Angka Indeks. Oleh : Riandy Syarif
|
|
- Hengki Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Angka Indeks Oleh : Riandy Syarif
2 Definisi Angka Indeks adalah sebuah angka yg menggambarkan perubahan relatif terhadap harga, kuantitas atau nilai yg dibandingkan dengan tahun dasar Angka indeks memperlihatkan bagaimana perubahan harga atau lainnya terjadi seiring perubahan waktu, teknologi dan SDM. Untuk melihat seberapa perubahan itu maka angka indeks membandingkannya dengan tahun dasar.
3 Kestabil an Perekon omian Tahun Dasar
4
5 1. Indeks Relatif Sederhana Indeks Relatif Sederhana adalah indeks yg tanpa memperhitungkan bobot tiap barang & jasa, dimana setiap barang/jasa diberi bobot yg sama sehingga peran bahan pangan sama dengan bahan lain seperti elektronik
6 1.A. Indeks Harga Relatif Sederhana Angka indeks harga relatif sederhana menunjukkan perkembangan harga relatif suatu barang/jasa pada tahun berjalan dengan tahun dasar, tapa memberikan bobot. Rumus Angka Indeks Harga Relatif Sederhana dapat ditentukan dengan rumus : IH = H t H IH = Indeks Harga H t = Harga pada tahun t H 0 = Harga tahun dasar
7 Contoh : berikut ini harga beras per Kg di Nanga Serawai. Hitunglah indeks harga relatif sederhana dengan tahun dasar 2000! Tahun Harga/Kg
8 Penyelesaian : 1. Tahun dasar yg ditentukan adalah 2000, maka angka indeks tahun dasar adalah Indeks Harga relatif sederhana untuk tahun 2001 adalah : Tahun Harga/Kg Indeks Perhitungan (1.014/1.014)x (1.112/1.014)x (2.461/1.014)x Sda Sda Sda sda
9 1.B. Indeks Kuantitas Relatif Sederhana Indeks kuantitas relatif sederhana berfungsi untuk melihat perkembangan kuantitas barang/jasa, dengan tanpa pembobotan IK = K t K IK = Indeks Kuantitas K t = Kuantitas pada tahun t H 0 = Kuantitas tahun dasar
10 1.C. Indeks Nilai Relatif Sederhana Indeks nilai relatif sederhana menunjukan perkembangan nilai (harga x kuantitas) suatu barang/jasa, dihitung dengan rumus : Contoh : Berikut adalah harga beras dan produksi beras di Indonesia tahun Hitunglah indeks nilaindengan tahun dasar 2000!
11 Tahun Harga (Rp/Kg) Produksi (Ton) Langkah 1 : Menghitung nilai perkalian harga dengan kuantitas, x Kg = Rp atau Rp juta Langkah 2 : Membagi nilai masing2 tahun dengan nilai tahun dasar
12 Langkah 3 : Tabulasi Perhitungan Indeks Nilai Tahun Harga Kuantitas Nilai Indeks Keterangan (31.434/31.434)x (33.360/31.434)x (78.752/31.434)x (67.914/31.434)x (71.680/31.434)x (75.720/31.434)x (86.087/31.434)x100
13 2. Indeks Agregat Sederhana Angka indeks ini menekankan agregasi barang dan jasa lebih dari satu jenis, dimana harga, kuantitas dan nilai dari beberapa komoditas dijadikan satu, sehingga mendapatkan angka indeks yg mewakili agregasi tersebut.
14 2.A. Indeks Harga Agregat Sederhana Indeks Harga Agregat Sederhana adalah angka indeks yg menunjukan perbandingan antara jumlah harga kelompok barang/jasapada periode tertentu dengan periode dasarnya, perhitungannya : Contoh : hitunglah indeks harga agregat kelompok makanan berikut dengan tahun dasar 2004!
15 Jenis Barang Beras 815 1,002 1,013 1,112 2,461 2,777 Jagung ,294 1,650 Kedelai 1,215 1,151 1,148 1,257 1,380 1,840 Kacang Hijau 1,261 1,288 1,630 1,928 3,687 3,990 Kacang Tanah 2,095 2,000 2,288 2,233 2,540 3,100 Ketela Pohon Ketela Rambat Kentang
16 Langkah 1 : Menjumlahkan semua harga jenis barang Jenis Barang Beras 815 1,002 1,013 1,112 2,461 2,777 Jagung ,294 1,650 Kedelai 1,215 1,151 1,148 1,257 1,380 1,840 Kacang Hijau 1,261 1,288 1,630 1,928 3,687 3,990 Kacang Tanah 2,095 2,000 2,288 2,233 2,540 3,100 Ketela Pohon Ketela Rambat Kentang Jumlah 7,197 7,401 8,261 9,005 14,715 17,437
17 Langkah 2 : menghitung indeks seluruhnya Tahun Indeks Perhitungan (7.197/9.005)x (7.401/9.005)x (8.261/9.005)x (9.005/9.005)x (14.715/9.005)x (17.437/9.005)x100
18 2.B. Indeks Kuantitas Agregat Sederhana Indeks kuantitas agregat sederhana adalah angka indeks yg menunjukan perbandingan antara jumlah kelompok barang/jasa pada periode tertentu dengan periode dasarnya, dengan rumus perhitungan sbb :
19 2.C. Indeks Nilai Agregat Relatif Sederhana Indeks nilai agregat relatif sederhana menunjukan perkembangan nilai sekelompok barang/jasa pada suatu periode dengan periode dasarnya, dengan perhitungan :
20 Berikut adalah harga dan kuantitas kelompok bahan pangan, hitunglah indeks nilai agregat relatif sederhana dengan tahun dasar 2014 Jenis Barang Harga Kuantitas Harga Kuantitas Beras 1, , Jagung , Kedelai 1, , Kacang Hijau 1, , Kacang Tanah 2, , Ketela Pohon Ketela Rambat Kentang 1,
21 Langkah pertama, menghitung nilai/ volume masingmasing barang dengan mengkalikan antara harga dengan jumlah, sehingga menjadi : Jenis Barang Ho Ko HoKo Ht Kt HtKt Beras 1, ,598 2, ,408 Jagung ,230 1, ,220 Kedelai 1, ,388 1, ,944 Kacang Hijau 1, , ,197 Kacang Tanah 2, ,786 3, ,860 Ketela Pohon , ,205 Ketela Rambat ,764 Kentang 1, ,225 Jumlah 69, ,823 INA = V t V = H tk t H 0 K = = 230
22 3. Indeks Tertimbang Indeks tertimbang memberikan bobot yg berbeda pada setiap komponen, karena pada dasarnya setiap barang dan jasa memiliki tingkat utulitas (manfaat) yg berbeda. Indeks tertimbang biasa digunakan pada indeks agregat dimana banyak jenis komoditas yg memiliki bobot yg berbeda, Indeks tertimbang dihitung dengan beberapa cara sbb :
23 Indeks Laspeyres Indeks Wals Indeks Paasche Indeks Tertimbang Indeks Marshal- Edgeworth Indeks Fisher Indeks Drobisch
24 No Uraian Rumus 1. Indeks Laspeyres : Metode ini dikembangkan oleh Etienne Laspeyres pada akhir abad ke 18. Indeks Tertimbang Laspeyres menggunakan kuantitas tahun dasar sebagai pembobot. IL = H tk 0 H 0 K Indeks Paasche : Metode ini menggunakan kuantitas tahun berjalan sebagai pembobot IP = H tk t H 0 K t Indeks Fisher : Indeks fisher merupakan akar perkalian dari indeks laspeyres dan paasche IF = IL IP 4. Indeks Drobisch : dipergunakan bila nilai indeks berbeda terlalu jauh. Indeks Drobisch merupakan nilai rata-rata dari Indeks laspeyres dan indeks paasche ID = IL + IP 2 5. Indeks Marshal-Edgeworth : menggunakan bobot berupa jumlah kuantitas pada tahun tahun berjalan dengan tahun dasar IME = H t(k 0 + K t ) H 0 (K 0 + K t ) Indeks Wals : menggunakan pembobota berupa akar dari perkalian kuantitas tahun berjalan dengan kuantitas tahun dasar IW = H t K 0 K t H 0 K 0 K t 100
OUTLINE. BAGIAN I Statistik Deskriptif. Pengertian Statistika. Penyajian Data. Ukuran Pemusatan. Ukuran Penyebaran. Angka Indeks
ANGKA INDEKS 1 OUTLINE BAGIAN I Statistik Deskriptif Pengertian Statistika Penyajian Data Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran Angka Indeks Deret Berkala dan Peramalan Angka Indeks Relatif Sederhana Angka
Lebih terperinciAngka Indeks 10 TAHUN REFORMASI: RAKYAT MASIH SULIT. Tahun IHK IUR
Angka Indeks Angka Indeks memperlihatkan bagaimana perubahan terjadi. Bagaimana harga, pendapatan, produksi, dan nilai produksi berubah seiring dengan perubahan waktu, teknologi, dan sumber daya manusia.
Lebih terperinciANGKA INDEKS. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.
ANGKA INDEKS Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. 1 OUTLINE BAGIAN I Statistik Deskriptif Pengertian Statistika Penyajian Data Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran Angka Indeks Deret Berkala dan
Lebih terperinciANGKA INDEKS. (Konsep Angka Indeks, Indeks Harga Relatif Sederhana Tertimbang, dan Indeks Agregatif Tertimbang)
ANGKA INDEKS (Konsep Angka Indeks, Indeks Harga Relatif Sederhana Tertimbang, dan Indeks Agregatif Tertimbang) MENGAPA ANGKA INDEKS? Indeks dapat mengexpresikan perubahan harga, kuantitas atau nilai sebagai
Lebih terperinciANGKA INDEKS. (Konsep Angka Indeks, Indeks Harga Relatif Sederhana. Agregatif Tertimbang)
ANGKA INDEKS (Konsep Angka Indeks, Indeks Harga Relatif Sederhana Tertimbang, dan Indeks Agregatif Tertimbang) MENGAPA ANGKA INDEKS? Indeks dapat mengexpresikan perubahan harga, kuantitas atau nilai sebagai
Lebih terperinciIr. Tito Adi Dewanto. Statistika I: Angka Indeks 1
Ir. Tito Adi Dewanto Statistika I: Angka Indeks 1 ARTI DAN KLASIFIKASI Ukuran yang menyatakan tingkat perubahan harga, kuantitas dan produktivitas pada suatu periode dibandingkan pada periode tertentu
Lebih terperinciMODUL 5 STATISTIK BISNIS
Modul ke: MODUL 5 STATISTIK BISNIS 05Fakultas Desmizar,SE,MM. EKONOMI BISNIS Program Studi Manajemen dan Akuntansi Modul 5 ini bertujuan agar Mahasiswa dapat menghitung berbagai macam Angka Indeks yang
Lebih terperinciStatistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 3, Buku 1 SUHARYADI PURWANTO S.K
Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 3, Buku 1 SUHARYADI PURWANTO S.K BAB 1 PENGERTIAN STATISTIKA 2 Pengertian Statistika Bab 1 OUTLINE 3 BAGIAN I Statistik Deskriptif Pengertian Statistika
Lebih terperinciekonomi K-13 INDEKS HARGA K e l a s A. PENGERTIAN INDEKS HARGA Tujuan Pembelajaran
K-13 ekonomi K e l a s XI INDEKS HARGA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan menentukan besaran indeks harga sesuai dengan metode yang diinginkan. A. PENGERTIAN
Lebih terperinciTabel 31. Pencapaian Realisasi Luas Tanam Padi Tahun 2013 dan Luas Panen Padi Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2013 di Jawa Barat
5.7. Pencapaian Hasil Peningkatan Produksi Padi, Palawija dan Hortikultura 5.7.1. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi padi sebagai bahan konsumsi pangan pokok masyarakat,
Lebih terperinciANGKA INDEKS SEDERHANA:
ANGKA INDEKS Angka indeks adalah suatu angka yang menyatakan perubahan relatif pada harga, jumlah/kuantitas, atau nilai yang diperbandingkan dengan suatu periode awal. Tujuan utama dari angka indeks dalam
Lebih terperinciStatistik Dasar. Angka Indeks. Materi. Mata Kuliah. Heri Sismoro, M.Kom.
Mata Kuliah Statistik Dasar Materi Angka Indeks Heri Sismoro, M.Kom. 2011 Metode untuk mengukur nilaifluktuasi perkembangan harga dari berbagai komoditas selama 1 (satu) periode waktu tertentu dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan produksi pertanian komoditas unggulan di Kabupaten Bekasi, pembangunan pertanian berskala ekonomi harus dilakukan melalui perencanaan wilayah
Lebih terperinciAngka Indeks. Variabel ekonomi yang biasa diindeks adalah : 2. Kuantitas (Q) 3. Nilai (P x Q)
Anga Indes. Pendahuluan Anga Indes digunaan untu menguur perubahan atau perbandingan variabel eonomi/sosial. Misalnya untu menguur perubahan tingat produtivitas, penggangguran, gaji/upah dan harga.. Komponen
Lebih terperinciAnalisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :
1 Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : Sri Windarti H.0305039 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat
xvi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat buah naga menurut Cahyono (2009) adalah sebagai penyeimbang kadar gula darah, menurunkan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan tujuan
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 No. 23/04/35/Th.X, 2 April 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Maret 2012 Turun 0,79 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa
Lebih terperinci1. Angka. 2. Angka Kering. beras atau. meningkat. meningkat dari 1,4. diperkirakan akan. Produksi ubi kayu 2010.
. BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR T No.8/11/53/Th. XV, 1 November PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 211 & ANGKAA RAMALAN II ) 1. Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi NTT Tahun 211
Lebih terperinciProduksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)
No. 62 /11 /94 /Th. VII, 2 November Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun (Berdasarkan Angka Ramalan II ) A. PADI Produksi padi Provinsi Papua tahun diperkirakan mencapai 204.891 ton gabah kering
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 No. 18/03/35/Th.X, 1 Maret 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Februari 2012 Turun 1,39 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)
Lebih terperinciP U T U S A N. N o m o r / P d t. G / / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M
P U T U S A N N o m o r 1 7 0 6 / P d t. G / 2 0 1 5 / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M D E M I K E A D I L A N B E R D A S A R K A N K E T U H A N A N Y A N G M A H A E S A P
Lebih terperinciPenilaian Persediaan Pada Home industri Tempe Pak Nurhadi
Penilaian Persediaan Pada Home industri Tempe Pak Nurhadi Latar Belakang Masalah Setiap pabrik baik yang bergerak dibidang industri besar maupun industri rumah tangga mempunyai tujuan yang sama adalah
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN APRIL 2008 SEBESAR 135,16
No. 19/06/34/TH.X, 02 Juni NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN APRIL SEBESAR 135,16 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Nilai Tukar Petani (NTP) bulan tercatat 135,16. Angka ini mengalami
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 046/11/12/Th.VI. 01 November 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2012) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2012,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 04/05/Th. XIV, 2 Mei 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,78 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 84,25 persen,
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 17/03/12/Thn. XIX, 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 4.044.829 TON GKG, NAIK SEBESAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. olahan seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, dan kecap, susu kedelai, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L)) merupakan komoditas strategis di Indonesia. Kedelai adalah salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 04/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN FEBRUARI 2013 SEBESAR 97,22 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Februari 2013 sebesar 97,22
Lebih terperinciPENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan
PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan karena kedudukannya
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat
Lebih terperinciP U T U S A N. N o m o r / P d t. G / / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M
P U T U S A N N o m o r 1 7 1 1 / P d t. G / 2 0 1 5 / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M D E M I K E A D I L A N B E R D A S A R K A N K E T U H A N A N Y A N G M A H A E S A P
Lebih terperinciTabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Menurut Subround,
BAB. I PENDAHULUAN Tercapainya pembangunan ketahanan pangan tidak terlepas dari sektor pertanian sebagai penyedia lahan pertanian dan tanaman pangan sebagai komoditas yang diunggulkan dalam pencapaian
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas ini mendapatkan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 28/07/11/Th.V. 01 Juli 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2010 DAN RAMALAN II TAHUN 2011) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2010,
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. [3 Desember 2009] 1 Konsumsi Tempe dan Tahu akan Membuat Massa Lebih Sehat dan Kuat.
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan strategis di Indonesia. Arti strategis tersebut salah satunya terlihat dari banyaknya kedelai yang diolah menjadi berbagai
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 No. 68/11/35/Th.X, 1 November 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Oktober 2012 Naik 0,33 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah maupun yang tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Peranan sektor pertanian tanaman pangan di Indonesia sangat penting karena keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010,
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 20/03/52/Th.VIII, 3 Maret 2014 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 2012 (ATAP 2012)
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/07/12/Th.VI. 02 Juli 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2011 DAN RAMALAN I TAHUN 2012) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2011,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 36/07/51/Th. VI, 2 Juli 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. JUNI 2012, NTP BALI MENGALAMI KENAIKAN SEBESAR 0,54 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Publikasi Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian tahun 1996-2000 merupakan kelanjutan dari seri publikasi sebelumnya, yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik setiap tahunnya. Mulai
Lebih terperinciPEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:
PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: NEZLY NURLIA PUTRI No. BP 07117037 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciData Jenis Pekerjaan 60 Ketua RT di Kelurahan Slipi Kecamatan Palmerah Jakarta Barat
Data Jenis Pekerjaan 60 Ketua RT di Kelurahan Slipi Kecamatan Palmerah Jakarta Barat Jenis Pekerjaan Frekuensi Frekuensi Relatif (f) (%) Wiraswasta 15 25 Karyawan 19 31,67 Ibu Rumah Tangga 11 18,33 Pensiunan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,55 PERSEN No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 Pada bulan Januari 2011, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok dari 98 persen penduduk Indonesia (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia beras mempunyai bobot yang paling
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 19/3/52/Th.X, 1 Maret 216 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 214 (ATAP 214) produksi
Lebih terperinci7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Komoditi padi sebagai bahan konsumsi pangan pokok masyarakat, tentunya telah diletakkan sebagai prioritas dan fokus kegiatan program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris, di mana pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara agraris, di mana pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 48/11/Th. XVII, 03 November 2014 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014) Sampai dengan Subround II (Januari-Agustus) tahun 2014, telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat karbohidrat dan protein sebagai sumber energi. Tanaman pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman
Lebih terperinciANALISIS KESEJAHTERAAN PETANI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013
ANALISIS KESEJAHTERAAN PETANI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN PETANI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013 ISSN : Nomor Publikasi : Ukuran Buku Jumlah Halaman : 15 x 21 cm : viii + 32 halaman
Lebih terperinciPola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013
Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : "MEWUJUDKAN PETANI SEJAHTERA MELALUI PERTANIAN BERKELANJUTAN" MISI 1 TUJUAN : MENINGKATKAN KUALITAS AGROEKOSISTEM : MENINGKATKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Sebagai bahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Sebagai bahan makanan, nasi dan beberapa bahan makanan pokok lainnya seperti jagung, kentang, ketela
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 16/03/Th.VIII. 02 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2014 SEESAR 1.820.112 TON
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung terigu banyak digunakan
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 22/3/12/Thn. XVIII, 2 Maret 215 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 3.628.968 TON GKG, TURUN SEBESAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan, ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan bahan
Lebih terperinciX. ANALISIS KELAYAKAN USAHA
X. ANALISIS KELAYAKAN USAHA 10.1. Pengantar Kebutuhan pangan semakin hari semakin banyak seiring dengan perkembangan penduduk, sementara itu ketersediaan lahan pertanian semakin menyempit dengan makin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau distribusi benih unggul sampai ke tangan petani, sesuai dengan prinsip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak awal pembangunan lima tahun (Pelita), pemerintah telah berupaya meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan terutama beras, dalam rangka
Lebih terperinciPERTANIAN.
PERTANIAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM KEHIDUPAN Menyediakan kebutuhan pangan penduduk Menyerap tenaga kerja Pemasok bahan baku industri Sumber penghasil devisa SUBSEKTOR PERTANIAN Subsektor tanaman pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketela pohon (Manihot utilissima) adalah salah satu komoditas pangan yang termasuk tanaman penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, dan kacang
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA Oleh : RIKA PURNAMASARI A14302053 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciKeadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015
KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas ini mendapatkan
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH NILAI TUKAR PETANI (NTP) JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2009
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.08/02/33/Th.IV, 01 Februari 2010 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2009 Nilai Tukar Petani Jawa Tengah Bulan Desember 2009 berada pada posisi 100,03 Nilai
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO
NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sawah irigasi sebagai basis usahatani merupakan lahan yang sangat potensial serta menguntungkan untuk kegiatan usaha tani. Dalam satu tahun setidaknya sawah irigasi dapat
Lebih terperinciDATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014
DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 1 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2010 2014 Komoditas Produksi Pertahun Pertumbuhan Pertahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai
Lebih terperinciIKU TAHUN 2017 SEKRETARIAT DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG. Indikator Kinerja Formulasi Penghitungan/Penjelasan Sumber Data
SEKRETARIAT Formulasi Penghitungan/Penjelasan Sumber Data 1 Meningkatnya penunjang kelancaran Persentase penunjang kelancaran administrasi perkantoran administrasi perkantoran Jumlah pegawai yang mendapatkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 49/12/51/Th.III, 1 Desember 2009 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. OKTOBER 2009 NILAI TUKAR PETANI BALI MENINGKAT 0,29 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan
Lebih terperinciKETERANGAN TW I
1 2 2 KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 - TW I Distribusi/Share Terhadap PDB (%) 3.69 3.46 3.55 3.48 3.25 3.41 4.03 Distribusi/Share Terhadap Kategori Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang
Lebih terperinciSTATISTIKA DESKRIPTIF Dosen:
LEMBAR TUGAS MAHASISWA (LTM) Mata Kuliah: STATISTIKA DESKRIPTIF Dosen: Nama NIM Kelas Jurusan Akademi : : : : : AKADEMI - AKADEMI BINA SARANA INFORMATIKA J A K A R T A C.2009 1 BAB I PENDAHULUAN Pertemuan
Lebih terperinciStatistik HargaKomoditasPertanian Tahun 2013
Statistik HargaKomoditasPertanian 2013 Pusat Data dan Sistem InformasiPertanian KementerianPertanian KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM STATISTIKA
MODUL PRAKTIKUM STATISTIKA PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI Disusun Oleh: DIEN NOVITA, S.Si., M.T.I. SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MULTI DATA PALEMBANG 05 KATA
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang paling
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012 No. 63/10/35/Th.X, 1 Oktober 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan September 2012 Naik 0,38 persen. Nilai Tukar Petani
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)
No. 22/03/33 Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 diperkirakan 9,65 juta ton Gabah Kering Giling
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21
No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Mei 2016, NTP Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
Lebih terperinciStatistik Harga Komoditas Pertanian Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Statistik Harga Komoditas Pertanian 2012 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan laut di Indonesia mengandung sumberdaya kelautan dan perikanan yang siap diolah dan dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga sejumlah besar rakyat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial budaya dipengaruhi banyak hal yang saling kait mengait, di samping untuk memenuhi
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90
No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada April 2016, NTP Daerah
Lebih terperinci1. LETAK GEOGRAFIS KABUPATEN KUDUS
1. LETAK GEOGRAFIS KABUPATEN KUDUS Letak : 110 o 36 110 o 50 BT dan 6 o 51 7 o 16 LS Batas : Utara = Jepara, Pati Timur = Pati Selatan = Grobogan, Pati Barat = Demak, Jepara Tinggi : Rata-rata ± 55 m diatas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN Laju pertumbuhan inflasi harus selalu diwaspadai dan dikendalikan, karena berdampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan. nflasi yang tinggi mempunyai pengaruh agregatif terhadap perekonomian
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2007 SEBESAR 131,62 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 08/05/34/Th. IX, 01 Mei NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI SEBESAR 131,62 PERSEN PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Nilai Tukar Petani (NTP) bulan
Lebih terperinci