Struktur Truncus Encephalon, Cerebellum dan Nervi Craniales yang Melaluinya. : Thomas Aquinas Michi Alviayanto ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Struktur Truncus Encephalon, Cerebellum dan Nervi Craniales yang Melaluinya. : Thomas Aquinas Michi Alviayanto ( )"

Transkripsi

1 Struktur Truncus Encephalon, Cerebellum dan Nervi Craniales yang Melaluinya DISUSUN OLEH : Kelompok :D6 Ketua Kelompok Anggota : Thomas Aquinas Michi Alviayanto ( ) : 1. Terry Reniban ( ) 2. Rullyn Suzana Saputri Mandar ( ) 3. R. Syamilah Muayyidah ( ) 4. Prawira Wijaya ( ) 5. Puteri Nabella ( ) 6. Marry Salvatrix Mekeng ( ) 7. Dameria Purba ( ) 8. Ayu Asmarita ( ) 9. Kevin Desmont Pratama ( ) 10. Nurul Alia Fathila Binti Kamalul Azmi ( ) 11. Novalia Khoemalasari ( ) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana dameria.2013fk295@civitas.ukrida.ac.id 1

2 Abstrak Batang otak (truncus encephalon) dan otak kecil (cerebellum) merupakan salasatu bagian penting sebagai pusat pengendalian keseimbangan tubuh, dan juga pusat pengendali respirasi, kerja jantung, serta peredaran darah. Batang otak atau dikenal dengan truncus encephalon memiliki tiga bagian yaitu mesencephalon, pons, dan medulla oblongata. Batang otak sendiri dilalui oleh saraf-saraf kranial (nervi craniales) seperti oculamotor, trochlearis, trigenimus, abducent, facialis, vestibulocochlearis, glossopharingelis, vagus, accecorius, hipoglossus. Sarafsaraf tersebut memiliki tugasnya masing-masing. Sedangkan cerebellum, selain tugas pokoknya sebagai pengendali keseimbangan tubuh, cerebellum yang terdiri dari pedunculus cerebralis superior, inferior dan media memiliki tugas untuk meneruskan atau memproyeksikan rangsang ke thalamus, korteks cerebrum, dan ke seluruh truncus encephalon. Dan semua fungsi dapat berjalan dengan baik tidak lepas karena adanya penghantaran sinyal yang neurotransmitter melalui tautan antarsaraf yang disebut sinaps. Apabila terjadi gangguan atau pun pendarahan di area truncus encephalon dan cerebellum dapat berdampak pada kerja tubuh yang berhubungan dengan fungsi dari masing-masing bagian pada area tersebut dan juga fungsi dari nervi craniales yang berada disana. Kata kunci: truncus enchepalon, cerebellum, nervi craniales, sinaps Abstract Brain stem (truncus encephalon) and brain (cerebellum) is an important part as one of a control center of balance of the body, and also the central control of respiration, heart action, as well as blood circulation. The brain stem known as truncus encephalon has three parts, namely mesencephalon, pons, and medulla oblongata. Brain stem itself traversed by cranial nerves (nervi craniales) as oculamotor, trochlearis, trigenimus, abducent, facial, vestibulocochlearis, glossopharingelis, vagus, accecorius, hipoglossus. The nerves have their respective duties. While the cerebellum, in addition to its main task as the controlling body balance, cerebellar peduncle cerebralis consisting of the superior, inferior, and the media have a duty to pass on or projecting stimuli to the thalamus, cerebrum cortex, and to the entire truncus encephalon. And all functions can work well not be separated because of the delivery of the neurotransmitter signals through neuronal link is called a synapse. In the event of any interruption or bleeding in the area of 2

3 truncus encephalon and cerebellum can have an impact on the body of work related to the function of each part in the area and also the function of the spiral craniales who were there. Keywords : truncus enchepalon, cerebellum, nervi craniales, synapse Pendahuluan Pusat pengendali semua kerja tubuh berada di otak, dan dikendalikan melalui kinerja syaraf-syaraf yang saling berhubungan melalalui suatu sinaps. Truncus encephalon atau dikenal dengan batang otak dan cerebellum atu dikenal dengan otak kecil merupakan dua bagian dalam pengendali kinerja tubuh kita, sebab ada syaraf-syaraf kranial yang melalui batang otak yang masing-masing memiliki peran yang berbeda dalam kinerja tubuh kita. Sedangkan pada cerebellum yang terdiri dari pedunculus cerebralis superior, pedunculus cerebralis media dan pedunculus inferior juga memiliki perannya masing-masing dalam menjalankan perintah dalam sistem kinerja tubuh kita. Skenario 7 Seorang laki-laki usia 27 tahun diantar ke UGD RS dalam keadaan tidak sadar sejak 15 menit yang lalu akibat kecelakaan sepeda motor. Dari hasil pemeriksaan didapatkan perdarahan pada batang otak dan cerebellum, yang juga mencederai saraf cranial di sekitarnya. Rumusan Masalah: Laki-laki usia 27 tahun tidak sadarkan diri mengalami perdarahan pada batang otak dan cerebellum mencederai syaraf cranial. Hipotesis Tidak sadarkan diri akibat perdarahan di batang otak dan cerebellum. Lubang-Lubang Penting pada Os. Cranii dan Struktur yang Melewatinya Sebagai pengingat, pada os. cranii terdapat 3 bagian fossa. Fossa-fossa ini merupakan tempat jalannya berbagai nervus maupun pembuluh dara. Fossa pertama, fossa cranii anterior terdapat bagian lubang penting disana yaitu lubang-lubang di lamina cribosa tepat pada tulang tengkorak Os. Ethmoidale, struktur yang lewat disana adalah N. Olfactorius. Kedua, fossa cranii 3

4 media. Disini terdapat canalis opticus pada ala minor ossis sphenoidalis tempat lewatnya N. Opticus dan N. Opthalamicus. Terdapat fissura orbitalis superior antara ala minor dan ala major ossis sphenoidalis tempat lewatnya N. Lacrimalis, N. Frontalis, N. Trochlearis, N. Oculomotorius, N. Nasociliaris, dan N. Abducens, V. Opthalamica superior. Pada ala major ossis sphenoidale terdapat 3 foramen, yaitu foramen rotundum yang dilalui oleh divisi maxillaris N. Trigenimus, foramen ovale yang dilalui oleh divisi mandibularis N. Trigeminus, N. Petrosus minor, foramen spinosum dilalui A. Meningea media. Kemudian ada bagian foramen lacerum antara pars petrosa ossis temporalis dan os sphenoidale dilalui oleh A. Carotis interna. Fossa cranii yang ketiga ialah fossa cranii posterior. Pada Os. Occipitale terdapat foramen magnum yang dilalui oleh medulla oblongata, pars spinalis N. Accessorius, dan A. Vertebralis dextra dan sinistra. Kemudian ada canalis nervi hypoglossi yang dilalui oleh N. Hypoglosus. Antara pars petrosa ossis temporalis dan pars condylaris ossis occipitalis terdapat foramen jugulare, tempat lewatnya N. Glossopharyngeus, N. Vagus, dan N. Accessoriusa; sinus sigmoideus berlanjut sebagai V. Jugularis interna. Yang terakhir pada fossa cranii inferior yaitu meatus aursticus internus pada pars petrosa ossis temporalis, tempat lewatnya N. Vestibulocochlearis dan N. Facialis.1 Batang Otak (Truncus Encephalon) Batang otak terdiri dari medulla oblongata, pons, dan mesencephalon, menempati fossa cranii posterior tengkorak. Bentuk batang otak seperti batang dan menghubungkan medulla spinalis yang sempit dengan otak depan yang lebar. Batang otak mempunyai tiga fungsi utama: (1) sebagai tempat lewatnya traktus asendens dan desendens ke berbagai pusat yang lebih tinggi di otak depan; (2) Mengandung pusat-pusat refleks penting yang mengatur sistem respirasi dan sistem kardiovaskular serta pengendali kesadaran; (3) Mengandung nuclei saraf kranial III sampai XII yang penting.2 4

5 Gambar 1. Truncus Encephalon Tampak Anterior3 Gambar 2. Truncus Encephalon Tampak Posterolateral3 Salahsatu bagian batang, medulla oblongata menghubungkan pons yang letak di superior dengan medulla spinalis yang terletak di inferior. Pertemuan medulla oblongata dan medulla spinalis terletak di tempat pangkal radiks anterior dan posterior nervus spinalis cervicalis pertama, yang kira-kira terletak setinggi foramen magnum. Medulla oblongata berbentuk kerucut, ujung yang lebar mengarah ke superior. Canalis medulla spinalis berlanjut ke atas sampai ke setengah bagian bawah medulla oblongata.2 Di permukaan anterior terdapat fissura mediana anterior, yang ke inferior sebagai fissura mediana anterior medulla spinalis. Pada tiap sisi fissura mediana terdapat tonjolan yang disebut pyramis. Pyramis terdiri dari berkas serabut corticospinalis yang beraal dari sel-sel saraf besar dalam gyrus precentralis cortex cerebri. Pyramis mengecil di inferior, dan di tempat ini, sebagian besar serabut-serabut desendens menyilang ke sisi kontralateral, membentuk decussatio pyramidum. Fibrae arcutae esternae anteriores merupakan sebagain kecil serabut saraf yang muncul dari fissura mediana anterior di atas decussatio pyramidum dan berjalan ke lateral di permukaan medulla oblongata masuk ke cerebellum. Posterolateral terhadap pyramis adalah oliva, merupakan peninggian berbentuk oval yang disebabkan oleh nuclei cerebellaris inferior, yang menghubungkan medulla oblongata dengan cerebellum. Di dalam sulcus, antara 5

6 oliva dan pedunculus cerebellaris inferior, keluar radix nervi glossopharyngeus, nervus vagus dan radix cranialis nervi accessori.2 Permukaan posterior setengah bagian atas medulla oblongata membentuk bagian bawah dasar ventriculus quartus. Permukaan posterior setengah bagian bawah medulla oblongata dilanjutkan oleh permukaan posterior medulla spinalis yang mempunyai sulcus medianus posterior. Pada masing-masing sisi sulcus tersebut terdapat tonjolan memanjang tuberculum gracilis, disebabkan oleh nucleus gracilis yang terletak di bawahnya. Di lateral tuberculum gracilis, terdapat tonjolan serupa, tuberculum cuneatus, disebabkan oleh nucleus cuneatus yang terdapat di bawahnya.2 Gambar 3. Area Pons dengan Pengangkatan Cerebellum2 Pons terletak di anterior cerebellum dan menghubungkan medulla oblongata dengan mesencephalon, seperti jembtan yang menghubungkan hemispherium cerebelli kanan dengan hemispherium cerebelli kiri. Permukaan anterior cembung dari sisi kiri ke kanan, banyak serabut melintang masing-masing sisi membentuk pedunculus cerebellaris medius. Terdapat alur yang dangkal di garis tengah, sulcus basilaris, yang ditempati oleh arteri basilaris. Pada setiap sisi permukaan anterolateral pons, muncul nervus trigeminus. Masing-masing saraf terdiri dari bagian medial yang lebih kecil radiks motorik dan bagian lateal yang lebih besar radiks sensorik. Di dalam sulkus antara pons dan medulla oblongata, dari medial ke lateral muncul nervus abducens, nervus facialis, dan nervus vestibulocochlearis.2 6

7 Permukaan posterior pons tertutup cerebellum. Bagian ini membentk setengah bagian atas lantai ventriculus quartus dan berbentuk segitiga. Permukaan posterior dibatasi di sebelah lateral oleh pedunculus cerebellaris superior dan terbagi jadi dua bagian yang simetris oleh sulcus medianus. Lateral dari sulkus ini terdapat penonjolan memanjang, eminentia mediana, yang dibatasi oleh sulcus limitans di lateral. Ujung inferior eminentia medialis membentuk colliculucs facialis, dibentuk oleh radix nervus facialis yang melingkar di sekeliling nucleus nervi abducen. Lantai bagian superior sulcus limitans berwarna ungu kebiruan disebut substantia ferruginea; warna itu terjadi akibat pigmen yang terdapat pada sel-sel saraf di dalamnya. Lateral dari sulcus limitans terdapat area vestibuli yang dibentuk oleh nuclei vestibulares yang terletak dibawahnya.2 Gambar 4. Area Mesencephalon Tampak Anterior2 Mesencephalon menghubungkan pons dan cerebellum dengan prosencephalon. Dilewati oleh saluran sempit, aquaductus cerebri yang berisi cairan serebrospinalis. Permukaan posterior terdapat empat colliculi (corpora quadrigrmina). Struktur ini berupa penonjolan yang berbentuk bulat terbagi menjadi pasangan superior dan inferior oleh alur transversal dan vertikal. Colliculi superiores merupakan pusat refleks visual dan colliculi inferiores adalah pusat auditorius bagian bawah. Pada garis tengah dibawah colliculi inferiores muncul N. Trochlearis. Saraf ini berdiameter kecil melingkari aspek lateral mesencephalon untuk masuk ke dinding lateral sinus cavernosus.2 7

8 Gambar 5. Area Mesencephalon Tampak Lateral2 Pada aspek lateral mesencephalon, brachium superioris dan inferioris naik ke arah anterolateral. Brachium colliculi superioris berjalan dari colliculus superior ke corpus geniculatum laterale dan tractus opticus. Brachium colliculi inferioris menghubungkan colliculuc inferior dengan corpus geniculatum mediale. Pad aspek anterior mesencephalon terdapat cekungan yang dalam di garis tengah, fossa interpeduncularis, yang pada kedua sisinya dibatasi oleh crus cerebri. Banyak pembuluh darah kecil menembus lantai fossa interpeduncularis dan daerah ini disebut substantia perforata posterior. Nervus oculamotor keluar dari alur disisi medial crus cerebri dan berjalan ke depan dinding lateral sinus cavernosus.2 Cerebellum Gambar 6. Cerebellum Tampak Anterior4 Gambar 7. Cerebellum Tampak Posterior Superior4 Cerebellum berperan penting dalam mengatur postur dan gerakan volunter. Tanpa disadari cerebellum mengatur kontraksi halus otot-otot volunter dan mengkoordinasikan 8

9 gerakan-gerakan otot-otot ini, bersama dengan relaksasi otot antagonisnya. Kenyataan bahwa setiap hemispherium cerebelli mengendalikan gerakan otot-otot pada sisi tubuh yang sama dan cerebellum tidak mempunyai jaras langsung ke lower motor neuron tetapi mempengaruhinya melalui cortex cerebri dan batang otak.2 Cerebellum terletak di fossa cranii posterior dan bagian superiornya ditutupi oleh tentorium cerebelli. Cerebellum merupakan bagian terbesar otak belakang dan terletak posterior dari ventriculus quartus, pons dan medulla oblongata. Cerebellum berbentuk agak lonjong dan menyempit pada bagian tengahnya, terdiri dari dua hemispherium cerebelli yang dihubungkan oleh bagian tengah yang sempit yaitu vermis. Cerebellum berhubungan dengan aspek posterior batang otak melalui tiga berkas serabut saraf yang simetris, disebut pedunculus cerebellaris superior, medius, dan inferior.2 Cerebellum terbagi menjadi tiga lobus utama: lobus anterior, lobus medius, dan lobus flocculonodularis. Lobus anterior dapat dilihat pada permukaan superior cerebellum dan dipisahkan dari lobus medius oleh sebuah fisura yang berbentuk V, disebut fissura prima. Lobus medius (lobus posterior), bagian cerebellum yang paling besar terletak antara fissura prima dan fissura uvulonodularis. Lobus flocculonodularis terletak di posterior fissura uvulonodularis. Fissura horizontalis yang dalam ditemukan di sepanjang pinggir cerebellum dan memisahkan permukaan superior dari permukaan inferior; tidak mempunyai arti fisiologis yang penting.2 Gambar 8. Folium Cerebelli5 Cortex cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembaran besar berlipat-lipat terletak pada bidang koronal atau transversal. Setiap lipatan atau folium terdiri dari substantia alba dibagian dalam yang ditutupi oleh substantia grisea dibagian luarnya. Substantia grisea 9

10 corticis di seluruh cerebellum memiliki struktur yang sama. Substantia terbagi menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam: lapisan molekuler yang mempunyai dua tipe neuron yaitu sel stelata dan sel basket, tersebar diantara percabangan dendrit. Lapisan sel purkinye, yang merupakan neuron golgi tipe 1 yang besar, seperti botol dan tersusun dalam satu lapis. Di dasar purkinye, akson keluar dan berjalan melalui lapisan granular untuk masuk ke substantia alba. Saat memasuki substantia alba, akson mendapatkan selubung mielin dan berakhir dengan bersinaps dengan sel pada salah satu nuclei intracerebelli. Beberapa akson berakhir pada nuclei vestibulares di batang otak. Yang terdalam lapisan granular, lapisan ini dipadati oleh sel-sel kecil; dengan inti berwarna gelap dan padat serta sedikit sitoplasma.2,5 Nervi Craniales Saraf kranial berjumlah 12. Nervus I (Olfactorius) berasal dari sel-sel reseptor nervus olfactorius di membrana mucosa olfactorius yang terletak pada bagian atas cavitas nasi di atas concha nasalis superior. Berkas serabut-seabut berjalan melalui lubang-lubang pada lamina cribosa ossis ethmoidalis masuk ke dalam bulbus olfactorius dalam cavitas cranii lalu dihubungkan dengan area olfactorius cortex cerebri oleh tractus olfactorius. Nervus II (Opticus) merupakan kumpulan axon sel-sel lapisan ganglion retina, muncul dari bagian belakang bola mata melalui canalis opticus masuk ke dalam rongga cranium, selanjutnya menyatu dengan nervus opticus sisi lainnya membentuk chiasma opticum. Pada chiasma opticum serabut dari belahan medial masing-masing retina menyilang garis tengah dan masuk ke trctus opticus sisi kontralateral, sedang serabut belahan lateral retina berjalan ke posterior di dalam tractus opticus sisi yang sama. Hampir seluruh serabut tractus opticus berakhir dengan bersinaps pada sel-sel saraf di dalam corpus geniculatu, laterale. Axon sel-sel saraf corpus geniculatum laterale berjalan ke posterior sebagai radiatio optica dan berakhir pada cortex visual hemispherium cerebri. Nervus III (Oculamotorius) keluar dari permukaan anterior mesencephalon berjalan ke depan diantara arteria cerebri posterior dan arteria cerebelli superior, berjalan terus di dalam fossa cranii media dinding lateral sinus cavernosus, disini bercabang dua menjadi ramus superior dan ramus inferior yang masuk ke rongga orbita melalui fisura orbitalis superior. Nervus IV (Trochlearis) saraf cranial paling ramping. Setelah menyilang saraf sisi lainnya, saraf ini meninggalkan permukaan posterior mesenchepalon, kemudian berjalan ke depan melalui fossa cranii media pada dinding lateral sinus cavernosus dan masuk ke orbita melalui fissura 10

11 orbitalis superior. Nervus ini mensyarafi m. Obliquus superior bola mata, seluruhnya motorik membantu memutar bola mata ke bawah dan lateral. Nervus V (Trigeminus) saraf cranial terbesar, meninggalkan aspek anterior pons sebagai radix motoria yang kecil dan radix sensoria yang besar, berjalan ke depan, keluar dari fossa cranii posterior, mencapai apex pars petrosa ossis temporalis dalam fossa cranii media. Disini radix sensoria membesar membentul ganglion trigeminale yang terletak di dalam sebuah kantong duramater disebut cavum trigeminale. Radix motoria nervus ini terletak di bawah ganglion sensorik dan terpisah darinya. Nervus ophthalamicus (N.V1), nervus maxillaris (N.V2), dan nervus mandibulares (N.V3) berasal dari pinggir anterior ganglion.1 Nervus VI (Abducens) muncul dari permukaan anterior otak belakang diantara pons dan medulla oblongata berjalan ke depan bersama arteria carotis interna melalui sinus cavernosus di dalam fossa cranii media masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior. Nervus ini mensarafi m. Rectus lateralis berfungsi memutar bola mata ke lateral. Nervus VII (Facialis) muncul sebagai sebuah radix motoria dan sensoria (nervus intermedius). Muncul pada permukaan anterior otak belakang diantara pons dan medulla oblongata. Radix berjalan ke lateral di dalam fossa cranii posterior bersama nervus vestibulocochlearis dan masuk ke meatus acusticus internus pada pars petrosa ossis temporalis. Pada meatus, saraf masuk canalis facialis, ke lateral melintasi telinga dalam, mencapai diniding medial telinga tengah melebar membentuk ganglion geniculatum kemudian membelok tajam ke belakang atas promontorium dan pada dinding posterior telinga tengah, kebawah sisi medial aditus antrum mastoideum. Nervus ini berjalan juga ke belakang pyramid, keluar dari os temporale melalui foramen stylomastoideum kemudian bercabang lima ramus, ramus teporal, zygomatic, bruccal, mandibular, cervical untuk expresi wajah, elevasi hyoid. Nervus VIII (Vestibulocochlearis) merupakan saraf sensorik terdiri atas dua berkas saraf yaitu nervus vestibularis dan nervus cochlearis. Saraf-saraf ini meninggalkan permukaan anterior otak di antara pons dan medulla oblongata melewati fossa cranii posterior dan masuk ke meatus acusticus internus bersama dengan nervus facialis. Serabut vestibular merupakan pusat pengolahan impuls dari sel-sel saraf ganglion vestibulare yang terletak di dalam meatus acusticus internus. Serabut vestibularis berasal dari vestibulum dan canalis semicircularis karena itu berperan dalam sensasi posisi dengan gerakan kepala. Serabut cochlear merupakan pusat pengolahan impuls sel-sel saraf ganglion spirale cochleae. Serabut cochlear berasal dari ognum spirale corti, berperan dalam pendengaran. Nervus IX 11

12 (Glossopharyngeus) saraf motorik dan sensorik keluar dari permukaan anterior medulla oblongata, antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior, berjalan ke lateral dalam fossa cranii posterior meninggalkan cranium dengan melalui foramen jugulare. Ganglion sensorium superius dan inferius terletak pada saraf ini pada saat melalui foramen jugulare. Kemudian berjalan turun melalui bagian atas leher ke bagian posterior lidah. Cabang N IX n. Tympanicus setelah lewat foramen jugulare bersinaps dengan ganglion oticum bersama dengan N. Mandibularis (N.V3) menginervasi gl. parotis.1 Nervus X (Vagus) terdiri atas serabut-serabut motorik dan sensorik. Keluar dari permukaan anterior medulla oblongata di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior. Berjalan ke lateral melalui fossa cranii posterior meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Nervus ini mempunyai kedua ganglion sensorik superius dan inferius. Dibawahnya ada radix cranialis nervus accessorius bergabung dengan nervus vagus dan distribusinya terutama di dalam ramus pharyngeus dan laryngeus rekuren. Nervus vagus berjalan turun ke leher bersama arteria carotis interna dan vena jugularis interna dalam selubung carotis, berjalan melalui mediatinum di thorax melalui posterior radix pulmonis dan masuk ke abdomen melalui hiatus oesophagicus di diaphragma. Nervus XI (Accessorius) saraf motorik terdiri dari radix cranialis dan radix spinalis. Radix cranialis muncul dari permukaan anterior medulla oblongata antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior, berjalan ke lateral dalam fossa cranii posterior bergabung dengan radix spinalis. Radix spinalis berasal dari sel-sel saraf dalam substantia (cornu) grisea anterior dari lima segmen bagian atas pars cervicalis medulla spinalis. Saraf naik ke atas masuk ke cranium melalui foramen magnum kemudian bergabung dengan radix cranialis. Kemudaian bersatu, meninggalkan cranium melalui foramen jugulare kemudian memisahkan diri radix cranialis bergabung dengan nervus vagus dan diperluas melalui cabangcabangnya ke otot-otot palatum molle dan pharynx dan larynx. Radix spinalis ke bawah dan lateral masuk ke permukaan dalam m. sternocleidomastoideus yang dipersarafinya kemudian menyilang trigonum collli posterius menyarafi m. Trapezius. Jadi nervus accessorius berperan mengatur gerakan palatum molle, pharynx, dan larynx dan mengatur gerakan dua otot besar di leher yaitu m. sternoidomastoideus dan m. Trapezius. Nervus XII (Hypoglossus) saraf motorik, muncul pada permukaan anterior medulla oblongata diantara pyramis dan oliva, melewati fossa cranii posterior meninggalkan cranium melalui canalis nervi hypoglossi. Kemudian berjalan kebawah dan depan di leher menyilang arteria carotis interna dan externa untuk mencapai lidah. 12

13 dalam perjalanan bagian atasnya, nervus hypoglossus bergabung dengan serabut C1 dari plexus cervicalis.1 Gambar 9. Pandangan Inferior Otak dan Perlekatan 12 Nervi Craniales6 Penjalaran Impuls Saraf Dalam menjalankan kerjanya, sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi menggunakan komunikasi sinyal yang disalurkan dari satu neuron ke neuron lain dan sinyal yang disalurkan berupa sinyal listrik. Terdapat dua bentuk sinyal listrik yaitu potensial berjenjang yang berfungsi sebagai sinyak jarak-pendek, dan potensial aksi yang menjadi sinyal jarak-jauh. 13

14 Gambar 9. Jenis Sinaps7 Jika kekuatannya memadai maka perubahan potensial berjenjang dapat memicu potensial aksi sebelum perubahan berjejnjang tersebut hilang. Untuk memulai suatu potensial aksi, kejadian pemicu menyebabkan membran mengalami depolarisasi. Depolarisasi berjalan lambat pada awalnya, sampai tercapai suatu ambang kritis yang disebut potensial ambang. Di potensial ambang ini timbul depolarisasi yang eksplosif. Membran kemudian mengalami repolarisasi sama cepatnya, kembali ke potensial istirahat. Keseluruhan perubahan cepat potensial membran dari ambang ke puncak dan kemudian kembali ke istirahat disebut potensial aksi.6 Sekali terbentuk, potensial aksi dihantarkan di sepanjang serat saraf (akson) dan tidak berkurang kekuatannya, menjalar dari akson hillock ke terminal akson. Dan potensial aksi baru dapat terjadi hanya jika mencapai tepat di potensial ambang, atau melebihi potensial ambang. Dan kemudian akan diteruskan sepanjang akson (hukum all or none). Kecepatan potensial aksi dipengaruhi oleh diameter akson, semakin besar diameter, semakin banyak listrik yang menjalar. Dan juga ada tidaknya mielin, dengan adanya mielin maka penjalaran akan lebih cepat karena terjadi peristiwa saltatory conduction (konduksi yang melompat-lompat), mielin sebagai isolator. Selain penjalaran saltatory conduction dikenal juga contingous conduction dimana penjalarannya dari segmen aktif ke inaktif, bagian yang aktif akan merangsang inaktif menjadi aktif sampai kepada terminal akson.6 Mekanisme Neurotrasmitter di Sinaps Sinaps adalah taut antara neuron prasinaps dan pascasinaps. Terminal akson suatu neuron prasinaps, yang menghantarkan potensial aksinya menuju ke sinaps, berakhir di suatu pembengkakan ringan, synaptic knob. Synaptic knob mengandung vesikel sinaps, yang menyimpan pembawa pesan kimiawi spesifik, neurotranmitter yang telah disintesis dan dikemas oleh neuron prasinaps. Ruang antara neuron prasinaps dan pascasinaps disebut celah sinaps.6 Kejadian yang berlangsung di sinaps adalah : pertama, ketika potensial aksi di neuron prasinaps telah menjalar ke terminal akson, perubahan potensial lokal ini memicu terbukanya saluran Ca2+ berpintu voltase di synaptic knob. Karena Ca2+ jauh lebih pekat di CES dan gradien 14

15 listriknya mengarah ke dalam, maka ion ini mengalir ke dalam synaptic knob melalui saluransaluran yang terbuka. Ca2+ memicu pelepasan neurotransmitter dari sebagian vesikel sinaps ke dalam celah sinaps. Pelepasan ini terlaksana dengan eksositosis. Neurotranmiter yang dibebaskan berdifusi menyeberangi celah dan berikatan dengan reseptor protein spesifik di membran subsinaps, bagian membran pascasinaps yang tepat berada dibawah synaptic knob. Pengikatan ini memicu terbukanya saluran-saluran ion spesifik di membran subsinaps, mengubah permeabilitas neuron pascasinaps terhadap ion. Ini adalah saluran-saluran berpintu kimiawi, yang berbeda dari saluran berpintu voltase yang berperan dalam pembentukan potensial aksi dan influks Ca+ ke dalam synaptic knob. Karena terminal prasinaps mengeluarkan neurotranmiter dan membran subsinaps neuron pascasinaps memiliki reseptor untuk neurotransmiter tersebut, maka sinaps hanya dapat beroprasi dalam arah dari neuron presinaps ke neuron pascasinaps.6 Gambar 9. Sinaps7 Hubungan Kesadaran dengan Batang Otak Batang otak selain tempat asal sebagian besar saraf kranial, dan juga terkumpul kelompok-kelompok neuron, atau pusat yang mengontrol fungsi jantung dan pembuluh darah, pernapasan, dan banyak aktivitas pencernaan, juga berperan dalam mengatur refleks otot, di batang otak juga terdapat formasio retikularis, meluas di seluruh batang otak dan masuk ke dalam talamus. Jaringan ini menerima dan mengintegrasikan semua masukan sinaptik sensorik yang datang. Serat-serat asendens yang berasal dari formatio retikularis membawa sinyal ke atas untuk membangunkan dan mengaktifkan korteks cerebri. Serat-serat ini membentuk sistem pengaktif retikular (reticular activating system, RAS) yang mengontrol derajat keseluruhan 15

16 kewaspadaan korteks dan penting dalam kemampuan mengarahkan perhatian. Sebaliknya, seratserat desendens dari korteks, terutama daerah motoriknya dapat mengaktifkan RAS.6 Kata kesadaran merujuk kepada keadaan mengetahui secara subyektif tentang dunia luar dan diri sendiri yaitu kesadaran akan pikirannya sendiri yaitu kesadaran pikiran, persepsi, mimpi dan sebagainya. Meskipun tingkat akhir kesadaran terletak di korteks serebri dan sensasi kasar tentang kesadaran terdeteksi oleh talamus namun pengalaman sadar bergantung pada integrasinya fungsi berbagai bagian sistem saraf. Terdapat beberapa tingkat kesadaran diukur sesuai penurunan tingkat keterjagaan didasarkan pada tingkat interaksi antara rangsangan perifer dan otak yaitu kewaspadaan maksimal, terjaga, tidur, koma. Kewaspadaan maksimal bergantung pada masukan sensorik pembangkit-perhatian yang memberi energi untuk RAS dan selanjutnya tingkat aktivitas SSP secara keseluruhan. Di ekstrim yang lain, koma adalah kehilangan total responsivitas seorang yang hidup terhadap rangsangan luar, disebabkan oleh kerusakan batang otak yang mengganggu RAS atau oleh depresi luas korteks serebri, misal setelah kekurangan O2.6 Kesimpulan Truncus encephalon merupakan letak dari formatio reticularis yang membentuk RAS, dimana RAS berfungsi untuk memberi serat proyeksi ke seluruh cortex cerebri sebagai fungsi kewaspadaan, kesadaran, tidur dan terjaga. Apabila terjadi benturan disana hingga membuat gangguan pada penjalaran proyeksi ke korteks cerebri maka bisa terjadi ketidaksadaran pada penderita. Dan karena saraf cranial III sampai XII keluar dari truncus encephalon, jika benturan yang didapat terlalu hebat, maka juga dapat mengganggu sistem koordinasi fungsi tubuh baik fungsi sensoris maupun motoris tergantung saraf mana yang mengalami gangguan. 16

17 Daftar Pustaka Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: EGC; Snell RS. Neuronanatomi klinik. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; Netter FH. Atlas of human anatomy. 5th Edition. Saunders: Elsevier Inc; Putz R, Pabst R. Sobotta. Atlas of human anatomy. 14 th Edition. Munich: Elsevier GmbH; Cui D. Atlas of histology with functional and clinical correlations. 1 th Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer; Sherwood L. Fisiologi manusia. Dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; Mescher AL. Junqueira s basic histology. Text and atlas. 12th Edition. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc;

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf)

SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf) SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf) Systema Nervosum mempunyai 3 fungsi yaitu: 1. sebagai penerima rangsang dan reseptor sensoris (baik yang berasal dari luar atau dalam organ/tubuh) yang kemudian dibawa ke

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik 1. Motorik Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area

Lebih terperinci

OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI

OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI SKELETON AXIALIS SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Columna Vertebrae Ossa Cranii Ossa Fasciei OSSA CRANII (NEUROCRANII) Os. Occipitale Os. Sphenoidale

Lebih terperinci

SPINAL CORD & PERIPHERAL NERVE

SPINAL CORD & PERIPHERAL NERVE Anatomi Blok 1.5 Bismillahirrahmanirrahim. SPINAL CORD & PERIPHERAL NERVE Pembagian Sistem Saraf Anatomis SN SNC Encephalon Medulla spinalis Cerebrum Truncus cerebri Cerebellum Diencephalon Mesencephalon

Lebih terperinci

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN A. SISTEM SARAF Otak Besar Otak Otak kecil Sistem saraf S.S Pusat Medula Spinalis Saraf Penghubung S.Cranial S.S. Tepi S. Spinal S. Otonom Saraf simpatis

Lebih terperinci

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes Formatio Reticularis & Sistem Limbik Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes Formatio Reticularis Jaring yang membentang sepanjang sumbu susunan saraf pusat dari medulla spinalis sampai cerebrum

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

VASKULARISASI OTAK PENDARAHAN. Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU. Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis

VASKULARISASI OTAK PENDARAHAN. Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU. Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis VASKULARISASI OTAK Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU PENDARAHAN Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis 1 VARIASI ARCUS AORTA ARTERIA CAROTIS INTERNA sinus

Lebih terperinci

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia Struktur Otak Otak Tengah (Mesencephalon) Otak (Encephalon) Otak Depan (Proencephalon) Otak Belakang (Rhombencephalon) Pons Serebellum Medulla Oblongata Medula

Lebih terperinci

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Merupakan fungsi integratif Lengkung reflex (reflex arc) adalah jalur

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Sel Saraf

SISTEM SARAF. Sel Saraf SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis

PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis VASKULARISASI OTAK Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis VARIASI ARCUS AORTA ARTERIA CAROTIS INTERNA sinus caroticus

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF 1. Neuron Neuron adalah unit fungsional sistem syaraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma, dengan komponen-komponennya antara lain: a. Badan sel Berfungsi

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta ea/sistem saraf/sma/2013 1 Sistem Koordinasi 1. Sistem saraf 2. Sistem hormon 3. Sistem indera ea/sistem saraf/sma/2013

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH. berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7

BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH. berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7 BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH Sepertiga tengah wajah dibentuk oleh sepuluh tulang, dimana tulang ini saling berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7 2.1 Tulang-tulang yang

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus DIENCEPHALON Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus THALAMUS Thalamos = ruangan di dalam Letaknya di bagian dorsal diencephalon

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Anatomi Sistem Saraf Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Susunan Umum Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas 2 bagian yaitu central

Lebih terperinci

Daftar Isi. Menguasai Struktur-struktur yang kompleks bersama PROMETHEUS...v Mengapa PROMETHEUS?...vii Terima kasih... ix.

Daftar Isi. Menguasai Struktur-struktur yang kompleks bersama PROMETHEUS...v Mengapa PROMETHEUS?...vii Terima kasih... ix. Daftar Isi Menguasai Struktur-struktur yang kompleks bersama PROMETHEUS...v Mengapa PROMETHEUS?...vii Terima kasih... ix Kepala dan leher Ikhtisar 1.1 Regio dan tonjolan tulang yang dapat diraba... 2 1.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf SSP SST Otak Medula spinalis Saraf somatik Saraf Otonom Batang otak Otak kecil Otak besar Diencephalon Mesencephalon Pons Varolii Medulla Oblongata Saraf

Lebih terperinci

Anatomy of Spinal Cord

Anatomy of Spinal Cord Anatomy of Spinal Cord Gute Rizal Kriswono Orthopaedi and Traumatology Department Dr. Soetomo Hospital - Medical School of Airlangga University November 2006 Definisi Spinal Cord = Medulla spinalis Adalah

Lebih terperinci

ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH

ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH KECIL 7. PULMO DAN PLEURA 8. OTOT-OTOT RESPIRASI DAN

Lebih terperinci

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Struktur Sistem Saraf Otonom Mengatur perilaku otomatis dari tubuh. Terbagi menjadi dua subsistem: Sistem saraf simpatetik. Sistem saraf parasimpatetik Sistem saraf

Lebih terperinci

SISTEM SYARAF Oleh : Giri Wiarto

SISTEM SYARAF Oleh : Giri Wiarto SISTEM SYARAF Oleh : Giri Wiarto SYARAF DAN BAGIAN-BAGIANNYA Sel syaraf dan processusnya (dendrit) Serabut Syaraf (akson) Ujung syaraf (telodendron) a. Sel syaraf terpadu membentuk substansi kelabu yang

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA Sendi adalah hubungan antara dua tulang. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula, dimana sendi TMJ didukung oleh 3 : 1. Prosesus

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

Fungsi nervus trokhlearis Fourth Nerve Palsy ( FNP ) Lesi setingkat nukleus

Fungsi nervus trokhlearis Fourth Nerve Palsy ( FNP ) Lesi setingkat nukleus Nervus trochlearis sangat unik karena serabut sarafnya yang berjalan ke dorsal akan menyilang garis tengah sebelum keluar ke brainstem, akibatnya lesi setinggi nukleus akan bersifat kontralateral sedangkan

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

SYSTEMA NERVOSUM SYSTEMA NERVOSUM PERIPHERICUM

SYSTEMA NERVOSUM SYSTEMA NERVOSUM PERIPHERICUM MEDULLA SPINALIS SYSTEMA NERVOSUM CENTRALE ENCEPHALON MEDULLA SPINALIS SYSTEMA NERVOSUM SYSTEMA NERVOSUM PERIPHERICUM NN.CRANIALES NN.SPINALES SYSTEMA NERVOSUM AUTONOMICUM * SYST.SYMPATHICUM **SYST.PARASYMPATHICUM

Lebih terperinci

Pemeriksaan Neurologis : Fungsi Nervus Cranialis

Pemeriksaan Neurologis : Fungsi Nervus Cranialis Pemeriksaan Neurologis : Fungsi Cranialis Cara pemeriksaan nervus cranialis : N.I : olfaktorius (daya penciuman) : pasien memejamkan mata, disuruh membedakan yang dirasakan (kopi, tembakau,alkohol, dll)

Lebih terperinci

MENINGES DAN CEREBROSPINAL FLUID

MENINGES DAN CEREBROSPINAL FLUID MENINGES DAN CEREBROSPINAL FLUID OLEH: Dr.FITRIANI LUMONGGA DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 PENDAHULUAN Otak dan medulla spinalis merupakan suatu organ

Lebih terperinci

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif Sistem Syaraf Pusat OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif BAGIAN DAN ORGANISASI OTAK Otak orang dewasa dibagi menjadi: Hemisfere serebral

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun

Lebih terperinci

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya 31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya January 22, 2015 Tedi Mulyadi 0 Comment Saraf spinal Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dan ganglia di luar otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari

Lebih terperinci

Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari

Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari Fungsi Pertukaran gas O2 dengan CO2 Mengambil O2 dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan mentranspor CO2 yang dihasilkan

Lebih terperinci

Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual

Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual Komang Shary K., NPM 1206238633 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia LTM Pemicu 1 Modul Penginderaan Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual Pendahuluan Fungsi utama mata

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22

Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22 REGIO FACEI DAN COLLI dr. Ulfa Elfiah, Mkes. PSIK CRANIUM Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22 Cranium dapat dibagi menjadi: - neuro-cranium a. calvarium ( Atap tengkorak)

Lebih terperinci

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf FISIOLOGI VETERINER Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang).

Lebih terperinci

Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub posterior. Di

Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub posterior. Di Anatomi Retina Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh korpus

Lebih terperinci

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya 31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum di mana ia kontinu dengan

Lebih terperinci

Jaras Desenden oleh Evan Regar,

Jaras Desenden oleh Evan Regar, Jaras Desenden oleh Evan Regar, 0906508024 Pendahuluan Telah diketahui bahwa terdapat serabut saraf yang terletak di substansia alba medulla spinalis mengandung dua arah pembawaan informasi, yakni arah

Lebih terperinci

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

SEL-SEL L S ISTE T M P ERS R YAR A A R F A A F N

SEL-SEL L S ISTE T M P ERS R YAR A A R F A A F N Pembagian Sistem Saraf 1. Sistem Saraf Pusat System = CNS) (Central Nervous Prepared by : MUKHLASIN, AMK., S.Pd.,., SKM., MKM. 2. Sistem Saraf Perifer (Peripheral Nervous System = PNS) Fungsi Sistem Persarafan

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA Dr. LITA FERIYAWATI NIP. 132295736 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN Sistim saraf manusia adalah suatu

Lebih terperinci

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan EMBRIOLOGI ESOFAGUS Rongga mulut, faring, dan esophagus berasal dari foregut embrionik. Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum respiratorium (tunas paru) Nampak di dinding ventral

Lebih terperinci

BAB 2 NERVI CRANIALIS

BAB 2 NERVI CRANIALIS BAB 2 NERVI CRANIALIS PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT: Bab ini menguraikan tentang ke 12 nervi cranialis yang ada beserta cabang-cabangnya dan daerah yang diinervasi. Diterangkan juga kondisi-kondisi dimana

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 DOSEN Pengampu : Eva Tyas Utami,S.Si,M.Si Disusun Oleh : Laili Nur Azizah Lutfi (131810401004) Novita Nur Kumala (161810401003) Desy Lutfianasari

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA TUGAS ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PADA MANUSIA Disusun oleh: Iis Nur Aisyah 24101020 Santi Nursamsiyah 24101048 SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG 2013 1. Sistem saraf Sistem saraf merupakan salah

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh

Lebih terperinci

Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.yayanakhyar.co.nr

Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.yayanakhyar.co.nr Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai macam perasaan dapat dirasakan. Rasa panas bila menyentuh api, rasa nyeri jika kulit ditusuk

Lebih terperinci

BESAR/ CEREBRUM KECIL / CEREBELLUM OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA BATANG OTAK SSP STB/ MEDULLA SPINALIS LCS

BESAR/ CEREBRUM KECIL / CEREBELLUM OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA BATANG OTAK SSP STB/ MEDULLA SPINALIS LCS BESAR/ CEREBRUM OTAK KECIL / CEREBELLUM SSP BATANG OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA STB/ MEDULLA SPINALIS LCS NERVI CRANIALIS = 12 PASANG SST SOMATIS NERVI SPINALIS = 31 PASANG

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula

Lebih terperinci

BAB VIII SISTEM SYARAF

BAB VIII SISTEM SYARAF BAB VIII SISTEM SYARAF Sistem syaraf dibagi menjadi system syaraf pusat dan system syaraf periferi. Sistem syaraf pusat terdiri otak dan medula spinalis. Sistem syaraf periferi terdiri dari syaraf cranial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewaspadaan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bekerja, belajar, berkendara, maupun aktivitas lainnya. Ketelitian juga dibutuhkan dalam aktivitas sehari-hari.

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi reflek ketika tangan tersulut api?, bagaimana kita melihat, mendengar

Lebih terperinci

NERVUS VESTIBULOCOCHLEARIS. Dr. ISKANDAR JAPARDI. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Umum Universitas Sumatera Utara

NERVUS VESTIBULOCOCHLEARIS. Dr. ISKANDAR JAPARDI. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Umum Universitas Sumatera Utara NERVUS VESTIBULOCOCHLEARIS Dr. ISKANDAR JAPARDI Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Umum Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Nervus Vestibulocochlearis merupakan nervus cranialis ke delapan. Nervus ini

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan

Lebih terperinci

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh

Lebih terperinci

Neurologi PENDAHULUAN

Neurologi PENDAHULUAN PENDAHULUAN Neurologi Neurologi adalah ilmu pengetahuan masalah syaraf. Didalam mempelajari neurology kita dihadapkan dengan/pada system nervosum. System ini merupakan system komunikasi yang terdapat didalam

Lebih terperinci

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang Jaringan syaraf Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi Menerima rangsang Mengubah rangsang menjadi impuls Meneruskan impuls ke saraf pusat Memberikan jawaban terhadap rangsang Sel syaraf punya tonjolan

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi setiap aspek kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari proses stimulus dan respon. Setiap gerakan yang disadari selalu berkaitan dengan stimulus

Lebih terperinci

ASISTENSI II PRAKTIKUM BIOLOGI VERTEBRATA. Rizka Apriani Putri, M.Sc FMIPA UNY

ASISTENSI II PRAKTIKUM BIOLOGI VERTEBRATA. Rizka Apriani Putri, M.Sc FMIPA UNY ASISTENSI II PRAKTIKUM BIOLOGI VERTEBRATA Rizka Apriani Putri, M.Sc FMIPA UNY rizka_apriani@uny.ac.id Biologi Vertebrata 2015/2016 ASISTENSI ACARA II DAN III : ANATOMI DAN MORFOLOGI KATAK ANATOMI DAN MORFOLOGI

Lebih terperinci

2. Tujuan a. Untuk mengetahui anatomi sistem syaraf b. Untuk mengetahui fisiologi sistem syaraf

2. Tujuan a. Untuk mengetahui anatomi sistem syaraf b. Untuk mengetahui fisiologi sistem syaraf 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan yang saling berhubungan, sangat khusus dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur dan mengendalikan

Lebih terperinci

Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir.

Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir. Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir. Latar perkembangan perubahan. Model berfikir empirik positif materialis Ilmu berdasarkan bukti empirik

Lebih terperinci

BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA

BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT : Bab ini membicarakan tentang sistema respiratoria yang melibatkan organ-organ seperti hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchus, bronchiale,

Lebih terperinci

SUSUNAN NEUROMUSKULAR

SUSUNAN NEUROMUSKULAR SUSUNAN NEUROMUSKULAR Learning Objective: 1. Mahasiswa memahami sistem neuromuscular yang mendukung sistem musculoskeletal yang menghasilkan hasil akhir berupa gerakan 2. Mahasiswa memahami sistem motorik

Lebih terperinci

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN HAMBATAN MOTORIK BAHASAN 1. SISTEM OTOT TULANG, SENDI DAN OTOT SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK 2. SISTEM OTOT SARAF : MENGENDALIKAN FUNGSI DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG 3. SISTEM OTOT, TULANG,

Lebih terperinci

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara Fisiologi pendengaran Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara mencapai membran tympani, membran tympani bergetar menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar. Tulang

Lebih terperinci

SISTEM VENTRIKEL DAN LIQUOR CEREBROSPINAL MEGA SARI SITORUS. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

SISTEM VENTRIKEL DAN LIQUOR CEREBROSPINAL MEGA SARI SITORUS. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara SISTEM VENTRIKEL DAN LIQUOR CEREBROSPINAL MEGA SARI SITORUS Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara BAB I LAPISAN SELAPUT OTAK/ MENINGES Otak dibungkus oleh selubung mesodermal, meninges.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit LAPORAN PRAKTIKUM Indera Rasa Kulit OLEH : ANGGUN OCTAVIEARLY P. 121610101042 LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012 BAB I DASAR TEORI INDERA RASA KULIT Pada kulit kita

Lebih terperinci

11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU

11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU BEBERAPA KESAN TIMBUL DARI LUAR YANG MENCAKUP PENGLIHATAN, PENDENGARAN,

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM PENGECAPAN & PENGHIDU

ANATOMI SISTEM PENGECAPAN & PENGHIDU ANATOMI SISTEM PENGECAPAN & PENGHIDU Dr. Simbar Sitepu, AAI Dr. Lita Feriyawati, M.Kes DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SISTEM PENGECAPAN PENGECAPAN (Gustation, special

Lebih terperinci

Intro. - alifis.wordpress.com

Intro. - alifis.wordpress.com Intro. Manusia tidak bisa melihat, merasa, mencium atau menyadari keberadaan listrik dengan inderanya, baik untuk muatan maupun untuk medan listriknya. Baru pada akhir abad 18 hal-hal mengenai listrik

Lebih terperinci

Rangka manusia. Axial Skeleton. Apendikular Skeleton. Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada

Rangka manusia. Axial Skeleton. Apendikular Skeleton. Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada Mulai Rangka manusia Axial Skeleton Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada Apendikular Skeleton Gelang bahu Ekstremitas atas Gelang panggul Ekstremitas bawah Selesai Tengkorak Mandible (Rahang

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. berakhir dengan kematian (Junaidi,2004). Adapun definisi lain, stroke

BAB II. Tinjauan Pustaka. berakhir dengan kematian (Junaidi,2004). Adapun definisi lain, stroke BAB II Tinjauan Pustaka A. Landasan Teori 1. Definis Stroke Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut, fokal maupun global, akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada gerakan dan postur. Pada cerebral palsy spastic otot-otot menjadi kaku. Tipe ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada gerakan dan postur. Pada cerebral palsy spastic otot-otot menjadi kaku. Tipe ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diskripsi Kasus 1. Definisi Cerebral Palsy Spastik Diplegi Secara umum, Cerebral Palsy yang dikenal sebagai gangguan yang berefek pada gerakan dan postur. Pada cerebral palsy

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI DEDI

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI DEDI ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI DEDI Sal. Nafas Atas ANATOMI SISTEM RESPIRASI Pengaturan pernafasan Sal. Nafas bawah Proses kegiatan ventilasi difusi perfusi PENGERTIAN UMUM Pernafasan juga merupakan

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK

FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK Lela Juwita Sari (3415080205), Riski Sulistyani (3415080207), Eka Puspita Sari (3415080209) dan Lia Indrianita (3415083256) 1 ABSTRAK Sistem saraf adalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan era modern seperti sekarang ini adalah gaya kehidupan yang sibuk dan membutuhkan konsentrasi tinggi. Pekerjaan manusia sebagian besar diharapkan dapat dikerjakan

Lebih terperinci