UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KESALAHAN TRANSAKSI PADA TELLER BANK BRI UNIT X DENGAN METODE SYSTEMATIC HUMAN ERROR REDUCTION AND PREDICTION APPROACH (SHERPA) SKRIPSI MIRA MARFUANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI DEPOK DESEMBER

2 ii UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KESALAHAN TRANSAKSI PADA TELLER BANK BRI UNIT X DENGAN METODE SYSTEMATIC HUMAN ERROR REDUCTION AND PREDICTION APPROACH (SHERPA) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik MIRA MARFUANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI DEPOK DESEMBER 2010 ii

3 iii HALAMAN PERYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : Mira Marfuana NPM : Tanda Tangan : Tanggal : 28 Desember 2010 iii

4 iv HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh : Nama : Mira Marfuana NPM : Departemen : Teknik Industri Juduk Skripsi : Analisis Kesalahan Transaksi pada Teller Bank BRI Unit X dengan Metode Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA) Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia DEWAN PENGUJI Pembimbing : Ir. Erlinda Muslim, MEE (... ) Penguji : Ir. Isti Surjandari, Ph.D (... ) Penguji : Ir. Fauziah Dianawati, MSi (... ) Penguji : Komarudin, ST, M.Eng (... ) Ditetapkan di : Depok Tanggal : 28 Desember 2010 iv

5 v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Industri pada Fakultas Teknik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : (1) Ibu Ir. Erlinda Muslim, MEE, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini (2) Bapak Ir. Boy Nurtjahyo Moch., MSIE yang telah banyak memberikan pengarahan kepada penulis (3) Bapak Ir. Yadrifil M.Sc., selaku pembimbing akademis (4) Pihak Bank BRI unit X telah membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan, (5) Seluruf staff Teknik Industri UI, yang telah banyak membantu (6) Seluruh teman ekstensi TI UI 2008 atas kebersamaannya selama ini dan yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. (7) Bapak, Ibu, serta keluarga atas seluruh dukungan baik moral maupun spiritual (8) Fahrul Maulana atas segala perhatian dan semangatnya. Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Depok, 28 Desember 2010 Penulis v

6 vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Mira Marfuana NPM : Program Studi Departemen Fakultas Jenis Karya : Teknik Industri : Teknik Industri : Teknik : Skripsi Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Analisis Kesalahan Transaksi pada Teller Bank BRI Unit X dengan Metode Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA) Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini berhak menyimpan, mengalih media / format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilih Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada tanggal : 28 Desember 2010 Yang menyatakan (Mira Marfuana) vi

7 vii ABSTRAK Nama Jurusan Judul : Mira Marfuana : Teknik Industri : Analisis Kesalahan Transaksi pada Teller Bank BRI Unit X dengan Metode Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA) Human error tidak dapat dihilangkan, namun dapat diminimalisir. Pada penelitian ini diperoleh tahap tugas yang dapat menyebabkan atau di prediksi menyebabkan kesalahan transaksi dengan menggunakan metode Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA). Sebagai input dari metode SHERPA dilakukan Hierarchical Task Analysis (HTA) untuk mengetahui tahap tugas transaksi teller. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, semua tahap tugas transaksi dapat menyebabkan kesalahan namun yang paling kerap terjadi dengan tingkat kekritisan masalah yang tinggi adalah tahap menghitung uang. Kata kunci : Teller, transaksi, Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA), Hierarchical Task Analysis (HTA) vii

8 viii ABSTRACT Name Major Title : Mira Marfuana : Industrial Engineering : Analysis of Error Transactions at Teller Bank BRI Unit X with Method Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA) Human error can not be eliminated, but can be minimized. In this study, obtained by phase task that may cause or lead to errors in the prediction of the transaction by using the method of Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach(Sherpa). As input from the SHERPA method performed Hierarchical Task Analysis (HTA) to determine the stage of the task teller transactions. Based on the results of the analysis, all phases of transaction tasks can cause errors but most often occurs with a high level of criticality problems is the stage of counting the money Keywords: Teller, transactions, Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA), Hierarchical Task Analysis (HTA) viii

9 ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... v ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Diagram Keterkaitan Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Metodologi Penelitian Sistematika Penulisan LANDASAN TEORI Teller Pengertian Jenis-jenis Teller Sistem Multi Teller Tugas dan Tanggung Jawab Peralatan Teller Sikap Teller Resiko Kas dan Teller Human Error Sebab-sebab Human Error Klasifikasi Human Error METODE SHERPA (Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach Prosedur SHERPA PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Profil Perusahaan BRI unit Desain Penelitian Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data ix

10 x Pengumpulan Data Pengolahan Data Hierarchical Task Analysis Klasifikasi Tugas Identifikasi Kesalahan Manusia (HEI) Analisis Konsekuensi Analisis Pemulihan Analisis Kekerapan Analisis Kekritisan Analisis Remedy Tabulasi SHERPA ANALISA DATA Deskripsi Teller Jumlah Transaksi Jenis Kesalahan SHERPA Output Tahap Memanggil Nama Nasabah Tahap Konfirmasi Tahap Input Kode Transaksi Tahap Input Data Transaksi Tahap Menerima dan Menghitung Uang Tahap Print Out Tahap Validasi oleh Teller Klasifikasi Tahap Tugas Transaksi Berdasarkan Tingkat Kekerapan dan Kekritisan Masalah KESIMPULAN DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN x

11 xi DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Diagram Keterkaitan Masalah... 3 Gambar 1.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian... 6 Gambar 2.1 Diagram Alir Metode SHERPA Gambar 3.1 Struktur Organisasi BRI Unit Gambar 3.2 HTA Transaksi Penyetoran Gambar 3.3 HTA Transaksi Penyetoran (lanjutan) Gambar 3.4 HTA Transaksi Penarikan Gambar 3.5 HTA Transaksi Penarikan (lanjutan) Gambar 4.1 Indeks Kesalahan Transaksi Teller Gambar 4.2 Grafik Rerata Kesalahan Berdasarkan Jenis Kesalahan Transaksi 49 Gambar 4.3 HTA Tahap Tugas Memanggil Nama Nasabah Gambar 4.4 HTA Tahap Konfirmasi Transaksi Penyetoran Gambar 4.5 HTA Tahap Konfirmasi Transaksi Penarikan Gambar 4.6 HTA Tahap Konfirmasi Penulisan Slip Transaksi Penarikan Gambar 4.8 HTA Tahap Input Kode Transaksi Gambar 4.9 HTA Tahap Input Data Transaksi Gambar 4.10 HTA Menerima dan Menghitung Uang Gambar 4.11 HTA Tahap Print Out Gambar 4.12 HTA Tahap Validasi oleh Teller xi

12 xii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Taksonomi Kesalahan Kredibel Tabel 2.2 Contoh SHERPA Output Tabel 3.1 Kebutuhan Data dan Metode Pengolahan Data Tabel 3.2 Deskripsi Tingkat Kekerapan Kesalahan Transaksi Tabel 3.3 Tabulasi Frekuensi Jenis Kesalahan Transaksi Teller Tabel 3.4 Tingkat Kekritisan Masalah Tabel 3.5 Keterangan Tahap Tugas Transaksi Teller Tabel Keterangan Tahap Tugas Transaksi Teller (lanjutan) Tabel Keterangan Tahap Tugas Transaksi Teller (lanjutan) Tabel 3.6 SHERPA Output Transaksi Penyetoran Tabel SHERPA Output Transaksi Penyetoran (lanjutan) Tabel SHERPA Output Transaksi Penyetoran (lanjutan) Tabel SHERPA Output Transaksi Penyetoran (lanjutan) Tabel SHERPA Output Transaksi Penyetoran (lanjutan) Tabel SHERPA Output Transaksi Penyetoran (lanjutan) Tabel 3.7 SHERPA Output Transaksi Penarikan Tabel SHERPA Output Transaksi Penarikan (lanjutan) Tabel SHERPA Output Transaksi Penarikan (lanjutan) Tabel SHERPA Output Transaksi Penarikan (lanjutan) Tabel SHERPA Output Transaksi Penarikan (lanjutan) Tabel 4.1 Data Deskripsi Teller Tabel 4.2 Indeks Kesalahan Transaksi Terhadap Jumlah Transaksi Teller.. 48 Tabel 4.3 Perbedaan Tahap Tugas Transaksi Teller Tabel Perbedaan Tahap Tugas Transaksi Teller (lanjutan) Tabel Perbedaan Tahap Tugas Transaksi Teller (lanjutan) Tabel 4.4 SHERPA Output Tahap Memanggil Nama Nasabah Tabel 4.5 SHERPA Output Tahap Konfirmasi Transaksi Penyetoran Tabel 4.6 SHERPA Output Tahap Konfirmasi Transaksi Penarikan Tabel 4.7 SHERPA Output Tahap Konfirmasi Penulisan Slip Transaksi Penarikan Tabel 4.8 SHERPA Output Tahap Input Kode Transaksi Tabel 4.9 SHERPA Output Tahap Input Data Transaksi Tabel 4.10 SHERPA Output Tahap Menerima dan Menghitung Uang Tabel 4.11 SHERPA Output Tahap Print Out Tabel 4.12 SHERPA Output Validasi Tabel 4.13 Klasifikasi Tahap Tugas Transaksi Berdasarkan Tingkat Kekerapan dan Kekritisan xii

13 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Frekuensi Kesalahan Pada Setiap Teller xiii

