BAB IV HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan farmasi di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1998 sebagai akibat arus globalisasi yang meningkat. Meskipun baru berusia lima tahun, PT. XYZ sebagai salah satu perusahaan farmasi terus menerus berinovasi dan saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang sedang pesat pesatnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat pertumbuhan yang pesat tersebut kadang kala tidak dapat diimbangi oleh produktivitas perusahaan. Saat ini PT. XYZ memiliki lebih dari 600 karyawan dengan 120 diantaranya adalah karyawan di divisi Manufacturing. Untuk mendukung pemasaran produknya, PT. XYZ memiliki sekitar 300 Medical Representative yang tersebar di berbagai wilayah di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Bali. Produk yang dihasilkan oleh PT. XYZ telah mencapai 100 lebih brand name. Beberapa jenis produk produk tersebut adalah : Antibiotics Cardiovascular Neuromuscular Vitamins & Minerals Women Healthcare

2 Analgesics Gastrointestinal Selain memiliki standard dari pemerintah Indonesia, Good Manufacturing Practice (GMP), PT. XYZ saat ini sedang memproses kepemilikan sertifikat TGA (Australian Theurapatics and Good Administration ), yaitu sebuah standar yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan farmasi yang diperoleh dari Australia. Dengan adanya TGA, PT. XYZ harus mengikuti standard standard yang telah ditetapkan. Pabrik PT. XYZ yang baru juga dibangun berdasarkan standard TGA. 4.2 Gambaran Umum Divisi Manufacturing Kondisi yang tejadi adalah divisi Manufacturing belum memiliki suatu ukuran kinerja yang memadai. Yang ada saat ini hanyalah sebuah ukuran yang sifatnya lisan yang disampaikan oleh atasan. Belum ada suatu program kerja yang jelas untuk ukuran kinerja pada setiap departemen di divisi Maufacturing. Pada prinsipnya, masing masing pimpinan departemen menyadari perlunya suatu sistem pengukuran kinerja untuk setiap departemen. Mereka menyadari bahwa dengan adanya suatu ukuran kinerja, tujuan yang diinginkkan lebih mudah dicapai. Mereka memang mengetahui visi dan misi perusahaan secara tertulis, namun mereka tidak memahami dengan jelas arah dan tindakan strategis yang ingin dilakukan oleh top manajemen. Masing masing departemen melakukan tugasnya tanpa target-target tertentu yang jelas dan dilakukan hanya untuk tujuan jangka pendek. Tidak terdapat suatu perencanaan jangka panjang yang pasti.

3 Namun demikian, mereka menilai perlunya suatu evaluasi kerja dan perencanaan kerja serta parameter parameter pendukungnya. Secara umum, PT. XYZ memiliki fasilitas produksi yang sangat memadai dan menunjang, serta didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Kelemahan yang terdapat pada divisi Manufacturing adalah belum adanya koordinasi yang baik antar departemen yang mengakibatkan proses produksi tidak efektif dan tidak efisien. Koordinasi yang baik sangat mendukung kelancaran proses produksi. Siklus produksi pada divisi Manufacturing PT. XYZ dapat digambarkan sebagai berikut :

4 Management Marketing Product Development Quality Control Production Inventory Warehouse $ $ $ VISIO CORPORATION $ Purchasing Finance Suppliers Gambar 4.1 Siklus Produksi di Divisi Manufacturing Permasalahan yang timbul di divisi Manufacturing antara lain pada saat pemesanan barang (bahan baku dan bahan kemas). Bahan baku dan bahan kemas dipesan oleh bagian Purchasing sesuai permintaan dari bagian P.P.I.C. Namun

5 pemesanan barang sering terlambat. Pemesanan yang terlambat sering diakibatkan oleh personil bagian Purchasing yang lamban dan proses pemilihan supplier yang cukup lama serta hal-hal lain yang sering tidak terduga. Pemilihan supplier saat ini berdasarkan supplier mana yang menawarkan harga yang lebih murah sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Meskipun barang telah dipesan, sering juga terjadi proses pembayaran yang lamban sehingga pengiriman barang dari supplier menjadi terlambat. Hal ini sangat mempengaruhi inventory stocl level. P.P.I.C meminta pemesanan barang pada departemen Purchasing dengan memperhatikan level inventory yang ada dan rencana produksi yang telah ditetapkan oleh departemen produksi. Departemen produksi melakukan proses produksi berdasarkan permintaan dari departemen Marketing. Permintaan dari Marketing pun hanya didasarkan dari forecasting yang sering kali tidak tepat. Hal ini memang disebabkan karena sulit sekali untuk menentukan faktor faktor yang berpengaruh terhadap naik atau turunnya permintaan pasar. Karena hanya berdasarkan forecasting dari departemen Marketing tersebut, produksi yang dihasilkan kadang kala melebihi permintaan dan kadang kala tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Deviasi antara forecasting dan permintaan dapat mencapai 20%. Kelebihan stock menimbulkan permasalahan baru, yaitu ruang penyimpanan yang tidak memadai dan diperlukan biaya penyimpanan terhadap stock tesebut. Akibatnya Harga Pokok Produksi (HPP) menjadi tinggi. Sedangkan kekurangan stock mengakibatkan kekurangan persediaan produk di pasar, yang artinya perusahaan tidak dapat memenuhi harapan konsumen (Rumah Sakit atau Apotik).

6 Ukuran Kinerja yang ada saat ini yaitu, Tabel 4.1 Ukuran Kinerja pada Tiap-tiap Departemen No. Departemen Ukuran Kerja 1. Product Development Formulasi yang berhasil diselesaikan 2. P.P.I.C Inventory stock level yang rendah Stockout tidak terjadi 3. Production Jumlah Finished good Work in Process yang rendah 4. Quality Control Jumlah bahan baku yang diperiksa 5. Purchasing Harga Pembelian yang Murah Gambaran Umum Tiap-Tiap Departemen 1. Departemen Product Development (PD) PD merupakan sebuah departemen yang tugasnya untuk selalu dapat berinovasi menghasilkan produk-produk baru yang berkualitas. Di departemen inilah, formulasi obat dibuat. Proses pengembangan suatu formulasi diinisiasikan oleh top manajemen. Target yang agresif dari top manajemen untuk menciptakan jenis produk yang banyak menjadi hambatan tersendiri bagi departemen PD. Target yang agresif tersebut dilakukan agar PT. XYZ mampu menciptakan variasi produk dan mampu

7 berkompetisi dengan pesaingnya. Hambatan yang dirasakan oleh departemen PD adalah kurangnya jumlah personil untuk melaksanakan tugas tersebut. Akibatnya target dari top manajemen pun sering tidak dapat dicapai. 2. Departemen P.P.I.C Sebagai sebuah departemen yang bertugas dalam perencanaan dan pengendalian inventory perusahaan, P.P.I.C tidak memiliki target secara kuantitatif mengenai stock level inventory. Beberapa hambatan yang terjadi pada departemen ini adalah masih lemahnya koordinasi dengan departemen lain. Pemesanan bahan baku dan bahan kemas yang sering terlambat dan pembayaran ke suplier yang juga sering terlambat mengakibatkan departemen ini tidak dapat melakukan pengendalian inventory dengan baik. Pada saat ini, departemen P.P.I.C hanya memiliki laporan kerja berupa data level stock tiap semester. 3. Departemen Production Tujuan dari departemen ini adalah agar stock produk tidak kosong, sehingga produk selalu ada setiap saat pasar membutuhkannya. Namun, bukan berarti produk yang dicadangkan dalam jumlah yang sangat besar sehingga akan timbul biaya penyimpanan yang lebih besar. Biasanya, sebagian kecil dari finished goods yang dihasilkan sejumlah 5% merupakan waste. 4. Departemen Purchasing

8 Departemen ini bertanggung jawab terhadap pembelian bahan baku dan bahan kemas. Pembelian bahan baku dan bahan kemas dilakukan berdasarkan permintaan dari departemen PPIC. Permintaan pembelian tersebut diolah untuk menentukan supplier yang sesuai. Penentuan dan pemilihan supplier yang utama hanya didasarkan pada harga. Kualitas bahan baku didasarkan pada suplier yang telah lama bekerja sama dengan PT. XYZ. Bahan baku yang tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan akan dikembalikan ke supplier. Pembelian bahan bahan baku memerlukan waktu yang cukup lama, oleh karena itu penerimaan bahan harus diterima paling lama dua minggu sebelum proses produksi. 5. Departemen Quality Control Departemen Quality Control melakukan pemeriksaan terhadap bahan baku dan bahan kemas yang masuk. Bahan-bahan yang masuk tersebut ditinjau kualitasnya karena kualitas bahan-bahan tersebut mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan nantinya. Pemeriksaan juga dilakukan pada produk jadi yang dihasilkan supaya kualitas produk yang akan dipasarkan memang terjamin. Sehubungan dengan akan adanya peningkatan jumlah produksi, maka terjadi peningkatan pemeriksaan bahan baku, bahan kemas dan produk jadi. Namun hal ini tidak didukung oleh kapasitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Hal ini menjadi kendala bagi departemen Quality control.

9 4.3 Analisis Lingkungan Makro Belum lama ini, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang GMP (Good Manufacturing Practices) yang semakin ketat. Dengan adanya GMP yang diperketat ini, setiap perusahaan farmasi harus meninjau ulang pelaksanaan GMP di perusahaan-perusahaan masing-masing. Hal ini mengancam pertumbuhan dari perusahaan farmasi khususnya perusahaan farmasi kecil. Meskipun demikian, PT. XYZ telah mempersiapkan diri dengan baik. Saat ini pun PT. XYZ sedang memproses kepemilikan sertifikat TGA yang jauh lebih ketat daripada syaratsyarat dalam GMP. Dengan adanya syarat-syarat lebih ketat tersebut, para karyawan PT. XYZ khusunya pada divisi Manufacturing harus bekerja keras untuk memenuhi salah satu target perusahaan tersebut. Dalam hal ini, PT. XYZ harus meninjau ulang kompensasi yang diberikan perusahaan kepada para karyawan dan menambah jumlah tenaga kerja di titik-titik tertentu karena sejumlah pekerjaan dirasakan semakin berat oleh karyawan. Dewasa ini, persaingan pada era globalisasi juga telah merambat ke industri farmasi. Khususnya untuk industri farmasi skala kecil menengah, kompetesi yang terjadi sangatlah ketat. Karena biasanya masyarakat akan lebih percaya pada satu brand name yang dipercaya secara turun temurun. Oleh karena itu penting sekali bagi PT. XYZ untuk menanamkan image yang kuat untuk memperoleh kepercayaan masyarakat. Produk produk Over The Counter (OTC) menghadapi kendala dalam hal periklanan. Regulasi pemerintah menentukan persyaratan yang cukup sulit bagi

10 perusahaan farmasi untuk dapat mengiklankan produk-produk mereka. Sementara untuk produk-produk ethical, sangat ditentukan oleh para dokter sebagai pemberi resep obat. Dalam hal ini, para Medical Representative sangat memberikan andil yang penting untuk mendorong terjadinya pertumbuhan penjualan. 4.4 Analisis Lingkungan Industri 1. Ancaman perusahaan baru. Industri Farmasi merupakan suatu industri yang memerlukan tahap penelitian dan pengembangan yang sangat lama. Selain itu, juga dibutuhkan infrastruktur dan teknologi yang memadai untuk mendukung proses produksi. Personil yang terlibat dalam proses produksi pun harus memiliki tingkat keterampilan yang tinggi terutama untuk mengoperasikan berbagai jenis peralatan yang berteknologi canggih. Untuk itu, diperlukan investasi yang sangat besar jika ingin memasuki industri farmasi ini. Selain itu, persyaratan GMP yang semakin ketat, juga mempersulit masuknya perusahaan-perusahaan baru. 2. Kekuatan Pemasok Pada PT. XYZ, kualitas pemasok menjadi bagian yang sangat penting. Tiga komponen penentuan pemasok yang baik yaitu delivery, price dan quality. Saat ini PT, XYZ bergantung pada banyak pemasok. Dengan banyaknya pemasok, menimbulkan masalah yang berkaitan dengan kualitas dan mengakibatkan biaya transaksi menjadi tinggi karena tawar-menawar yang dilakukan lebih dari satu pemasok. Pemilihan pemasok saat ini lebih ditekankan pada pemasok yang

11 menawarkan harga yang lebih murah dengan tetap berusaha menjaga kualitas barang. Namun, sepertinya masalah pengiriman dan waktu kedatangan barang menjadi hal yang sedikit terabaikan. Padahal hal ini merupakan masalah penting yang mempengaruhi proses produksi yang pada akhirnya juga berpengaruh kepada biaya, terutama opportunity cost. 3. Kekuatan pembeli Dalam industri farmasi, peran para dokter selaku intermediate customer sangat mempengaruhi tingkat penjualan. Mereka memiliki daya tawar yang sangat tinggi. Apalagi untuk produk obat-obatan terdapat banyak sekali pilihan penggunaan dengan indikasi obat yang sama. Sedangkan pasien hanyalah sebagai end user dari produk PT.XYZ yang kebanyakan adalah menerima resep dari dokter. Oleh sebab itu, PT. XYZ seharusnya mempersiapkan karyawan-karyawan di lini depan yang handal untuk menjual produk-produknya. 4. Dampak produk subtitusi Dengan semakin meningkatnya ragam produk dan menurunnya kesetiaan terhadap merek, produk subtitusi menjadi penting dalam analisis industri pada PT. XYZ. Saat ini yang sedang menjadi trend adalah penggunaan obat tradisional seperti jamu atau obat-obatan cina. Selain itu, adanya jenis pengobatan alternatif sedikit banyak dapat mengancam industri farmasi. 5. Persaingan dalam industri Saat ini persaingan di industri farmasi terus meningkat. Perusahaanperusahaan farmasi semakin bermunculan. Produk-produk yang dihasilkan pun kian banyak. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya iklan obat-obatan yang

12 ditampilkan di media massa, khusunya televisi. Untuk satu jenis penyakit ringan saja, terdapat banyak sekali alternatif jenis obat yang bisa digunakan. Menyikapi hal ini, PT. XYZ perlu memfokuskan diri pada peningkatan kualitas. Orientasi pada pemberian value bagi customer menjadi sangat penting untuk tujuan jangka panjang pada pemuasan kebutuhan customer. 4.5 Visi dan Misi Saat ini, PT. XYZ memiliki visi dan misi sebagai berikut : It is the belief of the management team that private sectors should assist Government s mission to provide better quality healthcare products for the society. We concentrate on producing excellent quality high value added products to be consumed by patients as an alternative to the foreign imported high price products Besides developing our own products, we are actively searching for new products by partnering with other multinational companies to market their novel products which are needed by Indonesian community. With international trend towards free trade and reducing healthcare expenditure, we also actively positions ourselves as one of the worldwide providers for quality pharmaceutical products to international patients and partners. 4.6 Analisis SWOT

13 Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa yang menjadi SWOT dari divisi Manufacturing PT. XYZ adalah : 1. Strengths (kekuatan) a. Perspektif Finansial Tingkat penjualan yang sedang tumbuh PT. XYZ sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di usianya yang sangat belia. Tingkat penjualan yang telah mencapai lebih dari Rp.10 Milyar per bulan. Apalagi dengan adanya rencana untuk melakukan ekspor ke luar negeri, tingkat penjualan diharapkan dapat terus meningkat. b. Perspektif Pelanggan Jumlah produk yang bervariasi Saat ini PT. XYZ memiliki lebih dari 100 jenis obat, di antara-nya merupakan produk generik, ethical dan OTC (Over The Counter). Jeni-jeni obatnya adalah Antibiotics, Cardiovascular, Vitamins & Mineral, Women Healthcare, Analgesics, Gastrointestinal. Harga produk yang kompetitif dengan pesaing PT. XYZ menyediakan produk berkualitas sama dengan para pesaingnya dengan harga yang sebanding. c. Perspektif Proses Bisnis Internal

14 Penerapan Materials Requirement Planning dan perencanaan penerapan Just In Time sangat membantu kelancaran proses produksi d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Komitmen yang kuat dari top manajemen untuk melakukan perubahan Top manajemen PT. XYZ sangat mendukung adanya perubahan. Berbagai program kerja sedang disusun dan akan dilaksanakan, diantaranya Material Requirements Planning (MRP), Just In Time (JIT), dan Activity Based Costing (ABC). Memiliki tenaga kerja yang solid dan dapat saling bekerja sama. Memiliki kultur perusahaan dengan karyawan yang memiliki semangat kekeluargaan yang tinggi. Saat ini, PT. XYZ sangat didukung oleh sistem informasi yang sangat memadai yang memudahkan perolehan data dan informasi serta membantu kelancaran proses kerja. 2. Weaknesses (kelemahan) a. Perspektif Finansial Harga Pokok Produksi (HPP) yang semakin tinggi. Gedung baru dan fasilitas baru dengan sendirinya menimbulkan beban yang semakin besar dan menyebabkan tingkat HPP yang semakin tinggi.

15 b. Perspektif Pelanggan Kadang kala produk tidak tersedia di pasar Ada kalanya produk tertentu tidak tersedia di pasar karena perusahaan tidak mampu berproduksi sesuai kebutuhan konsumen. Ketidakmampuan tersebut diantaranya dikarenakan bahan baku yang tidak tersedia atau terlambat disediakan. Akibatnya, beberapa konsumen melakukan pemutusan pembelian produk tersebut dan perusahaan kehilangan peluang penjualan. c. Perspektif Proses Bisnis Internal Bahan baku dan bahan kemas yang datang tidak tepat waktu yang bisa disebabakan karena permasalahan di supplier maupun intern perusahaan seperti keterlambatan pemesanan maupun pembayaran. Terjadinya hambatan dalam proses produksi diantaranya karena kurangnya mesin produksi. d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Personil di departemen tertentu masih kurang Dengan adanya rencana ekspor dan pertumbuhan yang cukup pesat mengakibatkan kapasitas kerja yang semakin besar. Saat ini, kapasitas kerja yang semakin besar tersebut kurang didukung oleh kapasitas tenaga kerja yang ada. Turnover karyawan cukup besar

16 Dengan jumlah karyawan lebih dari 600, rata-rata karyawan yang keluar mencapai 5%. Sedangkan, karyawan masuk tiap bulannya mencapai 40 orang. Koordinasi antar departeman yang kurang baik Salah satu ukuran proses kerja yang baik adalah hubungan dan kerja sama yang baik antar departemen terkait. Jika hubungan dan koordinasi dapat dilakukan dengan baik akan dapat memperlancar proses bisnis yang ada, sehingga dapat menghasilkan efisiensi dan efektif kerja yang kurang baik. Sementara yang terjadi adalah proses kerja satu departemen dengan departemen lainnya sering terhambat dan terlambat. 3. Opportunity (Peluang) a. Perspektif Finansial Peluang untuk eksport Seperti yang disebutkan di atas, dengan adanya standar TGA dari Australia, memberikan peluang yang lebih besar bagi PT. XYZ untuk melakukan ekspor. Hal ini mengakibatkan market share PT. XYZ yang semakin besar dan dengan sendirinya berpengaruh kepada tingkat penjualannya. b. Perspektif Pelanggan Pasar yang luas dan beragam

17 Saat ini, ekspor PT. XYZ hanya ditujukan ke negara-negara di wilayah Asia, seperti Myanmar, Singapura, Hongkong, Malaysia dan Vietnam. Sedangkan target ekspor yang akan datang akan ditujukan ke negara-negara di Eropa seperti Bulgaria, Spanyol, Inggris dan Australia. c. Perspektif Bisnis Internal Banyaknya suplier yang ingin bekerja sama Pasar yang semakin luas dan keadaan perusahaan yang semakin bertumbuh memberikan kemungkinan kerja sama dengan suplier yang semakin besar. Beberapa suplier yang telah bekerja sama dengan PT. XYZ antara lain berasal dari Belgia, Australia, Korea Proses produksi yang memenuhi standard TGA Dengan adanya proses produksi yang memenuhi standar TGA yang ketat, penggunaan kapasitas produksi dapat ditingkatkan dan produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas yang lebih tinggi. d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Semakin majunya teknologi dan sistem informasi memungkinkan PT. XYZ untuk mengadopsi teknologi yang ada dan membangun sistem informasi yang lebih canggih. Kualitas pendidikan yang semakin meningkat, memungkinkan PT. XYZ memiliki karyawan dengan kualitas yang tinggi pula

18 4. Threats (Ancaman) a. Perspektif Finansial Timbulnya jenis pengobatan baru, seperti pengobatan alternatif memberikan kecenderungan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pengobatan modern. Hal ini dapat mempengaruhi jumlah penjualan. Situasi moneter Indonesia yang tidak stabil Untuk pembelian bahan baku dan bahan kemas serta peralatan produksi yang sebagian menggunakan nilai mata uang asing (dolar), kestabilan keadaan ekonomi dan nilai tukar rupiah yang rendah menimbulkan biaya produksi yang tidak stabil dan cenderung tinggi. b. Perspektif Pelanggan Banyaknya pesaing yang menawarkan produk dengan kualitas dn harga yang bersaing. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat. Para pelaku pasar terus berusaha menghasilkan produk yang sama untuk menyaingi pesaingnya. c. Perspektif Bisnis Internal Peraturan tentang pengujian stabilitas/pengembangan produk Berbagai peraturan mengenai pengujian stabilits dan pengembangan produk kadang kala tidak dapat diikuti dengan cepat. Dan untuk pengujian tersebut memerlukan biaya yang cukup besar. d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

19 Keluarnya karyawan yang berpotensi dan berkualitas Karyawan yang sudah bekerja cukup lama dan sangat mengerti seluk beluk dan prosedur kerja keluar dan beralih ke perusahaan lain khususnya perusahaan sejenis merupakan ancaman yang perlu diwaspadai. 4.7 Usulan Pemecahan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang ada, maka penulis mengusulkan agar dibangun suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif pada divisi Manufacturing PT. XYZ, yang disebut dengan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard pada divisi Manufacturing ini membantu manajemen di dalam mengukur kinerja masing masing departemen yang ada di divisi Manufacturing. Ukuran kinerja tersebut didasarkan pada proses kerja di setiap departemen dan tujuan tujuan yang ingin dicapai oleh departemen dengan mengaitkan ukuran tersebut pada visi dan misi perusahaan secara keseluruhan. Ukuran kinerja yang telah dibuat harus mampu dicapai oleh setiap departemen. Pencapaian target ukuran kerja tersebut harus menjadi tanggung jawab setiap individu dalam departemen. Berikut ini adalah gambar sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan Balanced Scorecard.

20 Perspektif Pelanggan! Penyedian produk yang berkualitas,dll! Indikator -indikator kerja! Target -target! Program - program Perspektif Proses Bisnis Internal! Peningkatan kelancaran proses produksi, dll! Indikator - indikator kerja! Target - target! Program - program Visi & Strategi! Peningkatan kemampuan dan produktivitas karyawan, dll! Indikator -i indikator! Target - target! Program - program Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan! Peningkatan efisiensi produksi! Indikator - indikator! Target - target! Program - program Perspektif Finansial Gambar 4.2 Sistem Pengukuran Kinerja dalam Balanced Scorecard Dengan menggunakan model atau sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard, diharapkan segala hambatan dalam proses produksi dapat berkurang. Balanced Scorecard tidak hanya menawarkan ukuran ukuran kerja yang harus dicapai, namun juga rencana tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai ukuran tersebut. Berdasarkan hasil wawancara serta observasi langsung atas proses kerja dan permasalahan yang terjadi di divisi Manufacturing PT. XYZ, maka disusun sebuah Balanced Scorecard. Penyusunan Balanced Scorecard divisi Manufacturing pada PT. XYZ diawali dengan pembuatan peta strategis (Strategic Map). Peta strategis dibuat setelah

21 menganalisa SWOT, lingkungan makro dan lingkungan industri, permasalahan serta visi dan misi perusahaan. Perspektif Finansial Peningkatan Sumber Pendapatan Peningkatan Profit Penurunan Biaya Operasional Perspektif Pelanggan Pelanggan Baru (Lokal) Ketersediaan Produk Pelanggan Baru (Ekspor) Kepuasan Pelanggan Variasi Produk Perspektif Proses Bisnis Internal Pemenuhan Standar TGA Pemenuhan GMP Kualitas Barang Masuk Penurunan Waktu Pemesanan Peningkatan Kualitas Produk Penurunan Waktu Kedatangan Penurunan Waktu Pembayaran Peningkatan Jumlah Formula Yang Dikembangkan Pengembangan dan Penelitian Terus Menerus Penurunan Rework Penurunan Waktu Penelitian Masalah yang Minimum Penurunan Kerusakan Mesin / Fasilitas Penurunan Level Stock Penurunan Waktu Siklus Optimalisasi Pengaturan Inventory Peningkatan Kapasitas Produksi Penurunan Stock Out Peningkatan Utilisasi Aset Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Karyawan yang Produktif dan Berkualitas Sistem Informasi dan Teknologi yang Memadai Kepuasan Karyawan

22 Gambar 4.3 Peta Strategis untuk Balanced Scorecard divisi Manufacturing Untuk mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan, yaitu peningkatan profit sebesar 30% per tahunnya, maka PT. XYZ perlu melakukan peningkatan sumber pendapatannya dan penurunan biaya operasional. Peningkatan sumber pendapatan berasal dari adanya peningkatan jumlah pelanggan baru. Pelanggan baru yang dimaksudkan adalah baik pelanggan lokal maupun pelanggan luar negeri. PT. XYZ mengharapkan bahwa nantinya jumlah pelanggan luar negerinya akan menjadi sama besar dengan pelanggan lokal. Untuk tujuan tersebut dan dalam kaitannya dengan divisi Manufacturing, PT. XYZ berusaha untuk memperoleh sertifikat TGA dari Australia untuk memperoleh kepercayaan dari pelanggan luar negeri, dengan tetap melakukan pemenuhan terhadap standar GMP. Dengan adanya standar TGA dan GMP,maka kualitas produk yang dihasilkan diharapkan dapat menigkat. Peningkatan kualitas produk dapat terjadi dengan menurunkan tingkat masalah yang timbul dalam proses produksi. Masalah yang terjadi diantaranya adalah produk yang perlu pengerjaan ulang, mesin-mesin yang rusak ataupun bahan baku atau bahan kemas yang masuk kualitasnya kurang baik. Untuk meningkatkan sumber pendapatannya PT. XYZ harus memperhatikan kepuasan pelangannya.dalam konteks divisi Manufacturing, kepuasan pelanggan memiliki kaitan terhadap ketersedian produk yang ada dipasar. Divisi Manufacturing harus selalu siap untuk memproduksi produk yang dibutuhkan. Jika divisi Manufacturing tidak dapat ataupun terlambat melakukan

23 produksi, maka PT. XYZ akan kehilangan suatu peluang pada aktivitas penjualannya dan juga mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan. Agar dapat terus berkompetisi dengan para pesaingnya, PT. XYZ harus melakukan inovasi-inovasi terhadap produk-produk yang dihasilkannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu pengembangan dan penelitian secara terus menerus. Saat ini target yang ditetapkan oleh manajemen adalah bahwa formula produk yang dihasilkan adalah lebih dari 10 jenis formula per tahun. Sedangkan penurunan biaya operasional divisi Manufacturing erat kaitannya dengan pengoptimalisasian pengaturan inventory dan peningkatan kapasitas produksi. Optimalisasi inventory bisa terjadi jika jumlah inventory yang ada sesuai dengan yang diperlukan untuk proses produksi. Pengaturan jumlah inventory disesuaikan dengan hasil forecasting jumlah permintaan pasar.dari Marketing. Peningkatan kapasitas produksi terjadi apabila divisi Manufacturing dapat menggunakan fasilitas-fasilitas produksi yang ada secara optimal, sehingga tidak ada mesin atau fasilitas yang menganggur. Penurunan waktu siklus produksi juga sangat mempengaruhi jumlah biaya yang dikeluarkan. PT. XYZ harus menciptakan suatu proses kerja yang efisien mulai dari proses pembelian barang sampai dengan dihasilkannya suatu produk akhir. Hal-hal yang disebutkan diatas dapat terwujud dengan baik jika ada dukungan yang baik pula dari personil-personil yang terlibat dan juga dukungan teknologi serta sistem informasi yang digunakannya. Oleh karena itu, PT. XYZ harus senantiasa memperhatikan kedua faktor tersebut. PT. XYZ perlu memperhatikan tingkat kualitas karyawan-karyawannya agar mampu

24 berproduktivitas seperti yang diharapkan. Kualitas sumber daya manusia ini dapat diwujudkan salah satunya dengan melakukan pelatihan terhadap karyawan. Kepuasan karyawan juga menjadi hal yang sangat penting. Kepuasan karyawan ditentukan antara lain oleh sistem reward dan punishment yang berlaku. Penciptaan suasana kerja yang nyaman dan kondusif juga mendukung terciptanya kepuasaan karyawan yang tinggi. Secara finansial, PT. XYZ mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan profit yang mencapai 10%. Sedangkan, penjualannya bertumbuh mencapai 35%. Namun, masalah biaya yang masih kurang dapat dikendalikan dengan baik, khususnya variable cost yang akan meningkat seiring dengan pertumbuhan kegiatan perusahaan. PT. XYZ menghendaki adanya peningkatan jumlah pelanggan yang besar, khususnya dari pasar ekspor. Namun untuk saat ini, PT. XYZ baru mampu memperoleh peningkatan 3% pelanggan baru (ekspor). Untuk tujuan tersebut, PT. XYZ belum cukup dalam memperhatikan kepuasan pelanggan, seperti pengiriman barang ke pelanggan secara tepat waktu dan ketersediaan produk di pasar. Pengelolaan persediaan menjadi hal yang sangat penting pada divisi Manufacturing. Kekeliruan dalam menentukan tingkat persediaan dapat berakibat pada banyak hal, diantaranya mempengaruhi inventory stock level, inventory turnover dan pada akhirnya juga mempengaruhi Return On Investment (ROI). Namun, pengelolaan persediaan merupakan hal yang sulit dilaksanakan karena melibatkan banyak departemen. Pada saat ini, inventory stock level berada pada angka 5.5. Sedangkan stockout yang terjadi mencapai 12%.

25 Sedangkan Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) dipengaruhi oleh lamanya throughput time. Oleh karena itu, departemen produksi harus memperhatikan efisiensi waktu proses produksi sehingga dapat dihasilkan jumlah output yang diinginkan. Saat ini, kegagalan hasil dalam setiap kali proses produksi dapat mencapai 20%. Hak ini diantaranya disebabkan pada setiap tahapan proses produksi (mixing, cetak, coating, strip) dapat terjadi kesalahan ataupun kegagalan. Misalnya, formula pada saat coating mengalami kegagalan berupa kegagalam pemberian warna. PT. XYZ memberikan fokus yang sangat besar pada aktivitas penjualannya. Target yang agresif pun dibuat, baik untuk divisi Manufacturing maupun Marketing. Namun, target tersebut kurang diimbangi dengan usaha peningkatan kapabilitas karyawan. Target yang semakin berat kurang didukung oleh jumlah personel yang melakukannya. Sehingga, kepuasan kerja karyawan sedikit terabaikan. Dengan mengacu kepada hasil pengukuran saat ini, program kerja yang perlu dilakukan oleh divisi Manufacturing untuk peningkatan kapasitas produksi adalah menjadwalkan setiap pekerjaan dan tugas dengan alokasi waktu yang diperlukan, melakukan pemanfaatan mesin dan fasilitas produksi yang optimal serta menerapkan Total Quality Control. Untuk menghasilkan produk berkualitas, perlu dilakukan continous improvement baik untuk mesin, bahan material, tenaga kerja dan metode produksi. Selain itu, penerapan JIT perlu didukung oleh ketepatan data forecasting dari departemen marketing. Oleh karena itu, departemen marketing harus menyiapkan suatu metodologi forecasting dan analisis pasar yang lebih tepat dan tajam. Departemen purcashing yang melakukan pemasokan barang juga harus bekerja lebih cepat. Proses

26 pemilihan pemasok juga tidak dapat dibiarkan berlama-lama. Dengan demikian, akan dibuat suatu supplier scorecard. Supplier scorecard ini akan menyediakan informasi mengenai para pemasok. Scorecard tersebut akan meninjau setiap pemasok berdasarkan aspek delivery, quality, dan price. Hal ini perlu didukung dengan ketersediaan informasi para pemasok. Departemen purchasing harus giat terus menggali sumber sumber informasi mengenai pemasok. Kedatangan barang dari pemasok juga dipengaruhi oleh ketepatan waktu pembayaran. Kerja sama yang baik antara departemen purchasing dan departemen finance sangat diperlukan.setelah departemen purchasing menentukan barang yang akan dibeli dan purchase order dibuat, departemen finance harus segera mengetahuinya dan menyiapkan dana pembayaran. Penerapan Material Requirement Planning (MRP) harus didukung dengan ketepatan data. Oleh karena itu, penyiapan database haruslah tepat. Data yang diperlukan anatara lain besarnya permintaan akan produk dan jumlah pesanan ke pemasok, struktur material yang diperlukan untuk proses produksi serta data persediaan bahan yang ada. Untuk menunjang hal ini, perlu persiapan data forecasting permintaan pasar,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi Era Persaingan Bebas / Globalisasi, pada saat ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi Era Persaingan Bebas / Globalisasi, pada saat ini terlihat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PT. Indomilk 1.1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi Era Persaingan Bebas / Globalisasi, pada saat ini terlihat banyak tantangan dan peluang yang dihadapi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System Implementasi JIT Manufacturing Dengan filosofi Just in Time (JIT) perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam kebutuhan hidup manusia. Hal ini juga membawa suatu kompetisi khususnya di dunia manufaktur.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 1.1.1 Identitas Perusahaan Gambar 1. Logo Perusahaan PT Novell Pharmaceutical Laboratories adalah salah satu perusahaan farmasi di Indonesia yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut organisasi maupun perusahaan untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan. Setiap perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan. informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan. informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (http://pasca-unsoed.or.id/adm/data/256,3,pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia kaya akan sumber daya alamnya yang melimpah, banyak perusahaan lokal maupun perusahaan asing masuk ke indonesia untuk bersaing demi menjadi perusahaan yang

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau yang biasa di singkat PT. Telkom merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus menerus, yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus menerus, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus menerus, yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

Nama : DEWI SAWITRI NPM : Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M

Nama : DEWI SAWITRI NPM : Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SCABIMITE DAN LAXADINE PADA PT. GALENIUM PHARMASIA LABORATORIES Nama : DEWI SAWITRI NPM : 12214888 Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M LATAR BELAKANG MASALAH Strategi

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG Perkembangan perusahaan di industri obat atau farmasi dari tahun ke tahun di Indonesia semakin meningkat pesat, permintaan yang semakin banyak ini disebabkan pengguna yang semakin

Lebih terperinci

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Inventori. Bab IV : Supply-Chain Management

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Inventori. Bab IV : Supply-Chain Management MANAJEMEN OPERASI 1 POKOK BAHASAN Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Inventori Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 BAB III MANAJEMEN

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80-86 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Bernardo Nugroho Yahya Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia selalu berubah, dikarenakan adanya dampak dari efek

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia selalu berubah, dikarenakan adanya dampak dari efek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia selalu berubah, dikarenakan adanya dampak dari efek globalisasi yang mempengaruhi negara-negara untuk bersaing satu sama lain. Globalisasi dalam sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi dan komunikasi tumbuh dengan sangat pesat. Hal tersebut membuat persaingan di dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat serta penyedia pelayanan purna jual baik berupa suku cadang maupun servis dengan cabang-cabang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Ching Luh Group adalah usaha yang bergerak dibidang sepatu khusunya sepatu olah raga. Yang membuat sepatu-sepatu merk

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ Hendra Alianto Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan telekomunikasi, semakin dekat terwujudnya ramalan kampung dunia (global village). Produk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT KYODA MAS MULIA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan spare part yang memiliki pasar sasaran baik untuk domestik maupun mancanegara. Perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan

I. PENDAHULUAN. kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jatuhnya nilai rupiah beberapa tahun belakangan ini menjadi hal kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menengah, di kota Yogyakarta ini sebanyak dengan omzet mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dan menengah, di kota Yogyakarta ini sebanyak dengan omzet mencapai 1 BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan bisnis di Indonesia era modern ini berkembang dengan sangat pesat mengikuti arus perkembangan dunia. Setiap pelaku bisnis berusaha untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Hanya perusahaan yang mampu menekan biaya produksi seminimal mungkin

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif disertai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kapabilitas suatu perusahaan tidak dapat dicapai hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perkembangan pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perkembangan pesat B a b I P e n d a h u l u a n 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Pertumbuhan perekonomian Indonesia saat ini sudah semakin berkembang khususnya pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di

Bab I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di Bab I Pendahuluan 1 Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di segala bidang. Kondisi tersebut memaksa perusahaan harus dapat bekerja

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persediaan merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan manufaktur. Tanpa tersedianya persediaan, maka perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan

Lebih terperinci

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya menurut Supriyono (2000:16) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN. internal, dan sasaran pertumbuhan dan pembelajaran. 2. Pada perspektif finansial ditetapkan tiga sasaran strategik, yakni :

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN. internal, dan sasaran pertumbuhan dan pembelajaran. 2. Pada perspektif finansial ditetapkan tiga sasaran strategik, yakni : BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Sasaran strategik perusahaan secara keseluruhan dibedakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Ravishankar (2011) Penelitian yang dilakukan Ravishankar (2011) bertujuan untuk menganalisa pengurangan aktivitas tidak bernilai tambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output).

BAB I PENDAHULUAN. bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). BAB I 1.1 Latar belakang PENDAHULUAN Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan manajemen tertentu (Hansen, 2009). Hal terpenting yang harus

Lebih terperinci

MODUL ERP (I) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dukungan Modul ERP Idealnya ERP Menyediakan dukungan terhadap Fungsi penjualan Fungsi pengadaan persediaan material, pengadaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan terhadap usulan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Perbandingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI HASIL PENELITIAN

BAB 4 EVALUASI HASIL PENELITIAN BAB 4 EVALUASI HASIL PENELITIAN 4.1 Evaluasi Kinerja Internal Audit 4.1.1 Pendekatan Balanced Scorecard Fungsi internal audit secara keseluruhan telah dapat memberikan manfaat bagi APP. Rincian dari hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat, perusahaan tidak hanya bersaing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Metodologi Penelitian merupakan langkah selanjutnya untuk memecahkan masalah yang ada, dimana penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan beberapa

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Balanced Scorecard Balanced scorecard adalah suatu pendekatan untuk memberi penilaian hasil kerja suatu organisasi yang ditemukan oleh Kaplan dan Norton di tahun 1992 dan dikembangkan

Lebih terperinci

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan BAB I PENDAHULUAN Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.produksi

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber daya manusia nya. Keberhasilan perusahaan diukur oleh kemampuan perusahaan mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Penelitian tentang penerapan Value Stream Maping ini dilakukan di PT. XYZ, Plant Daan Mogot. Untuk itu penulis akan membahas sekilas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi, 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan penting dalam perusahaan untuk mendukung

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan penting dalam perusahaan untuk mendukung 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perkembangan sistem informasi pada era teknologi saat ini, berdampak pada kemajuan dalam perkembangan usaha setiap organisasi. Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dewasa ini ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dewasa ini ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha dewasa ini ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang perekonomian serta perkembangan teknologi yang sangat cepat. Belum lagi sistem ekonomi

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Tujuan sistem pengukuran Iktisar Pengukuran Kinerja Asesmen operasional

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISKA CAHYANINGSIH DAN SUMPENA Program Studi Teknik Elektro, Universitas Suryadarma, Jakarta. ABSTRACT The value of an information

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Perkembangan Organisasi Perusahaan PT. Indah Sakti terbentuk pada Januari tahun 2004 atas prakarsa dan tujuan serta gagasan, misi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan proses industrialisasi negaranya. (Idris, 2007) pikir atas proses bisnis dan alur pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan proses industrialisasi negaranya. (Idris, 2007) pikir atas proses bisnis dan alur pekerjaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MATERI 1. Konsep dasar operasi dan produktivitas 2. Strategi Operasi 3. Perencanaan pengendalian operasi, Perencanaan dan 4. persediaan 5. Perencanaan Kebutuhan Bahan (MRP)

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh pihak manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi yang sangat pesat, akan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang didapat dari analisis adalah :

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang didapat dari analisis adalah : BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang didapat dari analisis adalah : Dari segi politik terdapat perundang-undangan yang mengatur mengenai pemenuhan bahan baku Industri pulp dan paper terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di masa yang akan datang, siap ataupun tidak, sistem industri manufaktur

I. PENDAHULUAN. Di masa yang akan datang, siap ataupun tidak, sistem industri manufaktur I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa yang akan datang, siap ataupun tidak, sistem industri manufaktur akan menghadapi suasana ketidakpastian yang tinggi. Perilaku konsumen yang tidak menentu

Lebih terperinci

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK Tita Talitha 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang Email : tita@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah Sasaran Strategis dan KPI Departemen yang telah ada. Jumlah Sasaran Strategis

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah Sasaran Strategis dan KPI Departemen yang telah ada. Jumlah Sasaran Strategis BAB V PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi Key Performance Indicator (KPI) perusahaan 2. Merancang Peta Startegi dan KPI berdasarkan kerangka pengukuran kinerja Balanced Scorecard.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci