HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG"

Transkripsi

1 61 FTIP001646/073

2 62 Lampiran 1.PelaksanaandanHasilPercobaanPendahuluan 1a. Mempelajari Proses Ekstraksi Propolis dengan Menggunakan Cara Ekstraksi Modifikasi Hasan (2006). Pendahuluan Ekstraksi adalah salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan. Produknya berupa ekstrak dengan menyisakan sejumlah ampas. Komponen yang terekstrak umumnya berupa cairan dari suatu bahan campuran padat-cair atau cair-cair(setiasih dan Nurhasanah, 2009). Bahan 100 g propolis mentah, etanol destilat dan propilen glikol. Alat Wadah plastik, blender, pisau, talenan, saringan kain, kertas saring Whatman No. 1, beaker glass, spatula, elenmeyer, timbangan digital, plastik hitam, gelas ukur, rotary evaporator, dan pompa vakum. Kriteria yang Diamati Rendemen dan deskripsi karakteristik inderawi Prosedur Ekstraksi Propolis Proses ekstraksi propolis dengan cara modifikasi Hasan (2006) dapat dilihat pada Gambar. 1. Hasil Pengamatan a. Rendemen Rumus perhitungan rendemen adalah sebagai berikut : FTIP001646/074

3 63 = = ℎ( ) 100% = 26% ( b. Deskripsi Karakteristik Inderawi Ekstrak Propolis ( ) 100% ) Tabel 1. Hasil Pengamatan Deskripsi Karakteristik Ekstrak Propolis Sampel Warna Aroma Rasa Ket Ekstrak Propolis Hitam Khas propolis Pahit Menggumpal dan hanya sebagian larut propilen glikol Kesimpulan Rendemen ekstrak propolis sebesar 26% (b/b). Ekstrak propolis yang dihasilakan memiliki warna hitam, aroma khas propolis dan rasa yang pahit tetapi ekstrak tersebut menggumpal dan hanya sebagian yang larut propilen glikol. Saran Perhatikan proses pemekatan yang meliputi suhu, keadaan vakum dan titik akhir ekstraksi agar ekstrak yang dihasilkan memiliki karakteristik inderawi yang baik. Daftar Pustaka Setiasih, I. S. dan S. Nurhasanah BukuAjarTeknikSeparasiBahanPangan. TeknologiPanganUniversitasPadjadjaran. Bandung. Hasan, A.E.Z Potensi Propolis Lebah Madu Trigona sp Sebagai Zat Antimikrobial. Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB, Bogor. FTIP001646/075

4 64 Propolis Mentah 100 g Pengecilan ukuran (kurang lebih 1 cm x 1 cm) Etanol Penambahan pelarut dengan perbandingan propolis mentah dan pelarut sebesar 1:3 (b/v) Pemblenderan selama kurang lebih 3 menit Perendaman (keadaan kedap cahaya dan udara selama 24 jam) Penyaringan Ampas Filtrat Pemekatan dengan Rotary Evaporator (40oC, 35 rpm) Ekstrak propolis pekat Proplilen Glikol (2x Vol.ekstrak pekat popolis (b/v)) Pencampuran Ekstrak propolis Gambar 1. Diagram Alir Proses Ekstraksi Cara Modifikasi Hasan (2006) FTIP001646/076

5 65 1b. Membandingkan Ekstrak Propolis yang Dihasilkan dari Pelarut Etanol 50%, 70% dan 90% Pendahuluan Ekstraksi adalah salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan. Produknya berupa ekstrak dengan menyisakan sejumlah ampas. Komponen yang terekstrak umumnya berupa cairan dari suatu bahan campuran padat-cair atau cair-cair(setiasih dan Nurhasanah, 2009). Bahan 50 g propolis mentah, etanol (konsentrasi 50%, 70% dan 90%,) dan propilen glikol. Alat Wadah plastik, blender, pisau, talenan, saringan kain, kertas saring Whatman No. 1, beaker glass, spatula, elenmeyer, timbangan digital, plastik hitam, gelas ukur, rotary evaporator, dan pompa vakum. Tabel 1. Daftar Perlakuan Bahan Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Propolis Mentah (g) Konsentrasi Etanol (%) Kriteria yang Diamati Rendemen dan deskripsi karakteristik inderawi Prosedur Ekstraksi Propolis Proses ekstraksi propolis dengan cara Modifikasi Hasan (2006) dapat dilihat pada Gambar. 1. FTIP001646/077

6 66 Propolis Mentah 50 g Pengecilan ukuran (kurang lebih 1 cm x 1 cm) Perlakuan Penambahan pelarut dengan perbandingan propolis mentah dan pelarut sebesar 1:3 (b/v) Pemblenderan selama kurang lebih 3 menit Perendaman (keadaan kedap cahaya dan udara selama 24 jam) Penyaringan Ampas Filtrat Pemekatan dengan Rotary Evaporator (40oC, 35 rpm) Ekstrak propolis pekat Proplilen Glikol (2x Vol.ekstrak pekat popolis (b/v)) Pencampuran Ekstrak propolis Gambar 1. Diagram Alir Proses Ekstraksi Cara Modifikasi Hasan (2006) FTIP001646/078

7 67 Hasil Pengamatan a. Rendemen Rumus perhitungan rendemen adalah sebagai berikut : = ℎ( ) ( ) 100% Tabel 2. Hasil Pengamatan Rendemen Ekstrak Propolis Perlakuan Rendemen (%) A 15 B 21 C 25 b. Deskripsi Karakteristik Inderawi Ekstrak Propolis Tabel 3. Hasil PengamatanDeskripsi Karakteristik Ekstrak Propolis Kriteria Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Pengamatan Foto Ekstrak Propolis Warna Aroma Rasa Ket Cokelat +++ Khas propolis +++ Pahit +++ Cokelat +++ Khas propolis +++ Pahit +++ Cokelat bening Alkohol Pahit ++ Menggumpal dan sedikit larut propilen glikol FTIP001646/079

8 68 Kesimpulan Perlakuan C memiliki rendemen paling tinggi tetapi karakteristik inderawinya kurang baik karena beraroma alkohol, menggumpal dan hanya larut sedikit dalam propilen glikol. Perlakuan A dan B memiliki rendemen yang lebih sedikit dari perlakuan C tetapi keduanya memiliki karakteristik inderawi yang baik. Saran Perlakuan C yaitu ekstraksi dengan pelarut etanol 90% tidak digunakan sebagai perlakuan pada penelitian utama. Daftar Pustaka Hasan, A.E.Z Potensi Propolis Lebah Madu Trigona sp Sebagai Zat Antimikrobial. Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB, Bogor. FTIP001646/080

9 69 Lampiran 2. Prosedur Pengamatan Penelitian 2a. Rendemen (AOAC, 1999) Rendemen didapatkan dari hasil perbandingan ekstrak propolis pekat yang diperoleh, terhadap berat propolis mentah. Rendemen dinyatakan dalam persen (b/b). = 2b. ℎ( ) ( ) 100% Deskripsi Karakteristik Indrawi/Organoleptik Ekstrak Propolis Pelaksanaan penilaian deskripsi dilakukan oleh panelis perseorangan.panelis perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh dari kebiasaan, sehingga panelis tersebut sangat mengenal sifat dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai dengan sangat baik (Soekarto, 1985). Deskripsi karakteristikinderawi ekstrak propolis, meliputi warna, aroma, dan rasa. Pendeskripsian dilakukan dengan cara mengamati sifat inderawi ekstrak popolis. Untuk warna, dilakukan pendeskripsian dari warna yang terlihat pada ekstrak propolis. Pendeskripsian aroma, dilakukan berdasarkan aroma yang tercium dari ekstrak propolis.sedangkan pendeskripsian rasa, dilakukan dengan mencicipi ekstrak propolis.berikut adalah form pengujian deskripsi karakteristik indrawi/organoleptik. FTIP001646/081

10 70 FORMAT UJI DESKRPSI Nama Panelis : Tanggal Uji : Nama Bahan : Instruksi 1. Isilah kolom kode sampel dengan huruf sesuai dengan yang tertera pada sampel 2. Penilaian ditunjukan untuk penilaian terhadap warna, aroma dan rasa 3. Beri tanda positif (+) jika rangsangan semakin kuat pada setiap kriteria sedangkan negatif (-) jika rangsangan semakin lemah pada setiap kriteria. Dihadapan saudara telah tersedia 4 sampel ekstrak propolis, saudara diminta untuk menilai produk tersebut dengan teliti. Terima kasih atas kesediaan saudara Karakteristik No Kode Sampel Warna Aroma Rasa c. Intensitas Warna dengan Kromameter (Man, 1997) Warna ekstrak propolis diukur dengan menggunakan kromameter. Sifat notasi warna Hunter dicirikan 3 parameter L, a dan b, masing-masing dengan kisaran 0 FTIP001646/082

11 Nilai L menyatakan parameter kecerahan, L mempunyai kisaran nilai dari 0 (hitam) sampai 100 (putih). Nilai a menggambarkan tingkat kemerahan dan kehijauan yang berkisar antara -80 sampai 100. Nilai a negatif menunjukan kecenderungan warna hijau, sedangkan nilai a positif menunjukan kecenderungan warna merah. Nilai b menggambarkan tingkat kekuningan dan kebiruan yang berkisar antara -80 sampai 70. Nilai b negatif menunjukan kecenderungan warna biru, sedangkan nilai b positif menunjukan kecenderungan warna kuning.konversi nilai L, a, b menjadi nilai HUE (ohue) dan nilai chroma (C) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: = =( + ) / HUE menyatakan panjang gelombang dominan dari suatu warna. Chroma menunjukan intensitas warna yang menggambarkan ukuran intensitas sinar dominan yang dipantulkan. Semakin besar nilai C menunjukan semakin tinggi intensitas warna yang dihasilkan.nilai HUE dan warna yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai HUE dan Warna Nilai HUE Warna Red Purple Red Yellow Red Yellow Yellow Green Green Blue Green Blue Blue Purple Purple FTIP001646/083

12 72 Prosedur penggunaan Chromameter CR 300 : 1. Koneksikan device 1 (head) dan device 2 (processor) dengan menggunakan kabel data yang tersedia. 2. Sambungkan device 2 dengan adaptor yang tersedia dan koneksikan dengan arus listrik. 3. Aktifkan kedua device tersebut dengan menggeser saklar utama ke posisi ON. Tunggu hingga proses pendeteksian selesai (muncul nilai L, a, b atau x, y, z). 4. Lakukan kalibrasi pada alat. 5. Pastikan nilai Y, x, y sesuai dengan nilai yang tertera pada calibration plate. 6. Kemudian tekan measure enter. Tunggu hingga measuring head mengkalibrasi. Proses kalibrasi selesai jika nilai pada monitor sama dengan nilai pada calibration plate. 7. Untuk mengukur sampel, tekan tombol Esc sebanyak 4x sehingga nilai X, Y, dan Z atau L, a, b mucul kemudian tekan tombol target. Untuk mengubah satuan pengukuran (contoh : dari X, Y, Z ke L, a, b) tekan tombol color space sebanyak beberapa kali hingga satuan yang diinginkan muncul pada layar, kemudian tekan tombol target. 8. Pilih Target value dengan menggeser kursor dan tempelkan measuring head yang ada pada device 1 ke sampel yang akan diukur kemudian tekan measure enter. Kemudian hasil pembacaan akan muncul padalayar. FTIP001646/084

13 73 2d. Aktivitas Antioksidan pikrilhidrazil)(sawaya,2009). Metode DPPH (2,2-difenil-1- Analisis aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan spektrofotometer UVVis. Ekstrak propolis dilakukan pengenceran dalam pelarut metanolmenjadi berbagai konsentrasi (5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm). Larutan DPPH dibuat dengan cara mencampurkan 1,6 mg DPPH ke dalam metanol sampai 10 ml, sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 0,016%. Larutan DPPH ini dijaga kestabilannya pada suhu rendah di dalam refrigerator dan terlindungi cahaya sebelum digunakan.kemudian dibuat larutan blanko dengan menambahkan 1mL larutan DPPH dengan metanol 4 ml. Sampel berbagai konsentrasi masing-masing sebanyak 4 ml ditambahkan 1 ml larutan DPPH, dihomogenkan dan didiamkan selama 30 menit. Selanjutnya larutan blanko dan larutan sampel dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm. Nilai IC50dihitung dari kurva regresi linier antara % inhibisi serapan dengan berbagai konsentrasi larutan uji dengan rumus: % inhibisi = A DPPH - A sampel 100% A DPPH Keterangan: A DPPH = serapan hitung DPPH % inhibisi = persentase kapasitas penghambatan radikal bebas Nilai IC50 diperoleh dengan mengganti Y (ordinat) dari persamaan regresi linier yang diperoleh dalam kurva dengan nilai 50. FTIP001646/085

14 74 2e. Skrining Fitokimia (Harbone, 1987) Skrining atau penapinasan fitokimia sebenarnya dilakukan sebagai salah satu pendekatan untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan untuk mendeteksi senyawa kimia berdasarkan golongannya. Sebagai informasi awal dalam mengetahui senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas biologi.metode yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin, saponin, kumarin, quinon, steroid/terpenoid. Skrining Senyawa Alkaloid 1. Sampel dibasakan dengan amoniak, kemudian ditambahkan kloroform 2. Lapisan kloroform dipipet, kemudian ditambahkan asam klorida 2 N 3. Campuran dikocok kuat-kuat hingga terdapat dua lapisan 4. Lapisan asam dipipet, kemudian dibagi menjadi 3 bagian 5. Bagian 1 ditambahkan pereaksi Mayer bila ada endapan berwarna putih atau keruh berarti terdapat alkaloid 6. Bagian 2 ditambahkan pereaksi Dragendorf bila ada endapan berwarna jingga atau kuning berarti terdapat alkaloid 7. Bagian 3 adalah blanko. Skrining Senyawa Flavonoid 1. Sampel diencerkan dengan metanol, perbandingan sampel dan metanol 1 : 2 (v/v), kemudian dicampur dengan asam klorida 2 Ndan magnesium 2. Campuran dipanaskan di atas penangas air 3. Jika terbentuk warna kuning hingga merah berarti terdapat flavonoid. FTIP001646/086

15 75 Skrining Senyawa Polifenolat 1. Sampel diencerkan dengan metanol, perbandingan sampel dan metanol 1 : 2 (v/v) 2. Ditambahkan larutan pereaksi besi (III) klorida (FeCl3) 3. Adanya senyawa fenolat ditandai dengan terjadinya warna hijau-biru hitam hingga hitam. Skrining Senyawa Tanin 1. Sampel diencerkan dengan air panas, perbandingan sampel dan air 1 : 2 (v/v) 2. Ditambahkan larutan gelatin besi (III) klorida (FeCl3) 3. Terbentuknya andapan berwarna hijau sampai biru atau hitam menunjukan adanya senyawa tanin. Skrining Senyawa Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid 1. Sampel ditambahkan eter 2. Dituangkan ke dalam cawan penguap dan biarkan hingga menguap hingga kering 3. Selanjutnya ditambahkan larutan vanillin 10% dalam asam sulfat pekat 4. Terjadinya warna-warna menunjukkan adanya senyawa mono dan seskuiterpenoid. Skrining Senyawa Steroid dan Triterpenoid 1. Sampel ditambahkan eter 2. Dituangkan ke dalam cawan penguap dan biarkan hingga menguap hingga kering FTIP001646/087

16 76 3. Selanjutnya ditambahkan asam asetat anhidrat dan asam sulfat dengan perbandingan 2 : 1 (v/v) 4. Terjadinya warna ungu atau cokelat kemerahan menunjukkan adanya senyawa triterpenoid sedangkan adanya warna hijau biru menunjukkan adanya senyawa steroid. Skrining Senyawa Kuinon 1. Sampel dipanaskan dengan pengangas air 2. Kemudian ditambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 5 tetes 3. Adanya senyawa kuinon ditandai dengan terjadinya warna kuning hingga merah. Skrining Senyawa Saponin 1. Sampel ditambahkan air lalu dipanaskan dengan penangas air 2. Kemudian sampelditambahkan asam klorida 2N sebanyak 5 tetes dan dikocok kuat-kuat secara vertikal selama kurangg lebih 5 menit 3. Terbentuknya busa yang mantap dan tidak hilang selama 30 menit dengan tinggi busa minimal 1 cm menunjukkan adanya saponin. 2f. Pengujian Residu Pelarut Menggunakan GC (Gas Chromatography) (Whetstein et al., 2003) 1. GCMS dinyalakan dan diatur seluruh komponen yang terkait hingga sampel sebanyak 1 μl siap diinjeksikan 2. Tampilan analisis diatur FTIP001646/088

17 77 3. Data sampel diisikan pada monitor sambil menunggu GC dan MS pada keadaan siap. 4. Kemudian tombol start ditekan, sehingga automatic injector membersihkan syringe sesuai setting, kemudian sampel sebanyak 1 μl diinjeksikan ke dalam autoinjector. 5. Puncak grafik diidentifikasi pada tiap waktu retensi dari puncak awal sampai puncak akhir dan dicocokkan dengan references pada program GC-MS. Hasil identifikasi akan menunjukkan komponen yang paling mirip dari beberapa komponen dari bobot molekul serta tinggi intenspeak-nya dan yang paling atas adalah yang paling mendekati. FTIP001646/089

18 78 Lampiran 3. Rendemen Ekstrak Pekat Propolis Data hasil ekstraksi propolis pada semua perlakuan ulangan 1 Perlakuan Kode Berat Awal Berat Labu Berat Labu Rendemen Sampel Sampel (g) Awal (g) Akhir (g) (%) Etanol 50% A1U1 50,01 480,54 488,15 15,21 (A) A1U2 50,01 482,56 489,99 14,85 Etanol 60% B1U1 50,02 480,25 488,32 16,13 (B) B1U2 50,01 480,65 489,44 17,58 Etanol 70% C1U1 50, ,68 21,35 (C) C1U2 50,03 481,67 491,96 20,57 Etanol 80% D1U1 50,01 481,52 491,31 19,58 (C) D1U ,02 492,09 20,14 Data hasil ekstraksi propolis pada semua perlakuan ulangan 2 Perlakuan Kode Berat Awal Berat Labu Berat Labu Rendemen Sampel Sampel (g) Awal (g) Akhir (g) (%) Etanol 50% A2U1 50,01 498,45 506,65 16,40 (A) A2U2 50,02 482,66 490,07 14,82 Etanol 60% B2U1 50,02 482,69 491,42 17,46 (B) B2U2 50,03 482,33 490,69 16,71 Etanol 70% C2U1 50,01 482,46 492,89 20,85 (C) C2U2 50,02 483,02 493,56 21,07 Etanol 80% D2U1 50,04 481,52 491,99 20,92 (C) D2U2 50,01 482,02 491,64 19,24 FTIP001646/090

19 79 Hasil perhitungan rendemen pada ulangan 1 Perlakuan Kode sampel Rendemen (%) A1U1 15,21 A1U2 14,85 B1U1 16,13 B1U2 17,58 C1U1 21,35 C1U2 20,57 D1U1 19,58 D1U2 20,14 Etanol 50% (A) Etanol 60% (B) Etanol 70% (C) Rata-rata 15,03 Etanol 80% (C) 16,855 20,96 19,86 Hasil perhitungan rendemen pada ulangan 2 Perlakuan Etanol 50% (A) Kode sampel Rendemen (%) A2U1 16,40 A2U2 14,82 B2U1 17,46 B2U2 16,71 C2U1 20,85 C2U2 21,07 D2U1 20,92 D2U2 19,24 Etanol 60% (B) Etanol 70% (C) Rata-rata 15,61 17,09 Etanol 80% (C) 20,96 20,08 FTIP001646/091

20 80 Hasil perhitungan rendemen rata-rata ulangan 1 dan ulangan 2 15,32 19,97 15, , , , , , ,08 20,96 2 Etanol 70% (C) 15,03 16,98 1 Etanol 60% (B) Rendemen (%) Rata-rata Ulangan Perlakuan Etanol 50% (A) Etanol 80% (C) FTIP001646/092

21 81 Lampiran 4. Hasil Pengujian Deskripsi Karakteristik Indrawi Ekstrak Propolis FORMAT UJI DESKRPSI Nama Panelis : Mahani, SP., M.Si Tanggal Uji : 2 November 2011 Nama Bahan : Ekstrak Propolis Instruksi 1. Isilah kolom kode sampel dengan huruf sesuai dengan yang tertera pada sampel 2. Penilaian ditunjukan untuk penilaian terhadap warna, aroma dan rasa 3. Beri tanda positif (+) jika rangsangan semakin kuat pada setiap kriteria sedangkan negatif (-) jika rangsangan semakin lemah pada setiap kriteria. Dihadapan saudara telah tersedia 4 sampel ekstrak propolis, saudara diminta untuk menilai produk tersebut dengan teliti. Terima kasih atas kesediaan saudara Karakteristik No Kode Sampel Warna Aroma Rasa (80) Cokelat agak bening (+) Khas propolis Pahit getir (50) Cokelat (++) Khas propolis Pahit getir (60) Cokelat (+++) Khas propolis Pahit getir (70) Cokelat (+++) Khas propolis Pahit getir FTIP001646/093

22 82 Lampiran 5. Hasil Pengujian Kecerahan Warna dengan Crhomameter Hasil pengujian nila L* ulangan 1 Perlakuan Kode Sampel L* A1U1 32,20 A1U2 32,16 B1U1 31,68 B1U2 31,70 C1U1 28,44 C1U2 28,48 D1U1 39,20 D1U2 39,12 Kode Sampel L* A2U1 31,15 A2U2 31,17 B2U1 33,35 B2U2 33,37 C2U1 26,88 C2U2 26,86 D2U1 39,44 D2U2 39,44 Etanol 50 % Etanol 60 % Etanol 70 % Etanol 80 % Rata-rata 32,18 31,69 28,46 39,16 Hasil pengujian L* ulangan 2 Jenis Pelarut Etanol 50 % Etanol 60 % Etanol 70 % Etanol 80 % Rata-rata 31,16 33,36 26,87 39,44 FTIP001646/094

23 83 Hasil perhitungan rata-rata nilai L* ulangan 1 dan ulangan 2 33,36 C1 28,46 C2 26,87 D1 39,16 D2 39,44 39,30 B2 Etanol 80 % 31,69 27,67 B1 Etanol 70 % 31,16 32,53 A2 Etanol 60 % 32,18 31,67 A1 Etanol 50 % L* Rata-rata Kode sampel Perlakuan FTIP001646/095

24 84 Lampiran 6. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Metode DPPH Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan A Konsentrasi awal pengenceran : 200 ppm Absorbansi Referensi : 0,806 Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi 160 0,42 47, ,565 29, ,709 12, ,752 6, ,779 3, % Inhibisi Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan % Inhibisi Konsentrasi (ppm) Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0, = 0, , ,1787 = 0,99 = 160,99 (Jadi IC50 yang didapat adalah 160,99 ppm) FTIP001646/096

25 85 Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan B Konsentrasi awal pengenceran : 100 ppm Absorbansi Referensi : 0,423 Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi 80 0,325 23, ,354 16, ,397 6, ,402 4, ,41 3, % Inhibisi Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan % Inhibisi Konsentrasi (ppm) Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0, = 0, , ,1475 = 0,98 = 172,815 Jadi IC50 yang didapat adalah 172,815 ppm FTIP001646/097

26 86 Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan C Konsentrasi awal pengenceran : 200 ppm Absorbansi Referensi : 0,717 Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi 160 0,291 59, ,503 29, ,583 18, ,659 8, ,687 4, % Inhibisi Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan % Inhibisi Konsentrasi (ppm) Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0, = 0, ,58 + 1,58 = 0,99 = 133,757 Jadi IC50 yang didapat adalah 133,757 ppm FTIP001646/098

27 87 Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan D Konsentrasi awal pengenceran : 400 ppm Absorbansi Referensi : 0,662 Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi 320 0,214 67, ,355 46, ,47 29, ,537 18, ,601 9,215 % Inhibisi Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan % Inhibisi Konsentrasi (ppm) Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0, = 0,1867 = 208, , ,0776 = 0,98 Jadi IC50 yang didapat adalah 208,475 ppm FTIP001646/099

28 88 Lampiran 7. Hasil Skrining Fitokimia Hasil + Senyawa 1 Alkaloid 2 Saponin 3 Tanin + 4 Flavonoid + 5 Steroid/Triterpenoid + Gambar FTIP001646/100 No

29 89 6 Siskuiterpen/Monoterpen + 7 Polifenol + FTIP001646/101

30 90 Lampiran 8. Hasil Pengujian Residu Etanol FTIP001646/102

31 91 FTIP001646/103

FTIP001645/077 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG LAMPIRAN

FTIP001645/077 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG LAMPIRAN 65 FTIP001645/077 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pengamatan Penelitian 1.1. Pengamatan Utama 1. Rendemen (AOAC, 1999) Rendemen didapatkan dari hasil perbandingan ekstrak propolis pekat yang diperoleh, terhadap

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Percobaan utama dilaksanakan pada bulan Maret 2012- April 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pengolahan Pangan, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Juli 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Perairan Lampung Selatan, analisis aktivitas antioksidan dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2010 di Area Perlindungan Laut Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi 3 2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong dan Badan Tenaga Atom

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 18 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Pantai Ekowisata Mangrove, Pantai Kapuk, Muara Karang, Jakarta Utara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

Tujuan : Menentukan suhu pemasakan dan range jumlah dekstrin yang digunakan.

Tujuan : Menentukan suhu pemasakan dan range jumlah dekstrin yang digunakan. 67 Lampiran 1. Prosedur Penelitian Pendahuluan Tujuan : Menentukan suhu pemasakan dan range jumlah dekstrin yang digunakan. Prosedur : Nira aren segar hasil penyadapan dicampurkan dengan kapur tohor (C(OH))

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

Gambar 6. Kerangka penelitian

Gambar 6. Kerangka penelitian III. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L) yang dibeli dari toko obat tradisional pasar Bogor sebagai sumber pigmen brazilein dan sinapic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penyiapan Bahan Daun sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg yang digunakan sudah berwarna hijau tua dengan ukuran yang sama. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas antioksidan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat 47 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Biji Alpukat - Dicuci dibersihkan dari kotoran - Di potong menjadi

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan baku yang digunakan adalah kelopak kering bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) yang berasal dari petani di Dramaga dan kayu secang (Caesalpinia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengumpulan Bahan Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah daun steril Stenochlaena palustris. Bahan penelitian dalam bentuk simplisia, diperoleh dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 17 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari Januari sampai April 2010. Keong pepaya dibeli dari nelayan di sekitar Perairan Cirebon. Analisis proksimat keong ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 hingga Juli 2012. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel yang dilakukan di persawahan daerah Cilegon,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Mei 2010. Tempat penelitian di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Umbi bawang dayak segar, simplisia, keripik, metanol, etanol, etilasetat, heksan, air destilata, toluen, H 2 SO 4 pekat, H 2 BO 3 3%, NaOH-5%, Na 2 S 2

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan

3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2011 sampai dengan Juni 2011. Sampel anemon laut (Stichodactyla gigantea) diambil disekitar kawasan Pulau Pramuka, Taman Nasional

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung, Laboratorium Jasa

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai bulan Juli 2014 yang sebagian besar dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. dilakukan di daerah

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Rambut jagung (Zea mays L.), n-heksana, etil asetat, etanol, metanol, gliserin, larutan kloral hidrat 70%, air, aqua destilata, asam hidroklorida, toluena, kloroform, amonia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Rendemen Ekstrak Pekat Propolis Ekstraksi propolis lebah Trigona sp dilakukan dengan metode maserasi. Menurut Anggraini (2006), maserasi adalah teknik ekstraksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia daun dan buah karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (W. Aitt) Hassk.) yang diperoleh dari Belitung.

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU SAWO (HELIXANTHERE SP) HASIL EKSTRAKSI SOXHLETASI DAN PERKOLASI 1 Mauizatul Hasanah, 2 Febi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Pendahuluan Hasil Uji Hedonik Imbangan Tepung Ubi Jalar Putih dan Terigu

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Pendahuluan Hasil Uji Hedonik Imbangan Tepung Ubi Jalar Putih dan Terigu LAMPIRAN Lampiran 1. Data Pendahuluan Hasil Uji Hedonik Imbangan Tepung Ubi Jalar Putih dan Terigu Pada penelitian ini dilakukan pendahuluan untuk mengetahui imbangan tepung atau ubi jalar dengan terigu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Protozoologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Juli sampai Oktober 2013. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Sawit

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Oktober 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Makanan Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni sampai bulan Agustus 2013 di pulau Jefman Kabupaten Raja

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengambilan dan Determinasi Bahan Buah alpukat (Persea americana Mill.) yang digunakan pada penelitian ini diambil dari Kebun Percobaan Manoko Lembang Bandung. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia BAB 3 PERCOBAAN Pada bab ini dibahas tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan dalam penelitian meliputi bahan, alat, pengumpulan dan determinasi simplisia, karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Serangga Uji Bahan Tanaman Uji Penyiapan Tanaman Pakan

BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Serangga Uji Bahan Tanaman Uji Penyiapan Tanaman Pakan BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian Proses ekstraksi biji C. moschata dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Maret 2012 sampai Juli 2012. Proses preparasi sampel dan ekstraksi (maserasi) dilakukan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biofarmaka, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong dari bulan April 2008

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci