BAB I PENDAHULUAN. dan alat angkut baik dari luar negeri maupun interinsulir. Dengan meningkatnya
|
|
- Siska Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabuhan laut dan udara merupakan pintu gerbang lalu lintas orang, barang dan alat angkut baik dari luar negeri maupun interinsulir. Dengan meningkatnya perkembangan teknologi alat angkut yang semakin cepat membuat jarak antar negara seolah semakin dekat, karena waktu tempuh yang semakin cepat, sehingga mobilitas orang dan barang semakin cepat melebihi masa inkubasi penyakit menular. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap penularan penyakit secara global. Ada 3 (tiga) bentuk ancaman penyakit secara global yang kita hadapi yaitu : (1) Penyakit yang ada di negara lain dan berpotensi masuk ke Indonesia (New Emerging Infectious Diseases) seperti Hanta Fever, Ebola, SARS dan Avian Influenza, (2) Penyakit yang masih merupakan masalah dan kemudian berkembang (Emerging Diseases) dengan munculnya strain mikroba baru sebagai akibat resistensi antibiotika serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung pola hidup sehat seperti Dengue Haemoragic Fever, Malaria, Filaria, Chikunguya, Cholera, Typoid dan Salmonellosis, (3) Penyakit yang bukan dianggap masalah lagi, namun berpotensi untuk muncul kembali (Re- Emerging Diseases) diantaranya Pes, TBC, Scrub-Typus (Depkes, 2007). Melihat ancaman global penyakit di atas, World Health Organization (WHO) melakukan revisi terhadap IHR (International Health regulation) 1998 menjadi IHR 2005 Revisi yang telah berlaku sejak tahun 2007 bertujuan mencegah, melindungi
2 dan menanggulangi terhadap penyebaran penyakit antar negara tanpa pembatasan perjalanan dan perdagangan yang tidak perlu. Dengan diberlakukannya IHR 2005 Revisi maka UU No. 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut dan UU No 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara yang mulanya fokus pada pencegahan 6 (enam) penyakit menjadi 3 (tiga) penyakit yaitu; Pes, Yellow Fever dan Cholera, sehingga diperlukan penyesuaian baik dari segi penatalaksanaan maupun penegakan sanksi terhadap pelanggarannya (Depkes, 2007). Guna mengantisipasi ancaman penyakit global, penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, atau permasalahan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian dunia, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dituntut untuk mampu menangkal risiko kesehatan yang dapat masuk melalui orang, alat angkut, barang termasuk kontainer dari negara lain. Upaya pencegahannya dengan melakukan tindakan-tindakan tanpa menghambat perjalanan dan perdagangan. Kegiatan pengendalian vektor yang menjadi salah satu tugas pokok KKP, bertujuan membuat wilayah pelabuhan dan alat angkut tidak menjadi sumber penularan ataupun habitat yang subur bagi perkembangbiakan vektor, hal ini mengingat banyaknya penyakit karantina dan potensial wabah yang salah satu aspek penularannya melalui vektor. Masalah vektor di Indonesia ditandai masih tingginya tingkat kesakitan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti DBD, jumlah kasus DBD selama tahun 2009 sebanyak kasus dengan kematian. Sedangkan jumlah kasus DBD tahun 2008 sebanyak kasus dengan kematian. Malaria untuk tahun 2007 terdapat sebanyak kasus dan tahun 2008 terdapat