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu bangsa. Meski dapat dikatakan bahwa pada dasarnya bank hanya melaksanakan tugas distribusi karena bertindak sebagai perantara pemilik dana sebagai peminjam, namun secara luas bank dapat dianggap sebagai jantung dari struktur perekonomian yang kompleks. Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank dituntut agar mampu memberikan pelayanan yang berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah melalui pelayanan yang berorientasikan pada kepuasan nasabah. Salah satunya adalah kualitas pelayanan frontliner terhadap para nasabah. Teller merupakan frontliner karena dianggap sebagai garis "depan" dalam bisnis perbankan. Hal ini dikarenakan teller adalah salah satu personil pertama yang dilihat nasabah saat memasuki sebuah banking hall. Dengan kata lain semua transaksi finansial baik yang bersifat tunai (setoran tabungan, penarikan tabungan, pembayaran listrik, dll) atau transaksi non tunai (overbooking, RTGS, dll) pada sebuah bank, harus melalui media teller sehingga bisa menjadi citra dari sebuah bank. Dalam hal ini teller pada bank memiliki resiko yang besar dan berpengaruh terhadap operasional sebuah bank. Selain itu teller juga personil yang paling mungkin untuk mendeteksi dan menghentikan transaksi penipuan sehingga dapat mencegah kerugian pada sebuah bank (mata uang dan cek palsu, pencurian identitas dll). Teller juga di haruskan untuk bersikap ramah dalam berinteraksi dengan nasabah dan mampu menyediakan informasi tentang rekening nasabah dan jasa perbankan. Pelayanan teller yang tidak prima dan memadai seperti pelayanan yang kurang ramah, proses transaksi yang panjang, kesalahan dalam transaksi, 1

15 2 antrian yang panjang dapat mengakibatkan kekecewaan kepada nasabah. Teller juga ditutut untuk dapat bekerja cepat, tepat dan cermat dalam bertransaksi dengan nasabah. Apabila waktu bertransaksi terlalu lama dapat mengakibatkan antrian yang panjang sehingga dapat menimbulkan ketidakpuasan nasabah bahkan dapat terbentuk persepsi bahwa bank x memiliki pelayanan yang lambat dan kualitas rendah Diagram Keterkaitan Masalah Untuk lebih memahami permasalahan dalam penelitian, termasuk perumusan masalah dan tujuan penelitian maka di tuangkan ke dalam bentuk gambar yaitu, diagram keterkaitan masalah. Berdasarkan latar belakang di atas dibuat diagram keterkaitan masalah seperti pada gambar Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian adalah aktivitas transaksi teller yang dapat menyebabkan kesalahan yang berasal dari human error Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini agar dapat di identifikasi tahapan tugas yang kerap menimbulkan kesalahan dan kekritisan masalah dengan mengetahui aktivitas transaksi teller. Kemudian hasil identifikasi tersebut digunakan untuk menentukan langkah yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan transaksi teller Pembatasan Masalah Dalam melakukan penelitian ini perlu dilakukan pembatasan masalah agar tidak terlalu luas dan sesuai degan tujuannya. Pembatasan masalah yang ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada teller di Bank BRI unit X 2. Penelitian dilakukan berdasarkan kesalahan faktor manusia 4 Universitas

16 3 3. Data yang digunakan adalah data primer yang didapat melalui rekaman CCTV, observasi, wawancara, kepada teller di Bank BRI unit X 4. Data-data kesalahan kerja teller di dapat dari laporan harian yang terintegrasi langsung dengan sistem transaksi di Bank BRI unit x 1.6. Metodologi Penelitian Adapun topik penelitian ini adalah menganalisis kesalahan transaksi teller dengan metode Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA) yang dapat dilihat pada gambar Sistematika Penulisan Untuk dapat menuangkan hasil penelitian ke dalam bentuk penulisan yang teratur dan sistematis, maka laporan penelitian ini terbagi menjadi beberapa bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang permasalahan, perumusan permasalahan, diagram keterkaitan masalah, tujuan dari penelitian, batasan permasalahan, metodologi penelitian, dan susunan sistematika penulisan. Bab 2 merupakan dasar teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Bagian ini berisi landasan teori yang membahas tentang teller, human factor, metode SHERPA dan keterkaitannya terhadap kesalahan yang terjadi. Bab 3 merupakan pengumpulan data dan pengolahan dan yang terdiri dari data kesalahan kerja teller serta dat-data yang terkait lainnya Bab 4 berisikan tentang pembahasan yang berisikan analisis kesalahan teller. Bab 5 merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan hasil penelitian 4 Universitas

17 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELLER Pengertian Menurut kamus Bank Indonesia teller adalah petugas bank yang bertanggung jawab untuk menerima simpanan, mencairkan cek, dan memberikan jasa pelayanan perbankan lainnya kepada masyarakat. Tanda tangan teller diperlukan sebagai tanda sah suatu dokumen transaksi. Pada bank besar, telah ditetapkan tugas dan fungsi teller berdasarkan uraian tugas, misalnya seorang teller memproses penerima simpanan yang diterima lewat surat, menyimpan, dan mencatat seluruh bukti penyimpanan dan pembayaran dari setiap nasabah Jenis-jenis Corporate Teller : Teller yang hanya melaksanakan pembayaran dan menerima setoran dari nasabah perusahaan Individual Account Teller : Teller yang hanya melaksanakan pembayaran dan menerima setoran dari nasabah perorangan Non-cash Teller : Teller yang hanya melaksanakan pernerimaan setoran non tunai Local Currency teller : Teller yang hanya melakukan pembayaran dan penerimaan setoran tunai dalam mata uang negara setempat Foreign Exchange Teller : Teller yang hanya melakukan pembayaran dan penerimaan setoran tunai valuta asing. Express Teller : Teller yang melaksanakan pembayaran tunai di bawah nilai nominal tertetu. Special Teller : Teller yang melaksanakan pembayaran dan penerimaan tunai dengan nilai nominal yang besar Mixed Transaction Teller : 4 Universitas

18 5 Teller yang melaksanakan segala macam jenis transaksi biasa yang disebut juga multi purpose teller 4 Universitas

19 Sistem Multi Teller Maksud penggunaan sistem multi teller dalam operasional bank yaitu bank menggunakan sistem banyak teller dalam usahanya melayani nasabah ataupun keperluan operasi bank khusunya yang menyangkut penerimaan dan pembayaran tunai maupun non tunai. Tujuan utama sistem multi teller yaitu untuk mempercepat proses suatu transaksi yang menyangkut uang tunai atau yang diperlukan sama dengan uang tunai. Disamping itu volume transaksi dapat diselesaikan lebih banyak dan lebih menjamin kerahasiaan bank karena nasabah tidak langsung berhubungan dengan departemen operasi. Prinsip-prinsip sistem multi teller adalah sebagai berikut : Setiap teller diberi kepercayaan penuh untuk menerima, membayar, dan menyimpan uang tunai sesuai dengan limit yang ditentukan Setiap teller memiliki identitas diri yang harus dibubuhkan pada media transaksi yang dilakukannya. Setiap teller independen terhadap teller yang lainnya. Apabila memerlukan tambahan uang, maka permintaanya dilakukan dengan slip permintaan uang tunai Apabila jumlah uang yang ada kurang atau lebih dibandingkan dengan catatan maka harus dibukukan ke rekening selisih Head teller berfungsi sebagai checker dan koordinator kegiatan teller Cash Officer bertindak sebagai approving officer Pada sore hari cashbox para teller disimpan dalam main vault Peralatan Teller Lampu Ultra Violet Mesin penghitung uang Tellstrook machine Teller s box Kartu contoh tanda tangan

20 7 Validating machine Rubber stamp Daftar Uang Palsu Daftar Kurs harian Kalkulator Sikap Teller Berdasarkan standar layanan BRI, sikap yang perlu dilakukan saat teller menerima nasabah adalah sebagai berikut : Senyum : teller memberikan senyum yang tulus dan hangat kepada nasabah Berdiri : teller berdiri tegak begitu nasabah menghampiri counter teller Mengucapkan salam Menawarkan bantuan Kontak mata selama berkomunikasi Resiko Kas & Teller Terjadi selisih kurang / lebih Terdapatnya uang palsu Perampokan dan pencurian uang Salah input data 2.2 HUMAN ERROR Rangkaian kecelakaan dimulai dengan dampak keputusan dalam organisasi (keputusan yang berhubungan dengan perencanaan, penjadwalan, ramalan, desain, spesifikasi, komunikasi, prosedur, pemeliharaan, dan sebagainya). Keputusan ini merupakan produk yang dipengaruhi oleh batasan keuangan dan politik di mana perusahaan berjalan, dan ditentukan oleh faktor-faktor yang dapat dikontrol oleh manajer (Reason, 1995). Individu tidak dapat dipersalahkan untuk semua kesalahan, sebagaimana kita ketahui bahwa membuat kesalahan pada waktu waktu tertentu dilihat oleh banyak pihak sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindarkan.

21 8 Tindakan human error merupakan sesuatu yang tidak disengaja dari keputusan berdasarkan faktor fisik atau psikologis. Faktor kognitif dan psikologis harus diperhitungkan pada saat menilai power of control. Tingkah laku operator dibentuk oleh kesadaran yang sadar dibuat oleh perencana kerja/manajer. Analisis untuk peningkatan sistem menyatakan bahwa manusia pada sebuah sistem dapat membuat atau mendesain keputusan yang berbeda di masa yang akan datang, tetapi seseorang tidak dapat mengasumsikan jalur khusus yang dapat diprediksi dari tingkah laku manusia. Tingkah laku individu berorientasi kepada persyaratan yang telah dibentuk, yang harus dilakukan pada lingkungan kerja, sebagaimana diterima oleh individu. Kriteria subjektif dari individu dipengaruhi oleh norma sosial dan budaya organisasi. Kegagalan sistem merupakan refleksi kurangnya pengendalian dari lingkungan pekerjaan. Pengendalian dalam sitem yang berdasarkan pada analisis resiko belum mempunyai pengaruh pada organisasi (Rasmussen, 1990) 1. Human error merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari namun apabila terjadi dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Di dunia perbankan, human error berkontribusi besar terhadap transaksi perbankan, khususnya pada transaksi teller. Dimana teller merupakan gerbang depan dalam transaksi finansial baik tunai maupun nontunai. Oleh karena itu prosentase kesalahan dari faktor manusia perlu dikurangi. Human error dapat dihindari atau dikurangi dengan meninjau faktor-faktor penyebabnya, salah satunya dengan menggunakan metode SHERPA Sebab-sebab Human Error Jika manusia melakukan suatu pekerjaan maka sangat banyak faktor yang terlibat dan mempengaruhi keberhasilan pekerjaan itu. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi manusia tersebut dapat dibagi dua, yaitu faktor individual dan faktor situasional. Faktor individual berasal dari diri manusia itu sendiri, misalnya : usia, pendidikan, motivasi, pengalaman. Sedangkan Faktor situasional berasal dari luar diri manusia itu misalnya kondisi mesin, kondisi pekerjaan, karakteristik lingkungan. Berbeda dengan faktor-faktor individual, faktor-faktor situasional dapat diubah untuk 1 Rasmussen, J. Human Error and the Problem of Causality in Analysis of Accidents, 1990

