I HOPE YOU RE DOING FINE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I HOPE YOU RE DOING FINE"

Transkripsi

1 I HOPE YOU RE DOING FINE Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Nama Mahasiswa: Dessy Safira Nama Pembimbing: Drs. Asmudjo Jono Irianto, M.Sn Program Studi Sarjana Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Kata Kunci : Bahasa tanda, duka, instalasi keramik, katarsis Abstrak Duka merupakan hal universal yang dapat dialami oleh siapapun dalam kehidupannya, hal ini dapat timbul melalui peristiwa kehilangan atas sesuatu maupun seseorang baik secara psikis maupun fisik. Terdapat lima tahapan yang akan dilalui oleh seseorang ketika mengalami peristiwa kehilangan, dan tahapan terakhir adalah penerimaan. Menerima bukan berarti melupakan keberadaan orang yang sudah tiada, melainkan mengikhlaskan, dan mengirimkan doa kepada orang tersebut agar ia dapat beristirahat dengan tenang. Melalui karya ini, penulis menyampaikan gagasannya atas tahap penerimaan yang tengah dilaluinya melalui media instalasi keramik dengan pendekatan seni sebagai bahasa tanda. Pemilihan keramik sebagai medium utama karena dapat mewakili sifat manusia yang kuat namun rapuh di saat yang bersamaan. Karya ini merupakan manifestasi dari fungsi katarsis yang digunakan oleh penulis dalam penerimaannya atas rasa kehilangan. Abstract Grief is an universal thing that can be experienced by anyone in their life, it can be triggered through loss on something or someone both psychologically and physically. There are five stages of grief that will be passed by a person who suffered loss, and the last stage is acceptance. Accepting does not mean to forget the person who s already gone, but wholefully letting go and send prayers to the person, so that he d rest in peace. Through this work the author tries to convey her ideas on the stage of acceptance she currently embraces, through ceramic installation and using art as a sign language as the approach. Ceramic is being chosen as the main medium, because it could represent humans nature which is strong yet fragile at the same time. This work is a manifestation of cathartic function used by the author in her journey to accept and let go of these circumstances. 1. Pendahuluan Dalam kehidupan manusia, selalu ada rasa suka dan duka yang terjadi tanpa menghilangkan salah satu dari dua hal tersebut. Duka merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari fase kehidupan setiap manusia, ia merupakan hal universal yang dapat dialami oleh hampir setiap orang, akan tetapi dalam porsi dan kasus yang berbeda-beda. Rasa ini dapat timbul melalui peristiwa kehilangan atas sesuatu maupun seseorang baik secara psikis dan fisik. Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Potter & Perry, 2005). Pengalaman kehilangan bisa saja terjadi secara bertahap ataupun mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya, dan dapat menjadi sebuah pengalaman yang traumatik ataupun tidak. Pengalaman kehilangan akan suatu hal dapat terjadi secara sebagian atau keseluruhan, hal yang hilang tersebut

2 bisa saja kembali ataupun tidak. Dampak yang ditimbulkan dari peristiwa kehilangan berbeda bagi setiap individu, karena manusia memiliki kondisi psikologis yang bersifat unik dan tidak dapat dianggap sama rata antara satu individu dengan yang lainnya. Kehilangan seseorang yang dicintai dan berarti adalah satu jenis pengalaman kehilangan yang paling mengganggu dan dapat membuat seseorang menjadi tidak stabil secara emosional. Kematian seseorang yang dicintai adalah suatu beban yang ditanggung orang yang ditinggalkan sepanjang hidupnya. Berangkat dari pengalaman pribadi penulis atas duka karena kematian sosok yang penting pada hidupnya yaitu ayah kandung penulis. Peristiwa tersebut memiliki dampak yang besar dan menjadi titik balik dalam kehidupan penulis di mana segala hal terlihat tidak sama tanpa keberadaannya. Kehilangan sosok ayah yang sangat dicintai membawa dampak yang sangat besar bagi kondisi penulis, di mana ia merasa rapuh secara emosional karena hal yang terjadi secara tiba-tiba sehingga tidak ada persiapan dalam diri penulis untuk memahami peristiwa ini. Merupakan hal yang berat untuk dapat penulis hadapi saat hilangnya seseorang yang memiliki pengaruh besar dalam hidup penulis dan anggota keluarga lainnya. Akan tetapi penulis menyadari bahwa ia tidak dapat larut dalam duka dan harus tetap melanjutkan hidup dan menerima keadaan karena dunia tetap harus berputar pada porosnya. Bukan jalan yang mudah bagi penulis untuk menerima keadaan yang telah terjadi karena ada kalanya duka tetap muncul ketika memori yang dimiliki bersama orang tersebut ditarik kembali sehingga menimbulkan emosi-emosi yang tidak stabil. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan berbagai fase di mana terjadi pergolakan secara emosional, penulis kini tengah berada pada tahap penerimaan dan pengikhlasan atas kepergian almarhum. Bagi penulis, menerima bukan berarti melupakan keberadaan orang tersebut yang sudah tidak ada secara fisik, melainkan tidak lagi marah dengan keadaan, berdamai serta membangun kembali diri yang rapuh dengan cara mengikhlaskan dan mengirimkan doa kepada orang tersebut agar ia dapat beristirahat dengan tenang. Keadaan yang seperti ini mendorong penulis untuk mencari tempat di mana ia dapat menyampaikan pemikirannya atas penerimaan dalam situasi di atas, yaitu melalui karya seni. Melalui karya ini, penulis ingin memperkuat rasa penerimaan yang tengah dialaminya, karena terdapat sebuah idiom, seeing is believing, yang berarti bahwa dengan melihat kita dapat mempercayai sesuatu. Kehadiran artefak karya seni secara fisik yang memiliki fungsi katarsis ini dapat membuat penulis untuk lebih meyakini bahwa ia berada dalam tahap penerimaan adalah suatu hal yang nyata. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 2

3 2. Proses Studi Kreatif Gambar 2.1 Alur kerja (Sumber: Penulis) Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 3

4 3. Hasil Studi dan Pembahasan Dessy Safira Dalam karya Tugas Akhir ini, penulis ingin memvisualisasikan tahap terakhir dari five stage of grief oleh Kubler Ross, yaitu acceptance atau penerimaan sebagai situasi yang tengah dialami oleh penulis sebagaimana yang telah dijelaskan pada latar belakang sebelumnya. Penerimaan bagi penulis bukan berarti melupakan keberadaan orang tersebut yang sudah tidak ada secara fisik, melainkan tidak lagi marah dengan keadaan, berdamai dengan cara mengikhlaskan dan mengirimkan doa kepada orang tersebut agar ia dapat beristirahat dengan tenang. Hal ini akan disampaikan melalui medium instalasi keramik. Keramik dipilih sebagai medium utama karena dapat mewakili sifat manusia yang kuat namun rapuh di saat yang bersamaan, selain itu keramik juga memiliki proses perjalanan yang panjang dari awal pengolahan tanah liat hingga pembakaran menjadi keramik, ia memiliki sifat yang serupa dengan proses penerimaan di mana penulis menjadi pribadi yang lebih kuat secara emosional setelah mengalami tahapan-tahapan dalam duka. Dengan karya instalasi penulis mengajak apresiator untuk masuk ke waktu dan ruang yang dikonstruksi oleh penulis. Ruang diciptakan seperti momen yang di pause (berhenti sementara) melalui pembacaan bahasa tanda dengan memunculkan objek-objek visual yang berkaitan dengan penerimaan. Objek visual dengan skala life size mengajak apresiator untuk ikut masuk ke dalam momen yang diciptakan. Dengan memasuki ruang tersebut, apresiator dapat berhadapan dengan karya dapat melihatnya melalui sudut pandang yang beragam. Pemilihan objek yang berada pada ruang instalasi berdasarkan dari bahasa tanda yang bersifat universal serta berasal dari pengalaman penulis. Pemunculan figur anak perempuan sebagai tokoh utama dari karya instalasi ini sebagai perwujudan diri penulis yang disederhanakan tengah menerbangkan keramik yang dibentuk menyerupai pesawat kertas berwarna putih. Kontras elemen warna bumi dan langit ditampilkan pada satu ruang instalasi bertujuan untuk membagi pembacaan karya menjadi dua bagian, yaitu bagian bawah yang diberikan nuansa warna coklat yang ditandakan sebagai tempat di mana yang hidup berada dan warna putih sebagai kedudukan dunia atas sebagai tempat yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi, yaitu nirwana atau surga yang diyakini merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang telah pergi. 3.1 Proses Pembuatan Karya Pembuatan karya ini melalui serangkaian proses yang panjang. Penggagasan ide serta konsep visual pun tidak lepas dari kecenderungan berkarya penulis selama beberapa tahun ke belakang. Dari keseluruhan proses tersebut, pada akhirnya disimpulkan menjadi sebuah kesatuan yang merupakan karya tugas akhir penulis. Proses pembuatan karya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sketsa instalasi, figur anak perempuan dan pesawat kertas. Proses pengerjaan figur anak perempuan pada karya ini dimulai dari sketsa yang bersumber dari foto-foto masa kecil penulis. Sketsa ini dipergunakan untuk mengolah kembali imej dari diri penulis dengan menyederhanakan bentuk dan menjadi acuan dalam pengerjaan figur tiga dimensi. Visual yang disederhanakan ini bermaksud untuk menyampaikan gagasan bahwa anak-anak adalah sosok manusia yang sederhana dan jujur. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 4

5 Dessy Safira Gambar Sketsa rancangan instalasi Figur anak perempuan dieksekusi menggunakan tanah jenis earthenware yang telah diolah sebelumnya dengan penambahan mangan iron oxide, dan bubur kertas sehingga menghasilkan tanah yang kuat dan memiliki karakter warna coklat tua. Teknik cetak tekan dipilih dalam membangun figur anak perempuan karena secara teknis membangun tanah liat dengan cara menekan dari dalam mendukung gagasan penulis untuk menyampaikan kondisi penulis yang dapat bertahan dengan situasi duka melalui tekanan batin dari dalam diri penulis. Gambar Proses membuka hasil cetak tekan Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 5

6 Dessy Safira Pesawat kertas dieksekusi menggunakan tanah jenis stoneware komersial dengan kode STW-5 yang telah dicampur dengan bubur kertas, zyrconium silicate, whiting, bentonite, dan kaolin sehingga ia memiliki warna putih, lebih kokoh, dan dapat dipipihkan melalui teknik slabbing yang tipis, mendekati karakter kertas. Terdapat dua jenis pesawat kertas, yaitu pesawat kertas yang digantung, dan pesawat kertas yang belum dilipat. Pada pesawat kertas yang belum dilipat, ditulis secara manual kata I hope you re doing fine dengan menggunakan enamel keramik berwarna hitam. Gambar Pesawat kertas yang dilipat Gambar Pesawat kertas yang belum dilipat Selain pesawat kertas, terdapat pula alat tulis dari keramik stoneware yaitu pena dan botol tinta yang dikerjakan dengan teknik handbuilding sebagai elemen pelengkap yang diletakkan di atas meja kayu bersama dengan pesawat kertas yang telah ditulisi. Menimbulkan kesan bahwa pesawat tersebut telah ditulis dengan menggunakan alat tulis yang diletakkan di atas meja. 3.2 Tinjauan Karya Karya seni instalasi terdiri dari beberapa elemen objek, yaitu figur anak perempuan, pesawat kertas, pesawat kertas yang belum dilipat, meja, kursi, dan alat tulis. Karya ini menggambarkan sebuah situasi di mana figur anak perempuan yang sedang berdiri di atas meja kayu menerbangkan sejumlah pesawat kertas. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 6

7 Dessy Safira Gambar Visualisasi karya akhir. Kontras elemen warna bumi dan langit ditampilkan pada satu ruang instalasi bertujuan untuk membagi pembacaan karya menjadi dua bagian, yaitu bagian bawah dan bagian atas. Lantai ruang display, meja dan kursi kayu, serta figur anak perempuan yang diberikan nuansa warna coklat menandakan sebagai tempat di mana yang hidup berada. Warna putih pada pesawat yang diterbangkan menandakan kedudukan dunia atas sebagai tempat yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi, yaitu nirwana atau surga yang diyakini merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang telah pergi. Figur anak perempuan yang tengah berdiri di atas meja dalam karya ini diasosiasikan sebagai sosok penulis yang secara bentuk merupakan penyederhanaan dari diri penulis ketika masih kecil. Visual yang disederhanakan ini bermaksud untuk menyampaikan gagasan bahwa anak-anak adalah sosok manusia yang sederhana dan jujur. Berdasarkan pengalaman penulis, sedewasa apapun seorang anak, orang tua akan selalu menganggap dirinya anak-anak, dan begitu pula ketika sedewasa apapun seorang anak ketika dihadapkan dengan orang tuanya, sifat anak-anak pada diri mereka akan muncul kembali. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 7

8 Gambar IV.2 I Hope You re Doing Fine, detail I Penyederhanaan diaplikasikan dalam karya ini dikarenakan dari awal mulai berkarya penulis sudah berkecenderungan untuk menyederhanakan bentuk dari alam sekitarnya. Sosok anak-anak digunakan karena dimaknai sebagai sosok yang jujur dalam mengutarakan perasaannya, juga digambarkan dengan tidak memiliki mulut karena bagi penulis mulut adalah salah satu instrumen tubuh yang paling mudah untuk berbohong. Sosok anak perempuan ini berkomunikasi dengan sekitarnya melalui bahasa tubuhnya, karena bahasa tubuh dinilai lebih jujur dibandingkan dengan bahasa verbal. Gestur yang ditampilkan di karya ini, menunjukkan tangan anak perempuan yang sedang mengarahkan ke atas, sedang menerbangkan pesawat kertas. Gerakan menerbangkan pesawat kertas ini diperkuat dengan visual rambut dan rok yang tersibak. Figur anak perempuan yang secara teknik terbuat dari tanah earthenware yang berwarna coklat tua yang dipakai sebagai tanda untuk menyatakan posisinya yang berada di bumi. Terdapat dua jenis pesawat kertas yang ditampilkan, yaitu pesawat kertas yang belum dilipat, berbentuk lembaranlembaran keramik stoneware yang berwarna putih dan sejumlah pesawat kertas yang sudah terlipat sempurna yang digantung. Pesawat kertas pada karya merupakan bahasa tanda yang dimaknai sebagai sebuah media penyampai pesan yang berisikan doa serta harapan dari penulis, yang diwakilkan oleh sosok anak perempuan, kepada sosok yang sudah tiada, yaitu ayah penulis. Material keramik dipilih karena ia dapat mewakilkan perasaan serta doa yang kuat, seperti halnya sifat dasar keramik itu sendiri. Warna putih pada pesawat yang diterbangkan menandakan kedudukan dunia atas sebagai tempat yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi, yaitu nirwana atau surga yang diyakini merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang telah pergi. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 8

9 Pemilihan bentuk pesawat kertas dipilih penulis karena berdasarkan ingatan masa kecil penulis, di mana dahulu ia menggunakan pesawat kertas sebagai media penyampai pesan, dengan menuliskan secarik pesan di dalam pesawat kertas dan diterbangkan kepada temannya di dalam ruang kelas. Secara pembacaan simbol universal, pesawat kertas memiliki muatan tanda sebagai sebuah bentuk harapan. Gambar IV.3 I Hope You re Doing Fine, detail II Sejumlah pesawat kertas yang sudah terlipat sempurna digantung dan disusun dari tengah ruangan menuju pada satu titik tujuan ke atas menandakan bahwa pesawat kertas yang berisi doa-doa tersebut diterbangkan menuju nirwana atau surga yang diyakini merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang telah pergi. Jumlah angka pesawat kertas yang digantung tidak berkaitan langsung dengan gagasan yang disampaikan, tetapi melalui pertimbangan estetis agar mendapatkan komposisi ruang yang seimbang. Terdapat sebuah meja dan sebuah kursi yang terbuat dari kayu. Di atas meja terdapat pula satu buah pena, botol tinta, dan lempengan pesawat yang belum dilipat yang terbuat dari keramik stoneware berwarna putih. Meja dan kursi bermaterial kayu dipilih karena warna kayu yang coklat alami mendukung dan menambah kesan posisi sosok anak perempuan yang berada di bumi. Penempatan posisi kursi berada di belakang meja, menyiratkan tanda bahwa anak perempuan tersebut pertama-tama menulis surat dengan pena dan botol tinta yang terletak di atas meja dalam posisi duduk, kemudian berdiri di atas meja untuk berada pada posisi yang lebih tinggi karena akan menerbangkan pesawat kertas yang berisi harapannya ke atas. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 9

10 Gambar IV.4 I Hope You re Doing Fine, detail III Pesawat kertas yang belum dilipat terletak di atas meja dan di dalamnya terdapat tulisan berwarna hitam, I Hope you re doing fine, yang berarti aku harap kau baik-baik saja, merupakan doa yang disampaikan oleh penulis. Karakter tulisan tegak bersambung dengan tinta hitam yang tegas menandakan bahwa penulis memanjatkan doa-doa dengan perlahan dan penuh keseriusan seperti yang dibutuhkan saat menulis yang diharapkan dapat membawa beliau ke tempat yang lebih indah dan bersifat kekal, seperti sifat tinta yang tidak dapat dihapus. Keberadaan lempengan yang telah ditulisi ini bertujuan untuk mengarahkan persepsi apresiator untuk membaca pesawat kertas yang tengah diterbangkan membawa pesan yang sama, tanpa harus menulis di atasnya. 3. Penutup / Kesimpulan Karya tugas akhir ini berangkat dari pengalaman pribadi penulis atas duka karena kehilangan sosok yang penting pada hidupnya yaitu ayah kandung penulis. Peristiwa tersebut memiliki dampak yang besar dan menjadi titik balik dalam kehidupan penulis di mana segala hal terlihat tidak sama tanpa keberadaannya. Hal ini menjadi penting untuk diangkat dalam karya karena duka adalah hal universal yang dapat dialami oleh hampir setiap orang, akan tetapi dalam porsi dan kasus yang berbeda-beda. Penulis menyadari bahwa seseorang tidak boleh larut dalam duka terlalu lama, karena hal ini akan berdampak negatif terhadap emosi dan perilaku seseorang yang akan membawa kepada permasalahan psikis yang lebih besar. Penulis menggunakan karya ini sebagai katarsis untuk memperkuat diri dalam meyakini bahwa ia tengah berada dalam tahap penerimaan atas duka yang dialaminya. Permainan tanda yang dirangkai dalam bentuk instalasi mengajak apresiator untuk tergugah secara estetis. Secara teknis, masih terdapat banyak kekurangan penulis dalam penanganan karya, terutama pada pengolahan material tanah liat. Karya figur keramik yang relatif besar juga mendapatkan beberapa gangguan teknis yang sulit diprediksi dalam mempresentasikan karya. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 10

11 Diharapkan untuk kedepannya, penulis akan lebih banyak melakukan percobaan dalam pengolahan material dan lebih kritis dalam pertimbangan teknik presentasi karya, serta tetap dapat menjadikan seni sebagai salah satu solusi dalam menangani sebuah masalah. Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Bapak Drs. Asmudjo Jono Irianto, M.Sn. Daftar Pustaka Atkins, Robert Artspeak. New York: Abbeville Press, Inc Mcniff, Shaun Art Heals: How Creativity Cures the Soul. Boston: Shambala Publications, Inc Moran, Lisa & Sophie Byrne What is Installation?. Dublin: Irish Museum of Modern Art Rhodes, Daniel Clay and Glazes for the Potter. London: Pitman Publishing Limited Taylor, Louisa Ceramics: Tools and Techniques for the Contemporary Maker. Singapore: Words and Visuals Press Pte Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 11

GAMBAR TERAPI DALAM LABIRIN: DIANTARA RUANG

GAMBAR TERAPI DALAM LABIRIN: DIANTARA RUANG Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain GAMBAR TERAPI DALAM LABIRIN: DIANTARA RUANG Almira Timanta Ginting Suka Aminudin T.H Siregar M.Sn Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR

PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR Hilma Sophia Aminudin TH Siregar, M.Sn Program Studi Sarjana Seni Rupa Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA 3.1 Gagasan Karya Setelah melihat fenomena-fenomena pada bab sebelumnya, maka gagasan karya penulis ini muncul sebagai ungkapan mengkritisi fenomena-fenomena tersebut.

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Nama Mahasiswa : Wingki Adhi Pratama Nama Pembimbing : Drs. Tisna Sanjaya, M.Sch. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,

Lebih terperinci

DIALOG ANTARA AKU, TUHAN, DAN KELUARGAKU

DIALOG ANTARA AKU, TUHAN, DAN KELUARGAKU DIALOG ANTARA AKU, TUHAN, DAN KELUARGAKU Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Thariq Danumaya Aminudin TH. Siregar, M.Sn Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Semua orang di dunia ini pasti akan membutuhkan teman atau seseorang yang dapat diajak untuk berbagi. Berbagi semua pengalaman yang baik maupun yang buruk.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 145 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan (Patung Tokoh Seniman Popo Iskandar, Barli Sasmitawinata, Ibing Kusmayatna, Darso, dan Asep Sunandar Sunarya) adalah judul yang penulis buat dalam skripsi

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin terdengar biasa di telinga, sebutan yang sepintas telah biasa didengar di berbagai tempat

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN

PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN Emiria Larasati Drs. Adhi Nugraha, MA, Ph.D Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

AKU, SAYA DAN DIRIKU. Abstrak. Abstract. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : boneka, ekspresi diri, introversi, introvert

AKU, SAYA DAN DIRIKU. Abstrak. Abstract. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : boneka, ekspresi diri, introversi, introvert AKU, SAYA DAN DIRIKU Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Chany Foresty Drs. Asmudjo Jono Irianto Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: rolandoleia@gmail.com

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB 4 TINJAUAN KARYA GATHERING

BAB 4 TINJAUAN KARYA GATHERING BAB 4 TINJAUAN KARYA GATHERING 4.1 Konfigurasi Karya 1 Konfigurasi 1 terdiri dari tujuh figur yang diletakkan melingkar mengitari ruang galeri. Masing-masing figur menghadap ke bagian tengah ruangan. Figur-figur

Lebih terperinci

SKETSA INTERIOR Pentingnya Sketsa Interior

SKETSA INTERIOR Pentingnya Sketsa Interior SKETSA INTERIOR Pentingnya Sketsa Interior Ruang adalah sebagai wadah dari objek-objek yang adanya dapat dirasakan secara objektif, dibatasi baik oleh elemen-elemen buatan seperti garis, dan bidang maupun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN KERETA RESTORASI PADA KERETA API JARAK JAUH

PENGEMBANGAN DESAIN KERETA RESTORASI PADA KERETA API JARAK JAUH JurnalTingkat Sarjana Senirupa dan Desain PENGEMBANGAN DESAIN KERETA RESTORASI PADA KERETA API JARAK JAUH Sigit Sembada Sutasman Dr. Martinus Pasaribu, M.Sn. ProgramStudiSarjanaDesain Produk, Fakultas

Lebih terperinci

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D. Bab 2 Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D) Peta Materi Pengertian Jenis Karya Berkarya Seni Rupa 3 D Simbol Karya Nilai Estetis Proses Berkarya 32 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Setelah mempelajari Bab 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan BAB V KONSEP PERANCANGAN A. Ide dan Gagasan Perancangan Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan media promosi, sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD

Lebih terperinci

ABSTRACT. cemetery needs as an affection and a respect to them. For that, it s necessary for a place where

ABSTRACT. cemetery needs as an affection and a respect to them. For that, it s necessary for a place where ABSTRACT Death is a path from life. For someone who passed away, family must prepare for all the cemetery needs as an affection and a respect to them. For that, it s necessary for a place where can give

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Definisi Publikasi Publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan suatu karya yang telah diciptakan agar diketahui publik. Pengumuman tersebut dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia, salah satunya adalah dengan sistem

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

V. PENUTUP. A. Kesimpulan. penciptaan seni saya yaitu sebagai media berkomunikasi dan pembebasan diri dari

V. PENUTUP. A. Kesimpulan. penciptaan seni saya yaitu sebagai media berkomunikasi dan pembebasan diri dari V. PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui proses penciptaan karya seni yang cukup panjang ini banyak hal yang saya temukan, mulai bagaimana saya mengenali tipe kepribadian saya, menemukan hal-hal yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan proses manual di zaman yang serba digital seperti sekarang ini. Kita tidak dapat mengelak,

Lebih terperinci

LANSEKAP VIRTUAL BANDUNG

LANSEKAP VIRTUAL BANDUNG LANSEKAP VIRTUAL BANDUNG Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Nama Mahasiswa Ahmad Nursalim Nama Pembimbing Agung Hujatnika, M. Sn. Program Studi Sarjana Seni Rupa Studio Intermedia, Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

MONOLOG WAJAH. Pendahuluan. Kata Kunci : Drawing, Mimik, Monolog

MONOLOG WAJAH. Pendahuluan. Kata Kunci : Drawing, Mimik, Monolog MONOLOG WAJAH Misha Ahmad Azizia Misha Ahmad Azizia Tisna Sanjaya, M.Sn Program Studi Sarjana Seni Rupa Studio Grafis, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: mishaahmad@yahoo.com Kata Kunci :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya BAB III METODE PENCIPTAAN Pengolahan ide berkarya adalah proses pengolahan konsep, selanjutnya terwujudkan kedalam sebuah karya yang dimulai dengan mengolah rasa, kepekaan, memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, kursi ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu konsep dalam proses perancangan sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan yang saya buat agar bisa menaikkan pangsa pasar clas mild dan bisa mempromosikan band band lokal agar bisa menjadi band nasional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain. II. METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan sebuah desain produk, diperlukan teori-teori yang mendukung jalannya proses tersebut. Teori-teori tersebut diperlukan guna menilik

Lebih terperinci

LAIN DULU, LAIN SEKARANG

LAIN DULU, LAIN SEKARANG Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa LAIN DULU, LAIN SEKARANG Siti Nur Fauziana Drs. Asmudjo Jono Irianto., M.Sn. Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: snfauziana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis

BAB III. A. Implementasi Teoritis BAB III A. Implementasi Teoritis Penciptaan karya seni merupakan usaha untuk merealisasikan suatu keinginan, pikiran, perasaan dan sebuah harapan tertentu yang ada dalam batin seniman yang diwujudkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses keadaan berada atau berlangsung. Manusia modern menganggap waktu adalah hal yang berharga, setiap aktifitas

Lebih terperinci

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Pendidikan karakter di Indonesia sedang marak dibicarakan dan menjadi sebuah tanggung jawab kita semua. Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Perancangan sign system dan media informasi pada Museum Geologi Bandung dibuat dengan dilatarbelakangi oleh data-data yang nyata

Lebih terperinci

BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE

BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE Tania Andina Kardin Deni Yana, S.Sn, M.sn Program Studi Sarjana Kriya Keramik, Fakultas

Lebih terperinci

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI. 1. Pendahuluan. Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi.

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI. 1. Pendahuluan. Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi. STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI Nama Mahasiswa : Satrio Yudho P. Nama Pembimbing : Oco Santoso, M.Sn. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN. 1. Ide Desain Ide dari desain mebel yang akan dibuat berangkat dari keinginan desainer untuk memberikan makna terhadap sebuah

KONSEP PERANCANGAN. 1. Ide Desain Ide dari desain mebel yang akan dibuat berangkat dari keinginan desainer untuk memberikan makna terhadap sebuah IV. KONSEP PERANCANGAN Dalam proses perancangan desain kursi ini, digunakan beberapa metode yang merujuk pada sebuah konsep perancangan. Sebuah konsep dalam proses perancangan dirasa sangat perlu agar

Lebih terperinci

Harits Rasyid Paramasatya Dr. Agung Hujatnika S.Sn, M.sn

Harits Rasyid Paramasatya Dr. Agung Hujatnika S.Sn, M.sn MENGENANG KHEM Harits Rasyid Paramasatya Dr. Agung Hujatnika S.Sn, M.sn Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: hrparamasatya@gmail.com

Lebih terperinci

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Bab 10 Pengembangan Sistem Multimedia Pokok Bahasan : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Tujuan Belajar : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat : Memahami

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Multimedia

Pengembangan Sistem Multimedia Pengembangan Sistem Multimedia Siklus Pengembangan Multimedia Pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembangan sistem multimedi, yaitu mendefinisikan masalah, studi kelayakan, melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas akhir ini dimulai dari ketertarikan saya terhadap material, yaitu tile. Tile merupakan salah satu jenis tekstil yang pada umumnya digunakan sebagai material untuk

Lebih terperinci

FORM AND STUCTURE SARANG BURUNG MANYAR SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI KERAMIK

FORM AND STUCTURE SARANG BURUNG MANYAR SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI KERAMIK FORM AND STUCTURE SARANG BURUNG MANYAR SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI KERAMIK PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Seni Prodi Seni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

VISUALISASI RASA SAKIT BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DALAM PENCIPTAAN KARYA KRIYA KULIT

VISUALISASI RASA SAKIT BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DALAM PENCIPTAAN KARYA KRIYA KULIT VISUALISASI RASA SAKIT BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DALAM PENCIPTAAN KARYA KRIYA KULIT PENCIPTAAN Damas Fajar Sangaji 0911497022 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA

Lebih terperinci

APLIKASI MOTIF DAN TEKSTUR EMBROIDERY PADA PEERANGKAT PENCAHAYAAN DENGAN MATERIAL BONE CHINA

APLIKASI MOTIF DAN TEKSTUR EMBROIDERY PADA PEERANGKAT PENCAHAYAAN DENGAN MATERIAL BONE CHINA APLIKASI MOTIF DAN TEKSTUR EMBROIDERY PADA PEERANGKAT PENCAHAYAAN DENGAN MATERIAL BONE CHINA Kania Diedra Ismi Dr. Ahadiat Joedawinata Program Studi Sarjana Kriya Keramik, Fakultas Seni Rupa dan Desain

Lebih terperinci

LAPORAN PENGANTAR TUGAS AKHIR SENI PATUNG SEMESTER I 2007/2008

LAPORAN PENGANTAR TUGAS AKHIR SENI PATUNG SEMESTER I 2007/2008 LAPORAN PENGANTAR TUGAS AKHIR SENI PATUNG SEMESTER I 2007/2008 KESENDIRIAN Oleh : Yusuf Ismail 17001022 Dosen Pembimbing : A. Rikrik Kusmara, M. Sn Program Studi Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain

Lebih terperinci

T E M A. widiantoro. Fakultas Arsitektur dan Desain. Progdi Desain Komunikasi Visual

T E M A. widiantoro. Fakultas Arsitektur dan Desain. Progdi Desain Komunikasi Visual T E M A dalam FOTOGRAFI b@yu widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain TEMA Adalah panduan utama di dalam menentukan obyek dan cara selanjutnya di dalam bidang apapun TEMA

Lebih terperinci

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur,

Lebih terperinci

2. Sejarah Desain Interior

2. Sejarah Desain Interior 1. Pengertian Interior Menurut Francis D. K. Ching (Chng & Binggeli, 2012) interior desain adalah Interior design is the planning, layout, and design of the interior spaces within buildings. These physical

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Lesson 31: Interrogative form of Will Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Reading (Membaca) Will it be sunny tomorrow? ( Apakah akan cerah besok?) Will you lend her the car? (Apakah kamu akan

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Ide / GagasanDesain 1. Ide Desain Dalam Karya Desain ini, saya akan merealisasikannya ke dalam bentuk sebuah Buku Biografi, dimana di dalamnya terdapat Karya Karya illustrasi

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya Ide awal penciptaan karya ini berangkat dari rangsangan visual alam bawah sadar ketika berada dalam kondisi psikologi cemas. Kondisi psikologi cemas

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya merupakan suatu pola dari keseluruhan keyakinan dan harapan yang dipegang teguh secara bersama. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat adalah merupakan wujud ideal

Lebih terperinci

REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA

REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA Nama Mahasiswa : Della Aprilia Lestari Art Nama Pembimbing : Dr. Nuning Y. Damayanti, Dipl. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA

PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA Ignatius Deo Grasianto ; Dra. Dona Saphiranti, MT. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN : MANTRA UNTUKKU

PENGUNGKAPAN : MANTRA UNTUKKU Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain PENGUNGKAPAN : MANTRA UNTUKKU Edrike Joosencia Widjojo Dikdik Sayahadikumullah, M. Sn. Program Studi Sarjana Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Lebih terperinci

TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK

TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK Banyak istilah keramik seperti gerabah, pottery, terracotta, stoneware, porselin dan lainnya. Keramik merupakan semua barang yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Nelson Mandela 1960 Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Nelson Mandela 1960 Sumber: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nelson Mandela adalah Presiden pertama Afrika Selatan dari ras kulit hitam periode 1994-1999 dan juga pemimpin pergerakan kebebasan yang telah menginspirasi jutaan manusia

Lebih terperinci

penerima terhadap pengirim mempengaruhi pemikiran penerima. Proses komunikasi dimulai ketika pengirim memilih kata kata, gambar, simbol yang tepat unt

penerima terhadap pengirim mempengaruhi pemikiran penerima. Proses komunikasi dimulai ketika pengirim memilih kata kata, gambar, simbol yang tepat unt BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Komunikasi Komunikasi adalah proses menyalurkan informasi, pertukaran ide atau proses untuk menghadirkan sebuah paham atau pemikiran antara pengirim dan penerima. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merdeka sudah hampir 68 tahun lamanya, untuk memperoleh sebuah kemerdekaan tersebut tidaklah mudah, sejarah panjang harus dilalui para pejuang kemerdekaan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN RENCANA PEMBELAJARAN MATA KULIAH : ILUSTRASI SEM: IV KODE : MKB07104 SKS : 3 JURUSAN : SENI RUPA MURNI DOSEN : Drs. Henri Cholis, M.Sn KOMPETENSI : Mahasiswa mampu menciptakan karya seni Ilustrasi dengan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat

BAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Ide Karya Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang menjadi serba praktis dan semakin individual, yang membuat teko menjadi sangat jarang digunakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain komunikasi visual merupakan disiplin ilmu yang berperan dalam penyampaian informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan menggunakan

Lebih terperinci

DESAIN INSTALASI PUBLIK INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN MUSIK UNTUK TAMAN MUSIK CENTRUM BANDUNG

DESAIN INSTALASI PUBLIK INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN MUSIK UNTUK TAMAN MUSIK CENTRUM BANDUNG Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain DESAIN INSTALASI PUBLIK INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN MUSIK UNTUK TAMAN MUSIK CENTRUM BANDUNG Aryo Pangestu Dr. Deddy Wahjudi, M.Eng Program Studi Sarjana Desain

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan mengenai limbah hingga saat ini masih marak terjadi dimana-mana akibat kurangnya kesadaran masyarakat akan pemanfaatan limbah dari produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

VISUALISASI KONSEP BULATAN DALAM PANDANGAN KOSMOLOGIS MELALUI RUPA INSTALASI KERAMIK

VISUALISASI KONSEP BULATAN DALAM PANDANGAN KOSMOLOGIS MELALUI RUPA INSTALASI KERAMIK VISUALISASI KONSEP BULATAN DALAM PANDANGAN KOSMOLOGIS MELALUI RUPA INSTALASI KERAMIK PENCIPTAAN Oleh: Apri Susanto NIM: 0911472022 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas (State Of The Art) Jenis karya seperti buku ilustrasi bergambar khusus anak sudah ada sebelumnya, bahkan sudah banyak yang memproduksinya. Banyak juga rupa, bentuk

Lebih terperinci

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Halaman 1 /. Tanggal Revisi : 12 Februari 2014 Tanggal Berlaku: 12 Februari 2014 A. SILABUS 1. IDENTITAS MATAKULIAH : 3. PENILAIAN : Fakultas IlmuPemerintahandanBudaya Kehadiran 10% Prog. Studi / Jenjang

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI KREATIF

BAB IV STRATEGI KREATIF BAB IV STRATEGI KREATIF IV.1. Konsep Visual Perancangan buku kreatif pengenalan meditasi bagi anak muda ini, didasari dengan keprihatinan akan kurangnya pengetahuan mengenai meditasi. Meditasi memiliki

Lebih terperinci

EKSPLORASI STRUKTUR DAN KOMBINASI MATERIAL PRODUK FURNITUR ROTAN

EKSPLORASI STRUKTUR DAN KOMBINASI MATERIAL PRODUK FURNITUR ROTAN Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain EKSPLORASI STRUKTUR DAN KOMBINASI MATERIAL PRODUK FURNITUR ROTAN Niken Yusnita Maharani Ir. Oemar Handojo, M.Sn Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas

Lebih terperinci

DIALOG BAHASA, RASA, DAN CITRA

DIALOG BAHASA, RASA, DAN CITRA DIALOG BAHASA, RASA, DAN CITRA Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Nama Mahasiswa: Nama Pembimbing: Dr. Nuning Yanti Damayanti, Dipl.Art Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan desain produk, diperlukan teori teori yang mendukung jalannya proses perancangan ini. Teori-teori tersebut diperlukan guna menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal manusia hadir di muka bumi, yang menjadi perbincangan manusia adalah mengenai kehidupannya. Manusia lahir di dunia ini sebagai seorang bayi, lalu tumbuh

Lebih terperinci

Mari Membaca. Ika Lestari Damayanti

Mari Membaca. Ika Lestari Damayanti Mari Membaca Ika Lestari Damayanti Brainstorming To get information from written sources To entertain yourself To meet someone s needs An activity which involves eyes, cognitive aspects, MEMBEDAKAN HURUF

Lebih terperinci

Analisis Cerpen Kartu Pos dari Surga

Analisis Cerpen Kartu Pos dari Surga Analisis Cerpen Kartu Pos dari Surga A. Unsur Interensik 1. Tema Tema cerpen Kartu Pos dari Surga adalah kepercayaan seseorang yang menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ulasan Tema Tema

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai BAB III A. Implementasi Teoritis Bunga merupakan bagian pada tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai pembiakan pada tanaman, juga dianggap

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis,

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Tipografi Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, proses perancangan dengan menggunakan huruf adalah tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci