Godfrey, et al Dua teori yang telah diusulkan untuk memahami akuntansi, teori yaitu proprietary dan teori entitas.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Godfrey, et al Dua teori yang telah diusulkan untuk memahami akuntansi, teori yaitu proprietary dan teori entitas."

Transkripsi

1 . Teori Kepemilikan (Proprietary) dan Entitas Godfrey, et al Dua teori yang telah diusulkan untuk memahami akuntansi, teori yaitu proprietary dan teori entitas. Teori Kepemilikan (Proprietary) Kepemilikan merupakan kekayaan bersih bisnis dan dapat direpresentasikan dalam persamaan akuntansi: P = A-L Dimana kepemilikan (atau ekuitas pemilik) adalah sama dengan aset kurang kewajiban. P merupakan kekayaan bersih pemilik bisnis. Sprague : Neraca kepemilikan adalah menjumlahkan pada beberapa waktu tertentu dari semua elemen yang merupakan kekayaan beberapa orang atau kumpulan orang-orang.. Seluruh tujuan dari kegiatan usaha adalah peningkatan kekayaan, yaitu, peningkatan kepemilikan. Aset termasuk pada pemilik dan kewajiban adalah tanggung jawab pemilik. Dari keterangan tersebut, kita dapat melihat bahwa tujuan akuntansi adalah untuk mencerminkan kekayaan bersih pemilik. Teori ekonomi pada perusahaan mengambil anggapan proprietary, dengan memperhatikan pada aturan enterpreneu-owner. Konsep pendapatan, yang meningkatkan kekayaan bersih, ditunjukkan sebagai pengembalian untuk enterpreneurship. Vatter menjelaskan : Teori double entry didasarkan pada gagasan bahwa beban dan pendapatan piutang memiliki karakteristik aljabar sama seperti kekayaan bersih, yaitu rekening cenderung meningkatkan kekayaan bersih meningkat sebesar kredit, account cenderung menurunkan kekayaan bersih ditangani dalam urutan terbalik. Dengan demikian, perubahan kekayaan bersih berasal dari kegiatan menghasilkan pendapatan serta perubahan nilai aset. Misalnya, nilai intrinsik dari surat kabar masthead dapat meningkatkan nilai dan bisa menarik premi yang signifikan untuk pemilik jika menyadari (dijual). Dalam kasus tersebut, argumen adalah bahwa peningkatan kekayaan bersih pemilik harus diakui, meskipun perubahan kekayaan nasional sampai waktu seperti surat kabar sebenarnya dijual kepada pihak ketiga. Masalah akuntansi adalah mengukur perubahan nilai nasional. Untuk sebagian besar, praktik akuntansi ini didasarkan pada teori berpemilik. Dividen dianggap sebagai pembagian keuntungan daripada beban karena mereka adalah pembayaran kepada pemilik. Di sisi lain, bunga atas utang dan pajak penghasilan dianggap beban karena mereka mengurangi kekayaan pemilik.

2 Sebuah modal finansial daripada modal fisik pandangan adalah wajar teori kepemilikan. Yang pertama menekankan investasi keuangan pemilik, sedangkan yang terakhir berfokus pada kemampuan perusahaan untuk mempertahankan operasi fisik tanpa mempedulikan klaim kepemilikan. Akuntabilitas untuk pemilik adalah fungsi penting bagi sebuah perusahaan besar karena kesenjangan antara manajemen dan pemegang saham. Untuk perusahaan kecil, pemilik menyadari status keuangan usaha sehingga gagasan akuntabilitas atau kepengurusan tidak seperti miningful. Dalam contast, kontak pemegang saham dengan urusan yang dilaporkan kepada mereka oleh manajemen. Teori entitas Teori entitas dirumuskan sebagai tanggapan terhadap kekurangan pandangan eksklusif mengenai status hukum yang terpisah dari perusahaan. Teori ini dimulai dengan fakta bahwa perusahaan merupakan entitas yang terpisah dengan identitasnya sendiri. Teori melampaui asumsi entitas akuntansi tentang pemisahan urusan bisnis dan pribadi. Martin Menguraikan dua asumsi terkait terkandung dalam pengertian entitas akuntansi : Pemisahan, untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemiliknya. sudut pandang, prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang entitas. Meskipun teori entitas sangat cocok untuk pendukung akuntansi perusahaan percaya bahwa hal itu dapat diterapkan untuk kepemilikan, kemitraan dan bahkan bukan untuk organisasi nirlaba, yang menyediakan : Laporan keuangan dan transaksi diklasifikasikan dan menganalisis dari sudut pandang entitas sebagai unit operasi dan, Prinsip dan prosedur Akuntansi tidak diformulasikan dalam bentuk suatu kepentingan tunggal, seperti kepemilikan. Paton menyatakan, untuk setiap perusahaan bisnis : Ini adalah bisnis yang keuangan sejarah pemegang buku dan akuntan mencoba untuk merekam dan menganalisa, buku dan rekening adalah catatan bisnis; laporan periodik untuk operasional dan kondisi keuangan adalah laporan bisnis. Ketika sebuah perspektif entitas diambil, tujuan akuntansi dapat kepengurusan atau akuntabilitas. Versi tradisional dari teori entitas adalah bahwa perusahaan bisnis beroperasi untuk kepentingan equityholders, mereka yang menyediakan dana untuk entitas. Karena itu entitas harus melaporkan kepada equityholders status dan konsekuensi dari investasi mereka.