22 9 memberikan pengaruh pada keberhasilan kerja. Dengan kata lain agar pekerjaan yang dilakukan efisien, hasil kerja yang didapat efektif dengan produktivitas tinggi 2. Menurut Atkinson (1998) sebab-sebab human error dapat dibagi menjadi: 1. Sebab-sebab primer : Sebab-sebab primer merupakan sebab-sebab human error pada level individu. Untuk menghindari kesalahan pada level ini, ahli teknologi cenderung menganjurkan pengukuran yang berhubungan ke individu, misalnya meningkatkan pelatihan, pendidikan, dan pemilihan personil (Sriskandan,1986)dalam Atkinson (1998). Bagaimanapun, saran tersebut tidak dapat mengatasi kesalahan yang disebabkan oleh penipuan dan kelalaian. 2. Sebab sebab manajerial : Penekanan peran dari pelaku individual dalam kesalahan merupakan suatu hal yang tidak tepat. Kesalahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, pelatihan dan pendidikan mempunyai efek yang terbatas dan penipuan atau kelalaian akan selalu terjadi, tidak ada satupun penekanan penggunaan teknologi yang benar akan mencegah terjadinya kesalahan. Fakta ini telah diakui telah diakui secara luas pada literatur kesalahan dalam industri yang beresiko tinggi (Kletz,1985; ACSNI,1993) dikutip dari Atkinson (1998). Karena itu merupakan peranan manajemen untuk memastikan bahwa pekerja melakukan pekerjaan dengan semestinya, untuk memastikan bahwa sumber daya tersedia pada saat dibutuhkan dan untuk mengalokasikan tanggungjawab secara akurat diantara pekerja yang terlibat. 2. Sebab-sebab global : Kesalahan yang berada di luar kontrol manajemen, meliputi tekanan keuangan, tekanan waktu, tekanan sosial dan budaya organisasi Klasifikasi Human Error Berbagai usaha untuk mengklasifikasikan human error telah dilakukan selama bertahun-tahun. Klasifikasi human error yang efektif dapat bermanfaat dalam pengumpulan data tentang human error serta memberikan panduan yang berguna 2 Mc. Cormick, J. Ernest, Human Factors in Engineering and Design, McGraw Hill Book Company, 1997

23 10 untuk menyelidiki sebab terjadinya human error dan cara mengatasinya. Salah satu klasifikasi yang paling sederhana adalah yang dilakukan oleh Swain dan Guttman (1983) 3 Error of omission, yaitu kesalahan karena lupa melakukan sesuatu. Contohnya : seorang montir listrik tersetrum karena lupa memutuskan arus listrik yang seharusnya diputus sebelum montir melakukan pekerjaan tersebut. Error of commission, yaitu tidak mengerjakan sesuatu dengan benar. Contohnya : seorang mekanik seharusnya menyalakan conveyor dengan kecepatan biasa namun karena kehilangan keseimbangan, sang mekanik melakukan kesalahan dengan menyalakan conveyor dengan kecepatan penuh. A sequence error, yaitu kesalahan karena melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan urutan. Contohnya : seorang operator seharusnya melakukan pekerjaan dengan urutan mengangkat kemudian memutar benda yang diangkat. Namun yang terjadi, sang operator memutar benda lebih dahulu tanpa mengangkatnya sehingga berakibat benda tersebut terbalik dan menimpa sang operator. A timing error, yaitu kesalahan yang terjadi ketika seseorang gagal melakukan pekerjaan dalam waktu yang ditentukan, baik karena respon yang terlalu lama ataupun respon yang terlalu cepat. Contohnya sang operator seharusnya sudah menjauhkan tangannya dari suatu mesin, namun karena respon operator yang terlalu lama, sehingga sang operator gagal menjauhkan tangannya di waktu yang telah ditentukan dan menyebabkan kesalahan serius. Menghindari human error adalah hal yang tidak mungkin, namun dapat dikurangi dengan berbagai cara, sebagai berikut : Selection, pemilihan orang-orang dengan kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga dapat mengurangi jumlah kesalahan yang terjadi. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika memilih orang yang tepat untuk suatu pekerjaan adalah daya tangkap, intelektual, kemampuan motorik. Training, pelaksanaan pelatihan/training dapat mengurangi terjadinya human error,namun terkadang orang-orang tidak bekerja sebagaimana mereka telah dilatih. 3 Sanders, Mark, J and Ernest J, Mc Cormick. Human Factor in Engineering and design, Mc Graw Hill, 1990

24 11 Oleh karena itu, perlu diadakan refresher training untuk menjadikan materi training menjadi suatu kebiasaan kerja. Desain, mendesain peralatan, prosedur, dan lingkungan dengan baik dapat meningkatkan performa kerja. Terdapat tiga jenis desain dalam ruang lingkup human error, yaitu : o Exclusion design : Desain yang tidak memungkinkan terjadinya human error o Prevention design : Desain yang membuat sulitnya terjadi human error namun masih terdapat kemungkinan terjadi kesalahan o Fail-safe design : Desain yang mengurangi dampak berkelanjutan dari suatu error, namun tidak mengurangi kemungkinan terjadinya error. 2.3 METODE SHERPA (Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach) Secara umum, sebagian besar teknik kesalahan manusia yang ada prediksi punya dua masalah kunci (Stanton, 2002). Yang pertama dari masalah-masalah berkaitan dengan kurangnya representasi dari lingkungan eksternal atau objek. Hollnagel (1993) menekankan bahwa analisis kehandalan manusia (HRA) sering gagal untuk memperhitungkan konteks memadai di mana kinerja terjadi. Kedua, cenderung terjadi cukup banyak ketergantungan dibuat pada penilaian analis. Analis yang berbeda, dengan pengalaman yang berbeda, dapat membuat prediksi yang berbeda mengenai masalah yang sama (keandalan interanalyst disebut). Demikian juga, analis yang sama mungkin membuat penilaian yang berbeda pada kesempatan yang berbeda (keandalan intraanalyst). Subjektivitas analisis dapat melemahkan rasa percaya diri yang dapat ditempatkan di manapun prediksi yang dibuat. Analis diperlukan untuk menjadi ahli dalam teknik serta pengoperasian perangkat yang dianalisis jika analisis memiliki harapan yang realistis. SHERPA awalnya dirancang untuk membantu orang dalam industri proses (misalnya, konvensional dan tenaga nuklir generasi, pengolahan petrokimia, minyak dan ekstraksi gas, dan distribusi tenaga listrik) (Embrey, 1986). Contoh penerapan SHERPA

25 12 diterapkan prosedur untuk mengisi sebuah khlor tanker jalan dapat ditemukan di Kirwan (1994). Contoh baru-baru ini SHERPA diterapkan untuk minyak dan gas eksplorasi dapat ditemukan di Stanton dan Wilson (2000). Domain aplikasi telah diperluas di tahun terakhir untuk menyertakan mesin tiket (Baber dan Stanton, 1996), mesin penjual (Stanton dan Stevenage, 1998) Prosedur SHERPA Menurut Stanton et.al (2004) ada delapan langkah dalam analisis SHERPA, sebagai berikut : 1. Hierarchical Task Analysis (HTA) Analisis Tugas Hirarki (HTA) dikembangkan di University of Hull sebagai tanggapan terhadap kebutuhan untuk menganalisis tugas-tugas yang kompleks, seperti yang ditemukan dalam pengolahan kimia dan industri listrik (Annet et el, 1971). Proses ini dimulai dengan analisis aktivitas kerja, menggunakan analisis tugas hirarkis (HTA). HTA (Annett, Bab 33, buku ini; Shepherd, 2001; Kirwan dan Ainsworth, 1992) didasarkan pada gagasan bahwa kinerja tugas dapat dinyatakan dalam hirarki tujuan (orang itu ingin mencapai tujuan apa), operasi (kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan), dan rencana (urutan di mana operasi dieksekusi). Struktur hirarki analisis memungkinkan analis untuk semakin menjelaskan kegiatan dalam derajat yang lebih detail. Analisa dimulai dengan tujuan keseluruhan tugas, yang kemudian dipecah menjadi tujuan bawahan. Pada titik ini, rencana diperkenalkan untuk menunjukkan urutan subaktifitas yang dilakukan. Bila analis merasa puas bahwa tingkat analisis cukup komprehensif, tingkat berikutnya dapat diteliti. Analisis hasil ke bawah sampai titik berhenti tepat tercapai. "Hirarki adalah sebuah organisasi elemen yang, menurut hubungan pra-syarat, menggambarkan jalan pengalaman seorang pelajar harus mengambil untuk mencapai setiap perilaku tertentu yang muncul lebih tinggi dalam hirarki (Seels & Glasgow, 1990, hal 94)". Jadi, dalam analisis hirarki, perancang instruksional memecah tugas dari atas ke bawah, dengan demikian, menunjukkan hubungan hirarkis antara tugas, dan kemudian instruksi diurutkan bottom up.

26 13 Titik awal untuk membangun sebuah hirarki adalah daftar lengkap tugas-tugas yang membuat pekerjaan atau fungsi. Ada tiga langkah utama untuk membangun sebuah hirarki: 1. Cluster atau kelompok tugas. Untuk dimasukkan dalam grup, tugas pilih yang mempunyai kemiripan dekat satu sama lain. Setiap tugas harus disertakan dalam setidaknya satu kelompok, tetapi tugas mungkin juga umum untuk beberapa kelompok. Label kelompok dengan istilah yang muncul dari pekerjaan atau fungsi yang dianalisis. Awal clustering atau pengelompokan tugas dapat tentatif. Komposisi kelompok dapat berubah sebagai akibat dari keputusan yang anda buat di kemudian hari. 2. Mengatur tugas-tugas masing-masing kelompok untuk menunjukkan hubungan hirarkis untuk belajar. Keterampilan tingkat yang lebih rendah harus secara integral berkaitan dengan tingkat keterampilan yang lebih tinggi. Jenis pembelajaran (domain) dari tugas-tugas harus sesuai horizontal (lihat taksonomi untuk mengidentifikasi domain pembelajaran / level (psikomotorik intelektual, afektif). 3. Berunding dengan ahli materi pelajaran untuk menentukan keakuratan hirarki itu. Langkah ini terjadi bersamaan dengan langkah 1 dan Klasifikasi Tugas Setiap aktivitas transaksi teller diklasifikasikan dari kesalahan taksonomi ke salah satu jenis berikut : Aksi (seperti menekan sebuah tombol, menarik switch, membuka pintu) Retrieval (seperti mendapatkan informasi dari layar atau manual) Pemeriksaan (seperti melakukan kegiatan procedural) Pemilihan (seperti memilih salah satu alternatif atas yang lain) Informasi komunikasi (seperti berbicara dengan pihak lain) 3. Identifikasi Kesalahan Manusia (Human Error Identification-HEI)

27 14 Setelah tugas diklasifikasikan kedalam lima jenis tugas kemudian analis mempertimbangkan mode kesalahan kredibel dari tiap-tiap aktivitas dengan menggunakan taksonomi kesalahan, seperti pada tabel Analisis Konsekuensi Aktivitas-aktivitas yang telah dikelompokkan berdasarkan taksonomi kesalahan kemudian ditentukan konsekuensi dari setiap kesalahan yang dapat berimplikasi bagi kekristisan kesalahan 5. Analisis Pemulihan Jika ada langkah aktivitas yang kesalahannya dapat dipulihkan maka dapat dimasukkan ke langkah berikutnya. Namun jika tidak mungkin melakukan pemulihan maka kolom pemulihan dibiarkan kosong atau tidak ada. 6. Analisis Kekerapan Kejadian Aktivitas di klasifikasikan kembali dalam bentuk nilai kekerapan kejadian yang diklasifikasi berdasarkan data historis. Nilai kekerapan dikategorikan kedalam : L (Low) M (Medium) H (High) : Rendah, jika kesalahan tidak pernah atau hampir tidak pernah dilakukan : Sedang, jika kesalahan telah terjadi pada kesempatan sebelumnya : Tinggi, jika kesalahan telah sering terjadi 7. Analisis Kekritisan Kesalahan transaksi yang dilakukan dapat berpotensi kekritisan masalah. Namun sejauh mana kesalahan dapat menyebabkan masalah serius yang sangat variabel dan tergantung dari beberapa faktor. Untuk itu, kekritisan penilaian akan dimodifikasi untuk mencerminkan tingkat keparahan menjadi : L (Low) : Jika konsekuensi kesalahan menyebabkan tingkat kekritisan masalah rendah

28 15 Tabel 2.1. Taksonomi Kesalahan Kredibel ERROR MODE ERROR DESCRIPTION Kesalahan Aksi A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 Operasi terlalu panjang / pendek Operasi terlewat Operasi dalam arah yang salah Operasi yang terlalu sedikit / banyak misalign Operasi benar di objek yang salah Salah operasi pada objek yang benar Operasi dihilangkan Operasi tidak lengkap Salah operasi pada objek yang salah Kesalahan memeriksa C1 C2 C3 C4 C5 C6 Pemeriksaan dihilangkan Pemeriksaan tidak lengkap Pemeriksaan benar di objek yang salah Salah memeriksa di objek yang benar Periksa mistimed Salah memeriksa pada objek yang salah Kesalahan Retrieval R1 R2 R3 Informasi tidak diperoleh Salah informasi yang diperoleh Informasi pengambilang lengkap Kesalahan Komunikasi I1 I2 I3 Informasi tidak dikomunikasikan Salah informasi yang dikomunikasikan Komunikasi informasi lengkap

29 16 Kesalahan Pemilihan S1 S2 Seleksi dihilangkan Salah membuat pilihan 8. Analisis Kekerapan Kejadian Aktivitas di klasifikasikan kembali dalam bentuk nilai kekerapan kejadian yang diklasifikasi berdasarkan data historis. Nilai kekerapan dikategorikan kedalam : L (Low) M (Medium) H (High) : Rendah, jika kesalahan tidak pernah atau hampir tidak pernah dilakukan : Sedang, jika kesalahan telah terjadi pada kesempatan sebelumnya : Tinggi, jika kesalahan telah sering terjadi 9. Analisis Kekritisan Kesalahan transaksi yang dilakukan dapat berpotensi kekritisan masalah. Namun sejauh mana kesalahan dapat menyebabkan masalah serius yang sangat variabel dan tergantung dari beberapa faktor. Untuk itu, kekritisan penilaian akan dimodifikasi untuk mencerminkan tingkat keparahan menjadi : L (Low) M (Medium) H (High) : Jika konsekuensi kesalahan menyebabkan tingkat kekritisan masalah rendah : Jika konsekuensi kesalahan menyebabkan tingkat kekritisan masalah sedang : Jika konsekuensi kesalahan menyebabkan tingkat kekritisan masalah tinggi Jika konsekuensi dari kesalahan bersifat sangat kritis (H) maka dapat menjadi salah satu yang menyebabkan kerugian besar baik dari pihak bank ataupun nasabah

30 17 8. Analisis Remedy Tahap terakhir dalam proses ini adalah untuk mengusulkan strategi pengurangan kesalahan. disajikan dalam bentuk perubahan yang disarankan untuk sistem kerja yang bisa mencegah kesalahan yang terjadi atau paling tidak mengurangi konsekuensi dari kesalahan tersebut. Biasanya, strategi ini dapat dikategorikan dalam empat kategori : Peralatan, Pelatihan, Prosedur, Organisasi Hasil analisis menggunakan metode SHERPA dituangkan dalam SHERPA output seperti pada tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2 Contoh SHERPA Output Tahap Tugas Mode Error Deskripsi Error Konsekuensi Pemulihan Kekerapan Kejadian (F) Kekritisan Masalah (H) Remedy

31 18

32 BAB 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Profil Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar diindonesia. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Sampai sekarang PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 tetak konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK (Kredit Usaha Kecil) pada tahun 1994 sebesar Rp ,8 milyar yang meningkat menjadi Rp ,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp milyar. Kepemilikannya Bank Rakyat Indonesia (Persero) masih 100% ditangan Pemerintah Republik Indonesia BRI Unit BRI unit juga melakukan kegiatan menghimpun simpanan menyalurkan pinjaman yang dapat dirinci sebagai berikut : Usaha Simpanan : Britama, Simpedes, Depobri Usaha Pinjaman : Kredit Umum Pedesaan modal kerja dan investasi masing-masing untuk berbagai sektor Struktur Organisasi BRI unit terlihat pada gambar 3.1 Gambar 3.1 Struktur Organisasi BRI Unit 19

33 3.2. Desain Penelitian Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi kesalahan transaksi teller pada Bank BRI dengan menggunakan Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA). Hal ini dikarenakan masih terdapatnya kesalahan dalam transaksi yang dikerjakan teller kemudian memberikan usulan strategi pengurangan kesalahan, sehingga kesalahan dalam bertransaksi dapat diminimalisir. Objek dalam penelitian ini adalah teller pada Bank BRI unit X. 3.3 Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan Data Data yang diperoleh merupakan data primer dan sekunder yang di dapat dengan beberapa metode pengambilan data seperti terlihat pada tabel 3.1 Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mendapatkan data, yaitu : 1. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh atau berasal dari sumber utama objek yang akan diteliti. Untuk mendapatkan data tersebut dapat dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara Observasi secara langsung, dengan mengamati langsung serta melihat rekaman aktivitas teller melalui rekaman CCTV Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data secara langsung baik dari responden, para ahli, dan perusahaan dengan mengambil banyak bentuk mulai dari wawancara tidak terstruktur, wawancara semiterstruktur sampai wawancara terstruktur menggunakan kuisioner 33

34 Tabel 3.1. Kebutuhan Data dan Metode Pengolahan Data Metode Langkah Kebutuhan Data - Membuat Rincian langkah Hierarchical pekerjaan Task Analysis Data SHERPA -Mengidentifikasi kemungkinan kesalahan pada kesalahan pada tiap tahap tugas tiap tahap tugas (Operator, jenis kesalahan, waktu) Metode Pengumpulan Data Data Data Primer sekunder Observasi Wawancara 2. Data sekunder Didapat dari penelitian kepustakaan yang diperoleh dari buku, jurnal, atau bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam hal ini, penulis mengambil data berdasarkan laporan Daftar Mutasi Harian bulan Oktober November 2010 yang menyajikan tentang transaksi yang dilakukan teller baik waktu, jenis, operator sampai pada data transaksi tertolak, maupun kesalahan transaksi. Penulis juga mengutip beberapa teori yang telah ada sebagai dasar untuk membahas serta menganalisa permasalahan dalam penelitian ini Pengolahan Data Analisis terhadap kinerja teller pada Bank BRI dilakukan dengan menggunakan Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA) yang menggunakan tingkat level aksi dasar HTA sebagai input. Kemudian ada beberapa tahapan tugas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dengan level yang lebih tinggi. Operasi-operasi ini di evaluasi untuk mengetahui potensi error yang terjadi dengan menggunakan taksonomi human error. Hasil dalam analisis SHERPA akan dimasukkan dalam form tabular seperti pada tabel 3.5 dan tabel

35 Ada delapan langkah dalam analisis SHERPA yang kemudian di implementasikan dalam penelitian ini : 1. Hierarchical Task Analysis (HTA) Proses ini dimulai dengan analisis aktivitas kerja menggunakan Analisis Tugas Hirarkis (HTA) yang telah banyak digunakan sebagai dasar untuk meneliti berbagai masalah dan di SHERPA untuk memprediksi kesalahan manusia (Baber dan Stanton, 1996) atau dengan kata lain HTA merupakan input dari tindakan SHERPA. Struktur hirarki analisis memungkinkan analis untuk semakin menggambarkan kegiatan dalam derajat yang lebih detil. Analisa dimulai dengan tujuan keseluruhan dari tugas yang kemudian dipecah menjadi tujuan bawahan. Dengan didekomposisikannya tugas ke dalam suatu hirarki operasi dan suboperasi diharapkan dapat mengidentifikasi orang-orang dan tahap tugas yang cenderung terjadi kesalahan sehingga dapat diusulkan solusi yang mungkin dapat mengurangi kesalahan tersebut. Transaksi teller dibedakan menjadi dua jenis transaksi, yaitu transaksi penyetoran dan transaksi penarikan. Hirarki tugas dari kedua transaksi tersebut dapat dilihat pada gambar Klasifikasi Tugas Setelah tahapan tugas transaksi di tentukan dan dibuat suatu hirarki, kemudian diklasifikasikan lagi kedalam lima kategori perilaku, yaitu: Aksi, Retrieval, Pemeriksaan, Pemilihan, Informasi Komunikasi 3. Identifikasi Kesalahan Manusia (Human Error Identification-HEI) Dari kelima kategori Aksi, Retrieval, Pemeriksaan, Pemilihan, Informasi komunikasi, di spesifikan lagi kedalam mode error dimana kategori aksi memiliki 10 mode error, Pemerikasaan memiliki 6 mode error, Retrieval memiliki 3 mode error, lalu komunikasi informasi memiliki 3 mode error, dan seleksi memiliki 2 mode error seperti terlihat pada tabel

36 47

37 33

38 33

39 33

40 4. Analisis Konsekuensi Aktivitas yang telah dikelompokkan berdasarkan taksonomi kesalahan kemudian ditentukan konsekuensi dari kesalahan yang terjadi. 5. Analisis Pemulihan Jika ada langkah aktivitas yang kesalahannya dapat dipulihkan pada langkah selanjutnya maka dapat dimasukkan ke tahap tugas pemulihannya. Namun jika tidak mungkin melakukan pemulihan maka kolom pemulihan dibiarkan kosong atau tidak ada. 6. Analisis Kekerapan Penentuan kriteria kekerapan kejadian kesalahan ditentukan oleh frekuensi terjadinya kemungkinan kesalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya berdasarkan data historis yang terlihat pada gambar tabel 3.3. Kemudian di kategorikan kembali berdasarkan low, medium, high seperti terlihat pada tabel 3.2. Penentuan range untuk kategori tingkat kekerapan merupakan hasil diskusi dengan pihak bank Tabel 3.2 Deskripsi Tingkat Kekerapan Kesalahan Transaksi Jumlah Kesalahan Indeks Jenis kesalahan/hari Peringkat Kategori ,59 1 L ,60-1, ,20-1, ,8-2, ,40 5 M H 33

41 Tabel 3.3 Tabulasi Frekuensi Jenis Kesalahan Transaksi Teller No Jenis kesalahan Total Kesalahan (16 hari) Rerata kesalahan/ hari Kategori % Penjelasan Invalid passbook balance 44 2,75 17% Wrong passbook serial 41 2,56 H 16% Selisih Kas Teller 36 2,25 14% No. rekening tidak dikenal 29 1,81 11% Pengisian slip kurang lengkap 26 1,63 10% No. rekening tidak aktif 24 1,50 9% Saldo < min M balance 19 1,19 7% Kesalahan jumlah mutasi saldo 17 1,06 7% Kesalahan mutasi no. rekening 11 0,69 4% Kesalahan input kode transaksi 8 0,50 3% L Amount melebihi limit 6 0,38 2% Jumlah saldo tidak sesuai Kesalahan input no. seri buku tabungan Selisih antara kas teller dengan sistem Tidak ada no. rekening tersebut Pengisian slip tidak sesuai dengan standar No. rekening sudah ditutup Penarikan saldo melebihi saldo tersedia Kesalahan jumlah debet atau kredit suatu rekening Kesalahan input no. rekening Kesalahan input kode transaksi Jumlah transaksi melebihi limit transaksi Keterangan : Pengambilan data dilakukan selama 16 hari 7. Analisis Kekritisan Kesalahan transaksi yang dilakukan dapat berpotensi kekritisan masalah. Penentuan kriteria konsekuensi ditentukan oleh seberapa besar kerugian yang ditimbulkan akibat kemungkinan terjadinya kesalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Untuk itu, kekritisan penilaian akan dimodifikasi untuk mencerminkan tingkat keparahan menjadi tingkat kekritisan berdasarkan permasalah yang terjadi. Pada penelitian ini di dapat tingkat kekritisan seperti 33

42 pada tabel 3.4 dimana setiap kesalahan yang dapat berimplikasi bagi kekristisan kesalahan. Tabel 3.4 Tingkat Kekritisan Masalah Kekritisan Masalah Peringkat Kategori Jika tidak menimbulkan kerugian secara langsung 1 L Jika menyebabkan transaksi selanjutnya tidak dapat dilakukan Jika dapat menghambat proses transaksi namun tidak menimbulkan kerugian finansial Jika menyebabkan kesalahan pembukuan Jika menimbulkan kerugian finansial bagi kedua belah pihak M H 8. Analisis Remedy Tahap terakhir dalam proses ini adalah untuk mengusulkan strategi pengurangan kesalahan. Ini disajikan dalam bentuk perubahan yang disarankan untuk sistem kerja yang bisa mencegah kesalahan yang terjadi atau paling tidak mengurangi konsekuensi dari kesalahan tersebut. Biasanya, strategi ini dapat dikategorikan dalam empat kategori : Peralatan, Pelatihan, Prosedur, Organisasi Tabulasi SHERPA Setelah mengidentifikasi tipe kesalahan yang terjadi pada transaksi teller, serta menentukan konsekuensi, kekerapan terjadinya kesalahan dan kekritisan masalah yang ditimbulkan. Maka langkah selanjutnya adalah mencari solusi perbaikannya kemudian mentabulasikannya ke dalam SHERPA output seperti pada tabel 3.6 sampai tabel Dalam tabulasi SHERPA penentuan mode error dilakukan berdasarkan tabel 2.1 sedangkan tingkat kekerapan di lambangkan dengan huruf F yang berdasarkan pada tabel 3.2. Jumlah kesalahan yang terjadi dikategorikan kepada lima peringkat penilaian yaitu 1 5 dengan tiga kategori 33

43 (low, medium, high). Untuk kategori tingkat kekritisan masalah dilakukan berdasarkan pada tabel 3.4. Transaksi teller dapat di kategorikan menjadi dua transaksi besar yaitu transaksi penyetoran dan transaksi penarikan. Perbedaan kedua jenis transaksi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut : Tabel 3.5 Keterangan Tahap Tugas Transaksi Teller Keterangan Tahap Tugas Transaksi Penyetoran Keterangan Tahap Tugas Transaksi Penarikan Tahap Tahap Deskripsi Tugas Tugas Deskripsi 1 Memanggil nama nasabah 1 Memanggil nama nasabah 1.1 Mengambil slip 1.1 Mengambil slip 1.2 Memanggil nasabah 1.2 Memanggil nasabah 2 Konfirmasi Transaksi 2 Konfirmasi Transaksi Konfirmasi jenis transaksi Penunjukkan KTP asli Konfirmasi nama penyetor&disetor Nama Sesuai KTP Konfirmasi nominal Konfirmasi nominal transaksi transaksi Periksa pembubuhan paraf Periksa pembubuhan paraf nasabah nasabah Periksa penulisan tanggal Periksa penulisan tanggal 3 Input kode transaksi 3 Input kode transaksi Input kode setoran tunai tanpa butab Input data transaksi Input kode setoran tunai 3.2 dengan butab 4.1 Input no. rekening 3.3 Input kode setoran angsuran 4.2 Input no. baris buku tabungan 3.4 Input kode transfer 4.3 Input no. seri buku tabungan 4 Input data transaksi 4.4 Input nominal transaksi 4.1 Input no. rekening 4.5 Input passbook balance 4.2 Input nominal transaksi 5 Menghitung uang 4.3 Input no. seri buku tabungan 5.1 Menerima uang 4.4 Input no. baris buku tabungan 5.2 Merapihkan uang 5 Menghitung uang 5.3 Menghitung uang 33

44 Tabel Keterangan Tahap Tugas Transaksi Teller (lanjutan) Keterangan Tahap Tugas Transaksi Penyetoran Keterangan Tahap Tugas Transaksi Penarikan Tahap Tugas Deskripsi Tahap Tugas Deskripsi 5.1 Menerima uang Merapihkan uang 5.5 Menghitung uang dengan money counter Konfirmasi jumlah uang ke nasabah 5.3 Menghitung uang 6 Print Out Menghitung uang dengan money counter 6.1 Masukkan slip ke printer memeriksa uang dengan sinar UV 6.2 Cetak slip 5.6 Konfirmasi jumlah uang ke nasabah 6.3 Masukkan buku tabungan ke printer 5.7 Menaruh uang di laci 6.4 Cetak buku tabungan 6 Print Out 7 Validasi oleh teller 6.1 Masukkan slip ke printer 7.1 Validasi kode transaksi 6.2 Cetak slip 7.2 Validasi nama pemilik rekening 6.3 Masukkan buku tabungan ke printer 7.3 Validasi nominal transaksi 6.4 Cetak buku tabungan 7.4 Validasi cap telah dibayarkan 33

45 Tabel Keterangan Tahap Tugas Transaksi Teller (lanjutan) Keterangan Tahap Tugas Transaksi Penyetoran Keterangan Tahap Tugas Transaksi Penarikan Tahap Tahap Deskripsi Tugas Tugas Deskripsi 7 Validasi oleh teller 7.5 Paraf teller Memberikan buku tabungan, KTP dan uang 7.1 Validasi kode transaksi 7.6 ke nasabah 7.2 Validasi Nama pemilik rekening 7.7 Menyimpan slip penarikan 7.3 Validasi nominal transaksi Validasi cap setor tunai Validasi cap lunas 7.5 Paraf teller Memberikan slip ke nasabah Menyimpan slip 7.7 Memberikan buku tabungan 33

46 BAB 4 ANALISA DATA Setelah melakukan proses pengumpulan data kemudian pengolahan data menggunakan metode Systematic Human Error Reduction and Prediction Approac (SHERPA), tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut 4.1 Deskripsi Teller Penelitian dilakukan terhadap transaksi yang dilakukan oleh teller di Bank BRI unit X yang dilakukan selama 16 hari, pada unit kerja tersebut terdapat tiga orang teller dengan data informasi seperti pada tabel 4.1 sebagai berikut : Keterangan Tabel 4.1 Data Deskripsi Teller Kode Operator X Y Z Jenis Kelamin Wanita Pria Wanita Status pernikahan Menikah Belum Menikah Belum Menikah Usia Lama Pengalaman >1 tahun 6 bulan 8 bulan Latar belakang pendidikan D3 D3 S1 Sebelum menjadi teller, mereka di berikan pembekalan yang berupa pengetahuan di bidang perbankan, product knowledge BRI, pelayanan kepada nasabah, serta materi-materi lainnya yang relevan. Pembekalan ini dilakukan ketika masih menjadi calon frontliner selama kurang lebih 1 bulan di Sentra Pendidikan BRI (Sendik BRI). Pembekalan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada calon frontliner BRI unit sehingga didapat sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi dan kompetensi memadai untuk mendukung kegiatan Bank BRI dalam menghadapi perkembangan persaingan di industri perbankan yang semakin tajam. Dengan adanya pembekalan tersebut seorang frontliner bisa berada dalam posisi customer service ataupun menjadi teller. Seperti pada ketiga teller di BRI unit X, yang pernah menjabat posisi customer 33

UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PROSES PACKING PERMEN COKLAT DI PT BATMAN KENCANA DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PROSES PACKING PERMEN COKLAT DI PT BATMAN KENCANA DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PROSES PACKING PERMEN COKLAT DI PT BATMAN KENCANA DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA penelitian ini. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini berisi pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan dalam 4.1 Observasi Pada tahapan ini dilakukan observasi pada tiga bagian yaitu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi NICHOLAS BINSAR ANDREW B

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi NICHOLAS BINSAR ANDREW B UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK PENERAPAN KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLES STUDI KASUS PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS

ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 JUSTINA SUSILONINGSIH

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS NAMA : PRIYAMBODO NUR ARDI NUGROHO NPM : 0806 422 662 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. KAI DAOP 1 JAKARTA SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. KAI DAOP 1 JAKARTA SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. KAI DAOP 1 JAKARTA SKRIPSI AMY ADAM 060300080X FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPOK JULI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN DAN PENGELOLAAN ECONOMIC EXPOSURE PADA PT. ABC TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2

ANALISIS PENGUKURAN DAN PENGELOLAAN ECONOMIC EXPOSURE PADA PT. ABC TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 ANALISIS PENGUKURAN DAN PENGELOLAAN ECONOMIC EXPOSURE PADA PT. ABC TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 FRANSISCA DWIPUJININGSIH 06061611376 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI HUTAMI DEWI

UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI HUTAMI DEWI UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora HUTAMI DEWI 0705130257 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT 0706179310 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA DEPOK DESEMBER 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

Novi Indriyani

Novi Indriyani UNIVERSITAS INDONESIA Penerapan Metode Pohon Keputusan dengan Algoritma C4.5 pada Sistem Penunjang Keputusan dalam Memprakirakan Cuaca Jangka Pendek SKRIPSI Novi Indriyani 1205000673 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI

ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI 127/FT.EKS.01/SKRIP/12/2008 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI NANI IRIANI 04 05 21 03 52 NIK FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memberikan kesimpulan akan diambil sebuah kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. memberikan kesimpulan akan diambil sebuah kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dari bab-bab yang sebelumnya peneliti akan memberikan kesimpulan akan diambil sebuah kesimpulan sebagai berikut: Bank merupakan lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Service Excellence oleh Teller Dari hasil pengamatan dan wawancara yang didapat oleh penulis, pelayanan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Tabungan pada Bank Syariah Bukopin Capem UPI YPTK. Kegiatan Operasi, Skep.Dir.No : 197/Skep-DIR/BSB-JKT/VIII/2009

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Tabungan pada Bank Syariah Bukopin Capem UPI YPTK. Kegiatan Operasi, Skep.Dir.No : 197/Skep-DIR/BSB-JKT/VIII/2009 31 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Tabungan pada Bank Syariah Bukopin Capem UPI YPTK Padang 1. Pembukaan Tabungan Prosedur pembukaan tabungan terdapat pada buku Pedoman Kegiatan Operasi, Skep.Dir.No

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan dalam memilih bank dan produk produk yang diberikan. bersaing, serta pelayanan yang memuaskan. Produk produk jasa

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan dalam memilih bank dan produk produk yang diberikan. bersaing, serta pelayanan yang memuaskan. Produk produk jasa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia begitu pesat, hal ini ditandai dengan adanya jumlah bank yang semakin banyak dan produk yang semakin variatif. Disamping itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian. Selain itu, juga diuraikan mengenai batasan masalah dan asumsi yang digunakan serta sistematika

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA CV.X TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA CV.X TUGAS AKHIR ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA CV.X TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik ELISA MAHARANI TARIGAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE 2005-2008 SKRIPSI MARCELLA 0706212983 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Lebih terperinci

Pertemuan ke V : Produk Dana

Pertemuan ke V : Produk Dana Pertemuan ke V : Produk Dana Bank berfungsi menghimpun dana pihak III yaitu dana para deposan. Bank memiliki tiga produk dana pihak III yaitu a. Giro b. Tabungan c. Simpanan Berjangka Produk Giro Menurut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN POLIKLINIK BERBASIS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT MEDIKA PERMATA HIJAU JAKARTA BARAT TAHUN 2009 SKRIPSI

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN POLIKLINIK BERBASIS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT MEDIKA PERMATA HIJAU JAKARTA BARAT TAHUN 2009 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN POLIKLINIK BERBASIS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT MEDIKA PERMATA HIJAU JAKARTA BARAT TAHUN 2009 SKRIPSI FATIMAH HANIYAH 100500070X FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR

ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 Nama : Gerardus Alrianto NPM : 0706169940

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PENGEMBANGAN DAN DAMPAK INDUSTRI BIOETANOL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE INPUT OUTPUT TESIS KULSUM

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PENGEMBANGAN DAN DAMPAK INDUSTRI BIOETANOL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE INPUT OUTPUT TESIS KULSUM UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PENGEMBANGAN DAN DAMPAK INDUSTRI BIOETANOL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE INPUT OUTPUT TESIS KULSUM 0806422605 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM PASCA SARJANA TEKNIK INDUSTRI DEPOK JUNI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, bank merupakan salah satu media transaksi keuangan. Bank memberikan berbagai fasilitas dalam memudahkan proses transaksi keuangan.

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG DENGAN KWH METER DIGITAL PADA KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG DENGAN KWH METER DIGITAL PADA KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG DENGAN KWH METER DIGITAL PADA KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN SKRIPSI Boromeus Sakti Wibisana 04 04 03 022 9 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi pada Anak Usia 12-23 Bulan di Jawa Barat dan Jawa Tengah Tahun 2007 (Analisis Data Sekunder Survei Demografi dan Kesehatan

Lebih terperinci

FLOWCHART PEMBUKAAN REKENING BARU

FLOWCHART PEMBUKAAN REKENING BARU FLOWCHART PEMBUKAAN REKENING BARU FAKULTAS AGAMA ISLAM EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM TAHUN AJARAN 2014 Deskripsi : Pembukaan Rekening Bank Rekening berarti suatu rekening dalam rupiah atau mata uang asing

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan hasil analisis yang telah dikemukakan, maka hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil analisis : 1. Masih terdapatnya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA BLANKON: SEBUAH STUDI KASUS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BEBAS

UNIVERSITAS INDONESIA BLANKON: SEBUAH STUDI KASUS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BEBAS UNIVERSITAS INDONESIA BLANKON: SEBUAH STUDI KASUS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BEBAS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana DOMINIKUS RANDY 1203000382 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan beberapa hal pokok yang telah dibahas dalam bab - bab sebelumnya dan penelitian yang telah dilakukan pada Bank Jatim Cabang Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Kegiatan Teller Kegiatan Teller

Ruang Lingkup Kegiatan Teller Kegiatan Teller Teller: sebutan untuk karyawan bagian terdepat di sebuah bank, pekerjaan mereka lebih bersifat monoton, yaitu menerima, menghitung, menyerahkan uang dari dan kepada customer bank tersebut. Umumnya mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Di lain pihak, munculnya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Di lain pihak, munculnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri jasa perbankan yang marak telah menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Di lain pihak, munculnya persaingan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank.

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis perbankan di Indonesia berkembang dengan pesat. Salah satunya disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan fungsi bank dalam aktivitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KEGAGALAN PROSES PEMINDAHAN PASOKAN LISTRIK PADA SUATU SISTEM DISTRIBUSI 13,8 KV DENGAN MENGGUNAKAN ETAP SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KEGAGALAN PROSES PEMINDAHAN PASOKAN LISTRIK PADA SUATU SISTEM DISTRIBUSI 13,8 KV DENGAN MENGGUNAKAN ETAP SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KEGAGALAN PROSES PEMINDAHAN PASOKAN LISTRIK PADA SUATU SISTEM DISTRIBUSI 13,8 KV DENGAN MENGGUNAKAN ETAP (STUDI KASUS KEGAGALAN DI PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA) SKRIPSI

Lebih terperinci

PROGRAM SARJANA STRATA 1 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA

PROGRAM SARJANA STRATA 1 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA ANALISIS HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN RENTANG USIA TERHADAP KESADARAN KEAMANAN INFORMASI DALAM MENJAGA KEAMANAN INFORMASI ( STUDI KASUS : PT MORA TELEMATIKA INDONESIA ) TUGAS AKHIR IKRAM ALIFKHAN 1122002010

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA 124/FT.EKS.O1/SKRIP/12/2008 UNIVERSITAS INDONESIA PERHITUNGAN DEBIT LIMPASAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PROGRAM SMADA DITINJAU DARI ASPEK TATA GUNA LAHAN (STUDI KASUS SUB-DAS PESANGGRAHAN )

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah PT.Bank Bukopin tbk PT. Bank Bukopin, tbk yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER TIPE FIXED HEAD DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN 3D TEMPLATE SKRIPSI

PERANCANGAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER TIPE FIXED HEAD DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN 3D TEMPLATE SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER TIPE FIXED HEAD DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN 3D TEMPLATE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR MATA UANG TERHADAP KINERJA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA BERDASARKAN ANALISIS CAMELS PERIODE TAHUN 2002-2008 SKRIPSI Diajukan sebagai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA i UNIVERSITAS INDONESIA IDENTIFIKASI PENGARUH KETERAMPILAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP DAYA SAING PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM IMPLEMENTASI SISTEM e - PROCUREMENT PADA PROSES PENGADAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sumber Dana Bank Sumber dana bank merupakan usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai kegiatan operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsi bank dalam lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan Syari ah. Bank ini didirikan karena masih banyak terdapat umat islam yang belum

Lebih terperinci

Proses. Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar. Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan Pembinaan Permohonan

Proses. Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar. Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan Pembinaan Permohonan Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar Proses Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan Pembinaan Permohonan Penilaian Sebelum Penendatanganan Monitoring Atas Pembiayaan Persetujuan

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REDUKSI DIMENSI NONNEGATIVE MATRIX FACTORIZATION DAN RANDOM PROJECTION SKRIPSI

PENGELOMPOKAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REDUKSI DIMENSI NONNEGATIVE MATRIX FACTORIZATION DAN RANDOM PROJECTION SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGELOMPOKAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REDUKSI DIMENSI NONNEGATIVE MATRIX FACTORIZATION DAN RANDOM PROJECTION SKRIPSI Suryanto Ang 1205000886 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang bertujuan menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan lainnya. Menurut undang-undang

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI PROBLEM PEMASARAN PERUMAHAN DI PT. PROSPEK REALTINDO TESIS

PENDEKATAN MODEL BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI PROBLEM PEMASARAN PERUMAHAN DI PT. PROSPEK REALTINDO TESIS PENDEKATAN MODEL BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI PROBLEM PEMASARAN PERUMAHAN DI PT. PROSPEK REALTINDO TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen

Lebih terperinci

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis.

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menjelaskan validasi persyaratan dan peran tinjauan

Lebih terperinci

KUESIONER. Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi

KUESIONER. Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi KUESIONER Pengantar KepadaYTH Nasabah Bank BRI Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi Anda sebagai responden dalam survei ini. Kuesioner berikut dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian, Fungsi dan Jenis Bank 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut pasal 1 Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, adalah sebagai berikut : Bank adalah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN (STUDI KASUS DANA PENSIUN PLN TAHUN 2008) SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN (STUDI KASUS DANA PENSIUN PLN TAHUN 2008) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN (STUDI KASUS DANA PENSIUN PLN TAHUN 2008) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA SIKAP PIHAK MANAJEMEN DEPARTEMEN PR TERHADAP KOMPETENSI PRAKTISI PR PERUSAHAAN

UNIVERSITAS INDONESIA SIKAP PIHAK MANAJEMEN DEPARTEMEN PR TERHADAP KOMPETENSI PRAKTISI PR PERUSAHAAN UNIVERSITAS INDONESIA SIKAP PIHAK MANAJEMEN DEPARTEMEN PR TERHADAP KOMPETENSI PRAKTISI PR PERUSAHAAN (SURVEI PADA PIHAK MANAJEMEN DEPARTEMEN PR PERUSAHAAN TERBUKA DI JAKARTA) SKRIPSI GILANG AZALIA 0606053516

Lebih terperinci

PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : KARTIKA KUSUMO WIJAYANTI NIM : 2011110527 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN FDI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN FDI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN FDI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Andrian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR

HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA 360 0 TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Ady Supriyanto

Lebih terperinci

BAGIAN VI KAS DAN KASIR

BAGIAN VI KAS DAN KASIR BAGIAN VI KAS DAN KASIR DEFINISI Teller adalah petugas yang ditunjuk oleh BMT yang bertugas untuk melayani anggota dan masyarakat umum dalam pembayaran dan penerimaan uang tunai dan tidak tunai (giro /cek).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan inovasi produk dan jasa perbankan dalam satu dekade terakhir ini memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara berkembang, seperti Indonesia pemahaman masyarakat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara berkembang, seperti Indonesia pemahaman masyarakat mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Negara berkembang, seperti Indonesia pemahaman masyarakat mengenai bank masih sedikit, pada masyarakat perkotaan bank dikenal dengan baik namun pada masyarakat pedesaan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS

PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen ARNOLD JAPUTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam memilih bank yang terbaik untuk memenuhi kepuasannya. Sementara di sisi lain, pihak bank untuk

Lebih terperinci

STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS

STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS AGUNG YUDIVIANTHO 0806432101 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI JUMLAH DEFECT PADA PRODUKSI SABLON DIGITAL MUG SOOUVE STORE

ANALISIS SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI JUMLAH DEFECT PADA PRODUKSI SABLON DIGITAL MUG SOOUVE STORE ANALISIS SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI JUMLAH DEFECT PADA PRODUKSI SABLON DIGITAL MUG SOOUVE STORE TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Yusrina Amny 1132003046 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN CREDIT RISK + UNTUK KREDIT BISNIS MIKRO PADA BANK RAKYAT INDONESIA TESIS

ANALISIS PERHITUNGAN CREDIT RISK + UNTUK KREDIT BISNIS MIKRO PADA BANK RAKYAT INDONESIA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERHITUNGAN CREDIT RISK + UNTUK KREDIT BISNIS MIKRO PADA BANK RAKYAT INDONESIA TESIS INDRA KURNIAWAN 0806432985 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER

Lebih terperinci

TESIS MERRY MAGDALENA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008

TESIS MERRY MAGDALENA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN YANG DIKELOMPOKAN DALAM FINANCIALLY CONSTRAINED STUDI KASUS: INDUSTRI MANUFAKTUR TESIS MERRY MAGDALENA 0606145233 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS LABA BERSIH DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2004-2006 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai salah salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) FAUZI HERMAWAN NPM :

TESIS. Diajukan sebagai salah salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) FAUZI HERMAWAN NPM : PENGARUH BAURAN PEMASARAN TABUNGAN HAJI TERHADAP PENCAPAIAN DANA PIHAK KETIGA BANK SYARIAH (STUDI KASUS PRODUK TABUNGAN HAJI MABRUR BANK SYARIAH MANDIRI) TESIS Diajukan sebagai salah salah satu syarat

Lebih terperinci

PENGUJIAN ALAT PENDINGIN ADSORPSI DUA ADSORBER DENGAN MENGGUNAKAN METHANOL 250 ml SEBAGAI REFRIGERAN TUGAS AKHIR ANDI TAUFAN FAKULTAS TEKNIK

PENGUJIAN ALAT PENDINGIN ADSORPSI DUA ADSORBER DENGAN MENGGUNAKAN METHANOL 250 ml SEBAGAI REFRIGERAN TUGAS AKHIR ANDI TAUFAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA PENGUJIAN ALAT PENDINGIN ADSORPSI DUA ADSORBER DENGAN MENGGUNAKAN METHANOL 250 ml SEBAGAI REFRIGERAN TUGAS AKHIR ANDI TAUFAN 0606041863 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara, yaitu sebagai lembaga perantara keuangan.secara garis

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara, yaitu sebagai lembaga perantara keuangan.secara garis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian negara, yaitu sebagai lembaga perantara keuangan.secara garis besar, Perbankan didirikan

Lebih terperinci

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia Universitas Indonesia ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PESERTA PROGAM (Studi Kasus : Kecamatan Cilincing Kotamadya Jakarta Utara) T E S I S RAMA CHANDRA 0706305980 FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KAJI ULANG SISTEM DRAINASE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PELACAKAN SALURAN (CHANNEL ROUTING)

UNIVERSITAS INDONESIA KAJI ULANG SISTEM DRAINASE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PELACAKAN SALURAN (CHANNEL ROUTING) 125/FT.EKS.O1/SKRIP/12/2008 UNIVERSITAS INDONESIA KAJI ULANG SISTEM DRAINASE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PELACAKAN SALURAN (CHANNEL ROUTING) SKRIPSI SYLVIA YUNIAR 0606041711

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT PENGGUNAAN SMS BANKING DALAM TRANSAKSI KEUANGAN NASABAH PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG PEMBANTU SETIA BUDI MEDAN

