PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri Disusun oleh : Nama : Nikko Kurnia Gunawan NPM : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG 2016

2

3

4 ABSTRAK Make-To Order adalah strategi pemosisian produk di mana kegiatan produksi dilakukan setelah pemesanan dilakukan terhadap perusahaan. Perusahaan Make-To Order akan mengandalkan jumlah produksi yang dihasilkan untuk memenuhi demand dari pemesanan yang dilakukan. Untuk memastikan demand tersebut terpenuhi, perusahaan perlu melakukan perencanaan kapasitas produksi pada tingkat agregat dengan baik. Akan tetapi, metode perencanaan kapasitas produksi pada tingkat agregat hanya dapat dilakukan dengan asumsi bahwa semua parameter yang dilibatkan dalam perhitungan bernilai deterministik. Pada kenyataannya, terdapat parameter bernilai probabilistik di mana sedikit perubahan dari nilai parameter tersebut dapat menghasilkan biaya total yang berbeda. Metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode yang disebut model optimasi tangguh untuk mengatasi masalah parameter yang bernilai probabilistik. Model optimasi tangguh dapat digunakan untuk perencanaan kapasitas produksi dengan parameter probabilistik. Model optimasi tangguh mempertimbangkan seluruh skenario yang mungkin terjadi pada parameter dengan nilai probabilistik tersebut dan menghasilkan solusi optimal dari perencanaan kapasitas produksi. Solusi optimal dari kapasitas produksi tersebut dapat diaplikasikan pada semua skenario yang mungkin terjadi dari parameter dengan nilai probabilistik tersebut. Hasil pengembangan model optimasi menunjukkan model optimasi tangguh. Model optimasi yang tangguh berarti model tersebut tidak sensitif terhadap perubahan nilai parameter probabilistik. Hal ini dapat dilihat pada histogram data biaya total yang dihasilkan untuk mengetahui distribusi dari data biaya total tersebut. Bentuk histogram yang dihasilkan menyerupai bentuk distribusi normal. Hal ini menunjukkan bahwa solusi optimal dari model optimasi tangguh yang dihasilkan memiliki nilai yang tidak berbeda jauh dengan nilai dari solusi optimal yang dipengaruhi oleh segala kemungkinan dari skenario parameter ketidakpastian yang mungkin terjadi. Dengan demikian, kapasitas produksi yang dihasilkan tangguh atau tidak sensitif terhadap parameter ketidakpastian yang terlibat. i

5 ABSTRACT Make-To Order is a product positioning strategy in which the production activities is carried out after the order is placed on the company. Make-To Order Company will rely on the amount of production produced to meet the demand from the order places. To ensure that demand is met, the company needs to do a well and thorough production capacity planning at the aggregate level. However, the method of production capacity planning at the aggregate level only can be done with the assumption that all of the parameters involved in the calculation is assigned to deterministic value. In fact, there are parameters which can have probabilistic value in which slightly changes from the values of these parameters can produce different total cost. The method used in this research is a method called the robus optimization model to solve the problem of parameter with probabilistic value. Robust optimization model can be used for production capacity planning with probabilistic parameters. Robust optimization model considers all possible scenarios that could happen to parameters with probabilistic value and produces the optimal solution of production capacity planning. The optimal solution of the production capacity can be applied to all of the possible scenarios of a parameter with the probabilistic value. The result of development of optimization model shows that the model is robust. Robust optimization model means that the model is not sensitive to changes in the value of probabilistic parameters. This can be seen on the histogram of total cost data generated to determine the distribution of the total cost data. The resulting histogram resembles the shape of normal distribution. This suggests that the optimal solution of the robust optimization model has a value which close to the value of an optimal solution that is affected by all possibilities of parameter uncertainty s scenarios that may occur. Thus, the production capacity generated is robust or not sensitive to the parameters of the uncertainty involved. ii

6 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih sehingga penulis dapat melaksanakan skripsi. Penulis juga mengucap syukur karena dapat menyelesaikan laporan skripsi pada batas waktu yang telah disediakan. Harapan penulis dalam menyusun laporan skripsi ini adalah pembaca dapat memperoleh dan menambah baik pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan segala material yang terdapat dalam laporan skripsi yang telah disusun. Selain itu, laporan skripsi yang telah disusun ini diharapkan dapat menjadi sumber pustaka yang berguna sebagai bahan material dalam penyusunan laporan lainnya, sehingga bentuk dan isi laporan untuk ke depannya dapat lebih baik lagi. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan skripsi. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi dan penyusunan laporan skripsi antara lain sebagai berikut: 1. Bapak Dr. Carles Sitompul, S.T., M.T., MIM selaku Kepala Jurusan Teknik Industri, dosen koordinator mata kuliah skripsi, dan pembimbing mata kuliah skripsi yang telah membimbing penulis selama penyusunan skripsi. 2. Bapak Romy Loice, S.T., M.T. dan Ibu Loren Pratiwi, S.T., M.T. selaku dosen penguji siding skripsi yang telah memberikan saran dan revisi yang perlu dilakukan agar laporan skripsi lebih baik. 3. Bapak Y. M. Kinley Aritonang, Ph.D. dan Bapak Alfian, S.T., M.T. selaku dosen penguji proposal skripsi yang telah memberikan saran dan revisi yang perlu dilakukan agar laporan skripsi lebih baik. 4. Seluruh dosen-dosen teknik industri yang telah memberikan pengetahuan yang berguna dalam penyusunan laporan skripsi. 5. Orang tua, koko, adik, dan seluruh keluarga penulis yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam penyusunan laporan skripsi. iii

7 6. Teman-teman sekampung halaman Ahiap, Anton, Asun, Freddy, Janice, Leon, Kim, Shane, Suryadi, Timmy, Willy yang telah berjuang bersama dan membantu penulis untuk beradaptasi di Unpar dan di Bandung. 7. Teman-teman kelas D angkatan 2012 yang telah berjuang bersama dalam kehidupan kuliah di Teknik Industri Unpar. 8. Teman-teman sesama mahasiswa bimbingan Pak Carles Dito, Mathias, dan Machiel yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan skripsi. 9. Seluruh civitas akademik Universitas Katolik Parahyangan Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang diberikan oleh pembaca demi membangun kesempurnaan laporan. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Bandung, 10 Desember 2016 Penulis iv

8 DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 I.1 Latar Belakang Masalah... I-1 I.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah... I-2 I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi... I-8 I.4 Tujuan Penelitian... I-8 I.5 Manfaat Penelitian... I-8 I.6 Metodologi Penelitian... I-9 I.7 Sistematika Penulisan... I-11 BAB II LANDASAN TEORI... II-1 II.1 Strategi Pemosisian Produk... II-1 II.2 Perencanaan Kapasitas... II-2 II.3 Pengenalan terhadap Pembuatan Model... II-4 II.3.1 Model Optimasi... II-4 II.3.2 Model Statik dan Dinamik... II-5 II.3.3 Model Linear dan Nonlinear... II-5 II.3.4 Model Integer dan Noninteger... II-6 II.3.5 Model Deterministik dan Stokastik... II-6 II.3.6 Tujuh Langkah Proses Pembuatan Model... II-6 II.4 Model Aggregate Planning oleh Neureuther (2004)... II-8 II.5 Model Optimasi Tangguh... II-10 BAB III PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH... III-1 III.1 Model Deterministik Kapasitas Produksi... III-1 III.1.1 Model Matematis... III-1 ix

