABSTRACT The purpose of this research is to establish three optimum portfolio and measure the value at risk from three portfolio and individual stocks framer portfolio. Secondary data used for this research these data are closing price stocks of Indonesia, Malaysia, Singapore where listed in FTSE ASEAN40 Index. This research include qualitative study and optimum portfolio determine using Sharpe, Treynor and Jensen Alpha ratio and then these ratio compare with Sharpe, Treynor and Jensen Alpha ratio of the market. Weighting of stock at a portfolio will be determined with linear programming solver function in Microsoft Excel. Value at Risk with Historical Simulation at the confidence level 95% and 99% is used to measure risk of loss. Then back testing test will show valid or invalid for the risk measurement. Result of this study shows that portfolios reach optimal levels when expected return 40% and 45%. Three portfolios (1-I, 2-H, 3-I) have value of Sharpe, Treynor ratio and Jensen Alpha greater ratio of the market. However, portfolio 2-H has the smallest value at risk with confidence level 95% and 99%. Indonesia stocks have higher risk than Malaysia and Singapore stocks. Back testing shows value at risk has a valid value to measure the risk. Key Words: Back testing, Emerging Market, Market Risk, Optimum Portfolio, Confidence Level, Value At Risk. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membentuk tiga portofolio yang optimal dan mengukur nilai resiko kerugian yang terjadi pada tiga portofolio saham dan saham individual pembentuk portofolio.data yang digunakan adalah data sekunder berupa harga penutupan saham negara Indonesia, Malaysia, Singapura yang terdaftar dalam Indeks FTSE ASEAN40. Penlitian bersifat kualitatif dan penentuan suatu portofolio optimal ditentukan menggunakan rasio Sharpe, Treynor dan Jensen Alpha yang

2 dibandingkan dengan rasio yang sama pada pasar. Penentuan bobot saham suatu portofolio menggunakan linear programming dengan fungsi solver dalam Microsoft Excel. Pengukuran besaran resiko kerugian dihitung dengan metode value at risk historical simulation dengan tingkat kepercayaan 95% dan 99% dan nilai VaR selanjutnya diujikan dengan backtesting(failure rate test) untuk mengetahui apakah nilai VaR tersebut valid atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa portofolio yang dibentuk mencapai tingkat optimal pada saat expected return 40% dan 45%. Ketiga portofolio yaitu 1-I, 2-H, 3-I mempunyai nilai rasio Sharpe, Treynor dan Jensen Alpha yang lebih besar dibandingkan pasar. Portofolio 2-H mempunyai nilai resiko kerugian (VaR) yang terkecil pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%. Secara individual, saham negara Indonesia mempunyai nilai VaR yang lebih besar dibandingkan Malaysia dan Singapura. Hasil yang valid ditunjukkan pada saat pengujian nilai VaR pada uji backtesting dengan failure rate test. Kata Kunci : Backtesting, Emerging Market, Market Risk, Portofolio saham optimal, tingkat kepercayaan, Value At Risk. PENDAHULUAN Dalam perekonomian modern saat ini, manusia berupaya untuk mencapai kesejahteraan ekonomi hidupnya. Menurut beberapa ahli ekonomi, kesejahteraan ekonomi seseorang dapat dikatakan tercapai apabila segala kebutuhan dan keinginan dari manusia itu sendiri terpenuhi. Setelah kebutuhan dan keinginan tersebut terpenuhi, manusia akan berupaya meningkatkan nilai asset. Peningkatan nilai asset ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain tabungan (savings) atau dengan investasi (investment). Setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk meningkatkan nilai aset. Tabungan seringkali dijadikan pilihan bagi mereka yang tidak berani mengambil resiko (risk-averse dan risk-indifferent), sedangkan mereka yang berani mengambil resiko (risk-seeking) serta memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tingkat pengembalian (return) memilih untuk meningkatkan nilai asset dengan investasi. Investasi merupakan suatu cara yang dilakukan oleh investor untuk memperoleh penambahan nilai aset dengan menempatkan sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Keuntungan adalah hasil yang bersifat menambah jumlah asset investor sebagai kontribusi pengalokasian dana pada asset tertentu. Keuntungan dalam investasi saham dibagi menjadi dua yaitu deviden dan capital gain. Para investor senantiasa mencoba berbagai cara untuk menekan berbagai resiko yang akan muncul ketika berinvestasi. Resiko menjadi perhatian bagi investor ketika menanamkan dananya untuk mendapatkan keuntungan lebih. Hal yang biasanya diperhatikan investor berkaitan resiko adalah ketidakpastian (uncertainty), kerugian (loss) dan kekhawatiran (rasa takut) akan masa depan. Ketiga hal tersebut mempengaruhi para investor untuk memutuskan berinvestasi atau tidak. Dengan kata lain, pertimbangan mengenai resiko yang akan dihadapi kedepan menjadi penilaian penting dalam melakukan investasi. Oleh sebab itu, untuk memperoleh keuntungan yang tinggi diperlukan analisis, pemahaman dan strategi yang tepat mengenai keadaan asset tertentu dan pergerakan pasar terhadap keuntungan investasi. Karena pada dasarnya ketika berinvestasi konsep high risk high return berlaku. Salah satu resiko yang dihadapi investor adalah ketidakpastian keadaan ekonomi. Pada tahun 2011 akibat krisis ekonomi yang terjadi di Eropa, mengakibatkan pelemahan ekonomi secara global tidak terkecuali kawasan ASEAN. Salah satu bukti dampak dari krisis ini, pertumbuhan ekonomi di kawasan regional ASEAN mulai melambat, efek krisis global di jalur perdagangan menyebabkan permintaan ekspor turun dan terjadi pergeseran pasar ekspor serta mempengaruhi pasar modal di ASEAN pada tahun 2011 dan Saham-saham melemah lebih karena respon dan kepanikan investor yang berusaha menghindari resiko global, pada dasarnya negara-negara anggota ASEAN memiliki transaksi perdagangan yang cukup tinggi, ketika terjadi krisis 2011 pasar modal sejumlah negara ASEAN mendapat dampak buruk. Indeks bursa saham IHSG (Indonesia) yang sempat berada pada posisi 4193,4 pada tanggal 1 Agustus 2011 sempat mengalami penurunan hingga posisi 3269,5. Pada 4 Oktober 2011, disusul Indeks KLCI (Malaysia) yang sempat berada di posisi 1582,21 pada pertengahan tahun 2011 harus tergerus di posisi 1371,55, dan SGX (Singapura) sempat memuncak dengan harga 8,33 jatuh menjadi 6,00. Untuk mengurangi resiko, pada umumnya investor membentuk portofolio saham yang terdiri dari berbagai saham pilihan. Pemilihan komponen saham harus