ANALISIS MANFAAT PENGGUNAAN SMS BANKING DALAM TRANSAKSI KEUANGAN NASABAH PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG PEMBANTU SETIA BUDI MEDAN ANALISIS MANFAAT PENGGUNAAN SMS BANKING DALAM TRANSAKSI KEUANGAN NASABAH PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG PEMBANTU SETIA BUDI MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KLASIFIKASI TOPIK MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES DAN MAXIMUM ENTROPY PADA ARTIKEL MEDIA MASSA DAN ABSTRAK TULISAN SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA KLASIFIKASI TOPIK MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES DAN MAXIMUM ENTROPY PADA ARTIKEL MEDIA MASSA DAN ABSTRAK TULISAN SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA KLASIFIKASI TOPIK MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES DAN MAXIMUM ENTROPY PADA ARTIKEL MEDIA MASSA DAN ABSTRAK TULISAN SKRIPSI Dyta Anggraeni 1205000304 PROGRAM : ILMU KOMPUTER FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SUATU PERUSAHAAN LAYANAN BUSINESS CENTER KARYA AKHIR

ANALISIS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SUATU PERUSAHAAN LAYANAN BUSINESS CENTER KARYA AKHIR ANALISIS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SUATU PERUSAHAAN LAYANAN BUSINESS CENTER KARYA AKHIR ANDIKA MITRA KARUNA 0706194085 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI PEGAWAI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI MAHKAMAH KONSTITUSI TESIS

ANALISIS KOMPETENSI PEGAWAI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI MAHKAMAH KONSTITUSI TESIS UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KOMPETENSI PEGAWAI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI MAHKAMAH KONSTITUSI TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains (M.Si) dalam

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Mega Syariah Mobile

Syarat dan Ketentuan Mega Syariah Mobile Syarat dan Ketentuan Mega Syariah Mobile I. Istilah 1. Mega Syariah Mobile adalah layanan e-banking untuk melakukan transaksi finansial dan non-finansial yang dapat diakses melalui handphone dengan berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi keuangan. Jika ditelusuri lewat sejarah sejak dulu sampai. tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. transaksi keuangan. Jika ditelusuri lewat sejarah sejak dulu sampai. tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, bank merupakan salah satu media transaksi keuangan. Bank memberikan berbagai fasilitas dalam memudahkan proses transaksi keuangan.

Lebih terperinci

Panduan Pendaftaran. Proses pendaftaran dilakukan secara online di

Panduan Pendaftaran. Proses pendaftaran dilakukan secara online di Panduan Pendaftaran Proses pendaftaran dilakukan secara online di http://penerimaan.ui.ac.id 1. Membuat account a. Pembuatan account dapat dilakukan kapan saja, meskipun diluar periode pendaftaran. Klik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR SKRIPSI WIDIANA SASTI KIRANA

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR SKRIPSI WIDIANA SASTI KIRANA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR SKRIPSI WIDIANA SASTI KIRANA 0806379872 FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA PENERIMA BEASISWA S2 DALAM NEGERI BPK-RI

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA PENERIMA BEASISWA S2 DALAM NEGERI BPK-RI UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA PENERIMA BEASISWA S2 DALAM NEGERI BPK-RI TESIS YUNITA KUSUMANINGSIH NPM. 0806480920 FAKULTAS

Lebih terperinci

AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN DI GEDUNG PT. X JAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI

AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN DI GEDUNG PT. X JAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN DI GEDUNG PT. X JAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI RATRI FATMAWATI 0706218091 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA EKSTENSI DEPOK JUNI 2009 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. a. Jenis kelamin Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN. a. Jenis kelamin Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pengujian Data 1. Identitas responden a. Jenis kelamin Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Skor Jenis Kelamin F % 1 Pria 14 50 2 Wanita 14 50 Jumlah 28

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENILAIAN HARGA SAHAM PERDANA MENGGUNAKAN METODE FREE CASH FLOW TO EQUITY DAN P/E MULTIPLE ( Studi Kasus PT BW Plantation Tbk. ) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PETA KOMPETENSI DAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN BAGI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL DI DKI JAKARTA TESIS INE RAHMAWATI 0806441314 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS RUMUSAN KEBIJAKAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU (Catatan Kritis atas Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DENSITAS MINERAL TULANG WANITA 45 TAHUN DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, JAKARTA PUSAT TAHUN 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DENSITAS MINERAL TULANG WANITA 45 TAHUN DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, JAKARTA PUSAT TAHUN 2009 UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DENSITAS MINERAL TULANG WANITA 45 TAHUN DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, JAKARTA PUSAT TAHUN 2009 SKRIPSI ENITA TRIHAPSARI NPM : 1005000661

Lebih terperinci

di PT. BNI Syari ah Cabang Padang harus mengikuti prosedur yang berlaku di bank tersebut. Adapun prosedur Tabungan ib Tunas Hasanah di PT.

di PT. BNI Syari ah Cabang Padang harus mengikuti prosedur yang berlaku di bank tersebut. Adapun prosedur Tabungan ib Tunas Hasanah di PT. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Tabungan ib Tunas Hasanah di PT. BNI Syari ah Cabang Padang Setiap orang yang ingin menjadi nasabah Tabungan ib Tunas Hasanah di PT. BNI Syari ah Cabang

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum PENGUJIAN MATERIIL PERATURAN DESA (Kajian Normatif - Yuridis Terhadap Undang-Undang No. 10 Th. 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA DISLIPIDEMIA DENGAN ANGKA MORTALITAS GAGAL JANTUNG AKUT SELAMA PERAWATAN DI LIMA RUMAH SAKIT DI INDONESIA PADA BULAN DESEMBER 2005 DESEMBER 2006 SKRIPSI OMAR LUTHFI

Lebih terperinci

POLA PERSEPSI KONSUMEN PADA KAFE TANAMERA COFFEE DAN KAFE PAVILIUN 28 DALAM KONTEKS PENERAPAN VISUAL MERCHANDISING TESIS

POLA PERSEPSI KONSUMEN PADA KAFE TANAMERA COFFEE DAN KAFE PAVILIUN 28 DALAM KONTEKS PENERAPAN VISUAL MERCHANDISING TESIS POLA PERSEPSI KONSUMEN PADA KAFE TANAMERA COFFEE DAN KAFE PAVILIUN 28 DALAM KONTEKS PENERAPAN VISUAL MERCHANDISING TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen (S2)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI PENGARUH PENAMBAHAN KARBON PADA PROSES REDUKSI LANGSUNG BATU BESI SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI PENGARUH PENAMBAHAN KARBON PADA PROSES REDUKSI LANGSUNG BATU BESI SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA STUDI PENGARUH PENAMBAHAN KARBON PADA PROSES REDUKSI LANGSUNG BATU BESI SKRIPSI KOMARUDIN 0405040414 FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL DEPOK DESEMBER 2008 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS Oleh : RATIH AJENG WIDATI H. 07 06 17 2986 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROSEDUR AKUNTANSI TABUNGAN BRITAMA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. UNIT GAJAH MADA CABANG JEMBER

PELAKSANAAN PROSEDUR AKUNTANSI TABUNGAN BRITAMA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. UNIT GAJAH MADA CABANG JEMBER PELAKSANAAN PROSEDUR AKUNTANSI TABUNGAN BRITAMA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. UNIT GAJAH MADA CABANG JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan dengan nama Bank Karya Produksi Desa (BKPD) Kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan dengan nama Bank Karya Produksi Desa (BKPD) Kecamatan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) Astanajapura didirikan dengan nama Bank Karya Produksi Desa (BKPD) Kecamatan Astanajapura

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TIDAK TERCAPAINYA TARGET PRODUKSI DI PLTA PARLILITAN DAN PLTA LEBONG YANG DIMILIKI OLEH PT. MEGA POWER MANDIRI TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR TIDAK TERCAPAINYA TARGET PRODUKSI DI PLTA PARLILITAN DAN PLTA LEBONG YANG DIMILIKI OLEH PT. MEGA POWER MANDIRI TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR TIDAK TERCAPAINYA TARGET PRODUKSI DI PLTA PARLILITAN DAN PLTA LEBONG YANG DIMILIKI OLEH PT. MEGA POWER MANDIRI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1 Manajemen

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM PERJANJIAN PENAMBAHAN FASILITAS KREDIT (REFINANCING) SEBAGAI ADDENDUM PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA SKRIPSI

ASPEK HUKUM PERJANJIAN PENAMBAHAN FASILITAS KREDIT (REFINANCING) SEBAGAI ADDENDUM PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA SKRIPSI ASPEK HUKUM PERJANJIAN PENAMBAHAN FASILITAS KREDIT (REFINANCING) SEBAGAI ADDENDUM PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum PERMATA KUSUMADEWI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TEKNO-EKONOMI PEMANFAATAN GAS ALAM MENGGUNAKAN SISTEM KOGENERASI DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS) TESIS ROBI H.SEMBIRING 07 06 17 33 45 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PERBAIKAN KINERJA MANAJEMEN LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM MANAJEMEN MUTU, LEAN SIX SIGMA DAN BALANCED SCORECARD : STUDI KASUS PT.

PERBAIKAN KINERJA MANAJEMEN LAYANAN  DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM MANAJEMEN MUTU, LEAN SIX SIGMA DAN BALANCED SCORECARD : STUDI KASUS PT. PERBAIKAN KINERJA MANAJEMEN LAYANAN E-MAIL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM MANAJEMEN MUTU, LEAN SIX SIGMA DAN BALANCED SCORECARD : STUDI KASUS PT.XYZ KARYA AKHIR Nungky Awang Chandra 0706194394 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK EKONOMI PERENCANAAN KOTA & DAERAH JAKARTA JULI 2010

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK EKONOMI PERENCANAAN KOTA & DAERAH JAKARTA JULI 2010 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KEBERADAAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) BANTAR GEBANG BEKASI TESIS MARTHIN HADI JULIANSAH 0706181725 FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat. Banyaknya produk barang dan/atau jasa yang ditawarkan para pelaku usaha kepada masyarakat sama-sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi pendirian bank-bank umum swasta nasional pada tahun 1988 yang salah satu tujuannya untuk mempercepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada industri kecil dan menengah, umumnya teknologi yang digunakan masih sederhana dan sebagian besar pekerjaan masih dilakukan secara manual. Kondisi ini juga ditemukan

Lebih terperinci