3 kasus. Di samping itu dapat juga dilihat dari rendahnya pencapaian indikator kinerja di bidang pengendalian vektor, untuk tahun 2009 dari 48 KKP yang ada di Indonesia, 26 KKP belum mampu memenuhi syarat mencapai House Indeks < 0% di perimeter area. Sebanyak 20 KKP belum melakukan kegiatan pengendalian lalat dan 24 KKP belum melaksanakan pengendalian kecoa (Depkes RI, 2009). Kinerja petugas pengendalian vektor KKP Kelas I Medan, dinilai masih bermasalah. Hasil survei pendahuluan pada Februari 2010, ditemukan masih belum tercapainya indikator-indikator kinerja pengendalian vektor, seperti pada tahun 2009, pencapaian House Indeks (HI) Perimeter baru terealisasi 0,5% dari target yang ditetapkan KKP Medan sebesar 0,2% dimana menurut WHO seharusnya HI perimeter= 0. Untuk tahun 2007 HI perimeter tertinggi terjadi bulan april mencapai 3,7%, sedang tertinggi pada tahun 2008 terjadi pada bulan juli mencapai 1,7%. Sementara kepadatan lalat juga masih sangat tinggi rata-rata 18,83 dibanding target yang ditetapkan KKP Medan rata-rata 5 dan rata-rata yang di tetapkan Depkes < 6 (Profil KKP Medan, 2009). Selain itu dari wawancara dengan petugas pengendalian vektor, menunjukan masih adanya masalah seperti belum sesuainya langkah-langkah kegiatan dengan SOP, masalah dalam pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) pada saat peracikan insektisida serta masalah kebersihan peralatan saat penyimpanan. Melihat banyaknya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh vektor dan pentingnya optimalisasi kinerja dalam pengendalian vektor, tentu dibutuhkan upaya penanganan yang tepat. Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan kegiatankegiatan pengendalian yang tepat, aman dan terarah. Selain itu dituntut pula
4 penguasaan metode dan langkah-langkah pengendalian vektor dengan baik (Depkes RI, 2009). Menurut Mangkunegara (2005) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Supardi (1989) menyebutkan bahwa kinerja adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau ditunjukkan oleh seseorang di dalam pelaksanaan tugasnya. As ad (1981) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan tersebut. Kinerja seorang pegawai sangat dipengaruhi oleh bagaimana komunikasi antarpribadi dan semangat kerja yang terjadi dalam organisasi tempat orang tersebut bekerja. Kinerja yang tinggi menandakan produktivitas yang tinggi pada sebuah organisasi. Tuntutan kinerja yang tinggi juga sangat dibutuhkan oleh organisasi seperti KKP. Sebagai organisasi KKP adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi. Melalui komunikasi terjadi pertukaran informasi, gagasan dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi.
5 Komunikasi membantu memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar. Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Kohler komunikasi yang efektif adalah penting dalam meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Muhammad, 2009). Gibson et.al (1997) juga menyatakan komunikasi antarpribadi yang efektif sangat penting untuk dapat mencapai kinerja yang efektif. Sedangkan menurut Stoner (1992) komunikasi yang efektif penting bagi manejer karena dua alasan. Pertama adalah proses dengan mana fungsi-fungsi manajemen, merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi Kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana manajer mencurahkan sebagian besar waktunya. Sebagai contoh penelitian yang dilakukan Mitzberg yang menguraikan peran komunikasi antarpribadi dalam manejerial memperlihatkan hasil bahwa 45% dari waktu manejerial dipergunakan untuk berkomunikasi dengan bawahannya, 45% dari waktu manejerial dipergunakan untuk berkomunikasi dengan orang diluar unitnya dan hanya 10% dipergunakan untuk berkomunikasi dengan atasan. Mintzberg juga menekankan bahwa para manejer cendrung menggunakan komunikasi antarpribadi karena dapat mengetahui masalah ataupun peluang pada saat itu, seperti penelitiannya
6 yang menyatakan 66% - 80% dari waktu kerja manajer dipergunakan untuk berkomunikasi antarpribadi (Stoner, 1992). Menurut Devito yang dikutip oleh Thoha (2007) menyatakan suatu komunikasi antarpribadi bisa efektif dapat diketahui dari 5 (lima) hal yaitu; (1)keterbukaan, (2)empati, (3)dukungan, (4)kepositifan dan (5)kesamaan. Nitisemito (1992) menyatakan semangat kerja mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi, karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap produktivitas kerja karyawan. Darmawan (2007) menyatakan semangat kerja jauh lebih besar peranan dan pengaruhnya terhadap kinerja para pekerja. Semangat kerja yang amat rendah yang dialami suatu organisasi dapat merupakan salah satu pertanda atau indikator terpenting yang menunjukan bahwa hubungan manusia di dalam organisasi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Banyak akibat-akibat yang tidak menguntungkan organisasi disebabkan oleh rendahnya semangat kerja. Akibat-akibat itu umpamanya terjelma dalam berbagai bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan seperti pemogokan, perlambatan pekerjaan atau pelalaian pekerjaan, ketidakhadiran pada jam-jam kerja dan sebagainya. Dalam bidang kepegawaian banyak dialami keluhan-keluhan, keresahan dan persoalan ketidakpuasan kerja (Nitisemito, 1992). Hasil penelitian Herzberg (Gellerman, 1984) memperlihatkan bahwa 54% semangat kerja yang baik/tinggi berkaitan dengan kinerja yang tinggi, 35% lainnya menunjukan bahwa semangat kerja tidak berhubungan dengan kinerja dan 11% lainnya menunjukan semangat kerja berhubungan dengan kinerja yang rendah.
7 Dari pendapat Hasley (1988) dan Andyani (2008),dapat disimpulkan bahwa karakteristik semangat kerja karyawan dapat diketahui dari 4 (empat) indikator, yaitu; (1)disiplin, (2)kerjasama, (3)kepuasan kerja dan (4)tanggung jawab. Beberapa penelitian lainnya yang menunjukan adanya pengaruh komunikasi antarpribadi dan semangat kerja terhadap kinerja adalah, penelitian Wulan (2007) pada karyawan PT. Indo Raya Primatex Jakarta mengemukakan bahwa antara komunikasi dan semangat kerja mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja karyawan. Dari setiap penambahan point masing-masing variabelnya dapat meningkatkan point dari kinerja. Penelitian Rahardja (2002) menunjukan bahwa peningkatan efektifitas komunikasi antarpribadi dapat meningkatkan kinerja guru di SMUK BPK Penabur Jakarta. Sementara penelitian Wahyuni (2005) menunjukan bahwa peningkatan semangat kerja memerlukan peningkatan kerjasama, disiplin dan tanggung jawab. Dengan melihat fenomena-fenomena diatas, perlu dilakukan studi tentang pengaruh komunikasi antarpribadi (keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, kesetaraan) dan semangat kerja (kerjasama, kepuasan kerja, kedisiplinan, tanggung jawab) terhadap kinerja petugas pengendalian vektor, sehingga dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam meningkatkan upaya pengendalian vektor di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Medan.
8 1.2. Permasalahan Bagaimana pengaruh komunikasi antarpribadi (keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, kesetaraan) dan semangat kerja (kerjasama, kepuasan kerja, kedisiplinan, tanggung jawab) terhadap kinerja petugas pengendalian vektor di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan tahun Tujuan Penelitian Menganalisis pengaruh komunikasi antarpribadi (keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, kesetaraan) dan semangat kerja (kerjasama, kepuasan kerja, kedisiplinan, tanggung jawab) terhadap kinerja petugas pengendalian vektor di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan tahun Hipotesis Ada pengaruh komunikasi antarpribadi (keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, kesetaraan) dan semangat kerja (kerjasama, kepuasan kerja, kedisiplinan, tanggung jawab) terhadap kinerja petugas pengendalian vektor di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan tahun Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis : Memperkaya konsep dalam bidang manajemen sumber daya manusia khususnya tentang komunikasi antarpribadi, semangat kerja dan kinerja serta menambah bahan acuan bagi penelitian berikutnya.