3 didasarkan pada informasi yang selanjutnya dijadikan alasan pemilihan saham tertentu sebagai komponen dari pada portfolio. Dengan adanya diversifikasi ini, maka investasi diharapkan tidak mengalami kerugian yang besar. Pada umumnya, manajemen resiko perlu dilakukan untuk mengetahui resiko apa saja yang akan kita hadapi dan mengantisipasinya baik dalam keadaan pasar yang mengalami krisis atau tidak. Pembentukan portofolio bukan berarti resiko tidak ada. Setelah dilakukan pembentukan alternatif portofolio, investor harus menentukan portofolio yang bagus untuk dijadikan pilihan investasi. Pengukuran portofolio dapat dilakukan secara benchmarking, yaitu membandingkan sejumlah portofolio yang resiko kerugian portofolionya lebih kecil. Salah satu cara untuk menganalisis atau mengukur resiko adalah menggunakan metode VAR yang dikembangkan JP Morgan (1994). VAR (Value At Risk) merupakan suatu metode pengukuran resiko secara statistik yang mengestimasi kerugian maksimum yang mungkin terjadi atas suatu portofolio pada tingkat keyakinan tertentu. Fenomena krisis ekonomi Eropa yang terjadi beberapa tahun belakangan ini menjadi menarik untuk dibahas berkaitan dengan pengaruhnya terhadap return dan besaran resiko saham yang akan diukur dengan VAR (Value At Risk) di pasar bursa ASEAN khususnya Indonesia, Malaysia dan Singapura. Pasar dikatakan efisien jika ada informasi yang dapat diakses semua orang. Informasi ekonomi ini dapat digunakan oleh investor apakah akan menentukan untuk berada pada posisi jual, beli atau menahan saham serta meminimalkan resiko yang mungkin terjadi. penulis tertarik untuk meneliti besaran resiko kerugian saham dalam bentuk saham tunggal dan portofolio pada perusahaan-perusahaan Indonesia, Malaysia dan Singapura yang masuk kedalam Indeks FTSE ASEAN 40. Oleh karena itu,dari latar belakang di atas, maka penelitian ini mengambil judul ANALISA RESIKO INVESTASI SAHAM INDONESIA, MALAYSIA DAN SINGAPURA YANG TERDAFTAR DALAM INDEKS FTSE ASEAN 40 DENGAN VALUE AT RISK PADA PORTOFOLIO SAHAM DAN SAHAM INDIVIDUAL PERIODE 2012 ini dilakukan dengan tujuan untuk membentuk portofolio optimal dengan linear programming sebagai pilihan bagi investor yang memiliki sifat risk averse dan akan mengalokasikan dana sebesar Rp untuk melakukan investasi, dalam menentukkan portofolio optimal dilakukan perhitungan rasio Sharpe, Treynor dan Jensen Alpha selain itu penelitian ini ditujukan untuk menilai resiko kerugian yang akan terjadi seandainya berinvestasi pada satu saham atau pada portofolio dengan menggunakan Value At Risk yang selanjutnya dilakukan backtesting untuk menilai valid atau tidaknya nilai VaR yang dihasilkan. LANDASAN TEORI Saham merupakan produk yang diperdagangkan di pasar keuangan (pasar modal), tujuan diperdagangkannya saham bagi perusahaan yaitu untuk mendapatkan modal sedangkan bagi investor pembelian saham ditujukan untuk sarana mendapatkan keuntungan berupa deviden dan capital gain. Investasi pada saham juga menghadapi berbagai resiko seperti resiko harga ekuitas, suku bunga, nilai tukar, harga dan likuiditas. Para penghindar resiko (risk-averse) dan risk indifferent cenderung menghindari resiko tetapi menginginkan return yang tetap hingga lebih tinggi dari biasanya, sedangkan risk taker akan memilih investasi yang mempunyai return tinggi tetapi menghasilkan resiko yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu tahapan yang tepat dalam melakukan investasi pada saham termasuk diantaranya menyeimbangkan antara return dan resiko dengan cara membentuk portofolio yang efisien. Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Yen Sun (2010) yang membentuk portofolio saham dengan linear programming dengan objek sepuluh saham dari indeks LQ-45 dengan hasil ketiga rasio menunjukkan angka yang lebih besar dari pasar. Penelitian lain yang dilakukan oleh Leony Tupan, Tohap Manurung, Jantje D Prang (2013) melakukan perhitungan VaR dengan tingkat kepercayaan 95% dengan metode simulasi montecarlo terhadap saham PT. Indo Tambangraya Megah TBK, PT. Bank Mandiri Tbk, dan PT. Astra Internasional Tbk dan membentuk beberapa portofolio dari ketiga saham tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan nilai VaR portofolio yang terdiri dari ketiga saham menunjukan nilai VaR yang lebih kecil dibandingkan nilai VaR masing-masing saham. Penelitian dengan judul An Empirical Evaluation of Value at Risk dilakukan oleh Martin Gustafsson dan Caroline Lundberg (2009) melakukan pengujian terhadap tiga pendekatan dalam perhitungan VaR yaitu Historical Simulation approach, Moving Average approach dan GARCH approach terhadap tiga jenis aset diantaranya harga komoditas minyak Brent Oil, harga saham terakhir di bursa saham Stockholm OMXs30 dan T Bill Stockholm 3 bulan (3MSTB). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengujian Kupiec Test, tidak ada satu model yang valid dari tiga model yang diuji dengan tingkat kepercayaan 95% dan 99%. Bruno, Paulo & Edilson (2010) melakukan penelitian terhadap tiga metode VaR yaitu Simulasi Monte Carlo, Historical Simulation, dan Variance Covariance untuk menghitung jumlah VaR pada tahun krisis finansial terjadi yaitu

4 dengan objek IBOVESPA yang merupakan indeks utama dari pasar saham Sao Paulo, Brasil. Penelitian tersebut menunjukan bahwa metode Variance Covariance dan Monte Carlo menunjukan angka kerugian yang tidak berbeda jauh sedangkan metode Historical simulation dianggap gagal mengestimasi nilai kerugian maksimum karena memiliki perbedaan yang jauh dengan kedua metode lainnya. Penelitian yang dilakukan Manohar Lal (2012) yaitu membandingkan tiga metode perhitungan VaR yaitu Historical Simulation, Variance Covariance dan Monte Carlo pada portofolio yang terdiri dari tiga saham perbankan dan satu option call dengan tingkat kepercayaan 95% dan 99%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa VaR dengan monte carlo tingkat kepercayaan 95% menunjukan downside risk dengan baik dibandingkan metode lain setelah dilakukan uji testing berupa backtesting. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan objek penelitian berupa saham-saham yang terdaftar dalam indeks FTSE ASEAN40 yang berasal dari Indonesia, Malaysia dan Singapura sebagai negara emerging market selama periode 2012 dengan kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode sampel non probabilitas cluster sampling, dimulai dengan menghitung return saham secara aritmatik, selanjutnya membentuk portofolio terdiri dari 15 saham dengan kriteria sektor yang berbeda selanjutnya dilakukan pengujian dengan linear programming dan mengambil portofolio yang mempunyai diferensiasi yang cukup tinggi dengan kombinasi saham lebih banyak pada tingkatan 40%, dari cara tersebut selanjutnya akan terpilih 3 portofolio dan selanjutnya dilakukan pengembangan 5% sampai 50% untuk menentukkan titik optimal dari portofolio tersebut dengan menggunakan rasio Sharpe, setelah menentukkan titik optimal dari suatu portofolio selanjutnya dilakukan evaluasi dengan menggunakan rasio Sharpe, Treynor dan Jensen Alpha (Dihitung dengan menggunakan SPSS regresi linear) untuk dibandingkan kinerjanya dengan pasar dalam penelitian ini Indeks FTSE ASEAN40. Berikut rumus perhitungan rasio Sharpe, Treynor dan Jensen Alpha: 1. Sharpe Portfolio Performance Measure Sharpe ratio adalah pengukuran dari kelebihan return per unit resiko dalam sebuah investasi aset atau strategi dalam perdagangan. Semakin tinggi rasio ini berarti portofolio tersebut semakin baik mengkompensasi resiko. Berikut rumus dari Sharpe menurut Brown, Reilly (2009:943) R = rata-rata return dari portofolio i i RFR = risk free rate (suku bunga BI) σ = standar deviasi dari portofolio i 2. Treynor Portfolio Performance Measure Treynor ratio mempunyai fungsi mengukur kelebihan return dibandingkan jika investor memilih berinvestasi pada produk yang lebih tidak beresiko seperti surat utang negara. Brown, Reilly (2009). R = rata-rata return daru portofolio i i RFR = risk free rate (suku bunga BI)

5 β = beta dari portofolio i 3. Jensen Portfolio Performance Measure Jensen Alpha digunakan untuk menentukan kelebihan tingkat pengembalian (excess return) dari sekuritas atau portofolio apabila dibandingkan dengan expected return teoritisnya. Apabila return suatu aset lebih tinggi daripada risk adjusted return, maka dapat dikatakan portofolio tersebut memiliki positive alpha atau excess return. Portofolio yang menghasilkan return tinggi ditunjukkan dengan a j yang bernilai positif. R jt RFR t a j = Tingkat pengembalian yang dapat direalisasikan. = Tingkat risk free rate = Jensen alpha β i = beta portofolio Rmt ejt = resiko pasar = random error term Setelah dilakukan evaluasi menggunakan tiga rumus diatas selanjutnya dilakukan perhitungan Value at Risk dengan metode Historical Simulation. Metode ini sama dengan cara menghitung persentil sesuai dengan tingkat kepercayaan dalam penelitian ini 5% untuk 95% dan 1% untuk 99%, persentil dihitung dari jumlah keseluruhan data dalam penelitian ini yaitu 259 hari. Seluruh data akan diurutkan terlebih dahulu berdasarkan return yang paling besar hingga kerugian yang paling besar. Portofolio dengan nilai VaR terkecil akan dipilih oleh investor yang memiliki sifat risk-averse atau penghindar resiko. Rumus yang dapat dipergunakan dalam menghitung VaR dengan Historical Simulation adalah sebagai berikut: VAR = Vo Percentile 5 % t Dimana: VaR = Nilai besarnya potensi kerugian maksimal yang terjadi Vo = Besarnya nilai eksposur Percentile 5% = Data return ke 1% dari data historis t = Horizon waktu yang ditetapkan. Setelah dilakukan perhitungan VaR, maka untuk menguji hasil perhitungan dilakukan back testing dengan bantuan program Microsoft Excel dengan fungsi Binomdist. Hasil perhitungan VaR dapat diterima jika hasil pengujian menunjukkan angka diatas HASIL DAN BAHASAN Hasil simulasi dengan menggunakan linear programming untuk membentuk portofolio yang mempunyai komposisi saham yang beragam pada tingkat pengembalian 40% untuk dikembangkan mempunyai komposisi sebagai berikut: Tabel 1 Komposisi Tiga Portofolio yang Terpilih

6 Tahap selanjutnya portofolio dikembangkan dengan menggunakan komposisi diatas dengan tingkat pengembaliannya 5% sampai 50% dengan menggunakan linear programming dan dilakukan perhitungan rasio Sharpe untuk menentukan tingkat optimal portofolio tersebut, seperti hasil dibawah ini : Tabel 2 Hasil Pengembangan Ketiga Portofolio Dari hasil diatas, menunjukkan bahwa portofolio optimal berkisar pada tingkat pengembalian 40% sampai 45%. Portofolio yang optimal dari hasil pengembangan tersebut adalah portofolio 1-I, 2-H, dan 3-I. Dengan komposisi sebagai berikut: Tabel 3 Komposisi Tiga Portofolio Optimal

7 Ketiga portofolio tersebut selanjutnya akan dilakukan perhitungan rasio Sharpe, Treynor, Jensen Alpha dan Beta untuk menilai kinerja portofolio dibandingkan dengan pasar. Tabel 4 Evaluasi Kinerja Portofolio Optimal dibandingkan Pasar Portofolio / Market Sharpe Treynor Jensen Alpha Beta Portofolio 1I Portofolio 2H Portofolio 3I Market Dari hasil tabel 4 diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga portofolio tersebut menunjukkan hasil rasio yang lebih tinggi dibandingkan dengan rasio pasar, sehingga dapat disimpulkan bahwa portofolio tersebut merupakan portofolio optimal. Tahap selanjutnya ialah menentukkan resiko kerugian yang paling kecil dengan menggunakan metode Value At Risk Historical Simulation pada ketiga portofolio tersebut. Hasil perhitungan VaR ditunjukkan seperti ditabel dibawah ini : Tabel 5 Hasil Perhitungan VaR dan Backtesting pada Tingkat Kepercayaan yang berbeda Portofolio VAR VAR Back Back testing testing 95% 99% 95% 99% Portofolio 1I Rp ,40 Rp , Portofolio 2H Rp ,55 Rp , Portofolio 3I Rp ,39 Rp , Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa portofolio 2-H mempunyai resiko yang paling kecil dibandingkan dengan kedua portofolio lain resiko kerugian pada saat tingkat kepercayaan 95% adalah Rp ,55 sedangkan pada tingkat kepercayaan 99% resiko kerugian mencapai Rp ,81. Sedangkan portofolio 1-I menunjukkan resiko yang paling besar yaitu Rp ,40 pada tingkat kepercayaan 95% dan Rp ,83 pada tingkat kepercayaan 99%. Hasil pengujian back testing juga menunjukkan bahwa nilai VaR yang dihitung diatas 0,05 pada tingkat kepercayaan 95% dan 99% atau dapat dikatakan nilai VaR tersebut dapat menggambarkan besaran resiko kerugian yang terjadi ketika kita berinvestasi pada portofolio saham tersebut. Sedangkan nilai VaR saham tunggal dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 6 Hasil Perhitungan VaR pada saham tunggal pembentuk portofolio

