FTIP001645/077 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG LAMPIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FTIP001645/077 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG LAMPIRAN"

Transkripsi

1 65 FTIP001645/077 LAMPIRAN

2 Lampiran 1. Prosedur Pengamatan Penelitian 1.1. Pengamatan Utama 1. Rendemen (AOAC, 1999) Rendemen didapatkan dari hasil perbandingan ekstrak propolis pekat yang diperoleh, terhadap berat propolis mentah. Rendemen dinyatakan dalam persen (b/b). = 2. Deskripsi Karakteristik Indrawi Ekstrak Propolis ℎ( ) ( ) 100% Pelaksanaan penilaian deskripsi dilakukan oleh panelis perseorangan. Panelis perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh dari kebiasaan, sehingga panelis tersebut sangat mengenal sifat dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai dengan sangat baik. Deskripsi karakteristik inderawi ekstrak propolis, meliputi warna, aroma, dan rasa. Pendeskripsian dilakukan dengan cara mengamati sifat inderawi ekstrak popolis. Untuk warna, dilakukan pendeskripsian dari warna yang terlihat pada ekstrak propolis. Pendeskripsian aroma, dilakukan berdasarkan aroma yang tercium dari ekstrak propolis, sedangkan pendeskripsian rasa, dilakukan dengan mencicipi ekstrak propolis. Format pengujiannya sebagai berikut: 66 FTIP001645/078

3 67 FORMAT UJI DESKRPSI Nama Panelis : Tanggal Uji : Nama Bahan : Instruksi 1. Dihadapan saudara telah tersedia 4 sampel ekstrak propolis, saudara diminta untuk menilai produk tersebut dengan teliti. 2. Isilah kolom kode sampel dengan huruf sesuai dengan yang tertera pada sampel 3. Penilaian ditunjukan untuk penilaian terhadap warna, aroma dan rasa 4. Beri tanda positif (+) jika rangsangan semakin kuat pada setiap kriteria sedangkan negatif (-) jika rangsangan semakin lemah pada setiap kriteria. Terima kasih atas kesediaan saudara No Kode Sampel Karakteristik Warna Aroma Rasa Keterangan Intensitas warna dengan kromameter (Man, 1997) Warna ekstrak propolis diukur dengan menggunakan kromameter. Sifat notasi warna Hunter dicirikan 3 parameter L, a dan b, masing-masing dengan kisaran Nilai L menyatakan parameter kecerahan, L mempunyai kisaran nilai dari 0 (hitam) sampai 100 (putih). Nilai a menggambarkan tingkat kemerahan dan kehijauan FTIP001645/079

4 68 yang berkisar antara -80 sampai 100. Nilai a negatif menunjukan kecenderungan warna hijau, sedangkan nilai a positif menunjukan kecenderungan warna merah. Nilai b menggambarkan tingkat kekuningan dan kebiruan yang berkisar antara -80 sampai 70. Nilai b negatif menunjukan kecenderungan warna biru, sedangkan nilai b positif menunjukan kecenderungan warna kuning. Konversi nilai L, a, b menjadi nilai HUE (ohue) dan nilai chroma (C) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: = =( + ) / HUE menyatakan panjang gelombang dominan dari suatu warna. Chroma menunjukan intensitas warna yang menggambarkan ukuran intensitas sinar dominan yang dipantulkan. Semakin besar nilai C menunjukan semakin tinggi intensitas warna yang dihasilkan. Nilai HUE dan warna yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel Nilai HUE dan Warna Nilai HUE Warna Red Purple Red Yellow Red Yellow Yellow Green Green Blue Green Blue Blue Purple Purple Prosedur penggunaan Chromameter CR 300 : 1. Koneksikan device 1 (head) dan device 2 (processor) dengan menggunakan kabel data yang tersedia. FTIP001645/080

5 69 2. Sambungkan device 2 dengan adaptor yang tersedia dan koneksikan dengan arus listrik. 3. Aktifkan kedua device tersebut dengan menggeser saklar utama ke posisi ON. Tunggu hingga proses pendeteksian selesai (muncul nilai L, a, b atau x, y, z). 4. Lakukan kalibrasi pada alat. 5. Pastikan nilai Y, x, y sesuai dengan nilai yang tertera pada calibration plate. 6. Kemudian tekan measure enter. Tunggu hingga measuring head mengkalibrasi. Proses kalibrasi selesai jika nilai pada monitor sama dengan nilai pada calibration plate. 7. Untuk mengukur sampel, tekan tombol Esc sebanyak 4x sehingga nilai X, Y, dan Z atau L, a, b mucul kemudian tekan tombol target. Untuk mengubah satuan pengukuran (contoh : dari X, Y, Z ke L, a, b) tekan tombol color space sebanyak beberapa kali hingga satuan yang diinginkan muncul pada layar, kemudian tekan tombol target. 8. Pilih Target value dengan menggeser kursor dan tempelkan measuring head yang ada pada device 1 ke sampel yang akan diukur kemudian tekan measure enter. Kemudian hasil pembacaan akan muncul pada layar. 4. Skrining Fitokimia (Harbone, 1987) Skrining atau penapinasan fitokimia sebenarnya dilakukan sebagai salah satu pendekatan untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan untuk mendeteksi senyawa kimia berdasarkan golongannya. Sebagai informasi awal dalam mengetahui senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas FTIP001645/081