9 2. Manfaat Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat dan masukan bagi : 1. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan, sebagai bahan masukan pihak manajerial untuk meningkatkan efektifitas komunikasi antarpribadi dan meningkatkan semangat kerja dalam mengoptimalkan kinerja organisasi 2. Tenaga kesehatan dalam organisasi, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan efektifitas komunikasi antarpribadi dalam berorganisasi dan meningkatkan semangat kerja untuk pengoptimalkan kinerja individu. 3. Bagi penulis, sebagai pengembangan ilmu yang didapat di perkuliahan dengan kondisi di KKP Kelas I Medan.
BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk. Menurut WHO (2009), Sekitar 2,5 miliar penduduk dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Jumlah penderita maupun luas daerah penyebarannya semakin bertambah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Peraturan Kesehatan Internasional/International Health Regulation (IHR) tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai pintu keluar masuk barang, lebih dari itu sudah merupakan sebagai sentra industri, pusat perdagangan dan pariwisata
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization (WHO) merekomendasikan kepada negara peserta antuk melakukan tidakan terhadap bagasi, kargo,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama masyarakat internasional dan merupakan jenis penyakit yang berpotensi
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI RENCANA KONTIJENSI MENGHADAPI PHEIC DI PELABUHAN BUNGUS TANGGAL 26 APRIL 2017
LAPORAN SOSIALISASI RENCANA KONTIJENSI MENGHADAPI PHEIC DI PELABUHAN BUNGUS TANGGAL 26 APRIL 2017 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan point of entry (pintu masuk) negara yang berpotensi
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan
1 `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia organisasi di Indonesia yang berkembang semakin pesat, banyak menarik perhatian para ahli dari berbagai bidang untuk turut serta dalam perkembangan
Lebih terperinciTempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Pes termasuk penyakit karantina internasional. Di Indonesia penyakit ini kemungkinan timbul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Antarpribadi. Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Antarpribadi Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dijadikan tempat berkembang penyakit dan vector penular penyakit.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan salah satu aset penting suatu daerah yang berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal sekaligus sebagai tempat untuk melakukan kegiatan bongkar muat
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN APRIL 2017
I. Pendahuluan LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN APRIL 2017 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN FEBRUARI 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN FEBRUARI 16 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciKEBIJAKAN PROGRAM KARANTINA KESEHATAN NASIONAL
KEBIJAKAN PROGRAM KARANTINA KESEHATAN NASIONAL Oleh Moch. Mardi,SKM.M.Kes Kasubdit Karantina Kesehatan Ditjen PP & PL Disampaikan pada : Pertemuan Lintas Sektor Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JANUARI 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JANUARI 2016 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JUNI 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JUNI 2016 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN APRIL TAHUN 2017
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN APRIL TAHUN 2017 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN MARET 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN MARET 2016 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN MARET TAHUN 2017
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN MARET TAHUN 2017 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JANUARI 2017
I. Pendahuluan LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JANUARI 2017 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN NOVEMBER 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN NOVEMBER 2016 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang
Lebih terperinciNo Nama Jabatan HK H S I A Ct DL Ket
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN JANUARI TAHUN 2017 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciditujukan terhadap faktor risiko lingkungan di kapal untuk memutuskan mata kapal antara lain dapur, ruang penyediaan makanan, palka, gudang, kamar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapal merupakan alat transportasi lintas laut yang biasanya digunakan manusia untuk menyeberang dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Tak hanya manusia yang biasa
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN OKTOBER 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN OKTOBER 2016 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciNILAI STANDAR SUB UNSUR. Sub Unsur/Klasifikasi Data 1 <
2014,.127 10 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN NILAI STANDAR SUB UNSUR KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN a. Unsur Utama Kekarantinaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan pesat di bidang teknologi dan transportasi serta perdagangan bebas di saat ini membuat mobilitas penduduk antar negara dan antar wilayah menjadi sedemikian
Lebih terperinciKANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK Pertemuan Sosialisasi NSPK Pengendalian Arbovirosis dalam rangkaian Peringatan Asean Dengue Day 2016
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK Pertemuan Sosialisasi NSPK Pengendalian Arbovirosis dalam rangkaian Peringatan Asean Dengue Day 2016 Hotel Grand Sahid Jaya - Jakarta Dasar Hukum UU No
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health Organization (WHO) menyatakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperincia. Ketatausahaan b. Kekarantinaan dan surveillance epidemiologi c. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah d. Pengendalian resiko lingkungan
I. Pendahuluan LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA MUARA PADANG BULAN FEBRUARI 207 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi demam akut yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue dari genus Flavivirus ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)
1 DASAR HUKUM 1) UU NO.1 TAHUN 1962 TTG KARANTINA LAUT 2) UU NO.4/84 TTG WABAH PENYAKIT MENULAR 3) UU NO.23 TAHUN 1992 TTG KESEHATAN 4) KEPMENHUB RI NO: KM 33 TGL 14 AGUSTUS 2003 TENTANG PEMBERLAKUKAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014 TENTANG PENYAKIT VIRUS EBOLA SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain lain masih cukup tinggi angka kesakitan dan kematian yang menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tular vektor masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Beberapa penyakit tular vektor seperti demam berdarah, malaria, filariasis, dan lain lain masih cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Pada Sidang Paripurna DPR RI 29 September 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya
Lebih terperincia. Ketatausahaan b. Kekarantinaan dan surveillance epidemiologi c. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah d. Pengendalian resiko lingkungan
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA MUARA PADANG BULAN JANUARI 017 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era industrialisasi ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat sehingga menuntut perusahaan di berbagai kalangan industri terutama dari dalam negeri
Lebih terperincia. Ketatausahaan b. Kekarantinaan dan surveillance epidemiologi c. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah d. Pengendalian resiko lingkungan
I. Pendahuluan LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA MUARA PADANG BULAN MEI 7 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
1 KEPUTUSAN NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa peningkatan dan perkembangan peran pelabuhan laut, bandar udara dan pos lintas
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya.
No.503, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1501/MENKES/PER/X/2010 TENTANG JENIS PENYAKIT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. vektor penyakit infeksi antar manusia dan hewan (WHO, 2014). Menurut CDC
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insekta telah lama dikenal sebagai kelompok hewan yang memiliki diversitas paling tinggi di muka bumi. Insekta yang tercatat oleh Sabrosky (1952), pada tahun 1948 adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemiologi perubahan vektor penyakit merupakan ancaman bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Dengue hemorraghic fever (DHF) atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan sumber dana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan sumber dana, kerjasama
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA MUARA PADANG BULAN MARET 2017
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA MUARA PADANG BULAN MARET 07 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
CC: KKP Kelas I batam MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa semakin meningkatnya aktifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum setiap perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum setiap perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba semaksimal mungkin. Hal ini diperlukan agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin. Untuk itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelabuhan merupakan salah satu aset penting suatu daerah yang berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal sekaligus sebagai tempat untuk melakukan kegiatan bongkar muat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akibat virus yang ditularkan oleh vektor nyamuk dan menyebar dengan cepat. Data menunjukkan peningkatan 30 kali lipat dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciI. PENDAHULAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam
I. PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari tiga dasawarsa, derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan angka kematian bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tantangan yang muncul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ekonomi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pembangunan kesehatan di Indonesia dihadapkan pada masalah dan tantangan yang muncul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ekonomi dan perubahan
Lebih terperinciKata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko
FAKTOR RISIKO SANITASI LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Nur Ifka Wahyuni NIM 811409109
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.665, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Hapus Tikus. Hapus Serangga. Alat Angkut. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA BADAN LEGISLASI DPR RI DENGAN MENTERI KESEHATAN, MENTERI PERHUBUNGAN, DAN MENTERI HUKUM DAN HAM DALAM RANGKA PEMBAHASAN RUU TENTANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama jumlah penderita DBD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas dan tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kerja dewasa ini tenaga kerja atau pegawai senantiasa mempunyai kedudukan yang penting karena tanpa pegawai suatu lembaga atau instansi tak dapat melaksanakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, sering muncul sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vector borne disease merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan pada manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda yang dapat menularkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah memastikan kelestarian lingkungan dan menjadikan slah satu indikatornya adalah terjadinya penurunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang menempati posisi penting dalam deretan penyakit infeksi yang masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) pada dekade terakhir menjadi masalah kesehatan global, ditandai dengan meningkatnya kasus DBD di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia, terutama
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam organisasi karena sumber daya manusia ini mempunyai peran sangat srategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang memiliki hubungan struktural dan fungsional. Dalam hal ini organisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun
3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun perusahaan maka hasil kerja yang ia selesaikan akan mempengaruhi terhadap tingkat produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena jumlah penderita penyakit DBD cenderung meningkat dari tahun ke
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2014 KEMENKES. Kantor Kesehatan. Pelabuhan. Klasifikasi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN JUMANTIK ( JURU PEMANTAU JENTIK ) WILAYAH KERJA KKP KELAS II MATARAM TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN JUMANTIK ( JURU PEMANTAU JENTIK ) WILAYAH KERJA KKP KELAS II MATARAM TAHUN 2016 TANGGAL 01 S/D 11 FEBRUARI 2016 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM TAHUN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciIMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA
IMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA International Health Regulations ( 2005 ) Merupakan kesepakatan negara negara anggota WHO Kemampuan global dalam kewaspadaan dan deteksi dini serta respon yang adekuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu jenis penyakit yang masih menjadi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu jenis penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan salah satu prioritas program Millennium Development Goals
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan Menurut Mangkunegara (2000: 67) adalah hasil kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja karyawan Menurut Mangkunegara (2000: 67) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI Salah satu amanat yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam berdarah dengue menjadi masalah kesehatan yang sangat serius di Indonesia. Kejadian demam berdarah tidak kunjung berhenti walaupun telah banyak program dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam pencapaian tujuan suatu organisasi, dimana karyawan mampu menghasilkan kinerja yang baik dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulan-keunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dinamika organisasi senantiasa mengalami pasang surut dalam membawa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika organisasi senantiasa mengalami pasang surut dalam membawa aspirasi dan tuntutan masyarakat yang menghendaki adanya pelayanan yang memberikan kepuasan. Suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum dari kalimat tersebut jelas bahwa seluruh bangsa Indonesia berhak untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana disebutkan dalam Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa tujuan nasional bangsa Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam Undang- Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bisnis merupakan hal yang selalu dapat ditemui dimana saja dan kapan pun. Seiring situasi ekonomi Indonesia yang semakin kondusif membuat pertumbuhan industri restoran
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 1), yang mengartikan bahwa:
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menjalankan setiap kegiatan perusahaan diperlukan suatu manajemen yang baik dan tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan. Seperti dijelaskan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi penting yang dimiliki perusahaan disamping faktor lain seperti alam, modal dan pengusaha. Pimpinan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya tidak dapat sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan akan membentuk suatu kelompok yang kemudian disebut organisasi, apapun bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi pos dan giro, yang sahamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. yaitu Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 dan yang terbaru adalah Den-5.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes spp. betina yang membawa virus dengue yang termasuk dalam golongan Flavivirus.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini perusahaan dituntut untuk terus menerus mempersiapkan dirinya untuk mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji adalah mengenai belum optimalnya komitmen kerja karyawan atau yang biasa dikenal sebagai komitmen organisasi. Sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut H.L. Blum, dikutip Notoadmodjo (2007), derajat kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut H.L. Blum, dikutip Notoadmodjo (2007), derajat kesehatan dipengaruhi 4 (empat) macam faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan hereditas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di era globalisasi semakin hari dirasakan semakin ketat, manajemen sumber daya manusia sangat penting dan harus diperhatikan oleh pimpinan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia yang jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya
Lebih terperinci