Teori Myra E Levine Falsafah Konsep Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Teori Myra E Levine Falsafah Konsep Teori"

Transkripsi

1 Teori Myra E Levine Teori Levine berfokus pada interaksi manusia. Asumsi dasar Teori Levine adalah : 1.Pasien membutuhkan pelayanan keperawatan atau kesehatan jika mempunyai masalah kesehatan. 2.Perawat bertanggung jawab untuk mengenali respon/reaksi dan perubahan tingkah laku serta perubahan fungsi tubuh pasien. Espon pasien terjadi ketika ia mencoba beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau suatu penyakit. Bentuk respon tersebut dapat berupa ketakutan, stress, inflamasi dan respons panca indra. 3.Fungsi perawat adalah melakukan intervensi keperawatan serta membina hubungan terapeutik. Intervensi keperawatan bertujuan untuk membantu meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit serta memperbaiki status kesehatan. Falsafah Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang mendasar, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu persepsi atau asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu gambaran atau pandangan terhadap suatu sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah berperan dalam membantu seseorang memahami makna dari pengalaman hidup yang dijalaninya serta berfungsi sebagai penuntun dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah hidup seseorang berkembang melalui dari hasil belajar, hubungan interpersonal, pendidikan formal maupun informal, agam, dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya serta lingkungan. Falsafah keperawatan meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan keperawatan serta falsafah pada institusi pelayanan kesehatan berperan sebagai pedoman utama dalam pemberian asuhan keperawatan. Implementasi peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, pengelola atau peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah keperawatan melalui pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti konsep sehat-sakit, kesehatan, penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika keperawatan. Konsep Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalam dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep. Teori Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangkan konsep, atau defenisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenoma dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan, dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat

2 diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori dapat dikembangkan melalui dua metode dasar yaitu metode induktif dan deduktif. Teori keperawatan menggunakan kedua metode ini. Prose adalah fase kerja dari suatu kerangkan konsep atau suatu teori. Dalam hal ini berlangsung secara sistematis, bertahap dan terus menerus untuk mencapai suatu tujuan. Proses keperawatan adalah contoh aplikasi kerangka konsep dan teori keperawatan. Pendahuluan Myra Estrin Levine ( ) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan. Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga (George, 2002) seperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk artikel An Introduction to Clinical Nursing yang dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun Levine meninggal pada tahun Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan teori keperawatan, tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang mernurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien (George, 2002). 1. A. Model Konservasi Levine Model konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan konservasi model dan prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan penyembuhan. Adapun prinsip konservasi tersebut adalah sbb: 1. Konservasi Energi Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek keperawatan. 2. Konservasi Integritas Struktur Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.

3 3. Konservasi Integritas Personal Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi selama prosedur. 4. Konservasi Integritas Sosial Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi integritas social. TIGA KONSEP UTAMA DARI MODEL KONSERVASI 1. Wholeness (Keutuhan) Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka: Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversified functions and parts within an entirety, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka) Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang terbuka dan cair, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan. 2. Adaptasi Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil. Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan redundancy. Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi historis dan spesificity. Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup. a. Lingkungan Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek

4 fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasi dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti mkroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman. b. Respon organisme Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi, respon terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi. 1) Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera. 2) Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon individu adalah menggunakan energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen yang merugikan, untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan. 3) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan dengan pengaruh yang menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap pelayanan keperawatan. 4) Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya. c. Trophicognosis Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana keperawatan. 3. Konservasi Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi menjelaskan suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang

5 buruk. Dalam pengertian Konservasi juga, bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka. Aplikasi Pada Proses Keperawatan Proses Keperawatan Levin dengan menggunakan pemikiran kritis (Tomey, 2006) Proses Pengkajian Pembuatan keputusan Mengumpulkan data provokatif melalui wawancara dan observasidengan menggunakan prinsip konservasi 1. Konservasi energi 2. Integritas struktur 3. Integritas personal 4. Integritas sosial Perawat mengobservasi pasien dengan melihat respon organisme teradap penyakit, membaca catatan medis, evaluasi hasil diagnostik dan berdiskusi dengan pasien tentang kebutuhan akan bantuannya.n Perawat mengkaji pengaruh lingkungan eksternal dan internal pasien dengan prinsip konservasi. Fakta provokatif yang perlu dikaji: 1. Keseimbangan suplai dan kebutuhan energi 2. Sistem pertahanan tubuh 3. harga diri 4. Kesiapan seseorang dalam berpartisipasi dalam sosial sistem Keputusan à Tropihicognosis Diagnosa keperawatan à menyimpulkan fakta provokatif Fakta provokatif disusun sedemikian rupa untuk menunjukkan kemungkinan dari kondisi pasien. Sebuah kep utusan mengenai bantuan yang dibutuhkan pasien dibuat. Keputusan ini disebut tropihicognosis Hpotesis

6 Mengarahkan intervensi keperawatan dengan tujuan untuk keutuhan dan promosi adaptasi Berdasarkan keputusan, perawat memvalidasi masalah pasien, lalu mengemukakan hipotesis tentang masalah dan solusinya. Ini disebut rencana keperawatan. Intervensi Uji hipotesis Perawat menggunakan hipotesis untuk memberi arah dalam melakukan perawatan. Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip konsevasi, yaitu konservasi energi, struktur, personal dan sosial. Pendekatan ini diharapkan mampu mempertahankan keutuhan dan promosi adaptasi. Evaluasi Observasi repon organisme terhadap intervensi Hasil dari uji hipotesa dievaluasi dengan mengkaji respn organisme apakah hipotesis membantu atau tidak. KETERBATASAN TEORI Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan kesehatan; demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan tidak cocok, ketidakcocoka ini akan menjadi daerah konflik. Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip Conservational Modelditerapkan: 1. Konservasi energi, Levine tujuan adalah untuk menghindari penggunaan energy yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping tempat tidur klien. Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.

7 2. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions; integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan. 3. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis didukung. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu, individu atau klien bunuh diri. 4. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun orang-orang yang terlibat dalam perawatan kesehatannya. Kepustakaan: Añonuevo, C. A., et al. (2005). Theoretical foundations of nursing. University of the Philippines Open University: Quezon City, Philippines. Current Nursing. (n.d.). Nursing theories: Levine s four conservation principles. Diunduh darihttp://currentnursing.com/nursing_theory/levin_four_conservation_principles.htmpada bulan September DeBruin, Debra A. (2004). Looking Beyond the Limitations of Vulnerability : Reforming Safeguards in Research. The American Journal of Bioethics, , Volume 4, Issue 3, 2004, Pages George, J. B. (2002). Nursing theories: Base for professional nursing. (5th ed). Pearson Education. Leach, M.J. (n.d.) Wound management: Using Levine s Conservation Model to guide practice. Vol. 52, Issue No. 8. Diunduh dari: pada bulan September Levine, M. E. (1967). The four conservation principles of nursing. Nursing Forum, 6(1), Levine, M. E. (1967). This I believe: About patient centered care. Nursing Outlook, 15(4),

8 Levine, M. E. (1973). Introduction to clinical nursing. F. A. Davis Company: Philadelphia, PA. Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing theorists and their work. (6th ed.). Elsevier Health Sciences. Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing Theory : utilization & application. Missouri : Mosby *gambar diambil dari Understanding The Work of Nurse Theorist eori Keperawatan Myra E. Levin posting oleh Mochammad idris BIOGRAFI MYRA ESTRIN LEVINE Myra Estrin Levine ( ) lahir di chicago, Illionis. Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sekali sakit (mengalami masalah pada GI/ gastrointestinal) dan memerlukan asuhan keperawatan. Levine lulus dari Bachelor Science of Nursing (BSN) dari Universitas Chicago pada tahun Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah,

9 dan di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga. Seperti di University of Illionis di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikaskan yang termasuk artikel :An Introduction to Clicical Nursing yang dipublikasikan berulang kali pada tahun 1969, 1973 dan Ia jga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun Myra Estrin levine akhirnya meninggal dunia pada tahun1996. Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan teori keperawatan, tetapi ingn menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah endekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dab kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Biografi Myra Estrin Levine ( ) lahir di chicago, Illionis. Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sekali sakit (mengalami masalah pada GI/ gastrointestinal) dan memerlukan asuhan keperawatan. Levine lulus dari Bachelor Science of Nursing (BSN) dari Universitas Chicago pada tahun Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga. Seperti di University of Illionis di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikaskan yang termasuk artikel :An Introduction to Clicical Nursing yang dipublikasikan berulang kali pada tahun 1969, 1973 dan Ia jga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun Myra Estrin levine akhirnya meninggal dunia pada tahun1996. Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan teori keperawatan, tetapi ingn menemukan cara untuk mengajarkan konsepkonsep utama dalam Keperawatan Medikal bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah endekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dab kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien Latar Belakang

10 Berikut akan diberikan contoh teori dari Myra E. Levine. Yang mana Levine melihat individu sebagai makhluk yang makhluk utuh (holistik beings) yang memiliki kemampuan merespon secara organismik sebagai upaya mengadaptasikan diri terhadap lingkungan. Menurut pandangannya, intervensi keperawatan adalah bantuan terhadap klien secara holistik merupakan pusat kegiatan keperawatan, mempercepat proses adaptasi yang turut berperan dalam proses penyembuhan dan pemilihan kesehatan. Pada tahun 1973 ia mengatakan 4 prinsip konservasi (conseravation principles), yaitu : a. Conservation of energy, b. Consevation of structural integrity, c. Conservation of personal integrity dan d. Conservation of social inegrity BAB II MODEL KONSEP DAN TEORI LEVINE Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintgrasi yang berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya, dan intervensi keperawatan suatu aktifitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi pertimbangan kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang keperawatan terdapat empat konservasi diantaranya energi klien, struktur integritas, integritas personal dan integritas sosial, sehingga pendekatan asuhan keperawatan ditujukan pada penggunaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal, dan konservasi itu dilihat sebagai berikut Model Konservasi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwasanya konsep konservasi ini memiliki empat buah konsep, yaitu : Konservasi Energi Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara konstan untuk mempertahankan aktifitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek keperawatan Konservasi Integritas Struktur

11 Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seseorang harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan dan intervensi keperawatan Konservasi Intefritas Persona Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap menghargai tersebutterjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi selama prosedur keperwatan berlangsung Konservasi integritas Kehidupan berarti komunitas sosial dan kesehatan merupakan keadaan sosial yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi integritas sosial Tiga Konsep Utama Model Konservasi Konsep model konservasi juga terdiri dari beberapa bagian yaitu wholeness (Keutuhan), adaptasi, dan konservasi. Dan adapun penjelasan dari ketiganya akan dijabarkan berikut ini Wholeness (Keutuhan) Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka, wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversed functions and parts within an entirely, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam keselruhan, batas-batas yang terbuka). Levine menyatakan bahwa interaksi terus menerusmenerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang tebuka dan cair, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar untuk berfikir holistik, memandang secara keseluruhan seorang individu.

12 Adaptasi Daptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konervasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tak berhasil. Levine mengemukakan tiga karakter adaptasi yaitu historis, spesifisiti dan redunancy. Levine menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin keberhasilan dalam aktifitas kehidupannya yang menunjukan adaptasi historis dan spesifisiti. Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan redunancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup. a. Lingkungan Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, operasional dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasikan dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat mempersesikannya secara langsung, seperti mikroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari budaya, dikarakteristikan dengan keberadaan spiritual, dan ditengah oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman. b. Respon organisme Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi flight atau fight, respon inflamasi, respon terhadap stres dan kewaspadaan persepsi. Fight-flight merupakan respon paling primitif dimana ancaman yang diterima individu auk secara nyata ataupun tidak, merupakan merupakan respon terhadapa ketakutan melalui menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera. Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon individu

13 adalah menggunakan energi sitemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen yang merugikan, untuk al ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan. Respon terhadap stres menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak spesifik pada manusia, perubahan struktural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikan dengan pengaruh yang menyebaban pesien atau individu berespn terhadap pelayanan keperwatan. Kewaspadaan perseptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan pengalaman dalam hidup hnya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktifitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perseptual individu, hanya terjadi sat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya Trophicognosis Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana keperawatan Konservasi Levine mengurikan model konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi menjelaskan suatu sistem yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tentangan yang buruk. Dalam pengertian konservasi juga, bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka. BAB III KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TEORI 3.1. Kelemahan Teori

14 Meskipun kelengkapan teori dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi levine berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan kesehatandemikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus individu dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam keperawatan tidak cocok, ketidakcocokan ini akan menjadi daerah konflik. Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip model konservasi diterapkan. Pada konservasi energi, tujuan Levine adalah untuk menghindari penggunaan energi yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakt samping tempat tidur klien. Dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD (Attention-Defict Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku. Pda konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi. Ini sekali lagi memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat tambahan patudara dan liposuctions, integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan epuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikia, proedur tidak boleh dipromosikan. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu individu atau klien bunuh diri. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang

15 signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yagn tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus disini adalah tidak lagi pasien sendiri tetapi orangorang yang terlibat dalam perawatansakit samping tempat tidur klien. Dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti pasien lumpu, teori lavine itu tak dapat berlaku Kelebihan dari Teori Lavine Pada teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan klien mempunyai partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam penjadwalan keperawatan. Dan perawat yang dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara penuh. Dengan didukung dari klien yang mampu beradaptasi dan melakukan persepsi dengan normal. DAFTAR PUSTAKA A onuevo, C. A., et al. (2005). Theoretical foundations of nursing. University of the ῆ Philippines Open University: Quezon city, Philippines. Current Nursing. (n.d.). Nursing theorities: Levine s four conservation principles. Downloaded from, at September

16 Model Keperawatan Mira E. Levine Diposkan oleh Rizki Kurniadi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi profesi lain. Tugas ini akan terasa berat bila perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri untuk menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat.

17 dari berbagai tingkatan usia.aplikasi proses keperawatan menurut konsep teori Levine di Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan memahami bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat melaksanakan asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang telah dilakukan pada klien adalah penerapan konsep teori Levine. Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Levine diilapangan atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Levine dapat diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Levine dalam manajemen Asuhan Keperawatan 2. Tujuan Khusus a. Memahami konsep model teori Levine b. Mampu menghubungkan model konsep Levine dengan proses keperawatan c. Mampu mengevaluasi/menilai proses keperawatan di RS dengan konsep Levine d. Mendapatkan gambaran kondisi pelaksanaan konsep Levine di RS BAB II TEORI MYRA E. LEVINE A. Model Keperawatan

18 Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi atau semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan besarnya kemampuan partisipasi klien dalam perawatan. dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua metoda yaitu interview dan observasi. dalam pengkajian berfokus pada klien, keluarga, anggota lainnya, atau hanya mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam membantu memecahkan permasalahan kesehatanklien. Hal ini juga mempengaruhi kesiapan klien dalam menghadapi lingkungan eksternal. Menurut Levine, jika anggota keluarga membutuhkan suatu perjanjian maka keluarga harus menjadi sasaran pengkajian. Dalam pengkajian menyeluruh, perawat menggunakan empat prinsip teori Levine yang disebut pedoman pengkajian. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan pemeliharaan integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu nutrisi, istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang lain, pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa sistem tubuh, emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang integritas struktur klien yaitu pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan integritas sosial yakni : proses keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain atau masyrakat. Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh. Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya. Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan akhir. Kesimpulannya mutu adalah sangat penting diaplikasikan dalam teori ini untuk mencapai tujuan klinik. Dasar dari pendapat ini adalah : 1. Posisi ketergantungan dari klien sebagai akibat dari sakit atau bantuan kesehatan yang membutuhkan bantuan perawatan.

19 2. Tanggung jawab perawat untuk memonitor kondisi klien dalam mengatur keseimbangan antara intervensi keperawatan dan partisipasi klien dalam perawatan. Perawat sebagai individu harus melibatkan klien dalam aktivitas pengkajian dasar dan kemampuan partisipasi klien dalam mencapai tujuan akhir. Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai kondisii sehat. Dalam fase perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan : 1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan. 2. Menentukan tingkat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai tujuan. Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian tahapan dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori, dan pengetahuan tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat harus meningkatkan kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan mengidentifikasi tingkat partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan lain. Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien. Data dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien. Teori Levine menyatakan bahwa : 1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan. 2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien. Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan perawatan. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi perawatan yaitu tentang pengobatan atau support. Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan kesehatan membutuhkan intervensi perawatan. B. Paradigma Keperawatan

20 Levine menekankan kebutuhan dalam memandang individu sebagai makhluk holistik yang termasuk individu sebagai makhluk yang kompleks. Dia mendefinisikan perawatan berdasarkan pada ketergantungan/ hubungan manusia dengan orang lain. Besarnya ketergantungan ini membuatnya merencanakan empat prinsip konservasi yakni kebutuhan energi dan pemakaiannya, integritas sosial, integritas struktur, integritas personal. Manusia tergantung pada yang lain pada semua aspek kehidupan, makanan, keamanan, rekreasi dan penghargaan. Levine mengharapkan seorang perawat : 1. mengetahui kekomplekan interaksi 2. mendukung dalam mempertahankan atau memulihkan hubungan saat klien mengalami gangguan kesehatan. Keseimbangan yang normal berubah saat sakit dan klien akan berusaha mengatasi stress nya dan mungkin menunjukkan perubahan pola tingkah laku dan fungsi. Seorang perawat harus mempersepsikan pertanggung jawaban dalam membantu klien untuk mengadaptasi perubahan kearah cara pemeliharaan kesehatan yang positif. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses perawatan. Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien. Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama. Pengaruh masyarakat atau lingkungan dalam teori Levine sangat penting. Inti dari definisi teori Levine bahwa perawatan adalah interaksi antara manusia, ia menggunakan konsep adaptasi dan peningkatan respon tubuh melalui pendekatan sistem.

21 B. Saran 1) Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa keperawatan 2) Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan. DAFTAR PUSTAKA Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta. TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence Nightingale mulai menulis catatan di atas keperawatan, teori lebih banyak dan model tentang profesi keperawatan berkembang selama dekade terakhir, salah satunya adalah Myra Levine Konservasi Teori yang diselesaikan pada Myra Estrin Levine ( ) lahir di Chicago, Illinois. Dia adalah tertua dari tiga anak. Dia punya satu kakak dan satu adik. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya (yang memiliki masalah gastrointestinal) sering sakit-sakitan dan membutuhkan perawatan pada banyak kesempatan. Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar BS dalam keperawatan dari University of Chicago pada tahun Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat tugas pribadi, sebagai perawat sipil untuk Angkatan Darat AS, sebagai pengawas perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar MS dalam keperawatan di Wayne State University pada tahun 1962, ia

22 mengajar keperawatan di berbagai lembaga (George, 2002) seperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Dia menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk "An Introduction to Clinical Nursing" dengan beberapa publikasi tahun pada tahun 1969, 1973 & Dia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Loyola pada tahun Dia meninggal pada tahun B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Memenuhi tugas mata ajar Konsep Dasar Keperawatan. 2. Untuk mengetahui konsep teori sistem model Mery Levine. C. Ruang Lingkup Penulisan Dalam penulisan makalah ini penulis hanya membatasi penulisan tentang Teori Sistem Model Neuman. D. Metode Penulisan Penulisan makalah ini diperoleh dengan study kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur yang ada, untuk mendapatkan bahan dalam pembuatan makalah. E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dari penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab yaitu : Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, Tujuan Penulisan, Ruang Lingkup Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan. Bab II: Tinjauan Teoritis yang terdiri dari sumber-sumber teori Mery Levine. Komposisi Model konversi, Konsep utama, Konsep Kunci, Asumsi, Pembatasan, Evaluasi. Bab III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Levine mengatakan kepada orang lain bahwa dia tidak berangkat untuk mengembangkan sebuah "teori keperawatan" tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam perawatan medis bedah dan berusaha untuk mengajar siswa gelar associate pendekatan baru untuk kegiatan menyusui sehari-hari. Levine juga ingin pindah dari praktik pendidikan keperawatan yang sangat prosedural berorientasi dan kembali fokus pada pemecahan masalah aktif dan perawatan pasien individual (George, 2002).

23 BAB II TINJUAN TEORITIS A. KOMPOSISI MODEL KONSERVASI Levine's Conservation Model difokuskan dalam mempromosikan adaptasi dan mempertahankan keutuhan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Panduan Model perawat untuk fokus pada pengaruh dan tanggapan pada tingkat organismic. Perawat menyelesaikan tujuan model melalui konservasi energi, struktur, dan integritas pribadi dan sosial (Levine, 1967). Meskipun konservasi adalah dasar hasil yang diharapkan saat model yang digunakan, Levine juga membahas dua konsep penting lainnya penting untuk penggunaan model nya - adaptasi dan keutuhan. Adaptasi adalah proses perubahan, dan konservasi adalah hasil dari adaptasi. Adaptasi adalah proses dimana pasien mempertahankan integritas dalam realitas lingkungan (Levine, 1966, 1989a). Adaptasi ini dicapai melalui "penggunaan hemat, ekonomi, berisi, dan dikendalikan sumber daya lingkungan dengan individu dalam bunga-nya yang terbaik" (Levine, 1991, hal 5). Keutuhan didasarkan pada Erikson (, 1964 hal 63) uraian tentang keutuhan sebagai sistem terbuka: "Keutuhan menekankan suara, organik, kebersamaan progresif antara fungsi beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka dan cairan." Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa "interaksi gencar organisme individu dengan lingkungannya ini merupakan sebuah sistem terbuka dan cairan ', dan kondisi kesehatan, keutuhan, terjadi ketika interaksi atau adaptasi konstan terhadap lingkungan, izin kemudahan jaminan integritas... di semua dimensi kehidupan "ini dinamis terus menerus, interaksi terbuka. antara lingkungan internal dan eksternal memberikan dasar untuk berpikir holistik, pandangan dari individu secara keseluruhan. Konservasi, di sisi lain, adalah produk adaptasi. Konservasi dari conservatio kata Latin, yang berarti "untuk tetap bersama-sama" (Levine, 1973). "Konservasi menggambarkan cara sistem kompleks dapat terus berfungsi bahkan ketika sangat menantang." (Levine, 1990, hal

24 192). Melalui konservasi, individu dapat menghadapi kendala, beradaptasi sesuai, dan mempertahankan keunikan mereka. "Tujuan dari konservasi adalah kesehatan dan kekuatan untuk menghadapi kecacatan" sebagai "... aturan konservasi dan terus integritas "dalam semua situasi di mana menyusui membutuhkan" (Levine, 1973, hlm ). Fokus utama dari konservasi adalah menjaga keutuhan bersama dari individu. Meskipun intervensi keperawatan mungkin berurusan dengan satu prinsip konservasi particualr, perawat juga harus mengakui pengaruh prinsip-prinsip konservasi lainnya (Levine, 1990). B. KONSEP UTAMA Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan. Seperti dia Konservasi Model, semua berbagi teori empat konsep pusat atau utama: orang, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena akan dibahas di bawah. 1. Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan dan integritas dan satu "yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa lalu-sadar." The keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup "individu memiliki artinya hanya dalam konteks kehidupan sosial "(Levine, 1973, hal 17). Orang juga digambarkan sebagai individu yang unik dalam persatuan dan kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem. 2. Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Individu telah baik lingkungan internal dan eksternal. 3. Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari individu dan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga adalah integrasi dari fungsi tubuh yang menyerupai homeorrhesis daripada homeostasis dan tunduk terhadap tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk energi. 4. Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional, dan konseptual. Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal yang individu menanggapi dengan organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya, suara, sentuhan, suhu, kimia perubahan yang berbau atau terasa, dan rasa posisi dan keseimbangan. Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Dengan kata lain, unsur-unsur fisik dapat mempengaruhi

25 individu tetapi tidak dirasakan oleh kedua. Lingkungan konseptual adalah bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan konsep dan penemuan dan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan berpikir dan pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, etnis dan tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang berasal dari pengalaman hidup. 5. Kesehatan dan penyakit adalah pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan dan kesatuan dan "merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan. Levine (1991, hal 4) menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan sebagai: "... yang jalan kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya sendiri... Ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak kembali ke hood diri, dimana perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnya, dan individu bebas untuk mengejar sekali lagi atau kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. "Di sisi lain, penyakit adalah" tidak diatur dan tidak disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi ". 6. Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia" (Levine, 1973, hal.1). "Perawat itu masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana saat-saat berbagi dalam waktu beberapa sepele, beberapa dramatis-daun tandanya selamanya pada setiap pasien" (Levine, 1977, hal 845). Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan (kesehatan). 7. Seperti telah disebutkan di atas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara di mana orang dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah fit dari orang dengan kesulitan nya waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik membuat konservasi yang mungkin terjadi pada berbagai tingkatan; molekuler, fisiologis, emosional, psikologis, dan sosial. Tanggapan ini didasarkan pada tiga faktor (Levine, 1989): historisitas, spesifisitas dan redundansi. C. KONSEP KUNCI (Konservasi prinsip) Inti, atau konsep sentral, teori Levine adalah konservasi (Levine, 1989). Ketika seseorang dalam keadaan konservasi, itu berarti bahwa respon adaptif individu menyesuaikan perubahan produktif, dan dengan pengeluaran sedikit usaha, sambil menjaga fungsi optimal dan identitas. Konservasi yang berhasil dicapai melalui aktivasi jalur adaptif dan perilaku yang sesuai untuk berbagai tanggapan yang dibutuhkan oleh manusia berfungsi.

26 Myra Levine menggambarkan Empat Prinsip Konservasi. Prinsip-prinsip ini berfokus pada pelestarian keutuhan individu. Dia menganjurkan bahwa keperawatan adalah interaksi manusia dan prinsip-prinsip konservasi yang diusulkan empat keperawatan yang berkaitan dengan persatuan dan integritas individu. kerangka nya meliputi: energi, integritas struktural, integritas pribadi, dan integritas sosial. D. ASUMSI Model Myra Levine juga membahas pernyataan lain dan asumsi: * Perawat menciptakan lingkungan di mana penyembuhan dapat terjadi * Seorang manusia lebih dari jumlah bagian * Manusia merespons dengan cara yang dapat diprediksi * Manusia adalah unik dalam respon mereka * Manusia tahu dan menilai benda-benda, situasi dan kondisi * Manusia yang rasa, mencerminkan, alasan dan memahami * Tindakan Manusia adalah ditentukan diri sendiri bahkan ketika emosi * Manusia mampu memperpanjang refleksi melalui strategi seperti itu * Seorang manusia memiliki kesatuan dalam tanggapannya terhadap lingkungan * Ada perintah dan kelangsungan untuk mengubah hidup adalah tidak acak * Seorang manusia menanggapi organismically dengan cara yang selalu berubah E. PEMBATASAN Meskipun kelengkapan aplikasi dan luas teori Levine, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh, model konservasi Levine berfokus pada penyakit dibandingkan dengan kesehatan, dengan demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi menyajikan individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine memiliki fokus saat ini dan jangka pendek dan tidak mendukung promosi kesehatan dan prinsip-prinsip pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada pasien ketergantungan.

TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE

TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence Nightingale mulai menulis catatan di atas keperawatan, teori lebih banyak

Lebih terperinci

Konsep dan Teori Keperawatan menurut para ahli

Konsep dan Teori Keperawatan menurut para ahli Konsep dan Teori Keperawatan menurut para ahli Konsep dan teori dalam keperawatan. Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas empat konsep yang berpengaruh dan menentukan kualitas praktik keperawatan

Lebih terperinci

1. HIYAL KHAIRUNIZAR 2. ISMAYANI 3. RAMADHAN PUTRA

1. HIYAL KHAIRUNIZAR 2. ISMAYANI 3. RAMADHAN PUTRA 1. HIYAL KHAIRUNIZAR 2. ISMAYANI 3. RAMADHAN PUTRA STIKES DARUSSALAM LHOKSEUMAWE PRODI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan

Lebih terperinci

KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY

KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY TINJAUAN PUSTAKA KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY Salbiah* ABSTRAK Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King Imogene M. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI

Lebih terperinci

Ringkasan Teori-teori Keperawatan

Ringkasan Teori-teori Keperawatan Ringkasan Teori-teori Keperawatan Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi

Lebih terperinci

GRAND THEORY BETTY NEUMAN. KLP II Ayu Lestari Rasdin Suarni Tutik Agustini Mardin Paridah Lairing Andan Firmansyah

GRAND THEORY BETTY NEUMAN. KLP II Ayu Lestari Rasdin Suarni Tutik Agustini Mardin Paridah Lairing Andan Firmansyah GRAND THEORY BETTY NEUMAN KLP II Ayu Lestari Rasdin Suarni Tutik Agustini Mardin Paridah Lairing Andan Firmansyah Grand teori Grand teori adalah struktur konseptual model keperawatan yang hampir abstrak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut

Lebih terperinci

makalah teori keperawatan

makalah teori keperawatan makalah teori keperawatan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep

Lebih terperinci

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp.

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp. FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp. Definisi Keperawatan Dawat Darurat: Pelayanan profesional yg didasarkan pada ilmu kqperawatan gawat darurat

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun

PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN Sumijatun Beberapa Teori Penting yg terkait dgn Man. Keperawatan : Teori Boulding Paradigma Keperawatan Model Konseptual Keperawatan 9 teori penting dlm man kep : Menurut

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI MODEL ADAPTASI ROY

BAB II TINJAUAN TEORI MODEL ADAPTASI ROY BAB II TINJAUAN TEORI MODEL ADAPTASI ROY 2.1. Sejarah Roy lahir pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Roy menyelesaikan pendidikan Diploma Keperawatan pada tahun 1963 di Mount Saint

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan yang dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi setiap individu. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di segala kehidupan. Tidak orang semua orang

Lebih terperinci

3. Model System Henderson Keperawatan menurut Henderson di deinisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan

3. Model System Henderson Keperawatan menurut Henderson di deinisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan Konsep Keperawatan Menurut Para Ahli Posted 26 January 2013 by Rahma Muti Hidayah in Uncategorized. Leave a Comment 1. Model system Dorothea Orem Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan

Lebih terperinci

9/27/2014 STRES DAN ADAPTASI DEWI BARIRIET BAROROH

9/27/2014 STRES DAN ADAPTASI DEWI BARIRIET BAROROH STRES DAN ADAPTASI DEWI BARIRIET BAROROH 1 LEARNING OUTCOMES: Mendiskusikan tentang stres, ansietas dan adaptasi beserta akibatnya terhadap kesehatan Mengidentifikasikan faktor yang mempengaruhi respon

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI

Lebih terperinci

KONSEP SEHAT SAKIT. Disampaikan Pada Perkuliahan Konsep Dasar Keperawatan II Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM Semester Ganjil 2010/2011

KONSEP SEHAT SAKIT. Disampaikan Pada Perkuliahan Konsep Dasar Keperawatan II Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM Semester Ganjil 2010/2011 KONSEP SEHAT SAKIT Disampaikan Pada Perkuliahan Konsep Dasar Keperawatan II Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM Semester Ganjil 2010/2011 A. DEFINISI SEHAT MENURUT : 1. WHO ( 1947 ) - Sehat suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang

Lebih terperinci

Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory ( leininger, 1978) Teori ini berasal dari disiplin ilmu

Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory ( leininger, 1978) Teori ini berasal dari disiplin ilmu Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory ( leininger, 1978) Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan.

Lebih terperinci

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014 adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

TEORI / KONSEP YG TERKAIT DGN MANAJEMEN KEPERAWATAN

TEORI / KONSEP YG TERKAIT DGN MANAJEMEN KEPERAWATAN TEORI / KONSEP YG TERKAIT DGN MANAJEMEN KEPERAWATAN Sumijatun Beberapa Teori Penting yg terkait dgn Man. Keperawatan : Teori Boulding Paradigma Keperawatan Model Konseptual Keperawatan 9 teori penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. Ini menjadi prinsip keperawatan bahwa asuhan keperawatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Ensiklopedi Amerika mengartikan perilaku sebagai suatu aksireaksi organism terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

. Riwayat Hildegard E.Peplau

. Riwayat Hildegard E.Peplau . Riwayat Hildegard E.Peplau Hildegard peplau( Hilda) di lahirkan di reading pennisylvia merupakan keluarga imigran dari jerman. Dia merupakan anak kedua dari 6 bersaudara. Ayahnya seorang pekerja keras

Lebih terperinci

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER SEJARAH PROSES KEPERAWATAN RAHMAD GURUSINGA Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Perawat yang dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum mengenal proses keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (WHO, 2001). Hal ini berarti seseorang dikatakan sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pencapaian keoptimalan derajat kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian kecerdasan emosional Kecerdasan emosional, secara sederhana dipahami sebagai kepekaan mengenali dan mengelola perasaan sendiri dan orang

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON

APLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON APLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON Jean Watson lahir pada tahun 1940, dia adalah Bachelor of Science dalam Keperawatan, Master of Science dalam Psychiatric / Mental Health Nursing dari University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TELAAH PUSTAKA 1. MINAT a. Pengertian minat Menurut Purwanto (2001) minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan

Lebih terperinci

TEORI MODEL KEPERAWATAN FAYE GLENN ABDELLAH

TEORI MODEL KEPERAWATAN FAYE GLENN ABDELLAH TEORI MODEL KEPERAWATAN FAYE GLENN ABDELLAH OLEH: 1. Dian Gustie Aprimavista (04101003019) 2. Falentina Dwi Citra (04101003049) 3. Nopriansyah (04101003007) 4. Ronita Sitanggang (04101003030) 5. Herlinda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama

Lebih terperinci

A. Mata Kuliah Nursing Theorist

A. Mata Kuliah Nursing Theorist A. Mata Kuliah Nursing Theorist B. Capaian Pembelajaran Praktikum Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu: 1. Menganalisis komunikasi terapeutik dan helping relationship dalamkonteks hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Family Centered Care Dalam paradigma keperawatan anak, anak merupakan individu yang masih bergantung pada lingkungan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan yang dengan segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan mencapai

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres dialami oleh setiap orang dengan tidak mengenal jenis kelamin, usia, jabatan, kedudukan, atau status sosial ekonomi. Tanggapan dan tingkat stres dapat bervariasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari

Lebih terperinci

EKSPLORASI RISET KEPERAWATAN

EKSPLORASI RISET KEPERAWATAN EKSPLORASI RISET KEPERAWATAN Riset Keperawatan? Riset (penelitian) Proses pencarian kebenaran yang belum terungkap secara sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) Riset keperawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) A. PENGERTIAN Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang individu tidak melihat ada alternative

Lebih terperinci

Tujuan Legeslasi: 1.Memperthankan kualitas pelayanan 2.Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profesionalime

Tujuan Legeslasi: 1.Memperthankan kualitas pelayanan 2.Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profesionalime PEMBAHASAN Tujuan: Suatu persyaratan untuk melaksanakan praktek bidan perorangan dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai degan ketentuan 2 yang sudah ditetapkan dalam per undang-undagan serta memberikan

Lebih terperinci

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA BY: BASYARIAH LUBIS, AMKeb, sst, mkes Makhluk Yang Utuh atau paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial & Spiritual. Makhluk Biologis : Sistem organ tubuh Lahir, tumbang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Sepanjang daur kehidupan tidak terlepas dari situasi yang dapat mempengaruhi respon emosi individu. Salah satu situasi yang mempengaruhi emosi individu adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Caring Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE STUDI KASUS

BAB 3 METODE STUDI KASUS BAB 3 METODE STUDI KASUS 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Rancangan penelitian deskriptif bertujuan untuk menerangkan

Lebih terperinci

The Sunrise Model ( Model matahari terbit)

The Sunrise Model ( Model matahari terbit) The Sunrise Model ( Model matahari terbit) Sunrise Model dari teori Leininger dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Matahari terbit sebagai lambang/ symbol perawatan. Suatu kekuatan untuk memulai pada

Lebih terperinci

PARADIGMA KEPERAWATAN

PARADIGMA KEPERAWATAN PARADIGMA KEPERAWATAN Jenti Sitorus, SST PARADIGMA KEPERAWATAN The paradigmsis the way we perceive the world the paradigms explain the worlds to us on predict is behavior ( Adam Smith 1975 ) Paradigma

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN Hunt Jeniffer dan Mark Rencana asuhan keperawatan adalah catatan yang berisi tentang intervensi dan rencana keperawatan.

A. PENGERTIAN Hunt Jeniffer dan Mark Rencana asuhan keperawatan adalah catatan yang berisi tentang intervensi dan rencana keperawatan. A. PENGERTIAN Hunt Jeniffer dan Mark Rencana asuhan keperawatan adalah catatan yang berisi tentang intervensi dan rencana keperawatan. Mayer Rencana asuhan keperawatan adalah pengkajian dan pengidentifikasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini terjadi fenomena dimana banyak berdiri akademi keperawatan, termasuk banyak perguruan tinggi yang mulai membuka program studi keperawatan, mulai dari tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

PROSES KEPERAWATAN DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL Oleh : Sri Setiyarini. I. PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN dan PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

PROSES KEPERAWATAN DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL Oleh : Sri Setiyarini. I. PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN dan PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL PROSES KEPERAWATAN DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL Oleh : Sri Setiyarini I. PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN dan PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL PROSES KEPERAWATAN Merupakan pendekatan yang berorientasi

Lebih terperinci

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2.1 Definisi Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik

Lebih terperinci

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan

Lebih terperinci

PROSES KEPERAWATAN DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL OLEH : SRI SETIYARINI. I. PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN DAN PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

PROSES KEPERAWATAN DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL OLEH : SRI SETIYARINI. I. PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN DAN PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL PROSES KEPERAWATAN DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL OLEH : SRI SETIYARINI. I. PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN DAN PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL PROSES KEPERAWATAN DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai menulis tentang fenomena yang terus-menerus tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

manusia yang holistik; kedua, bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan;

manusia yang holistik; kedua, bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan; Falsafah dan Paradigma Keperawatan By.Rahmad Gurusinga, S.Kep.,Ns.,M.Kep Falsafah Keperawatan Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL DISTRES SPIRITUAL DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL DISTRES SPIRITUAL DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL DISTRES SPIRITUAL DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB II TINJAUAN TEORISTIS BAB II TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Perilaku Caring 2.1.1 Pengertian Caring Perawat Menurut Carruth, dalam Nurachmah (2001) asuhan keperawatan yang bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta membahayakan hidup bagi pasien dan keluarga yang mengancam keadaan stabil dari ekuibrium internal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Darurat dituntut untuk memiliki kecekatan, keterampilan dan kesiagaan setiap saat (Mahwidhi, 2010). Para perawat tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Morits (dalam Jayanti, 2009) mengatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Morits (dalam Jayanti, 2009) mengatakan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang unik karena berbaur antara padat teknologi, padat karya dan padat modal (Jayanti, 2009). Menurut Dahlan yang dikutib dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang munculnya topik penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan menguraikan satu-persatu bagian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Dosen 1.1 Definisi Dosen Menurut Undang-undang Nomor 14 (2005 dalam Dikti, 2010) mengenai Guru dan Dosen dijelaskan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1. Pengetahuan 1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG. Konsep Keperawatan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG. Konsep Keperawatan RENCANA SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG KODE MK RUMPUN MK SKS = 3 SKS SEMESTER DIREVISI Konsep Keperawatan Konsep Dasar Keperawatan T =

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural.

BAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh memiliki pusat pengaturan yang diatur oleh otak. Otak merupakan organ paling besar dan paling kompleks pada sistem saraf. Sistem saraf merupakan sistem fungsional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tingkat Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari seseorang setelah menggunakan panca indera baik itu indra penglihatan, pendengaran,

Lebih terperinci

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kulit sehat memiliki risiko mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor mekanis, bahan kimia, vaskular, infeksi, alergi, inflamasi, penyakit sistemik, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika kulit terpapar suhu atau ph, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi.

BAB I PENDAHULUAN. ketika kulit terpapar suhu atau ph, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit terpapar suhu atau ph, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Keperawatan adalah Rangkaian teori dan praktekk yang bertujuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Keperawatan adalah Rangkaian teori dan praktekk yang bertujuan dalam BAB I PENDAHULUAN Ilmu Keperawatan adalah Rangkaian teori dan praktekk yang bertujuan dalam peningkatan kualitas pelayanann pada klien. Mendalami ilmu dan mempelajarinya berarti membekali diri dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah individu unik yang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah

Lebih terperinci