6 70 biologi. Metode yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin, saponin, kumarin, quinon, steroid/terpenoid. a. Skrining Senyawa Alkaloid 1. Sampel dibasakan dengan amonia, kemudian ditambahkan kloroform 2. Lapisan kloroform dipipet, kemudian ditambahkan asam klorida 2 N 3. Campuran dikocok kuat-kuat hingga terdapat dua lapisan 4. Lapisan asam dipipet, kemudian dibagi menjadi 3 bagian 5. Bagian 1 ditambahkan pereaksi Mayer bila ada endapan berwarna putih atau keruh berarti terdapat alkaloid 6. Bagian 2 ditambahkan pereaksi Dragendorf bila ada endapan berwarna jingga atau kuning berarti terdapat alkaloid b. Skrining Senyawa Flavonoid 1. Samel dicampur dengan magnesium dan asam klorida 2 N 2. Campuran dipanaskan di atas penangas air 3. Setelah itu ditambahkan amil alkohol kemudian kocok kuat-kuat 4. Jika terbentuk warna kuning hingga merah yang ditarik amil alkohol berarti terdapat flavonoid. c. Skrining Senyawa Polifenolat 1. Sampel dipanaskan di atas penangas air 2. Ditambahkan larutan pereaksi besi (III) klorida 3. Adanya senyawa fenolat ditandai dengan terjadinya warna hijau-biru hitam hingga hitam. FTIP001645/082

7 71 d. Skrining Senyawa Tanin 1. Sampel dipanaskan di atas penangas air 2. Ditambahkan larutan gelatin 1% 3. Terbentuknya andapan berwarna putih menunjukan adanya senyawa tanin. e. Skrining Senyawa Steroid dan Triterpenoid 1. Sampel ditambahkan eter 2. Dituangkan ke dalam cawan penguap dan biarkan hingga menguap hingga kering 3. Selanjutnya ditambahkan pereaksi Liebermann Burchard 4. Terjadinya warna ungu menunjukkan adanya senyawa triterpenoid sedangkan adanya warna hijau biru menunjukkan adanya senyawa steroid. f. Skrining Senyawa Kuinon 1. Sampel dipanaskan dengan pengangas air 2. Kemudian ditambahkan larutan KOH 5% 3. Adanya senyawa kuinon ditandai dengan terjadinya warna kuning hingga merah. g. Skrining Senyawa Saponin 1. Sampel dipanaskan dengan pengangas air 2. Sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi dan dikocok kuat-kuat secara vertikal selama kurangg lebih 5 menit 3. Terbentuknya busa yang mantap dan tidak hilang selama 30 menit dengan tinggi busa minimal 1 cm menunjukkan adanya saponin. FTIP001645/083

8 72 5. Aktivitas antioksidan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) (Sawaya, 09). Analisis aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan spektrofotometer UVVis. Ekstrak propolis dilakukan pengenceran dalam pelarut metanol menjadi berbagai konsentrasi (5 ppm, 10 ppm, ppm, ppm, 80 ppm, dan 100 ppm). Larutan DPPH dibuat dengan cara mencampurkan 4,0 mg DPPH ke dalam metanol sampai 100 ml, sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 0,004%. Larutan DPPH ini dijaga kestabilannya pada suhu rendah di dalam refrigerator dan terlindungi cahaya sebelum digunakan. Kemudian dibuat larutan blanko dengan menambahkan 3 ml larutan DPPH dengan metanol 2 ml. Sampel berbagai konsentrasi masing-masing sebanyak 2 ml ditambahkan 3 ml larutan DPPH, dihomogenkan dan didiamkan selama 30 menit. Selanjutnya larutan blanko dan larutan sampel dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm. Nilai IC50 dihitung dari kurva regresi linier antara % inhibisi serapan dengan berbagai konsentrasi larutan uji dengan rumus: Keterangan: % inhibisi = A DPPH - A sampel 100% A DPPH A DPPH = serapan hitung DPPH % inhibisi = persentase kapasitas penghambatan radikal bebas Nilai IC50 diperoleh dengan mengganti Y (ordinat) dari persamaan regresi linier yang diperoleh dalam kurva dengan nilai 50. FTIP001645/084

