BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN"

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan pembelajaran sejarah dengan menggunakan film dokumenter sebagai media pembelajaran di SMA Negeri Gondangrejo dengan membuat perangkat pembelajaran yaitu RPP yang meliputi merumuskan tujuan pembelajaran, menpersiapkan alat-alat evaluasi, merancang dan menetapkan kegiatan mengajar, merencanakan program kegiatan. RPP disusun berdasarkan Silabus Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) meliputi Pendahuluan, Kegiatan Inti yang meliputi kegiatan Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi, serta yang terakhir berupa Penutup yang meliputi kegiatan menarik kesimpulan, refleksi dan penugasan. Pembelajaran dilakukan pada Kompetensi dasar menganalisis perkembangan mutakhir sejarah dunia dengan indikator mendeskripsikan proses berakhirnya perang dingin, mendeskripsikan perubahan dunia pasca perang dingin, mendeskripsikan munculnya Organisasi Gerakan Non Blok, OKI dan ASEAN. Metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan film dokumenter adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi sedangkan media yang digunakan adalah media audio visual yang berupa film dokumenter. Pertemuan pertama dilakukan selama 2 jam pelajaran (2 X 45 menit ) dan sekaligus untuk evaluasi individu yaitu dengan mengerjakan soal yang telah dibuat oleh guru sejarah. Pertemuan kedua untuk penugasan terstruktur individu ataupun kelompok. Tiap pertemuan akan diadakan evaluasi bisa berupa lisan maupun tertulis. 2. Pelaksanaan pembelajaran sejarah melalui film dokumenter sebagai media pembelajaran di SMA Negeri Gondangrejo dengan penayangan film 109

2 110 dokumenter berjudul Apocalypse eps. 6 video ini menunjukan bagaiamana AS dengan US berlomba-lomba dalam bidang kemiliteran khususnya dalam hal persenjataan, kedua negara adidaya ini berlomba-lomba menciptakan berbagai jenis senjata yang mutakhir dan mematikan sebagai contoh bom dan nuklir. Setelah kegiatan mengamati kemudian ada kegiatan menanya, para peserta didik harus mencapai nilai secara individu meskipun ada pengambilan nilai yang secara kelompok, dengan begitu pada tahap ini peserta didik bertanya tentang film dokumenter yang telah disajikan oleh guru, guru memfasilitasi peserta didik dengan mengalihkan terlebih dahulu untuk peserta didik yang lain yang dapat menjawab pertanyaan temanya, jika jawaban kurang tepat maka guru akan membantu menjawab. Tahap selanjutnya guru memberi tugas kepada peserta didik dengan mengerjakan beberapa butir soal yang telah dibuat oleh guru, dikerjakan dalam satu waktu itu dan kemudian dibahas bersama-sama, jika waktu tidak mencukupi maka akan dibahas dilain hari. Tahap akhir dari kegiatan ini adalah peserta didik mengerjakan tugas terstruktur individu yaitu mengerjakan LKS sesuai dengan apa yang telah mereka dapatkan selama pembelajaran dan pada pertemuan berikutnya akan dibahas. Pada bagian penutup pembelajaran guru akan memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan hasil dari pembelajaran sejarah dengan menggunakan film dokumenter sebagai media pembelajaran. 3. Evaluasi pembelajaran sejarah dengan menggunakan film dokumenter sebagai media pembelajaran di SMA Negeri Gondangrejo kurikulum KTSP pada kelas XII adalah penilaian kogniktif. Aspek kognitif mencakup kegiatan mental (otak ) berupa kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Pengambilan nilai berupa tes dan non tes. 4. Kendala dalam pembelajarn sejarah yang menggunakan film dokumenter sebagai media pembelajaran kelas XII di SMA Negeri Gondangrejo adalah ketidaksinkronan antara materi dengan film dokumenter yang disediakan,

3 111 masalah ini bisa dianalisis dari obeservasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu ketika pembelajaran sejarah dengan menggunakan film dokumenter dengan materi tentang perang dingin tetapi dalam kenyataanya film dokumenter yang ditayangkan adalah mengenai proses berakhirya perang dunia II sehingga antara materi dan film dokumenter tidak sesuai. Ketidaksesuaian ini akan menimbulkan masalah pada pemahaman peserta didik, karena antara materi dan film dokumenter berbeda. Pemahaman peserta didik berkaitan dengan hasil belajar. Kemampuan guru dalam bidang teknologi masih terbatas, ini berkaitan dengan kemampuan guru sejarah yang masih terbatas, jadi dalam pembelajaran sejarah guru sejarah hanya menggunakan film dokumenter saja tidak mencoba untuk mengembangkan film dokumenter tersebut sehingga bisa disinkronkan antara materi pembelajaran dengan film dokumenter yang akan digunakan. Keterbatasan sumber film dokumenter yang bertema perang dingin, menurut hasil wawancara dengan M Nur Hendro Putranto film dokumenter yang digunakan berjudul Apocalypse eps. 6 tidak sesuai dengan materi yang digunakan yaitu tentang perang dingin, namun awal perang dingin adalah berakhirnya perang dunia II, itu alasanya mengapa film tersebut masih digunakan. Kesulitan mencari film dokumenter tentang perang dingin menyebabkan film tersebut menjadi pilhan untuk diputarkan dalam pembelajaran. B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan dapat dikemukakan implikasi penelitian ini secara teoritis dan praktis, yaitu : 1. Implikasi Teoritis Pemanfaatan media film dokumenter dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar yang tidak asing oleh peserta didik menunjukan bahwa media film dokumenter mampu menciptakan suasana belajar yang baru dan hidup. Tidak hanya memberikan suasana

4 112 hidup tetapi juga lebih membuat peserta didik lebih responsif dan aktif dan khususnya dapat menghubungkan dengan materi yang lebih luas. Selain itu peserta didik tidak hanya mendapat materi semata tetapi fakta yang ada menjadi sumber sejarah dalam setiap pembelajaran melalui film dokumenter. Melalui pembelajaran dengan menggunakan film dokumenter, peserta didik dilatih untuk memunculkan rasa ingin tahu yang lebih mendalam tentang hal yang diamati melalui film dokumenter tersebut. Peserta didik tidak hanya berproses semata tetapi melalui proses itu peserta didik mendapatkan nilai yang sebanding dengan proses belajar. 2. Implikasi Praktis Penelitian ini mengggambarkan suatu model pembelajaran sejarah dengan menggunakan film dokumenter sebagai media pembelajran sejarah. SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar sudah sering menggunakan film dokumenter sebagai media pembelajaran karena film dokumenter merupakan media yang tepat dan efektif untuk memacu rasa ingin tahu peserta didik terkait dengan materi pembelajaran. Film dokumenter yang ada di sekolah sangat membantu dalam proses pembelajaran, karena peserta didik tidak sekedar mendengarkan cerita guru sehingga mengurangi tingkat kebosanan peserta didik terhadap mata pelajaran sejarah. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan khusunya bagi pihak SMA Negeri gondangrejo, Guru Sejarah, Peserta didik dan Peneliti, yaitu: 1. Guru Mata Pelajaran Sejarah Guru Sejarah selalu memperhatikan model dan media pembelajaran sejarah yang tepat bagi para peserta didiknya, yaitu model pembelajaran yang lebih banyak menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan guru hanya sebagai