3 Dalam teori entitas, fokus dari persamaan akuntansi aktiva dan ekuitas. senilai Bersih pemilik bukanlah konsep yang bermakna, karena entitas adalah pusat perhatian. Pemilik dan kreditur dipandang hanya sebagai equityholders, penyedia dana. Persamaan akuntansi demikian. Aktiva = ekuitas Neraca menunjukkan aset entitas, yang mengacu Paton sebagai mewakili pernyataan langsung dari nilai entitas dan ekuitas, yang disebutnya sebuah ekspresi tidak langsung dari total yang sama. Aset milik perusahaan dan kewajiban kewajiban perusahaan, bukan pemilik. Telah berpendapat bahwa karena jumlah yang diinvestasikan oleh equityholders harus dicatat, tujuan ini secara logis mengarah ke penggunaan biaya historis untuk aktiva non moneter, karena total pada sisi kanan dari laporan posisi keuangan harus sama dengan total kiri. Setelah menerima dana yang diberikan oleh equityholders, perusahaan menginvestasikan dana dalam aset. Untuk aset non moneter, ini merupakan harga beli. Aset dan beban pada dasarnya sama di alam mereka menyediakan jasa. Ini hanyalah sebuah pertanyaan apakah jasa digunakan atau tetap untuk penggunaan masa depan. Karakteristik dasar dari pendapatan adalah bahwa hal itu menciptakan aset lebih sedangkan biaya akhirnya mengurangi aktiva: Teori Akuntansi, karena itu harus menjelaskan konsep pendapatan (penghasilan) dan biaya dalam hal perubahan aset perusahaan bukan sebagai kenaikan atau penurunan ekuitas pemilik atau pemegang saham. Paton dan Littleton berpendapat bahwa para pemegang saham memiliki klaim sisa kontrak pada total aktiva, dan itu untuk alasan ini bahwa pendapatan bersih laba ditahan. Para pemegang saham mendapatkan sisanya, sisa, setelah para kreditur telah dibayar dalam hal terjadi likuidasi perusahaan. Penjelasan ini berkembang dari versi konvensional teori ekuitas. Penafsiran yang lebih baru melihat akun laba ditahan sebagai modal perusahaan atau investasi sendiri. Pembayaran untuk penggunaan uang adalah biaya karena baik kreditur dan pemegang saham dianggap pihak eksternal. Oleh karena itu, bunga perubahan dan dividen, serta pajak penghasilan, adalah biaya-biaya bisnis. Mereka mengurangi jumlah ekuitas entitas memiliki dalam dirinya sendiri. Sebagai kesimpulan, kita dapat mengatakan bahwa baik teori proprietary dan entitas yang berpengaruh dalam praktek. teori akuntansi konvensional didasarkan pada konsep entitas dan laporan keuangan mencerminkan pandangan badan, dengan fokus mereka pada dividen dan laba bersih per saham. Perusahaan perdagangan saham mereka sendiri, yang menunjukkan pasar menerima bahwa mereka adalah entitas yang terpisah. Namun, konsep kepemilikan, beban bunga dianggap sebagai beban dan dividen distribusi laba.

4 3.2 Definisi Kewajiban Suwardjono, FASB mendefinisi kewajiban dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No.6,prg.35): Liabilities are probable future sacrifices of economic benefits arising form present obligations of a particular entity to transfer assets or provide services to other entities in the future as a result of past transaction or events ( Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Definisi FASB digunakan sebagai basis pembahasan karena definisi tersebut telah mencakupi berbagai gagasan atau kata kunci yang terkandung dalam beberapa definisi kewajiban oleh sumber-sumber yang lain. Ada tiga karakteristik kewajiban antara lain: Pengorbanan manfaat ekonomik masa datang Keharusan sekarang untuk mentransfer aset Timbul akibat transaksi masa lalu Menurut Kam (1990.,hlm ), pendefinisian kewajiban sebagai pengorbanan sumber ekonomik masa datang tidak menunjuk pada sesuatu yang sekarang ada dan nyata (real) tetapi menunjuk pada kejadian masa datang yang jelas belum terjadi. Pengertian kewajiban mencakupi keharusan kontraktual (contractual atau legally enforceable obligations), keharusan konstruktif atau bentukan, keharusan demi keadilan,dan keharusan bergantung atau bersyarat. Godfrey, et al Kewajiban adalah elemen kunci dalam akuntansi. Sekarang kita bandingkan bagaimana untuk mendefinisikan kewajiban, ketika mereka harus di akui dalam akun dan bagaimana mengukur meraka. IASB Kerangka Definisi ayat 49 (b) mendefinisikan kewajiban adalah: Kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya dari perusahaan sumber daya dan manfaat ekonomi. Definisi tersebut mengandung dua komponen arti: - Keberadaan kewajiban sekarang, membutuhkan penyerahan di masa mendatang