9 Pengamatan Penunjang 1. Residu pelarut dengan kromatografi gas (Pritchard, 1989) Analisi residu pelarut dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas. Tujuan analisis residu adalah untuk mengidentifikasi dan mengukur kuantitas (sangat) kecil residu pelarut dalam ekstrak propolis. Kromatografi gas digunakan untuk memisahkan komponen campuram kimia dalam suatu bahan, berdasarkan perbedaan polaritas campuran. Fase gerak akan membawa campuran menuju kolom. Campuran dalam fase gerak akan berinteraksi dengan fase diam. Setiap komponen yang terdapat dalam campuran berinteraksi dengan kecepatan yang berbeda dimana interaksi komponen dengan fase diam pada waktu yang paling cepat akan keluar pertama dari kolom dan yang paling lambat akan keluar paling akhir (Eaton, 1989). Alat yang digunakan berupa GC-MS yaitu alat yang menggabungkan kromatografi gas dan spektrometer massa, dimana kromatografi gas sebagai alat pemisah dan spektrometer massa sebagai alat pendeteksi komponen yang telah dipisahkan. Prosedur penggunaan alat GC-MS adalah sebagai berikut: 1. GC-MS dinyalakan dan diatur seluruh komponen yang terkait hingga sampel sebanyak 1 µl siap diinjeksikan dan siap running. 2. Tampilan analisis diatur. 3. Data sampel diisikan atau ditekan sampel log in pada monitor sambil menunggu GC dan MS pada monitor dalam kondisi ready. 4. Tombol start pada monitor ditekan, sehingga secara otomatis injektor membersihkan syringe sesuai setting, kemudian sampel sebanyak 1 µl diinjeksikan ke dalam auto injektor tipe AOC-i Shimadzu. FTIP001645/085

10 74 5. Selama setting waktu awal atau bila grafik menunjukkan sedikit datar analisis GC dapat dihentikan dengan menekan tombol stop pada monitor. 6. Puncak grafik diidentifikasi pada tiap waktu retensi dari puncak awal samapi puncak akhir dan dicocokan dengan referensi dalam program GC-MS tekan similary search. Hasil identifikasi akan menunjukkan komponen yang paling mirip dari beberapa komponen dari bobot molekul serta tinggi intens peek dan yang teratas adalah yang paling mendekati. FTIP001645/086

11 Lampiran 2. Rendemen Ekstrak Propolis 1. Hasil Rendemen Ekstrak Propolis Ulangan 1 Tabel Hasil Ekstraksi Propolis pada Setiap Ulangan 1 Berat Berat Berat Berat Rata-Rata Kode Awal Labu Labu Ekstrak Rendemen Rendemen Sampel Sampel Awal Akhir Propolis (%) (%) (g) (g) (g) Pekat (g) 9,29 18,58 A. Etanol AU1D1 50,37 484,60 493,89 18,58 70% 9,29 18,58 AU1D2 50,30 483,41 492,70 24,97 49,73 BU1D1 50,21 493,84 518,81 49,46 24,59 49,18 BU1D2 50,21 483,16 507,75 17,52 34,79 CU1D1 50,36 480,76 498,28 42,27 25,06 49,75 CU1D2 50,37 483,16 508,22 22,04 43,81 DU1D2 50,30 493,11 515,15 D. Etil 43,64 Asetat 21,86 43,47 DU1D2 50,29 480,67 502,53 2. Hasil Rendemen Ekstrak Propolis Ulangan 2 Tabel Hasil Ekstraksi Propolis pada Setiap Berat Berat Berat Berat Kode Awal Labu Labu Ekstrak Sampel Sampel Awal Akhir Propolis (g) (g) (g) Pekat (g) 9,30 A. Etanol AU2D1 50,02 494,91 504,21 70% 9,64 AU2D2 50,01 483,28 492,92 23,96 BU2D1 50,03 481, 505,36 24,81 BU2D2 50,02 481,30 506,11 24,91 CU2D1 50,05 481,88 506,79 24, CU2D2 50,04 484,43 508,83 22,13 DU2D2 50,02 481,24 503,37 D. Etil Asetat 22,17 DU2D2 50,03 483,28 505,45 Rata-Rata Rendemen Rendemen (%) (%) 18,59 19,27 47,89 49,60 49,77 49,00 44,24 44,31 18,93 48,75 49,39 44,28 75 FTIP001645/087

12 76 3. Hasil Rendemen Ekstrak Propolis Ulangan 2 Tabel Hasil Ekstraksi Propolis pada Setiap Berat Berat Berat Berat Kode Awal Labu Labu Ekstrak Sampel Sampel Awal Akhir Propolis (g) (g) (g) Pekat (g) 9,17 AU3D1 50,04 481,46 490,63 A. Etanol 70% AU3D2 50,03 493,43 502,65 9,22 BU3D1 50,03 480,12 504,27 24,15 BU3D2 50,04 480,15 503,73 23,58 CU3D1 50,03 480,30 504,97 24,67 CU3D2 50,03 480,24 504,99 24,75 22,56 DU3D2 50,01 480,99 503,55 D. Etil Asetat 22,50 DU3D2 50,02 482,44 504,94 Rata-Rata Rendemen Rendemen (%) (%) 18,33 18,43 48,27 47,12 49,31 49,47 45,14 44,98 18,38 47,70 49,39 45,06 4. Rata-Rata Rendemen Ekstrak Propolis Setiap Ulangan Tabel Rata-Rata Ekstraksi Propolis pada Setiap Rata-Rata Rendemen Ekstrak Propoli (%) Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata-Rata 18,58 18,93 18,38 18,63 49,46 48,75 47,70 48,63 42,27 48,89 49,39 46,85 D. Etil Asetat 43,64 44,28 45,06 44,33 FTIP001645/088

13 Lampiran 3. Hasil Pengujian Deskripsi Karakteristik Indrawi Ekstrak Propolis FORMAT UJI DESKRPSI Nama Panelis : Mahani, SP., M.Si Tanggal Uji : 1 Mei 12 Nama Bahan : Ekstrak Propolis Instruksi 1. Dihadapan saudara telah tersedia 4 sampel ekstrak propolis, saudara diminta untuk menilai produk tersebut dengan teliti. 2. Isilah kolom perlakuan sesuai dengan yang tertera pada sampel. 3. Penilaian ditunjukan untuk penilaian terhadap warna, aroma dan rasa 4. Beri tanda positif (+) jika rangsangan semakin kuat pada setiap kriteria sedangkan negatif (-) jika rangsangan semakin lemah pada setiap kriteria. Terima kasih atas kesediaan saudara Warna A. Etanol 70% Coklat kehitaman + B. Metanol Coklat kehitaman D. Etil asetat Coklat Coklat muda Aroma Khas propolis Khas propolis + Khas propolis Khas propolis Rasa Keterangan Pahit + - Pahit (sedikit pedas) Pahit (sedikit pedas) Pahit (pedas) Lengket, tidak larut dalam air, sangat kental. Terbagi menjadi dua fase atau bagian, bagian atas berupa gumpalan, agak lengket. Terdapat gumpalan Keterangan: tanda plus (+) menunjukkan peningkatan atau tingkatan. 77 FTIP001645/089

14 Lampiran 4. Hasil Pengujian Tingkat Kecerahan Warna dengan Chromameter 1. Nilai L* Ekstrak Propolis Ulangan 1 Tabel Nilai L* Ekstrak Propolis pada Setiap Nilai L* Ulangan 1 D1 D2 28,79 29,63 35,8 35,18 38,87 38,94 45,68 44,41 D. Etil Asetat Rata-Rata Nilai L* 29,21 35,49 38,91 45,05 Keterangan : Nilai L* = derajat kecerahan (nilai 0 100). Meningkatnya nilai L kecerahan produk semakin meningkat. 2. Nilai L* Ekstrak Propolis Ulangan 2 Tabel Nilai L* Ekstrak Propolis pada Setiap Nilai L* Ulangan 1 D1 D2 28,81 29,72 35,25 35,78 38,91 38,98 45,08 45,11 D. Etil Asetat Rata-Rata Nilai L* 29,27 35,52 38,95 45,10 Keterangan : Nilai L* = derajat kecerahan (nilai 0 100). Meningkatnya nilai L kecerahan produk semakin meningkat. 3. Nilai L* Ekstrak Propolis Ulangan 3 Tabel Nilai L* Ekstrak Propolis pada Setiap Nilai L* Ulangan 1 D1 D2 29,51 29,05 35,22 35,71 38,82 38,94 44,69 45,33 D. Etil Asetat Rata-Rata Nilai L* 29,28 35,47 38,88 45,01 Keterangan : Nilai L* = derajat kecerahan (nilai 0 100). Meningkatnya nilai L kecerahan produk semakin meningkat. 78 FTIP001645/090

