Angka Indeks 10 TAHUN REFORMASI: RAKYAT MASIH SULIT. Tahun IHK IUR
|
|
- Yuliana Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Angka Indeks Angka Indeks memperlihatkan bagaimana perubahan terjadi. Bagaimana harga, pendapatan, produksi, dan nilai produksi berubah seiring dengan perubahan waktu, teknologi, dan sumber daya manusia. 10 TAHUN REFORMASI: RAKYAT MASIH SULIT Tahun IHK IUR Reformasi diinginkan rakyat untuk hidup yang lebih baik. Dari sisi ekonomi itu masih sangat sulit dicapai. Harga-harga telah naik 3 kali lipat dari tahun 1996, sedangkan upah hanya naik 1,35 kali dari tahun Hidup semakin susah. Hal tersebut dapat dilihat dari indeks harga konsumen (IHK) yang merupakan harga gabungan dari jenis barang dan jasa yang harus dibeli oleh konsumen dan indeks upah rill (IUR). Berdasarkan tahun dasar 1996, maka tahun 2006 harga barang dan jasa telah menjadi 373% atau meningkat 3,73 kali dari tahun Sementara daya beli konsumen yang dicerminkan dengan indeks upah sektor industri justru menurun semenjak tahun 2004 sampai tahun Sedangkan pada tahun 2002 sampai 2004 justru sempat meningkat. Saat ini IUR masih lebih rendah dari IHK dan hal tersebut mencerminkan bahwa kesejahteraan konsumen menurun, karena daya beli tidak mencukupi kebutuhan hidup. Kondisi reformasi dan pemimpin yang dipilih langsung belum membuat daya beli rakyat meningkat dan daya saing ekonomi Indonesia membaik, seiring tidak adanya kepastian hokum dan politik.
2 Angka Indeks Relatif Sederhana (Simple Index Numbers) Angka indeks relatif sederhana dikenal juga dengan unweighted index yaitu indeks yang tanpa memperhitungkan bobot setiap barang dan jasa. Setiap barang dan jasa diberikan porsi yang sama, sehingga peran bahan pangan (beras, daging, dan sayuran) sama saja dengan barang lain seperti pakaian, elektronika, dan sebagainya. 1. Angka Indeks Harga Relatif Sederhana Angka indeksa harga relative sederhana menunjukkan perkembangan harga relative suatu barang dan jasa pada tahun berjalan dengan tahun dasar, tanpa memberikan bobot terhadap kepentingan barang dan jasa. Angka indeks harga relative sederhana dirumuskan sebagai berikut: IH =! "! # x 100 Di mana: IH H t H o : Indeks harga : Harga pada tahun t : Harga pada tahun dasar CONTOH 1 Berikut adalah harga beras per kg di Jakarta. Hitunglah indeks harga relative sederhana dengan tahun dasar Tahun Harga per kg
3 Penyelesaian: a. Tahun dasar 2000, maka angka indeks adalah 100. b. Indeks harga relatif sederhana untuk tahun 2001 adalah: IH = $ % x 100 = '.'') x 100 = 110 $ & '.*'+ c. Dengan cara yang sama pada no (b), maka indeks harga relatif sederhana adalah sebagai berikut. Tahun Harga Indeks Perhitungan (1.014/1.014) x (1.112/1.014) x (2.461/1.014) x (2.058/1.014) x (2.240/1.014) x (2.524/1.014) x (2.777/1.014) x 100 Dari indeks harga sejak 2000 sampai 2006 harga telah naik 174% ( ) atau setiap tahunnya 24,86%. CONTOH 2 Berikut adalah perkembangan harga saham PT Indofarma Tbk. Selama tahun Hitunglah indeks harganya dengan harga dasarnya bulan Juli Bulan Harga Januari 200 Februari 250 Maret 240 April 290 Mei 300 Juni 260 Juli 275 Agustus 230 September 245 Oktober 265 November 240 Desember 230
4 2. Indeks Kuantitas Relatif Sederhana Indeks kuantitas relative sederhana dimaksudkan untuk melihat perkembangan kuantitas barang dan jasa. Seberapa besar perkembangan kuantitas tersebut dibandingkan dengan tahun atau periode dasarnya. Indeks kuantitas sederhana dihitung tanpa memberikan bobot setiap komoditas, karena masih dianggap mempunyai kepentingan yang sama. Indeks kuantitas relative sederhana dirumuskan sebagai berikut: IK =, ", # x 100 Di mana: IK K t K o : Indeks kuantitas : Kuantitas pada tahun t : Kuantitas pada tahun dasar Contoh 3 Berikut adalah produksi beras di Indonesia. Hitunglah indeks kuantitas relative sederhana dengan tahun dasar Tahun Produksi (juta ton) Penyelesaian: a. Tahun dasar 2000, maka angka indeks adalah 100. b. Indeks harga relatif sederhana untuk tahun 2001 adalah: IK = - % x 100 =.* x 100 = 97 - &.' c. Dengan cara perhitungan yang sama pada bagian b, maka indeks kuantitas relatif sederhana adalah sebagai berikut.
5 Tahun Harga Indeks Perhitungan (31/31) x (30/31) x (32/31) x (33/31) x (32/31) x (30/31) x (31/31) x 100 Dari indeks kuantitas terlihat bahwa produksi yang lebih kecil dari 2000 adalah tahun 2001 dan Produksi selama mengalami penurunan sebesar 3% (97% - 100%) dan kenaikan tertinggi sebesar 6% (106% - 100%). 3. Indeks Nilai Relatif Sederhana Indeks nilai relatif sederhana menunjukkan perkembangan nilai (harga dikalikan dengan kuantitas) suatu barang dan jasa pada suatu periode dengan periode atau tahun dasarnya. Indeks nilai relative sederhana dirumuskan sebagai berikut: IN = / % / & X 100 = $ %- % $ & - & X 100 Di mana : IN V t V o H t K t H o K o = Indeks nilai relatif sederhana = Volume/nilai pada periode/tahun t = Volume/nilai pada periode/ tahun dasar = Harga komoditas pada periode/tahun t = Kuantitas komoditas pada periode/tahun t = Harga komoditas pada periode/tahun dasar = Kuantitas komoditas pada periode/tahun dasar
6 CONTOH 4 Berikut adalah harga beras dan produksi beras di Indonesia tahun Hitunglah indeks nilai dengan tahun dasar Tahun Harga (Rp/Kg) Produksi (juta ton) Penyelesaian: a. Menghitung nilai yaitu perkalian dengan kuantitas Contoh 2000 = (Rp/Kg) x Kg = Untuk menyederhanakan ditulis Rp miliar b. Membagi nilai masing-masing tahun dengan nilai tahun dasar Hasil selengkapnya adalah sebagai berikut. Tahun Harga Kuantitas Nilai Indeks Keterangan (31.434/31.434) x (33.360/31.434) x (78.752/31.434) x (67.914/31.434) x (71.680/31.434) x (75.720/31.434) x (86.087/31.434) x 100 Dari indeks nilai dapat diketahui bahwa penerimaan dari padi meningkat 6% untuk tahun , sedang selama periode , penerimaan meningkat 174% atau meningkat 24,86% per tahunnya.
7 CONTOH 5 Berikut adalah transaksi saham PT Astra Internasional di BEJ pada tanggal 30 Mei Hitunglah indeks harga saham dengan menggunakan tahun dasar 2002! Tahun Harga (Rp/Lembar) Jumlah (juta lb) , , , , ,91 Angka Indeks Agregat Sederhana Angka indeks ini menekankan agregasi yaitu barang dan jasa lebih dari satu. Harga kuantitas dan nilai dari beberapa komoditas dijadikan satu, sehingga mendapatkan angka indeks yang mewakili agregasi tersebut. Contoh berdasarkan pada metode BPS, ada agregasi makanan (merupakan kelompok dari beras, jagung, kedelai, minuman, tembakau, dan lainlain), perumahan (alat dan bahan perumahan), sandang (tekstil dan produk tekstil), dan aneka barang dan jasa (untuk seluruh barang dan jasa yang tidak masuk agregasi yang lainnya). Pada sub-bagian ini akan dibahas indeks agregat untuk harga, kuantitas, dan nilai sederhana yaitu tanpa pembobotan. 1. Angka Indeks Harga Agregat Sederhana Angka indeks harga egregat sederhana adalah angka indeks yang menunjukkan perbandingan antara jumlah harga kelompok barang dan jasa pada periode tertentu dengan periode dasarnya. Angka indeks harga agregat sederhana dirumuskan sebagai berikut: Di mana: IHA H t IHK =! "! # x 100 : Indeks harga agregat sederhana : Jumlah harga kelompok barang dan jasa periode t
8 H o : Jumlah harga kelompok sederhana barang dan jasa periode besar CONTOH 6 Hitunglah indeks harga agregat kelompok makanan berikut dengan tahun dasar ` Jenis Barang Beras Jagung Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah Ketela Pohon Ketela Rambat Kentang Penyelesaian : a. Langkah pertama menjumlahkan harga semua jenis barang. Contoh H 01 = = Penjumlahan seluruhnya adalah sebagai berikut: Jenis Barang Beras Jagung Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah Ketela Pohon Ketela Rambat Kentang Jumlah b. Langkah kedua menghitung angka indeks Indeks 2001 = (7.197/9.005) x 100 = 80 Indeks 2002 = (7.401/9.005) x 100 = 82
9 Hasil selengkapnya angka indeks adalah sebagai berikut: Tahun Angka Indeks Harga Agregat Angka indeks tahun 2006 berdasarkan tahun dasar 2004 adalah 194. Ini menunjukkan bahwa selama 2 tahun dari , harga telah naik 94% ( ). Apabila kita melihat pada selisih angka indeks, maka kita mendapatkan kenaikan harga setiap tahun, seperti dari 2001 ke 2002, harga naik 2%, tahun naik 10%, tahun naik 8%, tahun naik 63% dan tahun naik 31%. 2. Angka Indeks Kuantitas Agregat Sederhana Angka indeks kuantitas agregat sederhana adalah angka indeks yang menunjukkan perbandingan antara jumlah kuantitas kelompok barang dan jasa pada periode tertentu dengan periode dasarnya. Angka indeks kuantitas agregat sederhana dirumuskan sebagai berikut: Di mana: IKA =, ", # x 100 IK K t K o : Indeks kuantitas agregat sederhana : Jumlah kuantitas kelompok barang dan jasa periode t : Jumlah kuantitas kelompok barang dan jasa periode dasar CONTOH 7 Hitunglah indeks kuantitas agregat kelompok makanan berikut dengan tahun dasar Nilai dalam juta ton.
10 Jenis Barang Beras 44,7 45,2 44,7 48,2 48,1 46,6 Jagung 6,2 6,7 6,2 7,9 6,5 6,8 Kedelai 1,3 1,5 1,6 1,9 1,7 1,6 Kacang Hijau 0,2 0,3 0,2 0,5 0,6 0,3 Kacang Tanah 0,6 0,7 0,7 0,8 0,6 0,6 Ketela Pohon 17,1 15,8 15,9 16,5 17,3 15,7 Ketela Rambat 2,2 1,9 2,1 2,2 2,1 1,8 Kentang 0,1 0,3 0,4 0,5 0,6 0,5 Penyelesaian : a. Langkah pertama menjumlahkan kuantitas produksi seluruh barang setiap tahunnya. K 01 = 44,7 + 6,2 + 1,3 + 0,2 + 0,6 + 17,1 + 2,2 + 0,1 = 72,4 Penjumlahan seluruhnya adalah sebagai berikut: Jenis Barang Beras 44,7 45,2 44,7 48,2 48,1 46,6 Jagung 6,2 6,7 6,2 7,9 6,5 6,8 Kedelai 1,3 1,5 1,6 1,9 1,7 1,6 Kacang Hijau 0,2 0,3 0,2 0,5 0,6 0,3 Kacang Tanah 0,6 0,7 0,7 0,8 0,6 0,6 Ketela Pohon 17,1 15,8 15,9 16,5 17,3 15,7 Ketela Rambat 2,2 1,9 2,1 2,2 2,1 1,8 Kentang 0,1 0,3 0,4 0,5 0,6 0,5 Jumlah 72,4 72,4 71,8 78,5 77,5 73,9 b. Menghitung angka indeks kuantitas Angka indeks 2001 = (72,4/78,5) x 100 = 92 Angka indeks seluruhnya adalah sebagai berikut: Tahun Angka Indeks
11 Indeks kuantitas tahun 2006 sebesar 94, hal ini menunjukkan bahwa selama tahun , produksi turun 6% (100-94). Dari selisih nilai indeks terlihat selama tahun produksi tidak meningkat, tahun turun 1%, tahun meningkat 9%, namun untuk turun 1% dan tahun turun 5%. Mengapa produksi pangan cenderung menurun? Dampak krisis yang mendorong meningkatnya harga sarana produksi seperti pupuk, obat, alat pertanian dan banyaknya impor beras oleh pemerintah mungkin salah satu jawabannya. 3. Indeks Nilai Agresi relative Sederhana Indeks nilai agregat relative sederhana menunjukkan perkembangan nilai (harga dikalikan dengan kuantitas) sekelompok barang dan jasa pada suatu periode dengan periode atau tahun dasarnya. Indeks nilai agresi relative sederhana dirumuskan sebagai berikut: Di mana: INA = 1 " 1 # X 100 =! ", "! #, # X 100 INA V t V o H t K t H o K o : Indeks nilai agregat relative sederhana : Lambang operasi penjumlahan : Volume/nilai pada periode/tahun t : Volume/nilai pada periode/tahun dasar : Harga komoditas pada periode/tahun t : Kuantitas komoditas pada periode/tahun t : Harga komoditas pada periode/tahun dasar : Kuantitas komoditas pada periode/tahun dasar
12 CONTOH 8 Berikut adalah harga dan kuantitas kelompok bahan pangan. Hitunglah indeks nilai agregat relative sederhana dengan tahun dasar Barang Tahun 2004 Tahun 2006 Harga Kuantitas Harga Kuantitas Beras , ,6 Jagung 662 7, ,8 Kedelai , ,6 Kacang Hijau , ,3 Kacang Tanah , ,6 Ketela Pohon , ,7 Ketela Rambat 351 2, ,8 Kentang , ,5 Penyelesaian: a. Menghitung nilai masing-masing, contoh: Nilai beras tahun 2004 = x 48,5 = Nilai beras tahun 2006 = x 46,6 = Nilai selengkapnya sebagai berikut: Barang Tahun 2004 Tahun 2006 H o K o H o K o H t K t H t K t Beras , , Jagung 662 7, , Kedelai , , Kacang Hijau , , Kacang Tanah , , Ketela Pohon , , Ketela Rambat 351 2, , Kentang , , Jumlah b. Langkah kedua menjumlahkan nilai tahun 2004 = dan tahun 2006 = c. Menghitung angka indeks nilai agregat relative sederhana INA = / % / & x 100 = $ %- % $ & - & x 100 = = '23.4) x 100
13 Angka indeks agregat tahun 2006 sebesar 230 dapat diartikan bahwa selama tahun nilai agregat meningkat (130% - 100). Apa yang memengaruhi indeks nilai agregat? Perubahan harga dan kuantitas selama periode yang diukur. Angka Indeks Tertimbang Angka indeks tertimbang (weighted index), indeks ini berbeda dengan indeks sederhana. Indeks tertimbang memberikan bobot yang berbeda terhadap setiap komponen. Mengapa harus diberikan bobot yang berbeda? Karena pada dasarnya setiap barang dan jasa mempunyai tingkat utilitas (manfaat dan kepentingan) yang berbeda. Beras mungkin dirasakan lebih penting dibandingkan dengan sayuran atau jenis barang lain. Indeks tertimbang biasa digunakan untuk indeks agregat di mana banyak jenis komoditas, sehingga setiap komoditas mempunyai bobot yang berbeda. Untuk indeks relative tidak perlu diadakan pembobotan karena barang dan jasanya tunggal. 1. Indeks harga tertimbang Rumus indeks tertimbang adalah sebagai berikut: IHT = 6 "7 9 6 # 7 9 x 100 Di mana : IHT : Indeks harga agregat tertimbang Pt : Harga agregat pada tahun t Po : Harga agregat pada tahun dasar W : Bobot penimbang : Lambang operasi penjumlahan Untuk menghitung indeks tertimbang, ada beberapa permasalahan yaitu bagaimana menentukan bobot penimbang. Penentuan bobot berdasarkan utilitas tentunya bias subjektif tergantung dari mana orang memandangnya. Oleh sebab itu, ada beberapa
14 rumus yang telah dikembangkan untuk menentukan nilai bobot sebagai penimbang tersebut. Berikut beberapa rumus tersebut: 2. Rumus Laspeyres Entienne Laspeyres mengembangkan metode ini pada akhir abad ke-18 dalam menentukan ebuah indeks tertimbang dengan menggunakan bobot sebagai penimbang yaitu periode dasar. Indeks tertimbang Laspeyres dirumuskan sebagi berikut: IL=! ", "! #, # X 100 Di mana: IL : Indeks Laspeyres H t : Harga pada tahun t H o : Harga pada tahun dasar K o : Kuantitas pada tahun dasar sebagai pembobot (W) CONTOH 9 Hitunglah Indeks Laspeyres dari kelompok pangan berikut ini, dengan menggunakan tahun dasar Barang Tahun 2004 Tahun 2006 Harga Kuantitas Harga Kuantitas Beras , ,6 Jagung 662 7, ,8 Kedelai , ,6 Kacang Hijau , ,3 Kacang Tanah , ,6 Ketela Pohon , ,7 Ketela Rambat 351 2, ,8 Kentang , ,5
15 Penyelesaian: a. Menghitung nilai H t K o dan H o K o b. Untuk beras misalnya H t K o = x 48,2 = Untuk beras misalnya, H t K o = x 48,2 = Untuk nilai H t K o dan H o K o seluruhnya adalah sebagai berikut: Jenis Barang H o H t K o H o K o H t K o Beras , Jagung , Kedelai , Kacang Hijau , Kacang Tanah , Ketela Pohon , Ketela Rambat , Kentang , Jumlah c. Menentukan angka indeks Laspeyres IL = $ %- & x 100 = ' x 100 = 244 $ & - & Jadi nilai Indeks Laspeyres 244 ini menunjukkan bahwa harga barang pangan dari tahun telah meningkat 144% ( ). 3. Rumus Passche Setelah Laspeyres mengemukakan rumusnya, Passche mengemukakan konsep penggunaan bobot tahun berjalan dan bukan tahun dasar sebagai bobot. Rumus Passche adalah sebagai berikut: Di mana: IL=! ", "! #, " X 100 IP : H t : H o : K t : Indeks Paasche Harga pada tahun t Harga pada tahun dasar Kuantitas pada tahun berjalan sebagai pembobot (W)
16 CONTOH 10 Hitunglah Indeks Paasche untuk komoditas pangan sebagaimana pada Contoh Penyelesaian: a. Menghitung nilai H t Kt dan H o K t Untuk beras misalnya, H t K t = x 46,6 = Untuk beras misalnya, H o K t = x 46,6 = Untuk nilai H t K t dan H o K t seluruhnya adalah sebagai berikut: Jenis Barang H o H t K t H o K t H t K t Beras , Jagung , Kedelai , Kacang Hijau , Kacang Tanah , Ketela Pohon , Ketela Rambat , Kentang , Jumlah b. Menentukan angka Indeks Paasche IP = $ %- % x 100 = '23.4). x 100 = 245 $ & - % 52..*: Nilai Indeks Paasche sebesar 245, artinya harga pangan telah meningkat 145% selama tahun ( ). 4. Rumus Fisher Fisher mencoba memperbaiki rumus Laspeyres dan Faasche. Menurut Fisher, indeks agregat adalah paduan dari kedua indeks dan merupakan akar dari perkalian kedua indeks, Indeks Fisher menjadi lebih sempurna dibandingkan kedua indeks yang lain, baik Laspeyres maupun Paasche. IF = ;< 7 ;6
17 Di mana: IF : Indeks Fisher IL : Indeks Laspeyres IP : Indeks Paasche CONTOH 11 Hitunglah Indeks Fisher dengan menggunakan data Contoh 5-9 dan contoh 5-10 Penyelesaian: Diketahui Indeks Laspeyres = 244 dan indeks Paasche = 245 Maka Indeks Fisher = 245) = 244,5 Nilai Indeks Fisher sebesar 244,5 menunjukkan bahwa selama tahun harga telah meningkat 144,5% (244,5 100). Nilai Fisher yang merupakan nilai tengah di antara Indeks Laspeyres dan indeks Paasche. 5. Rumus Drobisch Indeks Drobisch dipergunakan apabila nilai indeks Laspeyres dan Indeks Paasche berbeda terlalu jauh. Indeks Drobisch juga merupakan jalan tengah selain indeks Fisher. Indeks Drobisch merupakan nilai rata-rata kedua indeks. Indeks Drobisch dirumuskan sebagai berikut: Di mana ID = ;<C;6 D IF IL IP : Indeks Drobisch : Indeks Laspeyres : Indeks Paasche
18 CONTOH 12 Hitunglah Indeks Drobisch, apabila Indeks Laspeyres = 244 Indeks Paasche = 245 Penyelesaian: ID = EFCEG ) = )++C)+2 ) = 244,5 6. Rumus Marshal-Edgeworth Rumus Marshal Edgeworth relative berbeda dengan konsep Laspeyres dan Passche. Rumus Marshal-Edgeworth menggunakan bobot berupa jumlah kuantitas pada tahun t dengan kuantitas pada tahun dasar. Pembobotan ini diharapkan akan mendapatkan nilai yang lebih baik. Indeks Marshal-Edgeworth dirumuskan sebagai berikut. Di mana: IME : IME= H I J K CJ I H K J K CJ I x 100 Indeks Marshal-Edgeworth Ht : Harga pada tahun t Ho : Harga pada tahun dasar Kt : Kuantitas pada tahun t Ko : Kuantitas pada tahun dasar Contoh 12 Hitunglah Indeks Marshal-edgeworth dari kelompok pangan menggunakan data pada Contoh 5-9 Penyelesaian: a. Langkah pertama menjumlahkan K o + K t b. Langkah kedua mengalikan H o (K o + K t ) dan H t (K o + K t ) c. Langkah ketiga menjumlahkan H o (K o + K t ) dan H t (K o + K t ) d. Menghitung Indeks Marshal-Edgeworth
19 Jenis Barang H o K o H t K t K o+ K t Beras , ,6 94,8 Jagung 662 7, ,8 14,7 Kedelai , ,6 3,5 Kacang Hijau , ,3 0,8 Kacang Tanah , ,6 1,4 Ketela Pohon , ,7 32,2 Ketela Rambat 351 2, ,8 4 Kentang , ,5 1 Jenis Barang Ho (Ko + Kt) Ht (KO + Kt) Beras Jagung Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah Ketela Pohon Ketela Rambat Kentang Jumlah Indeks Marshal-Edgeworth IME = L M N O CN M x 100 =.)4.:4: x 100 = 244,15 L O N O CN M ' Nilai IME = 244,15, nilai ini menunjukkan bahwa harga telah meningkat sebesar 144,15% (244,5-100) selama tahun Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan Indeks Paasche, Fisher, dan Drobischtetapi lebih dekat dengan angka Laspeyres. 7. Rumus Wals Indeks Wals menggunakan pembobot berupa akar dari perkalian kuantitas tahun berjalan dengan kuantitas tahun dasar. Rumus Indeks Wals adalah sebagai berikut: Di mana: IW : Indeks Wals IW= H I J K CJ I H K J K CJ I x 100
20 H t : Harga pada tahun t H o : Harga pada tahun dasar K t : Kuantitas pada tahun t K o : Kuantitas pada tahun dasar CONTOH 13 Hitunglah Indeks Wals dari kelompok pangan menggunakan data pada Contoh 5-9 Penyelesaian: a. Langkah pertama mengalikan K o x K t dan membuat akarnya. b. Langkah kedua mengalikan H o dan H t dengan akar (K o K t ) c. Langkah ketiga menjumlahkan H o (K o K t ) dan H t (K o K t ) d. Menghitung Indeks Wals Jenis Barang H o K o K t K t K o K t J K J I Beras , , ,12 47,39 Jagung 662 7, ,8 53,72 7,33 Kedelai , ,6 3,04 1,74 Kacang Hijau , ,3 0,15 0,39 Kacang Tanah , ,6 0,48 0,69 Ketela Pohon , ,7 259,05 16,10 Ketela Rambat 351 2, ,8 3,96 1,99 Kentang , ,5 0,25 0,5 Jenis Barang H o J K J I H t J K J I Beras Jagung Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah Ketela Pohon Ketela Rambat Kentang Jumlah Indeks Wals: IW = L M N O CN M L O N O CN M x 100 = '5+.)+) 5:.)24 x 100 = 244,2
21 Jadi indeks Wals sebesar 244,2 ini menunjukkan bahwa selama tahun harga telah meningkat 144,2% (244,2 100). Jenis- Jenis Indeks Pada bagian di atas telah dibahas tentang rumus beberapa indeks. Berikut ini dibahas beberapa macam indeks yang umum dipakai dalam perekonomian. 1. Indeks Harga Konsumen Indeks harga konsumen (IHK) merupakan indeks yang memerhatikan harga-harga barang yang harus dibayar konsumen baik diperkotaan maupun pedesaan. IHK merupakan dasar bagi perhitungan laju inflasi di Indonesia. Perhitungan IHK sejak tahun 1999 didasarkan pada komoditas dari 44 kota. Kelompok barang dalam IHK diperluas menjadi 7 yang sebelumnya hanya 4 kelompok. Kelompok barang tersebut adalah bahan makanan, (makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau), perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan olahraga, serta transportasi dan komunikasi. Berikut gambaran Indeks Harga Konsumen di Indonesia tahun Kelompok Makanan Perumahan Sandang Aneka Barang IHK Inflasi (%) NA 20,83 3,45 11,43 Tabel di atas menunjukkan IHK yang berguna untuk melihat besarnya laju inflasi. Rumus inflasi adalah sebagai berikut: Inflasi = PHJ IQPHJ IRS PHJ IRS x 100 Dimana: IHK W : Indeks harga konsumen tahun t
22 IHK WQ' : Indeks harga konsumen tahun t 1 (tahun lalu) Jadi inflasi secara umum adalah: Inflasi umum = [( )/168] x 100 = 20,38 Inflasi makanan = [( )/209] x 100 = 25,36 Inflasi perumahan = [( )/142] x 100 = 15,49 Inflasi sandang = [( )/192] x 100 = 19,79 Inflasi aneka barang = [( )/174] x 100 = 24,14 Inflasi menunjukkan laju kenaikan harga barang dan jasa yang dapat memengaruhi derajat sejauh mana daya beli konsumen dapat tertekan oleh harga. Inflasi tahun sebesar 20,83% ini menunjukkan bahwa semua barang dan jasa meningkat sebesar 20,83%. Apabila gaji tenaga kerja tidak meningkat sebesar nilai inflasi tersebut, maka daya belinya menurun. Oleh sebab itu, inflasi bermanfaat sebagai indikator ekonomi untuk melakukan perbaikan tingkat upah, gaji, dan tunjangan pension. Selain itu, IHK setiap kelompok juga bermanfaat untuk mengetahui kelompok apa yang menyebabkan besarnya inflasi. Untuk tahun terlihat bahwa kelompok makanan mengalami laju inflasi tertinggi 25,36%, sedang yang rendah adalah kelompok perumahan sebesar 15,49%. Indeks harga konsumen (IHK) tidak hanya bermanfaat untuk melihat inflasi. IHK bermanfaat juga untuk mengetahui pendapatan rill, penjualan yang dideflasi, daya beli uang, dan penyesuaian biaya hidup. ekonomi untuk melakukan perbaikan tingkat upah, gaji, dan tunjangan pension. Selain itu, IHK setiap kelompok juga bermanfaat untuk mengetahui kelompok apa yang menyebabkan besarnya inflasi. Untuk tahun terlihat bahwa kelompok makanan mengalami laju inflasi tertinggi 25,36%, sedang yang rendah adalah kelompok perumahan sebesar 15,49%. Indeks harga konsumen (IHK) tidak hanya bermanfaat untuk melihat inflasi. IHK bermanfaat juga untuk mengetahui pendapatan rill, penjualan yang dideflasi, daya beli uang, dan penyesuaian biaya hidup.
Angka Indeks. Oleh : Riandy Syarif
Angka Indeks Oleh : Riandy Syarif Definisi Angka Indeks adalah sebuah angka yg menggambarkan perubahan relatif terhadap harga, kuantitas atau nilai yg dibandingkan dengan tahun dasar Angka indeks memperlihatkan
Lebih terperinciOUTLINE. BAGIAN I Statistik Deskriptif. Pengertian Statistika. Penyajian Data. Ukuran Pemusatan. Ukuran Penyebaran. Angka Indeks
ANGKA INDEKS 1 OUTLINE BAGIAN I Statistik Deskriptif Pengertian Statistika Penyajian Data Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran Angka Indeks Deret Berkala dan Peramalan Angka Indeks Relatif Sederhana Angka
Lebih terperinciMODUL 5 STATISTIK BISNIS
Modul ke: MODUL 5 STATISTIK BISNIS 05Fakultas Desmizar,SE,MM. EKONOMI BISNIS Program Studi Manajemen dan Akuntansi Modul 5 ini bertujuan agar Mahasiswa dapat menghitung berbagai macam Angka Indeks yang
Lebih terperinciANGKA INDEKS. (Konsep Angka Indeks, Indeks Harga Relatif Sederhana Tertimbang, dan Indeks Agregatif Tertimbang)
ANGKA INDEKS (Konsep Angka Indeks, Indeks Harga Relatif Sederhana Tertimbang, dan Indeks Agregatif Tertimbang) MENGAPA ANGKA INDEKS? Indeks dapat mengexpresikan perubahan harga, kuantitas atau nilai sebagai
Lebih terperinciANGKA INDEKS. (Konsep Angka Indeks, Indeks Harga Relatif Sederhana. Agregatif Tertimbang)
ANGKA INDEKS (Konsep Angka Indeks, Indeks Harga Relatif Sederhana Tertimbang, dan Indeks Agregatif Tertimbang) MENGAPA ANGKA INDEKS? Indeks dapat mengexpresikan perubahan harga, kuantitas atau nilai sebagai
Lebih terperinciANGKA INDEKS. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.
ANGKA INDEKS Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. 1 OUTLINE BAGIAN I Statistik Deskriptif Pengertian Statistika Penyajian Data Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran Angka Indeks Deret Berkala dan
Lebih terperinciIr. Tito Adi Dewanto. Statistika I: Angka Indeks 1
Ir. Tito Adi Dewanto Statistika I: Angka Indeks 1 ARTI DAN KLASIFIKASI Ukuran yang menyatakan tingkat perubahan harga, kuantitas dan produktivitas pada suatu periode dibandingkan pada periode tertentu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN
BPS KABUPATEN KEBUMEN No. 06/06/33/05/Th. VI, 01 April 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN Pada Bulan Maret 2015 di Kota Kebumen terjadi
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO
NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI 0,22 PERSEN
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI PERSEN No. 07/07/33/16/Th.VIII, 11 Juli 2016 Pada bulan Juni 2016 Kota Blora terjadi inflasi persen dengan Indeks Harga Konsumen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN No. 02/02/33/16/Th.VIII, 10 Februari 2016 Pada bulan Januari 2016 Kota Blora terjadi inflasi 0,28 persen dengan Indeks
Lebih terperinci0,25 persen PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN FEBRUARI 2016 DEFLASI SEBESAR
No. 05/03/3322/Th.V, 07 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN FEBRUARI 2016 DEFLASI SEBESAR 0,25 persen di Kabupaten Semarang terjadi deflasi 0,25 persen de
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,07 PERSEN
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA SEPTEMBER 2016 INFLASI PERSEN No. 10/10/33/16/Th.VIII, 4 Oktober 2016 Pada bulan September 2016 Kota Blora terjadi inflasi persen dengan Indeks Harga
Lebih terperinci0,58 persen PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN MEI 2015 INFLASI SEBESAR
No. 10/06/3322/Th.IV, 05 Juni 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN MEI 2015 INFLASI SEBESAR 0,58 persen di Kabupaten Semarang terjadi inflasi 0,58 persen de Indeks
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA
+ No. 03/3373/4/02/17/Th.IX, 3 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1,09 Bulan di Kota Salatiga terjadi inflasi sebesar 1,09 persen dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN No. 08/08/33/16/Th.VIII, 15 Agustus 2016 Pada bulan Juli 2016 Kota Blora terjadi inflasi 1,03 persen dengan Indeks Harga
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA
+ No. 13/3373/4/07/17/Th.IX, 4 Juli 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,53 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA
+ No. 11/3373/4/06/17/Th.IX, 6 Juni 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN MEI 2017 INFLASI 0,57 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan di
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN No. 04/04/33/16/Th.IX, 4 April 2017 Pada bulan Maret 2017 Kota Blora terjadi deflasi 0,07 persen dengan Indeks Harga
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA
+ No. 01/3373/4/01/17/Th.IX, 5 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,20 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN No. 03/03/33/16/Th.VIII, 10 Maret 2016 Pada bulan Februari 2016 Kota Blora terjadi deflasi 0,25 persen dengan Indeks
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 36/07/51/Th. VI, 2 Juli 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. JUNI 2012, NTP BALI MENGALAMI KENAIKAN SEBESAR 0,54 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan
Lebih terperinci0,15 persen PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN JULI 2017 INFLASI SEBESAR
No. 15/VIII/3322/Th.VII, 05 Agustus 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN JULI 2017 INFLASI SEBESAR 0,15 persen di Kabupaten Semarang terjadi inflasi 0,15 persen de
Lebih terperinciBPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN
BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN Bulan Oktober 2015 di Kabupaten Kendal terjadi deflasi 0,18 persen dengan Indeks
Lebih terperinciKERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG
Katalog BPS : 7102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG No. Katalog : 7102004.3322 No. Publikasi : 33224.13.04 Ukuran Buku : 5,83 inci x 8,27 inci Jumlah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA
+ No. 05/3373/4/03/17/Th.IX, 2 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,43 Bulan di Kota Salatiga terjadi inflasi sebesar 0,43 persen dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA
+ No. 17/3373/4/09/17/Th.IX, 5 September 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,42 PERSEN Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga
Lebih terperinciANALISIS KESEJAHTERAAN PETANI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013
ANALISIS KESEJAHTERAAN PETANI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN PETANI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013 ISSN : Nomor Publikasi : Ukuran Buku Jumlah Halaman : 15 x 21 cm : viii + 32 halaman
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
o. 04/04/62/Th. I, 2 Mei 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/02/62/Th.IX, 2 Februari PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat sebesar 99,30
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN No. 09/09/33/16/Th.IX, 7 September 2017 Pada bulan Agustus 2017 Kota Blora terjadi deflasi 0,21 persen dengan Indeks
Lebih terperinciBPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen
BPS KOTA TEGAL Tegal, 4 Maret BULAN FEBRUARI KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen - Pada bulan Februari Kota Tegal terjadi inflasi 0,79 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,47, sedikit lebih
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG Kepala, Ir. YUSUF ISMAIL, MT Pembina Utama Muda NIP
KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkah dan rahmat-nya sehingga Buku Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kabupaten Semarang Tahun 2015 ini dapat diselesaikan.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a,
KATA PENGANTAR Perubahan data Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator ekonomi makro yang penting untuk memberikan gambaran tentang pola konsumsi masyarakat serta dapat menunjukkan keseimbangan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/11/62/Th.IX, 2 November 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada Oktober 2015 Nilai T ukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2014
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2014 NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2014 SEBESAR 98,52 No. 02/05/53/Th. XVII, 02 Mei 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April 2014
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/02/62/Th.X,1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada Januari 2016 NTP Kalimantan Tengah tercatat sebesar 96,94 atau
Lebih terperincihttps://ambonkota.bps.go.id
No. 02/11/81/Th.VII,2 November 2015 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU OKTOBER 2015 SEBESAR 101,10, NAIK 0,54 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Oktober 2015 adalah sebesar 101,10, atau
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 04/01/51/Th. VIII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2013, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,13 PERSEN Berdasarkan penghitungan dengan tahun dasar baru (2012
Lebih terperincihttps://ambonkota.bps.go.id
No. 02/09/81/Th.VII, 1 September 2015 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU AGUSTUS 2015 SEBESAR 99,83, TURUN 0,67 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Agustus 2015 turun ke level di bawah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN NOVEMBER 2015 INFLASI 0,27 PERSEN
No.40/12/3311/Th.II, 15 Desember 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN NOVEMBER 2015 INFLASI 0,27 PERSEN Bulan November 2015, Kabupaten Sukoharjo mengalami Inflasi sebesar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN
No. 51/09/16/Th.XIX, 4 September 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2017 SEBESAR 94,38 ATAU NAIK 1,47
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
o. 04/04/62/Th. I, 2 Mei 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/10/62/Th.VIII, 1 Oktober 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada September 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA No. 01/09/32/78/Th.XIX, 2 Oktober 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 KOTA TASIKMALAYA INFLASI 0,24 PERSEN Bulan 2017 Kota Tasikmalaya
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN
BPS KABUPATEN KEBUMEN No.22/12/33/05/Th. VII, 1 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN Pada bulan November 2016 terjadi inflasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,55 PERSEN
No. 04/05/IHK/10 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,55 PERSEN Bulan April 2017 di Jepara, terjadi inflasi sebesar 0,55 persen dengan Indeks Harga Konsumen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,06 PERSEN
No. 03/04/IHK/10 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,06 PERSEN Bulan Maret 2017 di Jepara, terjadi deflasi sebesar 0,06 persen dengan Indeks Harga
Lebih terperinciNo. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016
Hari Statistik Nasional, 26 September 2016 No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU AGUSTUS 2016 SEBESAR 102,28, TURUN 0,84 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku
Lebih terperinciWARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan September 2016 INFLASI 0,06 Persen Bulan September 2016 di Kabupaten Kendal terjadi
Lebih terperincihttps://ambonkota.bps.go.id
No. 02/04/81/Th.VIII,1 April 2016 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MARET 2016 SEBESAR 103,90, NAIK 0,06 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Maret 2016 adalah sebesar 103,90, atau naik
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA
+ No. 09/3373/4/05/17/Th.IX, 4 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,22 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA
+ No. 07/3373/4/04/17/Th.IX, 5 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,14 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN
No.09/08/3311/Th.III, 15 Agustus 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN Bulan Juli 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami inflasi sebesar 0,65 persen
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
o. 04/04/62/Th. I, 2 Mei 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/12/62/Th.VIII, 1 Desember 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada November 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat
Lebih terperinciWARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL
WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Deflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Maret 2017 DEFLASI 0,43 Persen Bulan Maret 2017 di Kabupaten Kendal terjadi deflasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI
No. 07/74/32/ThXVIII, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2016 KOTA CIREBON INFLASI 0,24 PERSEN Pada Juli 2016 Kota Cirebon mengalami inflasi sebesar 0,24 persen dengan Indeks
Lebih terperinciPada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 9 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN AGUSTUS DEFLASI 0,22 PERSEN Bulan Agustus di Kabupaten
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/10/62/Th.IX, 1 Oktober 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada September 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat
Lebih terperinciWARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL
Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Juli 2016 INFLASI 1,03 Persen Bulan Juli 2016 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi 1,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar
Lebih terperinciBab. I Pendahuluan INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI TAHUN 2013
INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI TAHUN 2013 Aktivitas perekonomian Kota Purbalingga pada tahun 2013 apabila ditinjau dari perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) secara umum, terlihat lebih fluktuatif
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 23/05/32/Th XIX, 2 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL SEBESAR 102,87 (2012=100) Nilai Tukar Petani
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI
BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 6/11/76/Th. IX, November 015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER 015 MAMUJU INFLASI 0,13 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 8 kota di Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN KARANGANYAR Bulan Februari 2015 Deflasi 0,76 persen
No. 02/02/3313/Th.2015, 15 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN KARANGANYAR Deflasi 0,76 persen Pada bulan Februari 2015, di Kabupaten Karanganyar terjadi deflasi 0,76 persen
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
10.01 BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA BATANG No. 09/Th. XVII, September 2017 PERKEMBA NGA N INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Di Kota Batang Bulan 2017 Deflasi 0,22 persen Pada bulan 2017 di Kota Batang terjadi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 49/12/51/Th.III, 1 Desember 2009 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. OKTOBER 2009 NILAI TUKAR PETANI BALI MENINGKAT 0,29 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan
Lebih terperinciNo. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016
No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU NOVEMBER SEBESAR 100,83, TURUN 0,10 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada November adalah sebesar 100,83, atau turun sebesar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 09/02/51/Th. VIII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. JANUARI 2014, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,23 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Januari
Lebih terperinciNo. 02/10/81/Th.VIII, 3 Oktober NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU SEPTEMBER SEBESAR 101,52, TURUN 0,74 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada September adalah sebesar 101,52, atau turun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN
No.03/03/3311/Th.IV, 13 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN Bulan Februari 2017, Kabupaten Sukoharjo mengalami inflasi sebesar 0,41
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga menunjukkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan barang dan jasa.
I. PENDAHULUAN 1.1. U M U M Secara umum proses pembangunan di bidang ekonomi masih terus berlangsung meskipun belum secepat yang diharapkan. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan tersebut perlu diukur
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI
No. 08/74/32/ThXVII, 2 September 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2015 KOTA CIREBON DEFLASI 0,06 PERSEN Pada Agustus 2015 Kota Cirebon mengalami deflasi sebesar 0,06 persen dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MEI 2016 INFLASI 0,18 PERSEN
BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.029/06/2016, 21 Juni 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MEI 2016 INFLASI 0,18 PERSEN Pada Mei 2016 terjadi inflasi sebesar 0,18 persen dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)
o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) No. 03/01/62/Th. XI, 3 Januari 2017 Selama Desember, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 98,81 Persen dan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI
BADAN PUSAT STATSTK KOTA DEPOK Oktober 2014 Bulan September 2014 di Kota Depok terjadi inflasi sebesar 0.04 persen dengan indeks harga konsumen (HK) sebesar 113.85 persen. Dari 7 (tujuh) kelompok tercatat
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No. 03/03/3321/Th.VIII, 1 Maret PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,42 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi inflasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 07/02/32/Th XIX, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017 SEBESAR 103,25 (2012=100)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN FEBRUARI 2017 DEFLASI 0,12 PERSEN
No. 02/03/IHK/10 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN FEBRUARI 2017 DEFLASI 0,12 PERSEN Bulan Februari 2017 di Jepara, terjadi deflasi sebesar 0,12 persen dengan Indeks
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)
o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) No. 03/03/62/Th. XI, 1 Maret Selama Februari, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 100,51 Persen, Terjadi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN MARET 2016 INFLASI 0,48 PERSEN No.05/04/3311/Th.III, 15 April 2016 Bulan Maret 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami Inflasi sebesar 0,48 persen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 18/04/32/Th XIX, 3 April 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017 SEBESAR 102,37 (2012=100) Nilai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI
BADAN PUSAT STATSTK KOTA DEPOK Maret 2014 Bulan Februari 2014 di Kota Depok terjadi nflasi sebesar 0.54 persen dengan indeks harga konsumen (HK) sebesar 112.13 persen. Dari 7 (tujuh) kelompok tercatat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.
OKTOBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN No. 11/Desember/3375/Tahun V, 7 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN BULAN NOVEMBER KOTA PEKALONGAN INFLASI 0,49 PERSEN Pada November 2016,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)
o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) No. 03/08/62/Th.XI, 1 Agustus Selama, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 96,48 Persen, Terjadi Inflasi
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Tukar Petani dan Inflasi/Deflasi Perdesaan
No. 57/11/16/Th.XIX, 1 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK SUMATERA SELATAN Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Inflasi/Deflasi Perdesaan NTP Provinsi Sumatera Selatan bulan Oktober 2017 tercatat sebesar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 03/03/3571/Th.XVI, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI FEBRUARI 2015 DEFLASI 0,83 PERSEN Pada bulan Februari 2015 Kota Kediri mengalami
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN APRIL 2016 DEFLASI 0,27 PERSEN No.06/05/3311/Th.III, 12 Mei 2016 Bulan April 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami deflasi sebesar 0,27 persen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA
+ No. 19/3373/4/10/15/Th.VII, 6 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN SEPTEMBER 2015 DEFLASI 0,16 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 48/09/32/Th XIX, 4 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS SEBESAR 105,37 (2012=100) Nilai
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No.07 /07/3321/Th.VI,1 Juli PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,42 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi inflasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN
No. 17/09/3303/Th.I, 1 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN di Purbalingga terjadi inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks Harga
Lebih terperinciekonomi K-13 INDEKS HARGA K e l a s A. PENGERTIAN INDEKS HARGA Tujuan Pembelajaran
K-13 ekonomi K e l a s XI INDEKS HARGA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan menentukan besaran indeks harga sesuai dengan metode yang diinginkan. A. PENGERTIAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2016 INFLASI 1,08 PERSEN
No. 033/63/09 Th. III, 01 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI INFLASI 1,08 PERSEN Di Kota Tanjung, pada Bulan Juli mengalami inflasi sebesar 1,08 persen. Laju inflasi kumulatif Tahun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 32/06/32/Th XIX, 2 Juni PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MEI SEBESAR 103,94 (2012=100) Nilai Tukar Petani
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 32/06/51/Th. VI, 1 Juni 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. MEI 2012, NTP BALI MENGALAMI KENAIKAN SEBESAR 0,41 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan
Lebih terperinciBPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN
BPS KOTA TEGAL 12 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN yang bertepatan dengan Bulan Ramadlan, di Kota Tegal terjadi inflasi sebesar 0,66
Lebih terperinciNo. 02/12/81/Th.VII,1 Desember2015 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU NOVEMBER 2015 SEBESAR 102,34, NAIK 1,22 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada November 2015 adalah sebesar 102,34, atau
Lebih terperinciPerkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat Oktober 2017, Mamuju Deflasi 0,48 persen. Berdasarkan hasil Survei Harga
Lebih terperinciNo. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016
No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2016 SEBESAR 103,14, NAIK 0,13 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juli 2016 adalah sebesar 103,14, atau naik
Lebih terperinciNo. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017
No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU FEBRUARI 2017 SEBESAR 100,02, NAIK 0,45 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Februari 2017 adalah sebesar 100,02, atau
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2016
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2016 SEBESAR 100,02 No. 02/05/53/Th. XIX, 02 MEI 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April 2016
Lebih terperinci