5 113 fasilitator dan motivator. Guru sejarah juga sebaiknya mampu menggunakan berbagai model pembelajaran dan media yang sesuai dengan materi pelajaran serta mampu merencanakan, mengorganisir waktu dan melaksanakaan penilaian secara menyeluruh meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotorik. 2. Peserta didik SMA Negeri Gondangrejo Kepada peserta didik hendaknya bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran karena peserta didik sebagai subyek pendidikan hendaknya menyadari tugas dan kewajibanya serta berpartisipasi positif dalam proses pembelajaran karena peserta didik adalah generasi penerus bangsa. 3. Bagi Pihak SMA Negeri Gondangrejo Pihak sekolah diharapkan untuk melengkapi fasilitas sekolah seperti proyektor, agar dalam pembelajaran dengan menggunakan film dokumenter dapat berjalan dengan baik. 4. Peneliti lain Kepada para peneliti disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut baik bersifat pengembangan maupun tindakan kelas terhadap pembelajaran Sejarah, dilihat film dokumenter dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik maka penggunaan media dapat digabungkan dengan penggunaan yang sesuai. Hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya, dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkapkan an dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa menghargai jasa para pahlawan. Pernyataan yang sudah cukup umum didengar tersebut tersirat bahwa sejarah memerankan peran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Untuk mencapai tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dilaksanakan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia. Kemampuan berbahasa ini sangat penting artinya dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. pembelajaran PAI berbasis Kurikulum Gontor di MA Al-Mawaddah 1

BAB VI PENUTUP. pembelajaran PAI berbasis Kurikulum Gontor di MA Al-Mawaddah 1 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Identifikasi dan penetapan kekhususan perubahan tingkah laku dalam pembelajaran PAI berbasis Kurikulum Gontor di MA Al-Mawaddah 1 Ponorogo dan MA Al-Mawaddah 2 Blitar adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas / Semester : XII (dua belas) / 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : 3. Memahami manajemen badan usaha dalam perekonomian

Lebih terperinci

commit 1to user BAB 1 PENDAHULUAN

commit 1to user BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal utama setiap manusia untuk menunjang kehidupan di dalam masyarakat dan kemajuan suatu bangsa. Hal ini dikarenakan manusia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemahaman guru Sejarah Kebudayaan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Ketapang Mata Pelajaran : Matematika

RENCANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Ketapang Mata Pelajaran : Matematika RENCANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Ketapang Mata Pelajaran : Matematika Kelas : X Semester : 2 Materi Pokok : Logika Matematika Alokasi Waktu : 1 x 40 menit (1 pertemuan)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang telah dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II. Setelah penyajian hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi 127 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, refleksi, diskusi balikan, serta rencana tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran fisika di SMP Muhammadiyah 1 Kalianda guru sudah mencoba

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran fisika di SMP Muhammadiyah 1 Kalianda guru sudah mencoba I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran fisika di SMP Muhammadiyah 1 Kalianda guru sudah mencoba memberikan pembelajaran dengan metode yang ditujukan untuk merangsang aktivitas siswa untuk

Lebih terperinci

Fatihah Indah Rohmani K

Fatihah Indah Rohmani K PENGARUH PENAMBAHAN VARIASI PENGALAMAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI I KARANGANYAR Skripsi Oleh: Fatihah Indah Rohmani K43030329 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia harus disertai dengan revolusi mental yang sedang gencar dibicarakan saat ini. Karena dengan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi bagi peserta didik. Tidak semua lulusan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi bagi peserta didik. Tidak semua lulusan Sekolah Menengah Atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditunjukkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, menuntut tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten agar

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan program pendidikan tidak lepas dari adanya kurikulum. Pada saat ini kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah KTSP namun sebagian sekolah

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Suprapto 27 Abstrak. Matematika merupakan ilmu terstruktur yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36) 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini berjenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model Kemiss dan MC Taggart. PTK ini terdiri dari 2 siklus, dimana tiap siklus terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan peserta didik untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan (Ambarini, 2010). Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan cara penelitian yang akan digunakan dalam rangka proses pemecahan masalah. Penelitian disini menggunakan Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan, analisis, refleksi dan perencanaan terhadap setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan

Lebih terperinci

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES PENERAPAN FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong seseorang bertindak melakukan sesuatu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. mendorong seseorang bertindak melakukan sesuatu untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi merupakan suatu respon yang datang dari dalam diri untuk mendorong seseorang bertindak melakukan sesuatu untuk mencapai keberhasilan sesuai yang di inginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam mengajar. Ketersediaan bahan ajar pada setiap satuan pendidikan diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam mengajar. Ketersediaan bahan ajar pada setiap satuan pendidikan diatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahan ajar merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh tiap satuan pendidikan. Setiap guru diwajibkan untuk memiliki bahan ajar sebagai acuan dalam mengajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itulah terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. itulah terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan salah satu unsur penting untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran itulah terjadi proses transformasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan hasil pengolahan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan hasil pengolahan 188 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan hasil pengolahan pada Bab IV, penelitian yang dilakukan terhadap kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Cimahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMAN 2 Pringsewu, diperoleh bahwa nilai rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas X pada materi

Lebih terperinci

a. Kedua lembaga sama-sama menanamkan nilai-nilai keagamaan dengan b. Kedua lembaga mementingkan suksesnya pembelajaran dengan bukti

a. Kedua lembaga sama-sama menanamkan nilai-nilai keagamaan dengan b. Kedua lembaga mementingkan suksesnya pembelajaran dengan bukti 207 Dari kedua temuan di atas, dapat disimpulkan persamaan kedua lokasi adalah sebagai berikut: a. Kedua lembaga sama-sama menanamkan nilai-nilai keagamaan dengan baik yang terlihat dalam kegiatan pembiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat membantu proses perkembangan di semua aspek kehidupan bangsa. Salah satunya adalah aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan pendidikan selalu terkait dengan kegiatan belajar mengajar (KBM).Dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan membekali serta mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih perkembangannya dari masa ke masa sangat cepat. Hal ini mendorong dan menuntut siswa sekolah dasar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah diuraikan pada BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi kurikulum khusus keagamaan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I 1 108 109 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I Satuan Pendidikan : SD Lentera Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV (Lima) / II (Dua) Materi Pokok : Bangun Ruang Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kurikulum KTSP (2006) saat ini siswa dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kurikulum KTSP (2006) saat ini siswa dituntut untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan kurikulum KTSP (2006) saat ini siswa dituntut untuk dapat berperan secara aktif (student centered) karena siswa yang aktif menunjukkan keterlibatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program yang diselenggarakan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) guna meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa UNY. Program ini memberikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN digilib.uns.ac.id 71 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Simpulan penelitian ini berdasarkan pada kajian teori, hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dilakukan penulis. Hasil penilaian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, berakhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi menulis merupakan salah satu kompetensi yang digunakan dalam proses pembelajaran, selain kompetensi membaca, kompetensi berbicara, dan kompetensi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. sejarah di SMA Negeri 2 Ende, dapat diambil kesimpulan antara lain :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. sejarah di SMA Negeri 2 Ende, dapat diambil kesimpulan antara lain : 120 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pembelajaran sejarah sejarah di SMA Negeri 2 Ende, dapat diambil kesimpulan antara lain : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan alam yaitu dengan cara mencari tahu tentang alam secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan alam yaitu dengan cara mencari tahu tentang alam secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan keadaan alam yaitu dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Ilmu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA Skripsi Oleh : KUNCORO PUTRI NIM : K 4303035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan merupakan ilmu pengetahuan yang dapat menunjang berkembangnya teknologi. Banyak fenomena alam yang terjadi

Lebih terperinci

TABEL PERBANDINGAN KTSP DENGAN K13

TABEL PERBANDINGAN KTSP DENGAN K13 Contoh : Analisis Kurikulum TABEL PERBANDINGAN KTSP DENGAN K13 NO KURIKULUM 2016 ( KTSP ) KURIKULUM 2013 ( K13 ) 1 2 3 4 5 Standar Isi ==> Standar Kompetensi Standar Kompetensi Lulusan (SKL)==> Lulusan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dapat diwujudkan melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sekarang sedang menghadapi tantangan yang hebat. Tuntutan untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan mutlak harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta perkembangan zaman sangat begitu cepat, bahkan cenderung tidak terkendali. Perkembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam mencapai tujuan-tujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan berisi kesimpulan dan saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Berdasarkan dari hasil pengamatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan). Proses belajar yang diterapkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK SMP Negeri 7 Pemalang, Jawa Tengah Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum memiliki peranan penting dalam pendidikan. Istilah kurikulum menunjukkan beberapa dimensi pengertian, setiap dimensi tersebut memiliki keterkaitan satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan dasar dan memberikan andil yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Pernyataan ini juga didukung oleh Kline (Suherman,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia zaman modern dihadapkan pada perkembangan pengetahuan yang begitu pesat akibat kemampuan berpikir dan penelitian para ahli. Pengetahuan tidak dapat dimiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, kemudian dilaksanakan pengolahan dan analisis data serta pembahasannya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran sastra tidak akan ada gunanya lagi untuk diadakan (Rahmanto,

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran sastra tidak akan ada gunanya lagi untuk diadakan (Rahmanto, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Apabila karya-karya sastra dianggap tidak bermanfaat untuk menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja pengajaran sastra tidak akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di SMA Negeri 3 Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata tes formatif materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama yang wajib dipenuhi dalam upaya peningkatan taraf hidup bermasyarakat. Dari pendidikan inilah diperoleh perubahan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana ketrampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan sebuah kebenaran sehingga

Lebih terperinci

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Skripsi Oleh: TRIMANTO NIM. K4303066 PROGRAM BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 94 Lampiran VI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Jumlah Pertemuan : SDN 08 Lunang : Matematika : V(lima) / II(dua) : 4 x Pertemuan A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari kompetensi belajar yang dicapai oleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pandangan modern, hakikat peserta didik sejak awal telah mempunyai potensi sehingga pengajaran difungsikan sebatas mendorong dan menstimuli berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan sains dan teknologi dewasa ini menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pondasi yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Jalur pendidikan dapat diproleh melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat diperlukan oleh semua manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan suatu maksud kepada

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata pelajaran :Sekolah dasar : Matematika Kelas/semester Materi Alokasi waktu : II/I : Operasi Hitung Bilangan : x 5 menit ( x pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut Arifin et al. (2000: 146) bertanya merupakan salah satu indikasi seseorang berpikir.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Implementasi Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari siswa sehingga pembelajaran matematika mempunyai. dituntut mempunyai konsentrasi, ketelitian, dan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari siswa sehingga pembelajaran matematika mempunyai. dituntut mempunyai konsentrasi, ketelitian, dan keterampilan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan lain. Matematika menjadi salah satu bidang studi yang mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

2015 IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

2015 IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran tidak hanya sekedar menekankan kepada pengertian atau konsep-konsep, tetapi lebih menekankan pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dan harus mampu merancang suatu pembelajaran yang inovatif dan mampu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL 196 A. Simpulan BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan model Pembelajaran Matematika Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah (PMBKPM). Model PMBKPM dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif 68 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bersifat menggambarkan, memaparkan, dan menguraikan objek

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI 216 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 216-223 PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI Ersanghono Kusuma,

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 TEMA : KEBERSIHAN

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 TEMA : KEBERSIHAN LAMPIRAN STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 TEMA : KEBERSIHAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI LANGKAH PEMBELAJARAN ALOKASI WAKTU SARANA DAN SUMBER PENILAIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dikemukakan oleh Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2006:443)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu disikapi dengan peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan pada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap manusia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar Lampung, diperoleh bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep pada materi pokok ikatan kimia tata nama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Muhammadiyah 4 Sambi merupakan perubahan dari Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah Sambi yang berdiri

Lebih terperinci