8 Hasil perhitungan VaR saham tunggal menunjukkan bahwa saham asal Indonesia (UNVR, PGAS, TLKM) menunjukkan nilai VaR yang lebih tinggi dibandingkan saham asal Malaysia dan Singapura pada kedua tingkat kepercayaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang dicapai dalam penelitian ini antara lain adalah portofolio optimal yang dibentuk berdasarkan pengembangan tingkat pengembalian harapan (expected return) dari 5% sampai 50% dengan linear programming pada ketiga portofolio yang terpilih menunjukkan bahwa, portofolio optimal berada pada tingkat expected return 40% dan 45%. Pernyataan ini didukung oleh perhitungan nilai sharpe diantara portofolio pengembangan yang menunjukkan nilai rasio yang lebih tinggi. Sesuai dengan teori yang dikemukakan (Bodie, Kane, Marcus 2009:827) semakin tinggi tingkat sharpe menunjukan bahwa portofolio tersebut semakin baik mengkompensasi resiko dan meningkatkan return yang lebih tinggi. Rasio Sharpe dan Treynor pada ketiga portofolio lebih besar daripada rasio yang sama pada pasar dan angka hasil perhitungan Jensen Alpha masih menujukkan nilai yang positif. Sehingga dari evaluasi ini dapat disimpulkan ketiga portofolio merupakan portofolio yang optimal. Dalam penilaian nilai resiko kerugian maksimum (Value at Risk) dengan tingkat kepercayaan yang berbeda menunjukkan bahwa portofolio 2H mempunyai resiko yang paling kecil diantara tiga portofolio lainnya, portofolio ini akan dipilih oleh investor yang mempunyai pandangan risk averse. Dari nilai resiko kerugian saham tunggal pembentuk portofolio, dapat disimpulkan nilai value at risk pada saham Indonesia merupakan yang terbesar dibandingkan dengan saham Malaysia dan Singapura. Hal ini diakibatkan berbagai faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia diantaranya angka inflasi yang tinggi dan kurangnya kebijakan dalam mengendalikan sentiment negatif yang diakibatkan krisis yang berlarut di Eropa dan Amerika Serikat dibandingkan Malaysia dan Singapura. Selain hal itu, semakin tinggi tingkat kepercayaan yang digunakan dalam menghitung value at risk maka semakin besar pula resiko kerugian yang harus ditanggung. Saran yang penulis berikan berdasarkan penelitian ini ialah disarankan agar manajer investasi menyajikan besaran kerugian yang akan terjadi untuk membuat suatu produk investasi lebih menarik. Disarankan investor (risk averse) memilih berinvestasi pada portofolio 2-H karena portofolio tersebut merupakan portofolio yang optimal dan mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil dibandingkan dengan berinvestasi pada dua portofolio lainnya beserta saham tunggal. Resiko terendah juga masih ditunjukkan portofolio 2H pada bulan Januari 2013 seperti ditabel dibawah ini,

9 Tabel 7 Pengujian VaR Portofolio 1-I Tabel 8 Pengujian VaR Portofolio 2-H Tabel 9 Pengujian VaR Portofolio 3-I

10 Portofolio 2-I menunjukkan resiko yang terkecil dibandingkan dengan dua portofolio lainnya ditunjukkan sebagai berikut, Tabel 10 Pengujian VaR pada tiga Portofolio dengan data Januari 2013 Sehingga dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa portofolio 2-H merupakan portofolio yang tepat untuk dipilih oleh investor yang mempunyai pandangan penghindar resiko. REFERENSI Alexander, Carol, (2009). Market Risk Analysis : Value at Risk Model. West Sussex, England: John Wiley & Sons. Bank Indonesia.(2012).Economic Report On Indonesia Bank Negara Malaysia.(2012).Economic Report Malaysia Bodie, Zvi, Kane, Alex, Marcus, Alan J. (2009). Investments 8 th Edition. New York : Mc Graw Hill. Butler, Cormac. (1999). Mastering Value at Risk : A step-by step guide to understanding and applying VaR.USA: Prentice Hall. Chouchy, Michael & Dan Galai, Mark Robert. (2001). Risk Management. New York : Mc Graw Hill. Damodaran, Aswath. (2006). Damodaran on Valuation : Security Analysis For Investment and Corporate Finance. New York : John Wiley & Sons.

11 Darmadji,Tjiptono & Fakhruddin, Hendy M. (2011). Pasar Modal di Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat. Hull, John. (2012). Risk Management and Financial Institutions,3 rd Edition. New York : John Wiley and Son. Husnan, S. (2005). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, edisi keempat Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Jones, C. P. (2004). Investment:Analysis and Management, 9th Edition. New York: John Wiley and Son. Jorion, Philippe. (2007). Value at Risk: New Benchmark for Managing Financial Risk, 3 rd Edition. New York : Mc Graw-Hill. Kahar, Yuskar. (2009). Perhitungan Value at Risk pada Institusi Perbankan Berdasarkan Metode Variance Covariance. Majalah Akuntabilitas : Jakarta Keown, A. J. (2002). Financial Management Principles and Applications, 9th Edition. New Jersey: Pearson Education,Inc. Keith C, Brown and Frank K, Reilly.(2009) Analysis Of Investments and Management Of Portofolios, 9 th Edition. Canada: South Western Cengage Learning Laurence, G.J. (2009). Principles of Managerial Finance. 12th Edition. Addison-Wesley. Boston: Pearson Education,Inc. Madura, Jeff. (2008). Financial Institutions and Markets 8 Th Edition. USA:Thomson South Western Markowitz,H. (1952). Portofolio Selection, Journal Of Finance. Vol VII No.1, Monetary Authority of Singapore.(2012). Financial Stability Review 2012 Nurharyanto.(2011). Analisis Risiko Pasar Portofolio Investasi Saham Dengan Metode Value At Risk : Studi Kasus Pada Dana Pensiun RST. Thesis diterbitkan.jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sartono, Agus, R. (2006). VaR Portofolio optimal : Perbandingan Antara Metode Markowitz dan Mean Absolute Deviation. Jurnal Siasat Bisnis Vol.11:37-50 Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.Yogyakarta: UPP AMP YKPN Tandelilin,Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Kanisius www. yahoo finance.com

12 RIWAYAT PENULIS Verry lahir di Sepauk pada 28 September Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun Pada saat ini penulis bekerja sebagai staff akuntansi di Cosmic Cars.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini, ada empat teknik penyusunan portfolio yaitu

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO

PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO 1 e-jurnal Matematika Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO WAYAN ARTHINI 1, KOMANG DHARMAWAN 2, LUH PUTU IDA HARINI 3 1, 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah uang atau dana yang dilakukan pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil peneltian, beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah : Dari hasil uji ANOVA 2007, 2008 dan 2009, dapat dikatakan bahwa ketiga metode yang dicoba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko adalah bagian dari kehidupan. Menghindari semua resiko akan mengakibatkan tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. The Institute

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Dalam berinvestasi, investor memiliki berbagai pilihan, baik investasi di sektor riil, pasar uang ataupun pasar modal. Salah satu bentuk investasi di pasar modal adalah dengan membeli saham,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis penilaian kinerja saham-saham BUMN dan portofolio BUMN dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Sharpe dan rasio Treynor untuk mengukur tingkat return-nya

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO

PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO WAYAN ARTHINI 1, KOMANG DHARMAWAN 2, LUH PUTU IDA HARINI 3 1, 2, 3 Jurusan Matematika FMIPA Universtitas Udayana,

Lebih terperinci

Pengukuran Value at Risk pada Aset Perusahaan dengan Metode Simulasi Monte Carlo

Pengukuran Value at Risk pada Aset Perusahaan dengan Metode Simulasi Monte Carlo JURAL MIPA USRAT OLIE 2 (1) 5-11 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Pengukuran Value at Risk pada Aset Perusahaan dengan Metode Simulasi Monte Carlo Leony P. Tupan a*, Tohap

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi obyek penelitian, desain penelitian, variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, jenis data, dan metode

Lebih terperinci

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan 1 Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah : Manajemen Investasi Dikompilasi oleh : Nila Firdausi Nuzula, PhD Program Studi : Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya RETURNS Berdasarkan

Lebih terperinci

Abstract. Keywords: Single Index Model, Sharpe Measure, Treynor Measure, Jensen Measure,

Abstract. Keywords: Single Index Model, Sharpe Measure, Treynor Measure, Jensen Measure, Abstract Indonesian capital market is one of promising investment destination in the economic deceleration and global market weaking. The stock price in the capital market always fluctuate and only the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM TERHADAP PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM (Studi Kasus pada 8 saham dari LQ-45)

ANALISIS RESIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM TERHADAP PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM (Studi Kasus pada 8 saham dari LQ-45) JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 11 No. 2, Oktober 2011 : 17-21 ANALISIS RESIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM TERHADAP PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM (Studi Kasus pada 8 saham dari LQ-45) Oleh * Ratih Puspitasari

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCA SARJANA

RANCANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCA SARJANA RANCANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCA SARJANA Q No. Dokumen 120.423.4.011.00 Distribusi Tgl. Efektif 1 September 2009 Kaprodi Sekprodi Dosen TU Prodi Mata Kuliah : INVESTMENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Definisi Indeks LQ45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

Stock Portfolio Performance Analysis in Estate Crop Subsector Using Sharpe Measure, Treynor Measure, and Jensen Measure

Stock Portfolio Performance Analysis in Estate Crop Subsector Using Sharpe Measure, Treynor Measure, and Jensen Measure Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, No.3, Juli 2012 ISSN No. 1978-6034 Stock Portfolio Performance Analysis in Estate Crop Subsector Using Sharpe Measure, Treynor Measure, and Jensen Measure Analisis Kinerja

Lebih terperinci

Pengukuran Risiko Portofolio Investasi dengan Value at RISK (VaR) melalui Pendekatan Metode Variansi-Kovariansi dan Simulasi Historis

Pengukuran Risiko Portofolio Investasi dengan Value at RISK (VaR) melalui Pendekatan Metode Variansi-Kovariansi dan Simulasi Historis Pengukuran Risiko Portofolio Investasi dengan Value at RISK (VaR) melalui Pendekatan Metode Variansi-Kovariansi dan Simulasi Historis Ines Saraswati Machfiroh Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan kekuatan ekonomi global di Asia. Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang telah menembus angka US$ 1 trilyun

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL CAPITAL ASSET PRICING MODEL

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL CAPITAL ASSET PRICING MODEL ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN MODEL BLACK LITTERMAN (Studi Kasus: Saham-Saham yang Tergabung dalam Indeks BISNIS-27 Periode 2010-2014) SKRIPSI Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM-SAHAM YANG OPTIMAL PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM-SAHAM YANG OPTIMAL PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) ANALISIS PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM-SAHAM YANG OPTIMAL PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains

Lebih terperinci

JIMKES. Keywords: return, risk, beta, Single Index Model, CAPM

JIMKES. Keywords: return, risk, beta, Single Index Model, CAPM 200 Submitted: JANUARI 2014 Accepted: AGUSTUS 2014 Analisis Perbandingan Tingkat Keuntungan Dan Risiko Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Dan Studi kasus pada portofolio saham yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL Yuni Pristiwati Noer W Jurusan Akuntansi, STIE Swastamandiri Surakarta, Email: yuni_pristi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL 52 Jurnal Matematika Vol 6 No 4 Tahun 2017 ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL THE BLACK-LITTERMAN PERFORMANCE ANALYSIS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) disebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Risk management atau manajemen risiko saat ini merupakan salah satu prioritas utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi merupakan kegiatan untuk mengubah satu unit konsumsi dimasa sekarang yang akan menghasilkan lebih dari satu unit konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio S-7 Fitri Amanah 1 1 Alumni Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas teori dasar portofolio dan teori kinerja portofolio. Secara spesifik teori kinerja portofolio ini akan digunakan pada bab bab selanjutnya untuk mengevaluasi kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 ANALISIS PERFORMANCE DAN SYSTEMATIC RISK PORTOFOLIO INDEKS LQ-45 BERDASARKAN JENSEN MODEL Ferikawita Magdalena Sembiring Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian... ABSTRAK Krisis Asia yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan keterpurukan secara fundamental dibeberapa negara Asia termasuk Indonesia. Namun seiring dengan berjalannya waktu, perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan perekonomian secara keseluruhan dapat dilihat melalui perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan global yang terjadi sejak awal tahun 2007, bermula dari krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Algifari Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. BPFE UGM, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Algifari Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. BPFE UGM, Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Algifari. 2000. Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. BPFE UGM, Yogyakarta. Anoraga, Pandji., dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal, STIE Bank BPD Jateng, Rineka Cipta. Cetakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti

Lebih terperinci

OPTIMASI VALUE AT RISK PADA REKSA DANA DENGAN METODE HISTORICAL SIMULATION DAN APLIKASINYA MENGGUNAKAN GUI MATLAB

OPTIMASI VALUE AT RISK PADA REKSA DANA DENGAN METODE HISTORICAL SIMULATION DAN APLIKASINYA MENGGUNAKAN GUI MATLAB ISSN: 2339-254 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 2, Tahun 206, Halaman 249-258 Online di: http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian OPTIMASI VALUE AT RISK PADA REKSA DANA DENGAN METODE HISTORICAL

Lebih terperinci

Silabus. EKA 5311 Analisis Investasi dan Portofolio. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Silabus. EKA 5311 Analisis Investasi dan Portofolio. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Silabus EKA 5311 Analisis Investasi dan Portofolio Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas Jalan Perbanas, Karet Kuningan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan cukup signifikan. Hal itu ditunjukan dengan semakin banyak jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan kapitalisasi

Lebih terperinci

KEUNIKAN MODEL BLACK LITTERMAN DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO 1. Abstract

KEUNIKAN MODEL BLACK LITTERMAN DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO 1. Abstract KEUNIKAN MODEL BLACK LITTERMAN DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO 1 Retno Subekti 2 Abstract Teori pembentukan portofolio diawali oleh Markowitz dengan mean-variancenya di tahun 50an. Selanjutnya bermunculan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Portofolio Teori investasi lebih menganjurkan investor untuk membentuk portofolio dalam berinvestasi saham. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio yang memberikan komposisi optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang yang berguna untuk mengantisipasi adanya inflasi yang terjadi setiap tahunnya. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi Indonesia selama tahun 2003 ternyata mampu bertahan dan mengalami pertumbuhan walaupun menghadapi situasi yang kurang menguntungkan bagi pemulihan perekonomian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality

III. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis serta menganalisis dan tidak untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality relationship),

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Pindad merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produk peralatan militer dan produk komersial di Indonesia. Selain memproduksi senjata, PT. Pindad juga memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam pasar modal saat ini kian menarik banyak investor untuk melakukan investasi. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis stress..., A. Pawitra Indriati, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis stress..., A. Pawitra Indriati, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan portfolio trading atau jual beli efek adalah salah satu kegiatan usaha, terutama pada perusahaan yang bergerak di industri pasar modal, untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti yaitu bagaimanakah perbedaan kinerja

Lebih terperinci

Dua model keseimbangan:

Dua model keseimbangan: Dua model keseimbangan: 3/40 Capital Asset Pricing Model (CAPM) Arbitrage Pricing Theory (APT) CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) CAPM adalah model hubungan antara tingkat return harapan dari suatu aset

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan yang signifikan ditunjukkan dengan kapitalisasi pasar modal mencapai Rp 5.071 triliun (Oktober

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dan bagaimana mencapai tujuan tersebut Pratomo (2004) Definisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penanaman modal yang dilakukan saat ini dengan harapan keuntungan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi menjadi semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia investasi, selalu ada risk-return trade-off dalam pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia investasi, selalu ada risk-return trade-off dalam pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia investasi, selalu ada risk-return trade-off dalam pasar sekuritas, dengan aset yang berharga lebih tinggi menawarkan return lebih tinggi daripada aset yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baik negara sedang berkembang, negara emerging market dan negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Baik negara sedang berkembang, negara emerging market dan negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara tak lepas dari peran penting kegiatan investasi. Dewasa ini investasi telah menjadi salah satu faktor penting dan sangat

Lebih terperinci

TEORI PORTFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si.

TEORI PORTFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si. TEORI PORTFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si. S I L A B U S Mata Kuliah : TEORI PORTFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI SKS : 3 Kode Mata Kuliah : MMK1304 A. Deskripsi singkat : Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di pertengahan tahun 2007 hingga 2009 lalu perekonomian dunia, khususnya Amerika Serikat mengalami gejolak keuangan yang cukup serius. Banyak analis yang memperkirakan

Lebih terperinci

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals dan Sektor Trade, Service, and Investment) Nama : Golden Jr. Aliakur NIM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan kriteria yang dibutuhkan pada penelitian ini, emiten-emiten yang akan digunakan sebagai objek penelitian adalah Return saham Bank BNI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. Mereka berharap dengan melakukan investasi dapat memperoleh keuntungan di waktu mendatang. Sesuai

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor yang menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Anton (anton_lee90@yahoo.com) Ervita Safitri (ervitasafitri@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Salah satu cara adalah dengan melakukan investasi. Investasi pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi berkomitmen

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar Garis pasar modal Garis pasar sekuritas Estimasi Beta

Lebih terperinci

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2010 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL YANG DIBENTUK OLEH SINGLE INDEX MODEL DAN ROYS CRITERION (STUDI KASUS SAHAM- SAHAM LQ45 PERIODE FEBRUARI

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN METODE MEAN-GINI

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN METODE MEAN-GINI ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN METODE MEAN-GINI (Studi kasus: Saham SMGR, BMRI, KLBF, UNVR, MNCN, BBNI) SKRIPSI Disusun Oleh : MEGA SUSILOWATI 24010212140075 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin menurunnya tingkat suku bunga perbankan saat ini, tidak membuat banyak dana deposan yang disimpan di bank semakin hari semakin mengalami peningkatan. Dana

Lebih terperinci

ESTIMASI PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL BLACK- LITTERMAN PADA DATA HARGA SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE

ESTIMASI PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL BLACK- LITTERMAN PADA DATA HARGA SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE ESTIMASI PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL BLACK- LITTERMAN PADA DATA HARGA SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 009-0 Alan Prahutama, Sugito, Jurusan Statistika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

(Studi Kasus Pada Saham Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode Juni 2010 sampai Mei 2014).

(Studi Kasus Pada Saham Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode Juni 2010 sampai Mei 2014). MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL TREYNOR-BLACK MODEL DENGAN EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO METODE JENSEN, SHARPE, TREYNOR, SORTINO, INFORMATION RATIO, T 2 DAN M 2. (Studi Kasus Pada Saham Di Jakarta Islamic

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan Asia pada tahun 1997 berdampak pada stabilitas keuangan yang menyebabkan perusahaan-perusahaan di Indonesia berlomba-lomba membeli Dolar. Situasi tersebut

Lebih terperinci

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii ABSTRACT In investing, forming an optimal portfolio is one step that need to be done in order to make the investment can produce an optimal return with risk that investors can bear. One way on forming

Lebih terperinci

RISIKO. Untuk menghitung risiko berdasarkan probabilitas, investor menggunakan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut.

RISIKO. Untuk menghitung risiko berdasarkan probabilitas, investor menggunakan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut. Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD RISIKO Perhitungan risiko digunakan untuk melengkapi perhitungan tingkat return

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 71 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif, karena tujuan penelitian

Lebih terperinci

(Studi Kasus Penggunaan M odel Indeks Tunggal Pada Saham - Saham Indeks LQ -45 Periode Febuari Januari 2008)

(Studi Kasus Penggunaan M odel Indeks Tunggal Pada Saham - Saham Indeks LQ -45 Periode Febuari Januari 2008) ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIM AL DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Penggunaan M odel Indeks Tunggal Pada Saham - Saham Indeks LQ -45 Periode Febuari 2005 -Januari 2008) SK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan portfolio (portfolio management), dapat dibagi menjadi 2 cara,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan portfolio (portfolio management), dapat dibagi menjadi 2 cara, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pengelolaan portfolio (portfolio management), dapat dibagi menjadi 2 cara, manajemen pasif (passive management) dan manajemen aktif (active management) (Elton dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

Lebih terperinci