9 III.1.2 Model AMPL... III-6 III.1.3 Verifikasi Model Deterministik... III-8 III.2 Penentuan Skenario Paramater Ketidakpastian... III-10 III.3 Model Probabilistik Kapasitas Produksi... III-14 III.3.1 Model Matematis... III-14 III.3.2 Model AMPL... III-21 III.3.3 Verifikasi Model Probabilistik... III-22 III.4 Contoh Kasus Sederhana... III-23 III.5 Solusi Contoh Kasus... III-27 III.6 Performansi Aktual... III-28 BAB IV ANALISIS...IV-1 IV.1 Analisis Permasalahan...IV-1 IV.2 Usulan Metode Model Optimasi Tangguh...IV-2 IV.3 Analisis Faktor Ketidakpastian...IV-3 IV.4 Analisis Perbandingan Model Deterministik Kapasitas Produksi terhadap Model Probabilistik Kapasitas Produksi...IV-6 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... V-1 V.1 Kesimpulan... V-1 V.2 Saran... V-1 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP x

10 DAFTAR TABEL Tabel III.1 Data Demand untuk Perhitungan Contoh Kasus... III-8 Tabel III.2 Nilai dan Peluang lead time Pemesanan berdasarkan Skenario... III-25 Tabel III.3 Nilai Optimal dari Variabel H t, F t, C t, O t... III-28 Tabel III.4 Biaya Total yang Dihasilkan dari Berbagai Skenario... III-30 Tabel III.5 Interval dan Frekuensi Data dalam Interval... III-31 xi

11 DAFTAR GAMBAR Gambar I.1 Flowchart Metodologi Penelitian... I-11 Gambar III.1 Bahasa Pemrograman AMPL dari Model Deterministik Kapasitas Produksi... III-7 Gambar III.2 Hasil Verifikasi Model Deterministik... III-9 Gambar III.3 Ilustrasi Skenario Lead Time untuk 2 Variasi Produk... III-12 Gambar III.4 Ilustrasi Penambahan Skenario... III-13 Gambar III.5 Ilustrasi Penggunaan Rata-rata Terbobot pada Perencanaan Kapasitas Produksi... III-20 Gambar III.6 Hasil Verifikasi Model Probabilistik... III-22 Gambar III.7 Bahasa Pemrograman AMPL dari Model Probabilistik Kapasitas Produksi... III-26 Gambar III.8 Parameter-parameter yang terlibat dalam Perhitungan... III-26 Gambar III.9 Bahasa Pemrograman untuk Menemukan Solusi Optimal Model Probabilistik Kapasitas Produksi... III-27 Gambar III.10 Histogram dari Data Biaya Total berdasarkan Skenario Bilangan Acak... III-32 xiii

12 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A OUTPUT PENGUJIAN DARI MODEL DETERMINISTIK... A-1 LAMPIRAN B OUTPUT PENGUJIAN DARI MODEL PROBABILISTIK... B-1 LAMPIRAN C SOLUSI OPTIMAL DARI VARIABEL-VARIABEL KEPUTUSAN BERDASARKAN 30 SKENARIO... C-1 xv

13 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan industri semakin ketat antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Perusahaan dituntut untuk mengembangkan strategi produksi dan pemasaran terhadap produk yang ditawarkan agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Selain itu, strategi yang ingin diterapkan perusahaan perlu direncanakan dan dikembangkan sebaik mungkin agar suatu perusahaan dapat bertahan dalam persaingan pasar dalam jangka waktu yang lama. Salah satu strategi yang perlu diterapkan perusahaan dalam menjalankan industri manufaktur adalah strategi pemosisian produk. Strategi pemosisian produk mengacu kepada tipe persediaan (inventory) yang dipilih oleh sebuah organisasi untuk dijaga dan diatur (Fogarty et al, 1991). Terdapat 3 strategi pemosisian produk yang umum digunakan oleh suatu perusahaan, yaitu Make-To-Stock, Assemble-To Order, dan Make-To-Order. Objek penelitian yang akan dibahas adalah pada perusahaan yang menerapkan strategi pemosisian produk Make-To-Order. Suatu perusahaan memilih untuk menerapkan strategi pemosisian Make-To-Order dengan tujuan meminimasi total biaya produksi secara keseluruhan. Pada perusahaan Make-To-Order, demand atau permintaan suatu produk dipenuhi melalui jumlah produksi karena perusahaan hanya akan memulai kegiatan produksi jika terdapat pesanan dari konsumen. Dengan demikian, tidak terdapat persediaan untuk memenuhi pesanan yang akan ada di masa depan, sehingga tidak terdapat biaya menyimpan dan merawat persediaan produk jadi pada perusahaan Make-To-Order. Perencanaan dan pengendalian produksi yang dapat dilakukan pada perusahaan Make-To-Order merupakan perencanaan jangka menengah yang meliputi Distribution Requirement Planning (DRP), Demand Management, Master Production Schedule (MPS), Rough Cut Capacity Planning (RCCP), Material Requirement Planning (MRP), dan Capacity Requirement Planning (CRP) karena perusahaan Make-To-Order tidak melakukan peramalan permintaan yang I - 1

14 BAB I PENDAHULUAN merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang. Akan tetapi, terdapat satu jenis perencanaan yang perlu dilakukan oleh baik perusahaan Make-To-Order maupun perusahaan Make-To-Stock, yaitu perencanaan agregat atau Aggregate Planning. Aggregate Planning berfokus pada perencanaan untuk jenis produksi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan demand pada periode tertentu. Pada penelitian kali ini, ruang lingkup penelitian akan berfokus pada perencanaan pada level agregat atau Aggregate Planning karena perusahaan Make-To-Order memenuhi permintaan dari konsumen melalui jumlah produksi yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu. Salah satu fenomena masalah yang dapat terjadi pada suatu perusahaan Make-To-Order adalah perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen dalam batas waktu yang telah ditentukan. Tidak terpenuhinya permintaan konsumen dapat disebabkan oleh kapasitas produksi yang telah direncanakan dan diterapkan tidak dapat memenuhi target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan demand pada periode tersebut. Oleh karena itu, perencanaan terhadap kapasitas produksi perlu dilakukan sebaik mungkin agar target produksi perusahaan dapat memenuhi permintaan dari konsumen dengan menggunakan biaya seminimal mungkin. Cia (2014) telah membahas mengenai pengembangan model optimasi tangguh di dalam ruang lingkup perusahaan Make-To-Order. Penelitian sebelumnya pada perusahaan Make-To-Order mencoba mengembangkan model optimasi tangguh untuk pengalokasian makloon sehingga dapat meminimasi lead time manufacturing. Akan tetapi, penelitian tersebut tidak mempertimbangkan biaya dalam model optimasi tangguh yang telah dikembangkan. Biaya merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan dengan baik bagi setiap perusahaan. Khusus untuk perusahaan Make-To-Order, biaya yang perlu dipertimbangkan tentunya adalah total biaya produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang ditawari. I.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Tidak tercapainya target produksi yang telah ditetapkan perusahaan dapat disebabkan oleh perencanaan yang kurang baik sebelum memulai kegiatan produksi. Perencanaan yang dimaksud berkaitan dengan kapasitas perusahaan dalam melakukan produksi. Kapasitas produksi perusahaan perlu I - 2

15 BAB I PENDAHULUAN dipertimbangkan dengan baik sebelum menetapkan target produksi yang perlu dicapai perusahaan. Hal ini penting terutama bagi perusahaan Make-To-Order yang hanya mengandalkan jumlah keseluruhan produk yang dihasilkan melalui proses produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, perencanaan terhadap kapasitas produksi perlu dilakukan sebaik mungkin agar kebutuhan konsumen dapat terpenuhi dan hubungan antar konsumen dengan perusahaan dapat terjaga. Perencanaan produksi yang perlu dilakukan baik oleh perusahaan Make-To-Order maupun perusahaan Make-To-Stock adalah perencanaan agregat atau aggregate planning. Masalah perencanaan agregat membahas mengenai alokasi sumber daya seperti tenaga kerja, fasilitas, peralatan, dan persediaan agar produk dan jasa yang telah direncanakan (output) tersedia jika dibutuhkan (Fogarty et al, 1991). Tujuan dilakukannya perencanaan agregat adalah untuk memenuhi kebutuhan demand yang berfluktuasi melalui jumlah produksi yang ada. Faktor ketidakpastian demand sangat berpengaruh terhadap strategi produksi yang akan dikembangkan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan demand. Faktor ketidakpastian demand dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkat demand yang drastis pada setiap periode. Khusus pada perusahaan yang menerapkan strategi pemosisian Make- To-Order, jumlah demand tidak diramalkan karena perusahaan menunggu pesanan permintaan, sehingga jumlah demand yang diterima oleh perusahaan Make-To-Order dapat dikatakan pasti. Oleh karena itu, untuk memenuhi demand dari pesanan tersebut, perusahaan perlu melakukan perencanaan terhadap kapasitas produksi perusahaan. Perencanaan kapasitas produksi tersebut berguna agar perusahaan dapat mengantisipasi demand dari pesanan dengan baik. Perencanaan kapasitas produksi juga berlaku pada perusahaan Make-To- Stock agar jumlah produksi yang dilakukan oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan jumlah persediaan yang ada, sehingga dapat meminimasi total biaya produksi. Penggunaan kapasitas yang berbeda-beda pada tiap periode memerlukan biaya produksi yang berbeda pula. Penggunaan kapasitas produksi yang berbeda disebabkan oleh faktor ketidakpastian yang mempengaruhi kapasitas produksi tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan kapasitas produksi yang tidak sensitif terhadap faktor ketidakpastian yang dapat I - 3

16 BAB I PENDAHULUAN mempengaruhi total biaya produksi yang dihasilkan. Dalam penelitian kali ini, faktor ketidakpastian yang dimaksud adalah lead time proses produksi dari suatu produk. Lead time proses produksi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan segala proses produksi terhadap satu produk hingga menjadi produk jadi. Lead time proses produksi dari suatu produk dapat bervariasi karena berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain jenis produk yang dihasilkan, jumlah pekerja, waktu kerja yang tersedia, karakterisitik khusus dari produk yang dipesan konsumen, dan sebagainya. Ketidakpastian dari lead time proses produksi dapat mempengaruhi kapasitas produksi yang diperlukan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan. Variasi lead time proses produksi juga berpengaruh pada variasi biaya yang diperlukan untuk kapasitas produksi yang telah direncanakan. Jika lead time proses produksi dari suatu produk terlalu cepat, jumlah produk yang dihasilkan dapat melebihi permintaan dari konsumen, sehingga terdapat biaya tambahan berupa biaya inventory. Jika lead time proses produksi dari suatu produk terlalu lambat, jumlah produk yang dihasilkan kurang dari permintaan dari konsumen, sehingga terdapat biaya tambahan dalam perencanaan kapasitas produksi berupa biaya backorder. Oleh karena itu, perencanaan kapasitas produksi perlu dilakukan dengan tepat agar biaya produksi yang dihasilkan optimal. Perencanaan kapasitas produksi yang tepat tentunya penting bagi perusahaan Make-To-Order karena perusahaan tersebut memenuhi jumlah permintaan yang datang melalui kegiatan produksi saja. Berbagai metode dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan demand tergantung dari strategi pemosisian yang telah diterapkan. Metode-metode yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan demand tersebut dapat berbeda-beda tergantung strategi pemosisian perusahaan yang diterapkan. Perusahaan Make- To-Stock umumnya akan menerapkan strategi produksi Level di mana demand dipenuhi dengan menggunakan tingkat persediaan yang ada di perusahaan. Perusahaan Make-To-Order umumnya akan menerapkan strategi produksi Chase di mana kebutuhan demand akan dipenuhi dengan menggunakan jumlah produksi yang dihasilkan sesuai dengan jumlah demand. Perencanaan terhadap kapasitas produksi yang dimaksud dapat berupa penjadwalan produksi dengan menggunakan MPS. MPS merupakan rencana yang digunakan untuk menyediakan supply untuk memenuhi demand. Supply yang dimaksud berupa jumlah produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi I - 4

17 BAB I PENDAHULUAN demand pada suatu periode tertentu. Salah satu kekurangan pada metode MPS adalah MPS menghasilkan jadwal produksi untuk memenuhi kebutuhan demand yang deterministik atau jumlah demand yang sudah pasti. Pada kenyataannya, tingkat permintaan untuk suatu produk dapat berubah-ubah pada setiap perode dikarenakan berbagai faktor. Tingkat ketidakpastian jumlah demand khusus untuk perusahaan Make-To-Order cukup besar karena kebutuhan demand ditentukan oleh konsumen pada saat konsumen ingin membuat pesanan terhadap perusahaan. Hal ini meningkatkan faktor ketidakpastian demand untuk perusahaan Make-To-Order karena setiap konsumen tentunya memiliki kebutuhannya masing-masing terhadap jumlah produk yang ditawarkan perusahaan. Untuk mengantisipasi demand yang dipesan dari konsumen tersebut, perusahaan Make-To-Order perlu merencanakan kapasitas produksi dengan baik agar demand tersebut dapat terpenuhi. Salah satu elemen yang perlu diperhatikan dalam merencanakan kapasitas produksi adalah menentukan jumlah pekerja yang diperlukan untuk melakukan kegiatan produksi. Elemen manusia dalam kegiatan produksi tentunya memiliki faktor-faktor ketidakpastian yang mempengaruhi kegiatan produksi. Dalam kasus ini, faktor ketidakpastian tersebut adalah lead time proses produksi. Lead time proses produksi merupakan faktor yang tidak pasti karena dapat berubah-ubah tergantung dari berbagai hal. Jika kondisi pekerja sedang tidak baik, produktivitas pekerja dapat menurun sehingga menyebabkan lead time proses produksi semakin lama. Jika lead time proses produksi yang dibutuhkan lebih lama, dapat terjadi kemungkinan di mana perusahaan tidak dapat menghasilkan jumlah produksi yang tidak dapat memenuhi demand, sehingga menghasilkan biaya backorder. Sebaliknya, jika lead time proses produksi yang terlalu cepat menyebabkan jumlah produksi yang melebihi demand pesanan dari konsumen menimbulkan biaya penyimpanan bagi jumlah produksi yang berlebihan tersebut (Inventory). Periode pemesananan juga dapat meningkatkan ketidakpastian dari demand produk yang ditawari konsumen. Suatu perusahaan memutuskan untuk menerapkan strategi pemosisian Make-To Order dikarenakan berbagai faktor. Faktor pertama adalah ketidakpastian demand dari produk yang ditawarkan. Jika tingkat demand semakin tidak pasti, perusahaan akan memutuskan untuk memulai kegiatan produksi setelah pesanan dilakukan karena demand dari pesanan tersebut tidak I - 5

18 BAB I PENDAHULUAN pasti. Faktor lainnya adalah kompleksitas produk yang telah ditawarkan. Jika produk yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan produk kompleks yang memiliki komponen yang cukup banyak, perusahaan tersebut akan menerapkan strategi pemosisian Make-To-Order karena waktu produksi yang dibutuhkan umumnya lebih panjang dan membutuhkan keahlian tenaga kerja yang lebih baik. Selain itu, strategi pemosisian Make-To-Order juga diterapkan agar tidak terdapat biaya simpan terhadap persediaan produk. Dalam perusahaan Make- To-Order, jumlah produksi merupakan aspek yang penting karena jumlah produksi berperan dalam memenuhi kebutuhan demand. Untuk memenuhi kebutuhan demand dengan baik, diperlukan perencanaan kapasitas produksi yang baik untuk memenuhi kebutuhan demand tersebut. Perubahan kapasitas produksi dapat terjadi karena faktor ketidakpastian demand yang terjadi. Perubahan demand tersebut berpengaruh terhadap biaya produksi dan penjadwalan produksi yang diperlukan untuk melakukan kegiatan produksi. Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam penjadwalan produksi. Jadwal produksi yang telah dihasilkan perlu dapat meminimasi biaya produksi yang dihasilkan agar perusahaan dapat mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Hal ini penting karena jadwal produksi yang dihasilkan menghasilkan output berupa jumlah produksi yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan demand yang ada. Jumlah produksi tersebut akan berpengaruh terhadap kebutuhan yang diperlukan agar jumlah produksi dapat tercapai. Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud adalah material, mesin, pekerja, dan sebagainya yang penting agar kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Segala kebutuhan tersebut tentunya memerlukan biaya. Oleh karena itu, penjadwalan produksi perlu dilakukan dengan baik agar jadwal produksi yang telah dihasilkan dapat optimal. Jadwal produksi yang optimal dalam kasus ini berarti dapat mencapai target produksi sesuai dengan jadwal produksi yang dapat meminimasi biaya produksi sekecilkecilnya. Salah satu solusi untuk memecahkan masalah ketidakpastian adalah dengan menggunakan model optimasi tangguh. Model optimasi tangguh (robust optimization) merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memperoleh solusi yang tidak terlalu sensitif terhadap faktor ketidakpastian yang dapat mempengatuhi solusi. Faktor ketidakpastian dalam kasus ini adalah I - 6

19 BAB I PENDAHULUAN ketidakpastian dalam kapasitas produksi. Dengan demikian, solusi yang dihasilkan pada setiap kondisi atau skenario yang mengandung faktor ketidakpastian dapat mendekati solusi optimal. Pengembangan model optimasi tangguh memiliki fungsi tujuan untuk meminimasi biaya produksi yang dapat memenuhi target produksi yang telah ditetapkan perusahaan. Terpenuhinya target produksi yang telah ditetapkan juga berujung pada terpenuhinya demand pemesanan dari konsumen. Karena ukuran performansi yang digunakan dalam penyusunan model optimasi kali ini adalah biaya produksi, maka model optimasi yang telah dikembangkan dikatakan tangguh apabila penerapan model optimasi tersebut dapat berdampak pada perencanaan biaya produksi yang diperlukan, sehingga biaya produksi aktual yang dibutuhkan tidak berbeda jauh dengan rencana biaya produksi yang dihasilkan. Cia (2014) dan Aberson (2015) juga membahas mengenai masalah optimasi pada lingkungan produksi Make-To-Order. Aspek yang diteliti dalam penelitian tersebut juga merupakan kapasitas produksi. Dalam penelitian tersebut, kapasitas produksi yang diteliti telah tersedia untuk memenuhi segala kebutuhan dari konsumen. Model optimasi yang dikembangkan oleh Cia (2014) bertujuan untuk meminimasi lead time manufaktur dan meminimasi terjadinya keterlambatan. Semakin besar lead time manufaktur yang dibutuhkan, semakin besar pula biaya pekerja yang diperlukan. Pemasalahan biaya pekerja pada penelitian tersebut berhubungan dengan kapasitas produksi. Model optimasi yang dikembangkan oleh Aberson (2015) bertujuan untuk meminimasi jumlah tardy jobs dengan mempertimbangkan ketidakpastian kapasitas produksi. Kapasitasi produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah pekerja yang terlibat dalam lingkungan produksi. Kedua penelitian di atas membahas mengenai apa yang dapat direncanakan pada kapasitas produksi agar meminimasi keterlambatan yang dapat terjadi pada lantai produksi. Kedua penelitian di atas tidak mempertimbangkan faktor biaya dalam model optimasi yang telah dikembangkan dan fokus pada kemampuan kapasitas produksi untuk meminimasi segala keterlambatan yang mungkin terjadi. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan, masalahmasalah tersebut dapat dibagi menjadi rumusan masalah antara lain sebagai berikut: I - 7

20 BAB I PENDAHULUAN 1. Bagaimana model optimasi tangguh yang dapat digunakan untuk menentukan kapasitas produksi yang dapat meminimasi total biaya produksi? I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Pembatasan masalah berguna untuk membatasi ruang lingkup penelitian. Dengan demikian, penelitian akan lebih fokus dan ditekankan pada masalah yang dibahas. Pembatasan masalah juga berguna agar penelitian yang dilakukan tidak membahas masalah yang salah dan menyebabkan masalah menjadi bias. Batasan-batasan masalah untuk penelitian kali ini adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan produksi yang diteliti adalah Make-To-Order. 2. Biaya yang diperhitungkan adalah biaya kerja pada regular time, biaya kerja pada overtime, biaya hiring dan layoff, biaya inventory, dan biaya backorder. Asumsi adalah sebuah anggapan, dugaan dan pemikiran yang dianggap benar. Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaahan suatu permasalahan menjadi lebih luas Asumsi yang dibuat juga menjadi arah dan landasan bagi penelitian. Asumsi yang digunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut: 1. Lead time proses produksi bersifat probabilistik 2. Penentuan biaya inventory dan biaya backorder tergantung dari jumlah produk yang yang dihasilkan. Jika jumlah produk yang dihasilkan melebihi jumlah pesanan, akan terdapat biaya inventory. Jika jumlah produk yang dihasilkan kurang dari jumlah pesanan, akan terdapat biaya backorder. 3. Jumlah inventory dan backorder pada periode awal adalah nol. I.4 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian kali ini adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan model optimasi tangguh yang dapat digunakan untuk menentukan kapasitas produksi yang dapat meminimasi total biaya produksi. I.5 Manfaat Penelitian I - 8

21 BAB I PENDAHULUAN Manfaat dari penelitian yang telah dilakukan adalah: 1. Meminimasi total biaya produksi dengan kapasitas produksi optimal yang dapat memenuhi kebutuhan demand yang tidak pasti 2. Perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimal karena total biaya produksi yang diminimasi. 3. Perusahaan dapat mengantisipasi kebutuhan demand yang berasal dari pemesanan konsumen dengan lebih baik dan dapat memenuhi kebutuhan demand tersebut. I.6 Metodologi Penelitian Desain penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu agar dapat mengetahui berbagai macam hal apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu penelitian. Gambar flowchart penelitian dapat dilihat pada Gambar I.1 menunjukkan kerangka metodologi penelitian dari awal hingga akhir penelitian. Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan penelitian dalam pengembangan model optimasi tangguh kali ini, yaitu sebagai berikut: 1. Studi Literatur Studi literatur dan pustaka dilakukan untuk menguatkan dan menambah pengetahuan tentang masalah yang terdapat pada penelitian yang sedang dilaksanakan. Studi literatur juga digunakan untuk membantu sebagai landasan dan kerangka berpikir mulai dari tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data menemukan solusi yang optimal untuk masalah tersebut. 2. Identifikasi dan Rumusan Masalah Identifikasi dan Rumusan masalah merupakan tahap selanjutnya dari metodologi penelitian. Masalah yang terjadi di penelitian harus memiliki dampak yang merugikan bagi objek yang diteliti. Masalah yang telah diidentifikasi selanjutnya akan menjadi topik penelitian. Masalahmasalah yang telah diidentifikasi kemudian dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah. 3. Pengembangan Model Optimasi Tangguh Setelah melakukan studi literatur mengenai model optimasi tangguh, langkah selanjutnya adalah mengembangkan model optimasi tangguh yang dapat diterapkan terhadap masalah dalam penelitian yang I - 9

22 BAB I PENDAHULUAN bersangkutan. Model optimasi tangguh yang dihasilkan diharapkan dapat menghasilkan solusi optimal yang tidak terlalu sensitif terhadap faktor ketidakpastian pada penelitian. Pengembangan model optimasi tangguh terdiri dari 2 tahap, yaitu pengembangan model deterministik dan pengembangan model probabilistik. 4. Verifikasi Model Deterministik Model deterministik merupakan dasar dalam mengembangkan model optimasi tangguh. Setelah model deterministik selesai dibuat, model tersebut kemudian diverifikasi. Proses verifikasi dilakukan dengan menggunakan uji coba dengan menggunakan contoh kasus. Jika model deterministik telah terverifikasi, model deterministik tersebut akan digunakan untuk mengembangkan model probabilistik. Jika model deterministik belum terverifikasi, pengembangan terhadap model deterministik perlu dilakukan hingga model deterministik telah terverifikasi. 5. Verifikasi Model Probabilistik Model probabilistik merupakan modifikasi dari model deterministik. Modifikasi yang dimaksud adalah penambahan unsur skenario pada model deterministik. Setelah model probabilistik dikembangkan, model tersebut juga perlu melalui proses verifikasi seperti yang dilalui oleh model deterministik. Proses verifikasi juga dilakukan dengan menggunakan uji coba terhadap contoh kasus yang telah dimodifikasi dari proses verifikasi model deterministik. Setelah proses verifikasi terhadap model probabilistik dilakukan, proses selanjutnya dapat dilanjutkan. Jika model probabilistik belum terverifikasi, pengembangan terhadap model optimasi tangguh perlu dilakukan hingga model terverifikasi. 6. Implementasi dan Analisis Model Optimasi Tangguh Model optimasi tangguh yang telah dikembangkan kemudian diuji coba. Uji coba dilakukan terhadap berbagai skenario yang mungkin terjadi pada suatu perusahaan Make-To-Order. Uji coba dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh model optimasi tangguh terhadap faktor ketidakpastian yang terdapat pada skenario-skenario tersebut. Setelah uji coba dilakukan, analisis dilakukan terhadap hasil uji coba untuk I - 10

23 BAB I PENDAHULUAN menentukan seberapa besar pengaruh model optimasi tangguh yang dikembangkan dalam menyelesaikan masalah pada penelitian. 7. Kesimpulan dan Saran Tahapan ini berisi tentang kesimpulan yang dapat ditarik dari usulan yang telah diteliti dan pemberian saran yang berguna untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada pada penelitian yang bersangkutan. Mulai Studi Literatur Identifikasi dan Rumusan Masalah Pengembangan Model Optimasi Tangguh Verifikasi Model Deterministik Verifikasi Model Probabilistik Model terverifikasi? tidak ya Implementasi dan Analisis Model Optimasi Tangguh Penentuan Kesimpulan dan Saran Selesai I.7 Sistematika Penulisan Gambar I.1 Flowchart Metodologi Penelitian I - 11

24 BAB I PENDAHULUAN Sistematika penulisan laporan skripsi yang telah dilakukan antara lain sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini akan membahas tentang langkah awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu menentukan latar belakang permasalahan, identifikasi dan perumusan masalah, pembatasan masalah dan asumsi, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini berisi tentang landasan teori yang diambil dari buku-buku maupun media lainya yang berhubungan dengan strategi pemosisian produk, perencanaan kapasitas, dan model optimasi tangguh yang membantu penulis dalam mengembangkan model optimasi tangguh. BAB III Pengembangan Model Optimasi Tangguh Bab ini mambahas mengenai langkah-langkah dalam mengembangkan model optimasi untuk perencanaan kapasitas produksi. Bab ini juga membahas mengenai metode dalam pengujian model optimasi. Pengujian tersebut bertujuan untuk mencaritahu apakah model optimasi yang telah dibuat tangguh. BAB IV Analisis Bab ini berisi analisis terhadap permasalahan yang ada, analisis faktor ketidakpastian, dan analisis terhadap model optimasi tangguh itu sendiri. BAB V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi tentang kesimpulan berupa bagaimana model optimasi yang dihasilkan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diberikan penulis untuk penelitian lebih lanjut. I - 12

USULAN ALAT BANTU HITUNG PENERIMAAN ORDER PADA PERUSAHAAN HOME INDUSTRY PD. TALLY SKRIPSI

USULAN ALAT BANTU HITUNG PENERIMAAN ORDER PADA PERUSAHAAN HOME INDUSTRY PD. TALLY SKRIPSI USULAN ALAT BANTU HITUNG PENERIMAAN ORDER PADA PERUSAHAAN HOME INDUSTRY PD. TALLY SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri Disusun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Studi Pendahuluan Dalam memulai penelitian ini, mula-mula dilakukan studi pendahuluan yang terdiri dari studi lapangan dan studi kepustakaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Proyeksi Permintaan, Optimasi, Integer Linear Programming.

ABSTRAK. Kata Kunci: Proyeksi Permintaan, Optimasi, Integer Linear Programming. ABSTRAK Saat ini terdapat banyak UMKM yang berkembang di Yogyakarta. Salah satunya adalah usaha Phia Deva yang memproduksi penganan phia dengan berbagai macam varian rasa. Phia Deva adalah industri kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biaya simpan, serta mampu mengirimkan produk pada waktu yang disepakati.

BAB I PENDAHULUAN. biaya simpan, serta mampu mengirimkan produk pada waktu yang disepakati. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis dan industri sejalan dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dalam menarik dan memuaskan konsumen untuk mempertahankan eksistensi perusahaan.

Lebih terperinci

PENERAPAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING UNTUK PERENCANAAN PENGIRIMAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (STUDI KASUS PERUSAHAAN X)

PENERAPAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING UNTUK PERENCANAAN PENGIRIMAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (STUDI KASUS PERUSAHAAN X) TUGAS AKHIR PENERAPAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING UNTUK PERENCANAAN PENGIRIMAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (STUDI KASUS PERUSAHAAN X) DINA WAHYU ANGGRAINI NRP 2502 109 017 Dosen Pembimbing Ir. I Nyoman

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES Perjanjian No. III/LPPM/2017-01/19-P LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES Disusun oleh: Y.M. Kinley Aritonang,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Pemecahan 62 3.2 Penjelasan Flow Chart Metodologi Pemecahan Masalah Dari flow chart metodologi pemcahan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA, SIDOARJO

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA, SIDOARJO PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA, SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Oleh : ADIK ALFAN ARIANDI NPM : 0732010022 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words : Raw Materials, Material Requirement Planning, Lot for Lot. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key Words : Raw Materials, Material Requirement Planning, Lot for Lot. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In running a manufacturing company, the company need several steps to transform raw materials into finished goods. The process starts from ordering raw materials until distribution to the consumer.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Di Indonesia, sektor industri properti mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Salah satu produk yang digunakan untuk pembangunan yaitu beton ready mix. Adapun kelebihan

Lebih terperinci

Kata kunci: tenaga kerja musiman, permintaan konsumen, alokasi waktu lembur dan produksi periode sebelumnya.

Kata kunci: tenaga kerja musiman, permintaan konsumen, alokasi waktu lembur dan produksi periode sebelumnya. ABSTRAK Purnomo Batik Art & Handicraft merupakan suatu perusahaan penghasil batik tulis make to stock dengan tenaga kerja bersifat tetap. Pada masa-masa musiman di pedesaan, misalnya musim tanam padi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Matoa Indonesia Digdaya bergerak di bidang manufaktur dengan produk yang dihasilkan berupa jam tangan kayu. Bahan baku utama yang digunakan merupakan kayu sisa yang sudah tidak terpakai. Guna

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bisnis semakin berkembang dengan cepat membuat kompetisi di antara perusahaan semakin ketat. Hal ini membuat perusahaan mencari cara yang terbaik untuk mengatasi masalah persaingan, dimana untuk

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi... ABSTRAK Perusahaan Biskuit X merupakan perusahaan swasta yang berdiri pada tahun 1995 dan memproduksi biskuit marie yang dipasarkan ke beberapa kota di Pulau Jawa. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: production, aggregate planning, cost efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: production, aggregate planning, cost efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT P.T Senayan Sandang Makmur is a company engaged in the manufacturing industry. In the course of its operations, the company is always striving to achieve its objectives, namely to meet consumer

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT PT. X is a private company engaged in the food production. PT. X produces 3 types of raw crackers such as onion crackers, yellow crackers and tongue crackers. Increase in number of food production

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Raw material inventory control, MRP, lot sizing. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : Raw material inventory control, MRP, lot sizing. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Nowadays, the snack food industry has rapidly growing. With so many snack food company established, it creates high level competition between them. To maintain the quality of the products is not

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

PERENCANAAN RANTAI PASOK TANGGUH YANG MEMPERHATIKAN PERMINTAAN DAN LEAD TIME STOKASTIK

PERENCANAAN RANTAI PASOK TANGGUH YANG MEMPERHATIKAN PERMINTAAN DAN LEAD TIME STOKASTIK PERENCANAAN RANTAI PASOK TANGGUH YANG MEMPERHATIKAN PERMINTAAN DAN LEAD TIME STOKASTIK Carles Sitompul Johanna Hariandja Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94 Bandung

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap 2006/2007 ANALISIS USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT. KARA SANTAN PERTAMA ABSTRAK JOHANDA

Lebih terperinci

ABSTRACT. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Aggregate production planning is planning and organizing earlier regarding the people, materials, machines, and other equipment as well as capital goods which is necessary to produce the goods

Lebih terperinci

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Landasan Teori Jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan, backlog, rencana

Lebih terperinci

Biaya Perencanaan Agregat Metode-Metode Perencanaan Agregat Linear Programming Pengertian Linear

Biaya Perencanaan Agregat Metode-Metode Perencanaan Agregat Linear Programming Pengertian Linear x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ii SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN TUGAS AKHIR... iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...

Lebih terperinci

ABSTRACT. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT With current commercial competition, companies need to use the right strategy so as to meet any demand from consumers. Therefore, companies need to analyze and predict every request so that the

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Daniel Kurniawan 1, Tanti Octavia 2 Abstract: Production planning, capacity determination and objective value on CV. X only refers

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pendistribusian barang dalam hal ini adalah distributor.

BAB I PENDAHULUAN. maupun pendistribusian barang dalam hal ini adalah distributor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya era pasar bebas mengakibatkan tingkat persaingan yang ketat dalam dunia industri baik yang bergerak dalam produksi barang maupun pendistribusian barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Dan Liris merupakan industri yang bergerak di bidang textile yang memproduksi benang, kain dan juga pakaian jadi. Pada bagian textile khususnya divisi Weaving

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 26 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan Tugas Akhir diperlukan tahapan yang terstruktur yaitu tahapan metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupakan penggambaran

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Skripsi Sarjana Jurusan Teknik Industri Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS USULAN PENERAPAN MANUFACTURING REQUIREMENT PLANNING (MRP II) DI PT. HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan bisnis yang semakin ketat menyebabkan perusahaan harus bisa mengambil langkah untuk menghadapi semua

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Persediaan, Metode P, Total biaya

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Persediaan, Metode P, Total biaya ABSTRAK Saat ini terdapat banyak Koperasi susu yang berkembang di Yogyakarta. Salah satunya adalah Koperasi susu di UPP Kaliurang yang memproduksi susu segar. UPP Kaliurang adalah koperasi yang bersifat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen dan juga kemampuan untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Oleh karena

Lebih terperinci

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha iii ABSTRAK Dalam menghadapi era globalisasi yang semakin pesat, persaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Keadaan seperti ini membuat perusahaan terus melakukan perbaikan terutama dalam mengefisienkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengendalian manufacturing melibatkan seluruh aktifitas mulai dari pemasukan bahan mentah sampai menjadi produk jadi. Termasuk diantaranya accounting, order

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Agar tahapan penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis,maka perlu dibuat tahapan-tahapan dari penelitian itu sendiri. Adapun tahapan dalam

Lebih terperinci

Penerapan Two Level Master Production Schedule. Untuk Perencanaan Produksi Multi Produk. (Studi Kasus PT. Peleburan Baja, Tbk) TUGAS AKHIR

Penerapan Two Level Master Production Schedule. Untuk Perencanaan Produksi Multi Produk. (Studi Kasus PT. Peleburan Baja, Tbk) TUGAS AKHIR Penerapan Two Level Master Production Schedule Untuk Perencanaan Produksi Multi Produk (Studi Kasus PT. Peleburan Baja, Tbk) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian Persediaan, Model Probabilistik, Metode Q, Biaya Total Persediaan. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian Persediaan, Model Probabilistik, Metode Q, Biaya Total Persediaan. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT.X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang home industry yang membuat karpet. Produk karpet yang dibuat oleh PT.X mempunyai 3 bahan utama yaitu busa, kain, rafsur, dan kain alas. Pada

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: inventory control, probabilistic method, backorder, lostsales

ABSTRACT. Keywords: inventory control, probabilistic method, backorder, lostsales ABSTRACT Basically, the goal of any company is to benefit as much as possible and to minimize the cost. Inventory control have an important roles because often manufacturing companies have a lot of inventory

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan suatu hal yang cukup penting dari suatu organisasi perusahaan. Terlebih pada perusahaan manufaktur, persediaan ada dimana-mana dan memiliki bentuk,

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING (DRP) PADA PT. SABAS INDONESIA TUGAS SARJANA

PERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING (DRP) PADA PT. SABAS INDONESIA TUGAS SARJANA PERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING (DRP) PADA PT. SABAS INDONESIA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PRODUK CJM TIPE PICK UP STANDARD DENGAN METODE AGGREGATE PLANNING

SKRIPSI ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PRODUK CJM TIPE PICK UP STANDARD DENGAN METODE AGGREGATE PLANNING SKRIPSI ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PRODUK CJM TIPE PICK UP STANDARD DENGAN METODE AGGREGATE PLANNING ( Studi Kasus Di PT. Krama Yudha Ratu Motor, Kawasan Industri Pulo Gadung ) Disusun

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING (DRP) PADA PT FLORINDO MAKMUR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING (DRP) PADA PT FLORINDO MAKMUR PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING (DRP) PADA PT FLORINDO MAKMUR TUGAS SARJANA DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari Syarat-syaratMemperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya dunia teknologi khususnya komputer yang semakin baik halam hal perangkat lunak maupun perangkat keras dan pentingnya informasi yang dikelolah,

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO) Denny Satrya Putra 1411406226 Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan sistematis dan saling berkaitan satu tahapan dengan tahapan lainnya. Tahapan dimulai dari identifikasi masalah, pengolahan,

Lebih terperinci

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT Puji Lestari, Liong Irena, I Gede Agus Widyadana Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Siwalankerto, Surabaya, Indonesia (Received:

Lebih terperinci

MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI 2013 MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TI 3002 Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II Laboratorium Sistem Produksi Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Bandung TI 3002 Praktikum

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji syukur atas kasih, anugrah, serta berkat dari Tuhan Yesus Kristus, karena atas tuntunannya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini tentu tidak terlepas dari

Lebih terperinci

AGGREGATE PLANNING (AP)

AGGREGATE PLANNING (AP) AGGREGATE PLANNING (AP) PENGANTAR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN AP Perencanaan Agregate menyangkut penentuan jumlah dan kapan produksi akan dilangsungkan dalam jangka waktu dekat, seringkali dalam 3 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam. Kekayaan alam yang dimiliki meliputi hasil laut, darat dan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam. Kekayaan alam yang dimiliki meliputi hasil laut, darat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang dipenuhi berbagai macam kekayaan alam. Kekayaan alam yang dimiliki meliputi hasil laut, darat dan terutama hasil hutan yang rata-rata

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PD.X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kulit pangsit dan mie mentah, selama ini perencanaan produksi yang diterapkan di dalam perusahaan hanya berdasarkan aturan pemilik perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: pengendalian persediaan, metode probabilistik, demand variabel dan lead time konstan

ABSTRAK. Kata-kata kunci: pengendalian persediaan, metode probabilistik, demand variabel dan lead time konstan ABSTRAK CV.X merupakan sebuah perusahaan yang kegiatannya menghasilkan sarung tangan welding, dengan menggunakan bahan baku kulit suede (bahan kulit dengan permukaan halus bagaikan beludru). Pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya bermunculan industri-industri baru yang memproduksi berbagai macam

Lebih terperinci

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Tinjauan Pustaka Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

Abstract. Keywords : fluctuating demand, aggregate planning, strategy. Universitas Kristen Maranatha

Abstract. Keywords : fluctuating demand, aggregate planning, strategy. Universitas Kristen Maranatha Abstract Setia Bakery Company is a private company engaged in the field of home industry. The type of products manufactured and sales are fresh bread. Increasing number of companies engaged in the food

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia dalam bidang konstruksi bangunan berkembang semakin pesat. Konstruksi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik dari tahun ke tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan persaingan yang makin ketat di antara perusahaan-perusahaan yang ada di pasar. Setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi di Indonesia terjadi dengan sangat pesat. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan badan usaha, perusahaan, organisasi dan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: productions, plans, strategy. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: productions, plans, strategy. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Aggregate planning is an approach to determine the amount and time of production in the medium term. Therefore, production planning is to look better by the company especially to obtain the most

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii PERUNTUKAN... iii AYAT AL-QURAN... iv PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269 USULAN INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU MATERIAL MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING DENGAN TEKNIK LOT SIZING EOQ, LFL,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi yang dipakai dalam pemecahan masalah merupakan penerapan dari metode perbaikan proses berkesinambungan (Continuous Prosess Improvement)

Lebih terperinci

USULAN PENENTUAN TEKNIK LOT SIZING TERBAIK DENGAN MINIMASI BIAYA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN CANVAS EP 200 CONVEYOR BELT DI PT.

USULAN PENENTUAN TEKNIK LOT SIZING TERBAIK DENGAN MINIMASI BIAYA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN CANVAS EP 200 CONVEYOR BELT DI PT. USULAN PENENTUAN TEKNIK LOT SIZING TERBAIK DENGAN MINIMASI BIAYA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN CANVAS EP 200 CONVEYOR BELT DI PT. XWZ Lina Gozali, Andres, Rhio Handika Program Studi Teknik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PERSEDIAAN YANG DIKELOLA PEMASOK (VENDORS MANAGED INVENTORY) DENGAN BANYAK RETAILER

IMPLEMENTASI MODEL PERSEDIAAN YANG DIKELOLA PEMASOK (VENDORS MANAGED INVENTORY) DENGAN BANYAK RETAILER Perjanjian No. III/LPPM/2013-03/10-P IMPLEMENTASI MODEL PERSEDIAAN YANG DIKELOLA PEMASOK (VENDORS MANAGED INVENTORY) DENGAN BANYAK RETAILER Disusun Oleh: Alfian, S.T., M.T. Dr. Carles Sitompul Lembaga

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR. Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA

USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR. Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA 1110931016 Pembimbing : Ir. JONRINALDI Ph.D, IPM JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS SENSTIVITAS MODEL P(R,T) MULTI ITEM DENGAN ADANYA KENAIKAN HARGA

ANALISIS SENSTIVITAS MODEL P(R,T) MULTI ITEM DENGAN ADANYA KENAIKAN HARGA ANALISIS SENSTIVITAS MODEL P(R,T) MULTI ITEM DENGAN ADANYA KENAIKAN HARGA Handi Koswara, Dharma Lesmono Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Inventory, Inventory Control, Probabilistic Method, Backorder, Lost Sales. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Inventory, Inventory Control, Probabilistic Method, Backorder, Lost Sales. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT PT. Indah Jaya Bandung is the company which run in screen printing ink distributor. PT. Indah Jaya Bandung provide screen printing ink in order to be consume by the consumer who need. The company

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di dunia industri saat ini, menuntut perusahaan untuk dapat memuaskan konsumen dalam berbagai sisi mulai dari kualitas produk hingga pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dengan meningkatnya persaingan antar perusahaan, pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dengan meningkatnya persaingan antar perusahaan, pelanggan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, tingkat persaingan antar perusahaan manufaktur semakin ketat. Dengan meningkatnya persaingan antar perusahaan, pelanggan semakin

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: pengendalian persediaan, metode probabilistik, demand variabel dan lead time konstan.

ABSTRAK. Kata-kata kunci: pengendalian persediaan, metode probabilistik, demand variabel dan lead time konstan. ABSTRAK CV. Cornamanagille merupakan perusahaan yang melakukan aktivitas washing, yaitu pencucian celana jeans polos menjadi celana jeans dengan motif, dengan menggunakan bahan baku berupa bahan kimia

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI CV. WIDORO INDAH

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI CV. WIDORO INDAH PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI CV. WIDORO INDAH SKRIPSI Disusun Oleh : FERI BUDI SETIAWAN NPM : 0832010019 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), inventories of raw materials. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), inventories of raw materials. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The problem of production is often faced by the manufacturing company. One way of reduced cost of production is to optimize the cost of inventory is done using analysis of the EOQ (Economic Order

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Permintaan mengalami penurunan pada periode tertentu dan kenaikan pada periode setelahnya sehingga pola yang dimiliki selalu berubah-ubah (lumpy)

Lebih terperinci

Tesis MM 2403 PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT)

Tesis MM 2403 PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Nama mahasiswa : Henny Wunas NRP : 9106 201 408 Pembimbing : Prof. Ir. I Nyoman Pujawan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MELALUI PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING (MRP II) PADA PRODUK BET TENIS MEJA

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MELALUI PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING (MRP II) PADA PRODUK BET TENIS MEJA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MELALUI PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING (MRP II) PADA PRODUK BET TENIS MEJA (Studi Kasus Pada CV. Abadi Malang) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Kata Kunci: Perencanaan Pendistribusian Produk, Distribution Requirement Planning, Lot For Lot, Economic Order Quantity.

Kata Kunci: Perencanaan Pendistribusian Produk, Distribution Requirement Planning, Lot For Lot, Economic Order Quantity. ABSTRAK CV. Rajawali Indah Tekstil merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, khususnya dalam pembuatan baju senam, baju diving, dan baju olahraga lainnya. Perusahaan tersebut memiliki aktivitas

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT CV Indo Karya is a semi-finished cloth manufacturing company to be treated by consumer. The company is having a difficulty with fluctuative demand that lead to unstable goods produced. This research

Lebih terperinci

Rough Cut Capacity Planning

Rough Cut Capacity Planning Rough Cut Capacity Planning Kuliah 5 LSiPro FT Untirta 3 rd Edition 2014 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memvalidasi MPS. Mahasiswa mampu memahami perencanaan kapasitas. Mahasiswa mampu memahami peran

Lebih terperinci

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK PT Gemilang Putra Mandiri Sejahtera (GPMS) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pakan ternak seperti ayam dan bebek yang berlokasi di Sukabumi. Saat ini perusahaan mengalami permasalahan

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN APLIKASI PERENCANAAN PRODUKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA CV. MITRA TECHNO SAINS BERBASIS WEB Kentdra Handyono 1) Sri Hariani Eko Wulandari 2) Rudi Santoso 3) S1 / Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PUPUK DENGAN METODE HEURISTIK SILVER MEAL GUNA MEMINIMALKAN BIAYA PADA PT.KUSUMA DIPA NUGRAHA DI MOJOKERTO

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PUPUK DENGAN METODE HEURISTIK SILVER MEAL GUNA MEMINIMALKAN BIAYA PADA PT.KUSUMA DIPA NUGRAHA DI MOJOKERTO PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PUPUK DENGAN METODE HEURISTIK SILVER MEAL GUNA MEMINIMALKAN BIAYA PADA PT.KUSUMA DIPA NUGRAHA DI MOJOKERTO SKRIPSI OLEH : YUSUF BAKHTIAR NPM : 0732 010138 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

REZAFANI ALFIN NPM

REZAFANI ALFIN NPM PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI KURSI DENGAN METODE ROUGHT CUT CAPACITY PLANNING ( RCCP ) DI PT. KHARISMA ESA ARDI--SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh : REZAFANI ALFIN NPM.0732010101 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Model persediaan sederhana sering mengasumsikan bahwa keseluruhan pesanan atau order diterima ke dalam persediaan atau inventori pada suatu waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam situasi perekonomian yang masih dilanda krisis ekonomi seperti di Indonesia ini, maka setiap perusahaan harus dapat menentukan strategi operasi perusahaannya

Lebih terperinci

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016 EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ Chella Masquita Febilia 1 dan Dyah Febriantina Istiqomah 2 1 Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 12-16, Malang 65145,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PETI ALUMUNIUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERMINTAAN MELALUI OPTIMALISASI JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT.

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PETI ALUMUNIUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERMINTAAN MELALUI OPTIMALISASI JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT. ISSN 2338-8102 PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PETI ALUMUNIUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERMINTAAN MELALUI OPTIMALISASI JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT. BJK Harini FT. Universitas 17 Agustus 1945 E-mail: harini_rahardjo@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menyebabkan munculnya persaingan industri yang semakin ketat. Banyaknya industri yang menghasilkan produk serupa mengakibatkan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material

Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material Perjanjian No. III/LPPM/2015-02/1-P Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material Disusun Oleh: Y M Kinley Aritonang, Ph.D Alfian, ST., MT Dr.

Lebih terperinci