5 - Hasil dari transaksi masa lampau atau kegiatan lain yang lewat. Pengakuan Kewajiban Sekali definisi kewajiban terpenuhi, akuntan harus menentukan aturan apakah itu harus diakui. Jenis peraturan yang telah diterapkan di masa lalu mirip dengan yang diterapkan untuk pengakuan aset. Mereka termasuk : - ketergantungan pada hukum - penentuan substansi ekonomi acara - kemampuan untuk mengukur nilai kewajiban - penggunaan prinsip konservatisme Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa suatu arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini dan jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal. Kerangka IASB Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan neraca dan laporan laba rugi. Ayat 82 menyatakan bahwa item yang memenuhi definisi elemen harus diakui jika: 1. Hal ini kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan item yang akan mengalir ke atau dari entitas 2. Item ini biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan Ayat 91 memberikan pedoman khusus tambahan. Ini menyatakan bahwa kewajiban diakui di neraca apabila kemungkinan besar tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini dan jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal. Kerangka menyatakan pengukuran yang dapat diandalkan adalah bebas dari kesalahan material dan bias ; lebih lanjut, bahwa item diukur sehingga setia merupakan apa yang dimaksudkan untuk mewakili (paragraf 31) menyatakan kerangka kerja ini secara khusus bahwa kewajiban yang tidak dapat termasuk jika mereka tidak dapat diukur dengan andal

6 3.3 Pengukuran Kewajiban Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk kewajiban adalah biaya historis (atau diubah biaya historis). Nilai wajar, pengukuran digunakan pada pengukuran awal transaksi yang melibatkan kewajiban dalam hubungannya dengan IAS 17 sewa, IAS 39 pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan, IFRS 2 setoran saham berbasis IFRS 3 penggabungan usaha. Apa yang kita maksud dengan nilai wajar? Konsep ini didefinisikan dalam standar seperti IAS 17 (ayat 4) menjadi : Jumlah aset yang bisa tukar atau kewajiban diselesaikan antara luas, pihak bersedia panjang. Dengan demikian, kewajiban yang timbul dalam sewa pembiayaan diakui pada awal berdasarkan nilai wajar sewa (yang menurut definisi di atas bisa menjadi harga pasar untuk aset sewaan) atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika lebih rendah ( IAS 17, ayat 20) di tahun-tahun berikutnya, jumlah kewajiban pengukuran berdasarkan biaya diamortisasi metode itu, yaitu, biaya dari kewajiban pada awal (nilai wajar atau nilai tunai pembayaran sewa minimum, jika lebih rendah) disesuaikan secara tahunan untuk mencerminkan estimasi nilai saat ini. Saldo kewajiban berdasarkan metode tingkat bunga efektif amortisasi (ayat 25). Kita bisa melihat bahwa biaya historis (yang agak dimodifikasi biaya historis, dalam hal ini diamortisasi biaya) adalah metode yang paling umum digunakan untuk pengukuran selanjutnya kewajiban. Dua contoh di mana pengukuran nilai wajar diperlukan setelah akuisisi adalah kewajiban pasca kerja seperti pensiun (pensiun) di bawah 119 IAS Manfaat karyawan 19/AASB dan ketentuan jangka panjang dengan ketentuan 37/AASB IAS 137. Kewajiban kontinjensi dan aktiva kontinjensi. RENCANA IMBALAN KERJA PENSIUN Di banyak negara pensiun (atau dana) rencana ditetapkan oleh atasan untuk memberikan manfaat pensiun untuk karyawan. Pengusaha melakukan pembayaran kepada dana pensiun yang memiliki aktiva, kepercayaan, untuk mendanai pembayaran ketika karyawan pensiun. Dana pensiun adalah suatu badan hukum, terpisah dari perusahaan pemberi kerja. Dana pensiun dapat seluruhnya dibiayai, sebagian didanai atau tidak didanai. Sepenuhnya didanai rencana memiliki kas yang cukup atau investasi untuk memenuhi kewajiban dana untuk anggota. Sebaliknya, rencana didanai tidak memiliki uang tunai atau investasi untuk menutupi potensi pembayaran di bawah rencana. Sejauh yang jumlah yang diselenggarakan di percaya dan yang dibayarkan ke dana pensiun tidak cukup untuk memenuhi kewajiban berdasarkan program saat mereka jatuh tempo, dana pensiun adalah kekurangan dana.

7 Karena dana pensiun adalah badan hukum yang terpisah, mungkin akan dianggap bahwa komitmen tidak didanai, rencana bukan merupakan kewajiban dari sebuah perusahaan atasan yang membayar ke dana pensiun. Namun, bisa dikatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban yang adil untuk memenuhi komitmen tidak didanai dan karenanya, memiliki kewajiban. Untuk mendukung argumen ini, Whittred, Zimmer dan Taylor menawarkan contoh sebuah perusahaan yang memungkinkan superannuation disponsori default dana dan menderita kehilangan reputasi dalam Tenaga Kerja dan pasar lain sebagai konsekuensinya, sehingga menimbulkan suatu pengorbanan manfaat ekonomi. Meskipun beberapa perusahaan tradisional belum mengakui komitmen didanai sebagai kewajiban, dalam kerangka dan IAS 37/AASB 137 sulit untuk berpendapat bahwa mereka bukan merupakan kewajiban. Masalah lainnya berkaitan dengan kapan harus mengakui kewajiban untuk pensiun (tabungan hari tua) pembayaran. Apakah : Sebagai jasa karyawan yang membuat? gagasan adalah bahwa pembayaran adalah bentuk kompensasi yang diterima oleh karyawan pada saat pemberian jasa. Namun, dibayarkan di masa depan, setelah pensiun. Ketika karyawan pensiun? Bila dana yang dibutuhkan untuk membuat pembayaran berdasarkan program pensiun? Ketentuan dan Kontinjensi IAS 37/AASB 137 ayat 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai: a) kewajiban kemungkinan yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang keberadaannya akan dikonfirmasi hanya dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa masa depan pasti tidak sepenuhnya dalam kendali entitas, atau kewajiban kini yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena: I. Hal ini tidak mungkin tersebut mengakibatkan arus keluar atau sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut; atau II. Jumlah kewajiban tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup. Kriteria IAS 37/AASB 137 ayat pengakuan 14 untuk ketentuan-ketentuan sesuai dengan kriteria Kerangka pengakuan kewajiban. Dengan demikian, kewajiban dan ketentuan diijinkan menjadi diakui hanya jika ada kewajiban kini, besar kemungkinan bahwa suatu arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban, dan jumlah kewajiban tersebut dapat

8 diukur secara andal. Kewajiban kontinjensi tidak memenuhi kriteria tersebut (sama seperti aktiva kontinjensi tidak memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset). Ekuitas Pemilik Ekuitas Pemilik adalah ketiga dari konsep-konsep dasar akuntansi ditangkap dalam persamaan akuntansi. Ini merupakan aktiva bersih (aktiva dikurangi kewajiban) dari entitas (P = AL). demikian, pemilik ekuitas (atau usaha) menangkap pemilik klaim terhadap aktiva bersih entitas, entitas yang tidak memiliki kewajiban lancar membayar. Ini mewakili kepentingan pemilik atau modal dalam perusahaan. ekuitas Pemilik (bunga sisa) adalah sebuah klaim atau kanan ke aktiva bersih entitas. Kerangka mendefinisikan ekuitas dalam ayat 49 (C) sebagai berikut: Ekuitas adalah kepentingan sisa dalam aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajibannya. Oleh karena itu, ekuitas pemilik tidak kewajiban untuk pengalihan aset, namun klaim sisa. Selanjutnya, hal itu tidak dapat didefinisikan secara terpisah dari aktiva dan kewajiban. Ada dua fitur penting yang dapat membantu kita untuk membedakan antara kewajiban dan ekuitas pemilik. yaitu: Hak para pihak Substansi ekonomi pengaturan Hak hukum adalah pertimbangan yang sangat penting. Namun, mereka tidak boleh menjadi dasar satunya perbedaan antara kreditur dan pemilik. Setelah semua, definisi kewajiban termasuk kewajiban konstruktif dan adil serta kewajiban hukum. Alasan lain adalah bahwa sudut pandang hukum terlalu sempit fokus yang akan berguna dalam mencapai tujuan keputusan kegunaan akuntansi. Hak para pihak Kreditor memiliki hak-hak berikut: - Penyelesaian klaim mereka dengan tanggal tertentu melalui pengalihan aset (barang atau jasa) - Prioritas dari pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam likuidasi Perhatikan bahwa klaim kreditur terbatas pada jumlah tertentu (yang mungkin berbeda dari waktu ke waktu sesuai dengan persyaratan perjanjian). Sebaliknya, pemilik memiliki kepentingan sisa saja, walaupun dengan pengaturan kontrak kelas yang berbeda dari pemilik mungkin memiliki prioritas yang berbeda dalam pengembalian modal.

9 Aspek lain dari hak kreditur dan pemilik berkaitan dengan penggunaan aset atau ke operasi bisnis. Kreditor tidak memiliki hak untuk menggunakan aset dari perusahaan lain selain yang dirinci dalam kontrak. Kecuali secara tidak langsung dalam beberapa kasus, mereka tidak memiliki hak dalam proses pengambilan keputusan dalam operasi bisnis. Dalam cara yang terbatas, dengan kontrak, mereka mungkin mengganggu operasi dengan mensyaratkan bahwa saldo laba dibatasi, atau bahwa aset diberikan tidak akan dijual tanpa persetujuan mereka. Di sisi lain, pemilik mempunyai hak atau wewenang untuk menjalankan usahanya. Substansi Ekonomi Baik kewajiban dan ekuitas pemilik mewakili klaim terhadap entitas. Semua pengadu terhadap entitas menanggung risiko kerugian, tetapi karena klaim sebelumnya kreditur, risiko mereka lebih rendah dari pemilik. Pemilik harus menanggung kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan. Mereka membawa beban risiko dalam bisnis. Dalam setiap perusahaan, tingkat risiko kreditur dan pemilik tergantung pada hak-hak mereka. Dengan demikian, perbedaan utama antara hak kreditur dan pemilik adalah bahwa kreditor memiliki hak untuk pemukiman, sedangkan pemilik memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keuntungan (residual). Perbedaan ini mencerminkan risiko ekonomi dan fitur pengembalian dua jenis klaim: kreditor menanggung risiko kurang dan mendapatkan imbalan yang relatif tetap (bunga dan pelunasan pokok), sedangkan pemilik menanggung risiko yang lebih besar dan karenanya mendapatkan variabel (dan sering lebih tinggi) tingkat pengembalian melalui partisipasi mereka dalam keuntungan. Substansi Hak Ekonomi Bunga dan penyelesaian / Risiko dan kembali Partisipasi dalam keuntungan penggunaan aset kontrol ( Hubungan antara substansi ekonomi dan hak) Pemilik atau wakil mereka memiliki kendali, komposisi penggunaan akuisisi, dan disposisi aset perusahaan. Mereka memiliki kontrol operasi dan tanggung jawab untuk menjalankan bisnis dan untuk kelangsungan hidup dan profitabilitas. Secara umum, pemilik perusahaan (pemegang saham) mendelegasikan sebagian besar ada tanggung jawab dan kontrol kepada direksi dan manajer. Konsep modal Akuntansi ekuitas dipengaruhi oleh resep hukum. Sebagai contoh, di Inggris Raya dan hukum perusahaan Australia termasuk undang-undang yang berkaitan dengan akuntansi untuk modal. Terpenting adalah kebutuhan pemeliharaan modal, yang menuntut bahwa perusahaan mempertahankan utuh awal mereka (dan berikutnya) basis modal. Kerangka mengakui bahwa baik atau tidak perusahaan mempertahankan modal yang utuh merupakan fungsi tidak hanya dari definisi ekuitas sebagai suatu kepentingan sisa dalam

10 suatu entitas, tetapi juga konsep modal. Modal dapat dikonseptualisasikan sebagai uang ditemukan atau ditemukan daya beli (modal keuangan) atau sebagai kapasitas produktif dari entitas (modal fisik). Selanjutnya, modal dapat diukur di kedua satu dolar nominal atau daya beli ( nyata ) skala. Berbagai kombinasi dari konsep modal dan skala pengukuran yang digunakan dalam model yang berbeda yang menghasilkan ukuran yang berbeda dari modal dalam keadaan yang identik. Tujuan lain persyaratan perawatan modal adalah untuk melindungi kreditur dengan memberikan sebuah bantal atau buffer. Misalnya, suatu entitas memiliki tidak lebih dari ibukota Leal sebesar $ jika jumlah aktiva adalah $ , ini berarti bahwa jumlah kewajiban kepada $ 90,000. ini adalah: A = L + P $ = $ $ Jika entitas itu harus dilikuidasi dan nilai tercatat aktiva menyadari hanya $ , ada akan cukup untuk membayar kreditur. Hal ini dimungkinkan karena adanya modal sebesar $ tanpa itu, kreditur tidak akan. Dibayar lunas. Modal bukan jaminan untuk perlindungan kreditur, tetapi tidak menawarkan keamanan beberapa. Pentingnya cadangan modal disorot dalam krisis perbankan dan likuiditas Klasifikasi Modal Pada tahun 1950, sebuah komite khusus dari American Association Akuntansi menjelaskan bahwa alokasi berasal dari tiga jenis: Mereka yang dirancang untuk menjelaskan kebijakan manajerial tentang reinvestasi keuntungan Mereka yang dimaksudkan untuk membatasi dividen sebagaimana disyaratkan oleh hukum atau kontrak Mereka yang memberikan kerugian diantisipasi. Komite ini menyatakan sebagai berikut : Jenis pertama tidak efektif mencapai tujuan dan akan menjadi yang terbaik dijelaskan dalam bentuk narasi di tempat lain. Untuk tipe kedua, panitia diyakini catatan ke rekening akan lebih baik pada suatu pengalokasian Untuk tipe ketiga, komite merasa apropriasi adalah tidak perlu dan sering menyesatkan catatan akan lebih cocok. Komite ini menekankan bahwa alokasi tidak boleh mempengaruhi penentuan keuntungan

11 PENYAJIAN Suwardjono. 2010, Secara umum,kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannya sejalan dengan penyajian aset. PSAK No.1 (pasal 39) menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. PSAK No.1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka pendek harus diklasifikasi sebagai kewajiban jangka panjang. Suatu kewajiban diklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek bila (paragraf 44): a) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan;atau b) Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. 3.4 Tantangan pembuat standart Perbedaan Hutang dengan ekuitas Godfrey, et al Berdasarkan kriteria definisi dan pengakuan dibahas dalam bab ini, kita dapat setuju bahwa saham yang dikeluarkan untuk membentuk bagian investor dari ekuitas dan pinjaman dari kreditur merupakan kewajiban. Namun, pertanyaan diajukan tentang hybrid instrument yang memiliki karakteristik dari kedua hutang dan ekuitas. Sebagai contoh, saham preferensi secara tradisional dianggap sebagai modal dan, karena itu, sebagai bagian dari ekuitas pemilik, tetapi keduanya memiliki karakteristik yang juga menyelaraskan mereka dengan kewajiban, seperti berikut: debt tetap tagihan mungkin tidak berpartisipasi dalam dividen lain dari pada tingkat pra-tertentu (mirip dengan bunga) memiliki prioritas atas saham biasa dalam pengembalian modal (seperti halnya kewajiban) umumnya melakukan tidak memiliki hak suara Meskipun disebut saham, kemungkinan bahwa mereka kadang-kadang memenuhi definisi kewajiban, dan harus diklasifikasikan sebagai kewajiban. Klasifikasi instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas memiliki efek luar neraca sejak klasifikasi menentukan apakah bunga, dividen, kerugian atau keuntungan yang berhubungan dengan instrumen yang

12 diakui sebagai pendapatan atau beban dalam menghitung laba bersih, atau apakah mereka diperlakukan sebagai distribusi dari keuntungan dihitung. Distribusi bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait dengan instrumen keuangan atau komponen dari instrumen keuangan yang kewajiban diakui sebagai pendapatan atau beban. Sebaliknya, distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas diperlakukan sebagai pembagian keuntungan setelah mereka telah dihitung. Tujuan membedakan antara pemilik modal dan kewajiban adalah untuk meningkatkan manfaat informasi bagi pengambilan keputusan. pertanyaan menarik yang diajukan tentang bagaimana investor melihat efek hibrida yang disebut, yang menggabungkan kedua fitur hutang dan ekuitas seperti catatan konversi, saham preferensi ditebus dan hutang subordinasi. IASB menginginkan perbedaan yang lebih baik antara instrumen ekuitas dan non-ekuitas. Titik awalnya adalah gagasan bahwa semua instrumen abadi adalah modal. Selain itu, instrumen dipertukarkan sesuai dengan pilihan penerbit akan ekuitas. Sebaliknya, kewajiban adalah wajib diuangkan pada tanggal tertentu atau tanggal atau pasti terjadi. Penyelesaian utang Utang mungkin diselesaikan dengan cara lain selain dengan pembayaran langsung atau jasa kepada kreditur. Situasi itu berhubungan dengan disebut sebagai off-set dan pelunasan utang atau di-substansi peniadaan. Hal ini memungkinkan debitur untuk menghapus hutang dari neraca dan melaporkan aset finansial bersih atau kewajiban hanya jika entitas memiliki hak t kekuatan hukum tetap saat berangkat jumlah yang diakui, dan bermaksud baik untuk (a) menyelesaikan secara bersih atau (b) merealisasikan aktiva dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan. Misalnya Perusahaan A memiliki hutang obligasi dari $ dijual awalnya setara dengan tingkat bunga yang ditetapkan sebesar 8 persen dan 10 tahun sisa hidup. Saat ini, karena suku bunga yang lebih tinggi, nilai pasar obligasi lebih rendah dari nilai jatuh tempo mereka. Sebuah perusahaan akan membeli obligasi pemerintah dengan nilai nominal sebesar $ suku bunga yang ditetapkan sebesar 8 persen dan 10 tahun sisa hidup, untuk $ Ini akan ditempatkan dalam sebuah kepercayaan tidak dapat dibatalkan untuk tujuan melunasi obligasi perusahaan hutang. Investasi dalam Obligasi Pemerintah $ Kas $

13 Hutang Obligasi $ Investasi dalam Surat Utang $ Keuntungan Hutang Obligasi $ Keuntungan bagi perusahaan adalah : Hutang dihapus dan, oleh karena itu, utang perusahaan terhadap ekuitas meningkatkan Laba tahun berjalan meningkat dengan jumlah keuntungan yang Untuk keperluan pajak, keuntungan tersebut tidak diakui karena perusahaan masih secara hukum diwajibkan untuk membayar obligasi. Untuk tujuan pajak, bunga dari obligasi pemerintah akan diperhitungkan dengan beban bunga obligasi perusahaan Pencabutan izin perusahaan untuk mengelola sisi kewajiban dalam neraca karena akan surat berharga pada sisi aktiva Karyawan saham (pembayaran saham-based) IASB telah memutuskan untuk mengobati remunerasi saham berdasarkan sebagai beban. IFRS 2/AASB 2 Pembayaran Saham berbasis membedakan antara pembayaran saham berbasis yang cash-diselesaikan dan mereka yang ekuitas-diselesaikan. Ketika barang dan jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham, entitas mencatat kejadian ketika mendapatkan barang barang atau jasa tersebut diterima. Jika barang atau jasa yang diterima dalam transaksi pembayaran diselesaikan sahamsaham berbasis, sisi kredit masuk adalah ekuitas pemilik. Sebaliknya, jika barang atau jasa yang diterima dalam transaksi yang akan diselesaikan secara tunai, kredit entri yang sesuai adalah kewajiban. 3.5 Masalah Auditor Kelengkapan kewajiban yang diakui pada neraca dan pengungkapan catatan tentang kontinjensi dan kewajiban lainnya merupakan isu utama bagi para auditor. mereka diwajibkan untuk mengumpulkan bukti hutang, akrual, dan kewajiban lainnya mencakup semua jumlah yang terhutang oleh entitas kepada pihak lain. auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan penyimpangan waktu, di mana kewajiban yang timbul sebelum akhir periode keuangan tidak dicatat oleh entitas sampai dimulainya periode akuntansi baru. cut-off tes dirancang untuk mengumpulkan bukti bahwa transaksi dicatat dalam periode yang tepat. di samping itu, auditor perlu menguji apakah kewajiban dicatat sebesar nilai yang tepat. penyembunyian oleh manajer dari kewajiban entitas, seperti kewajiban kontinjensi, jaminan pinjaman, dan komitmen sehubungan dengan perjanjian kontraktual berbagai kewajiban menganggap dan menciptakan kesan

14 solvabilitas yang lebih besar bagi perusahaan. dalam kasus ekstrim, seperti penyembunyian berarti bahwa hal tersebut tidak pantas untuk laporan keuangan yang akan disiapkan secara langsung, dan auditor akan gagal untuk memenuhi syarat opini audit. audit standar ASA 570 mengharuskan auditor untuk secara khusus mempertimbangkan apakah penggunaan manajemen terhadap asumsi kelangsungan usaha ini sesuai dan, jika ada keraguan, apakah keadaan yang relevan telah diungkapkan dengan benar. jika auditor menyimpulkan bahwa entitas tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan gong, auditor yang ruquired pada pernyataan pendapat merugikan jika laporan keuangan telah disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha (ASA 570 ayat 6).

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik

BAB I PENDAHULUAN. Kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu aset dan ekuitas atau

Lebih terperinci

Measurement of assets and liabilities

Measurement of assets and liabilities Assets, liablilities and owners equity Aset (Aset) Manfaat ekonomi masa depan aset yang dikendalikan oleh perusahaan dan merupakan hasil dari transaksi masa lalu atau peristiwa. Definisi ini dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kebijakan Hutang 1. Pengertian Kebijakan Hutang Hutang menunjukkan besarnya kepentingan kreditur pada harta perusahaan. Pada prinsipnya hutang akan menguntungkan apabila perusahaan

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut : Lampiran IV Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP I. DAFTAR ISTILAH Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan manajemen kepada pihak luar perusahaan. Informasi yang

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

LIABILITIES AND OWNERS EQUITY Based on Chapter 8 Godfrey 7th Edition

LIABILITIES AND OWNERS EQUITY Based on Chapter 8 Godfrey 7th Edition LIABILITIES AND OWNERS EQUITY Based on Chapter 8 Godfrey 7th Edition Kelas X-D Khusus/ Kelompok 4 1. Andika Putra Wijaya 2. Dwi Yanis Wijanarko 3. Isramia Larasati 4. Muhammad Rico Firmansyah 5. Tommy

Lebih terperinci

Terdapat beberapa sumber dari definis aset, diantaranya adalah menurut FASB. FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya (SFAC No. 6, prg.

Terdapat beberapa sumber dari definis aset, diantaranya adalah menurut FASB. FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya (SFAC No. 6, prg. KARAKTERISTIK ASET Terdapat beberapa sumber dari definis aset, diantaranya adalah menurut FASB. FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya (SFAC No. 6, prg. 25) Assets are probable future economic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh paragraf

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto PSAK 24 IMBALAN KERJA Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita 2015271115 Dicky Andriyanto 2015271116 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 I. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 50 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 50 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 0 (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 0 (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS EKONOMI. Accounting Measurement Systems (Sistem Pengukuran Akuntansi) JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS EKONOMI. Accounting Measurement Systems (Sistem Pengukuran Akuntansi) JURUSAN AKUNTANSI Accounting Measurement Systems (Sistem Pengukuran Akuntansi) oleh Kelompok 5 : ARIE ALWADRI 091053313 YOGI ALIF UTAMA 1010531003 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 1. Historical Cost

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Teori Akuntansi Keuangan PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyusun : Mikael Siahaan (1406645168) Muhammad Gunawan H.M (1406645765) Muhammad Iqbal (1406645771) PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis terhadap Laporan Arus Kas dan Penyajiannya berdasarkan Metode Tidak Langsung a. Telah diketahui bahwa laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai akuntansi, pendapatan, biaya, laporan keuangan, dan akuntansi kontrak konstruksi dapat menjadikan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07 SA Seksi 332 AUDITING INVESTASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN TERHADAP KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas,

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami

Lebih terperinci

KEWAJIBAN & EKUITAS PEMILIK

KEWAJIBAN & EKUITAS PEMILIK RESUME KEWAJIBAN & EKUITAS PEMILIK Chapter 8 Buku Accounting Theory Edisi Ke-7, 2010, Karangan Jayne Godfrey, dkk Disusun oleh: Akbar Ganiardhi / 03 Fadel Khalif Muhamad / 11 Marietta Kusuma Dewi / 20

Lebih terperinci

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat

Lebih terperinci

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan. EXPOSURE DRAFT BULETIN TEKNIS 8 DIKELUARKAN OLEH KONTRAK ASURANSI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA TANGGAL 19 OKTOBER 2012 Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS Disusun oleh : Danar Nurtyaga Prasanna Danny Ariesta Nur Ardianto Herlin Amahorseya FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 0 Bab Ruang Lingkup.. Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (SAK UKM) dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas kecil dan menengah. Entitas kecil dan menengah adalah entitas yang: (a) yang

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070

HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram Tahun 2014 HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070 1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Definisi Kewajiban: Kewajiban

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN ADALAH ANTARA LAIN : 1. INVESTOR 2. KREDITOR 3. PEMASOK 4. KREDITOR USAHA LAIN 5. PELANGGAN 6. PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Setelah dicabutnya PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mulai tanggal 1 Januari 2012 dalam menyajikan aset keuangan dan

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB Setelah mengetahui anggota dari panitia pembuat dokumen (FASB) dan berasal dari AICPA, APB dan AAA. Rangkaian dari dokumen sangatlah penting, dimana dua hal yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 54 AKUNTANSI RESTRUKTURISASI UTANG-PIUTANG BERMASALAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 54 AKUNTANSI RESTRUKTURISASI UTANG-PIUTANG BERMASALAH 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI RESTRUKTURISASI UTANG-PIUTANG BERMASALAH Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam

Lebih terperinci

2006 McGraw-Hill Australia Pty Ltd PPTs t / a Akuntansi Keuangan Teori 2e oleh Deegan

2006 McGraw-Hill Australia Pty Ltd PPTs t / a Akuntansi Keuangan Teori 2e oleh Deegan 6-1 Teori Akuntansi Keuangan Craig Deegan Bab 6 Teori normatif akuntansi-kasus proyek kerangka konseptual Slides ditulis oleh Craig Deegan dan Michaela Rankin 6-2 Tujuan pembelajaran Dalam bab ini, Anda

Lebih terperinci

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Audit atas Estimasi Akuntansi SA Seksi 342 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Sumber: PSA No. 37 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit kompeten

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. Kecuali ditentukan lain, entitas harus menerapkan amandemen dalam

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB XV AKUNTANSI UTANG

BAB XV AKUNTANSI UTANG BAB XV AKUNTANSI UTANG A. PENGERTIAN Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri persamaan akuntansi adalah harta (aktiva) dan sisi kanan terdiri dari utang dan modal. Utang menunjukkan

Lebih terperinci

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Investasi Efek Tertentu PSAK No. 50 PSAK No.50 tentang AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU telah disetujui oleh Komite Standar Akuntansi

Lebih terperinci

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami kemunduran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 1. Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

KONSEP HUTANG DAN EKUITAS PEMILIK

KONSEP HUTANG DAN EKUITAS PEMILIK KONSEP HUTANG DAN EKUITAS PEMILIK HUTANG Menurut FASB (Financial Accounting Standard Board) dalam SFAC No.6, hutang didefinisikan sebagai berikut : Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian

Lebih terperinci

Kewajiban TEORI AKUNTANSI. Sumber: Suwardjono., Teori Akuntansi. Penerbit: BPFE-UGM, Yogyakarta. Modul ke: Fakultas EKONOMI

Kewajiban TEORI AKUNTANSI. Sumber: Suwardjono., Teori Akuntansi. Penerbit: BPFE-UGM, Yogyakarta. Modul ke: Fakultas EKONOMI Modul ke: 07 AFRIZON, Fakultas EKONOMI TEORI AKUNTANSI Kewajiban SE, M. Si, AK Program Studi AKUNTANSI Sumber: Suwardjono., 2012. Teori Akuntansi. Penerbit: BPFE-UGM, Yogyakarta Tujuan Pembelajaran Mencapai

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

AKUNTANSI INVESTASI

AKUNTANSI INVESTASI -1- - 1 - LAMPIRAN X PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar keuangan dari sebuah organisasi. Laporan keuangan di buat atau diterbitkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kristiana (2012) meneliti pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 0 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks dengan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Kieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan

Kieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan Kieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan 1. Laporan laba rugi penting karena memberikan investor dan kreditor dengan

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

LIMITED HEARING. PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. 14 November 2006 PUBLIC HEARING

LIMITED HEARING. PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. 14 November 2006 PUBLIC HEARING LIMITED HEARING PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan 14 November 2006 TUJUAN PSAK 50 (1998) Vs PSAK 50 (2006) Menyamakan pengaturan akuntansi dan pelaporan investasi efek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci