Penilaian Kriteria Green Building Pada Bangunan Gedung Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penilaian Kriteria Green Building Pada Bangunan Gedung Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 Penilaian Kriteria Green Building Pada Bangunan Gedung Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Nanda Firnando, Syahrizal 2 dan Andi Putra Rambe 3 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan 255 INDONESIA nandafirnando@ymail.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan 255 INDONESIA rizal_ar@ymail.com 3 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan 255 INDONESIA Andyputrarambe@gmail.com Abstrak Isu yang sedang dihadapi oleh masyarakat global pada saat ini adalah isu pemanasan global yang diyakini oleh peneliti disebabkan oleh kegiatan pembangunan. Saat ini, setiap rangkaian kegiatan pembangunan mempunyai potensi dampak negatif terhadap lingkungan sehingga diperlukan kesadaran dan pengetahuan bagi pelaku konstruksi dalam meminimalkan pengaruh negatif tersebut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan para pelaku konstruksi dalam membangun diantaranya adalah menerapkan konsep Green Building. Dengan Adanya program Eco-campus yang sedang berkembang di Indonesia sebagai dukungan terhadap peduli lingkungan, memacu berbagai perguruan tinggi untuk mewujudkannya, termasuk di Universitas Sumatera Utara (USU). Meski di awal pembangunan bangunan-bangunan di USU tidak dirancang sesuai kriteria green building, namun secara sekilas penerapan konsep tersebut dapat dilihat meski hasilnya belum maksimal seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap bangunan untuk mengetahui sudah sejauh mana penerapan kriteria green building pada bangunan tersebut agar dapat dijadikan langkah awal program Ecocampus kedepannya. Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengukuran kriteria green building berdasarkan standar Greenship-GBCI pada gedung dengan cara melakukan pengamatan langsung dan wawancara verifikasi. Berdasarkan data yang terkumpul dan perhitungan yang telah dilakukan pada Gedung Rumah Sakit USU terhadap 4 kriteria Greenship, gedung memperoleh total poin sebesar 48 poin dari 7 poin maksimal. Dengan demikian, gedung dianggap telah memenuhi kriteria sebagai gedung terbangun yang menerapkan konsep Green Building sesuai perangkat penilaian dari GBCI Dan memiliki nilai standar minimum pemenuhan rating sebesar 47 poin untuk peringkat Perak (Silver). Kata Kunci: Bangunan Hijau, Greenship-GBCI, Gedung Rumah Sakit USU Abstract The issues being faced by the global community at this point is the issue of global warming that is believed by researchers due to development activities. Currently, each set of development activities have the potential negative impact on the environment so that the necessary awareness and knowledge for the construction actors in minimizing the negative effects. One solution could be the construction actors in building them is to apply the concept of Green Building. With the presence of Eco-campus program that is growing in Indonesia in support of environmental awareness, spur universities to make it happen, including in North Sumatra University (USU). Although at the beginning of the construction of buildings at USU are not designed according to the criteria of green building, but at a glance the application of the concept can be seen though the results have not been up as expected. Therefore, it is necessary to evaluate the building to determine the extent to

2 which the application of the criteria of green building in the building that can be used as an initial step Eco-campus program in the future. Writing this study aims to determine the measurement result based on the criteria of green building standards Greenship-GBCI to the building by means of direct observation and interviews verification. Based on the data collected and calculations have been carried out on the building's Hospital Greenship USU against 4 criteria, buildings earn points total of 48 points out of a maximum 7 points. Thus, the building is deemed to have met the criteria as the building awoke to apply the concept of Green Building appropriate assessment tools of GBCI and has a value of minimum standards compliance rating of 47 points to rank Silver (Silver). Keywords: Green Buildings, Greenship-GBCI, USU Hospital Building. PENDAHULUAN Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup semakin besar. Salah satu yang menjadi perhatian, termasuk di Indonesia, adalah isu pemanasan global. Penyebab pemanasan global diantaranya adalah efek rumah kaca, yaitu suatu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari menembus dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi yang kemudian sebagian gelombang tersebut memantul kembali ke atmosfer. Namun tidak seluruh gelombang yang dipantulkan itu dilepaskan ke luar angkasa. Hal ini bukan dikarenakan adanya bangunan-bangunan kaca yang terlalu banyak di daerah perkotaan, tapi lebih dikarenakan oleh emisi karbon yang terlalu banyak di angkasa sehingga menyulitkan panas memantul kembali ke luar angkasa. Efek rumah kaca sebenarnya dibutuhkan oleh makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya planet ini akan menjadi sangat dingin, namun sebaliknya, apabila gas-gas dari efek rumah kaca tersebut telah berlebihan di atmosfer maka akan mengakibatkan pemanasan global. Sebagai informasi, secara global Indonesia berada di urutan ke lima dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca atau sekitar 4,63% (World Resources Institue, 25). Meski emisi gas rumah kaca itu tidak sepenuhnya berasal dari dampak pembangunan, namun upaya dalam meminimalkan fenomena tersebut harus tetap dioptimalkan dalam industri konstruksi. Saat ini, di kota-kota besar seperti Kota Medan sedang marak oleh berbagai aktivitas pembangunan guna mendukung pembangunan ekonomi sehingga membutuhkan banyak bangunan baru untuk mengembangkan ekonominya. Contohnya pembangunan pusat-pusat bisnis, gedung perkantoran, gedung pendidikan, dan sebagainya. Apabila pembangunan infrastruktur - infrastruktur tersebut terus dibangun tanpa mempertimbangkan atau memperhatikan kondisi lingkungan seperti ketepatan penggunaan lahan, pemakaian energi (listrik) dan air serta penggunaan material bangunan tentu akan berdampak pada kualitas hidup di sekitarnya. Hal tersebutlah yang dianggap memiliki peran besar terhadap meningkatnya pemanasan global, sehingga kesadaran dan pengetahuan pelaku konstruksi terhadap pengaruh keberadaan bangunan itu sangat dibutuhkan. Dalam menangani kondisi itu, muncul konsep green building sebagai solusi. Green building adalah konsep bangunan dimana struktur dan prosesnya dibangun secara bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya dengan seefisien mungkin di seluruh siklus bangunan, mulai dari saat memilih tempat, mendesain, melakukan konstruksi, menggunakan, memelihara, merenovasi hingga menata ulang bangunan guna mengurangi bahkan menghilangkan dampak negative keberadaan bangunan terhadap lingkungan hidup sekitarnya tanpa mengurangi kualitas lingkungan dan kualitas hidup manusia. Konsep ini tidak diaplikasikan untuk bangunan baru saja, namun juga dapat diaplikasikan untuk bangunan yang sudah terbangun. Artinya, bangunan ini dibangun dengan tidak terkonsep green sejak awal meski tanpa disadari pengaplikasian standar green building sudah diterapkan pada bangunan. Memaksimalkan penerapan konsep. 2

3 2. LANDASAN TEORI 2. Definisi dan Terminologi Green Building Menurut Green Building Council Indonesia/GBCI (2), green building adalah bangunan yang dimana sejak mulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperlihatkan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, serta mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang pada kaidah pembangunan yang berkesinambungan. Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2 tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan Bab I Pasal, bangunan ramah lingkungan (green building) adalah suatu bangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan aspek penting penanganan dampak perubahan iklim.prinsip lingkungan yang dimaksud adalah prinsip yang mengedepankan dan memperhatikan unsur pelestarian fungsi lingkungan Sistem Rating Greenship untuk Gedung Terbangun Versi. (Greenship Rating Tools for Existing Building Version.) Penyusunan Greenship ini didukung oleh World Green Building Council dan dilaksanakan oleh Komisi Rating dari GBCI, terdiri dari 6 (enam) kategori dengan total kriteria prasyarat sebanyak kriteria dan kriteria kredit sebanyak 4 kriteria. Enam kategori Greenship yang dimaksud, yaitu:. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ ASD) 2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation/ EEC) 3. Konservasi Air (Water Conservation/ WAC) 4. Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle/ MRC) 5. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort/ IHC) 6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management/ BEM) 2.3 Sistem Rating Menurut GBCI (2), rating adalah bagian dari kategori, berisi muatan apa saja yang dinilai, tolok ukur apa saja yang harus dipenuhi, dan berapa nilai poin yang terkandung di dalamnya. (Selanjutnya rating disebut kriteria). Menurut GBCI (22), ada 3 (tiga) jenis kriteria berbeda yang terdapat dalam Greenship, yaitu: a. Kriteria prasyarat adalah kriteria yang ada di setiap kategori dan harus dipenuhi sebelum dilakukannya penilaian lebih lanjut berdasarkan kriteria kredit dan kriteria bonus. Apabila salah satu prasyarat tidak dipenuhi, maka kriteria kredit dan kriteria bonus dalam kategori yang sama dari gedung tersebut tidak dapat dinilai. Kriteria prasyarat ini tidak memiliki nilai seperti kriteria lainnya. b. Kriteria kredit adalah kriteria yang ada di setiap kategori dan tidak harus dipenuhi. Pemenuhan kriteria ini tentunya disesuaikan dengan kemampuan gedung tersebut. Bila kriteria ini dipenuhi, gedung yang bersangkutan mendapat nilai dan apabila tidak dipenuhi, gedung yang bersangkutan tidak akan mendapat nilai. c. Kriteria bonus adalah kriteria yang hanya ada pada kategori tertentu yang memungkinkan pemberian nilai tambahan. Hal ini dikarenakan selain kriteria ini tidak harus dipenuhi, pencapaiannya dinilai cukup sulit dan jarang terjadi di lapangan. 2. METODOLOGI PENELITIAN Adapun Data Primer yang di butuhkan dapat di peroleh dengan cara pengamatan langsung bangunan Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara dan menggunakan alat ukur seperti GPS dan Four In One serta dengan cara Wawancara terhadap narasumber yaitu dengan Dr. Achmad Delianur Naution, ST,MT. (Direktur Sarpras Medik & Pelayanan Penunjang RS USU), Secara keseluruhan flowchart penelitianya adalah: 3

4 Penilaian Kriteria Green Building Pada Bangunan Gedung (Studi Kasus: Gedung RS-USU) Studi Literatur Pemilihan Strategi Penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian Survey Pendahuluan Pengumpulan Data Data Primer - Pengamatan dan pengukuran di lapangan (berdasarkan metode terlampir) - Wawancara personel Data Sekunder - Dokumen pendukung Pengolahan dan Analisis Data - Peralatan pengukuran (Four in One) - Software (Microsoft Excel 2, Autocad27) Hasil Penelitian Kesimpulan dan Saran Gambar 2. Diagram Alir Penelitian 4

5 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Kondisi Eksisting Gedung Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (Gedung RS USU) Gedung RS USU terletak di pusat kota, Jl. Dr. T. Mansur, Medan, Sumatera Utara, berseberangan dengan Kampus Universitas Sumatera Utara, disebarang nya adalah komplek Taman Hewan USU, Bank BNI, dan Gedung Auditorium. Bangunan gedung ini termasuk ke dalam kategori bangunan terbangun (existing building) karena telah berdiri lebih dari 5 tahun.gedung yang memiliki 5 lantai pada bangunan utama ini memiliki luas lantai keseluruhan kurang lebih 52.2 m 2 ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun Syarat Kelayakan Bangunan Sebuah gedung harus memenuhi kelayakan sebelum dilakukan proses penilaian. Kelayakan ini ditetapkan di dalam Greenship untuk Gedung Terbangun berdasarkan pada Undang-Undang maupun peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Yang harus dipenuhi tersebut antara lain: 4.2. Luas Gedung RS-USU Luas Gedung RS USU keseluruhan adalah 52.2 m 2 dengan perincian seperti pada Tabel 4. berikut ini: Tabel 4.. Luas Gedung R.S USU Lantai Luas (m 2 ) I. II. III. IV. V 9.2 Sumber: Data Sekunder, Fungsi Gedung Sesuai dengan Peruntukan Lahan Berdasarkan RT/RW setempat Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 22 tentang Bangunan Gedung, Pasal 6 ayat () Pemerintah mewajibkan bangunan gedung dengan fungsi sosial dan budaya harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2-23, Pasal 4 ayat (6) butir (g), lahan peruntukan yang ada di lokasi tapak area Gedung RS USU sudah memenuhi syarat tata ruang sebagai pusat pendidikan Kepemilikan Rencana Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)/ Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 29 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 34 bahwa setiap jenis usaha yang tidak termasuk mengubah bentang alam dan mengeksploitasi sumber daya alam harus memiliki Usaha Pengelolaan Lingkungan dan Usaha Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL). Area bangunan dari komplek Gedung R.S. USU memiliki dokumen lingkungan, baik AMDAL ataupun UKL UPL Kesesuaian Gedung Terhadap Standar Ketahanan Gempa Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 22 tentang Bangunan Gedung, Pasal 8 ayat () persyaratan kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kokoh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta kemampuan untuk mendukung beban muatan yang timbul akibat perilaku alam, seperti gempa bumi. Struktur utama pada Gedung RS USU adalah beton bertulang, dirancang sebagai bangunan tahan gempa, dengan struktur pondasi menggunakan pondasi sarang laba- laba. 5

6 4.2.5 Kesesuaian Gedung Terhadap Standar Keselamatan untuk Kebakaran Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 22 tentang Bangunan Gedung, Pasal 7 ayat () persyaratan keselamatan bangunan gedung meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir. Kemampuan bangunan gedung juga meliputi pengamanan terhadap bahaya kebakaran melalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif. Sistem proteksi aktif yang tersedia di dalam Gedung R.S. USU adalah alarm kebakaran, sistem hidran, dan pemadam api ringan (APAR). Namun, saat ini yang masih berfungsi hanya pemadam api ringan di setiap lantai gedung Kesesuaian Gedung Terhadap Standar Aksesibilitas Penyandang Cacat Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 22 tentang Bangunan Gedung, Pasal 3 mengenai penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung, kecuali rumah tinggal. Peraturan ini diperjelas dalam Peraturan Menteri No. 3/PRT/M/26 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibiltas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Berikut adalah fasilitas di dalam gedung dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Prinsip Penerapan Fasilitas Bangunan Bagi Kaum Difabel di Gedung RS USU No. Pedoman Teknis dan Aksesibilitas Penerapan di Gedung RS USU. Ukuran dasar ruang Sudah memenuhi standar 2. Pintu Hanya beberapa pintu memenuhi standar 3. Ram Sudah memenuhi standar 4. Tangga Sudah memenuhi standar 5. Lift Sudah memenuhi standar 6. Lift tangga Tidak ada 7. Toilet Sudah memenuhi standar 8. Pancuran Sudah memenuhi standar 9. Westafel Sudah memenuhi standar. Telepon Sudah memenuhi standar. Perlengkapan dan peralatan kontrol Sudah memenuhi standar 2. Perabot Sudah memenuhi standar 3. Rambu dan marka Sudah memenuhi standar Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi, dapat disimpulkan bahwa Gedung RS USU sudah aksesibel untuk diakses oleh kaum difabel. Setelah dilakukan analisis kelayakan bangunan berdasarkan Perangkat Penilaian Greenship untuk Gedung Tebangun, diperoleh hasil dalam matriks seperti tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3. Prinsip Penerapan dalam Pembangunan Tapak Gedung RS USU No. Kriteria Layak Tidak Layak. Luas minimum gedung adalah 25 m 2-2. Fungsi gedung sesuai dengan peruntukan lahan berdasarkan RTRW - 3. Memiliki dokumen lingkungan, AMDAL, dan/atau UKL-UPL - 4. Kesesuaian gedung terhadap standar keselamatan untuk kebakaran - 5. Kesesuaian gedung terhadap standar ketahanan gempa - 6. Kesesuaian gedung terhadap standar aksesibilitas difabel - 6

7 4.3. Analisis Prasyarat Perangkat Penilaian Greenship Untuk Gedung Terbangun Prasyarat (Prerequisite) dalam penilaian Green Building adalah kriteria yang wajib dipenuhi dan diaplikasikan dalam suatu bangunan. Dalam Greenship, apabila kriteria ini tidak dapat dipenuhi, maka kriteria dan tolok ukur yang ada dalam suatu kategori tidak dapat dievaluasi dan proses penilaian Green Building tidak bisa diteruskan. Terdapat 9 (sembilan) prasyarat dalam Greenship untuk Gedung Terbangun yang mewakili 6 (enam) kategori. Berikut ini adalah matriks hasil wawancara dengan Dr. Achmad Delianur Naution, ST,MT. (Direktur Sarpras Medik & Pelayanan Penunjang RS USU), terkait Prasyarat Perangkat Penilaian Greenship untuk Gedung Terbangun terhadap Gedung RS USU (Tabel 4.4) : Tabel 4.4. Matriks Prasyarat Perangkat Penilaian Greenship untuk Gedung Terbangun No Kategori Prasyarat ASD P Adanya surat pernyataan yang memuat komitmen manajemen puncak mengenai pemeliharaan eksterior bangunan, manajemen hama terpadu/integrated pest management (IPM), dan gulma serta manajemen habitat sekitar tapak dengan menggunakan bahan-bahan tidak beracun. P2 Adanya surat pernyataan yang memuat komitmen manajemen puncak untuk melakukan berbagai tindakan dalam rangka mencapai pengurangan pemakaian kendaraan bermotor pribadi, contohnya car pooling, feeder bus, voucher kendaraan umum dan diskriminasi tarif parkir. Adanya kampanye dalam rangka mendorong pengurangan pemakaian kendaraan bermotor pribadi dengan minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen di setiap lantai, antara lain berupa: stiker, poster, . 2 EEC P Adanya surat pernyataan yang memuat komitmen dari manajemen puncak yang mencakup: adanya audit energi, target penghematan dan action plan berjangka waktu tertentu oleh tim energi. Adanya kampanye dalam rangka mendorong penghematan energi dengan minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen di P2 setiap lantai, antara lain berupa: stiker, poster, . Memperlihatkan IKE listrik selama 6 bulan terakhir sampai lebih kecil dari IKE listrik standar acuan yang ditentukan oleh GBC INDONESIA (Perkantoran 25 kwh/m2.tahun, Mall 45 kwh/m2.tahun dan Hotel atau Apartemen 35 kwh/m2.tahun). Memperlihatkan adanya penghematan energi 5% atau lebih pada 6 bulan terakhir. 3 WAC P Adanya surat pernyataan yang memuat komitmen dari manajemen puncak yang mencakup: adanya audit air, target penghematan dan action plan berjangka waktu tertentu oleh tim konservasi air. Adanya kampanye dalam rangka mendorong konservasi air dengan minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen di setiap lantai, antara lain berupa: stiker, poster, . 4 MRC P Menggunakan Refrigeran non-cfc dan Bahan Pembersih yang memiliki nilai Ozone Depleting Potential (ODP) kecil, < Apabila masih menggunakan CFC sebagai refrigerant, diperlukan adanya Audit dan rencana phase out dalam penggunaan CFC sebagai refrigeran dalam kurun waktu 3 tahun mendatang serta mengurangi konsumsi CFC dari kebocoran dan kerusakan mesin pendingin yang dinyatakan dalam Refrigerant Management System Plan atau RMS Plan. Memenuhi Ya Tidak 7

8 P2 P3 P3 5 IHC P 6 BEM P Adanya surat pernyataan yang memuat kebijakan manajemen puncak yang memprioritaskan pembelanjaan semua material yang ramah lingkungan dalam daftar di bawah ini: a. Produksi regional b. Bersertifikat SNI/ISO /ecolabel c. Material yang dapat didaur ulang (recycle) d. Material Bekas (reuse) e. Material Terbarukan (renewable) f. Material modular atau Pre fabrikasi g. Kayu bersertifikasi h. Lampu yang tidak mengandung merkuri i. Insulasi yang tidak mengandung styrene j. Plafond atau Partisi yang tidak mengandung asbestos k. Produk kayu komposit dan agrifiber beremisi formaldehyde rendah l. Produk cat dan karpet yang beremisi VOC rendah Adanya surat pernyataan yang memuat komitmen manajemen puncak yang mengatur pengelolaan sampah berdasarkan pemisahan antara: (a). Sampah Organik; (b). Sampah Anorganik, dan (c). Sampah yang Mengandung B3 Adanya kampanye dalam rangka mendorong perilaku pemilahan sampah terpisah dengan minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen di setiap lantai, antara lain berupa: stiker, poster, . Adanya surat pernyataan yang memuat komitmen dari manajemen puncak untuk mendorong minimalisasi aktifitas merokok dalam gedung. Adanya kampanye dilarang merokok yang mencakup dampak negatif dari merokok terhadap diri sendiri dan lingkungan dengan minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen di setiap lantai, antara lain berupa: stiker, poster, . Adanya Rencana operation & maintenance yang mendukung sasaran pencapaian rating rating GREENSHIP EB, dititikberatkan pada: system mekanikal & elektrikal, sistem plambing dan kualitas air, pemeliharaan eksterior & interior, purchasing dan pengelolaan sampah Mencakup : Struktur organisasi, Standar Prosedur Operasi dan pelatihan, program kerja, anggaran, laporan berkala minimum tiap 3 bulan Analisis Kesesuaian Kriteria dalam Greenship di Gedung RS USU Analisis kesesuaian diperoleh dengan cara membandingkan hasil daftar periksa (checklist) dengan kondisi green yang ada dalam Greenship yang digunakan. Setelah dilakukan penyesuaian lalu diperoleh poin untuk setiap kriterianya untuk kemudian dijumlahkan hasilnya menjadi total poin dan akan diperoleh kategori peringkat dalam Greenship Kategori Tepat Guna Lahan Dalam kategori tepat guna lahan, terdapat 8 (delapan) kriteria yang memiliki total nilai maksimum sebesar 6 poin. Tabel 4.9. Ringkasan Kategori Tepat Guna Lahan (ASD) No. ASD Kriteria Terdapat minimal 5 jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh 5 m dari tapak. Menyediakan fasilitas pejalan kaki yang aman, nyaman dan bebas dari perpotongan akses kendaraan bermotor untuk menghubungkan minimal 3 fasilitas umum diatas dan atau dengan stasiun transportasi masal. Adanya halte atau stasiun transportasi umum dalam jangkauan 3 m dari gerbang lokasi bangunan dengan perhitungan di luar jembatan penyeberangan dan ramp. Memenuhi Ya Tidak Poin 8

9 ASD 2 ASD 3 ASD 4 ASD 5 ASD 6 ASD 7 ASD 8 Adanya pengurangan pemakaian kendaraan pribadi bermotor dengan implementasi dari salah satu opsi: car pooling, feeder bus, voucher kendaraan umum, atau diskriminasi tarif parkir. Adanya parkir sepeda yang aman sebanyak unit parkir per 3 pengguna gedung tetap. Apabila memenuhi butir di atas dan menyediakan 2 tempat ganti baju khusus dan kamar mandi khusus pengguna sepeda untuk setiap 25 tempat parkir sepeda. Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari bangunan taman (hardscape) yang terletak di atas permukaan tanah seluas minimal 3% luas total lahan. Penambahan nilai poin untuk setiap penambahan % luas tapak untuk penggunaan area lansekap. Penggunaan tanaman lokal yang berasal dari nursery lokal dengan jarak maksimal km dan tanaman produktif. Menggunakan bahan yang nilai albedo rata rata minimal,3 sesuai dengan perhitungan pada area atap gedung yang tertutup perkerasan. Menggunakan bahan yang nilai albedo rata rata minimal,3 sesuai dengan perhitungan pada area non atap yang tertutup perkerasan. Pengurangan beban volume limpasan air hujan dari luas lahan ke jaringan drainase kota sebesar 5% total volume hujan harian yang dihitung berdasarkan perhitungan debit air hujan pada bulan basah. Memiliki dan menerapkan SPO pengendalian terhadap hama penyakit dan gulma tanaman dengan menggunakan bahanbahan tidak beracun. Penyediaan habitat satwa non peliharaan minimal 5% dari keseluruhan area tapak bangunan, berdasarkan area aktifitas hewan (home range). Melakukan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar gedung dengan melakukan salah satu dari tindakan berikut: perbaikan sanitasi, penyediaan tempat beribadah, WC umum, kaki lima dan pelatihan pengembangan masyarakat. Membuka akses pejalan kaki ke minimal 2 orientasi menuju bangunan tetangga tanpa harus melalui area publik Kategori Efisiensi dan Konservasi Energi Dalam kategori efisiensi dan konservasi energi, terdapat 7 (tujuh) kriteria yang memiliki total nilai maksimum sebesar 36 poin. Tabel 4.3. Ringkasan Efisiensi dan Konservasi Energi (EEC) Memenuhi No. Kriteria Poin EEC EEC 2 IKE listrik gedung menunjukkan nilai di bawah IKE listrik standar acuan dalam 6 bulan terakhir, maka setiap 3% penurunan akan mendapat poin tambahan sampai maksimal 6 poin. (Perkantoran 25 kwh/m 2.tahun) Pernah melakukan komisioning ulang atau retrokomisioning dengan sasaran peningkatan kinerja (KW/TR) pada peralatan utama MVAC dalam kurun waktu tahun sebelumnya. Ya Tidak Adanya komisioning berkelanjutan secara berkala dalam waktu maksimal 3 tahun

10 EEC 3 EEC 4 EEC 5 EEC 6 EEC 7 Bila poin di atas terpenuhi maka ada tambahan poin untuk testing, komisioning ulang atau retrokomisioning dengan sasaran peningkatan kinerja (KW/TR) pada Sistem MVAC (AHU, pompa, cooling tower) secara keseluruhan. Melakukan penghematan dengan lampu yang memiliki daya untuk pencahayaan lebih hemat 2% dari daya pencahayaan yang tercantum dalam SNI. - - Menggunakan minimum 5% ballast frekuensi tinggi (elektronik) pada ruang kerja umum. - Melakukan efisiensi peralatan yang memakai sistem AC yang dioperasikan dengan listrik. - Penyediaan kwh meter yang meliputi: sistem tata udara, sistem tata cahaya dan kotak kontak, sistem beban lainnya, dan ruang yang tidak dikecualikan atau dikondisikan. Adanya pencatatan rutin bulanan hasil pantau dan koleksi data pada kwh meter. Pencatatan dilakukan selama minimum 6 bulan terakhir. - - Mengapresiasi penggunaan energi dalam bentuk Display Energy yang ditempatkan di area publik. - Menerapkan dukungan teknologi untuk memonitoring dan mengontrol peralatan gedung melalui teknologi EMS - Panduan pengoperasian dan pemeliharaan seluruh sistem AC (chiller, Air Handling Unit, cooling tower). - Jika butir sudah terpenuhi, maka ditambah dengan adanya Panduan pengoperasian dan pemeliharaan secara berkala seluruh sistem peralatan lainnya (sistem transportasi dalam gedung, sistem distribusi air bersih dan kotor (pompa) dan pembangkit listrik cadangan. Adanya laporan bulanan selama minimum 6 bulan terakhir untuk kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan sistem gedung secara tertib sesuai dengan format yang tercantum dalam panduan pengoperasian dan pemeliharaan. Jika.25 % dari maximum power demand dihasilkan oleh energi terbarukan atau 2 kwp energi terbarukan yang terpasang % penurunan CO 2 Emission Reduction Measures dari original emission Konservasi Air Dalam kategori konservasi air, terdapat 8 (delapan) kriteria yang memiliki total nilai maksimum sebesar 2 poin. Tabel 4.4. Ringkasan Konservasi Air (WAC) Memenuhi No. Kriteria Poin WAC WAC 2 WAC 3 Adanya sub meter konsumsi air pada sistem area publik, area komersil dan utilitas bangunan. Adanya standar prosedur operasi dan pelaksanaannya mengenai pemeliharaan dan pemeriksaan sistem plambing secara berkala untuk mencegah terjadinya kebocoran dan pemborosan air dengan menunjukan neraca air dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana. Ya Tidak - - Untuk gedung dengan konsumsi air 2% diatas SNI, setiap penurunan % mendapat poin. -

11 WAC 4 WAC 5 WAC 6 WAC 7 WAC 8 Menunjukkan bukti laboratorium 6 bulan terakhir dari air sumber primer yang sesuai dengan kriteria air bersih. - Menggunakan air daur ulang dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan make up water cooling tower. Tolok Ukur ini hanya berlaku bagi gedung yang menggunakan cooling tower pada sistem pendinginnya. - % kebutuhan irigasi tidak bersumber dari sumber air primer gedung (PDAM dan air tanah). - Menggunakan air daur ulang dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan flushing WC, sesuai dengan standar WHO untuk medium contact (< Fecal Coliform / ml). Mempunyai sistem air daur ulang yang keluarannya setara dengan standar air bersih sesuai Permenkes No.46 tahun 99 tentang Syarat syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Menggunakan sistem filtrasi yang menghasilkan air minum yang sesuai dengan Permenkes No. 492 tahun 2 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum minimal di setiap dapur atau pantry Konsumsi air yang menggunakan deep well maksimum 2% dari konsumsi air secara keseluruhan % dari total unit keran air pada area publik menggunakan fitur auto stop Siklus dan Sumber Daya Material Dalam kategori siklus dan sumber daya material, terdapat 5 (lima) kriteria yang memiliki total nilai maksimum sebesar 2 poin. Tabel 4.5. Ringkasan Siklus dan Sumber Material (MRC) Memenuhi No. Kriteria MRC MRC 2 MRC 3 Menggunakan seluruh sistem pendingin ruangan dengan bahan refrigerant yang memiliki ODP = (non CFC dan non HCFC). Daftar Material yang Ramah Lingkungan a. 8% Produksi regional berdasarkan total pembelanjaan material keseluruhan. b. 3% Bersertifikat SNI / ISO / ecolabel berdasarkan total pembelanjaan material keseluruhan. c. 5% Material yang dapat didaur ulang (recycle) berdasarkan total pembelanjaan material keseluruhan. d. % Material Bekas (reuse) berdasarkan total pembelanjaan material keseluruhan. e. 2% Material Terbarukan (renewable) berdasarkan total pembelanjaan material keseluruhan. f. 3% Material modular atau Pre fabrikasi berdasarkan total pembelanjaan material keseluruhan. Adanya dokumen yang menjelaskan pembelanjaan material sesuai dengan kebijakan di atas (minimal 3). Adanya Standar Prosedur Operasi, Pelatihan dan Laporan untuk mengumpulkan dan memilah sampah berdasarkan jenis organik dan anorganik dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana. Ya Tidak Poin

12 MRC 4 MRC 5 Jika telah melakukan pemilahan organik dan anorganik, melakukan pengolahan sampah organik secara mandiri atau bekerja sama dengan badan resmi pengolahan limbah organik. Jika telah melakukan pemilahan organik dan anorganik, melakukan pengolahan sampah anorganik secara mandiri atau bekerja sama dengan badan resmi pengolahan limbah anorganik yang memiliki prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Adanya upaya pengurangan sampah kemasan yang terbuat dari styrofoam dan non food grade plastic. Adanya upaya penanganan sampah dari kegiatan renovasi ke pihak ketiga minimal % dari total anggaran renovasi dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana*. Adanya Standar Prosedur Operasi, Pelatihan dan Laporan manajemen pengelolaan limbah B3 antara lain: lampu, batere, tinta printer dan kemasan bekas bahan pembersih dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana. Adanya Standar Prosedur Operasi dan laporan penyaluran barang bekas yang masih dapat dimanfaatkan kembali berupa furniture, elektronik, dan suku cadang melalui donasi atau pasar barang bekas dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana* Kenyamanan dan Kesehatan Dalam Ruang Dalam kategori kenyamanan dan kesehatan dalam ruang, terdapat delapan kriteria yang memiliki total nilai maksimum sebesar 2 poin. Tabel 4.2. Ringkasan Kenyamanan dan Kesehatan dalam Ruang (IHC) Memenuhi No. Kriteria Poin IHC IHC 2 IHC 3 IHC 4 Kualitas udara ruangan menunjukan adanya introduksi udara luar minimal sesuai dengan SNI Memasang tanda Dilarang Merokok Di Seluruh Area Gedung dan tidak menyediakan bangunan/area khusus di dalam gedung untuk merokok. Ruangan ruangan dengan kepadatan tinggi (seperti ballroom/ruang serba guna, ruang rapat umum, ruang kerja umum) dilengkapi dengan instalasi sensor gas karbon dioksida (CO2). Ruang parkir tertutup di dalam gedung dilengkapi dengan instalasi sensor gas karbon monoksida (CO) yang memiliki mekanisme untuk mengatur jumlah ventilasi udara luar sehingga konsentrasi CO di dalam ruangan tidak lebih dari 23 ppm. Sensor diletakkan 5 cm di atas lantai dekat exhaust grille. Pengukuran kualitas udara dalam ruang dilakukan secara random dengan titik sampel pada lobi utama, ruang kerja atau ruangan yang disewa tenant. Pengukuran dilakukan minimal titik sampel per m 2 atau jumlah maksimal penilaian sampel adalah 25 titik untuk satu gedung. Ya Tidak

13 IHC 5 IHC 6 IHC 7 IHC 8 Pembersihan filter, coil pendingin dan alat bantu VAC (Ventilation and Air Conditioning) sesuai dengan jadwal perawatan berkala untuk mencegah terbentuknya lumut dan jamur sebagai tempat berkembangnya mikroorganisme. Jadwal perawatan sesuai dengan standar panduan pabrik. Melakukan pengukuran jumlah bakteri dengan jumlah 3 maksimal kuman 7 koloni /m3 udara dan bebas kuman patogen pada ruangan yang ditentukan GBC INDONESIA (berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.45/Menkes/SK/XI/22 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri). Hasil pengukuran menunjukkan tingkat pencahayaan (iluminasi) di setiap ruang kerja sesuai dengan SNI tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. Hasil pengukuran menunjukkan tingkat bunyi di ruang kerja sesuai dengan SNI tentang Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan Mengadakan survei kenyamanan pengguna gedung antara lain meliputi suhu udara, tingkat pencahayaan ruang, kenyamanan suara, kebersihan gedung dan keberadaan hama pengganggu (pest control). Responden minimal sebanyak 3% dari total pengguna gedung tetap Manajemen Lingkungan Bangunan Dalam kategori manajemen lingkungan bangunan, terdapat 5 (lima) kriteria yang memiliki total nilai maksimum sebesar 3 poin, Setelah dianalisis, diperoleh hasil bahwa dari semua kriteria dan tolok ukur yang sudah diterapkan, kondisi eksisting manajemen lingkungan bangunan pada Gedung RS USU belum ada penerapannya. Pada sebagian kriteria bisa dilakukan kajian apabila gedung akan didaftarkan untuk dinilai. Oleh karena itu, untuk kategori manajemen lingkungan bangunan, Gedung RS USU tidak memperoleh poin, Tabel 4.2. Ringkasan Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM) Memenuhi No. Kriteria Poin BEM BEM 2 BEM 3 Aplikasi inovasi dengan meningkatkan kualitas bangunan secara kuantitatif, contoh: ASD 4, EEC, WAC 3, dan IHC 4 sehingga terjadi peningkatan efisiensi melebihi batas maksimum yang ditentukan pada rating yang bersangkutan. Aplikasi inovasi dengan melakukan pendekatan manajemen seperti mendorong perubahan perilaku, contoh ASD 2 dan ASD 8 dan MRC 2, 3 dan 4, sehingga terjadi peningkatan efisiensi pada rating lain. Tersedianya dokumen Design Intent dan Owner's Project Requirement berikut perubahan perubahannya yang terjadi selama masa revitalisasi dan operasional. Tersedianya dokumen As Built Drawing, spesifikasi teknis dan manual untuk operasional dan pemeliharaan peralatan (genset, transportasi dalam gedung, AC dan cooling tower) berikut perubahan-perubahannya yang terjadi selama masa revitalisasi dan operasional. Adanya satu struktur yang terintegrasi di dalam struktur operasional dan pemeliharaan gedung yang bertugas menjaga penerapan prinsip sustainability/green building. Ya Tidak

14 BEM 4 BEM 5 Minimal terlibat seorang Greenship Profesional dalam operational & maintenance bekerja penuh waktu (full time). - Untuk bangunan yang dipakai sendiri, memiliki SPO dan Training yang mencakup upaya upaya untuk memenuhi kriteria kriteria dalam GREENSHIP untuk Gedung Terbangun minimum rating dalam tiap kategori ASD, EEC, WAC, IHC dan MRC. Adanya jadwal berkala minimum tiap 6 bulan dan program pelatihan dalam pengoperasian dan pemeliharaan untuk tapak, energi, air, material dan HSES (Health Safety Environmental and Security). Adanya bukti pelaksanaan pelatihan untuk tapak, energi, air, material dan program HSES berikut dengan evaluasi dari pelatihan tersebut KESIMPULAN DAN SARAN 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:. Gedung RS USU memenuhi enam syarat kelayakan bangunan, diantaranya: luas minimum gedung, kesesuaian gedung terhadap RTRW, memiliki dokumen lingkungan, AMDAL, dan /atau UKL - UPL, Kesesuaian gedung terhadap standar aksesibilitas difabel, kesesuaian gedung terhadap standar keselamatan untuk kebakaran dan ketahanan gempa. 2. Gedung RS USU memenuhi sebagian prasyarat dari setiap kategori Greenship, diantaranya: untuk Kategori Tepat Guna Lahan memenuhi satu dari dua prasyarat, kategori Efisiensi dan Konservasi Energi telah memenuhi satu dari dua prasyarat, kategori Efisiensi dan Konservasi Air telah memenuhi satu dari dua prasyarat,untuk kategori Sumber dan Siklus Material telah memenuhi satu dari tiga prasyarat yang ada, dan kategori Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang telah memenuhi satu dari dua prasyarat 3. Dari 4 kriteria yang ada dalam kategori Greenship, Gedung RS USU memperoleh total poin sebesar 48 poin dari 7 poin maksimal, sehingga bisa dikatakan bangunan Green menurut Greenship. Adapun untuk poin 48 termasuk dalam peringkat Perunggu. 5.2 SARAN Untuk Memperoleh Peringkat emas bahkan platinum, ada beberapa hal yang harus di tingkatkan/dilengkapi, yaitu: KriteriaTepat Guna Lahan, Kriteria Efisiensi dan Konservasi Energi, Kriteria Konservasi Air, Kriteria Sumber dan Siklus Material, Kriteria Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang, dan terakhir Kriteria Manajemen Lingkungan Bangunan, sehingga point dari Kriteria tersebut memperoleh nilai yang maksimal. 4

15 DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. 2. SNI tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2. SNI tentang Prosedur Audit Energi Pada Pembangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2. SNI tentang Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2. SNI tentang Tata Cara Ventilasi dan Sistem Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 22. SNI tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 24. SNI tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 25. SNI tentang Tata Cara Pelaksanaan Sistem Plambing. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 29. SNI tentang Konservasi Energi pada Sistem Tata Udara Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2. SNI tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2. SNI tentang Prosedur Audit Energi Pada Pembangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2. SNI tentang Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2. SNI tentang Tata Cara Ventilasi dan Sistem Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Darmanto, Dedy. 23. Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung Rektorat ITS. Skripsi Program Studi Teknik Sipil. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November. Darmanto, Dedy dan Wiguna, I Putu Artama. 23. Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung Rektorat ITS. [Online]. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2 (2), 5 halaman. Tersedia: Ervianto, Wulfram I. 22. Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau: Perencanaan, Pengadaan, Konstruksi & Operasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Firmansyah, Rudi. 25. Studi Ruang Terbuka Hijau Sebagai Wadah Aktivitas Sosial Mahasiswa. Studi Kasus: Taman Biro Pusat Administrasi USU. Skripsi Program Studi Teknik Arsitektur. Medan: Universitas Sumatera Utara. Ervianto. I, Wulfram. 2. Studi Penerapan Green Building pada Industri Konstruksi di Daerah Istimewa Yogyakarta. [Online]. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Provinsi DIY Vol. II (2), halaman. Tersedia: onstruksi_di_daerah_istimewa_yogyakartadiakses pada tanggal 9 Maret 24. Green Building Council Indonesia. 2. Panduan Penerapan Perangkat Penilaian Bangunan Hijau GREENSHIP Versi.. Jakarta: Green Building Council Indonesia. Tersedia. Green Building Council Indonesia. 2. Greenship Rating Tools untuk Gedung Terbangun Versi.. Jakarta: Green Building Council Indonesia. Tersedia: Diakses pada tanggal 8 Maret 24. Green Building Council Indonesia (22). Greenship untuk Gedung Baru Versi..Jakarta: Green Building Council Indonesia. Tersedia: / /summary. Diakses pada tanggal 8 Maret 24. Green Building Council Indonesia. 25. Home About GBC Indonesia. Tersedia: Diakses selama tahun 25. Hardjono, R.D. 29. Pengelolaan Gedung Perkantoran Dengan Konsep Green Building di Surabaya. Skripsi Program Studi Manajemen. Surabaya: Universitas Kristen Petra. 5

16 Diakses pada tanggal 8 Maret 24. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: Kep-48/MENLH//996 tentang Baku Tingkat Kebisingan Komalasari, Rahayu Indah. 24. Kajian Green Building Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro Semarang. Thesis Program Magister Ilmu Lingkungan. Semarang: Universitas Diponegoro. Komalasari, Rahayu Indah., Purwanto, dan Suharyono. 23. Kajian Green Building Berdasarkan Kriteria Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development) pada Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro Semarang. [Online]. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 7 halaman. Tersedia: eprints.undip.ac.id/4696//65-rahayu_indah_komalasari.pdf. Diakses pada tanggal 4 April 24. Kriss, Jacob. 24. What is green building?. Tersedia: Diakses pada tanggal 8 November 24. Laboratorium Survei dan Geopasial Fakultas Teknik USU. Peta Kampus Universitas Sumatera Utara. Medan: Laboratorium Survei dan Geopasial Fakultas Teknik USU. Pedoman Pelaksanaan Konservasi Energi dan Pengawasannya di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2 tentang RTRW Kota Medan Tahun 2-23 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 38 Tahun 22 tentang Bangunan Gedung Hijau Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2 tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan Peraturan Menteri Pekerja Umum No. 3/ PRT/ M/ 26 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5/PRT/M/28 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.3. tentang Kriteria Vegetasi untuk Pekarangan Pratiwi, Widhi AK., Hermana, Joni. 23. Analisis Pengurangan Emisi CO 2 Melalui Manajemen Penggunaan Listrik dan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Gedung Perkantoran Pemerintah Kota Surabaya. [Online]. Jurnal Teknik Pomits Vo. 2 (3), 4 halaman. Tersedia: Diakses pada tanggal 6 September 25. Team. 27. ASHRAE Ventilation for Acceptable Indoor Air Quality. ASHRAE, USA. UI Green Metric. 25. Overall Ranking 24. Tersedia: Diakses pada tanggal 8 April 25. Undang-Undang No. 28 Tahun 22 tentang Bangunan Gedung Undang-Undang No. 32 Tahun 29 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup USAID Indonesia. 24. Panduan Penghematan Energi di Gedung Pemerintah. Jakarta: USAID Indonesia.Tersedia: Penghematan-Energi-di-Gedung-Pemerintah.pdf. Diakses pada tanggal 5 Juni 25. Wakhidah, Friskarindi Noor., Utomo, Christiono. 24. Pengukuran Kesesuaian Kriteria Green Building Pada Gedung Magister Manajemen Teknologi ITS. [Online].Jurnal Teknik Pomits Vol. 3 (2), 4 halaman. Tersedia: Diakses pada tanggal 4November 24. World Resources Institute. 25. World Resource 25: The Wealth of the Poor-Managing Ecosystems to Fight Poverty. Washington: World Resource Institute. Tersedia: Diakses pada tanggal 8 Maret 24. Yin, P.D. 22. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: Rajawali Press Yudelson, Jerry. 27. Green Building A to Z; Understanding The Language of Green Building. New Society Publisher, Canada. Yudelson, Jerry. 28. The Green Building Revolution. Washington: Island Press 6

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMULAN DAN SARAN VI.. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Gedung erpustakaan usat UGM Sayap Selatan (L) diperoleh kesimpulan sebagai berikut:. enelitian ini menghasilkan daftar

Lebih terperinci

GREENSHIP EXISTING BUILDING Version 1.1

GREENSHIP EXISTING BUILDING Version 1.1 GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA GREENSHIP RATING TOOLS Untuk Gedung Terbangun VERSI. GREENSHIP EXISTING BUILDING Version. DIVISI RATING DAN TEKNOLOGI GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA JUNI 06 www.gbcindonesia.org

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup semakin besar. Salah satu yang menjadi perhatian, termasuk di Indonesia, adalah isu pemanasan global.

Lebih terperinci

PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X

PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X Henny Wiyanto, Arianti Sutandi, Dewi Linggasari Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara hennyw@ft.untar.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis manajemen energi adalah keadaan dimana sumber energi yang ada tidak mampu dikelola untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah tertentu. Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RINGKASAN TOLOK UKUR GREENSHIP EB 1.0 & EB 1.1

PERBANDINGAN RINGKASAN TOLOK UKUR GREENSHIP EB 1.0 & EB 1.1 GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA GREENSHI RATING TOOLS Untuk Gedung Terbangun VERSI. GREENSHI EXISTING BUILDING Version. ERBANDINGAN RINGKASAN TOLOK UKUR GREENSHI EB.0 & EB. DIVISI RATING DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bel dan Hotel Sahid Jogja Lifestyle City di Yogyakarta sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bel dan Hotel Sahid Jogja Lifestyle City di Yogyakarta sebagai berikut : 19 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner kepada responden kontraktor dan manajemen konstruksi Hotel Tentrem, Hotel Citra, Hotel Fave, Hotel Swiss Bel

Lebih terperinci

ABSTRAK. apartemen, Sea Sentosa

ABSTRAK. apartemen, Sea Sentosa ABSTRAK Dampak negatif dari global warming adalah kerusakan lingkungan dan pencemaran. Hal ini menjadi pendukung dimulainya gerakan nasional penghematan energi, baik dalam penghematan penggunaan bahan

Lebih terperinci

RINGKASAN TOLOK UKUR

RINGKASAN TOLOK UKUR GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA GREENSHI RATING TOOLS Untuk Gedung Terbangun VERSI.0 GREENSHI EXISTING BUILDING Version.0 RINGKASAN TOLOK UKUR DIVISI RATING & TEKNOLOGI GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA

Lebih terperinci

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya Irfan Afrandi dan Ary Dedy Putranto Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167 Malang, 65145, Jawa Timur, Indonesia

Lebih terperinci

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS Dedy Darmanto, I Putu Artama Wiguna, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-186 Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS Dedy Darmanto dan I Putu Artama Wiguna, Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

Deddy el Rashid GP,MCIBSE Advisor ASATHI Core Founder GBCI Chapter President ASHRAE 2013 BOMA Indonesia

Deddy el Rashid GP,MCIBSE Advisor ASATHI Core Founder GBCI Chapter President ASHRAE 2013 BOMA Indonesia Surabaya 12 Desember 2015 Trilium Office Tower Deddy el Rashid GP,MCIBSE Advisor ASATHI Core Founder GBCI Chapter President ASHRAE 2013 BOMA Indonesia What is Green Building Is " a high performance property

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GREENSHIP

SERTIFIKASI GREENSHIP SERTIFIKASI GREENSHIP ALUR PENDAFTARAN SERTIFIKASI GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.0 Keterangan : Proses Perijinan (Pihak Pemerintah) FS/TOR Project Plan Target Setting Proses Perencanaan (Pihak Pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability) dan menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan. Konsep ini sudah tidak asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemanasan global menjadi topik perbincangan dunia dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai peristiwa alam yang dianggap sebagai anomali melanda seluruh dunia dengan

Lebih terperinci

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building! Science&Learning&CenterdiUniversitasMulawarman dengankonsepgreen&building IntanTribuanaDewi 1,AgungMurtiNugroho 2,MuhammadSatyaAdhitama 2 1MahasiswaJurusanArsitektur,FakultasTeknik,UniversitasBrawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena global warming (pemanasan global) dan isu-isu kerusakan lingkungan yang beraneka ragam semakin marak dikaji dan dipelajari. Salah satu efek dari global warming

Lebih terperinci

Perancangan Perbaikan Aspek Green Building Gedung Bapekko Surabaya Dengan House of Quality

Perancangan Perbaikan Aspek Green Building Gedung Bapekko Surabaya Dengan House of Quality Presentasi Sidang Tugas Akhir Perancangan Perbaikan Aspek Green Building Gedung Bapekko Surabaya Dengan House of Quality Herdian Rachmat Praditya 2510100049 Dosen Pembimbing : Dr. Imam Baihaqi, ST, M.Sc

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsep green

Lebih terperinci

Green Building Concepts

Green Building Concepts Precast Concrete Contribute to Sustainability Concept of Reduce, Reuse, Recycle Ir. Tedja Tjahjana MT Certification Director Green Building Council Indonesia Green Building Concepts Konsep bangunan hijau

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan vol 9 () (07) hal 7-4 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jtsp/index Pengukuran Greenship Home Pada Rumah Tinggal Berkonsep Green

Lebih terperinci

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP JUNDI FAARIS ALHAZMI A (Epiphyllum anguliger) IMAM AHMAD A (Cedrus atlantica) DINA MAULIDIA (Rosemarinus officinalis) CHALVIA ZUYYINA (Cinnamonum burmanii) ANALISIS TELUK BENOA

Lebih terperinci

Syarat Bangunan Gedung

Syarat Bangunan Gedung Syarat Bangunan Gedung http://www.imland.co.id I. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia sedang giatnya melaksanakan kegiatan pembangunan, karena hal tersebut merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada

Lebih terperinci

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING ASPEK KONSERVASI AIR DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN BANGUNAN PADA GEDUNG ANDI HAKIM NASOETION REKTORAT IPB

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING ASPEK KONSERVASI AIR DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN BANGUNAN PADA GEDUNG ANDI HAKIM NASOETION REKTORAT IPB i PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING ASPEK KONSERVASI AIR DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN BANGUNAN PADA GEDUNG ANDI HAKIM NASOETION REKTORAT IPB DESI EVA FATRA LUMBAN TOBING DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL Allan Subrata Ottong 1, Felix Yuwono 2, Ratna S. Alifen 3, Paulus Nugraha 4 ABSTRAK : Pembangunan rumah tinggal di Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode yang Digunakan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan studi literatur pada bab sebelumnya, ada 2 (dua) variabel penelitian yang akan menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Green building adalah bangunan di mana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasianal pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek

Lebih terperinci

GREENSHIP HOMES Version 1.0

GREENSHIP HOMES Version 1.0 GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA GREENSHIP RATING TOOLS untuk RUMAH TINGGAL VERSI.0 S Version.0 DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA AGUSTUS 04 Visit us at www.greenshiphomes.org

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR No. 38 tahun 2012 tentang BANGUNAN GEDUNG HIJAU

PERATURAN GUBERNUR No. 38 tahun 2012 tentang BANGUNAN GEDUNG HIJAU PERATURAN GUBERNUR No. 38 tahun 2012 tentang BANGUNAN GEDUNG HIJAU DINAS PENGAWASAN DAN PENERTIBAN BANGUNAN PROV.DKI JAKARTA Peraturan Gubernur No 38 tahun 2012 telah ditetapkan pada April 2012 dan akan

Lebih terperinci

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP. 1. Fitra Nofra Y.P. Jacaranda obtusifolia 2. Fatizha Zhafira S. Lilium candidum 3. Nurita Arziqni Chrysanthemum morifolium

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP. 1. Fitra Nofra Y.P. Jacaranda obtusifolia 2. Fatizha Zhafira S. Lilium candidum 3. Nurita Arziqni Chrysanthemum morifolium SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP 1. Fitra Nofra Y.P. Jacaranda obtusifolia 2. Fatizha Zhafira S. Lilium candidum 3. Nurita Arziqni Chrysanthemum morifolium Analisis Teluk Jakarta dan Green Building Gedung Sinarmas

Lebih terperinci

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING)

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING) PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING) TA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kementerian Pekerjaan Umum terus berusaha menyukseskan P2KH (Program Pengembangan Kota

Lebih terperinci

Catatan : *) BPO : Bahan Perusak Ozon GRK : Gas Rumah Kaca

Catatan : *) BPO : Bahan Perusak Ozon GRK : Gas Rumah Kaca Catatan : *) BPO : Bahan Perusak Ozon GRK : Gas Rumah Kaca Jakarta, 8 Nopember 2011 ACUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH 1. Penghapusan BPO & GRK - Keppres RI No. 23 / 1992 (perlindungan lapisan ozon) - UU No. 17

Lebih terperinci

Gedung Asrama Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Berkonsep Hemat Energi

Gedung Asrama Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Berkonsep Hemat Energi Gedung Asrama Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Berkonsep Hemat Energi Gibran K. Aulia 1, Agung Murti Nugroho 2, Tito Haripradianto 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA

ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA Rizky Aulia 1), Happy R. Santosa, dan Ima Defiana 2) 1) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Agar tujuan penelitian ini tercapai, perlu diketahui penggunaan konsumsi daya yang ada di hotel Permai ini, data-data yang akan dicari adalah data-data

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, terdapat metode yang dilakukan secara sistematis untuk menganalisis pengelolaan prasarana dan sarana air limbah yang

Lebih terperinci

Evaluasi Konsep Bangunan Hijau Pada Kondominium The Accent di Kawasan Bintaro Tangerang Selatan

Evaluasi Konsep Bangunan Hijau Pada Kondominium The Accent di Kawasan Bintaro Tangerang Selatan Evaluasi Konsep Bangunan Hijau Pada Kondominium The Accent di Kawasan Bintaro Tangerang Selatan Jane Malinda 1 dan Andika Citraningrum 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur,

Lebih terperinci

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Sebuah Strategi Menuju Efisiensi Sumber Daya dan Keberlanjutan 2020 A Big Step towards

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep bangunan hijau merupakan sebuah isu penting dalam desain arsitektur. Menurut Konsil Bangunan Hijau Indonesia, bangunan hijau adalah bangunan yang dalam tahap

Lebih terperinci

KONSEP SEKOLAH RAMAH LINGKUNGAN

KONSEP SEKOLAH RAMAH LINGKUNGAN KONSEP SEKOLAH RAMAH LINGKUNGAN Masalah Moral Masalah Lingkungan Rakerwil Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Rendahnya Kepedulian Semarang, 29 Oktober 2016 Masalah kita

Lebih terperinci

Konsep Green Building Pada Bangunan Kantor (Studi Kasus: Spazio Office, Surabaya)

Konsep Green Building Pada Bangunan Kantor (Studi Kasus: Spazio Office, Surabaya) Konsep Green Building Pada Bangunan Kantor (Studi Kasus: Spazio Office, Surabaya) Annisa Fikriyah Tasya 1 dan Ary Deddy Putranto 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA BANGUNAN GEDUNG (STUDI KASUS: GEDUNG BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) TUGAS AKHIR

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA BANGUNAN GEDUNG (STUDI KASUS: GEDUNG BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) TUGAS AKHIR PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA BANGUNAN GEDUNG (STUDI KASUS: GEDUNG BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, permasalahan yang sering sekali menjadi pusat perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. Di Indonesia, hal

Lebih terperinci

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR Wiliem Koe 1, Regina Cynthia Rose 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK : Kegiatan konstruksi berdampak negatif terhadap lingkungan dengan

Lebih terperinci

http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z Laporan Perancangan Arsitektur

Lebih terperinci

PERFORMANSI GREENSHIP BUILDING PADA RUMAH TURI DI SURAKARTA (PENEKANAN PADA WATER CONCERVATION DAN MATERIAL RESOURCE AND CYCLE)

PERFORMANSI GREENSHIP BUILDING PADA RUMAH TURI DI SURAKARTA (PENEKANAN PADA WATER CONCERVATION DAN MATERIAL RESOURCE AND CYCLE) 11 PERFORMANSI GREENSHIP BUILDING PADA RUMAH TURI DI SURAKARTA (PENEKANAN PADA WATER CONCERVATION DAN MATERIAL RESOURCE AND CYCLE) Surya Arafat, Nur Rahmawati Syamsiyah Program Studi Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanasan Global Pemanasan global merupakan suatu proses meningkatnya suhu ratarata atmosfer laut, serta daratan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah Proyek Konstruksi Dalam jurnal Manajemen Limbah dalam Proyek Konstruksi (Ervianto, 2013), disebutkan bahwa limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kantor Pusat Perum BULOG selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 01 sampai dengan

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI Febrian Pratama Poetra Setiawan 1, Grace Erny Gazali 2, Paulus Nugraha 3, Sandra Loekita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta

Lebih terperinci

Konsep Green Building Pada Gedung A Griya Universitas Brawijaya Malang

Konsep Green Building Pada Gedung A Griya Universitas Brawijaya Malang Konsep Green Building ada Gedung A Griya Universitas Brawijaya Malang Nur Azlina 1, Agung Murti Nugroho 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat

Lebih terperinci

EVALUASI ASPEK GREEN BUILDING PADA GEDUNG ANDI HAKIM NASOETION REKTORAT IPB IRIANI MUSTIKA FURI

EVALUASI ASPEK GREEN BUILDING PADA GEDUNG ANDI HAKIM NASOETION REKTORAT IPB IRIANI MUSTIKA FURI EVALUASI ASPEK GREEN BUILDING PADA GEDUNG ANDI HAKIM NASOETION REKTORAT IPB IRIANI MUSTIKA FURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 206 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99. BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanfaatan green material pada proyek konstruksi di Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemanfaatan green material berdasarkan

Lebih terperinci

KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K)

KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K) KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K) Dewi Rintawati 1, Bambang E. Yuwono 2 dan Mohammad Iqram 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

ENERGY AND CLIMATE CHANGE 2016

ENERGY AND CLIMATE CHANGE 2016 ENERGY AND CLIMATE CHANGE 2016 POINT 200 Energy efficient appliances usage are replacing conventional appliances [3] 20% -40% Penggunaan lampu LED, kran otomatis dan ac hemat energi mencapai 20%-40%, karena

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Salah satu reaksi dari krisis lingkungan adalah munculnya konsep Desain Hijau atau green design yang mengarah pada desain berkelanjutan dan konsep energi. Dalam penelitian ini mengkajiupaya terapan

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : BAGAS BILAWA C. (0951110039) Dosen : HERU SUBIYANTORO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS TUGAS AKHIR-RC-09-1380 PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS Oleh : Dedy Darmanto ( 3108100027 ) Lokasi Studi Latar Belakang Krisis Energi Penghematan Energi Green Building Program

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Perencanaan manajemen lingkungan hidup Industri Roti Mr. Bread PT. Indomarco Prismatama sudah tersusun. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya

Lebih terperinci

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri. BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 TINJAUAN TEMA III.1.1 Latar Belakang Tema Sebuah Club house pada dasarnya berfungsi sebagai tempat berolah raga dan rekreasi bagi penghuni perumahan serta masyarakat

Lebih terperinci

BANGUNAN GEDUNG HIJAU

BANGUNAN GEDUNG HIJAU PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 02/PRT/M/2015 TANGGAL 18 FEBRUARI 2015 TENTANG BANGUNAN GEDUNG HIJAU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh: IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA Oleh: Wulfram I. Ervianto 1, Biemo W. Soemardi 2, Muhamad Abduh dan Suryamanto 4 1 Kandidat Doktor Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Bangunan Gedung Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT Kajian Green Building Berdasarkan Kriteria Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development) pada Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro Semarang Rahayu Indah Komalasari 1,*, Purwanto 2 dan Suharyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pembangunan struktur maupun infrastruktur meningkat pesat. Seiring dengan meningkatnya persaingan di era globalisasi ini maka tantangan terbesar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

GEDUNG KULIAH FAKULTAS TEKNIK KAMPUS II UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG BERKONSEP HEMAT ENERGI

GEDUNG KULIAH FAKULTAS TEKNIK KAMPUS II UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG BERKONSEP HEMAT ENERGI GEDUNG KULIAH FAKULTAS TEKNIK KAMPUS II UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG BERKONSEP HEMAT ENERGI Nurul Hidayati, Heru Sufianto, dan Ali Soekirno Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING I Wayan Swi Putra 1, I Nyoman Satya Kumara 2, I Gede Dyana Arjana 3 1.3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2015 TENTANG BANGUNAN GEDUNG HIJAU

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2015 TENTANG BANGUNAN GEDUNG HIJAU PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2015 TENTANG BANGUNAN GEDUNG HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Lebih terperinci

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dalam bidang konstruksi bangunan atau properti dari tahun ke tahun semakin berkembang baik dari segi desain maupun kualitas bangunan tersebut. Saat ini

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI 03-6389-2011. STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Ricky Gendo 1, Jimmy Priatman 2, Sandra Loekito 3 ABSTRAK: Dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi Wisma Atlet di Senayan saat ini dapat dikatakan cukup memrihatinkan. Wisma yang awalnya bernama Wisma Fajar ini didirikan tahun 1974 oleh perusahaan Singapura

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara umum kontraktor milik BUMN mampu memenuhi indikator green

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara umum kontraktor milik BUMN mampu memenuhi indikator green BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. Kesimpulan Berdasarkan paparan tersebut diatas dapat diperoleh beberapa pengetahuan sebagai berikut:. Secara umum kontraktor milik BUMN mampu memenuhi indikator green construction

Lebih terperinci

SCAFFOLDING 1 (2) (2012) SCAFFOLDING.

SCAFFOLDING 1 (2) (2012) SCAFFOLDING. SCAFFOLDING 1 (2) (2012) SCAFFOLDING http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/scaffolding KAJIAN PENERAPAN KONSEP GREEN ARCHITECTURE OLEH KONSULTAN PERENCANA DI KOTA SEMARANG (STUDI KASUS GEDUNG ASRAMA

Lebih terperinci

FORM INSPEKSI. f. Issue Lingkungan : Air/ Udara/ Bunyi/ Keterangan : g. Analisis Resiko : Banjir/ Kebakaran/ Longsor/ Keamanan/

FORM INSPEKSI. f. Issue Lingkungan : Air/ Udara/ Bunyi/ Keterangan : g. Analisis Resiko : Banjir/ Kebakaran/ Longsor/ Keamanan/ FORM INSPEKSI Nama Pemberi Tugas : Tujuan Penilaian : Dasar Penilaian : Tanggal Penilaian : Tanggal Inspeksi : Nama Penilai/Surveyor : DAERAH SEKITAR PROPERTI YANG DINILAI 1 DATA LINGKUNGAN a. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING

PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING Muhammad Fatih, Yusuf Latief, Suratman Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini sedang berada dalam tren positif. Listrik merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Urban di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama terjadi pada kota-kota besar dan yang utama adalah Jakarta yang juga merupakan ibukota

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

Implementasi Konstruksi Hijau Pada Proyek Apartemen Grand Kamala Lagoon Tower Emerald Bekasi

Implementasi Konstruksi Hijau Pada Proyek Apartemen Grand Kamala Lagoon Tower Emerald Bekasi Implementasi Konstruksi Hijau Pada Proyek Apartemen Grand Kamala Lagoon Tower Emerald Bekasi Nadia Khairarizki 1 dan Wasiska Iyati 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI RIAU DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

PEMERINTAH PROVINSI RIAU DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PEMERINTAH PROVINSI RIAU DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA FORM EVALUASI SARANA & PRASARANA VENUE. PERIODE BULAN. 201 FORM - 1 : DATA UMUM DOKUMENTASI DALAM - LUAR DAN HALAMAN GEDUNG TAMPAK DEPAN TAMPAK BELAKANG

Lebih terperinci

EVALUASI KONSEP GREEN BUILDING PADA GEDUNG LAYANAN BERSAMA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

EVALUASI KONSEP GREEN BUILDING PADA GEDUNG LAYANAN BERSAMA UNIVERSITAS BRAWIJAYA EVALUASI KONSEP GREEN BUILDING PADA GEDUNG LAYANAN BERSAMA UNIVERSITAS BRAWIJAYA Saiful Adi Kurniawan 1, Andika Citraningrum 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Penduduk per Kabupaten di DIY Tahun Kabupaten / Kota Gunung-

BAB I PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Penduduk per Kabupaten di DIY Tahun Kabupaten / Kota Gunung- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Rumah tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia untuk melangsungkan hidup. Kebutuhan akan rumah tinggal terus meningkat

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. ARSITEKTUR HIJAU (GREEN ARCHITECTURE) Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan

Lebih terperinci

KEPENTINGAN STANDAR BANGUNAN HIJAU INDONESIA DAN PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP BIAYA PROYEK SELAMA UMUR BANGUNAN

KEPENTINGAN STANDAR BANGUNAN HIJAU INDONESIA DAN PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP BIAYA PROYEK SELAMA UMUR BANGUNAN KEPENTINGAN STANDAR BANGUNAN HIJAU INDONESIA DAN PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP BIAYA PROYEK SELAMA UMUR BANGUNAN Enry L. Dusia 1, Edwin S. Wiyono 2, Ratna S. Alifen 3, Jani Rahardjo 4 ABSTRAK: Green building

Lebih terperinci

KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA

KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA Intan Mayasari 1) dan Christiono Utomo 2) 1) Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM

PERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM PERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM Krisanto Elim 1, Anthony Carissa Surja 2, Prasetio Sudjarwo 3, dan Nugroho Susilo 4 ABSTRAK : Tujuan penelitian sistem tata udara

Lebih terperinci