15 79 4. Rata-Rata Nilai L* Setiap Ulangan Tabel Rata-Rata Nilai L* Ekstrak Propolis pada Tiga Kali Ulangan Rata-Rata Nilai L* Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 29,21 29,27 29,28 35,49 35,52 35,47 38,91 38,95 38,88 45,05 45,10 45,01 D. Etil Asetat Rata-Rata Nilai L* 29,25 35,49 38,91 45,05 Keterangan : Nilai L* = derajat kecerahan (nilai 0 100). Meningkatnya nilai L kecerahan produk semakin meningkat. FTIP001645/091

16 Lampiran 5. Hasil Uji Skrining Fitokimia 1. Hasil Pengujian Senyawa Alkaloid Tabel Hasil Pengujian Senyawa Alkaloid Hasil Uji Pereaksi Meyer Pereaksi Dragendorf D. Etil asetat Keterangan: : negatif + : positif lemah : positif + : positif kuat : positif kuat sekali Keterangan:(1) Pereaksi Meyer, positif jika keruh atau terbentuk endapan. (2) Pereaksi Dragendorf, positif jika terbentuk endapan jingga atau kuning. 2. Hasil Pengujian Senyawa Flavonoid Tabel Hasil Pengujian Senyawa Flavonoid Hasil Uji + D. Etil asetat + Keterangan: : negatif + : positif lemah : positif + : positif kuat : positif kuat sekali 80 FTIP001645/092

17 81 Keterangan: (1) Blanko berupa sampel ditambah metanol. (2) Hasil uji, positif jika terbentuk warna kuning sampai merah. 3. Hasil Pengujian Senyawa Polifenol Tabel Hasil Pengujian Senyawa Polifenol Hasil Uji D. Etil asetat Keterangan: : negatif + : positif lemah : positif + : positif kuat : positif kuat sekali Keterangan: (1) Blanko berupa sampel ditambah metanol. (2) Hasil uji, positif jika terbentuk warna hijau-biru kehitaman atau hitam. 4. Hasil Pengujian Senyawa Tanin Tabel Hasil Pengujian Senyawa Tanin Hasil Uji + + D. Etil asetat + Keterangan: : negatif + : positif lemah : positif + : positif kuat : positif kuat sekali FTIP001645/093

18 82 Keterangan: (1) Blanko berupa sampel ditambah air panas. (2) Hasil uji, positif jika terbentuk warna hijau-biru kehitaman atau hitam. 5. Hasil Pengujian Senyawa Steroid dan Triterpenoid Tabel Hasil Pengujian Senyawa Steroid dan Triterenoid Hasil Uji Steroid D. Etil asetat Keterangan: : negatif + : positif lemah : positif + Triterpenoid + : positif kuat : positif kuat sekali Keterangan: Steroid positif jika terbentuk warna hijau, sedangkan triterpenoid positif jika terbentuk warna coklat atau ungu. 6. Hasil Pengujian Senyawa Kuinon Tabel Hasil Pengujian Senyawa Kuinon Hasil Uji + D. Etil asetat Keterangan: : negatif + : positif lemah : positif + : positif kuat : positif kuat sekali FTIP001645/094

19 83 Keterangan: (1) Blanko berupa sampel ditambah air panas. (2) Hasil uji, positif jika terbentuk warna merah sampai merah kehitaman. 7. Hasil Pengujian Senyawa Saponin Tabel Hasil Pengujian Senyawa Saponin Hasil Uji D. Etil asetat - : positif kuat : positif kuat sekali + FTIP001645/095 Keterangan: : negatif + : positif lemah : positif

20 Lampiran 6. Aktivitas Antioksidan 1. Uji DPPH Ekstrak Propolis Etanol 70% Konsentrasi Awal = 0 ppm Tabel % Inhibisi Ekstrak Propolis Etanol 70% pada Berbagai Konsentrasi Konsentrasi (ppm) Absorbansi ,284 0,492 0,628 0,684 0,701 Keterangan:% inhibisi = % Inhibisi % Inhibisi A DPPH - A sampel A DPPH Keterangan 62,334 34,748 16,711 9,284 7,029 Nilai absorbansi DPPH = 0, % Grafik % Inhibisi terhadap berbagai konsentrasi Ekstrak Propolis Pelarut Etanol 70% y = 0.377x R² = konsentrasi (ppm) Persamaan linear : y = 0,3771x +2,6415 Nilai IC50, dimana y =50, maka 50 = 0,3771x +2,6415 0,3771x= 47,359 x= 125,586 Kesimpulan: nilai IC50 ekstrak propolis etanol 70% adalah sebesar 125,586 ppm. 84 FTIP001645/096

21 85 2. Uji DPPH Ekstrak Propolis Metanol Konsentrasi Awal = 0 ppm Tabel % Inhibisi Ekstrak Propolis Metanol pada Berbagai Konsentrasi Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi 0,339 0,553 0,657 0,713 0, Keterangan:% inhibisi = A DPPH - A sampel A DPPH Keterangan 54,860 26,365 12,517 5,060 3,595 Nilai absorbansi DPPH = 0, % Grafik % Inhibisi terhadap berbagai konsentrasi Ekstrak Propolis Pelarut Metanol % Inhibisi 50 y = 0.347x R² = konsentrasi (ppm) Persamaan linear : y = 0,3479x 1,0874 Nilai IC50, dimana y =50, maka 50 = 0,3479x - 1,0874 0,3479x= 51,087 x= 146,845 Kesimpulan: nilai IC50 ekstrak propolis metanol adalah sebesar 146,845 ppm. FTIP001645/097

22 86 3. Uji DPPH Ekstrak Propolis Isopropil Alkohol (IPA) Konsentrasi Awal = 0 ppm Tabel % Inhibisi Ekstrak Propolis IPA pada Berbagai Konsentrasi Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi 0,399 0,550 0,715 0,739 0, Keterangan:% inhibisi = A DPPH - A sampel A DPPH Keterangan 50,801 32,182 11,837 8,878 4,562 Nilai absorbansi DPPH = 0, % Grafik % Inhibisi terhadap berbagai konsentrasi Ekstrak Propolis Pelarut IPA 60 % Inhibisi y = 0.315x R² = konsentrasi (ppm) Persamaan linear : y = 0,315x + 2,121 Nilai IC50, dimana y =50, maka 50 = 0,315x + 2,1219 0,315x= 47,878 x= 151,994 Kesimpulan: nilai IC50 ekstrak propolis IPA adalah sebesar 151,994 ppm. FTIP001645/098

23 87 4. Uji DPPH Ekstrak Propolis Etil Asetat Konsentrasi Awal = 0 ppm Tabel % Inhibisi Ekstrak Propolis Etil Asetat pada Berbagai Konsentrasi Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi 0,0 0,0 0,528 0,599 0,615 Keterangan:% inhibisi = A DPPH - A sampel A DPPH 69,136 38,272 18,519 7,562 5,090 Keterangan Nilai absorbansi DPPH = 0, % Grafik % Inhibisi terhadap berbagai konsentrasi Ekstrak Propolis Pelarut Etil Asetat % Inhibisi y = 0.217x R² = konsentrasi (ppm) Persamaan linear : y = 0,2176x + 0,7381 Nilai IC50, dimana y =50, maka 50 = 0,2176x + 0,7381 0,2176x= 49,262 x= 226,387 Kesimpulan: nilai IC50 ekstrak propolis etil asetat adalah sebesar 226,387 ppm. FTIP001645/099

24 Lampiran 7. Penentuan Terbaik 1. Nilai IC50 (Bobot 30) Tabel Total Skor Setiap Berdasarkan Nilai IC50 Nilai IC50 (ppm) Skor 4 125, , , ,387 Keterangan: Nilai IC50 semakin kecil akan semakin baik kualitas ekstrak propolis. D. Etil asetat Total Skor (Bobot*Skor) Rendemen (Bobot ) Tabel Total Skor Setiap Berdasarkan Nilai Rendemen Total Skor (Bobot*Skor) 1 18, , ,85 2 D. Etil asetat 44,33 Keterangan: Nilai rendemen semakin besar akan semakin baik kualitas ekstrak propolis. Rendemen (%) Skor 3. Karakteristik Inderawi (Bobot ) Tabel Total Skor Setiap Berdasarkan Karakteristik Inderawi Total Skor (Bobot*Skor) Skor D. Etil asetat Keterangan: Semakin baik karakteristik inderawi ekstrak propolis semakin tinggi skornya. 4. Skrining Fitokomia (Bobot ) Tabel Total Skor Setiap Berdasarkan Skrining Fitokimia Skrining Fitokimia Polifenol Flavonoid Skor Total Skor (Bobot*Skor) Keterangan: Semakin positif flavonoid dan polifenol akan semakin baik kualitas ekstrak propolis. D. Etil asetat FTIP001645/100

25 89 5. Nilai L* (Bobot 10) Tabel Total Skor Setiap Berdasarkan Nilai L* Nilai L* Skor 4 24, , , ,18 Keterangan: Nilai L* semakin kecil akan semakin baik kualitas ekstrak propolis. D. Etil asetat Total Skor (Bobot*Skor) Total Skor Setiap Tabel Total Skor Setiap dari Setiap Kriteria Pengamatan Skor Kriteria Pengamatan Etanol 70% Metanol IPA Nilai IC Rendemen Karakteristik Inderawi Skrining Fitokimia Nilai L* Total Skor Etil Asetat FTIP001645/101

26 Lampiran 8. Hasil Uji Residu Ekstrak Propolis 1. Formulir Rekaman Uji Residu Ekstrak Etano 70% FTIP001645/102 90

27 91 2. Grafik Penentuan Luas Area Standar Etanol 70% FTIP001645/ Grafik Luas Area Ekstrak Propolis Etanol 70%

28 92 4. Laporan Hasil Pengujian Residu Etanol 70% pada Ekstrak Propolis Etanol 70% FTIP001645/104

29 Lampiran 9. Gambar Gambar Propolis 1. Propolis Mentah Gambar D. Etil Asetat 3. Proses Pemekatan Propolis 91 FTIP001645/ Filtrat Propolis

30 92 FTIP001645/ Ekstrak Propolis

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG 61 FTIP001646/073 62 Lampiran 1.PelaksanaandanHasilPercobaanPendahuluan 1a. Mempelajari Proses Ekstraksi Propolis dengan Menggunakan Cara Ekstraksi Modifikasi Hasan (2006). Pendahuluan Ekstraksi adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Percobaan utama dilaksanakan pada bulan Maret 2012- April 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pengolahan Pangan, Laboratorium

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Juli 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Perairan Lampung Selatan, analisis aktivitas antioksidan dilakukan di

Lebih terperinci

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi 3 2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong dan Badan Tenaga Atom

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2010 di Area Perlindungan Laut Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

Tujuan : Menentukan suhu pemasakan dan range jumlah dekstrin yang digunakan.

Tujuan : Menentukan suhu pemasakan dan range jumlah dekstrin yang digunakan. 67 Lampiran 1. Prosedur Penelitian Pendahuluan Tujuan : Menentukan suhu pemasakan dan range jumlah dekstrin yang digunakan. Prosedur : Nira aren segar hasil penyadapan dicampurkan dengan kapur tohor (C(OH))

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Rendemen Ekstrak Pekat Propolis Ekstraksi propolis lebah Trigona sp dilakukan dengan metode maserasi. Menurut Anggraini (2006), maserasi adalah teknik ekstraksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penyiapan Bahan Daun sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg yang digunakan sudah berwarna hijau tua dengan ukuran yang sama. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat 47 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Biji Alpukat - Dicuci dibersihkan dari kotoran - Di potong menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Rambut jagung (Zea mays L.), n-heksana, etil asetat, etanol, metanol, gliserin, larutan kloral hidrat 70%, air, aqua destilata, asam hidroklorida, toluena, kloroform, amonia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN... 1 BAB I. TINJAUAN PUSTAKA... 3 1.1. Tinjauan Tumbuhan...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengumpulan Bahan Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah daun steril Stenochlaena palustris. Bahan penelitian dalam bentuk simplisia, diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons 96 97 98 Lampiran 2. Pembuatan Larutan untuk Uji Toksisitas terhadap Larva Artemia salina Leach A. Membuat Larutan Stok Diambil 20 mg sampel kemudian dilarutkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Serangga Uji Bahan Tanaman Uji Penyiapan Tanaman Pakan

BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Serangga Uji Bahan Tanaman Uji Penyiapan Tanaman Pakan BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia BAB 3 PERCOBAAN Pada bab ini dibahas tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan dalam penelitian meliputi bahan, alat, pengumpulan dan determinasi simplisia, karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia,

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br) IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br) Hindra Rahmawati 1*, dan Bustanussalam 2 1Fakultas Farmasi Universitas Pancasila 2 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Sebanyak 5 kg buah segar tanaman andaliman asal Medan diperoleh dari Pasar Senen, Jakarta. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas antioksidan

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air Pemilihan Eluen Terbaik Pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang digunakan adalah pelat aluminium jenis silika gel G 60 F 4. Ekstrak pekat ditotolkan pada pelat KLT. Setelah kering, langsung dielusi dalam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biofarmaka, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong dari bulan April 2008

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2014. Lokasi penelitian dilakukan di berbagai tempat, antara lain: a. Determinasi sampel

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 18 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Pantai Ekowisata Mangrove, Pantai Kapuk, Muara Karang, Jakarta Utara.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji 19 BAB III METODOLOGI Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji pendahuluan golongan senyawa kimia, pembuatan ekstrak, dan analisis kandungan golongan senyawa kimia secara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengambilan dan Determinasi Bahan Buah alpukat (Persea americana Mill.) yang digunakan pada penelitian ini diambil dari Kebun Percobaan Manoko Lembang Bandung. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van 22 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Determinasi merupakan suatu langkah untuk mengidentifikasi suatu spesies tanaman berdasarkan kemiripan bentuk morfologi tanaman dengan buku acuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Pendahuluan Hasil Uji Hedonik Imbangan Tepung Ubi Jalar Putih dan Terigu

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Pendahuluan Hasil Uji Hedonik Imbangan Tepung Ubi Jalar Putih dan Terigu LAMPIRAN Lampiran 1. Data Pendahuluan Hasil Uji Hedonik Imbangan Tepung Ubi Jalar Putih dan Terigu Pada penelitian ini dilakukan pendahuluan untuk mengetahui imbangan tepung atau ubi jalar dengan terigu

Lebih terperinci

Gambar 6. Kerangka penelitian

Gambar 6. Kerangka penelitian III. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L) yang dibeli dari toko obat tradisional pasar Bogor sebagai sumber pigmen brazilein dan sinapic

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang. BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan, Alat, dan Hewan Percobaan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah duku (Lansium domesticum Corr.), hirdoksipropil metilselulosa (HPMC), carbomer, gliserin, trietanolamin

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU SAWO (HELIXANTHERE SP) HASIL EKSTRAKSI SOXHLETASI DAN PERKOLASI 1 Mauizatul Hasanah, 2 Febi

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Protozoologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Mei 2010. Tempat penelitian di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Juli sampai Oktober 2013. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Sawit

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Umbi bawang dayak segar, simplisia, keripik, metanol, etanol, etilasetat, heksan, air destilata, toluen, H 2 SO 4 pekat, H 2 BO 3 3%, NaOH-5%, Na 2 S 2

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1. BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian dilakukan determinasi tanaman yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tanaman yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan baku yang digunakan adalah kelopak kering bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) yang berasal dari petani di Dramaga dan kayu secang (Caesalpinia

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia daun dan buah karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (W. Aitt) Hassk.) yang diperoleh dari Belitung.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker Lampiran. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Pereaksi pendeteksi Flavonoid Pereaksi NaOH 0% Sebanyak 0 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 17 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari Januari sampai April 2010. Keong pepaya dibeli dari nelayan di sekitar Perairan Cirebon. Analisis proksimat keong ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009 PENAPISAN FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK n-heksana DAN METANOL DAUN KELADI TIKUS Oleh: Drs. Ahmad Musir, MS, Apt Dra. Yunahara Farida, M.Si, Apt Dra. Titiek Martati, M.Si, Apt Bernard

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat - Beaker glass 1000 ml Pyrex - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex - Maserator - Labu didih 1000 ml Buchi - Labu rotap 1000 ml Buchi - Rotaryevaporator Buchi R 210 - Kain

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Flavonoid, fase n-butanol, Averrhoa bilimbi Linn, oxalidaceae, penapisan fitokimia, spektrofotometri ultraviolet-cahaya tampak.

ABSTRAK. Kata kunci : Flavonoid, fase n-butanol, Averrhoa bilimbi Linn, oxalidaceae, penapisan fitokimia, spektrofotometri ultraviolet-cahaya tampak. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE nbutanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) Sarah Zaidan, Ratna Djamil Fakultas Farmasi Universitas Pancasila,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan

3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2011 sampai dengan Juni 2011. Sampel anemon laut (Stichodactyla gigantea) diambil disekitar kawasan Pulau Pramuka, Taman Nasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tanaman Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada ektrak etanol jamur tiram dan kulit rambutan yang ditunjukkan dengan nilai IC 50 serta untuk mengetahui

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 hingga Juli 2012. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel yang dilakukan di persawahan daerah Cilegon,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Tumbuhan labu dideterminasi untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tumbuhan yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan bahwa tanaman yang diteliti adalah Cucubita

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni untuk mengetahui aktivitas penangkap radikal dari isolat fraksi etil asetat ekstrak etanol herba

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MINDI (Melia azedarach L)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MINDI (Melia azedarach L) ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE nbutanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MINDI (Melia azedarach L) Sarah Zaidan, Ratna Djamil Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jalan Srengseng

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.) IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.) Reny syahruni, Syamsu Nur Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan Km 13,7 Daya, Makassar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanas listrik, panci alumunium, saringan, peralatan gelas (labu Erlenmayer, botol vial, gelas ukur,

Lebih terperinci