BAB IV. Analisis dan Pembahasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. Analisis dan Pembahasan"

Transkripsi

1 BAB IV Analisis dan Pembahasan IV.1 Penentuan Skenario Penelitian Objek penelitian ini adalah saham PT Indofood Sukses Makmur, yang dilakukan selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2010 dengan menggunakan harga saham penutupan setiap hari, dividen yang di bagikan per tahun dan laba perusahaan setiap tahun. Model Penilaian saham yang digunakan penulis adalah dividend discounted model (DDM) dan Relative. Penilaian dengan model DDM merupakan penilaian suatu perusahaan berdasarkan dividen yang dibagikan kepada pemegang sahamnya. Sedangkan pendekatan relative yang digunakan adalah price erning ratio (PER). PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali. Semakin besar PER artinya apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba semakin tinggi. IV.1.1 Skenario Dividend Discount Model (DDM) Selama periode januari 2005 sampai dengan desember 2010 PT Indofood sukses makmur selalu membayarkan dividen satu kali dalam setahun dengan asumsi konstan pertumbuhan dividen sebesar 39,67%. Dengan perhitungan menggunakan pendekatan DDM ada tiga skenario penilaian untuk estimasi harga wajar saham, yaitu: 45

2 1. Model Pertumbuhan Tetap Merupakan variasi DDM yang biasa diterapkan pada perusahaan yang diprediksi mengalami pertumbuhan yang stabil dalam jangka panjang. Biasanya penggunaan model ini disertai dengan asumsi bahwa perusahaan tumbuh sesuai nominal growth dari perekonomian suatu Negara 2. Model Tanpa pertumbuhan Model ini mengasumsikan bahwa laba perusahaan tiap tahun menghasilkan jumlah laba yang sama. Dengan kata lain tidak ada pertumbuhan laba perusahaan, hal tersbut akan mengakibatkan deviden yang diberikan perusahaan selalu tetap setiap tahunnya atau tidak ada pertumbuhan dividen. 3. Model Pertumbuhan Tidak Tetap Model pertumbuhan tidak tetap disertai dengan asumsi bahwa perusahaan akan mengalami pertumbuhan tinggi yang kemudian akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan yang mengarah pada pertumbuhan yang stabil setelahnya. Penggunaan model ini harus disertai dengan perhitungan matang mengenai berapa lama perusahaan mengalami pertumbuhan yang tinggi, apakah lima tahun, sepuluh tahun atau lebih lama. Meskipun selama ini variasi two stage model yang banyak digunakan mengasumsikan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan tinggi yang kemudian diikuti dengan penurunan pertumbuhan yang stabil, variasi lain juga bias digunakan, misalnya saja perusahaan mengalami pertumbuhan yang rendah yang kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan yang tinggi (hal ini dimungkinkan karena pertumbuhan growth yang tinggi pada perusahaan tidak selalu diikuti pertumbuhan growth dari dividen). 46

3 Dalam penelitian ini penulis menggunakan salah satu dari tiga skenario penilaian yang tersedia di atas, yaitu model pertumbuhan tetap. Penulis skenario pertumbuhan tetap dengan mempertimbangkan beberapa asumsi yaitu: 1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Merupakan perusahaan yang telah mencapai tingkat mature dengan kapitalisasi mencapai Rp.42,804 triliun pada tahun 2010 sehingga perusahaan tidak membutuhan biaya ekspansi yang besar sehingga pertumbuhannya stabil. 2. Banyaknya perusahaan sektor consumer goods sehingga sulit bagi perusahaan untuk mencapai tingkat pertumbuhan tinggi yang bertahan lama, sehingga digunakan asumsi tingkat pertumbuhan yang stabil dalam pertumbuhan dividen. 3. Untuk menggunakan asumsi pertumbuhan non konstan dibutuhkan asumsi mengenai berapa lama perusahaan akan mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi, kemudian diikuti dengan penurunan pertumbuhan. Sehingga pada akhirnya pertumbuhan perusahaan stabil. IV Skenario Pertumbuhan Dividen Setelah menentukan sekenario pertumbuhan tetap untuk menghitung harga wajar saham PT Indofood penulis melakukan sekenario untuk menentukan tingkat pertumbuhan dividen saham PT Indofood yaitu dengan:cara mengalikan Return of Equity (ROE) dengan persentase Return Earning (RE). Dengan menguakan rumus: g = RR x ROE Dimana: 47

4 - RR : Retention Rate (Prosentase laba ditahan) - Jadi RR : 1 - Devidend Payout ratio (DPR) setelah growth dividend di dapat penulis mengestimasikan dividen yang dibagikan tahun 2011 dengan rumus: Setelah estimasi dividen yang dibagikan dihitung penulis mengunakan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan mengunakan beta history selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun IV Skenario Return yang di Syaratkan (Ks) Untuk menentukan pengembalian hasil yang di syaratkan penulis menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM). Untuk menghitung CAPM dibutuhkan data seperti risk free, return market, beta saham. Risk free yang umum digunakan adalah tingkat bunga bank Indonesia (BI Rate). Ini karena BI rate merupakan acuan bank- bank dalam menentukan besarnya tingkat suku bunga. Untuk return market penulis menggunakan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai return market. Dan beta saham indf penulis menggunakan beta saham yang terdapat pada situs sebagai situs rujukan investor saham dunia dan beta yang dihitung dengan mengunakan fungsi SLOPE pada Microsoft exel dengan rumus sebagai berikut: =SLOPE(Ri;Rm) 48

5 IV.1.2 Skenario Pendekatan Relative Penilaian harga wajar saham PT Indofood Sukses Makmur dengan analisis pendekatan relative menggunakan Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS). perkalian EPS dan PER adalah harga pasar saham. Untuk menghitung EPS dan PER dibutuhkan data seperti, laba perusahaan, jumlah saham beredar dan harga saham INDF periode tahun 2005 sampai dengan tahun melakukan perhitungan untuk mengestimasi pertumbuhan Penulis menggunakan tiga skenario untuk mengestimasi harga wajar saham PT Indofood Sukses makmur. Skenario pertama adalah mengestimasi harga saham PT Indofood Sukses Makmur dengan average PER dan EPS saham INDF. Average per didapat dengan cara merata-ratakan PER saham Indofood menggunakan fungsi AVERAGE pada Microsoft exel. Penulis menggunakan data laba perusahaan, jumlah saham beredar dan harga pasar saham INDF periode tahun 2005 sampai dengan Data tersebut digunakan untuk menghitung pertumbuhan laba PT Indofood sukses Makmur per tahun. Mengestimasi laba perusahaan tahun 2011, menghitung EPS dan mengestimasi PER tahun Setelah estimasi PER dan EPS di dapat penulis mengalikan PER dan EPS untuk mendapatkan hasil estimasi harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tahun Skenario kedua untuk mengestimasi harga wajar saham PT Indofood Sukses Makmur penulis menggunakn PER maksimal periode 2005 sampai dengan PER maksimal adalah PER tertinggi yang dicapai saham PT Indofood Sukses Makmur selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun PER maksimal di dapat penulis dari website Reuters adalah website yang menjadi rujukan para investor dan pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan. 49

6 Skenario ketiga untuk mengestimasi harga wajar saham PT Indofood Sukses Makmur penulis menggunakan PER minimal periode tahun 2005 sampai dengan tahun PER minimal adalah PER terendah saham PT Indofood sukses Makmur selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun PER minimal di dapat penulis dari website Reuters adalah website yang menjadi rujukan para investor dan pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan. IV.2 Analisis Penilaian Harga Saham Dengan DDM Penilaian harga wajar saham PT Indofood sukses makmur dengan pendekanan DDM menggunakan asumsi pertumbuhan tetap. Rumus pendekatan DDM dengan asumsi pertumbuhan tetap adalah: Penulis menggunakan empat skenario untuk menghitung harga wajar saham PT Indofood Sukses Makmur dngan metode DDM: 1. Menghitung harga wajar saham dengan metode DDM mengunakan estimasi growth dividen tahun 2011 berdasarkan perhitungan mengalikan Return of Equity (ROE) dengan persentase Return Earning (RE). kemudian perhitungan CAPM menggunakan beta berdasarkan perhitungan mengunakan fungsi SLOPE pada microsoft exel. 2. Menghitung harga wajar saham dengan metode DDM mengunakan estimasi growth dividen tahun 2011 berdasarkan perhitungan mengalikan Return of 50

7 Equity (ROE) dengan persentase Return Earning (RE). kemudian menggunakan beta yang terdapat pada situs IV.2.1 Analisis Pertumbuhan Dividen Selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 PT Indofood Sukses Makmur selalu membagikan dividen satu kali dalam setahun. Besarnya dividen yang diberikan dapat dilihat pada tabel IV.1 di bawah: Table IV.1 : growth dividen Date Dividend/share growt dividend 29-Agust-05 17,5 21-Jul ,43% 30-Jul ,00% 13-Agust ,71% 03-Jul ,30% 20-Jul ,87% dengan rumus: Growth dividen tahunan yang dibagikan PT Indofood Sukses Makmur dihitung Dari perhitungan growth tahunan didapat hasil pertumbuhan dividen yang tidak konstan sehingga menyulitkan penulis untuk mengestimasi growth tahun Karena itu penulis menggunakan rumus: G= RRx ROE - RR : Retention Rate (Prosentase laba ditahan) - Jadi RR : 1 - Devidend Payout ratio (DPR) 51

8 - ROE : Untuk estimasi DPR tahun 2011 penulis menggunakan DPR periode tahun Dengan asumsi besarnya DPR untuk tahun 2011 mendekati DPR tahun Table IV.2 : Dividend Payout Ratio (DPR) TAHUN EPS dividen per saham DPR ,5 120,36% ,45% ,97% ,50% ,84% ,65% Dengan menggunakan fungsi AVERAGE pada micrsoft exel penulis mengestimasi DPR tahun Dan di dapat hasil estimasi tahun 2011 adalah sebesar 23,48%. Setelah mendapat besarnya DPR tahun 2011 penulis menghitung Retention Rate (Prosentase laba ditahan) dengan rumus: 72,35% = 1-23,48% Untuk mendapatkan Return of Equity penulis mengambil dari laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Tahun ROE tahun 2010 adalah sebesar 21,9% Setelah data Return Of Equity (ROE) dan Retetion Rate (RR) penulis mencari besarnya pertumbuhan dividen dengan rumus: G=RRxROE 52

9 15,84% = 72,35% x 21,9% Dari perhitungan di atas di dapat hasil growth dividen saham INDF adalah sebesar 15,84%. IV.2.2 Pendekatan CAPM Untuk menghitung return yang di syaratkan (Ks) pendekatan yang paling umum digunakan adalah pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Rumus untuk menghitung CAPM adalah: Ks=Rf + [(Rm-Rf) x Beta] Ks Rf Rm Beta :return yang di syaratkan :risk free / suku bunga bebas resiko (BI Rate) :return market (return IHSG) :beta saham INDF Untuk menghitung CAPM dibutuhkan data tingkat suku bunga bank Indonesia, return indeks Harga Saham Gabungan dan Beta saham INDF selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun Untuk itu penulis melakukan analisis-analisis untuk menentukan Risk free, Retutn market dan beta saham PT Indofood Sukses Makmur. IV Analisis Risk free Risk free atau bunga bebas resiko di dapat dari tingkat suku bunga bank indonesia (BI Rate) per tahun. BI rate dijadikan sebagai tingkat suku bunga bebas resiko karena BI rate menjadi acunan bank-bank di indonesia dalam menentukan suku bunga deposit, kredit dan tabungan. Suku bunga BI Rate dipengaruhi oleh banyak faktor antara 53

10 lain tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonom. Karena itu BI rate dapat berubah-ubah bergantung dari perubahan inflasi dan kondisi ekonomi indonesia. Berikut ini adalah perubahan suku bunga BI rate selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun Table IV.3 : BI Rate JAN - 12,75% 9,50% 8,00% 8,75% 6,50% FEB - 12,75% 9,25% 8,00% 8,25% 6,50% MAR - 12,75% 9,00% 8,00% 7,75% 6,50% APR - 12,75% 9,00% 8,00% 7,50% 6,50% MAY - 12,50% 8,75% 8,25% 7,25% 6,50% JUN - 12,50% 8,50% 8,50% 7,00% 6,50% JUL 8,50% 12,25% 8,25% 8,75% 6,75% 6,50% AUG 8,75% 11,75% 8,25% 9,00% 6,50% 6,50% SEP 10,00% 11,25% 8,25% 9,25% 6,50% 6,50% OCT 11,00% 10,75% 8,25% 9,50% 6,50% 6,50% NOV 12,25% 10,25% 8,25% 9,50% 6,50% 6,50% DEC 12,75% 9,75% 8% 9,25% 6,50% 6,50% average 10,54% 11,00% 8,21% 9,21% 6,54% 6,50% sumber : Dari table di atas dapat dilihat bahwa selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 BI rate selalu berubah-ubah. Dan pada tahun 2010 BI rate konstan di tingkat 6,5% per tahun. Penulis mengestimasikan BI rate pada tahun 2011 dengan cara merataratakan tingkat suku bunga BI rate selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun Dan didapatkan hasil 8,67% yang akan dimasukan dalam perthitungan CAPM. IV Return Market Return market yang digunakan untuk menghitung CAPM adalah return dari indeks harga saham gabungan (IHSG) periode 2005 sampai dengan IHSG dipilih menjadi return market karena IHSG mewakili return saham di indonesia secara 54

11 keseluruhan. Return market IHSG dihitung dengan cara menghitung return harian dengan rumus: Setelah return harian di dapat penulis menghitung return IHSG per tahun dengan cara menjumlahkan semua return harian selama periode tahunan. Penjumlahan return harian menggunakan fungsi SUM pada exel dengan rumus: =SUM(Return harian selama 1 tahun) Dari penjumlahan return harian selama satu tahun akan di dapat hasil return tahunan sebagai berikut: Table IV.4 : Return Market tahun Rm ,98% ,24% ,22% ,08% ,71% ,33% Average 20,23% Table IV.4 menunjukan return market dari periode tahun 2005 sampai dengan tahun Setelah itu penulis merata-ratakan return IHSG tahunan dengan menggunakan fungsi AVERAGE pada exel dengan rumus =AVERAGE(return tahunan 2005 sampai dengan 2010) Maka didapat hasil rata2 return selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 yaitu sebesar 20,23%. Dan hasil return rata-rata ini akan di masukan ke dalam perhitungan CAPM. 55

12 IV Beta Saham INDF Beta saham yang digunakan penulis untuk menghitung CAPM terdiri dari dua skenario beta. Yaitu beta saham history dan beta saham yang diambil dari website 1. Beta Saham History Penulis melakukan perhitungan beta berdasarkan tingkat pengembalian INDF dan IHSG. Beta dihitung dengan menggunakan fungsi SLOPE dalam sofeware microsoft exel. Perhitungan beta sebagai berikut: =SLOPE(Rs;Rm) Rs Rm : return saham INDF per tahun : return IHSG per tahun Penulis telah menghitung return market dan menjelaskan pada bab IV dan akan menjelaskan perhitungan return INDF per tahun. Return saham INDF dihitung dengan cara menghitung return harian saham tersebut dengan rumus: Setelah return harian di dapat penulis menghitung return IHSG per tahun dengan cara menjumlahkan semua return harian selama periode tahunan. Penjumlahan return harian menggunakan fungsi Sum pada exel dengan rumus: =SUM(Return harian selama 1 tahun) 56

13 Dari penjumlahan return INDF harian selama satu tahun akan di dapat hasil return INDF tahunan. Kemudian retuer tahunan saham INDF akan dibandingkan dengan return IHSG maka akan didapat hasil sebagai berikut: Table IV.5 : Return Market & Return Saham Tahun Rm Rs ,98% 12,88% ,24% 39,44% ,22% 62,38% ,08% -100,87% ,71% 128,72% ,33% 28,26% Average 20,23% 28,47% Dari table IV.4 dapat dilihat bahwa saham INDF memiliki karakter agresif karena rata-rata return yang dihasilkan melebihi return IHSG atau rata-rata return dari saham-saham yang diperdagangkan di bursa efek indonesia. Dari data hasil pehitungan return saham INDF dan return IHSG penulis akan melakukan perhitungan beta saham dengan menggunakan fungsi SLOPE pada exel dengan rumus sebagai berikut: =SLOPE(Rs;Rm) Maka akan didapat hasil pada table IV.6: 57

14 Table IV.6: Beta Saham Tahun BETA , , , , , ,96 Dari table di atas dapat disimpulkan secara umum bahwa saham INDF memiliki sifat yang sensitif dan lebih agresif dari pergerakan pasar. Apabila pasar sedang bullish maka harga saham INDF dapat terapresiasi melebihi kenaikan harga pasar atau IHSG. Begitu juga sebaliknya jika pasar sedang mengalami bearish harga saham INDF dapat terdepresiasi melebihi penurunan IHSG. Semakin besar nilai beta maka semakin besar juga resiko dan return yang bisa dihasilkan saham tersebut. 2. Beta Saham Selain beta yang didapat dari perhitungan history, penulis juga menggunakan beta yang diambil dari website Alasan penulis menggunakan beta yang diambil dari website adalah karena website tersebut merupakan website yang dijadikan rujukan para investor, pengamat, analis saham dan pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan. Berikut ini adalah table valuation ratio yang diambil dari website reuters.com: Table IV.7: Valuation Ratio Valuation Ratio Company Industry Sector S&P 500 P/E Ratio (TTM) P/E High - Last 5 Yrs P/E Low - Last 5 Yrs Beta

15 Dari table IV.7 beta saham INDF sebesar 1,24. Artinya menurut reuters.com saham indofood merupakan saham yang agresif. Dan memiliki potensi resiko dan return yang tinggi. IV Perhitungan CAPM Beta History Setelah menghitung risk free, return market dan beta saham maka tikat pengembalian yang di syaratkan bisa dihitung dengan menggunakan pendekatan CAPM dengan rumus: CAPM= Ks=Rf + [(Rm-Rf) x Beta] Ks Rf Rm Beta :return yang di syaratkan :risk free / suku bunga bebas resiko (BI Rate) :return market (return IHSG) :beta saham INDF Hasil perhitungan return yang di syaratkan pada tahun 2011 menggunakan pendekatan CAPM adalah sebagai berikut: Table IV.8: Return yang di Syaratkan Tahun Rf Rm BETA Ks ,54% 14,98% 1,41 16,81% ,00% 43,24% 1,27 52,09% ,21% 40,22% 1,09 42,97% ,21% -70,08% 1,20-85,81% ,54% 56,71% 1,37 75,44% ,50% 36,33% 0,96 35,04% Average CAPM 22,76% 59

16 Dari table IV.8 dapat di lihat tingkat mengmbalian yang di syaratkan setiap tahun berbeda-beda. Bergantung dari faktor-faktor seperti risk free, return market dan beta saham. penulis mengestimasi tingkat pengembalian yang diharpkan pada tahun 2011 dengan merata-ratakan tingkat pengembalian yang di syaratkan periode tahun 2005 sampai dengan tahun Hasil dari perhitungan penulis didapat bahwa tingkat pengembalian yang diharpkan pada tahun 2011 adalah sebesar 22,76%. IV Perhitungan CAPM Beta Reuters Perhitungan CAPM menggunakan beta reuters adalah sebagai berikut emggunakan data risk free dan return market history rata-rata seperti perhitungan CAPM dengan beta history. Sehingga perhitungan Ks menggunakan beta reuters adalah sebagai berikut Ks = Rf+[(Rm-Rf) x beta) Ks = 8,67% + [20,23% - 8,67%) x 1,24] Ks = 23,01% Dari perhitungan CAPM menggunakan beta reuters didapat hasil bahwa return yang di syaratkan untuk sahan INDF pada tahun 2011 sebesar 23,01%. Dan perhitungan CAPM menggunakan beta history didapat hasil return yang di syaratkan untuk tahun 2011 sebesar 22,76%. IV.2.3 Estimasi Harga Wajar Saham INDF Pendekatan DDM Penilaia Harga wajar saham PT Indofood Sukses Makmur dengan pendekatan DDM mengunakan 2 skenario yaitu: 60

17 1. Menghitung harga wajar saham dengan metode DDM mengunakan estimasi growth dividen tahun 2011 berdasarkan perhitungan retetion rate (RR) dikali return of equity (ROE) kemudian menggunakan beta berdasarkan perhitungan mengunakan fungsi SLOPE pada microsoft exel. V : harga wajar saham INDF Do : dividnd tahun 2010 g Ks : pertumbuhan dividen : tingkat pengembalian yang di syaratkan Dari rumus di atas maka perhitungannya sebagai berikut: 2. Menghitung harga wajar saham dengan metode DDM mengunakan estimasi growth dividen tahun 2011 berdasarkan perhitungan retention rate (RR) dikali dengan return of equity (ROE). kemudian menggunakan beta yang terdapat pada situs 61

18 V : harga wajar saham INDF Do : dividnd tahun 2010 g Ks : pertumbuhan dividen : tingkat pengembalian yang di syaratkan Dari rumus di atas maka perhitungannya sebagai berikut: Dari perhituhangan DDM skenario satu didapat harga wajar saham PT Indofood Sukses Makmur adalah Rp dengan pembulatan fraksi sebesar Rp sedangkan perhitungan dengan pendekatan DDM skenario dua harga wajar saham PT Indofood sukses Makmur adalah Rp dengan pembulatan fraksi saham sebesar Rp IV.5 Analisis Pendekatan Rlative Pendekatan Relative yang digunakan investor untuk mengestimasi harga wajar saham PT Indofood Sukses Makur adalah dengan menggunakan Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER). Penulis menggunakan tiga skenario penilaian harga wajar saham PT Indofood Sukses Makmur menggunakan PER. Skenario tersebut meggunakan average PER, PER maksimal dan PER minimal. 62

19 IV.5.1 Estimasi Harga Wajar Saham INDF Dengan Average PER Average PER adalah nilai rata-rata dari PER saham indofood selama periode 2005 sampai dengan tahun Sebelum merata-ratakan PER saham Indofood penulis membutuhkan data seperti laba perusahaan, jumlah saham beredar dan harga pasar saham indofood. Data itu digunakan untuk menghitung pertumbuhan laba, Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER). Untuk menghitung pertumbuhan laba PT indofood penulis menggunakan data laba perusahaan selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun Data laba perusahaan diambil dari laporan laba rugi PT indofood sukses makmur periode tahun 2005 sampai dengan tahun Setelah data laba pertsahaan didapat penulis menghitung pertumbuhan laba PT Indofood sukses makmur menggunakan rumus: Perhitungan pertumbuhan laba perusahaan selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 adalah: Growth tahun : Growth tahun : Growth tahun : 63

20 Growth tahun : Growth tahun : Berdasarkan table IV.9 dapat dilihat laba PT Indofood Sukses Makmur selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 selalu mengalami peningkatan. Peningkatan laba terbesar terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 433,23%. Sedangkan peningkatan laba etrkecil terjadi pada tahun Dari perhitungan pertumbuhan laba perusahaan tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 didapat hasil sebagai berikut: TAHUN Table IV.9: Pertumbuhan Laba LABA (MILYAR) PERTUMBUHAN LABA , ,20 433,23% ,40 48,28% ,40 5,51% ,90 101,07% ,85 41,97% 2011 (est) 3720,91 126,01% Untuk mengestimasi laba PT Indofood Sukses Makmur tahun 2011 penulis menghitung rata-rata pertumbuhan laba perusahaan menggunakan fungsi AVERAGE pada microsoft exel. Dari hasi perhitungan dengan fungsi average didapat hasil estimasi pertumbuhan laba PT Indofood Sukses Makmur sebesar 126,01%. Tahun 2010 laba PT 64

21 Indofood sukses Makmur adalah sebesar Rp ,85 milyar. Dengan estimasi pertumbuhan laba pada tahun 2011 sebesar 126,01% dan laba sebesar Rp ,85 milyar maka pada tahun 2011 estimasi laba PT Indofood Sukses Makmur adalah sebesar Rp ,91 milyar. Untuk menghitung Earning Per Share (EPS) PT indofood penulis menggunakan data laba perusahaan dan jumlah saham beredar selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun Data laba perusahaan dan jumlah saham beredar diambil dari laporan keuangan PT indofood sukses makmur periode tahun 2005 sampai dengan tahun Setelah data laba perusahaan dan jumlah saham beredar didapat penulis menghitung Earning Per Share (EPS) PT Indofood Sukses Makmur menggunakan rumus: Perhitungan Earning Per Share perusahaan selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 adalah: EPS tahun 2005 EPS tahun 2006 EPS tahun

22 EPS tahun 2008 EPS tahun 2009 EPS tahun 2010 Dari perhitungan Earning Per Share (EPS) periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 didapat hasil sebagai berikut: Table IV.10 Earning Per Share (EPS) TAHUN SAHAM LABA BEREDAR (MILYAR) (JUTA) EPS , , , , , , , , , , , , (est) 3720, ,4 424 Dari table di atas dapat dilihat terjadi perubahan jumlah saham beredar perusahaan selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 terjadi hanya satu kali. Perubahan saham beredar terjadi pada tahun Perubahan saham beredar tahun 2008 terjadi karena PT indofood melakukan penjualan kembali treasury stock sebanyak 251,8 juta lembar saham. Estimasi EPS pada tahun 2010 didapat dengan cara menghitung EPS dengan menggunakn estimasi laba tahun 2011 dan estimasi saham beredar tahun Estimasi 66

23 laba perusahaan di dapat dari estimasi pertumbuhan laba perusahaan dengan cara merata-ratakan pertumbuhan laba selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun Estimasi jumlah saham beredar adalah tetap atau sama seperti jumlah saham beredar periode tahun Asumsi jumlah saham beredar tidak mengalami perubahan karena PT Indofood Sukses Makmur tidak melakukan corporate action pada tahun 2011 yang mempengaruhi jumlah saham beredar. Dari hasil perhitungn estimasi EPS tahun 2011 didapatkan hasil sebsear 442 kali. Untuk menghitung Price Earning Ratio (PER) PT Indofood Sukses Makmur penulis menggunakan data harga pasar saham INDF dan Earning Per Share (EPS) selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun Data harga pasar saham INDF diambil dari website Harga pasar yang diambil adalah harga penutupan per 31 desember periode tahun 2005 sampai dengan tahun Setelah data harga pasar saham dan Earning Per Share didapat penulis menghitung Price Earning Ratio (PER) PT Indofood Sukses Makmur menggunakan rumus: Perhitungan Price Earning Ratio (PER) perusahaan selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 adalah: PER tahun 2005 PER tahun

24 PER tahun 2007 PER tahun 2008 PER tahun 2009 PER tahun 2010 Dari perhitungan Earning Per Share (EPS) periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 didapat hasil sebagai berikut: TAHUN LABA (MILYAR) Table IV.11: Price Earning Ratio PERTUMBUHAN LABA SAHAM BEREDAR (JUTA) HARGA SAHAM (Rp) EPS (kali) PER (kali) , , , ,20 433,23% 8528, , ,40 48,28% 8528, , ,40 5,51% 8780, , ,90 101,07% 8780, , ,85 41,97% 8780, , (est) 3720,91 126,01% 8780, ,44 Dari table di atas dapat dilihat hasil perhitungan estimasi harga saham INDF pada tahun 2011 dengan skenario average PER. Estimasi PER tahun 2011 dihitung dengan cara merata-ratakan PER tahun ( ) namun PER tahun 2005 tidak dimasukan dalam perhitungan karena merupakan anomali atau perbedaannya terlalu 68

25 besar. Dari hasil perhitungan pada table IV.11 di dapat hasil sebesar Rp dengan pembulatan fraksi saham INDF harga saham dengan skenario average PER adalah Rp IV.5.2 Estimasi Harga Wajar Saham INDF dengan Maksimal PER Maksimal PER adalah nilai per terbesar saham INDF selama periode 2005 sampai dengan PER maksimal di dapat dari website Haisl perkalian EPS dan PER adalah harga wajar. Pada table IV.9 penulis mengestimasi EPS tahun 2011 sebesar 424 kali. Per maksimal yang diambil dari website reuters.com seperti pada table IV.7 valuation ratio PER maksimal yang diambil dari reuters.com sebesar 22,4 kali dengan estimasi EPS pada tahun 2011 sebesar 424 kali. Untuk mengetahui harga pasar saat PER maksimal adalah dengan rumus sebagai berikut: Dari rumus di atas penulis melakukan perhitungan harga dengan menggunakan PER maksimal sebagai berikut Dari perhitungan harga pasar dengan menggunakn PER maksimal didapat harga pasar saham INDF sebesar Rp dengan pembulatan fraksi saham sebesar Rp artinya harga Rp adalah batas harga resisten dari harga saham INDF. Karena selama lima tahun terakhir PER saham INDF tidak pernah melebihi 22,4 kali 69

26 IV.5.3 Estimasi Harga Wajar Saham INDF dengan Minimal PER Minimal PER adalah nilai PER terecil saham INDF selama periode 2005 sampai dengan PER minimal di dapat dari website Haisl perkalian EPS dan PER adalah harga pasar. Pada table IV.9 penulis mengestimasi EPS tahun 2011 sebesar 424 kali. Per minimal yang diambil dari wesite reuters.com dapat dilihat pada table IV.7 PER minimal yang diambil dari ruters.com sebesar 7,76 kali dengan estimasi EPS pada tahun 2011 sebesar 424 kali. Untuk mengetahui harga pasar saat PER minimal adalah dengan rumus sebagai berikut: Dari rumus di atas penulis melakukan perhitungan harga dengan menggunakan PER maksimal sebagai berikut Dari perhitungan harga pasar dengan menggunakn PER minimal di dapat harga pasar saham INDF sebesar Rp dengan pembulatan fraksi saham menjadi Rp Artinya harga Rp bisa dijadikan batas suport dari harga saham INDF. Karena dalam lima tahun terakhir PER saham INDF tidak pernah krang dari 7,76 kali. IV.6 Pembahasan Hasil Analisis Dari hasil analisis penilaian harga wajar saham PT Indofood Sukses Makmur penulis dapat mendeskripsikan pertumbuhan dividen periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2010, mendeskripsikan pertumbuhan PER dan EPS periode tahun 2005 sampai 70

27 dengan tahun 2010 untuk mengestimasi PER tahun 2011, mendeskripsikanper maksimum dan minimum selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2011, menentukan harga wajar saham PT Indofood Sukses Makmur di tahun 2011 dan menentukan rekomendasi jual atau beli saham PTIndofood Sukses Makmur di tahun IV.6.1 Pertumbuhan Dividen Pembagian dividen periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 besarnya bervariasi. Pertumbuhan pembagian dividen terkecil terjadi pada tahun 2006 dan pertumbuhan dividen terbesar dibagikan pada tahun Meskipun jumlah dividen yang dibagikan setiap tahun berbeda dan pertumbuhan dividen yang dibagikan mengalami fluktuasi tetapi PT Indofood sukses makmur selalu rutin membagikan dividen setiap tahun. Dividen yang dibagikan pada tahun 2006 sebesar Rp. 5 per saham dengan laba perusahaan sebesar Rp. 661,2 milyar dan jumlah saham beredar sebesar 8528,6 juta lembar. Artinya pada tahun 2006 dividend pay out ratio (DPR) sebesar 6,45% dan laba ditahan sebesar 93,55%. Walaupun pada tahun 2006 laba perusahaan tumbuh sebesar 433,23% dari tahun 2005 tetapi pertumbuhan pembagian dividen turun sebesar 71,43%. Hal ini tidak lepas dari kebijakan perusahaan untuk melunasi hutang perusahaan sebesar $147,3 juta dan melakukan pengembangan usaha dengan mengakuisisi perusahaan perkapalan dan beberapa perkebunan. Dividen yang dibagikan pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Pada tahun 2006 dividen yang dibagikan sebesar Rp. 5 per lembar saham dan 71

28 pada tahun 2007 dividen yang dibagikan sebesar Rp. 31 per lembar saham. artinya pertumbuhan dividen tahun 2007 sebesar 520%. Dilihat dari peningkatan laba perusahaan yang pada tahun 2007 tidak ada peningkatan yang signifikan. Laba perusahaan pada tahun 2007 meningkat sebesar 48,28% dari tahun Peningkatan dividen sebesar 520% lebih besar dari peningkatan laba perusahaan yang hanya sebesar 48,28% dikarenakan perusahaan telah menerbitkan obligasi sebesar Rp.2 triliun dan memiliki dana tanbahan untuk oprasional dan pengembangan usaha. Oleh karna itu laba yang diperoleh banyak yang bagikan sebagai dividen. Pertumbuhan dividen yang dibagikan setiap tahun mengalami perubahan. Namun secara rata-rata selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 PT Indofood Sukses Makmur membagikan dividend sebesar 118%. Sedangkan dengan ansumsi perumbuhan konstan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 menggunakan perhitungan geomean pertumbuhan dividen dengan adalah sebesar 39,67%. Pertumbuhan dividen PT Indofood Sukses Makmur sangatlah baik karena pertumbuhan dividenya lebihi tinggi dari tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengembalian deposito bank. Sehingga investor akan lebih tertarik menempatkan dananya pada saham PT Indofood Sukses Makmur. IV.6.2 Pertumbuhan PER History Price Earning Ratio (PER) selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 semakin baik. Pada tahun 2005 PER saham INDF sebesar 62,58 kali. Sedangkan pada tahun 2008 PER saham INDF 7,89 kali. PER saham INDF pada tahun 72

29 2005 terlalu besar dan tidak sehat untuk investor sedangkan PER tahun 2008 saham INDF terlalu kecil untuk perusahaan. Selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 PER saham INDF stabil di antara 14 kali sampai 15 kali. Penulis mengestimasikan PER tahun 2011 akan mencapai angka 15,44 kali. PER tahun 2011 diestimasi berdasarkan rata-rata besar PER periode tahun 2005 sampai dengan tahun Dengan PER 15,44 kali dan estimasi Earning Per Share (EPS) saham INDF tahun 2011 sebesar 424. Penulis mengestimasi harga saham INDF tahun 2011 adalah RP PER sham INDF maksimal lima tahun terakhir yang diambil dari reuters.com adalah sebesar 22,4 kali. Dengan estimasi EPS sebesar 424 harga maksimal saham INDF adalah Rp harga dari PER maksimal bisa dijadikan investor sebagai batas resistance atau batas atas harga saham INDF. Jika pada tahun 2011 saham INDF menyentuh harga Rp investor di rekomendasikan untuk menjual saham INDF karena telah menyentuh batas resistance. PER saham INDF minimal lima tahun terakhir yang diambil dari reuters.com adalah sebesar 7,76 kali. Dengan estimasi EPS sebesar 424 harga minimal saham INDF adalah Rp harga dari PER minimal bisa dijadikan investor sebagai batas support atau batas bawah harga saham INDF. Jika pada tahun 2011 saham INDF menyentuh harga Rp3.500 investor di rekomendasikan untuk membeli saham INDF karena telah menyentuh batas support. 73

30 IV.6.3 Harga Wajar Saham INDF Setelah penulis melakukan penilaian Harga wajar saham INDF tahun 2011 dengan berbagai skenario antara lain: 1. Pendekatan DDM dengan beta history 2. Pendekatan DDM dengan beta reuters 3. Pendekatan average PER 4. Pendekatan maksimal PER 5. Pendekatan minimal PER Dari lima skenario di atas penulis mendapatkan hasil harga saham INDF ditahun 2011 adalah Rp saat ini (21 juni 2011) harga pasar saham INDF adalah Rp dari hasil analisis penilaian harga wajar penulis optimis saham INDF akan menembus harga Rp

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Skenario Penelitian Objek penelitian ini adalah PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penlitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dianalisa menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Metode Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap penilaian saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) atau biasa disebut juga

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Fundamental Analisa Fundamental digunakan untuk mengevaluasi harga saham perdana PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, meliputi pendekatan deviden dan pendekatan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penentuan Skenario Pilihan Model penilaian saham ada 3 macam yaitu free cashflow model, relative model dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

Lebih terperinci

1/45 OVERVIEW

1/45 OVERVIEW http://www.deden08m.wordpress.com 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR OVERVIEW 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan. NILAI INTRINSIK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa dan Pembahasan Dalam bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham PT. Bank Mandiri Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Penentuan Skenario Penilaian Model penilaian perusahaan yang lazim digunakan adalah dividend discounted model (DDM). Model ini menilai suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR MATERI 9 PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai buku. Nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan tujuan investasi yang dinyatakan dalam risiko maupun return. Investor harus memahami bahwa ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Model Price Earning Ratio PER adalah rasio yang menunjukkan perbandingan dari harga saham terhadap laba perusahaan. Rasio ini menunjukkan barapa besar investor

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM)

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) Nama : Kevin Juido NPM : 25209791 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Desi Pujiati, SE., MM Rumusan

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM MATERI 9 PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai buku. Nilai

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05 PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK Nama : Nadia Larasati NPM : 21209090 Kelas : 3EB05 LATAR BELAKANG Dalam melakukan

Lebih terperinci

Nadya Destiyanti Putri

Nadya Destiyanti Putri PENENTUAN NILAI HARGA WAJAR SAHAM PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE TBK, DENGAN MENGGUNAKAN METODE GORDON GROWTH MODEL. Nadya Destiyanti Putri 26213293 Latar Belakang Masalah 1. Investasi saham merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya adalah sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012:

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemulihan ekonomi yang lambat di negara-negara maju pasca krisis global 2008 silam, menyebabkan para investor lebih memilih mendiversifikasikan investasinya ke luar

Lebih terperinci

2.4. Hipotesis Penelitian Bursa Efek Jakarta Kelompok Industri Makanan dan Minuman

2.4. Hipotesis Penelitian Bursa Efek Jakarta Kelompok Industri Makanan dan Minuman DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN.... x I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 10 1.3. Pembatasan Masalah... 12 1.4 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor properti merupakan sektor yang menarik mengingat sektor ini sangat ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham P.T TELKOM Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation. Dari beberapa macam metode discounted

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan Keputusan

Lebih terperinci

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 2 PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 merupakan indeks yang terdiri dari 45 saham di Bura Efek Indonesia dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta

Lebih terperinci

PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK, PT BW PLANTATION TBK DAN PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK PERIODE

PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK, PT BW PLANTATION TBK DAN PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK PERIODE PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK, PT BW PLANTATION TBK DAN PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK PERIODE 2010-2012 Willy Susanto Jl. Prof. M. Yamin, RT.30, RW.01, No.48, Jelutung,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi, dimana pelaku usahanya baik individu maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati terdiri dari sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli dengan resiko untung dan rugi serta merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017. 2. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan Pada Subsektor Batu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis pada penelitian dengan judul Pengaruh Struktur Modal, Risiko Perusahaan dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan pada Industri

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin kompleksnya kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

2010 Equity Outlook. Exit point: IHSG Keluar sebelum kiamat ke 1900 tiba. By Papah Lauren November 2009

2010 Equity Outlook. Exit point: IHSG Keluar sebelum kiamat ke 1900 tiba. By Papah Lauren November 2009 2010 Equity Outlook Exit point: IHSG 2.750 Keluar sebelum kiamat ke 1900 tiba By Papah Lauren November 2009 History repeats itself somewhere else Stimulus the Fed dan bunga tetap tetap berjalan karena

Lebih terperinci

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

I. PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), saham,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan Real Estate yang membagikan dividen kepada para pemegang saham secara tunai dan rutin selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan era globalisasi di Indonesia mengakibatkan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan era globalisasia ini menjadikan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk) PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk) Oleh RUSLI KARYANA NPM. 083403153 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan serta kemajuan teknologi yang sangat pesat dapat memudahkan suatu perusahaan untuk berinvestasi di pasar modal, sebagaimana diketahui pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Fundamental Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan dividend discount model (DDM) dan penilaian kewajaran harga saham, sebagaimana kewajiban

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Jenis penelitian pada tesis ini bukan merupakan penelitian dasar, namun merupakan penelitian terapan/aplikatif yaitu analisis fundamental dan teknikal saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha dalam situasi perekonomian saat ini semakin lama semakin ketat. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan yang berkembang cukup pesat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat melanda pada akhir tahun 2000, dimana banyak sekali perusahaan dari berbagai industri mengalami keterpurukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam bidang ekonomi mempengaruhi objek-objek investasi dalam hal jenis maupun wujudnya. Selain aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih beberapa alternatif untuk menginvestasikan modalnya. Dana yang tersedia dapat disimpan dalam bentuk berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana terpenting dalam perdagangan efek pada suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan tambahan

Lebih terperinci

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk menyelesaikan Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen IRENEA FARIA CANDRA 55112120061

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ang (1997: 24), Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ang (1997: 24), Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Price Earning Ratio (PER) a. Pengertian Price Earning Ratio (PER) Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke periode, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian yang terpuruk akibat krisis moneter yang berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini menuntut setiap perusahaan agar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang dalam bentuk efek dan saham. Fungsi dari bursa efek di

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu organisasi jasa yang mempunyai peranan penting dalam upaya pembangunan ekonomi nasional. Bank berperan sebagai lembaga intermediasi penyalur dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat melanda pada akhir tahun 2000, dimana banyak perusahaan dari berbagai industri mengalami

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis penilaian perusahaan dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Estimasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam menghadapi situasi perekonomian yang semakin terbuka, dimana teknologi berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor tersebut adalah keadaan dari pasar modal negara tersebut. Apabila keadaan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan permintaan permodalan ini ditunjukkan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan merupakan pasar yang menyediakan produk keuangan baik berupa aset fisik surat berharga atau valuta asing. Beberapa ahli menyebutkan bahwa, pasar keuangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Oleh karena itu investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang tidak berbeda jauh dengan negara sedang berkembang lainnya. Tujuan pencapaian tingkat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan Penelitian... 4 1.4. Manfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market) BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pasar modal merupakan suatu sarana yang mempertemukan masyarakat yang kelebihan modal dengan perusahaan yang membutuhkan modal. Investor dapat melakukan

Lebih terperinci

PENILAIAN SURAT BERHARGA

PENILAIAN SURAT BERHARGA PENILAIAN SURAT BERHARGA PENILAIAN Ada beberapa konsep nilai: 1. Nilai Likuidasi : jumlah yang dapat direalisasi jika seluruh/sekelompok aktiva dijual secara terpisah dari organisasi yang menggunakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, dunia mengalami kemajuan yang pesat. Sama dalam dunia perekonomian seiring dengan perkembangannya perekonomian suatu perusahaan akan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources lainnya dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Bodie

Lebih terperinci

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE PENGARUH EPS (EARNING PER SHARE), ROE (RETURN ON EQUITY) DAN TINGKAT BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : JOHANSYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya ekonomi syariah di dunia, ekonomi syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan pasar modal syariah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio yang memberikan komposisi optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan saham yang

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor yang menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara

Lebih terperinci

Saskia Febriani EA01

Saskia Febriani EA01 ANALISIS HUBUNGAN FINANCIAL LEVERAGE DENGAN RETURN ON EQUITY (ROE) DAN EARNING PER SHARE (EPS) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK Saskia Febriani 13209659 3EA01 Latar Belakang masalah Krisis global yang

Lebih terperinci

ANALISIS VALUASI SAHAM PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK, PT GUDANG GARAM TBK, DAN PT UNILEVER TBK

ANALISIS VALUASI SAHAM PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK, PT GUDANG GARAM TBK, DAN PT UNILEVER TBK ANALISIS VALUASI SAHAM PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK, PT GUDANG GARAM TBK, DAN PT UNILEVER TBK I Putu Darma Putra UNIVERSITAS GUNADARMA 2009 Investasi dalam bentuk saham memerlukan analisis untuk

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dananya untuk investasi dengan harapan akan menerima keuntungan di masa yang

II. LANDASAN TEORI. dananya untuk investasi dengan harapan akan menerima keuntungan di masa yang II. LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Dalam manajemen keuangan terdapat tiga keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan pembiayaan dan keputusan dividen. Dari ketiga keputusan tersebut, keputusan invetasi

Lebih terperinci

ANALISA UNTUK INVESTOR

ANALISA UNTUK INVESTOR 1 Pertemuan 11 ANALISA UNTUK INVESTOR Salah satu keputusan yang harus diambil oleh para investor adalah keputusan portfolio pada sekuritas. Ada tiga tipe investor, yaitu investor jangka pendek, investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal sebagai sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Masuk ke pasar modal merupakan idaman

Lebih terperinci